bab ii tinjauan pustaka a....

33
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Motif atau motivasi berasal dari kata latin ‘moreve’ yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau ‘needs’ atau ‘want’, kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspon. Tanggapan terhadap kebutuhan tersebut dan hasilnya orang akan merasa puas. Apabila kebutuhan tersebut belum direspon atau dipenuhi, maka akan berpotensi untuk muncul kembali sampai terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan (Notoatmodjo, 2007). Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi tersebut ikut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah ‘motivasi’. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan tersebut berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dapat diartikan juga sebagai dorongan mental

Upload: hoangkhanh

Post on 03-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motif atau motivasi berasal dari kata latin ‘moreve’ yang berarti

dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku.

Motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau ‘needs’ atau ‘want’,

kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu ditanggapi

atau direspon. Tanggapan terhadap kebutuhan tersebut dan hasilnya orang

akan merasa puas. Apabila kebutuhan tersebut belum direspon atau

dipenuhi, maka akan berpotensi untuk muncul kembali sampai

terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan (Notoatmodjo, 2007).

Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi tersebut

ikut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi

internal tersebut adalah ‘motivasi’. Motivasi adalah dorongan dasar yang

menggerakan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan tersebut berada

pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang

sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Motivasi juga dapat dikatakan

sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan.

Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang

mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

ditetapkan sebelumnya. Dapat diartikan juga sebagai dorongan mental

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

11

terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat (Uno,

2008).

Menurut Purwanto (1998) motif adalah penggerak, alasan-alasan

atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang

berbuat sesuatu. Motif manusia merupakan dorongan, keinginan atau

tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam diri seseorang untuk

melakukan sesuatu. Motif-motif tersebut memberi tujuan dan arah kepada

perilaku manusia, juga kegiatan yang dilakukan setiap hari mempunyai

motif-motif tertentu.

Niewhof, dkk (2004) dalam tulisan Indie (2009), menggambarkan

motivasi sebagai “why” of human behavior, yang berarti bahwa motivasi

yang ada dalam diri seseorang merupakan satu dorongan dasar yang

menjadi alas an seseorang untuk memutuskan melakukan sesuatu atau

tidak.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi adalah suatu dorongan atau keinginan dalam diri manusia yang

menyebabkan individu melakukan sesuatu untuk memenuhi

kebutuhannya.

2. Konsep Motivasi

Menurut Notoatmodjo (2007), para ahli merumuskan konsep atau

teori tentang motivasi, diantaranya yaitu:

a. Teori Mc Clelland

Teori ini menjelaskan bahwa dalam diri manusia ada dua

motivasi, yakni motif primer atau motif yang yang tidak dipelajari, dan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

12

motif skunder atau motif yang dipelajari melalui pengalaman serta

interaksi dengan orang lain. Motif ini sering disebut dengan motif

sosial. Motif primer atau motif yang tidak dipelajari ini secara alamiah

timbul pada setiap manusia secara biologis, sehingga mendorong

seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan biologis seperti makan,

minum, seksualitas dan kebutuhan-kebutuhan biologis yang lain. Motif

skunder adalah motif yang ditimbulkan karena dorongan dari luar

akibat interaksi sosial. Motif sosial ini dapat dibedakan menjadi 3

motif yaitu:

1) Motif Berprestasi

Berprestasi adalah suatu dorongan yang ada pada setiap

manusia untuk mencapai hasil kegiatannya atau hasil kerjanya

secara maksimal. Dalam memperoleh hasil yang lebih baik

realitanya tidak mudah dan banyak kendala, oleh sebab itu perlu

dorongan untuk berusaha mengatasi kendala tersebut dengan

memelihara semangat belajar yang tinggi, sehingga motif

berprestasi adalah dorongan untuk sukses dalam situasi kompetisi

yang didasarkan kepada ukuran keunggulan dibanding dengan

standar ataupun orang lain.

2) Motif Berafiliasi

Motif berafiliasi adalah kebutuhan atau dorongan manusia

untuk menjadi bermakna interaksinya dengan manusia yang lain

(sosial). Agar kebutuhan berafiliasi ini terpenuhi, maka harus

menjaga hubungan baik dengan orang lain.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

13

3) Motif Berkuasa

Motif berkuasa adalah dorongan manusia untuk berusaha

mengarahkan perilaku seseorang atau manusia lain untuk mencapai

kepuasan melalui tujuan tertentu, seperti kekuasaan dengan cara

mengontrol atau mengawasi orang lain.

b. Teori Mc Gregor

Dalam penelitiannya, Mc Gregor menyimpulkan teori motivasi

itu dalam teori X dan Y. Teori ini didasarkan pada pandangan

konvensional atu klasik (teori X) dan pandangan baru atau modern

(teori Y). Teori X yang bertolak dari pandangan klasik ini bertolak dari

anggapan bahwa : 1) Pada umumnya manusia itu tidak senang bekerja;

2) pada umumnya manusia cenderung sesedikit mungkin melakukan

aktivitas atau bekerja; 3) pada umumnya manusia bersifat egois dan

kurang acuh terhadap organisasi. Oleh sebab itu, dalam melakukan

pekerjaan harus diawasi denga ketat.

Teori Y yang bertumpu pada pandangan atau pendekatan baru

ini beranggapan bahwa; 1) Pada dasarnya manusia itu tidak pasif,

tetapi aktif; 2) pada dasarnya manusia itu tidak malas kerja, tapi suka

bekerja; 3) pada umumnya manusia itu dapat berprestasi dalam

menjalankan pekerjannya; 4) pada umumnya manusia selalu berusaha

mencapai sasaran atau tujuan organisasi; 5) pada umumnya manusia

selalu mengembangkan diri untuk mencapai tujuan atau sasaran.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

14

c. Teori Herzberg

Teori motivasi ini dikenal dengan teori motivasi ‘dua faktor’

(Herzberg’s two factors motivation theory). Jadi menurut teori ini, ada

dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam tugas atau

pekerjaannnya, antara lain:

1) Faktor-faktor penyebab kepuasaan (Satisfierr) atau faktor

motivasional. Faktor ini menyangkut kebutuhan psikologis

seseorang seperti serangkaian kondisi intrinsik. Apabila kepuasaan

belajar tercapai, maka akan menggerakkan tingkat motivasi atau

kepuasan ini antara lain; prestasi (achievement), penghargaan

(recognition), tanggung jawab (responsibility), kesempatan untuk

maju (possibility of growth), dan pekerjaan itu sendiri (work).

2) Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (dissastifaction) atau

hygiene factor. Faktor ini menyangkut kebutuhan akan

pemeliharaan atau maintenance factor yang merupakan hakikat

manusia yang ingin memperoleh kesehatan badaniyah. Hilangnya

faktor-faktor ini akan menimbulkan ketidakpuasan bekerja

(dissatisfaction). Faktor higienes ini meliputi kondisi fisik

lingkungan (physical environment), hubungan interpersonal

(interpersonal relationship) kebijakan dan administrasi (policy and

administration), dan pengawasan (supervision), reward, dan

keamanan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

15

d. Teori Maslow

Teori motivasi ini merupakan lanjutan atau pengembangan dari

teori Eltom Mayo (1880-1949) dengan mendasarkan pada kebutuhan

manusia yang dibedakan antara kebutuhan biologis dan kebutuhan

psikologis, atau disebut kebutuhan materi (biologis) dan kebutuhan

non materi (psikologis). Maslow menyatakan bahwa kebutuhan

manusia secara hierarkis semuanya laten pada diri manusia. Kebutuhan

tersebut mencakup kebutuhan fisiologis (sandang pangan), kebutuhan

rasa aman (bebas cahaya), kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai

dan dihormati, dan kebutuhan aktualisasi diri. Teori ini dikenal sebagai

teori kebutuhan (needs) yang digambarkan seperti berikut:

Gambar 2.1 Hierarki kebutuhan Maslow (Sumber: Stephen P. Robbin, 1996:214 dikutip oleh Uno 2008)

Teori ini mempunyai makna serta peranan kognisi dalam

kaitannya dengan perilaku seseorang yang menjelaskan adanya

peristiwa internal yang terbentuk sebagai perantara dari stimulus tugas

dan tingkah laku berikutnya (Uno, 2008).

Aktualisasi Diri

Kebutuhan Fisiologis

Penghargaan/penghormatan

Rasa memiliki dan cinta/sayang

Perasaan aman dan nyaman

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

16

3. Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah

seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan

sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.

Dalam mencapai tujuan motivasi, maka setiap orang yang akan

memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar

belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan

dimotivasi (Purwanto, 2007).

4. Jenis Motivasi

Menurut Abraham C. dan Shanley F.(1999) dalam bukunya

Sunaryo (2004), jenis motivator secara umum adalah uang, penghormatan,

tantangan, pujian, kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang menarik,

jam kerja yang fleksibel, promosi, persahabatan, pengakuan, penghargaan,

kemandirian, lingkungan yang kreatif, bonus atau hadiah, ucapan

terimakasih, dan keyakinan dalam bekerja.

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar sangat penting bagi kehidupan seorang manusia, karena

manusia selain sebagai makhluk biologis, manusia merupakan makhluk

sosial dan budaya. Artinya manusia tidak mampu hidup sebagai manusia

jika ia tidak dididik atau diajar oleh manusia lain. Seperti contoh bayi yang

baru dilahirkan tidak mempunyai daya, sehingga membutuhkan bantuan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

17

orang dewasa yang lain agar mampu bertahan hidup. Selain itu bayi yang

baru dilahirkan memiliki beberapa naluri atau insting dan potensi-potensi

yang terbatas. Potensi-potensi bawaan itu tidak berkembang dengan baik

tanpa adanya pengaruh dari luar (Purwanto, 2007).

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, dan

ada juga kemungkinan untuk mengarah kepada tingkah laku yang lebih

buruk. Belajar juga merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui

latihan atau pengalaman (Purwanto, 2007). Dalam Wikipedia (2007),

Slavin (2000) mendefinisikan belajar merupakan akibat adanya interaksi

antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika

dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam

belajar yang penting adalah ‘input’ yang berupa stimulus dan ‘output’

yang berupa respon.

Uno (2008) menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu

pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu dan

lingkungannya. Belajar adalah proses perubahan perilaku atau pribadi

seorang berdasarkan interaksi antara individu dan lingkungannya yang

dilakukan secara formal, informal, dan nonformal.

Belajar adalah usaha memperoleh hal baru dalam tingkah laku

(pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai) dengan aktivitas

kejiwaan sendiri. Dari pernyataaan tersebut tampak jelas bahwa sifat khas

dari proses belajar adalah memperoleh sesuatu yang baru yang dahulu

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

18

belum ada, sekarang menjadi ada, yang semula belum diketahui, sekarang

diketahui, yang dulu belum dimengerti, sekarang dimengerti

(Notoatmodjo, 2003:37). Dijelaskan bahwa belajar pada hakikatnya adalah

penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan

psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia luar dan

hidup bermasyarakat (Notoatmodjo, 2007).

Dari beberapa definisi belajar diatas dapat dirumuskan bahwa

belajar adalah perubahan tingkah laku akibat dari adanya interaksi antara

stimulus dan respon akibat interaksi antara manusia (individu) dengan

lingkungannya, sehingga memperoleh sesuatu yang baru, baik sesuatu itu

yang bersifat positif (baik) maupun sesuatu yang negatif (jelek).

2. Ciri-ciri Kegiatan Belajar

Kegiatan belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh

siapa saja. Seseorang dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi

perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan

sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa

belajar mempunyai ciri-ciri, yaitu belajar adalah kegiatan yang

menghasilkan perubahan pada diri individu tersebut, baik aktual maupun

potensial, perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang

berlaku untuk waktu yang relatif lama, dan perubahan itu terjadi karena

usaha, bukan karena proses kematangan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

19

3. Konsep Proses Belajar

Teori proses belajar dapat dikelompokkan kedalam 2 (dua)

kelompok besar, yakni teori stimulus-respon yang kurang

memperhitungkan faktor internal dan teori transformasi yang

memperhitungkan faktor internal. Teori stimulus-respon ini apa yang

terjadi pada diri subjek belajar merupakan rahasia atau biasa disebut ‘black

box’. Belajar adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan menggabung-

gabungkan tanggapan dengan jalan mengulang-ulang. Tanggapan tersebut

diperoleh melalui pemberian stimulus atau rangsangan. Teori transformasi

yang berlandaskan pada psikologi kognitif seperti yang dirumuskan oleh

Neisser, bahwa proses belajar adalah transformasi dari masukan (input).

Kemudian input tersebut direduksi, diuraikan, disimpan, ditemukan

kembali, dan dimanfaatkan.

Para ahli psikologi kognitif menggunakan faktor eksternal dan

internal dalam mengembangkan teorinya. Mereka berpendapat bahwa

kegiatan belajar merupakan proses yang bersifat internal yang dipengaruhi

oleh faktor eksternal, seperti metode pembelajaran atau pengajaran. Proses

belajar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

20

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Skema 2.2. Faktor Eksternal dan Internal yang Mempengaruhi Peristiwa Belajar (Sumber Notoatmojo, 2007:41)

4. Teori-teori Belajar

Teori belajar yang merupakan hasil penyelidikan para ahli psikogi

dan ahli pendidikan antara lain (Purwanto, 2007) :

a. Teori Conditioning

1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

Menurut teori ini belajar adalah suatu proses perubahan

yang terjadi karena adanya syarat-syarat (condition) yang

kemudian menimbulkan reaksi (response). Segala tingkah laku

manusia tidak lain adalah hasil dari pada conditioning, yaitu hasil

latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang bereaksi terhadap

syarat-syarat atau perangsang-perangsang tertentu yang dialami

dialami di dalam kehidupannya.

2) Teori Conditioning dari Guthrie

Dalam teori ini Guthrie mengemukakan bahwa tingkah laku

manusia itu secara keseluruhan dapat dipandang sebagai deretan-

Peristiwa belajar

Persentuhan (contigultg)

Repetisi (Repetition)

Penguat (Reinforcement)

Keterampilan Intelektual

(Intelectual Skill)

Fakta Informasi (Factual

Information)

Strategi-strategi

(Strategies)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

21

deretan tingkah laku yang terdiri dari unit tingkah laku yang

berikutnya secara terus-menerus. Pada proses Conditioning ini

pada umumnya terjadi proses asosiasi antara unit-unit tingkah laku

satu sama lain yang beruntutuan. Ulangan-ulangan atau latihan-

latihan memperkuat asosiasi yang terdapat antar unit tingkah laku

yang satu dengan unit tingkah laku yang lainnya.

3) Teori Operant Conditioning

Teori ini merupakan penyempurnan dari teorinya Ivan

Pavlov dan John Watson, yang dikembangkan oleh Burhus Fredik

Skinner (1930), menurut pendapatnya belajar adalah proses

perubahan tingkah laku yang harus dapat diukur. Bila pembelajar

atau subjek (peserta didik) berhasil belajar, maka respon

bertambah, tetapi bila tidak belajar banyaknya respon berkurang,

sehingga secara formal hasil belajar harus bisa diamati dan diukur.

4) Teori Systematic Behavior oleh Clark C. Hull

Clark C. Hull mengemukakan teorinya, yaitu bahwa suatu

kebutuhan atau keadaan terdorong (oleh motif, tujuan, maksud,

aspirasi, ambisi) harus ada dalam diri seseorang yang belajar,

sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan

kebutuhan itu. Efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingakat

pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya

usaha belajar itu oleh respon-respon yang dibuat individu itu.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

22

Prinsip penguat menggunakan seluruh situasi yang

memotivasi, mulai dari dorongan biologis (kebutuhan utama

seseorang) sampai pada hasil-hasil yang memberikan ganjaran

(reward) misalnya: uang, perhatian, afeksi, dan aspirasi sosial

tingkat tinggi. Dua hal penting dalam proses belajar dari Hull

adalah adanya incentive motivation (motivasi insentif) dan drive

stimulus reduction (pengurangan stimulus pendorong).

b. Teori Conditioning of learning dari Robert M. Gagne

Menurut Gagne (1968) belajar memberi kontribusi terhadap

adaptasi yang diperlukan untuk mengembangkan proses yang logis,

sehingga perkembangan tingkah laku (behavior) adalah efek dari

belajar yang komulatif. Belajar bukan proses tunggal dan bersifat

kompleks, dalam teorinya ini Gagne mendefinisikan belajar adalah

mekanisme dimana seseorang menjadi anggota masyarakat yang

berfungsi kompleks. Kompetisi itu meliputi, skill, pengetahuan,

attitude (perilaku), dan nilai-nilai yang diperlukan oleh manusia,

sehingga belajar merupakan hasil dalam berbagai macam tingkah laku

yang selanjutnya di sebut kapasitas atau out come (Aderusliana, 2007).

c. Teori connectionism (Thorndike)

Proses belajar menurut Thorndike melalui dua proses

(Purwanto, 2007):

G. Trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan).

Menurut teori trial and error (mencoba-coba dan gagal) ini,

setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi baru akan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

23

melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba. Jika dalam

usaha mencoba-coba itu kebetulan ada perbuatan yang dianggap

memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan itu dipegangnya.

H. Law of effect;

Artinya bahwa segala tingkah laku yang berakibat suatu

keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan) akan diingat

dan dipelajari dengan baik dan dapat terlihat dalam hal memberi

penghargaan atau ganjaran dan juga memberi hukuman dalam

pendidikan. Adanya law of effect ini terjadi hubungan (connection)

atau asosiasi antara tingkah laku atau reksi yang dapat

mendatangkan sesuatu dengan hasilnya (effect).

d. Teori Belajar Menurut Gestalt

Setiap fenomena terdiri dari suatu kesatuan esensial yang

melebihi jumlah dari unsur-unsurnya, yang artinya bahwa keseluruhan

(gestalt) itu tidak sama dengan penjumlahan. Keseluruhan itu lebih

dari bagian-bagiannya. Dalam peristiwa belajar, keseluruhan situasi

belajar sangat penting karena belajar merupakan interaksi antara

subjek belajar dengan lingkungannya. Sehingga seseorang dikatakan

belajar apabila ia memperoleh pemahaman atau insight. Pemahaman

tersebut ditandai dengan adanya: 1) Perubahan yang tiba-tiba dari

keadaan yang tidak berdaya menjadi keadaan yang mampu menguasai

atau memecahkan masalah; 2) retensi yang baik; 3) peristiwa transfer.

Pemahaman yang diperoleh dari situasi, dibawa, dan dimanfaatkan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

24

atau ditransfer kedalam situasi lain yang mempunyai pola atau struktur

yang sama atau hampir sama secara keseluruhan.

Dari uraian tersebut dapat diambil disimpulkan bahwa menurut

teori ini, belajar adalah memberikan problem kepada subjek belajar

untuk dipecahkan dari berbagai macam segi (Notoatmodjo, 2007).

e. Teori Belajar Menghafal dan Mental Disiplin

Para ahli pendidikan membedakan teori belajar sebagai berikut

(Notoatmodjo,2007):

1) Teori Menghafal

Belajar adalah menghafal, dan menghafal adalah usaha

mengumpulkan pengetahuan melalui ‘pembeoan’ untuk kemudian

digunakan bila diperlukan. Orang yang sedang belajar dimiripkan

dengan burung beo, otak dipandang sebagai gudang kosong yang

perlu diisi dengan berbagai pengertian dan pengetahuan. Tugas

pengajar adalah memberikan pengertian yang sebanyak-banyaknya

tanpa memperhitungkan subjek belajar maupun fungsi dari

pengetahuan tersebut.

2) Teori Mental Disiplin

Menurut teori ini belajar diartikan mendisiplinkan mental.

Disiplin mental ini dapat diperoleh melalui latihan secara terus-

menerus, berencana, dan teratur. Manusia mempunyai beberapa

jenis daya, seperti daya pikir, daya fantasi, daya tangkap, daya

ingat, daya mengamati, dan sebagainya. Daya tersebut diperkuat,

dikembangkan dan dipertajam melalui latihan-latihan tertentu,

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

25

seperti menghafal untuk melatih daya ingat, dan melatih daya pikir

dengan mempelajari matematika, statistik, dan lain-lain. Dalam

melatih daya pikir ada 2 (dua) faktor penting.

a) Faktor Asah Otak

Semakin sering melatih daya pikir kita, maka daya pikir

yang sudah terlatih itu dapat digunakan untuk memecahkan

masalah apa saja yang ditemukandalam segala bidang

kehidupan.

b) Faktor Transfer

Dalam mempelajari sesuatu yang baru, akan

dipermudah dengan pengetahuan-pengetahuan yang

sebelumnya sudah dimiliki. Sehingga pengetahuan dan

ketrampilan yang akan diberikan kepada subjek belajar

hendaknya dapat di transfer dalam kehidupan atau pekerjaan

sehari-hari.

f. Teori Asosiasi ( Lock and Herbart)

Teori ini dirintis oleh John Lock dan Herbart. Menurut teori ini

belajar adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan menggabung-

gabungkan tanggapan dengan jalan mengulang-ulang. Tanggapan di

sini adalah suatu lukisan yang timbul dalam jiwa sesudah diadakan

pengamatan atau penginderaan. Tanggapan yang ada saling

berhubungan, sedangkan yang baru bertemu dengan cara bergabung

(mengasosiasikan diri) dengan tanggapan lama. Sehingga

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

26

menyebabkan adanya penarikan dari tanggapan-tanggapan yang sudah

ada (Aderusliana, 2007).

Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah mengulang-ulang di

dalam mengasosiasikan tanggapan-tanggapan, sehingga reproduksi

yang lain dalam ingatan. Konsekuensinya pengajar harus sebanyak

mungkin memberikan stimulus kepada subjek belajar untuk

menimbulkan respon. Makin banyak terjalin stimulus dan respon,

maka makin mendalam orang mempelajari sesuatu, dan makin banyak

stimulus maka makin banyak respon. (Aderusliana, 2007).

g. Teori Belajar Sosial (Social Learning)

Belajar sosial ini diartikan jika seseorang mempelajari

peranannya dan peran-peran orang lain dalam kontak sosial.

Selanjutnya orang tersebut akan menyesuaikan tingkah lakunya

dengan peran sosial yang telah dipelajarinya (Notoatmojo,2007).

Dalam tulisan Aderuslina (2007) teori belajar sosial ini dikembangkan

oleh Albert Bandura (1977) dan N.E Miller dan J. Dalard.

1) Teori Belajar oleh Albert Bandura

Teori belajar ini dikembangkan untuk menjelaskan

bagaimana orang belajar dalam seting yang alami atau lingkungan

sebenarnya. Dalam hipotesa A. Bandura menyatakan bahwa baik

dengan tingkah laku (behavior), lingkungan (environment), dan

kejadian-kejadian internal pada pembelajar yang mempengaruhi

persepsi dan aksi (perception) adalah merupakan hubungan yang

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

27

saling mempengaruhi (interlocking). Harapan dan nilai

mempengaruhi tingkah laku, tingkah laku sendiri sering dievaluasi,

bebas dari umpan balik lingkungan sehingga mengubah kesan-

kesan personal. Tingkah laku juga mengaktifkan kontingensi

lingkungan seperti; karakter fisik (ukuran), jenis kelamin, dan

atribut social yang menumbuhkanreaksi lingkungan yang berbeda

(Aderusliana, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2007) pengaruh tingkah laku model

terhadap tingkah laku peniru ini dibedakan menjadi 3 macam.

a) Efek modeling (Modelling Effect)

Peniru melakukan tingkah laku-tingkah laku baru

melalui asosiasi sehingga sesuai dengan tingkah laku model.

b) Efek Penghambat (inhibition) dan penghapus hambatan

(disinhibition)

Tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku

model dihambat timbulnya, sedangkan tingkah laku-tingkah

laku yang sesuai dengan tingkah laku model dihapuskan

hambatannya sehingga timbul tingkah laku nyata.

c) Efek Kemudahan (Facilitation Effect)

Tingkah laku-tingkah laku yang sudah pernah dipelajari

oleh peniru, lebih mudah muncul kembali dengan mengamati

tingkah laku model.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

28

2) Teori Belajar Sosial oleh N.E Miller dan J. Dallard

Menurut teori ini, tingkah laku manusia merupakan hasil

belajar, oleh karena itu, untuk memahami tingkah laku sosial dan

proses belajar social, kita harus mengetahui prinsip-prinsip belajar

antara lain; dorongan (drive), isyarat (cue), tingkah laku balas

(response), dan ganjaran (reward). Keempat prinsip ini saling

terkait dan saling dipertukarkan satu sama lain, yaitu dorongan

menjadi isyarat, isyarat menjadi ganjaran, dan seterusnya.

Dorongan adalah rangsangan yang sangat kuat terhadap

organisme (manusia) untuk bertingkah laku. Simulasi yang cukup

kuat pada umumnya bersifat bilogis seperti lapar, haus, seksualitas,

kejenuhan, dan sebagainya.

Isyarat adalah rangsangan yang menentukan bila dan

dimana suatu respon akan timbul dan terjadi. Isyarat dapat

disamakan dengan rangsangan diskriminatif . Dalam belajar sosial,

isyarat yang terpenting adalah tingkah laku orang lain, baik yang

langsung ditujukan kepada orang tertentu maupun yang tidak.

Tingkah laku balas (response) adalah tingkah laku yang

timbul pada hierarki bawaan tingkah laku tersebut. Setelah

beberapa kali terjadi hukuman, maka timbul tingkah laku balas

yang sesuai dengan faktor-faktor penguat tersebut. Dalam tingkah

laku sosial, seseorang tinggal meniru tingkah laku orang lain untuk

dapat memberikan respon yang tepat sehingga ia tidak perlu

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

29

membuang waktu untuk belajar dengan mencoba dan meralat.

Ganjaran adalah yang menetapkan apakah tingkah laku balas

diulang atau tidak dalam kesempatan yang lain.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Berhasil atau tidaknya belajar tergantung pada berbagai macam

faktor. Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi 2 golongan

(Purwanto, 2007).

a. Faktor Individual

Faktor individual adalah faktor yang ada pada diri organisme

atau seseorang itu sendiri, seperti:

1) Faktor Kematangan atau Pertumbuhan

Dalam proses belajar harusmemperhatikan kematangan

atau tingkat pertumbuhan dari pembelajar atau subjek, sebagai

contoh kita tidak dapat mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak

yang baru duduk di bangku sekolah menengah pertama,

dikarenakan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk

menerima pelajaran itu.

2) Faktor Kecerdasan atau Intelejensi

Taraf kecerdasan juga turut memgang peranan penting

dalam keberhasilan belajar, faktanya menunjukkan bahwa,

meskipun anak yang berumur 14 tahun keatas pada umunya telah

matang untuk belajar ilmu pasti , tetapi tidak semua anak pandai

dalam ilmu tersebut.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

30

3) Faktor Latihan

Semakin sering berlatih atau mengulang sesuatu, maka

kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki individu tersebut akan

semakin dikuasai. Sebaliknya tanpa latiahan pengalaman-

pengalaman yang telah dimilikinya dapat menjadi berkurang atau

hilang.

4) Faktor Motivasi

Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme

(individu) untuk melakukan sesuatu, sehingga seseorang tidak

mungkin berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya,

jika ia mengetahui seberapa penting dan manfaat yang akan dicapai

dari belajarnya.

5) Faktor Pribadi

Setiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadian masing-

masing yang berbeda antara individu yang satu dengan individu

yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada sedikit banyaknya

berperan dalam hasil belajarnya, seperti faktor fisik kesehatan, sifat

keras hati, berkemauan keras, tekun dalam usahanya, dan

sebagainya.

b. Faktor Sosial

Faktor sosial adalah faktor yang ada di luar individu meliputi:

1) Faktor Keluarga

Suasana dan keadaan keluarga yang beraneka macam turut

menentukan keberhasilan belajar anak-anak, termasuk ada tidaknya

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

31

atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam

belajar.

2) Guru dan Cara Mengajar

Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan

yang dimiliki guru, dan cara guru itu mengajar anak-anak didiknya

turut menentukan hasil belajar yang dapat dicapai anak.

3) Faktor Alat atau Fasilitas Pelajaran

Alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar,

dapat membantu dan mempermudah guru (pendidik) dalam proses

belajar mengajar di sekolah.

4) Faktor Motivasi Sosial

Motivasi sosial dapat timbul pada orang lain di sekitarnya,

seperti teman-teman sekolahnya, tetangga, dan saudara dekat.

Motivasi sosial ini dapat membangkitkan hasrat dan dorongan

untuk belajar lebih baik. Anak dapat menyadari apa gunanya

belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu.

5) Faktor Lingkungan dan Kesempatan

Faktor lingkungan di sini seperti jarak antara rumah dan

sekolah, jika jarak antara runah dan sekolah jauh yang memerlukan

waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan kelelahan pada

anak. Untuk faktor kesempatan seperti anak anak-anak yang tidak

dapat belajar dengan baik dan tidak dapat meningkatkan

belajarnya, akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh

pekerjan dan pengaruh lingkungan yang buruk.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

32

Belajar adalah suatu proses yang terdiri dari masukan (input) dan

hasil (output). Dalam hal ini belajar dapat dianalisis dengan pendekatan

analisis sistem sehingga dapat melihat berbagai faktor yang mempengaruhi

proses dan hasil belajar.

Skema 2.3 Proses Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Sumber: Notoatmodjo,2007 : 50)

Selain itu, masih ada lagi faktor lain yang dapat mempengaruhi

proses dan hasil belajar pada setiap orang seperti yang digambarkan

sebagai berikut:

Proses Belajar

metode

Fasilitas Belajar

Bahan Ajar

Alat bantu

Input (Subyek belajar) Output (Hasil Belajar)

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

33

Alam

Lingkungan

Luar Sosial

Kurikulum/Bahan Pelajaran Guru/Pengajar Sarana dan Fasilitas

Faktor Instrumen Administrasi/ managemen

Kondisi Fisik

Fisiologi Kondisi Panca Indra

Dalam Bakat

Psikologi Minat

Kecerdasan

Motivasi

Kemampuan Kognitif

Skema 2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

(Sumber: Purwanto,2007:107)

6. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar pada hakekatnya meliputi (Notoatmodjo, 2007):

a. Prinsip 1

Belajar adalah suatu penagalaman yang terjadi dalam diri si

pelajar yang diaktifkan oleh individu itu sendiri. Proses belajar

dikontrol oleh si pelajar sendiri dan bukan oleh si pengajar. Oleh

karena itu mengajar bukan berarti memaksakan sesuatu terhadap si

pelajar sehingga perubahan persepsi pengetahuan, sikap, dan perilaku

adalah suatu produk manusia itu sendiri, bukan kekuatan yang

dipaksakan kepada individu.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

34

b. Prinsip 2

Belajar adalah proses penggalian ide-ide yang berhubungan

dengan dir sendiri dan masyarakat sehingga pelajar dapat dapat

menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai, untuk itu apa

yang relevan bagi pelajar harus ditemukan oleh pelajar itu sendiri.

c. Prinsip 3

Belajar adalah suatu konsekuensi dari pengalaman, seseorang

menjadi bertanggung jawab ketika ia diserahi tanggung jawab. Orang

tidak akan mengubah perilakunya hanya karena seseorang mengatakan

kepadanya untuk mengubahnya, sehingga belajar efektif tidak cukup

jika hanyadengan member informasi saja, tetapi juga memberikan

pengalaman.

d. Prinsip 4

Belajar adalah proses kerjasama dan kolaborasi. Kerjasama

akan memperkuat proses belajar, karena pada hakekatnya orang

senang saling bergantung dan saling membantu. Dengan kerjasama,

saling berinteraksi, dan saling berdiskusi, disamping memperoleh

pengetahuan dari orang lain juga dapat mengembangkan pemikiran-

pemikiran dan daya kreasi individu.

e. Prinsip 5

Belajar adalah proses evaluasi, bukan proses revolusi karena

perubahan perilaku memerlikan waktu dan kesabaran. Perubahan

perilaku adalah suatu proses yang lama, karena memerlukan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

35

pemikiran-pemikiran dan pertimbangan orang lain, contoh, dan

mungkin pengalaman sebelum menerima atau berperilaku baru.

f. Prinsip 6

Belajar kadang-kadang merupakan suatu proses yang

menyakitkan karena menghendaki perubahan kebiasaan yang sangat

menyenangkan dan sangat berharga bagi dirinya dan mungkin harus

melepaskan sesuatu yang menjadi jalan hidup atau pegangan hidupnya.

Maka dalam mengenalkan hal-hal baru yang menghendaki subjek

untuk berperilaku baru, sebaiknya tidak secara dramatis atau radikal.

g. Prinsip 7

Belajar adalah proses emosional dan intelektual. Belajar

dipengaruhi oleh keadaan individu atau si pelajar secara keseluruhan.

Oleh karena itu hasil belajar sangat ditentukan oleh situasi psikologis

individu pada saat belajar, sehingga harus diciptakan iklim proses

belajar sedemikian rupa sehingga tidak kaku, tidak tegang, dan mati.

h. Prinsip 8

Belajar bersifat individual dan unik. Setiap orang mempunyai

gaya belajar dan keunikan sendiri dalam belajar. Untuk itu harus

menyediakan media belajar yang bermacam-macam sehingga tiap

individu dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan

keunikan dan gaya masing-masing.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

36

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Belajar adalah kebutuhan tingkah laku secara relatif

permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau

penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai

tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung (Uno, 2008). Menurut Dian (2006) motivasi belajar adalah

kesediaan, dorongan, dan semangat untuk melakukan kegiatan belajar

pada berbagai tempat dan waktu yang ada.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar pada dasarnya dapat timbul karena 2 (dua) faktor

antara lain:

a. Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik ini berasal dari dalam diri sendiri yang didasari

oleh adanya kebutuhan untuk belajar, yang berupa hasrat dan

keinginan berhasil dan dorongan keinginan kebutuhaan belajar,

harapan akan cita-cita. Biasanya motivasi belajar intrinsik ini

merupakan motivasi yang baik (Dian, 2006). Selain itu faktor

fisiologis, yaitu keadaan sifat jasmani pada umumnya misalnya kondisi

atau keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu (panca indra) juga

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

37

mempengaruhi anak (siswa) untuk belajar (Suryabrata, 1993 dalam

tulisan Indie, 2009).

b. Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik ini merupakan motivasi yang berasal dari

luar, seperti dukungan keluarga (terutama orang tua), sebagai

lingkungan terdekat dimana anak berada dalam kehidupan sehari-

harinya, adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif (Uno,

2008). Faktor non sosial seperti suhu, cuaca, waktu, letak sekolah atau

tempat belajar harus memenuhi syarat-syarat seperti di tempat yang

tidak terlalu dekat dengan kebisingan atau jalan ramai serta

kelengkapan alat-alat pelajaran (Suryabrata, 1993 dalam tulisan Indie,

2009).

Motivasi belajar yang ada pada seorang pelajar dipengaruhi oleh

cita-cita yang telah direncanakan dengan proses belajar yang dilakukan

tersebut, kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, kebutuhan untuk

aktualisasi diri, dan kebutuhan untuk memahami serta menguasai apa yang

dipelajari (Niewhof dkk, 2004 dalam tulisan Indie, 2009).

3. Peranan Motivasi Dalam Belajar

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang

belajar. Ada beberapa peranan dari motivasi dalam belajar antara lain

(Uno, 2008) :

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

38

a. Peran Motivasi Dalam Menentukan Penguatan Belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila

seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang

membutuhkan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan oleh bantuan

hal-hal yang pernah dilaluinya.

b. Peran Motivasi Dalam Memperjelas Tujuan Belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat

kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar

sesuatu jika yang dipelajarinya itu sediktnya sudah dapat dinikmati

atau dapat diketahui manfaatnya bagi anak.

c. Peran Motivasi Dalam Menentukan Ketekunan Belajar

Seorang anak yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan

berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan

memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini tampak bahwa motivasi

untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

D. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar

Karakteristik anak usia sekolah dasar antara lain (Sofa, 2008) :

1. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani

Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama

lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam

kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-

anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

39

antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orangtua

terhadap anak, kebiasaaan hidup dan lain-lain.

Nutrisi dan kesehatan sangat mempengaruhi perkembangan fisik

anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi

lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang

memperoleh makanan bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan

orang tua serta kebiasaan hidup baik akan menunjang pertumbuhan dan

perkembangan anak.

2. Perkembangan Intelektual dan Emosional

Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai

faktor utama, antara lainj kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan

dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual

tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki

kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam

berkomunikasi.

Perkembangan emosional anak berbeda satu sama lain karena

adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan

pimbinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan

emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan

bangsa.

3. Perkembangan Bahasa

Bahasa telah berkembang sejak anak usia 4-5 bulan. Orang tua

yang selalu membumbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

40

sederhana sampai anak memiliki ketrampilan berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang setahap demi

setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang

tua untuk membimbing anaknya.

Fungsi dan tujuan berbicara antara lain: sebagai pemuas

kebutuhan, sebagai alat untuk menarik orang lain, sebagai alat untuk

membina hubungan sosial, sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri,

untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain dan untuk

mempengaruhi perilaku orang lain.

4. Perkembangan Moral, Sosial dan Sikap.

Orangtua diharapkan dapat memberikan bimbingan agar anak

dapat bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi

teladan yang baik bagi anak, mengembangkan ketrampilan anak dalam

bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian hadiah kepada

anak apabila berbuat atau berperilaku yang positif serta memberi hukuman

yang sesuai jika anak berperilaku negatif.

Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: memiliki nilai pendidikan,

memberikan motivasi kepada anak, memperkuat perilaku dan memberikan

dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi. Sedangkan fungsi hukuman

yang diberikan kepada anak adalah: sebagai fungsi restruktif, fungsi

pendidikan dan sebagai penguat motivasi.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

41

E. Kerangka Teori

Skema 2.5 Kerangka Teori (Sumber: Purwanto, 2007)

F. Kerangka Konsep

Skema 2.6 Kerangka Konsep

Faktor Individual (Internal) 1. Kematangan/pertumbuhan 2. Kecerdasan/intelejensi 3. Latihan/mengulang 4. Minat 5. Kemauan 6. Keadaan fisik 7. Ketekunan

Faktor Luar (Eksternal) 1. Lingkungan Keluarga

a. Suasana dan keadaan keluarga

b. Fasilitas belajar c. Dukungan orangtua

2. Lingkungan dan Sosial 1. Motivasi sosial (teman,

tetangga,dll) 2. Faktor keadaan geografis

3. Instrumental a. Kurikulum/bahan pelajaran b. Guru/pengajar c. Sarana dan fasilitas d. Administrasi/manejemen

Motivasi Belajar

Proses Belajar

Dukungan Orangtua Motivasi Belajar Anak

Variabel Independen Variabel Dependen

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-eskasusiri... · Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

42

G. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen penelitian ini yaitu

dukungan orangtua, sedangkan motivasi belajar sebagai variabel

dependennya.

H. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan antara dukungan orangtua dengan motivasi belajar anak

pada anak usia sekolah.

I. Jadwal Penelitian

Terlampir.