bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik ......siswa, 1 meja guru, 1 kursi guru, dan...
TRANSCRIPT
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Berikut ini akan dipaparkan mengenai setting tempat, setting waktu, dan
karakteristik subjek penelitian. Setting tempat membahas lokasi atau tempat
dilakukannya penelitian, setting waktu membahas tentang penentuan waktu
penelitian, sedangkan pada sub judul karakteristik subjek penelitian akan dibahas
mengenai kondisi siswa kelas 4 yang akan dijadikan subjek penelitian.
3.1.1 Setting Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri 5 Ngraji kecamatan Purwodadi
kabupaten Grobogan. Lokasi sekolah sangat mudah dijangkau, karena letaknya
berada di daerah pemukiman penduduk dan terletak 500 meter dari jalan raya
Purwodadi-Kuwu. Denah sekolah juga luas sehingga memungkinkan siswa untuk
bebas bermain dan melakukan kegiatan sekolah seperti upacara bendera,
berolahraga, senam, pramuka, dan kegiatan sekolah lainnya.
Kondisi fisik sekolah yaitu memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang
UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 lab.komputer, 1 lapangan, dan 1 kamar mandi.
Sedangkan, kondisi fisik ruang kelas IV yaitu memiliki 17 meja siswa, 34 kursi
siswa, 1 meja guru, 1 kursi guru, dan 1 papan tulis (white board).
3.1.2 Setting Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Februari sampai
Mei 2016. Bulan Februari peneliti mulai mengadakan persiapan, yaitu menyusun
proposal penelitian. Perencanaan lain terkait dengan penelitian dilakukan peneliti
pada bulan Maret seperti menyusun instrumen dan uji validitas soal yang
dilakukan pada minggu ke-3 bulan Maret. Pada bulan April minggu ke-1 peneliti
melakukan penelitian tindakan kelas siklus I. Pada bulan April minggu ke-2 akan
dilakukan penelitian tindakan kelas siklus II. Setelah itu bulan April minggu ke-3
29
sampai bulan Mei peneliti mulai membuat laporan hasil penelitian. Rincian
alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Pelaksanaan
penelitian
Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan PTK X x x x X x x
2. Siklus I
Perencanaan
Tindakan dan
Observasi
Refleksi
x
X
X
3. Siklus II
Perencanaan
Tindakan dan
Observasi
Refleksi
X
x
x
4. Pelaporan x x X x x x
3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 yang terdiri dari 33 siswa yakni
19 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Menurut penuturan guru kelas 4,
mayoritas siswa berasal dari Desa Ngraji. Keadaan ekonomi orang tua rata-rata
beragam, sebagian besar orang tua siswa bermata pencaharian sebagai petani,
buruh kerja, dan pedagang. Taraf kecerdasan siswa tergolong siswa yang normal.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
30
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 3),
dengan kata lain variabel penelitian adalah faktor yang apabila diukur
memberikan nilai yang bervariasi (Slameto, 2015: 195). Dalam penelitian
tindakan kelas terdapat 2 variabel yang digunakan yaitu:
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat
(Sugiyono, 2011: 4). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model Cooperative Learning Tipe Mind Mapping. Model Cooperative Learning
Tipe Mind Mapping adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam
kelompok kecil sehinggga memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat
bekerja secara aktif menyelesaikan tugas-tugasnya membuat sebuah peta pikiran
dari apa yang mereka pelajari. Sehingga siswa dapat secara aktif dan kreatif
mengidentifikasi dengan cara mencatat ke dalam bentuk gambar dan simbol.
Model Cooperative Learning Tipe Mind Mapping memiliki tahap-tahap
pembelajaran yang diantaranya meliputi: (1) menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai, (2) menyampaikan materi pelajaran, (3) untuk mengetahui
daya serap siswa, guru membentuk kelompok yang beranggotakan 2 orang, (4)
guru meminta seorang dari pasangan tersebut menceritakan materi yang baru
diterima dari guru, dan pasangannya mendengar sembari membuat catatan kecil,
kemudian berganti peran. begitu juga kelompok lainnya, (5) seluruh siswa secara
bergantian/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman
pasangannya, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancara, (6)
guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami
siswa, (7) kesimpulan/penutup.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 4). Pada
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah proses pembelajaran dan hasil
belajar IPS kelas 4. Proses pembelajaran adalah kegiatan interaksi antara guru
31
dengan siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif. Proses pembelajaran ditekankan pada aktivitas atau kinerja guru dan
siswa dalam pembelajaran yang dilakukan. Sedangkan hasil belajar siswa adalah
hasil akhir yang diharapkan dalam proses pembelajaran yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes atau evaluasi mengenai sejumlah materi
pelajaran. Aspek hasil belajar dalam penelitian ini ditekankan pada aspek atau
ranah kognitif yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasi bahan
yang diajarkan.
Variabel yang digunakan mengandung maksud bahwa dengan menerapkan
model Cooperative Learning Tipe Mind Mapping dapat meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas 4 SD Negeri 5
Ngraji.
3.3 Jenis dan Desain Penelitian
Pada sub judul jenis penelitian dan desain penelitian ini akan diuraikan
menjadi dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Jenis penelitian
akan membahas mengenai jenis penelitian yang akan dilakukan, sedangkan desain
penelitian membahas mengenai model penelitian yang akan dijadikan acuan
peneliti dalam melaksanakan tindakan penelitian.
3.3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas
kolaboratif (PTK). PTK adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
memperbaiki pembelajaran di kelas (Slameto, 2015: 148). Penelitian tindakan
yang ideal sebaiknya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang yang
melakukan tindakan (guru kelas) dengan pihak yang mengamati proses jalannya
tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaboratif. Alasan mengapa
peneliti menggunakan penelitian kolaboratif karena peneliti belum menjadi guru
kelas.
32
3.3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
spiral, yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, melalui siklus yang
terdiri dari 3 tahap, yaitu perencanaan (plan), tindakan dan observasi (act &
observe), serta refleksi (reflect). Berikut adalah gambar model spiral yang
dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart dalam Arikunto (2010: 132):
Gambar 3.1
Model Spiral dari C.Kemmis dan Mc.Taggart
Mengacu pada gambar model spiral yang digagas oleh C.Kemmis dan
Mc.Taggart, pelaksanaan PTK dilakukan dalam 2 siklus. Apabila dengan 2 siklus
belum mencapai tujuan, maka dilaksanakan siklus 3 hingga tujuan tercapai. Setiap
1 siklus, pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap, yakni perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Adapun penjabaran 3 tahap
dalam setiap siklus pelaksanaan penelitian menurut model spiral dari C.Kemmis
dan Mc.Taggart sebagai berikut:
1) Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan ini meliputi sebagai berikut :
a. Menelaah materi pembelajaran IPS serta menelaah indikator bersama dengan
tim kolaborasi
b. Menyusun RPP sesuai indikator dalam KD muatan pembelajaran IPS serta
menyusun skenario pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning
Tipe Mind Mapping
c. Menyiapkan materi pembelajaran
33
d. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa
e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran berupa
kinerja guru dan kinerja siswa.
2) Pelaksanaan (Acting) dan Observasi (Observe)
Pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan
yaitu mengenai tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam
tahap kedua ini pelaksana guru harus ingat dan mentaati apa yang sudah
dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, penelitian kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rencana yang telah direncanakan.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan
siklus II. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan terdiri dari 2 pertemuan tatap
muka dan 1 pertemuan evaluasi, setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran
yaitu 6 x 35 menit. Waktu tersebut terbagi dalam tiga bagian kegiatan, meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Selama proses pembelajaran, observer mengamati kegiatan yang dilakukan
siswa dan mengumpulkan data berdasarkan instrumen lembar observasi yang
telah disiapkan.
3) Refleksi (Reflect)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilaksanakan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan
peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Setelah mengkaji
proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dan guru, apakah sudah efektif dengan
melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama, serta mengkaji
kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan
siklus pertama, kemudian bersama tim kolaborasii membuat perencanaan tindak
lanjut untuk siklus berikutnya.
34
3.4 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bersama tim kolaborasi merencanakan dalam
2 siklus.
3.4.1 Siklus Pertama
Perencanaan
a. Menyusun RPP sesuai indikator dalam KD muatan pembelajaran IPS
serta menyusun skenario pembelajaran menggunakan model Cooperative
Learning Tipe Mind Mapping sesuai pada tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 KD dan Indikator Siklus 1
b. Menyiapkan sumber belajar atau materi pembelajaran
c. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran
berupa kinerja guru dan kinerja siswa.
2) Pelaksanaan dan Observasi
Pertemuan 1
a. Pra Kegiatan
(1) Guru menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
b. Kegiatan Awal (10 menit)
(1) Siswa dan guru mengucapkan salam dan berdoa.
Mata
Pelajaran Kompetensi
Dasar Indikator
IPS 2.2. Mengenal
pentingnya
koperasi dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
2.2.1 Menyebutkan tujuan
koperasi.
2.2.2 Menyebutkan
manfaat koperasi.
2.2.3 Mengidentifikasi
berbagai jenis
koperasi.
35
(2) Guru mengecek kehadiran siswa.
(3) Guru melaksanakan apersepsi : “anak-anak pernahkah kalian membeli alat
tulis di koperasi sekolah? Lalu apa manfaat kalian membeli alat tulis di
koperasi sekolah?”.
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Kegiatan Inti (55 menit)
(1) Guru menyampaikan materi pelajaran tentang tujuan dan manfaat
koperasi.
(2) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
(3) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sebangkunya untuk
saling bertukar informasi tentang materi yang diserap, kemudian
menuliskannya dalam bentuk peta pikiran.
(4) Siswa mengkomunikasikan peta pikiran di depan kelas.
(5) Guru memberi penguatan.
(6) Guru memberikan soal (LKS) untuk dipecahkan bersama teman sebangku.
(7) Guru berkeliling untuk memfasilitasi siswa.
(8) Perwakilan siswa menyampaikan jawaban hasil diskusinya.
(9) Guru memberikan umpan balik positif.
d. Kegiatan Akhir (5 menit)
(1) Siswa bersama dengan guru menyimpulkan apa yang telah dipelajari.
(2) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya.
(3) Guru menutup pembelajaran dilanjut doa bersama.
Pertemuan 2
a. Pra Kegiatan
(1) Guru menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
b. Kegiatan Awal (10 menit)
(1) Siswa dan guru mengucapkan salam.
(2) Berdoa.
36
(3) Guru mengecek kehadiran siswa.
(4) Guru melaksanakan apersepsi : “anak-anak siapa saja anggota di koperasi
sekolah kita?”.
(5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Kegiatan Inti (50 menit)
(1) Guru menyampaikan materi pelajaran tentang jenis-jenis koperasi.
(2) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
(3) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sebangkunya untuk
saling bertukar informasi tentang materi yang diserap, kemudian
menuliskannya dalam bentuk peta pikiran.
(4) Siswa mengkomunikasikan peta pikiran di depan kelas.
(5) Guru memberi penguatan.
(6) Guru memberikan soal (LKS) untuk dipecahkan bersama teman sebangku.
(7) Guru berkeliling untuk memfasilitasi siswa.
(8) Perwakilan siswa menyampaikan jawaban hasil diskusinya
(9) Guru memberikan umpan balik positif.
d. Kegiatan Akhir (10 menit)
(1) Siswa bersama dengan guru menyimpulkan apa yang telah dipelajari.
(2) Guru menutup pembelajaran dilanjut doa bersama.
Pertemuan 3
a. Kegitan Awal
(1) Guru mengucapkan salam
b. Kegiatan Inti (60 menit)
(1) Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan
pertama dan kedua mengenai tujuan dan manfaat koperasi, juga jenis-
jenis koperasi.
(2) Guru menginformasikan bahawa akan diadakan tes evalusi dan guru
memberikan tujuan diadakannya tes evaluasi.
(3) Siswa mulai mengerjakan tes evaluasi
37
(4) Mencocokkan soal bersama guru
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
(1) Siswa dan guru menyimpulkan dan bertanya jawab tentang soal yang
belum dipahami.
(2) Salam penutup
Observasi
Pada tahap observasi, observer melakukan pengawasan terhadap proses
pembelajaran berupa kinerja siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran IPS
dengan model Cooperative Learning Tipe Mind Mapping.
3) Refleksi
Pada kegiatan refleksi, peneliti bersama dengan tim kolaborasi :
a. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran siklus I
b. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus I
c. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I.
d. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II.
3.4.2 Siklus Kedua
1) Perencanaan
a. Menyusun RPP sesuai indikator dalam KD muatan pembelajaran IPS serta
menyusun skenario pembelajaran menggunakan model Mind Mapping sesuai
tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3 KD dan Indikator Siklus II
Mata
Pelajaran
Kompetensi
Dasar Indikator
IPS 2.3.Mengenal
perkemban
gan
teknologi
produksi
komunikasi
, dan
2.3.1 Menyebutkan jenis-jenis teknologi untuk
berproduksi yang digunakan masyarakat pada
masa lalu dan masa kini.
2.3.2 Memberikan berbagai contoh bahan baku
yang dapat diolah menjadi beberapa barang
produksi.
2.3.3 Menyebutkan berbagai jenis teknologi
38
b. Menyiapkan sumber belajar
c. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran
berupa kinerja siswa dan kinerja guru.
2) Pelaksanaan dan Observasi
Pertemuan 1
a. Pra Kegiatan
(1) Guru menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
b. Kegiatan Awal (10 menit)
(1) Guru mengucapkan salam
(2) Guru membimbing siswa untuk berdoa
(3) Guru mengecek kehadiran siswa
(4) Guru melaksanakan apersepsi : “anak-anak, ketika pergi ke sekolah kamu
mengenakan seragam sekolah, topi, tas, buku tulis, sepatu, alat-alat tulis.
Tahukah kamu dari mana barang-barang itu?”
(5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Kegiatan Inti (55 menit)
(1) Guru menyampaikan materi pelajaran tentang jenis teknologi produksi
pada masalalu dan masa kini dan satu bahan menghasilkan beragam produk
(2) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya
(3) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sebangkunya untuk
saling bertukar informasi tentang materi yang diserap, kemudian
menuliskannya dalam bentuk peta pikiran.
transportasi
serta
pengalama
n
mengunaka
nnya.
transportasi pada masa lalu dan masa kini.
2.3.4 Menyebutkan kelemahan dan kelebihan
teknologi transportasi pada masa lalu dan masa
kini.
39
(4) Siswa mengkomunikasikan peta pikiran di depan kelas
(5) Guru memberi penguatan
(6) Guru memberikan soal (LKS) untuk dipecahkan bersama teman
sebangku
(7) Guru berkeliling untuk memfasilitasi siswa
(8) Perwakilan siswa menyampaikan jawaban hasil diskusinya
(9) Guru memberikan umpan balik positif
d. Kegiatan Akhir (5 menit)
(1) Siswa bersama dengan guru menyimpulkan apa yang telah dipelajari
(2) Guru menutup pembelajaran dilanjut doa bersama.
Pertemuan 2
a. Pra Kegiatan
(1) Guru menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
b. Kegiatan Awal (10 menit)
(1) Guru mengucapkan salam
(2) Guru membimbing siswa untuk berdoa
(3) Guru mengecek kehadiran siswa
(4)Guru melaksanakan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi “naik
delman”.
(5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Kegiatan Inti (50 menit)
(1) Guru menyampaikan materi pelajaran tentang jenis teknologi transportasi
pada masa lalu dan masa kini dan kelebihan dan kelemahan teknologi
transportasi masa lalu dan masa kini.
(2) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya
(3) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sebangkunya untuk
saling bertukar informasi tentang materi yang diserap, kemudian
menuliskannya dalam bentuk peta pikiran
(4) Siswa mengkomunikasikan peta pikiran di depan kelas
(5) Guru memberi penguatan
40
(6) Guru memberikan soal (LKS) untuk dipecahkan bersama teman sebangku
(7) Guru berkeliling untuk memfasilitasi siswa
(8) Perwakilan siswa menyampaikan jawaban hasil diskusinya
(9) Guru memberikan umpan balik positif
d. Kegiatan Akhir (10 menit)
(1) Siswa bersama dengan guru menyimpulkan apa yang telah dipelajari
(2) Guru memotivasi siswa
(3) Guru menutup pembelajaran dilanjut doa bersama.
Pertemuan 3
a. Kegitan Awal
(1) Guru mengucapkan salam
b. Kegiatan Inti (60 menit)
(1) Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan
pertama dan kedua mengenai berbagai jenis teknologi produksi, dan
berbagai jenis teknologi transportasi
(2) Guru menginformasikan bahawa akan diadakan tes evalusi dan guru
memberikan tujuan diadakannya tes evaluasi.
(3) Siswa mulai mengerjakan tes evaluasi
(4) Mencocokkan soal bersama guru
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
(1) Siswa dan guru menyimpulkan dan bertanya jawab tentang soal yang
belum dipahami.
(2) Salam penutup
Observasi
Pada tahap observasi, observer melakukan pengawasan terhadap proses
pembelajaran berupa kinerja siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran IPS
dengan model Cooperative Learning Tipe Mind Mapping.
3) Refleksi
Pada kegiatan refleksi, peneliti bersama dengan tim kolaborasi :
a. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran siklus II
41
b. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II
c. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II
d. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus III jika hasil dari
siklus II belum memenuhi indikator keberhasilan.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pada sub judul ini akan menguraikan mengenai teknik pengumpulan data
dan instrumen pengumpulan data. Teknik pengumpulan data membahas mengenai
cara yag dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulan data-data yang berkaitan
dengan tindakan penelitian. Sedangkan pada sub judul instrumen pengumpulan
data akan membahas mengenai alat-alat instrumen pengumpulan data yang
digunakan dalam menghimpun data-data yang terdapat dalam penelitian tindakan
kelas yang dilakukan, meliputi lembar observasi kinerja guru dan kinerja siswa
serta soal evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar mata
pelajaran IPS.
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes dan non tes.
1) Teknik Tes
Menurut Widoyoko (2014: 2) Tes merupakan alat ukur untuk memperoleh
informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban atau respons benar atau
salah. Tes merupakan bagian tersempit dari evaluasi. Tes evaluasi dilaksanakan
setiap akhir tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
Tes evaluasi dilakukan dengan memberikan sejumlah soal kepada siswa
sebagai subjek penelitian. Pemberian soal tes bertujuan untuk mengukur
peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPS melalui model Cooperative Learning
Tipe Mind Mapping, dan untuk memberikan penilaian terhadap kemampuan siswa
dalam memahami materi pelajaran yang dipelajari. Dalam PTK yang dilakukan
oleh peneliti, bentuk instrumen tes yang digunakan sebagai alat penilaian berupa
soal tes berbentuk pilihan ganda.
2) Teknik Non Tes
42
Dalam PTK yang dilakukan oleh peneliti, alah satu teknik pengumpulan data
yang digunakan oleh peneliti adalah teknik non tes. Menurut Purwanto (2014: 63)
non tes adalah teknik pengumpulan data yang sifatnya mengukur penampilan diri
atau aktivitas dengan memberikan respons secara jujur sesuai dengan keadaan,
pikiran, dan perasaan sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Jenis
teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek pengukuran.
Observasi pada penelitian ini meliputi observasi kinerja guru dan kinerja
siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan model Cooperative
Learning Tipe Mind Mapping.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data untuk memperoleh data awal
tentang nama siswa dan nilai hasil ulangan siswa serta foto-foto saat kegiatan
pembelajaran dengan model Cooperative Learning Tipe Mind Mapping
diterapkan.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah butir-butir soal
dan lembar observasi kinerja guru dan lembar observasi kinerja siswa.
1) Butir Soal Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk
pilihan ganda. Tes pilihan ganda merupakan soal yang segala kemungkinan
jawaban telah disediakan dan tugas peserta tes adalah memilih satu pilihan
yang merupakan jawaban atas pertanyaan (Purwanto, 2014: 74). Bentuk tes
pilihan ganda dipilih karena dapat memberikan penilaian terhadap siswa secara
objektif.
Kisi-kisi instrumen penelitian siklus I disajikan dalam tabel 3.4 berikut ini:
43
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Soal Tes Evaluasi Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Item Soal
Nomor
Item
Juml
ah
Item
2. Mengenal
sumber daya
alam, kegiatan
ekonomi, dan
kemajuan
teknologi di
lingkungan
Kabupaten / Kota
dan Propinsi.
2.2. Mengenal
pentingnya
koperasi
dalam
meningkatk
an
kesejahteraa
n
masyarakat.
2.2.1 Menyebutkan
tujuan
koperasi.
2.2.2 Menyebutkan
manfaat
koperasi.
2.2.3
Mengidentifikasi
berbagai jenis
koperasi.
1, 2, 3,
4, 5, 6,
7, 8
9, 10,
11, 12,
13, 14,
15
16, 17,
18, 19,
20, 21,
22, 23,
25, 25,
26, 27,
28, 29,
30
8
7
15
Jumlah Soal 30
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Soal Tes Evaluasi Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Item Soal
Nomor
Item
Juml
ah
Item
2. Mengenal
sumber daya
alam, kegiatan
ekonomi, dan
kemajuan
2.3.Mengenal
perkemba
ngan
teknologi
produksi
2.3.1 Menyebutkan
jenis-jenis
teknologi untuk
berproduksi yang
digunakan
1, 2, 3,
4, 5, 6,
7, 8, 9,
10
10
44
teknologi di
lingkungan
Kabupaten /
Kota dan
Propinsi.
komunikas
i, dan
transportas
i serta
pengalama
n
mengunak
annya.
masyarakat pada
masa lalu dan masa
kini.
2.3.2 Memberikan
berbagai contoh
bahan baku yang
dapat diolah
menjadi beberapa
barang produksi.
2.3.3 Menyebutkan
berbagai jenis
teknologi
transportasi pada
masa lalu dan masa
kini.
2.3.4 Menyebutkan
kelemahan dan
kelebihan
teknologi
transportasi pada
masa lalu dan masa
kini.
11, 12,
13, 14,
15
16, 17,
18, 19,
20, 21,
22, 23,
24, 25
26, 27,
28, 29,
30
5
10
5
Jumlah Soal 30
Pada setiap jawaban bentuk tes pilihan ganda, setiap jawaban yang benar
diberi skor 1 dan bila salah diberi skor 0 (Purwanto, 2014: 188). Pada PTK yang
dilakukan di kelas 4 SD Negeri 5 Ngraji setiap item soal pada tes evaluasi hasil
belajar IPS melalui model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Mind
Mapping diberi skor 1 (satu) dan perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar mata
pelajaran IPS menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor yang diperoleh
Skor maksimum
Nilai= x skala (100)
45
KKM yang ditetapkan adalah 70, sehingga berdasarkan perbandingan nilai
KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa sudah tuntas
belajar atau belum tuntas. Kriteria ketuntasan belajar siswa dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 3.6
Kriteria Ketuntasan Belajar
2) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat kinerja guru dan
kinerja siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi kinerja guru dan siswa sebagai
salah satu instrumen pengumpul data yang kemudian menjadi acuan observer untuk
memasukkan hasil temuan yang terjadi di dalam kelas ke dalam butir-butir
instrumen yang telah disediakan. Instrumen lembar observasi yang digunakan
peneliti diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Andianti (2013) dengan sedikit
modifikasi. Lembar observasi ini diisi oleh observer setiap pertemuan dalam siklus
yang dilakukan dengan memberi tanda centang (checklist) dalam kolom. Jawaban
dibentuk dalam model skor (skala lajuan/rating scale) yaitu skor 4-1. Skor 1
menunjukkan kurang, skor 2 menunjukkan cukup, skor 3 menunjukkan baik, dan
skor 4 menunjukkan sangat baik. Adapun kisi-kisi lembar observasi kinerja guru dan
kinerja siswa disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Penilaian Pengamatan Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran
No Aspek Indikator No
Item
1. 1
.
Membuka pelajaran a. Memberikan apersepsi
b. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
1
2
2. 3Menyampaikan materi c. Menyampaikan materi 3
Rentang Kriteria
x < 70 Tidak tuntas atau belum memenuhi KKM
x ≥ 70 Tuntas atau memenuhi KKM
46
. pembelajaran pembelajaran
3. 4
.
Memberi kesempatan
bertanya
d. Menanyakan materi yang belum
dipahami siswa
4
4. 5
.
Membentuk kelas menjadi
beberapa kelompok
e. Membentuk beberapa kelompok
yang terdiri dari 2 siswa setiap
kelompok
f. Berkeliling di setiap kelompok
untuk memfasilitasi siswa
membuat peta pikiran
5
6
5. 6
.
Membimbing kelompok
diskusi
g. Membimbing siswa dalam
kegiatan diskusi
h. Mengawasi dan membantu
jalannya diskusi
i. Merespon dengan baik pada siswa
yang bertanya
7
8
9
6. 7
.
Membimbing siswa untuk
memaparkan hasil diskusi
kelompok
j. Meminta siswa
mengkomunikasikan hasil
diskusinya
10
8. Memberikan penghargaan
atau reward terhadap hasil
kerja kelompok
k. Memberikan penghargaan
(reward)
11
9. Memberikan penjelasan dan
penguatan terhadap materi
pembelajaran
l. Mengulangi/menjelaskan kembali
materi yang sekiranya belum
dipahami siswa
12
10. Menutup pelajaran m. Menyimpulkan materi
pembelajaran
n. Menyampaikan materi yang akan
diajarkan untuk pertemuan
berikutnya
o. Menutup pelajaran
13
14
15
47
Tabel 3.8
Kisi-Kisi Penilaian Pengamatan Kinerja Siswa dalam Proses Pembelajaran
No Aspek Indikator No
Item
1. Merespon apersepsi a. Menunjukkan kesiapan dalam
pembelajaran
b. Memperhatikan apersepsi uang
diberikan guru
c. Menjawab dengan antusias apersepsi
dari guru
1
2
3
2. Mengamati penjelasan
guru
d. Menyimak materi yang dijelaskan
oleh guru
e. Berkonsentrasi selama pembelajaran
4
5
3. Melakukan tugas guru
dalam kegiatan
kelompok
f. Berkelompok dengan teman
sebangku
g. Berpartisipasi dalam kerja kelompok
6
7
4. Menjawab dan
mengajukan pertanyaan
h. Aktif bertanya dan menjawab
dengan jelas
8
5. Mengkomunikasikan
hasil diskusi
i. Menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas
9
6. Menyimpulkan j. Mampu menyimpulkan apa yang
telah dipelajari
10
Untuk menghitung rentang kriteria skor kinerja guru dan siswa digunakan
rumus Sturges (Sugiyono, 2011: 34) dengan langkah-langkah perhitungan
sebagai berikut:
a. Menghitung Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3,3 log n
n adalah jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian
b. Menghitung Rentang Data
R = skor maksimal – skor minimal
48
Skor maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian
observasi kinerja guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi yaitu 4,
sementara skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator
penilaian observasi kinerja guru atau siswa dengan skala penilaian terendah
yaitu 1.
c. Menghitung Panjang Kelas
Berdasarkan langkah-langkah perhitungan tersebut dapat diketahui kriteria
skor kinerja guru dan kinerja siswa sebagai berikut.
Tabel 3.9
Kriteria Skor Kinerja Guru
Tabel 3.10
Kriteria Skor Kinerja Siswa
Rentang Kriteria
10 – 15 Sangat kurang
16 – 21 Kurang
22 – 27 Cukup
28 – 33 Baik
34 – 40 Sangat Baik
3.6 Uji Instrumen
Instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan
tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan
dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Dengan instrumen yang valid akan
menghasilkan data yang valid pula. Atau dapat dikatakan bahwa jika data yang
Rentang Kriteria
15 – 23 Sangat kurang
24 – 32 Kurang
33 – 41 Cukup
42 – 50 Baik
51 – 60 Sangat Baik
Rentang
P =
∑ Kelas interval
49
dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka instrumen itu juga valid
(Widoyoko, 2012: 128).
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan
atau kevalidan sebuah instrumen penelitian, dapat dikatakan valid apabila
instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2011:
348). Uji validitas dapat dihitung dengan menggunakan cara mengkorelasikan
antara nilai yang diperoleh dari setiap item instrumen dengan nilai keseluruhan
yang diperoleh. Besar r tabel sangat bergantung pada jumlah peserta (N) dan
taraf kesalahannya (a). Pada N yang lebih besar maka kemungkinan kesalahan
kesimpulan yang dibuat mengenai hubungan X (variabel bebas) dan Y (variabel
terikat) lebih kecil sehingga semakin kecil r tabel yang diperlukan. Sebaliknya
bila N lebih kecil maka diperlukan r tabel yang lebih besar (Purwanto, 2014:
116).
PTK yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri 5 Ngraji menggunakan acuan
toleransi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Pelaksanaan
uji validitas instrumen dilakukan di kelas 5 SD Negeri 2 Plosorejo dengan
jumlah peserta tes adalah 31 siswa, dengan jumlah responden (N)= 31, maka
nilai r tabel = 0,355 dengan taraf signifikasi 5% (Sugiyono, 2011: 373). Nilai
rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item to total correlation
menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0. Hasil uji validitas yang dilakukan di
kelas 5 SD Negeri 2 Plosorejo dengan analisis SPSS versi 16.0 terlihat pada
tabel 3.11 sebagai berikut.
Tabel 3.11
Hasil Uji Validitas Siklus I
Bentuk
Soal
Item Soal Valid Soal Tidak
Valid
Pilihan
Ganda
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30
1, 2, 4, 9, 10, 12, 14,
15, 16, 17, 19, 20, 21,
23, 27
3, 5, 6, 7, 8, 11,
13, 18, 22, 24,
25, 26, 28, 29,
30
50
Berdasarkan hasil uji validitas 30 item soal diketahui dari tabel 3.11 di
atas, terdapat 15 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 3, 5, 6, 7, 8, 11, 13, 18,
22, 24, 25, 26, 28, 29, 30.
Sedangkan 15 soal yang lainnya terbukti valid setelah diuji menggunakan
SPSS versi 16.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan
sebagai soal evaluasi pada siklus I.
Tabel 3.12
Hasil Uji Validitas Siklus II
Berdasarkan hasil uji validitas 30 item soal diketahui dari tabel 3.12 di
atas, terdapat 12 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 1, 4, 6, 7, 8, 16, 21, 23, 24,
25, 29, 30.
Sedangkan 18 soal yang lainnya terbukti valid setelah diuji menggunakan
SPSS versi 16.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan
sebagai soal evaluasi pada siklus II.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Instrumen tes dapat dikatakan dipercaya (reliable) jika memberikan hasil
yang tetap atau ajek (consistent) apabila diteskan berkali-kali. Alat ukur yang
hasil pengukurannya bersifat tetap dikatakan alat ukur tersebut mempunyai
reliabilitas yang baik (Widoyoko, 2012: 143). Reliabilitas instrumen dimaksudkan
untuk mengetahui keajegan instrumen dari variabel yang hendak diukur.
Reliabilitas berhubungan dengan kemampuan alat ukur untuk melakukan
pengukuran secara cermat. Reliabilitas merupakan akurasi dan presisi yang
dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan pengukuran. Alat ukur yang reliabel
Bentuk Soal Item Soal Valid Soal Tidak
Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30
2, 3, 5, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 17, 18, 19,
20, 22, 26, 27, 28
1, 4, 6, 7, 8, 16,
21, 23, 24, 25,
29, 30
51
akan menghasilkan ukuran “yang sebenarnya”. Alat ukur yang reliabel akan
memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan konsisten (Purwanto, 2014:
154). Wardani (dalam Kusuma, 2015: 54) menambahkan bahwa semakin tinggi
reliabilitas suatu tes (hasilnya mendekati satu) maka semakin tinggi pula keajegan
atau ketepatan instrumen yang digunakan. Keajegan instrumen dapat diketahui
dengan menentukan koefisen alpha.
Pengukuran koefisien reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat
dijelaskan melalui tabel 3.13 berikut ini:
Tabel 3.13
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Rentang Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat reliabel
< 0,80 – 0,60 Reliabel
< 0,60 – 0,40 Cukup reliabel
<0,40 – 0,20 Agak reliabel
<0,20 Kurang reliabel
Sumber: Wardani (dalam Kusuma, 2015: 50)
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 2 Plosorejo
pada tingkatan kelas yang lebih tinggi dengan analisis SPSS versi 16.0 for
windows adalah sebagai berikut:
Tabel 3.14
Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0,958 Sangat reliabel
Tabel 3.15
Hasil Uji Reabilitas Item Soal Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0,921 Sangat reliabel
Dari tabel hasil uji reliabilitas di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien
reliabilitas pada siklus I mencapai 0,958 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas
tersebut termasuk dalam kategori sangat reliabel. Sedangkan koefisien reliabilitas
pada siklus II mencapai 0,921 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut
52
termasuk dalam kategori sangat reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
instrumen yang digunakan sangat reliabel karena nilai koefisien alpha lebih dari
0,80.
3.6.3 Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Crocker dan Algina (dalam Purwanto, 2014: 99) Tingkat
kesukaran (difficulty index) atau dapat disingkat TK adalah proporsi siswa peserta
tes yang menjawab benar. Definisi itu dapat dinyatakan dengan sebuah rumus
dimana TK adalah jumlah peserta yang menjawab benar dibagi dengan jumlah
peserta atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑ B
∑ P
Keterangan:
TK = tingkat kesukaran
∑ B = jumlah siswa yang menjawab benar
∑ P = jumlah siswa peserta tes
Nilai TK suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1. Nilai 0 (nol)
terjadi jika siswa tidak menjawab dengan benar, sebaliknya nilai 1 (satu) terjadi
apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar. Proporsi butir soal dengan
kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir soal dengan kategori
mudah atau sukar, karena apabila butir soal dengan kategori mudah atau sukar
jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa. Berikut
pembagian kategori TK ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2014: 101):
Tabel 3.16
Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang Kriteria
0,00 – 0,32 Sukar
0,33 – 0,66 Sedang
0,67 – 1,00 Mudah
TK =
53
Hasil analisis tingkat kesukaran soal yang diujikan oleh peneliti di SD
Negeri 2 Plosorejo pada siswa kelas 5 dengan jumlah keseluruhan responden 31
siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 3.17
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I
Dari data pada tabel 3.17 diatas hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus
I dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan
jumlah soal sebanyak 15 soal terdapat 1 soal dengan kategori sukar dengan
persentase sebesar 7%, 12 soal dengan kategori sedang dengan persentase sebesar
80%, dan 2 soal dengan kategori mudah dengan persentase 13%.
Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II
dengan jumlah soal berbentuk pilihan ganda, hasilnya dapat dilihat pada tabel
3.18 sebagai berikut:
Tabel 3.18
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II
Dari data pada tabel 3.18 di atas hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus
II dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan
jumlah soal sebanyak 15 soal terdapat 2 soal dengan kategori sukar dengan
persentase sebesar 13%, 12 soal dengan kategori sedang dengan persentase
sebesar 80%, dan 1 soal dengan kategori mudah dengan persentase sebesar 7%.
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah Persentase
(%)
0,00 – 0,32 Sukar 4 1 7
0,33 – 0,66 Sedang 1, 2, 9, 10, 12, 16, 17, 19,
20, 21, 23, 27
12 80
0,67 – 1,00 Mudah 14, 15 2 13
Total 15 100
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah Persentase
(%)
0,00 – 0,32 Sukar 2, 5 2 13
0,33 – 0,66 Sedang 3, 9, 12, 13, 14, 15, 18,
19, 22, 26, 27, 28
12 80
0,67 – 1,00 Mudah 17 1 7
Total 15 100
54
3.7 Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan PTK pada siswa kelas 4
SD Negeri 5 Ngraji adalah data yang berupa angka (data kuantitatif) yang
menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai setelah siklus I, nilai setelah siklus II,
skor observasi kinerja guru dan kinerja siswa dalam pembelajaran IPS melalui
model Cooperative Learning Tipe Mind Mapping dari setiap siklus.
Data hasil observasi kinerja guru dan kinerja siswa dianalisis
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai hasil
belajar IPS, dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif (data
kualitatif) sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar IPS setelah tindakan
siklus I dan siklus II.
Analisis hasil belajar IPS siswa dilakukan dengan menghitung persentase
ketuntasan belajar IPS secara klasikal dan rata-rata nilai siswa. Perhitungan nilai
tes evaluasi hasil belajar IPS berpedoman pada perhitungan rumus sebagai
berikut:
∑ S
∑ SM
Keterangan:
x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPS
∑ S = jumlah skor
∑ SM = jumlah skor maksimum
KKM yang telah ditetapkan adalah sebesar 70, sehingga berdasarkan
perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa
siswa telah tuntas atau belum tuntas dalam pembelajaran IPS.
Sementara itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus
sebagai berikut:
X =
Keterangan:
x = nilai rata-rata
x =
∑ x
N
X skala (100)
55
∑ x = jumlah nilai yang diperoleh
N = jumlah siswa
Untuk mengjitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
KB = ketuntasan belajar
NS = jumlah siswa yang diatas KKM (nilai > 70)
N = jumlah siswa
Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar siswa
dalam pembelajaran IPS melalui model Coopertive Learning Tipe Mind Mappimg
dapat digolongkan menjadi lima kriteria. Kriteria ketuntasan belajar secara
klasikal adalah sebagai berikut.
Tabel 3.19
Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal
Rentang Kriteria
0% - 20% Sangat kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup baik
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat baik
Sumber: Saur Tampubolon (dalam Kusuma, 2015: 54)
Analisis hasil observasi kinerja guru dan kinerja siswa dalam proses
pembelajaran dilakukan dengan menghitung persentase jumlah pencapaian skor
minimal secara klasikal. Rumus persentase hasil observasi guru dan siswa adalah
sebagai berikut:
skor yang diperoleh
skor maksimum
Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, maka kriteria hasil observasi
kinerja guru dan siswa dalam proses pembelajaran dapat digolongkan menjadi
lima kriteria. Kriteria hasil observasi secara klasikal adalah sebagai berikut.
NS
N x 100 % KB=
x 100% persentase =
56
Tabel 3.20
Kriteria Hasil Observasi Klasikal
Rentang Kriteria
0% - 20% Sangat kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup baik
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat baik
Sumber: Saur Tampubolon (dalam Kusuma, 2015: 54)
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan meliputi indikator
proses dan hasil. Indikator proses dan hasil dapat dijabarkan sebagai berikut:
3.8.1 Indikator Proses
Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui penerapan
model Cooperative Learning Tipe Mind Mapping. Pada penelitian ini kinerja guru
dan kinerja siswa dalam pembelajaran IPS melalui model Cooperative Learning
Tipe Mind Mapping dapat dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan
secara signifikan minimal 10%.
3.8.2 Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPS, penerapan
model Cooperative Learning Tipe Mind Mapping dikatakan dapat meningkatkan
hasil belajar IPS apabila siswa kelas 4 SD Negeri 5 Ngraji secara signifikan
mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar IPS ≥ 70 dan
mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar
IPS meningkat minimal 5 nilai dari KKM ≥ 70 yang ditentukan atau ketuntasan
belajar secara klasikal sebesar ≥ 90% dari 33 siswa (kriteria sangat baik) dalam
pembelajaran IPS.