bab iii metode penelitian a. lokasi...
TRANSCRIPT
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di TK Nusantara Cilegon bertempat di
Jln. Sastradikarta No. 3 RT. 06/05 Jombang Wetan ( Lapangan Coklat )
Kecamatan Jombang Wetan Kota Cilegon. Lokasi ini di anggap strategis dan
mendukung bagi peneliti karena terdapat permasalahan yang berkaitan dengan
penelitian yaitu Kurangnya relevansi bahan ajar terhadap kecerdasan
kinestetik anak usia dini. Hal itu terjadi karena guru kurang pintar dalam
memberikan pembelajaran yang menarik untuk anak usia dini untuk
kecerdasan kinestetiknya. Atas pertimbangan tersebut peneliti memilih
sekolah TK Nusantara sebagai lokasi penelitian.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun yang berada di TK
Nusantara pada kelompok B1 tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah 10 anak
yang terdiri dari 4 laki-laki dan 6 perempuan .
Peneliti tidak mengambil anak TK A karena usia belum 5-6 tahun,
anak TK B mempunyai control fisik yang lebih besar dan bisa mengikuti
kegiatan tertentu dalam waktu yang relatif lama, anak TK B akan merasa lebih
lelah jika duduk dalam waktu yang lama dari pada mereka melakukan
kegiatan aktif dalam posisi berdiri, anak usia TK B akan jauh lebih mudah
untuk diasah dalam hal kecerdasan kinestetiknya. Demikian beberapa hal
mengapa penulis mengambil subjek anak TK B.
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode Classroom Action
Research yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
75
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tindakan, yang sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.
Menurut Mc Niff dalam buku Suharsimi Arikunto (2013) memandang
PTK sebagai bentuk penelitian relektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri
terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar,
pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.
Suharsimi ( 2013:2 ) ada tiga kata yang membentuk pengertian
penelian tindakan kelas, maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan:
1. Penelitian: merujuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik dan penting bagi
peneliti
2. Tindakan: menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk
rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas: dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas,
tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah
lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang
dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang
dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru
yang saman pula.
Perencanaan merupakan awal dari sebuah proses. Dalam membuat
perencanaan, harus memperhatikan seluruh komponen tersebut.Tindakan
merupakan lanjutan dari perencanaan. Setelah perencanaan dibuat, laksanakan
apa yang tertulis dalam perencanaan tersebut. Ketika melaksanaan tindakan,
sekaligus melaksanakan observasi.Setelah ketiga komponen diatas
dilaksanakan, lalu melakukan refleksi.Yaitu mempertimbangkan hasil atau
dampak dari kegiatan yang dilakukan oleh anak.
76
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas untuk memperoleh data
tentang proses dan hasil yang akan dicapai pada penelitian ini di lakukan
melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan tahap pertama dalam serangkaian
tahap penelitian.Oleh sebab itu, identifikasi masalahn merupakan tahap
kualitas masalah yang diteliti. Masalah yang asal-asalan ( kurang
teridentifikasi ) dapat menyebabkan pemborosan energi karena
penelitiannya tidak membawa temuan yang bermanfaat. Tidak semua
masalah pendidikan dapat didekati dengan penelitian tindakan kelas
( classroom action research ).
Penelitian yang akan dilaksanakan harus memfokuskan masalah
yang akan diteliti, berdasarkan hasil pengamatan di TK Nusantara
Cilegon, tingkat kecerdasan kinestetik anak masih kurang dikarenakan
77
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kurang tepatnya guru dalam memberikan pembelajaran yang baik untuk
meningkatkan kecerdasan kinestetik anak. hal ini dapat terlihat ketika anak
mudah lelah ketika melakukan kegiatan senam, ketika anak di minta
menari bebas, anak terlihat kurang dapat bergerak sesuai irama, dan masih
banyak anak yang kurang dalam hal keseimbangan
2. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan ini mencakup semua langkah tindakan
secara terperinci dalam segala keperluan pelaksanaan PTK.Faktor
pendukung dalam pelaksanaan PTK ini yaitu meliputi guru, materi, sarana
dan prasarana termasuk media dan sumber belajar.
Kegiatan atau langkah dalam tahap perencanaan adalah sebagai
berikut:
a. Membuat satuan kegiatan harian dan mingguan.
b. Mempersiapkan materi pembelajaran
c. Memperiapkan metode dan media pembelajaran yang akan digunakan.
d. Membuat pedoman observasi untuk mengamati proses hasil tindakan,
lembar wawancara untuk kepala sekolah dan guru.
e. Melaksanakan stimulasi cara memilih materi yang tepat terhadap
kecerdasan kinestetik anak melalui pembelajaran tari
surantang-surinting,.
3. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini, peneliti bersama kolabolator melaksanakan satuan
kegiatan perencanaan tindakan yang sudah di rencanakan sebelumnya,
yaitu: kegiatan menari dalam tari surantang-surinting, namun demikian
tindakan yang dilakukan bersifat dinamis dan fleksibel yang di sesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang berlangsung di dalam kelas.
4. Pengamatan
78
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pada tahap ini peneliti mengamati segala aktifitas yang dilakukan
oleh guru dan anak pada saat berlangsungnya kegiatan tindakan.
Mengamati untuk memperoleh gambaran atau peristiwa yang terjadi pada
saat proses penelitian tindakan, kendala pada saat penelitian tindakan
sedang di lakukan, pengaruh dari tindakan yang dilakukan serta
permasalah yang mungkin akan muncul pada saat proses pemberian
tindakan. Pengamatan ini dilakukan selama proses pemberian tindakan
dilaksanakan mulai dari siklus 1 sanpai siklus berikutnya.
5. Refleksi
Setelah dilakukan identifikasi masalah, perencanaan, tindakan dan
pengamatan, peneliti bersama kolabolator mengadakan refleksi
tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk menganalisis ketercapaian
proses pemberian tindakan maupun menganalisis faktor penyebab tidak
tercapainya tindakan .jika pelaksanaan tindakan telah tercapai, maka
peneliti pun selesai, tetapi apabila pelaksanaan tindakan belum tercapai
maka kembali pada siklus rencana pembelajaran berikutnya.
E. Definisi Oprasional
Untuk menegaskan definisi istilah agar tidak terjadi salah penafsiran
dalam judul penelitian ini, maka perlu adanya penafsiran terhadap istilah-
istilah tersebut. Oleh karena itu peneliti akan mendefinisikan secara
operasional terhadap istilah-istilah tersebut sebagai berikut:
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Kecerdasan adalah dapat pula dipandang sebagai kemampuan
seseorang untuk menguasai kemampuan tertentu atas aneka macam
ketrampilan.
Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan seseorang yang berkaitan
dengan olah tubuh yang dapat di rangsang melalui gerakan, tarian, olahraga
dan gerakan-gerakan tubuh lainnya.
79
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Anak Usia Dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun.
TK Nusantara adalah sebuah lembaga untuk mendidik anak usia dini
dibawah naungan yayasan Nusantara Abadi. Sekolah ini terdiri dari A1, A2,
dan B1.Sekolah ini juga sudah terakreditasi A.
F. Variable Penelitian
Variabel merupakan karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang
nilainya bisa berubah-ubah.Ciri tersebut memungkinkan untuk dilakukan baik
secara kuantitatif maupun kualitatif.
Dalam penelitian ini terdapat dua variable. Sebagai kerangka
penelitian, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah
variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek
terhadap peristiwa lain.
Variabel Y
( Peningkatkan Kecerdasan
Kinestetik )
Variabel X
( pembelajaran tari
surantang-surinting )
Koordinasi Gerak
1. Anak dapat
mengkoordinasi
gerak kepala dan
tangan
2. Anak dapat
mengkoordinasi
gerak
kepala,tangan dan
kaki
3. Anak dapat
mengkoordinasi
gerak tangan,
kepla, kaki dan
tubuh
Kelenturan
1. Anak dapat
lentur dalam
melakukan
gerak, tidak
cenderung
kaku
Ketahanan
1. Anak
dapat
bertahan
untuk
melakukan
gerak
yang
belum
mereka
ketahui
Kekuatan
1. Anak dapat
melakukan
gerak
dengan
kuat
Kelincahan
1. Anak
melakukan
gerak yang
diberikan
dengan
lincah
lincah
80
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dokumentasi.
1. Lembar Observasi
Dalam penelitian ini lembar observasi sangatlah penting bagi
pedoman peneliti selama proses penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
mengamati subjek penelitian yaitu siswa kelas B1 TK Nusantara dalam
mengikuti proses belajar menggunakan menggunakan metode Classroom
Action Research.
Adapun pengertian dari observasi adalah metode atau cara
menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok
secara langsung (M. Ngalim Purwanto, 2001;149 ).Berdasarkan
keterlibatan peneliti dan penelitian ini, maka jenis observasi yang di
lakukan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis dan terbuka.
a. Metode observasi sistematis atau terstruktur menurut Arikunto adalah
observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai instrument pengamatan (Suharsimi Arikunto, dkk,
2006;133 ). instrument pengamatan tersebut berupa daftar dari aspek-
aspek yang akan diamati serta kolom penilaian.
b. Metode observasi Terbuka menurut Wiriaatmadja (2005:110) adalah
observasi yang observer atau pengamatannya melakukan pengamatan
dengan menggambil kertas, pensil, kemudian mencatatkan segala
sesuatu yang terjaadi di dalam kelas. catatan yang dibuat dalam hasil
pengamatan terbuka dapat menggambarkan situasi yang terjadi ketika
penelitian berlangsung secara lengkap, hingga urutan kejadian tercatat
semua. Hasil observasi yang sudah di dapat kemudian secara mendetail
di catat dalam catatan lapangan sebagai sumber data untuk kemudian
81
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
didiskusikan, dianalisis, dan ditafsirkan. Teknik observasi dalam
penelitian ini adalah jenis observasi tersetruktur yaitu pengamatan atau
observer hanya membubuhkan tanda ceklis pada lembar observasi
untuk aspek yang akan diamati, baik kecerdasan kinestetik maupun
keterampilan guru dalam meilih bahan ajar yang baik. Data-data yang
diperoleh dalam observasi ini dicatat dalam suatu catatan observasi.
Hasil observasi ini digunakan sebagai masukan dalam pelaksanaan
refleksi. Berikut ini adalah table observasi untuk guru.
Tabel 3.1
Lembar Instrument Observasi Pembelajaran Tari Surantang-surinting
Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini di TK
Nusantara Cilegon Banten.
Nama Anak :
Pelaksanaan :
Siklus / Pertemuan :
Kelompok / Semester :
No Indikator BB CB B BS
1. Anak dapat berjalan maju dan mundur
dengan menenglengkan kepala ke kanan
dan ke kiri
2. Anak mampu menggerakan pergelangan
tangan ke atas dan ke bawah sambil
berjalan maju
3. Anak mampu menggrakan pergelangan
82
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tangan ke atas dan ke bawah sambil
berjalan maju dengan kepala tengleng
kanan dan kiri
4. Anak dapat membuka kedua tangan
dengan posisi kepala menengok ke arah
kanan
5. Anak dapat membuka ke dua tangan
dengan posisi kepala menengok ke arah
kanan dan posisi kaki kanan di tarik dan
rengkuh ke belakang
6. Anak dapat menepuk batok ke kanan dan
ke kiri
7. Anak dapat berputar sambil memukul
batok di depan dada.
8. Anak dapat menepuk batok ke kanan dan
ke kiri di sambung dengan gerak berputar
sambil memukul batok di depan dada
9. Anak dapat memukul batok sambil
memutar tangan di depan dada
10. Anak dapat menepuk batok sambil
memutar tangan ke depan dada dengan
berjalan di tempat dan sidakep
11. Anak dapat mengayunkan tangan ke kanan
dan kekiri atas sambil berjalan di tempat
12. Anak dapat mengayunkan tangan ke kanan
dan kiri atas sambil berjalan maju dan
mundur.
13. Anak dapat melompat ke kanan dan ke kiri
sambil menepuk batok
14. Anak dapat melompat ke kanan dan ke kiri
83
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sambil menepuk batok dan di sambung
dengan berputar sambil menepuk batok di
depan dada.
15. Anak dapat menepukan batoknya dengan
batok teman pasangannya ke kiri dan ke
kanan secara tepat
16. Anak dapat mengelilingi teman sambil
menepuk batok
17. Anak dapat mengayunkan tangan ke kanan
dan ke kiri sambil membentuk lingkaran
18. Anak dapat maju ke depan dengan posisi
lingkaran dan saling menepukan batok ke
arah teman yang ada di sampingnya
19. Anak dapat berjalan mundur dalam posisi
lingkaran dan memukul batok di depan
dada
20. Anak dapat melenggangkan tangan dengan
posisi diam di tempat, maju dan mundur
21. Anak dapat melenggangkan tangannya dan
menepukan batok ke depan dada
22. Anak dapat melenggangkan tangan dan
menepukan batok di depan dada sambil
berjalan membentuk lingkaran.
Catatan :
BB ( Belum Baik ) : Skor nilai 1
CB ( Cukup Baik ) : Skor Nilai 2
B ( Baik ) : Skor Nilai 3
BS ( Baik Sekali ) : Sekor Nilai 4
84
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Lembar Penilaian Intrument Observasi Pembelajaran Tari Surangtang-
surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini di TK
Nusantara Cilegon Banten
No Indikator BB CB B BS
1. Anak dapat berjalan
maju dan mundur
dengan
menenglengkan
kepala ke kanan dan
ke kiri
Anak dapat
melakukan berjalan
maju dan mundur
dengan baik
Anak dapat
berjalan maju
mundur dengan
menenglengkan
kepala
Anak dapat
berjalan maju
dan mundur
dengan
meneglengkan
kepala ke kanan
dan ke kiri
Anak dapat
berjalan maju
dan mundur
dengan
menenglengkan
kepala ke kanan
dan ke kiri
dengan tepat dan
baik serta
seirama
2. Anak mampu
menggerakan
pergelangan tangan
ke atas dan ke bawah
sambil berjalan maju
Anak mampu
menggerakan
pergelangan tangan
Anak mampu
menggerakan
pergelangan
tangan ke atas
dan ke bawah
sambil berjalan
di tempat
Anak mampu
menggerakan
pergelangan
tangan ke atas
dan ke bawah
sambil berjalan
maju
Anak mampu
menggerakan
pergelangan
tangan ke atas
dan ke bawah
sambil berjalan
maju dengan
tepat dan baik
serta seirama
3. Anak mampu
menggrakan
pergelangan tangan
ke atas dan ke bawah
Anak mampu
menggerakan
pergelangan tangan
ke atas dan ke
Anak mampu
menggerakan
perrgelangan
tangan ke atas
Anak mampu
menggrakan
pergelangan
tangan ke atas
Anak mampu
menggrakan
pergelangan
tangan ke atas
85
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sambil berjalan maju
dengan kepala
tengleng kanan dan
kiri
bawah dan ke bawah
sambil berjalan
maju
dan ke bawah
sambil berjalan
maju dengan
kepala tengleng
kanan dan kiri
dan ke bawah
sambil berjalan
maju dengan
kepala tengleng
kanan dan kiri
dengan tepat dan
baik serta
seirama
4. Anak dapat
membuka kedua
tangan dengan posisi
kepala menengok ke
arah kanan
Anak dapat
membuka kedua
tangan
Anak dapat
membuka kedua
tangan dengan
baik tanpa
perbaikan dari
peneliti serta
teman sejawat
Anak mampu
menggrakan
pergelangan
tangan ke atas
dan ke bawah
sambil berjalan
maju dengan
kepala tengleng
kanan dan kiri
Anak mampu
menggrakan
pergelangan
tangan ke atas
dan ke bawah
sambil berjalan
maju dengan
kepala tengleng
kanan dan kiri
dengan tepat dan
baik serta
seirama
5. Anak dapat
membuka ke dua
tangan dengan posisi
kepala menengok ke
arah kanan dan
posisi kaki kanan di
tarik dan rengkuh ke
belakang
Anak dapat
membuka kedua
tangan dengan baik
Anak dapat
membuka ke
dua tangan
dengan posisi
kepala
menengok ke
arah kanan
Anak dapat
membuka ke dua
tangan dengan
posisi kepala
menengok ke
arah kanan dan
posisi kaki kanan
di tarik
Anak dapat
membuka ke dua
tangan dengan
posisi kepala
menengok ke
arah kanan dan
posisi kaki kanan
di tarik dan
rengkuh ke
belakang dengan
86
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tepat dan baik
serta seirama
6. Anak dapat menepuk
batok ke kanan dan
ke kiri
Anak dapat
menepuk batok
dengan baik
Anak dapat
menepuk batok
dengan baik dan
tepat
Anak dapat
menepuk batok
ke kanan dan ke
kiri
Anak dapat
menepuk batok
ke kanan dan ke
kiri dengan baik
dan tepat serta
seirama
7. Anak dapat berputar
sambil memukul
batok di depan dada.
Anak mampu
berputar di tempat
dengan baik
Anak mampu
berputar di
tempat dengan
baik dan tepat
Anak dapat
berputar sambil
memukul batok
di depan dada
Anak dapat
berputar sambil
memukul batok
di depan dada
dengan tepat dan
baik serta
seirama
8. Anak dapat menepuk
batok ke kanan dan
ke kiri di sambung
dengan gerak
berputar sambil
memukul batok di
depan dada
Anak dapat
memukul batok
dengan baik
Anak dapat
menepuk batok
ke kanan dan ke
kiri dengan baik
Anak dapat
menepuk batok
ke kanan dan ke
kiri di sambung
dengan gerak
berputar sambil
memukul batok
di depan dada
Anak dapat
menepuk batok
ke kanan dan ke
kiri di sambung
dengan gerak
berputar sambil
memukul batok
di depan dada
dengan baik dan
tepat serta
seirama
9. Anak dapat
memukul batok
sambil berjalan di
tempat dengan
Anak dapat
memukul batok
dengan baik
Anak dapat
memukul batok
sambil berjalan
di tempat
Anak dapat
memukul batok
sambil berjalan
di tempat dan
Anak dapat
memukul batok
sambil berjalan
di tempat dan
87
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
memutar tangan di
depan dada
dengan baik memutar tangan
di depan dada
memutar tangan
di depan dada
dengan baik dan
tepat serta
seirama
10. Anak dapat menepuk
batok sambil sambil
berjalan di tempat
dengan memutar
tangan ke depan
dada dan sidakep
Anak dapat
memukul batok
dengan baik
Anak dapat
menepuk batok
sambil sambil
berjalan di
tempat dengan
memutar tangan
ke depan dada
Anak dapat
menepuk batok
sambil sambil
berjalan di
tempat dengan
memutar tangan
ke depan dada
dan sidakep
Anak dapat
menepuk batok
sambil sambil
berjalan di
tempat dengan
memutar tangan
ke depan dada
dan sidakep
dengan tepat dan
baik serta
seirama
11. Anak dapat
mengayunkan tangan
ke kanan dan kekiri
atas sambil berjalan
di tempat
Anak dapat
mengayunkan
tangan dengan baik
Anak dapat
mengayunkan
tangan ke kanan
dan kekiri atas
Anak dapat
mengayunkan
tangan ke kanan
dan kekiri atas
sambil berjalan
di tempat
Anak dapat
mengayunkan
tangan ke kanan
dan kekiri atas
sambil berjalan
di tempat dengan
baik dan tepat
serta seirama
12. Anak dapat
mengayunkan tangan
ke kanan dan kiri
atas sambil berjalan
maju dan mundur.
Anak dapat
mengayunkan
tangan dengan baik
Anak dapat
mengayunkan
tangan ke kanan
dan kiri atas
Anak dapat
mengayunkan
tangan ke kanan
dan kiri atas
sambil berjalan
maju dan
Anak dapat
mengayunkan
tangan ke kanan
dan kiri atas
sambil berjalan
maju dan
88
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mundur mundur dengan
baik dan tepat
serta seirama
13. Anak dapat
melompat ke kanan
dan ke kiri dengan
satu kaki bergantian
sambil menepuk
batok
Anak dapat
melompat ke kanan
dan kekiri dengan
tepat
Anak dapat
melompat ke
kanan dan ke
kiri dengan satu
kaki bergantian
Anak dapat
melompat ke
kanan dan ke kiri
dengan satu kaki
bergantian
sambil menepuk
batok
Anak dapat
melompat ke
kanan dan ke kiri
dengan satu kaki
bergantian
sambil menepuk
batok dengan
baik dan tepat
serta seirama
14. Anak dapat
melompat ke kanan
dan ke kiri dengan
satu kaki bergantian
sambil menepuk
batok dan di
sambung dengan
berputar sambil
menepuk batok di
depan dada.
Anak dapat
melompat dengan
baik
Anak dapat
melompat ke
kanan dan ke
kiri dengan satu
kaki bergantian
Anak dapat
melompat ke
kanan dan ke kiri
dengan satu kaki
bergantian
sambil menepuk
batok dan di
sambung dengan
berputar sambil
menepuk batok
di depan dada.
Anak dapat
melompat ke
kanan dan ke kiri
dengan satu kaki
bergantian
sambil menepuk
batok dan di
sambung dengan
berputar sambil
menepuk batok
di depan dada
dengan baik dan
tepat serta
seirama
15. Anak dapat
menepukan batoknya
dengan batok teman
pasangannya ke kiri
Anak dapat
menepukan batok
kelapanya kepada
batok kelapa
Anak dapat
menepukan
batoknya
dengan batok
Anak dapat
menepukan
batoknya dengan
batok teman
Anak dapat
menepukan
batoknya dengan
batok teman
89
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dan ke kanan secara
tepat
pasangannya
dengan di bantu
peneliti atau teman
sejawat
teman
pasangannya ke
kiri dan ke
kanan
pasangannya ke
kiri dan ke kanan
secara tepat dan
baik
pasangannya ke
kiri dan ke kanan
secara tepat dan
baik serta
seirama
16. Anak dapat
mengelilingi teman
sambil menepuk
batok
Anak dapat
mengelilingi teman
pasangannya
dengan baik
Anak dapat
mengelilingi
teman sambil
menepuk batok
Anak dapat
mengelilingi
teman sambil
menepuk batok
dengan tepat dan
baik
Anak dapat
mengelilingi
teman sambil
menepuk batok
dengan tepat dan
baik serta
seirama
17. Anak dapat
mengayunkan tangan
ke kanan dan ke kiri
atas sambil
membentuk
lingkaran
Anak dapat
mengayunkan
tangan
Anak dapat
mengayunkan
tangan ke kanan
dan ke kiri atas
Anak dapat
mengayunkan
tangan ke kanan
dan ke kiri atas
sambil
membentuk
lingkaran dengan
baik
Anak dapat
mengayunkan
tangan ke kanan
dan ke kiri atas
sambil
membentuk
lingkaran dengan
baik dan tepat
serta seirama
18. Anak dapat maju ke
depan dengan
membentuk
lingkaran dan saling
menepukan batok ke
arah teman yang ada
di sampingnya
Anak dapat berjalan
maju ke depan
membentuk
lingkaran
Anak dapat
maju ke depan
dengan
membentuk
lingkaran dan
saling
menepukan
batok ke arah
teman yang ada
Anak dapat maju
ke depan dengan
membentuk
lingkaran dan
saling
menepukan
batok ke arah
teman yang ada
di sampingnya
Anak dapat maju
ke depan dengan
membentuk
lingkaran dan
saling
menepukan
batok ke arah
teman yang ada
di sampingnya
90
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
di sampingnya dengan tepat dan
baik
dengan tepat dan
baik serta
seirama
19. Anak dapat berjalan
mundur dalam posisi
lingkaran dan
memukul batok di
depan dada
Anak dapat berjalan
mundur dalam
posisi lingkaran
Anak dapat
berjalan mundur
dalam posisi
lingkaran dan
memukul batok
di depan dada
Anak dapat
berjalan mundur
dalam posisi
lingkaran dan
memukul batok
di depan dada
dengan baik dan
tepat
Anak dapat
berjalan mundur
dalam posisi
lingkaran dan
memukul batok
di depan dada
dengan baik dan
tepat serta
seirama
20. Anak dapat
melenggangkan
tangan dengan posisi
diam di tempat, maju
dan mundur
Anak dapat
melenggangkan
tangan dengan
posisi diam di
tempat
Anak dapat
melenggangkan
tangan dengan
posisi diam di
tempat dan
maju
Anak dapat
melenggangkan
tangan dengan
posisi diam di
tempat, maju dan
mundur
Anak dapat
melenggangkan
tangan dengan
posisi diam di
tempat, maju dan
mundur dengan
baik dan tepat
serta seirama
21. Anak dapat
melenggangkan
tangannya dan
menepukan batok ke
depan dada
Anak dapat
melenggangkan
tangannya
Anak dapat
melenggangkan
tangannya dan
menepukan
batok ke depan
dada
Anak dapat
melenggangkan
tangannya dan
menepukan
batok ke depan
dada dengan
baik dan tepat
Anak dapat
melenggangkan
tangannya dan
menepukan
batok ke depan
dada dengan
baik dan tepat
serta seirama
22. Anak dapat
melenggangkan
Anak dapat
melenggangkan
Anak dapat
melenggangkan
Anak dapat
melenggangkan
Anak dapat
melenggangkan
91
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Pedoman Wawancara
Pada penelitian ini, wawancara dilakukan pada siswa, guru.dan
kepala sekolah Wawancara yang dilakukan pada guru dengan tujuan untuk
untuk mendapatkan informasi mengenai kurikulum dan pemilihan bahan
ajar yang tepat untuk siswa dalam rangka menigkatkan kecerdasan
kinestetik.
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara
terstruktur dengan narasumber terkait. Wawancara akan dilakukan dengan
kepala TK Nusantara Cilegon dan pendidik ( guru ) yang terkait dengan
penelitian, yaitu guru kelas.
Pada penelitian ini wawancara yang di lakukan yaitu wawancara
dengan kepala sekolah dan juga guru. Wawancara yang di lakukan dengan
kepala sekolah yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai
pembelajaran di sekolah tersebut, tipe anak yang akan di ajar secara garis
besar dan lain sebagainya. Sedangkan wawancara yang di lakukan dengan
guru yaitu untuk mendapatkan informasi secara detail mengenai keadaan
tangan dan
menepukan batok di
depan dada sambil
berjalan membentuk
lingkaran.
tangan tangan dan
menepukan
batok di depan
tangan dan
menepukan
batok di depan
dada sambil
berjalan
membentuk
lingkaran.
tangan dan
menepukan
batok di depan
dada sambil
berjalan
membentuk
lingkaran dengan
baik dan tepat
serta seirama.
92
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
anak, cara mengajar di kelas dan lain sebagainya. Hasil wawancara ini
diharapkan mampu mendukung data yang akan di tuangkan oleh penulis.
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa :
a. Format Instrumen kemampuan kinestetik anak untuk melihat
kemapuan kinestetik yang muncul selama kegiatan menari.
b. Format satuan perencanaan tindakan yang merupakan perencanaan
tindakan selama penelitian.
c. Format catatan lapangan untuk mencatat aktivitas anak dalam proses
pembelajaran
d. Pedoman Wawancara (data kualitatif) yang berisi sejumlah pertanyaan
untuk mengungkapkan hal-hal yang sulit untuk dimengerti.
e. Foto dari kegiatan yang diberikan saat penelitian berlangsung. Hasil
foto tersebut digunakan untuk membantu mendeskripsikan apa yang
dicatat dicacatan lapangan.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi menurut Arikunto ( 1993; 202 ) adalah mencari
data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku-buku,
surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya. Pada teknik ini, peneliti
dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber
tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, dimana
responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya.Studi
dokumentasi ini berupa foto-foto hasil penelitian.
Studi kepustakaan ( literature ) menurut Danial dan Warsiah
( 2009;80 ) adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan
sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan
tujuan penelitian.
Pada penelitian ini dokumentasi yang dikumpulkan untuk
mendukung data penelitian yaitu berupa :
93
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Daftar nilai siswa yaitu sebagai dokumentasi bagi peneliti dalam
mengolah data hasil belajar siswa sehingga nantinya akan
mendapatkan kesimpulan perkembangan hasil belajar yang didapat
oleh siswa.
b. Foto anak sedang melakukan sedang melakukan gerak-gerak tari
surantang-surinting.
4. Studi Pustaka
Pada penelitian ini studi pustaka merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai sumber diantaranya
dokumen, buku-buku, skripsi, internet, maupun hasil objek yang relevan
dengan objek penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Setelah selesai dilaksanakan, maka hasil pengamatan yang berupa
lembar hasil observasi yang dilanjutkan pada tahap analisis data kuantitatif
berupa perhitungan statistik yaitu mean, modus, median dan standar deviasi.
Perhitungan statistik bertujuan untuk menghitung presentase peningkatan
kecerdasan kinestetik anak serta taraf signifikasi dan perbedaan antara hasil
pengamatan sebelum tindakan dan hasil pengamatan sesudah tindakan pada
akhir siklus.Analisis data penelitian dilakukan dengan menguji hipotesis
tindakan, yaitu dengan menggunakan perbedaan nilai rata-rata anak sebelum
mendapat perlakuan dan setelah mendapat perlakuan.Analisis ini dilakukan
dalam setiap siklus dengan pengolahan data mentah dan uji hipotesis tindakan.
Teknik analisis data yang digunakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian tindakan berupa kegiatan menari surantang-surinting terhadap
peningkatan kecerdasan kinestetik anak usia dini.
Adapun presentase kenaikan setiap siklus dan pra penelitian dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Presentase kenaikan = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 x 100%
Skor Total = jumlah butir pengamatan x jumlah responden x 3
94
Veby Anggraeni, 2014 Pembelajaran Tari Surantang-Surinting Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Di TK Nusantara Cilegon Banten Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Analisis data pemantau tindakan dengan menggunakan analisis
sebagaimana dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yakni tahapan
1.Reduksi data, 2. Display data, 3. Kesimpulan, verivikasi dan
refleksi.Reduksi data memuat penyederhanaan, dan ringkasan dari
pengkodean data. Display data terdiri atas penyajian data secara matrik, bagan
atau daftar checklist. Penarikan kesimpulan mengenai validitas dan temuan
pola.Ini semua dilakukan agar peneliti dapat mengembangkan visualisasi
akibat, efek, hasil dan pengaruhdari intervensi tindakan
penelitian.Pengambilan data kuantitatif menggunakan catatan wawancara.