bab iv metodologi penelitian - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/56085/9/bab iv.pdf · penelitian...

16
31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dan metode yang digunakan adalah post test only control group design yaitu rancangan penelitian yang hasil penelitiannya diamati setelah perlakuan selesai. 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang dengan estimasi waktu selama 3 minggu di Bulan Desember 2018-Januari 2019. 4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) strain wistar. 4.3.2 Sampel Sampel yang digunakan adalah tikus putih jantan diambil dari populasi yang sesuai kriteria inklusi. 4.3.3 Besar Sampel Terdapat 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (-), kelompok kontrol positif (+), dan 3 kelompok perlakuan. Penentuan besar replikasi sampel dalam penelitian ditentukan menggunakan

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 31

    BAB IV

    METODOLOGI PENELITIAN

    4.1 Rancangan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dan

    metode yang digunakan adalah post test only control group design yaitu

    rancangan penelitian yang hasil penelitiannya diamati setelah perlakuan

    selesai.

    4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas

    Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang dengan estimasi waktu

    selama 3 minggu di Bulan Desember 2018-Januari 2019.

    4.3 Populasi dan Sampel

    4.3.1 Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus

    norvegicus) strain wistar.

    4.3.2 Sampel

    Sampel yang digunakan adalah tikus putih jantan diambil dari

    populasi yang sesuai kriteria inklusi.

    4.3.3 Besar Sampel

    Terdapat 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif

    (-), kelompok kontrol positif (+), dan 3 kelompok perlakuan. Penentuan

    besar replikasi sampel dalam penelitian ditentukan menggunakan

  • 32

    rumus pada Sample Size Calculation in Animal Studies tahun 2017,

    yakni sebagai berikut:

    Tabel 4.1 Rumus penentuan jumlah sampel Annova Design

    Application Minimum n/grup

    Maximum n/grup

    One-way Annova

    Group Comparasion 10/k +1 20/k+1

    (Ari, 2017)

    Keterangan:

    n : Jumlah subjek tiap kelompok

    k : Jumlah kelompok

    Sesuai dengan rumus tersebut maka untuk mendapat sampel atau

    jumlah subjek tiap kelompoknya dapat dikalkulasikan sebagai

    berikut :

    Jumlah sampel minimum

    N = 10/k +1

    n = 10/5 +1

    n = 2 +1

    n = 3

    Jumlah sampel maksimum

    n = 20/k +1

    n = 20/5 +1

    n = 4 + 1

    n = 5

  • 33

    Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel tiap kelompoknya

    adalah 3. Sehingga, jika dijumlahkan pada peneliatian ini digunakan

    kurang lebih 15 sampel.

    4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel

    Sampel penelitian diambil dengan teknik simple random

    sampling dari populasi tikus putih jantan strain wistar.

    4.3.5 Karakteristik Sampel Penelitian

    a. Kriteria Inklusi :

    1. Tikus jantan Strain Wistar

    2. Umur 2-3 bulan

    3. Berat badan 180-200gram

    4. Sehat, ditandai dengan gerakan aktif, bulu berwarna putih,

    dan mata jernih

    b. Kriteria Ekslusi :

    1. Tikus yang pernah menjadi sampel penelitian lain

    2. Tikus sakit yang ditandai dengan tidak adanya gerakan atau

    gerakan pasif, dan matanya tidak jernih.

    c. Kriteria Drop Out :

    1. Tikus yang mati ketika perlakuan

    4.3.6 Variabel Penelitian

    a. Variabel Bebas

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian dosis

    ekstrak daun kecapi (Sandoricum koetjape).

  • 34

    b. Variabel Tergantung

    Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar

    malondialdehid pada tikus putih (Rattus norvegicus strain wistar)

    model dislipidemia.

    4.3.7 Definisi Operasional

    a. Daun kecapi yang digunakan yaitu daun kecapi dengan kondisi

    sehat yang ditandai dengan warna hijau tua, bersih, dan tidak

    kering. Daun kecapi ini didapatkan dari perkebunan kecapi di

    Madura sebanyak 3 kg. Determinasi daun kecapi dilakukan di

    Materia Medika. Daun kecapi yang didapatkan kemudian

    dikeringkan dan diekstrak dengan metode maserasi dimana

    masing-masing dosis ekstrak 1,33mg/200grBB;

    2,66mg/200grBB; 5,32mg/200grBB (diperoleh dari hasil

    perhitungan konversi tabel 4.1). Variabel ini termasuk dalam

    skala kategorik (ordinal).

    b. Induksi dislipidemia dengan pemberian diet tinggi lemak yang

    mengandung minyak jelantah (Suwandi, 2012). Minyak jelantah

    dalam penelitian ini diambil dari pedagang gorengan di Kota

    Malang dan diberikan dengan metode sonde per oral sebanyak 2,5

    ml minyak jelantah dengan penggorengan lebih dari 20 kali

    ditambah dengan pakan standar BR-1 (Ulilalbab, et al., 2012).

    Perlakuan tersebut diberikan 1x/hari selama 14 hari. Bahan untuk

    induksi dislipidemia ini didapatkan dari pedagang pasar setempat

    serta toko pakan ternak di kota Malang.

  • 35

    c. Kadar malondialdehid (MDA) diukur dalam mg/dL dengan

    metode TBARS (2-Thiobarbituric Acid Reactive Substance) dari

    darah setiap tikus sebanyak 3 ml yang diambil dari spuit (Septiana

    & Ardiaria, 2016). Variabel ini menggunakan skala data numerik

    (ratio).

    4.4 Alat dan Bahan Penelitian

    4.4.1 Alat Pemilaharaan Tikus

    a. Kandang tikus dan penutup

    b. Tempat makan dan minum

    c. Timbangan analitik Ohaus dengan ketelitian 0,0001 %

    d. Sekam

    4.4.2 Perlakuan dan pembedahan

    a. Handscoon

    b. Masker

    c. Tisu

    d. Sonde modifikasi

    e. Spuit 5cc

    f. Neraca berat badan

    g. Label

    h. Toples klorofom

    i. Spons untuk pengambilan klorofom

    j. Minor set dan papan bedah

  • 36

    4.4.2 Alat pengabilan sampel darah tikus

    a. Jarum

    b. Pipet mikro 50µi

    c. Tabung evendoff 3cc dan 1,5cc

    d. Sentrifuge

    4.4.3 Alat lain

    a. Rak dan tabung reaksi

    b. Erlenmeyer

    c. Gelas ukur

    d. Vaccum fezer dyer

    e. Kamera digital

    4.4.4 Bahan

    a. Daun kecapi sebanyak 3 kg

    b. Etanol

    c. Minyak jelantah

    d. Pakan standar BR-1

    e. Klorofom (Dewi, Iskandarsyah & Octarina, 2014)

    4.5 Prosedur Penelitian

    4.5.1 Proses Adaptasi

    Tikus diadaptasikan selama 7 hari dan dilakukan pengelompokan

    secara acak menjadi 5 kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 3 ekor

    tikus yang diletakkan di dalam kandang. Masing-masing kandang berisi

    1 sampai 2 tikus. Bahan pakan normal BR-1 diberikan 1x/hari dengan

  • 37

    pemberian minum aquades secukupnya pada masing-masing

    kelompok. Sebelum dan sesudah proses adaptasi, tikus ditimbang berat

    badannya. Adaptasi bertujuan agar tikus menyesuaikan dulu dengan

    lingkungan baru.

    4.5.2 Pengelompokan Tikus

    Pengelompokan tikus ini berdasarkan perlakuan yang dilakukan

    dalam penelitian. Perlakuan dan pengelompokan tikus dalam penelitian

    ini ada 5, yaitu:

    a. Kelompok I kontrol negatif : Diberi pakan standar BR-1 sebanyak

    40 g/hari/tikus serta minum ad libitum selama 14 hari, tanpa

    pemberian minyak jelantah dan ekstrak daun kecapi.

    b. Kelompok II kontrol positif : Diberi pakan standar BR-1

    sebanyak 40 g/hari/tikus serta minum ad libitum ditambah diet

    tinggi lemak berupa minyak jelantah yang diberikan dengan

    metode sonde lambung sebanyak 2,5 ml/hari selama 14 hari,

    tanpa pemberian ekstrak daun kecapi.

    c. Kelompok III: Diberi pakan standar BR-1 sebanyak 40 g/hr/tikus

    serta minum ad libitum ditambah diet tinggi lemak berupa

    minyak jelantah sebanyak 2,5 ml/hari dan ekstrak daun kecapi

    (Sandoricum koetjape) dengan dosis 1,33 mg/200grBB/hari

    dengan metode sonde lambung sekali dalam sehari selama 14

    hari.

    d. Kelompok IV: Diberi pakan standar BR-1 sebanyak 40 g/hr/tikus

    serta minum ad libitum ditambah diet tinggi lemak berupa

  • 38

    minyak jelantah sebanyak 2,5 ml/hari dan ekstrak daun kecapi

    (Sandoricum koetjape) dengan dosis 2,66 mg/200grBB/hari

    dengan metode sonde lambung sekali dalam sehari selama 14

    hari.

    e. Kelompok V: Diberi pakan standar BR-1 sebanyak 40 g/hr/tikus

    serta minum ad libitum ditambah diet tinggi lemak berupa

    minyak jelantah sebanyak 2,5 ml/hari dan ekstrak daun kecapi

    (Sandoricum koetjape) dengan dosis 5,32 mg/kgBB/hari dengan

    metode sonde lambung sekali dalam sehari selama 14 hari.

    4.5.3 Pembuatan Ekstrak Daun Kecapi

    Daun yang sudah diambil sebanyak 3 kg, kemudian dicuci

    menggunakan air dan dibilas dengan aquades steril kemudian daun

    dikeringkan dalam oven suhu 400○C. Daun yang sudah kering

    kemudian di blender hingga halus. Setelah itu serbuk tersebut kemudian

    diekstrak menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 80%

    sebanyak 1000 ml hingga serbuk benar-benar terendam seluruhnya.

    Perendaman dilakukan pada suhu kamar hingga 3 hari dan setiap hari

    dilakukan pengadukan selama 5 menit. Setelah 3 hari, hasil maserasi

    disaring dengan corong buchner yang dialasi kertas saring. Hasil

    ekstraksi selanjutnya dipekatkan dengan menggunakan water bath

    sampai dihasilkan ekstrak daun kecapi (Asiani, Sulaiman &

    Kurniawan, 2012).

  • 39

    4.5.4 Dasar Penentuan Dosis Ekstrak Daun Kecapi

    Penentuan dosis ekstrak daun kecapi (Sandoricum koetjape)

    didasarkan pada penelitian sebelumnya oleh Kartika pada tahun 2016

    yang melakukan penelitian tentang ekstrak daun kecapi terhadap kadar

    kolesterol, didapatkan dosis yang berpengaruh terhadap penurunan

    kadar kolesterol sebesar 19mg/kgBB yang menggunakan hewan coba

    mencit (Mus musculus) dengan dosis 0,38mg/20gram mencit. Sehingga

    dosis harus di konversi terlebih dahulu karena dalam penelitian ini

    peneliti menggunakan hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus strain

    wistar). Konversi tersebut berdasarkan tabel dengan perhitungan

    sebagai berikut:

    n’ = n x 7

    keterangan :

    n’ = dosis ekstrak daun kecapi (Sandoricum koetjape) tikus putih

    n = dosis ekstak daun kecapi (Sandoricum koetjape) mencit jantan

    7 = ketetapan konversi untuk mencit ke tikus

    Tabel 4.2 Konversi Dosis Antar Spesies

    Mencit 20 g

    Tikus 200 g

    Marmot 400 g

    Kelinci 1,5 kg

    Anjing 12 kg

    Manusia 70 kg

    Mencit 20 g

    1,0 7,0 12,25 27,8 124,2 387,9

    Tikus 200 g

    0,14 1,0 1,74 3,9 17,8 56,0

    Marmot 400 g

    0,08 0,57 1,0 2,25 10,2 31,5

    Kelinci 1,5 kg

    0,04 0,25 0,44 1,0 4,5 14,2

    Anjing 12 kg

    0,08 0,06 0,1 0,22 1,0 3,1

  • 40

    Manusia 70 kg

    0,0026 0,018 1,031 0,7 0,32 1,0

    (Laurance DR & Bacharah AL, 1964)

    Dosis yang diberikan adalah 1/2n’, n’, dan 2n’. Berdasarkan tabel

    konversi diatas maka diperoleh perhitungan dosis berikut:

    Dosis I = 1/2n’ = ½ (0,38 x 7) = 1,33 mg/200 grBB (dosis rendah)

    Dosis II = n’ = 0,38 x 7 = 2,66 mg/200 grBB (dosis sedang)

    Dosis III = 2n’ = 2(0,38 x 7) = 5,32 mg/200 grBB (dosis tinggi)

    Dosis diubah dalam satuan berat menjadi satuan volume

    menggunakan piknometer dengan memperhatikan berat jenis dari suatu

    benda. Adapun cara dalam penggunaan piknometer, sebagai berikut.

    1. Timbang piknometer kosong yang bersih dan kering dengan

    seksama.

    2. Isi piknometer dengan ekstrak daun kecapi hingga penuh, tutup

    piknometer, lalu masukkan ke dalam lemari pendingin hingga

    suhu 20°.

    3. Biarkan tabung piknometer terbuka dan suhu air naik sampai

    mencapai suhu percobaan, lalu tutup tabung piknometer.

    4. Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar. Air

    yang menempel diusap dengan tisu, timbang dengan seksama.

    5. Catat hasilnya.

    6. Cara perhitungan :

    ρ = mv

  • 41

    keterangan :

    ρ = berat jenis (gr/ml)

    m = massa (gr)

    v = volume (ml) (Aziz, Yuanita & Susanti, 2010).

    4.5.5 Diet Tinggi Lemak

    Induksi dislipidemia dilakukan dengan pemberian diet tinggi

    lemak yang mengandung minyak jelantah (Suwandi, 2012). Pada

    kelompok perlakuan, dilakukan penyondean 2,5 ml minyak jelantah

    yang diambil dari pedagang gorengan di Kota Malang dengan

    penggorengan lebih dari 20 kali, diberikan dengan metode sonde per

    oral ditambah dengan pakan standar BR-1 (Ulilalbab, et al., 2012).

    Perlakuan tersebut diberikan 1x/hari selama 14 hari.

    4.5.6 Pengambilan Sampel Darah dan Pemusnahan Hewan Coba

    Tahap ini dilakukan dengan memasukkan hewan coba ke dalam

    toples kaca atau akuarium yang sebelumnya sudah diberi kapas

    mengandung kloroform. Pembiusan dilakukan satu persatu secara

    inhalasi dengan dosis eter 0,67ml/hewan coba selama 28 detik yang

    dihitung menggunakan stopwatch. Tikus yang teranastesi ditandai

    dengan tidak adanya respon nyeri. Tikus yang teranastesi diletakkan

    pada meja paraffin dan keempat nya difiksasi menggunakan jarum

    pentul, kemudian dibedah menggunakan gunting dari abdomen hingga

    setinggi leher. Darah diambil pada ventikel kiri sebanyak ±3 cc

  • 42

    kemudian dipindah ke test tube lalu disentrifuge dengan kecepatan

    3000 rpm selama ±15 menit.

    Tikus yang telah diambil darah yang akan diteliti dipastikan mati,

    bangkai tikus diletakkan dalam wadah baskom. Bangkai tikus

    percobaan dikubur di tanah dengan kedalaman minimal 50 cm dan luas

    lubang 0,25m². Setiap lubang hanya digunakan untuk mengubur 10

    tikus secara bersama, hal ini untuk mencegah bangkai tikus digali oleh

    hewan lain seperti kucing. Lubang ditutup kembali dengan tanah lalu

    lubang dipadatkan agar tidak tercium bau dari bangkai tikus tersebut.

    4.5.7 Pemeriksaan Kadar Malondialdehid

    Pemeriksaan kadar malondialdehid dengan metode TBARS (2-

    Thiobarbituric Acid Reactive Substance) menggunakan TBARS reagen

    kits yang sesuai dengan protap Laboratorium Biomedik Universitas

    Muhammadiyah Malang. Analisis dilakukan dengan cara memasukkan

    750 µl asam fosfat dimasukkan dengan pipet ke dalam polypropilen

    tube 13 mL kemudian ditambahkan sebanyak 250 µl TBA

    (Thiobarturic Acid) dan ditambahkan 50 µl standar/sampel dan digojog.

    Campur sampai homogen kemudian ditambahkan aquades sebanyak

    450 µl ke dalam tabung dan tabung di tutup rapat. Campuran

    dipanaskan selama 60 menit, setelah pemanasan tabung ditempatkan

    dalam ice bath untuk mendinginkan sampel. Sampel yang sudah dingin

    diaplikasikan ke dalam kolom Set-Pak C18. Absorbansi diukur

  • 43

    menggunakan Spektofotometer dengan panjang gelombang 532 nm

    (Septiana & Ardiaria, 2016).

    4.6 Analisis Data

    Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan

    uji one way ANOVA, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji regresi dengan

    menggunakan program komputasi statistik SPSS 23.

    a. Uji one way ANOVA digunakan untuk mengetahui perbedaan kadar

    MDA pada setiap perlakuan. Hasil uji ANOVA dikatakan terdapat

    pengaruh yang sangat bermakna jika nilai signifikansi (sig) < P=0,05.

    Sebelum dilakukannya uji ANOVA perlu dilakukan uji normalitas

    menggunakan uji Saphiro Wilk yang bertujuan untuk mengetahui

    kenormalan data (data bersifat normal apabila sig > 0,05) dan uji

    homogenitas menggunakan uji Levene untuk mengetahui homogenitas

    varian dari data-data yang diperoleh (data bersifat homogen jika sig >

    0,05). Apabila persebaran data tidak normal (sig

  • 44

    c. Uji regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa kuat

    pengaruh antara dosis ekstrak daun kecapi dengan penurunan kadar

    MDA tikus.

  • 45

    4.7 Alur Penelitian

    Adaptasi Hewan Coba selama 7 hari

    Setiap tikus dianastesi dengan 0,67 ml kloroform pekat secara inhalasi

    Pengambilan darah dari ventrikel kiri jantung hewan coba sebanyak 3ml

    menggunakan spuit 5 ml

    Setelah tikus dibedah kemudian tikus dikubur dengan setiap

    lubang terdapat 10 tikus

    Kelompok I (Kontrol Positif)

    Pemberian makan BR-1 dan induksi dislipidemia

    selama 14 hari

    Kelompok II Pemberian

    makan BR-1, induksi

    dislipidemia, dan ekstrak daun

    kecapi dosis 1,33 mg/200grBB

    selama 14 hari

    Kelompok III Pemberian

    makan BR-1, induksi

    dislipidemia, dan ekstrak daun

    kecapi dosis 2,66 mg/200grBB

    selama 14 hari

    Kelompok IV Pemberian

    makan BR-1, induksi

    dislipidemia, dan ekstrak daun

    kecapi dosis 5,32 mg/200grBB

    selama 14 hari

    Analisa Data Menggunakan uji normalitas, homogenitas, ANOVA, post

    hoc test, dan regresi

    Pemeriksaan Kadar MDA

    Kelompok I (Kontrol Negatif)

    Pemberian makan BR-1

    selama 14 hari

  • 46

    4.8 Jadwal Penelitian

    Tabel 4.3 Jadwal Penelitian

    No. Jenis Kegiatan Minggu 1 2 3 4 1. Adaptasi tikus X 2. Induksi diet tinggi lemak X X 3. Pemberian ekstrak daun kecapi X X 4. Pengecekan parameter X 5 Analisa data X 6. Konsultasi dan revisi X X