bab-iv-reva

12
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di lingkunga sekitar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu yang berlokasi di jalan WR. Supratman Kandang Limun Bengkulu. Fakultas ini memiliki beberapa ruang kuliah, ruang administrasi, ruang dosen, ruang MEU, laboratorium, ruang tutorial, ruang seminar, perpustakaan, dan mushola. 2. Karakteristik Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu yang telah memenuhi kriteria inklusi. Jumlah sampel pada penilitian ini adalah 26 orang dengan 13 orang pada setiap kelompok.

Upload: ariefsuwarni

Post on 06-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

we

TRANSCRIPT

Page 1: bab-IV-reva

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lingkunga sekitar Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu yang berlokasi di jalan WR. Supratman

Kandang Limun Bengkulu. Fakultas ini memiliki beberapa ruang kuliah,

ruang administrasi, ruang dosen, ruang MEU, laboratorium, ruang tutorial,

ruang seminar, perpustakaan, dan mushola.

2. Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu yang telah memenuhi kriteria inklusi.

Jumlah sampel pada penilitian ini adalah 26 orang dengan 13 orang pada

setiap kelompok.

Page 2: bab-IV-reva

Tabel 4.1 Persentase Karakteristik Sampel Penelitian

Karakteristik N (Jumlah) Persentase (%)

Jenis KelaminLaki-laki 9 35

Perempuan 17 65Kelompok Kontrol (Konsumsi nasi putih +

air putih)

Laki-laki 1 38Perempuan 12 46

Kelompok Perlakuan dua (Konsumsi nasi

putih + kopi berkafein)

Laki-laki 8 30Perempuan 5 19

Umur18 - 19 0 019 - 20 6 2320 - 21 6 2321 - 2222 - 2323 - 24

473

152711

Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh bahwa sampel berjenis kelamin laki-

laki adalah sebanyak 9 orang dan yang berjenis kelamin perempuan adalah 17

orang. Dari sampel yang diperoleh pada kelompok kontrol (konsumsi nasi

putih + air putih) sampel berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1 orang,

perempuan sebanyak 12 orang, sedangkan pada kelompok perlakuan

(konsumsi nasi putih + kopi berkafein) sampel berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 8 orang, perempuan 5 orang.

Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh bahwa sampel terbanyak berumur 22

tahun yaitu sebanyak 7 orang. Sisanya berumur 19 tahun sebanyak 6 orang, 20

tahun sebanyak 6 orang, 21 tahun sebanyak 4 orang, dan 23 tahun sebanyak 3

orang.

Page 3: bab-IV-reva

3. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Puasa dan Postprandial

Adapun rata-rata nilai selisih kadar glukosa darah puasa dan kadar

glukosa darah postprandial dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Rata-rata Nilai Selisih Kadar Glukosa Darah Puasa dan Kadar Glukosa Darah Postprandial (mg/dL).

Rata-rata kadar

glukosa darah puasa

(mg/dL)

Rata-rata kadar glukosa

darah postprandial

(mg/dL)

Selisih rata-rata kadar

glukosa darah (mg/dL)

Kontrol(Konsumsi nasi putih

+ air putih)

80,4 105 24,6

Kelompok Perlakuan (Konsumsi nasi putih

+ kopi berkafein)

80,6 143 62,4

Tabel 4.2 di atas menunjukkan menunjukkan rata-rata selisih kadar

glukosa darah puasa dari dewasa muda mahasiswa FKIK Universitas

Bengkulu. Data tersebut membuktikan bahwa selisih kadar glukosa darah pada

kelompok perlakuan kontrol (Konsumsi nasi putih + air putih) adalah 24,6 dan

selisih kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan (Konsumsi nasi putih +

kopi berkafein) adalah 62,4. Dari hasil data tersebut terlihat bahwa kelompok

yang mengkonsumsi nasi+kopi berkafein memiliki selisih kadar glukosa darah

yang paling besar.

4. Hasil Analisis Data

Analisis data menggunakan uji t tak berpasangan (independent samples

t-test). Syarat menggunakan uji ini adalah sebaran data harus normal dan

varians data boleh sama, boleh juga tidak sama. Dikarenakan sampel kecil

(≤50) maka digunakan uji Shapiro-Wilk yang bertujuan untuk mengetahui

sebaran data normal atau tidak. Hasil uji Shapiro-Wilk dapat dilihat pada

Tabel 4.3

Page 4: bab-IV-reva

Tabel 4.3 Hasil Uji Shapiro-Wilk.

No Selisih Kadar Glukosa Darah Signifikansi (p) Keterangan

1 Kontrol(Konsumsi nasi putih + air

putih)

0,588 Normal

2 Perlakuan 1 (Konsumsi nasi putih + kopi berkafein)

0,458 Normal

Uji varians dilakukan untuk mengetahui varians data sama atau tidak.

Hasil uji varians data dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil Uji Varians.

Levene Test for Equality of Variances

F Sig

2,690 0.114

Hasil uji Shapiro-Wilk diperoleh nilai p untuk glukosa darah pada

masing-masing kelompok >0,05 yang dapat disimpulkan bahwa sebaran data

normal. Pada uji varians diperoleh nilai p=0.114 (p>0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa varians data antara kelompok yang dibandingkan adalah

sama. Sebaran data normal dan varians data sama maka uji analisis data yang

digunakan adalah uji t tak berpasangan (independent samples t-test).

Tabel 4.5 Hasil anasilis statistik kadar glukosa darah postprandial menggunakan uji t tak berpasangan (independent samples t-test).

Keterangan Selisih Kadar Glukosa Darah

Kontrol(Konsumsi nasi putih

+ air putih)

Perlakuan(Konsumsi nasi putih +

kopi berkafein)

Standar Deviasi 12.2125 17,5861

Signifikansi (p) 0,000 0,000

Page 5: bab-IV-reva

Hasil uji uji t tak berpasangan (independent samples t-tes) untuk

selisih kadar glukosa darah puasa postprandial diperoleh nilai p = 0,000

( p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan kadar glukosa darah postprandial

yang bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan.

Page 6: bab-IV-reva

BAB V

PEMBAHASAN

Proses interaksi antara kopi dengan toleransi glukosa masih kontroversial.

Namun, menurut teori efek fisiologis kopi terbanyak ditimbulkan oleh kafein.

Kafein merupakan antagonis reseptor adenosin dan dapat menghambat ambilan

glukosa oleh otot, walaupun dengan adanya insulin (Daly dan Fredholm, 2004).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Moisey et al., 2008)

menyatakan bahwa kopi berpengaruh terhadap toleransi glukosa dengan

menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah yang diakibatkan oleh kafein.

Namun, penelitian tersebut hanya mengungkapkan efek kafein terhadap kadar

glukosa darah tanpa mempertimbangkan senyawa chlorogenic acid (CGA) yang

terkandung dalam kopi.

Chlorogenic acid (CGA) mempengaruhi metabolisme glukosa dengan cara

menurunkan gradient konsentrasi Na+, sehingga menurunkan ambilan glukosa

oleh enterosit, dan menghambat aktifitas glukosa-6-fosfatase. CGA juga

menurunkan pelepasan glucose dependent-insulinotropic peptide (GIP) di bagian

proksimal usus halus dan menurunkan absorpsi glukosa (Thom, 2007).

Penelitian Johnston et al. (2003), dengan menggunakan kelompok kopi

berkafein, dekafein dan minuman kontrol, menunjukkan adanya peningkatan

kadar glukosa darah 30 menit pada kelompok kopi berkafein (dibandingkan kadar

glukosa darah sebelum pemberian kopi), dan penurunan kadar glukosa darah pada

kelompok kontrol.

Penelitian ini bertujuan mengetahui efek kopi secara akut terhadap

kadar glukosa darah, dengan menggunakan metode yang lebih sederhana

yaitu selisih kadar glukosa darah setelah pengkonsumsian minuman, baik

kopi maupun kontrol (air putih), dibandingkan kadar glukosa darah sebelum

pengkonsumsian minuman (kadar glukosa darah postprandial − kadar

glukosa darah puasa). Setelah uji t tak berpasangan (independent samples t-

test) menunjukkan nilai signifikan. Tabel 4.6 menunjukkan adanya

Page 7: bab-IV-reva

perbedaan yang bermakna (p≤0,05) antara kelompok kopi berkafein

dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan penelitian dan teori

sebelumnya yang menyatakan kafein dapat meningkatkan kadar glukosa

darah.

Hasil tersebut bertolak belakang dengan teori sebelumnya yang

menyatakan bahwa kopi dapat menurunkan kadar glukosa darah. Hal ini secara

tidak langsung juga menunjukkan bahwa kafein mempunyai efek yang lebih

potensial dalam pengaturan kadar glukosa darah dibandingkan dengan efek yang

ditimbulkan oleh chlorogenic acid.

Terdapat beberapa perbedaan pada hasil penelitian ini dibandingkan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh. Hal ini mungkin terjadi karena

adanya beberapa perbedaan pada metode penelitian antara lain desain penelitian,

jumlah sampel yang digunakan, jumlah karbohidrat perlakuan. Penelitian ini

menggunakan desain parallel dengan…sampel (5 sampel pada masing-masing

kelompok perlakuan), 77 karbohidrat, dan diuji 30 menit setelah perlakuan.

Page 8: bab-IV-reva

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai Pengaruh Konsumsi

Kopi terhadap Kadar Glukosa Darah Postprandial Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Kopi berpengaruh terhadap kadar glukosa darah postprandial. Hal ini

diketahui dari hasil uji t tak berpasangan (independent samples t-test) yang

menunjukkan nilai yang signifikan (p≤0,05).

2. Terdapat perbedaan kadar glukosa darah postprandial pada kelompok

perlakuan (nasi putih+kopi berkafein) dibandingkan dengan kelompok

kontrol (konsumsi nasi putih+air putih) yaitu (p=0,000).

3. Kafein yang terkandung dalam kopi mempunyai efek yang lebih potensial

dalam pengaturan kadar glukosa darah jika dibandingkan dengan asam

klorogenat.

B. Saran

1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis minimal kopi yang

dapat meningkatkaan kadar glukosa darah postprandial.

2. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui peningkatan glukosa darah

pada 15 menit, 30 menit 45 menit 60 menit 90 menit 120 menit.

3. Kelemahan penelitian sendiri bisa datang dari kepatuhan sampel dalam

mendapat perlakuan.