bagan tumor hidung.pdf
TRANSCRIPT
-
Tini FK UNSOED
TUMOR
HIDUNG POLIP NASI
KONKA
POLIP
OID
PAPILOMA
Inverted
papiloma
Angiofibroma
nasofaring
HEMANGI
OMA
OSTEOM
A
KARSINOMA
NASOFARING
DEFINISI
Tumor hidung
adalah
pertumbuhan ke
arah ganas yang
mengenai hidung
dan lesi yang
menyerupai tumor
pada rongga
hidung, termasuk
kulit dari hidung
luar dan
vestibulum nasi2
suatu proses inflamasi
kronis pada mukosa
hidung dan sinus
paranasi yang ditandai
dengan adanya massa
yang edematous pada
rongga hidung (Erbek
et al,2007)
kantong mukosa yang
edema, jaringan
fibrosus, pembuluh
darah, sel-sel inflamasi
dan kelenjar (Tos &
Larsen,2001).
lesi membran
mukosa pada
kavum nasi dan
sinus paranasal,
tetapi terdapat
hiperplasi epitel
yang tumbuh dan
masuk kedalam
jaringan stroma di
bawahnya untuk
kemudian
membentuk
kripte,dengan
membrana basalis
yang utuh
tumor jinak yang
sering ditemukan
di nasofaring, dan
sering ditemukan
pada remaja pria
berusia antara 14-
25, usia yang lebih tua, wanita dan ibu hamil
Tumor ganas paling sering di
daerah kepala
leher
Laki-laki: perempuan= 2-3:
1
ETIOLOGI
tumor ganas
hidung belum
diketahui, tetapi
diduga
beberapa zat hasil
industri
merupakan
penyebab antara
lain nikel,
debu kayu, kulit,
formaldehid,
kromium, minyak
isopropyl dan
lainlain
inflamasi kronis
alergi dan non alergi,
sinusitis alergi jamur,
intoleransi aspirin,
asma, sindrom Churg-
Strauss (demam, asma,
vaskulitis eosinofilik,
granuloma), fibrosis
kistik, Primary ciliary
dyskinesia, Kartagener
syndrome (rinosinusitis
kronis, bronkiektasis,
situs inversus), dan
Young syndrome
(sinopulmonary
disease, azoospermia,
polip nasi)
(Kirtreesakul 2002).
belum jelas, teori mengemukakan bahwa:
Alergi (sudah
ditinggalkan)
Infeksi virus (HPV 6, HPV 11, HPV
16, HPV 18)
Sering terpapar dengan zat
karsinogen
(pekerjaan yang
sering terpapar
asap, debu, dan
aerosol)
Merokok
belum diketahui
secara jelas. tetapi
secara garis besar
dibagi menjadi 2
golongan yaitu
teori jaringan asal
tumbuh dan teori
hormonal.
Belum pasti Virus Ebstein
Barr dengan
mediator ikan
asin, makanan
yang diawetkan,
sosial ekonomi
rendah,sering
kontak zat
karsinogen (asap,
gas kimia),
genetis, radang
kronis dll
PATOGENESI
S
belum diketahui.
Perkembangan polip
telah dihubungkan
dengan inflamasi
kronik, disfungsi
sistem saraf autonom
dan predisposisi
genetik.
polip berasal dari
-
Tini FK UNSOED
adanya epitel mukosa
yang rupture oleh
karena trauma, infeksi,
dan alergi yang
menyebabkan edema
mukosa, sehingga
jaringan menjadi
prolaps (King 1998).
Fenomena Bernoulli
menyatakan bahwa
udara yang mengalir
melalui tempat yang
sempit akan
mengakibatkan
tekanan negatif pada
daerah sekitarnya.
Jaringan yang lemah
akan terisap oleh
tekanan negatif
sehingga
mengakibatkan edema
mukosa dan
pembentukan polip.
PATOLOGI
KLINIS
ANAMNESIS
sinusitis sinusitis, disfagia,
trismus.
Hidung
tersumbat
uni atau bilateral
menetap
Obatruksi
hidung
hidung tersumbat
unilateral, rasa
penuh di hidung
+ progresif unilateral
+ Tersumbatnya
duct.
Nasofrontalis
+
Mudah berdarah Tidak mudah berdarah. mudah
berdarah
berdarah jk disentuh +
Rinore jernih atau purulen,
uni atau bilateral
+ + kronik campur darah
Post nasi drip +
bersin + iritasi hidung +
proptosis dan
lakrimasi yang
berlebihan
Epistaksis + + + berulang + unilateral
Anosmia (+) Anosmia dan
hiposmia
+ tapi jarang +
Rasa penuh di
telinga
+
-
Tini FK UNSOED
Berdengung +
Gangguan
pendengaran
+ + +
Sakit kepala jarang + + +
Pandangan
kabur
+
Diplopia + +
PEMERIKSA
AN FISIK
inspeksi
Kronis, punggung
hidung. Melebar :
frog nose (hidung kodok)
Bengkak kedua
hidung
Letak
Tumor di cavum nasi
Meatus / Konka Media
Umumnya : multipel
dan bilateral
- Nasal
vestibuli
- Mukosa
hidung
- Bawah
konka
Dinding lateral
kavum nasi,
vestibulum, septum
nasi, dasar
nasofaring, sinus
frontal dan
spenoidal, dan
saccus lakrimal.
- Kapilare
- Kavernosum
- Perisitoma
- Sinus frontal
- Sinus
maksilaris
Massa
putih,pucat atau
hiperemis
Merah
muda.
massa polipoid
unilateral.
berbentuk
irregular, keabuan,
Septum nasi
biasanya terdorong
kontralateral
Massa merah
kehitaman
Terikat pada
septum nasi
Bertangkai
Bertangkai tersusun spt anggur
Dpt bergerak
Tdk
bertangkai
Sukar
dibedakan
Tidak
bertangkai
Bertangkai
Konsistensi
Kenyal dan udematus Keras - Keras
- Lunak
(Inverted
papilloma)
* Seperti polip
* Epistaksis
* Dapat
menjadi
maligna
Konsistensi
lunak
Nyeri Tekan Nyeri Tekan (-) Nyeri
-
Tini FK UNSOED
Tekan (+)
vasokonst. Tdk mengecil. mengecil
Ra/rp
massa polipoid, licin,
pucat keabu-abuan
kebanyakan berasal
dari meatus media dan
prolaps ke kavum nasi.
Epistaksis
Polip nasi tidak sensitif
terhadap palpasi dan
tidak mudah berdarah
(Newton et al 2008).
Oklusi tuba + +
Otitis media
serosa
+ +
Limfadenopati
servikal
Limfadenopati
servikal: tidak nyeri,
tidak ada tanda
radang, mula-mula
mobile akhirnya terfiksir
Gejala lanjut
Perluasan ke atas(petrosfenoid):
mengenai saraf otak
ke II-VI:
oftalmoplegi,buta,n
euralgia trigeminal,
Perluasan kebelakang(retropa
rotidian): mengenai
saraf otak ke VII-
XII
Gejala metastase jauh
Akibat perluasan ke
tulang terutama
femur,hepar dan
paru
PEMERIKSA
AN
NASOENDOS
KOPI
memberikan visualisasi
yang baik terutama
pada polip yang kecil
di meatus media
(Assanasen 2001).
Stadium polip
-
Tini FK UNSOED
berdasarkan
pemeriksaan
nasoendoskopi
menurut Mackay dan
Lund dibagi menjadi
stadium 0: tanpa polip,
stadium 1: polip
terbatas di meatus
media,
stadium 2: polip di
bawah meatus media,
stadium 3: polip masif
(Assanasen 2001).
DIAGNOSIS
anamnesis,
pemeriksaan rinoskopi
anterior, pemeriksaan
nasoendoskopi
pemeriksaan
histopatologi untuk
menyingkirkan
keganasan atau kondisi
lain seperti papiloma
inverted (Newton et al
2008)
Pada pemeriksaan
histopatologi, polip
nasi ditandai dengan
epitel kolumnar
bersilia, penebalan
dasar membran, stoma
edematous tanpa
vaskularisasi dan
adanya infiltrasi sel
plasma dan eosinofil
anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan endoskopi
biasanya berasal
dari medial
maxilla namun
terkadang
ditemukan pada
septum,
vestibulum atau
dari sinus
frontalis. CT-Scan
dapat digunakan
untuk
mengevaluasi
ukuran tumor, hal
ini juga
mempermudah
saat pembedahan.
Biopsi tumor
penting untuk
menegakkan
diagnosis. Biopsi
nasal penting
dilakukan untuk
mendiagnosa pada
suspek inverted
papilloma,
biasanya
dilakukan dengan
hati-hati karena
akan memperberat
anamnesis,
pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan
radiologis.
Diagnosis pasti
ditegakkan
berdasarkan
pemeriksaan
histopatologis
jaringan tumor
pasca operasi.
Pemeriksaan nasofaring
Biopsi untuk pemr Patologi
anatomi
CT scan dgn kontras potongan
koronal dan aksial
Ro thorax Bone
scantigraphy
-
Tini FK UNSOED
epistaksis
SSTADIUM
histopatologi, Hellquist
HB
mengklassifikasikan
polip nasi menjadi 4
tipe yaitu : (I)
Eosinophilic
edematous type
(stroma edematous
dengan eosinofil yang
banyak), (II) Chronic
inflammatory or
fibrotic type
(mengandung banyak
sel inflamasi terutama
limfosit dan neutrofil
dengan sedikit
eosinofil), (III)
Seromucinous gland
type (tipe I+hiperplasia
kelenjar seromucous),
(IV) Atypical stromal
type (Kirtsreesakul
2002, Kim 2002).
Krouse membagi
stadium penyakit
dalam beberapa
stadium :
T1 : tumor berada
dalam kavum
nasi. tumor hanya
menyerang pada
bagian dinding
kavum nasi,
namun belum
sampai
menyerang bagian
sinus
T2 : pada stadium
ini hanya terbatas
pada bagian
medial dan
superior dari sinus
maksilari dengan
atau tanpa
menginvulsi
bagian kavum
nasi.
T3 :pada stadium
ini tumor
enginvulsi pada
bagian lateral,
inferior, anterior
atau posterior
dinding sinus
maksilaris, sinus
sfenoid atau sinus
frontal. Sinus
ethmoidalis dan
kavum nasi bisa
terserang bisa jg
tidak.
T4 : pada stadium
ini tumor meluas
melewati hidung /
sinus paranasal
untuk menginvulsi
dua daerah yang
memiliki
Klasifikasi
menurut
Chandler
Tumor di
nasofaring.
Tumor meluas
ke rongga
hidung dan atau
sinus sfenoid.
Tumor meluas
kedalam
antrum, sinus
ethmoid, fossa
pterygomaksilla
ris, fossa
infratemporalis.
Orbita dan atau
pipi.
Tumor meluas
ke rongga
intrakranial
T:tumor
primer,besar dan
perluasannya
T1: terbatas pada satu lokasi di
nasofaring
T2:lebih satu lokasi di
nasofaring
T3:perluasan ke kv nasi
dan/orofaring
T4:perluasan ke tengkorak
dan/saraf otak
N : Kelenjar Limfe
Regional
N0:tidak ada pembesaran
limfonodi
N1:pembesaran limfonodi
homolateral,
masih dapat
digerakkan
N2:pembesaran limfonidi
kontra/bilateral,
masih dapat
digerakkan
N3:pemebsaran limfonodi yang
melekat pada
jaringan sekitar
M: Metastasis jauh
Mo: tidak ada metastasis jauh
M1: ada metastasis jauh
STADIUM
Stadium I : T1 No Mo
Stadium II T2 No Mo
Stadium III: T3
-
Tini FK UNSOED
pertautan batas
seperti orbita,
basis cranii atau
pterygomaxillaris
No Mo
T1,2,3
No/N1 Mo
Stadium IV: T4 No Mo
Tiap
T, N2,N3 Mo
Tiap
T, tiap N, M1
TERAPI
pembedahan
konvensional
sederhana snare polip,
bedah endoskopi.
kortikosteroid untuk
menghilangkan polip
nasi polipektomi medikamentosa. Dapat
di berikan topikal atau
sistemik. Polip
eosinofilik
memberikan respon
yang lebih baik
terhadap pengobatan
kortikosteroid intranasi
dibandingkan polip
tipe neutrofilik. Kasus
polip yang tidak
membaik dengan terapi
medikamentosa atau
polip yang sangat
masif dipertimbangkan
untuk terapi bedah
(Mangunkusumo,
Wardani 2007).
Operasi Pada stadium T1
dan T2 :
Bedah Sinus Endoskopi
Konvensional di
lakukan di
etmoidektomy
anterior,
antrostomy
meatus medial,
dan
ethmoidectomy
posterior
Pada stadium T3
dan T4 :
membutuhkan kombinasi
eksternal dan
pencapaian
endoskopi dalam
penanganannya.
Dinding maxilla
medial harus
dipindahkan agar
mencapai massa
yang dituju
(maxillectomy
medial)
Pembedahan
adalah pilihan
utama untuk
angiofibroma
nasofaring. Teknik
pembedahan
ditentukan oleh
lokasi tumor,
perluasan tumor
dan kemampuan
ahli bedahnya.2
Beberapa
pendekatan
operasi yaitu
pendekatan
transpalatal,
transzygomatik,
transmandibular,
transhioid,
transantral :
rinotomi lateral,
midfasial
degloving,
pendekatan
nasoendoskopi dan
kraniotomi
CT-Scan sinus
paranasal
potongan axial
coronal dilakukan
untuk melihat
lokasi tumor dan
perluasan tumor.
Pada CT-scan ini
terlihat masa
tumor dikavum
nasi kiri, sinus
Elektrokoagulasi Radioterapi
Kemoterapi
-
Tini FK UNSOED
maksilaris kiri,
sinus etmoid kiri
dan sinus sphenoid
kiri. Berdasarkan
klasifikasi
Chandler dkk
(1984) adalah
stadium III,
dimana tumor
sudah meluas ke
salah satu atau
lebih sinus maksila
dan etmoid. Biopsi
tumor pada pasien
ini tidak dilakukan
mengingat resiko
perdarahan yang
akan terjadi.2,18
-
Tini FK UNSOED
CA CAVUM NASI
DEFINISI CA Cavum Nasi adalah kanker yang menyerang rongga hidung. Tumor ganas hidung dan tumor ganas sinus paranosalis tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling mempengaruhi.
ETIOLOGI
belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa kemungkinan diantaranya 1. Perokok berat, fistula oroantal, rhinitis atrofi, pecandu alkolhol. 2. Infeksi kronik hidung dan snus paranosal. 3. Kontak dengan debu kayu pada pekerja mebel (faktor iritasi kronis dari debu dan kayu). 4. Kontak dengan bahan industri, seperti nikel, krom, isopropanolol. 5. Thorium dioksida yang dipakai sebagai cairan kontras pada pemeriksaan rontgen. 6. Sinositis maksila kronis.
PATOGENESIS
Benda asing (asap rokok, nikotin, debu kayu, nikel, krom dll) masuk kedalam rongga hidung terjadi secara terus-menerus dan dalam
waktu yang lama sehingga menyebabkan terbentuknya massa, perubahan struktur dan mukosa hidung sehingga menimbulkan obstruksi
rongga hidung yang dapat mengenai septum nasi (devormitas kavum, septum nasi, trauma kavum/septum nasi, hamatom septum dan
perforasi septum) atau pertumbuhan baru seperti polip hidung, papiloma, inversi dan tumor beligna/maligna). Sebagai tambahan, berbagai
sebab lain menyebabkan obstruksi saluran pernafasan hidung (hipertrofi adenoid, benda asing, atresia, koana, jaringan parut intra nasal,
dan kolaps). Massa adalah kavum nasi ini menyebabkan edema pada mukosa hidung akibat gangguan aliran limfe dan vena serta
membentuk masa polipoid pada cavum nasi. Tumor ini menginvasi kearah atas sampai kedalam fosa kranialis dan kearah lateral sampai ke
dalam orbita.
PATOLOGI
KLINIS ANAMNESIS
Nyeri didaerah frontal
- Gigi yang goyah
- Gangguan oklusif
- Nyeri pada gigi molar
- Pembengkakan dan laserasi didaerah palatum.
- Tersumbatnya saluran air mata
- Mata tampak membengkak
- Teraba musa dan orbita
- Mata tampak menonjol Hidung tersumbat +
Mudah berdarah Rinore + unilateral menetap dan berbau Post nasi drip bersin
-
Tini FK UNSOED
Epistaksis + Anosmia + Rasa penuh di telinga Berdengung Gangguan pendengaran Sakit kepala Pandangan kabur Diplopia + PEMERIKSAAN FISIK inspeksi Letak Massa Bertangkai Konsistensi Nyeri Tekan vasokonst. Ra/rp Oklusi tuba + Otitis media serosa Limfadenopati servikal
PEMERIKSAAN
NASOENDOSKOPI
DIAGNOSIS
SSTADIUM
TERAPI
-
Tini FK UNSOED
No Sarkoma Karsinoma
1
2
3
4
5
6
6
7
8
9
Sel Tumor Tersebar
Bersifat Mesoblastik (Batas Sel Tidak Jelas,
Bercabang
Pembuluh Darah Banyak
Mitosis Tidak Begitu >>
Seldatia Srg Ditemukan
Sering Ekspansif Dan Infiltratif
Residif
Metastase Scr Hematogen Dan Limfogen.
Anak Sebar Ke Paru Paru Lokasi Sering Pada :
- Tulang
- Jar Sub Kutis
- Fascia Dan Otot
Sel Tumor Berkelompok.
Lebih Jelas .
Terdapat, Pd Stroma.
Mitosis Lbh >> Ditemukan.
Jarang Ditemukan.
Kadang Kadang. Kadang Kadang Hematogen.