bahan epid

6
TRIAS EPIDEMIOLOGI DAN VARIABEL Trias epidemiologi atau segitiga epidemiologi adalah suatu konsep dasar epidemiologi yang menggambarkan tentang hubungan tiga faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Tiga faktor tersebut adalah host (penjamu),agent (agen, faktor penyebab), dan environment (lingkungan). Host adalah manusia atau makhluk hidup lainnya, termasuk burung dan antropoda yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan pernyakit. Yang termasuk dalam faktor penjamu, yaitu usia, jenis kelamin, ras/etnik, anatomi tubuh, status gizi, sosial ekonomi, status perkawinan, penyakit terdahulu, life style, hereditas, nutrisi, dan imunitas. Faktor-faktor ini mempengaruhi risiko untuk terpapar sumber infeksi serta kerentanan dan resistensi manusia terhadap suatu penyakit atau infeksi. Host atau penjamu memiliki karateristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit, antara lain: 1. Imunitas Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon immunologis, dapat secara alamiah maupun perolehan (non-alamiah), sehingga tubuh kebal terhadap suatu penyakit tertentu. Selain mempertahankan diri, pada jenis-jenis penyakit tertentu mekanisme pertahanan tubuh dapat menciptakan kekebalan tersendiri. Misalnya campak, manusia mempunyai kekebalan seumur hidup, mendapat immunitas yang tinggi setelah terserang campak, sehingga seusai kena campak sekali maka akan kebal seumur hidup. 2. Resistensi Kemampuan dari pejamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi. Terhadap suatu infeksi kuman tertentu, manusia mempunyai mekanisme pertahanan tersendiri dalam menghadapinya. 3. Infektifnes (infectiousness) Potensi pejamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada orang lain. Pada keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada dalam tubuh manusia dapat berpindah kepada manusia dan sekitarnya. Agent adalah suatu unsur, organisme hidup atau infektif yang dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit. (M.N Bustan: 2006). Agen tersebut meliputi agen biologis, kimia, nutrisi, mekanik, dan fisika. Agen biologis bersifat parasit pada manusia, seperti metazoan, protozoa, jamur, bakteri, ricketsia, dan

Upload: rahmadaniah-khaerunnisa

Post on 03-Feb-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahan epid

TRANSCRIPT

Page 1: bahan epid

TRIAS EPIDEMIOLOGI DAN VARIABEL

Trias epidemiologi atau segitiga epidemiologi adalah suatu konsep dasar epidemiologi yang

menggambarkan tentang hubungan tiga faktor utama yang berperan dalam terjadinya

penyakit dan masalah kesehatan lainnya.  Tiga faktor tersebut

adalah host (penjamu),agent (agen, faktor penyebab), dan environment (lingkungan).

Host adalah manusia atau  makhluk hidup lainnya, termasuk burung dan antropoda yang

menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan pernyakit. Yang termasuk dalam

faktor penjamu, yaitu usia, jenis kelamin, ras/etnik, anatomi tubuh, status gizi, sosial

ekonomi, status perkawinan, penyakit terdahulu, life style, hereditas, nutrisi, dan imunitas.

Faktor-faktor ini mempengaruhi risiko untuk terpapar sumber infeksi serta kerentanan dan

resistensi manusia terhadap suatu penyakit atau infeksi.

Host atau penjamu memiliki karateristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit,

antara lain:

1.      Imunitas

Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon immunologis, dapat secara alamiah

maupun perolehan (non-alamiah), sehingga tubuh kebal terhadap suatu penyakit tertentu.

Selain mempertahankan diri, pada jenis-jenis penyakit tertentu mekanisme pertahanan

tubuh dapat menciptakan kekebalan tersendiri. Misalnya campak, manusia mempunyai

kekebalan seumur hidup, mendapat immunitas yang tinggi setelah terserang campak,

sehingga seusai kena campak sekali maka akan kebal seumur hidup.

2.      Resistensi

Kemampuan dari pejamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi. Terhadap suatu infeksi

kuman tertentu, manusia  mempunyai mekanisme pertahanan tersendiri dalam

menghadapinya.

3.      Infektifnes (infectiousness)

Potensi pejamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada orang lain. Pada keadaan

sakit maupun sehat, kuman yang berada dalam tubuh manusia dapat berpindah kepada

manusia dan sekitarnya.

Agent adalah suatu unsur, organisme hidup atau infektif yang dapat menyebabkan

terjadinya suatu penyakit. (M.N Bustan: 2006). Agen tersebut meliputi agen biologis, kimia,

nutrisi, mekanik, dan fisika. Agen biologis bersifat parasit pada manusia, seperti metazoan,

protozoa, jamur, bakteri, ricketsia, dan virus. Agen kimia meliputi pestisida, asbes, CO, zat

allergen, obat-obatan, limbah industri, dll. Agen nutrisi meliputi karbohidrat, lemak, protein,

vitamin, mineral, dan air yang jika kekurangan atau kelebihan zat-zat tersebut, maka dapat

Page 2: bahan epid

menimbulkan penyakit. Agen mekanik meliputi friksi yang kronik, misalnya kecelakaan,

trauma organ yang menyebabkan timbulnya sakit, dislokasi (payah tulang), dll.

Dari segi epidemiologi, konsep faktor agen mengalami perkembangan dengan

mempergunakan terminologi faktor resiko (risk factor). Jadi, tidak hanya unsur-unsur di atas

yang tergolong faktor resiko, tetapi mencakup semua hal yang memberikan kemungkinan

terjadinya penyakit. Contoh faktor resiko yang bersifat tingkah laku yang tidak sehat, yaitu

minum alkohol, drug abuse, merokok, tidak menggunakan tali pengaman (seat bealt),

kurang olah raga, dll.

Seperti halnya dengan host, agen juga memiliki karakteristik, yaitu (M.N Bustan: 2006):

1.      Infekstivitas

Kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan dari penjamu

untuk mampu tinggal dan berkembang biak (multiply) dalam jaringan pejamu. Umumnya

diperlukan jumlah tertentu dari suatu mikroorganisme untuk mampu menimbulkan infeksi

terhadap penjamunya. Dosis infektifitas minimum (minimum infectious dose) adalah jumlah

minimal organisma yang dibutuhkan untuk menyebabkan infeksi. Jumlah ini berbeda antara

berbagai species mikroba dan antara individu.

2.      Patogenesitas

Kesanggupan organisme untuk menimbulkan suatu reaksi klinik khusus yang patologis

setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang diserang. Dengan perkataan lain, jumlah

penderita dibagi dengan jumlah orang yang terinfeksi. Hampir semua orang yang terinfeksi

dengan dengan virus smallpox menderita penyakit (high pathogenicity), sedangkan orang

yang terinfeksi poliovirus tidak semua jatuh sakit (low pathogenicity).

3.      Virulensi

Kesanggupan organisme tertentu untuk menghasilkan reaksi patologis yang berat yang

selanjutnya mungkin menyebabkan kematian. Virulensi kuman menunjukkan beratnya

(severity) penyakit.

4.      Toksisitas

Kesanggupan organisme untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis dari substansi kimia

yang dibuatnya. Dalam upaya merusak jaringan untuk menyebabkan penyakit berbagai

kuman mengeluarkan zat toksis.

5.      Invasitas

Kemampuan organisme untuk melakukan penetrasi dan menyebar setelah memasuki

jaringan.

6.      Antigenisitas

Kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi immunologis dalam penjamu. Beberapa

organisma mempunyai antigenisitas lebih kuat dibanding yang lain. Jika menyerang pada

Page 3: bahan epid

aliran darah (misalnya virus measles) akan lebih merangsang immunoresponse dari yang

hanya menyerang permukaan membrane (misalnya gonococcus).

Faktor environment (lingkungan) adalah bagian dari trias epidemiologi. Faktor ini memiliki

peranan yang sama pentingnya dengan dua faktor yang lain. Faktor lingkungan meliputi

lingkungan fisik, biologi, sosial-ekonomi, topografi dan georafis. Lingkungan fisik seperti

kondisi udara, musim, cuaca, kandungan air dan mineral, bencana alam, dll. Lingkungan

biologi meliputi hewan, tumbuhan, mikroorganisme saprofit, dsb. Lingkungan sosial-ekonomi

yang juga mempengaruhi, yaitu kepadatan penduduk, kehidupan sosial, norma dan budaya,

kemiskinan, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan, dll.

Faktor-faktor trias epidemiologi saling berinteraksi. Keterhubungan antara host, agent,

dan environment ini merupakan suatu kesatuan yang dinamis yang berada dalam

keseimbangan (equilibrium) pada seseorang individu yang sehat. Maka dapat dikatakan

bahwa individu yang sehat adalah keadaan dimana ketiga faktor ini dalam keadaan

seimbang. Jika timbul penyakit pada diri individu, maka berkaitan dengan gangguan

interaksi antara ketiga faktor tersebut.

Interaksi trias epidemiologi, antara lain:

-          Interaksi Agen-Lingkungan

Keadaan dimana agent dipengaruhi langsung oleh environment (karakteristik host tidak

berpengaruh). Misal: ketahanan bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vit dlm lemari

pendingin, dll.

-          Interaksi Host-Lingkungan

Keadaan dimana host dipengaruhi langsung oleh environment (karakteristik agen tidak

berpengaruh). Misal: kebiasaan penyiapan makanan, ketersediaan fasilitas kesehatan, dll.

-          Interaksi Host-Agen

Keadaan dimana agent telah berada dalam diri host. Interaksi ini dapat berakhir dengan

kesembuhan, gangguan sementara, kematian atau carier.

-          Interaksi Agent-Host-Lingkungan

Keadaan dimana host, agent & environment saling mempengaruhi satu sama lain sehingga

timbul penyakit. Misal: kontaminasi feses penderita tifus pada sumber air minum.

Bentuk interaksi trias epidemiologi juga dikemukakan oleh John Gordon berupa Timbangan

Keseimbangan. Dalam hukum Biologic Lawsdikatakan bahwa suatu penyakit timbul karena

terjadi ketidakseimbangan antara agent dan host. Keseimbangan tersebut tergantung pada

sifat alami dan karakteristik dari agent dan host (individu/ kelompok). Karakteristik dari

agent dan host berikut interaksinya secara langsung tergantung pada keadaan alami dari

lingkungan biologi, fisik, dan sosial-ekonomi.

Page 4: bahan epid

Timbangan kesimbangan, meliputi:

1.      Periode Prepatogenesa

Pada periode ini, manusia dalam kondisi sehat, tidak ada pengaruh dari lingkungan yang

buruk atau bibit penyakit. Maka ini merupakan keadaan seimbang.

2.      Periode Patogenesa

Pada periode ini, keadaan seimbang terganggu sehingga timbul suatu penyakit.

a. Perubahan Lingkungan

-  Posisi ketidakseimbangan pada lingkungan menyebabkan mudahnya penyebaran agent. Misal: Kasus DBD meningkat  pada musim hujan.

-  Posisi ketidakseimbangan pada lingkungan menyebabkan perubahan pada faktor host. Misal:

Kasus ISPA meningkat karena meningkatnya polusi udara.

b. Perubahan Agent

Contohnya peningkatan virulensi agent, terdapat agent baru, jumlah agent bertambah, dan

mutasi agent.

c. Perubahan Host

Contohnya bertambah banyaknya jumlah orang-orang rentan terhadap suatu agent

mikroorganisme tertentu, misalnya terhadap kuman difteri.

Atau dengan kata lain pencemaran udara dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Sudrajat (2005) mendefinisikan pencemaran udara sebagai masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

Masuknya zat pencemar oleh aktivitas manusia, yang pada umumnya tanpa disadari dan merupakan produk sampinga, berupa gas-gas beracun, asap, partikel-partikel halus, senyawa belerang, senyawa kimia, buangan panas dan buangan nuklir.

Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.

Page 5: bahan epid