banking crisis and financial structure

21
1 Banking Crisis and Financial Structure: A Survival Time Analysis Ayse Y. Evrensel International Review of Economics and Finance 17 (2008) 589 – 602 Tetuko Rawidyo Putro Bank dan Lembaga Keuangan Dosen: Dr. Sri Adiningsih, MSc

Upload: tetuko-rawidyo-putro

Post on 14-Jun-2015

886 views

Category:

Economy & Finance


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Banking Crisis And Financial Structure

1

Banking Crisis and Financial Structure: A Survival Time Analysis

Ayse Y. Evrensel

International Review of Economics and Finance 17 (2008) 589 – 602

Tetuko Rawidyo Putro

Bank dan Lembaga Keuangan

Dosen:

Dr. Sri Adiningsih, MSc

Page 2: Banking Crisis And Financial Structure

2

Introduction Efek dari concentration dan competitiveness dalam industri

perbankan yang fragile telah banyak penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dimana hasil penelitian mempunyai hasil yang kontradiksi

Beberapa penelitian menemukan terdapat hubungan yang berkebalikan (inverse) antara derajat dari tingkat concentration suatu bank, excessive risk taking dan krisis perbankan dimana tingkat concentration suatu perbankan yang tinggi mempunyai hubungan yang rendah terhadap probability dari bank crisis.

Terdapat dua alasan yang mendukung penelitian tersebut, yaitu: Pertama: jika concentration dapat meningkatkan market power dan kemudian akan meningkatkan profit bank, maka para manager bank menjadi kurang tertarik terhadap risk taking sehingga akan mengurangi probability terjadinya bank crisis

Page 3: Banking Crisis And Financial Structure

3

Introduction Kedua, biaya yang dikaitkan dengan usaha monitoring dan

supervisi bank akan menjadi rendah sehingga diharapkan akan mengurangi kemungkinan terjadinya bank crisis yang sistematis

Beberapa studi lain yang dilakukan, menemukan sebuah hubunga yang positif antara tingkat concentration bank dan krisis finansial dengan dua alasan, yaitu: Pertama, tingkat concentration akan menyebabkan meningkatnya market power dan juga meningkatkan tingkat suku bunga, yang mana akan menyebabkan meningkatnya probability dari bank crisis.

Kedua, concentration dan persaingan yang kurang kompetitif yang mungkin diakibatkan karena credit rationing yang kecil, pinjaman yang besar dan probability yang besar dari kegagalan suatu bank.

Page 4: Banking Crisis And Financial Structure

4

Introduction Studi yang lain mengatakan bahwa hubungan antara bank

competition, risk taking dan bak crisis tergantung atas tipe skema deposit insurance yaitu none premium, flat premium atau risk based premium.

Hubungan antara tingkat concentration bank dan krisis finansial mempunyai komponen kebijakan yang sangat relevan dimana terjadinya bank crisis akan menyebabkan balance of payment di negara berkembang menjadi krisis juga dan meningkatkan fragility atas sistem perbankan di negara berkembang

Penelitian yang dilakukan Nicolo, Batholomew, Zaman dan Zephirin dan juga oleh Beck, Demirguc-Kunt dan Levine (BDL) menunjukkan terjadinya relationship antara bank crisis dan bank concentration

Page 5: Banking Crisis And Financial Structure

5

Introduction Hasil penelitian tersebut mendukung hipotesis concentration-

stability dengan memasukkan variabel makroekonomi, finansial, dan regulation mengatakan bahwa bank concentration mempunyai hubungan yang berkebalikan terhadap bank fragility

Penelitian ini mendukung studi yang dilakukan oleh BDL dengan memasukkkan efek dari bank concentration, regulation dan kebijakan makroekonomi terhadap hazard atas kegagalan perbankan. Tingkat concentration yang tinggi dalam sektor perbankan yaitu dengan memasukkan variabel tingkat restriction suatu bank, derajat kebebasan perbankan, tingkat pertumbuhan GDP yang tinggi, perbaikan dalam term of trade, tingkat depresiasi mata uang yang besar , tingkat kebebasan ekonomi, akuntability yang terjadi di negara maju akan menurunkan tingkat hazard dari kegagalan perbankan.

Tetapi skema deposit insurance yang menguntungkan, suku bunga yang tinggi, tingkat inflasi yang tinggi, pertumbuhan tingkat kredit domestik dan money supply akan meningkatkan hazard atas kegagalan perbankan

Page 6: Banking Crisis And Financial Structure

6

DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data

tahunan yaitu mulai dari tahun 1980 – 1997 yang meliputi 79 negara dan 50 kejadian atas krisis perbankan

Apabila terjadi krisis maka diberi nilai 1 dan sebaliknya adalah nol

Bank crisis adalah suatu periode yang terjadi yang dapat dilihat dari pembekuan tingkat deposit yang ada di Bank, adanya blanket guarantee, non performing atas asetnya yang mencapai minimal 10% dari total aset dan biaya dari kebijakan fiskal untuk melakukan tindakan penyelamatan yang mencapai minimal 2% dari GDP.

Page 7: Banking Crisis And Financial Structure

7

DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS Concentration diukur dari tingkat share atas aset dari tiga bank

yang terbesar dari keseluruhan aset sistem perbankan yang ada.

Banking restriction mengindikasikan tingkat restriksi atas aktivitas perbankan dalam securities, insurance dimana semakin tinggi indeksnya maka semakin tinggi tingkat restriksi yang ada dalam sistem perbankan.

Requires reserve adalah rasio dari aset bank dimana Bank Sentral mengatur jumlah minimal yang harus dipegang oleh setiap bank

Page 8: Banking Crisis And Financial Structure

8

DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS Capital regulation diukur dengan menggunakan indek terhadap

capital dan total dari capital requirement dimana semakin tinggi indeksnya maka semakin tinggi tingkat regulasinya.

Moral hazard diukur dengan menggunakan indeks atas skema deposit insurance yang menguntungkan, yaitu semakin tinggi indeksnya maka semakin menguntungkan deposit insurance

Banking freedom merupakan sebuah indeks yang mengukur tingkat keterbukaan dari sistem perbankan yang memperbolehkan bank asing untuk bebas beroperasi, seberapa sulitnya untuk membuka suatu bank, derajat dari regulasi dimana semakin tinggi indeksnya maka semakin kecil restriksi atas sistem perbankan yang bebas

Page 9: Banking Crisis And Financial Structure

9

DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS

Page 10: Banking Crisis And Financial Structure

10

DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS

Page 11: Banking Crisis And Financial Structure

11

DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS

Page 12: Banking Crisis And Financial Structure

12

DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa negara yang

bukan anggota G10 mempunyai derajat atas bank concentration yang tinggi dan juga regulation perbankan yang strict, less economic fredom dan tingkat akuntabilita dari pemerintah yang rendah.

Page 13: Banking Crisis And Financial Structure

13

EMPIRICAL ANALYSIS

DESCRIBING SURVIVAL TIME DATA Survival time mencerminkan seuatu periode yang terjadi dimana suatu

negara belum mempunyai pengalaman terhadap krisis perbankan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 dimana negara yang sudah mempunyai rpengalaman menghadapi krisis perbankan mempunyai beberapa kejadian atas krisis perbankan yang terjadi di negaranya

Dalam analisis survival, sangat penting untuk menentukan titik origin dari survival time yang akan menentukan tingkat treatment yang dilakukan pemerinntah untuk mengatasi krisis perbankan tersebut. Hal ini dapat dianalogikan dengan treatment terhadap orang yang menjadi pecandu narkotika.

Tabel dibawah ini menjelaskan bahwa secara keseluruhan, tingkat incidence dari kegagalan perbankan adalah 0.181. Hal ini dapat dilihat lebih jauh lagi dimana negara non G10 mempunyai nilai yang lebih besar dari negara G10. Tabel ini juga menunjukkan bahwa survival time pada tingkat probability yang berbeda-beda menunjukkan bahwa negara non G10 lebih pendek dibandingkan dengan G10.

Page 14: Banking Crisis And Financial Structure

14

EMPIRICAL ANALYSIS

Page 15: Banking Crisis And Financial Structure

15

FITTING A PARAMETRIC SURVIVAL MODEL

Negatif hazard ratio akan menurunkan tingkat hazard dari bank failure dan sebaliknya jika positif hazard ratio maka akan meningkatkan hazard dari bank failure

Hazard ratio yang dikaitkan dengan bank concentration menunjukkan hubungan yang negatif. Artinya bank concentration akan menurunkan tingkat hazard ratio

Sedangkan tingkat moral hazard yang diproxy dari tingkat generosity of deposit insurance akan meningkatkan hazard ratio.

Tingkat economic freedom dan government accountability akan menurunkan tingkat hazard ratio karena GDP per kapita yang digunakan sebagai proksi terhadap tingkat pembangunan perekonomian maka tingkat hazard ratio yang negatif mengindikasikan bahwa hazard dari bank failure adalah menurun terkait dengan tingkat pembangunan ekonomi.

Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini

Page 16: Banking Crisis And Financial Structure

16

FITTING A PARAMETRIC SURVIVAL MODEL

Page 17: Banking Crisis And Financial Structure

17

DISCUSSION OF THE SURVIVAL ANALYSIS RESULTS AND FURTHER ANALYSIS Hasil dari analisis survival adalah konsisten terhadap penelitian

BDL

Terdapat hubungan negatif antara tingkat hazard dari bank crisis terhadap concentration dalam sistem perbankan

Tingkat moral hazard yang tinggi dalam sistem perbankan, tingkat pertumbuhan JUB, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga riil akan meningkatkan hazard dari bank crisis

Page 18: Banking Crisis And Financial Structure

18

DISCUSSION OF THE SURVIVAL ANALYSIS RESULTS AND FURTHER ANALYSIS Paper ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan yang terjadi di

negara maju dan negara berkembang. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga hal

Pertama, dari hasil deskripi statistik mengindikasikan bahwa negara berkembang mempunyai tingkat concentration yang lebih tinggi dan lebih strict terhadap regulasi perbankan, less economic freedom dan tingkat akuntabilita pemerintah yang rendah

Kedua, semua estimasi atas hazard ratio didasarkan atas analisis survival parametric, dimana variabel dumy pada negara maju mengindikasikan bahwa negara maju mengalami penurunan terhadap tingkat hazard atas bank failure.

Page 19: Banking Crisis And Financial Structure

19

DISCUSSION OF THE SURVIVAL ANALYSIS RESULTS AND FURTHER ANALYSIS Ketiga, estimasi atas persamaan hazard yang didasarkan pada

model Weibull memverifikasi bahwa tingkat hazard untuk negara maju dan berkembang mempunyai perbedaan bentuk dimana negara maju tingkat hazardnya selalu konstan sepanjang waktu sedangkan negara berkembang mengalami peningkatan sepanjang waktu.

Paper ini bertujuan memberikan penjelasan terhadap hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yang kontradiksi satu dengan lainnya. Pertama, hasil keseluruhan yang didasarkan pada analisis survival mengindikasikan bahwa tingkat concentration bank yang tinggi mempunyai tingkat hazard yang rendah sementara dalam deskriptif statistik menunjukkan bahwa negara berkembang yang mempunyai tingkat concentration yang tinggi mempunyai korelasi terhadap tingginya tingkat hazard

Kedua, bahwa tingkat restriksi bank yang tinggi akan mempunyai tingkat hazard yang rendah tetapi dalam deskriptif statistik menunjukkan hasil yang berlawanan

Page 20: Banking Crisis And Financial Structure

20

DISCUSSION OF THE SURVIVAL ANALYSIS RESULTS AND FURTHER ANALYSIS Bank concentration dapat terjadi karena alasan yang berbeda-

beda. Pertama, concentration akan meningkatkan efisiensi dari sistem perbankan dimana market pressure atas sistem perbankan akan mengarahkan bank pada konsolidasi perbankan.

Kedua, sistem pasar mempunyai keterbatasan kekuasaan atas struktur industri perbankan dikarenakan peranan pemerintah yang besar dalam perekonomian

Ketiga, fakta yang menunjukkan bahwa pengalaman negara berkembangan dalam menghadapi bank failure yang lebih sering akan membawa kepada semakin tingginya tingkat concentration bank

Studi yang dilakukan oleh Evrensel menunjukkan bahwa secara keseluruhan pola dari regulasi perbankan mengindikasikan bahwa negara berkembang mempunyai regulasi yang lebih strict dan powerful supervisi dari agency.

Page 21: Banking Crisis And Financial Structure

21

DISCUSSION OF THE SURVIVAL ANALYSIS RESULTS AND FURTHER ANALYSIS