bphtb present
TRANSCRIPT
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB)Ekky n Ocha
Dasar Hukum•UU NO.20 TAHUN 2000 tentang BPHTB
•PP NO.111 TAHUN 2000 tentang Pengenaan BPHTB karena waris dan hibah
•PP NO.112 TAHUN 2000 tentang Pengenaan BPHTB karena pemberian Hak Pengelolaan
•PP NO.113 TAHUN 2000 tentang Penentuan Besarnya NPOPTKP BPHTB
Pengertian•BPHTB adalah Pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas
tanah dan atau bangunan
•Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah perbuatan
atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak
atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan
•Hak atas tanah dan atau bangunan adalah hak atas tanah,
termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan diatasnya,
sebagaimana dimaksud dalam UUPA, UU No.16 Tahun
1985 tentang Rumah Susun, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya
Prinsip UU BPHTB No.20/2000•Self Assesment
•Besar tarif : 5%
•Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) ditetapkan secara regional paling banyak Rp60.000.000,00, dan Rp 300.000.000,- atas waris atau hibah wasiat .
•Apabila tdk memenuhi kewajiban, dikenakan sanksi
•Termasuk pajak daerah
•Pungutan perolehan hak atas tanah dan atau bangunan diluar UU tdk diperkenankan
OBJEK BPHTB adalah Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan
•Pemindahan hak karena:
1. Jualbeli2. Tukar menukar3. Hibah4. Hibah wasiat5. Waris6. Pemasukan dalam
perseroan/badan hukum lainnya
7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan
8. Penunjukkan pembeli dalam lelang9. Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap10. Penggabungan usaha11. Peleburan usaha12. Pemekaran usaha13. Hadiah
•Pemberian hak baru karena:
1. Kelanjutan pelepasan hak
2. Diluar pelepasan hak
•Hak Atas Tanah adalah:
1.Hak milik 2.Hak guna usaha3.Hak guna bangunan4.Hak pakai5.Hak milik atas satuan
rumah susun 6.Hak pengelolaan
Pengecualian Objek BPHTBa. Perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balikb. Negara u/ penyelenggaraan pemerintahan dan atau u/ pelaksanaan pembangunan guna kep. umumc. Badan/perwakilan organisasi internasional yg ditetapkan dgn KepMen dgn syarat tdk menjalankan usaha diluar fungsi & tugasnya d.Orang pribadi/badan karena konversi hak atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan namae. Orang pribadi atau badan karena wakaff. Orang pribadi atau badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah
Subjek Pajak dan Tempat Terutang
•Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan
•Tempat Terutang BPHTB adalah di wilayah Kabupaten, Kota, atau Propinsi yg meliputi letak tanah dan atau bangunan
Waktu Terutang dan NPOP
No Objek Pajak Waktu NPOP
1 Jual Beli Tanggal akta Harga transaksi
2 Tukar Menukar Tanggal akta Nilai pasar
3 Hibah Tanggal akta Nilai pasar
4 Waris Tanggal pendaftaran peralihan hak
Nilai pasar
5 Pemasukan dlm perseroan
Tanggal akta Nilai pasar
6 Pmisahan hak yg mgkibatkan peralihan
Tanggal akta Nilai pasar
7 Putusan hakim Tanggal putusan Nilai pasar
8 Hibah wasiat Tanggal pendaftaran peralihan hak
Nilai pasar
Lanjutan
s
No Objek Pajak Waktu NPOP
9 Pemberian hak baru klnjutan plepasan hak
Tanggal surat keputusan pemberian hak
Nilai pasar
10 Pemberian hak baru di luar pelepasan hak
Tanggal surat keputusan pemberian hak
Nilai pasar
11 Penggabungan usaha Tanggal akta Nilai pasar
12 Peleburan usaha Tanggal akta Nilai pasar
13 Pemekaran usaha Tanggal akta Nilai pasar
14 Hadiah Tanggal akta Nilai pasar
15 Lelang Tanggal penunjukan pmenang lelang
Harga transaksi dlm Risalah Lelang
•Apabila NPOP angka 1 sampai 14 tidak diketahui atau lebih rendah dari pada Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan dalam pengenaan PBB pada tahun terjadinya perolehan, dasar pengenaan pajak yang dipakai adalah NJOP PBB
•Apabila NJOP PBB belum ditetapkan, besarnya NJOP PBB ditetapkan oleh Menteri
Cara Penghitungan Pajak
BPHTB = ( NPOP - NPOPTKP ) x Tarif
atauBPHTB = ( NJOP - NPOPTKP ) x Tarif
BPHTB = ( NPOP/NJOP - NPOPTKP ) x Tarif x 50 %
Cara Penghitungan BPHTB karena Waris, Hibah Wasiat, Hak Pengelolaan
Elements