buku 9 panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd...

95
PANDUAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SMP TERBUKA Buku 9 : Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan Bagi Siswa SMP Terbuka, Siswa SMP di SD-SMP Satu Atap dan Siswa di Pendidikan Alternatif KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Tahun 2010

Upload: nandang-sukmara

Post on 28-May-2015

3.486 views

Category:

Education


9 download

DESCRIPTION

Buku 9 : Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan Bagi Siswa SMP Terbuka, Siswa SMP di SD-SMP Satu Atap dan Siswa di Pendidikan Alternatif

TRANSCRIPT

Page 1: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

PANDUAN PELAKSANAAN

PENYELENGGARAAN SMP TERBUKA

Buku 9 : Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan Bagi Siswa SMP Terbuka,

Siswa SMP di SD-SMP Satu Atap dan Siswa di Pendidikan Alternatif

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR

DAN MENENGAH Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Tahun 2010

Page 2: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif
Page 3: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

i

KATA PENGANTAR

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar,

Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan

Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara merupakan

indikasi yang sangat nyata upaya Pemerintah Indonesia dalam peningkatan mutu sumberdaya

manusia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi.

Di lingkungan Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen, Kementerian Pendidikan

Nasional, diantara dampak realisasi dari peraturan-peraturan perundangan tersebut dapat

diukur dari Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Sederajat pada akhir tahun 2009

mencapai 98,11%. Angka ini melebihi target yang diharapkan dapat dicapai akhir tahun

2008, yaitu 95.0%. Dengan telah tercapainya target APK di atas, maka orientasi pembinaan

pendidikan pada jenjang SMP lebih ditekankan pada peningkatan mutu pendidikan.

Dalam rangka peningkatan mutu tersebut, Direktorat Pembinaan SMP telah menyusun

berbagai kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk program dan

kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi. Dengan kebijakan dan program

tersebut, diharapkan misi 5 K Kementerian Pendidikan Nasional terkait dengan Ketersediaan,

Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian juga diharapkan dapat terpenuhi.

Agar program dan/atau kegiatan tersebut dapat mencapai target yang telah ditetapkan, sesuai

dengan prosedur dan ketentuan yang ada, Direktorat Pembinaan SMP menerbitkan berbagai

Buku Panduan Pelaksanaan untuk masing-masing program dan/atau kegiatan, baik yang

pengelolaannya di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun yang dilaksanakan

langsung oleh sekolah.

Dengan buku panduan ini diharapkan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan program di

semua tingkatan dapat memahami dan melaksanakan dengan amanah, efektif dan efisien

seluruh proses kegiatan mulai dari penyiapan rencana, pelaksanaan, sampai dengan

monitoring, evaluasi dan pelaporannya.

Akhirnya, kami mengharapkan agar semua pihak terkait mempelajari dengan seksama dan

menjadikannya sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan seluruh program atau

kegiatan pembangunan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama tahun anggaran

2010.

Jakarta, Januari 2010

Direktur Pembinaan

Sekolah Menengah Pertama,

Didik Suhardi, SH., M.Si

NIP. 196312031983031004

Page 4: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif
Page 5: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

BAB I KONSEP PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIVE SKILLS

EDUCATION) ...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Penciptaan Manusia oleh Allah Swt...............................................................................2

C. Perjalanan Hidup Manusia..............................................................................................4

D. Potensi Kecakapan Hidup...............................................................................................7

E. Kecakapan Hidup. ..........................................................................................................7

F. Pendidikan Kecakapan Hidup. .......................................................................................8

G. Kecakapan Untuk Menemukan Jati Diri. .....................................................................10

H. Kecakapan untuk bermasyarakat. .................................................................................19

I. Kecakapan untuk Memelihara Lingkungan..................................................................21

J. Kecakapan untuk Menguasai dan Menyenangi Pekerjaan. ..........................................22

K. Keterkaitan antar berbagai Kecakapan Hidup. .............................................................24

L. Implementasi Pendidikan Kecakapan Hidup................................................................27

BAB II PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS EDUCATION)

SEBAGAI ARAH PENDIDIKAN NASIONAL .....................................................................35

A. Latar Belakang Dan Tujuan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Kecakapan Hidup..35

B. Muatan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Kecakapan Hidup. .................................35

C. Pelaksanaan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Kecakapan Hidup...........................36

D. Upaya Meningkatkan Mutu Dan Relevansi Pendidikan Melalui Pendidikan Yang

Berorientasi Pada Kecakapan Hidup. ...........................................................................36

E. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Kecakapan Hidup. ............37

F. Prosedur untuk mendapatkan dana bantuan “Block-grant”..........................................38

BAB III PROGRAM PENDIDIKAN KETERAMPILAN BAGI SISWA SMP DALAM

RANGKA PELAKSANAAN ”BROAD BASED EDUCATION” YANG

BERORIENTASI PADA KECAKAPAN HIDUP ..................................................................41

A. Latar belakang. .............................................................................................................41

B. Tujuan...........................................................................................................................41

C. Strategi pelaksanaan. ....................................................................................................42

D. Model Pendidikan Keterampilan di SMP.....................................................................42

E. Program Pendidikan Keterampilan pada SMP Penyelenggara Program Keterampilan

(SMP – PPK) ...............................................................................................................43

BAB IV PROGRAM PENDIDIKAN KETERAMPILAN PADA SMP TERBUKA .............51

A. Benih etos kerja pada anak-anak Indonesia..................................................................51

B. Persemaian etos kerja bagi anak-anak Indonesia. ........................................................52

C. Tujuan Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka. .......................................53

D. Jenis-jenis keterampilan pra-vokasional yang dikembangkan di SMP Terbuka..........53

BAB V STRATEGI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KETERAMPILAN PADA SMP

TERBUKA ...............................................................................................................................55

A. Kriteria pemilihan sekolah............................................................................................55

B. Peranan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.................................................................55

C. Peranan Dinas Pendidikan Provinsi..............................................................................56

D. Cara menangani program..............................................................................................56

E. Skenario pelaksanaan program.....................................................................................56

F. Tahap perintisan. ..........................................................................................................57

G. Jadwal kegiatan perintisan............................................................................................58

Page 6: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

iv

H. Tahap penyebarluasan. .................................................................................................61

I. Jadwal kegiatan penyebarluasan...................................................................................62

J. Indikator keberhasilan program....................................................................................65

BAB VII PANDUAN PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN

KETERAMPILAN BAGI SISWA SMP TERBUKA..............................................................67

A. Latar Belakang dan permasalahan................................................................................67

B. Prinsip-prinsip yang harus dipedomani dalam pengelolaan Program Pendidikan

Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka. ......................................................................68

C. Ketentuan umum yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Program Pendidikan

Keterampilan sebagai Bagian dari Pendidikan Kecakapan Hidup. ..............................71

D. Pengelolaan Program Pendidikan Keterampilan. .........................................................73

E. Tugas pokok dan fungsi................................................................................................75

F. Penutup. ........................................................................................................................79

BAB VIII PANDUAN PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI......................81

A. Pengertian ME. .............................................................................................................81

B. Tujuan ME....................................................................................................................81

C. Komponen ME. ............................................................................................................82

D. Instansi yang melakukan ME. ......................................................................................82

E. Waktu Pelaksanaan ME................................................................................................83

F. Sumber data dan informasi ME....................................................................................84

G. Metoda Pengumpulan Data ME. ..................................................................................85

H. Instrumen ME...............................................................................................................85

BAB IX PENUTUP..................................................................................................................87

Page 7: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 1

BAB I

KONSEP PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP

(LIVE SKILLS EDUCATION)

A. Latar Belakang.

Pembahasan mengenai Kecakapan Hidup akan selalu menarik, karena sebenarnya yang

dibahas adalah keadaan diri kita sendiri sebagai manusia yang tengah menjalani

kehidupan. Diri kita ini sebelumnya tidak ada, kemudian tercipta dan dilahirkan menjadi

ada dan hidup, tetapi akhirnya mati dan tidak ada lagi. Dengan berbagai macam landasan

berfikir yang sangat rasional, dewasa ini masalah pentingnya kecakapan hidup (Life

Skills) untuk dapat diwujudkan dengan sungguh-sungguh, baik melalui pendidikan

informal maupun melalui pendidikan formal dan non-formal menjadi aktual untuk

ditelaah kembali.

Dalam uraian berikut, konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education)

dicoba untuk dibahas secara umum dalam garis besar, sebagai wacana untuk bahan

renungan. Persepsi mengenai Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education) yang

berkembang di kalangan para pendidik dan lingkungan masyarakat umum lainnya perlu

ditampung untuk menentukan langkah-langkah pengembangan konsep Pendidikan

Kecakapan Hidup yang perlu dijabarkan lebih lanjut secara menyeluruh, agar hasilnya

dapat senantiasa lebih bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari yang selalu berubah

dan sangat dinamis.

Dalam menciptakan manusia, Allah Swt. memberikan tugas agar manusia menyembah-

Nya dan sekaligus menjadi khalifah atau wakil-Nya di planet bumi ini. Tugas sebagai

khalifah yaitu mewujudkan kasih sayang di antara sesamanya sebagai anggota umat

manusia. Di samping itu setiap manusia juga harus mewujudkan kasih sayang terhadap

lingkungan dan alam semesta sebagai tempat manusia berada. Istilah religi menyebutnya

sebagai “Rahmatan lil ‘Alamin”. Dalam menjalani tugas kehidupan di dunia yang fana

ini, dengan sifat kasih sayang-Nya (Ar-Rahman dan Ar-Rahim) Allah Swt. secara terus

menerus dan berkesinambungan melatih kita untuk senantiasa meningkatkan mutu

kehidupan dan keimanan kita dengan cara memberikan persoalan-persoalan hidup

keseharian yang semakin sulit untuk kita hadapi. Namun demikian sebenarnya Allah Swt.

telah menakar tingkat kesulitan yang dilatihkan itu sesuai dengan tingkat kemampuan

dan kecakapan yang telah kita miliki. Untuk menyesuaikan dengan tingkat kemampuan

dan kecakapan yang telah kita miliki, Allah Swt. tidak perlu melakukan uji kompetensi

seperti yang kita lakukan terhadap siswa atau guru, calon pejabat negara, calon pejabat

lembaga tinggi negara, dan sebagainya. Allah Swt. maha mengetahui sesuatu yang ada di

dalam diri kita.

Persoalan hidup memang akan senantiasa muncul secara berkesinambungan pada diri

siapa pun, di mana pun dan kapan pun, tanpa kecuali. Dalam kenyataan kehidupan

sehari-hari dapat kita amati, bahwa terhadap persoalan hidup yang sama, sikap yang

diambil oleh setiap orang tidaklah sama dalam menghadapi persoalan tersebut. Hal itu

sangat bergantung kepada kesiapan dan kematangan masing-masing pribadi dalam

menyikapi persoalan yang dihadapi. Kesiapan dan kematangan dalam menghadapi

persoalan hidup dapat dimiliki oleh setiap orang dengan cara belajar dan mencari ilmu

yang berkaitan dengan perjalanan hidup, antara lain melalui suatu upaya yang disebut

“Pendidikan Kecakapan Hidup”

Page 8: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 2

Pembahasan topik ini dimulai dari asal usul penciptaan manusia yang telah dilengkapai

dengan berbagai potensi kecakapan hidup dan semua fasilitas yang diperlukannya agar

mampu mengemban tugas sebagai wakil Tuhan di bumi untuk mewujudkan kehidupan

yang damai dan penuh kasih sayang di dunia ini. Kemudian jenis-jenis potensi kecakapan

hidup yang telah tersedia dan wajib untuk ditumbuhkembangkan pada anak-anak kita

baik melalui pendidikan informal di dalam keluarga dan lingkungan masyarakat, maupun

melalui pendidikan formal di sekolah pada semua jenjang pendidikan. Pada akhir

pembahasan dicoba untuk disajikan salah satu Model Perencanaan Pendidikan

Kecakapan Hidup pada Struktur Program Kurikulum SMP.

B. Penciptaan Manusia oleh Allah Swt.

Allah Swt. berfirman: “Sungguh, telah Kami ciptakan manusia dalam seindah-indah

bentuk, sesempurna-sempurna ciptaan, sebaik-baik acuan”. (Surat Attin, ayat 4). Dan

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.

(Surat Azzariyat, ayat 56). Berdasarkan ayat-ayat di atas dapat diketahui, bahwa tugas

pokok manusia yang sebenarnya dipikulkan oleh Allah Swt. adalah untuk menyembah-

Nya, atau untuk beribadah dan mengabdi kepada-Nya. Untuk dapat beribadah dan

mengabdi kepada Allah Swt. diperlukan adanya suatu Kecakapan Hidup. Agar setiap

manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah atau wakil yang mampu dan mau

beribadah dan mengabdi kepadaNya, Allah Swt. telah menganugerahkan bekal-bekal

yang sangat vital berupa aneka ragam Potensi Kecakapan Hidup tersebut. Cara untuk

melaksanakan Kecakapan Hidup tersebut, para Rasul Utusan Allah telah memberikan

contoh suri tauladan nyata yang sangat mudah untuk dapat ditiru, diikuti atau diteladani

oleh siapa pun. Bagi umat Islam contoh suri tauladan tersebut telah diberikan oleh

Rasulullah Saw.

Dalam menciptakan manusia untuk menjadi khalifah-Nya di planet bumi ini, Allah Swt.

mempertemukan satu sperma dari seorang ayah yang mampu dan berhasil menembus

untuk masuk ke dalam indung telur yang telah menunggu di dalam rahim seorang ibu.

Pertemuan ini merupakan kemenangan dari hasil perjuangan di antara jutaan sperma

yang berlomba berenang untuk mencapai indung telur tersebut. Buah dari hasil

pertemuan antara sperma dan indung telur oleh para ahli kebidanan disebut embrio atau

benih calon manusia yang ukurannya sangat kecil dan hanya dapat dilihat melalui

mikroskop, karena besarnya tidak lebih dari 6(enam) mikron. Ukuran 1(satu) mikron

adalah sama dengan seperseribu milimeter. Manusia tidak dapat memilih siapa yang akan

menjadi ibunya dan siapa yang akan menjadi ayahnya. Allah Swt. yang

merencanakannya dan telah mempersiapkan pula segala sesuatunya untuk mencukupi

keperluan calon khalifah-Nya itu sejak masih berwujud benih janin di dalam rahim

ibunya. Disiapkan-Nya saluran zat makanan dari tubuh ibunya, agar janin tersebut dapat

bertumbuh kembang secara alami. Demikian pula sistem perlindungan yang sangat

sempurna agar jangan sampai benih manusia tersebut terpengaruh oleh goncangan,

terhadap benturan atau gerakan-gerakan yang tak disadari dilakukan oleh ibunya,

disiapkan-Nya cairan berupa air ketuban yang menyelimuti janin. Dan masih banyak lagi

jenis-jenis perlindungan lainnya yang telah disiapkan oleh Allah Swt. baik dalam masa

sebelum lahir (prenatal) maupun sesudah lahir, bahkan sepanjang masa sampai akhir

kehidupannya.

Persiapan itu mencakup penyediaan berbagai bentuk pelayanan dan kemudahan, baik

yang berada di dalam maupun di luar diri manusia. Penciptaan manusia oleh Allah Swt.

merupakan wujud sosok diri yang final, utuh dan unik sebagai suatu sistem yang

sempurna, sehingga tidak ada kekurangan sesuatu apa pun padanya. Final artinya tidak

Page 9: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 3

akan ada perubahan lagi pada wujud fisik manusia, baik dalam bentuknya yang utuh

maupun yang merupakan bagian-bagiannya. Sejak Nabi Adam a.s. wujud sosok manusia

akan tetap seperti sekarang, yaitu antara lain berdiri tegak dengan kepala di atas, kaki di

bawah, tangan di samping, mata di depan, daun telinga menghadap ke depan, hidung

menghadap ke bawah, dan seterusnya. Utuh artinya tersedia dengan lengkap semua

komponen yang diperlukan oleh manusia tanpa ada yang kurang, seperti misalnya

anggota badan beserta organ-organnya, alat pencernaannya, alat-alat penginderaannya,

perasaannya, alat berfikirnya, daya khayalnya, daya kalbunya, dsb. Unik artinya tak ada

seorang pun yang sama dan identik. Para Ahli Ilmu Sidik Jari meyakini, bahwa di antara

sekian milyar manusia yang diciptakan oleh Allah Swt. tak seorang pun yang sama dan

identik sidik jarinya.

Bagi wanita, Allah Swt. menganugerahkan kecantikan lahir dan batin serta

kelemahlembutan yang berbeda antara wanita yang satu dengan lainnya. Bagi pria, Allah

Swt. juga menganugerahkan kegantengan atau ketampanan lahir dan batin serta

keperkasaan yang juga berbeda antara pria yang satu dengan lainnya. Subsistem-

subsistem pendukung keberadaan manusia juga diciptakan dengan sangat sempurna, baik

untuk keperluan pertumbuhan fisik dan inderanya maupun untuk perkembangan sukma

atau ruhnya. Demikian juga pelayanan dan kemudahan-kemudahan yang berada di luar

dirinya yaitu lingkungan yang harus diakrabi selama hidupnya, semua telah disiapkan

dengan sangat sempurna. Udara disediakan secara cuma-cuma untuk pernafasan.

Daratan yang terhampar luas untuk dihuni dan agar manusia dapat bergerak dari tempat

yang satu ke tempat yang lainnya secara leluasa, dilengkapi pula dengan tumbuhan,

sayuran dan buah-buahan serta binatang-binatang di atasnya. Air tawar disediakan untuk

minum dan kebersihan, sungai-sungai dengan ikannya, dan lautan dengan air asinnya

disediakan untuk menetralkan semua kotoran dan apa saja yang masuk ke dalamnya,

bahkan dilengkapi juga dengan jutaan macam dan ragam ikannya. Semuanya disediakan

untuk kesejahteraan hidup manusia. Menurut hasil penelitian para Ahli Geologi, bumi ini

disiapkan dengan sempurna oleh Tuhan selama 150 milyar tahun sehingga dapat dihuni

oleh manusia sampai dengan saat ini dan seterusnya.

Kepada khalifah-Nya Allah Swt. juga memberikan arahan dan petunjuk-petunjuk agar

khalifah-Nya itu dapat selamat dan tidak tersesat dalam menunaikan tugas kehidupan

yang harus dijalaninya. Arahan dan petunjuk-petunjuk tersebut disampaikan oleh Allah

Swt. melalui ayat-ayat tertulis dan ayat-ayat tak tertulis.

Ayat-ayat yang tertulis (ayat-ayat qauliyah) diabadikan di dalam Kitab-kitab Suci yang

diturunkan dengan perantaraan para Rasul-Nya. Kita mengenal Kitab Suci Taurat, Zabur,

Injil dan terakhir Al-Quran. Bagi umat Islam, Allah Swt. memberikan Kitab Suci Al-

Quranul Karim sebagai panduan umum dan Rasulullah Saw. melengkapinya dengan

mewariskan Al-Hadist sebagai panduan pelaksanaan bagi manusia untuk menjalankan

kehidupannya agar selamat di dunia dan di akhirat. Dalam contoh sederhana buku

panduan itu dapat diibaratkan sebagai sebuah “Guide Book” atau “Hand Book” yang

dikeluarkan oleh pembuat mobil, sepeda motor, komputer atau alat-alat canggih lainnya.

Tetapi bagaimana pun canggihnya hasil tekonologi ciptaan manusia tidak akan ada yang

secanggih dan sesempurna manusia dan alam semesta sebagai salah satu wujud ciptaan

Allah Swt.

Adapun ayat-ayat yang tidak tertulis (ayat-ayat kauniyah) tak terhitung banyaknya.

Ayat–ayat yang tidak tertulis oleh Allah Swt. disampaikan melalui media ciptaan-Nya

berupa misteri-misteri yang sangat mengagumkan baik yang berada di dalam diri

manusia (di dalam diri pribadi kita sendiri, dan juga di dalam diri pribadi orang lain),

Page 10: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 4

pada binatang, pada tumbuh-tumbuhan, pada mahluk selain manusia, pada alam sekitar,

maupun pada alam semesta.

Ayat-ayat yang tertulis dan yang tidak tertulis dikaruniakan kepada manusia untuk

dibaca, dipelajari dan diperhatikan dengan sebaik-baiknya sebagai bahan pelajaran yang

sangat berharga dalam menjalani tugas hidupnya. Perintah agar manusia rajin membaca

ayat-ayat-Nya, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dapat ditemukan pada

firman-Nya: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, yang menciptakan

manusia dari segumpal darah”. (Surat Al-'Alaq, ayat 1 dan 2). Sebagai pribadi yang unik

manusia dibekali dengan potensi kecakapan untuk mampu membaca dan berdialog

dengan ayat-ayat tersebut, baik ayat-ayat yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

Kesemuanya itu disediakan oleh Allah Swt. sebagai potensi yang perlu

ditumbuhkembangkan lebih lanjut oleh orang tua, mayarakat, negara dan bangsa, agar

khalifah Allah itu dapat selamat dalam menempuh perjalanan hidup sampai bertemu

kembali dengan Sang Khaliq Penciptanya, yaitu Allah Swt. Kemampuan membaca yang

kita miliki mempunyai beberapa tingkatan, mulai dari tingkat membunyikan huruf

sampai dengan memahami arti dan makna yang dibaca, baik melalui membaca secara

lisan, membaca dalam hati, maupun membaca perlahan, membaca cepat, dan sebagainya.

Potensi kecakapan untuk menempuh perjalanan hidup merupakan bawaan yang telah

melekat pada diri seseorang sejak dia tercipta di dalam rahim ibunya. Tugas orang tua

dan lingkungan masyarakat adalah menumbuhkembangkan potensi itu melalui

pendidikan informal di dalam keluarga di rumah dan di dalam lingkungan masyarakat

yang dilakukan dengan ikhlas dan sadar sebagai ungkapan terima kasih kepada Sang

Pencipta. Dalam bahasa agama kegiatan ini merupakan wujud dari rasa syukur kepada

Allah Swt., karena telah dikaruniai keturunan yang diharapkan akan dapat meneruskan

kehidupan dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya. Negara dan bangsa

sebagai kesatuan keluarga dan masyarakat dalam mewujudkan rasa syukur itu ialah

dengan menciptakan suatu sistem pendidikan yang sesuai dengan karakteristik negara

dan bangsanya. Oleh karena itu negara dan bangsa juga harus berusaha sekuat tenaga dan

memberikan prioritas untuk menyelenggarakan Sekolah Negeri sebagai tempat untuk

menumbuhkembangkan potensi kecakapan hidup anak-anak bangsanya dengan cara yang

lebih sistematis dan terarah melalui pendidikan formal. Adapun tugas Sekolah Swasta

sebagai salah satu komponen sekolah adalah melengkapinya dengan lebih memberi

warna khusus sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapainya. Pada dasarnya tugas

sekolah sebagai subsistem pendidikan adalah melaksanakan pendidikan formal untuk

menumbuhkembangkan potensi kecakapan hidup, agar menjadi bangsa yang bernartabat

sejajar bersama-sama dengan bangsa-bangsa lain. Adalah suatu kewajiban bagi Negara

dan Bangsa yang ingin maju dan berfikir jauh ke depan untuk selalu mengutamakan

pendidikan bagi anak-anak sampai mereka dewasa, karena hanya melalui pendidikan

itulah potensi yang telah dikaruniakan oleh Tuhan dapat ditumbuhkembangkan secara

optimal.

Kesadaran yang tinggi terhadap penciptaan manusia oleh Allah SWT. merupakan salah

satu aspek Kecakapan Hidup yang harus dikuasai oleh setiap insan yang mengaku

beriman kepada-Nya.

C. Perjalanan Hidup Manusia.

Sejak hari kelahirannya setiap orang menjadi berada atau “exist” di dunia. Keberadaan

seseorang di dunia ini memerlukan dimensi ruang dan dimensi waktu. Dimensi ruang

diperlukan oleh setiap orang sebagai tempat bagi wujud sosok fisiknya itu, karena dia

sebelumnya tidak ada, kemudian ada (dilahirkan) dan akhirnya tidak ada lagi (meninggal

Page 11: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 5

dunia). Dia berada di salah satu tempat di planet bumi ini untuk berpijak, lalu tumbuh

raganya dan berkembang sukma atau ruh beserta potensinya untuk melangkahkan kaki

menempuh perjalanan hidup sampai akhir hayatnya. Perjalanan hidup seseorang –siapa

pun dia– pasti dan selalu diawali dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian. Di

samping memerlukan dimensi ruang, keberadaan seseorang juga memerlukan dimensi

waktu, karena dia berada dalam kurun waktu tertentu selama batas jatah usianya. Batas

jatah usia (kematian) seseorang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada yang

meninggal ketika masih dalam kandungan ibunya, ada yang ketika masih bayi, ada yang

pada masa kanak-kanak, ada yang pada masa remaja, ada yang setelah dewasa, ada yang

setelah masa tua, dan ada pula yang setelah sangat renta. Menurut catatan sejarah

memang ada beberapa orang Indonesia yang usianya mencapai 134 tahun. Tetapi rata-

rata harapan hidup (“life expectation”) orang Indonesia dewasa ini baru mencapai 58

tahun bagi pria dan 60 tahun bagi wanita. Keadaan ini pun merupakan peningkatan dari

pada tahun-tahun sebelumnya, karena adanya berbagai upaya dan kerja keras dalam

perbaikan gizi makanan yang dikonsumsi oleh orang-orang Indonesia. Sebagai

perbandingan dapat dicatat, bahwa rata-rata harapan hidup orang-orang Jepang dewasa

telah mencapai 78 tahun bagi pria dan 80 tahun bagi wanita.

Dalam perjalanan hidupnya sejak dia dilahirkan sampai dengan meninggal dunia,

dimensi waktu yang dilalui oleh sesorang pada saat ini senantiasa terdiri atas dimensi

masa lalu, dimensi masa kini, dan dimensi masa depan. Dimensi masa lalu merupakan

sejarah pengalaman yang menjadi pelajaran untuk manjalani hidup pada masa kini.

Sedangkan kehidupan masa kini dijalani untuk mempersiapkan masa depan generasi

penerusnya. Masa yang telah lalu disebut juga hari kemarin, dan masa kini atau waktu

sekarang dikenal sebagai hari ini, sedangkan masa yang akan datang atau masa depan

biasa disebut hari esok. Orang Inggris menamakannnya sebagai “yesterday, today and

tomorrow” atau “past, present and future”. Pada kehidupan suatu masyarakat atau suatu

bangsa, demikian pula pada kehidupan umat manusia pada umumnya, berlaku pula

dimensi ruang dan dimensi waktu yang serupa. Oleh karena itu berdasarkan hasil belajar

dari pengalaman hidup hari kemarin, hidup pada hari ini pada hakikatnya adalah

melakukan persiapan-persiapan untuk menghadapi hari esok yang diperlukan bagi

dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi generasi keturunannya, bagi masyarakatnya, bagi

bangsanya, dan juga bagi umat manusia secara keseluruhan.

Bagi para pemeluk agama yang percaya penuh terhadap kehidupan setelah mati, dalam

mempersiapkan diri untuk hari esok, usaha seseorang tidak berhenti hanya untuk

memenuhi keperluan hidupnya sampai dengan ia meninggal dunia. Persiapan tersebut

juga dilakukan untuk memenuhi keperluan perjalanan hidupnya setelah mati, yaitu

setelah sukma atau ruhnya terlepas dari raganya. Persiapan itu berwujud antara lain

dalam berbagai upaya untuk senantiasa berbuat jujur, berbuat baik atau beramal salih,

mengerjakan sesuatu dengan ihklas, beramal jariah, berzakat, beinfaq, bersedekah dan

sejenisnya yang semata-mata untuk mendapatkan ridlo dari Tuhan Yang Maha Esa. Hal

ini dilakukannya sebagai tabungan, persediaan atau bekal yang terbaik demi keselamatan

dan ketenteraman hidupnya kelak di akhirat, yaitu masa yang abadi di alam baka, di

suatu tempat yang paling aman dan damai yang benar-benar dapat membahagiakan bagi

kehidupan ruhnya.

Kalau ada “Bank Amal Kebajikan” dan tidak terambil oleh amal-amal perbuatan yang

tidak diridhoi oleh Tuhan, maka tabungan amal kebajikan yang telah dimiliki sebagai

deposito oleh para guru, para dermawan, para rohaniwan dan semua orang yang mau

mengerjakan sesuatu dengan tulus ikhlas tentunya sudah banyak sekali.

Page 12: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 6

Dimensi waktu yang kita lalui dalam menjalani kehidupan dapat dibagi menjadi waktu

matematis dan waktu antropologis. Perhitungan waktu matematis didasarkan pada kurun

waktu yang diperlukan oleh bumi untuk mengilingi matahari dalam waktu 365 1/4 hari

dalam sekali orbit. Sehari sama dengan 24 jam, satu jam sama dengan 60 menit dan satu

menit sama dengan 60 detik. Inilah satuan waktu yang disepakati untuk digunakan oleh

setiap orang di seluruh dunia. Adapun waktu antropologis didasarkan pada perasaan yang

ada pada diri seseorang. Oleh karena itu waktu antropologis bukan saja bersifat

subyektif, akan tetapi juga sangat relatif karena tidak memiliki patokan yang pasti

sebagaimana waktu matematis. Waktu 1 jam bagi orang yang sibuk terasa sangat singkat,

berbeda lamanya dengan orang yang sedang menunggu.

Meskipun secara faktual waktu matematis sangat pasti, akan tetapi sebenarnya ia masih

bersifat relatif juga bila dibandingkan dengan kurun waktu yang diperlukan oleh planet-

planet lain dalam sekali orbit di dalam Keluarga Matahari (Solar System). Keluarga

Matahari terdiri atas planet Mercurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus,

Neptunus dan Pluto. Planet Saturnus misalnya, memerlukan waktu 29,5 tahun untuk

sekali orbit mengelilingi matahari. Planet Uranus memerlukan waktu 84 tahun. Planet

Neptunus memerlukan waktu 165 tahun dan planet Pluto 248 tahun.

Sebagai contoh sederhana, kalau ada anak berulang tahun kedua di planet Saturnus, maka

usia anak di Bumi sudah mencapai 59 tahun. Dia sudah tergolong lansia dan bukan anak

lagi seperti di Saturnus. Selanjutnya kalau ada anak berulang tahun pertama di planet

Uranus, maka usia anak di Bumi sudah mencapai 84 tahun. Barangkali di antara mereka

sudah tiada lagi, karena Allah Swt. sudah memanggilnya. Ini baru kurun waktu dalam

keluarga matahari yang berada di dalam Galaksi Bimasakti. Di dalam Galaksi Bimasakti

dan di dalam setiap galaksi menurut perhitungan para Ahli Astronomi diperkirakan berisi

200 miliar matahari atau bintang. Dan di alam semesta ini diperkirakan terdapat 200

miliar galaksi. Itulah sebabnya kita hanya mampu untuk menyimpulkan mengenai Sang

Pencipta Alam Semesta ini dengan ungkapan “Allahu Akbar”, Allah Yang Maha Agung.

Dari gambaran ini dapat difahami, bahwa hidup kita di dunia ini sering dikatakan hanya

sekejap saja. Kita hanyalah musafir yang tengah berlabuh, singgah sebentar, kemudian

beristirahat sekejap untuk selanjutnya menuju tempat kehidupan terakhir. Dalam

persinggahan yang sebentar itulah kita hendaknya dapat memberi manfaat bagi orang lain

dan masyarakat setempat yang kita singgahi.

Dalam kaitan ini Sidney Lovett mengatakan: “Adalah keluasan alam semesta yang

menciptakan rasa senang, heran dan kagum, serta memunculkan berbagai jenis

pertanyaan spiritual tentang arti keberadaan kita, tempat pribadi kita dan signifikansinya

di alam semesta”. Selanjutnya ia menuliskan puisinya mengenai hal ini:

Sekali-sekali

Pandanglah sesuatu dengan baik

Yang tidak dibuat dengan tangan

Sebuah gunung, bintang

Sungai berkelok-kelok.

Di sana akan datang padamu

Kebijaksanaan dan kesabaran

Dan di atas semuanya, kepastian

Bahwa engkau tidak sendiri di dunia

Page 13: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 7

D. Potensi Kecakapan Hidup.

Untuk mampu menjalani kehidupannya, sejak diciptakan oleh Allah Swt. di dalam rahin

ibunya, setiap orang telah dibekali dengan berbagai potensi untuk dapat mengenali teka-

teki misteri tentang dirinya. Pengenalan ini dicapainya melalui daya fisiknya, melalui

daya fikirnya, melalui daya emosionalnya dan melalui daya spiritualnya yang menyatu

menjadi daya kalbu atau daya nurani untuk mampu membaca ayat-ayat Tuhan dan

mengambil pelajaran yang berharga serta dapat melakukan dialog, kemudian mampu dan

mau berkarya sesuai dengan aturan Sang Penciptanya, yaitu Allah Swt. Hal ini dapat

dianalogikan dengan potensi pada mahluk hidup lainnya yang diciptakan oleh Allah Swt.,

antara lain misalnya potensi untuk untuk hidup di air bagi ikan, potensi untuk terbang

bagi burung, potensi untuk berkoloni bagi lebah, potensi untuk melata dan berpuasa bagi

ular.

Upaya yang secara sadar dilakukan untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi yang

ada pada diri pribadi setiap orang agar mampu menjalani kehidupan inilah yang

dinamakan mendidik. Mendidik agar pada akhirnya semua manusia dapat pandai dan

cerdas, akan tetapi juga dapat mencapai akhlak yang mulia dan berperilaku terpuji yang

disebut “akhlakul karimah”. Cara mendidik yang dilakukan oleh keluarga atau

lingkungan masyarakat secara alamiah disebut sebagai pendidikan informal. Sedangkan

pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa secara bersistem melalui sekolah disebut

sebagai pendidikan formal. Proses dan hasil dari kedua jenis pendidikan informal dan

formal ini saling mendukung dan memperkuat antara yang satu dengan yang lainnya.

Apabila tidak saling mendukung, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Hal ini dapat

dilihat sehari-hari di hadapan kita, betapa kejujuran dididikkan di sekolah dan mendapat

penghargaan bagi yang melakukannya. Tetapi dalam kehidupan bermasyarakat yang kita

alami sehari-hari, yang terjadi adalah sebaliknya. Coba saja bila kita mengikuti ujian

untuk mendapatkan surat ijin mengemudi (SIM), atau bila kita berurusan dengan kantor

kelurahan atau lainnya seperti mengurus sertifikat tanah misalnya, dan masih tak

terhitung banyaknya contoh mengenai hal ini. Kalau kita bersikap jujur, berlaku apa

adanya, pasti kita akan mendapat hukuman dalam bentuk kesulitan. Namun bila kita

bersikap tidak jujur, misalnya mau menyogok, pasti urusan kita akan sangat lancar.

Dengan demikian sebenarnya ketidakjujuran dan perilaku tidak jujur menjadi sangat

dihormati di negeri kita yang tercinta . Pernahkah kita sebagai bangsa telah menyadari

kekeliruan ini?

E. Kecakapan Hidup.

Dalam memahami makna kecakapan hidup, kata cakap memiliki beberapa arti. Pertama

dapat diartikan sebagai pandai atau mahir, kedua sebagai sanggup, dapat atau mampu

melakukan sesuatu, dan ketiga sebagai mempunyai kemampuan dan kepandaian untuk

mengerjakan sesuatu. Jadi kata kecakapan berarti suatu kepandaian, kemahiran,

kesanggupan atau kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan atau

menyelesaikan sesuatu tugas yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu Kecakapan

Hidup (“Life Skills”) dapat didefinisikan sebagai suatu kepandaian, kemahiran,

kesanggupan atau kemampuan yang ada pada diri menempuh perjalanan hidup atau

untuk menjalani kehidupan, mulai dari masa kanak-kanak sampai dengan akhir hayatnya.

Dengan kata lain kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk

berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan,

Page 14: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 8

kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya

mampu mengatasinya.a

Seperti diuraikan di atas, potensi untuk dapat mengembangkan kecakapan untuk hidup

ini telah ada pada setiap orang sejak ia diciptakan, sejak ia dilahirkan. Waktu yang

diperlukan untuk mengembangkan potensi pada manusia relatif lebih lama dari pada

waktu yang diperlukan oleh binatang, karena pada binatang lebih didominasi oleh naluri

biologis. Sedangkan pada manusia di samping pengembangan naluri biologis masih

diperlukan waktu persiapan yang lebih panjang untuk mengembangkan daya fisik, daya

fikir, daya emosi dan daya spiritual yang terpadu menjadi daya kalbu atau nurani yang

tidak dimiliki oleh mahluk lainnya.

Kemampuan kecakapan untuk menjalani kehidupan ini pada awalnya berkembang secara

alamiah melalui pendidikan informal pada keluarga dan lingkungan masyarakat.

Kemudian secara formal upaya untuk mengembangkan dan memperkuat potensi yang

telah ada ini dirancang dengan sistematis ke dalam suatu kurikulum untuk diberikan

kepada anak didik melalui pendidikan di sekolah dengan alokasi waktu jam pelajaran

tertentu pada setiap minggu, mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah (SM), sampai dengan

Perguruan Tinggi (PT), baik Negeri maupun Swasta.

Berdasarkan hasil pendidikan informal yang diterima, hasil pengalaman yang diperoleh,

dan hasil pendidikan formal yang pernah diikuti dengan benar, selama menempuh

perjalanan hidup ternyata, bahwa kecakapan hidup yang dimiliki oleh seseorang dapat

berkembang terus menjadi semakin kuat dan meningkat dalam kearifannya untuk

mengarungi samudera kehidupan. Kemajuan ini masih dapat diupayakan untuk

meningkat lagi dan akan menampakkan wujudnya dengan sesuatu yang disebut dengan

mutu. Dan pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh dalam mengatasi berbagai

masalah selama mengarungi kehidupan ini akan dapat menempa dan memperkuat

kemampuan itu sehingga menjadi suatu mutu kehidupan untuk menghadapi berbagai

persoalan kehidupan yang lebih sulit dan semakin rumit. Mutu kehidupan itu pun masih

dapat ditingkatkan lagi sampai ke puncaknya. Tingkat kemampuan kecakapan untuk

hidup yang tertinggi adalah apabila dalam menempuh perjalanan hidup itu sendiri selalu

dilandasi dengan rasa kasih sayang yang tulus kepada sesama dan kepada lingkungannya.

Lalu dijalani dan dihayati dengan penuh kepasrahan dan tawakkal untuk mengikuti

aturan Allah Swt., Sang Pencipta, dengan cara yang apa adanya, cara yang santun, cara

yang ikhlas dan cara yang indah, sebagai suatu seni hidup yang disebut “The Art of Life”.

Oleh karena itu proses pengembangan kecakapan hidup seseorang sebenarnya

berlangsung terus menerus sepanjang hayat. Bagi umat Islam, mutu kehidupan ini telah

ditunjukkan oleh Rasulullah Saw., para sahabat, para tabi'in dan para pengikutnya yang

setia.

Allah Swt. adalah Yang Maha Pengatur. Semua ciptaan-Nya menurut apa yang diatur

oleh Allah Swt. Hanya manusia saja yang karena kesombongannya banyak yang tidak

mau diatur oleh Allah Swt.

F. Pendidikan Kecakapan Hidup.

Dalam hampir semua kegiatan untuk menjalani kehidupan, persoalan sehari-hari yang

dihadapi oleh setiap orang pada umumnya berkisar pada 4(empat) persoalan besar yang

sangat mendasar sebagai persoalan utama. Keempat persoalan besar itu adalah: pertama

a Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah

Pertama, Jakarta 2006.

Page 15: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 9

persoalan yang berkaitan dengan dirinya sendiri, kedua persoalan yang berkaitan dengan

keberadaannya sebagai makhluk sosial bersama-sama dengan orang lain, ketiga

persoalan yang berkaitan dengan keberadaannya di suatu lingkungan alam tertentu, dan

keempat persoalan yang berkaitan dengan pekerjaannya, baik yang berkaitan dengan

pekerjaan utama yang ditekuni sebagai mata pencaharian maupun pekerjaan yang hanya

sekadar sebagai hobi.

Agar dapat menghadapi keempat persoalan utama tersebut dengan sebaik-baiknya,

diperlukan adanya upaya untuk menumbuhkembangkan potensi kecakapan hidup yang

ada, sehingga terwujud suatu kecakapan khusus yang minimal harus dapat dikuasai oleh

seseorang. Untuk mempersiapkan hal itu secara dini, pada dasarnya perlu diupayakan

dengan baik, sekurang-kurangnya empat jenis Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills

Education) yang harus dibekalkan kepada anak-anak didik kita melalui latihan-latihan

yang terarah dan berkesinambungan. Keempat jenis pendidikan kecakapan yang perlu

dilatihkan untuk mempersiapkan anak-anak didik kita agar dapat memiliki kemampuan

untuk menjalani kehidupan atau kemampuan untuk menempuh perjalanan hidup itu, baik

melalui pendidikan informal di dalam keluarga dan lingkungan masyarakat, maupun

melalui pendidikan formal di sekolah hendaknya juga mencakup: “Personal Skills

Education”, “Social Skills Education”, “Environmental Skills Education”, dan

“Vocational atau Occupational Skills Education”.

1. Personal Skills Education.

Adalah pendidikan kecakapan hidup yang perlu diberikan kepada anak didik untuk

mengembangkan kemampuan berdialog secara baik dengan diri sendiri agar dapat

mengaktualisasikan jatidirinya sebagai manusia yang menjadi khalifah atau wakil

Allah Swt. di planet bumi ini.

2. Social Skills Education.

Adalah pendidikan kecakapan hidup yang perlu diberikan kepada anak didik untuk

mengembangkan kemampuan berdialog secara baik dengan sesama manusia, agar

dapat bergaul secara luwes di manapun ia berada. Ibarat tahi lalat pada tubuh

seseorang yang selalu nampak pantas dan luwes di mana pun letaknya.

3. Environmental Skills Education.

Adalah pendidikan kecakapan hidup yang perlu diberikan kepada anak didik untuk

mengembangkan kemampuan berdialog secara baik dengan lingkungan alam

sekitarnya beserta tumbuhan dan binatang di dalamnya, agar dapat menikmati

keindahannya dan menjaganya dari kerusakan-kerusakan baik yang disebabkan oleh

ulahnya sendiri maupun oleh manusia lainnya, dan agar dapat menjaga diri dari

pengaruh-pengaruhnya.

4. Vocational atau Occupational Skills Education.

Adalah pendidikan kecakapan hidup yang perlu diberikan kepada anak didik untuk

mengembangkan kemampuan menguasai secara baik dan menyenangi jenis

pekerjaan tertentu yang halal, agar dapat memperoleh penghasilan untuk menopang

keperluan hidupnya. Jenis pekerjaan tertentu ini pada dasarnya memang merupakan

pekerjaan utama yang akan ditekuni sebagai mata pencaharian, yaitu menjadi bekal

untuk bekerja mencari nafkah yang halal yang merupakan salah satu kewajiban

dalam menempuh perjalanan hidupnya di kelak kemudian hari. Namun demikian

jenis pekerjaan tertentu tersebut dapat juga hanya merupakan pekerjaan yang

sekadar sebagai kegemaran atau hobi saja.

Page 16: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 10

G. Kecakapan Untuk Menemukan Jati Diri.

“Personal Skills” atau kecakapan untuk dapat memahami dan menguasai diri sendiri,

yaitu suatu kecakapan untuk berdialog seara baik yang perlu dimiliki oleh seseorang agar

dapat mengaktualisasikan jati diri dan menemukan kepribadian dengan cara menguasai

serta merawat raga dan sukma atau jasmani dan ruhani sebagai ungkapan rasa syukur

karena telah diciptakan menjadi hamba dan sekaligus khalifah Allah Swt. Oleh karena itu

pada dasarnya “Personal Skills” ini mencakup dua macam kemampuan yang saling

berpengaruh, yaitu kemampuan yang bersifat ragawi atau jasmani atau “Physical” dan

kemampuan yang bersifat sukmawi atau ruhani atau “Non-physical”. Kemampuan

ruhani ini dapat dikategorikan ke dalam tiga cabang kemampuan yang menyatu sebagai

pencetus inti kemampuan kalbu atau nurani yang bermoral pada diri seseorang, yaitu

kemampuan yang bersifat intelektual, yang bersifat emosional, dan yang bersifat

spiritual. Orang bijak mengatakan bahwa barang siapa dapat mengenal dirinya, maka ia

akan mengenal Tuhannya.

Kecakapan untuk menemukan jati diri dapat juga disebut sebagai kecakapan untuk sadar

akan diri sendiri. Pertama, sadar sebagai hamba ciptaan Allah Swt. yang harus beribadah

dan mengabdi kepada-Nya sehingga ia mampu dan mau berbuat jujur, mampu dan mau

mengemban kepercayaan atau amanah, mampu dan mau berdisiplin, mampu dan mau

bekerja keras, mampu dan mau melakukan sesuatu dengan tulus, mampu dan mau

menerima dengan ikhlas ketentuan Allah Swt., dsb. Kedua, sadar sebagai anak dari kedua

orang tuanya yaitu dari seorang ibu dan seorang ayah sebagai perantara untuk

kehadirannya di dunia, sehingga ia mampu dan mau berbuat baik kepada keduanya

(birrul walidain). Ketiga, sadar akan keberadaannya secara badaniah dan ruhaniah yang

dilengkapi dengan berbagai potensi untuk dapat menjalani kehidupan. Keempat, sadar

sebagai makhluk sosial, sehingga ia mampu dan mau untuk menghargai adanya

perbedaan-perbedaan, mampu dan mau untuk saling hormat-menghormati antar sesama

dan dapat bekerja sama. Kelima, sadar sebagai makhluk lingkungan, sehingga ia mampu

dan mau memelihara dan memanfaatkan lingkungannya dengan arif dan bijaksana.

Keenam, sadar akan adanya potensi pada dirinya yang perlu untuk ditumbuhkembangkan

terus secara berkelanjutan dan konsisten (istiqomah) melalui belajar, sehingga ia mampu

dan mau memilih jenis atau bidang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dirinya.

Ketujuh, sadar akan adanya kelemahan dan kekuatan yang ada pada dirinya, sehingga ia

mampu dan mau melakukan evaluasi diri (self-assessment). Kedelapan, sadar sebagai

khalifah Tuhan, sehingga ia mampu dan mau bekerja keras agar dapat menghasilkan

bekal untuk menopang keperluan hidupnya, baik di didunia maupun untuk bekal

persiapannya kelak di akhirat.

Galileo Galilei berkata: “Kita tidak dapat mengajarkan sesuatu kepada orang lain, kita

hanya dapat membantu mereka untuk menemukannya dalam diri mereka sendiri”. Hasil

dari pengembangan kemampuan untuk menemukan jati diri adalah munculnya rasa

percaya diri pada seseorang yang dikenal dengan istilah PD.

1. Kemampuan physical.

Kemampuan physical disebut juga kemampuan fisik. Kemampuan fisik dapat

digambarkan sebagai kecakapan seseorang untuk menjaga kesehatan dan kebugaran

tubuh, kesehatan raga atau jasmani sebagai tempat bersemayamnya ruh. Orang bijak

mengatakan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Kemampuan

fisik ini sangat penting untuk dikuasai oleh setiap orang agar dia dapat

melaksanakan tugas dan fungsi untuk bergerak secara leluasa dan bebas hambatan

Page 17: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 11

dari tempat yang satu ke tempat lainnya. Raga diibaratkan sebagai sebuah kendaraan

yang bergerak ke mana saja mengikuti pengemudinya.

Agar tubuh tetap sehat, setiap orang perlu melakukan olah raga yang teratur dan

mengkonsumsi makanan yang baik secara seimbang, baik makanan yang menjadi

sumber pembangun, sumber pemelihara maupun yang menjadi sumber tenaga bagi

tubuhnya. Olah raga yang secara teratur dapat dilakukan melalui olah raga

permainan, karena dengan olah raga permainan orang dididik untuk menjadi jujur

dan sportif, tidak curang, tidak licik, ikhlas mengakui keunggulan lawan, dan tidak

sombong dalam menerima kemenangan. Olah raga juga dapat dilakukan secara

fungsional, yaitu mengerjakan sesuatu yang bermanfaat sambil berolah raga.

Makanan yang baik harus memenuhi 3 syarat minimal, yaitu halal, thoyib dan

barokah. Halal artinya diijinkan menurut aturan agama, baik dari segi bahan atau

materinya maupun dari cara memperolehnya. Thoyib artinya baik, karena makanan

itu bergizi. Namun tentu saja perlu disesuaikan dengan keperluan tubuh yang

bersangkutan. Sedangkan Barokah artinya memiliki kaitan dengan penguatan fungsi

kalbu atau nurani. Dengan makanan yang memiliki barokah diharapkan menjadi

semacam alat pembersih “kaca pembalut” kalbu atau nurani. Dengan demikian akan

mempermudah masuknya cahaya Ilahi ke dalam kalbu atau nurani. Kalbu atau

nurani kita akan semakin peka, keimanan kita semakin kuat, kerajinan kita dalam

beribadah kepada Allah Swt. semakin bertambah, dsb.

Gaya makan seperti inilah yang telah dikembangkan oleh Rasulullah Saw. Sabdanya

antara lain: "Makanlah ketika engkau lapar, dan berhentilah sebelum engkau

kenyang" dan "Isilah lambungmu sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan

sepertiga untuk udara". Rasulullah Saw. sepanjang hayatnya tidak pernah

mengalami sakit berat.

Gaya makan kita ketika masih dalam jaman penjajahan adalah makan agar kita

kenyang. Akan tetapi kini gaya makan kita sudah mulai bergeser ke arah makan

agar kita sehat. Menurut hasil penelitian para Ahli Ilmu Kesehatan, bahwa 80 %

penyakit yang diderita oleh umat manusia berasal dari gaya makannya. Mengenai

larangan Allah Swt. agar kita jangan meminum minuman keras rupanya para Ahli

Ilmu Kesehatan juga telah melaporkan hasil penelitiannya, bahwa meminum

minuman keras termasuk narkoba telah mengakibatkan munculnya beberapa hal

negatif pada diri dan perilaku para pencandu yang bersangkutan. Akibat yang

pertama, nurani tertutup untuk moral, tak dapat lagi membedakan nilai baik atau

buruk, benar atau salah. Kedua, tak memiliki lagi kendali dalam emosi. Setiap ada

keinginan yang terlintas, tanpa berfikir panjang lagi langsung dilakukan. Kalau

keinginan syahwatnya muncul ia memperkosa, atau kalau ingin mempunyai uang

langsung ia menodong, merampok, dan sebagainya, seperti halnya kendaraan

bermotor yang remnya blong. Ketiga, ia tidak mampu melihat ruang atau tiga

dimensi, tak ada bedanya antara jauh dan dekat, demikian juga antara tinggi dan

rendah, dalam dan dangkal, dsb. Dari laporan itu, kini tercatat jumlah pencandu

narkoba di negeri kita ini lebih dari 3 juta orang, sebanyak 500.000 (lima ratus ribu)

remaja telah mati sia-sia karena kelebihan dosis, dan puluhan tokoh pengedarnya

masih tetap berkeliaran dengan leluasa. Bahkan pabrik ekstasi terbesar di Asia pun

berada di Indonesia. Masya Allah.

Hasil dari kemampuan physical adalah daya fisik yang prima pada diri seseorang.

Wujud fisik yang prima antara lain adalah dapat menangkal berbagai kemungkinan

datangnya bermacam-macam penyakit yang sewaktu-waktu dan secara leluasa ingin

Page 18: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 12

singgah ke dalam tubuhnya. Untuk itu diperlukan pendidikan olah raga serta latihan-

latihan jasmani dan kesehatan.

Kalau ada kelemahan, kesulitan atau hambatan dalam upaya penguasaan “physical

skills”, maka titik berat penanganannya perlu dimintakan bantuan kepada ahli olah

raga, ahli kesehatan, ahli gizi atau kepada dokter.

2. Kemampuan intelektual.

Kemampuan intelektual disebut juga kemampuan akal atau kemampuan berfikir.

Kemampuan intelektual dapat digambarkan sebagai kecakapan seseorang untuk

menguasai cara berdialog secara baik dengan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk

dapat menguak misteri dari berbagai keberadaan alam fisik dan alam gaib yang telah

disediakan oleh Allah Swt., Sang Pencipta. Dengan menguasai ilmu pengetahuan,

daya fikir seseorang menjadi semakin pandai dan cerdas, semakin terlatih untuk

menemukan sumber kebenaran melalui kemampuan berbahasa, kemampuan

berhitung dan melihat ruang, kemampuan menganalisis, dan kemampuan

menganalogikan. Kemampuan berbahasa adalah kemampuan untuk berkomunikasi,

membaca, menulis, mendengarkan, bercerita, mengungkapkan gagasan, perasaan

dsb. Kemampuan berhitung atau kemampuan matematika adalah kemampuan untuk

memahami angka, bidang, ruang dan logika. Kemampuan menganalisis adalah

kemampuan untuk menghubungkan secara kritis satu fakta dengan fakta-fakta

lainnya. Kemampuan menganalogikan adalah kemampuan untuk mengambil

kesimpulan dari berbagai informasi yang tersedia. Untuk itu semua diperlukan

pendidikan dan latihan-latihan berfikir yang benar berdasarkan metode-metode yang

telah teruji kesahihannya.

Hasil yang diperoleh dari kecakapan intelektual adalah daya intelektual, daya nalar

atau daya fikir yang tajam pada diri seseorang yang dapat membuahkan antara lain:

munculnya kemampuan daya kreatifitas untuk menciptakan sesuatu, kemampuan

untuk mencari dan memperoleh berbagai macam informasi yang diperlukan,

kemampuan untuk mengolah informasi, kemampuan untuk mengambil keputusan

berdasarkan informasi yang diperoleh karena setiap detik kita harus berani

mengambil suatu keputusan, kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah yang

muncul dalam kehidupan sehari-hari dengan kreatif namun tetap arif, kemampuan

untuk menciptakan berbagai karya baru, kemampuan untuk mewujudkan buah

pikiran baik secara lisan maupun tertulis, dan sebagainya.

Kemampuan intelektual ini terdiri atas bebagai kemampuan dalam cara berfikir,

antara lain cara berfikir induktif, berfikir deduktif, berfikir discovery, berfikir

eksploratif, berfikir inventory, berfikir sistem, berfikir lateral, berfikir kreatif,

berfikir kritis, berfikir ilmiah, berfikir nalar atau rasional, dsb. Meskipun kecakapan

intelektual memiliki daya yang sangat tinggi pada seseorang, namun perlu disadari,

bahwa tidak semua yang dapat ditangkap melalui panca indera dapat dijelaskan

secara rasional dengan nalar. Kita belum mampu atau bahkan mungkin tak akan

mampu untuk menjelaskan, mengapa beringin yang pohonnya demikian besar,

kokoh dan daunnya rindang tetapi buahnya sangat kecil dan mengapa semangka

yang batangnya demikian rapuh namun buahnya sangat besar. Oleh karena itu orang

yang berilmu biasanya memiliki sifat sabar, sareh (tawakal), dan salih dalam amal

perbuatannya.

Kalau ada kelemahan, kesulitan atau hambatan dalam upaya penguasaan

kemampuan intelektual, maka titik berat penanganannya perlu dimintakan bantuan

kepada ahli pendidikan atau kepada guru.

Page 19: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 13

3. Kemampuan emosional.

Kemampuan emosional disebut juga kemampuan berperasaan. Kemampuan

emosional dapat digambarkan sebagai kecakapan seseorang untuk menguasai secara

baik cara menghadapi, cara berhubungan atau cara berdialog dengan perasaannya

sendiri sebagai ciptaan Allah Swt. yang diberi martabat mulia menjadi khalifah atau

wakil Allah Swt. di planet bumi. Kecakapan untuk berdialog dengan perasaannya

sendiri sangat diperlukan oleh seseorang untuk mampu meredam keinginan ego

yang tidak terbatas dan selalu ingin berkuasa, mampu menata kekesalan dan

kemarahan. Hasil yang diperoleh dari kecakapan untuk berdialog dengan perasaan,

secara umum adalah kesadaran dan pemahaman tentang diri sendiri yang memiliki

berbagai macam kelemahan dan kekurangan, akan tetapi juga memiliki beragam

kekuatan dan kelebihan. Kemampuan emosional dapat menghasilkan daya perasaan

pada diri seseorang yang dapat berwujud antara lain: bercita-cita, bersikap toleran,

tidak sombong, menurut pada aturan, komitmen yang kuat, rendah hati, menerima

kekurangan, perasaan kasih, perasaan sayang, perasaan rindu, perasaan cinta,

perasaan benci, perasaan suka, perasaan duka, perasaan simpati, perasaan empati,

perasaan solider, perasaan antipati, dapat mengantisipasi stres, dsb.

Para Ahli Psikologi Universitas Indonesia melaporkan hasil penelitiannya terhadap

Polisi Lalu Lintas di Jakarta yang menyatakan, bahwa 86 % dari mereka mengalami

stres dalam melaksanakan tugasnya. Catatan dari hasil penelitian Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia menyatakan, bahwa jumlah penderita penyakit jiwa di Jakarta

sekarang ini meningkat menjadi 3 orang penderita dari setiap 1.000 jiwa. Mereka

menempati Rumah Sakit Jiwa baik milik Pemerintah maupun Swasta. Penelitian lain

menunjukkan, bahwa orang-orang Barat mengalami stres ketika menghadapi

ketidakteraturan atau ketidakpastian, sedangkan orang-orang Indonesia mengalami

hal yang sebaliknya, yaitu malah stres ketika menghadapi keteraturan atau kepastian.

Kalau sesuatu aturan akan ditetapkan pasti akan diprotes lebih dulu. Para Ahli

Psikologi juga menemukan suatu kecenderungan yang kuat pada pria untuk dapat

mencintai wanita, dan sebaliknya pihak wanita mempunyai kecenderungan untuk

ingin dicintai oleh pria. Cara mengungkapkan rasa cinta berbeda antara bangsa yang

satu dengan bangsa lainnya, antara suku bangsa yang satu dengan suku bangsa

lainnya, antara seorang pria yang satu dengan lainnya, antara seorang seniman dan

orang biasa.

Kecenderungan masyarakat Indonesia dalam mengungkapkan rasa cintanya melalui

nyanyian nampaknya semakin menunjukkan adanya kecenderungan menurunnya

budaya perilaku santun yang kita miliki. Kalau dulu syair-syair pada nyanyian yang

dilantunkan menggambarkan masih adanya rasa berdosa untuk menyatakan cinta,

meskipun hanya dalam mimpi (lagu Aryati). Kemudian merupakan sesuatu yang

masih malu-malu untuk menyatakannya, masih tersembunyi (lagu Bunga Mawar).

Lalu sudah mulai berani mengintip bila si dia melintas di depan rumah (lagu

Terkenang Selalu). Sesudah itu berani mengatakannya dengan berterus terang (lagu

Aku Mencintaimu). Dan selanjutnya sudah berani dengan langsung beradu bibir

(lagu Main-mainan). Bandingkan hal ini dengan lirik sebuah lagu Barat untuk

mengungkapkan maksud yang sama, misalnya dalam lagu “If I give my heart to you,

will you handle it with care”. Beberapa tahun yang lalu di Indonesia telah beredar

film layar lebar yang berjudul “Buruan Cium Gue”, namun karena protes keras dari

masyarakat, akhirnya film tersebut terpaksa ditarik kembali dari peredaran oleh

produsernya. Astaghfirullah.

Page 20: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 14

Orang bijak mengatakan, bahwa kereta bukanlah kereta sebelum ia dijalankan. Lagu

bukanlah lagu sebelum ia dinyanyikan. Genta bukanlah genta sebelum ia

dibunyikan. Dan …………... cinta bukanlah cinta sebelum ia dilaksanakan.

Agar dalam mengembangkan perasaan kita dapat sesuai dengan ajaran Allah Swt.,

untuk itu diperlukan pendidikan dan latihan perasaan yang disebut olah rasa di

dalam diri seseorang yang diharapkan dapat melengkapi fungsi panca inderanya.

Rasulullah Saw. telah memberi contoh kepada kita bagaimana cara mengembangkan

emosi. Banyak peristiwa yang sangat berkesan dalam sejarah hidup Rasulullah Saw.

dalam hal mengatur emosi. Di antaranya di sini diberikan dua contoh peristiwa yang

ada baiknya kita teladani.

Pertama, ketika beliau setiap pagi menuju masjid ada seseorang yang selalu

melemparinya kotoran mengenai pakaian atau badan, bahkan kadang-kadang

mengenai kepala beliau, tetapi beliau tidak marah. Pada suatu pagi beliau tidak

dilempari kotoran. Beliau bahkan mencari tahu mengapa yang bersangkutan pada

hari itu tidak melempari kotoran. Ternyata ada seseorang yang sedang sakit.

Rasulullah Saw. meminta agar isteri beliau 'Aisyah r.a. membuatkan kue untuk buah

tangan menjenguk orang yang sakit itu. Rupanya orang yang sakit itulah yang biasa

melempari kotoran ke tubuh Rasulullah Saw.

Kedua, ketika beliau pulang berda'wah, tiba di rumah sudah larut malam. Beberapa

kali mengetuk pintu, tetapi isteri beliau 'Aisyah r.a. tidak membukakannya, rupanya

ia lelah dan tertidur menunggu kedatangan Rasulullah Saw. Lalu Rasulullah Saw.

menggelar sorbannya dan tidur di depan pintu. Ketika menjelang fajar 'Aisyah r.a

terbangun membuka pintu dan melihat Rasulullah Saw. terbaring di depannya. Ia

merasa sangat menyesal, sambil meminta maaf. Rasulullah Saw. memaafkannya dan

beliau tidak marah sama sekali.

Bagaimana kalau peristiwa-peristiwa seperti itu menimpa diri kita? Hanya kita yang

tahu. Rasulullah Saw. memang tidak pernah marah kalau beliau dikritik atau

dicemooh pribadinya. Tetapi kalau tentang keyakinan dan akidahnya yang

disinggung beliau dapat juga marah.

Kalau ada kelemahan, kesulitan atau hambatan dalam upaya penguasaan

kemampuan emosional, maka titik berat penanganannya perlu dimintakan bantuan

kepada ahli kejiwaan, kepada psikolog atau kepada psikiater.

4. Kemampuan spiritual.

Kemampuan spiritual disebut juga kemampuan beridzikir. Kemampuan spiritual

dapat digambarkan sebagai dua kecakapan yang saling melengkapi.

Pertama, sebagai kecakapan seseorang untuk menguasai cara menghadapi, cara

berhubungan atau cara berdialog secara baik dengan Allah Swt. sebagai Sang

Pencipta atau Al-khalik, yang kasih sayangNya tidak bertepi karena sangat luasnya

dan juga tidak berdasar karena teramat dalamnya, sesuai dengan ajaran agama yang

dianutnya. Kecakapan untuk berdialog dengan Allah Swt. melalui penyembahan,

melalui berbagai usaha dan upaya sebagai ibadah, melalui doa, melalui kejujuran,

melalui keikhlasan untuk menurut kepada aturan-Nya, baik yang berupa perintah

maupun yang berupa larangan, mensyukuri berbagai karunia yang telah diterima,

bersabar untuk menerima cobaan yang dialami dalam kehidupan, dan bersikap

tawakkal atas semua ketentuan-Nya, sangat diperlukan oleh seseorang untuk

memperoleh ridlo Allah Swt. dan untuk memperoleh ketenteraman jiwanya. Kita

berdoa karena kita mayakini diri kita sebagai hamba yang sangat daif, meyakini

Page 21: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 15

akan kemahaagungan-Nya, dan meyakini bahwa rencana Allah Swt. untuk kita

adalah sesuatu yang terbaik untuk kita. Oleh karena itu berdoa adalah bermohon

dengan sungguh-sungguh ke hadirat Allah Swt. agar rencana kita dapat mendekati

rencana-Nya. Dengan demikian kita hanya boleh berdoa untuk kebaikan dan tidak

untuk sebaliknya.

Kedua, sebagai kecakapan untuk membaca dan berdialog secara baik dengan ayat-

ayat Tuhan baik yang tertulis di dalam Kitab-kitab Suci (ayat-ayat Qauniyah)

maupun yang tidak tertulis pada semua wujud ciptaan-Nya (ayat-ayat qauliyah).

Dalam bahasa sehari-hari kecakapan untuk berdialog agar dapat memperoleh ridlo

dari Allah Swt ini disebut sebagai kemampuan untuk selalu ber-hablun minallah.

Hasil yang diperoleh dari kecakapan spiritual adalah munculnya daya spiritual pada

diri kita yang dapat menggerakkannya sehingga kita mampu dan mau berdzikir,

yaitu ingat kepada Tuhan pada setiap saat di mana pun kita berada. Berdzikir dapat

dilakukan melalui beberapa cara. Antara lain berdzikir dengan akal, yaitu untuk

menangkap bahasa Allah, berdzikir dengan lisan, yaitu mengucapkan Asma Allah,

berdzikir dengan nurani atau kalbu, yaitu merasakan kehadiran Allah, dan berdzikir

dengan amal, yaitu ikhlas melaksanakan sesuatu sebagai ibadah dan senang

mematuhi aturan atau perintah Allah Swt.

Teilhard de Chardin mengatakan: “Kita bukanlah manusia yang memiliki

pengalaman spiritual, tetapi kita adalah mahluk spiritual yang memiliki pengalaman

manusia”. Dan Ralph Waldo Emerson berkata: “Orang-orang besar adalah mereka

yang jiwa spiritualnya lebih kuat dari pada kekuatan materi”.

Wujud daya spiritual antara lain: kebiasaan untuk senantiasa mengembangkan iman,

berperilaku jujur, dapat dipercaya atau mampu mengemban amanah, selalu berdoa,

bersyukur dalam menerima nikmat, bersabar dalam menerima musibah, bertawakkal

dalam menerima ketentuan dari Allah Swt. (termasuk dalam menerima kegagalan),

ketulusikhlasan dalam melakukan atau memberikan sesuatu sebagai ibadah,

optimisme akan datangnya pertolongan Allah Swt., selalu menaruh pengharapan

kepada Allah Swt., idealisme yang tinggi dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupan, memiliki dedikasi, memiliki kemauan untuk bekerja keras dan belajar

keras, berpikir untuk jangka panjang dsb.

Oleh karena Allah Swt. sangat dekat dengan hamba-hamba-Nya, maka pada

akhirnya manusia mampu menghayati adanya perhatian, kasih sayang yang begitu

besar dan pengawasan Tuhan kepada kita.

Rasa khawatir yang sering muncul pada diri seseorang sebenarnya merupakan salah

satu ujian hidup. Wujudnya mungkin muncul rasa khawatir tidak memperoleh atau

tidak kebagian rizki, rasa khawatir tak cukup dengan gaji yang kecil, rasa khawatir

menjadi miskin, rasa khawatir tak mempunyai keturunan, rasa khawatir akan cepat

meninggal, dsb. yang semuanya itu perlu disikapi secara positif. Motivasi

merupakan dorongan penggerak perilaku manusia. Tetapi hanya perilaku selektif

dan terarah pada tujuan tertentu saja yang digerakkan oleh motivasi tersebut.

Ada beberapa contoh sederhana tentang penggunaan secara simultan kemampuan

intelektual, kemampuan emosional dan kemampuan spiritual dalam kehidupan

sehari-hari.

Dalam mengemudikan mobil, nampak bagaimana kemampuan akal berfungsi untuk

mengkoordinasikan gerakan badan, mata, tangan dan kaki, bagaimana kemampuan

emosi berfungsi untuk bersabar dalam kemacetan, padahal sebenarnya ingin lekas

Page 22: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 16

sampai, bagaimana kemampuan spiritual berfungsi untuk senantiasa memohon

keselamatan dalam perjalanan sampai di tempat tujuan dan mendoakan agar orang-

orang lain juga selamat.

Dalam bermain bola, nampak bagimana kemampuan fisik dapat berfungsi untuk

menggerakkan kaki dengan lincah, bagaimana kemampuan akal berfungsi agar

ketika menggiring bola untuk melewati barisan pertahanan belakang yang ketat

sehingga dapat lolos sampai di depan gawang, bagaimana kemampuan emosi

berfungsi agar tetap tenang dalam menghadapi kemelut di depan gawang, bagaimana

kemampuan spiritual berfungsi untuk berdoa supaya dapat mencetak gol.

Dalam memimpin, nampak bagaimana kemampuan akal berfungsi untuk berfikir

agar dapat menyuruh dengan sopan, bagaimana agar yang dipimpin ikhlas menerima

perintah, bagaimana kemampuan emosi berfungsi agar dapat sabar dalam

memimpin, bagaimana kemampuan spiritual berfungsi agar dapat mendoakan

dirinya sendiri, teman sejawat dan anak buah berserta keluarganya juga selamat

semuanya.

Keseimbangan yang terpadu melebur dan menyatu antara kemampuan intelektual,

kemampuan emosional dan kemampuan spiritual itulah yang dapat menghasilkan

inti nilai-nilai moral yang tercermin pada diri seseorang sebagai daya nurani atau

daya kalbu yang bermoral. Mengapa dewasa ini banyak pemimpin dan penguasa di

negeri kita yang tidak memiliki lagi rasa malu, rasa bersalah, apalagi rasa berdosa?

Jawabannya dapat diberikan secara serius, tetapi dapat juga secara kelakar.

Dalam mengambil keputusan apa pun kemampuan intelektual kita harus selalu

berkoordinasi dengan kemampuan emosional dan kemampuan spiritual, karena baru

dapat disebut mempunyai nurani apabila kemampuan intelektual telah menyatu

dengan kemampuan emosional dan kemampuan spiritual. Aliran humanisme atau

aliran kemanusiaan yang akhir-akhir ini tumbuh di Amerika Serikat pada umumnya

hanya mengembangkan kemampuan intelektual dan emosional saja.

Contohnya antara lain adalah adanya usulan dari para “homoseks” agar perkawinan

antar mereka dapat diakui oleh undang-undang, demikian pula usulan para

“lesbian”. Dan sekarang ini undang-undang yang mereka usulkan telah mendapat

persetujuan. Mereka lupa bahwa Allah Swt. menciptakan segala sesuatu secara

berpasang-pasangan, ada pria ada wanita untuk menjadi jodohnya, ada siang ada

malam, ada gelap ada terang, ada tinggi ada rendah, ada hidup ada mati, ada sakit

ada sehat, ada kaya ada miskin, dan seterusnya.

Dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, dapat disaksikan betapa banyaknya

pedagang menjual sesuatu yang dilarang oleh Allah Swt., yang menjual barang yang

sudah kedaluwarsa, yang mengurangi timbangan, yang mengurangi ukuran panjang,

yang mengurangi mutu, ada petugas “catering” yang mencuri makanan yang

seharusnya disediakan untuk para tamu. Perselingkuhan yang akhir-akhir ini sangat

marak, semuanya itu dapat dengan enak dilakukan, karena mereka hanya cenderung

mengembangkan kemampuan intelektual dan emosional saja dan sangat

mengabaikan kemampuan spiritual. Sebagai umat beragama seharusnya kita mampu

dan mau mengembangkan ketiga kemampuan ruhani itu sebagai satu kemampuan

yang disebut kemampuan kalbu atau kemampuan nurani. Di sinilah sebenarnya yang

membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Allah Swt. yang lainnya, yaitu dia

dapat berdzikir, baik berdzikir melalui ucapan dengan lisan, berdzikir dengan kalbu

untuk merasakan kehadiran Allah Swt., berdzikir dengan akal untuk menangkap

bahasa Allh Swt. maupun berdzikir dengan amal untuk patuh dan taat kepada-Nya.

Page 23: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 17

Dalam kemampuan spiritual, ukuran nilai yang harus kita gunakan adalah dari Allah

Swt. sebagai Al-Khaliq yang Maha Benar.

Di luar diri kita Allah Swt. menciptakan lautan. Fungsinya adalah untuk

menetralkan semua apa saja yang masuk ke dalamnya. Dengan terpaan panasnya

cahaya matahari setiap pagi, air laut menguap, uap menjadi awan, awan menjadi

mendung, mendung menjadi hujan, meresap ke dalam tanah, menjadi mata air yang

jernih untuk diminum dan membersihkan kotoran, berkumpul ke sungai dan

mengalir lagi ke laut bersama apa saja yang terbawa, kemudian laut memproses

semua yang kotor dan keruh itu menjadi sesuatu yang bersih dan jernih kembali.

Adapun di dalam diri manusia Allah Swt. menciptakan sesuatu yang disebut kalbu

atau hati nurani. Fungsinya adalah sebagaimana lautan juga untuk dapat menetralkan

apa saja yang masuk di dalamnya melalui panca-indera dan berbagai kemampuan

baik kemampuan fisik, kemampuan intelektual, kemampuan emosional maupun

spiritual. Berkat terpaan lembutnya cahaya Ilahi (yang disebut juga sebagai taufik,

hidayah, atau inayah), kemudian kalbu memprosesnya sehingga apa pun yang masuk

akan berubah menjadi sebuah hikmah, menjadi kearifan. Sebagaimana cahaya

matahari akan selalu menyinari lautan dan bumi, sebenarnya cahaya Ilahi pun selalu

menyinari hati khalifah ciptaan-Nya. Namun sangat disayangkan, bahwa manusia

sendirilah yang kebanyakan menghalangi kehadiran cahaya Ilahi itu.

Allah Swt. menciptakan cahaya fisik dan cahaya non fisik. Cahaya fisik dapat

ditangkap oleh penglihatan mata kita, sehingga kita dapat melihat dengan jelas

semua benda apa pun yang berada di hadapan kita. Kita juga dapat membedakan

dengan jelas antara benda yang satu dengan benda-benda yang lainnya. Kita dapat

mengenali, misalnya jalan yang kita lalui ini mulus, jalan ini berlubang-lubang, jalan

ini becek, jalan ini kering, jalan ini sempit, jalan ini lebar, dsb. Dengan cahaya fisik

kita dapat melihat dengan jelas keadaan itu.

Sedangkan cahaya non-fisik dapat ditangkap oleh penglihatan mata hati atau kalbu

atau nurani kita. Dengan cahaya non-fisik kita dapat melihat dan membedakan

dengan jelas barang yang ini haram dan yang itu halal, cara yang ini haram dan yang

itu halal, sikap yang begitu tidak sopan dan yang begini sopan, kalau berbuat seperti

itu sebenarnya kita berkhianat atau tidak dapat dipercaya, tetapi kalau seperti ini

berarti kita jujur atau dapat dipercaya, kalau berbuat seperti itu sebenarnya kita tidak

ikhlas, tetapi kalau seperti ini namanya ikhlas, perilaku ini dilarang oleh Allah Swt.,

oleh karena itu kita berusaha untuk menghindarinya, dan perilaku ini diperintahkan

oleh Allah Swt., oleh karena itu kita berusaha untuk melaksanakannya, dsb. Dengan

cahaya non-fisik kita dapat mengetahui dan memahami hal itu.

Contoh nyata yang dapat diamati secara umum dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya saja pelajaran berwudlu bagi umat Islam. Wudlu merupakan prasyarat

bagi sahnya seorang muslim untuk melaksanakan shalat. Artinya, sebelum

melaksanakan shalat sebenarnya seorang muslim harus bersih lebih dulu baik badan

atau fisiknya maupun jiwa atau ruh atau kalbunya. Jadi ia harus bersih lahir dan

batinnya sebelum melaksanakan shalat.

Berkumur, di samping untuk membersihkan mulut dan gigi adalah juga untuk

mendidik agar setiap muslim sangat berhati-hati dalam berbicara. Harus selalu

berbicara benar dan jujur, tidak pernah berdusta, tidak pernah berbicara bohong,

tidak pernah berbicara kotor, tidak pernah berbicara kasar, tidak pernah mengumpat,

tidak pernah berbicara mengenai aib orang lain, tidak pernah berbicara sia-sia yang

tidak ada artinya, tidak pernah berbicara yang menyebabkan orang lain merasa tidak

Page 24: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 18

aman, tidak pernah berbicara yang menyebabkan orang lain menjadi terancam yang

disebut kekerasan verbal, dan sejenisnya. Mengenai berbohong perlu dibahas

sedikit, karena kita tahu bahwa berbohong atau berdusta pertama akan diikuti

dengan kebohongan yang kedua, ketiga, dan kebohongan berikutnya. Berbohong

merupakan pintu pertama untuk melakukan kejahatan-kejahatan yang lain. Tetapi

berbohong atau berdusta ini secara tidak disadari telah dididikkan kepada anak-anak

sejak kecil. Ketika ayah atau ibu berada di rumah pada hari Minggu khawatir ada

yang menagih hutang, kepada anak-anaknya dipesan, bila ada yang bertamu atau

bertanya melalui telepon, katakan bahwa ayah atau ibu tidak ada. Ketika

memasukkan anaknya yang berumur 5 tahun ke Sekolah Dasar, orang tua berpesan,

bila ditanya oleh siapa saja di sekolah katakan bahwa kamu berumur 6 tahun.

Kurikulum untuk mendidik dengan cara ini memang tidak tertulis, namun

pengaruhnya sangat besar dalam pembentukan perilaku seseorang. Banyak

pemimpin bangsa kita, bahkan pada lembaga seperti Kepolisian, Pengadilan (Jaksa,

Hakim, Penasehat Hukum), Birokrasi, DPR dsb. yang melayani masyarakat tidak

menyadari, bahwa mereka itu juga berstatus sebagai pendidik bangsa yang sangat

berpengaruh bagi pembentukan perilaku anggota masyarakat. Banyak pelajaran

berbohong dan berdusta yang secara tak disadari telah dididikkan oleh mereka

kepada masyarakat. Hal ini pun tidak ada kurikulumnya yang tertulis. Inilah yang

disebut sebagai “Hidden Curriculum” atau Kurikulum Tersamar.

Selanjutnya kita kembali ke masalah wudlu. Membasuh hidung di samping untuk

membersihkan kotoran yang ada di dalamnya adalah juga untuk mendidik agar

setiap Muslim tidak mencium hal-hal yang tidak dibenarkan oleh aturan agamanya.

Membasuh muka, di samping untuk membersihkan wajah dari kotoran dan noda

adalah juga untuk mendidik agar setiap Muslim selalu berawajah cerah, murah

senyum, ramah yang mencerminkan perhatian terhadap sesama, tidak berwajah

seram, tidak bermuka perang, dsb. sehingga menyebabkan orang lain takut, bahkan

berusaha menjauhi kita, dan sejenisnya.

Membasuh kelopak mata di samping membersihkan kotoran yang menempel adalah

juga untuk mendidik agar setiap Muslim selalu menjaga dan merawat mata dengan

baik, hanya digunakan untuk melihat yang indah, yang baik, dan jangan digunakan

untuk melihat yang tidak baik, yang tidak diijinkan oleh Allah Swt., jangan melirik

untuk menyontek pekerjaan teman, karena menyontek pada hakikatnya adalah sama

dengan mencuri, dan hal itu termasuk kriminal, jangan silau oleh kemegahan orang

lain, dan sejenisnya.

Membasuh lengan di samping untuk membersihkan kotoran yang ada di lengan

kanan dan kiri adalah juga mendidik agar tangan setiap Muslim hanya digunakan

untuk melakukan hal-hal yang baik yang dianjurkan oleh agama, dan jangan

digunakan untuk mengambil yang bukan hak kita, jangan mencopet dan mencuri

karena keduanya adalah tindakan kriminal, jangan memegang barang-barang yang

haram, jangan menyebabkan orang lain terancam oleh tangan kita, dan sejenisnya.

Membasuh telinga, di samping untuk membersihkan kotoran yang ada di daun

telinga adalah juga untuk mendidik agar telinga setiap Muslim hanya digunakan

untuk mendengarkan hal-hal yang indah dan bermanfaat, jangan digunakan untuk

mendengarkan gosip-gosip, kata-kata yang tidak baik, berita-berita yang tidak benar,

fitnah dan sejenisnya.

Membasuh kepala, di samping untuk membersihkan kotoran yang ada di kepala

adalah juga untuk mendidik agar yang ada di kepala setiap Muslim, yaitu otak,

Page 25: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 19

hanya digunakan untuk memikirkan hal-hal yang bermanfaat, jangan digunakan

untuk memikirkan hal-hal yang tidak baik dan tidak benar apalagi yang tidak diridoi

oleh Allah Swt., dan yang sejenisnya.

Membasuh kaki, di samping untuk membersihkan kotoran yang ada di kaki kanan

dan kiri adalah juga untuk mendidik agar kaki setiap Muslim jangan digunakan

untuk melangkah ke arah yang tidak baik dan tidak benar. Pertanyaannya sekarang

ialah: “Apakah pelajaran berwudlu yang dilakukan sekurang-kurangnya lima kali

dalam sehari itu telah mampu menuntun dan membimbing kita untuk berperilaku

seperti yang diajarkan oleh berwudlu itu? Apakah cahaya Ilahi tersebut telah kita

beri jalan untuk menerpa kalbu kita, sehingga berwudlu ini memiliki makna yang

sangat penting bagi pembentukan kepribadian setiap Muslim? Ataukah wudlu kita

hanya sekadar kegiatan ritual yang sama sekali tidak ada artinya bagi pengembangan

diri kita?” Hanya diri kita masing-masing yang mampu menjawab pertanyaan

tersebut dengan sejujurnya.

Berkorban pada Hari Raya Idul Adha merupakan cara Tuhan mendidik kita untuk

memuliakan sesama manusia sebagai khalifah-Nya melalui suatu lambang yang

sangat transparan. Manusia sangat mulia, jangan diremehkan, jangan direndahkan,

apalagi disembelih untuk dikorbankan. Tuhan melarangnya dan oleh karena itu

digantikan-Nya dengan menyembelih binatang. Maksudnya adalah agar sifat-sifat

buruk binatang yang ada pada diri manusia itulah yang kita hilangkan, kita sirnakan.

Di samping itu berkorban yang sebenarnya adalah kemauan dan kemampuan untuk

memberikan dengan ikhlas sesuatu yang paling kita sayangi kepada orang lain.

Pendidikan untuk mengembangkan kemampuan spiritual merupakan suatu proses

yang sangat panjang, yaitu sepanjang hayat mulai dari masa kanak-kanak sampai

dengan tua renta dan harus dilakukan dengan sabar. Kegiatannya berawal dari mulai

dengan mengenal Allah Swt., kemudian dapat mencintai, lalu merindukan dan

akhirnya ingin berjumpa dengan-Nya.

Kalau ada kelemahan, kesulitan atau hambatan dalam mengembangkan kemampuan

spiritual, maka titik berat penanganannya perlu dimintakan bantuan kepada ahli

keagamaan atau kepada rohaniwan.

H. Kecakapan untuk bermasyarakat.

“Social Skills” atau kecakapan untuk bermasyarakat diperlukan oleh seseorang agar

mampu menguasai cara menghadapi, cara berhubungan atau cara berdialog secara baik

dengan sesama manusia sebagai tempat untuk bersilaturrahmi, untuk mewujudkan rasa

kasih sayang yang dihasilkan oleh “Emotional Skills”. Keterampilan untuk berdialog

dengan sesama manusia diperlukan untuk mendapatkan ridlo sesama manusia dalam

berkomunikasi dan bergaul dengan sesama manusia, seperti: dalam mewujudkan bakti

kepada kedua orang tua (birrul walidain), dalam menjalin kasih sayang di dalam

keluarga, dalam membina rumah tangga, dalam hidup bertetangga, dalam menjalin

hubungan persahabatan dengan teman dekat, dalam menjalin hubungan kerja dengan

sesama staf, dengan pimpinan, dengan bawahan dsb. Dalam bahasa sehari-hari

kecakapan untuk bermasyarakat ini disebut sebagai kemampuan untuk bergaul dengan

orang lain yang dikenal dengan “hablun minannas”. Hasil dari kecakapan cara berdialog

dengan sesama manusia antara lain adalah dapat menghargai berbagai macam perbedaan,

dapat menghormati orang lain, dapat bekerja sama, dapat toleran atau tenggang rasa,

dapat memberi maaf, dapat berbagi suka dan duka, dapat menyesuaikan diri, dan

sebagainya.

Page 26: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 20

Kecakapan untuk bermasyarakat dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok besar

masyarakat, yaitu masyarakat yang memiliki sifat khusus karena kedekatannya dalam

kehidupan kita sehari-hari dan masyarakat yang lebih umum sifatnya dan lebih luas

jangkauannya. Kelompok masyarakat khusus terdiri atas keluarga, tetangga, teman dekat

dan masyarakat di tempat bekerja. Adapun kelompok masyarakat umum mencakup:

masyarakat setempat (local community), masyarakat nasional sebagai bangsa (national

community), masyarakat regional dalam suatu kawasan (regional community), dan

masyarakat global (international community) sebagai konsekuensi dari keberadaan

seseorang dalam lingkungan kehidupannya di planet bumi ini sejak ia dilahirkan sampai

dengan saat meninggal dunia.

Salah satu ajaran Rasulullah Saw. yang sangat indah dalam mengembangkan kecakapan

untuk bermasyarakat adalah kemampuan untuk tersenyun. Beliau bersabda: "Senyuman

yang engkau sunggingkan kepada saudaramu, dan kepada sesamamu adalah suatu

ibadah".

Sudahkah kita tahu bahwa calon pramugari Perusahaan Penerbangan "Garuda"

memerlukan waktu 3 bulan latihan untuk dapat tersenyum dengan tulus dalam melayani

penumpang? Sudahkah kita menghargai orang lain sebagai sesama ciptaan Allah Swt.

sebagaimana mestinya? Sudahkah kita menghargai anak-anak kita sebagai karunia Allah

Swt. kepada kita sebagaimana mestinya? Sudahkah kemampuan berbahasa kita terwujud

dalam ucapan terima kasih kepada isteri, kepada suami, kepada anak, kepada menantu,

kepada cucu, kepada pembantu kita di rumah setelah mereka selesai melakukan sesuatu

untuk kita? Sudahkah kita berterima kasih kepada teman-teman kita? Sudahkah kita

berterima kasih kepada orang lain atas pertolongannya? Sudahkah kita mengasihi orang

lain? Apakah kita juga mengasihi binatang? Sudahkah kita mengasihi saudara-saudara

kita sendiri? Ketika masih kanak-kanak sudahkah kita belajar menjadi anak yang baik,

adik yang manis atau kakak yang ramah atau teman yang setia? Ketika dewasa sudahkah

kita belajar menjadi kekasih yang baik, yang mampu menyatakan cinta dengan santun?

Ketika sudah berumah tangga sudahkah kita belajar menjadi suami atau isteri yang baik,

menjadi menantu yang baik? Ketika sudah dikaruniai anak, sudahkah kita belajar

menjadi ayah atau ibu yang baik? Ketika mempunyai menantu sudahkah kita belajar

menjadi mertua yang baik? Kadang-kadang terdapat persaingan antara mertua wanita

dengan menantu wanita karena keduanya sangat mencintai seorang yang sama. Si Ibu

Mertua tentu saja mencintai anak laki-lakinya, tetapi Si Menantu juga mencintai

suaminya! Ketika bercucu sudahkah kita belajar menjadi kakek atau nenek yang baik?

Sudahkah kita turut menyantuni anak-anak yatim? Ketika kita sudah mulai bekerja,

sudahkah kita mencintai pekerjaan kita sendiri, menyayangi rekan-rekan sejawat kita,

pimpinan kita, bawahan kita? Dalam pergaulan sehari-hari sudahkah kita memilih teman

yang baik? Bahwa teman yang baik dapat mempengaruhi perilaku kita? Bahwa kalau

kulit kambing berteman dengan tong dia akan menjadi bedug yang pada setiap waktu

shalat dipukuli orang, padahal dia tidak bersalah? Sudahkan kita sebagai bangsa dapat

menghargai pejalan kaki dengan menyediakan trotoir yang memadai? Sudahkah kita

menyediakan tempat penyeberangan secara memadai? Demikian juga perlakuan kita

terhadap para penyandang cacat? Sudahkah kita menyediakan trotoir yang rata dan tidak

diisi oleh pedagang kaki lima?

Beberapa pertanyaan ini hanyalah sebagian kecil dari potensi kecakapan bermasyarakat

yang sudah ada pada anak-anak kita dan perlu ditumbuhkembangkan kearah yang benar.

Dale Carnegie dalam bukunya “How to win friends and influence people” melaporkan

hasil penelitiannya mengenai rasa kasih sayang yang tulus dari bocah-bocah balita di

Page 27: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 21

Amerika Serikat. Anak-anak manis ini diundang untuk bermain di sebuah taman di kota

New York masing-masing bersama ibunya. Ibu-ibu tersebut dipilih mulai dari yang

berparas paling cantik, yang cantik, yang sedang, yang jelek, yang sangat jelek bahkan

ada yang cacat. Mereka duduk di kursi masing-masing, berjajar dari kiri ke kanan.

Sementara anak-anak duduk terpisah dengan posisi berhadapan yang berjarak sekitar 10

meter. Anak-anak sangat ceria dan keluar berbagai celotehnya yang lucu. Setelah asyik

bermain, mereka diminta untuk mencari siapa yang paling disayangi. Ternyata anak-anak

tersebut berlari mendekati dan memeluk ibunya masing-masing. Suasana ketika itu

sangat mengharukan. Bagaimana kalau kita yang disuruh mencari siapa yang paling

disayangi?

I. Kecakapan untuk Memelihara Lingkungan.

“Environmental Skills” atau keterampilan untuk menghargai lingkungan diperlukan oleh

seseorang untuk menguasai cara menghadapi, cara berhubungan atau cara berdialog

secara baik dengan lingkungannya, yang berupa alam fisik atau alam nyata dan alam

gaib, sebagai tempat manusia berdiri untuk menginjakkan dan melangkahkan kakinya

dalam menempuh perjalanan hidup. Kecakapan untuk berdialog dengan lingkungan alam

diperlukan untuk dapat menanggapi pengaruh lingkungan alam gaib dan memelihara

serta melestarikan keberadaan lingkungan alam fisik. Hasil dari keterampilan berdialog

secara baik dengan lingkungan alam antara lain adalah kemampuan untuk menerima

pengaruh positif alam kemalaikatan dan menolak pengaruh negatif alam keiblisan dari

lingkungan alam gaib, dan kemampuan untuk dapat menikmati keindahan dan secara

sadar menjaga alam fisik dengan senantiasa merawat kebersihan dan memelihara

ketertiban lingkungan, dapat melestarikan keutuhan lingkungan yang dilengkapi dengan

tetumbuhan dan binatang-binatang, dsb. Keterampilan untuk mencintai lingkungan

disebut juga “hablun minal ‘alam”.

Sadarkah kita bahwa kita bangsa Indonesia dinyatakan sebagai bangsa yang semena-

mena tarhadap lingkungan, kurang menghargai lingkungan, kurang mensyukuri

lingkungan yang dikaruniakan oleh Allah Swt. kepada kita, dan kebersihan lingkungan

kita adalah paling rendah di antara bangsa-bangsa di ASEAN?

Sadarkah kita bahwa kebakaran yang mengkibatkan tenggelamnya Kapal “Tampomas”

milik Maskapai Pelayaran PELNI di sekitar pulau Masalembo pada waktu yang lalu,

hanyalah disebabkan oleh seorang penumpang yang membuang sembarangan puntung

rokoknya yang masih menyala?

Sadarkah kita, bahwa penebangan hutan kita oleh para pemegang Hak Pengusahaan

Hutan (HPH) telah menyebabkan banjir di musim hujan dan kekeringan sungai-sungai di

musim kemarau di Kalimantan menjadi tidak terkendali lagi? Pernahkah kita mendengar,

bahwa para pemegang HPH tersebut merasa berdosa atas keserakahan dan kezalimannya

itu? Sampai saat ini pernahkah kita mendengar barang sepatah kata yang menunjukkan

rasa penyesalan mereka? Dan di daerah lain tanah longsor di mana-mana karena

pembalakan hutan secara semena-mena? Pernahkah kita mendengar barang sepatah kata

yang menunjukkan rasa bersalah mereka?

Sadarkah kita, bahwa para pemegang HPH telah membakari hutan kita di Riau dan

Kalimantan yang menyebabkan timbulnya asap tebal di atas kedua lokasi tersebut

sehingga jarak pandang hanya 2 meter dan menyebabkan sesak nafas bagi rakyat dan

mahluk hidup yang berada di sana? Sadarkah kita bahwa kebakaran itu telah

memusnahkan ribuan spesies binatang hutan? Sadarkah pula kita, bahwa asap tersebut

telah menutup beberapa lapangan terbang kita sehingga tidak berfungsi selama berhari-

Page 28: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 22

hari dan menimbulkan kerugian trilyunan rupiah di dalam negeri? Pernahkah kita

mendengar, bahwa para pemegang HPH tersebut merasa berdosa atas keserakahan dan

kezalimannya itu? Sampai saat ini pernahkah kita mendengar barang sepatah kata yang

menunjukkan rasa penyesalan mereka?

Sadarkah kita, bahwa kepulan asap tersebut juga telah menyelimuti lapangan terbang

internasional Singapura dan Kuala Lumpur sehingga tidak berfungsi selama 3 hari dan

menimbulkan kerugian milyaran US Dollar pada kedua lapangan terbang internasional

tersebut dan menyebabkan pula sesak nafas bagi rakyat dan mahluk hidup yang berada di

sana? Pernahkah kita mendengar, bahwa para pemegang HPH tersebut merasa berdosa

atas keserakahan dan kezalimannya itu? Sampai saat ini pernahkah kita mendengar

barang sepatah kata yang menunjukkan rasa penyesalan mereka?

Kemampuan untuk menghargai lingkungan akan mengantarkan manusia pada pelajaran

keikhlasan yang merupakan buah dari kemampuan spiritual. Desah angin yang bertiup

memuji Tuhan, kicauan burung yang sangat merdu juga memuji Tuhan, seperti halnya

awan pun berarak memuji Tuhan. Bunga yang beraneka ragam warna dan bentuknya

yang indah, masing-masing memiliki aroma segar yang spesifik, apakah bunga mawar,

melati kenanga atau bunga-bunga apa pun yang lainnya, panorama yang indah semuanya

dipersembahkan oleh mereka untuk mendorong agar manusia tetap dapat merasakan

ketenangan dan ketenteraman serta asyik dalam memenuhi tugas sebagai khalifah Tuhan.

Pesan-pesan berikut ini barangkali ada baiknya untuk kita renungpikirkan mengenai

langkah sederhana bagaimana cara kita memelihara dan mencintai lingkungan. Jangan

memetik bunga yang baru kuncup! Berikan dia kesempatan untuk tuntas mengabdi

kepada Tuhan dengan menyediakan madunya bagi lebah! Berikan dia kesempatan untuk

menunjukkan keindahan dan aroma harumnya! Jangan memetik buah yang belum masak!

Berikan dia kesempatan untuk menunjukkan rasa lezatnya yang sempurna! Hanya karena

keserakahan kitalah, dia kita petik untuk dikarbit dan dijual. Memang masak, akan tetapi

tidak akan semanis dan selezat bila ia masak sesuai aturan Tuhan. Biarkan lingkungan

alam kita dapat berfungsi sebagaimana rencana Tuhan! Jangan sekali-kali lingkungan

kita, kita kotori, kita acak-acak, apa lagi kita rusak dengan cara yang semena-mena!

“Personal Skills”, “Social Skills” dan “Environmental Skills” tersebut perlu

dikembangkan secara simultan dalam rangka mewujudkan Kasih Sayang Allah Swt. yang

telah bersemayam sebagai potensi di dalam kalbu setiap manusia sejak saat diciptakan

oleh-Nya. Semua kecakapan untuk berdialog itu akan menghasilkan nilai-nilai penting

yang luhur dalam kehidupan kepribadian seseorang, seperti sikap jujur, sikap bersahaja,

dapat dipercaya, ikhlas, dapat menghargai perbedaan, dapat menghargai kesamaan dan

kebersamaan dalam kehidupan, dapat menghargai semua jenis pekerjaan halal apa saja,

baik pekerjaan halus maupun kasar, pekerjaan yang lebih memerlukan kekuatan fisik,

pekerjaan yang lebih memerlukan kekuatan intelektual atau pun jenis-jenis pekerjaan lain

yang sangat beragam di antara keduanya.

J. Kecakapan untuk Menguasai dan Menyenangi Pekerjaan.

Kecakapan untuk bekerja mencari nafkah sebagai salah satu kewajiban dalam menjalani

kehidupan disebut “Vocational Skills” atau “Occupational Skills”. “Vocational Skills”

atau “Occupational Skills” dapat digambarkan sebagai kecakapan yang diperlukan oleh

seseorang untuk bekerja dan memperoleh penghasilan yang halal untuk menopang

kelancaran perjalanan hidupnya sebagai khalifah Allah. Banyak sekali ragam bidang

ketrampilan untuk bekerja yang sudah tersedia, yang sedang dikembangkan dan yang

masih akan berkembang lagi, yang masing-masing dapat diperoleh atau dikuasai, baik

Page 29: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 23

melalui pendidikan formal di sekolah atau kursus maupun melalui pendidikan informal di

dalam keluarga atau di dalam masyarakat. Sebagai contoh untuk bidang-bidang

“vocational skills”, antara lain adalah: bidang boga, busana, kerajinan tangan, pertanian,

seni tari, seni lukis, seni musik, seni teater, sains, teknologi, elektronika, olah raga,

bahasa, sastra, komunikasi, transportasi, jasa, komputer, pariwisata, industri kecil, dan

masih banyak lagi. Hasil yang diperoleh dari “Vcational Skills” antara lain adalah

dikuasainya dengan baik salah satu jenis pekerjaan yang halal oleh seseorang sehingga

diperoleh imbalan sebagai nafkah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Perlu dicatat, bahwa mencuri, mencopet dan menodong adalah juga merupakan jenis

pekerjaan, akan tetapi termasuk dalam kategori kejahatan kriminal. Oleh karena itu

pekerjaan tersebut haram sifatnya.

Untuk melaksanakan “Vocational Skills” atau “Occupational Skills” ini diperlukan

kemampuan fisik, kemampuan intelektual, kemampuan emosional dan kemampuan

spiritual sebagai komponen pendukung utama. Kemampuan bergaul sebagai buah dari

“Social Skills” serta “Environmental Skills” merupakan komponen pendukung kedua.

Dan kedua komponen pendukung ini merupakan kesatuan tak terpisahkan dari

kemampuan untuk keberhasilan dalam bekerja mencari nafkah.

Allah Swt. menganugerahkan potensi untuk bekerja pada setiap manusia. Ada yang

dianugerahi suara yang merdu, sehingga ia dapat menjadi penyiar radio atau televisi,

menjadi presenter dalam pertemuan, menjadi penyanyi, dsb. Ada yang dianugerahi

tangan yang perkasa, sehingga ia menjadi petinju. Ada yang dianugerahi kaki yang

lincah, sehingga menjadi pemain bola, pemain basket, pelari, dsb. Ada yang dianugerahi

jari-jari yang halus, sehingga ia menjadi pemain musik: gitar, biola, piano, drum, dan

sejenisnya. Ada yang dianugerahi pikiran yang cemerlang, sehingga ia menjadi guru,

dosen, penulis, peneliti, dan sejenisnya. Ada yang dikaruniai kemampuan bahasa dan

emosi yang mendalam, sehingga ia menjadi penyair, sastrawan, sutradara, dsb. Ada yang

dianugerahi tubuh yang lentur, sehingga ia menjadi penari, pesenam dan seterusnya. Ada

yang dikaruniai kemampuan melihat peluang bisnis, sehingga ia menjadi pedagang,

pengusaha. Dan masih tak terhitung lagi banyaknya anugerah Allah Swt. kepada manusia

untuk dapat bekerja mencari nafkah sebagai salah satu tugas khalifah di bumi. Namun

semua kecakapan untuk memperoleh rizki yang halal hendaknya selalu berpegang pada

ajaran Rasulullah Saw. yang sekarang telah dikembangkan oleh Dunia Barat dan

direkomendasikan menjadi pegangan bagi para “manager” dan “executive” muda, yaitu

agar selalu “sidik, amanah, tablig dan fatonah”.

Sidik artinya benar. Apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. kepada umatnya

semuanya benar, tidak ada dusta, tidak ada kepalsuan, tidak ada kepurapuraan. Sidik juga

berarti jujur. Amanah artinya dapat dipercaya karena benar dan jujur dalam semua hal

yang ditugaskan kepada beliau. Tablig artinya menyampaikan semua wahyu yang

diterimanya dan juga ajaran-ajarannya tanpa keraguan sedikitpun, dengan cara yang

sangat santun, sehingga menarik untuk diikuti. Tablig juga berarti mampu berkomunikasi

dengan siapa pun dengan menggunakan gaya yang sesuai dengan pihak yang diajak

untuk berkomunikasi. Fatonah artinya pandai dan cerdas. Kepandaian dan kecerdasan ini

diperoleh beliau karena selalu belajar, baik belajar secara langsung dari Allah Swt.,

belajar dari Malaikat Jibril maupun belajar sendiri dari kehidupan nyata yang

berkembang di dalam masyarakatnya. Fatonah di samping berarti bijaksana, juga berarti

profesional.

Allah Swt. berfirman: "Bila selesai shalat, berpencarlah kamu di muka bumi. Carilah

karunia Allah. Ingatlah Allah banyak-banyak, supaya kamu mencapai kejayaan dan Allah

Page 30: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 24

adalah sebaik-baik pemberi rizki (Surat Al-Jumu'ah, ayat 9 dan 11). Ayat ini

memerintahkan kepada kita agar setelah shalat kita tidak malas mencari karunia atau

rizki Allah. Dengan kata lain sebagai khalifah Allah kita harus bekerja.

Kecakapan Vokasional yang diperoleh melalui pendidikan informal di dalam keluarga

atau di lingkungan masyarakat terdiri atas bermacam-macam jenis kecakapan mulai dari

tingkat tenaga kasar, tingkat terampil sampai dengan tingkat mahir. Sedangkan

Kecakapan Vokasional yang diperoleh melalui pendidikan formal di dalam sekolah atau

melalui pendidikan non-formal di dalam kursus-kursus terdiri atas beberapa tingkat

keprigelan atau kemahiran yang berjenjang dan diakui secara resmi dengan kategori

sebagai berikut:

a. Tingkat tidak terlatih (Pembantu Pelaksana) dikategorikan sebagai calon tenaga

kerja yang Unskilled – Lulusan Sekolah Dasar atau yang sederajad

b. Tingkat Setengah Terlatih (Pelaksana) dikategorikan sebagai calon tenaga Semi

Skilled – Lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau yang sederajad dan

Kursus-kursus singkat Keterampilan Pra-vokasional.

c. Tingkat Juru (Juru Teknik) dikategorikan sebagai Tradesman – Lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Kedinasan, Sekolah Menengah Umum.

d. Tingkat Teknisi (Pengatur) dikategorikan sebagai calon tenaga kerja Trades

Technician – Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dengan mendapat tambahan

latihan khusus.

e. Tingkat Teknisi Ahli (Penata Ahli) dikategorikan sebagai calon tenaga kerja Higher

Technician – Lulusan Politeknik, Akademi, Diploma pada Peruguruan Tinggi.

f. Tingkat Sarjana (Profesional), dikategorikan sebagai calon tenaga kerja Professional

– Lulusan Perguruan Tinggi S1, S2 , sampai dengan S3.

Namun demikian di luar kategori tersebut masih banyak sekali jenis-jenis pekerjaan yang

dapat ditekuni oleh seseorang. Dan keberhasilan yang dapat dicapai oleh seseorang

dalam pekerjaannya, tentu ada bantuan jasa orang lain dan juga doa dari semua orang

yang menyayanginya.

Kecakapan untuk menguasai pekerjaan pada umumnya disiapkan sebagai pekerjaan

utama yang akan ditekuni menjadi mata pencaharian untuk bekal mencari nafkah yang

halal yang merupakan salah satu kewajiban dalam menempuh perjalanan hidup. Akan

tetapi tidak tertutup kemungkinan, bahwa seseorang dapat menguasai jenis pekerjaan

tertentu hanya sebagai hobi.

K. Keterkaitan antar berbagai Kecakapan Hidup.

Keempat jenis kecakapan hidup dasar sebagaimana diuraikan di atas, yaitu “Personal

Skills”, “Social Skills”, “Environmental Skills” dan “Vocational Skills atau

”Occupational Skills” bersifat komplementer, saling melangkapi antara yang satu dengan

yang lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari ada seseorang yang sangat menonjol dalam

menguasai salah satu kemampuan kecakapan, namun kurang dalam penguasaan

kemampuan kecakapan lainnya. Ada juga yang kemampuan kecakapannya merata untuk

kesemuanya. Yang lebih baik adalah yang seimbang dalam menguasai keempat jenis

kecakapan tersebut. Adapun yang terbaik adalah penguasaan yang bukan saja seimbang,

akan tetapi juga selaras atas “Personal Skills”, “Social Skills”, “Environmental Skills”

dan “Vocational Skills atau Occupational Skills”, karena dengan keseimbangan dan

Page 31: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 25

keharmonisan itulah yang mampu mewujudkan hidup yang indah atau yang dikenal

dengan ‘The Art of Life’ seperti diuraikan terdahulu.

Latihan dan pelaksanaan kecakapan hidup bagi pemeluk Agama Islam disebut ibadah.

Ada ibadah yang diatur di dalam ritual dan ada ibadah yang diatur di luar yang ritual.

Ibadah yang diatur di dalam ritual disusun menjadi Rukun Islam, yaitu menyatakan

syahadat, mendirikan shalat, menjalankan puasa, membayar zakat dan berhaji ke tanah

suci. Kelima Rukun Islam itu merupakan pelatihan intensif yang wajib diikuti sebagai

jalan agar dapat memahami, dan mengembangkan potensi kecakapan hidup yang telah

dikaruniakan oleh Allah Swt. (In-service Training Process). Berdasarkan hasil “In-

service Training” tersebut, kemudian berupaya untuk mewujudkannya dalam kehidupan

sehari-hari dengan ikhlas untuk menghayati dan menjalaninya sebagai ibadah kepada

Tuhan melalui ibadah yang diatur di luar yang ritual (On-service Training Process).

Pelaksanaan ibadah yang diatur di luar yang ritual dan selalu mengalami pengembangan

secara positif dan berkelanjutan ini disebut ”Implementation Process”. Jumlahnya tak

terhitung banyaknya, sebanyak tingkah polah jenis dan ragam perilaku manusia dalam

menjalani kehidupan dan merupakan aktualisasi dari ibadah ritual. Cara melaksanakan

kedua jenis ibadah itu mengacu pada Al-Quran sebagai panduan umum dan pada Al-

Hadis sebagai panduan khusus yang dikemas menjadi Hukum Islam. Dan sesungguhnya

beribadah itu sendiri merupakan kebutuhan rohani kita.

Pesan pendidikan kecakapan hidup yang disampaikan melalui syahadat adalah untuk

mengecek dan mengevaluasi diri, apakah antara apa yang saya katakan dan yang saya

ikrarkan sudah sesuai dengan apa yang saya lakukan dalam hidup keseharian saya?

Pesan pendidikan kecakapan hidup yang disampaikan melalui shalat adalah untuk

mengecek dan mengevaluasi diri, apakah shalat yang saya lakukan sudah semakin

khusyu’, apakah benar bahwa setelah melaksanakan shalat saya mampu mendorong diri

sendiri untuk mencegah perbuatan yang tidak diridhoi oleh Allah Swt. Sebelum shalat

harus didahului dengan berwudlu. Tidak syah shalat seseorang tanpa berwudlu lebih

dulu. Apakah pendidikan pembiasaan melalui berwudlu telah mampu mendorong diri

kita untuk senantiasa bersih dan rapih, baik pada badan, indera maupun ruhani kita

(bersih lahir dan batin)?

Pesan pendidikan kecakapan hidup yang disampaikan melalui puasa adalah untuk

mengecek dan mengevaluasi diri, apakah di luar bulan puasa kita mampu memelihara diri

dalam gaya makan, apakah kita sudah menaruh empati terhadap orang-orang yang lapar,

baik lapar jasmani apa lagi lapar ruhani? Apakah kebiasaan marah dapat kita kendalikan

di luar bulan puasa? Apakah tingkat kesabaran kita semakin tinggi? Apakah kepasrahan

kita kepada Allah Swt. semakin meningkat?

Pesan pendidikan kecakapan hidup yang disampaikan melalui zakat, baik zakat fitrah

maupun zakat mal (harta) adalah untuk mengecek dan mengevaluasi diri, apakah harta

yang kita miliki telah diperoleh melalui proses yang benar. Apakah kita sudah yakin

bahwa semua harta dan semua isi bumi dan langit adalah milik Allah Swt.? Dan hanya

karena kasih sayang-Nya pula, maka kita dikaruniai untuk dapat memilikinya sebagian

sebagai hasil kerja kita. Apakah kita telah mensyukurinya? Apakah kita telah berterima

kasih kepada sesama atas kasih sayang mereka, atas bantuan dan doa-doa mereka?

Apakah kita sudah semakin rajin bersedekah, baik sedekah wajib (zakat) maupun

sedekah sukarela?

Pesan pendidikan kecakapan hidup yang disampaikan melalui berhaji adalah untuk

mengecek dan mengevaluasi diri, apakah seluruh kemampuan kecakapan hidup yang

dikarunikan oleh Allah Swt. telah kita kembangkan dengan sebaik-baiknya secara

Page 32: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 26

optimal? Apakah “personal skills” dengan keempat apseknya, yaitu physical skills,

intellectual skills, emotional skills dan spiritual skills sudah dapat kita kembangkan

sesuai dengan petunjuk Tuhan? Demikian pula apakah social skills, environmental skills

dan occupational skills telah kita upayakan untuk senantiasa berkembang ke arah yang

konstruktif dan tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan?

Dari sudut pandang kecakapan hidup, berhaji merupakan latihan ujian yang sangat

komprehensif yang mencakup semua aspek kecakapan hidup, baik personal skills, social

skills, environment skills maupun occupational skills sebagaimana diuraikan di atas.

Dari aspek personal skills, pertama jama’ah secara fisik harus sehat. Kedua intelektual

perlu cerdas, karena harus naik pesawat udara, naik kendaraan umum, tidur di hotel dsb.

yang selama ini belum pernah dialami sebelumnya. Ketiga emosional harus matang,

karena tidak boleh marah, tidak boleh berkata kasar, apalagi berkata kotor, tidak boleh

bergunjing, tidak boleh berkata yang menyinggung perasaan orang lain, dsb. Keempat

spiritual harus lebih mudah tersentuh baik ketika melihat Ka’bah Baitullah, maupun

ketika berada di padang ‘Arafah tempat berkumpulnya jutaan manusia dalam pakaian

yang sama serba putih yang datang dari seluruh penjuru dunia sehingga tak dapat

dibedakan antara yang berpangkat rendah dan yang tinggi, yang miskin dan yang kaya,

semuanya mendekatkan diri dan bermunajad kepada Tuhan. Demikian pula ketika

melempar jumrah, Aqabah, ‘Ula dan Wustho jama’ah teringat betapa beratnya

perjuangan manusia melawan iblis yang ada di dalam dirinya.

Dari aspek social skills, jama’ah harus harus luwes dalam pergaulan dengan sesama

jama’ah, baik dengan teman-teman dalam regu, teman-teman dalam kloter, teman-teman

di asrama, dan bergaul dengan bangsa-bangsa lain dari seluruh dunia. Allah Swt.

menciptakan berbagai bangsa di dunia agar mereka saling mengenal dan berkasih sayang.

Allah Swt. hanya melihat nilai seseorang dari mutu kalbu atau hati nurani dan

ketakwaannya, bukan dari penampilan fisiknya.

Dari aspek environment skills, jama’ah harus menghormati lingkungan, karena dalam

berhaji semua jama’ah tidak boleh mencabut tanaman, tidak boleh membunuh binatang,

tidak boleh merusak fasilitas umum, harus hemat air, membasuh anggota badan ketika

berwudlu hanya boleh maksimal mengulang 3 kali, harus hemat listrik, harus membuang

sampah di tempatnya, dsb.

Dari aspek occupational skills, jama’ah seyogayanya memiliki pekerjaan halal yang

menghasilkan uang sehingga dapat menabung untuk dapat menunaikan ibadah haji. Di

sana jama’ah melihat berbagai jenis pekerjaan kasar mulai dari tukang sampah, tukang

angkut air, tukang masak, petugas keamanan, pembimbing haji, dsb. yang semuanya

merupakan pekerjaan halal. Berdasarkan pengalaman dan penghayatannya itu jama’ah

akan menghargai menghormati semua jenis pekerjaan yang halal. Perjalanan berhaji telah

merangkum semua aspek kecakapan hidup yang minimal harus dapat dikuasai oleh setiap

muslim.

Keempat jenis kecakapan tersebut merupakan “General Life Skills” yang menjadi dasar

kecakapan untuk mampu menjalani kehidupan. Masing-masing spektrum yang ada pada

kecakapan minimal tersebut masih sangat terbuka luas untuk dikembangkan lebih lanjut

sesuai dengan cakupan dan fokusnya. Cakupan spektrum dasar dari keempat bidang

“Life Skills” sebagaimana diuraikan di atas secara garis besar dapat dilihat pada diagram

di halaman terakhir Bab ini.

Page 33: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 27

L. Implementasi Pendidikan Kecakapan Hidup.

Dalam melaksanakan kebijakan pendidikan yang berorientasi pada Kecakapan Hidup,

maka fokus utama kegiatan pendidikan haruslah ditujukan untuk mempersiapkan para

siswa agar memiliki kecakapan untuk hidup, agar mampu menempuh perjalanan hidup

dengan selamat. Pendidikan formal untuk mengembangkan keempat spektrum “Life

Skills” itu perlu dirancang ulang secara sistematis ke dalam kurikulum sekolah. Untuk itu

pengorganisasian mata pelajaran secara bertahap juga perlu mengacu kepada keempat

bidang “Life Skills” itu dengan porsi alokasi waktu yang seimbang dan proporsional

sesuai dengan jenjang pendidikan dan jenis persekolahannya. Bagi sekolah swasta tentu

saja konsep ini masih dapat dikembangkan lagi sesuai dengan visi, misi dan ciri khasnya.

1. Bagaimana kurikulumnya ?

Oleh karena semua kegiatan pendidikan pada hakekatnya adalah merupakan upaya

untuk mempersiapkan generasi muda anak-anak bangsa agar mampu menjalani

kehidupan dengan sebaik-baiknya di kelak kemudian hari, maka kurikulum pada

semua jenjang pendidikan dan jenis persekolahan haruslah mengarah kepada “Life

Skills Education” dengan porsi dan kadar yang serasi.

Struktur program kurikulum hendaknya juga menggambarkan keinginan kita sebagai

bangsa untuk mewujudkan terkuasainya keempat jenis kecakapan dasar tersebut

untuk memperkuat kecakapan-kecakapan yang telah diperoleh melalui pendidikan

informal di dalam keluarga dan lingkungan masyarakat. Penataan ulang ini

hendaknya senantiasa mempertimbangkan kepentingan nasional sebagai suatu

bangsa yang besar yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan jenis

persekolahan secara nasional, namun dengan mempertimbangkan juga kepentingan

sekolah, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta dalam rangka pelaksanaan

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang merupakan salah satu wujud dari

otonomi daerah dan otonomi sekolah.

Di dalam melaksanakan “Life Skills Education” ini porsi untuk “Personal Skills”

dan “Vocational Skills” diusahakan seimbang, misalnya masing-masing 40%.

Namun spektrum “Social Skills” dan “Environmental Skills” juga perlu dijamah

secara merata, misalnya masing-masing 10% dari alokasi waktu ideal yang tersedia.

Alokasi 40% untuk “Personal Skills” perlu dijabarkan lagi untuk “Physical Skills”,

“Intellectual Skills”, “Emotional Skills” dan “Spiritual Skills” secara proporsional.

Sejumlah mata pelajaran yang selama ini sudah diajarkan di sekolah-sekolah

sebaiknya tetap diteruskan untuk diajarkan, tetapi perlu ditata-ulang dan diarahkan

untuk mendukung terwujudnya kemampuan setiap bidang kecakapan untuk

menempuh perjalanan hidup.

Pendidikan keterampilan pada bidang “Vocational Skills” harus benar-benar

disesuaikan dengan keperluan nyata masing-masing sekolah bersama-sama

masyarakat setempat sebagai salah satu wujud dari pelaksanaan otonomi daerah dan

otonomi di bidang penyelenggaraan pendidikan. Namun demikian kepentingan

nasional dan internasional juga perlu dipertimbangkan. Dalam rangka pelaksanaan

“Broad Based Education” pendidikan keterampilan tersebut harus menjadi fokus

utama. Pelaksanaan pendidikan keterampilan ini harus perpihak pada kepentingan

sebagian besar masyarakat yang sangat membutuhkan kehadirannya mengingat

anak-anak mereka sangat kecil kemungkinannya untuk dapat melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

Page 34: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 28

2. Bagaimana proses pembelajarannya ?

“Life Skills Education” diberikan secara tematis mengenai masalah-masalah

kehidupan nyata sehari-hari. Tema-tema yang akan ditetapkan harus betul-betul

bermakna bagi siswa, baik untuk saat ini maupun untuk kehidupannya di kelak

kemudian hari. Pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah secara kasus

yang dapat dikaitkan dengan beberapa mata pelajaran lain untuk memperkuat

penguasaan “Life Skills” tertentu. Dengan pendekatan pemecahan masalah

kehidupan sehari-hari, para siswa menjadi semakin terlatih untuk menghadapi

kehidupan yang nyata. Tema yang disajikan dapat berupa bahan diskusi untuk

masing-masing kelas, untuk tingkat kelas yang sama dan untuk seluruh siswa.

Cakupan untuk setiap mata pelajaran juga perlu ditata-ulang dan diatur kembali

alokasi waktu dan jamnya dalam setiap minggu. Di dalam alokasi jam pelajaran

yang sudah diajarkan selama ini, untuk jam-jam pelajaran tertentu perlu disepakati

pengurangannya untuk direalokasikan sebagai kontribusi kepada kegiatan “Life

Skills Education” menjadi kumpulan jam pelajaran untuk membahas tema tertentu

bersama-sama dengan semua mata pelajaran terkait.

3. Bagaimana pengorganisasian gurunya ?

Dalam melaksanakan “Life Skills Education” yang disajikan secara tematis, pada

minggu-minggu tertentu guru tidak lagi mengajar sebagai guru mata pelajaran, akan

tetapi sebagai suatu Tim Pelaksana “Life Skills Education”. Dalam tema

“Menyembelih binatang kurban” misalnya, maka guru Agama adalah sebagai inti.

Namun dalam merancang persiapan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan dia akan

bekerja sama dengan guru Bahasa Indonesia, guru Bahasa Inggris, guru Ilmu

Pengetahuan Sosial (termasuk di dalamnya guru PKn, guru IPS Sejarah, guru IPS

Ekonomi, guru IPS Geografi, Kependudukan dan Lingkungan Hidup), guru Ilmu

Pengetahuan Alam (termasuk di dalamnya Biologi dan Fisika), dan guru

Matematika. Tema “Rekreasi ke bendungan air setempat”, atau “Membantu korban

banjir”, atau “Membangun jembatan baru”, maka Guru Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sebagai inti yang akan bekerja

sama dengan guru Matematika, guru Bahasa Indonesia, guru Bahasa Inggris, dan

guru Agama untuk merancang persiapan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan.

Tema-tema lain masih banyak sekali yang dapat disepakati untuk ditetapkan sebagai

penunjang pencapaian tujuan “Life Skills” dengan melibatkan sebanyak mungkin

guru mata pelajaran yang terkait. Ketika merancang suatu tema ada baiknya para

siswa juga dilibatkan agar pelaksanaannya lebih bermakna bagi mereka. Guru

Pembimbing juga perlu untuk selalu dilibatkan secara berkala agar dapat

menjelaskan kepada para siswa mengenai berbagai jenis pekerjaan yang tersedia,

cara-cara untuk memilih dan mempersiapkannya sesuai dengan bakat dan minat

siswa yang bersangkutan. Dalam merancang Program Semester, sekolah

menetapkan jadwal mingguan yang isinya mencakup antara lain: pada minggu ke

berapa akan dibahas topik apa, guru mata pelajaran apa yang menjadi inti dan guru

mata pelajaran apa saja yang terlibat sebagai pendukung, media apa yang digunakan

dan bagaimana mengevaluasinya.

4. Bagaimana pemanfaatan media belajarnya ?

Media pembelajaran baik yang tersedia di dalam sekolah, di lingkungan sekitar

sekolah maupun di luar sekolah, hendaknya dimanfaatkan sebanyak mungkin dalam

proses pembelajaran. Para siswa, orang tua siswa dan masyarakat sekitar juga dapat

dilibatkan dalam penyediaan media pembelajaran yang diperlukan.

Page 35: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 29

5. Bagaimana contoh modelnya ?

Tabel pada halaman berikut ini hanya dimaksudkan sebagai suatu contoh model

kerangka struktur program kurikulum sekolah yang mengarah kepada kebijakan

“Life Skills”. Model ini masih sangat terbuka luas untuk didiskusikan secara lebih

mendalam lagi, khususnya dalam menyepakati mata pelajaran yang menjadi inti dan

yang manjadi pendukung serta berapa jumlah kontribusi jam dalam seminggu untuk

mendukung pelaksanaan “Life Skills” tersebut. Demikian pula penjabarannya

menjadi program yang lebih rinci tentu harus dibahas bersama oleh semua guru mata

pelajaran yang terkait.

Page 36: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 30

MODEL KERANGKA STRUKTUR PROGRAM

KURIKULUM “LIFE SKILLS”

No Bidang Life skills Porsi Mata pelajaran inti

dan pendukung

Kontribusi jam

untuk Life skills

per minggu

Personal Skills:

40 %

Pendidikan Jasmani Physical Skills

Pendidikan Kesehatan

Bahasa (Bahasa Indonesia,

Inggris dan Daerah)

Matematika Intellectual Skills

Ilmu Pengetahuan Alam

Seni

Sastra

Budi Pekerti Emotional Skills

Pendidikan Agama

Pendidikan Agama

Matematika

Ilmu Pengetahuan Alam

1.

Spiritual Skills

Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial

(PPKn, Sejarah, Ekonomi,

Geografi, Kependudukan dan

Lingkungan Hidup)

2. Social Skills 10 %

Pendidikan Agama

Ilmu Pengetahuan Alam

Pengetahuan Sosial 3. Environmental

Skills 10 %

Pendidikan Agama

Pendidikan Keterampilan

Matematika Lanjut

IPA Lanjut

Bahasa Inggris

4. Vocational Skills 40 %

Bahasa Asing lain

Page 37: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 31

MODEL LIFE SKILLS SPECTRUMMODEL LIFE SKILLS SPECTRUM

Berdasarkan pendidikan

dan pelatihan

Memelihara hubungan dengan

Lingkungan Alam

Memelihara hubungan dengan

Sesama Manusia

ciptaan Allah yang

Tenaga KasarGlobal

Masyarakat Kerja

Life

Skills

Raga

Nyata

Gaib

Sukma atau Roh

Social S

kills

disebut Malaikat & Iblis

Lingkungan alam gaib

Lingku

ngan alam

fisik

binatang & tumbuh-

Lingkungan

alam fisik

UNTUK MEWUJUDKAN RAHMATAN LIL

‘ALAMIN

Hati Nurani a tau Kalbu

lihara jati diriMe

nemukan & meme-

ASPEK-ASPEK “LIFE SKILLS SPECTRUM”

Page 38: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 32

DAFTAR BACAAN UTAMA

1. Al-Quranul Karim, Bacaan Mulia, H.B. Yasin, Cetakan ketiga, Penerbit Jambatan,

Jakarta 1991.

2. The Quran, Muhammad Zufrulla Khan, Revised Edition 1981, Third Reprinted

1991, Penerbit Curzon Press, London 1991.

3. Menyingkap Tabir Ilahi, Asma al Husna dalam perspektif Al-Qur'an, M. Quraisy

Shihab, Prof., Dr., M.A., Cetakan Kedua, Penerbit Lentera Hati, Jakarta 1999.

4. Secercah Cahaya Ilahi, Hidup bersama Al-Quran, M. Quraisy Sihab, Prof., Dr.,

M.A., Penerbit Mizan, Bandung 2001.

5. Meraih Cinta Ilahi, Pencerahan Sufistik, Jalaludin Rakhmat, Cetakan Keempat,

Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2000.

6. The Achievement of Love, the Spiritual Dimensions of Islam, Muhammad Iqbal,

Edisi Bahasa Indonesia oleh Tim Inisiasi, Penerbit Inisiasi Press, Depok 2002.

7. Menghampiri Sang Mahakudus, Rahasia-rahasia bersuci, Ibn ‘Arabi, Edisi Bahasa

Indonesia oleh Ahsin Muhammad, Penerbit Mizan, Bandung 1995.

8. Sejarah Hidup Muhammad, Muhammad Husain Haekal, Edisi Bahasa Indonesia

oleh Ali Audah, Cetakan Ke XVIII, Penerbit Litera Antar Nusa, Jakarta 1995.

9. Muhammad, his life on the earliest sources, Martin Lings, Penerbit The Islamic

Text Society, Revised Edition, Cambridge 1991.

10. The Prophet, Kahlil Gibran, Edisi Bahasa Indonesia oleh Fauzi Absal dan

Emmnuel Cahyo K., Penerbit Tarawang Press, Yogyakarta 2001.

11. Emotional Intelligence, Daniel Goleman, Edisi Bahasa Indonesia oleh T.

Hermaya, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1995.

12. Raising Your Emotional Intelligence, Jeanne Segal, Ph.D., Edisi Bahasa Indonesia

oleh Dian Paramesti Bahar, Penerbit PT Citra Aksara, Jakarta 2001.

13. Spiritual Intelligence, The Ultimate Intelligence, Danah Zohar dan Ian Marshall,

Edisi Bahasa Indonesia oleh Rahmani Astuti dkk., Cetakan Ketiga, Penerbit Mizan,

Bandung 2000.

14. The Power of Spiritual Intelligence,Tony Buzan, Edisi bahasa Indonesia oleh Ana

Budi Kuswandani, SS., Penerbit PT. Pustaka Delapratasa, Jakarta 2003.

15. Kecerdasan Ruhaniah (Transcendental Intelligence), K.H. Toto Tasmara,

Penerbit Buku Andalan Gema Insani, Jakarta 2001.

16. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual berdasarkan 6

Rukun Iman dan 5 Rukum Islam, Ary Ginanjar Agustian, Cetakan Keempat, Penerbit

Arga, Jakarta 2001.

17. Mukasyafatul Qulub (Di Balik Ketajaman Mata Hati), Imam Al-Gazali, Edisi

Bahasa Indonesia oleh Mahfudli Sahli, Penerbit Pustaka Amani, Jakarta 1997.

18. Lentera Hati, Kisah dan Hikmah Kehidupan, M. Quraisy Shihab, Prof., Dr., M.A.

Cetakan ke XXII, Penerbit Mizan, Bandung 2001.

Page 39: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 33

19. Zikir Hati, Lorong Cahaya Para Sufi, Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi, Edisi

Bahasa Indonesia oleh Syarif Hade Masyah, Penerbit Mizan Media Utama, Bandung

2003.

20. Dengan Hati Menuju Tempat Tertinggi, Menemukan Kehidupan Tertinggi

Melalui Jendela Hati, Gede Prama, Cetakan Ketiga, Penerbit PT Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta 2001.

21. Hati Nurani, Irmansyah effendi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

2002.

22. Secret of the Hearts, Kahlil Gibran, Edisi Bahasa Indonesia oleh Fauzi Absal,

Penerbit Tarawang, Yogyakarta 2002.

23. Mirror of the Soul, Kahlil Gibran, Edisi Bahasa Indonesia oleh Fauzi Absal,

Penerbit Tarawang, Yogyakarta 2002.

24. Self Portrait, Kahlil Gibran, Edisi bahasa Indonesia oleh Fauzi Absal, Penerbit

Tarawang, Yogyakarta 2002.

25. Manajemen Kalbu, Amir Said az-Zaibari, Dr., Edisi Bahasa Indonesia olehAbdul

Mustaqim, M.Ag., Cetakan Ketiga, Penerbit Mitra Pustaka, Yogyakarta 2003.

26. Meraih Bening Hati dengan Manajemen Qolbu, K.H. Abdullah Gymnastiar,

Penerbit Gema Insani Press, Jakarta 2002.

27. Shalahul Qulub (Menuju Hati yang Bersih), Khalid bin Abdullah bin Muhammad

Al-Muslih, Edisi Bahasa Indonesia oleh Musthafa Aini, Penerbit Darul Haq, Jakarta

2002.

28. Dialog diri, Mendaki Tangga Ruhani Bagi Para Pemula, Al-Ghazali, Edisi

Bahasa Indonesia oleh Masyhur Abadi dkk., Penerbit Pustaka Progressif, Surabaya

2003.

29. Potensi-potensi Manusia (Seri Psikologi Islami), H. Fuad Nashori Suroso,

Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2003

30. Know Yourself, Ellen Balke, Edisi bahasa Indonesia oleh Hari Wahyudi, Penerbit

PT. Elex Media Komputindo, Jakarta 2003.

31. Sorting Our Self-Esteem (Mengenal dan Mengembangkan Harga Diri), Grant

Brecht, Alih bahasa oleh Tim Redaksi Mitra Utama, Penerbit Pearson Education Asia

Pte. Ltd dan PT. Prenhallindo, Jakarta 2000.

32. How to win friends & influence people (Revised Edition), Dale Carnegie

(Copyright 1936), Penerbit Angus & Robertson Publishers, London 1989.

33. La Tahzan (Jangan Bersedih), ‘Aidh ‘Abdullah al-Qarni, Dr., Edisi Bahasa

Indonesia oleh Abdul Mustaqim, M.Ag., Cetakan Ketiga, Penerbit Mitra Pustaka,

Yogyakarta, 2003.

34. How to Live with Another Person, Davis Viscott, M.D., Saduran oleh Penerbit

Dahara Prize, Semarang 2003.

35. True Love (Kumpulan kisah cinta nyata yang menggetarkan hati), Robert

Fulghum, Edisi Bahasa Indonesia oleh Sutanty Lesmana, Cetakan Keenam, Penerbit

PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2001.

Page 40: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 34

36. Believe in Love ( Kumpulan kisah nyata yang ditulis oleh para wanita yang

mengalami keajaiban cinta), Elza Shinfeld, Edisi Bahasa Indonesia oleh Ninung

Pandan, Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta 2003.

37. Quantum Learning: Unleasing The Genius in You (Membiasakan belajar nyaman

dan menyenangkan), Bobbi DePorte & Mike Hermacki, Edisi Bahasa Indonesia oleh

Alwiyah Abdurrahman, Cetakan Ke XIV, Penerbit Kaifa, Bandung 2002.

38. Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka dalam rangka

pelaksanaan Broad Based Education yang berorientasi pada Kecakapan Hidup, H.

Achmad Riyanto, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2002.

39. SMP Terbuka Selayang Pandang, H. Achmad Riyanto, Edisi Kedua, Departemen

Pendidikan Nasional, Jakarta 2003.

40. Struktur Kurikulum SMP, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2006.

41. Kurikulum Muatan Lokal, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2006

Page 41: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 35

BAB II

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS EDUCATION)

SEBAGAI ARAH PENDIDIKAN NASIONAL

A. Latar Belakang Dan Tujuan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Kecakapan Hidup.

Data statistik persekolahan dari tahun ke tahun menunjukkan, bahwa angka melanjutkan

siswa yang dapat sampai ke jenjang Perguruan Tinggi hanya sekitar 11,6%. Ini berarti,

bahwa sebagian besar siswa (88,4%) tidak melanjutkan pendidikannya karena berbagai

alasan. Oleh karena itu perlu adanya kebijakan pendidikan yang berbasis masyarakat luas

(Broad Based Education) yang berorientasi pada Kecakapan Hidup (Life Skills).

Pendidikan yang berorientasi pada Kecakapan Hidup tidak mengubah sistem pendidikan

yang ada dan juga tidak untuk mereduksi pendidikan hanya sebagai latihan kerja.

Pendidikan yang berorientasi pada Kecakapan Hidup justru memberikan kesempatan

kepada setiap siswa untuk memperoleh bekal keterampilan atau keahlian yang dapat

dijadikan sebagai sumber penghidupannya. Pendidikan yang berorientasi pada

Kecakapan Hidup juga tidak untuk mendikte Lembaga Pendidikan dan Pemerintah

Daerah, tetapi hanya menawarkan berbagai kemungkinan atau menu yang dapat dipilih

sesuai dengan kondisi riil sekolah, baik ditinjau dari keberadaan siswa-siswanya maupun

kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Pendidikan yang berbasis masyarakat luas (Broad Based Education) merupakan

kebijakan penyelenggaraan pendidikan yang sepenuhnya diperuntukkan bagi lapisan

masyarakat terbesar di negara kita. Dasar pemikiran penyelenggaraan pendidikan yang

berbasis masyarakat luas adalah kebutuhan riil dari lapisan masyarakat terbesar, yaitu

bahwa pendidikan harus menitikberatkan pada penguasaan Kecakapan Hidup. Secara

teknis filosofis orientasi pendidikan yang berbasis masyarakat luas adalah Kecakapan

Hidup (Life Skills) atau untuk bekerja, bukan semata-mata berorientasi kepada jalur

akademik.

Untuk itu sekolah dituntut agar mampu mewujudkan pertautan yang jelas dengan dunia

kerja. Paradigma bersekolah untuk bekerja (school to work) harus mendasari semua

kegiatan pendidikan. Dengan titik berat pendidikan pada Kecakapan Hidup (Life Skills)

diharapkan pendidikan benar-benar dapat meningkatkan taraf hidup dan martabat

masyarakat.

B. Muatan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Kecakapan Hidup.

Pendidikan yang berorientasi pada Kecakapan Hidup (Life Skills) hendaknya memuat

upaya untuk mengembangkan kemampuan minimal sebagai berikut:

1. Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional baik dalam bahasa Indonesia

maupun salah satu bahasa asing (Inggris, Arab, Mandarin, dsb.)

2. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang diproses melalui

pembelajaran berfikir ilmiah, eksploratif, “discovery” dan “inventory”.

3. Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan teknologi, untuk mendukung

kedua kemampuan tersebut di atas.

4. Kemampuan memanfaatkan teknologi dalam aneka ragam lapangan kehidupan

seperti teknologi pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan, kerumahtanggaan,

Page 42: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 36

kesehatan, komunikasi-informasi, transportasi, manufaktur dan industri,

perdagangan, kesenian, pertunjukan, olah raga, jasa, dsb.

5. Kemampuan mengolah sumber daya alam, sosial, budaya dan lingkungan untuk

dapat hidup mandiri.

6. Kemampuan bekerja dalam tim yang merupakan tuntutan ekonomi saat ini baik

dalam sektor informal maupun formal.

7. Kemampuan untuk terus menerus menjadi manusia belajar sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

8. Kemampuan untuk mengintegrasikan dengan sosio-religius bangsa berlandaskan

nilai-nilai Pancasila.

C. Pelaksanaan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Kecakapan Hidup.

Dengan mempertimbangkan kondisi riil angka melanjutkan siswa setiap tahun, upaya

mewujudkan pendidikan yang berorientasi pada Kecakapan Hidup akan dilaksanakan

melalui “Pilot project” pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) dan pendidikan

menengah (SMU dan SMK). “Pilot project” ini dimulai pada tahun anggaran 2002.

Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah didiversifikasikan sehingga dapat

memberikan bidang pembelajaran sebagai “Life Skills” yang sesuai dengan kondisi dan

lingkungan masyarakat setempat. Penetapan suatu Lembaga Pendidikan Dasar dan

Menengah untuk menjadi “Pilot project” didasarkan pada kesiapan dan usulan atau

proposal dari masing -masing lembaga pendidikan yang bersangkutan. Untuk itu

diperlukan kerja sama antara Lembaga Pendidikan, Dinas Pendidikan di Daerah dan

Konsultan setempat.

Azas pengelolaan pendidikan yang berorientasi pada “Life Skills” adalah manajemen

berbasis sekolah (MBS) atau “School Based Management” dan manajemen berbasis

masyarakat (MBM) “Community Based Management”. Dana bantuan untuk

melaksanakan program pendidikan Kecakapan Hidup akan diberikan melalui prosedur

“Block-grant” yang akuntabilitas keuangan-nya dilakukan dengan sistem akuntansi

publik.

Lembaga Pendidikan yang tidak menjadi “Pilot project” untuk sementara melaksanakan

proses kegiatan belajar mengajar berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini.

D. Upaya Meningkatkan Mutu Dan Relevansi Pendidikan Melalui Pendidikan Yang

Berorientasi Pada Kecakapan Hidup.

Dalam skala makro, upaya untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan melalui

pendidikan yang berorientasi pada Kecakapan Hidup dapat diupayakan antara lain

melalui:

1. Pemberdayaan dan pemanfaatan potensi lokal seoptimal mungkin.

2. Pemberian peluang dan keluwesan bagi sekolah dalam memilih dan melaksanakan

pembelajaran keterampilan.

3. Pemberdayaan unit-unit terkait dalam penyiapan dan pengembangan kurikulum

muatan lokal yang mengacu pada perkembangan jaman dan teknologi modern.

Untuk mewujudkan upaya peningkatan mutu dan relevansi pendidikan tersebut antara

lain melalui pendidikan yang berorientasi pada Kecakapan Hidup (Life Skills) dan

melalui pendekatan “Broad Based Education” yang memberikan bekal keterampilan

kepada para tamatan sebagai antisipasi bagi siswa yang tidak melanjutkan sekolahnya.

Page 43: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 37

Orientasi pembelajarannya menggunakan prinsip “learning to know”, “learning to do”,

“learning to be”, dan “learning to live together” secara simultan.

E. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Kecakapan Hidup.

Dalam penerapan “Broad Based Education” ada 4 (empat) strategi pendekatan yang

direncanakan untuk menjadi model pelaksanaan, yaitu model di SMP dan SMU, di SMK,

di PLS dan model penyediaan dana bantuan “Block-grant” bagi Pemerintah Daerah.

1. Di SMP dan SMU.

a. Menawarkan kepada sekolah untuk melakukan “Self assessment” mengenai

keterkaitan program pembelajaran mereka dengan Kecakapan Hidup (Life

Skills)

b. Menetapkan visi, misi tujuan dan strategi sekolah yang dikaitkan dengan

“Broad Based Education” dan tingkat kompetensi tamatan. Visi dan misi

tersebut harus disepakati oleh semua “Stake holders” serta mendapatkan

dukungan dari masyarakat sekolah

c. Menambah muatan Kecakapan Hidup (Life Skills), bukan sekadar vokasional.

d. Menyediakan sejumlah dana bantuan “Block-grant” bagi SMP dan SMU untuk

mendukung program pembelajaran Kecakapan Hidup (Life Skills).

e. Sejumlah dana bantuan “Block-grant” tersebut dapat digunakan antara lain

untuk:

1) Peningkatan mutu proses pembelajaran “Life Skills”;

2) Pembiayaan nara sumber atau instruktur “Life Skills” dari luar sekolah

atau masyarakat;

3) Pelaksanaan program keluar sekolah bagi siswa dan guru ke tempat-tempat

pembelajaran “Life Skills”; dan

4) Pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran “life skills”’.

f. Sekitar 1.200 SMP (rata-rata 3 SMP pada setiap kabupaten/kota) dan 800 SMU

(rata-rata 2 SMU pada setiap kabupaten/Kota) direncanakan untuk menjadi

“Pilot project”.

2. Di SMK.

a. SMK yang dirancang sebagai “Community College”:

1) SMK dan D–1 yang relevan dengan kondisi masyarakat, instrukturnya

dapat dimanfaatkan oleh Kursus-kursus yang ada di masyarakat. Jika di

Kabupaten / Kota yang bersangkutan terdapat Politeknik, maka Politeknik

tersebut dapat mendukung dalam perencanaan, penyelenggaraan dan

penilaian “Community College”.

2) Jika memungkinkan di setiap kabupaten / kota terdapat satu “Community

College”.

3) Jika di masyarakat sudah ada Kursus, SMK sebagai “Community College”

cukup mendukung program pembelajaran “Life Skills” pada kursus-kursus

tersebut.

4) Baik SMK Negeri maupun Swasta dapat mengajukan usulan untuk menjadi

“Community College”.

5) Disediakan sejumlah dana bantuan “Block-grant” yang diperlukan untuk

mengembangkan “Community College” tersebut.

Page 44: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 38

6) Sekitar 100 SMK direncanakan untuk dikembangkan menjadi “Community

College”.

b. SMK yang dirancang untuk menampung tamatan Wajib Belajar Pendidikan

Dasar Sembilan Tahun.

1) Tamatan Wajar Dikdas yang tidak melanjutkan ke SMU atau SMK dididik

selama 6 bulan dalam bentuk kursus dan atau workshop.

2) Program pembelajaran diarahkan untuk memberikan bekal Kecakapan

Hidup yang dapat dimanfaatkan untuk usaha mandiri atau bekerja.

3) Program ini juga terbuka bagi mereka yang ingin melanjutkan sekolah, jadi

bersifat “Multy entry” dan “Multy exit”.

4) Dana bantuan untuk menyelenggarakan program ini disediakan dengan

prosedur “Block-grant”.

5) Sekitar 250 SMK direncanakan untuk menyelenggarakan program ini.

3. Pendidikan Luar Sekolah.

a. Sekitar 100 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), 500 Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) dan 100 Organisasi Kemasyarakatan atau Lembaga

Kursus Keterampilan direncanakan untuk mendapat kesempatan

menyelenggarakan program pendidikan yang berorientasi pada Kecakapan

Hidup (Life Skills).

b. Sasaran program ini diprioritaskan bagi penduduk usia produktif (16 – 30

tahun) yang dalam kondisi tidak bersekolah dan tidak bekerja.

c. Sejumlah dana bantuan “Block-grant” disediakan untuk diberikan kepada

masing-masing lembaga yang dapat digunakan antara lain untuk:

1) Penyelenggaraan pendidikan kecakapan untuk hidup;

2) Penyediaan dana belajar;

3) Insentif instruktur; dan

4) Penyediaan sarana dan prasarana belajar yang diperlukan.

4. Penyediaan dana bantuan “Block-grant” bagi Pemerintah Daerah.

a. Pemerintah Daerah diberi kesempatan untuk mencari inovasi perencanaan

pendidikan yang berbasis masyarakat luas (Broad Based Education) dan

pendidikan yang berorientasi pada Kecakapan Hidup (Life Skills).

b. Bagi Pemerintah Daerah yang mengembangkan inovasi tersebut di wilayahnya

disediakan sejumlah dana bantuan “Block-grant”.

c. Sekitar 80 Kabupaten / Kota direncanakan untuk mendapat kesempatan

mengembangkan inovasi tersebut.

F. Prosedur untuk mendapatkan dana bantuan “Block-grant”.

Cara yang perlu ditempuh untuk mendapatkan dana bantuan “Block- grant” adalah

sebagai berikut:

1. Masing-masing sekolah, lembaga pendidikan luar sekolah dan Pemerintah Daerah

yang berminat untuk mendapatkan dana bantuan “Block-grant” menyusun proposal

yang diajukan kepada Dewan atau Komite Pendidikan Kabupaten/Kota.

2. Dewan atau Komite Pendidikan Kabupaten/Kota meneliti dan menilai proposal

yang masuk, kemudian menetapkan calon yang akan mendapatkan dana bantuan

“Block-grant”.

Page 45: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 39

3. Dewan atau Komite Pendidikan Kabupaten/Kota menerbitkan surat keputusan

penerima dana bantuan “Block-grant” dan mengirimkannya kepada penanggung

jawab “Block-grant” sebagai dasar untuk mencairkannya.

4. Dana dicairkan melalui PT. Pos atau Bank terdekat yang langsung diterimakan

kepada penanggung jawab Sekolah, Lembaga Pendidikan Luar Sekolah atau

Pemerintah Daerah yang berhak menerima dana bantuan “Block-grant” untuk

digunakan sesuai dengan proposal yang diajukan.

5. Dewan atau Komite Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan, mengawasi

dan memantau pelaksanaan program yang didukung dengan dana bantuan “Block-

grant” tersebut.

Page 46: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif
Page 47: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 41

BAB III

PROGRAM PENDIDIKAN KETERAMPILAN BAGI SISWA SMP

DALAM RANGKA PELAKSANAAN ”BROAD BASED EDUCATION”

YANG BERORIENTASI PADA KECAKAPAN HIDUP

A. Latar belakang.

Data statistika tahun pelajaran 2000/2001 menunjukkan bahwa dari 2.324.916 siswa kelas

III SMP peserta EBTA (Negeri dan Swasta) yang tamat adalah 98,36% atau 2.286.782

siswa. Sebagian dari mereka (90.427 orang) adalah siswa SMP Terbuka. Adapun angka

melanjutkan dari semua tamatan SMP adalah 74,66% atau 1.707.353 orang, yang terdiri

atas 1.014530 siswa ke SMU (44,36%) dan 692.823 siswa ke SMK (30,30%). Ini berarti

bahwa secara keseluruhan sekitar 25,34% tamatan SMP tidak dapat melanjutkan

pendidikannya ke jenjang sekolah menengah. Sedangkan angka melanjutkan siswa

tamatan SMP Terbuka yang ke SMU dan SMK hanya 6,92 % (6.264 siswa) yang berarti

bahwa hampir semua tamatan SMP Terbuka tidak melanjutkan pendidikannya.

Persentase angka tidak melanjutkan ini hampir merata pada tahun-tahun pelajaran

sebelumnya, baik bagi tamatan SMP Reguler maupun SMP Terbuka. Kecenderungan ini

pada umumnya disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi orang tua yang kurang

menguntungkan. Untuk memper-tahankan kesinambungan hidupnya, kebanyakan mereka

langsung terjun ke dunia kerja atau ke lingkungan masyarakat untuk mencari nafkah

sendiri atau bekerja membantu orang tuanya sebagaimana pernah mereka alami sejak

masa kanak-kanak.

Sebagai langkah antisipasi untuk menghadapi kenyataan demikian, Direktorat Pembinaan

SMP telah mencoba untuk memikirkan cara yang terbaik agar pemberian bekal tambahan

kepada para siswa yang tidak dapat melanjutkan pendidikan tersebut dapat diwujudkan

melalui semacam latihan khusus pendidikan keterampilan pra-vokasional yang dapat

memenuhi keinginan atau minat para siswa namun juga sesuai dengan kondisi

lingkungan dan kebutuhan masyarakat setempat. Di samping itu pelaksanaan latihan

khusus pendidikan keterampilan pra-vokasional ini dirancang sesuai dengan suasana

kehidupan sosial dan budaya setempat. Dengan demikian para lulusan SMP tidak

menjadi asing dengan lingkungan kesehariannya. Itulah sebabnya rancangan ini

diharapkan datang dari para pengelola sekolah bersama-sama dengan orang tua siswa dan

tokoh masyarakat setempat. Sementara itu Tujuan Pendidikan Dasar (SD dan SMP) pun

diharapkan dapat dicapai secara utuh sebagaimana mestinya, yaitub :

“meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut”.

B. Tujuan.

Tujuan memberikan tambahan bekal kemampuan keterampilan pra-vokasional yang

bermanfaat bagi tamatan SMP yang tidak dapat melanjutkan pelajaran ke jenjang

pendidikan menengah, adalah untuk membangkitkan kecintaan dan apresiasi terhadap

keterampilan kerja serta menanamkan etos dan nilai kerja pada usia dini. Diharapkan

pada gilirannya tumbuh dan berkembang pada diri mereka apresiasi yang positif tentang

2 Departemen Pendidikan Nasional, Pendidikan Kecakapan Hidup sebagai arah Pendidikan Nasional. a Departemen Pendidikan Nasional, Statistik Persekolahan Tahun 2000/2001, Pusinfot Balitbang Diknas, Jakarta 2001. b Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Pertama, Jakarta 2006

Page 48: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 42

dunia kerja yang ada di lingkungannya, sehingga mereka dapat lebih siap latih untuk

memasuki dunia kerja atau terjun ke masyarakat.

C. Strategi pelaksanaan.

Berlandaskan pemikiran tersebut di atas Direktorat Pembinaan SMP merencanakan untuk

memperluas penyelenggaraan Program Pendidikan Keterampilan Pra-vokasional bagi

para siswa SMP dalam rangka pelaksanaan “Broad Based Education”, yaitu pendidikan

yang bukan hanya untuk kepentingan siswa yang akan melanjutkan, tetapi juga

memperhatikan kepentingan masyarakat luas dengan berorientasi pada Kecakapan

Hidup. Perluasan program ini akan dilaksanakan secara bertahap pada semua SMP yang

memenuhi kriteria tertentu. Jenis pendidikan keterampilan pra-vokasional yang akan

dipilih dan cara melaksanakannya di sekolah, diserahkan sepenuhnya kepada masing-

masing sekolah yang bersangkutan. Pemberian kewenangan ini sejalan dengan kebijakan

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang telah mulai dirintis pelaksanaannya oleh

Direktorat Pembinaan SMP sejak tahun 1999/2000 dengan tujuan untuk lebih

memandirikan sekolah.

Dalam rangka melaksanakan kebijakan MBS itu masing-masing SMP yang terpilih untuk

melaksanakan pendidikan keterampilan diberi kesempatan yang sama untuk mengajukan

proposal yang isinya harus benar-benar mencerminkan keinginan warga sekolah.

Aspirasi warga sekolah ini ditampung dan dirumuskan oleh Tim Pengembang Program

Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP. Tim Pengembang Program Pendidikan

Keterampilan bagi siswa SMP dimaksud terdiri atas Kepala Sekolah, Wakil Kepala

Sekolah, wakil Guru, wakil Karyawan, wakil para Siswa sebagai pribadi yang tengah

mempersiapkan diri agar dapat memiliki kemampuan untuk menempuh perjalanan hidup,

wakil Orang tua yang menitipkan anak-anaknya untuk belajar, dan Tokoh masyarakat

yang mewakili masyarakat setempat yang sangat peduli terhadap SMP.

Bagi sekolah yang berdasarkan profil keseharian dan isi proposalnya memenuhi syarat

untuk dipilih sebagai pelaksana program pendidikan keterampilan akan diberikan dana

bantuan “Block-grant” sebagai dana pancingan yang disebut “Seed money”. Sekolah

penerima dana bantuan “Block-grant” ini harus dapat mempertanggungjawabkan

pemanfaatan dana tersebut dengan benar dan transparan, baik secara fisik, secara

adminsitratif maupun secara moral.

D. Model Pendidikan Keterampilan di SMP.

Ada 4 model Pendidikan Keterampilan yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Lanjutan Pertama dalam rangka pelaksanaan “Broad Based

Education” berorientasi pada Kecakapan Hidup di Sekolah Menengah Pertama a, yaitu:

a. Program Pendidikan Keterampilan pada SMP Penyelenggara Program Keterampilan

(SMP – PPK);

b. Program Muatan Lokal pada SMP Reguler (SMP Muatan Lokal);

c. Program Pendidikan teknologi Dasar pada SMP Negeri dan Swasta (SMP – PTD);

d. Program Pendidikan Keterampilan pada SMP Terbuka (SMP Terbuka).

Pelaksanaan keempat model program pendidikan keterampilan tersebut mulai tahun 2002

dikoordinasikan dan didanai oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan melalui

Proyek Pengembangan Pendidikan Berori-entasi Keterampilan Hidup (Proyek P2BKH).

a Departemen Pendidikan Nasional, Pendidikan Kecakapan Hidup Sebagi Arah Pendidikan Nasional, Jakarta 2001

Page 49: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 43

Pada tahun 2003 pendana-annya ditangani langsung oleh Direktorat Pendidikan Lanjutan

Pertama melalui Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Berorientasi Kecaka-pan

Hidup. Pada tahun 2004 pendanaannya disalurkan melalui Bagian Proyek Pengembangan

SMP Terbuka dan Pendidikan Alternatif pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Pertama. Namun pelaksanaannya tetap dalam koordinasi dengan Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan.

E. Program Pendidikan Keterampilan pada SMP Penyelenggara Program Keterampilan

(SMP – PPK) a

1. Latar belakang

Ketika siswa menyelesaikan pelajarannya di SMP, rata-rata mereka baru berusia

antara 15-16 tahun, suatu usia yang masih terlalu muda untuk memasuki dunia kerja.

Oleh karena itu misi utama program pendidikan keterampilan pada SMP

Penyelenggara Program Keterampilan, bukan menyiapkan siswa untuk memasuki

lapangan kerja, tetapi lebih diarahkan untuk membangkitkan kecintaan dan apresiasi

terhadap keterampilan kerja serta menanamkan etos dan nilai kerja pada usia dini,

agar pada gilirannya tumbuh dan berkembang pada diri mereka apresiasi yang

positif tentang dunia kerja yang ada di lingkungannya. Dengan demikian jika

mereka terpaksa tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih

tinggi, secara mental mereka telah memiliki kesiapan untuk mengembangkan dirinya

melalui peran serta aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan program pendidikan keterampilan pada SMP adalah:

Menumbuhkan apresiasi siswa terhadap keterampilan kerja sebagai dasar

pembentukan etos kerja bangsa Indonesia di tingkat dini.

a. Memberi bekal dasar keterampilan, yang apabila melanjutkan ke sekolah

menengah akan lebih berminat dan lebih siap melanjutkan ke SMK dengan

program pendidikan sistem ganda.

b. Memberi bekal dasar keterampilan, yang apabila tidak melanjutkan pendidikan,

telah memiliki bekal dasar untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif.

3. Strategi pelaksanaan

a. Kurikulum SMP yang menyelenggarakan Program Pendidikan Keterampilan

sama dengan kurikulum SMP, hanya mata pelajaran Muatan Lokal sebanyak 6

jam pelajaran per minggu, diarahkan sepenuhnya pada Program Pendidikan

Keterampilan.

b. Supaya Program Pendidikan Keterampilan pada SMP ini betul-betul bermakna,

maka jumlah jam pelajaran Program Pendidikan Keterampilan dari 6 jam

pelajaran muatan lokal ditambah 8 jam pelajaran menjadi 14 jam pelajaran.

c. Dengan penambahan 8 jam pelajaran untuk mata pelajaran Program Pendidikan

Keterampilan, berarti jumlah jam belajar per minggu pada SMP ini menjadi 50

jam pelajaran per minggu. Jumlah ini masih sesuai dengan jumlah jam belajar

maksimum yang diatur pada Kurikulum Pendidikan Dasar.

a Departemen Pendidikan Nasional, Program Pendidikan Keterampilan pada SMP, Seri Kebijakan Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Jakarta 1993.

Page 50: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 44

d. Program Pendidikan Keterampilan yang diselenggarakan mengacu pada potensi

lingkungan dan kondisi sosial ekonomi serta budaya masyarakat setempat.

e. Pelaksanaan proses pembelajaran praktik dilakukan dengan memanfaatkan

sumber daya pendidikan yang ada di sekolah yang bersangkutan, SMK terdekat

yang berperan sebagai “SMK Pengasuh”, dan masyarakat serta dunia usaha

setempat.

4. Jenis Program Pendidikan Keterampilan yang dikembangkan.

Jenis Program Pendidikan Keterampilan yang dikembangkan secara umum meliputi:

Pertanian, Teknologi Industri, Bisnis dan Jasa, Makanan dan Pakaian, Industri

Pariwisata, Seni dan Kerajinan.

5. Penataan kembali SMP PPK.

SMP PPK selama masa Pelita VI dirancang, diselenggarakan dan didanai oleh

Direktorat PMK melalui Proyek SMP Program Keterampilan. Setelah kegiatan

operasional proyek selesai, mulai tahun pelajaran 1999/2000 semua SMP PPK

sebanyak 178 sekolah diserahkan kepada Direktorat Pembinaan SMP. Pengalaman-

pengalaman yang diperoleh dalam pelaksanaan SMP PPK selama 5 tahun perintisan

tersebut dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Direktorat Pembinaan

SMP untuk melanjutkan program ini. Pada tahun 2000/2001 Direktorat Pembinaan

SMP telah melakukan studi terhadap keberadaan SLTP PPK yang diwariskan

tersebut.

Bagi SMP penyelenggara PPK yang memenuhi persyaratan, Direktorat Pembinaan

SMP merencanakan untuk menata dan menghidupkan kembali SMP PPK dimaksud.

Sebelum tanggal 18 Maret 2002 nama Direktorat Pembinaan SMP adalah Direktorat

SLTP.

6. Program Muatan Lokal pada SMP Reguler (SMP Muatan Lokal) a

a. Pendahuluan.

Kurikulum Muatan Lokal (KML atau Mulok) merupakan bagian tak

terpisahkan dari Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994. Materi Mulok

dikelompokkan menjadi 3 rumpun, yaitu: rumpun budaya, rumpun

keterampilan dan rumpun pendidikan lingkungan. Dari hasil penelitian UNDP,

UNESCO dan ILO pada tahun 1995 diketahui, bahwa pembelajaran Mulok,

khususnya rumpun keterampilan, tidak dapat terlaksana karena sekolah tidak

memiliki peralatan yang diperlukan, dana penunjang, dan guru yang mampu

mengajarkannya.

Untuk mengatasi hambatan tersebut Direktorat Pendidikan Menengah Umum

(sekarang menjadi Direktorat PSMP dan Direktorat PSMU) mengadakan kerja

sama dengan UNDP untuk merancang suatu kegiatan yang akan

mengidentifikasi cara mengelola mata pelajaran Mulok di tingkat SMP. Dasar

pemikiran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah asumsi,

bahwa apabila kebutuhan pokok pembelajaran Mulok Keterampilan tersebut

dipenuhi, yaitu tenaga guru, dana operasional dan peralatan, dan apa lagi jika

a Departemen Pendidikan Nasional, Laporan Akhir Proyek Pengelolaan Kurikulum Muatan Lokal, Direktorat Dikmenum, Jakarta

1999.

Page 51: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 45

disertai dengan dukungan masyarakat setempat, maka sekolah akan mampu

melaksanakan pembelajaran Mulok Keterampilan itu secara berkelanjutan.

b. Tujuan.

Dalam rangka pelaksanaan kebijakan MBS program ini bertujuan untuk

mengupayakan terselenggaranya pembelajaran Mulok Keterampilan di SMP

secara efektif dan efisien sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan,

yang ditentukan sendiri oleh sekolah bersama masyarakat setempat. Dan pada

gilirannya program ini mampu memberikan bekal kepada siswa untuk hidup

secara mandiri dengan keterampilan yang telah mereka miliki.

c. Indikator keberhasilan.

Keberhasilan program ini dapat dilihat dari indikator sebagai berikut:

1) Pemilihan jenis Mulok sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan

masyarakat setempat.

2) Sekolah mampu melaksanakan pembelajaran Mulok secara efektif dan

efisien

3) Dapat memberikan nilai edukatif kepada siswa

4) Mengandung nilai ekonomis, yaitu dapat memberikan hasil uang agar

sekolah mampu melanjutkan programnya secara berkesinambungan.

5) Ada hubungan dan dukungan positif dari masyarakat setempat.

d. Perintisan program Mulok.

Dalam melaksanakan perintisan program Mulok ini sekolah memperoleh 6

macam bantuan, yaitu:

1) Pelatihan bagi Kepala Sekolah tentang cara mengelola sekolah yang baik

sesuai dengan kebijakan MBS.

2) Pelatihan bagi Guru Mulok sebagai mata pelajaran baru yang tidak

bernaung di bawah salah satu disiplin ilmu.

3) Pemberian dana hibah dari UNDP sebagai modal awal sekolah untuk

melaksanakan kegiatan Mulok yang diharapkan dapat dikembangkan

sendiri sehingga mencukupi untuk menyelenggarakan program tersebut

secara berkesinambungan.

4) Pemberian alat-alat tambahan untuk pembelajaran Mulok dari pemerintah

Jepang melalui JICA untuk melengkapi alat-alat yang disediakan oleh

sekolah.

5) Pemberian bimbingan teknis dalam memperlancar pelaksanaan program

Mulok. Bimbingan teknis ini antara lain berupa: informasi sekolah kepada

orang tua siswa, panduan penyusunan proposal, pembinaan selama

pelaksanaan, bimbingan teknis oleh para ahli setempat, cara

mempertanggungjawabkan keuangan dan pelaporannya.

6) Pemantauan yang akan dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMP, FKIP,

UNILA, dan UNESCO untuk melihat dari dekat bagaimana perkembangan

pelaksanaan program tersebut dan tindak lanjut yang perlu dilakukan.

Page 52: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 46

Perintisan ini dilaksanakan pada 36 SMP Negeri dan Swasta di Provinsi

Lampung, masing-masing 12 sekolah di 3 Kabupaten, yaitu Lampung Barat,

Lampung Utara dan Lampung Selatan.

e. Jenis-jenis Muatan Lokal yang dilaksanakan.

Secara garis besar pada umumnya ada 7 jenis Muatan Lokal Pendidikan

Keterampilan yang dilaksanakan dalam perintisan ini, yaitu:

1) Pertanian, yang terdiri atas tananam padi, palawija, sayuran dan pembibitan

2) Perikanan, yang terdiri atas ikan emas dan gurami

3) Peternakan, yang terdiri atas peternakan kambing, ayam dan burung puyuh

4) Kerajinan sulam tapis

5) Menjahit

6) Pertukangan kayu

7) Pembuatan batako, batu bata, dan gerabah

Sekolah-sekolah yang melaksanakan perintisan program Muatan Lokal dan

jenis Pendidikan Keterampilan yang dipilih dapat dilihat pada tabel berikut:

Lampung Barat:

No Nama Sekolah Jenis Mulok

1 SMPN 1 Pesisir Selatan - Pertanian palawija dan sayuran

- Sulam tapis

2 SMPN 2 Pesisir Selatan - Pertanian palawija

- Peternakan ayam

3 SMP PGRI Way Jambu - Pertanian padi

- Peternakan ayam

4 SMP MMT Sp4 - Pertanian palawija

- Peternakan kambing

5 SMPN 1 Krui - Pertanian palawija dan sayuran

- Sulam tapis

6 SMPN 2 Krui - Pertanian palawija dan sayuran

- Sulam tapis

7 SMPN 3 Krui - Pertanian pembibitan

- Peternakan ayam

8 SMP Pembangunan Way Suluh - Pembibitan kelapa

- Sulam tapis

9 SMPN 1 Belalau/Kenali - Pertanian palawija dan sayuran

- Sulam tapis

10 SMPN 2 Belalau - Pertanian palawija dan sayuran

- Sulam tapis

11 SMP Muh. Sukau - Perikanan

- Peternakan burung puyuh

12 MTs Nurul Iman Sekincau - Pertanian sayuran

- Keterampilan Menjahit

Page 53: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 47

Lampung Utara:

No Nama Sekolah Jenis Mulok

1 SMPN 1 Kasui - Pertanian palawija dan sayuran

- Gerabah/batu bata

2 SMPN 2 Kasui - Peternakan ayam

- Pertanian pisang

3 SMP PGRI Lebak Paniangan - Pertanian palawija dan sayuran

4 MTs Negeri Kasui - Pertanian pembibitan

5 SMPN 1 Baradatu - Peternakan ayam

- Keterampilan Menjahit

6 SMPN 2 Baradatu - Pertanian palawija dan sayuran

- Keterampilan Menjahit

7 SMT Bhakti Baradatu - Peternakan kambing

- Pertanian palawija

8 SMP YP 17 Baradatu

-

-

Keterampilan Pertukangan

Keterampilan Menjahit

9 SMPN 1 Ogan Lima - Peternakan kambing

- Keterampilan menjahit

10 SMPN 2 Abung Barat - Pertanian palawija dan sayuran

- Keterampilan menjahit

11 SMP PGRI Ogan Lima - Peternakan kambing

- Keterampilan menjahit

12 SMP PGRI Subik - Pertanian pisang dan sayuran

- Keterampilan menjahit

Lampung Selatan:

No Nama Sekolah Jenis Mulok

1 SMPN 1 Padang Cermin - Pertanian pisang

- Keterampilan Menjahit

- Keterampilan Pertukangan

2 SMPN 2 Padang Cermin - Pertanian sayuran

- Sulam tipis

3 SMP Perguruan - Keterampilan pertukangan

- Keterampilan menjahit

4 SMP Dharma Asih - Sulam tapis

- Membuat batako

5 SMPN 1 Kedondong - Pertanian sayuran

- Keterampilan menjahit

6 SMPN 2 Kedondong - Pertanian pembibitan

- Sulam tapis

7 SMP PGRI - Pertanian palawija dan rempah

- Peternakan ayam

8 SMP Muhammadiyah - Pertanian sayuran

- Keterampilan menjahit

9 SMPN 1 Pardasuka - Perikanan

- Sulam tapis

10 SMPN 2 Pardasuka - Pertanian sayuran

Page 54: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 48

No Nama Sekolah Jenis Mulok

- Keterampilan menjahit

11 SMP Wijayakusuma - Peternakan ayam

- Peternakan burung puyuh

12 MTs Nurul Iman - Keterampilan Pertukangan

- Keterampilan Menjahit

f. Penyebarluasan program.

Direktorat Pembinaan SMP telah melakukan pemantauan terhadap semua SMP

yang melaksanakan uji coba mata pelajaran Mulok dan merencanakan untuk

menyebarluaskan program ini sekurang-kurangnya 1 SMP pada setiap provinsi.

7. Program Pendidikan Teknologi Dasar pada SMP Swasta (SMP – PTD).

a. Latar belakang.

Ilmu pengetahun dan teknologi telah, sedang dan akan berkembang terus. Dari

hari ke hari produk-produk teknologi semakin membanjiri kehidupan kita, baik

di lingkungan perkotaan, pedesaan, kepulauan maupun daerah terpencil. Tenaga

listrik misalnya yang semula hanya dimanfaatkan sebagai sumber tenaga untuk

penerangan telah berkembang menjadi sumber tenaga pemanas, pendingin dan

penggerak. Peralatan rumah tangga, kantor dan industri semakin serba listrik.

Alat-alat yang menggunakan sumber tenaga listrik seperti seterika, pompa air,

pompa udara, kipas angin, kompor, ceret, penanak nasi, mesin cuci, mesin

pengering pakaian, penghangat makanan, pendingin makanan dan sayuran,

pengering rambut, kalkulator, komputer, telepon, radio, kendaraan bermotor,

bel listrik, dsb. sudah sangat dikenal dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-

hari oleh masyarakat. Produk-produk teknologi tersebut memang dapat

mempermudah kehidupan, akan tetapi banyak juga yang berdampak negatif.

Oleh karena itu untuk menggunakan alat-alat tersebut dengan baik dan benar,

diperlukan pengetahuan dasar untuk sadar teknologi (technology literacy) yang

memadai agar dapat diperloleh manfaat yang optimal dan menghindari dampak

negatif yang ditimbulkannya.

b. Tujuan.

Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) yang disebut “Basic Technology

Education” (BTE) ini diberikan kepada para siswa SMP yang sehari-harinya

hidup dan berada di tengah-tengah masyarakat yang serba teknologi. Tujuannya

adalah agar mereka sadar teknologi (technology literacy) sehingga tidak

canggung dalam menggunakan teknologi dan mampu merawat serta

memperbaiki sendiri kerusakan-kerusakan sederhana pada produk-produk

teknologi, minimal yang ada di tempat tinggalnya.

c. Perintisan program PTD.

Perintisan program ini dimulai pada tahun 1996, merupakan hasil kerja sama

antara Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan

Ministry of Education, Culture and Sciences Kerajaan Belanda. Dalam

hubungan bilateral ini pihak Swasta Belanda memberikan bantuan dalam

bentuk hibah untuk melaksanakan program BTE pada SMP Swasta Indonesia.

Page 55: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 49

Kegiatan perintisan ini dilaksanakan dalam 3 tahap, masing-masing 1 sekolah

untuk setiap provinsi, yang pertama untuk 4 sekolah, yang kedua untuk 10

sekolah, dan yang ketiga 15 sekolah. Nama-nama 29 sekolah swasta perintis

BTE tersebut adalah sebagai berikut:

♦ SMP yang melaksanakan program perintisan PTD tahap I, adalah:

1) SMP Al-Kautsar Bandar Lampung, Lampung.

2) SMP Taruna Bakti Bandung, Jawa Barat.

3) SMP Hang Tuah Ujung Pandang, Sulawesi Selatan

4) SMP Santa Theresia Ambon, Maluku.

♦ SMP yang melaksanakan program perintisan PTD tahap II, yaitu:

1) SMP Bakti Idhata Jakarta Selatan, DKI Jakarta

2) SMP Mujahidin Pontianak, Kalimantan Barat

3) SMP Muhammadiyah Palangkaraya, Kalimantan Tengah

4) SMP Nasional KPS Samarinda, Kalimantan Timur

5) SMP Pax Cristi Manado, Sulawesi Utara

6) SMP Al-Azhar Palu, Sulawesi Tengah

7) SMP Kartika VII – 6 Kendari, Sulawesi enggara

8) SMP Muhammadiyah Yapis Abepura, Papua

9) SMP Yayasan Pendidikan Kristen Abepura, Papua

10) SMP Katholik St. Paulus, Abepura, Papua

♦ SMP yang melaksanakan program perintisan PTD tahap III, yaitu:

1) SMP Kesatrian 2 Semarang, Jawa Tengah.

2) SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, D.I. Yogyakarta.

3) SMP Al-Falah Sidoarjo, Jawa Timur.

4) SMP Muhammadiyah Telaga Tilote, Gorontalo.

5) SMP Al-Fattah Medan Sumatera Utara.

6) SMP Semen Padang Indarung, Sumatera Barat.

7) SMP Muhammadiyah Pekanbaru, Riau.

8) SMP PGRI 2 Jambi, Jambi.

9) SMP YPI Tunas Bangsa Palembang, Sumatera Selatan.

10) SMP Sabillal Muhtadin Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

11) SMP Dwijendra Denpasar, Bali

12) SMP Darul Falah Mataram, Nusa Tenggara Timur.

13) SMP Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur

14) SMP YPWKS Krakatau Steel Cilegon, Banten

15) SMP Muhammadiyah 1 Bengkulu. Bengkulu

♦ SMP yang melaksanakan program perintisan PTD tahap IV, yaitu:

1) SMP Negeri 10 Cirebon, Jawa Barat.

2) SMP Negeri 1 Serang, Banten.

3) SMP Negeri 103 Jakarta Timur, DKI Jakarta.

4) SMP Negeri 5 Jepara (dulu SMP Negeri 6 Jepara), Jawa Tengah.

Page 56: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 50

5) SMP Negeri 3 Singosari (Kabupaten Malang), Jawa Timur.

6) SMP Negeri 3 Pangsid (Kabupaten Sidrap), Sulawesi Selatan.

7) SMP Negeri 1 Sipirok (Kab. Tapanuli Selatan), Sumatera Utara.

8) SMP Negeri 4 Metro (Kota Metro), Lampung.

9) SMP Negeri 1 Pangkalpinang, Bangka Belitung.

10) SMP Negeri 6 Ternate, Maluku Utara.

d. Bahan pembelajaran.

Bahan pembelajaran untuk program BTE ini disiapkan untuk mengisi

Kurikulum Muatan Lokal yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari siswa

setempat dalam bentuk modul. Modul ini merupakan terjemahan dari modul

yang digunakan di Hoge School Van Utrecht di Negeri Balanda. Pengalaman

menggunakan modul dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan adanya

penanaman rasa percaya diri pada siswa (self confidence) yang diikuti dengan

pemberian kemampuan berkreatifitas dan pemecahan masalah. Di samping itu

penggunaan modul juga memungkinkan terlaksananya konsep belajar tuntas

(mastery learning), kegiatan pengayaan (enrichment) dan perbaikan (remedial).

Perangkat modul ini terdiri atas Modul Pelatihan Guru dan Modul Pembelajaran

Siswa. Saat ini sedang dikembangkan perangkat modul yang lain, yaitu:

1) Suplemen Kurukulum Pendidikan Dasar (Acuan Pelaksanaan dan

Pengembangan Pendidikan Dasar pada SMP)

2) Garis-garis Besar Program Pengajaran PTD

3) Petunjuk Pelaksanaan Program PTD

e. Penyebarluasan program PTD.

Untuk tahap berikutnya Direktorat Pembinaan SMP merencanakan kegiatan

penyebarluasan agar setiap provinsi sekurang-kurangya ada 1 SMP Negeri atau

Swasta yang dapat dipilih untuk dapat melaksanakan program PTD.

8. Program Pendidikan Keterampilan pada SMP Terbuka (SMP Terbuka) a

Penjelasan mengenai Program Pendidikan Keterampilan pada SMP Terbuka yang

menjadi fokus pembahasan dalam buku ini mencakup:

a. Latar belakang;

b. Tujuan;

c. Strategi pelaksanaan;

d. Kriteria pemilihan sekolah;

e. Jenis-jenis Pendidikan Keterampilan yang dipilih;

f. Rencana perintisan;

g. Rencana penyebarluasan;

h. Cara memperoleh dan mempertanggungjawabkan dana bantuan “Block-grant”;

i. Cara menyusun dan menyampaikan proposal; dan

j. Cara melaksanaan monitoring dan evaluasi.

Adapun uraian mengenai cakupan Program Pendidikan Keterampilan pada SMP

Terbuka tersebut disajikan selengkapnya pada Bab IV dan seterusnya mulai halaman

berikut.

a Departemen Pendidikan Nasional, Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka, Direktorat SLTP, Jakarta 2001.

Page 57: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 51

BAB IV

PROGRAM PENDIDIKAN KETERAMPILAN PADA SMP TERBUKA

A. Benih etos kerja pada anak-anak Indonesia.

Di Indonesia banyak anak mulai bekerja pada usia yang masih sangat muda, yaitu pada

usia enam atau tujuh tahun (Data ILO – 2001). Jenis pekerjaan yang mereka lakukan

pada umumnya sesuai dengan kadar kemampuan menurut perkembangan usia masing-

masing. Mungkin mereka membantu di rumah, seperti membereskan tempat tidur ketika

bangun untuk mengawali kegiatan harian, membuka jendela pada pagi hari dan

menutupnya di waktu senja, menyalakan lampu atau pelita ketika matahari mulai

terbenam dan mematikannya menjelang tidur, menyapu lantai, menyapu halaman,

berbenah, mengasuh adik, mencari air, menjajakan kue, atau menjajakan minuman. Ada

juga yang membantu orang tuanya di kebun, di sawah, di ladang, di tempat menambal

ban, di tempat parkir, di warung, di tempat mencari ikan atau di lokasi-lokasi lain tempat

orang tuanya bekerja untuk mencari nafkah. Di samping itu ada juga anak yang

membawakan barang-barang belanjaan dari pasar ke kendaraan, menjajakan koran,

menyemir sepatu, atau menyewakan payung ketika turun hujan deras, yang hasilnya

dapat digunakan untuk keperluan menambah uang saku atau menambah tabungan sendiri.

Aktivitas tersebut sering didukung oleh orang-orang dewasa dalam keluarga, karena hal

itu dianggap akan bermanfaat bagi tumbuh-kembangnya diri dan pribadi anak. Anak-

anak belajar bertanggungjawab dan merasa bangga dapat mengerjakan tugas orang

dewasa dan membantu mempertahankan hidup keluarganya. Dengan mengamati dan ikut

bekerja dengan orang dewasa dan anak-anak lainnya, anak-anak secara tidak sadar telah

mempelajari pendidikan ketrampilan yang bersifat pra-vokasional, belajar untuk menjadi

trampil dan “prigel”, sekaligus mendapatkan pengetahuan yang berguna untuk masa

depan mereka dalam mempersiapkan diri untuk menempuh perjalanan hidupnya di kelak

kemudian hari. Bekerja semacam itu dianggap menjadi pengenalan awal menuju dunia

orang dewasa, dunia kerja dan merupakan bagian dari proses kehidupan yang nyata dari

masa anak-anak untuk memasuki masa dewasa.

Kegiatan-kegiatan semacam ini merupakan proses pendidikan informal yang

menunjukkan, bahwa dengan kesederhanaan cara berpikir yang dimiliki, sebenarnya para

orang tua kita secara sadar telah melakukan pendidikan keterampilan untuk menjalani

kehidupan dan menanamkan benih-benih etos kerja secara dini bagi anak-anaknya.

Pendidikan ketrampilan ini dilakukan dengan sangat arif dan bijaksana melalui

pembiasaan-pembiasaan yang tidak menyalahi kodrat dan sesuai dengan tingkat tumbuh-

kembangnya diri dan pribadi anak-anak, sebagai tahap paling awal untuk memberikan

bekal keterampilan untuk menempuh perjalanan hidup.

Kenyataan yang berkembang di dalam masyarakat lapis bawah ini secara turun-temurun

telah merupakan warisan budaya kemandirian dan etos kerja bangsa Indonesia yang tak

ternilai harganya. Bila diperhatikan dengan sungguh-sungguh fenomena ini merupakan

salah satu untaian mutiara pengalaman masyarakat bangsa kita sendiri yang dapat

direnungpikirkan lebih lanjut secara mendalam. Hal ini sebenarnya merupakan masukan

yang sangat berharga bagi para perekayasa kurikulum untuk melestarikan warisan

budaya kemandirian dan etos kerja tersebut. Konsep-konsep mengenai bagaimana cara

mewariskan budaya itu perlu dituangkan secara sistematis ke dalam kurikulum yang akan

dilaksanakan melalui pendidikan formal. Upaya pelestarian warisan budaya itu bukan

saja perlu disesuaikan dengan kondisi politik, ekonomi, sosial, dan keamanan dewasa ini,

Page 58: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 52

namun juga harus berorientasi ke masa depan yang kurang menentu dan penuh

ketidakpastian. Pendidikan keterampilan untuk menempuh perjalanan hidup yang akan

dilaksanakan sebagai perintisan di jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama haruslah

menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan upaya untuk menerapkan “Life Skills

Education” sebagai kebijakan baru dalam arah pendidikan kita.

B. Persemaian etos kerja bagi anak-anak Indonesia.

SMP Terbuka adalah sekolah lanjutan tingkat pertama yang dirancang khusus untuk

melayani para siswa usia 13 – 15 tahun yang tidak dapat mengikuti pelajaran secara biasa

pada SMP Reguler setempat, karena alasan keadaan sosial ekonomi, transportasi, kondisi

geografis, atau kendala waktu untuk membantu orang tua bekerja. Berbagai ragam

kendala tersebut merupakan fenomena dan gambaran secara nyata dari kebanyakan siswa

SMP Terbuka yang sebenarnya tetap berkeinginan untuk belajar hingga meraih jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

Sebagai salah satu pilihan pelayanan pendidikan dasar sembilan tahun setelah tingkat

Sekolah Dasar, SMP Terbuka yang pada tahun pelajaran 2003/2004 ini beroperasi di

2.870 lokasi di berbagai pelosok tanah air, telah berjasa dalam memberikan pelayanan

pendidikan jenjang SMP. Semua SMP Terbuka ini melayani anak-anak yang berusia

antara 13 – 15 tahun dari orang tua atau masyarakat yang memiliki karakteristik khusus.

Karakteristik tersebut, antara lain adalah rendahnya status ekonomi orang tua atau

masyarakat dan keterpencilan tempat tinggal siswa, baik secara sosial maupun geografis

yang sulit untuk dijangkau oleh pelayanan pendidikan melalui SMP Reguler maupun

jenis pendidikan lainnya.

Data dan informasi yang dimiliki oleh Direktorat PSMP menunjukkan, bahwa memang

ada sejumlah alumni SMP Terbuka yang dapat melanjutkan pelajaran ke Sekolah

Menengah Umum atau ke Sekolah Menengah Kejuruan, bahkan ada juga yang ke

Perguruan Tinggi sampai tamat. Dan sekarang mereka telah mencapai sukses dalam

meniti karir di bidangnya masing-masing. Dalam pertemuan dengan para alumni yang

berhasil melanjutkan pelajarannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dapat

diidentifikasi bahwa di antara mereka ada yang sekarang menjadi guru di SMP Terbuka

tempat dia belajar dulu, ada yang menjadi penasehat hukum, ada yang menjadi perawat

di rumah sakit, ada yang menjadi polisi, ada yang menjadi pengusaha, dan ada pula yang

menjadi petani biasa. Namun demikian tak dapat dipungkiri, bahwa sebagian besar

tamatan SMP Terbuka tidak dapat melanjutkan pelajaran lagi ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi, karena kondisi sosial ekonominya yang kurang menguntung-kan.

Di samping miskin harta mereka pada umumnya juga miskin informasi. Untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya, setelah tamat SMP Terbuka, kebanyakan

mereka langsung terjun ke dunia kerja atau ke lingkungan masyarakat untuk mencari

nafkah sendiri atau terus bekerja membantu orang tuanya sebagaimana pernah mereka

alami sejak masa kanak-kanak.

Kenyataan demikian memang memprihatinkan, akan tetapi di balik itu pada diri para

siswa SMP Terbuka sesungguhnya telah ada potensi etos kerja yang secara positif dapat

dikembangkan lebih lanjut. Dalam hal ini sebenarnya SMP Terbuka dapat juga

dipandang sebagai lahan yang subur untuk persemaian etos kerja tersebut. Berdasarkan

kenyataan itu sebagai langkah antisipasi, Direktorat PSMP merasa berkewajiban untuk

memikirkan cara yang terbaik agar potensi tersebut dapat diwujudkan melalui semacam

latihan khusus pendidikan keterampilan pra-vokasional yang sesuai dengan keinginan

Page 59: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 53

atau minat para siswa tersebut. Sementara itu tujuan pendidikan SMP pun diharapkan

dapat dicapai secara utuh sebagaimana mestinya, yaitu:

“untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut“

Dengan memberikan bekal kemampuan keterampilan pra-vokasional yang bermanfaat

bagi tamatan SMP Terbuka yang tidak melanjutkan pelajaran ke jenjang pendidikan

menengah, diharapkan mereka dapat lebih siap untuk memasuki dunia kerja atau terjun

ke masyarakat. Berawal dari pemikiran tersebut Direktorat Pembinaan SMP

merencanakan suatu Program Pendidikan Keterampilan Pra-vokasional bagi para siswa

SMP Terbuka. Program ini akan dilaksanakan pada semua SMP Terbuka secara bertahap.

Jenis pendidikan keterampilan pra-vokasional yang akan dipilih dan cara

melaksanakannya di sekolah, diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing sekolah

yang bersangkutan. Pemberian kewenangan ini sejalan dengan kebijakan Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS) yang telah mulai dirintis pelaksanaannya oleh Direktorat

Pembinaan SMP sejak tahun 1999/2000 dengan tujuan untuk lebih memandirikan

sekolah.

Dalam rangka melaksanakan kebijakan MBS itu masing-masing SMP Terbuka diberi

kesempatan yang sama untuk mengajukan proposal yang isinya harus benar-benar

mencerminkan keinginan warga sekolah yang diwakili oleh Tim Pengembang Program

Pendidikan Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka. Tim Pengembang Program

Pendidikan Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka dimaksud terdiri atas Kepala

Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Bina, Guru Pamong, Karyawan, para Siswa

sebagai pribadi yang tengah mempersiapkan diri agar dapat memiliki kemampuan untuk

menempuh perjalanan hidup, dan Orang tua yang menitipkan anak-anaknya serta

Masyarakat setempat yang sangat mempedulikan keberadaan SMP Terbuka.

C. Tujuan Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka.

Program Pendidikan Keterampilan yang akan diberikan kepada para siswa SMP Terbuka

ini adalah pendidikan keterampilan yang sifatnya masih pra-vokasional, untuk bekal

persiapan ke arah keterampilan kejuruan atau keterampilan vokasional. Tujuannya adalah

untuk memberikan bekal keterampilan dasar yang praktis dan sederhana sesuai dengan

taraf perkembangan usia siswa SMP, namun manfaatnya dapat langsung dinikmati oleh

mereka. Pemberian bekal keterampilan praktis ini dilaksanakan dengan menerapkan

potensi wirausaha melalui Unit Produksi di sekolah masing-masing atau yang ada di

lingkungan setempat, untuk memperoleh pendapatan tambahan. Dengan mengikuti

latihan-latihan pendidikan keterampilan pra-vokasional tersebut para siswa bukan saja

akan terampil mengerjakan tugas-tugas sampai dengan menghasilkan produk tertentu

akan tetapi juga dilatih untuk memasarkan produk-produk yang dihasilkannya.

D. Jenis-jenis keterampilan pra-vokasional yang dikembangkan di SMP Terbuka.

Hasil yang diharapkan dari program ini adalah terselenggaranya dengan baik Pendidikan

Keterampilan Pra-vokasional sebagai pengembangan atau penerapan Kurikulum Muatan

Lokal bagi siswa-siswa SMP Terbuka sesuai dengan lingkungan setempat yang sumber

daya pendukungnya, seperti nara sumber, peralatan pendidikan, bahan-bahan dan

pemasarannya telah tersedia di masing-masing lokasi SMP Terbuka / TKB.

Page 60: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 54

Program Pendidikan Keterampilan Pra-vokasional tersebut meliputi antara lain:

1. Keterampilan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang mencakup:

♦ Tata Boga (Pembuatan Tahu, Pembuatan Tempe, Pembuatan Kue, Rumah

Makan Sederhana, Pengolahan Jamu Tradisional);

♦ Tata Busana (Menjahit, Bordir, Sulam);

♦ Tata Rias; dan

♦ Tata Graha.

2. Keterampilan Pertanian yang mencakup:

♦ Pertanian (Bercocok Tanam Jagung Manis, Bercocok Tanam Cabai Hibrida,

Bercocok Tanam Kentang);

♦ Peternakan (Beternak Kambing, Beternak Kambing Ettawa, Beternak Babi,

Beternak Ayam Petelur, Beternak Ayam Pedaging, Penggemukan Sapi (Biasa),

Penggemukan Sapi (Metal), Beternak Burung Puyuh, Beternak Itik Petelur,

Beternak Itik Pedaging);

♦ Perikanan Darat (Budidaya Tambak Udang Windu, Budidaya Tambak Ikan

Bandeng, Budidaya Ikan Air Deras, Budidaya Ikan Kolam jenis Ikan Raya,

Budidaya Ikan Lele, Budidaya Ikan Emas, Budidaya Ikan patin, Budidaya Ikan

Keramba Terapung);

♦ Agronomi; dan

♦ Perkebunan.

3. Keterampilan Kerajinan Tangan yang mencakup:

Anyaman Rotan, Anyaman Ketak, Anyaman Pandan, Ukiran, Keramik, Pengolahan

Batu Akik, Sablon, Pembuatan Barang-barang Souvenir, Pembuatan Paving Block,

Pembuatan Genting Tradisional, Pembuatan Batu Bata Merah, Menyemat Atap

Daun Nipah, dan Aneka Keterampilan lainnya.

4. Keterampilan Teknik yang mencakup:

Pertukangan Kayu, Bubut Kayu, Pertukangan Besi, Elektronika dan Otomotif

(Pembuatan Suku Cadang Sepeda Motor).

5. Keterampilan Jasa yang mencakup:

Mengetik dan Pembukuan Sederhana.

6. Keterampilan Maritim yang mencakup:

Pengolahan dan Pengemasan Ikan Laut.

Jenis-jenis keterampilan tersebut memang masih sangat terbatas jumlahnya. Oleh karena

itu di dalam pelaksanannya di lapangan masih sangat terbuka kemungkinan untuk

dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan keterampilan yang hidup di dalam masyarakat

setempat.

Page 61: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 55

BAB V

STRATEGI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KETERAMPILAN

PADA SMP TERBUKA

A. Kriteria pemilihan sekolah.

Kriteria calon SMP Terbuka / TKB yang akan dipilih untuk melaksanakan Program

Pendidikan Keterampilan adalah TKB (Students Learning Center) yang siswanya

berjumlah 30 orang atau lebih dan berada pada SMP Terbuka yang jumlah keseluruhan

siswanya mencapai 100 orang atau lebih.

Kriteria pendekatan TKB ini perlu dijadikan acuan, karena tempatnya dekat dengan

tempat tinggal siswa, sehingga kehadiran siswa sehari-hari untuk mengikuti program ini

dapat lebih terjamin. Sedangkan kriteria jumlah siswa dimaksudkan agar tercapai

efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program. Oleh karena itu makin besar jumlah siswa

pada suatu TKB makin besar pula kemungkinannya untuk terpilih sebagai calon

pelaksana.

Di samping pendekatan TKB dan jumlah siswa, yang juga perlu menjadi kriteria dalam

memilih calon adalah potensi dari sekolah tersebut untuk dapat mengembangkan lebih

lanjut Program Pendidikan Keterampilan yang dipilih, baik dari segi ketersediaan sumber

daya manusia sebagai pelaksana, ketersediaan sumber daya selebihnya berupa bahan

baku di sekitar sekolah maupun prospek pemasaran produknya, sehingga dapat terjamin

kesinambungannya.

Agar diperoleh data dan informasi yang lebih akurat sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan, berdasarkan data SMP Terbuka tahun 2000/2001 dan 2001/2002, Direktorat

Pembinaan SMP mengadakan indentifikasi yang lebih mendalam ke TKB yang secara

statistik memenuhi persyaratan jumlah siswa, namun perlu diamati lebih jauh

ketersediaan sumber dayanya. Untuk itu Direktorat Pembinaan SMP melakukan studi

singkat yang pelaksanaannya diserahkan kepada pihak ketiga.

B. Peranan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Peranan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Pendidikan Keterampilan

bagi siswa SMP Terbuka ini sangat penting. Meskipun Direktorat Pembinaan SMP telah

melakukan studi untuk menemukan SMP Terbuka yang memenuhi kriteria, namun

sebelum menetapkan pilihannya, hasil konfirmasi sekali lagi dari Dinas Pendidikan

Kabupaten/ Kota akan menjadi penentu akhir. Dalam melaksanakan pembinaan terhadap

SMP Terbuka pelaksana Program Pendidikan Keterampilan peranan Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota juga sangat penting untuk memberikan dorongan semangat kepada

sekolah yang bersangkutan agar menjadi semakin berkembang. Dalam menyusun

rencana penyebarluasan Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota turut membantu kegiatan sosialisasi sehingga

kepedulian masyarakat setempat terhadap keberadaan SMP Terbuka dapat meningkat. Di

samping itu melalui kegiatan monitoring dan evaluasi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

berperan pula untuk mempertahankan kesinambungan pelaksanaan Program Pendidikan

Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka pada tahun-tahun mendatang.

Page 62: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 56

C. Peranan Dinas Pendidikan Provinsi.

Dinas Pendidikan Provinsi dalam pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan bagi

siswa SMP Terbuka juga mempunyai peranan yang sangat penting. Meskipun bukan

sebagai penentu terakhir untuk menetapkan sekolah yang akan dipilih, akan tetapi

melalui kegiatan supervisi, Dinas Pendidikan Provinsi juga berperan memberikan

dorongan semangat kepada SMP Terbuka yang bersangkutan agar menjadi lebih

berkembang. Dalam menyusun rencana penyebarluasan Program Pendidikan

Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka, Dinas Pendidikan Provinsi turut membantu

kegiatan sosialisasi sehingga kepedulian masyarakat terhadap keberadaan SMP Terbuka

dapat meningkat. Di samping itu melalui kegiatan monitoring dan evaluasi Dinas

Pendidikan Provinsi berperan pula untuk mempertahankan kesinambungan pelaksanaan

Program Pendidikan Keteram-pilan bagi siswa SMP Terbuka pada tahun-tahun

mendatang.

D. Cara menangani program.

Dalam melaksanakan Program Pendidikan Keterampilan ini, masing-masing SMP

Terbuka yang terpilih, baik berdasarkan seleksi persyaratan jumlah siswa maupun isi

proposal yang diajukan, akan mendapat dana bantuan ”Block-grant” sebagai “Seed

money” yang akan dialokasikan untuk melaksanakan program ini. Oleh karena itu dalam

menangani Program Pendidikan Keterampilan ini setiap SMP Terbuka harus

mengutamakan keterbukaan dalam semua hal mulai dari penyusunan proposal,

melaksanakan pengadaan alat, melakukan pembayaran-pembayaran, mempersiapkan

kegiatan, memilih pelatih, membukukan semua pengeluaran dan pemasukan dana,

menyusun laporan pelaksanaan sampai dengan menyampaikan pertanggungjawaban.

E. Skenario pelaksanaan program.

Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan oleh Direktorat PLP, ada tiga skenario yang

mungkin dapat dikembangkan dalam pelaksanaan Program Pendidikan Ketrampilan bagi

siswa SMP Terbuka, yaitu skenario nilai tambah, skenario adopsi dan skenario inovasi.

1. Skenario nilai tambah.

Skenario ini didasarkan pada asumsi, bahwa dalam masyarakat sekitar TKB sudah

ada keterampilan masyarakat yang dapat diajarkan kepada siswa SMP Terbuka.

Skenario ini dapat diterapkan jika aspirasi profesi siswa adalah keinginan untuk

melanjutkan keahlian keterampilan yang sudah dimiliki. Skenario ini dapat

dikatakan layak jika program keterampilan yang diajarkan kepada siswa SMP

Terbuka lebih memberikan hasil yang lebih besar dan sistem pemasaran yang lebih

efisien. Harus ada nilai tambah yang diperoleh, atau ada perbedaan jang jelas antara

hasil keterampilan yang telah berkembang di dalam masyarakat dengan yang

dihasilkan oleh siswa-siswa SMP Terbuka melalui Pendidikan Keterampilan.

2. Skenario adopsi.

Skenario ini didasarkan pada asumsi, bahwa siswa menginginkan pendidikan

keterampilan yang berbeda dari yang sudah ada pada masyarakat sekitar TKB.

Skenario ini dapat dipertimbangkan jika:

Page 63: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 57

a) Keterampilan yang sudah ada pada masyarakat sekitar telah jenuh, yaitu tidak

memungkinkan untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut melalui SMP

Terbuka;

b) Terdapat dukungan orang tua kepada siswa untuk mengikuti program

Pendidikan Keterampilan yang diajarkan di TKB;

c) Dana yang dihibahkan oleh Direktorat PSMP mencukupi untuk menyediakan

prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan program Pendidikan

Keterampilan di TKB, atau jika dana tersebut tidak mencukupi, ada komitmen

dari pemerintah desa atau kecamatan setempat untuk memberikan kompensasi

kekurangan dana.

3. Skenario inovasi.

Skenario ini didasarkan pada asumsi, bahwa siswa SMP Terbuka menginginkan

Pendidikan Keterampilan yang baru dan memanfaatkan teknologi menengah,

misalnya ketrampilan memperbaiki radio atau ketrampilan menggunakan komputer,

atau program Pendidikan Keterampilan yang tidak tersedia pada masyarakat sekitar

TKB. Program Pendidikan Keterampilan ini mempunyai tingkat keterlaksanaan

yang paling rendah dibandingkan dengan dua skenario terdahulu. Namun demikian

skenario ini dapat juga dilaksanakan dengan syarat:

a) Orang tua siswa bersedia memberikan dukungan dana dan menjamin anaknya

tidak akan putus sekolah;

b) Pemerintah desa atau kecamatan setempat mempunyai komitmen untuk

membantu dana atau tenaga dan menjamin kesinambungan program

Pendididkan Keterampilan yang akan diajarkan di TKB;

c) Jaminan dari siswa, bahwa mereka akan mengikuti kegiatan belajaran di SMP

Terbuka sampai tamat.

Pelaksanaan ketiga skenario tersebut harus didukung oleh:

a) Guru Pamong yang mempunyai dua jenis keahlian, yaitu ahli dalam pendidikan

keterampilan tertentu dan ahli dalam pemasaran hasil atau produk pendidikan

keterampilan.

b) Kemampuan guru Bina untuk melakukan pemantauan dan penilaian;

c) Komitmen Kepala Sekolah Induk untuk memberikan bantuan dalam mengelola

Pendidikan Keterampilan di TKB, tetapi tidak bersifat intervensi.

Komitmen Guru Bina dan Kepala Sekolah Induk menjadi sangat penting artinya,

karena dalam pelaksanaan evaluasi keberhasilan program ini baru dapat dibuktikan

di masa depan.

F. Tahap perintisan.

Pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka akan

dilaksanakan secara bertahap. Kegiatan ini diawali dengan melakukan perintisan

pertama lebih dulu pada 182 lokasi SMP Terbuka/ TKB di 11 provinsi (6 di Jawa, yaitu

Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur, dan 5 di

Luar Jawa, yaitu Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Sulawesi Selatan dan Bali). Pada

provinsi yang jumlah kabupaten/kotanya mencapai 10, maka di setiap kabupaten

direncanakan ada 1 SMP Terbuka/TKB yang akan melaksanakan program perintisan

pendidikan keterampilan. Sedangkan pada provinsi yang besar seperti Jawa Barat, Jawa

Page 64: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 58

Tengah dan Jawa Timur, maka jumlah perintisannya disesuaikan secara proporsional.

Pemilihan 11 provinsi ini di samping mempermudah pemantauan perkembangannya

selama masa perintisan juga memiliki jumlah siswa yang cukup besar.

Pelaksanaan perintisan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tahap perintisan No. Provinsi

Kabupaten/

Kota

SMP

Terbuka SMP-T TKB

1. Lampung 10 116 14 14

2. Banten 5 132 14 14

3. DKI. Jakarta 5 33 7 7

4. Jawa Barat 20 481 33 33

5. Jawa Tengah 35 471 49 49

6. DI. Yogyakarta 5 42 2 2

7. Jawa Timur 36 433 52 52

8. Bali 7 57 4 4

9. Sumatera Barat 10 69 4 4

10. Jambi 6 83 2 2

11. Sulawesi Selatan 23 185 1 1

Jumlah 162 2102 182 182

G. Jadwal kegiatan perintisan.

Kegiatan perintisan ini secara keseluruhan memerlukan waktu selama 10 bulan efektif

dan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2001/2002. Rincian waktu yang diperlukan untuk

masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:

• 3 bulan untuk melakukan persiapan termasuk melaksanakan studi lapangan,

menyelenggarakan lokakarya penyusunan proposal dan melaksanakan pelatihan

• 1 bulan untuk mengadakan alat dan bahan ketrampilan

• 6 bulan untuk melaksanakan perintisan termasuk mengadakan pemantauan dan

evaluasi serta menyusun laporan dan rekomendasi

1. Persiapan.

Kegiatan persiapan direncanakan untuk dilaksanakan selama 3 bulan mulai awal

September sampai dengan akhir November 2001. Kegiatan-nya mencakup:

a) Menyusun rancangan Program Pendidikan Keterampilan bagi Siswa SMP

Terbuka yang berisi antara lain:

(1) Latar belakang

(2) Tujuan

(3) Hasil yang diharapkan

(4) Sasaran

(5) Strategi pelaksanaan

(6) Jadwal kegiatan

(7) Penutup

Page 65: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 59

b) Menyusun Panduan Penyusunan Proposal bagi calon SMP Terbuka/TKB

Perintis

c) Menyusun Daftar Buku Keterampilan yang telah dimiliki oleh Direktorat

Pembinaan SMP.

d) Menyusun Panduan pendataan TKB untuk printisan Program Pendidikan

Keterampilan dan kuesioner untuk memperoleh data dan informasi yang

diperlukan (studi perintisan)

e) Melaksanakan studi perintisan

f) Mengolah hasil studi perintisan

g) Menyampaikan laporan hasil studi perintisan

h) Menerima laporan hasil studi perintisan

i) Menyampaikan permintaan konfirmasi hasil studi perintisan dengan Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota yang bersangkutan mengenai SMP Terbuka/TKB

yang dipilih

j) Menetapkan SMP Terbuka/TKB perintis

2. Penyusunan proposal di sekolah.

Bagi SMP Terbuka/TKB yang terpilih sebagai calon untuk melaksanakan perintisan

Program Pendidikan Keterampilan berkewajiban untuk menyusun proposal yang

berisi bagaimana program pendidikan keterampilan itu akan dilaksanakan. Proposal

ini disusun oleh Tim Pengembang Program Pendidikan Keterampilan di sekolahnya.

Tim tersebut diketuai oleh Kepala Sekolah dan anggota-anggotanya terdiri atas:

Wakil Guru (Guru Pamong dan Guru Bina mata pelajaran Pendidikan

Keterampilan), Wakil siswa, Wakil orang tua siswa, Wakil masyarakat setempat,

Wakil Kepala SMP Terbuka dan Kepala Sekolah. Tim Pengembang mengadakan

pertemuan-pertemuan untuk menyusun proposal tersebut. Rambu-rambu kerangka

isi proposal telah dikirimkan kepada sekolah yang bersangkutan melalui Kepala

Dinas Kabupaten / Kota setempat bersamaan dengan undangan untuk mengikuti

lokakarya. Hasil kerja Tim Pengembang adalah Proposal (buram pertama). Tentu

saja proposal ini masih perlu disempurnakan.

3. Lokakarya penyusunan proposal.

SMP Terbuka/TKB yang terpilih sebagai calon untuk perintisan diundang untuk

mengikuti Lokakarya Penyusunan Proposal Program Pendidikan Ketrampilan bagi

Siswa SMP Terbuka. Peserta yang diundang untuk setiap SMP Terbuka/TKB terdiri

atas 4 orang, yaitu Kepala atau Wakil Kepala SMP Terbuka, Guru Bina Pendidikan

Ketrampilan, Guru Pamong Khusus Pendidikan Ketrampilan dan Wakil Orang tua

siswa, Komite sekolah atau tokoh masyarakat setempat. Buram pertama proposal

wajib dibawa oleh peserta lokakarya ini. Dalam lokakarya ini buram pertama

proposal disempurnakan berdasarkan hasil kerja kelompok bersama-sama dengan

rekan-rekan peserta lainnya dari sekolah lain baik di dalam maupun di luar provinsi

yang bersangkutan. Kegiatan lokakarya ini dipandu oleh nara sumber/fasilitator

yang akan membantu setiap kelompok dalam menyempurnakan proposal. Proposal

yang dihasilkan pada lokakarya ini merupakan buram kedua. Asli dari proposal

buram kedua yang telah dibahas dan dihasilkan dalam Lokakarya diserahkan kepada

panitia penyelenggara sebagai bukti fisik hasil kerja Tim Pengembang dari masing-

masing SMP Terbuka/TKB. Salinannya dibawa pulang ke sekolah masing-masing.

Page 66: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 60

4. Finalisasi dan penyampaian proposal

Salinan proposal (buram kedua) hasil lokakarya dibawa pulang untuk dikaji sekali

lagi di sekolah masing-masing bersama-sama dengan Tim Pengembang Pendidikan

Keterampilan setempat. Hasil dari pengkajian tersebut berupa naskah akhir proposal

(buram final) diketik rapih rangkap 4 sesuai dengan standar bentuk, jenis dan ukuran

kertas, warna sampul dsb. yang disepakati di dalam Lokakarya. Rinciannya adalah:

Asli (rangkap dua) dikirimkan ke Direktorat Pembinaan SMP, tembusan (rangkap

satu) dikirimkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat, dan

sisanya (rangkap satu) sebagai arsip sekolah.

5. Pancairan dan penyaluran dana bantuan.

Proposal yang diterima oleh Direktorat Pembinaan SMP segera dinilai dan diteliti

kembali oleh Tim Penilai Proposal untuk mendapatkan persetujuan. Apabila masih

ada hal-hal yang masih perlu diperbaiki atau dilengkapi, maka sekolah akan

menerima pemberitahuan mengenai perbaikan kelengkapan yang perlu dimasukkan

ke dalam proposal. Sekolah harus segera menyampaikan perbaikan atau

kelengkapan yang diminta. Hal ini semata-mata agar proses pencairan dana bantuan

dapat berjalan lancar. Bagi proposal yang sudah disetujui, Direktorat Pembinaan

SMP segera mengirimkan secara langsung dana bantuan yang sudah dialokasikan

kepada sekolah yang bersangkutan melalui Bank Pemerintah terdekat. Penyaluran

dana bantuan “Block-grant” untuk melaksanakan Program Pendidikan Keterampilan

dalam rangka perintisan dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMP.

6. Pengadaan alat dan bahan praktik Pendidikan Keterampilan.

Setelah dana bantuan “Block-grant” untuk melaksanakan perintisan Program

Pendidikan Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka diterima oleh sekolah, Tim

Pengembang Program Pendidikan Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka segera

melakukan pengadaan atau pembelian alat dan bahan praktik sesuai dengan jenis dan

jumlah yang tercantum di dalam proposal. Dalam melaksanakan kegiatan pengadaan

alat dan bahan yang diperlukan harus melibatkan siswa dan guru yang bersangkutan.

Alat dan bahan yang telah dibeli harus ditempatkan pada lokasi yang aman dan

dirawat dengan sebaik-baiknya.

7. Pelaksanaan program di Sekolah/TKB.

Setelah kegiatan pengadaan alat dan bahan praktik selesai, Tim Pengembang

Program Pendidikan Keterampilan segera menetapkan tenaga pelatih bagi para siswa

di TKB. Tenaga intinya adalah Guru Pamong dan Guru Bina yang sudah menangani

secara khusus kegiatan Pendidikan Keterampilan selama ini. Apabila Guru Pamong

dan Guru Bina sudah ahli dalam pendidikan ketrampilannya, tetapi kurang dalam hal

pelaksanaan Unit Produksi (UP) atau Unit Usaha (UU) dan mencari kiat-kiat

pemasaran untuk “Income Generating Activities” (IGA), maka Tim Pengembang

dapat mencari tenaga yang lebih unggul yang langsung dapat dipakai (ready for use)

dari sumber di sekitar sekolah (out- sourcing) baik lembaga atau perorangan yang

dapat diajak untuk bekerja sama melaksanakan kegiatan Pendidikan Keterampilan

yang telah dipilih.

Bagi SMP Terbuka yang kebetulan berdekatan lokasinya dengan SMP

Penyelenggara Program Keterampilan atau Sekolah Menengah Kejuruan yang

Page 67: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 61

memiliki jenis program yang sama sebaiknya berkoordinasi dengan sekolah tersebut

terlebih dulu. Namun apabila ada lembaga atau perorangan yang lokasinya lebih

dekat yang secara profesional dapat melaksanakannya, maka yang terakhir ini yang

menjadi prioritas. Agar pelatihan-pelatihan tersebut dapat dipersiapkan dengan

sebaik-baiknya, bersamaan dengan kegiatan pendahuluan lainnya, SMP Terbuka

yang bersangkutan perlu segera merintis terseleng-garanya kerja sama yang erat

dengan instansi, lembaga atau perorangan terkait.

8. Monitoring dan evaluasi.

Monitoring pelaksanaan perintisan program ini akan dilakukan dua kali. Monitoring

pertama dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan

rencana yang telah dituangkan ke dalam proposal. Kalau terjadi penyimpangan, akan

disarankan bagaimana cara mengembalikannya pada arah semula. Di samping itu

monitoring juga dilakukan untuk mengidentifikasi apakah ada hambatan atau

masalah yang perlu untuk segera diatasi baik oleh sekolah atau dengan bantuan

pihak lain. Monitoring kedua dilakukan untuk melihat perkembangan proses dan

sekaligus meng-evaluasi keberhasilan program perintisan sebelum disebarluaskan ke

SMP Terbuka/TKB yang lain.

9. Tindak lanjut.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilaksanakan, Direktorat

Pembinaan SMP akan menindaklanjuti hasil perintisan Program Pendidikan

Keterampilan dengan menyebar-luaskan ke SMP Terbuka/TKB lainnya sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan, baik dengan menambah jumlah di provinsi

yang sama ataupun di provinsi yang lain. Dalam kegiatan penyebarluasan program

ini prosedur yang akan ditempuh mulai dengan tahap persiapan sampai dengan tahap

tindak lanjut tidak berbeda dengan yang dilakukan pada kegiatan perintisan.

Secara garis besar tahap-tahap pelaksanaan program perintisan tersebut dapat

digambarkan pada tabel berikut:

Tahun 2001 Tahun 2002 No. Tahap kegiatan

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

1. Persiapan

2. Pengiriman dana dan

pengadaan alat/bahan

3. Pelaksanaan

4. Monitoring dan Evaluasi

5. Tindak lanjut

H. Tahap penyebarluasan.

Pada tahap pertama penyebarluasan Program Pendidikan Keterampilan bagi Siswa SMP

Terbuka ini direncanakan 1000 SMP Terbuka/TKB akan dipilih untuk menyelenggarakan

program tersebut. Dalam jumlah ini sudah termasuk 182 SMP Terbuka/TKB yang sedang

melaksanakan perintisan. Dengan demikian 818 SMP Terbuka/TKB baru perlu dipilih

dengan tepat melalui studi yang akan dilaksanakan oleh pihak ketiga agar lebih terjamin

obyektifitasnya.

Page 68: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 62

Pada tahap penyebarluasan ini dana bantuan “Block-grant” untuk melaksanakan

Program Pendidikan Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka disediakan dan disalurkan

oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai koordinator pelaksanaan

pendidikan kecakapan untuk hidup (life skills education) di lingkungan Departemen

Pendidikan Nasional.

Langkah-langkah yang dilakukan mulai dari persiapan sampai dengan monitoring,

evaluasi dan tindak lanjut dalam kegiatan penyebarluasan, secara garis besar tidak

berbeda dengan kegiatan perintisan sebagaimana dijelaskan pada butir 6 dan 7 di atas.

I. Jadwal kegiatan penyebarluasan.

Kegiatan penyebarluasan ini secara keseluruhan memerlukan waktu selama 12 bulan

efektif dan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2002/ 2003. Rincian waktu yang

diperlukan untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:

• 4 bulan untuk melakukan persiapan termasuk melaksanakan studi lapangan

menyelenggarakan lokakarya penyusunan proposal dan melaksanakan pelatihan

• 1 bulan untuk mengadakan alat dan bahan praktik ketrampilan bagi setiap SMP

Terbuka/TKB yang terpilih.

• 7 bulan untuk melaksanakan program termasuk mengadakan pemantauan dan

evaluasi serta menyusun laporan dan rekomendasi

1. Persiapan.

Kegiatan persiapan direncanakan untuk dilaksanakan selama selama 4 bulan

mulai awal Mei sampai dengan akhir Agustus 2002. Kegiatannya mencakup:

a) Menyusun rancangan Program Pendidikan Keterampilan bagi Siswa SMP

Terbuka yang merupakan penyempurnaan dari rancangan terdahulu, berisi

antara lain:

(1) Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup

(2) Pendidikan Kecakapan Hidup sebagai arah Pendidikan Nasional

(3) Kebijakan Direktorat Pembinaan SMP dalam melaksanakan Program

Pendidikan Keterampilan

(4) Program Pendidikan Keterampilan pada SMP Terbuka

(5) Strategi Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan pada SMP Terbuka

(6) Panduan Penyusunan dan penyampaian proposal

(7) Dana bantuan “Block-grant” untuk melaksanakan Program Pendidikan

Keterampilan

(8) Monitoring dan Evaluasi

b) Menyusun Panduan pendataan TKB untuk penyebarluasan Program

Pendidikan Keterampilan dan kuesioner untuk memperoleh data dan

informasi yang diperlukan (studi penyebarluasan)

c) Melaksanakan studi penyebarluasan

d) Mengolah hasil studi penyebarluasan

e) Menyampaikan laporan hasil studi penyebarluasan

f) Menerima laporan hasil studi penyebarluasan

Page 69: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 63

g) Menyampaikan permintaan konfirmasi hasil studi penyebarluasan kepada

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang bersangkutan mengenai SMP

Terbuka/TKB yang dipilih

h) Menetapkan SMP Terbuka/TKB baru sebagai calon pelaksana Program

Pendidikan Keterampilan dalam rangka penyebarluasan

2. Penyusunan proposal di sekolah.

Bagi SMP Terbuka/TKB yang terpilih sebagai calon untuk melaksanakan

Program Pendidikan Keterampilan berkewajiban untuk menyusun proposal

yang berisi bagaimana program pendidikan keterampilan itu akan dilaksanakan.

Proposal ini disusun oleh Tim Pengembang Program Pendidikan Keterampilan

di sekolahnya. Tim tersebut diketuai oleh Kepala Sekolah dan anggota-

anggotanya terdiri atas: Wakil Guru (Guru Pamong dan Guru Bina mata

pelajaran Pendidikan Keterampilan), Wakil siswa, Wakil orang tua siswa,

Wakil masyarakat setempat, Wakil Kepala SMP Terbuka dan Kepala Sekolah.

Tim Pengembang mengadakan pertemuan-pertemuan untuk menyusun proposal

tersebut. Rambu-rambu kerangka isi proposal dikirimkan kepada sekolah yang

bersangkutan melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat

bersamaan dengan undangan untuk mengikuti lokakarya. Hasil kerja Tim

Pengembang adalah Proposal (buram pertama). Tentu saja proposal ini masih

perlu disempurnakan.

3. Lokakarya penyempurnaan proposal.

SMP Terbuka/TKB yang terpilih diundang untuk mengikuti Lokakarya

Penyempurnaan Proposal Program Pendidikan Ketrampilan Bagi Siswa SMP

Terbuka. Peserta yang diundang untuk mewakili setiap SMP Terbuka/ TKB

terdiri atas 4 orang, yaitu Kepala atau Wakil Kepala SMP Terbuka, Guru Bina

Pendidikan Ketrampilan, Guru Pamong Khusus Pendidikan Ketrampilan dan

Wakil Orang tua siswa (Komite Sekolah) atau tokoh masyarakat setempat.

Buram pertama proposal wajib dibawa oleh peserta lokakarya ini. Dalam

lokakarya ini buram pertama proposal disempurnakan berdasarkan hasil kerja

kelompok bersama-sama dengan rekan-rekan peserta lainnya dari sekolah lain

baik di dalam maupun di luar provinsi yang bersangkutan. Kegiatan lokakarya

ini dipandu oleh Nara Sumber/Fasilitator yang akan membantu setiap kelompok

dalam menyempurnakan proposal. Proposal yang dihasilkan pada lokakarya ini

merupakan buram kedua. Asli dari proposal buram kedua yang telah dibahas

dan dihasilkan dalam Lokakarya diserahkan kepada panitia penyelenggara

sebagai bukti fisik hasil kerja Tim Pengembang dari masing-masing SMP

Terbuka/TKB. Salinannya dibawa pulang ke sekolah masing-masing.

4. Finalisasi dan penyampaian proposal.

Salinan proposal (buram kedua) hasil lokakarya dibawa pulang untuk dikaji

sekali lagi di sekolah masing-masing bersama-sama dengan Tim Pengembang

Pendidikan Keterampilan setempat. Hasil dari pengkajian tersebut berupa

naskah akhir proposal (buram final) diketik rapih rangkap 4 sesuai dengan

standar bentuk, jenis dan ukuran kertas, warna sampul dsb. yang disepakati di

dalam Lokakarya. Rinciannya adalah: Asli (rangkap dua) dikirimkan ke

Direktorat Pembinaan SMP, tembusan (rangkap satu) dikirimkan kepada

Page 70: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 64

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat, dan sisanya (rangkap satu)

sebagai arsip sekolah.

5. Pencairan dan penyaluran dana bantuan.

Proposal yang diterima oleh Direktorat Pembinaan SMP segera dinilai dan

diteliti kembali oleh Tim Penilai Proposal untuk mendapatkan persetujuan.

Apabila masih ada hal-hal yang masih perlu diperbaiki atau dilengkapi, maka

sekolah akan menerima pemberitahuan mengenai perbaikan kelengkapan yang

perlu dimasukkan ke dalam proposal. Sekolah harus segera menyampaikan

perbaikan atau kelengkapan yang diminta. Hal ini semata-mata agar proses

pencairan dana bantuan dapat berjalan lancar. Bagi proposal yang sudah

disetujui, Direktorat Pembinaan SMP segera memintakan dana kepada

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai koordinator dan

penyandang dana untuk selekasnya mengirimkan secara langsung dana bantuan

yang sudah dialokasikan kepada sekolah yang bersangkutan.

6. Pengadaan alat dan bahan praktik Pendidikan Keterampilan.

Setelah dana bantuan “Block-grant” untuk melaksanakan Program Pendidikan

Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka diterima oleh sekolah, Tim

Pengembang Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka

segera melakukan pengadaan atau pembelian alat dan bahan praktik sesuai

dengan jenis dan jumlah yang tercantum di dalam proposal. Alat dan bahan

yang telah dibeli harus ditempatkan pada lokasi yang aman dan dirawat dengan

sebaik-baiknya.

7. Pelaksanaan program di Sekolah/TKB

Setelah kegiatan pengadaan alat dan bahan praktik selesai, Tim Pengembang

Program Pendidikan Keterampilan segera menetapkan tenaga pelatih bagi para

siswa di masing-masing TKB. Tenaga intinya adalah Guru Pamong dan Guru

Bina yang sudah menangani secara khusus kegiatan Pendidikan Keterampilan

selama ini. Apabila Guru Pamong dan Guru Bina sudah ahli dalam pendidikan

ketrampilannya, tetapi kurang dalam hal pelaksanaan Unit Produksi (UP) atau

Unit Usaha (UU) dan mencari kiat-kiat pemasaran untuk “Income Generating

Activities” (IGA), maka Tim Pengembang dapat mencari tenaga yang lebih

unggul yang langsung dapat dipakai (ready for use) dari sumber di sekitar

sekolah (out sourcing) baik lembaga atau perorangan yang dapat diajak untuk

bekerja sama melaksanakan kegiatan Pendidikan Keterampilan yang telah

dipilih.

Bagi SMP Terbuka yang kebetulan berdekatan lokasinya dengan SMP Program

Keterampilan atau Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki jenis program

yang sama sebaiknya berkoordinasi dengan sekolah tersebut terlebih dulu.

Namun apabila ada lembaga atau perorangan yang lokasinya lebih dekat yang

secara profesional dapat melaksanakannya, maka yang terakhir ini yang

menjadi prioritas. Agar pelatihan-pelatihan tersebut dapat dipersiapkan dengan

sebaik-baiknya, bersamaan dengan kegiatan pendahuluan lainnya, SMP

Terbuka yang bersangkutan perlu segera merintis terselenggaranya kerja sama

yang erat dengan instansi, lembaga atau perorangan terkait.

Page 71: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 65

8. Monitoring dan evaluasi.

Monitoring pelaksanaan penyebarluasan program ini akan dilakukan dua kali.

Monitoring pertama dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaannya sudah

sesuai dengan rencana yang telah dituangkan ke dalam proposal. Kalau terjadi

penyimpangan, akan disarankan bagaimana cara mengembalikannya pada arah

semula. Di samping itu monitoring juga dilakukan untuk mengidentifikasi

apakah ada hambatan atau masalah yang perlu untuk segera diatasi baik oleh

sekolah atau dengan bantuan pihak lain.

Monitoring kedua dilakukan untuk melihat perkembangan proses dan sekaligus

mengevaluasi keberhasilan program penyebarluasan. Hasil monitoring dan

evaluasi ini menjadi masukan bagi Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Pertama untuk menetapkan kebijakan selanjutnya

9. Tindak lanjut.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilaksanakan, Direktorat

Pembinaan SMP akan menindaklanjuti dengan menetapkan kebijakan baru

dalam pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP

Terbuka.

Secara garis besar tahap-tahap pelaksanaan program penyebarluasan yang telah

dilaksanakan tersebut dapat digambarkan pada jadwal kegiatan sebagai berikut:

Tahun 2002 Tahun 2003 No. Tahap kegiatan

5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

1. Persiapan

2. Pengiriman dana dan

pengadaan alat/bahan

3. Pelaksanaan awal

4. Monitoring dan Evaluasi

5. Tindak lanjut

J. Indikator keberhasilan program.

Pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka ini dikatakan

berhasil, apabila sekurang-kurangnya 2 indikator berikut ini dapat terwujud di SMP

Terbuka/TKB yang bersangkutan, yaitu:

a. Adanya kemampuan keterampilan tertentu yang dimiliki oleh siswa SMP

Terbuka/TKB yang bersangkutan setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran

dalam pelaksanaan program ini sesuai dengan kompetensi yang direncanakan.

b. Adanya kesinambungan (sustainability) program ini dari tahun ke tahun yang

menunjukkan, bahwa dana bantuan “Block-grant” yang diterima sebagai “Seed

money” oleh SMP Terbuka/TKB yang bersangkutan dapat berkembang.

Page 72: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif
Page 73: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 67

BAB VII

PANDUAN PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN

KETERAMPILAN BAGI SISWA SMP TERBUKA

A. Latar Belakang dan permasalahan.

Pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka dalam rangka

pelaksanaan “Broad Based Education” yang berorientasi pada kecakapan hidup

didukung dengan pemberian dana bantuan “Block-grant”. Direktorat Pembinaan SMP

telah merintis kegiatan ini sejak tahun 2001 sebagai uji coba pada 182 TKB di 182 lokasi

SMP Terbuka. Pada tahun 2002 dalam rangka penyebarluasan, dana bantuan “Block-

grant” Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka diberikan pada 1.000

TKB. Pada tahun 2003 juga diberikan kepada 1.000 TKB. Demikian pula pada tahun

2004 dana bantuan “Block-grant” tersebut diberikan kepada 1.000 TKB. Bagi SMP

Terbuka yang jumlah siswanya cukup banyak, dimungkinkan menerima dana bantuan

untuk lebih dari satu TKB, asalkan jumlah siswa yang terlibat memenuhi syarat yang

telah ditetapkan. Jumlah TKB seluruhnya pada tahun pelajaran 2004/2005 ada 12.281

yang bernaung pada 2.870 SMP Terbuka. Di dalamnya termasuk 508 TKB Mandiri yang

menginduk pada 205 SMP Terbuka.

Terhadap SMP Terbuka/TKB yang mendapatkan dana bantuan “Block-grant”, telah

dilakukan monitoring dan evaluasi, untuk melihat sejauh mana Program Pendidikan

Keterampilan dapat dilaksanakan sesuai dengan konsep. Berdasarkan hasil monitoring

dan evaluasi tersebut diperoleh data dan informasi yang menunjukkan, bahwa di samping

keberhasilan, terdapat juga beberapa kekurangan, kelemahan dan penyimpangan. Untuk

itu perlu dilakukan upaya perbaikan, dengan harapan agar kekurangan, kelemahan dan

penyimpangan yang terjadi tidak akan terulang kembali. Masalah yang sangat serius

sebagian besar adalah mengenai pengelolaan keuangan, yang pada umumnya luput dari

pengamatan selama kegiatan monitoring. Selain petugas monitoring memang kurang

memahami masalah pengelolaan keuangan, pada umumnya kegiatan monitoring lebih

dititikberatkan pada proses dan hasil dari kegiatan pembelajaran pendidikan keterampilan

itu sendiri.

Kekurangan, kelamahan dan penyimpangan tersebut terjadi, kemungkinan besar karena

belum atau kurang jelasnya panduan pengelolaan keuangan serta kurang fokusnya

pengelolaan Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka sebagai

pelaksanaan “Broad Based Education” yang berorientasi dan merupakan bagian dari

Pendidikan Kecakapan Hidup.

Itulah sebabnya panduan mengenai ”Pengelolaan Program Pendidikan Keterampilan bagi

siswa SMP Terbuka” yang diuraikan pada Bab ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi

setiap penyelenggara dan pelaksana Program Pendidikan Keterampilan di SMP Terbuka.

1. Tujuan

Tujuan Umum panduan ini adalah untuk memberikan rambu-rambu mengenai cara

mengelola pogram pendidikan keterampilan sebagai Unit Usaha yang benar dan

transparan serta dapat dipertanggunjawabkan.

Adapun Tujuan Khusus adalah:

a) Agar SMP Terbuka yang bersangkutan mampu mengelola dengan baik Program

Pendidikan Keterampilan yang dipilih dan sesuai konsep.

Page 74: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 68

b) Agar siswa peserta Program Pendidikan Keterampilan pada SMP Terbuka yang

bersangkutan berperan aktif mengikuti proses pembelajarannya, sehingga

mereka mampu mengelola administrasi ketatausahaan dan keuangan, mampu

melakukan proses produksi dan pemasaran, serta menguasai sistem

pelaporannya.

2. Sasaran

Yang menjadi sasaran agar menguasai panduan ini adalah:

a) Kepala/Wakil Kepala SMP Terbuka sebagai Ketua Tim Pengembang Program

Pendidikan Keterampilan yang sekaligus menjadi pembina.

b) Guru Pamong Khusus yang diberi tugas sebagai Pengelola Unit Usaha, dengan

mengikutsertakan siswa.

c) Para siswa peserta Program Pendidikan Keterampilan, baik yang ditunjuk

sebagai petugas administrasi, petugas unit keuangan, petugas unit pendidikan

dan pelatihan, petugas unit produksi, petugas unit pemasaran, maupun petugas

unit pelaporan.

d) Badan Pemeriksa yang terdiri atas para Guru Bina, Anggota Komite Sekolah

dan bila diperlukan wakil dari Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat.

B. Prinsip-prinsip yang harus dipedomani dalam pengelolaan Program Pendidikan

Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka.

1. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup.

Konsep pendidikan kecakapan hidup bila dirumuskan dalam bentuk sederhana

adalah ”kemampuan seseorang untuk menghadapi dan mengatasi berbagai masalah

dalam kehidupan dengan memanfaatkan kecakapan yang dikuasainya baik melalui

pendidikan maupun melalui pengalaman”.

Maksud pemberian pendidikan melalui berbegai mata pelajaran di sekolah secara

umum semuanya mengarah pada pendidikan kecakapan hidup.

Melalui Pendidikan Agama diharapkan siswa mampu mengembangkan “spiritual

skills” untuk mengaplikasikan ajaran agama yang dianut ke dalam kehidupan

kesehariannya dalam menjalin hubungannya dengan Tuhan yang menciptakannya.

Melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan siswa mampu mengem-bangkan

“personal skills” untuk melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai seorang

anggota keluarga, anggota masyarakat dan sebagai warganegara, sehingga tetap

“exsist” sebagai seorang individu dan sebagai seorang warganegara, serta mampu

menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi apa pun yang sering mengalami

perubahan.

Melalui Pendidikan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, diharapkan siswa mampu

mengembangkan “emotional skills” dalam bergaul dengan sesama warganegara, dan

juga dengan bangsa-bangsa lain. Di samping itu siswa diharapkan mampu

mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebagian besar bersumber dari

buku-buku yang berbahasa Inggris. Kemudian siswa diharapkan mampu

mengamalkan ilmu pengetahuan yang diperoleh itu melalui sistem komunikasi dan

informasi yang juga didukung oleh kemampuan berbahasa.

Page 75: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 69

Melalui Pendidikan Jasmani, diharapkan siswa mampu mengembangkan “physical

skills” untuk menuju hidup sehat. Dengan kondisi jasamani yang sehat seseorang

akan dengan mudah dapat bergerak untuk melaksanakan berbagai aktivitas

kehidupan secara optimal.

Melalui Pendidikan Matematika diharapkan siswa mampu mengembangkan

“intellectual skills” untuk melatih nalar agar dapat berpikir rasional, baik menurut

cara berpikir berdasarkan jenjangnya maupun cara berpikir menurut jenisnya.

Melalui Pendidikan Pengetahuan Alam diharapkan siswa di samping mampu

mengembangkan “intelellectual skills” untuk melatih nalar agar dapat berpikir

rasional juga mampu mengembangkan “Environment Skills” untuk melatih

kecintaan terhadap lingkungan hidupnya. Pada akhirnya siswa diharapkan mampu

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mempengaruhi konsep

dan sistem kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dengan “intellctual

Skills” dan “Environment Skills” inilah diharapkan nantinya siswa dapat

memanfaatkan fenomena alam sekitar untuk dikembangkan menjadi sesuatu yang

bermanfaat bagi kehidupannya.

Melalui Pendidikan Pengetahuan Sosial diharapkan siswa mampu mengembangkan

“Social Skills” untuk melatih kemampuan bergaul dengan sesama dan mengkaji

berbagai fenomena sosial dan budaya agar dapat dimanfaatkan bagi peningkatan

taraf hidupnya. Pelestarian lingkungan sosial, dan budaya ternyata mampu

meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi berbagai permasalahan

kehidupan, baik yang menyangkut aspek sosial, ekonomi, budaya, maupun yang

berkaitan dengan sesamanya.

Melalui Pendidikan Keterampilan diharapkan siswa mampu mengembangkan

“Occupational Skills” untuk melatih salah satu jenis pekerjaan yang akan menopang

kehidupannya kelak. Melalui pelatihan yang bersinambung diharapkan siswa akan

memiliki kompetensi untuk menghasilkan produk, dan memasarkannya. Dengan

kompetansi ini diharapkan para tamatan akan dapat meningkatkan penghasilan, yang

selanjutnya akan menunjang pengembangan kehidupan yang lebih baik.

2. Kemauan dan kemampuan yang perlu dikembangkan.

Dari contoh-contoh di atas jelas bahwa Pendidikan Kecakapan Hidup memiliki arti

yang sangat luas dan komprehensif. Dengan pendidikan kecakapan hidup

diharapkan siswa bukan saja memiliki kemauan yang kuat akan tetapi juga memiliki

kemampuan yang tinggi:

a. Kemauan yang kuat dilatih melalui penanaman sikap atau perilaku (ranah afektif)

agar mampu mengembangkan jatidiri dan menyesuaikan diri dengan kondisi

baru yang lebih kondusif, sehingga dapat menjamin eksistensinya baik sebagai

pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, sebagai warganegara dan sebagai

warga dunia.

b. Kemampuan yang tinggi mencakup kemampuan akademik (ranah kognitif) dan

kemampuan keterampilan (ranah psikomotorik).

1) Kemampuan akademik

Dilatih melalui berbagai mata pelajaran agar mampu mengaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari untuk memecahkan berbagai masalah yang

Page 76: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 70

dihadapi, mengikuti perkembangan zaman, dan menunjang pengembangan

diri dengan mempertimbangkan paradigma baru yang berkembang.

2) Kemampuan keterampilan

Dilatih melalui praktik kinerja nyata yang dapat diukur tingkat

penguasaannya baik kemampuan keterampilan yang berkaitan dengan

tuntutan mata pelajaran tertentu maupun kemampuan keterampilan yang

memang berkaitan dengan pendidikan keterampilan.

3) Praktik

Untuk melatih kemampuan keterampilan yang berkaitan dengan

pendidikan keterampilan tertentu perlu dilakukan agar tamatan SMP

Terbuka siap latih untuk memasuki dunia kerja atau menciptakan lapangan

kerja sendiri yang diharapkan akan sangat bermanfaat dalam rangka

meningkatkan taraf kesejahteraan hidupnya.

3. Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka

Pemikiran mengenai perlunya pemberian “Block-grant” untuk melaksanakan

Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka muncul setelah

berdasarkan data dan informasi diketahui, bahwa sekitar 93 % tamatan SMP

Terbuka tidak melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh

latar belakang kehidupan orang tua yang kurang beruntung karena kondisi sosial dan

ekonomi mereka yang tidak atau kurang mendukung bagi pendidikan anaknya.

Bila para siswa SMP Terbuka tersebut diberi kemampuan dasar keterampilan, maka

hal ini akan memberikan manfaat ganda bagi tamatannya, yaitu :

a. Dengan memiliki keterampilan tertentu diharapkan siswa akan mampu

menunjang pencapaian taraf hidup yang lebih baik bagi dirinya.

b. Akan mampu meningkatkan taraf hidup yang lebih baik bagi keluarganya.

Di SMP Terbuka memang ada mata pelajaran yang terkait dengan pendidikan

keterampilan, yaitu kerajinan tangan, kesenian, dan muatan lokal.

Muatan lokal dapat diisi dengan pendidikan keterampilan, bahasa daerah, olah raga

tradisional, atau kesenian daerah. Sedangkan pendidikan keterampilan dapat dipilih

di antara berbagai jenis keterampilan, antara lain Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga (Tata Busana, Tata Boga, Tata Rias), Jasa (mengetik, administrasi

sederhana, komputer), Teknik (otomotif, elektronika, pertukangan kayu), Pertanian

(pertanian, peternakan, perikanan), Kerajinan (keramik, anyaman, ukiran), Maritim (

perikanan laut).

Berbagai jenis keterampilan tersebut di atas tentu saja masih terbuka kemungkinan

untuk dikembangkan lebih spesifik, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan

daerah/sekolah.

Alokasi waktu yang tersedia dalam kurikulum untuk melaksanakan program muatan

lokal dan kerajinan sangat minim. Oleh karena itu bila pendidikan keterampilan

yang semula masih bersifat pra-vokasional akan ditingkatkan lagi, tentu saja

memerlukan alokasi waktu yang lebih banyak. Oleh karena itu khusus untuk

Program Pendidikan Keterampilan sebagai bagian dari Pendidikan Kecakapan

Hidup sebaiknya dilakukan dengan pendekatan paket atau unit.

Page 77: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 71

Melalui sistem ini seorang siswa harus mengikuti pembelajaran secara utuh sejak

persiapan, pelatihan, proses produksi, pemasaran, pengelolaan keuangan, pengelolaan

ketatausahaan sampai pada pelaporan. Bahkan siswa pun perlu dilatih untuk turut serta

mengelola program ini.

C. Ketentuan umum yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Program Pendidikan

Keterampilan sebagai Bagian dari Pendidikan Kecakapan Hidup.

1. Jenis keterampilan yang dipilih harus diminati oleh siswa.

Jenis keterampilan yang dipilih harus diminati oleh siswa. Untuk itu kepada siswa

perlu diberikan angket pilihan di antara beberapa jenis keterampilan yang

diperkirakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah / sekolah.

2. Jenis keterampilan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah.

Yang dimaksudkan sesuai dengan kebutuhan daerah adalah bahwa bila jenis

keterampilan ini dipilih, maka produknya memang diperlukan oleh sebagian besar

masyarakat setempat. Sedangkan yang dimaksudkan sesuai dengan kondisi daerah

adalah bahwa jenis keterampilan yang dipilih sesuai dengan karakteristik daerah,

atau bahan untuk proses produksi dapat diperoleh dengan mudah karena tersedia di

lingkungan sekitar.

3. Jenis keterampilan yang dipilih memiliki kemudahan dalam pemasaran, karena

memang diminati dan dibutuhkan.

Jenis keterampilan yang dipilih memiliki kemudahan dalam pemasaran, karena

memang diminati dan dibutuhkan. Pemasaran atau penjualan produk akan berhasil

bila memiliki/memenuhi syarat antara lain sebagai berikut:

a. Jenis barang memang benar-benar diperlukan oleh masyarakat secara

berkelanjutan. Hal ini dapat diketahui melalui studi sederhana yang dilakukan

di pasaran yang sudah ada.

b. Mutu barang mampu bersaing.

c. Harga barang mampu bersaing.

d. Model atau desain barang mengikuti perkembangan zaman atau inovatif.

e. Kemasan menarik.

f. Pelayanan memuaskan, cepat, ramah.

g. Keawetan barang terjamin dibandingkan dengan barang lain.

h. Memiliki berbagai pilihan, baik warna, rasa,selera, maupun model dan

ukurannya sehingga pembeli merasa puas.

i. Promosi dilakukan secara baik, terus menerus dan terbukti kebenarannya.

j. Ada potongan harga bagi pelanggan tetap.

k. Petugas pelayanan menarik, sopan dan bertanggungjawab.

l. Ada tempat yang aman dan atau kesempatan untuk mencoba.

4. Jenis keterampilan yang dipilih dijamin keterlaksanaannya di sekolah

Keterlaksanaan program pendidikan keterampilan di SMP Terbuka sangat

bergantung kepada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:

Page 78: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 72

a. Ketersediaan tenaga pembimbing atau tenaga ahli. Pengalaman selama

beberapa tahun pelaksanaan program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP

Terbuka menunjukkan, bahwa hal ini “sangat diabaikan” oleh kepala sekolah.

Sebagai akibatnya program pendidikan keteram-pilan tidak berjalan

sebagaimana yang dirancang di dalam proposal, bahkan banyak yang

“berantakan”. Fenomena yang memprihatinkan di lapangan, yaitu tidak terlihat

adanya penyesalan dari pihak pengelola (penerima dana bantuan “Block-

grant”), bahwa keadaan demikian sebenarnya menunjukkan, bahwa yang

bersangkutan tidak mengemban amanah atau kepercayaan yang diberikan oleh

Pemerintah kepada Kepala Sekolah. Pelaksanaan yang demikian dianggap

sebagai sesuatu yang lumrah, bahkan tidak nampak ada rasa malu untuk

mengajukan proposal agar dapat memperoleh tambahan “Block-grant” lagi.

b. Ketersediaan fasilitas penunjang yang memadai, baik berupa lahan atau ruang

keterampilan yang diperlukan.

c. Rasio alat dengan jumlah siswa peserta Program Pendidikan Keterampilan

memenuhi kreteria minimal sesuai dengan karakteristik penggunaan alat.

Misalnya mesin jahit, maka perbandingan antara alat yang perlukan dengan

jumlah siswa sebaiknya adalah antara 1 : 5.

d. Bahan habis pakai tersedia secara memadai melalui program yang rasional

dalam satu paket/unit kegiatan.

e. Hasil produknya mudah untuk dipasarkan.

f. Siswa tertarik dan menaruh minat untuk memilih jenis keterampilan tersebut.

g. Alokasi waktu yang disediakan untuk kegiatan praktik lebih banyak dari pada

untuk teori, dengan perbandingan sekitar 70% : 30%.

h. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak

5. Jenis keterampilan yang dipilih tidak melebihi waktu 1 (satu) tahun untuk

melaksanakan persiapan sampai dengan pemasaran hasil.

Kriteria ini ditetapkan mengingat bahwa Program Pendidikan Keterampilan harus

menghasilkan produk dalam waktu yang relatif singkat, sehingga bergulirnya dana

tidak melewati 1 tahun pelajaran. Karena setiap tahun pelajaran pasti akan ada

penggantian peserta/siswa. Di samping itu waktu yang lama akan membosankan

pada diri siswa dan akan mengganggu efektivitas hasil. Sebagai akibat dari adanya

ketentuan ini, maka untuk tanaman keras, peternakan, atau sejenisnya dilarang

untuk dipilih.

6. Produk yang dihasilkan harus mampu bersaing dengan produk yang telah ada selama

ini.

Persyaratan ini harus dipenuhi agar produk yang dihasilkan tidak mubazir, yang

akhirnya tidak dapat terjual dan menjadi rusak. Misalnya produk elektronik seperti

radio yang tak mungkin bersaing dengan produk pabrik yang mutunya lebih bagus

dan harganya pun lebih murah. Demikian pula otomotif dan sejenisnya.

Page 79: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 73

D. Pengelolaan Program Pendidikan Keterampilan.

1. Perencanaan kegiatan

Perencanaan kegiatan harus mengacu pada proposal yang telah disusun dan

disetujui. Oleh karena Program Pendidikan Keterampilan diselenggarakan untuk

kepentingan siswa, maka dalam menyusun perencanaan harus mempertimbangkan

jumlah siswa yang terlibat.

Perencanaan yang baik harus mampu menjawab berbagai permasalahan inti yang

menyangkut antara lain: jenis kegiatan apa yang akan dilakukan, apa tujuannya, apa

atau siapa yang menjadi sasaran, siapa yang akan melaksanakan, bagaimana cara

melaksanakan, kapan akan dilaksana-kan, di mana dilaksanakan, dan berapa biaya

yang diperlukan.

Dengan kata lain dalam perencanaan harus jelas sumber daya yang digunakan

(tenaga, sarana prasarana dan dana), dan kegiatan yang dilaksanakan (jenisnya,

caranya, sasarannya, waktunya, tempatnya).

Perencanaan yang baik selalu mencakup: persiapan, pelaksanaan kegiatan inti dan

kegiatan penutup atau kegiatan akhir. Di samping itu program yang baik juga

dilengkapi dengan jadwal kegiatan serta penanggungjawabnya. Sebagai salah satu

contoh model program adalah sebagai berikut.

Program :……………………..................................................................................................

Nama sekolah : ........................................................................................................................

No Kegi

atan

Tujua

n

Sasaran

/ hasil

yg

diharap

kan

Cara/

metode Penjab

Unit yang

terlibat Waktu Tempat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Sebagai salah satu contoh model jadwal adalah sebagai berikut.

Jadwal kegiatan :……………….....................

Nama sekolah :……………….....................

Waktu Pelaksanaan No Kegiatan Sasaran Penjab

Jan Feb Maret April dst

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Dalam banyak hal ada juga yang melengkapi program dan jadwal ini dengan

jaringan kerja atau network-planning.

2. Pengorganisasian

Page 80: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 74

Untuk melaksanakan suatu kegiatan yang melibatkan berbagai komponen dalam

masyarakat atau sekolah diperlukan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)

yang memadai. Demikian pula dalam melaksanakan Program Pendidikan

Keterampilan di SMP Terbuka perlu dilengkapi dengan SOTK tersebut. Contoh

struktur organisasi untuk Program Pendidikan Keteram-pilan adalah sebagai berikut.

Pembina dipegang oleh Kepala Sekolah karena terkait dengan jabatannya.

Manajer dipegang guru bina khusus atau guru pamong khusus, asal yang

bersangkutan berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Manajer dapat

menempatkan seorang siswa yang paling memenuhi syarat untuk dilatih menjadi

manajer, sekaligus sebagai magang.

Badan Pengawas diambil dari Pembina koperasi sekolah atau Guru Mata Pelajaran

Ekonomi Koperasi, Anggota Komite Sekolah dan wakil dari Dinas Pendidikan

Kabupaten / Kota.

Tenaga Ahli dapat diperoleh dan diangkat dari guru di Sekolah Induk yang sesuai

dengan keahliannya, dari dinas terkait setempat atau dari tenaga ahli yang ada di

masyarakat.

Penanggungjawab Administrasi dan Unit-unit diambil dari para siswa peserta

Program Pendidikan Keterampilan. Di samping melaksanakan tugasnya di bidang

administrasi atau di unit masing-masing mereka tetap terlibat dalam unit produksi.

Penanggungjawab untuk setiap unit secara berkala dapat dilakukan pergantian

dengan cara perputaran atau rolling, sehingga para peserta berkesempatan

mengalaminya.

Peserta yang telah tamat atau lulus tetap menjadi anggota luar biasa. Mereka

melakukan produksi di rumah masing-masing, yang hasilnya dipasarkan sendiri atau

melalui unit usaha di sekolah tersebut. Hal ini untuk menjamin kelangsungan

kegiatan anak baik sewaktu masih sebagai siswa maupun setelah lulus dari SMP

Terbuka.

PEMBINA

MANAJER

ADMINISTRASI

UNIT

KEUANGAN

UNIT

DIKLA

T

UNIT

PRODUKSI

BADAN

PENGA

WAS

TENAGA

AHLI

UNIT

PELAPORAN

UNIT

PEMASARAN

PESERTA / ANGGOTA

Page 81: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 75

3. Pelaksanaan Kegiatan

Dalam setiap langkah kegiatan yang harus didorong untuk lebih berperan adalah

siswa. Prinsip pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan ini adalah dari siswa,

oleh siswa dan untuk siswa. Sedangkan para guru bertindak sebagai pembimbing

mereka:

a. Pada waktu menyusun program dan jadwal, pemegang peran adalah siswa,

sedangkan guru atau manajer sebagai pembimbingnya

b. Pada waktu membeli alat dan bahan (setelah memperoleh bimbingan dari guru

dalam menentukan spesifikasi alat dan bahan yang akan dibeli, teknik membeli

dengan membandingkan berbagai produksi dan harganya), siswalah yang

melaksanakan kegiatan pembelian. Transaksi pembelian kemudian dilaporkan ke

unit keuangan untuk dibukukan, sedangkan jenis barang yang dibeli dibukukan

dalam buku inventaris. Pembelian barang dan bahan menjadi tanggungjawab

bendaharawan atau unit keuangan dan unit produksi.

c. Pada waktu merancang letak alat, memasang alat, menghubungkan dengan

instalasi, mencoba fungsi alat, siswa yang menjadi penang-gungjawab dengan

bimbingan guru.

d. Dalam pembagian kelompok belajar, pelaksanaan pelatihan awal penggunaan

alat, siswa tetap terlibat secara langsung.

e. Surat menyurat dan transaksi dilakukan oleh siswa.

f. Pengawasan dalam kegiatan produksi, pengemasan, pemasaran dan pelaporan

semuanya dilakukan oleh siswa. Tugas guru adalah sebagai fasilitator / tutor.

4. Pengendalian

Pengendalian pada pengelolaan Program Pendidikan Keterampilan berada di tangan

Kepala Sekolah, karena jabatannya dan sekaligus sebagai Pembina. Di samping itu

pengawasan dilakukan oleh Badan Pengawas yang dilakukan secara berkala atau

insidental. Pengendalian dilakukan melalui analisis laporan tertulis atau melalui

monitoring, supervisi atau evaluasi.

Sasaran pengendalian adalah antara lain:

a. Apakah pelaksanaan sesuai dengan program dan proposal.

b. Apakah penerimaan, penggunaan dan petanggungjawaban keuangan sesuai

ketentuan yang berlaku.

c. Apakah pengelolaan administrasi sesuai ketentuan.

d. Apakah kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa.

e. Apakah hasil produksi sesuai dengan target dan mampu untuk dipasarkan.

E. Tugas pokok dan fungsi.

1. Pembina.

Tugas Pembina adalah melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan Program

Pendidikan Keterampilan sesuai ketentuan yang berlaku, baik pengelolaan

administrasinya maupun teknis pelaksanaannya.

Page 82: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 76

Pembina berfungsi sebagai penjamin bahwa Program Pendidikan Keteram-pilan

dapat terlaksana dan berlangsung sesuai proposal dan ketentuan yang berlaku.

2. Badan Pengawas.

Badan Pengawas bertugas mengawasi pelaksanaan Program Pendidikan

Keterampilan sejak dimulainya kegiatan persiapan, selama pelaksanaan, dan

pemasaran produk serta aktifitas pencatatannya. Pengawasan ini harus dilakukan

dengan sebaik-baiknya untuk menjaga agar pelaksanaan program tersebut dapat

berjalan sesuai rencana dan tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

Pengawasan ini dilakukan terhadap pelaksanaan pengelolaan administrasi

ketatausahaan, administarsi keuangan, pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasilnya, serta

tingkat kinerja para pembina dan manajer usaha. Badan Pengawas berfungsi sebagai

pengendali dan pengawas kegiatan, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan

sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku.

3. Manajer.

Manajer bertugas memimpin pelaksanaan Program Pendidikan Keterampi-lan, mulai

dari awal perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendaliannya.

Manajer diambil dari Guru Bina Senior yang jujur dan bertanggungjawab, serta

berwibawa. Adalah sangat ideal apabila selain memenuhi syarat tersebut yang

bersangkutan juga sebagai Guru Bina Khusus atau Guru Pamong Khusus, dan

berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Manajer harus memiliki cukup

waktu untuk memimpin Unit Usaha/Koperasi ini, dan melakukan pertemuan secara

berkala yang terprogram. Manajer wajib memilih salah seorang siswa yang dapat

melakukan kegiatan rutin sehari-hari sesuai arahan manajer.

Manajer berfungsi sebagai penanggungjawab pengelolaan Unit Usaha secara

keseluruhan, baik yang bersifat teknis maupun administratif.

4. Tenaga Ahli atau Instruktur.

Tenaga Ahli bertugas memberi bantuan teknis kepada Manajer dan melakukan

pelatihan awal kepada para siswa peserta Program Pendidikan Keterampilan, serta

melakukan pembinaan teknis secara berkala kepada para siswa peserta program,

khususnya ketika mereka melaksanakan kegiatan praktik.

Tenaga Ahli dapat diperoleh dan diangkat dari guru di Sekolah Induk yang sesuai

dengan keahliannya, dari dinas terkait setempat atau dari tenaga ahli yang ada di

masyarakat.

Tenaga ahli berfungsi sebagai pelatih dan pembimbing bidang teknis keterampilan

pada SMP Terbuka.

5. Unit Administrasi.

Unit administarsi bertugas :

a. Mengelola urusan ketatausahaan, surat menyurat, dan pengarsipan.

b. Melakukan administrasi barang inventaris, baik barang bergerak maupun tidak

bergerak, posisi dan kondisinya pada saat ini dengan menggunakan format yang

telah ditetapkan.

Page 83: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 77

c. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan Program Pendidikan

Keterampilan.

d. Membukukan, menyimpan dan mengeluarkan bahan habis pakai melalui

prosedur yang ditetapkan.

e. Unit Administrasi bertanggungjawab atas penyelenggaraan administrasi

ketatausahaan yang benar. Yang menjadi pembimbing Unit Administrasi adalah

Kepala Urusan Tata Usaha SMP Induk/Terbuka.

6. Unit Keuangan

Unit Keuangan bertugas mengelola keuangan yang diterima/dicairkan dari

bendaharawan rutin SMP Induk/Terbuka yang bersangkutan, antara lain mencakup:

a. Membukukan penerimaan uang dari bendaharawan ke dalam buku kas Unit

Keuangan.

b. Melakukan pembayaran atas transaksi yang terjadi antara Unit Usaha dengan

pihak ketiga, setelah dilakukan pengecekan kebenaran materi serta melalui

prosedur yang berlaku.

c. Membukukan setiap terjadi transaksi yang berkaitan dengan keuangan.

d. Mengajukan permintaan pencairan dana kepada bendaharawan rutin untuk

menunjang setiap transaksi yang memerlukan pengeluaran keuangan.

e. Mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan sesuai ketentuan yang

berlaku.

f. Menyampaikan laporan pengelolaan keuangan yang diperoleh dari

bendaharawan rutin sesuai ketentuan yang berlaku.

Unit keuangan berfungsi sebagai pendukung kelancaran kegiatan Program

Pendidikan Keterampilan untuk bidang keuangan. Pembimbing untuk Unit

Keuangan adalah Bendaharawan Rutin dengan maksud agar pengelolaan keuangan

dapat dilakukan secara benar.

7. Unit Pendidikan dan Pelatihan

Unit Pendidikan dan Pelatihan bertugas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

baik bagi siswa peserta baru Program Perndidikan Keterampilan yang maupun bagi

peserta lama untuk pengembangan kemampuan lebih lanjut.

a. Pelatihan bagi siswa “baru” peserta Program Pendidikan Keterampilan

mencakup:

1) Cara memilih bahan dan alat yang baik,pengenalan alat, penggunaan alat,

perawatan, keamanan bagi pengguna, kelemahan alat, kemungkinan

kerusakan baik teori maupun praktik, serta karakteristik alat.

2) Pengelolaan administrasi ketatausahaan admi-nistrasi keuangan, tugas

masing-masing unit.serta pelaporan

b. Pelatihan bagi siswa peserta Program Pendidikan Keterampilan “lama”

menyangkut:

1) Kemungkinan penggunaan alat baru, pengembangan alat, dan optimalisasi

penggunaan

Page 84: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 78

2) Pengelolaan administrasi bila ada perubahan aturan

Unit Pendidikan dan Pelatihan berfungsi sebagai wadah tempat mendidik dan

melatih siswa, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mengikuti Program

Pendidikan Keterampilan dan kompetensi yang diharapkan akan dicapai selama

mengikuti program. Pembimbing unit ini adalah Tenaga Ahli dan Tenaga

Administrasi. Perlu diusahakan agar kegiatan pelatihan lebih mengarah kepada

pengembangan kreatifitas siswa untuk menciptakan produk-produk baru yang

merupakan hasil inovasi dalam melaksanakan Pendidikan Keterampilan.

8. Unit Produksi

Unit produksi pada suatu badan usaha merupakan kekuatan inti, karena di dalam unit

inilah dilakukan proses produksi sehingga menghasilkan sesuatu produk yang akan

dipasarkan. Adapun unit-unit lainnya merupakan kekuatan penunjang.

Unit produksi bertugas antara lain:

a. Memilih dan membantu membeli alat dan bahan untuk proses produksi

b. Memproses kegiatan produksi

c. Melakukan pengawasan mutu hasil produksi

d. Menyeleksi hasil produksi

e. Mengemas hasil produksi

f. Mencatat hasil produksi

g. Mendistribusikan hasil produksi

Unit produksi berfungsi sebagai pencipta dan pengawas produk yang siap

dipasarkan. Pembimbing unit produksi adalah Tenaga Ahli atau Instruktur. Apabila

dalam melaksanakan program pendidikan keterampilan dapat dihasilkan suatu

produk yang belum pernah ada sebelumnya, maka sebaiknya pihak sekolah dapat

mengusahakan adanya pengakuan hak cipta.

9. Unit Pemasaran (marketing)

Unit pemasaran bertugas untuk memasarkan hasil produksi. Kegiatannya antara

lain:

a. Memilah-milah barang/hasil produksi berdasarkan kualitasnya

b. Meneliti hasil kemasan yang dilakukan oleh unit produksi

c. Mencari pangsa pasar melalui studi sederhana

d. Melakukan promosi untuk merebut pangsa pasar

e. Mencari berbagai alternatif mengenai cara pemasaran hasil produksi, misalnya

dengan mendirikan toko, membuka keagenan.

f. Melaporkan hasil pemasaran kepada unit keuangan untuk dibukukan.

Unit pemasaran berfungsi sebagai penjual produk unit usaha. Adapun Pembimbing

unit pemasaran adalah Guru mata pelajaran Ekonomi dan Koperasi.

10. Unit Pelaporan

Unit pelaporan bertugas untuk membuat dan menyampaikan laporan tentang:

a. Kegiatan yang dilakukan oleh setiap unit

b. Hasil yang diperoleh dari masing-masing unit

Page 85: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 79

c. Perkembangan Unit Usaha baik fisik maupun keuangan

d. Hambatan yang dihadapi

e. Usulan perputaran tenaga pada setiap unit

f. Kompetensi yang telah dikuasai para siswa

Unit pelaporan berfungsi sebagai sumber informasi dan komunikasi.

F. Penutup.

Pembagian unit dalam struktur organisasi sebagaimana diuraikan di atas bersifat sangat

luwes. Bila suatu unit produksi tidak terlalu kompleks dan sederhana saja, maka

pembentukan unit dapat dilakukan dengan cara menggabungkan unit-unit yang tugasnya

berdekatan, misalnya:

1. Unit keuangan dengan Unit pelaporan; 2. Unit pelatihan dengan Unit produksi; atau 3. Unit produksi dengan Unit pemasaran

Dengan cara penggabungan tersebut struktur organisasi Unit Usaha akan menjadi lebih

sederhana.

Page 86: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif
Page 87: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 81

BAB VIII

PANDUAN PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI

A. Pengertian ME.

Monitoring dan Evaluasi (ME) merupakan dua aspek kegiatan yang saling melengkapi

dalam pelaksanaan suatu program.

Monitoring dilakukan dalam rangka supervisi untuk mengetahui apakah Program

Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka berjalan sesuai dengan yang

direncanakan, hambatan apa yang terjadi dan bagaimana cara sekolah mengatasinya.

Kegiatan monitoring menitikberatkan pada aspek proses pelaksanaan program dan

sedapat mungkin petugas monitoring memberikan saran untuk mengatasi masalah yang

dihadapi. Monitoring dilakukan selama proses pelaksanaan program berjalan.

Evaluasi dilakukan dalam rangka melihat keberhasilan Program Pendidikan

Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka. Kegiatan evaluasi menekankan pada aspek

“output” dari pelaksanaan program. Evaluasi dilaksanakan pada akhir kurun waktu yang

ditentukan, misalnya pada akhir semester, pada akhir tahun pelajaran atau pada akhir

masa belajar di SMP.

Data dan informasi yang diperoleh dari kegiatan Monitoring dan Evaluasi harus sahih

dan dapat dipertanggungjawabkan, karena akan digunakan untuk mengambil keputusan

mengenai apa yang perlu dilakukan untuk membantu agar Program Pendidikan

Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka dapat berhasil seperti yang direncanakan.

Kesimpulan dan saran-saran dari kegiatan Monitoring dan Evaluasi diharapkan dapat

menjadi masukan utama untuk mengambil keputusan tentang Program Pendidikan

Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka secara utuh. Oleh karena itu kegiatan Monitoring

dan Evaluasi mencakup: kesesuaian dengan konteks kebutuhan warga sekolah dan

masyarakat setempat serta tuntutan masa depan, “input”, “proses” dan “output” yang

ditargetkan serta dampak (outcome) yang diharapkan, dan kelanjutan (sustainability)

dari Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka pada tahun-tahun

berikutnya.

B. Tujuan ME.

Kegiatan ME dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Memantau proses kegiatan Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka,

sehingga dapat diketahui sejauh mana perkembangan pelaksanaannya sesuai dengan

rencana dan hambatan yang dijumpai serta cara mengatasinya.

2. Memperoleh masukan-masukan yang bermanfaat untuk mengatasi masalah yang

dihadapi dan meningkatkan mutu penyelenggaraan Program Pendidikan

Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka.

3. Memberikan kesimpulan dan saran-saran berdasarkan data dan informasi yang

diperoleh dari lapangan kepada pengambil keputusan untuk menentukan kebijakan

yang berkenaan dengan Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP

Terbuka.

Page 88: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 82

C. Komponen ME.

ME untuk pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka

mencakup lima komponen, yaitu : “konteks”, “input”, “proses”, “output”, dan dampak

(outcome).

1. Melalui komponen “konteks” ditanyakan apakah Program Pendidikan Keterampilan

bagi siswa SMP Terbuka dalam proposal sesuai dengan landasan hukum dan

kebijakan pendidikan yang berlaku, kondisi lingkungan sekolah. kondisi geografis,

kondisi sosial ekonomi masyarakat, tantangan masa depan bagi tamatan, aspirasi

pendidikan masyarakat sekitar dan daya dukung masyarakat terhadap program

pendidikan.

2. Melalui komponen “input” ditanyakan apakah “input-input” pendidikan siap untuk

digunakan, dalam arti keberadaan, kuantitas maupun kualitasnya. Komponen

“input” dalam hal ini mencakup: sumber daya manusia yang terdiri atas guru, staf

tata usaha dan siswa, kurikulum dan rancangan aplikasi pembelajarannya, sarana

dan peralatan pendukung kegiatan pembelajaran seperti perpustakaan, ruang kelas,

laboratorium, ruang keterampilan dsb., dana untuk operasional pendidikan telah

disediakan sesuai kebutuhan, serta berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan.

“Input” mana yang dicermati dalam ME sangat bergantung kepada sasaran yang

ingin dicapai dan program yang dilaksanakan. Sebaiknya komponen-komponen

tersebut sudah siap, sehingga proses pembelajaran yang diprogramkan dapat

berjalan dengan lancar..

3. Melalui komponen “proses” ditanyakan apakah proses pengolahan “input” telah

sesuai dengan yang seharusnya. Apakah proses pengambilan keputusan berjalan

secara partisipatif dan terbuka. Apakah proses pengelolaan program sekolah dan

pengelolaan keuangan dilaksanakan secara terbuka dan mengoptimalkan peran

semua pemegang peran (stake holders) dan pihak terkait. Apakah proses

pembelajaran dan evaluasinya telah sesuai dengan prosedur, dsb. Secara garis besar

ME komponen proses mencakup aspek-aspek: 1) keterbukaan, baik manajemen

maupun keuangan, 2) kerjasama, antar warga sekolah maupun antara sekolah

dengan masyarakat lingkungan, 3) kemandirian dalam menyusun program dan

penggalian anggaran sekolah, 4) akuntabilitas program sekolah maupun pengelolaan

keuangan, serta 5) sustainabilitas program-program yang diajukan.

4. Melalui komponen “output” ditanyakan apakah sasaran yang ingin dicapai pada

suatu program tertentu telah tercapai, jadi bagaimana pencapaian hasil belajar siswa.

Oleh karena itu ME untuk komponen “output” baru dapat dilakukan pada saat

setelah selesainya program.

5. Melalui komponen “outcome” ditanyakan apakah dampak dari Program Pendidikan

Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka. Dampak biasanya muncul setelah output

terjadi beberapa lama. Dampak dari tamatan peserta program belum dapat diukur

melalui kegiatan ME ini. Yang dapat diukur adalah ada atau tidak adanya

peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap Program Pendidikan Keterampilan

dan menurunnya jumlah siswa yang absen.

D. Instansi yang melakukan ME.

1. Kepala / Wakil Kepala SMP Terbuka.

Kepala/Wakil Kepala SMP Terbuka melaksanakan ME terhadap program-program

yang dilaksanakan di sekolahnya. Kegiatan seperti ini disebut ME internal. Dengan

Page 89: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 83

cara itu diharapkan Kepala/Wakil Kepala SMP Terbuka mengetahui perkembangan

pelaksanan Program Pendidikan Keterampilan dan memberikan solusi jika terjadi

masalah. Hasil ME yang dilakukan oleh Kepala/Wakil Kepala SMP Terbuka dicatat

sebagai dokumen. Dokumen tersebut digunakan sebagai bahan penyusu-nan laporan

kemajuan dan untuk bahan konsultasi ketika dilakukan ME oleh Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi atau Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Pertama.

2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melaksanakan ME sebagai bagian dari tugas

fungsionalnya untuk membina sekolah. ME yang dilaksanakan mencakup semua

SMP Terbuka setempat yang melaksanakan Program Pendidikan Keterampilan.

Hasil ME disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Direktorat PSMP

sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan.

3. Dinas Pendidikan Provinsi.

Dinas Pendidikan Provinsi melakukan ME secara sampling untuk validasi hasil ME

yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota dalam rangka menyusun

saran-saran pada tingkat provinsi.

4. Direktorat Pembinaan SMP.

Direktorat Pembinaan SMP juga melaksanakan ME secara sampling untuk validasi

hasil-hasil monitoring yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan

Dinas Pendidikan Provinsi, untuk keperluan pengembangan Program Pendidikan

Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka di tingkat nasional.

Perlu dicatat bahwa kegiatan ME harus dilakukan oleh orang yang benar-benar

mengerti tentang ME dan telah mempelajari program yang dimiliki oleh sekolah.

Untuk Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, ME sebaiknya dilakukan oleh Pengawas

yang memang secara fungsional bertugas untuk melaksanakan pembinaan sekolah.

Sebelum melakukan ME Petugas/Pengawas perlu mempelajari lebih dahulu proposal

sekolah yang akan dikunjungi. Juga mempelajari laporan kemajuan yang disusun

oleh sekolah.

5. Tim Independen.

Dalam rangka transparansi, di samping melaksanakan sendiri kegiatan monitoring

dan evaluasi terhadap semua program pada tahun yang bersangkutan, Direktorat

Pembinaan SMP juga membentuk Tim Independen yang diberi wewenang untuk

melaksanakan monitoring dan evaluasi secara mandiri terhadap semua program

Direktorat Pembinaan SMP terutama yang berada di daerah, termasuk terhadap

penyelenggaraan SMP Terbuka. Data dan informasi yang diperoleh merupakan

pelengkap dan masukan bagi Direktorat Pembinaan SMP untuk mengetahui secara

lebih obyektif wajahnya sendiri.

E. Waktu Pelaksanaan ME.

1. ME internal oleh Kepala/Wakil Kepala SMP Terbuka dilaksanakan secara periodik

sepanjang tahun, misalnya setiap dua minggu. Dengan melaksanakan ME setiap dua

minggu diharapkan kepala sekolah mengetahui betul perkembangan pelaksanaan

Program Pendidikan Keterampilan yang sedang berjalan, dan sedini mungkin

mengetahui kendala yang muncul sehingga dapat membantu penanggungjawab

program dalam mencari pemecahannya.

Page 90: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711 84

2. ME oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dilaksanakan sekurang-kurangnya dua

kali dalam satu tahun pelajaran. Tetapi tentu saja akan lebih baik jika dapat dilakukan

lebih dari dua kali. Jika hanya dua kali, sebaiknya satu kali ME dilakukan pada saat

proses Kegiatan Belajar mengajar (KBM) berjalan efektif, yaitu antara Agustus

sampai dengan April. Sedangkan yang kedua dilaksanakan pada akhir tahun pelajaran

ketika Program Pendidikan Keterampilan sudah kelihatan hasilnya, yaitu antara bulan

Juni dan Juli.

3. ME oleh Dinas Pendidikan Provinsi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran

sedang berlangsung yaitu antara bulan Agustus - April, agar dapat mengetahui proses

pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan, sehingga petugas dapat bertemu

dengan siswa dan Guru Pamong dalam keadaan proses pembelajaran berjalan. Data

dari laporan yang dibuat oleh sekolah perlu dicek kebenarannya di lapangan.

Sedangkan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan laporan ME yang dilakukan

oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dapat juga diambil dari laporan sekolah.

4. ME oleh Direktorat Pembinaaan SMP juga dilaksanakan ketika proses pembelajaran

sedang berjalan di sekolah, yaitu antara Agustus – April. Data dan informasi yang

diperoleh dari laporan ME oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota dan ME yang

dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dapat menjadi acuan dalam melaksanakan

ME ini.

5. ME oleh Tim Independen dilaksanakan pada semester kedua di tahun anggaran yang

berjalan.

6. Setiap dua atau tiga tahun sekali perlu dilakukan evaluasi secara komprehensif

terhadap SMP Terbuka yang melaksanakan Program Pendidikan Keterampilan. Agar

lebih terjamin tingkat obyektifitasnya kegiatan evaluasi ini hendaknya dilakukan oleh

pihak ketiga. Hasil evaluasi oleh pihak ketiga ini merupakan masukan bagi Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dalam meninjau kembali program Pendidikan

Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka. Kegiatan peninjauan kembali ini (Program

review) perlu dilakukan sebagai langkah penting untuk menetapkan kebijakan lebih

lanjut.

F. Sumber data dan informasi ME.

Sumber data dan informasi yang diperlukan dalam kegiatan ME adalah: dokumen, hasil

wawancara, hasil diskusi kelompok dan hasil pengamatan.

1. Dokumen mencakup antara lain proposal Program Pendidikan Keterampilan yang

disusun oleh Tim Pengembang di sekolah, data sosial ekonomi orang tua siswa,

jumlah siswa dan guru serta fasilitas yang dimiliki oleh sekolah maupun yang ada di

lingkungannya.

2. Hasil wawancara dengan responden yang terkait, antara lain Kepala/ Wakil Kepala

SMP Terbuka, dan Guru Pamong serta Guru Bina Pendidikan Keterampilan, akan

memberikan data dan informasi tentang persepsi mereka terhadap keterbukaan

manajemen sekolah, kerjasama antara warga sekolah maupun sekolah dengan

lingkungan, kemandirian sekolah dalam menyusun kebijakan, akuntabilitas program

sekolah dicocokkan dengan kondisi siswa, serta keberlanjutan Program Pendidikan

Keterampilan yang telah dipilih.

3. Hasil diskusi kelompok dengan responden yang terkait, antara lain Siswa peserta

Pendidikan Keterampilan, Orang tua siswa dan Tokoh masyarakat, akan

Page 91: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 85

memberikan data dan informasi mengenai kebenaran hasil wawancara dengan

Kepala/Wakil Kepala SMP Terbuka, Guru Pamong dan Guru Bina Pendidikan

Keterampilan.

4. Hasil pengamatan akan memberikan data antara lain berupa keterlibatan siswa dan

warga sekolah dalam kegiatan pembelajaran dan latihan-latihan Pendidikan

Keterampilan di TKB/Sekolah Induk, kondisi sarana dan prasarana serta fasilitas

yang dimiliki oleh TKB/Sekolah Induk, dan antusiasme warga sekolah dalam

melaksanakan kegiatan Pendidikan Keterampilan tersebut.

G. Metoda Pengumpulan Data ME.

Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui metoda dokumentasi, metoda

wawancara, metoda diskusi kelompok dan metode observasi.

1. Metoda dokumentasi digunakan untuk mencermati proposal Program pendidikan

keterampilan yang diajukan oleh sekolah, kondisi sosial ekonomi orang tua siswa,

fasilitas yang dimiliki sekolah, dan hasil-hasil yang dicapai oleh SMP Terbuka

dalam melaksanakan program Pendidikan keterampilan.

2. Metoda wawancara digunakan untuk menggali proses penyusunan proposal maupun

pelaksanaannya dari sisi pengelola Program Pendidikan Keterampilan.

3. Metoda diskusi kelompok digunakan untuk menggali pendapat siswa, orang tua

siswa dan tokoh masyarakat setempat dari sisi pihak yang terkena dampak dari

pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan,

4. Metoda observasi digunakan untuk menggali data dan informasi yang terkait dengan

kegiatan Pendidikan Keterampilan yang sedang berjalan termasuk hasil-hasilnya

Penggunaan keempat metoda tersebut dalam melaksanakan ME ini dilakukan secara

saling melengkapi. Misalnya, metoda wawancara diarahkan untuk mendalami dan

melakukan cek ulang dari data dan informasi yang diperoleh dari data dokumen atau

sebaliknya. Data dan informasi yang diperoleh dari metoda diskusi kelompok siswa

peserta program, orang tuanya dan tokoh masyarakat setempat sangat bermanfaat untuk

mendalami dan melakukan cek ulang dengan data dan informasi yang diperoleh dari

metode wawancara dengan pengelola program. Demikian pula halnya dengan hasil

pengamatan akan berguna sekali untuk memperkuat kesimpulan dan saran-saran yang

disampaikan.

H. Instrumen ME.

Dalam melakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap Program Pendidikan Keterampilan

bagi siswa SMP Terbuka, perangkat yang telah digunakan dalam tahap perintisan baik

yang berupa rancangan, panduan pelaksanaan dan instrumen ME yang dikembangkan oleh

Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama masih perlu disempurnakan lagi agar dapat

menampung berbagai masalah yang sangat bervariasi yang dihadapi oleh lapangan setelah

masa penyebarluasan.

______________

Page 92: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif
Page 93: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 87

BAB IX

PENUTUP

Penyelenggaraan Program Pendidikan Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka ini merpakan

tanggapan positif terhadap fenomena yang secara umum muncul dalam kehidupan keseharian

para siswa SMP Terbuka. Mengingat bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua mereka

kebanyakan dalam keadaan du’afa, maka para siswa sebenarnya sudah terbiasa bekerja

menurut kadar kemampuan masing-masing sejak mereka masih kecil. Oleh karena itu

pendidikan keterampilan yang dilatihkan kepada siswa-siswa SMP Terbuka diharapkan akan

dapat lebih memperkuat upaya Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama untuk

mengembangkan potensi yang sudah mereka miliki selama ini.

Dalam melaksanakan Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka, kerja sama

yang telah terjalin erat di antara Staf Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dan

Staf Pelaksana/Penanggung jawab Program-program SMP Terbuka selama ini, hendaknya

tetap dapat terpelihara dan dipertahankan. Di samping itu perlu juga dijalin kerja sama dengan

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai koordinator pelaksanaan “Broad Based

Education” yang berorientasi pada kecakapan hidup, dan para konsultan yang pernah

menangani SMP Penyelenggara Program Keterampilan (SMP PPK). Konsultasi dengan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) setempat juga sangat diperlukan agar Program

Pendidikan Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka dapat terlaksana dengan baik. Demikian

pula kerja sama dengan Dinas-dinas terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas

Perikanan, Dinas Perindusterian, dsb. yang berada di Kabupaten/Kota setempat perlu

dilanjutkan, agar mutu hasil produksi keterampilan siswa-siswa SMP Terbuka semakin

meningkat dan mampu bersaing dengan produk-produk sejenis yang telah beredar di pasaran.

Page 94: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif
Page 95: Buku 9  panduan pelaksanaan program pendidikan keterampilan bagi siswa smp terbuka, siswa smp di sd smp satu atap dan siswa di pendidikan alternatif

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 89