buku “aku anak dunia”
TRANSCRIPT
Aku Anak Dunia(Bacaan Hak-hak Anak bagi Anak)
i
Aku Anak Dunia(Bacaan Hak-hak Anak bagi Anak)
Pembahas Teks:Anggota Remaja Aulia (Remalia)
Agus Surosal, Susana, Saifulloh, Romli, Riswika SariIik Bayu Irawan, Farida Muhtiarti, Masturo, Rusmiyati, Vita Yulianti
Tim Gambar:Agus Surosal, Susana, Saifulloh, Romli, Riswika Sari, Vita Yulianti
Pendamping: Lies Winarti Kristia dan Herry Susanto
Penyunting:Odi Shalahuddin
Setting/Grafis:Yadi de Wiryo
Penerbit Yayasan AuliaJln. Sunter Mas Tengah H/G No. 6
Jakarta 143 50 - Tp. (62-021) 650 2905Fax. (62-021) 650 7551
Email: [email protected]
ii
Penerbitan ini didukung oleh:
iii
Teman-teman sekalian,buku ini kami sebarluaskan agar kita semua
mengetahui tentang hak-hak kita.
Hak-hak sebagai anak yang terkandung dalamKonvensi Hak-hak Anak (KHA) yang menjadi dasar bagi
perlindugan anak di seluruh dunia.
Hak-hak ini tidak sekedar kata-kata tapi bisa menjadijaminan bagi perkembangan dan perlindungan dalamkehidupan sehari-hari. Oleh karena itu kita harus tahu
Berdiskusilah dengan teman-teman yang lain janganragu mengajak para guru, orangtua atau kakak-kakakpendamping, supaya memperkaya pengetahuan kita
Sekarang, silakan membaca!
Remaja Aulia(REMALIA)
iv
Memperkenalkan anak-anak atas hak-haknya belumlah tentu banyak orangsetuju. “Nanti mereka berani melawan orangtua. Biarlah orang dewasa yangtahu dan sadar, agar mereka dapat menjaga, melindungi dan memenuhi hak-hak anak” Komentar orang dewasa terdengar.
Ada pemahaman yang salah tampaknya, ketika seseorang mengetahui hak-haknya maka yang terbayang hanya tuntutan-tuntutan mendapatkan hak danakan melupakan tanggung jawabnya. Sesungguhnya bukanlah demikian, Hak-hak anak atau Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan penghargaan atas manusiayang perlu dijaga, dipelihara dan dipenuhi. Ketika manusia sadar akan hak-haknya, ini akan menuntun kita pada tatanan kehidupan dunia yang lebih baik.
Maka, kami berpikir bahwa anak-anak perlu mengetahui hak-haknya.
Penyusunan buku ini melibatkan sesepuh anak sebagai tenaga inti yang mewakiliRemaja Aulia (REMALIA). Melalui pertemuan pertemuan, rancangan naskahdibicarakan bersama untuk menemukan kata-kata yang mudah dimegerti.Setelah itu, dibahas bagaimana gambar akan ditampilkan. Pada prosesmenggambar, sebelumnya mereka sangsi akan kemampuan sendiri. Gambar-gambar yang dibuat di rumah kebanyakan masih dicontoh dari tempat lain.
Proses berikutnya, gambar -gambar dibuat dalam pertemuan. Semua orangterlibat memberi sumbangan gagasan: Ada pembagian tugas tanpadiminta: Seseorang membuat sketsa, anak lain menyempurnakan danmembuat pewarnaan.
Maka, tak ada salahnya apabila dikatakan Buku ini merupakan hasil karyabersama.
Catatan dari Aulia
v
Proses yang berlangsung cukup lama dan telah menguras tenaga serta pikiran,tentunya diharapkan tidak akan sia-sia. Setidaknya mereka telah memberisumbangan besar melahirkan karya untuk anak-anak secara luas.
Pada kesempatan ini, Yayasan Aulia, mengucapkan terima kasih kepadasegenap anggota Remaja, Khususnya Asep, Agus, Sana, Sari, Romli, Imas,Ida, Rumit, Iik dan Vita yang telah bekerja keras sehingga tersusunlah bukuini. Kepada Odi Shalahuddin yang senantiasa mendampingi prosespenyusunan, Mohammad Farid, Dr.Irwanto PhD, para guru peserta pelatihanKHS di Cisarua (Oktober 2002), anak-anak dari Pangarengan dan Pendongkelanyang telah memberikan komentar dan masukan-masukan berharga, kamihaturkan terima kasih.
Terima kasih kami tujukan pula kepada Tim Hak-hak Anak Proyek (PeaceWinds Japan dan Jakarta Japan Network) dan Terre des Hommes Netherlandyang telah memberikan dukungan sejak gagasan awal. Serta tidak lupakepada UNICEF, Save the Children US dan Save the Children UK yang turutmemberikan dukungan penerbitan dan berbagai pihak yang tidak bisa kamisebutkan satu-persatu.
Akhir kata, kami berharap buku ini memiliki arti bagi anak-anak Indonesia.
Jakarta, November 2002
Eddy Hidajat
vi
Konvensi Hak-hak Anak (KHA) disetujui PBB pada tahun 1989 dan telah diratifikasioleh lebih dari 150 negara di dunia. Di Indonesia sendiri telah lebih dari sepuluhtahun berlalu sejak pemerintah memutuskan untuk mengakui konvensi ini, tetapisecara mengejutkan sejumlah besar anak masih kehilangan hak-hak mereka.
Dengan melihat anak-anak tersebut, kelompok sekarelawan Jepang, JakartaJapan Network dan Lembaga Swadaya Masyarakat Peace Winds Japanmembentuk tim proyek “Hak-hak Anak” (HHA) pada tahun 2001 danbekerjasama secara dekat dengan yayasan AULIA guna memperbaiki tarafkualitas hidup anak-anak.
Tim proyek ini telah mencari dengan sekuat tenaga jenis alat pendidikan yangcocok untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang KHA. Selama ini belumtersedia alat pendidikan yang memadai dan memudahkan anak-anak untukmemahami hak-hak mereka sendiri. Maka tim proyek dan Yayasan AULIAmemutuskan untuk berkolaborasi membuat buku ini.
Dana yang diperoleh diusahakan melalui konser amal musik tiup dimana kamimerasa berhutang sangat besar atas antusiasme yang diberikan kedua pemainsuling yaitu Bapak Yoshizawa dan Bapak Nagata terhadap pendidikan KHA.Bersama-sama dengan tambahan dana dari Terre des Hommes Netherland danbantuan teknis dari Yayasan Samin, serta dukungan lain dari UNICEF, Save theChildren UK, akhirnya harapan kami menjadi kenyataan.
Tim proyek KHA sungguh-sungguh menghargai sepenuh hati dukungan yangdiberikan dalam bentuk apapun oleh semua pihak yang membantu dalampembuatan buku ini dan berharap buku ini dapat menyediakan rangsangan untukmenciptakan dunia yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia.
Jakarta, November 2002.
Pengantar dariHak-hak Anak Project
vii
Seringkali kita, di lingkungan dewasa berbicara tentang anak. Akan tetapi padabuku ini tidak demikian. Kali ini anak-anak yang berbicara tentang keinginan danharapan mereka. Mereka ikut serta untuk meraih hak-haknya kedalam kenyataandan ini merupakan kemajuan yang sangat besar.
Kita harus mendengarkan apa kata-kata mereka itu.‘Aku Anak Dunia’ telah dikembangkan oleh anak-anak atas dukungan LSM, yaituYayasan Aulia dan beberapa organisasi lokal dan internasional seperti PeaceWinds Japan, Jakarta Japan Network, Save the Children US, Save the Children UK,TDH Netherlands dan UNICEF.
Buku ini mengisi kebutuhan pelatihan tentang hak-hak anak di seluruh Indonesiadan dikembangkan berdasarkan pengalaman. Di dalam pelatihan tentang hak-hak anak pada tahun belakangan ini, peserta dan terutama peserta anak-anak,seringkali diminta untuk memberikan topik yang sederhana dan kreatifmenyangkut hak-hak anak di Indonesia. Yayasan Aulia memutuskan untuk bekerjasama dengan anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, untukmengembangkan buku tentang hak-hak anak. Setahun kemudian merekaberhasil mewujudkan buku ini. Buku tersebut sudah direview dan diedit atasdukungan serta kontribusi guru-guru sekolah, beberapa LSM lokal daninternasional serta UNICEF.
Dari perspektif UNICEF buku ini merupakan contoh praktis bagaimana kitaberusaha untuk membuat dunia anak lebih baik. Pada tahun 1989, PBB telahmengadopsi konvensi dengan implikasi yang luar biasa, bagaimana anak-anakharus diamati dan diperlakukan. Konvensi Hak-Hak Anak (KHA) merupakan sutuperangkat standar yang universal untuk perlindungan dan pengembangan anak,yang pada waktu penulisannya telah diratifikasi oleh 190 negara. Sementaramereka berjuang untuk mencari garansi hak-hak anak, pengembangan yanglayak dan perlindungan anak dari kekerasan dan ekploitasi. Hal inimenggambarkan kekuatan anak-anak sebagai individu atas hak-haknya dengancatatan anak-anak harus mengerti hak-haknya tersebut dan dapat memberikankontribusinya di dalam kenyataan.
Kami percaya kreatifitas dan masukan dari anak-anak dalam pengembanganbuku ini merupkan alat untuk membantu dalam penerapan hak-hak anak. Kamimengharapkan agar buku ini dapat digunakan tidak saja di kalangan anak-anaktetapi juga di kalangan dewasa. Hal ini akan membantu Indonesia dalammenempatkan anak-anak di tempat yang labih baik.
Steve AllenKepala Perwakilan UNICEF Indonesia
Pengantar dari UNICEF
viii
1
Bagian Satu:
MengenalHak-hak Anak
1
2
Pembuka
2
3
AKU anak duniaberada
di mana-mana
4
“Setiap manusiayang belum mencapai
umur 18 tahun”
AKU:
Pasal 1
5
AKU ada sejak duluhingga kini
dan, akan tetap ada dimasa depan
6
Akibat peperanganyang terjadiA
KU m
en
de
rita
7
Protes-protesbermunculan menuntut
perhatian dunia atas
Nasibku
8
Pada tahun 1923, seorangtokoh perempuan bernama
Eglantyne Jebb, membuat10 pernyataan hak-hak anak
9
1924Disahkan sebagai pernyataan hak anak oleh
Liga Bangsa-bangsa (LBB)
1959Diumumkan pernyataan hak-hak anak oleh
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
1979Diputuskan adanya
Hari Anak Internasional
1989Disahkan
Konvensi Hak-hak Anak (KHA)oleh PBB
9
10
Konvensi Hak-hak Anak,adalah perjanjian
antar bangsa-bangsamengenai hak-hak anak
11
Hak-hak anakmelekat dalam diri anak
Hak-hak anak merupakanHak Asasi Manusia
Hak-hak Anak menjaminHak Asasi Anak
12
Berarti:
AKUdi seluruh duniaadalah manusiayang memiliki
hak-hak
13
Walaupun begitu AKU tahu,di berbagai belahan dunia
masih sajaAKU menjadi korban
dalam berbagai keadaan
14
Oleh karena itu,semua orang harus
tahu AKU memilikisejumlah Hak
yang sudah diakui
15
Agar bisamenjadi dasar
perubahan kehidupanyang lebih baik
16
Apa ya,prinsip-prinsip
dasar menyangkuthak-hak ku ?
17
tidak boleh dibeda-bedakanAKU
hanya karenaperbedaan agama, suku, ras,
jenis kelamin dan budaya
Pasal 2
18
Hal terbaik menyangkutkepentingan hidupku
harus jadi pertimbangan
Pasal 3
19
harus tetap hidup danberkembang sebagai
manusia
AKU
Pasal 6
20
AKUharus dihargai dandidengarkan ketika
mengemukakan pendapat
Pasal 12
21
Apa sajaHak-hak
yang Aku Miliki ?
21
22
AKUberhak mendapatkan
nama dankewarganegaraan
Pasal 7
23
Tidak ada satu pihak punbisa seenaknya merubah
identitas dankewarganegaraan KU
Pasal 8
24
AKUmemiliki hak
berkarya, berpendapatdan berkumpul
Pasal 12, 13, 15
25
AKUberhak berpikir,
berhati nurani danberagama
Pasal 14
26
AKUberhak mendapat danmengetahui informasi
yang bermanfaat
Pasal 13 & 17
27
Kehidupan pribadi Ku,harus dilindungi
dari campur tangansemena-mena danberbagai serangan
Pasal 16
28
dari tindak kekerasandan perlakuan
seenaknya
AKU
ha
rus
dilin
dun
gi
Pasal 37 (a)
29
AKUberhak diasuh oleh orangtuadengan penuh kasih sayang
dalam keluarga bahagiasampai dewasa
Pasal 5
30
Pasal 18
Apabila orangtua tidakmampu mereka harus
dibantu agar AKUterhindar dari bahaya
31
Namunapabila orangtua
mengancamkelangsungan
hidup KU
Pasal 19
32
Maka
AKUberhak dicarikan
orangtua asuh yang bisamenjaga dan memelihara
Pasal 20
33
Atau diangkat anaksecara hukum dengan
kepentingan terbaiksebagai pertimbangan
utama
Pasal 21
34
Pasal 24
Ap
ab
ila s
aki
t AKUberhak mendapatkanpelayanan kesehatan
dengan baik
35
Agar tetap sehatAKU
perlu gizi, pakaian dantempat tinggal yang
sehat pula
Pasal 26
36
Meski AKU berbedakemampuan baik
jasmani dan rohaniAku tetap harus
mendapat pendidikan danperawatan khusus
Pasal 23
37
Pendidikan sangat pentingAKU berhak
mendapatkannya walaupunkeluarga Ku miskin
Pasal 28
38
Dengan pendidikan AKU bisatumbuh menjadi manusia
berguna menghargaisesama serta memiliki
kemampuan dan ketrampilan
Pasal 29
39
Agar AKUbisa berkembang,
rekreasi dan mengikutikegiatan budaya
menjadi hak Ku pula
Pasal 31
40
Ketika ada bencana alamatau kekacauan, terpaksa
menjadi pengungsi,AKU berhak memperolehperlindungan dan bantuan
kemanusiaan
Pasal 22
41
Apabila terjadi perangjangan paksa AKUmenjadi tentara
Pasal 38
42
Dalam perangAKU lah yang paling seringjadi korban, maka lindungi
dan rawatlahAKU
Pasal 39
43
Manakala AKU terlibatkejahatan hukumlah AKUsejauh tidak melanggarhak-hak yang AKU miliki
Pasal 37
44
Jangan biarkan AKUberada dan tenggelam
dalam keadaan yang tidakmenyenangkan danmengancam jiwaKU
45
Jangan paksa
AKUbekerja
seperti orang dewasa
Pasal 32
46
Jangan jerumuskan AKUuntuk menggunakan
narkotika, obat-obatanterlarang dan minuman keras
Pasal 33
47
AKUharus dilindungidari Kekerasan
Seksual
Pasal 34
48
AKU harus dilindungi daripenculikan, penjualan dan
perdagangan anak
Pasal 35
49
ApabilaAKU kelompok minoritas,
hak-hakku tidak boleh diingkaritermasuk penghargaan terhadap
budaya, agama dan bahasaku
Pasal 30
50
Itulah semuahak-hak yang AKU miliki
sebagaiAnak Dunia
51
Hal ini berlaku di mana-manatermasuk di Indonesia
Karenapemerintah Indonesia telah
mengakui hak-hakku
52
Kewajibandan
Tanggung Jawab ?
52
53
AKUsebagai Anak
memiliki Hak lantas siapa yangakan menjaga, melindungi dan
memenuhi hak-hak itu?
54
Pem
eg
an
g K
ew
ajib
an
ad
ala
h N
eg
ara
Maksudnya adalah pihak yang diberikekuasaan untuk menjalankanpemerintahan dan mengatur
kehidupan masyarakat mengubahUndang-undang dan peraturan hukum
serta mengawasi pelaksanannya.
55
Me
reka
ad
ala
h: Pemerintah
DPR/D
Kehakiman
56
Kew
ajib
an
nya
ad
ala
h: M
en
gha
rga
i
Artinya adalahNegara tidak boleh
melanggar hak-hakKu
57
UU No. 23/2002
Artinya:negara membuat
peraturan-peraturan yangmelindungi aku dari ancaman
bahaya
Melindungi
58
Memenuhi
Artinya:Negara harus membuatprogram-program agar
hak-hakKu dapatterpenuhi
59
Negara jugaberkewajiban
menyebarluaskanpengetahuan tentang
hak-hakKU kepada semuaorang melaluiberbagai cara
60
Apabila Negara tidakmenjalankan kewajibannya
maka Negara telahmelakukan Pelanggaran!
61
Sedangkan pihak yangbertanggung jawab
adalah orang tua dan masyarakat
Mereka juga harus ikutmenjaga, memelihara danmemenuhi hak-hak yang
AKU miliki
62
Tanpa keterlibatanorangtua dan masyarakat
maka penegakanhak-hak KU tidak bisa
berjalan baik.
63
Penutup
63
64
Apa yang AKU katakanmerupakan ringkasan dari KHA.Ingin tahu lebih dalam?Janganlah ragu baca KHA
65
KHA berisi 54 pasal.Oleh Komite Hak Anak PBBdikelompokkan menjadi 8, yaitu:
1. Langkah-langkah Pelaksanaan Umum
2. Pengertian tentang Anak
3. Prinsip-prinsip Dasar
66
4. Hak dan kemerdekaan sipil
5. Lingkungan keluarga dan pengasuhan
pengganti
6. Kesehatan dan kesejahteraan dasar
7. Pendidikan, waktu luang dan kegiatan
budaya
8. Perlindungan khusus
67
Dengan adanya KHA,memang tidak berarti
keadaan anak secara tiba-tiba akanberubah baik
68
AKU sadar bahwa dalam kenyataannya
banyak anak-anak yang belumterpenuhi atau justru
terlanggar hak-haknya.Masih ada berbagai keadaan buruk
yang dialami anak
69
Namun, KHA dapat menjadidasar bagi semua pihak melakukan
sesuatu yang terbaik bagi anak,yang harus diperjuangkan secara
terus menerus
70
Bagian Dua:
Kisah-kisahKU
70
71
Kisah-kisah KU hanyalah cerita. Bisa ada,bisa pula tiada.
Apabila ada peristiwa sama, seluruh atausebagian saja, itu sama sekali takdisengaja, karena ini hanya cerita.
Kalaupun menjadi nyata, sebagai bagiankehidupan kita yang terlalu pahit untukdirasa, tapi tak dapat menghindarinya.
Mungkin banyak jutaan kisah, di tengahkehidupan dunia anak-anak yang
dirampas hak-haknya, hingga merekamenderita.
Setelah membaca, mari bicara bersama.Mencari mana hak-hak yang sudah
dipenuhi dan mana yang belum. Tak perlutakut untuk bersuara, agar senantiasa
waspada, sesama teman saling menjaga.Ketika dewasa, mampu melindungi anak-
anak kita.71
72
Di Rumah
72
73
Mila menangis, Adi adiknya juga. Sebelumnyamereka ceria, bermain bersama teman-
temannya di tanah lapang belakang rumah.
Tapi mereka lupa, bermain hingga gelapmenjelang. Mereka masih bermain, sampai
ibunya datang dan memanggil pulang.
“Dasar anak malas! Kerjanya Cuma mainaja,” teriak ibunya, sambil memukuli pantat
mereka berdua.
74
Mila dan adiknya masih terisak, Ibunya masihterus memarahi.
“Sekarang, cepat cuci piring!” Teriak ibunyasaat mereka masuk rumah.
Mila bekerjasama dengan adiknya mencucitumpukan piring. Tapi, tiba-tiba sebuah piring
terjatuh menimpa tumpukan lainnya.Beberapa piring dan gelas menjadi pecah.
75
Mila menjadi ketakutan. Terbayang wajahIbunya yang marah. Terbayang pukulan
yang akan mendarat di pantat dan cubitansampai kulitnya memerah.
Seperti yang lalu-lalu, ketika ia melakukankesalahan.
Mila menarik tangan adiknya mengajakpergi, mengendap-endap keluar rumah.
Kemudian berlari menjauhi rumah.
Mau kemana Mila dan Adi?Mereka sendiri belum tahu.
76
Sesaat setelah Mila dan Adi pergi, Ibuberteriak-teriak memanggil mereka. Suara
Ibu semakin keras karena tidak adajawaban. Ia kemudian pergi ke belakang.
Betapaterkejutnya Ibu melihat tumpukanpring dan gelas yang pecah. “Mila!!! Adi!!!”
Teriaknya.
“Dasar anak nakal! Kemana mereka?!”Ibu mencoba mencari di sekitas rumah,
tapi tidak menjumpai Mila dan Adi.
77
Hari semakin gelap. Kemarahan Ibu bergantikekhawatiran. Para tetangga yang ditanyatidak tahu menahu. Hanya beberapa orang
menunjuk ke arah jalan raya.
Bapak yang baru pulang, menjadi marahpada Ibu. Tapi ia berusaha menahan diri.
“Sama anak, jangan gampang marahdan main tangan. Kalau begini, kita juga
yang susah”
78
Orang kampung jadi ribut. Ramai ramaimereka mencari ke segala tempat. Sampai
akhirnya seseorang menemukan Mila dan Aditengah meringkuk kedinginan di ujung
jembatan penyeberangan.
Mila dan Adi meronta. Tapi tetangganya terusmencoba membujuk, meyakinkan mereka
bahwa orangtuanya tidak akan marah.
79
Akhirnya Mila dan Adi bersedia pulang.
“Mila dan Adi ketemu!!!” teriak seseorangyang dilanjutkan sehutan orang lainnya.
Ibu mereka sangat gembira. Ketika melihatkedua anaknya, Ia langsung memeluk erat.“Maafkan Ibu, Nak, Ibu sayang sama Mila
dan Adi,”
“Maafkan Mila dan Adi juga, Bu” kata merekaberdua disertai isak tangis.
80
Pertanyaan sebagai bahan diskusi:
1. Kemukakan pandanganmu terhadap sikap Mila danAdi yang bermain hingga menjelang malam?
2. Bagaimana pandanganmu terhadap Ibu yang marahdan memukuli Mila dan Adi?
3. Menurutmu, mengapa Mila dan Adi memutuskanuntuk pergi dari rumah? Salahkah mereka?
4. Apa pandanganmu terhadap Ibu yang memulaiterlebih dahulu meminta maaf kepada keduaanaknya?
5. Diskusikan dengan teman-temanmu, bagaimanamenciptakan keadaan di rumah yang nyaman bagianak dengan memperhatikan hak-hak anak.
80
81
Di Sekolah
81
82
Aku bersekolah, di SD Merdeka. Sekarangsudah kelas tiga.
Rumahku dekat sekolah, tak sampai sepuluhmenit berjalan kaki, tibalah aku disana.
Berseragam putih-merah.Bersepatu warna hitam.
83
Pagi ini pelajaran matematika. Pak Gurumeminta seluruh siswa meletakkan buku di
meja, karena akan diperiksa.
Aku gelisah tiba-tiba. Karena bukulupa kubawa.
Terbayang-bayang berbagai hukuman,yang biasa diberikan.
84
Ruli, Ana, Sri dan Mega pernah berdiri di mukamemegang telinga, lantaran tidak
mengerjakan PR.
Budi, Joko dan Adi, pernah disuruh larimengelilingi lapangan empat kali, lantaran
ramai dikelas.
Indra disuruh push-up sepuluh kali, ketikaketahuan menyontek saat ulangan.
Aku sendiri belum pernah dihukum. Makanyasekarang aku sangat gemetaran.
85
Pak Guru berjalan berputar,sambil membawa mistar. Hati semakin
berdebar-debar.
Satu persatu temanku maju, berjejer didepan hingga ke pintu.Kinilah saatnya untukku.
Aku katakan aku lupa. Pak Guru tidakmau mendengarnya, tetap menyuruh
maju ke muka.
86
Yang kena hukuman ada lima, salah satunyabernama Rima karena memang
tidak punya bukunya.
Rima sangat sering mendapat hukuman,bukan lantaran nakal, tapi karena tidak
memiliki buku atau peralatan sekolah lainnya.
Membayar sekolahpun sering tertunda.
87
Aku tahu keluarganya. Tinggal di rumah petakseberang jalan rumahku.
Ia sudah tak ber-ayah. Tiga kakaknya keluarsekolah, sering ngamen di lampu merah.
Sedang dua adiknya, masih masukhitungan balita.
88
Tidak seperti biasa, hukuman dirubah olehPak Guru. Kami hanya disuruh pulang
mengambil buku.
Pak Guru berkata, “Kalian boleh masuksetelah buku dibawa,” Lega hatiku rasanya.
Tapi, bagaimana nanti dengan Rima?
89
Pertanyaan sebagai bahan diskusi:
1. Apakah disekolahmu pernah terjadi hal yang sama?
2. Bagaimana pandanganmu terhadap bentuk-bentukhukuman yang di berikan Pak Guru?
3. Menurutmu, bagaimana bentuk hukuman yangmendidik dan tidak merugikan anak-anak?
4. Apa yang akan kamu lakukan atau seharusnyadilakukan pihak sekolah terhadap teman-tamanmuyang tidak mampu atau miskin?
5. Sebutkan keadaan-keadaan dari kisah diatas yangmenurutmu tidak sesuai dengan hak-hak anak.
89
90
Temankunamanya Abu
90
91
AKU punya teman, namanya Abu,umurnya 13 tahun.
Ditanya tempat asalnya, Ia tidak tahu.Ditanya tentang keluarganya, juga tidak tahu.
Setiap malam, Ia tidur di sembarang tempat,di berbagai sudut jalan. Seringkali tanpa
alas apapun.
92
AKU mengenalnya baru dua hari ini. Namunterasa akrab sekali.
Ia bercerita pernah tinggal di sekitarpembuangan sampah, bersama keluarga
yang Ia anggap keluarganya.
Mambantu mereka setiap hari, mengaisbarang-barang, yang bisa dijual ke Bandar.
93
Sampai suatu ketika, Ia berkelahi denganadiknya. Ibunya memarahi habis-habisan, dan
mengatakannya sebagai “anak sampah”.
Semula ia tak paham, pada akhirnya iamengerti. Keluarganya itu menemukannya di
sebuah kardus di tempat pembuangansampah itu.
Ia merasa sangat sedih mengetahui kisahnya.Kemudian kabur meninggalkan keluarga yang
talah mengasuhnya sejak bayi.
94
Abu melakukan berbagai kegiatan agardapat uang dan bisa makan. Mengemis,
mengamen, kadang-kadang mencurimakanan juga.
Wajahnya selalu kelihatan ceria dansering bercanda.
Orangnya baik. Ia tak segan membelikanmakanan bagi temannya yang kelaparan.
“Masak mau sedih terus, kalu dipikir hidupkugak enak” katanya saat kutanya.
95
Dan aku terkejut, mendengar kisah hidupnya.
Ia pernah di sodomi oleh teman-temannyayang lebih besar, di-peras dan disuruh-suruh.
Tertangkap razia dan disiksa, pernahdikeroyok banyak orang lantaran dituduhmencuri dan pengalaman buruk lainnya
kerapkali dialami.
Hatiku bergetar. Bulu kudukku berdiri.
96
“Kamu enak tahu keluargamu bisa bersekolahdan besok bisa jadi orang. Sebentar lagikatanya ujian. Mau lanjut ke SLTP, kan?
Pulang aja, deh” Komentarnya.
AKU diam. Sudah dua hari aku kabur darirumah sebagai bentuk protesku, lantaran
tidak dibelikan baju baru.
Betapa cengengnya aku. “Aku ingin pulang,”ucapku lirih sambil membayangkan
keluargaku sibuk mencari.
97
Pertanyaan sebagai bahan diskusi:
1. Apakah kamu pernah memiliki teman seperti Abu?Kemukakan pendapatmu tentang kehidupan Abu.
2. Menurutmu apakah anak-anak layak melakukankegiatan atau tinggal di jalanan? Mengapa?
3. Siapa yang seharusnya memperhatikan anak-anakjalanan?
4. Sebutkan keadaan-keadaan anak jalanan yang tidaksesuai dengan hak-hak anak
97
98
KetikaAku Bertanya
98
99
Namaku Bara, lahir di Yogyakarta. Dua adikku,lahir di Jakarta.
Bapak berasal dari Jawa, Ibu dari Sumatra.Aapakah aku orang Indonesia?
Bial kau bilang “YA”Memang seharusnya “IYA”
Tapi mana buktinya?Akta kelahiran pun aku belum punya.
100
Orang pintar bilang:“Bukti yang sah secara hukum atas nama
dan kewarganegaraan tercatatdalam akta kelahiran”
UNICEF, lembaga PBB menyatakan sebagai“hak pertama seorang anak”
AKU tahu, penting sekali memilikiakta kelahiran.
101
AKU bernasib sama dengan 70 prosen anakIndonesia, jutaan jumlahnya yang belum
memiliki akta kelahiran.
Jadi,Nama dan kewarganegaraan masih belum
sah secara hukum.
102
AKU tahu Ibu pernah mengeluh, bagaimanasusahnya mengurus akta kelahiran.
Dipersulit Bapak Lurah dan pegawai CatatanSipil, besar pula biayanya.
Ibu akhirnya malah memilih, uang digunakanuntuk makan saja.
AKU menjadi bertanya-tanya, mengapasusah mengurus akta kelahiran, dan
mengapa perlu biaya? Terutama bagi kamiyang tak punya. Bukankah itu hak pertama?
103
Kebingungan ku pula, ada perbedaan biayaantara anak pertama, kedua dan ketiga.Selain biaya, ada perbedaan perlakukan
terhadap kelompok etnis tertentu.
Layakkah bila kau bertanya, mengapa harusada perbedaan? Bukankah hak anak untuk
tidak dibeda-bedakan?
Bukankah memiliki identitas dankewarganegaraan harus dipenuhi
oleh negara?
104
Kepadamu aku bertanya, siapa salah apabilakami tak punya akta kelahiran
Orangtua atau Negara?
Tapi percayalah, semua tetap merasasebagai warga negara Indonesia.
Tapi kami butuh jaminan Perlindungandari Negara.
105
Pertanyaan sebagai bahan diskusi:
1. Apakah kami sudah memiliki akta kelahiran?Bila belum, mengapa? Tanyakanlah kepadaorangtuamu
2. Bila orang belum memiliki akta kelahiran berarti iabelum dianggap sah secsra hukum atas nama dankewarganegarannya. Sebutkan akibat-akibat yangditimbulkan apabila kita belum memiliki aktakelahiran.
3. Cobalah bersama teman-temanmu mencari tahucara dan proses mengurus akta kelahiran. Lalu hasilyang kamu peroleh, diskusikanlah bersama-sama.
105
106
Yayasan Aulia adalah sebuah lembaga Swadaya Masyarakatyang secara formal berdiri pada tanggal 18 April 1995 melalui AkteNotaris Nomor 81 dari Notaris Trinawati SH. Berdirinya yayasan inimerupakan kelanjutan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan secarainformal kepada anak-anak jalanan di berbagai tempat di Jakartasejak tahun 1978.
Dengan misi memberikan pelayanan bagi orang-orang yangditolak atau merasa ditolak, Yayasan Aulia memfokuskan diri padatiga bentuk program, yaitu pendidikan (formal dan informal),kesehatan dan pengembangan kemandirian. Pada saat ini tercatatada 1040 anak terfasilitasi dalam program yang dipusatkan disembilan perkampungan kumuh di Jakarta dan tiga buah rumahperlindungan bagi 58 bayi dan balita di Yogyakarta.
Yayasan Aulia menyadari bahwa keberhasilan programyang dilaksanakan sangat ditentukan oleh adanya peran serta dariorangtua, masyarakat dan anak-anak sendiri sebagai subyekperubahan. Oleh karena itu Yayasan Aulia berupaya kerasmendorong lahirnya kelompok-kelompok masyarakat dan organisasianak. Sejauh ini Yayasan Aulia telah berhasil mengembangkankelompok masyarakat yang mengelola dana sehat dan Posyandualternatif, serta mengembangkan organisasi anak yang terhimpundalam Remaja Aulia (REMALIA).
SELINTAS YAYASAN AULIA
106
107
Adanya hak-hak anak menjadi perhatian dari Yayasan Auliasejak tahun 1996. Berbagai kegiatan memasyarakatkan hak-hak anaktelah dilakukan baik kepada orangtua, masyarakat, para guru dananak-anak, melalui pertemuan dan pelatihan.
Demikian pula seluruh staf Yayasan Aulia telah mendapatkanpelatihan KHA untuk meningkatkan kepekaan didalam perencanaandan pelaksanaan program yang berpusat pada hak anak.
Selama ini Yayasan Aulia telah melakukan kerjasama denganbebagai LSM di Indonesia, Pemerintah DKI dan Lembaga-lembagaInternasional, seperti Terre des Hommes Netherland, Save the ChildrenUS, Jakarta Japan Networks, Peace Winds Japan, United NationsChildren’s Fund (UNICEF), Lestari Stichting Holland, German Private Groupdan Lembaga lainnya yang memiliki kepedulian yang sama.
107
108
Buku saku ini bagus dan isinya dapat dimengerti oleh anak-anak.Dalam cerita disini dapat diambil atau ditiru yang baik dan jauhi yangburuk seperti kabur dari rumah dan homo. (Dwi Nugroho, 12 tahun,kelas VI SD)
Buku ini sangat baik dibaca oleh anak-anak karena menggambarkantentang hak-hak seorang anak. Setelah membaca buku ini, sayamenjadi tahu tentang hak-hak seorang anak. (Tri Suryani, 10 tahun,kelas V SD)
Menurutku, KHA memang penting perlu disebar luaskan pada semuaorang. Apalagi melihat orangtua yang menghajar anak-anaknya(kekerasan). Dari buku ini, bisa menambah wawasan dan pandanganmasyarakat terhadap hak-hak anak. (Sulastri, orang tua anak dikawasan Semper-Jakarta)
Setelah membaca dan memahami buku ini, terus terang secarapribadi dan seorang guru, saya telah “melanggar” hak-hak anak baikdirumah maupun disekolah. Saya sungguh mendukung adanya bukuini dan mengucapkan selamat kepada Yayasan Aulia yang sudahbegitu besar perhatiannya pada anak. (Seorang guru peserta pelatihanKHA bagi pendidik, Cisarua, Oktober 2002)
Buku “AKU Anak Dunia” ditulis dengan apik dan menarik. Saya yakinRemalia sangat bangga dengan karya yang sangat baik ini. Sayaakan merekomendasikan buku ini untuk anak-anak saya dan sekolahdari anak-anak saya. (Dr. Irwanto PhD, PKPM Unika Atmajaya-Jakarta)
KOMENTAR-KOMENTAR
108
109
Buku ini adalah contoh yang baik dari partisipasi anak yang asli.Seperti tercantum pada ketetapan 12 dan 13 dalam KHA anakmempunyai hak untuk mendapat informasi yang memadai dan hakuntuk menyuarakan pendapatnya dalam setiap keputusan yangmempengaruhi kesejahteraannya. Sebagai pemegang hak, di dalambuku ini anak-anak mengekspresikan dengan kreatif melalui gambar-gambar hasil karyanya dan komentar bagaimana merekamemandang hak anak secara universal dan bagaimana merekabertugas untuk memenuhi kewajibannya. (Julie Lebegue, UNICEF)
Buku ini merupakan buku tentang hak anak yang bagus, baik darisegi cakupan materi teknik penyajian, maupun ilustrasi-ilustrasinyayang orisinal. Penguasaan materi yang memadai disertai prosespenyusunan yang dikerjakan secara serius kiranya menjadikan bukuini dapat tampil dalam keadaannya seperti yang sekarang ini.(Mohammad Farid, Aktivis hak-hak anak, anggota Komnas HAM)
Buku ini sungguh merupakan karya kreatif Remalia dalammenerjemahkan KHA dalam bahasa anak. Isinya mudah dipahami,menarik dan jelas. Sebaiknya para orang tua dan pendidik ikutmembaca agar dapat mendiskusikan bersama anak-anak dalamupaya mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.(Dr. Seto Mulyadi, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak)
109
110
Buku mengenai hak-hak anak bagi anak, sejauh kami ketahuimemang belum ada di Indonesia. Kami dengan senang hatimendukung penyusunan buku yang dipenuhi gambar-gambarmenarik sehingga mudah dimengerti oleh anak. Kami pikir hak itubukan untuk ditonjolkan tetapi diberikan kepada semua orang supayabisa hidup dengan adil dan dijaga oleh semua orang. (Yoshimi, Keiko,dan Yuko)
Selamat bagi Remalia yang telah dengan sungguh-sungguhmenyusun buku Aku Anak Dunia: bacaan hak anak bagi anak. Sebuahsumbangan yang sangat bermanfaat dan kreatif dalam penyediaanbahan informasi hak anak bagi anak-anak Indonesia. (LaurelMacLaren, Save the Children US)
Secara singkat buku “AKU Anak Dunia”menjelaskan dengan hak-hak anak secara mendasar dan mudah dipahami. Buku ini harusdibaca tidak hanya dibaca oleh anak-anak dan remaja tetapi jugapara orangtua, para guru dan mereka yang bekerja yang langsungdengan anak. (Frans van Dijk, Terre des Hommes Netherland)
Buku ini menjelaskan Konvensi Hak Anak (KHA) secara sederhanasehingga mudah dicerna oleh siapa saja, dari kalangan mana saja.Juga dibuat secara menarik dengan gagasan orisinal yang membuatorang dengan mudah memahami hal-hal konkret dibalik pasal-pasalyang rumit. Sebuah buku yang sangat cerdas! (Maria Hartiningsih,Jurnalis pemerhati anak, wartawan Kompas)
110