buruh migran menggugat
DESCRIPTION
Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013.TRANSCRIPT
BURUH MIGRAN MENGGUGAT:Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik
Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013
BURUH MIGRAN MENGGUGAT:Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik
Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan
Tahun 2013
.:: Hal 1 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
BURUH MIGRAN MENGGUGAT:
Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi
Pada Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013
Penyusun:
Muh. Irsyadul Ibad, Yossy Suparyo , Nisrina Muthahari, Pratina Ikhtiyarini,
Fathulloh, Ahmad Rofahan, Anwar “Bobi” Ma'arif, Fera Nuraini
Penyelaras Bahasa:
Yossy Suparyo, M. Irsyadul Ibad
Tata Letak:
Wahyu Narko
Penerbit:
Pusat Sumber Daya Buruh Migran | Infest Yogyakarta
Jl. Veteran Gg. Janur Kuning 11 A
Pandeyan UH Yogyakarta 55121 | Telp/fax: 0274 -372378 | Email: [email protected] | Website:
www.buruhmigran.or.id | www.infest.or.id
Pemantauan ini dilakukan oleh Jaringan Kerja Buruh Migran untuk Keterbukaan Informasi Publik
yang terdiri dari Infest Yogyakarta, Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM), Lakpesdam-NU
Cilcacap, Paguyuban Peduli Buruh Migran dan Perempuan Seruni Banyumas, Serikat Buruh Migran
Indonesia (SBMI), Jingga Media Cirebon, Medialink Jakarta, Indonesian Migran Workers Union
(IMWU) Hong Kong, Asosiasi Buruh Migran Indonesia (ATKI) Hong Kong, dan Persatuan BMI
Tolak Overcharging (PILLAR) Hong Kong.
Didukung oleh Yayasan Tifa Jakarta
.:: Hal 2 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN 5
A. Latar Belakang Masalah 5
B. Metode Pemantauan 12
C. Ruang Lingkup Pemantauan 13
BAB II : PENYELENGGARAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
PADA LEMBAGA PELAYANAN SEKTOR MIGRASI KETENAGAKERJAAN 15
A. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 15
B. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia 37
C. Kementerian Luar Negeri 62
D. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong 66
BAB III: DINAMIKA PEMANTAUAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PADA
SEKTOR MIGRASI KETENAGAKERJAAN 75
A. Peta Informasi Publik Sektor Migrasi Ketenagakerjaan 75
B. Proses Pemantauan 78
C. Apakah Sistem Informasi Menjawab Kebutuhan Informasi? 87
BAB IV: REKOMENDASI 90
A. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 90
B. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia 91
C. Kementerian Luar Negeri 91
D. Komisi Informasi Pusat 92
E. Buruh Migran dan Elemen Masyarakat Sipil Lainnya 92
BAB V: RAGAM CATATAN PENGETAHUAN DAN TESTIMONI 93
.:: Hal 3 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelahiran Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik memberi
harapan baru pada kelompok buruh migran untuk mendorong pelayanan publik di sektor migrasi
ketenagakerjaan yang terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Kehadiran Undang-
undang 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan publik menjadi bagian lain yang turut mendukung
perbaikan tata kelola lembaga-lembaga publik yang bertanggungjawab atas pelaksanaan penempatan
dan perlindungan buruh migran. Pelaksanaan amanat UU 14 Tahun 2008 yang diimplementasikan
sejak tahun 2010 dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik hingga kini masih
belum menemukan bentuk ideal. Situasi tersebut turut terjadi pada sektor migrasi ketenagakerjaan.
Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Di Luar Negeri, secara spesifik, telah turut mengatur beberapa aspek hak informasi yang
melekat pada buruh migran Indonesia (BMI). Kewajiban-kewajiban penyediaan informasi tersebut
melekat pada institusi swasta yang terkait dengan penempatan BMI dan lembaga publik pemerintah.
UU tersebut telah mengulas tentang pentingnya hak informasi yang melekat pada BMI.
Hak atas informasi atau hak untuk memperoleh informasi merupakan bagian dari hak asasi manusia
yang diatur dalam pasal 28 F Undang-undang Dasar 1945. Setiap warga negara, secara setara, berhak
untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya. Hak tersebut melingkupi beberapa aspek spesifik, yaitu mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi melalui pelbagai jenis saluran yang telah
tersedia.
.:: Hal 5 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”
UUD 1945 Pasal 28 F
Informasi dalam negara demokrasi memegang peran besar dalam membangun partisipasi warga dan
mendorong pemerintahan yang demokratis, transparan, efektif, efisien dan bertanggungjawab.
Pelaksanaan tugas negara melalui lembaga-lembaga publik, akan lebih maksimal jika ditempatkan
dalam ranah terbuka yang dapat dikontrol dan diawasi oleh setiap anggota masyarakat. Keterlibatan
masyarakat, terutama kelompok yang langsung bersinggungan dengan jenis layanan, turut
menentukan sejauh mana lembaga publik bisa dan mampu menjalankan amanat pelaksanaan
pelayanan publik. Keterbukaan informasi secara fungsional berfungsi untuk mendorong perubahan
pola kerja yang belaku dan digunakan oleh lembaga publik. Lembaga publik di Indonesia masih
identik dengan ketertutupan. Dalih rahasia negara masih menjadi salah satu senjata ampuh bagi
lembaga publik untuk menuntut publik diam dan tidak mendapatkan akses atas informasi tertentu.
Kerahasiaan yang semula menjadi istilah yang digunakan secara sembarangan, kini diatur secara ketat
dengan persyaratan yang rinci. Semakin ketatnya penentuan kriteria kerahasiaan informasi,
berimplikasi pada semakin besarnya jumlah informasi yang disebut informasi publik.
Era ketertutupan yang ditandai dengan lebih besarnya informasi yang disebut rahasia atau tertutup,
idealnya kini berganti dengan era keterbukaan yang lebih banyak memberikan kesempatan publik
mengakses informasi. Masyarakat yang semula memiliki akses terbatas, kini lebih leluasa untuk
meminta, mengumpulkan dan mempergunakan dokumen informasi yang dimiliki oleh lembaga
publik1.
1 Kristian Erdianto, Implementasi Hak Atas Informasi Publik: Sebuah Kajian Dari Tiga Badan Publik Indonesia. Jakarta: Yayasan 28 dan Centre for Law and Democracy, 2012. hal 11
.:: Hal 6 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 1: Logika Keterbukaan Informasi
Disadur dan diubahsesuaikan dari Eriyanto, Dkk (2012)
Implementasi keterbukaan Informasi publik masih menjadi salah satu tantangan besar pengelolaan
sektor pelayanan publik di Indonesia. Sejak disahkan pada tahun 2008 dan diikuti oleh terbitnya
peraturan pemerintah yang spesifik mengaturnya, UU KIP belum sepenuhnya diberlakukan dan
dilaksanakan pada semua sektor. Analisa Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan
(Kontras) pada institusi kepolisian menujukkan masih lemahnya penegakan keterbukaan informasi
pada jajaran institusi penegak hukum tersebut. Uji informasi yang dilakukan salah satunya
menemukan bahwa 8 media website Kepolisian Republik Indonesia (Polri) belum memenuhi 5 jenis
informasi dasar yang harus tersedia mengacu pada UU KIP, seperti Profil Organisasi, Program dan
kegiatan yang tengah berlangsung; Informasi keuangan; akses informasi publik, dan; peraturan
sepsifik yang berimplikasi kepada publik2.
Sektor migrasi ketenagakerjaan adalah salah satu layanan publik yang tak luput dari kewajiban
keterbukaan informasi. Tak jauh berbeda dengan beberapaa sektor lain, seperti kepolisian, lembaga-
lembaga publik yang bertanggung jawab pada sektor ini pun masih menunjukkan ketertutupan. BMI
yang kerap disebut sebagai “pahlawan devisa” hingga saat ini masih mengalami pelbagai persoalan
yang salah satunya terkait dengan ketersediaan informasi. Sejak proses penempatan, BMI kerap
menghadapi persoalan yang diakibatkan oleh mnimnya akses atas informasi.
2 Kontras, Laporan Pemantauan Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik Di Institusi Polri. Jakarta: 2011. hal 20
.:: Hal 7 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Salah satu ketertutupan informasi yang menjadi salah satu penyebab persoalan BMI, sebagai contoh,
adalah daftar pengguna jasa bermasalah. UU Nomor 39 Tahun 2004 mewajibakan pihak KJRI untuk
secara berkala menerbitkan daftar pengguna jasa bermasalah di masing-masing negara penempatan.
Faktanya, BMI di negara tujuan kerap tidak mengetahui daftar nama pengguna jasa yang masuk
dalam daftar hitam. Hasilnya, BMI menjadi pihak yang rentan ditempakan pada pengguna jasa yang
bermasalah atau tidak bertanggungjawab. Minimnya akses informasi menyebabkan BMI menjadi
kelompok rentan pada proses pra penempatan, penempatan hingga kepulangan ke tanah air. Kasus
lain yang mengemuka terkait dengan akses informasi salah satunya menyangkut kewajiban
kepemilikan Kartu Tanda kerja Luar Negeri (KTKLN). Pengawasan yang dilakukan oleh Pusat
Sumber Daya Buruh Migran bersama jaringan kerja BMI, seperti Serikat Buruh Migran Indonesia
(SBMI), menunjukkan adanya kesimpangsiuran informasi dan pelanggaran dalam penyediaan
informasi pada sektor ini.
KTKLN yang pada UU 39 Tahun 2004 turut dibebankan kepada Pelaksana Penempatan Tenaga
Kerja Indonesia Swasta.(PPTKIS), oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI) seakan-akan menjadi beban BMI secara perorangan. Implikasinya, BMI
menjadi sulit dalam proses pemberangkatan, kepulangan sementara ke tanah air hingga persoalan lain
yang terjadi selama proses pemberangkatan. Persoalan tersebut lebih banyak terjadi pada BMI yang
pulang cuti ke tanah air. Pelbagai persoalan dialami oleh BMI akibat kesimpangsiuran informasi
KTKLN. Selebaran informasi KTKLN yang dibuat oleh BNP2TKI menjadi salah satu sumber
persoalan tersebut. Melalui media informasi tersebut, BNP2TKI seakan-akan menjadikan BMI
sebagai satu-satunya subjek hukum yang diatur oleh UU 39 Tahun 2004. Ancaman pidana yang
sebetulnya melekat pada PPTKIS yang memberangkatkan BMI tanpa KTKLN justeru ditimpakan
kepada BMI. Pasal 64 yang mengatur larangan bagi PPTKIS untuk menempatkan BMI tanpa
KTKLN, justeru disebut sebagai semata kewajiban BMI. Pasal 104 yang mengatur pidana terkait
KTKLN tidak disampaikan secara utuh dengan merujuk pada pasal 103 yang emnunjukkan subjek
hukum yang diatur. Hasilnya, informasi ancaman pidana atas ketiadaan KTKLN yang melekat pada
PPTKIS justeru dibebankan kepada BMI.
.:: Hal 8 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 2 Selebaran Informasi BNP2TKI tentang KTKLN
Informasi terkait dengan tata pengawasan pihak swasta yang terkait dengan penempatan BMI, seperti
PPTKIS dan konsorsium asuransi, pun tidak mudah ditemukan dalam beragam saluran informasi
yang dimiliki oleh lembaga-lembaga yang terkait langsung dengan tata kelola migrasi
ketenagakerjaan. Ketiadaan informasi tersebut membuat BMI tidak memiliki alternatif untuk
mengetahui pihak-pihak swasta yang pernah melanggar hukum dalam proses penempatan. Hal ini
tentu saja memperbesar kerentanan BMI untuk jatuh pada praktek perdagangan manusia, pemerasan
dan penjeratan hutang. Janji BNP2TKI untuk menerapkan sistem daftar hitam (black list) terbuka
untuk PPTKIS pun tak kunjung berbuah hasil3. Hingga kini, BMI masih mengalami kesulitan untuk
3 Kepala BNP2TKI menyatakan akan membuat sistem daftar hitam yang memuat daftar PPTKIS dan Agensi di negara penempatan yang bermasalah. Selain rencana tersebut, turut direncanakan sistem bursa kerja tingkat kecamatan guna mencegah percaloan, dan; sistem peringkat (rating) untuk balai latihan kerja (BLK) agar BMI
.:: Hal 9 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
mencari daftar PPTKIS yang bersumber dari pengawasan pemerintah.
Situasi penempatan BMI melalui sektor swasta yang tida dibarengi oleh akses informasi pengawasan
oleh negara jelas merugikan BMI. Laporan Perdagangan Perempuan dan Anak di Indonesia yang
disusun oleh International Catholic Migration Commission (ICMC) menunjukkan bahwa PPTKIS
dan calo tenaga kerja di luar negeri menjadi salah satu aktor penting dalam praktek perdagangan
manusia. Praktek tersebut berupa pemberian kerja yang tidak sesuai dengan kesepakatan sebelum
pemberangkatan, eksploitasi akibat penjeratan hutang, hingga penempatan BMI perempuan di
industri seks4.
Informasi pada sektor migrasi ketenagakerjaan tidak melekat semata pada satu lembaga publik. Secara
umum, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans) dan BNP2TKI adalah dua
lembaga yang secara spesfik mengurusi bidang tersebut. Di daerah, kedua lembaga tersebut memiliki
turunan serupa yang mengurusi bidang ini, seperti Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI)di Provinsi dan Dinas Tenaga Kerja. Kementrian Luar Negeri
(Kemlu), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementrian Sosial (Kemsos) dan kepolisian adalah deret
lembaga publik yang turut mengurusi isu ini.
Selain itu ketersediaan informasi publik yang memadai di sektor ini tidak semata harus
diselenggarakan oleh lembaga-lembaga publik di tingkat pusat. Di tingkat daerah, penyediaan
informasi yang memadai juga sangat dibutuhkan oleh BMI dan wajib dilakukan oleh lembaga publik
terkait. Uji penelusuran yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Buruh Migran pada tahun 2012
menunjukkan lemahnya penyelanggaraan penyediaan informasi oleh lembaga publik yang mengurusi
BMI di daerah. Analisa ketersediaan alat informasi Lembaga negara yang mengelola penempatan BMI
menunjukkan bahwa hanya 3 dari 18 BP3TKI di daerah yang memiliki situs (website). Ketiga
BP3TKI yang memiliki situs tersebut adalah UPT P3TKI Surabaya, BP3TKI Makasar dan Mataram.
dapat memilih. Hingga saat ini, belum terdapat sistem daftar hitam yang terbuka dan dapat diakses oleh BMI. Lihat http://www.gugustugastrafficking.org/index.php?option=com_content&view=article&id=121:bnp2tki&catid=97:pptkis-bermasalah&Itemid=126. Diakses pada 7 November 2013.
4 Ruth Rosenberg, Perdagangan Perempuan dan Anak di Indonesia. Jakarta: ICMC, 2003. hal 23-24
.:: Hal 10 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Ketiga situs yang dikelola oleh lembaga negara tersebut hanya menggunakan blog dengan
menggunakan subdomain wordpress.com dan Blogspot.com.
Ketiga situs tersebut miskin konten yang membantu BMI. Situs BP3TKI Mataram
(http://bp3tkimataram.wordpress.com) hanya berisi 1 konten berisi pengumuman penerimaan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) BNP2TKI yang terkahir diunggah pada 28 Oktober 200TKI9. Situs
BP3TKI Makassar (http://bp3tkimks.wordpress.com) hanya berisi halaman statis yang memuat visi
dan misi saja. Situs ini terakhir diperbaharui pada 16 Februari 2012. Situs UPT P3TKI Surabaya
(http://upt-p3tkisurabaya.blogspot.com) hanya menyediakan 9 konten pada tahun 2011 dan
kebanyakan hanya berisi informasi seremoni institusi tersebut. Dari keseluruhan informasi yang
disediakan di situs tersebut hanya 1 informasi tentang kebutuhan migrasi, yaitu informasi tentang
persyaratan KTKLN (diunggah pada 3 Mei 2011). Ketiga situs tersebut, bahkan, tidak menyediakan
alamat resmi yang dapat dituju oleh BMI untuk pengurusan administrasi atau kasus5.
Konteks keterbukaan informasi pada sektor ini secara garis besar menghadapi dua tantangan besar,
yaitu: (1) ketersediaan informasi yang dikelola oleh lembaga negara terkait, dan; (2) akurasi informasi
yang disampaikan oleh masing-masing lembaga publik. Kajian ini mencoba memaparkan beberapa
bagian dari keterbukaan informasi yang diselenggarakan oleh lembaga publik yang
bertanggungjawab pada sektor migrasi ketenagakerjaan. Laporan ini disusun mengacu pada hasil uji
informasi yang dilakukan oleh Jaringan Kerja BMI untuk keterbukaan informasi yang dilakukan
sejak Februari hingga Oktober 2013.
Pemanatauan akses informasi pada sektor migrasi ketenagakerjaan yag dilakukan oleh Jaringan Kerja
BMI untuk keterbukaan Informasi bertujuan untuk: pertama, mendorong transparansi dan
akuntabilitas pada masing-masing lembaga publik yang terkait secara langsung dengan tata kelola
penempatan dan perlindungan BMI. Keterbukaan informasi diharapkan memperbesar kontrol
5 Pemeriksaan ketiga media tersebut pada November 2013 menunjukkan tidak adanya perubahan pada BP3TKI Makasar dan Mataram. Blog khusus UPT-P3TKI Jawa Timur kini sudah dihapus. Alamat URL merujuk pada badan tersebut telah dinaungi secara khusus oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur di alamat http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/unit-pelaksana-teknis/upt-p3tki-surabaya/profi-upt-p3tki. Meski demikian, tidak ada penyediaan informasi yang memadai pada sub bagian portal tersebut.
.:: Hal 11 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
masyarakat sipil terhadap kinerja lembaga-lembaga publik tersebut yang berimplikasi pada perbaikan
penyelenggaraan pelayanan dan tata kelola. Kedua, memperluas keterlibatan kelompok BMI dalam
pengawasan pelayanan publik di sektor migrasi ketenagakerjaan melalui keterbukaan informasi
publik. Akses informasi yang terbuka diharapkan dapat dapat memperkuat posisi BMI berhubungan
dengan lembaga publik dan sektor swasta lain yang terkait. Ketiga, mendorong efektivitas kinerja
keterbukaan informasi yang telah diterapkan pada masing-masing lembaga publik sektor migrasi
ketenagakerjaan.
B. Metode Pemantauan
Proses pemantauan keterbukaan informasi dilakukan dengan mengajukan permintaan informasi
kepada lembaga-lembaga publik. Permintaan informasi dilakukan secara tertulis menggunakan surat
resmi permintaan informasi dan beberapa pendekatan lainnya, seperti melalui pesawat telepon, media
sosial dan tatap muka. Upaya mendatangi lembaga publik terkait juga dilakukan untuk memeriksa
kesiapan langsung masing-masing lembaga publik dalam penyelenggaraan keterbukaan informasi,
seperti kesiapan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID).
Pemantauan juga dilakukan melalui pengawasan detil informasi publik yang terkait langsung dengan
pelayanan publik yang disampaikan lembaga melalui media resmi. Pengawasan ini terkait dengan isu-
isu spesifik yang berkaitan langsung dengan pelayanan sektor migrasi ketenagakerjaan.
Prosedur permintaan informasi, sebagai salah satu metode, digunakan mengikuti alur permintaan
informasi yang diatur dalam UU 14 Tahun 2008, PP 61 Tahun 2010 dan Peraturan Komisi Informasi
(PERKI). Permintaan informasi disusun dan disampaikan oleh perseorangan dan organisasi yang
tergabung dalam jaringan kerja ini.
Pencatatan pengetahuan dan pembelajaran menjadi bagian langsung dari proses ini guna
memunculkan beragam pengalaman terkait ke publik. Ragam pengalaman ini diharapkan mampu
memberi pembelajaran bagi komunitas dan individu BMI atau elemen masyarakat sipil lain yang
bermaksud melakukan permintaan informasi.
.:: Hal 12 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Proses uji informasi yang dilakukan oleh jaringan kerja ini berkembang menyasar beberapa lembaga
publik yang semula tidak ditargetkan dalam perencaan kolektif. Perkembangan ini harus dilakukan
untuk menanggapi pelbagai temuan dan dinamika tata kelola dan pelayanan BMI oleh lembaga
publik.
C. Ruang Lingkup Pemantauan
Proses pemantauan ini mencakup beberapa aspek, yaitu: (1) penelusuran kesiapan kelembagaan PPID;
(2) pelacakan kelengkapan informasi melalui media website lembaga publik, dan; (3) tanggapan
lembaga publik atas permintaan informasi. Kesemua aspek diharapkan memberi gambaran terperinci
tentang kesiapan dan implementasi keterbukaan informasi. Pemeriksaan juga diharapkan menemukan
rincian pola penerapan pada masing-masing lembaga.
Proses pemantauan ini dilakukan di Indonesia dan di luar negeri (Hong Kong). Di Indonesia uji
informasi menyasar lembaga-lembaga di tingkat nasional dan daerah. Sementara di luar negeri, uji
informasi menyasar secara spesifik Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong.
Nasional
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI)
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans)
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu)
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Direktorat Jenderal Imigrasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Jawa Barat
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Cirebon
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indramayu
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Majalengka
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kuningan
Jawa Tengah BP3TKI Jawa Tengah
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Banyumas
.:: Hal 13 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Cilacap
Jawa Timur
Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (UPTP3TKI) Surabaya
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Malang
Yogyakarta
Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BP3TKI) Yogyakarta
Kantor Imigrasi Kelas II Yogyakarta
Hong Kong Konsulat Jenderal Republik Indonesia
.:: Hal 14 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
BAB II
PENYELENGGARAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
PADA LEMBAGA PELAYANAN SEKTOR MIGRASI KETENAGAKERJAAN
A. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Berbicara tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI), maka Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Kemenakertrans) adalah lembaga utama yang diserahi tugas dan wewenang untuk mengatur segala
regulasi terkait dengan ketenagakerjaan. Kemenakertrans menjadi lembaga publik yang memiliki
kewenangan membuat kebijakan yang kemudian dapat dilaksanakan oleh Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) selaku badan publik pelaksana
kebijakan seputar migrasi TKI.
Terkait dengan pelaksanaan keterbukaan informasi publik, Kemenakertrans mulai
mengimplementasikan UU KIP dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor KEP 218/MEN/VIII/2011 Tentang Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 19 Agustus 2011. Peraturan tersebut
mengatur secara spesifik alur dan pola pelaksanaan keterbukaan informasi di kementerian tersebut.
Penerbitan Peraturan Menteri (Permen) tersebut turut diikuti dengan pembentukan kelembagaan
Pengelola Informasi dan Dokumentasi.
Berikut tabel ringkasan profil Kemenakertrans dalam konteks keterbukaan informasi publik:
Nama LembagaKementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
(Kemenakertrans) PPID (Tersedia/Tidak
Tersedia)
Tersedia
Peraturan terkait PPIDKeputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor Kep. 218/ MEN/ VIII/ 2012 tentang Pejabat Pengelola Informasi
.:: Hal 15 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
dan Dokumentasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Jumlah Petugas PPID
Mengacu pada struktur yang tersedia, jumlah pejabat yang mengurus
Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Kemenakertrans
sebanyak 42 anggota.
Mengacu lampiran dari Kepmenakertrans No.218 tahun 2011, susunan
dari anggota Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di
lingkungan Kemenakertrans adalah sebagai berikut:
Dewan Pertimbangan:
1. Inspektur Jendral
2. Direktur Jendral Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas.
3. Direktur Jendral Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja.
4. Direktur Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
5. Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan.
6. Direktur Jendral Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi.
7. Direktur Jendral Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan
Kawasan Transmigrasi.
8. Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi.
Atasan Pengelola Informasi dan Dokumentasi Utama:
Sekretaris Jendral.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Utama:
Kepala Pusat Hubungan Masyarakat.
Sekretaris:
Kepala Bidang Hubungan Antar Lembaga, Dokumentasi dan
Perpustakaan, Pusat Hubungan Masyarakat.
.:: Hal 16 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Bidang Pengelola dan Pelayanan Informasi Publik:
1. Kabag Perencanaan Umum Biro Perencanaan.
2. Kabag Perencanaan dan Pengembangan Pegawai, Biro Organisasi
dan Kepegawaian.
3. Kabag Perlengkapan, Biro Umum.
4. Kabag Akuntansi dan Pelaporan, Biro Keuangan.
5. Kabag Pendapat Umum dan Media Massa Pusat Hubungan
Masyarakat.
6. Kabag Pengembangan Sistem Informasi dan Sumber Daya
Informatika, Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi.
Bidang Dokumentasi dan Arsip Informasi Publik:
1. Kabag Evaluasi dan Pelaporan Biro Perencanaan;
2. Kabag Rumah Tangga dan Keamanan Biro Umum;
3. Kabag TU Pusat Humas;
4. Kabag TU Biro Hukum;
5. Kabag TU Biro Umum;
6. Kabag TU Biro Keuangan;
7. Kabag TU Biro Organisasi dan Kepegawaian;
8. Kasubbid Publikasi, Dokumentasi, dan Perpustakaan Pusat Humas.
9. Kasubag Dokumentasi dan Informasi Hukum Biro Hukum.
Bidang Sengketa Informasi Publik:
1. Kepala Biro Hukum;
2. Kabag Penyululan dan Bantuan Hukum, Biro Hukum;
3. Kabag Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Ditjen Pembinaan
Pelatihan dan Produktivitas;
4. Kabag Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Ditjen Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja;
.:: Hal 17 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
5. Kabag Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Ditjen Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
6. Kabag Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Ditjen Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan;
7. Kabag Hukum dan Organisasi Ditjen Pembinaan Pembangunan
Kawasan Transmigrasi;
8. Kabag Hukum dan Organisasi Ditjen Pembinaan Pengembangan
Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi;
9. Bagian Umum Inspektorat Jandral;
10. Kabag Program, Evaluasi, dan Pelaporan Badan Penelitian,
Pengembangan dan Informasi.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Unit Kerja:
1. Sekretaris Inspektorat Jendral;
2. Sekretaris Direktorat Jendral; Pembinaan Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi Unit Kerja Pelatihan dan
Produktivitas;
3. Sekretaris Direktorat Jendral Pembinaan Penempatan Tenaga
Kerja;
4. Sekretaris Direktorat Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
5. Sekretaris Direktorat Jendral Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan;
6. Sekretaris Direktorat Jendral Pembinaan Pembangunan Kawasan
Transmigrasi.
Saluran Publik
Alamat: Lantai 2 Ruangan Perpustakaan Kemenakertrans di Jl. Jenderal
Gatot Subroto Kav 51 Jakarta Selatan
Telepon: 021-7900019, 021-5255733 FAX: 021-5201513 Website:
http://ppid.depnakertrans.go.id
Email: [email protected] Twitter: @menakertrans
.:: Hal 18 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Berikut bagan struktur PPID Kemenakertrans:
Gambar 3
Struktur PPID Kemnakertrans
Mengacu pada hasil dan proses permintaan informasi yang dilakukan Jaringan Kerja Buruh Migran
Indonesia (BMI) untuk Keterbukaan Informasi didapati PPID Kemenakertrans tidak maksimal dalam
mengimplementasikan keterbukaan informasi. Salah satu indikator yang mencolok dari proses ini
adalah kesimpangsiuran pelayanan permintaan informasi.
.:: Hal 19 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 4
Anwar “Bobi” Ma'arif, Pegiat DPN SBMI saat memantau perkembangan permintaan informasi yang
diajukan ke PPID Kemenakertrans
Semua permintaan informasi yang dikirimkan kepada kementerian ini tidak dijawab sesuai prosedur
waktu pelayanan yang ditentukan (10 hari kerja + 7 hari kerja untuk tambahan), kecuali permintaan
informasi dari DPN SBMI terkait permohonan penjelasan Peraturan Menteri No.4 tahun 2013
tentang TKI re-entry. Beberapa permintaan informasi bahkan tidak ditanggapi oleh PPID
Kemenakertrans. Mengacu pada hasil pengamatan langsung yang dilakukan dengan mendatangi
PPID Kemenakertrans oleh DPN SBMI dan Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM), PPID
Kemenakertrans berada satu ruangan dengan perpustakaan. Tim pemantau beberapa kali menemukan
meja PPID kosong dan hanya dijaga oleh petugas perpustakaan. Petugas penjaga yang secara spesifik
berwenang menangani permintaan informasi sejauh pemantauan yang dilakukan oleh DPN SBMI
masih belum jelas.
Saat pemantauan berlangsung, petugas perpustakaan memanggil petugas lain yang disebut sebagai
petugas yang biasa melayani loket PPID. Petugas tersebut ternyata merupakan bagian dari
.:: Hal 20 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
perpustakaan Kemenakertrans dan tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk melayani proses
permintaan informasi yang disampaikan. Aksi saling lempar wewenang oleh petugas yang menjaga
meja PPID pun turut terjadi. Pemantau yang mencoba menacari keterangan lebih rinci mengenai
proses penyelenggaraan keterbukaan informasi tidak dapat mendapatkan penjelasan maksimal oleh
petugas yang disebut sebagai petugas PPID.
Upaya klarifikasi permintaan informasi yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Nasional (DPN)
Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) secara langsung dengan mendatangi PPID di
Kemenakertrans turut menemui jalan buntu. Pihak PPID pun sempat menyatakan telah
mengirimkan jawaban atas permintaan informasi yang disampaikan oleh DPN SBMI melalui pos.
Ironisnya, DPN SBMI tidak pernah secara langsung menerima jawaban Kemnakertrans melalui pos.
Pihak PPID pun berkebaratan dan tidak dapat menunjukkan resi pengiriman berkas jawaban6.
Upaya meminta langsung jenis informasi yang disampaikan melalui surat dalam tatap muka tersebut
pun tidak dapat dipenuhi. Idealnya, jika dokumen tersebut pernah dikirimkan melalui surat kepada
DPN SBMI, maka proses temu kembali dokumen akan menjadi lebih mudah dibandingkan dengan
mempersiapkan dokumen itu dari awal. Tidak adanya pembukuan secara terperinci brtentangan
dengan prinsip pendokumentasian yang diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor Kep. 218/ MEN/ VIII/ 2012 pasal 167. Pasal 19 Kepmen tersebut lebih
memperinci kewajiban PPID selaku penyedia informasi untuk mencatat dan membuat rekapitulasi
berkala8. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa impementasi keterbukaan informasi, mengacu pada
Keputusan Menteri yang sama, bahwa setiap informasi publik dapat diakses secara oleh setiap saat
belum terimplementasi sepenuhnya9.
6 Catatan laporan pemantauan DPN SBMI ke Kamnakertrans. 7 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.218/MEN/VIII/2012 Pasal 16:Kepala Pusat
Hubungan Masyarakat Kementerian dan Kepala Unit Pelaksana Teknis membuat pembukuan permohonan dan pelayanan informasi publik.
8 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.218/MEN/VIII/2012 Pasal 19 mencatat setiap permohonan dan membuat rekapitulasinya secara berkala; membangun dan mengembangkan sistem pengelolaan informasi dan dokumentasi; memberikan jawaban atas permohonan informasi;
9 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.218/MEN/VIII/2012 Pasal 3: setiap informasi publik bersifat terbuka, dan dapat diakses oleh setiap pengguna informasi publik;
.:: Hal 21 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Proses pemenuhan yang melampaui batas 10 hari ditambah 7 hari kerja menunjukkan kinerja yang
belum sepenuhnya berjalan mengacu pada aturan yang spesifik mengatur pola kerja PPID. Belum
maksimalnya pelayanan juga ditunjukkan oleh tidak adanya bukti yang diberikan kepada pemohon
informasi, seperti diatur dalam Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 201010. Tidak adanya
nomor registrasi yang diberikan mempersulit proses pemeriksaan status permohonan informasi yang
disampaikan pemohon. Meski akhirnya Pihak PPID memberikan beberapa jawaban atas permintaan
informasi, ketercukupan aspek prosedural masih belum sepenuhnya terpenuhi. Pihak PPID tidak
memberikan keterangan rinci atas jenis informasi yang tidak diberikan meskipun berada dalam surat
permintaan informasi yang sama. Pengecualian ini tidak mendapatkan penjelasan rinci seperti diatur
dalam Perki 01 201011.
Gambar 5
Mekanisme Permintaan Informasi di Kemnakertrans
10 Peraturan Komisi Informasi Nomor 01 Tahun 2010 Pasal 24. 11 Peraturan Komisi Informasi Nomor 01 Tahun 2010 Pasal 26.
.:: Hal 22 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Tabel Pemantauan Website Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans)
NoJenis Informasi
Berdasarkan UU KIPTingkat Penerapan
1 Profil Organisasi Status Ketersediaan Informasi: Tidak Lengkap
Informasi tentang profil organisasi, terdapat di beberapa menu,
antara lain menu “Tentang Kemenakertrans” yang berisi
menu Organisasi, Visi dan Misi, Sejarah, dan Rencana Strategis
(renstra) Kemenakertrans.
Profil organisasi Kemenakertrans untuk sub menu organisasi
berisi susunan organisasi yang ada di Kemenakertrans beserta
nama pemegang jabatan. Visi-misi Kemenakertrans secara
sederhana memaparkan apa yang menjadi tujuan dan cara
pelaksanaannya secara sederhana. Untuk sub menu sejarah
Kemenakertrans, dijelaskan mengenai seluk-beluk dibentuknya
Kemenakertrans.
Sedangkan pada sub menu rencana strategis Kemenakertrans,
hanya dijelaskan secara singkat mengenai tujuan dari
peningkatan daya saing di bidang ketenagakerjaan. Sedangkan
menu renstra Kemenakertrans justru tak bisa diakses.
Menu lain yang masih berkaitan dengan profil organisasi adalah
menu “Unit Kerja” terdiri dari Sekretariat Jendral, Inspektorat
Jendral, Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi, serta
enam Direktorat Jendral di Kemenakertrans yang masing-
masing menu dirinci dalam empat sub-menu antara lain; menu
“Organisasi” yang berisi bagan struktur jabatan dan nama
pejabat, menu “Tugas, Pokok dan Fungsi” berisi ringkasan tugas
.:: Hal 23 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
dalam satu hingga dua kalimat dan rincian fungsi dalam daftar
tanda dan angka (bullet and numbering), menu “Visi dan Misi”
berisi visi dan misi masing-masing unit kerja, dan menu “Web
Unit Kerja” yang berisi tautan (link) pada sub domain atau web
khusus di masing-masing unit kerja.
Sub domain “Web Unit Kerja” tidak semua bisa diakses.
Beberapa web unit kerja yang tak berfungsi diantaranya:
Inspektorat Jendral; Sekretariat Jendral; Ditjen Pembinaan,
Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi; serta
Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan. Web-web tersebut ada yang berisi halaman
kosong dan sebagian memang tak bisa diakses.
Sebagai salah satu lembaga pemerintah, website Kemenakertrans
tidak menyertakan kontak lengkap yang bisa menghubungkan
lembaga mereka dengan masyarakat. Bila dilihat pada home page Kemenakertrnas, hanya akan ditemu alamat kantor saja tanpa
nomor telepon, fax, ataupun alamat email.
Informasi nomor telepon/fax, baru ditemukan di Sub Domain
Unit Kerja Ditjen Binalantas
http://binalattas.depnakertrans.go.id/ , sementara informasi
alamat surat elektronik (surel/email) tidak berhasil ditemukan,
admin web hanya menyediakan formulir online untuk bertanya. 2 Program Kegiatan Status Ketersediaan Informasi: Tidak Lengkap
Kemenakertrans sama sekali tak mencantumkan program-
program kegiatan yang sedang atau akan dilaksanakan secara
rinci pada menu khusus. Website Kemenakertrans hanya
menginformasikan program kegiatan melalui berita-berita yang
.:: Hal 24 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
bersifat umum. Menu khusus terkait program kegiatan tersedia
pada halaman unduh (download) yang berisi satu dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP 2010-2025)
yang bersifat sangat umum.
Satu sal terpenting dari program dan kegiatan dari kementerian
atau lembaga adalah adanya quick wins. Kemenakertrans tak
menyertakan quick wins dalam websitenya. Quick wins sendiri
adalah sesuatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang
mengawali suatu program besar dan sulit dalam waktu yang
kurang dari 12 bulan.
Secara sederhana, quick wins merupakan program wajib yang
menjadi prioritas suatu kementerian/ lembaga dan berusaha
untuk diselesaikan dalam waktu secepatnya. Biasanya quick wins mencakup program 100 hari kerja masa jabatan suatu periode
kerja kementerian/ lembaga.
Menu di website Kemenakertrans sebenarnya menunjukkan
program kerja tentang Perencanaan Tenaga Kerja. Namun
demikian, menu tersebut mengarah ke sub domain
http://pusatptk.depnakertrans.go.id yang hanya berisi data statis
terkait ketenagakerjaan yang susah diakses dan dipahami publik.
Tidak adanya program kerja yang dicantumkan dalam website,
mengakibatkan tertutupnya akses informasi tentang apa saja
program kerja yang sedang dikerjakan Kemenakertrans, siapa
penanggungjawab programnya, dan berapa besar pagu APBN
yang digunakan.
.:: Hal 25 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
3 Info Keuangan
Status Ketersediaan Informasi: Tidak Ada
Website Kemenakertrans sama sekali tak mencatumkan laporan
keuangannya. Padahal sebagai lembaga publik pemerintah,
sudah seharusnya melakukan pelaporan keuangan sebagai
bentuk transparansi.
Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) di setiap badan publik telah diatur cukup jelas
di UU No. 14 Tahun 2008. Pada undang-undang tersebut,
dengan jelas disebutkan bahwa DIPA dan RKA-KL adalah
dokumen terbuka yang harus dipublikasikan.
4Akses Info Publik
(PPID)
Status Ketersediaan Informasi: Tidak Lengkap
PPID Kemenakertrans berada di alamat
http://ppid.depnakertrans.go.id/. Menu atau tautan (link)
website PPID Kemenakertrans dicantumkan dalam menu
pemintas (shortcut) di website utama www.depnakertrans.go.id.
Laman muka PPID Kemenakertrans berisi menu-menu berupa
beranda, badan publik, struktur, standar layanan, informasi
publik, dan pemohon informasi. Website PPID Kemenakertrans
tidak lengkap dalam memberikan informasi sesuai dengan UU
KIP.
PPID Kemenakertrans tidak mencantumkan informasi pokok
seperti informasi serta merta yang berisi informasi rutin
keuangan dan kegiatan atau program yang sedang dijalankan.
Selain itu, menu struktur di website PPID Kemenakertrans,
kosong, sehingga tidak ada informasi bagaimana struktur PPID,
siapa saja pejabatnya, dan apa tugas pokok dari masing-masing
.:: Hal 26 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
orang yang memegang jabatan dalam PPID.
Sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 2008 dijelaskan bahwa
setiap badan publik wajib menyertakan informasi, mengenai
data jumlah permintaan informasi yang masuk ke
Kemenakertrans, jumlah data yang permintaan informasinya
ditolak, dan alasan penolakan. Sampai saat ini, website PPID
Kemenakertrans sama sekali tak menyertakan data-data tersebut.
Data wajib lain yang wajib diberikan tiap badan publik adalah
data tentang pengumuman yang menyangkut kepentingan
masyarakat luas. Jenis informasi ini bisa berupa pengumuman.
PPID Kemenakertrans sama sekali tak menyertakan informasi
tersebut.
Lagi-lagi website PPID Kemenakertrans juga tak menyertakan
kontak lengkap seperti nomor telepon, fax ataupun alamat
email. Website PPID hanya menyertakan alamat kantor/
gedung Kemenakertrans saja.
Pada menu informasi publik PPID Kemenakertrans, diberikan
juga sub menu lain yang berhubungan dengan informasi
publik. Beberapa sub menu yang ada dalam menu informasi
publik diantaranya sub menu tentang Sekretariat Sendral,
Inspektorat Jendral, Balifto, Ditjen P2MKT, Ditjen P2KT,
Ditjen Binapenta, Ditjen Binalattas, Ditjen PHI Jamsos dan
Ditjen PPK.
Dari semua sub menu yang ada di informasi publik, hanya sub
.:: Hal 27 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
menu Balifto saja yang bisa diakses. Sub menu lain sama sekali
tak diakses dan hanya menampilkan halaman kosong. Jenis
informasi lain yang juga wajib ada dalam PPID adalah SOP.
Namun, lagi-lagi PPID Kemenakertrans juga tak
menyampaikan informasi tersebut.
Tegasnya dari pemantauan yang dilakukan, keberadaan website
PPID Kemenakertrans terkesan hanya formalitas atau “sekadar
ada” dan tidak dikelola dengan serius.
5 Peraturan dan Kebijakan
Status Ketersediaan Informasi: Sangat Lengkap
Peraturan dan kebijakan juga merupakan informasi yang wajib
disediakan di website badan publik. Pada website
Kemenakertrans, informasi ini disajikan cukup rinci dan
lengkap dalam menu peraturan perundangan. Menu ini cukup
rinci memaparkan peraturan dan kebijakan yang berhubungan
dengan ketenagakerjaan. Menu peraturan di website
Kemenakertrans juga memudahkan pengguna untuk
mengunduh (download) dokumen. Selain itu, admin web cukup
cepat untuk mengunggah setiap dokumen peraturan terbaru.
Beberapa jenis peraturan dan kebijakan yang ada dalam website
Kemenakertrans diantaranya:
● undang-undang
● peraturan pemerintah
● keputusan presiden
● instruksi presiden
● peraturan presiden
● keputusan menteri
.:: Hal 28 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
● Peraturan Menteri
● instruksi menteri
● kep. dirjen/kabadan
● surat keputusan bersama
● surat edaran
● lainnya (keputusan musyawarah nasional korpri)
Dari semua menu tersebut, Kemenakertrans dengan lengkap
menyebutkan informasi yang mereka punya terkait kebijakan
dan peraturan.
Gambar 6
Cuplikan Website PPID Kemnakertrans
Website PPID Kemenakertrans hanya berisi informasi statis dan tidak memiliki pengelolaan berkala
(update).
.:: Hal 29 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Tabel Informasi Lain di Website Kemenakertrans (http://depnakertrans.go.id/)
No Jenis Informasi Tingkat Penerapan
1. Kemitraan
Status: Tidak Tersedia
Website Kemenakertrans tidak menyediakan informasi mengenai
kemitraan atau kerja sama yang sedang dijalin, termasuk kerja sama dalam
hal ketenagakerjaan dengan pelbagai pihak baik lembaga pemerintah,
lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, maupun pihak swasta.
2.Info Reguler
(Berita)
Tersedia
Salah satu jenis informasi tambahan yang ditemukan dalam website
Kemenakertrans adalah info reguler. Info ini lebih memperlihatkan
konten-konten yang berhubungan dengan pemberitaan yang menyangkut
Kemenakertrnas. Info reguler disajikan dalam tiga kategori yakni Tenaga
Kerja, Transmigrasi, dan Umum
3.
Layanan
Online (Selain
PPID)
Tersedia
Layanan publik online website Kemenakertrans selain PPID, terdapat
dalam menu Layanan Online yang berisi 3 layanan, yakni: Informasi
pasar kerja, Tenaga Kerja Asing (TKA) Online, dan Bursa Transmigrasi
Online.
Layanan online terkait Tenaga Kerja Indonesia (TKI) melalui sistem
bernama SISKOTKILN sebenarnya ada, namun tidak dipublikasikan dan
hanya bisa diakses sementara (untuk kebutuhan TKI Overstay di Arab
Saudi dalam mencari nomor paspor mereka) melalui kanal (port) atau
alamat khusus di:
http://siskotkln.depnakertrans.go.id:8080
Sehingga dapat dikatakan di website Kemenakertrans tidak ada layanan
online atau menu informasi yang secara khusus disediakan bagi TKI
selain peraturan dan undang-undang.
.:: Hal 30 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 7
Struktur Kerja Dit. PTKLN
Salah satu bagian khusus pada Kemenakertrans yang secara spesifik mengurusi bidang
ketenagakerjaan adalah Direktorat Jendral Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta).
Direktorat ini bertugas untuk mengkoordinir tata kelola pelaksanaan ketenagakerjaan di Indonesia,
termasuk di luar negeri. Ketenagakerjaan di luar negeri dikelola langsung di bawah Direktorat
Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (Dit PTKLN).
Penelusuran yang dilakukan pada website yang secara spesifik melayani sektor ketenagakerjaan ini
menunjukkan bahwa sistem informasi ini tidak terkelola. Konten terbaru yang disajikan dalam portal
.:: Hal 31 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
ini tertanggal 8 Mei 2010. Tata letak portal ini pun masih belum tertata rapi. Penyajian informasi
melalui portal ini menunjukkan seakan portal ini belum selesai dibangun. Permasalah teknis berupa
tata posisi dan letak konten masih muncul dalam web yang dikelola oleh lembaga publik di tingkat
nasional ini.
Gambar 8
Cuplikan website Binapenta
Portal ini secara gamblang menunjukkan kinerja tidak optimal dari pengelolaan informasi pada
Direktorat Jendral yang secara spesifik menangani bidang ketenagakerjaan. Selain konten terakhir
yang diunggah pada tahun 2010, portal ini tidak pula menyediakan informasi yang berkaitan
langsung dengan wewenang dan pelaksanaan pelayanan publik di bawah direktorat ini. Empat menu
utama yang berkaitan dengan pelayanan publik tidak satu pun bekerja atau dapat digunakan, yaitu
info kerja, e-reporting informasi tenaga kerja, informasi tenaga kerja asing dan publikasi. Hampir
semua menu yang terpapar di halaman utama website tidak berfungsi atau bermasalah pada layanan.
Menu layanan yang terkait dengan pelayanan publik secara umum hanya menyajikan profil
pelayanan tanpa menjelaskan prosedur dan mekanisme akses publik atas pelayanan tersebut. Salah satu
temuan menarik terdapat pada menu bursa kerja. Menu ini tidak menyajikan daftar bursa kerja,
melainkan daftar Dinas Tenaga Kerja di setiap daerah yang disebut sebagai tempat informasi terpadu
.:: Hal 32 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
pencarian kerja. Menu ini pun turut merekomendasikan satu portal eksternal (www.infokerja.web.id)
yang tidak bisa diakses.
Layanan khusus BMI tidak terdapat pada portal ini. Informasi-informasi pokok, seperti hasil
pengawasan dan evaluasi PPTKIS, selaku sektor swasta yang diberi wewenang penempatan BMI,
tidak dapat ditemukan pada lembaga yang bertanggungjawab pada bidang tersebut ini. Ketersediaan
informasi tentang PPTKIS bermasalah berguna bagi TKI untuk menentukan pilihan jasa PPTKIS
yang akan digunakan. Lebih jauh, hasil evaluasi yang menunjukkan kinerja pelayanan PPTKIS
menjadi bagian lain yang digunakan sebagai bahan pertimbangan.
Gambar 9
Cuplikan konten website Dirjen Binapenta terkait dengan isu BMI yang sangat minim informasi dan
tidak dikelola dengan serius
Serupa dengan Kementerian, Dinas terkait dengan Ketenagakerjaan di daerah pun masih jauh dari
memenuhi aspek minimal keterbukaan informasi. Pemantauan yang dilakukan di beberapa daerah,
seperti Banyumas, Kuningan, Cirebon dan Majalengka menunjukkan lemahnya implementasi
keterbukaan informasi pada dinas urusan ketenagakerjaan yang berhubungan dengan TKI di daerah-
daerah tersebut. Pemantauan yang dilakukan di beberapa daerah tersebut bahkan menunjukkan fakta
bahwa lembaga publik terkait bahkan tidak mengerti definisi PPID, seperti diamanatkan oleh UU
KIP dan Keputusan Menteri terkait.
.:: Hal 33 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Banyumas
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Banyumas berdasarkan
pemantauan Paguyuban Buruh Migran dan Perempuan Seruni Banyumas, belum memiliki PPID.
Permintaan informasi yang dilakukan melalui surat dilayani menggunakan prosedur umum, yakni
didata oleh bagian tata usaha yang kemudian didisposisikan ke Pimpinan. Hingga 2013 permintaan
informasi yang masuk hanya dari Seruni Banyumas.
Mengacu pada pengalaman Seruni, permintaan informasi secara mendalam masih jarang terjadi di
Banyumas. Permintaan informasi secara resmi yang disampaikan kepada Dinas tersebut merupakan
permintaan informasi publik pertama yang diterima. Pihak dinas pun kebingungan dengan prosedur
permintaan informasi yang disampaikan oleh Suswoyo, salah satu pegiat Seruni12.
Pihak Dinas menyatakan secara spesifik bahwa PPID pada dinas tersebut belum terbentuk.
Permintaan informasi dapat disampaikan langsung kepada Kepala Dinas. Faktor kedekatan Seruni
Banyumas dengan pihak Dinsosnakertrans turut memengaruhi pemberian informasi yang diminta
oleh Suswoyo. Pihak dinas menyatakan sangat sulit untuk menyediakan informasi yang diminta,
tetapi pihak dinas menyatakan kesiapan memenuhi permintaan informasi yang disampaikan oleh
Seruni Banyumas. Salah satu kesulitan dalam penyediaan informasi oleh dinas tersebut terkait dengan
masih karut-marutnya tata kelola data dan dokumen pada dinas tersebut. Peminta informasi bahkan
menerima data mentah (buku jurnal penempatan TKI Banyumas) yang perlu dikaji lebih lanjut.
Situasi tersebut menyebabkan peminta informai dari Banyumas harus melakukan pendekatan non-
prosedural untuk mengakses informasi. Peminta informasi dilakukan dengan menghubungi
langsung petugas yang dikenal pada dinas tersebut13. Soal akses informasi publik, pada tahun 2011
Dinas ini sempat mengikuti sosialisasi pengadaan sistem informasi berupa website untuk
Disnakertrans Banyumas dari Pemerintah Kabupaten Banyumas, namun hingga saat ini keberadaan
sistem informasi tersebut belum direalisasikan.
12 Keterangan Suswoyo, Pegiat Seruni Banyumas, 6 Juli 201313 ibid
.:: Hal 34 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 10: Rovahan, Pegiat Jingga Media saat melakukan permintaan informasi BMI
Dinas Tenaga Kerja Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka
Didatangi oleh peminta informasi dari Jingga Media Cirebon, ketiga dinas tersebut terperanjat
mengetahui daftar informasi yang diminta. Selain tidak mengerti aturan yang mengatur keterbukaan
informasi melalui UU 14 Tahun 2008, dinas-dinas tersebut menyatakan secara rinci bahwa PPID
belum terbentuk pada ketiga dinas di wilayah Jawa Barat tersebut. Mereka kebingungan menanggapi
permintaan informasi secara prosedural yang disampaikan oleh Ahmad Rovahan, Pegiat Jingga Media
Cirebon.
Permintaan informasi berupa surat yang disampaikan dinilai setara dengan surat masuk lainnya. Surat
tersebut akan disampaikan kepada Kepala Dinas, kemudian didistribusikan kepada bagian-bagian
terkait. Kondisi yang sama ditemui Disnaker Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan yang
secara struktur belum memiliki PPID. Pada badan-badan publik tersebut, setiap permintaan informasi
dan data yang masuk akan diterima oleh Kepala Dinas dan selanjutnya kepala dinas akan
.:: Hal 35 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
menginstruksikan kepada staf-staf bawahannya. Namun hingga laporan ini disusun hanya
Dinsosnakertrans Kabupaten Bayumas yang secara substansi tetap melayani permintaan informasi
publik, meskipun belum memiliki struktur PPID. `
Mengacu pada pengalaman Jingga Media Cirebon, Dinas tenaga kerja di Cirebon, Majalengka,
Kuningan dan Indramayu kesemuanya tidak memiliki PPID. Kesemua Dinas tenaga kerja ini tidak
dapat memberikan keterangan tentang keberadaan PPID di masing-masing lembaga. Permintaan
informasi yang disampaikan tidak dijawab hingga satu bulan. Permintaan informasi tersebut
disampaikan melalui surat yang dikirimkan melalui kurir. Upaya menanyakan status permintaan
informasi kian menunjukkan ketidaktahuan lembaga-lembaga tersebut tentang prosedur keterbukaan
informasi. Saat mengkonfirmasi surat tersebut, dinas-dinas tersebut menyatakan bahwa surat belum
didisposisi dari kepala dinas kepada pihak yang berwenang.
Permintaan informasi baru ditanggapi ketika Pegiat Jingga Media menyampaikan keberaratan atas
pengabaian permintaan informasi. Permintaan ada yang disampaikan melalui kurir tersebut mendapat
jawaban dari Dinas Cirebon dan Kuningan. Sementara, pihak dinas di Kabupaten Indramayu dan
Majalengka menyatakan tidak menerima permintaan informasi tersebut14.
Salah satu indikasi keterbatasan penyelenggaran keterbukaan informasi di ketiga wilayah tersebut
tampak dari tidak tersedianya portal (website) resmi masing-masing dinas yang dikelola untuk
menyampaikan informasi secara berkala kepada publik. Kebutuhan informasi spesifik yang tersedia di
portal akan sangat membantu BMI, calon BMI dan keluarga untuk memperoleh informasi yang turut
menentukan keamanan selama proses migrasi.
14 Wawancara Ahmad Rofahan, 6 Juli 2013
.:: Hal 36 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 11: Hariyanto (Kanan) saat mengajukan permintaan informasi ke PPID BNP2TKI
B. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menjadi salah
satu bagian penting dalam tata kelola migrasi ketenagakerjaan. Badan ini dibentuk melalui Peraturan
Presiden (Perpres) No 81/2006 tentang Pembentukan BNP2TKI. Struktur operasional kerja
BNP2TKI melibatkan unsur-unsur instansi pemerintah pusat terkait pelayanan TKI, seperti
Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Kementerian tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans),
Kepolisian, Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas),
Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Direktorat Jendral Imigrasi (Kemenhukam).
Sebagai bagian dari lembaga yang memperoleh pembiayaan negara dan ditunjuk melalui keputusan
presiden, BNP2TKI termasuk dalam kategori lembaga publik yang berkewajiban menyelenggarakan
keterbukaan informasi publik. Implementasi keterbukaan informasi telah disebutkan secara spesifik
melalui Keputusan Kepala BNP2TKI Nomor : KEP.56/KA/VIII/2011 tentang Pembentukan
Organisasi dan Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di lingkungan Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia; dan Peraturan Kepala Badan
.:: Hal 37 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.16/KA/XII/2011
tentang Pedoman Kerja Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Kedua peraturan spesifik tersebut mengatur pelaksanaan
keterbukaan informasi di BNP2TKI. Melalui kedua peraturan tersebut, pembentukan dan kinerja
BNP2TKI ditetapkan sebagai bagian dari kerja kelembagaan.
Sistem kerja PPID BNP2TKI berada di dalam struktur Biro Hukum dan Humas dengan status ex
officio (tugas yang dilaksanakan melekat karena jabatan yang diemban). Implementasi tersebut sama
dengan struktur PPID di masing-masing satuan kerja di daerah/perwakilan (BP3TKI). BP3TKI di
daerah memang telah memiliki PPID, namun tidak seluruh pegawai daerah mengerti dan memahami
bagaimana cara kerja dan sistem layanan PPID, karena fungsi PPID baru disosialisasikan awal tahun
2013.
Tahun 2013 memang diberikan anggaran bagi masing-masing BP3TKI untuk membentuk PPID
sebagai bentuk layanan informasi badan publik kepada masyarakat. Menurut keterangan Hariyanto,
Kepala Bagian Humas BNP2TKI anggaran yang diberikan kepada BP3TKI di daerah hanya berupa
tambahan gaji yang diberikan kepada pegawai-pegawai PPID. Jumlah tambahan gaji pun bervariasi,
tergantung pada masing-masing BP3TKI di daerah15.
Sejak semula dibentuk, konsentrasi layanan informasi PPID di BNP2TKI memang terpusat/sentral,
dimana PPID di daerah (BP3TKI) harus berkoordinasi dalam memproses jawaban setiap permintaan
informasi yang mereka terima. Cara kerja demikian dilakukan karena tidak ada aturan baku dalam
UU KIP yang membatasi koordinasi antar PPID pada lembaga yang memiliki hubungan struktural
dalam merespon permintaan informasi.
Hariyanto menyampaikan SOP dari BNP2TKI untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pemohon
informasi sudah ada. BP3TKI daerah hanya perlu menjabarkan SOP-nya sendiri, tergantung
keperluan masing-masing unit teknis. Soal sosialisasi kebaradaan PPID dan layanan KIP kepada
15 Wawancara Hariyanto, Biro Hukum dan Humas BNP2TKI
.:: Hal 38 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
masyarakat (khususnya TKI dan keluarga), Hariyanto berkilah bahwa sosialisasi sebenarnya menjadi
tanggungan Kementerian Komunikasi, sehingga tidak ada kewajiban bagi BNP2TKI untuk
mensosialisasikan keberadaan PPID kepada masyarakat16.
Himbauan menyangkut PPID dan layanan KIP hanya dilakukan BNP2TKI kepada BP3TKI di
daerah untuk melayani pemohon informasi dengan baik agar tidak sampai ke proses sengketa atau
sidang ajudikasi. Hingga awal 2013 diinformasikan bahwa belum sampai 50 % dari seluruh pegawai
BNP2TKI dan BP3TKI yang mengetahui mekanisme KIP, karena memang PPID di BNP2TKI sifat
keorganisasiannya ex officio atau dianggap tidak mengikat.
Berikut tabel ringkasan profil PPID BNP2TKI:
Nama LembagaBadan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI)
Jumlah Satuan Kerja Turunan
(daerah atau perwakilan luar
negeri)
1. Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (BP3TKI) berada di 19 wilayah yaitu Aceh,
Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Palembang, Jakarta, Serang,
Bandung, Yogyakarta, Semarang, Denpasar, Mataram, Kupang,
Banjarbaru, Pontianak, Nunukan, Makassar, Manado, dan Surabaya
(UPT-P3TKI)
B. Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (LP3TKI) berada di 5 daerah yaitu Padang, Bandar
Lampung, Palu, Kendari, dan Gorontalo.
C. Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (P4TKI) berada di 14 daerah yaitu Jambi, Pare-Pare,
Dumai, Tanjung Balai Karimun, Batam, Sambas, Entikong,
Maumere, Sumba, Tanjung Balai Asahan, Bekasi, Cilacap,
Palangkaraya, dan Mamuju.
16 ibid
.:: Hal 39 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
PPID (Tersedia/Tidak
Tersedia)Tersedia
Peraturan terkait PPID
1. Keputusan Kepala BNP2TKI Nomor :
KEP.56/KA/VIII/2011 tentang Pembentukan Organisasi dan
Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di
lingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia
2. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor
PER.16/KA/XII/2011 tentang Pedoman Kerja Informasi dan
Dokumentasi di Lingkungan Badan Nasional Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
Saluran publik
Alamat: Jl MT Haryono Kav 52 Gedung A Lt 1 Jakarta Selatan
12770
Telepon: 021-7981205
FAX: 021-7981205
Website: http://www.bnp2tki.go.id/layanan-publik.html
http://www.ppid.bnp2tki.go.id/
Email: [email protected]
Twitter: @BNP2TKI_
.:: Hal 40 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Berikut struktur PPID di BNP2TKI:
Gambar 12
Struktur PPID BNP2TKI
Pemantauan yang dilakukan selama proses penyusunan desk study dilakukan pula pada satuan kerja
atau perwakilan BNP2TKI di beberapa daerah, seperti BP3TKI Yogyakarta, BP3TKI Semarang,
UPT P3TKI Jawa Timur. Berikut adalah hasil ringkasan hasil pemantauan:
No Badan Publik Hasil Pemantauan PPID dan Layanan KIP
1 BP3TKI Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY)
Narasumber:
PPID BP3TKI Yogyakarta dikoordinatori oleh Kepala TU yang
mempunyai dua orang staf yang khusus menangani PPID. Sedangkan
penanggung jawab PPID adalah Kepala BP3TKI Yogyakarta. Dua
orang staf TU mendapat gaji tambahan sebesar Rp.300.000 setiap
.:: Hal 41 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Sri Wartiyah-Kabag TU bulannya. Dalam pelaksanaan kerja, petugas PPID memiliki juklak
dan juknis yang telah ditetapkan oleh Kepala BP3TKI Yogyakarta
dalam menjalankan teknis kerja PPID.
BP3TKI Yogyakarta tidak memiliki saluran informasi publik berupa
website. BP3TKI Yogyakarta pernah berencana membuat website,
namun mekanisme saluran informasi di BNP2TKI harus terpusat di
website BNP2TKI, sehingga BP3TKI DIY hanya diperkenankan
mengirim berita ke website BNP2TKI.
Sejak ada surat keputusan dan sosialisasi mengenai PPID di awal
2013, pemohon informasi tertulis yang sudah masuk ke BP3TKI
Yogyakarta hanyalah dari Infest Yogyakarta. Selebihnya wartawan
yang menanyakan informasi secara lisan. Sri Wartiyah juga mengaku
belum pernah ada pelatihan apapun dari BNP2TKI untuk PPID di
daerah (BP3TKI). Sosialisasi soal PPID dan layanan KIP hanya sekali
dilakukan di Januari 2013 bersama seluruh perwakilan BP3TKI dari
daerah-daerah lain.
Staf tata usaha yang dipilih menjadi anggota PPID adalah mereka
yang menjabat sebagai arsiparis dan petugas pembuat laporan. Dalam
menjawab setiap permohonan informasi selalu ada koordinasi dengan
divisi lain sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan. Jika ada
pemohon informasi secara tertulis melalui surat, maka surat tembusan
yang berisi jawaban akan dikirim ke BNP2TKI juga. Secara prosedur,
setiap surat permohonan yang masuk ke BP3TKI juga akan dibaca
pimpinan terlebih dahulu untuk diputuskan bisa dijawab semuanya
atau tidak.
.:: Hal 42 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
BP3TKI Yogyakarta juga belum melakukan sosialisasi secara khusus
mengenai layanan KIP ataupun kebaradaan PPID secara ke
masyarakat. Namun secara umum, BP3TKI Yogyakarta
menyampaikan bahwa mereka juga memiliki program sosialisasi
tentang penempatan dan perlindungan TKI di 20 kelurahan yang
menjadi kantong-kantong TKI di DIY atau melakukan pameran17.
2 BP3TKI Semarang
Narasumber:
Abdul Rohman-Kepala
BP3TKI Semarang
Sesuai dengan surat edaran dari BNP2TKI, setiap kantor BP3TKI di
daerah sudah harus memiliki PPID di tahun 2013. Di BP3TKI
Semarang sendiri, PPID mulai ada sejak Januari 2013 dengan Kepala
BP3TKI, Abdul Rohman sebagai koordinator.
Meskipun tidak menjelaskan jumlah pasti, Rohman mengungkapkan
bahwa sudah banyak permintaan informasi yang masuk dan mereka
layani, namun mereka mengakui belum mendokumentasikannya
dengan baik. Surat permohonan informasi kepada BP3TKI Semarang
bisa ditujukan kepada Kepala PPID atau Kepala BP3TKI Semarang
karena pemangku jabatannya pun sama. BP3TKI Semarang juga
belum memiliki website sendiri untuk penyebaran informasi, jadi
selama ini jika ada informasi yang akan diberitakan tetap masuk dan
terpusat di website BNP2TKI.
Sama halnya dengan BP3TKI Yogyakarta, BP3TKI Semarang pernah
mengusulkan agar memiliki website sendiri guna mempermudah
penyampaian informasi kepada publik, tetapi BNP2TKI belum
menyetujui dan menyampaikan bahwa belum ada anggaran untuk
pengadaan website BP3TKI. Persoalan website ini akan diusulkan
lagi di tahun 2014. Diakui Rohman, bahwa PPID BP3TKI Semarang
memang belum maksimal dalam melayani permintaan informasi.
17 Wawancara Sri Wartiyah, Kepala Bagian Tata Usaha BP3TKI Yogyakarta pada 19 Juni 2013
.:: Hal 43 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
BP3TKI Semarang juga menyampaikan bahwa mereka belum
melakukan sosialisasi terkait keberadaan layanan KIP dan PPID
kepada masyarakat khususnya keluarga TKI.
Sejauh ini sosialisasi masih sebatas pada persoalan penempatan dan
perlindungan TKI secara umum. Persoalan anggaran menjadi alasan
utama mengapa layanan dan keberadaan PPID belum sisosialisasikan
kepada masyarakat. BP3TKI Semarang juga mengaku belum
memiliki prosedur standar operasi pelayanan permohonan informasi
publik. Terkait SDM yang tersedia, jumlah petugas dalam struktur
PPID BP3TKI Semarang ada 5 orang (termasuk Kepala BP3TKI
Semarang)18.
Pemantauan soal layanan informasi publik juga dilalakukan dengan mengamati website BNP2TKI di
alamat http://www.bnp2tki.go.id , berikut tabel hasil pengamatannya:
Gambar 13: Cuplikan Portal BNP2TKI
18 Wawancara Abdul Rahman, Kepala BP3TKI Semarang.
.:: Hal 44 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Tabel Pemantauan Website BNP2TKI
NoLima Jenis Informasi
Berdasarkan UU KIPTingkat Penerapan
1.
Profil Organisasi
Status Ketersediaan Informasi: Tidak Lengkap
Profil Organisasi BNP2TKI terbagi ke dalam beberapa menu. Visi dan
misi organisasi ini misalnya berada pada menu bernama "Organisasi".
Struktur Organisasi berada pada menu yang sama, ditulis lengkap dan
terdiri dari 23 direktorat.
Kontak berada pada menu "Kontak" yang dibagi menjadi 4 bagian,
yakni Bagian Redaksi BNP2TKI, Bagian Perlindungan TKI, Bagian
Penempatan TKI, dan Bagian KLN dan Promosi. Setiap bagian
memiliki alamat kontak sama, yang membedakan hanya pada alamat
surat elektroniknya (surel).
Sayangnya alamat surel/email di bagian Perlindungan TKI tak
dicantumkan. Kontak telepon kantor juga tidak tak ada di bagian
menu tersebut. Kontak telepon hanya ada pada bagian Crisis Center di
bagian kepala website. Profil PPID belum bisa ditemukan pada sub
domaian PPID website BNP2TKI yang beralamat di
http://ppid.bnp2tki.go.id ,. Menu profil menampilkan pemberitahuan
berupa tulisan “dalam penyusunan”. Kontak telepon dan fax
dicantumkan jelas pada menu "Kontak Kami" sedangkan alamat surel
belum tercantum.
Struktur organisasi PPID BNP2TKI pun tidak tercantum pada sub
domain website ini, padahal ketika melihat kembali struktur organisasi
di website BNP2TKI belum ada pencantuman PPID sebagai bagian
dari struktur yang notabene sudah dibentuk.
.:: Hal 45 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Berikut sub menu yang berada pada menu Organisasi :
1. Visi dan misi
2. Struktur organisasi
3. Sekretariat utama
4. Kerja sama LN dan promosi
5. Inspektorat
6. Penempatan
7. Perlindungan
2
Program Kegiatan
Yang Sedang
Berlangsung
Status Ketersediaan Informasi: Tidak Lengkap
Program kerja ataupun program kegiatan tidak memiliki menu khusus
di website BNP2TKI. Padahal ini merupakan salah satu informasi
penting yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk menilai sejauh
mana kinerja BNP2TKI.
Program kerja dan program kegiatan tidak digolongkan dalam rubrik
khusus. Pengunjung website hanya bisa melihat program-program
kegiatan lewat berita-berita yang ditampilkan. Pun demikian dengan
agenda-agenda yang sudah terlaksana, hanya bisa disaksikan sekilas
pada berita-berita yang setiap hari berganti.
3 Informasi Keuangan
Status Ketersediaan Informasi: Tidak Tersedia
Sebagai bagian dari keterbukaan informasi publik, informasi keuangan
merupakan jenis informasi yang wajib ditampilkan. Di website
BNP2TKI info keuangan seperti laporan keuangan tidak
dicantumkan. Bahkan info keuangan yang sudah diaudit BPK di
tahun-tahun kerja sebelumnya tidak dincantumkan sama sekali. Hal-
hal menyangkut keuangan hanya disinggung sedikit di rubrik LPSE
(Layanan Pengadaan Secara Elektronik) dan Info Lelang di bagian
.:: Hal 46 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
bawah web berwujud file siapa pemenang tender.
**BNP2TKI menggolongkan laporan keuangan sebagai informasi
yang dikecualikan. Namun penjelasan soal informasi yang
dikecualikan sebatas pada laporan keuangan yang belum diaudit dan
laporan hasil pemeriksaan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
namun demikian, data keuangan yang telah diaudit BPK juga tidak
disampaikan ke publik19.
4 Akses Informasi Publik
Status Ketersediaan Informasi: Tersedia
Akses terhadap informasi publik secara spesifik disajikan melalui sub
domain yang beralamat di http://ppid.bnp2tki.go.id . Tautan menuju
website PPID BNP2TKI terletak pada bagian bawah website utama
BNP2TKI, menu ini tidak mudah dijangkau oleh mata pembaca.
Menu PPID berada di bagian bawah dengan judul huruf yang terlalu
kecil. Seolah-olah bagian ini adalah bagian tak penting yang tidak
perlu banyak diekspos.
Website PPID BNP2TKI menyajikan formulir permintaan informasi
secara online ataupun offline. Mekanisme permohonan informasi
secara online dilakukan dengan mengisi formulir permintaan informasi
yang dibagi menjadi dua jenis, yakni formulir elektronik permohonan
informasi dan formulir permohonan informasi untuk digunakan secara
offline. Menu di website PPID BNP2TKI secara umum berisi berita-
berita yang diambil dari konten website utama BNP2TKI. Belum
banyak jenis informasi khusus tentang layanan permintaan informasi
publik. Konten informasi tentang layanan KIP disajikan dalam
beberapa kategori menu yakni Menu “Informasi serta merta”,
“informasi berkala”, “informasi setiap saat”, “menu mekanisme
19 Surat keputusan Kepala BNP2TKI Nomor: KEP 100/KA/X/2012 mengecualikan laporan keuangan sebagai laporan yang terbuka. Poin ketiga lembar keputusan ini menyebutkan bahwa laporan keuangan sebelum audit oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK) dan laporan hasil audit sebagai jenis informasi yang dirahasiakan.
.:: Hal 47 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
pelayanan”, dan “Publikasi Cetakan”. Selain itu, ada dua menu utama
yang tidak bisa diakses antara lain “Profil”, “JDIH”, dan menu
“Hubungi Kami”
Beberapa menu utama diatas (yang bisa diakses) bila ditelusuri akan
berisi daftar informasi yang disajikan dalam berkas unduhan
(download) atau ringkasan berita dari web utama BNP2TKI.
Meskipun website PPID BNP2TKI terkesan memiliki konten
informasi yang lebih banyak dari website PPID Kemenakertrans,
namun jika diamati lebih rinci, informasi-informasi di website PPID
BNP2TKI hanya salinan dari konten berita dari web utama BNP2TKI
selain itu beberapa konten apabila diklik hanya berisi foto tanpa ada
narasi atau informasi tertulis.5 Peraturan dan
Kebijakan
Status Ketersediaan Informasi: Tersedia
Peraturan memiliki rubrik khusus di website utama BNP2TKI, yang
disajikan dalam menu dua menu yakni menu “Peraturan Ka
BNP2TKI” dan “Perundangan”.
Pada menu “Peraturan Ka BNP2TKI” terdapat 29 item informasi
berupa berkas surat eradan dan peraturan Kepala BNP2TKI dalam
bentuk dokumen pdf siap unduh (download). Sementara menu
“Perundangan” berisi Peraturan Pemerintah, Instruksi Presiden,
Peraturan Presiden, Keputusan Menteri, Peraturan Menteri, dan menu
PPID. Sebagai catatan meskipun informasi tentang peraturan dan
kebijakan telah dipublikasikan, namun berkas surat eradan dan
peraturan Kepala BNP2TKI tidak rutin atau tidak semua
dipublikasikan, beberapa surat edaran yang diterbitkan di tahun 2012
dan 2013 baru satu berkas yang diunggah (upload) di website
BNP2TKI. Berikut beberapa kategori informasi lain yang dipantau dari website BNP2TKI:
.:: Hal 48 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
No Jenis Info Tingkat Penerapan
1. Kemitraan Berdasarkan pemantauan website, informasi kemitraan
terpampang dalam rubrik atau menu Organisasi-Kerja Sama
LN dan Promosi. Menu “Organisasi-Kerja Sama LN”
dibagi menjadi 2 direktorat yakni kerja sama luar negeri
kawasan Asia Pasifik dan Amerika, serta kerja sama luar
negeri kawasan Timur Tengah. Namun ketika kedua menu
tersebut dibuka, informasi yang ada hanya berisi struktur-
struktur tingkatan deputi bidang kerja sama dan luar negeri.
Tanpa ada keterangan atau informasi rinci mengenai jenis
kerja sama, salinan MoU, dan informasi pendukung tentang
kerja sama yang dilakukan.
Selain itu, kemitraan juga disinggung dalam informasi kerja
sama G to G dan G to P. Informasi kerja sama G to G
dengan Korea, Jepang, Timor Leste memang lengkap,
namun instrumen biaya penempatan tidak dicantumkan
secara jelas. Kerja sama G to P dengan Penang Seaget
Malaysia hanya menampilkan pendaftaran penempatan dan
perpanjangan pendaftaran penempatan.
Selain itu, sebagai pelaksana kebijakan penempatan dan
perlindungan TKI, BNP2TKI diketahui banyak melakukan
kerja sama dengan pelbagai pihak, misal pada konteks
pelayanan kesehatan bagi TKI, melalui prosedur permintaan
informasi publik, didapati bahwa BNP2TKI memiliki MoU
dengan Kepolisian Republik Indonesia, pada proses
penerbitan KTKLN di Malaysia BNP2TKI bekerja sama
.:: Hal 49 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
dengan pihak perusahaan swasta, namun di website
BNP2TKI tidak ditemukan informasi terkait proses kerja
sama yang dilakukan, lebih-lebih mendapati berkas
dokumen MoU.
2. Info Reguler Rubrik Berita:
Website BNP2TKI aktif dalam menyajikan berita-berita
terkait dengan kinerja lembaga tersebut. Setiap minggu
hampir selalu ada berita yang diunggah yang kebanyakan
berisi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan BNP2TKI.
Namun jika ditelisik lebih rinci, porsi berita berkarakter
kehumasan (seputar kegiatan BNP2TKI) lebih dominan
dibandingkan dengan jenis berita berupa informasi-
informasi yang dibutuhkan buruh migran dan keluarga,
baik terkait penempatan maupun perlindungan. Sehingga
terkesan kegiatan Kepala BNP2TKI menjadi subyek utama
atau fokus sajian berita, sementara kebutuhan informasi
berupa berita situasi penempatan dan perlindungan TKI
belum menjadi prioritas.
Sebagai contoh berita tanggal 14 Juli 2013, secara
keseluruhan membahas kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh Jumhur Hidayat. Pada tanggal tersebut terdapat 12
berita yang semuanya menggunakan judul Kepala
BNP2TKI atau Jumhur Hidayat, sementara di saat yang
sama, ratusan ribu TKI di Arab Saudi dan keluarga mereka
.:: Hal 50 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
di tanah air sedang menghadapi situasi sulit dan
membutuhkan banyak informasi seputar proses
pengampunan atau amnesty dari Kerajaan Arab Saudi.
Statistik Penempatan dan Kepulangan:
Statistik penempatan dan kepulangan upadate hingga tahun
2012.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dicantumkan dalam website berisi tiga
jenis informasi, yakni Penempatan dan Perlindungan TKI,
Permasalahan Pelayanan dan Perlindungan TKI di luar
negeri, dan Executive Summary Hasil Penelitian Puslitfo.
Info: Rubrik info berisi informasi mengenai TKI Mandiri,
reformasi, lampiran promosi, KTKLN, kesempatan kerja di
luar negeri, info lelang dan info job. **Meski ada di bagian
teratas pada menu “info”, informasi mengenai TKI Mandiri
tidak ada sama sekali.
3.
Layanan Online (layanan umum
selain yang terdapat di PPID)
Layanan online selain PPID memang disediakan di website
BNP2TKI. Berisi 13 layanan, namun tidak semuanya dapat
diakses. Seperti layanan asuransi misalnya, ketika di klik
hanya berisi laman kosong dengan keterangan komponen
tidak ditemukan. pun demikian dengan layanan info kerja,
PPTKIS, layanan pendataan dan kepulangan TKI, serta
pelayanan penempatan, dan perlindungan tenaga kerja.
Crisis Center BNP2TKI juga tidak menyediakan layanan
pengaduan kasus secara online. Secara keseluruhan website utama BNP2TKI atau sub domain website PPID-nya telah menyediakan
.:: Hal 51 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
menu-menu laiknya website milik berbagai lembaga pemerintah lain. Menu-menu tersebut sesuai
dengan apa yang termaktub dalam UU KIP no 14 tahun 2008, seperti adanya informasi berkala, serta
merta, dan informasi setiap saat. Bahkan jika dibandingkan dengan website Kemenakertrans, website
BNP2TKI bisa dibilang lebih terkelola secara serius dalam hal menyajikan informasi publik. Penilaian
tersebut merujuk pada beberapa aspek pengamatan seperti penyajian menu, tampilan, ataupun tingkat
kecepatan dan pemutahiran informasi (update). Sub domain PPID BNP2TKI juga lebih tergarap
serius bila dibanding dengan PPID Kemenakertrans.
C. Kementerian Luar Negeri
Kementerian Luar Negeri, disingkat Kemlu, dahulu Departemen Luar Negeri, (Deplu) adalah
Kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan luar negeri. Peranan Kemlu
dalam perlindungan BMI cukup besar, yaitu sebagai wakil dari Pemerintah Indonesia di setiap negara
penempatan. Hal tersebut sesuai dengan tugas Kemlu untuk memberikan perlindungan kepada warga
negara Indonesia di luar negeri, termasuk pemberian bantuan dan penyuluhan hukum, serta
pelayanan konsuler yang juga berhak diakses oleh warga negara yang berstatus sebagai BMI.
Implementasi keterbukaan informasi publik yang tertuang UU KIP Nomor 14 tahun 2008 didukung
dengan penerbitan Surat keputusan Menteri Luar Negeri melalui SK No. 20/B/KP/III/2011/01
tertanggal 28 Maret 2011. SK tersebut turut menunjuk Direktur Informasi dan Media sebagai PPID
Kementerian Luar Negeri. Secara rinci berikut pemantauan yang telah dilakukan pada PPID Kemlu:
Nama Lembaga Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
Jumlah Satuan Kerja Turunan
(daerah atau perwakilan luar
negeri)
Pemerintah Indonesia saat ini memiliki sebanyak 131 perwakilan
yang terdiri dari 95 Kedutaan Besar, 3 Perutusan Tetap untuk
PBB di New York dan Jenewa, serta Perutusan Tetap untuk
ASEAN di Jakarta 30 Konsulat Jenderal dan 3 Konsulat Republik
Indonesia. Selain itu Indonesia juga telah mengangkat 64 Konsul
kehormatan.
.:: Hal 52 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
PPID (Tersedia/Tidak Tersedia) Tersedia
Peraturan terkait PPID
SK Menteri Luar Negeri No. 20/B/KP/III/2011/01 tanggal 28
Maret 2011 tentang Pengelola Informasi dan Dokumentasi
Kementerian Luar Negeri dan Peraturan Menteri Luar Negeri
Nomor 02 Tahun 2012.
Jumlah Petugas PPID Belum diketahui
Saluran publik
Alamat:
Direktorat Informasi dan Media (Sub Direktorat Data Media)
Kementerian Luar Negeri RI Gedung Utama, Lantai 10
JL. Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110
Telepon: 021 - 3813453
FAX: 021 - 3857316
Website: http://ppid.kemlu.go.id/
Email: [email protected]
Twitter: @FasmedKemlu atau @Portal_Kemlu_RI
Catatan Tambahan
Direktorat Informasi dan Media berada di bawah naungan
Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik. Direktorat
Informasi dan Media mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik di
bidang informasi dan media mengenai berita, multimedia, data,
fasilitasi media, audio visual dan penerbitan dalam memantapkan
citra Indonesia dan membentuk opini publik yang positif bagi
kepentingan nasional Indonesia di luar negeri.
Direktorat Informasi dan Media menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan perumusan kebijakan dan standardisasi teknis
di bidang informasi dan media mengenai berita,
multimedia, data, fasilitasi media, audio visual dan
penerbitan dalam memantapkan citra Indonesia dan
.:: Hal 53 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
membentuk opini publik yang positif bagi kepentingan
nasional Indonesia di luar negeri;
2. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang informasi dan media mengenai berita,
multimedia, data, fasilitasi media, audio visual dan
penerbitan dalam memantapkan citra Indonesia dan
membentuk opini publik yang positif bagi kepentingan
nasional Indonesia di luar negeri;
3. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan
prosedur di bidang informasi dan media mengenai
berita, multimedia, data, fasilitasi media, audio visual dan
penerbitan dalam memantapkan citra Indonesia dan
membentuk opini publik yang positif bagi kepentingan
nasional Indonesia di luar negeri;
4. Pemberian bimbingan teknis, informasi, evaluasi, dan
pelaporan di bidang diplomasi publik mengenai berita,
multimedia, data, fasilitasi media, audio visual dan
penerbitan dalam memantapkan citra Indonesia dan
membentuk opini publik yang positif bagi kepentingan
nasional Indonesia di luar negeri
Portal PPID Kemlu di alamat http://ppid.kemlu.go.id
menampilkan berbagai menu terkait fungsi berbagai Direktorat
yang ada di Kemlu. Informasi utama terkait Kemlu kebanyakan
berada terpisah di portal utama Kemlu (www.kemlu.go.id)
Salah satu media publikasi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang mejadi fokus pemantauan adalah
website yang dimiliki oleh kementerian tersebut. Nama domain yang digunakan sebagai alamat resmi
website Kemlu adalah http://kemlu.go.id alamat domain lain yang bisa digunakan untuk masuk
.:: Hal 54 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
dalam website Kemlu adalah http://deplu.go.id Departemen Luar Negeri (Deplu) sendiri adalah
nama lama dari Kemlu. Perubahan nama terjadi setelah dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.
Dari hasil pengamatan, menu-menu di website Kemlu masih belum lengkap dalam menyediakan
informasi utama dan wajib, sesuai dengan standar pelayanan informasi yang ada di UU KIP Nomor
14 Tahun 2008. Adapun standar informasi yang harus diterbitkan badan publik kepada masyarakat
mencakup beberapa jenis informasi yakni informasi berkala, informasi serta merta dan informasi
setiap saat. Informasi berkala (pasal 9 UU KIP Nomor 14 tahun 2008), menyebutkan jenis informasi
yang wajib disediakan antara lain:
1. Profil Organisasi yang berisi: alamat, fax dan nomor telepon , struktur organisasi:
menentukan staf manajemen lini dan unit yang berada di bawahnya.
2. Program dan Kegiatan yang Berlangsung yang berisi: Nama program dan kegiatan , sasaran
dan penerima manfaat yang ditargetkan , besaran anggaran yang digunakan. serta nama
narahubung utama termasuk alamat dan nomor telepon untuk program dan kegiatan.
3. Informasi Keuangan
4. Akses terhadap Informasi Publik, yang berisi:
• Jumlah permohonan informasi publik yang diterima
• Jumlah permohonan informasi publik yang ditanggapi
• Jumlah permohonan informasi publik yang ditolak
• Alasan untuk penolakan terhadap permohonan
• Prosedur bagi permohonan informasi, narahubung dan rinciannya
5. Peraturan dan Kebijakan yang Berdampak pada Publik , yang berisi: Daftar UU, peraturan,
dan/atau kebijakan yang telah diterapkan atau dalam proses pengesahan.
Kelima jenis informasi di atas masuk dalam identifikasi kategori informasi berkala, informasi serta
merta dan informasi setiap saat.
.:: Hal 55 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Selain standardisasi penyediaan jenis informasi yang diatur di UU KIP, ditemukan juga beberapa jenis
informasi tambahan yang ada dalam website Kemlu seperti:
1. Informasi tentang kemitraan atau kerja sama dengan lembaga atau organisasi lain
2. Info reguler (Berita)
3. Info layanan online selain yang diatur oleh PPID.
Secara rinci terkait dengan penyediaan informasi publik di Kemlu, berikut tabel hasil pemantaun yang
telah dilakukan melalui website Kemlu:
NoJenis Informasi
berdasarkan UU KIPTingkat Penerapan
1. Profil Organisasi
Tidak Lengkap
Profil organisasi yang ada di website Kemlu, menggunakan nama
menu [Tentang Kemlu]. Menu tersebut mencakup beberapa sub menu
lainnya yang terdiri dari Struktur Kemlu, Sejarah Kemlu, Bangunan
Bersejarah Kemlu, Proses Benah Diri Kemlu, dan Logo Kemlu.
**Meskipun struktur organisasi Kemlu ada, namun tidak dijumpai
tugas pokok dan fungsi dari masing-masing jabatan yang ada di
Kemlu. Indikator mengenai pejelasan fungsi kerja adalah jenis
informasi utama yang wajib ada pada profil lembaga publik. Kemlu
juga tak melampirkan informasi visi dan misi lembaganya. Berikut
adalah sub menu yang terdapat di website Kemlu tahun 2013:
1. Struktur Kemlu
Menu ini berisi tentang struktur organisasi yang ada di Kemlu beserta
nama pejabatnya. Pada struktur organisasi di Kemlu, sudah
dipampang nama pejabat dan fotonya. Meski demikian, tugas pokok
dari masing-masing divisi belum dijelaskan dan masih
membingungkan.
.:: Hal 56 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
2. Sejarah
Pada bagian profil Kemlu, juga dibuat sub menu berupa sejarah
perkembangan Kementerian Luar Negeri. Perkembangan tersebut,
lebih menekankan pada penjelasan tugas utama Kemlu dalam periode
kepengurusan.
3. Bangunan Sejarah Kemlu
Pada bagian sub menu ini, Kemlu menjelaskan secara singkat
mengenai beberapa tempat bersejarah yang berhubungan dengan
Kemlu. Sub menu ini tidak penting untuk dimasukkan dalam akses
menu Profil lembaga.
4. Proses Benah Diri Kemlu
Sub menu tentang proses benah diri Kemlu muncul dari adanya
Peraturan Presiden Nomor 05 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi. Pada bagian ini, Kemlu berusaha menjelaskan
pada masyarakat bahwa instansinya sedang melakukan perbaikan
dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kebijakan benah
diri ini berfokus pada tiga aspek utama, yaitu: (1) restrukturisasi
organisasi Departemen, (2) restrukturisasi Perwakilan RI di luar
negeri, dan (3) pembenahan profesi diplomat.
** Melalui sub menu di jenis info profil lembaga ini, masyarakat
sebenarnya bisa melakukan kontrol dan evaluasi.
5. Logo Kemlu
Profil Kemlu juga melampirkan lambang dari Kementerian Luar
Negeri Republik Indonesia yang bernama “Caraka Bhuwana.”
2.
Program dan
Kegiatan yang sedang
berlangsung
Tidak Lengkap
Program dan kegiatan adalah jenis informasi yang menyertakan data-
.:: Hal 57 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
data program kerja dan kegiatan yang sedang berlangsung dan
diunggah di website Kemlu. Jenis informasi ini penting untuk
disertakan di setiap website kemeterian atau lembaga, sebagai salah
satu bentuk sosialisasi antara pihak pemerintah dan masyarakat.
Program kerja Kemlu tidak disajikan dan dalam satu menu khusus
yang berisi keseluruhan program kerja Kemlu melainkan hanya
beberapa program populer seperti Diaspora dan Apec yang disajikan
melalui banner yang mengarah pada halaman wesite khusus.
Sedangkan program kegiatan berupa kegiatan rutin, disajikan dalam
bentuk berita, hampir memenuhi 80 persen konten website Kemlu.
Selain bentuk berita, jenis kegiatan lain yang diunggah kemlu dalam
websitenya adalah agenda kegiatan yang memuat jadwal lengkap dari
kegiatan yang akan diselenggarakan Kemlu.
Hal terpenting dari program dan kegiatan dari kementerian atau
lembaga adalah adanya quick wins. Kemlu sendiri tak menyertakan
quick wins dalam websitenya. Quick wins sendiri adalah sesuatu inisiatif
yang mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program besar
dan sulit dalam waktu yang kurang dari 12 bulan.
Secara sederhana, quick wins merupakan program wajib yang menjadi
prioritas suatu kementerian/ lembaga dan berusaha untuk diselesaikan
dalam waktu secepatnya. Biasanya quick wins mencakup program 100
hari kerja masa jabatan suatu periode kerja kementerian/ lembaga.
**Program kerja dan quick wins yang tak ada, juga membuat website
Kemlu tak menyertakan siapa penerima manfaat program, berapa
anggaran yang dibutuhkan untuk setiap program, serta siapa
.:: Hal 58 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
penanggungjawab program.
3. Informasi Keuangan
Tidak dicantumkan
Kementerian dan lembaga publik, seharusnya menyertakan laporan
keuangannya. Hal ini menjadi suatu kewajiban, sebagai bentuk
transparansi atas anggaran yang telah dipakai.
Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) di setiap badan publik telah diatur cukup jelas di
UU No. 14 Tahun 2008. Pada undang-undang tersebut, dengan jelas
disebutkan bahwa DIPA dan RKA-KL adalah dokumen terbuka yang
harus dipublikasikan.
**Website Kemlu sama sekali tak mencantumkan laporan anggaran
keuangan. Selain itu, Kemlu juga tidak mencantumkan daftar aset
dan persediaan kekayaan yang dimiliki.
4.Akses Info Publik
(PPID)
Tidak Lengkap
Pada jenis informasi akses info publik, website Kemlu telah memiliki
menu tersendiri yang mengatur permintaan informasi. Menu yang
diberi nama Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumen (PPID), telah
memerinci penjelasan terkait PPID. Akses informasi publik disajikan
di alamat http://ppid.kemlu.go.id/ namun disayangkan, tautan
menuju alamat tersebut hanya disediakan di sisi bawah website utama
Kemlu. Posisi tautan ini susah ditemukan pengunjung web dan menu
PPID Kemlu juga disandingkan bersama dengan banner kegiatan atau
layanan lain yang ditampilkan secara bergantian dalam tampilan slide. Selain itu website http://ppid.kemlu.go.id/ selama pemantauan
dilakukan sering kali tidak bisa diakses (offline).
.:: Hal 59 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Website PPID Kemlu memberikan informasi pelayanan bagi
masyarakat yang ingin melakukan permintaan informasi secara
online. Mekanisme permintaan informasi secara online dilakukan
dengan cara mengisi formulir permintaan informasi. Selain jalan
online, mekanisme permintaan informasi juga bisa dilakukan melalui
surat yang dikirim melalui pos.
Namun disayangkan sistem layanan permintaan informasi online
yang disediakan di website http://ppid.kemlu.go.id/ tidak berjalan dan
terpantau secara baik, hal ini terbukti saat dilakukan ujicoba
melakukan permintaan informasi secara online melalui formulir yang
disediakan di http://ppid.kemlu.go.id/ , hingga 1 bulan lebih sejak
mengisi formulir online, pemohon tidak mendapat tanggapan.
Sementara ketika pemohon mengirim surat keberatan kepada atasan
PPID Kemlu via pos, pihak PPID Kemlu melalui email
menyampaikan bahwa mereka belum menerima permintaan informasi
dari pemohon. Dari pengalaman dan uji coba ini diketahui bahwa
sistem permintaan informasi online yang disediakan di
http://ppid.kemlu.go.id/ tidak berjalan. Setelah mengisi formulir
online dengan benar, di website http://ppid.kemlu.go.id/ secara sistem
pemohon menerima pemberitahuan melalui email (mesin penjawab
otomatis) bahwa permohonan informasi telah diterima dan akan
diproses. Dalam menu PPID, memang terdapat sub menu tentang
pelayanan informasi publik yang memuat penjelasan umum soal
standar pelayanan, mekanisme, sengketa informasi, permohonan
informasi, serta kebijakan dan pertaruran. Meski demikian, tidak
dijelaskan sama sekali perihal jumlah permintaan infromasi yang
masuk, yang ditolak, ataupun alasan penolakan.
.:: Hal 60 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
** Menu PPID Kemlu, berada di posisi paling bawah. Bila tak diamati
dengan benar, maka menu PPID sulit untuk ditemukan.
5.Peraturan dan
Kebijakan
Tidak Lengkap
Peraturan dan kebijakan adalah jenis informasi yang menyajikan
berbagai peraturan dan kebijakan, yang berhubungan dengan tugas
dan fungsi dari Kemlu.
** Website Kemlu tidak lengkap dalam menyampaikan peraturan dan
kebijakan apa, yang berhubungan dengan tugas dan fungsi mereka.
Hanya ada menu kebijakan, sedangkan peraturannya tidak ada.
Menu kebijakan yang ditampilkan oleh website Kemlu pun, adalah
kebijakan-kebijakan yang bersifat umum. Walaupun menu kebijakan
tersebut memuat tugas dan fungsi dari Kemlu, namun menu tersebut
hanya menyediakan kebijakan lama yang stagnan tanpa pembaharuan.
Peraturan yang muncul dalam website Kemlu, hanya ditemui pada
menu PPID, di mana keberadaan pejabat publik diatur dalam UU
Nomor 14 Tahun 2008. Selain di menu PPID, tidak ditemukan lagi
peraturan-peraturan yang mengacu pada ketentuan perundang-
undangan atau peraturan lain yang telah ditetapkan.
.:: Hal 61 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Info tambahan dari website Kemlu:
No Jenis Informasi Tingkat Penerapan
1. Kemitraan
Lengkap
Kemitraan adalah jenis informasi yang menunjukkan
bentuk kerja sama, antara Kemlu dengan kemterian
lainnya, lembaga, atau organisasi.
Kemitraan yang dijallin oleh Kemlu,didominasi oleh
bentuk kebijakan kerja sama. Beberapa bentuk kerja
sama Kemlu diantaranya adalah kerja sama diplomasi
tingkat Asean, Bilateral, Regional, Multilateral, dan
Internasional. Jenis informasi lain yang menyangkut
kemitraan adalah menu ‘Berita Perwakilan.’ Pada menu
ini, Kemlu memberikan kabar tentang kegiatan yang
berlangsung di KBRI-KBRI luar negeri.
2. Info Reguler (Berita)
Sangat Lengkap
Salah satu jenis informasi tambahan yang ditemukan
dalam website Kemlu adalah info reguler. Info ini lebih
memperlihatkan konten-konten yang berhubungan
dengan pemberitaan yang menyangkut Kemlu. Ada
beberapa munu, yang berhubungan dengan jenis
informasi ini, diantaranya adalah:
1. Beranda Home
Berbicara tentang beranda website Kemlu, maka akan
dijumpai berbagai jenis informasi berita. Berbagai
macam informasi rutin bentuk berita tersebut,
terpampang di bagian paling atas dengan tampilan
gambar bergerak. Tak cukup dengan gambar bergerak,
.:: Hal 62 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
website Kemlu juga menambah sub menu Berita
Terkini dalam menu Beranda.
Selain bentuk berita, menu beranda juga menampilkan
jenis informasi program rutin lainnya yang terangkum
dalam sub menu Sorotan Media, Siaran Pers, Agenda
Kegiatan, Kisah Sukses, dan berita dalam bentuk audio
dan video. Bedanya, sub menu Agenda Kegiatan
dikhususkan untuk pemberitahuan adanya program
kegiatan yang sedang atau akan berlagsung.
2. Berita dan Agenda
Konten menu ‘Berita dan Agenda’ yang berisi sub menu
berita utama, berita perwakilan, info penting, agenda
kegiatan, siaran pers, berita terkini, press briefing, dan
kisah sukses adalah pengulangan dari menu ‘Beranda.’
Hampir seluruh sub menu di menu ‘Berita dan Agenda’
sama dengan isi menu ‘Beranda.’
**Temuan yang didapat pada menu ini adalah sub menu
‘Info Penting’ yang kontennya sangat sedikit. Posting
terakhir dari sub menu tersebut hanya memberitakan
satu info penting kepada masyarakat. Sepanjang tahun
2013 hingga pada 30 Juli 2013, website Kemlu baru
memosting info penting terkait: Himbauan Pada Warga
Indonesia Agar Mengikuti Proses Registrasi Terkait
dengan Kebijakan Amnesty di Arab Saudi dengan
Tenang dan Tertib. Info Penting Kemu ada sejak tahun
2009.Tiap tahun, jumlah pembaharuan informasinya
.:: Hal 63 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
tak sama
3. Karir dan Beasiswa
Info reguler yang cukup konsisten dikeluarkan oleh
website Kemlu adalah menu ‘Karir dan Beasiswa.’
Menu ini dikeluarkan sebagai bentuk perhatian Kemlu,
terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi peluang
kerja dan kesempatan beasiswa.
Bukan hal yang buruk, informasi macam ini memang
dibutuhkan oleh beberapa kalangan masyarakat seperti
akademisi dan pelajar. Informasi yang diberikan Kemlu
melalui menu ini diantaranya tawaran berkarir/
bergabung dengan Kemlu, informasi lowongan di
organisasi internasional, informasi program magang
bagi mahasiswa di Kemlu, dan informasi beasiswa.
3. Layanan Online (Selain PPID)
Layanan publik online website Kemlu selain PPID,
terdapat dalam menu tersendiri bernama “Pelayanan
Publik.”
Menu tersebut terdiri dari sub menu: Pelayanan
Perlindungan WNI dan BHI, Pengaduan Online,
Fasilitas Diplomatik, Lapor Diri Online, Pelayanan
Kekonsuleran, dan Pelayanan Media.
Konten-konten yang ada dari menu pelayanan publik,
hampir seluruhnya lengkap berisi penjelasan-penjelasan
rinci. Meski demikian, masih ada sub menu yang tidak
atau belum bisa diakses karena konten masih kosong.
.:: Hal 64 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
** Temuan yang menarik dari menu layanan publik
Kemlu, adalah kekosongan konten pada sub menu
fasilitas diplomatik. Sub menu fasilitas diplomatik
memiliki beberapa pelayanan diantaranya:
• Peraturan Mengenai Hak dan kekebalan
Diplomatik
• Awal dan Akhir Hak dan Imunitas Diplomatik
• Kekebalan Staf Perwakilan Diplomatik dan Staf
Konsulat
• Kekebalan Staf Perwakilan Diplomatik dan Staf
Konsulat
• Fasilitas Kendaraan
• Prosedur Impor Barang
• Telecommunication Permit
• Fasilitas Properti
• Facilities for Excemption from taxes
Dari semua layanan diplomatik di atas, tak ada satupun
yang berfungsi. Bila salah satu layanan diklik, maka
yang muncul hanya halaman kosong dengan kalimat
berbunyi: “dalam Pengembangan”.
Secara keseluruhan pantauan pada website Kemlu di atas bisa terlihat jelas bagaimana jenis informasi
wajib, justru tidak memiliki konten yang disajikan secara lengkap sesuai ketentuan UU KIP Nomor
14 Tahun 2008. Beberapa menu malah menampilkan informasi yang tidak penting bagi kebutuhan
masyarakat secara langsung, seperti informasi bangunan sejarah Kemlu.
Ada beberapa menu yang sebenarnya sudah mendekati ketentuan standar pelayanan publik. Namun
.:: Hal 65 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
demikian, lagi-lagi website Kemlu tidak menjelaskan secara rinci. Seperti jenis informasi struktur
pejabat yang mengisi posisi di Kemlu, tidak menjelaskan apa dan bagaimana kewenangan dan
wilayah kerja (job desk) dari masing-masing pemegang jabatan. Dalam hal informasi tentang struktur,
website Kemlu hanya menampilkan nama pemegang jabatan beserta foto.
Website Kemlu juga tak menampilkan program kerja tahunan. Padahal, program kerja penting untuk
diketahui masyarakat secara umum, agar kinerja Kemlu terpantau. Seperti yang telah dijelaskan di
pemantauan website Kemlu, tidak adanya quick wins juga membuat masyarakat tak mengetahui
program yang sedang dijalankan oleh Kemlu. Program yang masuk dalam quick wins sendiri adalah
indikator keberhasilan dari kinerja Kemlu dalam melayani masyarakat. Indikator tersebut mencakup
beberapa aspek seperti tingkat ketercapaian tujuan kegiatan dan tanggapan masyarakat atas kegiatan
yang diadakan Kemlu.
Jenis Informasi keuangan menjadi salah satu informasi yang sangat penting untuk dipublikasikan. Hal
ini menjadi salah satu bentuk transparansi Kemlu dalam mengelola keuangan. Besarnya anggaran
yang diterapkan di masing-masing jenis kegiatan juga menjelaskan bagaimana Kemlu menggunakan
uang negara. Selama ini, Kemlu tidak menyertakan jenis informasi keuangan atau anggaran apapun
dalam kanal websitenya.
Beberapa jenis informasi keuangan yang seharusnya diketahui oleh masyarakat, diantaranya seperti
anggaran negara yang diperuntukkan bagi Kemlu, Rencana Kerja Anggaran (RKA), Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA), dan aset/kekayaan yang dimiliki oleh Kemlu. Hal ini sesuai dengan
UU KIP Nomor 18 Tahun 2008, yang menyatakan bahwa DIPA dan RKA salah satu dokumen
publik yang wajib untuk disiarkan oleh tiap badan publik.
.:: Hal 66 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 14: Pegiat Infest saat berdiskusi tentang KIP dengan perwakilan organisasi BMI Hong Kong
D. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong menjadi salah satu sasaran utama dalam
proses pemantauan. KJRI Hong Kong dijadikan salah satu target sasaran pemantauan keterbukaan
informasi mengingat keberadaan KJRI tersebut di negara yang paling banyak menyerap tenaga kerja
dari Indonesia. Sebagai perwakilan negara di negara lain, KJRI Hong Kong mengemban amanat
untuk menjalankan proses diplomasi dan perlindungan warga negara di negara tersebut.
KJRI Hong Kong, pada konteks keterbukaan informasi, secara formal belum memiliki PPID seperti
yang diwajibkan dalam UU 14 Tahun 2008. KJRI Hongkong menyatakan fungsi PPID dijalankan
melalui oleh bagian hubungan masyarakat KJRI. Pihak KJRI mengklaim telah melakukan sosialisasi
proaktif dengan mendatangi warga negara Indonesia (WNI), termasuk buruh migran, secara berkala
untuk sosialisasi mengenai kegiatan dalam pelayanan buruh migran. Secara proaktif pula KJRI
menyatakan memiliki siaran radio berkala untuk menyiarkan informasi kepada WNI20.
20 Rekam dengar pendapat Pusat Sumber Daya Buruh Migran dan Medialink bersama KJRI Hong Kong pada 18 Februari 2013.
.:: Hal 67 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Dengar pendapat yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSDBM) dan Medialink
bersama KJRI Hong Kong pada 18 Februari 2013 menggali beberapa kecenderungan tata kelola
keterbukaan informasi publik. Pejabat di lingkungan KJRI Hong Kong sebagai lembaga publik
belum sepenuhnya mengetahui konsep dan implementasi keterbukaan informasi. Selain dengan tidak
menyediakan PPID, pihak KJRI tidak dapat membedakan keterbukaan informasi dengan tata kelola
kehumasan.
Permintaan informasi yang disampaikan oleh Tim 11 yang terdiri dari perwakilan PSDBM,
Indonesian Migrant Workers Union (IMWU), Asosiasi Buruh Migran Indonesia (ATKI) dan
Persatuan BMI Tolak Overcharging (Pillar) kepada pihak KJRI tidak bersambut sesuai prosedur. UU
KIP. Pihak KJRI sempat menolak surat kolektif yang disampaikan oleh Tim 11. setelah didesak untuk
menerima surat tersebut, pihak KJRI menolah untuk memberikan tanda terima permintaan informasi.
Upaya meminta kejelasan permintaan informasi menemui jalan buntu. Keberatan yang disampaikan
pihak tim 11 juga tidak memengaruhi KJRI. Kontak melalui pesawat telepon dan SMS hanya
ditanggapi dengan janji pihak KJRI untuk segera merespon. Proses permintaan informasi ini
menunjukkan karut marutnya tata kelola informasi dan wewenang memberi tanggapan pada
perwakilan RI tersebut21. Keterangan KJRI kepada PSDBM bahwa fungsi PPID diemban oleh bagian
Hubungan Masyarakat tidak terbukti dengan macetnya permintaan informasi ini.
Pemantauan penyediaan informasi melalui portal KJRI yang beralamat pada
http://www.kemlu.go.id/hongkong juga jauh dari memadai untuk menjawab kebutuhan pelayanan
informasi WNI, termasuk BMI/TKI Hong Kong. Pemantauan media website yang disediakan oleh
KJRI menunjukkan bahwa website ini lebih berfungsi sebagai media kehumasan dibandingkan
sebagai media yang menyediakan informasi publik secara memadai.
Berikut adalah tabel data pemantauan website KJRI Hong Kong:
21 Keterangan Tim 11 dan Catatan Pengajuan sengketa informasi Tim 11
.:: Hal 68 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Tabel Pemantauan Website KJRI HK
NoJenis Informasi berdasarkan
UU KIPTingkat Penerapan
1. Profil Organisasi Tidak Lengkap
Profil ogranisasi yang dikemas dalam portal KJRI Hong Kong
tidak menyajikan informasi secara lengkap. Profil website KJRI
menyediakan menu khusus yang menjabarkan tentang fungsi
masing-masing bagian di perwakilan RI ini, yaitu bagian
Ekonomi, protokol dan konsuler, Penerangan Sosial dan
Budaya, Imigrasi, perdagangan, kejaksaan, keuangan/bea cukai,
tenaga kerja, administrasi dan petugas komunikasi. Hanya 1
dari kesemua menu tersebut yang berisi penjelasan, yaitu fungsi
imigrasi. Fungsi-fungsi lain yang turut disajikan masih kosong
atau tidak berisi penjelasan apa pun. Portal ini pun tidak
menyajikan profil rinci tentang KJRI Hong Kong yang
memuat informasi dasar keberadaan KJRI. Beberapa menu lain
yang tersaji pada website tersebut antara lain, Berita dan
Agenda; Profil Negara dan Kerjasama, Galeri dan Arsip.
Berita dan Agenda, dengan sub menunya, adalah menu yang
paling kerap diperbaharui. Umumnya, ini dari menu ini adalah
kegiatan seremonial yang diselenggarakan secara langsung oleh
KJRI atau pihak lain yang bekerjasama dengan KJRI. Submenu
Berita Kemlu digunakan untuk menyajikan berita-berita
seputar Kementrian luar negeri yang tidak sepenuhnya
berkaitan dengan situasi masyarakat Indonesia di Hong Kong.
Submenu Info Penting tidak berisi informasi apa pun. Menu
ini masih dibiarkan kosong. Submenu Kalender Kegiatan hanya
.:: Hal 69 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
menayangkan kalender elektronik yang sejak tahun 2012 tidak
menyajikan informasi kegiatan apapun.
Menu Profil Negara dan Kerja Sama memuat penjelasan
tentang negara Hong Kong. Beragam data disajikan dengan
tidak menyebutkan sumber acuan selain data statistik
perdagangan Indonesia-Hong Kong yang mengacu pada data
Badan Pusat Statistik. Data terakhir tersaji dalam profil tersebut
mengacu pada data tahun 2010. Artinya, data tersebut telah
lebih dari satu tahun tidak diperbaharui.
**Meskipun terdapat menu struktur organisasi, portal tidak
menyajikan penjelasan tugas pokok dan fungsi dari masing-
masing jabatan yang ada di Kemlu. Indikator mengenai
pejelasan fungsi kerja adalah jenis informasi utama yang wajib
ada pada profil lembaga publik.
2. Program dan Kegiatan
yang sedang berlangsung
Tersedia
Melalui menu khusus Pelayanan KJRI Hong Kong, Pihak KJRI
menyediakan beberapa informasi tentang kegiatan yang tengah
dikelola oleh lembaga publik ini. Beberapa program tersebut
antara lain:
Welcoming Program.Kegiatan ini diadakan setiap selasa dan Jumat yang berfungsi
sebagai kegiatan orientasi bagi khusus untuk TKI yang baru
datang untuk bekerja di Hong Kong. Kegiatan ini berisi
pembekalan khusus pengetahuan seputar kehidupan sosial,
.:: Hal 70 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
ekonomi dan hukum di Hong Kong. Pembekalan juga
mencakup sosialisasi pelayanan yang diselenggarakan oleh
KJRI.
During-Stay Program.
Program ini disebut sebagai progaram reguler yang dilakukan
sepanjang tahun oleh KJRI Hong Kong. Kegiatan ini berupa
sosialisasi keterampilan, penyuluhan kerohanian, hukum dan
ketenagakerjaan. Kegiatan ini juga termasuk kegiatan lain
berupa sosialisasi melalui radio AM Metroplus bertajuk
“Ngobrol Bersama KJRI”22.
Exit Program.
Program ini menyasar kelompok BMI yang akan pulang ke
Indonesia. Pembelakalan kewirausahaan dan bimbingan
psikologi menjadi materi utama dalam kegiatan ini.
**Mengacu pada berita berkala yang diunggah ke portal KJRI
Hong Kong, tidak ditemukan secara spesifik informasi yang
menunjukkan ketiga program utama KJRI tersebut berjalan
sesuai rencana yang terpapar dalam profil program.
3. Informasi Keuangan
Tidak dicantumkan
KJRI HK tidak menyajikan laporan pengelolaan anggaran
keuangan lembaga berikut Rencana Kerja Anggara (RKA) dan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
**Website tersebut tidak menyajikan sama sekali tak
mencantumkan laporan anggaran keuangan, termasuk daftar
aset dan kekayaan yang dikelola.
22 Pertemuan dengar Pendapat KJRI HK bersama PSDBM dan Medialink pada 18 Februari 2013.
.:: Hal 71 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
4. Akses Info Publik (PPID)
Tidak tersedia.
** Menu khusus petugas komunikasi dan Fungsi Penerangan,
Sosial dan Budaya masih kosong dan tidak berisi keterangan
apa pun.
5. Peraturan dan Kebijakan
Tidak Tersedia
**Portal ini tidak menyajikan sama sekali daftar kebijakan dan
peraturan yang menyangkut penyelenggaraan KJRI, termasuk
yang menyangkut tata pelayanan publik. KJRI pun turut
menerbitkan surat edaran yang tidak termuat dan dapat diakses
melalui portal ini. Salah satu surat edaran yang dikeluarkan oleh
KJRI Hong Kong terkait dengan implementasi sistem tata
kelola tenaga kerja migran dalam jaringan (daring/online).
Surat edaran ini membuat BMI tidak bisa pindah agensi dan
mencari agensi baru sebelum menyelesaikan kontrak. Situasi
menyebabkan BMI berpotensi menanggung kerugian, terutama
pada BMI yang mengalami pemutusan kontrak. BMI yang
mengalami pemutusan kontrak dan dipaksa melalui mekanisme
satu agensi harus kembali membayar potongan gaji.
Informasi Tambahan Seputar Portal KJRI
No Jenis Informasi Tingkat Penerapan
1. Kemitraan
Tidak Tersedia
Portal KJRI Hong Kong tidak memuat secara rinci
hubungan kemitraan dengan organisasi lain, termasuk
lembaga negara.
.:: Hal 72 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
2. Info Reguler (Berita)
Tersedia
Informasi reguler yang terpapar dalam portal KJRI
memuat informasi kegiatan seremonial formal yang
dikelola KJRI secara langsung atau bekerjasama dengan
pihak lain.
Menu informasi lain tersedia dalam portal ini, seperti
menu beasiswa yang merujuk pada
http://darmasiswa.kemdiknas.go.id.
Menu publikasi belum berfungsi dan dimanfaatkan.
Menu Bulletin berisi dua berkas yang terakhir diunggah
pada 3 Desember 2013. Menu buku hanya berisi berkas
ujicoba penggunaan website, seperti foto. Menu tabloid
hanya berisi dua modul kepedulian lingkungan dan
pengenalan HIV AIDS yang diunggah pada tahun
2010.
3. Layanan Online (Selain PPID) Tersedia beberapa menu pelayanan publik pada bagian
sisi kanan website antara lain, Pelayanan Perlindungan
WNI & BHI; Pengaduan Online ; Lapor Diri Online ,
dan ; Pelayanan Kekonsuleran; Pelayanan Media.
Menu perlindungan WNI berisi penjelasan tentang
profil Direktorat Perlindungan WNI dan BHI. Menu
pelayanan media berisi mekanisme izin dan pelayanan
untuk media yang bermaksud meliput di KJRI. Menu
lapor diri online dan pengaduan online merujuk pada
formulir isian yang dapat digunakan untuk dua fungsi
tersebut.
.:: Hal 73 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Beberapa menu penting di bagian bawah, yaitu Asean
selayang Pandang, Akses, Lowongan Kerja
Internasional, Proses tata cara pendaftaran organisasi
dan Public speaking kontes, kesemuanya tidak berfungsi.
Apabila dirujuk, kesemua menu tersebut hanya akan
menampilkan logo.
Layanan keimigrasian disajikan dalam portal berbeda
yang beralamat di http://www.kjrihkimigrasi.org.
Layanan ini cukup memadai untuk memberikan
pelayanan keimigrasian kepada WNI dan warga negara
asing. Pelbagai info persyaratan, mekanisme dan
formulir yang dibutuhkan dapat diperoleh melalui
layanan ini. Pembiayaan pelaksanaan pelayanan
.:: Hal 74 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
keimigrasian pun disajikan secara terbuka. Melalui
portal pelayanan khusus ini, pihak KJRI turut
menyediakan formulir online yang memudahkan
pengurusan dokumen keimigrasian.
Sebagai perwakilan negara di salah satu negara penempatan BMI terbesar, KJRI Hong Kong idealnya
telah menyediakan akses informasi memadai yang memperkuat perlindungan BMI. Proses uji
informasi yang disampaikan oleh BMI Hong Kong yang mengupas tata kelola sektor migrasi oleh
KJRI Hong Kong sampai pada tahap sengketa Informasi di Komisi Informasi Pusat. Pelbaga upaya
untuk menanyakan dan memeriksa sejauh mana pihak KJRI merespon permintaan informasi tidak
berhasil mendorong KJRI menjawab permintaan tersebut. Surat keberatan yang ditujukan kepada
atasan PPID di Kementrian dan Pimpinan KJRI pun tidak memperoleh tanggapan hingga batas yang
ditentukan sesuai ketentuan di UU KIP. Hal tersebut akhirnya mendorong BMI untuk membawa
kebuntuan permintaan informasi ini ke Komisi Informasi.
.:: Hal 75 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 15: Suasana Diskusi KIP Buruh Migran
BAB III
DINAMIKA PEMANTAUAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
PADA SEKTOR MIGRASI KETENAGAKERJAAN
A. Peta Informasi Publik Sektor Migrasi Ketenagakerjaan
Informasi sektor migrasi ketenagakerjaan tidak terpusat pada satu lembaga publik. Kementrian tenaga
Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (BNP2TKI) menjadi dua lembaga publik utama yang bersinggungan dengan tata
kelola pelayanan publik ini. Selain keduanya, terdapat beberapa lembaga lain yang terkait dengan
mekanisme dan proses penempatan dan perlindungan buruh migran Indonesia (BMI), yaitu
Kementerian Luar Negeri, Direktorat Jendral Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Kepolisian, Kementerian Kesehatan, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Tata kelola sektor ini pun tidak terbatas pada tingkat nasional, tetapi juga pada tingkat Kabupaten
dan Provinsi. Kemenakertrans dan BNP2TKI memiliki lembaga turunan di masing-masing daerah
yang melaksanakan fungsi pelayanan dan pengawasan sektor ini di setiap Provinsi dan Kabupaten.
Kemenakertrans terhubung dengan Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi (di beberapa daerah nama
dan pengelompokan gugus tugas berbeda-beda), sementara BNP2TKI memiliki jajaran pelaksana di
daerah yaitu, Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI).
Pengecualian hanya terjadi di Jawa Timur. Fungsi BP3TKI di provinsi ini dikelola oleh Unit
Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (UPT P3TKI).
Selain lembaga publik ini, sektor swasta turut terkait dengan tata kelola informasi yang menyangkut
penempatan dan perlindungan buruh migran. Namun, entitas yang turut dilibatkan dalam
penempatan BMI ini tidak dapat disentuh dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang
Keterbukaan Informasi Publik, seperti lembaga publik lainnya. Meski demikian, aturan yang
.:: Hal 76 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
mewajibkan tata kelola informasi pada Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
(PPTKIS) diatur secara spesfik melalui Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri. Tugas pengawasan tata
laksana penyediaan informasi oleh PPTKIS kepada BMI dan calon BMI yang masuk dalam kategori
kewajiban PPTKIS berada pada Kemenakertrans.
Keberadaan informasi sektor ini yang berada di beberapa lembaga dan tingkatan yang berbeda
membutuhkan pemetaan jenis informasi dan lembaga publik yang dinilai memiliki atau berkaitan
sebagai pelaksana. Proses pemantauan ini dimulai dengan pemetaan informasi dan sosialisasi
pemanfaatan UU keterbukaan informasi publik (KIP) bersama anggota Jaringan Kerja BMI untuk
Keterbukaan Informasi yang terdiri dari Infest Yogyakarta, Pusat Sumber Daya Buruh Migran,
Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Paguyuban Peduli Buruh Migran dan Perempuan Seruni
Banyumas, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama
(LAKPESDAM-NU) Cilacap, Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT) Salatiga dan
Jingga Media Cirebon. Upaya serupa turut digelar di Hong Kong bersama dengan Indonesian
Migrant Workers Union (IMWU), Asosiasi Buruh Migran Indonesia (ATKI) dan Persatuan BMI
Tolak Overcharging (Pillar).
Pemetaan informasi menunjukkan beragamnya jenis dan satuan informasi yang terkait dengan tata
laksanan penempatan dan perlindungan BMI. Informasi tersebut mencakup fase pra-penempatan,
penempatan dan kepulangan. Selain itu, satuan informasi juga menyangkut wewenang spesfik
lembaga publik di tingkat nasional, daerah dan di luar negeri. Keragaman kebutuhan pun terjadi pada
masing-masing organisasi yang turut melakukan pemanatauan. Kebutuhan tersebut sangat terkait
dengan fokus dan situasi sosial yang melingkupi BMI di masing-masing daerah.
Mengacu pada pemetaan jenis informasi yang yang terkait dengan migrasi ketenagakerjaan, tak
kurang dari 258 butir pertanyaan. Penambahan butir pertanyaan terjadi pada Oktober 2013 sebanyak
58 item pertanyaan. (daftar butir terlampir terlampir). Informasi tersebut terkait erat dengan tata
kelola sektor ini yang secara langsung dikelola atau menjadi tanggungjawab masing-masing lembaga
.:: Hal 77 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
publik. Keterbatasan jumlah peminta informasi mengharuskan tim ini, baik di Indonesia mau pun di
Hongkong untuk memilah kembali jenis informasi berdasarkan skala prioritas.
Salah satu tantangan dalam proses ini adalah penguatan kapasitas anggota jaringan dalam
pemanfaatan instumen KIP dalam advokasi. Meski telah disahkan pada tahun 2008, dan diperkuat
dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010, Undang-undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang keterbukaan informasi publik masih belum banyak dikenal oleh jaringan kerja ini.
Proses penguatan kapasitas ini turut difasilitasi oleh komunitas Media Lintas Komunitas (Medialink)
Jakarta. Proses ini penguatan kapasitas formal diikuti dengan praktik langsung yang memberikan
pengalaman baru bagi anggota jaringan dalam upaya mengakses informasi. Proses pemantauan juga
diposisikan sebagai metode belajar kolektif antar organisasi. Setiap permintaan informasi yang akan
diajukan oleh individu atau organsiasi, akan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan organisasi lain
untuk diperiksa dan diberi masukan. Proses ini tidak saja bertujuan untuk membangun kapasitas yang
setara antar pelaku, tetapi juga membangun kerja kolaboratif antar organisasi.
B. Proses Pemantauan
Proses pemantauan di Indonesia mulai dilakukan pada bulan Februari 2013, sementara proses di
Hong Kong mulai dilakukan pada Maret 2013. Permintaan informasi dilakukan oleh setiap
perwakilan informasi yang tertuju pada lembaga di tingkat daerah dan nasional. Pembagian peran
dilakukan untuk memastikan keterlibatan dan maksimalnya capaian jenis informasi yang diperoleh.
.:: Hal 78 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 16
Daftar dan persentase permintaan informasi berdasarkan badan publik
Terdapat dua proses utama yang dilakukan selama pemantauan ini, yaitu proses uji informasi dengan
mengajukan permintaan informasi kepada lembaga-lembaga publik; dan pemantauan implementasi
dan kesiapan lembaga publik dalam penyelenggaraan keterbukaan informasi. Proses uji informasi
dilakukan secara kolektif dan perseorangan.
.:: Hal 79 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Permintaan informasi sebagian dilakukan atas nama perseorangan, dan sebagian lainnya dilakukan
atas nama organisasi. Keduanya memberikan catatan pembelajaran tersendiri. Permintaan informasi
atas nama organisasi, pada beberapa badan publik, lebih mudah dibandingkan dengan proses yang
dilakukan secara individu.
Permintaan informasi di Indonesia dilakukan secara perseorangan atau mengatasnamakan organisasi.
Permintaan informasi yang semula mengacu pada hasil pemetaan informasi pada Januari 2013
berkembang sesuai dengan kebutuhan advokasi dan kepentingan spesifik atas informasi pada setiap
komunitas. Pada perkembangannya, permintaan informasi tutur disampaikan kepada lembaga-
lembaga yang diketahui terkait dengan beberapa aspek migrasi, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
pada implementasi asuransi tenaga kerja Indonesia (TKI); Direktorat Jendral Imigrasi dan Kantor
Imigrasi pada soal pencekalan BMI tanpa KTKLN.
Hasil proses permintaan informasi memberikan gambaran lebih luas tentang pelbagai aspek yang
menjadi persoalan mendasar dalam tata kelola sektor ini. Hal tersebut yang menyebabkan proses
permintaan informasi berkembang menyasar pada lembaga-lembaga publik yang semula tidak
direncanakan. Pembelajaran penting dari situasi ini menunjukkan bahwa ketersediaan informasi yang
memadai memungkinkan pemetaan persoalan lebih terperinci guna kepentingan advokasi yang lebih
sistematis.
.:: Hal 80 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 17
Daftar Peminta Informasi dan Persentasenya
Metode permintaan informasi yang banyak dilakukan adalah dengan mengirimkan surat resmi
kepada lembaga publik tersasar. Permintaan turut mengujicoba ketersediaan sistem online yang telah
disediakan oleh PPID lembaga publik tertentu. Permintaan dengan menggunakan layanan online tersebut bertujuan untuk turut memeriksa kesiapan dan fungsi alat tersebut merespon permintaan
informasi. Upaya pengawalan permintaan informasi dilakukan dengan mendatangi langsung PPID
lembaga publik terkait atau tatap muka dan menggunakan sambungan telepon. Ketidakjelasan
alamat surat elektronik PPID di lembaga-lembaga publik tersasar menyebabkan tidak satupun
permintaan informasi disampaikan melalui media tersebut.
.:: Hal 81 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 18
Perbandingan Cara Meminta Informasi
Salah satu hambatan terbesar dalam proses permintaan informasi adalah belum tersedianya Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di setiap badan publik. Mekanisme pengelolaan surat
masuk yang masih terpusat pada pimpinan lembaga, pada lembaga tertentu tidak sepenuhnya efektif
guna memberikan pelayanan atas permintaan informasi. Tanggapan atas permintaan informasi pada
lembaga-lembaga yang masih menerapkan metode tata kelola lama tersebut sangat tergantung
dengan faktor kepentingan dan kepemimpinan masing-masing lembaga. Artinya, dengan
membiarkan lembaga publik tetap berjalan tanpa PPID, maka tidak terdapat standar yang merata
dalam pelayanan informasi. Hal ini menyebabkan masyarakat akan kesulitan mengakses informasi
pada lembaga yang memiliki kepemimpinan tertutup.
Respon pihak Dinas Tenaga Kerja di Kabupaten Cirebon, Kuningan, Majalangka dan Indramayu
menunjukkan bahwa proses permintaan informasi yang disampaikan kepada badan publik yang
belum memiliki PPID sangat tergantung pada keputusan pimpinan lembaga. Surat permintaan
informasi diserhkan kepada pimpinan lembaga dan kemudian didisposisikan kepada pejabat
berwenang untuk dijawab. Model pelaksanaan seperti ini menyebabkan peminta informasi tidak
dapat menerima informasi secara tepat waktu karena harus menunggu pertimbangan pimpinan
lembaga. Di lain sisi, penolakan pemberian informasi dengan dalih tidak ada mekanisme yang
mengatur secara spesifik pada badan publik tersebut besar kemungkinannya terjadi.
.:: Hal 82 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Mengacu pada permintaan informasi yang dikirimkan, tercatat 53 permintaan informasi dikirimkan
kepada badan publik. Sejumlah 20 permintaan informasi memperoleh jawaban dari pihak lembaga
yang dituju dan 33 lainnya berstatus tidak dijawab atau diabaikan. Sebagian besar permintaan
informasi yang dijawab (80%) disampaikan secara tidak tepat waktu. Meski tidak tepat waktu,
sebagian besar lembaga publik tidak memberikan pemberitahuan status permintaan informasi.
Gambar 19
Perbandingan Waktu Menjawab
Persoalan PPID yang belum tersedia pada badan publik juga membuat permintaan informasi tidak
terdokumentasi. Tidak terdokumentasikannya permintaan informasi menyebabkan lembaga publik
mudah berkilah menyatakan penolakan adengan alasan tidak atau belum menerima permintaan
informasi. Ketidakjelasan pihak yang menerima menjadi salah fakta yang terjadi, seperti di Dinas
Tenaga Kerja Indramayu dan Majalengka. Akibat tidak ada pihak yang secara spesifik
bertanggungjawab atas permintaan informasi, peminta informasi tidak memperoleh kepastian pejabat
yang menangani, waktu pemberian informasi, bahksa status permintaan informasi tersebut.
.:: Hal 83 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 20
Perbandingan Lembaga Publik yang Memiliki PPID
Kekosongan PPID banyak terjadi pada lembaga di daerah, seperti Dinas Tenega Kerja di Banyumas,
Kuningan, Cirebon, Mejalengka, dan Indramayu. Berbeda dengan Dinas Ketenagakerjaan, BP3TKI
relatif lebih siap pada aspek penyiapan infrastruktur PPID. Pihak BNP2TKI telah melakukan
sosialisasi ke segenap BP3TKI pada Januari 201323. Meski demikian, respon atas permintaan informasi
di BP3TKI perlu dikonsultasikan dengan jajaran PPID di BNP2TKI. Meski telah memiliki PPID,
tidak berarti proses permintaan informasi yang disampaikan kepada BP3TKI dijawab tepat waktu.
Beberapa permintaan informasi dijawab terlambat oleh PPID BP3TKI, seperti jawaban yang diterima
oleh Pusat Sumber Daya Buruh Migran yang diperoleh setelah terlebih dahulu pihak BP3TKI
memanggil untuk dengar pendapat.
Kekosongan PPID juga terjadi pada Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong. Meski
menyatakan bahwa tugas pokok PPID ditangani oleh bagian informasi dan hubungan masyarakat,
namun fungsi tersebut tidak terbukti berjalan dengan baik. Permintaan informasi yang diajukan oleh
tim 11 BMI Hong Kong pada 10 Maret 2013, hingga laporan ini diternitkan (November 2013)
peminta informasi tidak menerima balasan dan jawaban apa pun.
Status permintaan informasi tersebut sekarang sudah diajukan sebagai sengketa di Komisi Informasi
Pusat. Kekosongan PPID pada KJRI membuat permintaan informasi berstatus tidak jelas. Pihak KJRI
23 Wawancara Kepala BP3TI Semarang dan Kabag Tata Usaha Usaha BP3TKI Yogyakarta
.:: Hal 84 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
ketika dihubungi oleh Tim 11 saling lempat tanggungjawab. Salah satu jawaban yang diterima oleh
tim 11, yang menyatakan bahwa permintaan informasi baru akan dijawab setelah salah satu staff KJRI
kembali dari tanah air, menunjukkan bahwa ketergantungan pada staff tertentu masih tinggi.
Idealnya, permintaan informasi tersebut tetap dapat diproses tanpa kehadiran salah satu staff.
Faktanya, akhir Oktober 2013 permintaan informasi tersebut tidak kunjung mendapat respon.
Keberadaan PPID juga tidak sepenuhnya menyelesaikan persoalan akses informasi. PPID, pada
beberapa kasus, menunjukkan kinerja buruk. Mengacu pada gambar perbandingan ketepatan waktu
pemberian jawaban menunjukkan bahwa PPID masih belum bisa memenuhi standar operasional tata
kelola informasi publik. Pengamatan yang tertuju pada PPID Kemnakertrans menunjukkan bahwa
PPID belum mengerti sepenuhnya pokok tugas dan tanggung jawab yang diemban. Penunjukkan
tugas pun tidak jelas. PPID yang berada di ruangan perpustakaan Kemenakertrans ini dijaga oleh
petugas yang tidak begitu memahami KIP. Pelayanan tidak ramah dan saling lempar tanggungjawab
pun terjadi ketika SBMI mencoba memeriksa permintaan informasi secara langsung.
Kinerja tidak prima pada PPID Kemenakertrans ditunjukkan pula dengan dokumentasi pemberian
informasi. Kepada peminta informasi dari SBMI, petugas PPID menyatakan telah mengirimkan
jawaban melalui pos. Ketika ditanya salinan resi, petugas tersebut tidak dapat menujukkan kedua
bukti dokumen tersebut. Di lain sisi, pembukuan surat Dewan Pimppinan Nasional (DPN) SBMI
tidak pernah mencatat adanya surat masuk dari PPID Kemenakertrans24. Meski akhirnya DPN SBMI
menerima jawaban, fakta ini menunjukkan ketidakmampuan PPID Kemenakertrans untuk segera
merespon permintaan informasi publik yang mereka terima.
Persentase permintaan yang dijawab secara lengkap pun cukup kecil, yaitu 5% dari total 53
permintaan informasi. Informasi yang diberikan secara tidak lengkap tidak disisipi keterangan
spesifik. Informasi tersebut hanya tidak dijawab atau dihilangkan dari butir jawaban. Cara ini lebih
banyak dilakukan untuk butir pertanyaan menyangkut tata kelola keuangan dan data rinci persoalan
tertentu.
24 Wawancara Boby Alwi, Peminta Informasi dari DPN SBMI.
.:: Hal 85 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 21
Tabel Tanggapan Badan Publik Atas Permintaan Informasi Pegiat Buruh Migran
Bentuk respon lain yang diberikan kepada peminta informasi justru menyulitkan peminta Informasi.
Maizidah Salas, Pegiat SBMI Wonosobo yang meminta informasi seputar mekanisme pemulangan
jenazah TKI dari luar negeri ke Kementerian Luar Negeri (Kemlu) justru diminta ke Jakarta untuk
mendapatkan keterangan langsung. Respon ini bertentangan dengan prinsip penyediaan informasi
secara murah dan mudah yang diwajibkan oleh Undang-undang 14 Tahun 200825. Pemanggilan
peminta informasi yang berada di Wonosobo untuk ke Jakarta tentu menyulitkan peminta informasi.
Gambar 22
Cara Lembaga Publik Menjawab Permintaan Informasi
25 UU Nomor 14 Tahun 2008 Pasal 7, 9 dan 13.
.:: Hal 86 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Proses permintaan informasi berkembang seiring dengan temuan-temuan pada dokumen yang
diperoleh melalui uji informasi. Uji Informasi yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuagan (OJK),
Kantor Imigrasi, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Keuangan dan Kementerian
Kesehatan dilakukan mengingat kebutuhan spesifik yang berkembang.
Pengembangan permintaan informasi, salah satunya, mengacu pada kebutuhan advokasi yang
dilakukan oleh jaringan kerja ini. Advokasi terkait isu Kartu Tanda Kerja Luar Negeri (KTKLN)
adalah salah satu contoh pengembangan permintaan informasi berbasis isu yang dilakukan karena
kebutuhan advokasi langsung. Hasil uji informasi ini mampu menjadi bahan advokasi untuk
mencegah pencekalan BMI tanpa KTKLN yang dilakukan oleh imigrasi di beberapa bandar udara.
Pencekalan yang melanggar Undang-undang 14 Tahun 2011 tentang keimigrasian. Melalui hasil uji
informasi, KTKLN dinyatakan bukan sebagai persyaratan keimigrasian yang dapat digunakan untuk
mencegahtangkal (cekal) BMI ke luar negeri.
Gambar 23
Cuplikan Surat Jawaban KIP dari Kantor Imigrasi Kelas II Yogyakarta tentang KTKLN
.:: Hal 87 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
C. Apakah Sistem Informasi Menjawab Kebutuhan Keterbukaan Informasi?
Salah satu persoalan penting dalam tata kelola keterbukaan informasi adalah ketersediaan media yang
secara cepat dan mudah diakses oleh publik untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Salah
satu pilihan utama, seiring berkembangnya teknologi berbasis internet, adalah penyediaan website
resmi masing-masing lembaga. Pada aspek ini, seluruh kementerian dan badan nasional yang menjadi
objek pemantauan telah memiliki sistem tersebut yang berupa website. Terdapat pula sistem PPID
online yang telah disediakan oleh Kemlu yang disebut sebagai “Gerbang Kemlu”.
Berbeda dengan di tingkat nasional, badan-badan publik di level Provinsi dan Kabupaten yang
menangani sektor migrasi ketenagakerjaan belum menyediakan sistem informasi berupa website.
Pelbagai persoalan disebut sebagai penyebab tidak adanya sistem informasi tersebut. BP3TKI yang
dinaungi oleh BNP2TKI menyatakan bahwa ketiadaan media tersebut disebabkan oleh keterbatasan
dana yang dimiliki. Menyikapi hal tersebut, BP3TKI di daerah menyerahkan pengelolaan informasi
pada website resmi BNP2TKI. Sementara, Dinas tenaga kerja di beberapa kabupaten tidak memiliki
alat kerja ini, seperti Cirebon, Banyumas, Cilacap, Malang, dan Majalengka.
Tabel Ketersediaan Website pada Lembaga Publik
No Lembaga Ketersediaan
Tersedia/Tidak
1 Kemenetrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tersedia (web)
2 BNP2TKI Tersedia (web)
3 Kementerian Luar Negeri Tersedia (web)
4 Konsulat Jenderal Republik Indonesia Hong Kong Tersedia (web)
5 BP3TKI Yogyakarta Tidak Tersedia
6 BP3TKI Semarang Tidak Tersedia
7 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Banyumas Tidak Tersedia
8 Dinas Tenaga Kerja Majalengka Tidak Tersedia
9 Dinas Tenaga Kerja Cirebon Tidak Tersedia
10 Dinas Tenaga Kerja Indramayu Tersedia (blog)
11 Dinas Tenaga Kerja Kuningan Tersedia (blog)
.:: Hal 88 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Ketersediaan website tidak dapat sepenuhnya menjadi salah satu indikator keterbukaan informasi.
Ketersediaan media informasi ini sangat tergantung pada tata kelola masing-masing lembaga.
Penelusuran yang dilakukan pada website Kemenakertrans berikut Direktorat Pembinaan dan
Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta); BNP2TKI; Kementerian luar Negeri dan KJRI Hong Kong
mengindikasikan masih lemahnya tata kelola informasi melalui media ini. Website Direktorat
Binapenta menjadi salah satu contoh buruknya tata kelola informasi publik melalui media website
yang telah tersedia (rincian lihat bab II). Media ini tidak saja minim informasi yang wajib disediakan
secara berkala, seperti informasi yang berkaitan dengan Badan Publik; informasi mengenai kegiatan
dan kinerja Badan Publik terkait; informasi mengenai laporan keuangan. Pembaharuan informasi
terakhir yang dilakukan oleh Badan Publik di bawah Kemenakertrans ini pada tahun 2010.
Website Binapenta juga tidak menyediakan informasi serta-merta, seperti suatu informasi yang dapat
mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum. Contoh dari informasi serta merta yang
berkaitan dengan isu migrasi ketenagakerjaan adalah daftar hitam Pelaksana Penempatan Tenaga
Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang menjadi bagian tanggungjawab Direktorat ini.
Salah satu temuan penting dalam proses pemantauan ini terkait dengan penyediaan layanan PPID
online oleh Kemlu pada alamat www.ppid.kemlu.go.id. Layanan satu pintu PPID yang dibangun
oleh Kemlu ini tidak berfungsi. Ujicoba permintaan informasi yang dilakukan menggunakan
formulir pada sistem tersebut menunjukkan kegagalan fungsi teknologi tersebut. Sistem secara
otomatis memberikan pemberitahuan bahwa permintaan informasi telah diterima dan diproses oleh
PPID selambat-lambatnya 17 hari kerja. Faktanya, permintaan informasi yang disampaikan melalui
sistem tersebut tidak dijawab hingga batas akhir tersebut. Surat keberatan yang disampaikan oleh
Pratina Ikhtiarini, peminta informasi dari PSD-BM dibalas dengan pernyataan bahwa PPID Kemlu
belum menerima permintaan informasi tersebut.
.:: Hal 89 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Gambar 24
Contoh balasan otomatis yang diterima peminta Informasi
dari sistem formulir online di Website PPID Kemlu
Fenomena ini menunjukkan bahwa keterbukaan informasi tidak dapat semata ditunjukkan dengan
ketersediaan media atau teknologi yang termutakhir. Ketersediaan media harus diimbangi dengan
kesediaan lembaga publik untuk mengelola informasi, bersikap terbuka, dan konsisten dalam
melaksanakan peraturan negara yang mengharuskan keterbukaan informasi. Temuan paling
mencolok dari ketertutupan adalah nihilnya penyediaan laporan yang berkaitan dengan tata kelola
keuangan yang mencakup perencanaan dan implementasinya.
.:: Hal 90 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
BAB VI
REKOMENDASI
Mengacu pada hasil pemantauan ini, beberapa rekomendasi secara spesifik disusun kepada masing-
masing badan publik. Rekomendasi ini disampaikan kepada Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Kemenakertrans), Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI), Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Komisi Informasi Pusat dan
Organisasi/individu buruh migran. Rekomendasi terangkum sebagai berikut:
A. Kemnakertrans
1. Memperbaiki keseluruhan tata kelola dan pelayanan keterbukaan informasi publik dengan
mempersiapkan kelembagaan pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yang
memenuhi standardisasi yang diatur dalam Undang-undang nomor 14 Tahun 2004,
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 dan Peraturan Komisi Informasi lainnya.
2. Mengimplementasikan Keterbukaan informasi secara penuh dengan menjadikan kelembagaan
PPID sebagai bagian terintegerasi dengan kinerja dan tata layanan yang menjadi
tanggungjawab Kemnakertrans.
3. Menyediakan mekanisme khusus uji konsekuensi atas dokumen atau informasi yang
dikecualikan melalui Keputusan Menteri Nomor Kep. 218/ MEN/ VIII/ 2012 tentang
pelayanan informasi publik di kementerian tenaga kerja dan transmigrasi.
4. Memperbaiki kinerja tata kelola informasi melalui media resmi kementerian, seperti website,
agar dapat memenuhi standar keterbukaan informasi yang proaktif dan memenuhi aspek
kebutuhan informasi bagi buruh migran dan pihak lain yang turut menjadi kelompok
pemanfaat pelayanan.
5. Memberikan dukungan percepatan implementasi keterbukaan informasi pada jajaran Dinas
Tenaga Kerja di tingkat Provinsi dan Kabupaten;
6. Menyediakan layanan khusus informasi melalui website yang dapat diakses dengan mudah
terkait dengan pelayanan publik sektor migrasi ketenagakerjaan, seperti kajian dan evaluasi
keberadaan PPTKIS dan implementasi penerapan asuransi untuk BMI
.:: Hal 91 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
B. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
1. Memperbaiki kinerja PPID dalam pelayanan permintaan informasi publik dengan
membentuk sistem pengawasan khusus atas kinerja PPID;
2. Memperbaiki tata kelola saluran informasi melalui media website BNP2TKI sehingga lebih
mudah diakses oleh Buruh Migran Indonesia (BMI), terutama dengan penyediaan secara
lengkap jenis informasi pokok yang dibutuhkan oleh BMI terkait dengan proses penempatan
dan pelayanan langsung kepada BMI;
3. Mengkaji kembali isi Keputusan Kepala Badan Nomor KEP: 100/KA/X/2012 tentang Daftar
Informasi yang dikecualikan di lingkungan BNP2TKI mengingat terdapat pengecualian
yang bertentangan dengan UU Nomor 14 Tahun 2004;
4. Menyediakan mekanisme uji konsekuensi atas pengecualian jenis informasi yang diatur dalam
Keputusan Kepala Badan Nomor KEP: 100/KA/X/2012 tentang Daftar Informasi yang
dikecualikan di lingkungan BNP2TKI;
5. Memberikan dukungan kepada jajaran Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) untuk penguatan kapasitas Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) dan pengelolaan mandiri saluran informasi publik di setiap daerah
mengingat keragaman kebutuhan informasi di daerah yang perlu difasilitasi;
6. Mengkaji kembali dan mencabut informasi salah yang disampaikan terkait dengan ancaman
pidana yang melekat pada BMI tanpa KTKLN;
C. Kementerian Luar Negeri
1. Mempercepat implementasi keterbukaan informasi publik di semua lembaga publik di bawah
naungan Kementrian Luar Negeri (Kemlu) dengan pemerataan pembentukan institusi Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di lingkungan Kedutaan dan Konsulat Jenderal
Indonesia di luar negeri, khususnya di negara-negara penempatan TKI;
2. Mengevaluasi kinerja PPID di Jajaran Kemlu dan memastikan adanya pengawasan serta
supervisi dalam pengelolaan kelembagaan PPID;
3. Mengefektifkan ruang koordinasi antara PPID Kemlu dan jajaran pejabat Kedutaan dan
Kosulat di luar negeri untuk mempercepat proses dan pemenuhan kewajiban keterbukaan
.:: Hal 92 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
informasi publik sesuai dengan UU nomor 14 Tahun 2008;
4. Mengevaluasi dan memperbaiki tata pelayanan informasi melalui media resmi Kemlu,
Kedutaan dan Konsulat di luar negeri agar memenuhi standar pelayanan keterbukaan
informasi publik;
D. Komisi Informasi Pusat
1. Memperkuat pengawasan atas kinerja keterbukaan informasi publik pada lembaga-lembaga
publik yang mengelola sektor migrasi ketenagakerjaan dalam memberikan pelayanan
informasi kepada publik secara luas;
2. Mengawasi dan memberikan masukan atas surat keputusan mengikat yang diterbitkan oleh
lembaga publik terkait dengan pengecualian informasi;
E. Buruh Migran dan Elemen Masyarakat Sipil Lain
1. Memperbanyak upaya untuk mendorong keterbukaan informasi di sektor migrasi
ketenagakerjaan baik di nasional, daerah, maupun pada badan publik di luar negeri;
2. Mempertimbangkan penggunaan metode permintaan informasi sebagai salah satu metode
guna mendukung advokasi menyeluruh berbasis data untuk perbaikan tata kelola pelayanan
dan perlindungan BMI.
.:: Hal 93 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
BAB V
RAGAM CATATAN
PENGETAHUAN DAN TESTIMONI
Ketika BMI Hong Kong Menuntut Keterbukaan
Oleh: Fera Nuraini, BMI Hong Kong
Buruh migran yang tersebar di berbagai negara dan menjadi sumber devisa bagi negara Indonesia
sering sekali menjadi objek pemerasan, entah oleh calo bahkan oleh pemerintah sendiri. Kartu Tanda
Kerja Lur Negeri (KTKLN) adalah salah satu contoh yang menjadi isu hangat. Tentang cara
pengurusan KTKLN dan fungsi KTKLN itu sendiri bagi BMI. Banyak BMI yang saat mengurus
KTKLN dikenai biaya jutaan lebih, tapi ada juga yang tidak membayar sama sekali.
Kurangnya informasi menjadikan BMI kebanyakan hanya merujuk berdasarkan "katanya" saat
berhadapan dengan pihak pemerintahan atau badan publik. Pun juga di Hong Kong, tempat di mana
150.000 lebih buruh migran bekerja di sektor rumah tangga.
Bulan Februari 2013, BMI Hong Kong mendapat kesempatan untuk mengenal apa itu Undang-
Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang dibawa oleh pegiat buruh
migran dari Yogyakarta dan Jakarta ke Hong Kong. Sebagai BMI yang yang masih menjadi WNI,
kita punya hak yang sama untuk meminta informasi yang kita butuhkan ke badan publik. Dalam hal
ini yang sering berhubungan dengan buruh migran adalah KJRI Hong Kong, sebagai perwakilan RI
yang berada di Hong Kong, Kementrian Tenaga Kerja, pihak Asuransi, Bea cukai bandara dan
BNP2TKI.
Terbentuklah tim yang dinamai Tim 11 yang bertugas mengirim surat ke badan publik yang telah
.:: Hal 94 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
kita pilih bersama yakni KJRI Hong Kong, BNP2TKI dan Bea Cukai. BMI Hong Kong mengirim
surat kepada KJRI Hong Kong sebanyak 5 surat dengan pengirim surat yakni 5 BMI dari Tim 11 ini.
Surat dikirim pada tanggal 10 Maret 2013, antara lain:
1. Permohonan informasi pelayanan publik KJRI di Hong Kong
2. Permohonan informasi pelayanan publik penanganan buruh migrant KJRI di Hong Kong
3. Permohonan informasi pelayanan publik tentang pengawasan agency
4. Permohonan informasi struktur pelayanan KJRI di Hong Kong
5. Permohonan informasi public perlindungan pekerja migran KJRI di Hong Kong
Jarak 2 Minggu, Tim 11 menanyakan ke KJRI dengan menelepon beberapa stafnya, ada yang
menganggat telepon, dan ada yang tidak mengangkat telpon, bahkan ada staf KJRI yang sama sekali
tidak tahu-menahu soal surat yang Tim 11 kirim.
Karena sampai batas waktu yang telah ditentukan sesuai dengan UU KIP surat tersebut tidak
mendapatkan respon, TIM 11 pun mengirimkan surat keberatan ke KJRI pada tanggal 7 April 2013.
Saat tim 11 menghubungi lagi KJRI, jawaban mereka pun masih sama, tidak tahu menahu-nahu soal
surat tersebut. KJRI terkesan menyepelekan permintaan informasi yang dikirim tim 11.
Selain KJRI, surat juga dikirim ke BNP2TKI untuk meminta informasi tentang penerbitan KTKLN
yang meskipun mendapat balasan tetapi balasan tersebut belum memuaskan. Pun juga dengan surat
yang dikirim ke pihak bea cukai.
BMI yang mendapat julukan pahlawan devisa selama ini masih dinilai sebagai orang kelas bawah dan
tidak tahu apa-apa. Tetapi pergerakan berorganisasi yang dimiliki BMI Hong Kong sering menjadi
contoh bagi BMI di negara lain.
Pun juga dalam pemanfaatan UU KIP di mana Hong Kong menjadi negara pertama kali yang
.:: Hal 95 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
memanfaatkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik bagi buruh migran. Respon positif
diterima BMI Hong Kong saat mengirim surat ke BNP2TKI dan Beacukai, tetapi tidak dengan KJRI
Hong Kong sebagai wakil pemerintahan yang berada di Hong Kong.
Mungkin karena KJRI Hong Kong belum punya PPID yang berkewajiban membalas surat tersebut.
Tapi bagaimana pun, informasi yang kami minta sangat penting bagi kelangsungan BMI baik yang
telah bekerja di Hong Kong maupun yang akan berangkat kerja ke Hong Kong.
Contoh nyata adalah pengawasan terhadap agency yang mencakup nama-nama agency yang telah
kena blacklist atau daftar hitam. BMI berhak tahu nama agen yang nakal sehingga bisa memilih saat
mencari majikan baru atau saat proses kontrak baru tidak akan salah masuk ke agen yang terkena
blacklist tetapi masih beroperasi. Alasan lain karena BMI Hong Kong tidak dijinkan untuk mengurus
kontrak mandiri sehingga mau tidak mau tetap harus berhubungan dengan agen.
Besar harapan kami bahwa surat-surat yang kami kirim tidak hanya mampir di meja staff lalu
terbuang sia-sia karena surat tersebut sangatlah penting bagi BMI Hong Kong. Harapan lain adalah
bahwa meskipun buruh migran, kita tetap berhak meminta informasi yang kita butuhkan ke badan
publik dan berharap mendapat jawaban sesuai dengan pertanyaan yang kami ajukan.
Mari manfaatkan UU KIP demi kemajuan bersama bagi buruh migran.
.:: Hal 96 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Membuka Kotak Hitam Penempatan
BMI Melalui Akses Informasi
Oleh: Ahmad Rovahan, Jingga Media Cirebon
Ketika diajak untuk bergabung dalam program kegiatan keterbukaan Informasi Publik ada rasa
tantangan tersendiri tentang sejauh mana kesiapan pemerintah dalam mengaplikasikan UU No 14
tahun 2008 ini. Rasa tertantang Saya timbul karena di Cirebon, spanduk dan beberapa alat peraga
informasi lainnya banyak tersebar dan menginformasikan kepada masyarakat untuk memanfaatkan
UU KIP untuk mendapatkan informasi dengan jelas.
Selain itu, beberapa kali sosialisasi yang diberikan oleh pemerintah terkait UU KIP ini terkesan
mewah dan glamor, karena diselenggarakan di Hotel berbintang di Cirebon. Kondisi ini juga yang
menantang Saya apakah pemerintah benar-benar menyosialisasikan UU KIP ini agar masyarakat
memanfaatkannya, atau sosialisasi tersebut hanya program semata untuk menghabiskan anggaran
semata?.
Pemerintah Daerah Belum Siap Laksanakan KIP
Informasi yang Saya cari dengan menggunakan UU KIP adalah informasi tentang Buruh Migran
yang ada di wilayah III Cirebon (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Cirebon dan
sekitanya merupakan salah satu wilayah kantung buruh migran Jawa Barat bahkan Indonesia. Dalam
data yang dirilis BNP2TKI, Cirebon masuk dalam wilayah 10 besar pengirim Buruh Migran.
Banyaknya warga yang menjadi Buruh Migran, sudah barang tentu permasalahan yang dihadapi juga
cukup banyak dan beragam. Beberapa permasalahan yang dihadapai oleh Buruh Migran, salah
satunya adalah informasi yang kurang sempurna dan juga sulitnya mendapatkan informasi tentang
mekanisme keberangkatan yang aman.
.:: Hal 97 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Lembaga Daerah Tidak Memiliki Website Resmi
Salah satu indikasi dari ketidaksiapan pemerintah daerah dalam melaksanakan keterbukaan Informasi
adalah tidak dimilikinya website pribadi Dinas. Seperti Dinas tenaga Kerja dan transmigrasi. Dari
empat daerah (Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka) hanya dua daerah yang memiliki
website pribadi dan itupun dengan kemasan yang sangat sederhana dan tidak banyak memberikan
informasi penting bagi masyarakat.
Saat ini, lembaga pemerintahan terendah di Indonesia saja (baca Desa) sudah banyak memiliki
website dan sadar akan pentingnya pusat informasi yang terkoneksi dengan internet tersebut. Dengan
adanya website, masyarakat akan lebih mudah mencari informasi yang dibutuhkan.
Yang lebih mengecewakan, beberapa Dinas Tenaga Kerja di Wilayah III Cirebon yang memiliki
webste, hanya menggunakan website gratisan (blog) yang minim konten dan dengan kemasan yang
sangat sederhana dan tidak menarik untuk dilihat. Selain itu, hampir di Website Dinas tersebut hanya
lebih menonjolkan kepengurusan dan program kerja dibandingkan dengan informasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Bahkan, website yang dimiliki oleh Dinas tenaga kerja tersebut terlihat
update tahunan, karena data terakhir terposting tercatat pada tahun 2011.
Disnakertrans Wilayah III Cirebon Tidak Memiliki PPID
Bukti lain ketidaksiapan Disnakertrans di Wilayah III Cirebon dalam melaksanakan amanat Undang-
Undang KIP dan sesuai dengan aturan yang ditetapkan adalah, Disnakertrans di wilayah III Cirebon
tidak memiliki Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Sehingga ketika masyarakat
meminta informasi sesuai dengan UU KIP, proses yang akan dilalui cukup berbelit dan memakan
waktu. Sebagai contoh, ketika Saya meminta informasi di Disnakertrasn Kabupaten Cirebon, staf
dinas tidak mengerti tentang PPID dan mengatakan bahwa di Disnakertrans Cirebon belum memiliki
PPID. Semua surat yang masuk ke Dinas dalam rangka meminta informasi, akan diarahkan kepada
Kepala Dinas. Segala keputusan, akan ditentukan oleh Kepala Dinas.
.:: Hal 98 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Selain itu, ketika Saya mengubungi 3 Disnakertrans selain Cirebon pun hampir serupa. Ketika
ditanyakan mengenai PPID, kesemuanya hampir mengatakan tidak mengerti. Ini membuktikan
bahwa sosialisasi UU KIP yang diberikan oleh pemerintah daerah setempat sedikit kurang tepat.
Seharusnya, pengenalan tentang UU KIP dimantapkan terlebih dahulu di lingkungan Pemerintah
Daerah dan Dinas-Dinas yang dinaunginya, sehingga permasalahan ini (ketidakpahaman soal KIP
dan PPID) tidak terjadi.
Respon Atas Permintaan Informasi
Ketidaksiapan lainnya, terlihat dari proses jawaban yang diberikan oleh Dinas Daerah dalam
memberikan jawaban. Seluruh surat permintaan Informasi yang ditujukan kepada 4 Disnakertrans di
Wilayah III Cirebon tidak mendapatkan respon yang bagus.
Saat itu, saya mengirimkan satu surat secara langsung dan tiga surat melalui jasa pengiriman. Semua
permintaan informasi yang saya kirimkan tidak mendapatkan tanggapan hingga satu bulan lebih.
Ketika mencoba menghubungi 4 Dinas tersebut, ada yang mengatakan belum di setujui oleh Kepala
Dinas, ada yang mengatakan dalam proses, mengaku tidak menerima surat dan nomer telepon dinas
yang tercantum dalam website tidak bisa dihubungi.
Karena tidak mendapatkan respon yang cukup bagus dan sudah melewati batas waktu yang
ditentukan UU KIP, Saya kemudian mengirimkan surat keberatan kepada empat Disnakertrans
tersebut. Setelah adanya surat keberatan yang dikirimkan, tanggapan mulai berdatangan. Satu dinas
mengirimkan jawaban melalui jasa pengiriman, satu dinas meminta Saya mengambil langsung
jawabannya, satu dinas hanya menelepon dan satu dinas lagi masih tetap mengaku tidak menerima
surat. Analisa Saya, keempat dinas ini masih belum terbiasa dengan permintaan informasi yang
dilakukan oleh masyarakat. Apalagi yang berkaitan dengan data dan cukup merepotkan mereka.
Sehingga, ketika ada surat permintaan yang masuk, hanya dianggap angin lalu dan tidak ditanggapi
serius. Namun, setelah surat keberatan dengan mencantumkan UU KIP dan ketentuan proses
sengketa yang dapat ditempuh di Komisi Informasi, baru badan publik memberikan tanggapan.
.:: Hal 99 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Hambatan Keterbukaan Informasi
Hambatan yang dihadapi dalam permintaan informasi adalah ketidaksiapan lembaga yang diminta
informasi. Ketidaksiapan tersebut dilihat dari beberapa informasi yang sudah dituliskan di atas, seperti
belum memiliki PPID, tidak memiliki website, dan jarak yang cukup jauh sehingga harus
menggunakan jasa pengiriman. Tidak dimilikinya PPID di Disnakertrans wilayah III Cirebon,
menjadikan proses jawaban sangat terlambat, karena menunggu intruksi dari Kepala Dinas. Selain itu,
Dari pengalaman yang Saya lakukan, tanggapan yang diberikan dinas yang dimintai informasi
melalui jasa pengiriman dengan secara langsung cukup berbeda. Ketika bertemu secara langsung,
peminta informasi bisa memastikan surat sudah diterima dan bisa terus meminta perkembangan dan
alasan dari keterlambatan jawaban. Selain itu, peminta informasi bisa melihat secara langsung
tanggapan yang diberikan oleh badan publik yang didatangi saat merespon permintaan informasi
yang diminta.
Sedangkan pada surat permintaan informasi yang dikirimkan melalui jasa pengiriman, Saya hanya
bisa berkomunikasi melalui telepon. Selain itu, ada Dinas yang selalu memberikan jawaban belum
menerima surat permintaan, kondisi ini sulit dibuktikan, karena tidak kita sampaikan secara langsung.
Padahal, sesuai dengan data dan nomor resi yang kami minta di jasa pengiriman, surat kami sudah
diterima lembaga tersebut.
Hambatan lain ketika akan meminta informasi pada lembaga yang berada di luar daerah adalah
alamat kantor lembaga tersebut. Ketika hendak mengirimkan surat permintaan, kami sempat
terkendala alamat beberapa Disnakertrans yang tidak memiliki website. Bahkan, pada website resmi
pemerintah daerahnya pun tidak tercantum alamat Dinas tersebut.
Pemanfaatan Hasil Uji Informasi di Cirebon
Data yang Kami terima dari beberapa lembaga yang terkait dengan Buruh Migran, Kami sebarkan
kepada lembaga-lembaga yang konsen dalam pendampingan buruh migran di wilayah Cirebon dan
sekitarnya, seperti Mawar Balqis, SBMI Cirebon, Fahmina, dan lain-lain. Data ini cukup membantu,
karena banyak informasi yang dibutuhkan oleh lembaga-lembaga tersebut untuk kembali
.:: Hal 100 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
diinformasikan kepada masyarakat. Seperti halnya, data PPTKIS yang legal, dihapus dan habis masa
izinnya. Data ini cukup membantu masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih PPTKIS
ketika akan menjadi buruh migran. Data yang kami dapatkan juga yaitu data jumlah Buruh Migran
asal wilayah III Cirebon dan beberapa nama buruh migran yang terkena masalah. Data ini kami
sebarkan juga untuk bisa memberikan dorongan bersama kepada pemerintah pusat dan daerah dan
membuktikan banyaknya warga wilayah III Cirebon yang mengadu nasib di luar negeri. sehingga,
sudah seharusnya pemerintah memberikan perlindungan secara maksimal untuk para warganya, baik
ketika berada di dalam negeri maupun di luar negeri.
Dari data buruh migran yang bermasalah, kami juga melihat prosentase jenis pekerjaan yang sering
mendapatkan masalah. Dilihat dari data yang kami terima, Pekerja rumah Tangga (PRT),
mendominasi buruh migran asal wilayah III Cirebon yang bermasalah di luar negeri. Data ini juga
seharusnya menjadikan tolok ukur kepada PPTKIS untuk meberikan pelatihan keahlian (skill) secara
maksimal kepada para calon buruh migran dan juga mengarahkan masyarakat untuk lebih memilih
pekerjaan formal dibanding informal.
Permintaan Informasi di Lembaga Pemerintahan Pusat
Dua lembaga Pemerintah Pusat yang berada di Jakarta yang kami mintai informasi adalah
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Badan Nasional Penempatan dan Pemulangan
Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Keduanya memang memberikan jawaban atas permintaan yang
kami minta, namun jawaban yang diberikan oleh Kemenakertrans sangat sederhana dan tidak rinci,
jauh dibandingkan yang kami terima dari PPID BNP2TKI. Selain itu, dari data yang kami terima
terlihat ada perbedaan jumlah. Seperti halnya jumlah tenaga kerja asal Cirebon, yang dicantumkan di
Kemenakertrans, BNP2TKI dan Disnakertrans Cirebon masing-masing berbeda. Perbedaan ini
terlihat merupakan hal yang sepele, tetapi kalau kita cermati lebih dalam, perbedaan data ini
menunjukkan tata kelola data migrasi yang masih karut marut dan tidak sinergis, serta data tidak
terhubung antar satu badan publik dengan badan publik lain. Karut marut dan tidak jelasnya data
migrasi bisa dipastikan mempersulit kerja-kerja pemerintah dalam melakukan pemantauan terhadap
jutaan BMI di luar negeri.
.:: Hal 101 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Website PPID Kemlu Tak Bisa Diandalkan
Oleh: Pratina Ikhtiarini, Pegiat PSD-BM
Awal bulan Juni ini (03/06/13), Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM) menerima surat
balasan dari Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementerian Luar Negeri
(Kemlu). Surat balasan tersebut terkait dengan surat keberatan atas permintaan informasi yang tidak
dijawab. PSD-BM yang diwakilkan oleh Pratina Ikhtiyarini, memang telah mengirimkan surat
keberatan pada PPID Kemlu sekitar dua minggu lalu. Sayangnya, surat balasan yang diterima melalui
email, tidak memberikan jawaban-jawaban atas informasi yang diminta.
Email dengan alamat [email protected] itu justru mengabarkan, bahwa surat permintaan
informasi yang dikirim oleh PSD-BM pada 10 April 2013 (melalui website PPID Kemlu) tidak
pernah diterima. Padahal dalam proses pengiriman permintaan informasi itu, PSD-BM juga telah
menerima konfirmasi surat terkirim dari mesin penjawab PPID Kemlu. Berikut adalah bukti surat
konfirmasinya:
Tanggapan yang diberikan oleh PPID Kemlu, tentu menimbulkan kecurigaan. Pertama, apakah
.:: Hal 102 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
PPID Kemlu sengaja tidak membalas semua permintaan informasi yang dikirm melalui email? Kedua,
apakah website layanan PPID Kemlu tidak berfungsi? Hal ini bisa dilihat, dari susahnya akses untuk
bisa memasuki alamat [email protected]. Akses layanan PPID Kemlu, jika dilihat melalui
mesin pencarian Google justru beralamat di ppid.kemlu.go.id.
Melalui artikel ini, PSD-BM memaparkan bahwa layanan PPID Kemlu melalui internet tidak bisa
diandalkan. Maka untuk menghindari pembuangan waktu yang lama, kami menyarankan pada
seluruh pegiat buruh migran agar mengirim langsung surat permintaan informasi melalui pos. Surat
bisa dikirm dengan alamat: Direktur Informasi dan Media/ PPID Kementerian Luar Negeri, Jalan
Pejambon Nomor 6 Gedung Utama Lantai 10, Jakarta Pusat 10110, atau melalui fax dengan nomor
021.3857316.
.:: Hal 103 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Akses Informasi tak Semata Mengacu pada UU KIP:
Bincang KIP Bersama Mujtaba Hamdi26
Oleh: Nisrina Muthahari, Pegiat PSD-BM
Bahasan mengenai Keterbukaan Informasi Publik (KIP) lama tak dimunculkan. Sebagai upaya agar
teman-teman buruh migran tidak lupa, kali ini tim redaksi memuat hasil wawancara kontributor
www.buruhmigran.or.id dengan Mujtaba Hamdi tentang hakikat dari adanya UU KIP Nomor 14
Tahun 2008. Laki-laki yang akrab disapa Taba ini adalah salah satu pegiat buruh migran yang
berkegiatan di lembaga Media Link Jakarta. Pengalaman Taba dalam urusan KIP sudah tidak
diragukan lagi. Dirinya pernah menjadi fasilitator diskusi Tim 11 KIP di Hong Kong dan menjadi
pembicara dalam acara Lokakarya Hasil KIP BMI.
Berbicara mengenai KIP, Taba berpendapat bahwa substansi perolehan informasi itu adalah suatu
yang fundamental. Hal ini tidak berlebihan, karena Indonesia sendiri menjunjung paham demokrasi
di mana keterbukaan informasi adalah hak tiap individu. KIP juga memiliki fungsi sebagai akses
untuk mengontrol kinerja pemerintah. Maka dari itu, sudah menjadi keharusan bagi seluruh badan
publik di Indonesia untuk membuka informasi kepada masyarakat.
Namun demikian, masih banyak badan publik yang belum sadar untuk membuka akses informasi
pada masyarakat. “Watak birokrasi di Indonesia itu belum terdemokrasi. Inilah yang menjadi
sandungan keterbukaan informasi bagi masyarakat,” jelas Taba. Bebalnya birokrasi tentu bukan akhir
dari segalanya. Menurut laki-laki yang sedang menyelesaikan studi S2 di Antropologi Universitas
Indonesia ini , ada banyak jalan untuk mendapat informasi. Salah satunya melalui keberadaan
komunitas dan organisasi non pemerintahan. “Perkumpulan masyarakat di berbagai daerah Indonesia
yang membentuk kelompok/ komunitas bisa dimanfaatkan. Mereka bisa bergerak bersama menuntut
26 Mujtaba Hamdi, Pegiat Media Lintas Komunitas (Medialink) Jakarta
.:: Hal 104 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
keterbukaan informasi. Setidaknya, regulasi macam itu ditempuh agar ada status hukum dan
kesamaan hak yang jelas dalam hal informasi,” paparnya.
Bagi Taba, kekuatan masyarakat yang terorganisir dalam memperjuangkan hak informasi lebih
efektif. “Kalau perjuangan hak informasi hanya dilakukan oleh segelitir komunitas saja, pemerintah
akan abai dalam meresponnya. Namun bila komunitas masyarakat disatukan sesuai kepentingan, misal
buruh migran dan keluarganya se-Indonesia, maka pemerintah pasti akan bertindak,” tutur Taba
yang sedang melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia.
Berbincang masalah teknis dalam meminta informasi ke badan publik, Taba juga mengingatkan pada
masyarakat khususnya BMI untuk tidak terpaku pada UU KIP saja. “Kadang minta informasi pakai
jalur KIP, proseduralnya panjang dan terhambat sistem. Maka dari itu, adanya UU pendukung terkait
informasi bisa dimanfaatkan,” paparnya. UU pendukung yang dimaksud Taba misalnya UU
pemerolehan informasi seperti UU tentang pers dan penyiaran.
Sesi terakhir wawancara, Taba menyampaikan pesan pada BMI untuk terus semangat dalam
memperjuang hak informasi. Hal ini menjadi kebutuhan primer bagi tiap buruh migran. Dia
berpendapat, banyaknya kasus kekerasan yang menimpa BMI salah satunya bermuara dari mampatnya
akses informasi.
.:: Hal 105 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Kemenakertrans dan KJRI Hong Kong Abaikan UU KIP?
Fathulloh, Pegiat PSD-BM
Melalui prosedur Undang-undang No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU
KIP) Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM) bersama Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI)
di Malang, Wonosobo, dan Indramayu, LAKPESDAM NU Cilacap, Infest Yogyakarta, Paguyuban
Buruh Migran dan Perempuan Seruni Banyumas, Serikat Paguyuban Petani Qoryah Thoyyibah
(SPPQT) Salatiga, LBH Yogyakarta, dan Jingga Media Cirebon, sejak 26 Januari 2013 telah
merancang gerakan permintaan informasi publik.
Gerakan serupa, dikembangkan organisasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong yang
tergabung dalam Tim 11, seperti Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI), Indonesian Migrant
Workers Union (IMWU), Persatuan BMI Tolak Overcharging (PILAR), dan Liga Pekerja Migran
Indonesia (LIPMI). Jejaring organisasi TKI baik di Indonesia dan Hong Kong meminta hak
informasi dengan cara mendatangi dan mengirim surat kepada badan-badan publik terkait tata kelola
penempatan dan perlindungan TKI.
Terhitung hingga Mei 2013, sebanyak 40 surat dengan 150 lebih jenis permintaan informasi telah
dikirim ke badan-badan publik seperti Kemeterian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans)
dan unit kerja turunannya di daerah, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI) dan unit kerja turunannya di daerah, Kementerian Luar Negeri (Kemlu),
Dirjen Imigrasi, dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong.
Permintaan informasi ditanggapi beragam oleh lembaga-lembaga pemerintah tersebut. BNP2TKI
misalnya, meskipun beberapa permintaan informasi belum dipenuhi, Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) BNP2TKI tetap melayani permintaan informasi dan berupaya memberikan
beberapa dokumen yang diminta pemohon. Kementerian Hukum dan HAM yang menerima surat
permintaan informasi dari Muhammad Irsyadul Ibad, Koordinator PSD-BM, menyikapi dengan
.:: Hal 106 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
meneruskan surat permintaan informasi tentang pencekalan TKI kepada Dirjen Imigrasi dan beberapa
hari kemudian Dirjen Imigrasi membalas.
Sementara beberapa badan publik mulai menanggapi permintaan informasi dari komunitas TKI,
Kemenakertrans dan KJRI Hong Kong yang menerima surat sejak Februari hingga April 2013 tidak
kunjung memberi jawaban. Baru memasuki Mei 2013 Jingga Media, SBMI Wonosobo, DPN SBMI,
dan beberapa pegiat lain menerima jawaban dari Kemenakertrans. Meskipun sudah menjawab
beberapa surat, mayoritas surat yang lain belum dijawab oleh Kemenakertrans, hingga beberapa pegiat
mengirim lagi surat keberatan kepada atasan PPID Kemenakertrans.
Lain Kemenakertrans, lain pula KJRI Hong Kong, jika Kemenakertrans mulai menjawab beberapa
surat (meskipun sangat lambat/di luar ketentuan UU KIP 10 hari kerja + 7 hari kerja untuk
tambahan), KJRI Hong Kong seolah mengabaikan mandat UU KIP, tak ada satu pun surat dari
beberapa TKI Hong Kong yang dibalas. Bahkan surat keberatan yang sudah dikirim sejak 7 April
2013 pun diabaikan.
“Dari sikap Kemenakertrans dan KJRI Hong Kong, publik bisa melihat, jika secara prosedural yang
diatur di UU KIP saja permintaan informasi TKI mereka abaikan, bagaimana dengan hak informasi
TKI yang seharusnya diberikan tanpa diminta?, lebih jauh, jika kedua lembaga tersebut tertutup,
maka jangan salahkan publik, jika menaruh ketidakpercayaan (distrust) atas berbagai kinerja
perlindungan terhadap TKI.” tutur Anwar Ma’arif, Sekjen DPN SBMI.
Kini surat yang telah memasuki masa tunggu dalam prosedur KIP, akan diproses untuk diajukan
sengketa informasi ke Komisi Informasi. Tim 11 di Hong Kong sudah menyiapkan kronologi dan
akan melakukan gugatan sengketa informasi kepada KJRI Hong Kong. Senada dengan rencana
tersebut, Ahmad Alamsyah Saragih, Komisioner Subkomisi Informasi Pertahanan dan Keamanan
dalam konferensi pers bersama PSD-BM (24/04/13) di Jakarta, mengatakan bahwa Komisi Informasi
akan mempersiapkan mekanisme sidang gugatan jarak jauh, memanfaatkan teknologi konferensi
video (streamming) untuk memproses sengketa informasi dari WNI di luar negeri.
.:: Hal 107 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Pernyataan Keberatan dan Sengketa KIP untuk Kemlu
Pratina Ikhtiyarini
Permintaan informasi kepada badan-badan publik pemerintah, terkait Buruh Migran Indonesia (BMI)
masih terus dipantau. Kabar terakhir tentang permintaan informasi, datang dari Infest Yogyakarta
yang mengirimkan surat pernyataan keberatan tentang permintaan informasi yang ditujukan pada
Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Surat permintaan informasi yang dikirim sejak 10 April 2013 lalu,
hingga saat ini masih belum mendapat tanggapan. Sementara itu, BMI di Hong Kong yang
tergabung dalam Tim 11 juga sedang mempersiapkan surat persengketaan yang ditujukan pada KJRI
Hong Kong dan Kemlu beserta jajaran di bawahnya.
Formalitas Website PPID Kemlu
Kemlu sendiri memiliki PPID yang dikelola secara online melalui websitenya di
www.ppid.kemlu.go.id. Melalui alamat tersebut, masyarakat bisa meminta informasi apapun yang
berhubungan dengan Kemlu. Infest Yogyakarta yang diwakilkan oleh Pratina Ikhtiyarini, sempat
mengirimkan beberapa jenis permintaan informasi melalui website Kemlu.
.:: Hal 108 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Adapun jenis informasi yang diminta adalah sebagai berikut:
1. Apa saja kewenangan Kemlu, terkait proses penempatan dan perlindungan TKI yang bekerja
di luar negeri.
2. Daftar negara-negara penempatan TKI yang belum memiliki Mandatory Notification
Consuler (MNC).
3. Daftar negara-negara penempatan TKI yang telah memiliki Mandatory Notification
Consuler (MNC).
4. Mekanisme perlindungan dan bantuan hukum terhadap TKI yang bekerja di negara-negara
yang belum memiliki Mandatory Notification Consuler (MNC) maupun yang sudah
memiliki.
5. Daftar mutakhir (hingga 2013) TKI yang terancam hukuman mati di luar negeri, meliputi
nama TKI, daerah asal, nama PPTKIS yang memberangkatkan, nama negara penempatan,
jenis kasus, dan status proses hukum, status bantuan hukum.
6. Dokumen SOP atau mekanisme Pembayaran Diyat untuk TKI bermasalah di wilayah timur
tengah.
7. Dokumen laporan/hasil pengawasan kinerja perwakilan RI di negara-negara penempatan TKI
oleh Kementerian Luar Negeri.
8. Landasan hukum atas kebijakan Surat Edaran (SE) nomor 2524 dan sistem online KJRI Hong
Kong yang membuat TKI Hong Kong tidak bisa pindah agensi dan terjebak jerat potongan
gaji.
9. Seluruh salinan dokumen surat edaran dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
yang ditujukkan pada Kementerian Luar Negeri dalam kurun waktu 2007-2013.
Pertanyaan-pertanyaan di atas, dikirim dengan cara mengisi formulir isian di menu website PPID
Kemlu. Menu tersebut berisi tentang identitas lengkap pengirim yang disertai dengan scan kartu
identitas seperti KTP dan SIM. Setelah selesai mengirim surat permintaan tersebut, pengirim akan
mendapat respon melalui alamat email yang telah dicantumkan.
.:: Hal 109 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Respon atau tanggapan yang diberikan oleh PPID Kemlu melalui surat elektronik tersebut, dicurigai
sebagai surat jawaban mesin otomatis. Hal ini bisa dilihat dari lamanya respon yang diberikan, serta
bunyi pesan jawaban yang sama dari satu peminta informasi kepada peminta informasi lainnya. Inilah
yang menjadi kendala terkumpulnya informasi-informasi yang dibutuhkan oleh BMI dan
keluarganya.
Lamanya tanggapan yang belum dijawab oleh Kemlu, akhirnya disiasati dengan mengirim surat
pernyataan keberatan atas permintaan informasi. Pernyataan keberatan akan dikirim melalui
pengiriman surat langsung via pos dan melalui surat elektronika di website PPID Kemlu. Hal ini
dilakukan karena surat permintaan informasi telah dikirim lebih dari 10 + 7 hari kerja. Peraturan
tersebut juga sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan
mengacu pada Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 tahun 2010 Tentang Standar Layanan Informasi
Publik.
Persengketaan Atas Permintaan Informasi
Langkah BMI di Hong Kong justru akan melewati fase persengketaan. Hal ini diungkapkan oleh
Muhammad Irsyadul Ibad, yang menjadi tutor Tim 11 dari BMI Hong Kong. Fase persengketaan
tersebut, sedang dalam proses pengumpulan alat bukti pengirim yang nantinya akan disengketakan di
pengadilan. Selain itu, dalam proses pengajuan persengketaan tersebut, juga sedang disiapkan
argumentasi-argumentasi yang bisa memperkuat posisi BMI Hong Kong agar dapat memperoleh
informasi yang diinginkan.
Formulir permohonan penyelesaian sengketa informasi tersebut, ditujukan pada pihak KJRI,
Kementerian Luar Negeri beserta jajaran di bawahnya. Berikut adalah jenis informasi yang diminta
oleh Tim 11 Hong Kong kepada KJRI di Hong Kong terkait dengan salinan dan daftar surat edaran
atau surat keputusan BNP2TKI terkait dengan Kartu Tanda Kerja Luar Negeri (KTKLN).
1. Mekanisme dan syarat pembuatan KTKLN yang diatur oleh BNP2TKI. Mohon lampirkan
salinan dokumen hukum yang diterbitkan BNP2TKI yang mengatur persyaratan dan
mekanisme pembuatan KTKLN.
.:: Hal 110 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
2. Persyaratan pembuatan KTKLN di BP3TKI lain di Indonesia. Mohon lampirkan salinan
aturan atau surat edaran yang terkait.
3. Apa dasar hukum pencekalan oleh maskapai dan keimigrasian terhadap pekerja migran
Indonesia? Lampirkan dokumen dasar hukum dan surat edaran BNP2TKI yang mengatur
persoalan pencekalan tersebut.
4. Apakah BNP2TKI memberikan wewenang kepada KOTKIHO untuk menjadi pelaksana
administratif pembuatan KTKLN di Hong Kong.
5. Apakah jenis hubungan antara BNP2TKI dan KOTKIHO dalam pengurusan KTKLN di
luar negeri? Lampirkan SK yang memberikan wewenang kepada KOTKIHO untuk
mengelola administrasi kepengurusan KTKLN di Hong Kong.
6. Daftar lembaga lain yang diberi wewenang oleh BNP2TKI untuk mengurus atau menjadi
fasilitator administratif pengurusan KTKLN.
7. Adakah dukungan finansial antara BNP2TKI dan lembaga yang ditunjuk atau diberi
wewenang untuk memberikan pelayanan pengurusan KTKLN selain BP3TKI? Jika ada,
lampirkan laporan keuangan terkait.
8. Bagaimanakah aturan atau prosedur pengawasan dan jaminan kerahasiaan dokumen pribadi
yang diatur oleh BNP2TKI untuk lembaga yang ditunjuk sebagai pelaksana atau fasilitator
administratif pembuatan KTKLN?
9. Laporan jumlah pembuat KTKLN di Wilayah Hong Kong.
10. Laporan finansial keuangan yang masuk ke kas negara terkait dengan pembuatan KTKLN.
Persengketaan atas permintaan informasi di atas dilakukan, karena pihak KJRI menolak memberi
jawaban. Padahal, surat permintaan informasi telah dikirim sejak 4 April 2013 lalu. Langkah-langkah
yang telah dilakukan di atas, hendaknya bisa diikuti oleh pegiat buruh migran lainnya yang telah
mengirim surat permintaan informasi, tetapi belum juga mendapat tanggapan.
.:: Hal 111 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Kemlu Buka Akses Informasi Publik
Oleh: Anwar “Bobi” Ma'arif
Jakarta – Setelah diterbitkannya Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 02 Tahun 2012 Tentang
Standar Prosedur Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik di Kementerian Luar Negeri dan
Perwakilan Republik Indonesia, sejak Mei 2012 Menlu telah menyampaikan kepada seluruh
KBRI/KJRI untuk membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Demikian
dikatakan oleh Andi Syamsurijal Usman Kasubdit Data Media Kemlu saat audensi dengan Team
Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) pada Jumat 11 Oktober 2012.
Karena tahun 2012 ada kebijakan penghematan anggaran hingga 37%, lanjut Andi, dari 130
Perwakilan baru ada 8 yang telah membentuk PPID. Kedelapan Perwakilan tersebut antara lain,
.:: Hal 112 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Bahrain, Canberra, Darwin, Kamboja, Brunai Darussalam, Senegal, Canada dan Whasington DC.
Tahun 2013 baru mendapat anggaran meski jumlah tidak besar.
“Terkait dengan layanan situs PPID Kemlu, Direktorat Infomed Dirjen Informasi dan Diplomasi
Publik Kemlu telah menunjuk satu orang admin dari unit kerja eselon dua, dan untuk meningkatkan
pelayana tersebut saat ini sedang melatih 58 orang dari masing-masing direktorat untuk mengelola
dan menginput seluruh iformasi publik”. Jelasnya
Sementara itu menurut June Kuncoro, upaya membuka informasi publik yang dilakukan oleh KJRI
Hongkong melalui dialog rutin tiap dua bulan dengan Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI), dan
tiap tanggal 2-3 menggelar dialog interaktif melalui Radio Metroplus Hong Kong.
Beberapa usulan SBMI yang dilontarkan antara lain, agar tahun anggaran 2014 memprioritaskan
pembentukan PPID di negara-negara tujuan penempatan buruh migran, muatan informasi berkala
tentang hasil penilaian terhadap mitra usaha (agency) dan pengguna, penetapan mitra usaha dan
pengguna yang bermasalah sebagaimana amanat Pasal 25 UU 39/2004 Tentang Penempatan dan
Perlindungan TKI di Luar Negeri, perkembangan kasus yang ditangani, serta informasi yang
dibutuhkan lainnya.
.:: Hal 113 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
- Sekian -
.:: Hal 114 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.
Hak atas informasi atau hak untuk
memperoleh informasi merupakan
bagian dari hak asasi manusia yang
diatur dalam pasal 28 F Undang-
undang Dasar 1945. Setiap warga
negara, secara setara, berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya.
Hak tersebut melingkupi beberapa
aspek spesifik, yaitu mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan
informasi melalui pelbagai jenis
saluran yang telah tersedia.