capita selekta 2010
TRANSCRIPT
Bahaya Potensial Fasilitas Kesehatan Identifikasi dilakukan melalui survey
(Walk Through Survey) Penggolongan :
Lokasi kerja Kelompok pajanan
Dalam 1 lokasi kerja bisa didapatkan beberapa kelompok pajanan
Survey : Lokasi kerja Aktivitas kesehatan potensi bahaya
Penggolongan berdasarkan pajanan Fisik : bising, panas, lembab Kimia : bahan-bahan kimia Biologi : Virus, kuman Ergonomi : posisi kerja Psikososial dan kerja gilir : stress,
tekanan dalam pekerjaan
IGD Potensi bahaya Droplet infection Terkena darah Tertusuk jarum Kontak dengan luka Dosis oksigen berlebih
Kamar Operasi Potensi bahaya Paparan gas anestesi Terkena darah Terluka oleh alat operasi Tertusuk jarum Pasien gagal nafas meninggal
Laboratorium Aktivitas kesehatan
Pengambilan spesimen ( darah / urin / sputum / cairan tubuh lain )
Pemrosesan spesimen Pembuangan sisa spesimen
Potensi bahaya Tertusuk jarum Terkontaminasi spesimen
Farmasi Aktivitas kesehatan
Menerima resep Menyiapkan/meracik obat Memberikan obat
Potensi bahaya Droplet infection Kontaminasi bahan obat
Administrasi Menerima file membungkuk Mengetik di komputer duduk
lama, radiasi, tekanan pada pergelangan, bosan
Mengambil file di lemari tangan tertarik ke atas
Prinsip Penanggulangan Bahaya Potensial
Analisis aktivitas pekerjaan Evaluasi paparan bahaya potensial Kontrol potensi bahaya :
Kontrol administrasi : peraturan Kontrol teknik : penggantian alat-alat Alat pelindung diri : penggunaan APD
Gambaran umumGambaran umum Di banyak negara industri, penerapan Di banyak negara industri, penerapan
program K3 telah dilakukan sejak akhir program K3 telah dilakukan sejak akhir abad 18, kecuali di sektor kesehatan, abad 18, kecuali di sektor kesehatan, karena:karena: Akreditasi fokus pada kualitas pelayanan Akreditasi fokus pada kualitas pelayanan
pasien. Pengawas kurang menguasai aspek K3.pasien. Pengawas kurang menguasai aspek K3. Pekerja lebih banyak perempuan – amanPekerja lebih banyak perempuan – aman Fokus pada kuratif – bukan preventifFokus pada kuratif – bukan preventif Tidak aktif di Serikat pekerjaTidak aktif di Serikat pekerja Perhatian kurang dari pemerintahPerhatian kurang dari pemerintah
KARAKTERISTIK FASILITAS KARAKTERISTIK FASILITAS PELAYANAN KESEHATANPELAYANAN KESEHATAN Pelayanan kesehatan merupakan Pelayanan kesehatan merupakan
industri yang “industri yang “labor intensive” labor intensive” Jenis Pekerja :Jenis Pekerja :
Profesi kesehatanProfesi kesehatan Tenaga teknisTenaga teknis LaboratoriumLaboratorium FarmasiFarmasi AdministratifAdministratif Rumah TanggaRumah Tangga Kebersihan dll.Kebersihan dll.
Bahaya Potensial BiologisBahaya Potensial Biologis BakteriBakteri
E. coliE. coli TuberculosisTuberculosis Streptococcus Streptococcus
Group AGroup A JamurJamur ParasitParasit
MalariaMalaria
VirusVirus HIVHIV Hepatitis B virusHepatitis B virus Hepatitis C virusHepatitis C virus RotavirusRotavirus EbolaEbola PapillomavirusPapillomavirus
Risiko HIV Risiko HIV
Risiko penularan HIV setelah luka Risiko penularan HIV setelah luka tusuk jarum suntik yang tusuk jarum suntik yang terkontaminasi HIV terkontaminasi HIV
4: 10004: 1000
Cairan Tubuh dan Cairan Tubuh dan Risiko TerpercikRisiko Terpercik
Berisiko tinggiBerisiko tinggi Batas risiko tidak jelasBatas risiko tidak jelasBerisiko rendah*Berisiko rendah*
Darah, serumDarah, serum Cairan AmnionCairan Amnion Lendir Lendir serviksserviks
SemenSemen Cairan SerebrospinalisCairan Serebrospinalis Bahan Bahan muntahanmuntahan
Sputum, nanahSputum, nanah Cairan PleuraCairan Pleura TinjaTinja
Vaginal secretions Cairan Peritoneal Vaginal secretions Cairan Peritoneal Air liurAir liur
Cairan Pericardial Cairan Pericardial KeringatKeringat
Cairan Sinovial Cairan Sinovial Air mataAir mata
UrinUrin
ASIASI
* Kecuali terlihat terinfeksi dengan darah* Kecuali terlihat terinfeksi dengan darah
Universal PrecautionUniversal Precaution Dikembangkan kebijakan baru sejak
AIDS mulai dikenal dan berkembang luas.
Kebijakan ini menganggap darah dan cairan tubuh tertentu lainnya dapat menjadi sumber infeksi tanpa memandang status sumbernya.
Ditujukan kepada tenaga kesehatan maupun kepada pasien.
BatasanBatasan Cairan tubuh yang berpotensi
menularkan HIV atau Hepatitis B & C antara lain : Darah ASI, cairan vagina, semen, dan ketuban Cairan limfe, serebrospinal Cairan pleura, pericardial, dan peritoneal
Mengandung mikroorganisme patogen : Feses dan Urine Sputum dan cairan muntah
Cont’dCont’d Universal precaution tidak
mencakup : Air mata Nasal secretion Keringat Air liur Kecuali bila hal tersebut diatas
tercampur darah
Kegiatan Berisiko Kegiatan Berisiko Menyuntik / mengambil darah Pembedahan Kedokteran gigi Kebidanan Membersihkan darah atau cairan
lain
Penerapan Universal Penerapan Universal PrecautionPrecaution Kontrol Administratif
Edukasi Penilaian ketaatan terhadap tindakan
pencegahan Menerapkan standar pencegahan Alat pelindung diri
Perlu upaya perlindungan :Perlu upaya perlindungan : Sebagian besar infeksi terjadi melalui Sebagian besar infeksi terjadi melalui
kontak dengan cairan tubuh (darah, tinja, kontak dengan cairan tubuh (darah, tinja, air ludah ) yang mengandung air ludah ) yang mengandung mikroorganisme berbahaya dari pasien mikroorganisme berbahaya dari pasien yang terinfeksi.yang terinfeksi.
Sebagian besar infeksi berbahaya yang Sebagian besar infeksi berbahaya yang terjadi di dalam masyarakat bersifat terjadi di dalam masyarakat bersifat tanpa gejala.tanpa gejala.
Upaya Perlindungan Upaya Perlindungan dengan Barier Protektifdengan Barier Protektif
Perlindungan dengan Perlindungan dengan Barier Protektif Barier Protektif
Alat pelindung Alat pelindung pribadipribadi
Sarung tanganSarung tangan Masker/Masker/
pelindung pelindung mata/mukamata/muka
Apron/CelemekApron/Celemek Alas/penutup Alas/penutup
kakikaki
Penatalaksanaan PascapaparanPenatalaksanaan Pascapaparan
Apabila percikan terjadi:Apabila percikan terjadi:
KulitKulitCuci dengan air dan sabunCuci dengan air dan sabunJangan menggunakan bahan pemutihJangan menggunakan bahan pemutih
Mata, hidung dan mulutMata, hidung dan mulut
Bilas dengan air selama 10 menit Bilas dengan air selama 10 menit
Tertusuk jarum atau luka sayatTertusuk jarum atau luka sayatCuci dengan air dan sabunCuci dengan air dan sabunBiarkan darah mengalirBiarkan darah mengalirGunakan pembalutGunakan pembalut
Penatalaksanaan PascapaparanPenatalaksanaan Pascapaparan
Pertimbangan Pencegahan Pascapaparan Pertimbangan Pencegahan Pascapaparan (Post-exposure prophylaxis (PEP) :(Post-exposure prophylaxis (PEP) :Menilai risikoMenilai risiko
Sumber cairan atau bendaSumber cairan atau bendaCara terpajan (tertusuk, terciprat)Cara terpajan (tertusuk, terciprat)Status HIV /HBV/HCV dari sumber pajananStatus HIV /HBV/HCV dari sumber pajanan
Tes HIV pada petugas kesehatan untuk data Tes HIV pada petugas kesehatan untuk data basisbasisImunisasi HBV atau kadar imunoglobulinImunisasi HBV atau kadar imunoglobulin
Bila memberi pengobatan profilaksis, harus Bila memberi pengobatan profilaksis, harus diberikan dalam 4 jam sesudah terpajandiberikan dalam 4 jam sesudah terpajan
Decisions regarding which and how many Decisions regarding which and how many antiretroviral agents to use are largely antiretroviral agents to use are largely empiric.empiric.
CDC recommendations:CDC recommendations: Zidovudine (ZDV) and lamivudine (3TC)Zidovudine (ZDV) and lamivudine (3TC) Lamivudine (3TC) and stavudine (d4T)Lamivudine (3TC) and stavudine (d4T) Didanosine (ddI) and stavudine (d4T)Didanosine (ddI) and stavudine (d4T)
Continue treatment for 4 weeksContinue treatment for 4 weeks Medical followupMedical followup
Pemeriksaan BerkalaPemeriksaan Berkala Pre employmentPre employment Pemeriksaan berkala pada saat Pemeriksaan berkala pada saat
bekerjabekerja Pemeriksaan sewaktu-waktu atas Pemeriksaan sewaktu-waktu atas
indikasiindikasi
Pemeriksaan BerkalaPemeriksaan Berkala Pre employment :Pre employment :
Mengetahui keadaan petugas RS sebelum Mengetahui keadaan petugas RS sebelum bekerjabekerja
Saat bekerja :Saat bekerja : Monitoring biologisMonitoring biologis Evaluasi paparanEvaluasi paparan
Sewaktu-waktu :Sewaktu-waktu : Ada paparan tiba-tibaAda paparan tiba-tiba Mengetahui potensi pajanan menjadi suatu Mengetahui potensi pajanan menjadi suatu
penyakitpenyakit
RUMAH SAKITRUMAH SAKIT Padat modal Padat teknologi Padat karya Padat sistem
DASAR PERUNDANGAN DAN DASAR PERUNDANGAN DAN PERATURANPERATURAN
Undang - Undang no. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Undang - Undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan kerja
Permenaker no.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja
Permenkes RI dan keputusan Dir. Jen. PPM & PLP tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit tahun 1998
Standar pelayanan rumah sakit tahun 1996 Pedoman teknis pengelolaan limbah klinis dan
desinfeksi & sterilisasi di rumah sakit tahun 2002
Sistem manajemen K3-RSSistem manajemen K3-RS Merupakan bagian dari sistem
manajemen RS secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian dan pemeliharaan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang sehat, aman, efisien dan produktif
Tujuan SM-K3RSTujuan SM-K3RS Menciptakan suatu sistem kesehatan
dan keselamatan kerja di rumah sakit dengan melibatkan unsur manajemen, karyawan, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Tahap penerapan K3-RSTahap penerapan K3-RS Tahap persiapan Tahap pelaksanaan Tahap pemantauan dan evaluasi
Tahap persiapanTahap persiapan
Komitmen manajemen : kebijakan,penyediaan dana, sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan K3 di RS
Membentuk Unit Organisasi K3 di RS yang terlihat dalam struktur organisasi RS
Susunan / Organisasi K3-RSSusunan / Organisasi K3-RS
Susunan Unit K3 – RS terdiri dari :
Bidang I : Bidang pengamanan peralatan medik, pengamanan radiasi dan limbah radioaktif
Bidang II : Bidang pengamanan peralatan berat nonmedik, pengamanan dan
keselamatan bangunan Bidang III : Bidang pengembangan sanitasi
sarana kesehatan Bidang IV : Bidang pelayanan kesehatan kerja
dan pencegahan penyakit akibat kerja
Bidang V : Bidang pencegahan dan penanggulangan bencana
Tugas Unit Organisasi K3-RSTugas Unit Organisasi K3-RS Memberi rekomendasi dan
pertimbangan kepada Direktur RS tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan K3-RS
Membuat program K3 - RS Melaksanakan program K3-RS Melakukan evaluasi program K3-RS
Tahap PelaksanaanTahap PelaksanaanProgram K3-RS Pelaksanaan kesehatan kerja bagi karyawan
(prakerja,berkala,khusus) Upaya pengamanan pasien,pengunjung dan
petugas Peningkatan kesehatan lingkungan Sanitasi lingkungan RS Pengelolaan dan pengolahan limbah
padat,cair,gas Pencegahan dan penanggulangan bencana
(Disaster program) Pengelolaan jasa, bahan dan barang berbahaya Pendidikan dan pelatihan K3 Sertifikasi dan kalibrasi sarana,prasarana dan
peralatan RS Pengumpulan,pengolahan dan pelaporan K3
Tahap pemantauan dan Tahap pemantauan dan evaluasievaluasi Inspeksi dan audit program K3 Perbaikan dan pengendalian K3 yang
didasarkan atas hasil temuan dari audit dan inspeksi
Rekomendasi dan tindak lanjut hasil evaluasi program K3
Indikator keberhasilan SM-K3RS Terlaksananya program K3-RS Penurunan angka kecelakaan dan penyakit
akibat kerja
RUANG LINGKUP K3 DI RUMAH SAKIT RUANG LINGKUP K3 DI RUMAH SAKIT
Sarana higene yang memantau pengaruh lingkungan kerja terhadap tenaga kerja antara lain pencahayaan, bising, suhu / iklim kerja
Sarana keselamatan kerja yang meliputi pengamanan pada peralatan kerja, pemakaian alat pelindung diri dan tanda / rambu – rambu peringatan dan alat pemadam kebakaran
Sarana kesehatan kerja yang meliputi pemeriksaan awal, berkala dan khusus, gizi kerja, kebersihan diri dan lingkungan
Ergonomi yaitu kesesuaian antara alat kerja dengan tenaga kerja .
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PAKTERJADINYA PAK
faktor biologi : bakteri, jamur, protozoa, virus.
faktor kimia : antiseptik, formaldehide, etilen oksida, merkuri, sisa gas anesthesi
faktor fisika : bising dan getaran,pencaha yaan, suhu/kelembaban udara,radiasi
faktor ergonomi : kesalahan posisi bekerja
faktor psikososial :ketegangan diOK& IGD, kerja bergilir / shift
kecelakaan kerja
SUMBER STRES DI RS SUMBER STRES DI RS Beban kerja terlalu berat (kuantitas dan/atau
kualitas, organisasi/individu) Konflik & ketidakjelasan peran Kurang supervisi & pengarahan Bekerja di daerah yang asing Suara gaduh Kurang berperan kepuasan kerja rendah Kurang penghargaan Kerja bergilir Pajanan terhadap toksikan, pasien infeksius Ketidak-pastian (a/l politik, kerja kontrak)
PERSYARATAN RUANG DAN PERSYARATAN RUANG DAN
SANITASI DI LINGKUNGAN RS SANITASI DI LINGKUNGAN RS
Perbandingan jumlah tempat tidur dan luas lantai. ruang perawatan minimal 2 m2 /tt ruang isolasi minimal 3,5 m2 / tt. kebersihan lantai :ruang operasi 0-5 kuman/cm2,
ruang perawatan 5-10 kuman/cm2
Tingkat kebisingan untuk ruang perawatan, isolasi, radiologi,
operasi maksimum 45 dBA poliklinik, bengkel dan mekanik maksimum 80
dBA laboratorium maksimum 68 dBA ruang cuci, dapur, ruang ketel uap maksimum 78
dBA
PERSYARATAN RUANG DAN SANITASI PERSYARATAN RUANG DAN SANITASI DI LINGKUNGAN RSDI LINGKUNGAN RS
Persyaratan mutu udara tidak berbau ( terutama H2S dan Amoniak) kadar debu tidak melampaui 150 mikrogram
/m3 udara dalam pengukuran rata-rata 24 jam
angka kuman ruang operasi kurang dari 350 koloni / m3 udara dan bebas kuman pathogen dan spora gas gangren
ruang perawatan dan isolasi kurang dari 700 koloni/ m3 udara dan bebas kuman pathogen,
suhu dan kelembaban udara sesuai dengan peruntukan.
PERSYARATAN RUANG DAN SANITASI PERSYARATAN RUANG DAN SANITASI DI LINGKUNGAN RSDI LINGKUNGAN RS
Pencahayaan ruang perawatan 100-200 lux ruang operasi : pencahayaan umum 300-500 lux meja operasi
10.000-20.000 lux tanpa bayangan
Fasiilitas sanitasi tersedia air bersih minimal 500 lt/ tt /hari kamar mandi: rawat jalan 1 untuk 40-60 orang kamar
perawatan 1 untuk 15 tt tempat sampah : minimal 1 buah tiap kamar atau tiap jarak
10m dan tiap jarak 20 m ruang tunggu/terbuka kantong sampah mempunyai warna tertentu : merah untuk
sampah radio aktif, kuning untuk sampah infeksius, hitam untuk sampah umum
PEMANTAUAN LINGKUNGAN KERJAPEMANTAUAN LINGKUNGAN KERJA
Laporan pemantauan lingkungan kerja dilakukan penyehatan lingkungan rumah sakit dilakukan
setiap triwulan secara berjenjang pemantauan kualitas udara ruang minimal 2
kali dalam setahun pemantauan bahan makanan dilakukan
minimal 1 kali setiap bulan diambil sampel untuk konfirmasi laboratorium
tenaga kerja diperiksa kesehatannya 1 kali setahun
pemeriksaan air minum dan air bersih dilakukan 2 kali setahun
MANAJEMEN RISIKO DI RSMANAJEMEN RISIKO DI RS Rekognisi hazards Menilai risiko hazards Intervensi mengendalikan risiko
TUJUAN MANAJEMEN RISIKOTUJUAN MANAJEMEN RISIKO Minimasi kerugian Meningkatkan kesempatan/peluang Memotong mata rantai kejadian
kerugian Pencegahan terhadap terjadinya
kerugian akibat kecelakaan &/ penyakit akibat kerja
HAZARD DI RSHAZARD DI RS Hazard Kecelakaan
Physical exertion Hernia, back injury Kebakaran & bencana alam Gas dalam tabung Larutan, uap dan gas mudah terbakar & meledak Alat elektronik
Hazard penyakit infeksi Hazard penyakit noninfeksi
Kimia (desinfektans, antikanker, etilen oksida, formaldehid, freon, g, metil meakrilat, PAA, pelarut, gas anastesi)
Fisik (panas bising, radiasi) Mutagen dan teratogen Dermatologik stres
HIRARKI MANAJEMEN RISIKOHIRARKI MANAJEMEN RISIKO Eliminasi Substitusi Reduksi cara teknis
Isolasi Ventilasi dll.
Reduksi cara administratif SOP Edukasi dll.
Alat pelindung diri
PRINSIP & KEGIATAN K.UPRINSIP & KEGIATAN K.U Prinsip utama prosedur KU higene
individu, higene ruangan, sterilisasi alat 5 kegiatan pokok KU:
Cuci tangan cegah infeksi Pakai APD cegah kontak darah Pengelolaan alkes bekas pakai Pengelolaan benda tajam cegah luka Pengelolaan limbah & sanitasi ruangan
MACAM2 ANTISEPTIKMACAM2 ANTISEPTIK Alkohol (etil/isopropil) Chlorhexidin (hibitaneR,
HibsscrubR)
Hexachlorphen (pHisoHexR) Yodium/yod+alkohol Yodophor (BetadineR)
DEKONTAMINASIDEKONTAMINASI Menghilangkan mikroorg patogen &
kotoran aman. Langkah pertama pengelolaan alkes
bekas pakai. Untuk mencegah penyebaran infeksi mel
alkes, mis HIV &HBV, kotoran. Menggunakan bahan disinfektan klorin
0,5% atau 0,05% sesuai intensitas cemaran, jenis alat
DESINFEKSIDESINFEKSISuatu proses untuk menghilangkan
sebagian atau semua mikroorganisme dari alat kesehatan kecuali endospora bakteri
Cara : Merebus dlm air mendidih selama 20
menit Merendam dlm disinfektan kimiawi seperti
glutaraldehid, formaldehid 8%. Dg uap (steamer)
SterilisasiSterilisasi Proses utk menghilangkan seluruh
mikroorg dari alkes termasuk endospora bakteriArtinya : mutlak untuk semua btk & jenis mikroorg (betul-betul musnah)
Biasanya dilakukan di RS secara fisika & kimia
Cara : dg uap panas bertekanan, pemanasan kering, gas etilin oksida, zat kimia cair
Bahaya Potensial Bahaya Potensial Psikologis & Kerja GilirPsikologis & Kerja Gilir
REAKSI TUBUH THD STRESSREAKSI TUBUH THD STRESS Reaksi Psikologis
keluhan subyektif ringan s/d gejala psikiatri yang nyata Ringan : mudah tersinggung, konsentrasi
menurun, cemas,tegang, apatis s/d depresi
Berat : depresi, ansietas, gangguan psikosomatik
Cont’dCont’d Reaksi perilaku bentuk reaksi
tubuh terhadap stress Banyak merokok, minum alkohol, menarik
diri dari lingkungan, selera makan turun, gangguan pola tidur dan perilaku seksual, minum obat penenang, agresif, anti sosial
Enggan bekerja, ganti-ganti pekerjaan, burnout (lesu kerja)
Cont’dCont’d Reaksi Fisiologis
Sistem otonom katekolamin Sistem kardiovaskuler : vasoaktif (jant
berdebar, tidak teratur, TD naik) Sistem pencernaan : Asam lambung
naik Sistem endokrin : hipoestrogen,
gangguan menstruasi pada pekerja wanita
Program manajemen Stres Program manajemen Stres di RSdi RS Menghilangkan stresor kerja:
*Desain tempat kerja yang baik*manajemen waktu dan organisasi*Assertiveness training (peningkatan
kemampuan dan ketrampilan kerja) Pengendalian kognitif
* psikoterapi dan konseling* berpikir positif* membantu kegiatan yg berhubungan dg
religius Kegiatan relaksasi Kegiatan sosial
Bagaimana cara mengurangi Bagaimana cara mengurangi StresStres
Terima semua keadaan yang tak dapat terkontrol
Belajarlah untuk relaks Latihan mengontrol emosi Makan teratur dengan menu seimbang Tidur dan istirahat yg cukup Jangan merokok, minum pil atau minum alkohol utk mengurangi stres
KERJA GILIR
Kelebihan/kekurangan Kelebihan/kekurangan kerja gilirkerja gilir SHIFT PAGI :
- makan malam bersama - aktivitas kesukaan (+)
SHIFT SORE : - kehidupan sosial kurang baik - tidur masih baik
SHIFT MALAM : - semua kurang baik
Efek kesehatan kerja gilirEfek kesehatan kerja gilir Effek jangka pendek :
1. gangguan tidur2. gangguan Irama Circardian3. gangguan kehidupan sosial & kel
Effek jangka panjang :1. Gangguan Psikis/ kelelahan kronik2. Gangguan gastrointestinal3. Gangguan kardiovaskular4. Gangguan kesehatan lain :
komplikasi kehamilan, DM, epilepsi, dll
Gangguan TidurGangguan Tidur Keluhan pertama pada pekerja shift malam Pola tidur tahap 3,4, dan 5 tidak ada kurang tidur Sering kewaspadaan turun kesalahan naik
Tidur pada manusia dipengaruhi : Dipengaruhi irama sirkadian Normal : 6-8 jam per malam Lama tidur umur manusia Bayi > anak > dewasa muda
Effek kerja gilir Effek kerja gilir pd gangguan tidur pd gangguan tidur ::
Sindroma Shift Maladaptation Sebab: tidak dapat beradaptasi
dengan kerja gilir yang dilakukan
Lebih sering pada pekerja shift malam dan sore hari
Improving Shiftwork schedule Improving Shiftwork schedule :: Hindarkan permanent shift untuk
shift malam Shift malam seminimal mungkin
2 s/d 4 hari sebelum rest Hindari rest 7-10 jam saja istirahat
sebelum shift baru Usahakan agar bisa diakomodasi
rest/ libur pada akhir minggu
Cont’dCont’d Hindari jam kerja berlebih sebelum libur
panjang. Usahakan lama jam kerja dalam shift &
lembur seminimal mungkin. Dianjurkan bila lama jam kerja 12 jam maka hanya 3 hari kerja libur
Bisa dilakukan jumlah jam kerja yang berbeda untuk pekerjaan phisik yang berat atau monoton, khususnya shift malam
Pelajari awal – akhir jam kerja Jadwal yg regular & bisa diprediksi
Anjuran ke RSAnjuran ke RS Sistim kerja gilir sesuai perhatikan
usia, proses produksi, kesehatan individu Shift malam/sore :
Jangan usia < 25 th atau > 50 th bila terpaksa kontrol 1-2 bln
Usahakan jangan memiliki riwayat gangguan pencernaan, emosi labil, gangguan tidur, peny. Psikosomatik
Rotasi shift : 6-14-22, 7-15-23,atau 8-16-24
Cont’dCont’d Rotasi shift cepat lebih baik dari
lambat Jangan pekerja kerja shift malam terus Usahakan 1,2 atau 3 hari shift malam,
lalu istirahat minimal 24 jam Rotasi shift sesuai arah jarum jam Buat jadwal rotasi kerja Buat ruangan terang benderang spt
siang hari
Anjuran ke pekerjaAnjuran ke pekerja Manajemen tidur
kebiasaan sebelum tidur : kosongkan pikiran
lampu kamar tidur : matikan buat ruang tidur tenang, suhu nyaman, atur makanan : jangan minum kopi 5
jam sebelum waktu tidur, minum air putih, jangan tidur dalam lapar/kenyang
olah tubuh 3-4 jam sebelum tidur, jangan letih !!
Hospital Electrical SafetyHospital Electrical Safety Human susceptibility to electric shock
varies from individual to to individual & depends on a number of factors: The patients general state of health The position of any electrodes on the
patient The dampness of the patients skin
Patients in a Critical Care environment are especially susceptible
Effects Of ElectricityEffects Of Electricity Many people have received an electric
shock at some stage or other through carelessness
Main effects: Neuromuscular (stimulation of nerves &
muscles) Heating (burns) Electrolysis (decomposition/chemical change) Heart (50 microamps can interfere with
cardiac cycle)
Electric Shock : unwanted or unnecessary physiological response to current.
Three phenomena : (1) electrical stimulation of excitable tissue
(nerve & muscle) (2) resistive heating of tissue, and (3) electrochemical burns and tissue
damage
Ada 2 jenis bahaya listrik bagi manusia: Bahaya makroshok
adanya arus listrik yang dalam jumlah relatif besar mengalir melalui jaringan tubuh manusia.
Akibatnya akan terjadi terkejut, rasa lelah, gangguan pernapasan, atau febrilasi ventrikular pada jantung dan luka bakar.
Bahaya mikroshok bahaya yang diakibatkan mengalirnya sejumlah
kecil arus listrik yang melalui jantung secara internal akan menimbulkan febrilasi ventrikular pada jantung.
arus yang mengalir kecil maka hampir tidak terasakan oleh tubuh kita
Physiological effects of electricity70-Kg
(max. current at which the subjectcan withdraw voluntarily:min. 6mA)
(75~400mA)
(1~6A)
Some materials such as silicon dioxide or teflon are very good electrical insulators.
A much larger class of materials, for example rubber-like polymers and most plastics are still "good enough" to insulate electrical wiring and cables even though they may have lower bulk resistance. can serve as practical and safe insulators for
low to moderate voltages (100-10000 volts).
Safety Testing To BS EN Safety Testing To BS EN 60601-160601-1 Medical electrical equipment is
divided into two classes Class 1 Class 2
And, three types Type B Type BF Type CF
Pengendalian terhadap Pengendalian terhadap bahaya arus listrikbahaya arus listrik Pengendalian terhadap bahaya arus
listrik yang disebabkan oleh peralatan kesehatan antara lain: pemasangan grounding (pem-bumian)
sesuai dengan ketentuan pengukuran jaringan /instalasi listrik;
pengukuran arus bocor pemasangan alat pengaman dan pemasangan tanda bahaya/indikator
HazardsHazards Water & electricity Overloaded circuits Damaged insulation Misuse of extension cables Exposed wiring Power cords in walkways
PrecautionsPrecautions If equipment gets wet, get it
checked If cabling damaged/exposed, get it
checked Do not replace fuses on medical
equipment If equipment damaged, get it
checked
Klasifikasi potensi bahayaKlasifikasi potensi bahaya
Bahaya Kebakaran Ringan Bahaya Kebakaran Sedang I Bahaya Kebakaran Sedang II Bahaya kebakaran Sedang III Bahaya kebakaran Berat
Bahaya Kebakaran RinganBahaya Kebakaran Ringan
Definisi Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah sehingga menjalarnya api lambat
Contoh Tempat ibadah, ruang Perkantoran, ruang
Pendidikan, ruang Perawatan, ruang Perpustakaan, ruang Museum, ruang Penjara
Bahaya Kebakaran BeratBahaya Kebakaran Berat
Definisi Tempat kerja yang mempunyai jumlah
dan kemudahan terbakar tinggi,menyimpan bahan cair
Contoh Pabrik kembang api, pabrik kimia
dengan kemudahan terbakar tinggi, pabrik cat, studio TV, penyulingan minyak bumi, hanggar pesawat
Tugas unit petugas peran Tugas unit petugas peran kebakarankebakaran
1. Petugas peran kebakaran mempunyai tugas:
a) Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran;
b) Memadamkan kebakaran pada tahap awal;
c) Mengarahkan evakuasi orang dan barang;d) Mengadakan koordinasi dengan instasi
terkait; e) Mengamankan lokasi kebakaran.
Tugas Ahli K3 Tugas Ahli K3 penanggulangan kebakaranpenanggulangan kebakaran
1. Ahli K3 mempunyai tugas:
a) membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang penangggulangan kebakaran
b) memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c) merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan atau instansi yang dapat berhubungan dengan jabatannya;
d) memimpin penanggulangan kebakaran sebelum mendapat bantuan dari instansi yang berwenang;
e) menyusun program kerja atau kegiatan penanggulangan kebakaran;
f) melakukan koordianasi dengan instansi yang terkait.
Syarat Ahli K3 Syarat Ahli K3 penanggulangan kebakaranpenanggulangan kebakaran
2. Syarat-syarat ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran adalah:
a) Sehat jasmani dan rohani; b) Pendidikan minimal D3 teknik; c) Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan
dengan masa kerja minimal 5 tahun; d) telah mengikuti kursus teknis
penanggulangan kebakaran tingkat dasar I, tingkat dasar II dan tingkat Ahli K3 Pratama dan tingkat Ahli Madya.
Daftar pustakaDaftar pustaka
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I No.KEP.186/MEN/1999 TENTANG UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DITEMPAT KERJA
DAFTAR TILIK APDDAFTAR TILIK APDNoNo Nama APDNama APD
(IGD)(IGD)
StatusStatus KeadaanKeadaan JumlahJumlah
Ada Ada TidakTidak BaikBaik RusakRusak
• DIBUAT UNTUK TIAP RUANG• PEMBUAT ADALAH BAGIAN K3RS• YANG MENGISI PETUGAS DI RUANGAN• JUMLAH DISESUAIKAN DENGAN JUMLAH PEGAWAI
YANG MEMBUTUHKAN DAN TURN OVERNYA
PEMILIHAN APDPEMILIHAN APD PROTEKSI MAKSIMAL TIDAK MENIMBULKAN
KETERBATASAN AKTIVITAS DISESUAIKAN DENGAN AKTIVITAS
PEKERJAANNYA
SEPATU PELINDUNG (SEPATU PELINDUNG (SAFETY SAFETY SHOESSHOES) ) SEPERTI SEPATU BIASA, TAPI DARI
BAHAN KULIT DILAPISI METAL DENGAN SOL DARI KARET TEBAL DAN KUAT.
BERFUNGSI UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN FATAL YANG MENIMPA KAKI KARENA TERTIMPA BENDA TAJAM ATAU BERAT, BENDA PANAS, CAIRAN KIMIA, dsb.
SARUNG TANGAN SARUNG TANGAN BERFUNGSI SEBAGAI ALAT
PELINDUNG TANGAN APABILA PEKERJA YANG BEKERJA DI BAGIAN PEMOTONGAN BAIK PEMOTONGAN KAYU ATAU PEMOTONGAN B E S I. dll
UU No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja
Keselamatan Kerja yang diatur dalam Undang-undang ini mencakup semua tempat kerja
Syarat Keselamatan Kerja wajib dipatuhi untuk mengendalikan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
PERMENAKERNO. PER. 05/MEN/1996
TentangSISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
Lampiran 1 : Pedoman penerapan dan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
Lampiran 2 : Pedoman teknis audit sistem manajemen K3
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
a. MEMBERIKAN KETERANGAN YANG BENAR BILA DIMINTA OLEH PEGAWAI PENGAWAS
b. MEMAKAI APD YANG DIWAJIBKAN
c. MEMENUHI DAN MENTAATI SYARAT K3 YANG DIWAJIBKAN
d. MEMINTA PENGURUS MELAKSANAKAN SEMUA SYARAT K3 YANG DIWAJIBKAN
e. KEBERATAN UNTUK BEKERJA APABILA SYARAT K3 DAN ALAT PERLINDUNGAN YANG WAJIB DIGUNAKAN DIRAGUKAN KEMAMPUAN-NYA
KEWAJIBAN PENGUSAHA/ PENGURUS
a. SECARA TERTULIS MEMASANG SEMUA SYARAT KESELAMATAN KERJA YANG DIWAJIBKAN DITEMPAT KERJA
b. MEMASANG GAMBAR-GAMBAR KESELAMATAN KERJA
c. MENYEDIAKAN APD YANG DIWAJIBKAN SECARA CUMA-CUMA
Siapa yang Siapa yang berwewenang berwewenang melaporkan ?melaporkan ?
PELAPORAN
P2K3 MELAPORKAN KEGIATANNYA SETIAP BULAN KEPADA PIMPINAN PERUSAHAAN, DAN KEPADA DEPARTEMEN TENAGA KERJA SETIAP TRIWULAN. SELAIN LAPORAN RUTIN P2K3 JUGA PERLU MELAPORKAN KEGIATAN KHUSUS SEPERTI PENYELIDIKAN KECELAKAAN, AUDIT, PEMBINAAN, PELATIHAN DAN PENYULUHAN K3. DLL.
DIAGNOSA PAK
Langkah-langkah:1. Riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan.2. Pemeriksaan klinis3. Pemeriksaan laboratorium4. Pemeriksaan Ro5. Pemeriksaan ruang atau tempat kerja6. Hubungan antara bekerja dengan gejala
penyakit
UNTUK EVALUASI BAIK BURUKNYA, BERHASIL TIDAKNYA,EFEKTIF TIDAKNYA ORGANISASI PERUSAHAAN & KESEHATAN KERJA DIPERLUKAN FAKTA-FAKTA:1. Angka Prevalensi : Jumlah yang sakit dalam waktu tertentu
Pop saat pengamatan
2. Angka rata-rata prevalensi sewaktu:a) Angka prevalensi dalam waktu yang telah ditentukan
3. Angka sakit (Morbidity Rate)a) Incidence rate
= Jml kasus baru peny. Yang ditemukan setahun Pop. Tengah tahun
b) Prevalence rate= Jml kasus peny. ditemukan pada suatu saat Pop. pada saat tersebut
Berkomputer Secara Berkomputer Secara Ergonomis Ergonomis Tempat kerja Pemilihan Kursi, Monitor, Keyboard,
dan Mouse Atur posisi sehingga jarak anda dan
monitor berkisar 50cm – 60 cm Cara Berkomputer
Aturan 20/20/20 : setiap 20 menit bekerja, break selama 20 detik, dengan alihkan pandangan ke jarak ± 6m (20 kaki)
Kebisingan Standar kebisingan yang aman untuk
pemakaian perangkat elektronik adalah 40-45 dB di jarak 1 m dari sumber.
Untuk perangkat komputer saat ini, sumber kebisingan utama lebih pada CPU
Selektif dalam memilih alat Radiasi
berdasarkan riset, kontribusi radiasi baik jenis ionizing maupun non-ionizing dari pemakaian perangkat VDT (monitor) selama rata-rata 8 jam/hari sangatlah kecil dibandingkan dengan kontribusi radiasi dari consumer product lainnya (www.lenovo.com)
FormaldehidFormaldehid Rumus Kimia HCHO Dalam suhu kamar, berwujud gas BJ : 30,03 Formalin, Trioxane Digunakan sebagai pengawet dan
juga antiseptik
Efek FormaldehidEfek Formaldehid Pedih di mata Korosif terhadap mukosa Memicu asma dan alergi Mutasi DNA
Perlindungan FormaldehidPerlindungan Formaldehid Penggunaan APD Hindari kontak langsung dengan
tubuh terutama pada permukaan mukosa
Dosis paparan tidak boleh melebihi nilai yang diijinkan
Formaldehid-RSFormaldehid-RS Kamar mayat Petugas kebersihan Preparat patologi Perawat/dokter - sedikit
MerkuriMerkuri Rumus Kimia Hg Digunakan secara terbatas :
Sphygmomanometer raksa Termometer suhu Bahan penambal gigi
Efek MerkuriEfek Merkuri Tremor / gemetar Kelainan pada rongga mulut Keletihan, lesu Gangguan pencernaan Gangguan kepribadian
Perlindungan MerkuriPerlindungan Merkuri Alat atau bahan yang mengandung
merkuri disimpan dengan baik Alat pelindung diri sarung
tangan karet dan masker Diberikan informasi tentang
penanganan pencemaran merkuri
Merkuri-RSMerkuri-RS Dokter gigi dan perawat gigi-
amalgam Perawat Petugas teknis (service alat)
Gas AnestesiGas Anestesi Halotan Nitrogen Oksida Etil Eter
HalotanHalotan Anestesi inhalasi Tidak mudah terbakar dan tidak mudah
meledak Efek penggunaan halotan :
Efek kesehatan, dapat menimbulkan mual, muntah, dan menggigil yang akhirnya dapat terjadi aritmia jantung serta depresi pernapasan.
Alergi, yaitu timbulnya jerawat pada perawat di bagian anestetik.
Efek pada ginjal, karena adanya kristal oksalat dalam urine.
Efek pada hati (merupakan efek samping dari penggunaan halotan).
Nitrogen OksidaNitrogen Oksida Analgesia inhalasi Digunakan bersama dengan zat anestesi Tidak berwarna dan tidak berasa Efek terhadap kesehatan :
Adanya perubahan hematologi akibat pajanan jangka panjang, seperti anemia megaloblastik dan leukemia.
Neurologi parah, apabila terpajan nitrogen oksida berat dalam jangka panjang.
Etil EterEtil Eter Anestesi inhalasi Mudah terbakar Mudah meledak Efek terhadap kesehatan :
Pemaparan yang berulang yang melampaui 400 ppm dapat menyebabkan iritasi hidung, nafsu makan hilang, dan pusing yang diikuti rasa ngantuk.
Kerusakan pada ginjal, apabila menerima pemaparan yang terus-menerus dan dalam jangka panjang.
Pengendalian Gas AnestesiPengendalian Gas Anestesi Kontrol lingkungan berkala
Bangunan Kebocoran alat/pipa Aliran yang tersumbat Peneraan alat
Identifikasi gejala yang timbul pada petugas
Limbah RSLimbah RS Limbah alat suntik Limbah cair / laboratorium Limbah gas Limbah padat
Limbah padatLimbah padat Incenerator Pemisahan : organik dan non
organik Tempat sampah yang berbeda
warna Jarak untuk tempat sampah :
10 m : ruang tertutup 20 m : ruang terbuka
Limbah cair/laboratoriumLimbah cair/laboratorium Paling diwaspadai Perlu dilakukan netralisasi terlebih
dahulu sesuai dengan manual dari pabrik
Bila telah aman baru boleh dibuang
Limbah gasLimbah gas Gas anestesi Tidak boleh ada saluran yang
terbuang Bahaya terhadap kesehatan Pembuangan dengan netralisasi
terlebih dahulu
Limbah alat suntikLimbah alat suntik Alat pemisah jarum Alat penghancur jarum Tempat pembuangan jarum khusus
(needle pit), syringe safety box, dan insinerator SICIM.