case hemorroid

31
BAB I LAPORAN KASUS A. Identitas Nama : Ny. AM Umur : 44 taahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Jl. Usman no. 56 Pekerjaan : IRT Agama : Islam B. Anamnesis (auoanamnesis, tanggal 22 Mei 2015) Keluhan Utama BAB berdarah selama 3 hari Keluhan tambahan Ada benjolan disekitar anus yang keluar saat BAB dan masuk kembali setelah BAB Riwayat Perjalanan Penyakit ± 18 tahun yang lalu os mengeluh awalnya mengalami konstipasi, os BAB 3 hari sekali dan setiap BAB os selalu mengedan, konsistensi feses keras, ukuran lebih kecil sedikit dari pisang.os mengatakan kadang-kadang mengeluarkan BAB berdarah, darah berwarna merah segar tidak bercampur dengan 1

Upload: nurdianah-atikah-siregar

Post on 28-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

case hemorroid

TRANSCRIPT

Page 1: Case Hemorroid

BAB I

LAPORAN KASUS

A. Identitas

Nama : Ny. AM

Umur : 44 taahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Usman no. 56

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

B. Anamnesis (auoanamnesis, tanggal 22 Mei 2015)

Keluhan Utama

BAB berdarah selama 3 hari

Keluhan tambahan

Ada benjolan disekitar anus yang keluar saat BAB dan masuk kembali

setelah BAB

Riwayat Perjalanan Penyakit

± 18 tahun yang lalu os mengeluh awalnya mengalami konstipasi, os

BAB 3 hari sekali dan setiap BAB os selalu mengedan, konsistensi feses

keras, ukuran lebih kecil sedikit dari pisang.os mengatakan kadang-kadang

mengeluarkan BAB berdarah, darah berwarna merah segar tidak bercampur

dengan feses, darah menetes. Os mengalami keluhan seperti ini selama 1

tahunan. Os sudah berobat dan mengubah pola makan sehingga keluhan

konstipasi tidak dirasakan lagi.

Setelah keluhan kostipasi berkurang konsistensi feses berubah menjadi

lunak, ukuran sebesar jempol orang dewasa, namun kadang-kadang masih

sering berdarah apabila os tidak meengkonsumsi makanan berserat. Os

mengatakan ketika BAB teraba benjolan keluar dari anus dan berdarah,

1

Page 2: Case Hemorroid

ketika selesai BAB benjolan masuk sendiri dengan spontan, tidak nyeri.

Keluhan BAB berdarah hanya terjadi jika ada pemicu seperti kurang makan

sayur dan terlalu lama jongkok namun darah berhenti sendiri jika tidak ada

faktor pemicunya. Selama ini os hanya berobat ke dokter umum dan hanya

diberi salep.

± 3 hari sebelum os dating ke poli bedah RSUD Palembang BARI os

mengeluh setiap BAB mengeluarkan darah, darah berwarna segar, tidak

bercampur dengan feses, darah menetes,nyeri tidak ada, darah berhenti 1

jam setelah BAB, dan keluar darah lagi ketika BAB.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi (-)

Riwayat kencing manis (-)

Riwayat atopi (-)

C. Pemeriksaan Fisik

Status generalisata

KU : tampak sakit ringan

Sensorium : compos mentis

TD : 130/80 mmhg

Nadi : 88x/m

RR : 22x/m

T : 36,6 C

Kepala : normocephali, conjungtiva anemis (-)/(-), sclera ikterik

(-)/(-)

Leher : >> KGB (-)

Thorak : simetris, retraksi (-), ves (+) normal, rhonki (-), wheezing

(-), BJ I/II (+), gallop (-), murmur (-)

Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan (-), BU (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat

2

Page 3: Case Hemorroid

Status Lokalis

Regio anus :

Inspkesi : tampak skin tag disekeliling anus, basah/berlendir

Palpasi : nyeri (-)

Rectal Toucher : TSA baik, mukosa licin, tidak teraba massa, nyeri tekan

(-), darah (-), lendir (-)

D. Penunjang

Saran : pemeriksaan anoskopi

E. Diagnosis banding

Hemorroid Interna

Tumor Anorektum

Polip Rektum

F. Diagnosis Kerja

Hemorroid Interna Grade II

G. Tatalaksana

Farmakologi :

Asam Traneksamat

Edukasi :

Koreksi konstipasi dengan meningkatkan konsumsi serat dan

menghindari obat-obatan yang menyebabkan konstipasi.

Meningkatkan konsumsi cairan.

Menghindari mengejan saat BAB dan jangan menahan BAB.

Rendam bokong dengan air hangat untuk merelaksasi sfingter ani.

3

Page 4: Case Hemorroid

H. Prognosis

Quo ad vitam bonam

Quo ad fungsionam bonam

4

Page 5: Case Hemorroid

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Anorektum

Canalis ani panjangnya sekitar 4 cm dan berjalan ke bawah dan

belakang dari ampulla recti ke anus. Kecuali defekasi, dinding lateralnya

tetap teraposisi oleh m.levator ani dan sphincter ani.1 Canalis ani dibatasi pada

bagian posterior oleh corpus anococcygeale, yang merupakan massa jaringan

fibrosa yang terletak antara canalis ani dan os coccygis. Di lateral di batasi

oleh fossa ischiorectalis yang terisi lemak. Pada pria, di anterior dibatasi oleh

corpus perineale, diafragma urogenitalis, urethra pars membranacea, dan

bulbus penis. Pada wanita, di anterior dibatasi oleh corpus perineale,

diafragma urogenitalis dan bagian bawah vagina.1 (Gambar 1)

memperlihatkan letak colon, rectum, dan canalis ani pada manusia.

Gambar 1. Colon, Rectum, dan Ani

Cincin sfingter anus melingkari kanalis analis dan terdiri dari sfingter

intern dan sfingter ekstern. Sisi posterior dan lateral cincin ini terbentuk dari

5

Page 6: Case Hemorroid

fusi otot levator (puborektalis), dan komponen m.sfingter eksternus.

M.sfingter eksternus terdiri atas serabut otot lurik. (Gambar 2)

Gambar 2. Potongan Koronal Rectum dan Canalis Ani

Tunica mucosa setengah bagian atas canalis ani berasal dari endoderm

usus belakang (hind gut). Tunica mucosa ini memiliki stuktur anatomi yang

penting adalah :1

1. Dibatasi oleh epitel selapis kolumnar.

2. Mempuyai lipatan vertikal yang dinamakan collumnae anales yang

dihubungkan satu sama lain pada ujung bawahnya oleh plicae semilunaris

yang dinamakan valvulea analis (sisa membran proctodeum).

3. Persarafannya sama seperti mukosa rectum dan berasal dari saraf otonom

pleksus hypogastricus. Mukosanya hanya peka terhadap regangan.

4. Perdarahan canalis ani berasal dari arteri yang memperdarahi usus

belakang, yaitu arteria rectalis, suatu cabang dari arteri mesenterica

inferior. Aliran darah vena terutama oleh vena rectalis superior, sebuah

cabang dari vena Mesenterica inferior dan vena porta.

5. Aliran limfatik ke atas disepanjang arteri rectalis superior menuju ke nodi

rectalis superior dan akhirnya ke nodi mesenterica inferior.

6

Page 7: Case Hemorroid

Tunica mucosa setengah bagian bawah canalis ani berasal dari

ektoderm proctodeum. Tunica mucosa ini memiliki struktur anatomi sebagai

berikut :1

1. Dibatasi oleh epitel berlapis gepeng yang secara bertahap bergabung

dengan epidermis perianal di anus.

2. Tidak mempunyai collumnae analis.

3. Persarafan berasal dari saraf somatis nervus rectalis inferior sehingga peka

terhadap nyeri, suhu, raba, dan tekan.

4. Suplai arteri berasal dari arteri rectalis inferior, suatu cabang dari arteri

pudenda interna. Aliran darah vena oleh vena rectalis inferior, cabang vena

pudenda interna, yang mengalirkan darahnya ke vena iliaca interna.

5. Aliran limfatik berjalan ke bawah menuju nodi superomedialis dari nodi

inguinalis superficialis.

6. Pecten ossis pubis menunjukan tempat pertemuan setengah bagian atas

dan setengah bagian bawah canalis ani.

Lapisan muskular rektum tersusun atas lapisan otot polos longitudinal

(luar) dan sirkular (dalam). Mukosa rektum bersama lapisan otot sirkular

membentuk 3 lipatan permanen yang dinamakan plica transversalis rekti.

Bantalan hemoroid adalah jaringan normal dalam saluran anus dan rectum

distal Untuk fungsi kehidupan bersosial yang normal dapat berfungsi sebagai

Fungsi kontinens yaitu menahan pasase abnormal gas, feses cair dan feses

padat Fungsi lainnya adalah efektif sebagai katup kenyal yang “watertight”.

Bantalan hemoroid normal terfiksasi pada jaringan fibroelastik dan

otot polos dibawahnya. Hemoroid interna dan eksterna saling berhubungan,

terpisah oleh linea dentate.1

7

Page 8: Case Hemorroid

2.3 Hemorroid

a. Definisi

Kata hemorrhoid berasal dari kata haemorrhoides (Yunani) yang

berarti aliran darah (haem = darah, rhoos = aliran) jadi dapat diartikan

sebagai darah yang mengalir keluar. Hemoroid adalah pelebaran dan

inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari pleksus

hemoroidalis. Pelebaran dan inflamasi ini menyebabkan pembengkakan

submukosa pada lubang anus.2

Hemorhoid adalah pelebaran pleksus hemorrhoidalis yang tidak

merupakan keadaan patologik. Plexus hemoroid merupakan pembuluh

darah normal yang terletak pada mukosa rektum bagian distal dan

anoderm. Gangguan pada hemoroid terjadi ketika plexus vaskular ini

membesar. Sehingga kita dapatkan pengertiannya dari “hemoroid adalah

dilatasi varikosus vena dari plexus hemorrhoidal inferior dan superior”

(Dorland, 2002).

Hanya jika hemorhoid ini menimbulkan keluhan atau penyulit

sehingga diperlukan tindakan. Hemoroid dapat menimbulkan gejala

karena banyak hal. Faktor yang memegang peranan kausal ialah mengedan

pada waktu defekasi, konstipasi menahun, kehamilan, dan obesitas.2

b. Etiologi

Menurut Villalba dan Abbas (2007), etiologi hemoroid sampai saat

ini belum diketahui secara pasti, beberapa faktor pendukung yang terlibat

diantaranya adalah:3

a. Penuaan, akibat semakin melemahnya jaringan ikat yang terdapat

disekitar rektum dan anus.

b. Kehamilan pada wanita hamil terjadi peningkatan tekanan intra

abdomen yang dapat menyebabkan pembesaran vena-vena di bagian

rektum bawah dan anus.

8

Page 9: Case Hemorroid

c. Hereditas, adanya kelemahan pada dinding pembuluh darah yang

diturunkan.

d. Konstipasi atau diare kronik, akibat proses mengejan yang lama dan

kuat.

e. Penggunaan toilet yang berlama-lama, misalnya duduk yang terlalu

lama.

f. Rendahnya diet serat, mengakibatkan feses yang terbentuk susah untuk

dikeluarkan.

g. Posisi tubuh, misal duduk dalam waktu yang lama

h. Obesitas.

Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan kongesti vaskular dan

prolapsus mukosa.4

c. Patofisiologi

Anal canal memiliki lumen triradiate yang dilapisi bantalan

(cushion) atau alas dari jaringan mukosa. Bantalan ini tergantung di anal

canal oleh jaringan ikat yang berasal dari sfingter anal internal dan otot

longitudinal. Di dalam tiap bantalan terdapat plexus vena yang diperdarahi

oleh arteriovenosus. Struktur vaskular tersebut membuat tiap bantalan

membesar untuk mencegah terjadinya inkontinensia.5

Efek degenerasi akibat penuaan dapat memperlemah jaringan

penyokong dan bersamaan dengan usaha pengeluaran feses yang keras

secara berulang serta mengedan akan meningkatkan tekanan terhadap

bantalan tersebut yang akan mengakibatkan prolapsus. Bantalan yang

mengalami prolapsus akan terganggu aliran balik venanya. Bantalan

menjadi semakin membesar dikarenakan mengedan, konsumsi serat yang

tidak adekuat, berlama-lama ketika buang air besar, serta kondisi seperti

kehamilan yang meningkatkan tekanan intra abdominal. Perdarahan yang

9

Page 10: Case Hemorroid

timbul dari pembesaran hemoroid disebabkan oleh trauma mukosa lokal

atau inflamasi yang merusak pembuluh darah di bawahnya.6

Taweevisit dkk (2008) menyimpulkan bahwa sel mast memiliki

peran multidimensional terhadap patogenesis hemoroid, melalui mediator

dan sitokin yang dikeluarkan oleh granul sel mast. Pada tahap awal

vasokonstriksi terjadi bersamaan dengan peningkatan vasopermeabilitas

dan kontraksi otot polos yang diinduksi oleh histamin dan leukotrin.

Ketika vena submukosal meregang akibat dinding pembuluh darah pada

hemoroid melemah, akan terjadi ekstravasasi sel darah merah dan

perdarahan. Sel mast juga melepaskan platelet-activating factor sehingga

terjadi agregasi dan trombosis yang merupakan komplikasi akut

hemoroid.7

Pada tahap selanjutnya hemoroid yang mengalami trombosis akan

mengalami rekanalisasi dan resolusi. Proses ini dipengaruhi oleh

kandungan granul sel mast. Termasuk diantaranya tryptase dan chymase

untuk degradasi jaringan stroma, heparin untuk migrasi sel endotel dan

sitokin sebagai TNF-α serta interleukin 4 untuk pertumbuhan fibroblas dan

proliferasi. Selanjutnya pembentukan jaringan parut akan dibantu oleh

basic fibroblast growth factor dari sel mast.

d. Klasifikasi

Hemoroid dibagi menjadi 3 berdasarkan asalnya dimana linea

dentate menjadi batas histologisnya, yaitu :6

Hemoroid eksterna : berasal dari pelebaran dan penonjolan pleksus

hemoroid inferior, bagian distal linea dentate dan dilapisi oleh epitel

skuamosa yang telah termodifikasi serta banyak persarafan serabut

saraf nyeri somatic. Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut

dan kronik.

1. Hemoroid eksterna akut, bentuk akut berupa pembengkakan bulat

kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma,

10

Page 11: Case Hemorroid

walaupun disebut sebagai hemoroid thrombosis eksterna akut.

Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf

pada kulit merupakan reseptor nyeri.

2. Hemoroid eksterna kronik, disebut juga skin tag, berupa satu atau

lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan

sedikit pembuluh darah.

Hemoroid interna : berasal dari pelebaran pleksus v.hemoroidalis

superior, bagian proksimal linea dentate dan dilapisi mukosa. Hemoroid

interna ini merupakan bantalan vaskuler didalam jaringan submukosa

pada rektum sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada posisi

primer, yaitu kanan-depan, kanan-belakang, dan kiri-lateral. Hemoroid

yang lebih kecil terdapat diantara ketiga letak primer tersebut.

Hemoroid interna dibagi lagi menjadi beberapa derajat, seperti tabel

dibawah ini :

Hemoroid InternaDerajat Berdarah Menonjol Reposisi

I + - (hanya terlihat pada anoskop,

mencapai lumen anal canal)

-

II + + ( mencapai sfingter eksterna dan tampak pada

pemeriksaan)

Spontan

III + + (keluar dari anal canal)

Manual

IV + Tetap Tidak dapat

Hemoroid interna-eksterna : dilapisi oleh mukosa di bagian superior dan

kulit pada bagian inferior serta memiliki serabut saraf nyeri.

11

Page 12: Case Hemorroid

e. Manifestasi klinis

Gejala klinis hemoroid dapat dibagi berdasarkan jenis hemoroid,

yaitu :7

a. Hemoroid Interna

o Perdarahan, akibat trauma oleh feses yang keras, darah berwarna

merah segar dan tidak bercampur dengan feses. Selanjutnya

perdarahan dapat berlangsung lebih hebat, hal ini disebabkan karena

vascular cushion prolaps dan mengalami kongesti oleh spincter ani.

Dalam keadaan perdarahan yang parah bisa menimbulkan anemia.

o Prolaps, dapat dilihat adanya tonjolan keluar dari anus. Tonjolan ini

dapat masuk kembali secara spontan ataupun harus dimasukan

kembali oleh tangan.

o Nyeri dan rasa tidak nyaman, nyeri biasanya ditimbulkan oleh

komplikasi yang terjadi (seperti fisura, abses dll) hemorrhoid interna

sendiri biasanya sedikit saja yangmenimbulkan nyeri. Kondisi ini

dapat pula terjadi karena terjepitnya tonjolan hemorrhoid yang

terjepit oleh spincter ani (strangulasi).

o Keluarnya sekret, walaupun tidak selalu disertai keluarnya darah,

secret yang menjadi lembab sehingga rawan untuk terjadinya infeksi

ditimbulkan akan menganggu kenyamanan penderita.

b. Hemoroid Eksterna

Pada fase akut, hemorrhoid eksterna dapat menyebabkan nyeri,

biasanya berhubungan dengan adanya udem dan terjadi saat

mobilisasi.Hal ini muncul sebagai akibat dari trombosis dari

v.hemorrhoid dan terjadinya perdarahan ke jaringan sekitarnya.

Beberapa hari setelah timbul nyeri, kulit dapat mengalami nekrosis dan

berkembang menjadi ulkus., akibatnya dapat timbul perdarahan.8

Pada beberapa minggu selanjutnya area yang mengalami

thrombus tadi dapat mengalami perbaikan dan meninggalkan kulit

12

Page 13: Case Hemorroid

berlebih yang dikenal sebagai skin tag . Akibatnya dapat timbul rasa

mengganjal, gatal dan iritasi.8

f. Diagnosis BandingMenurut Kaidar-Person dkk (2007) selama evaluasi awal pasien, kemungkinan penyebab lain dari gejala-gejala seperti

perdarahan rektal, gatal pada anus, rasa tak nyaman, massa serta nyeri dapat disingkirkan. Kanker kolorektal dan anal, dan melanoma

anorektal merupakan contoh penyebab gejala tersebut.9

Jenis Penyakit

Nyeri Perdarahan Massa Lainnya

Fisura Anal + + - Terdapat skin tag atau umbai kulit (radang kronik dengan bendungan limfe dan fibrosis pada kulit)

Karsinoma Anal

- + + Pembengkakan KGB sekitar

Abses Anorektal

+ - - Demam, leukositosis, penderita tidak dapat duduk di sisi bokong yang sakit

Hematom Perianal Ulseratif

+ + + Sering terjadi pada orang yang mengangkat barang berat, leukositosis.

Prolaps Polip Kolorektal

- + + Adanya gejala mual, muntah,dan konstipasi yang parah (jika ukurannya besar)

Karsinoma rectum

- + + Adanya lender, diare dan konstipasi yg bergantian, ukuran feses

13

Page 14: Case Hemorroid

kecil sprt kotoran kambing, tenesmus.

g. Penegakan Diagnosis

Diagnosis hemoroid ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan

fisik, dan pemeriksaan penunjang.10

Anamnesa

Pada anamnesa biasanya didapatkan pasien mengeluhkan adanya

darah segar pada saat buang air besar, darah yang keluar bisa menetes dan

bisa juga keluar terus menerus dan tidak bercampur dengan feses. Selain

itu pasien juga akan mengeluhkan adanya gatal-gatal pada daerah anus.

Serta keluhan adanya massa pada anus dan membuatnya merasa tidak

nyaman, biasanya pada hemoroid interna derajat II dan hemoroid eksterna.

Pasien juga akan mengeluhkan nyeri pada hemoroid interna derajat IV dan

hemoroid eksterna.

Perdarahan yang disertai nyeri mengindikasikan hemoroid eksterna

yang sudah mengalami trombosis. Biasanya hemoroid interna mulai

menimbulkan gejala setelah terjadi prolapsus, sehingga mengakibatkan

perdarahan, ulserasi, atau trombosis. Hemoroid eksterna juga bisa terjadi

tanpa gejala atau dapat ditandai dengan nyeri akut, rasa tak nyaman, atau

perdarahan akibat ulserasi dan thrombosis.11

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya pembengkakan vena

yang mengindikasikan hemoroid eksterna atau hemoroid interna yang

sudah mengalami prolaps, biasanya jika berupa prolapsnya hemoroid

interna akan terlihat adanya mukus yang keluar saat pasien disuruh untuk

mengedan. Jika pasien mengeluhkan perdarahan kemungkinan bisa

menyebabkan anemia sekunder yang dapat dilihat dari konjungtiva

palpebra pasien yang sedikit anemis, tapi hal ini mungkin terjadi.

14

Page 15: Case Hemorroid

Daerah perianal juga diinspeksi untuk melihat ada atau tidaknya

fisura, fistula, polip atau tumor. Pada rectal toucher juga dinilai ukuran,

perdarahan dan tingkat keparahan inflamasi. Biasanya agak susah meraba

hemoroid interna karena tekanan vena yang tidak tinggi dan biasanya tidak

nyeri. Rectal toucher juga dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan

karsinoma rektum.12

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan

laboratorium untuk mendeteksi apakah terjadi anemia pada pasien dan

pemeriksaan anoskopi serta sigmoideskopi. Anoskopi dilakukan untuk

menilai mukosa rektal dan mengevaluasi tingkat pembesaran hemoroid.

Hasil anoskopi hemoroid interna yang tidak mengalami prolaps biasanya

terlihat gambaran vascular yang menonjol keluar, dan apabila pasien

diminta mengejan akan terlihat gambaran yang lebih jelas.

Sedangkan dengan menggunakan sigmoideskopi dapat mengevaluasi

kondisi lain sebagai diagnose banding untuk perdarahan rektal dan rasa tak

nyaman seperti pada fisura anal dan fistula, colitis, polip rectal, dan

kanker.11

h. Tatalaksana

Terapi Non Farmako

Dapat diberikan pada semua kasus hemoroid terutama hemoroid

interna derajat 1, disebut juga terapi konservatif, diantaranya adalah :12

o Koreksi konstipasi dengan meningkatkan konsumsi serat (25-30 gram

sehari), dan menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan

konstipasi.

o Meningkatkan konsumsi cairan (6-8 gelas sehari)

o Menghindari mengejan saat buang air besar, dan segera ke kamar mandi

saat merasa akan buang air besar, jangan ditahan karena akan

memperkeras feses.

15

Page 16: Case Hemorroid

o Rendam duduk dengan air hangat yang bersih dapat dilakukan rutin dua

kali sehari selama 10 menit pagi dan sore selama 1 – 2 minggu, karena

air hangat dapat merelaksasi sfingter dan spasme.

o Tirah baring untuk membantu mempercepat berkurangnya

pembengkakan

Terapi Farmako

o Salep anastetik lokal

o Kortikosteroid

o Laksatif

o Analgesik

o Suplemen flavonoid, membantu mengurangi tonus vena dan

mengurangi hiperpermeabilitas serta efek antiinflamasi (Acheson dan

Schirfield, 2008)

Terapi Pembedahan

Hemorrhoid Institute of South Texas (HIST) menetapkan indikasi

tatalaksana pembedahan hemoroid antara lain :

o Hemoroid interna derajat II berulang

o Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala

o Mukosa rektum menonjol keluar anus

o Hemoroid interna derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti

fisura

o Kegagalan penatalaksanaan konservatif

o Permintaan pasien

Ada 2 prinsip dalam melakukan hemoroidektomi, yaitu:

1. Pengangkatan pleksus dan mukosa.

2. Pengangkatan pleksus tanpa mukosa.

Adapun jenis pembedahan yang sering dilakukan yaitu :

o Skleroterapi

16

Page 17: Case Hemorroid

Teknik ini dilakukan dengan menginjeksikan 5 % fenol dalam

minyak nabati yang tujuannya untuk merangsang. Lokasi injeksi adalah

submukosa hemoroid. Efek dari injeksi adalah edema, reaksi inflamasi

dengan proliferasi fibroblast dan thrombosis intravascular. Reaksi ini

akan menyebabkan fibrosis pada submukosa hemoroid sehingga akan

mencegah atau mengurangi prolapsus jaringan hemoroid. Terapi ini

disertai anjuran makanan tinggi serat dapat efektif untuk hemoroid

interna derajat I dan II. Menurut Acheson dan Scholfield pada tahun

2009, teknik ini murah dan mudah dilakukan, tetapi jarang dilaksanakan

karena tingkat kegagalan yang tinggi.12

o Ligasi dengan gelang karet (Rubber band ligation)

Biasanya teknik ini dilakukan untuk hemoroid yang besar atau

yang mengalami prolaps. Dengan bantuan anuskop, mukosa diatas

hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap kedalam

tabung ligator khusus. Efek dari teknik ini adalah nekrosis iskemia,

ulserasi, dan scarring yang akan menghasilkan fiksasi jaringan ikat ke

dinding rektum. Komplikasi nya dapat terjadi perdarahan setelah 7-10

hari dan nyeri.

o Bedah beku

Teknik bedah beku dilakukan dengan pendinginan hemoroid pada

suhu yang sangat rendah. Teknik ini tidak dipakai secara luas karena

mukosa yg nekrosis sukar ditentukan luasnya. Teknik ini lebih cocok

untuk terapi paliatif pada karsinoma rektum yang inoperable.

o Hemoroidektomi

Teknik dipakai untuk hemoroid derajat III atau IV dengan

keluhan menahun, juga untuk penderita denga perdarahan berulang dan

anemia yang tidak sembuh dengan terapi lain yang lebih sederhana.

Prinsipnya adalah eksisi hanya dilakukan pada jaringan yang benar-

benar berlebihan, dan pada anoderm serta kulit yang normal dengan

tidak mengganggu sfingter anus. Selama pembedahan sfingter anus

17

Page 18: Case Hemorroid

biasanya dilatasi dan hemoroid diangkat dengan klem atau diligasi dan

kemudian dieksisi.

o Tindak bedah lain

Infrared thermocoagulation

Bipolar diathermy

Laser haemorrhoidectomy

Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation

Cryotherapy

Stappled hemorrhoidopexy

i. Komplikasi

Komplikasi dari hemoroid yang paling sering adalah perdarahan,

thrombosis dan strangulasi.Hemoroid yang mengalami strangulasi adalah

hemoroid yang mengalami prolapsus dimana suplai darah dihalangi oleh

sfingter ani.Keadaan thrombosis dapat menyebabkan nyeri yang hebat dan

dapat menyebabkan nekrosis mukosa dan kulit yang menutupinya.11

BAB III

ANALISIS KASUS

18

Page 19: Case Hemorroid

Pasien bernama Ny. AM datang ke Poli RSUD Palembang BARI pada

tanggal 22 Mei 2015, dengan keluhan utama BAB berdarah sejak 3 hari berturut-

turut disertai adanya benjolan yang keluar saat BAB. Darah yang keluar adalah

akibat dari trauma mukosa lokal yang terjadi di anus. Warna merah segar

mengindikasikan bahwa perdarahan terjadi pada saluran cerna bagian bawah.

Darah yang menetes menandakan bahwa perdarahan yang dialami pasien tidak

terlalu banyak, karena kita juga harus memastikan kemungkinan terjadinya

anemia pada pasien. Ada banyak penyakit dengan manifestasi klinis benjolan di

anus, diantaranya hemoroid, fisura anal, hematom perianal, abses anorektal, atau

bahkan karsinoma anal. Hemoroid dapat disebabkan karena konsistensi feses yang

keras akibat kurangnya konsumsi serat dan air putih. Fisura anal bisa disebabkan

oleh iritasi akibat diare, penggunaan laksans dan bisa iatrogenic. Hematom

perianal biasanya diikuti riwayat mengangkat barang-barang berat. Abses

anorektal disebabkan infeksi bakteri usus dan infeksi kulit anus. Sedangkan

karsinoma anal penyebabnya terkadang tidak diketahui.

Benjolan di anus ini muncul sejak 18 tahun yang lalu, dan awalnya os

sempat mengalami konstipasi. Benjolan keluar aat os BAB dan masuk kembali

secara spontan sesudah BAB. Benjolan yang timbul pada anus pasien

kemungkinan adalah hemoroid yang bisa disebabkan oleh banyak hal, adanya

riwayat konstipasi dan feses yang keras, kurangnya konsumsi serat dan air putih.

Dari berbagai hal tersebut menyebabkan peningkatan tekanan bantalan mukosa

anus, sehingga menyebabkan pembuluh vena yang terdapat di bantalan mukosa

tersebut melemah dan membesar sehingga timbul benjolan. Melihat dari onsetnya,

perjalanan penyakit pasien sudah termasuk kronis.

Tidak ada mual dan muntah, nafsu makan tidak menurun, dan tidak ada

penurunan berat badan dalam beberapa bulan terakhir. Nafsu makan pasien yang

tidak menurun dan tidak adanya penurunan berat badan dalam beberapa bulan

terakhir dapat melemahkan diagnosa banding karsinoma anal atau jenis tumor

anorektal lainnya.

19

Page 20: Case Hemorroid

Berdasarkan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada Nn.E didapatkan

status generalis baik, dan status lokalis pada pemeriksaan inspeksi tmpak skin tag

disekeliling anus, pada palpasi nyeri tekan tidak ada. Skin tag pada pasien ini

dapat terjadi karena riwyat konstipasi yang dialami oleh pasien. Pada pemeriksaan

Rectal Toucher, tonus sfingter ani kuat menandakan kelainan yang dialami pasien

tidak mempengaruhi syaraf sekitar anus, mukosa yang licin dapat melemahkan

adanya karsinoma anal. Tidak teraba massa dapat menyingkirkan diagnosis tumor

anorektal.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

yang telah dilakukan disimpulkan diagnosis kerja bahwa pasien ini menderita

Hemorroid Interna grade II. Penatalaksanaan awal pada pasien grade II bias

diberika obat antiperdarahan, kemudian diberikan edukasi untuk banyak

mengkonsumsi makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan, banyak

olahraga. Jika dengan terapi konservatif dan medikamentosa tidak dapat

disembuhkan atau ada permintaan langsung dari pasien untuk diambil

hemoroidnya maka dikonsulkan ke Sp.B untuk dilakukan hemoroidektomi.

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 21: Case Hemorroid

1. Nelson, Heidi MD., Roger R. Dozois, MD., Anus, in Sabiston Text Book of

Surgery, Saunders Company, Phyladelphia 2001

2. Haemorrhoids, www.hcd2.bupa.co.uk/ fact_sheet/html/haemorrhoids.html

3. Hemorrhoidectomy Procedure for Prolaps and Hemorrhoids.,

www.pphinfo.com

4. Manjoer Arief, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 2, Media

Aesculapius, Jakarta.

5. Sjamsuhidajat. R, Wim De Jong, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.

6. Dunphy J. E., Bostford T. W., 1993, Pemeriksaan Fisik Bedah, Yayasan

Essentia Medica, Yogyakarta.

7. Brown, John Stuart, 1995, “Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor”, Penerbit

8. Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.184-189.

9. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994,“Kumpulan

Kuliah Ilmu Bedah”, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 266-271.

10. Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999,

11. Kedokteran EGC, Jakarta, hal.56-59.

12. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper, 2000, “Harrison

21