cepen celan pendek

4
Resensi Cerpen “Kisah Sebuah Celana Pendek” Mungkin kita tidak akan pernah melihat masa penjajahan Jepang di Indonesia, tapi kita dapat mengetahui keadaan pada masa tersebut, melalui media cetak, media elektronik, atau juga dari pembicaraan orang. Salah satu media cetak yang bisa meberikan kita gambaran apa yang terjadi di zaman Jepang adalah buku kumpulan cerpen “Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma” karya Idrus (Balai Pustaka, 2001). Idrus merupakan pembaharu puisi dan prosa pada zaman Jepang. Pembaharuan tu tidak terletak pada bentuk belaka, tapi juga perubahan lahir dan berakar pada perubahan jiwa. Karangan Idrus dimulai semenjak kedatangan Jepang tahun 1942 sampai sesudah 17 Agustus 1945. Dalam buku “Jalan Lain Ke Roma” berisikan perkawinan yang berhasil dari romantis idealis dalam “Ave Maria” dan “Kejahatan Membalas Dendam” dengan realisme “Corat-Coret di Bawah Tanah”. Terdapat sebuah cerpen berjudul “Kisah Sebuah Celana Pendek”, adalah cerita tentang Kusno denagn sebuah celana pendek. Tepat pada hari Pearl Harbour diserang Jepang, Kusno dibelikan ayahnya sebuah celana pendek. Celana kepar 1001, made in Italia, ayah Kusno betapa tidak menyadari arti penyerangan itu, ia begitu buta politik, ia hanya mempedulikan anaknya yang sudah tidak mempunyai celana yang pantas lagi. Tetapi setiap orang yang mengerti politik, mengernyitkan keningnya setiap melihat Kusno dan Ayahnya. Kusno yang sekarang berumur 14 tahun, hendak melamar 1

Upload: ib-amertha-putra-manuaba

Post on 10-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

isi cerpen celana pendek

TRANSCRIPT

Mungkin kita tidak akan pernah melihat masa penjajahan Jepang di Indonesia, tapi kita dapat mengetahui keadaan pada masa tersebut, melalui media cetak, media elektronik, atau juga dari pembicaraan orang

Resensi Cerpen Kisah Sebuah Celana Pendek

Mungkin kita tidak akan pernah melihat masa penjajahan Jepang di Indonesia, tapi kita dapat mengetahui keadaan pada masa tersebut, melalui media cetak, media elektronik, atau juga dari pembicaraan orang. Salah satu media cetak yang bisa meberikan kita gambaran apa yang terjadi di zaman Jepang adalah buku kumpulan cerpen Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma karya Idrus (Balai Pustaka, 2001).

Idrus merupakan pembaharu puisi dan prosa pada zaman Jepang. Pembaharuan tu tidak terletak pada bentuk belaka, tapi juga perubahan lahir dan berakar pada perubahan jiwa. Karangan Idrus dimulai semenjak kedatangan Jepang tahun 1942 sampai sesudah 17 Agustus 1945.

Dalam buku Jalan Lain Ke Roma berisikan perkawinan yang berhasil dari romantis idealis dalam Ave Maria dan Kejahatan Membalas Dendam dengan realisme Corat-Coret di Bawah Tanah. Terdapat sebuah cerpen berjudul Kisah Sebuah Celana Pendek, adalah cerita tentang Kusno denagn sebuah celana pendek. Tepat pada hari Pearl Harbour diserang Jepang, Kusno dibelikan ayahnya sebuah celana pendek. Celana kepar 1001, made in Italia, ayah Kusno betapa tidak menyadari arti penyerangan itu, ia begitu buta politik, ia hanya mempedulikan anaknya yang sudah tidak mempunyai celana yang pantas lagi. Tetapi setiap orang yang mengerti politik, mengernyitkan keningnya setiap melihat Kusno dan Ayahnya. Kusno yang sekarang berumur 14 tahun, hendak melamar pekerjaan, dan dengan celana barunya itu, segala pekerjaan terbuka untuknya.

Tapi tak sesuai harapan Kusno, kantor-kantor tidak menerima seorang pekerja baru. Kusno terpaksa menurunkan harga dirinya, dari juru tulis menjadi portir dan dari portir menjadi opas. Dan setelah sepuluh kantor dinaikinya, akhirnya ia berhasil mendapatkan sebuah pekerjaan sebagai seorang opas dengan gaji Rp 10,00/bulan. Pak Kusno merasa amat kecewa, dirinya sendiri seorang opas, akahkah keluarganya menjadi keluaraga opas.

Kusno belajar dengan rajin, tapi celana kepar 1001-nya semakin pudar, karena sering kena cuci. Seluruh pikiran Kusno tertuju pada celana itu. Setiap hari ia berdoa agar tidak turun hujan, dan jika turun hujan juga, Kusno dengan hati kembang kempis melihat kepada celananya. Apalagi kalau tidak ada uang pembeli sabun, sedang celana sedang kotor.

Indonesia hidup dengan pengharapan akan kemerdekaan, sedang Kusno hidup dengan pengharapan akan celana baru, terus-menerus berharap selama tiga setengah tahun. Tapi seperti juga kemerdekaan itu, celana baru itu juga tak kunjung datang. Dan Kusno mulai kehilangan harapannya, celana 1001 itu sudah tidak seperti celana lagi. Waktu Kusno meminta kepada sepnya, ia dibentak sehingga hilang semangatnya, dan akhirnya karena rasa malu yang begitu besar akan gaji yang sepuluh rupiah itu, akhirnya ia minta berhenti. Hari hari Kusno berikutya, serasa makin gelap.

Pada suatu hari Kusno sakit kepala. Ia tahu, bahwa sakit kepalanya akan segera hilang jika ia dapat mengisi perutnya. Pernah terlintas di pikirannya untuk menjual celananya tersebut, tapi lekas dibuang pikirannya tersebut. Jika celana itu dijualnya, perutnya kenyang buat beberapa detik, tapi sesudah itu dengan apa akan ditutupi auratnya? Begitulah Kusno tidak menjual celananya, sering sakit kepala. Tapi ia hidup terus, sengsara memang, tapi hidup dengan bangga.

Pada satu kali celana kepar 1001 itu pasti hilang dari muka bumi, seperti juga Kusno akan hilang dari muka bumi. Tapi bagaimana pun juga, Kusno tak akan putus asa. Ia dilahirkan dalam kesengsaraan, hidup bersama kesengsaraan, dan akan berjuang melawan kesengsaraan. Hanya yang belum juga dipahamkan Kusno ialah, mengapa selalu saja masih ada peperangan. Kenapa rakyat kecil seperti Kusno, selalu saja dikorbankan.

Sebagaimana telah diungkap di bagian awal, cerita-cerita dalam Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma karangan Idrus bisa memberi kita gambaran tentang masa Jepang dan sesudah 17 Agustus 1945. Akan tetapi, dalam cerpen Kisah Sebuah Celana Pendek tidak digambarkan secara umum tentang apa yang terjadi sesudah 17 Agustus 1945. Dan dari cerpen ini, kita dapat mencontoh Kusno yang tak pernah putus asa, dari susahnya mencari pekerjaan yang akhirya hanya menjadi opas dengan gaji Rp 10,00/bulan sampai berjuang melawan kesengsaraan yang dirasakannya dari lahir.Ida Bagus Amertha Putra Manuaba, lahir di denpasar, 24 Agustus 1990, siswa SMAN 1 Denpasar kelas XI IPA 4 tahun ajaran 2006/2007. Yang berkecimpung dalam (MPS) Majelis Permusyawarahan Siswa sebagai bendahara, dan ekstrakulikuler S.E.C (Smansa Electro Crew), KISS~1 (Kelompok Ilmiah Siswa SMAN 1 Denpasar), serta SCC (Smansa Computer Community). Dan memiliki sederet prestasi yang mengagumkan.Agus Apriyanto, lahir di Denpasar, 7 April 1990, siswa SMAN 1 Denpasar kelas XI IPA 4 tahun jaran 2006/2007. Yang berkecimpung dalam OSIS sebagai Ketua Sie VI 2006/2007, dan ekstrakulikuler S.E.C (Smansa Electro Crew). PAGE 1