chapter i_3
DESCRIPTION
alat penukar kalorTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat penukar kalor adalah suatu alat yang digunakan untuk proses
perpindahan energi dalam bentuk panas antara dua fluida yang berbeda suhunya.
Fluida yang bertukar energinya tersebut dapat merupakan dua fluida yang berbeda
fasanya (cair-gas) atau mempunyai fasa yang sama (cair-cair atau gas-gas) dan
dapat merupakan satu jenis fluida saja.
Sesuai dengan fungsi alat penukar kalor diperlukan untuk sistem-sistem
yang berkaitan dengan pemakaian energi, oleh karena itu pemakaian alat ini
sangat luas. Di industri proses termal seperti petrokima, baja, industri makanan,
dan pembangkit energi listrik baik dari segi jumlah maupun nilai pemakaian alat
penukar kalor memegang peranan yang cukup penting. Dengan pertumbuhan di
sektor industri yang semakin cepat, kebutuhan untuk alat penukar kalor akan
semakin meningkat.
Gas buang adalah gas keluar ke atmosfer melalui knalpot, yang merupakan
pipa atau saluran untuk menyampaikan gas buang dari perapian generator, oven,
tungku, boiler atau uap. Cukup sering, gas buang mengacu pada gas buang
pembakaran yang dihasilkan di pembangkit listrik. Komposisi tergantung pada
apa yang sedang terbakar, tetapi biasanya akan terdiri dari sebagian besar nitrogen
(biasanya lebih dari dua pertiga) yang berasal dari udara pembakaran, karbon
dioksida (CO2), dan uap air dan oksigen berlebih (juga berasal dari udara
pembakaran). Selanjutnya berisi sebagian kecil dari jumlah polutan, seperti
partikulat, karbon monoksida, oksida nitrogen dan oksida belerang.
Skripsi ini difokuskan pada perancangan ulang alat penukar kalor pada
jurnal Studi Ekperimental Efektivitas Alat Penukar Kalor Shell and Tube dengan
Memanfaatkan Gas Buang Mesin Diesel Sebagai Pemanas Air, agar diperoleh
Universitas Sumatera Utara
hasil desain yang paling optimal baik dalam hal dimensi dan kapasitas
perpindahan panas.
Hal terpenting dalam proses perancangan alat penukar kalor adalah
perhitungan perpindahan panas yang terjadi di dalam alat penukar kalor itu
sendiri. Ada beberapa metode untuk menghitung perpindahan panas tersebut.
Dalam Skripsi ini akan dibandingkan antara dua metode perhitungan perpindahan
panas untuk alat penukar kalor tipe selongsong dan tabung, yaitu metode Kern dan
metode Bell – Delaware. Metode-metode tersebut digunakan untuk menganalisis
perpindahan panas dan aliran fluida di dalam selongsong. Sebagai perbandingan,
aliran fluida tersebut disimulasikan dengan perangkat lunak SolidWorks Flow
Simulation.
1.2 Tujuan
1. Memperoleh desain alat penukar kalor yang paling optimal
2. Penggunaan metode Kern dan metode Bell – Delaware dalam perhitungan
perpindahaan panas bertujuan untuk membandingkan hasil perhitungan dua
metode tersebut sehingga diperoleh metode yang paling baik dalam perhitugan
perpindahan panas untuk fluida di dalam selongsong.
3. Untuk mengetahui pola aliran serta distribusi kecepatan, temperatur, dan
tekanan fluida pada alat penukar kalor dengan menggunakan perangkat lunak
SolidWorks Flow Simulation.
1.3 Batasan Masalah
1. Pada perancangan alat penukar kalor ini, hanya dilakukan perhitungan dan
simulasi dengan putaran 1500 rpm dengan beban nol kW.
2. Alat penukar kalor yang dipergunakan adalah tipe selongsong dan tabung
susunan segitiga, dimana dalam rancangan berdasarkan tiga alternatif yakni
APK 1 – 1 lintasan, APK 1 – 2 lintasan, APK 1 – 4 lintasan.
3. Fluida yang dipergunakan dalam perancangan air yang mengalir di dalam
selongsong dan gas buang CO2 pada mengalir pada tabung.
Universitas Sumatera Utara
4. Untuk modeling digunakan CATIA V5R19 dan simulasi dipergunakan
perangkat lunak SolidWorks 2011 64 bit dimana program untuk CFD-nya
adalah SolidWorks Flow Simulation,
1.4 Metodologi Penulisan
1. Survei lapangan, yakni berupa peninjauan langsung ke lokasi pabrik
konstruksi dalam pembuatan bejana tekan di PT. Palmechandra dan diskusi
berupa tanya jawab terhadap karyawan.
2. Studi literatur, yakni berupa studi kepustakaan dan tulisan-tulisan yang terkait
dengan Alat Penukar Kalor.
3. Diskusi, yakni berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing.
1.5 Sistematika Penulisan
1. Bab 1 membahas tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah, metodologi
penulisan, dan sistematika penulisan.
2. Bab 2 dasar teori dan tinjauan pustaka dalam hubungannya dengan jenis-jenis
serta bagian-bagian alat penukar kalor tipe selongsong dan tabung, teori
perpindahan panas pada alat penukar kalor tipe selongsong dan tabung, serta
teori yang berhubungan dengan metode Kern dan metode Bell – Delaware.
3. Bab 3 membahas tentang perancangan alat penukar kalor tipe selongsong dan
tabung untuk kondisi alat penukar kalor yang diinginkan yang mencakup data-
data awal perancangan, perhitungan perpindahan panas, perhitungan
penurunan tekanan, serta perbandingan hasil-hasil perhitungan.
4. Bab 4 membahas tentang detail desain alat penukar kalor berdasarkan standar
TEMA, perbandingan analisis Kern dan Bell – Delaware serta pembahasan
analisa dengan SolidWorks Flow Simulation.
5. Bab 5 membahas tentang kesimpulan dan saran.
Universitas Sumatera Utara