daftar isi · 2019-09-09 · 1 bab i – pendahuluan 1.1. kondisi umum negara kesatuan republik...

69

Upload: others

Post on 11-Jul-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi
Page 2: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi
Page 3: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1. Kondisi Umum ........................................................................................................ 1

1.2. Potensi Permasalahan .......................................................................................... 21

BAB II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS .............................................. 28

2.1. Visi ........................................................................................................................ 28

2.2. Misi ....................................................................................................................... 28

2.3. Tujuan dan Sasaran Strategis ............................................................................... 29

BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ................................................................... 33

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung .................................................... 33

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi PA Tanjung Pati ....................................................... 51

3.3. Kerangka Kelembagaan ....................................................................................... 56

BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ........................................ 62

Lampiran : Matriks Renstra

BAB V. PENUTUP ......................................................................................................... 66

Page 4: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

1

BAB I – PENDAHULUAN

1.1. KONDISI UMUM

Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya

menjadikan hukum sebagai panglima bagi semua aktivitas kehidupan negara

dan warga negara. Maksud dan keinginan tersebut telah dituangkan dalam

Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional negara Republik

Indonesia.

Setelah amandemen, pada perubahan ketiga yang disahkan dalam sidang

tahunan MPR Tahun 2001 tanggal 1 sampai dengan 9 November 2001, Pasal 24

UUD 1945 menjadi dua pasal, dan satu tambahan dilakukan pada amandemen

keempat dalam sidang Tahunan MPR tahun 2002 tanggal 1 sampai dengan 11

Agustus 2002, sehingga pasal tersebut selengkapnya berbunyi :

1. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan;

2. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan

peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum,

lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan

Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstintusi;

3. Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman

diatur dalam Undang-Undang;

Perkembangan tugas-tugas kelembagaan peradilan telah menjadikan seluruh

badan peradilan berada satu atap dibawah Mahkamah Agung berdasarkan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004.

Sebagai implementasi dari peraturan tersebut, terbit Keputusan Presiden

Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengalihan organisasi, administrasi dan finansial

di lingkungan Peradilan Umum, Tata Usaha Negara dan Peradilan Agama ke

Mahkamah Agung RI.

Page 5: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

2

1. Sejarah Pengadilan Agama Tanjung Pati

Cikal bakal Pengadilan Agama Tanjung Pati adalah Mahkamah Syari’ah/

Pengadilan Agama Pangkalan Koto Baru yang berdiri pada tahun 1960.

Pangkalan Koto Baru merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten

Limapuluh Kota dan terletak lebih kurang 42 KM dari ibukota Kabupaten yaitu

Payakumbuh.Walaupun Pengadilan ini memakai nama Kecamatan Pangkalan

Koto Baru, namun letaknya di Labuh Baru Kecamatan Payakumbuh. Sedangkan

wilayah hukum Pengadilan Agama Pangkalan Koto Baru meliputi dua

kecamatan, yaitu kecamatan Pangkalan Koto Baru sendiri dan Kecamatan Kapur

IX yang letaknya berdekatan dengan kecamatan Pangkalan Koto Baru.

Pada tahun 1963 Pengadilan Agama Pangkalan Koto Baru yang terletak di Labuh

Baru Payakumbuh dipindahkan ke kecamatan Suliki Gunung Mas yang terletak

lebih kurang 25 KM dari Payakumbuh dan namanyapun berubah menjadi

Pengadilan Agama Suliki yang kantornya terletak di Limbanang.

Perpindahan itu disebabkan antara lain karena jarangnya perkara yang masuk

ke Pengadilan Agama Pangkalan Koto Baru, bahkan hampir tidak ada perkara

yang masuk dalam satu bulan. Sebenarnya hal ini wajar saja karena masyarakat

Pangkalan Koto Baru dan Kapur IX yang ingin mengajukan perkara harus

menempuh perjalanan yang cukup jauh ke kantor Pengadilan Agama Pangkalan

Koto Baru yang terletak di Labuh Baru Payakumbuh, apalagi pada saat itu

transportasi masih sulit, sementara Pengadilan Agama Pangkalan Koto Baru

tidak memungkinkan berkantor di Pangkalan Koto Baru sendiri karena jauhnya

jarak dari kantor Pengadilan Negeri yang terletak di Suliki.

Setelah berubah menjadi Pengadilan Agama Suliki maka wilayah yurisdiksinya

pun menjadi berubah pula yang meliputi dua kecamatan di Kabupaten

Limapuluh Kota yaitu kecamatan Suliki Gunung Mas dan kecamatan Guguk yang

merupakan kecamatan terdekat dari Suliki. Sedangkan kecamatan-kecamatan

lain, seperti kecamatan Harau, Luhak, Pangkalan Koto Baru, Kapur IX dan lain-

lain merupakan wilayah Kabupaten Limapuluh Kota masuk dalam wilayah

yurisdiksi Pengadilan Agama Payakumbuh. Hal ini disebabkan karena jarak dan

transportasi daerah-daerah kecamatan tersebut lebih dekat dan mudah ke

Pengadilan Agama Payakumbuh.

Page 6: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

3

Selanjutnya pada bulan Desember 1986 Pengadilan Agama Suliki berubah nama

menjadi Pengadilan agama Tanjung Pati, dan letaknya dipindahkan ke Tanjung

Pati yang terletak lebih kurang 8 KM dari pusat Kota Payakumbuh ke arah Utara,

pada waktu itu bertempat di kantor Camat Harau dan pada tahun 1990 pindah

lagi ke kelurahan Tarok Kotamadya Payakumbuh dengan menyewa rumah

penduduk.

Kemudian pada tahun 1992 Pengadilan Agama Tanjung Pati dapat anggaran

untuk membangun gedung baru berdasarkan DIP Departemen Agama No.

136/XXV/3/1992, kemudian dimulailah membangun gedung baru Pengadilan

Agama Tanjung Pati di atas tanah seluas lebih kurang 1020 m2 di Jalan Negara

KM. 11 Sarilamak Tanjung Pati dan diresmikan pemakaiannya pada tanggal 1

Maret 1993.

Seiring dengan bertambahnya kewenangan berdasarkan UU nomor 1 tahun

1974 tentang perkawinan, kantor tersebut dirasa tidak memadai lagi.

Pemerintah akhirnya pada tahun 2013 membangun kantor yang lebih luas,

berlantai dua dan beralamat di Jl. Negara KM. 11 Sarilamak Tanjung Pati.

Gambar 1 :Gedung Pengadilan Agama Tanjung Pati

Page 7: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

4

2. Kewenangan Pengadilan Agama

Wewenang Pengadilan Agama berdasarkan penjelasan pasal 49 Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama adalah :

a. Perkawinan

Dalam perkawinan, wewenang Pengadilan Agama diatur dalam atau

berdasarkan Undang-Undang mengenai perkawinan yang berlaku yang

dilakukan menurut syari’ah, antara lain :

1. Izin beristri lebih dari seorang;

2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang berusia lebih dari 21

tahun dalam hal orang tua, wali atau keluarga dalam garis lurus ada

perbedaan pendapat;

3. Dispensasi kawin;

4. Pencegahan perkawinan;

5. Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah;

6. Pembatalan perkawinan;

7. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau isteri;

8. Perceraian karena talak;

9. Gugatan perceraian;

10. Penyelesaian harta bersama;

11. Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana

bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak memenuhinya;

12. Penguasaan anak-anak;

13. Penentuan kewajiban memberikan biaya penghidupan oleh suami kepada

bekas isteri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas isteri;

14. Putusan tentang sah tidaknya seorang anak;

15. Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua;

16. Pencabutan kekuasaan wali;

17. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan

seorang wali dicabut;

Page 8: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

5

18. Penunjukan seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup

umur 18 (delapan belas) tahun yang ditinggal orang tuanya, padahal

tidak ada penunjukan wali oleh orang tuanya;

19. Pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada

dibawah kekuasaannya;

20. Penetapan asal usul seorang anak dan penetapan anak berdasarkan

hukum islam;

21. Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan dijalankan

menurut peraturan yang lain.

b. Waris

Dalam perkara waris, yang menjadi tugas dan wewenang Pengadilan Agama

disebutkan berdasarkan penjelasan pasal 49 huruf b Undang-Undang Nomor

3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama adalah sebagai berikut :

1. Penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli waris;

2. Penentuan mengenai harta peninggalan;

3. Penentuan bagian masing-masing ahli waris;

4. Melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut;

5. Penetapan pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuan

siapa yang menjadi ahli waris, dan penentuan bagian-bagiannya;

Dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama terdapat kalimat yang berbunyi : “Para pihak sebelum

berperkara dapat mempertimbangkan untuk memilih hukum apa yang

dipergunakan dalam pembagian warisan”. Kini, dengan adanya amandemen

terhadap Undang-Undang tersebut, kalimat itu dinyatakan dihapus.

Dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama dijelaskan bilamana pewarisan itu dilakukan berdasarkan

hukum islam, maka penyelesaiannya dilaksanakan oleh Pengadilan Agama.

Selanjutnya dikemukakan pula mengenai keseragaman kekuasaan di

Pengadilan Agama di seluruh nusantara yang selama ini berbeda satu sama

lain, karena perbedaan dasar hukumnya.

Page 9: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

6

Selain dari itu, berdasarkan pasal 107 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989

tentang Peradilan Agama, Pengadilan Agama juga diberi tugas dan

wewenang untuk menyelesaikan permohonan pembagian harta peninggalan

di luar sengketa antara orang-orang agama yang beragama islam yang

dilakukan berdasarkan hukum islam.

c. Wasiat

Mengenai wasiat, wewenang Pengadilan Agama diatur dalam penjelasan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Peradilan Agama dijelaskan bahwa definisi wasiat adalah:

“Perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain atau

lembaga/badan hukum, yang berlaku setelah yang memberi tersebut

meninggal dunia.” Namun, Undang-Undang tersebut tidak mengatur lebih

jauh tentang wasiat. Ketentuan lebih detail diatur dalam Instruksi Presiden

Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI). Dalam KHI,

wasiat ditempatkan pada bab V, dan diatur melalui 16 pasal.

Ketentuan mendasar yang diatur di dalamnya adalah tentang: syarat orang

membuat wasiat, harta benda yang diwasiatkan, kapan wasiat mulai berlaku,

di mana wasiat dilakukan, seberapa banyak maksimal wasiat dapat

diberikan, bagaimana kedudukan wasiat kepada ahli waris, dalam wasiat

harus disebut dengan jelas siapa yang akan menerima harta benda wasiat,

kapan wasiat batal, wasiat mengenai hasil investasi, pencabutan wasiat,

bagaimana jika harta wasiat menyusut, wasiat melebihi sepertiga sedang ahli

waris tidak setuju, di mana surat wasiat disimpan, bagaimana jika wasiat

dicabut, bagaimana jika pewasiat meninggal dunia, wasiat dalam kondisi

perang, wasiat dalam perjalanan, kepada siapa tidak diperbolehkan wasiat,

bagi siapa wasiat tidak berlaku, wasiat wajibah bagi orang tua angkat dan

besarnya, dan wasiat wajibah bagi anak angkat serta besarnya.

d. Hibah

Penjelasan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 memberikan definisi

tentang hibah sebagai: “pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa

imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan

hukum untuk dimiliki.”

Page 10: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

7

Hibah juga tidak diregulasi secara rinci dalam Undang-Undang a quo.Ia

secara garis besar diatur dalam KHI, dengan menempati bab VI, dan hanya

diatur dalam lima pasal. Secara garis besar pasal-pasal ini berisi: Subjek

hukum hibah, besarnya hibah, di mana hibah dilakukan, harta benda yang

dihibahkan, hibah orang tua kepada anak, kapan hibah harus mendapat

persetujuan ahli waris, dan hibah yang dilakukan di luar wilayah Republik

Indonesia.

e. Wakaf

Wakaf dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dimaknai

sebagai: “perbuatan seseorang atau sekelompok orang (wakif) untuk

memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk

dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan

kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum

menurut syari’ah.” Tentang wakaf ini tidak dijelaskan secara rinci dalam

Undang-Undang ini.

Ketentuan lebih luas tercantum dalam KHI, Buku III, Bab I hingga Bab V, yang

mencakup 14 pasal. Pasal-pasal tersebut mengatur: Ketentuan umum, yaitu

definisi wakaf, wakif, ikrar, benda wakaf, nadzir, Pejabat Pembuat Akta Ikrar

Wakaf; fungsi wakaf; subjek hukum yang dapat mewakafkan harta bendanya;

syarat benda wakaf; prosedur mewakafkan; syarat-syarat nadzir; kewajiban

dan hak-hak nadzir; pendaftaran benda wakaf; perubahan, penyelesaian dan

pengawasan benda wakaf. Khusus mengenai perwakafan tanah milik, KHI

tidak mengaturnya. Ia telah diregulasi empat tahun sebelumnya dalam

Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977, lembaran negara No. 38 tahun

1977 tentang Perwakafan Tanah Milik.

f. Zakat

Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorag Muslim atau badan

hukum yang dimiliki oleh orang Muslim sesuai dengan ketentuan syari’ah

untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.KHI tidak menyinggung

pengaturan zakat.

Regulasi mengenai zakat telah diatur tersendiri dalam Undang-Undang

Nomor 38 Tahun 1999 Lembaran Negara Nomor 164 Tahun 1999 tentang

Page 11: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

8

Pengelolaan Zakat. Secara garis besar, isi Undang-Undang ini adalah:

Pemerintah memandang perlu untuk campur tangan dalam bidang zakat,

yang mencakup: perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada muzakki,

mustahiq dan amil zakat; tujuan pengelolaan zakat; organisasi pengelolaan

zakat; pengumpulan zakat; pendayagunaan zakat; pengawasan pengelolaan

zakat; dan sanksi terhadap pelanggaran regulasi pengelolaan zakat.

g. Infaq

Infaq dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 diartikan

dengan: “perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna

menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, minuman, mendermakan,

memberikan rizqi (karunia), atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain

berdasarkan rasa ikhlash, dan karena Allah Subhanahu Wata’ala.”

Kewenangan Pengadilan Agama ini belum pernah diatur secara tersendiri

dalam bentuk peraturan perundang-undangan, dan dalam Undang-Undang

ini juga tak diatur lebih lanjut.

h. Shadaqah

Mengenai shadaqah diartikan sebagai: “Perbuatan seseorang memberikan

sesuatu kepada orang lain atau lembaga/badan hukum secara spontan dan

sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap

ridha Allah dan pahala semata.”

Sama seperti infaq, shadaqah juga tidak diatur dalam regulasi khusus.Dan

hingga kini belum ada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya.

i. Ekonomi Syariah

Ekonomi syari’ah diartikan dengan: “Perbuatan atau kegiatan usaha yang

dilaksanakan menurut prinsip syari’ah.” Kewenangan itu antara lain :

1. Bank Syari’ah;

2. Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah;

3. Asuransi Syari’ah;

4. Reasuransi Syari’ah;

5. Reksadana Syari’ah;

6. Obligasi Syari’ah dan Surat Berharga Berjangka Menengah Syari’ah;

7. Sekuritas Syari’ah;

Page 12: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

9

8. Pembiayaan Syari’ah;

9. Pegadaian Syari’ah;

10. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari’ah; dan

11. Bisnis Syari’ah.

3. Data Pegawai Pengadilan Agama Tanjung Pati

Berikut data statistik Pegawai Pengadilan Agama Tanjung Pati sesuai dengan

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 dari

tahun 2016 sampai dengan tahun 2017:

NO JABATAN 2016 2017

1 Ketua 1 1

2 Wakil Ketua 1 1

3 Hakim 5 3

4 Panitera 1 1

5 Sekretaris 1 1

6 Panitera Muda 3 3

7 Kepala Sub Bagian 3 3

8 Panitera Pengganti 3 5

9 Jurusita 1 1

10 Jurusita Pengganti 2 2

11 Staf 1 -

JUMLAH 23 21

Tabel 1 : Formasi Pegawai Pengadilan Agama Tanjung Pati 2016 dan 2017

Grafik 1 : Formasi Pegawai Pengadilan Agama Tanjung Pati 2016 dan 2017

Untuk menunjang kelancaran proses kerja dan mendukung pelaksanaan

tupoksi Pengadilan Agama Tanjung Pati seharusnya atau menurut ketentuan

harus memiliki sumber daya manusia sebagai berikut :

No. Uraian Jumlah

Kebutuhan

1. Ketua 1

Page 13: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

10

2. Wakil Ketua 1

3. Hakim 11

4. Panitera 1

5. Sekretaris 1

6. Panitera Muda Hukum 1

7. Panitera Muda Permohonan 1

8. Panitera Muda Gugatan 1

9 Kasubbag Umum dan Keuangan 1

10 Kasubbag Perencanaan, TI, dan Pelaporan 1

11 Kasubbag Kepegawaian dan Ortala 1

12 Panitera Pengganti 3

13 Jurusita 2

14 Jurusita Pengganti 4

15 Bendahara 2

16 Tenaga administrasi / Staf 5

JUMLAH 37

Tabel 3 : Kebutuhan SDM Aparatur Sipil Negara pada Pengadilan Agama

Tanjung Pati

4. Cetak Biru Mahkamah Agung 2010 - 2035

Arah kebijakan dan strategi jangka panjang Pengadilan Agama Tanjung Pati

mengacu kepada cetak biru Mahkamah Agung 2010-2035 yang telah

menetapkan arah kebijakan dalam beberapa strategi perubahan pada :

(1) Fungsi Peradilan, (2) Manajemen Perkara, (3) Manajemen Sumber Daya

Manusia, (4) Manajemen Sumber Daya Keuangan, (5) Manajemen Sarana dan

Prasarana, (6) Manajemen Teknologi Informasi, (7) Transparansi Peradilan dan

(8) Fungsi Pengawasan dalam rangka upaya yang diharapkan dapat menjadi

arah operasional pencapaian visi dan misi Mahkamah Agung dan Pengadilan

Agama Tanjung Pati khususnya. Terhadap upaya tersebut, Pengadilan Agama

Tanjung Pati memperoleh berbagai apresiasi positif, sebagai berikut:

Page 14: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

11

Pada bulan September tahun 2012 Pengadilan Agama Tanjung Pati

menerima penghargaan Peringkat Terbaik Ketiga dalam bidang

implementasi SIADPA Plus di lingkungan MS/PTA Masing-Masing.

Gambar 2 : Piagam Penghargaan SIADPA

Pada Tahun 2013 Pengadilan Agama Tanjung Pati menerima piagam

penghargaan dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bukittinggi

terhadap satker yang berhasil mencapai penyerapan anggaran / realisasi

tertinggi (98.38%) dalam rangka pencapaian realisasi anggaran

Kementerian/Lembaga tahun anggaran 2013.

Gambar 3 : Piagam Penghargaan Realisasi Anggaran 2013

Pada Tahun 2014 Pengadilan Agama Tanjung Pati menerimapiagam

penghargaan dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bukittinggi

Page 15: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

12

sebagai “Peringkat 1” kantor/satuan kerja yang penyerapan dana DIPA

Tahun 2014 mencapai target tertinggi.

Gambar 3 : Piagam Penghargaan Realisasi Anggaran 2014

Pada Bulan November Tahun 2017 Pengadilan Agama Tanjung Pati

menerima Sertifikat Akreditasi Penjaminan Mutu Badan Peradilan Agama

dengan predikat akreditasi “A Excelent”.

Gambar 4 : Penerimaan Penghargaan Akreditasi

Untuk mewujudkan strategi Mahkamah Agung tersebut selama kurun waktu

2015-2019 telah dilakukan berbagai kebijakan, melalui program dan kegiatan

yang telah ditetapkan dalam rencana strategis 2015-2019.

Page 16: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

13

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Mahkamah Agung

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas teknis lainnya, Pengadilan Agama

Tanjung Pati terus mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada. Kegiatan

yang dilaksanakan dalam mendukung program ini antara lain :

- Peningkatan pelayanan informasi pada Mahkamah Agung dan Pengadilan

semua lingkungan peradilan

- Pelaksanaan penyusunan perencanaan dan anggaran serta penataan

organisasi Mahkamah Agung

- Dukungan pelayanan pimpinan Mahkamah Agung dan tugas teknis lainnya

Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah Agung

Dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah Agung,

Pengadilan Agama Tanjung Pati terus mengoptimalkan sarana dan prasarana

pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan Mahkamah Agung. Kegiatan

yang dilaksanakan dalam mendukung program ini antara lain :

- Pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan Mahkamah Agung

Progam Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

Dalam rangka mendukung Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama,

Pengadilan Agama Tanjung Pati melaksanakan kegiatan dalam mendukung

program ini antara lain :

- Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

- Peningkatan Pelayanan Bantuan Hukum di Pengadilan Agama

- Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal

Badan Peradilan Agama (BADILAG)

5. Kondisi Umum Keadaan Penyelesaian Perkara Tahun 2015-2017

Secara umum capaian pelaksanaan fungsi utama menyelesaikan perkara

sepanjang tahun 2015-2017, clearance rate (ratio penyelesaian perkara, yaitu

perbandingan antara jumlah perkara masuk dan selesai)

Keterangan 2015 2016 2017

Sisa tahun lalu 44 43 14

Masuk 602 741 929

Jumlah 648 784 943

Page 17: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

14

Putus 605 770 927

Sisa 43 14 16

Tabel 2 : Tabel produktifitas Pengadilan Agama Tanjung Pati memutus perkara

Grafik 1 : Produktifitas Penyelesaian Perkara Tahun 2015-2017

Upaya Pengadilan Agama Tanjung Pati untuk meningkatkan manajemen

peradilan agama dapat dilihat dari pemenuhan kualitas untuk pencari keadilan

dalam hal kepastian hukum, kualitas dan konsistensi putusan tercermin untuk

melakukan upaya banding, kasasi maupun peninjauan kembali.

NO TINGKAT KEWENANGAN 2015 2016 2017

1 BANDING - 4 -

2 KASASI - - 1

3 PK - - -

4 EKSEKUSI 2 3 4

Tabel 3 : Upaya Hukum Pada Pengadilan Agama Tanjung Pati 2015 s/d 2017

Grafik 2 : Upaya Hukum Pada Pengadilan Agama Tanjung Pati 2015 s/d 2017

6. Implementasi Pelayanan Publik

a. Pembebasan Biaya Perkara

Sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2014, fasilitas Pembebasan

Biaya Perkara adalah sebuah layanan dimana negara menanggung biaya proses

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

BANDING KASASI PK EKSEKUSI

2015

2016

2017

Page 18: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

15

berperkara di pengadilan. Pada tahun 2017, Pengadilan Agama Tanjung Pati

berhasil menyelesaikan 15 perkara. Berikut adalah jumlah perkara yang

diselesaikan melalui fasilitas Pembebasan Biaya Perkara dalam tiga tahun

terakhir di lingkungan Pengadilan Agama Tanjung Pati yaitu:

Lingkungan

Peradilan

Tahun Prodeo DIPA

DIRJEN BADILAG

Prodeo Murni

Pengadilan Agama

Tanjung Pati

2015 10 3

2016 10 4

2017 15 0

Tabel : Data layanan pembebasan biaya perkara di lingkungan Pengadilan

Agama Tanjung Pati dalam 3 tahun terakhir

b. Pos Bantuan Hukum

Posbakum Pengadilan memberikan manfaat yang besar bagi para pencari

keadilan terutama bagi mereka yang tidak mampu karena melalui program

ini masyarakat dapat memperoleh layanan hukum berupa pemberian

informasi, konsultasi dan advis hukum serta pembuatan dokumen hukum

yang dibutuhkan dalam proses penyelesaian perkara. Akan tetapi

Pengadilan Agama Tanjung Pati sampai saat ini belum memperoleh

anggaran untuk melaksanakan program ini.

c. Sidang di Luar Gedung Pengadilan

Masyarakat yang tinggal di daerah pelosok atau daerah yang jauh dari

gedung kantor pengadilan mengalami hambatan besar dalam mengakses

pengadilan. Hambatan tersebut adalah hambatan sarana transportasi dan

mahalnya ongkos bepergian dari dan ke kantor pengadilan. Untuk

membantu menangani kendala tersebut, Pengadilan Agama Tanjung Pati

dari tahun ke tahun menggalakkan program Sidang di Luar Gedung

Pengadilan. Program ini sangat membantu masyarakat dalam memperoleh

keadilan.Pelayanan Sidang di Luar Gedung Pengadilan jumlahnya cenderung

meningkat dari tahun ke tahun. Berikut data layanan sidang di luar gedung

pengadilan di lingkungan Pengadilan Agama Tanjung Pati dalam tiga tahun

terakhir :

Page 19: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

16

Lingkungan

Peradilan

Tahun Jumlah Lokasi

Sidang

Jumlah Perkara

Diselesaikan

Pengadilan Agama

Tanjung Pati

2015 5 9

2016 1 26

2017 1 46

Tabel : Sidang di Luar Gedung Pengadilan Tahun 2015 s/d 2017

Grafik : Data Sidang Keliling di Pengadilan Agama Tanjung Pati

d. Pelayanan Terpadu Sidang Keliling

Pelayanan Terpadu Sidang Keliling sebagaimana yang diatur dalam Perma

Nomor : 1 Tahun 2015 merupakan langkah strategis Mahkamah Agung

dalam membuka akses yang lebih luas terhadap keadilan bagi masyarakat

yang tidak mampu. Program sidang keliling yang dilakukan secara terpadu

bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama

ini memudahkan masyarakat dalam memperoleh identitas hukum bagi

dirinya dan anak-anaknya. Identitas hukum itu berupa akta nikah dan akta

kelahiran. Pelayanan Terpadu Sidang Keliling ini dilaksanakan oleh

pengadilan negeri dan pengadilan agama/mahkamah syar’iyah untuk

perkara pengesahan perkawinan dan isbat nikah. Berikut ini adalah data

Pelayanan Terpadu Sidang Keliling yang diselenggarakan oleh Pengadilan

Agama Tanjung Pati tahun 2015 s/d 2017 :

Tahun Jumlah Lokasi Jumlah Perkara

Isbat Nikah

2015 1 21

2016 9 113

2017 13 308

Tabel : Data Pelayanan Terpadu Sidang Keliling di Pengadilan Agama

Tanjung Pati

Grafik : Data Pelayanan Terpadu Sidang Keliling di Pengadilan Agama

Tanjung Pati

Page 20: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

17

e. Upaya Peningkatan Pelayanan Publik

Pelayanan publik merupakan suatu tindakan pemberian barang atau jasa

kepada Pencari Keadilan oleh pemerintah, dalam rangka tanggung jawabnya

kepada publik yang diberikan secara langsung dan dirasakan oleh Pencari

Keadilan.Pelayanan publik harus diberikan kepada Pencari Keadilan karena

adanya kepentingan publik (public interest), yang harus dipenuhi oleh

pemerintah, karena pemerintahlah yang memiliki tanggung jawab untuk

memenuhinya.

Dalam memberikan pelayanannya, pemerintah dituntut untuk memberikan

sebuah pelayanan prima kepada publik, sehingga tercapai suatu kepuasan.

Pelayanan prima merupakan suatu layanan yang diberikan kepada publik

yang mampu memuaskan pihak yang dilayani, hal tersebut sebagaimana

disebutkan dalam Undang- Undang Nomr : 25 Tahun 2009 Tentang

Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Republik Indonesia Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman

Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Untuk mencapai pelayanan prima kepada public, Pengadilan Agama Tanjung

Pati tiada henti melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan

publik di setiap lini demi mewujudkan visi “Pengadilan Agama Tanjung Pati

Yang Agung”.Programprogram baru yang inovatif selalu berusaha

dihadirkan demi kepuasan para pencari keadilan salah satunya yaitu

Akreditasi Penjaminan Mutu.

Akreditasi Penjaminan Mutu, adalah sebuah bentuk pengakuan atas telah

selesainya proses bisnis di sebuah instansi dengan kriteria yang telah

ditetapkan atau dengan kata lain pelayanan yang diberikan kepada para

pihak pencari keadilan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan, dengan

tujuan untuk mewujudkan performa/kinerja peradilan Indonesia yang

unggul/prima (Indonesia Court Performance Excellent – ICPE). ICPE dapat

dicapai melalui :

Evaluasi Diri (Self Evaluation)

Evaluasi diri merupakan kegiatan refleksi terhadap keadaan diri sendiri

berdasarkan data maupun fakta yang ada, baik itu kekuatan,

Page 21: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

18

keterbatasan, peluang/kesempatan dan ancaman (strength, limitation,

opportunity and threat) yang dilaksanakan oleh seluruh jajaran pada

pengadilan dan ditindaklanjuti dengan membangun semangat

perubahan (Improvement to Change)

Akreditasi (Acreditation)

Akreditasi merupakan suatu penilaian menyeluruh yang dilakukan oleh

Tim Audit Penjaminan Mutu (TAPM) Ditjen Badilag untuk menentukan

peringkat pengakuan terhadap kualitas penyelenggaraan seluruh

aktivitas penjaminan mutu pada Pengadilan Tinggi Agama dan

Pengadilan Agama.

Sertifikasi (Certification)

Sertifikasi merupakan keputusan Komite Pengambil Keputusan

Akreditasi Ditjen Badilag atas penilaian hasil audit/assessment

pengadilan tinggi agama atau pengadilan agama dalam bentuk

pemberian sertifikat akreditasi.

Akreditasi ini meliputi empat aspek yaitu manajemen pengadilan,

administrasi kepaniteraan, administrasi kesekretariatan dan sarana

prasarana pengadilan. Sedangkan Posbakum, sidang keliling dan perkara

prodeo adalah sebuah bentuk layanan dari pengadilan kepada masyarakat

yang kurang mampu.

Pelaksanaan Akreditasi Penjaminan Mutu di Pengadilan Agama Tanjung Pati

merupakan tindak lanjut dari surat edaran direktur jenderal Badan

Peradilan Agama (Badilag) nomor: 2971/DJA/OT.01.3/07/2017 tentang

Persiapan Sertifikasi Akreditasi Penjaminan Mutu Pengadilan

Agama/Mahkamah Syariah di lingkungan Peradilan Agama dan Surat

Edaran Direktur Jenderal Badilag nomor: 3107/DJA/OT.01.3/08/2017

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Akreditasi Penjaminan Mutu

Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah.

Untuk tahun 2017, Pengadilan Agama Tanjung Pati telah mendapatkan sertifikat

akreditasi penjaminan mutu dengan akreditasi A Excellent. Tahapan-tahapan

akreditasi yang sudah dilaksanakan yaitu:

Page 22: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

19

- Membentuk tim akreditasi penjaminan mutu PA Tanjung Pati dengan SK

Nomor W3-A16/1005.a/OT.01.3/VIII/2017 tanggal 30Agustus 2017

- Melakukan rapat awal terkait surat edaran direktur jenderal Badan Peradilan

Agama (Badilag) 2971/DJA/OT.01.3/07/2017 Persiapan Sertifikasi Akreditasi

Penjaminan Mutu Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah di lingkungan

Peradilan Agama dan Surat Edaran Direktur Jenderal Badilag nomor:

3107/DJA/OT.01.3/08/2017 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Akreditasi

Penjaminan Mutu Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah. Kesimpulan yang

didapat dari rapat ini yaitu kesanggupan seluruh aparatur Pengadilan Agama

Tanjung Pati untuk melakukan perubahan dalam rangka pelaksanaan

Akreditasi Penjaminan Mutu pada Pengadilan Agama Tanjung Pati.

Page 23: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

20

- Melakukan deklarasi dan penandatangan pernyataan akreditasi pada tanggal

19 September 2017.

- Melakukan penilaian Kepuasan Masyarakat sebelum dan setelah dilakukan

perubahan akreditasi

- Melakukan persiapan dan perubahan dalam rangka penilaian akreditasi.

- Menerapkan dan memberlakukan SOP sesuai dengan penetapan SOP

Pengadilan Agama Tanjung Pati

- Melengkapi sarana dan prasarana sesuai standar SAPM

f. Implementasi Keterbukaan Informasi

Publikasi putusan secara online memiliki arti yang amat penting dalam

proses transparansi peradilan. Melalui publikasi putusan ini masyarakat

dapat dengan mudah mengakses produk pengadilan di manapun dan

kapanpun.Publikasi putusan juga dapat memacu peningkatan kualitas

putusan hakim karena setiap orang dapat menilai kualitas putusan

pengadilan. Hakim akan terpacu untuk membuat putusan yang lebih

berkualitas karena mahkota hakim terletak pada putusannya.

Tradisi mempublikasikan putusan ini sudah dijalankan Pengadilan Agama

Tanjung Pati dari tahun ke tahun. Putusan-putusan itu diunggah ke portal

http://putusan.mahkamahagung.go.id dan di website www.pa-

tanjungpati.go.id

g. Publikasi Dokumentasi dan Informasi Hukum

Masyarakat dapat mengakses perkembangan proses perkara mereka di

pengadilan di setiap tingkatan secara online. Pemanfaatan teknologi

informasi untuk mendukung transparansi penyelesaian perkara sudah

dijalankan Pengadilan Agama Tanjung Pati sejak beberapa tahun lalu.Hal ini

dilakukan untuk mempermudah para pencari keadilan dalam mengakses

informasi perkara mereka.

h. Informasi Penelusuran Perkara

Masyarakat dapat mengakses perkembangan proses perkara mereka di

pengadilan di setiap tingkatan secara online. Pemanfaatan teknologi

informasi untuk mendukung transparansi penyelesaian perkara sudah

dijalankan Pengadilan Agama Tanjung Pati sejak tahun 2016.Hal ini

Page 24: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

21

dilakukan untuk mempermudah para pencari keadilan dalam mengakses

informasi perkara mereka.

Di tingkat Pengadilan Agama Tanjung Pati, para pencari keadilan dapat

mengakses informasi perkara melalui portal http://sipp.pa-

tanjungpati.go.id

i. Pelayanan Meja Informasi dan Meja Pengaduan

Meja Informasi merupakan garda depan dalam pelayanan di setiap

pengadilan. Keberadaan Meja Informasi dan Meja Pengaduan memberikan

kontribusi penting dalam pemberian pelayanan publik yang prima bagi para

pencari keadilan.Pengadilan Agama Tanjung Pati telah memiliki pelayanan

Meja Informasi dan Meja Pengaduan.Meja Informasi berfungsi sebagai

sarana pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan informasi yang

berkaitan dengan pengadilan, baik tentang prosedur berperkara maupun

pelayanan informasi umum lainnya.Sedangkan Meja Pengaduan digunakan

untuk menampung pengaduan masyarakat atas pelayanan yang diberikan

pihak pengadilan.

j. Pelayanan Informasi melalui website Pengadilan

Pelayanan informasi pengadilan selain diberikan melalui fasilitas Meja

Informasi, juga disediakan melalui media elektronik yakni website resmi

pengadilan.Seluruh pengadilan di Indonesia sudah memiliki website resmi.

Website pengadilan menampilkan informasi seperti yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik dan SK KMA Nomor 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman

Pelayanan Informasi Pengadilan.

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Dalam rangka melaksanakan fungsi penyelesaian perkara, fungsi pengawasan

dan pembinaan dan fungsi admnistratif, Pengadilan Agama Tanjung Pati terus

menerus melakukan berbagai kebijakan strategis guna mewujudkan visi dan

misi serta tujuan organisasi. Untuk mempermudah identifikasi masalah,

dilakukan pemetaan berdasarkan fungsi yang dimandatkan kepada Mahkamah

Agung yaitu:

Page 25: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

22

Manajemen Penyelesaian Perkara

Sesuai dengan SEMA Nomor 2 tahun 2014 tentang penyelesaian perkara di

Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding Pada Empat Lingkungan

Peradilan, disebutkan bahwasanya penyelesaian perkara pada tingkat pertama

paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan, termasuk minutasi perkara. Pada

prosesnya perkara diterima di meja I kemudian diregister di meja II, kemudian

diteruskan Ketua Pengadilan Agama Tanjung Pati untuk menetapkan PMH,

kemudian diteruskan kepada Panitera untuk penunjukan Panitera Pengganti,

dan kemudian disampaikan kepada hakim majelis untuk penetapan hari sidang.

Ketika sampai pada waktunya majelis hakim akan mengadakan persidangan

terhadap perkara tersebut, sering kali ada kendala disaat salah satu hakim

cuti/berhalangan hadir, maka persidangan tidak dapat dilaksanakan, sehingga

mengakibatkan penundaan sidang, hal ini dipengaruhi karena jumlah hakim di

Pengadilan Agama Tanjung Pati hanya 5orang (termasuk ketua dan wakil ketua).

Lambatnya relaas panggilan tabayyun dari Pengadilan Agama lain ke Pengadilan

Agama Tanjung Pati, sehingga memperlambat persidangan dan penyelesaian

perkara.

Permasalahan Tantangan Potensi

Pembagian tugas

yang tidak merata

Lambatnya relaas

panggilan tabayyun

dari PA Lain

Hakim hanya 5

orang

(termasuk

ketua dan

wakil ketua)

Penundaan

persidangan

Pembagian tugas

dibuat sebaik

mungkin, agar

tercipta keadilan,

kepuasan dan

semangat bekerja

Mengoptimalkan

penggunaan situs

tabayyun

Tabel 4 : Permasalahan, Tantangan, Potensi Manajemen Penyelesaian Perkara

Page 26: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

23

Manajemen Administrasi Perkara

Masalah utama yang dihadapi pada manajemen administrasi perkara adalah

rangkap tugas kepaniteraan sehingga penyelesaian administrasi perkara tidak

tepat waktu, selain itu terlambatnya Pemberitahuan dari Pengadilan Agamalain

sehingga menimbulkan keterlambatan dalam penerbitan akte ceraisehingga

memperlambat pengadministrasian perkara.

Permasalahan Tantangan Potensi

Rangkap tugas

kepaniteraan

Masih terdapat

Jurusita/Jurusi

ta Pengganti

yang tidak

menginput

tanggal

pemberitahuan

putusan di

SIPP.

Ketidakjelasan petugas

pelayanan

Tidak tertib administrasi

Pengisian personil

pada jabatan baru

(Pranata Peradilan)

sesuai dengan Perma

No 7 tahun 2015

Memaksimalkan

pengawasan melekat

dari panitera

Tabel 5 : Permasalahan, Tantangan, Potensi Manajemen Administrasi Perkara

Peningkatan Aksesbilitas Masyarakat Terhadap Peradilan (Acces to

Justice)

Guna membantu masyarakat miskin dan terpinggirkan dalam memperoleh

kemudahan akses pengadilan, Mahkamah Agung menetapkan kebijakan tentang

pembebasan biaya perkara kepada masyarakat miskin (prodeo), sidang diluar

kantor dan pos bantuan hukum (posbakum). Pengadilan Agama Tanjung Pati

mendapatkan anggaran untuk penyelesaian perkara prodeo, namun dana yang

tersedia dirasa sangat kurang karena masih adanya masyarakat miskin yang

datang ke Pengadilan Agama Tanjung Pati namun anggaran prodeo telah habis,

sehingga dijadikan sebagai prodeo murni. Untuk sidang diluar kantor Pengadilan

Page 27: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

24

Agama Tanjung Pati ditahun 2017 mendapatkan anggaran Rp.39.190.000,- (tiga

puluh Sembilan juta seratus Sembilan puluh ribu rupiah) digunakan untuk 22

kali kegiatan sebanyak Rp.39.190.000 (tiga puluh Sembilan juta seratus

Sembilan puluh ribu rupiah), dan untuk posbakum Pengadilan Agama Tanjung

Pati tidak mendapatkan relokasinya.

Disamping kebijakan tersebut diatas, Mahkamah Agung juga mempunyai

berbagai kebijakan tentang transparasi peradilan. Dalam transparasi peradilan

tersebut diatur keterbukaan informasi tentang proses berperkara di peradilan

dan publikasi putusan di website masing-masing peradilan. Hal ini berguna

untuk peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap peradilan.

Permasalahan Tantangan Potensi

Masih adanya prodeo

murni

Tidak adanya layanan

bagi masyarakat

miskin yang ingin

mendapatkan

bantuan hukum

Dana prodeo

yang ada tidak

mencukupi.

Masyarakat

miskin tidak

mandapatkan

bantuan

hukum

Penambahan anggaran untuk

penyelesaian perkara prodeo

Pengusulan anggaran untuk

posbakum.

Perma No. 1 Tahun 2014

tentang pedoman pemberian

layanan hukum bagi

masyarakat tidak mampu.

Tabel 6 : Permasalahan, Tantangan, Potensi Peningkatan Aksesbilitas

Masyarakat Terhadap Peradilan

Keterbukaan Informasi

Ada beberapa penyebab dari kegagalan penerapan teknologi informasi di sektor

publik diantaranya keterbatasan penggunaan komputer, sikap pesimis, dan

kegagalan pengembangan sistem teknologi informasi.

Keterbukaan informasi untuk publik ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 14

tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Undang-Undang Nomor 14

tahun 2008 ini bertujuan untuk :

Page 28: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

25

1. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan

kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan

keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik;

2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan

publik;

3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan

publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik;

4. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan,

efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;

5. Mengetahui alasan kebijakan publik yang memengaruhi hajat hidup orang

banyak;

6. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa;

dan/atau

7. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan

Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

Oleh karena itu, Pengadilan Agama Tanjung Pati dalam mewujudkan peradilan

yang sederhana, transparan dan akuntabel, diharuskan untuk mengungkapkan

informasi proses perjalanan perkara mulai dari pendaftaran sampai publikasi

putusan untuk dapat diakses oleh masyarakat. Transparansi proses berperkara

ini juga harus memperhatikan beberapa hal yang dilarang yaitu:

1. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon

Informasi Publik dapat menghambat proses penegakan hukum;

2. Informasi Publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta

otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat

seseorang;

3. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon

Informasi Publik dapat mengungkap rahasia pribadi;

Permasalahan Tantangan Potensi

Kebutuhan

masyarakat akan

keterbukaan

informasi

Transparansi

proses peradilan

dan akses

putusan oleh

SK KMA No. I-

144/KMA/SK/I/2011

tentang keterbukaan

informasi di

Page 29: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

26

diperadilan

pencari keadilan peradilan.

Tabel 7 : Permasalahan, Tantangan, Potensi Keterbukaan Informasi

Penguatan Sumber Daya Manusia

Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan tidak

akan lepas dari penguatan sumber daya manusia baik yang terkait dengan teknis

peradilan maupun non teknis peradilan. Dalam hal teknis, Pengadilan Agama

Tanjung Pati selalu berupaya untuk mengikutsertakan aparaturnya mengikuti

kegiatan bimbingan teknis, sosialisasi, diskusi ditempat kerja dan Forum

Discussion Group, yang diadakan oleh Pengadilan Tinggi Agama Padang atau

Badan Diklat Kumdil Mahkamah Agung RI.

Permasalahan Tantangan Potensi

Banyak hakim

Pengadilan Agama

Tanjung Pati yang

belum mengikuti

sertifikasi mediator

dan ekonomi

syari’ah

Kurangnya tenaga

Hakim di Pengadilan

Agama Tanjung Pati

Kurangnya tenaga

non teknis seperti

bendahara yang saat

ini rangkap jabatan

oleh jurusita

pengganti

Kurangnya tenaga

jurusita pengganti

Mediasi dilakukan

oleh hakim yang

tidak bersertifikat

sehingga secara

tidak langsung

mempengaruhi

hasil mediasi

Aplikasi SIKEP

kegunaannya

masih sebatas

pencarian data

kepegawaian

PP nomor 94 tahun 2012

tentang Hak Keuangan

dan fasilitas hakim yang

berada dibawahnya.

SK KMA no 128 tahun

2014 tentang tunjangan

kinerja PNS

dilingkungan Mahkamah

Agung dan Badan yang

ada dibawahnya.

Aplikasi SIKEP dan

SIMPEG

Tabel 8 : Permasalahan, Tantangan, Potensi Penguatan Sumber Daya Manusia

Page 30: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

27

Pengelolaan Aset, Keuangan dan Kinerja

Laporan keuangan dan aset adalah sebuah hal yang sangat fundamental dalam

pelaksanaan tatakelola organisasi dan termasuk dalam salah satu program

reformasi birokrasi serta untuk pertanggung jawaban kinerja instansi.

Pengadilan Agama Tanjung Pati yang berada di wilayah koordinator Pengadilan

Tinggi Agama Padang pengelolaan aset dan keuangan dilaporkan dalam laporan

keuangan bulanan, semesteran dan tahunan. Dalam laporan tersebut sering

ditemui kendala dikarenakan keterbatasan anggaran, sehingga sering kali

dilakukan revisi-revisi dalam pelaksanaan anggaran. Disamping hal tersebut,

sering juga ditemuinya laporan keuangan yang tidak sama dengan departemen

keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan.

Permasalahan Tantangan Potensi

Keterbatasan

anggaran sehingga

membatasi ruang

gerak untuk

pelayanan prima

Sering terjadi

perbedaan laporan

keuangan dengan

Kemenkeu dan BPK

Penyusunan

anggaran dengan

perencanaan yang

terukur

Transparansi

pengelolaan

anggaran

Kurangnya

koordinasi

perencanaan

dengan pengelola

anggaran

Renstra sebagai acuan

penyusunan

anggaran.

Pagu dan realisasi

anggaran ditampilkan

diwebsite www.pa-

tanjungpati.go.id

Sertifikasi bendahara

pengeluaran

Komitmen untuk

mempertahankan

WTP laporan

keuangan.

Tabel 9 : Permasalahan, Tantangan, Potensi Pengelolaan Aset, Keuangan dan

Kinerja

Page 31: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

28

BAB II – VISI, MISI, TUJUAN

2.1. VISI

Rencana Strategis Pengadilan Agama Tanjung Pati Tahun 2015 – 2019

merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-

tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan,

penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan

peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi.

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai

pedoman dan tolak ukur kinerja Pengadilan Agama Tanjung Pati diselaraskan

dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan

rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana

Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 – 2025 dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015 – 2019, sebagai pedoman dan

pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan

dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2015 – 2019.

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang

diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan

Agama Tanjung Pati sebagai lembaga penegak hukum yang memberikan

keadilan bagi masyarakat.

Visi Pengadilan Agama Tanjung Pati mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI

adalah sebagai berikut :

“Terwujudnya Pengadilan Agama Tanjung Pati Yang Agung”

2.2. MISI

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang

ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik.

Misi Pengadilan Agama Tanjung Pati, adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan

2. Mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat perncari keadilan

3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan

Page 32: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

29

2.3. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu

satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu kepada

pernyataan visi dan misi Pengadilan Agama Tanjung Pati.

Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Agama Tanjung Pati adalah

sebagai berikut :

1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap system peradilan melalui

proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.

2. Terwujudnya proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi

informasi

3. Terwujudnya pelayanan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan

terpinggirkan

4. Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan

dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2015

sampai dengan tahun 2019, sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan

Agama Tanjung Pati adalah sebagai berikut :

1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;

2. Meningkatkan penyederhanaan proses penanganan perkara bagi masyarakat

miskin dan terpinggirkan;

3. Meningkatkan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan;

4. Terwujudnya system manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang

sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel;

5. Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel,

efektif dan efisien.

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran

strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja

utama dengan digambarkan sebagai berikut :

Page 33: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

30

Tabel 10 : Indikator Kinerja Utama 2017

TUJUAN KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA TARGET

1 2 3 4

Terwujudnya

kepercayaan

masyarakat

terhadap system

peradilan melalui

proses peradilan

yang pasti,

transparan dan

akuntabel

Persentase para

pihak yang

percaya terhadap

system peradilan

Persentase sisa perkara

yang diselesaikan

93%

Persentase perkara

yang diselesaikan tepat

waktu

98.1%

Persentase penurunan

sisa perkara

1.9%

Persentase perkara

yang tidak mengajukan

upaya hukum :

- Banding

- Kasasi

- PK

99.7%

Index responden

pencari keadilan yang

puas terhadap layanan

peradilan

81%

Terwujudnya

penyederhanaan

proses

penanganan

perkara melalui

pemanfaatan

teknologi

informasi

Persentase

perkara yang

diselesaikan tepat

waktu

Persentase isi putusan

yang diterima oleh para

pihak tepat waktu

100%

Persentase perkara

yang diselesaikan

melalui mediasi

4%

Persentase berkas

perkara yang

dimohonkan banding,

kasasi dan PK yang

diajukan secara lengkap

100%

Page 34: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

31

dan tepat waktu

Persentase putusan

yang menarik perhatian

masyarakat (ekonomi

syariah) yang dapat

diakses secara online

dalam waktu 1 hari

sejak putus

100%

Terwujudnya

pelayanan akses

peradilan bagi

masyarakat

miskin dan

terpinggirkan

Persentase

perkara yang

diselesaikan

melalui

pembebasan biaya

/ prodeo

Persentase perkara

prodeo yang

diselesaikan

100%

Persentase

identitas hukum

yang terpenuhi

Persentase perkara

permohonan (voluntair)

identitas hukum

100%

Persentase

perkara yang

terlayanan melalui

POSBAKUM

Persentase pencari

keadilan golongan

tertentu yang mendapat

layanan bantuan hukum

(POSBAKUM)

0%

Terwujudnya

pelayanan prima

bagi masyarakat

pencari keadilan

Persentase

kepuasan para

pencari keadilan

terhadap layanan

peradilan

Persentase putusan

perkara perdata yang

ditindaklanjuti

(dieksekusi)

99%

2.4. PROGRAM DAN KEGIATAN

Lima sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Agama Tanjung

Pati untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian

Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

Page 35: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

32

a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Mahkamah Agung

Program Peningkatan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis dalam hal

Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. Kegiatan

Pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah :

1. Peningkatan pelayanan informasi pada Mahkamah Agung dan pengadilan

semua lingkungan peradilan.

2. Pelaksanaan penyusunan perencanaan dan anggaran serta penataan

organisasi Mahkamah Agung

3. Dukungan pelayanan pimpinan Mahkamah Agung dan tugas teknis lainnya.

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung

bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam Peningkatan efektivitas

pengelolaan penyelesaian perkara. Kegiatan pokok program ini pada Pengadilan

Agama Tanjung Pati adalah :

1. Pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan Mahkamah Agung

c. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama merupakan program untuk

mencapai sasaran strategis dalam hal Meningkatnya akses peradilan bagi

masyarakat miskin dan terpinggirkan. Penyelesaian kegiatan pokok yang

dilaksanakan Pengadilan Agama Tanjung Pati dalam pelaksanaan Program

Peningkatan Manajemen Peradilan Agama adalah :

1. Peningkatan manajemen peradilan agama;

2. Penigkatan pelayanan bantuan hukum di pengadilan agama;

3. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya.

Page 36: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

33

BAB III – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI MAHKAMAH AGUNG

Sesuai dengan arah pembangunan bidang hukum yang tertuang dalam RPJMN

tahun 2015-2019 tersebut diatas serta dalam rangka mewujudkan visi

Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung, maka Mahkamah Agung

menetapkan 7 sasaran sebagai berikut :

1) Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.

2) Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara.

3) Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat terpinggirkan.

4) Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

5) Meningkatnya pelaksanaan pembinaan bagi aparat tenaga teknis di

lingkungan Peradilan.

6) Meningkatnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara

optimal.

7) Meningkatnya pelaksanaan penelitian, pendidikan dan pelatihan Sumber

Daya Aparatur di lingkungan Mahkamah Agung.

8) Meningkatnya tranparansi pengelolaan SDM, Keuangan dan Aset.

Page 37: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

34

Page 38: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

35

Page 39: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

36

Page 40: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

37

Page 41: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

38

Page 42: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

39

Page 43: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

40

Page 44: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

41

Page 45: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

42

Page 46: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

43

Page 47: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

44

Page 48: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

45

Page 49: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

46

Page 50: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

47

Page 51: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

48

Page 52: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

49

Page 53: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

50

Page 54: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

51

3.2. ARAH KEBIJAKAN PENGADILAN AGAMA TANJUNG PATI.

Sesuai dengan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 diatur, bahwasanya

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dibagi dalam 5 periode yang

disebut dengan Rencana Pembangunan jangka Menengah (RPJM). RPJM ini

nantinya akan diterjemahkan dalam bentuk Rencana Kinerja Tahunan yang

berbentuk anggaran. Adapun arah dari RPJP 2005 – 2025 adalah sebagai

berikut:

Pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas;

Penguatan perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing

global;

Penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan IPTEK;

Pembangunan sarana dan prasarana yang memadai dan maju;

Reformasi hukum dan birokrasi.

Saat ini Indonesia masuk kedalam RPJM tahap III yang ditujukan untuk

menetapkan pembangunan secara menyeluruh diberbagai bidang dengan

menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan

keunggulan SDA dan SDM berkualitas serta kemampuan yang terus meningkat.

Berdasarkan tahapan sasaran pembangunan jangka panjang nasional dan

menengah seperti yang tertuang dalam kerangka RPJMN III, maka beberapa poin

penting pembangunan hukum 2015-2019 adalah : (1) menciptakan penegakan

hukum yang berkualitas dan berkeadilan, (2) meningkatkan konstribusi hukum

untuk peningkatan daya saing ekonomi bangsa dan (3) meningkatkan kesadaran

hukum disegala bidang. Dari ketiga poin penting diatas, Pengadilan Agama

Tanjung Pati menetapkan 4 (empat) tujuan yang hendak dicapai dalam lima

tahun kedepan, yakni :

1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap system peradilan melaui

proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;

2. Terwujudnya proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi

informasi;

3. Terwujudnya pelayanan akses peradilan bagi masyarakat miskin, dan

terpinggirkan;

Page 55: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

52

4. Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan;

Diharapkan keempat tujuan ini dapat berkontribusi terhadap Rencana

Pembangunan Jangka Menengah 2015 – 2019 dengan sasaran utama

meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia, atas dasar 4 (empat) tujuan

yang telah ditetapkan tersebut, Pengadilan Agama Tanjung Pati menetapkan 5

(lima) sasaran yang mengacu kepada sasaran Mahkamah Agung RI adalah

sebagai berikut:

1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;

2. Meningkatkan penyederhanaan proses penanganan perkara melalui

pemanfaatan teknologi informasi;

3. Meningkatkan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan;

4. Terwujudnya system manajemen informasi yang terintegrasi dan

menunjang system peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel;

5. Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel,

efektif dan efesien;

Masing-masing sasaran diatas mempunyai kebijakan :

Sasaran strategis 1 : Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan

dan akuntabel

Manajemen perkara, dimulai sejak pelaporan, pengaduan, ataupun pendaftaran

pelayanan hukum sampai ke tahap eksekusi putusan dan pemasyarakatan

merupakan satu kesatuan proses mulai dari terjadinya peristiwa hukum dalam

masyarakat sampai terwujudnya keadaan atau terpulihkannya kembali keadilan

dalam masyarakat. Dalam proses itu diperlukan adanya jaminan bahwa:

1. Prosesnya berlangsung tepat dalam menjamin keadilan (justice) dan

kepastian hukum (legal certainty);

2. Prosesnya berlangsung efisien, cepat dan tidak membebani pihak-pihak di

luar kemampuan;

3. Prosesnya berlangsung menurut aturan hukumnya sendiri, yaitu

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sejak sebelum

perkara itu sendiri terjadi sampai dengan publikasi putusan;

Page 56: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

53

4. Prosesnya berlangsung independen tanpa campur tangan atau dipengaruhi

oleh kepentingan- kepentingan politik dan ekonomi dari pihak-pihak lain

atau kepentingan salah satu pihak dengan merugikan pihak yang lain;

5. Prosesnya berlangsung secara akuntabel dan transparansehingga hasilnya

dapat dipercaya oleh para pihak dan masyarakat pada umumnya.

Untuk mengharapkan adanya perbaikan dalam penataan sistem administrasi di

lembaga peradilan, kelima hal itu sangat penting untuk diperhatikan.

Para pencari keadilan (justiceseekers) harus dibuat yakin dan percaya bahwa

proses yang iatempuh akan menghasilkan keadilan yang pasti dan kepastian

yang adil Prosesnya cepat dan efisien, sehingga tidak membebani atau yang

hanya dapat dijangkau oleh mereka yang mampu. Misalnya, jika sesuatu

persoalan dapat diselesaikan dalam waktu hanya 1 hari, mengapa mesti

ditunggu sampai 1 minggu, 1 bulan, atau bahkan 1 tahun. (Asshiddiqie, 2016).

Untuk mewujudkan sasaran strategis terwujudnya prose peradilan yang pasti,

transparan dan akuntabel, ditetapkan arah kebijakan : (1) Persentase

produktifitas memutus perkara, (2) Clearence rate, (3) Persentase penyelesaian

perkara tepat waktu, (4) Persentase penurunan tunggakan perkara (5)

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum.

Sasaran strategis 2 : Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian

perkara

Teknologi informasi telah menjadi elemen dasar dalam reformasi manajerial

yang dimana membuka banyak kesempatan untuk efisiensi manajerial dan

kualitas pelayanan publik (Moon, 2002; Karwan & Markland, 2005).Ada

beberapa variabel yang menentukan kesuksesan penggunaan teknologi

informasi diantaranya pengembangan sistem teknologi informasi dan

penggunaan sarana komputer dalam menunjang teknologi informasi tersebut

(Goldfinch, 2007).

Untuk mewujudkan sasaran strategis penyederhanaan proses penanganan

perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi, ditetapkan arah kebijakan:

(1) Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui small claim court, (2)

Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi, (3) Persentase

Page 57: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

54

percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi

panggilan/pemberitahuan

Sasaran strategis 3 : Meningkatkan akses peradilan bagi masyarakat

miskin dan terpinggirkan

Konsep akses terhadap keadilan pada intinya berfokus pada dua tujuan dasar

dari keberadaan suatu sistem hukum yaitu: 1) sistem hukum seharusnya dapat

diakses oleh semua orang dari berbagai kalangan; dan 2) sistem hukum

seharusnya dapat menghasilkan ketentuan maupun keputusan yang adil

bagisemua kalangan, baik secara individual maupun kelompok. Gagasan dasar

yang hendak diutamakan dalam konsep ini adalah untuk mencapai keadilan

sosial (social justice) bagi warga negara dari semua kalangan.

Pada awalnya akses terhadap keadilan hanya menekankan upaya penyediaan

bantuan hukum bagi masyarakat miskin, kemudian berkembang menjadi

penyatuan kepentingan dari para pihak yang berperan dalam pemberian akses

terhadap keadilan bagi masyarakat miskin. Pihak-pihak tersebut terdiri dari

berbagai institusi negara terkait seperti kejaksaan, pengadilan, ombudsman,

kementerian pelayanan publik terkait serta lembaga masyarakat yang berperan

dalam pemberdayaan masyarakat.

Untuk mewujudkan sasaran strategis akses peradilan bagi masyarakat miskin

dan terpinggirkan, ditetapkan arah kebijakan : (1) Penyelesaian perkara prodeo,

(2) Perkara yang diselesaikan dengan sidang diluar kantor, (3) Persentase

identitas hukum yang terpenuhi.

a. Penyelesaian perkara prodeo

PengadilanAgama Tanjung Pati mempunyai fungsi untuk mengadili perkara

tingkat pertama.Melaui anggaran prodeo yang tersedia dalam DIPA Pengadilan

Agama Tanjung Pati, Pengadilan Agama Tanjung Pati memberikan layanan

kepada masyarakat miskin atau terpinggirkan dengan membebaskan biaya

perkara /membebankannya pada DIPA Pengadilan Agama Tanjung Pati. Namun

jika anggaran yang tersedia habis dan masih ada masyarakat miskin yang ingin

berperkara, maka Pengadilan Agama Tanjung Pati membebaskan biaya perkara

Page 58: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

55

atau menjadikannya sebagai perkara prodeo murni. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah akses peradilan bagi masyarakat miskin atau terpinggirkan.

b. Perkara yang diselesaikan dengan sidang diluar kantor.

Salah satu bentuk kepedulian Pengadilan Agama Tanjung Pati terhadap

masyarakat miskin/terpinggirkan adalah pelaksanaan sidang diluar kantor. Hal

ini bertujuan untuk memberikan kemudahan/akses bagi masyarakat untuk

berperkara ke Pengadilan Agama Tanjung Pati terutama bagi masyarakat miskin

yang berdomisili jauh dari kantor PengadilanAgama Tanjung Pati, maka melalui

program ini Pengadilan Agama Tanjung Pati memberikan kemudahan akses bagi

masyarakat miskin/terpinggirkan untuk tetap dapat merasakan keadilan.

c. Persentase identitas hukum yang terpenuhi.

Pengadilan Agama Tanjung Pati mempunyai fungsi untuk mengadili perkara

tingkat pertama. Hal yang perlu diperhatikan dalam hal memberikan kejelasan

identitas hukum.

Sasaran strategis 4 : Terwujudnya system manajemen informasi yang

terintegrasi dan menunjang system peradilan

Manajemen Peradilan adalah “rangkaian kebijakan untuk mewujudkan tujuan

yang didinginkan, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian /

pengawasan dan penilaian serta evaluasi atas kegiatan yang dilakukan”

merupakan salah satu bidang dari manajemen pada umumnya yang meliputi

segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian atau

disebut juga planning, organizing, actuating, controlling (POAC), yang bila dirinci

sebagai berikut, seperti dikemukakan oleh Gary Dessier dalam bukunya Human

Resource Management.”

Untuk mewujudkan sasaran strategis terwujudnya system manajemen informasi

yang terintegrasi dan menunjang system peradilan yang sederhana, transparan

dan akuntabel ditetapkan arah kebijakan : (1) Integrasi informasi perkara secara

elektronik, (2) Transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan

efisien (penguatan regulasi).

Page 59: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

56

Sasaran strategis 5 : Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga

peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien

Dalam rencana pembangunan Pengadilan Agama Tanjung Pati, telah disusun

program-program untuk peningkatan manajerial lembaga peradilan. Program-

program kerja tersebut dituangkan dalam bentuk rencana kerja anggaran

kementerian negara/lembaga yang akan dibuat laporannya setiap tahunnya.

Untuk mewujudkan sasaran strategis meningkatnya pengelolaan manajerial

lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan efesien ditetapkan arah

kebijakan : (1) Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan

prasarana yang mendukung, (2) Persentase peningkatan produktifitas kinerja

SDM (SKP dan penilaian prestasi kerja), (3) Terpenuhinya opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP), (4) Persentase hasil monev dan hasil reviu yang dijadikan

feedback untuk analisa kebijakan, (5) Persentase tercapainya target kegiatan

prioritas yang mendukung pelayanan prima peradilan.

3.3.KERANGKA KELEMBAGAAN

Pengadilan Agama Tanjung Pati sebagai salah satu lembaga peradilan diwilayah

Sumatera Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus didukung

dengan struktur organisasi yang kuat.Tugas dan fungsi Pengadilan Agama

Tanjung Pati dilaksanakan Pimpinan Pengadilan Agama Tanjung Pati dengan

dibantu Kepaniteraan Pengadilan Agama Tanjung Pati dan Sekretariat

Pengadilan Agama Tanjung Pati.

Mengenai organisasi dan tata kerja kepaniteraan dan kesekretariatan telah

diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 7 Tahun

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan

Peradilan.

a. Kepaniteraan PA Tanjung Pati

Pasal 114

(1) Kepaniteraan Pengadilan Agama Tanjung Pati adalah aparatur tata usaha

negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada dibawah dan

tanggung jawab Ketua Pengadilan Agama Tanjung Pati.

(2) Kepaniteraan Pengadilan Agama Tanjung Pati dipimpin oleh Panitera

Page 60: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

57

Pasal 115

Kepaniteraan Pengadilan Agama Tanjung Pati mempunyai tugas melaksanakan

pemberian dukungan dibidang teknis dan administrasi perkara serta

menyelesaikan surat-surat yang berkaitan dengan perkara

Pasal 117

Kepaniteraan Pengadilan Agama Tanjung Pati, terdiri atas:

a. Panitera muda Permohonan

b. Panitera Muda Gugatan

c. Panitera Muda Hukum

b. Sekretariat Pengadilan Agama Tanjung Pati

Pasal 322

(1) Kesekretariatan Pengadilan Agama Tanjung Pati adalah aparatur tata usaha

negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Ketua Pengadillan Agama Tanjung Pati

(2) Kesekretariatan Pengadilan Agama Tanjung Pati dipimpin oleh seorang

Sekretaris

Pasal 323

Kesekretariatan Pengadilan Agama Tanjung Pati mempunyai tugas

melaksanakan pemberian dukungan dibidang administrasi, organisasi,

keuangan, sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana di lingkungan

Pengadilan Agama Tanjung Pati

Pasal 325

Kesetretariatan Pengadilan Agama Tanjung Pati, terdiri atas: a. Kasubag

Perencanaan, IT dan pelaporan, kasubag. Kepegawaian, organisasi dan tata

laksana. Kasubag. Umum dan keuangan.

Pasal 326

Subbagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan anggaran, program dan anggaran,

pengelolaan teknologi informasi dan statistik serta pelaksanaan pemantauan,

evaluasi dan dokumentasi serta pelaporan.

Page 61: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

58

Pasal 327

Subbagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas

malaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan urusan kepegawaian, penataan

organisasi dan tata laksana.

Pasal 328

Subbagian umum dan keuangan mempunyai tugas malaksanakan penyiapan

pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga,

keamanan serta pengelolaan keuangan.

c. Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 431

Kelompok jabatan Fungsional dilingkungan Kepaniteraan Peradilan terdiri atas:

a. Jabatan Fungsional Penitera Pengganti

b. Jabatan Fungsional Jurusita; dan

c. Jabatan Fungsional Pranata Peradilan.

Pasal 432

Jabatan Fungsional Panitera Pengganti sebagaimana dimaksud dalam pasal 431

huruf a, mempunyai tugas memberikan dukungan atas terselenggaranya

pelaksanaan persidangan baik pada pengadilan tingkat pertama maupun pada

pengadilan tingkat banding

Pasal 436

Jabatan Fungsional Pranata Peradilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 431

huruf c, mempunyai tugas memberikan dukungan atas terselenggaranya proses

administrasi perkara,baik pada pengadilan tingkat pertama, pengadilan tingkat

banding dan pengadilan tingkat kasasi.

Pasal 438

(1) Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Kesekretariatan Peradilan

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional dalam melaksanakan tugas bertanggung

jawab kepada Sekretaris di lingkungan Kesekretariatan Peradilan.

(3) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas Jabatan Fungsional sesuai dengan

bidang tugas keahliannya.

Page 62: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

59

(4) Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh pejabat

fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Pengadilan.

(5) Jumlah Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban

kerja.

(6) Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional diatur berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Page 63: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

60

BAGAN ORGANISASI KESEKRETARIATAN

PENGADILAN AGAMA TANJUNG PATI

Sekretaris

Kasubag. Perencanaan, IT dan Pelaporan

Kasubag. Kepegawaian,

Organisasi dan Tata Laksana

Kasubag. Umum dan Keuangan

Kelompok Fungsional - Fungsional Arsiparis - Fungsional Pustakawan - Fungsional Pranata Komputer - Fungsional bendahara

Page 64: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

61

BAGAN ORGANISASI KEPANITERAAN

PENGADILAN AGAMA TANJUNG PATI

Panitera

Panitera Muda Permohonan

Panitera Muda Gugatan

Panitera Muda Hukum

Kelompok Fungsional - Fungsional Panitera Pengganti - Fungsional Pranata Peradilan - Fungsional Jurusita - Fungsional Jurusita Pengganti

Page 65: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

REVIEW RENSTRA PENGADILADILAN AGAMA TANJUNG PATI 2015-2019

62

BAB IV – TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

Untuk mewujudkan visi dan misi Pengadilan Agama Tanjung Pati ada 3 (tiga)

program yang dipunyai oleh Pengadilan Agama Tanjung Pati, yakni:

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Mahkamah Agung

Progam ini mempunyai sasaran progam dan indikator

progamsebagai berikut:

Sasaran

Program Indikator

Target

2015 2016 2017 2018 2019

Terwujudnya

proses

peradilan

yang pasti,

transparan

dan

akuntabel

Persentase

sisa perkara

yang

diselesaikan

93% 93% 93% 95% 97%

Persentase

perkara yang

diselesaikan

tepat waktu

98% 98% 98.1

%

98.1

%

98.2

%

Persentase

penurunan

sisa perkara

2% 2% 1.9% 1.9% 1.8%

Persentase

perkara yang

tidak

mengajukan

upaya hukum

- Banding

- Kasasi

- PK

99.65

%

99.65

%

99.7

%

99.7

%

99.75

%

Index

responden - - 81%

81.5

%

81.7

%

Page 66: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

REVIEW RENSTRA PENGADILADILAN AGAMA TANJUNG PATI 2015-2019

63

pencari

keadilan yang

puas terhadap

layanan

peradilan

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung

Progam ini mempunyai sasaran progam dan indikator progam sebagai

berikut:

Sasaran

Program Indikator

Target

2015 2016 2017 2018 2019

Peningkatan

Efektivitas

pengelolaan

penyelesaian

perkara

Persentase isi

putusan yang

diterima oleh

para pihak tepat

waktu

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase

perakara yang

diselesaikan

melalui mediasi

2% 3% 4% 4% 4%

Persentase

berkas perkara

yang

dimohonkan

banding, kasasi

dan PK yang

diajukan secara

lengkap dan

tepat waktu

100% 100% 100% 100% 100%

Page 67: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

REVIEW RENSTRA PENGADILADILAN AGAMA TANJUNG PATI 2015-2019

64

Persentase

putusan yang

menarik

perhatian

masyarakat

(ekonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak putus

100% 100% 100% 100% 100%

3. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

Progam ini mempunyai sasaran progam dan indikator progam sebagai

berikut:

Sasaran

Program Indikator

Target

2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatny

a akses

peradilan

bagi

masyarakat

miskin dan

terpinggirkan

Persentase

perkara prodeo

yang

diselesaikan

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase

perkara yang

diselesaikan di

luar gedung

pengadilan

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase

perkara

permohonan

(voluntair)

identitas

hukum

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase - - - - -

Page 68: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

REVIEW RENSTRA PENGADILADILAN AGAMA TANJUNG PATI 2015-2019

65

pencari

keadilan

golongan

tertentu yang

mendapat

layanan

bantuan hukum

(POSBAKUM)

Page 69: DAFTAR ISI · 2019-09-09 · 1 BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, keinginannya menjadikan hukum sebagai panglima bagi

REVIEW RENSTRA PENGADILADILAN AGAMA TANJUNG PATI 2015-2019

66

BAB V – PENUTUP

Rencana strategis Pengadilan Agama Tanjung Pati tahun 2015-2019

diarahkan untuk merespon berbagai tantangan dan peluang sesuai dengan

tuntutan perubahan lingkungan strategis, baik yang bersifat internal maupun

yang bersifat eksternal. Renstra ini merupakan upaya untuk menggambarkan

peta permasalahan, titik-titik lemah, peluang tantangan, program yang

ditetapakan, dan strategis yang akan dijalankan selama kurun waktu lima

tahun, serta output yang ingin dihasilkan dan out come yang diharapkan.

Rencana stretegis Pengadilan Agama Tanjung Pati harus terus

disempurnakan dari waktu kewaktu. Dengan demikian renstra ini bersifat

terbuka dari kemungkinan perubahan. Melalui renstra ini diharapkan dapat

membantu pelaksana pengelola kegiatan dalam melakukan pengukuran

tingkat keberhasilan terhadap kegiatan yang dikelola.

Dengan Renstra ini pula, diharapkan unit-unit kerja dilingkungan Pengadilan

Agama Tanjung Pati memiliki pedoman yang dapat dijadikan penuntun bagi

pencapaian arah, tujuan dan sasaran program selama lima tahun yaitu 2015-

2019, sehingga visi dan misi Pengadilan Agama Tanjung Pati dapat terwujud

dengan baik.