dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
TRANSCRIPT
METODOLOGI PENELITIAN
DASAR-DASAR DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN,
VARIABEL DAN HIPOTESIS
Oleh:
Sri Handayani, Khairun Nisak, Risnina Wafiqoh, Dan Melly Arthalia.
Program Studi Magister Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
2014
1
A. Dasar-dasar dalam Penelitian Pendidikan
1. Penelitian Pendidikan
Penelitian merupakan suatu proses penemuan melalui pengamatan atau
penyelidikan yang bertujuan untuk mencari jawaban permasalahan sebagai suatu
masalah yang diteliti (Syukri, 2014). Sukmadinata (2011) menjelaskan bahwa
penelitian merupakan suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan
secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Adapun
pengumpulan data dan analisis data menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
(Sugiyono, 2010).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian merupakan suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan dari suatu masalah dengan cara mengumpulkan data kemudian
menganalisisnya berdasarkan metode ilmiah.
Penelitian pendidikan merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan
informasi dalam upaya memahami proses kependidikan dalam lingkungan pendidikan
melalui pendekatan ilmiah, baik di lingkungan pendidikan formal, pendidikan
informal dan pendidikan nonformal (Syukri, 2014). Penelitian pendidikan dapat juga
diartikan sebagai suatu usaha atau proses dalam hal mengumpulkan dan analisis data
yang dilakukan dalam hal menjawab suatu permasalahan di bidang pendidikan.
Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan,
mengembangkan dan menguji teori (Sukmadinata, 2011). McMillan dan Shumacher
(Sukmadinata, 2011) menyatakan ada lima langkah pengembangan pengetahuan
melalui penelitian, yaitu:
1) Mengidentifikasi masalah penelitian
2) Melakukan studi empiris
3) Melakukan replikasi atau pengulangan
4) Menyatakan (sintesis) dan mereviu
5) Menggunakan dan mengevaluasi oleh pelaksana.
2
2. Karakteristik Penelitian Pendidikan
Sukmadinata (2011) menyatakan karakteristik penelitian pendidikan, diantaranya
sebagai berikut.
a. Objektivitas
Objektivitas dalam penelitian dicapai melalui keterbukaan, terhindar dari bias
dan subjektivitas. Peneliti harus menghilangkan unsur subjektif ( prasangka
atau emosi pribadi) dalam mengambil kesimpulan atau generalisasi.
b. Ketepatan
Dalam penelitian diperlukan ketepatan teknis instrumen pengumpulan datanya
harus memiliki validitas dan reabilitas, desain penelitian, pengambilan sampel
dan teknik analisisnya tepat.
c. Verifikasi
Verifikasi artinya penelitian dapat dikonfirmasi, direvisi dan diulang dengan
cara yang sama atau berbeda.
d. Penjelasan Ringkas
Penjelasan ringkas dalam penelitian ialah mereduksi realita yang kompleks
menjadi penjelasan yang singkat. Dalam penelitian kuantitati penjelasan
singkat berbentuk generalisasi sedangkan dalam penelitian kualitatif
berbentuk deskripsi tentang hal-hal yang esensial dan pokok.
e. Empiris
Empiris dijelaskan bahwa kesimpulan harus didasarkan atas kenyataan yang
dipeoleh secara sistematik, bukan berdasarkan pendapat atau kekuasaan, dan
menghindari penghilangan pengalaman dan sikap pribadi.
f. Penalaran Logis
Dalam penelitian dituntut menggunakan penalaran yang logis. Penalaran
didalam penelitian menggunakan prinsip-prinsip logika deduktif atau induktif.
g. Kesimpulan Kondisional
Kesimpulan hasil penelitian tidak bersifat absolut atau mutlak.
3
3. Langkah – Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian menurut Arikunto (2002), antara lain sebagai berikut:
a) Memilih Masalah
b) Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan yaitu menjajagi kemungkinan diteruskannya suatu
penelitian. Tujuan dari studi pendahuluan ini yaitu untuk mendapatkan
informasi agar masalah penelitian menjadi lebih jelas.
c) Merumuskan Masalah
d) Merumuskan Anggapan Dasar dan Hipotesis
Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya yang berfungsi
sebagai pijakan bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Seangkan hipotesis
merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi harus
dibuktikan atau diuji kebenarannya.
e) Memilih Pendekatan
f) Menentukan Variabel dan Sumber Data
g) Menentukan dan Menyusun Instrumen
h) Mengumpulkan Data
i) Analisis Data
j) Menarik Kesimpulan
k) Menulis Laporan.
4
Bagan Arus Kegiatan Penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002: 21)
5
Sedangkan langkah-langkah penelitian menurut Sukmadinata (2011), antara lain
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi Masalah
b. Merumuskan dan Membatasi Masalah
c. Melakukan Studi Kepustakaan
d. Merumuskan Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian
e. Menentukan Desain dan metode Penelitian
f. Menyusun Instrumen dan Mengumpulkan Data
g. Menganalisis Data dan Menyajikan Hasil
h. Mengintrepretasikan Temuan, Membuat Kesimpulan dan Saran.
4. Masalah Penelitian Pendidikan
Penelitian bermula dari timbulnya suatu masalah dan kemudian dicari
penyelesaiannya berdasarkan metode ilmiah. Seperti yang dijelaskan oleh
Arikunto (2002) menjelaskan bahwa masalah merupakan bagian dari ”kebutuhan”
seseorang untuk dipecahkan.
Masalah berawal dari harapan yang tidak sejalan dengan kenyataan yang
ada. Stoner (dalam Sugiyono, 2010: 52-55) mengemukakan bahwa masalah dapat
diketahui apabila terdapat antara lain: a) terdapat penyimpangan antara
pengalaman dengan kenyataan, b) terdapat penyimpangan antara apa yang telah
direncanakan dengan kenyataan, c) adanya pengaduan, dan d) kompetensi.
5. Jenis Pendekatan Penelitian Pendidikan
a. Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan
a.1 Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang
menekankan fenomena – fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif
(Sukmadinata, 2011). Penelitian kuantitatif berhubungan dengan angka –
angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Sugiyono
6
(2010) menjelaskan bahwa metode penelitian kuantitatif merupakan
metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengumpulan sampel
yaitu random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke dalam penelitian
kuantitatif yaitu metode deskriptif, survay, ekspos fakto, komparatif,
korelasional dan penelitian tindakan.
Contoh judul skripsi yang menggunakan metode penelitian kuantitatif: :
Pengaruh Pendekatan Metakognitif Terhadap kemampuan Siswa Dalam
Menyelesaikan soal cerita Di Kelas VII SMP Negeri 1 Palembang. ( Dinal
Ulya 2013)
a.2 Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian untuk mendeskripsikan
dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok (Sukmadinata, 2011). Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa
metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian berdasarkan filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
dimana peneliti merupakan instrumen kunci, pengambilan sampel data
dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data yaitu
triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif
menekankan pada makna dibanding generalisasi.
Adapun beberapa metode penelitian yang termasuk ke dalam penelitian
kualitatif ini antara lain studi etnografik, studi historis, studi
fenomenologis, studi kasus, teori dasar, studi kritis.
Contoh judul skripsi yang menggunakan metode penelitian kualitatif:
7
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pemecahan
Masalah Matematika Di Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Palembang.
(Risnina Wafioh 2013).
Berikut Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Sukmadinata,
2011).
Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
1. Berpijak pada konsep Positivistik
2. Kenyataan berdimensi tunggal
3. Hubungan antara peneliti dengan
objek lepas, penelitian dari luar
dengan instrumen standar yang
objektif.
4. Seting penelitian buatan lepas dari
tempat dan waktu.
5. Analisis kuantitatif, statistik ,
objektif.
6. Hasil penelitian berupa inferensi,
generalisasi, prediksi.
1. Berpijak pada konsep Naturalistik
2. Kenyataan berdimensi jamak,
kesatuan utuh, terbuka, berubah
3. Hubungan peneli dengan objek
berinteraksi, penelitian dari luar
dan dalam, peneliti sebagai
instrumen, bersifat subjektif,
judgement.
4. Seting penelitian alamiah, terkait
tempat dan waktu.
5. Analisis subjektif, intuitif, rasional.
6. Hasil penelitian berupa deskripsi,
interpretasi, tentatif-situasional.
b. Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsinya
Sukmadinata (2011:14-18) menjelaskan tiga jenis penelitian berdasarkan
fungsinya sebagai berikut.
b.1 Penelitian Dasar
Penelitian dasar atau penelitian murni atau penelitian pokok, diarahkan
pada pengujian teori, dengan sedikit atau tanpa menghubungkan hasilnya
untuk kepentingan praktik. Tujuan penelitian dasar antara lain: a)
8
menambah pengetahuan dengan prinsip – prinsip dasar dan hukum –
hukum ilmiah, dan b) meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah.
b.2 Penelitian Terapan
Penelitian terapan berhubungan dengan kenyataan – kenyataan praktis,
penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh
penelitian dasardalam kehidupan nyata. Penelitian terapan menyarankan
penelitian lebih lanjut, teori dan praktek baru serta mendorong
pengembangan metodologi.
b.3 Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif difokuskan pada kegiatan pada suatu unit tertentu
(Sukmadinata, 2011). Penelitian ini menilai manfaat atau kegunaan,
sumbangan dan kelayakan dari suatu kegiatan dalam satu unit.
Adapun perbedaan antara penelitian dasar, terapan dan evaluatif dijelaskan
pada tabel berikut (Sukmadinata, 2011).
Penelitian Dasar Penelitian Terapan Penelitian Evaluatif
Bidang
penelitian
Penelitian bidang
fisik, perilaku dan
sosial
Bidang aplikasi:
kedokteran,
rekayasa, pendidikan
Pelaksanaan berbagai
kegiatan, program
pada berbagai tempat
dan lembaga
Tujuan Menguji teori, dalil,
prinsip dasar,
menentukan
hubungan empiris
antar fenomena dan
mengadakan
generalisasi
analitis.
Menguji kegunaan
teori dalam bidang
tertentu.
Menentukan
hubungan empiris
dan generalisasi
analitis dalam
bidang tertentu
Mengukur manfaat,
sumbangan dan
kelayakan program
atau kegiatan tertentu.
9
Tingkat
generalis
asi
Abstrak, umum Umum tetapi dalam
bidang tertentu
Konkrit, spesifik
dalam aspek tertentu,
diterapkan dalam
praktik aspek tertentu.
Pengguna
an hasil
Menambahkan
pengetahuan ilmiah
dari prinsip-prinsip
dasar dan hukum
tertentu.
Meningkatkan
metodologi dan
cara-cara pencarian.
Menambah
pengetahuan yang
didasarkan
penelitian dalam
bidang tertentu.
Meningkatkan
penelitian dan
metodologi dalam
bidang tertentu.
Menambahkan
pengetahuan yang
didasarkan penelitian
tentang praktik
tertentu.
Meningkatkan
penelitian dan
metodologi tentang
praktik tertentu.
Membantu dalam
penentuan keputusan
dalam bidang tertentu.
c. Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuannya
Sukmadinata (2011: 18-20) menjelaskan empat jenis penelitian berdasarkan
tujuannya sebagai berikut.
c.1 Penelitian Deskriptif
Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau
fenomena – fenomena apa adanya. Penelitian deskriptif biasanya meneliti
kasus – kasus tertentu. Dalam penelitian ini juga menggunakan
pendekatan kuantitatif dimana pengumpulan data dan pengukuran data
berbentuk angka-angka atau juga menggunakan pendekatan kualitatif
yaitu menggambarkan pengumpulan data dan hasil penelitian secara
naratif. Penelitian deskriptif dilakukan dalam kurun waktu jangka pendek
10
atau berlangsung sekarang. Sedangkan penelitian yang dilakukan dalam
kurun waktu jangka panjang disebut penelitian longitudinal.
c.2 Penelitian Prediktif
Penelitian yang ditujukan untuk memprediksi apa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang berdasarkan hasil analisis pada saat ini.
c.3 Penelitian Importif
Penelitian ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan,
menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu
program. Misalnya pelaksanaan kurikulum, pelaksanaan evaluasi berbagai
mata pelajaran.
c.4 Penelitian Eksplanatif
Penelitian yang ditujukan untuk memberikan penjelasan tentang
hubungan antar fenomena atau variabel.
B. Variabel Penelitian
1. Pengertian
Kerlinger dalam Sugiyono (2010) menyatakan bahwa variabel adalah
konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat
aspirasi, penghasilan, pendidikan status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, dan
lain-lain. Dibagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan
sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu yang berbeda. Dengan demikian
variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Berdasarkan pengertian-pengetian
tersebut maka dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
2. Macam-macam Variabel
Sugiyono (2010) menjelaskan lima macam variabel dalam penelitian berdasarkan
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, yaitu sebagai berikut:
11
a. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulu,
predictor, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel
bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Contoh variabel independen adalah: dapat berupa metode mengajar.
b. Variabel Dependen: sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.
Contoh variabel dependen adalah: prestasi belajar sebagai pokok persoalannya.
c. Variabel Moderator: variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.
Variabel disebut juga variabel independen kedua. Hubungan motivasi dan
produktivitas kerja akan semakin kuat bila peran pemimpin dalam
menciptakan iklim kerja sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila
peranan pemimpin kurang baik dalam menciptakan iklim kerja.
Contoh variabel moderator: pengaruh jenis kelamin dalam penelitiannya.
d. Variabel Intervening: Tuckman (1988) menyatakan “an intervening variabel
is that factor that theoretically affect the observed phenomenombut cannot be
seen, measure, or manipulate”. Variabel intervening adalah variabel yang
secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan
diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara
varaibel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak
langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
e. Variabel control: adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi
oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel control sering digunakan oleh
peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
12
3. Jenis Hubungan Antar Variabel
Margono (2010) menjelaskan beberapa jenis hubungan antar variabel sebagai
berikut:
a. Hubungan Simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel
yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainya.
b. Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan dimana suatu variabel dapat menjadi
sebab dan akibat dari variabel lainnya.
c. Hubungan Tidak Simetris
Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel lainnya
C. Hipotesis
1. Pengertian Hipotesis
Secara harfiah kata hipotesis berasal dari bahasa Yunani, hypo yang berarti di
bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.
Menurut Arikunto (2002:110), hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul.
Hal senada juga diungkapkan oleh Suryabrata (2010:21), menurutnya
hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang
kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dalam rangkaian langkah-langkah
penelitian, hipotesis itu merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis
yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap
masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi
tingkat kebenarannya.
Ada beberapa pengertian mengenai hipotesis jika dilihat dari berbagai sudut
pandang. Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai
populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
13
penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan
parameter yang akan diuji melalui statistik sampel.
Secara implisit, hipotesis itu juga menyatakan prediksi. Misalnya hipotesis
yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan sistematis antara nilai ujian
masuk dan prestasi belajar mengandung prediksi bahwa mahasiswa-mahasiswa yang
mempunyai nilai ujian masuk tinggi juga akan mempunyai indeks prestasi belajar
tinggi, hipotesis yang menyatakan bahwa metode diskusi lebih baik daripada metode
ceramah secaa emplisit mengandung prediksi bahwa kelas-kelas yang diajar terutama
dengan metode diskusi akan lebih baik hasil belajarnya daripada kelas-kelas yang
diajar terutama dengan metode ceramah; dan sebagainya.
Jadi hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara dari masalah
penelitian yang merupakan rangkuman dari telaah pustaka yang kebenarannya masih
harus diuji melalui data yang terkumpul.
Menurut Suryabrata (2010:22), bagaimana cara orang merumuskan hipotesis
itu tidak ada aturan umumnya. Namun dapat dikemukakan saran-saran sebagai
berikut:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua varabel atau lebih;
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau penyataan;
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat;
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin
mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis.
Jadi, dalam membuat suatu hipotesis atau jawaban sementara atas peristiwa
atau gejala sesuatu harus didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu sehingga hipotesis
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Macam-macam Hipotesis
Menurut Suryabrata (2010:23) secara garis besar, hipotesis-hipotesis yang isi
dan rumusannya bermacam-macam itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a)
hipotesis tentang hubungan, dan (b) hipotesis tentang perbedaan. Hipotesis tentang
hubungan, yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling-hubungan antara dua
14
variabel atau lebih, mendasari berbagai penelitian korelasional. Hipotesis tentang
perbedaan, yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada
kelompok yang berbeda-beda. Perbedaan itu seringkali karena pengaruh perbedaan
yang terdapat pada satu atau lebih variabel yang lain. Hipotesis tentang perbedaan itu
mendasari berbagai peneitian komparatif.
Konsep penting lain mengenai hipotesis adalah hipotesis nol atau Ho.
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan antara
dua variabel atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan
antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya. Di dalam analisis statistik, uji
statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran hipotesis nol itu.
Hipotesis lain yang bukan hipotesis nol disebut hipotesis alternatif. Hipotesis
alternatif, yang biasa dilambangkan dengan HA, menyatakan adanya saling-hubungan
antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu
pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji statistik
berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar.
15
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Margono. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, Nana S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
Syukri, M. 2014. Hakikat Penelitian Pendidikan.
http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%20Awal/
Penelitian%20Pendidikan%20SD/BAC/Penelitian_Pendidikan_SD_1_0.pdf
diakses 2 Februari 2014.
16