dasr bab ii

39
DISUSUN OLEH : IBRAHIM LAHAR DIMAS WISANA RATIH RIZKA FAHMIA FITRA FAUZIAH SUPRAPTI WULAN DARI PURWANTI DIAN NURUL QOLBI RAHMI AYU

Upload: al-hadad-alwi

Post on 04-Jul-2015

299 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: DASR BAB II

DISUSUN OLEH :

IBRAHIM LAHAR DIMAS WISANA RATIH RIZKA FAHMIA FITRA FAUZIAH SUPRAPTI WULAN DARI PURWANTI DIAN NURUL QOLBI RAHMI AYU

Page 2: DASR BAB II

PENDAHULUAN

Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk memberikan

jasa sesuai ketentuan yang berlaku, sedangkan Kantor Akuntan Publik adalah badan

usaha yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan telah mendapatkan izin usaha

dari pihak yang berwenang

Saat ini bukan hanya perusahaan yang sudah go publik saja yang diaudit oleh

akuntan publik. Beberapa BUMN serta perusahaan swasta yang belum go publik juga

banyak yang auditor eksternalnya adalah Kantor Akuntan Publik (KAP). BUMN

tertentu memang masih ada yang diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

sebagai lembaga yang befungsi dan bertindak sebagai auditor eksternal. Akuntan

publik (Auditor Independen) merupakan suatu profesi yang diatur melalui peraturan /

ketentuan dari regulator (Pemerintah) serta standar dan kode etik profesi yang

ditetapkan oleh organisasi profesi.

Saat ini bukan hanya perusahaan yang sudah go publik saja yang diaudit oleh

akuntan publik. Beberapa BUMN serta perusahaan swasta yang belum go publik juga

banyak yang auditor eksternalnya adalah Kantor Akuntan Publik (KAP). BUMN

tertentu memang masih ada yang diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

sebagai lembaga yang befungsi dan bertindak sebagai auditor eksternal. Akuntan

publik (Auditor Independen) merupakan suatu profesi yang diatur melalui peraturan /

ketentuan dari regulator (Pemerintah) serta standar dan kode etik profesi yang

ditetapkan oleh organisasi profesi.

Akhir-akhir ini profesi akuntan publik sedang banyak mendapatkan sorotan. Oleh

karena itu akuntan publik harus menjalankan tugasnya sesuai dengan standar dan kode

etik profesi yang ditetapkan organisasi profesi serta mengikuti ketentuan / peraturan

perundang-undangan yang berlaku

Dalam hal ini publik sangat menuntut adanya integritas dan profesionalisme para

Akuntan Publik dan KAP. Awal abad 21 yang lalu kita dikejutkan adanya Enron gate

yang menghebohkan kalangan dunia usaha. Skandal di Enron tersebut terjadi karena

timbul praktik persekongkolan (kolusi) yang melibatkan profesi akuntan publik, auditor

Page 3: DASR BAB II

internal dan manajemen. Berkaca dari skandal Enron tersebut, hendaknya kita dapat

mengambil hikmah (pembelajaran), bahwa profesi akuntan publik ternyata rawan dari

malpraktik yang sangat bertentangan dengan kode etik profesi

Oleh karena itu, saat ini sangat mendesak untuk ditetapkannya Undang-Undang

yang mengatur Akuntan Publik, sehingga terdapat kepastian hukum atas jasa profesi

akuntan publik serta masyarakat (publik) terlindungi dari tindakan malpraktik yang

dapat merugikan berbagai pihak

.

Page 4: DASR BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROFESI

Profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bidang

pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan

sebagainya) tertentu. Persyaratan utama suatau profesi adalah tuntutan kepemilikan

keahlian tertentu yang unik. Selain itu para anggota profesi dituntut untuk

memberikan hasil pekerjaan yang memuaskan karena ada kompensasi berupa

pembayaran untuk melakukannya serta komitmen terhadap kualitas hasil pejerjaan

Menurut pendapat Prof. Welenski dalam buku “ Sawyers Internal Auditing “

menyebutkan 7 syarat suatu profesi

1. Pekerjaan tersebut adalah untuk melayani kepentingan orang banyak (umum)

2. Bagi yang ingin terlibat dalam profesi dimaksud, harus melalui pelatihan yang

cukup lama dan berkelanjutan

3. Adanya kode etik dan standar yang ditaati di dalam organisasi tersebut

4. Menjadi anggota dalam organisasi profesi dan selalu mengikuti pertemuan

ilmiah yang diselenggarakan oleh organisasi tersebut

5. Mempunyai media massa/publikasi yang bertujuan untuk meningkatkan

keahlian dan keterampilan anggota

6. Kewajiban menempuh ujian untuk menguji pengetahuan bagi yang ingin

menjadi anggota

7. Adanya suatu badan tersendiri yang diberi wewenang oleh pemerintah untuk

mengeluarkan sertifikat

Setiap pekerjaan yang bersifat professional memerlukan suatu sarana berupa

standar dan kode etik sebagai pedoman atau pegangan bagi seluruh anggota profesi

tersebut. Kode etik standar tersebut bersifat mengikat dan harus ditaati oleh setiap

anggota agar setiap hasil kerja para anggota dapat dipercaya dan memenuhi kualitas

yang di tetapkan.

Page 5: DASR BAB II

B. PENGERTIAN DAN TUJUAN KODE ETIK

1. Pengertian Etik dan Kode Etik

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1988, mendefinisikan etik sebagai

(1) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak ;

(2) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau

masyarakat sedangkan etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa

yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak )

Jadi, kode etik pada prinsipnya merupakan system dan prinsip- prinsip moral

yang diberlakukan dalam suatu kelompok profesi yang ditetapkan secara bersama

Kode etik suatu profesi merupakan ketentuan perilaku yang harus dipatuhi

oleh setiap mereka yang menjalankan tugas profesi tersebut, seperti dokter, pengacara,

polisi, akuntan, penilai, dan profesi lainnya

2. Perlunya Kode Etik bagi Profesi

Kepercayaan masyarakat dan pemerintah atas hasil kerja auditor ditentukan

oleh keahlian, independensi serta integritas moral/ kejujuran para auditor dalam

menjalankan pekerjaannya. Ketidak percayaan masyarakat terhadap satu atau

beberapa auditor dapat merendahkan martabat profesi auditor secara keseluruhan,

sehingga dapat merugikan auditor lainnya.

Oleh karena itu organisasi auditor berkepentingan untuk mempunyai kode

etik yang dibuat sebagai prinsip moral atau aturan perilaku yang mengatur hubungan

antara auditor dengan auditan, antara auditor dengan auditor dan antara auditor

dengan masyarakat .

Page 6: DASR BAB II

Kode etik atau aturan perilaku dibuat untuk dipedomani dalam berperilaku

atau melaksanaan penugasan sehingga menumbuhkan kepercayaan dan memeliharaan

citra organisasi di mata masyarakat.

Kewajiban

Terdapat 5 (lima) kewajiban Akuntan Publik dan KAP yaitu, Pertama, Bebas

dari kecurangan (fraud), ketidakjujuran dan kelalaian serta menggunakan kemahiran

jabatannya (due professional care) dalam menjalankan tugas profesinya. Kedua,

Menjaga kerahasiaan informasi / data yang diperoleh dan tidak dibenarkan

memberikan informasi rahasia tersebut kepada yang tidak berhak.

Pembocoran rahasia data / informasi klien kepada pihak ketiga secara sepihak

merupakan tindakan tercela. Ketiga, Menjalankan PSPM04-2008 tentang Pernyataan

Beragam (Omnibus Statement) Standar Pengendalian Mutu (SPM) 2008 yang telah

ditetapkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik (DSPAP) Institut

Akuntan Publik Indonesia (IAPI), terutama SPM Seksi 100 tentang Sistem

Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (SPM-KAP).

Keempat, Mempunyai staf / tenaga auditor yang profesional dan memiliki

pengalaman yang cukup. Para auditor tersebut harus mengikuti Pendidikan Profesi

berkelanjutan (Continuing Profesion education) sebagai upaya untuk selalu

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang audit dan proses bisnis

(business process).

Dalam rangka peningkatan kapabilitas auditor, organisasi profesi

mensyaratkan pencapaian poin (SKP) tertentu dalam kurun / periode waktu tertentu.

Hal ini menjadi penting, karena auditor harus senantiasa mengikuti perkembangan

bisnis dan profesi audit secara terus menerus. Kelima, Memiliki Kertas Kerja Audit

(KKA) dan mendokumentasikannya dengan baik.KKA tersebut merupakan

perwujudan dari langkah-langkah audit yang telah dilakukan oleh auditor dan

sekaligus berfungsi sebagai pendukung (supporting) dari temuan-temuan audit (audit

evidence) dan opini laporan audit (audit report). KKA sewaktu-waktu juga diperlukan

dalam pembuktian suatu kasus di sidang pengadilan.

Page 7: DASR BAB II

Larangan

Akuntan Publik dilarang melakukan 3 (tiga) hal, pertama, dilarang

memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan (general audit) untuk klien yang

sama berturut-turut untuk kurun waktu lebih dari 3 tahun. Hal ini dimaksudkan untuk

mencegah terjadinya kolusi antara Akuntan Publik dengan klien yang merugikan

pihak lain.

Kedua, apabila Akuntan Publik tidak dapat bertindak independen terhadap

pemberi penugasan (klien), maka dilarang untuk memberikan jasa. Ketiga, Akuntan

Publik juga dilarang merangkap jabatan yang tidak diperbolehkan oleh ketentuan

perundang-undangan / organisasi profesi seperti sebagai pejabat negara, pimpinan

atau pegawai pada instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau swasta, atau badan hukum lainnya, kecuali

yang diperbolehkan seperti jabatan sebagai dosen perguruan tinggi yang tidak

menduduki jabatan struktural dan atau komisaris atau komite yang bertanggung jawab

kepada komisaris atau pimpinan usaha konsultansi manajemen.

Sedangkan, KAP harus menjauhi 4 (empat) larangan yaitu, Pertama,

memberikan jasa kepada suatu pihak, apabila KAP tidak dapat bertindak independen.

Kedua, memberikan jasa audit umum (general audit) atas laporan keuangan untuk

klien yang sama berturut-turut untuk kurun waktu lebih dari 5 (lima) tahun.

Ketiga, memberikan jasa yang tidak berkaitan dengan akuntansi, keuangan

dan manajemen. Kelima, mempekerjakan atau menggunakan jasa Pihak Terasosiasi

yang menolak atau tidak bersedia memberikan keterangan yang diperlukan dalam

rangka pemeriksaan terhadap Akuntan Publik dan KAP.

Tindakan melawan Hukum.

Setiap pihak yang menderita kerugian sebagai akibat dari pelanggaran

Akuntan Publik dan KAP dalam memberikan jasanya, dapat menuntut ganti rugi

secara perdata kepada Akuntan Publik maupun KAP. Selain perdata, Akuntan Publik

dan KAP juga dapat dituntut dalam pelanggaran pidana, yaitu, Pertama, memberikan

pernyataan yang tidak benar, dan atau dokumen palsu atau yang dipalsukan untuk

mendapatkan dan atau memperbarui izin akuntan publik.

Page 8: DASR BAB II

Kedua, melakukan kecurangan (fraud), ketidakjujuran, atau kelalaian dalam

memberikan jasanya baik untuk kepentingan/ keuntungan Akuntan Publik, klien,

ataupun pihak lain atau mengakibatkan kerugian pihak lain. Ketiga, menghancurkan

dan atau menghilangkan kertas kerja dan atau dokumen lain yang berkaitan dengan

pemberian jasanya untuk kepentingan/keuntungan KAP, klien, ataupun pihak lain,

atau mengakibatkan kerugian pihak lain.

Apabila Akuntan Publik atau KAP melanggar Standar Auditing (SA) dan

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam audit terhadap Laporan Keuangan

suatu perusahaan (klien), maka Pemerintah dapat mencabut izin praktik KAP tersebut

melalui Keputusan Menteri Keuangan.

Selama masa pembekuan izin, KAP tersebut dilarang memberikan jasa

akuntan, yang meliputi jasa atestasi yang termasuk audit umum atas laporan

keuangan, jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif dan jasa pemeriksaan

atas pelaporan informasi keuangan proforma.

Selain itu, yang bersangkutan juga dilarang memberikan jasa audit lainnya

serta jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi,

perpajakan, dan konsultasi sesuai dengan kompetensi Akuntan Publik dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

C. PENGERTIAN DAN TUJUAN STANDAR AUDIT

Standar merupakan kriteria atau ukuran mutu kinerja yang harus dicapai,

berbeda dengan prosedur yang merupakan urutan tindakan yang harus dilaksanakan

untuk mencapai suatu standar tertentu. Standar audit merupakan ukuran mutu

pekerjaan audit yang ditetapkan oleh organisasi proses audit, yang merupakan

persyaratan minimum yang harus dicapai auditor dalam melaksanakan tugas auditnya.

Standar audit diperlukan untuk menjaga mutu pekerjaan auditor. Mutu audit perlu

dijaga supaya profesi auditor tetap mendapat kepercayaan dari masyarakat. Untuk

meyakinkan pembaca laporan audit, maka auditor harus mencantumkan dalam laporan

auditnya telah dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku.

D. STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

Page 9: DASR BAB II

Kualitas jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik diatur dan

dikendalikan melalui standar yang diterbitkan oleh organisasi profesi tersebut.

Organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang merupakan wadah untuk

menampung berbagai tipe akuntan Indonesia, memiliki empat kompartemen

Kompartemen Akuntan Publik

Komparteman Akuntan Manajemen

Kompartemen Akuntan Publik

Kompartemen Akuntan Pendidik

Kompartemen Akuntan Publik merupakan wadah untuk menampung para

akuntan yang berpraktik dalam profesi akuntan publik. Di dalam Kompartemen

Akuntan Publik ini dibentuk badan yang bertanggung jawab untuk menyusun

berbagai standar yang digunakan oleh akuntan publik didalam penyediaan berbagai

jasa bagi masyarakat. Badan penyusun standar (standar setting body) yang

bertanggung jawab untuk menyusun standar penyediaan berbagai jasa akuntan publik

adalah Dewan Standar Profesional Akuntan Publik

Berbagai jenis jasa yang disediakan oleh profesi akuntan publik bagi

masyarakat didasarkan pada panduan yang tercantum dalam Standar Profesional

Akuntan Publik. Standar Profesional Akuntan Publik berupa buku yang berisi

kodifikasi berbagai standar yang disusun oleh Dewan Standar Profesional Akuntan

Publik. Etika Kompartemen Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh Kompartemen

Akuntan Publik.

E. TIPE STANDAR PROFESIONAL YANG DITERBITKAN OLEH DEWAN

Ada lima macam standar professional yang diterbitkan oleh dewan sebagai

aturan mutu pekerjaan akuntan public;

Standar Auditing

Standar Atestasi

Standar Jasa Akuntansi dan Review

Standar Jasa Konsultasi

Standar Pengendalian Mutu

Kelima macam standar professional tersebut diklasifikasikan dan dikumpulkan

dalam satu buku yang diberi judul: “Standar Profesional Akuntan Publik”. Di samping

Page 10: DASR BAB II

kelina macam standar tersebut, buku Standar Profesional Akuntan Publik juga berisi

Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.

Standar auditing. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan

keuangan historis. Standar auditing terdiri dari sepuluh standar dan dirinci dalam

bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Kepatuhan terhadap Pernyataan Standar

Auditing yang dikeluarkan oleh Dewan bersifat wajib (mandatory) bagi anggota

Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan public. Termasuk di dalam

Pernyataan Standar Auditing adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA),

yang merupakan interprestasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-

ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSA. Dengan demikian IPSA

memberikan jawaban atas pertanyaan atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-

ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan perluasan lebih lanjut

berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi anggota

Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan public, sehingga

pelaksanaannya bersifat wajib (mandatory).

Standar atestasi. Standar atestasi memberikan kerangka untuk fungsi atestasi

bagi jasa akuntan public yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan

dalam jasa audit atas laporan keuangan historis maupun tingkat keyakinan yang lebih

rendah dalam jasa non audit. Standar atestasi terdiri dari sebelas standard an dirinci

dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT). PSAT merupakan penjabaran

lebih lanjut masing- masing standar yabg terdapat dalam standar atestasi. Termasuk

didalam Pernyataan Standar Atestasi adalah Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi

(IPSAT), yang termasuk interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan dalam

PSAT. Dengan demikian IPSAT memberikan jawaban atas pertanyaan atau keraguan

dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSAT sehingga merupakan

perluasan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSAT. Tafsiran resmi ini bersifat

mengikat bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan

publik, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib (mandatory).

Standar jasa akuntansi dan review. Standar jasa akuntansi dan review

memberikan kerangka untuk fungsi non atestasi bagi jasa akuntansi dan review.

Standar jasa akuntan dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan Jasa Akuntansi dan

Review (PSAR). Termasuk di dalam Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review

Page 11: DASR BAB II

(IPSAR), yang merupakan interprestasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap

ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSAR sehingga merupakan perluasan lebih

lanjut berbagai ketentuan dalam PSAR. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi

anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga

pelaksanaannya bersifat wajib( mandatory)

Standar jasa konsultasi. Standar jasa konsultasi memberikan panduan bagi

akuntan publik dalam penyediaan jasa konsultasi bagi masyarakat. Jasa konsultasi

pada hakikatnya berbeda dari jasa atestasi akuntan publik terhadap asersi pihak ketiga.

Dalam jasa atestasi, para praktisi menyajikan suatu kesimpulan mengenai keandalan

suatu asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain, yaitu pembuat asersi

(asserter). Dalam jasa konsultasi, para praktisi menyajikan temuan, kesimpulan, dan

rekomendasi. Sifat dan lingkup pekerjaan jasa konsultasi ditentukan oleh perjanjian

antara praktisi dengan kliennya.

Umumnya, pekerjaan jasa konsultasi dilaksanaan untuk kepentingan klien.

Standar jasa konsultasi dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa Konsultansi

(PSJK). Termasuk dalam Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review adalah

Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK), yang merupakan interpretasi

resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan

oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSJK.

Standar pengendalian mutu. Standar pengendalian mutu memberikan

panduan bagi kantor akuntan publik didalam melaksanakan pengendalian mutu jasa

yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan

oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen

Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik Ikatan Akuntan

Indonesia. Dalam perikatan jasa profesional, kantor akuntan public bertanggung

jawab untuk mematuhi berbagai standar relevan yang diterbitkan oleh Dewan dan

Kompartemen Akuntan Publik.

Dalam pemenuhan tanggung jawab tersebut, kantor akuntan publik

mempertimbangkan integritas stafnya dalam menentukan hubungan profesionalnya

bahwa kantor akuntan publik dan para stafnya akan independen terhadap kliennya

sebagaimana diatur oleh Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bahwa staf

Page 12: DASR BAB II

kantor akuntan publik kompeten, professional, dan obyektif serta akan menggunakan

kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care).

Oleh karena itu, kantor akuntan publik harus memiliki sistem pengendalian

mutu untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan profesional

dengan berbagai standar dan aturan relevan yang berlaku. Standar pengendalian mutu

dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSM). Termasuk di

dalam Pernyataan Standar Pengendalian Mutu adalah Interpretasi Pernyataan Standar

Pengendalian Mutu (IPSM), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh

dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan dewan dalam PSM.

Standar umum mengatur persyaratan pribadi auditor. Kelompok standar

mengatur keahlian dan pelatihan teknis yang harus dipenuhi agar seseorang memenuhi

syarat untuk melakukan auditing, sikap mental independen yang harus dipertahankan

oleh auditor dalam segala hal yang bersangkutan dengan pelaksanaan perikatannya,

dan keharusan auditor menggunakan kemahiran professionalnya dengan cermat dan

seksama.

Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat :

Jasa atestasi

Jasa non atestasi

jasa atestasi terdiri dari

Auditing

Examination

Review

Prosedur yang disepakati

Ada tiga tipe auditor menurut lingkungan pekerjaan auditing:

Auditor independen: auditor profesional yang menjual jasanya kepada

masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang

disajikan kepada kliennya.

Auditor pemerintah: auditor professional yang bekerja di instansi pemerintah

yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggung jawaban keuangan

yang ditujukan kepada pemerintah.

Page 13: DASR BAB II

Auditor intern : auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negeri

maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah

kebijakan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi,

menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi,

menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta

menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian

operasi.

F. PERLUNYA ETIKA PROFESIONAL BAGI ORGANISASI PROFESI

Dasar pikiran yang melandasi penyusunan etika profesional setiap profesi

adalah kebutuhan profesi tersebut tentang kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa

yang diserahkan oleh profesi, terlepas dari anggota profesi yang menyerahkan jasa

tersebut. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan

kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya.

Umumnya masyarakat sangat awam mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh

suatu profesi, karena kompleksnya pekerjaan yang dilaksanakan oleh profesi.

Masyarakat akan sangat menghargai profesi yang menerapkan standar mutu tinggi

terhadap pelaksanaan pekerjaan anggota profesinya, karena dengan demikian

masyarakat akan terjamin untuk memperoleh jasa yang dapat diandalkan dari profesi

yang bersangkutan.

Jika masyarakat pemakai jasa tidak memiliki kepercayaan terhadap profesi

akuntan publik, dokter atau pengacaramaka layanan jasa tersebut kepada klien atau

masyarakat pada umumnya menjadi tidak efektif. Kepercayaan masyarakat terhadap

mutu audit akan lebih tinggi jika profesi akuntan publik menerapkan standar mutu

yang tinggi jika profesi akuntan publik menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap

pelaksanaan pekerjaan audit yang dilakukan oleh anggota profesi tersebut.

G. KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku

anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat. Etika

professional bagi praktik akuntan di Indonesia disebut dengan istilah kode etik yang

Page 14: DASR BAB II

dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, sebagai organisasi profesi akuntan.

Dalam kongresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya

menetapkan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia.kode etik ini kemudian

disempurnakan dalam kongres IAI tahun 1981dan tahun 1986, dan kemudian diubah

lagi dalam kongres IAI tahun 1990.1994 dan 1998. Pembahasan mengenai kode etik

profesi akuntan ini didasarkan pada Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia yang

diterapkan dalam Kongres VIII tahun 1998.

IAI adalah satu-satunya organisasi profesi akuntan di Indonesia. Ikatan

Akuntan Indonesia beranggotakan auditor dari berbagai tipe (auditor independendan

auditor intern), akuntan manajemen, akuntan yang bekerja sebagai pendidi, serta

akuntan sektor publik. Dengan demikian etika professional yang dikeluarkan oleh IAI

tidak hanya mengatur anggotanya yang berpraktik dalam berbagai tipe profesi auditor

dan profesi akuntan lain. Organisasi IAI dibagi menjadi empat kompartemen:

a. Kompartemen Akuntan Publik

b. Komparteman Akuntan Manajemen

c. Kompartemen Akuntan Pendidik

d. Kompartemen Akuntan Sektor Publik

Sebelum tahun 1986, etika profesional yang dikeluarkan oleh IAI diberi nama

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Pasal-pasal dalam Kode Etik Akuntan

dikelompokkan menjadi dua golongan:

a. Pasal yang mengatur perilaku semua akuntan anggota IAI

b. Pasal-pasal yang mengatur perilaku semua akuntan yang berpraktik dalam

profesi akuntan public

Kode Etik Akuntan Indonesia dibagi menjadi 9 bagian:

Pembukaan

Bab I : Kepribadian

Bab II : Kecakapan profesional

Bab III : Tanggung jawab

Bab IV : Ketentuan khusus

Bab V : Pelaksanaan kode etik

Bab VI : Suplemen dan penyempurnaan

Bab VII : Penutup

Page 15: DASR BAB II

Bab VIII: Pengesahan Bab. I s.d Bab III berisi pasal-pasal yang mengatur

semua akuntan anggota IAI sedangkan Bab IV Ketentuan Khusus berisi

pasal-pasal yang mengatur secara khusus anggota IAI yang berpraktik

dalam profesi akuntan publik.

Pada tahun 1998 terjadi perubahanstruktur etika profesional yang di pakai

oleh IAI. Dalam Kode Etik IAI yang berlaku sejak tahun 1998, organisasi IAI

menetapkan delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI, baik yang

berada dalam kompartemen Akuntan Publik, Komparteman Akuntan Manajemen,

Komparteman Akuntan Pendidik, maupun Kompartemen Akuntan Sektor Publik.

Kemudian setiap kompartemen menjabarkan delapan Prinsip Etika tersebut ke dalam

Aturan Etika yang berlaku secara khusus bagi anggota IAI yang bergabung dalam

masing-masing kompartemen.

Anggota IAI yang berpraktik sebagai akuntan publik harus menjadi anggota

Kompartemen Akuntan Publik. Anggota Kompartemen Akuntan Publik bertanggung

jawab untuk mematuhi delapan Prinsip Etika dalam Kode Etik IAI dan Aturan Etika

yang dikeluarkan oleh Kompartemen Akuntan Publik. Kewajiban untuk mematuhi

Aturan Etika yang dikeluarkan oleh Kompartemen Akuntan Publik. Kewajiban untuk

mematuhi Aturan Etika ini tidak terbatas pada akuntan yang menjadi anggota

Kompartemen Akuntan Publik saja, namun mencakup pula semua orang yang bekerja

dalam praktik profesin akuntan publiknya, seperti karyawan, partner, dan staf.

Anggota Kompartemen Akuntan Publik juga tidak diperkenankan membiarkan pihak

lain melaksanakan pekerjaan atas namanyayang melanggar Aturan Etika yang

dikeluarkan oleh Kompartemen Akuntan Publik.

H. AKUNTAN PUBLIK DAN AUDITOR INDEPENDEN

Kantor akuntan publik merupakan tempat penyediaan jasa oleh profesi

akuntan public bagi masyarakat. Kantor akuntan publik menyediakan berbagai jasa

bagi masyarakat berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik. Berdasarkan

standar tersebut, kantor akuntan publik dapat menyediakan:

a. Jasa audit atas laporan keuangan historis

b. Jasa atestasi atas laporan keuangan prospektif atau asersi selain yang

dicantumkan dalam laporan keuangan historis

c. Jasa akuntansi dan review

Page 16: DASR BAB II

d. Jasa konsultasi (consulting sevices)

Akuntan yang bekerja di kantor akuntan public dapat mengjakan berbagai

penugasan dalam berbagau jenis jasa tersebut, maka perlu diadakan pembedaan

istilah: akuntan public dan auditor independen. Akun public adalah akuntan yang

berpraktik adikantor akuntan public, yang menyediakan berbagai jasa yang diatur

dalam Standar Profesional Akuntan Publik (auditing, atestasi,akuntansi,review, dan

jasa konsultasi).

Auditor independen adalah akuntan public yang melaksanakan penugasan

audit atas laporan keuangan historis, yang menyediakan jasa audit atas dasar standar

auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Gambar

perbedaan akuntan public dan auditor dalam praktisi dan perannya masing-masing

dalam kantor akuntan public.

Tipe Akuntan

Tipe Akuntan Publik

Jenis Jasa yang

Dihasilkan

I. KERANGKA KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kode Etik IAI dibagi menjadi empat bagian beriktut ini :

Prinsip Etika

TIPE AKUNTAN

AUDITOR PRAKTISI

Jasa audit atas Laporan Keuangan

Historis

Jasa Pemeriksaan, Jasa Akuntansi dan

Review, Jasa Konsultasi

Page 17: DASR BAB II

Aturan Etika

Interpretasi Aturan Etika

Tanya dan Jawab

Prinsip etika memberi kerangka dasar bagi Aturan Etika yang mengatur

pelaksanaan pemberian jasa professional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh

Kongres IAI, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Kompartemen

dan hanya mengikat anggota Kompartemen yang bersangkutan. Interpretasi Etika

merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Pengurus Kompartemen setelah

memperhatikan taggapan dari anggota dan pihak-pihak yang berkepentigan lainnya,

Tanya dan jawab memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan dari anggota

Kompartemen tentang Aturan Etika, beserta interpretasinya. Dalam Kompartemen

Akuntan Publik , Tanya dan jawab ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional

Akuntan Publik berikut struktur hubungan antara Prinsip Etika, Aturan Etika,

Interpretasi Aturan Etika, dan Tanya dan Jawab dalam Kompartemen Akuntan Publik.

Tanggung jawab profesi

Kepentingan umum

Integritas

Objektivitas

Kompentensi dan Kehati-hatian professional

Kerahasiaan

Perilaku professional

Standar teknis

Page 18: DASR BAB II

Kompartemen Akuntan Publik

Rapat

Anggota

Kompartemen

Akuntan

Public

Pengurus Kompartemen

Akuntan Publik

Dewan Standar Profesional

Akuntan Publik

J. SEPULUH STANDAR AUDITING

Standar Auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok

besar, yaitu :

Prinsip etika

Aturan etika

100

Independensi, integritas, objektivitas

200

Standar umum

Prinsip Akuntansi

300

Tanggung jawab kepada klien

400

Tanggung jawab kepada rekan

500

Tanggung jawab dan praktik lain

INTERPRETASI ATURAN ETIKA

TANYA DAN JAWAB

Page 19: DASR BAB II

a. Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam

sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang

akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai

untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit,

c. Standar pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidak konsistenan penerapan

prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan

dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode

sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,

kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian

tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan,

maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan

laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas

mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat

tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Page 20: DASR BAB II

K. PRINSIP ETIKA PROFESI IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

Mukadimah

01. Keanggotaan dalam Ikatan Akuntan Indonesia bersifat sukarela. Dengan menjadi

anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin di atas dan

melebihi yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan.

02. Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik IAI menyatakan pengakuan profesi akan

tanggung jawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini

memandu anggota dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan merupakan

landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta

komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan

pribadi.

Prinsip Kesatu: Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setipa anggota

harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua

kegitan yang dilakukannya.Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting

dalam masyarakat. Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung

jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka.

Prinsip Kedua: Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka

pelayanan kepada publik, mengormati kepercayaan publik, dan menunjukkan

komitmen atas profesionalisme.Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan

masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan

Prinsip Ketiga: Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan

profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan

merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang

diambilnya.Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota

harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

Page 21: DASR BAB II

Prinsip Keempat: Objektivitas

Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang

diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak

memihak, jujur, secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari

benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.

Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam

pemenuhan kewajban profesionalnya.

Prinsip Kelima: Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota

seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keandalan atau pengalaman yang

tidak mereka miliki. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 fase yang

terpisah:

1. Pencapaian Kompetensi Profesional.

Pencapaian ini pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi,

diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subjek-

subjek yang relevan. Hal ini menjadi pola pengembangan yang normal untuk

anggota.

2. Pemeliharaan Kompetensi Profesional.

Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen, pemeliharaan

kompetensi profesional memerlukan kesadaran untuk terus mengikuti

perkembangan profesi akuntansi, serta anggotanya harus menerapkan suatu

program yang dirancang untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas

pelaksanaan jasa profesional yang konsisten.Sedangkan kehati- hatian profesional

mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab profesinya dengan

kompetensi dan ketekunan.

Page 22: DASR BAB II

Prinsip Keenam: Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh

selam melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan

informasi tersebut tanpa persetujuan.Anggota mempunyai kewajiban untuk

memastikan bahwa staff di bawah pengawasannya dan orang- orang yang diminta

nasihat dan bantuannya menghormati prinsip kerahasiaan.

Prinsip Ketujuh: Perilaku Profesional

01. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi

harus dipenuhi oleh amggota sebgai perwujudan tanggung jawabnya kepada

penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan

masyarakat umum.

Prinsip Kedelapan : Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar

teknis dan standar professional yang relevan.

01. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah

standar yang dikeluarkan oleh IAI, International Federation of Accountants,

badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang relevan.

L. ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK

Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik ini digunakan singkatan

KAP dengan dua makna: (1) Kompartemen Akuntan Publik, dan (2) Kantor Akuntan

Publik. KAP yang bermakna Kompartemen Akuntan Publik selalu ditulis IAI- KAP,

yang berarti Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik. KAP yang

bermakna Kantor Akuntan Publik ditulis tanpa didahului dengan IAI.

Page 23: DASR BAB II

ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK

Keterterapan (Appicability)

Aturan etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia-

Kompartemen Akuntan Publik (IAI- KAP) dan staf professional (baik yang anggota

IAI-KAP maupun bukan anggota IAI-KAP (yang bekerja pada satu Kantor Akuntan

Publik (KAP). Rekan pimpinan KAP bertanggung jawab atas ditaatinya aturan etika

oleh anggota KAP.

Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik terdiri dari:

100. Independensi, Integritas, dan Objektivitas

101. Independensi

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan

sikap mental independen di dalam memberikan jasa professional sebagaimana diatur

dalam standar professional akuntan public yang ditetapkan oleh IAI.

102. Integritas dan Objektivitas

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas

dan objektivitas , harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan

factor salah saji material.

200. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

201. Standar Umum

a. Kompetensi Profesional

b. Kecermatan dan keseksamaan professional

c. Perencanaan dan supervise

Page 24: DASR BAB II

d. Data relevan yang memadai.

202. Kepatuhan terhadap Standar

Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review,

kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa professional lainnya wajib

mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh

IAI.

203. Prinsip- prinsip Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan :

(1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau

dan keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum atau

(2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus

dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku.

300. Tanggung Jawab Kepada Klien

301. Informasi Klien yang Rahasia

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang

rahasia tanpa persetujuan dari klien.

302. Fee Profesional

a. Besaran Fee

Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko, penugasan,

komplektisitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan

pertimbangan professional lainnya. Setiap anggota tidak diperkenankan untuk

menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.

Page 25: DASR BAB II

b. Fee Kontijen

Merupakan fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa professional

tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu di

mana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut.

400. Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi

401. Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan

dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

402. Komunikasi Antar Akuntan Publik

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan public pendahulu bila

akan mengadakan perikatan audit menggantikan akuntan public pendahulu atau untuk

tahun buku yang sama ditunjuk akuntan public dengan jenis dan periode serta tujuan

yang berlainan.

403. Perikatan Atestasi

Akuntan Publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis

atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang

lebih dahulu ditunjuk oleh klien.

500. Tanggung Jawab dan Praktik Lain

501. Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/ atau mengucapkan

perkataan yang mencemarkan profesi.

502. Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya

Page 26: DASR BAB II

Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari

klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan

pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

503. Komisi, dan Fee Referal

a. Komisi

Merupakan imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang kepada

atau diterima dari klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien/pihak lain.

Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila

dapat mengurangi independensi.

b. Fee Referal (Rujukan)

Merupakan imbalan yang dibayarkan/ diterima kepada/dari sesama penyedia jasa

profesional akuntan publik. Hanya diperkenankan bagi sesama profesi.

504. Bentuk Organisasi dan KAP

Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisai yang

diizinkan oleh peraturan perundang- undangan yang berlaku dan/atau tidak

menyesatkan dan merendahkan citra profesi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 27: DASR BAB II

Agoes, Sukrisno, Auditing edisi ke 3 jilid I, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta, 2004

Ikatan Akuntan Indonesia, Kompartemen Akuntan Publik. Standar Profesional Akuntan

Publik per 1 Januari 2001, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001

Mulyadi, Auditing edisi ke 6 buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001

www.google.co.id/kodeetikauditor