dermatitis athopik

25
DERMATITIS ATHOPIK OLEH : KELOMPOK 2 DELLADARI MAYEFIZ 06931002 WELLY HARLINA 06931003 TRIZIYA FIRMANA 06931005 INDAH MUTHIA SARI 06931006 RIDHA FRIMA SARI 06931007

Upload: aci-lusiana

Post on 03-Oct-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dermatitis atopik

TRANSCRIPT

  • DERMATITIS ATHOPIK

    OLEH :

    KELOMPOK 2

    DELLADARI MAYEFIZ 06931002WELLY HARLINA 06931003TRIZIYA FIRMANA 06931005INDAH MUTHIA SARI 06931006RIDHA FRIMA SARI 06931007

  • DEFINISIDermatitis athopik merupakan suatu kondisi inflamasi pada kulit yang pervasive, dapat dikenali dari adanya rasa gatal yang sangat hebat dan adnya luka bekas garutan. Kronik, terasa sakit, gatal, dan inflamasi kulit merupakan suatu tanda utama dari DA (juga dikenal dengan athopik eksema)

  • Penderita Dermatitis Athopik

  • EPIDEMIOLOGIKira-kira 10 15 % anak-anak yang berusia dibawah 5 tahun menderita DA dengan beberapa kondisi tertentu pada negara maju. Adanya polusi udara, industrialisasi dan urbanisasi, modifikasi makanan, dan tingkat kelas sosial ekonomi merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan prevalensi DA

  • ETIOLOGIGenetik Anak yang terserang DA, 60%nya dipengaruhi oleh orang tua yang pernah menderita DA juga. Jika kedua orang tuanya terkena DA, maka kemungkinan 80% anak tersebut akan mengalami kondisi athopik tersebut. Lingkungan Mekanisme immunologi belum begitu dimengerti hubungannya

  • PATOFISIOLOGI dan CLINICAL PRESENTATIONAda 3 tipe berbeda dari lesi kulit dihubungkan dengan DA :1.Lesi rash akut pruritis yang intensif, erimatous papula, dan vesicles disekeliling erimatous kulit yang menyebabkan gatal sehingga jika digaruk menghasilkan eksudat. 2.Lesi sub akut ditandai dengan thicker, kulit pucat, erytematous, bersisik, dan plak,. 3.Lesi kronik ditandai dengan kulit tipis, terbentuk kerak pada kulit, dan fibrosis papula.

  • DIAGNOSAHanifin dan Jacka pertama kali mempublikasikan kriteria diagnosa mayor dan minor dari DA tahun 1980an. Kriteria tersebut adalah :Adanya riwayat dermatitis fleksural, atau adanya dermatitis pada muka anak berumur kurang dari 10 tahunRiwayat asma dan rinitis alergi pada anakRiwayat sirosisTampak adanya ekzem flexuralAdanya rash kulit sebelum umur 2 tahun

  • Sistem SCORAD dapat juga digunakan untuk penilaian eksema. Dari penilaian tersebut, eksema digolongkan menjadi:Eksema ringan (skor SCORAD < 15): perubahan warna kulit menjadi kemerahan, kulit kering yang ringan, gatal ringan, tidak ada infeksi sekunder Eksema sedang (skor SCORAD antara 15 40): kulit kemerahan, infeksi kulit ringan atau sedang, gatal, gangguan tidur, dan likenifikasi Eksema berat (skor SCORAD > 40): kemerahan kulit, gatal, likenifikasi, gangguan tidur, dan infeksi kulit yang semuanya berat.

  • ALLERGENIC TRIGGERSTrigger imunologik yang dapat mencetus DA termasuk allergen makanan dan aero allergen. Allergen makanan Contoh nya: telur, susu, kacang, kedelei, dan keju mempengaruhi sekitar 90% dari DA pada anak. Umumnya, sebagian besar pasien DA dengan usia muda, alergi makanan merupakan factor yang sangat mempengaruhi. Aero allergen Contoh nya: dari kuda, rumput, dan dari serbuk sari tumbuhan. Sebagian besar aeroallergen yang ada di rumah adalah debu, bulu kucing, dan jamur. Tungau debu, umumnya merupakan allergen yang sering ditemukan

  • Alergi mempengaruhi sekitar 85% dari pasien DA yang diketahui dari test kulit positif dari IgE antibody serum. DA tidak secara keseluruhan sebagai akibat dari aktivitas IgE, kadang kala DA juga diindikasikan sebagai hipersensitivitas dari sel mast (Histamin) Benarkah ASI dapat mencegah alergi??? Tetapi ini belum dibuktikan secara ilmiah. ASI merupakan senyawa hipoalergenik terbesar yang digunakan untuk memberi makanan pada bayi, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa memperlama ASI atau manipulasi dari seorang ibu dengan diet selama laktasi dapat mencegah perkembangan DA pada bayi yang mempunyai keluarga riwayat DA.

  • KOMPLIKASIAthopi kulit sering diperparah dengan adanya peningkatan jumlah mikroba, umumnya adalah Staphylococcus aureus, yang ditemukan pada >90% pasien DA.Pasien DA juga akan mudah terinfeksi herpes simpleks dari pada individu normal. Patogen virus juga termasuk Malassezia furfur atau Pityrosporum ovale.Pasien DA juga akan terkena dermatitis pada kelopak mata, daerah payudara, dan pada bibir.

  • TERAPI

  • TERAPI NON FARMAKOLOGI Pasien DA lebih mudah teriritasi dari individu normal. Sehingga hal-hal yang harus dilakukan :Mengurangi frekuensi mandiMandi menggunakan air hangat kukuPenggunaan emolien 3 menit setelah mandiMencegah penggunaan sabun dan detergen yang menyebabkan alergi,Mencegah peningkatan suhu yang ekstrimPenggunaan sunscreen, yang non kimiaPenggunaan lotion untuk meningkatkan hidratasi kulitMenjaga kebersihan kuku dan kuku harus selalu dipotongMenggunakan sarung tangan kain yang bersih untuk mencegah garukan di malam hariMenggunakan piyama jika di rumahMenghindari laundryJaga kelembaban lingkungan dan kulit

  • Pharmacology Therapy TOPICAL CORTICOSTEROIDS Topical kortikosteroid merupakan treatment utama pada DA. Obat ini harus ditambah dengan emolien. Karena golongan ini mempunyai efek samping, maka hanya disarankan untuk terapi jangka pendek saja, dan steroid ini tidak digunakan pada wajah, membran mukosa, kelopak mata, atau area sensitif kulit lainnya. Steroid konsentrasi tinggi biasanya untuk pasien yang kronik, dan untuk anak diberikan konsentrasi rendah saja.

  • ANTIHISTAMINES Digunakan untuk menghentikan gatal yang disebabkan oleh pruritis DA. Karena pruritis sering terjadi pada malam hari, AH dapat mencegah rasa gatal di saat tidur. Contoh obat : hydroxyzine diphenhydramine doksepin 5% Dosis : 10-75 mg pada malam hari dan 75 mg dua kali sehari untuk dewasa.

  • TOPICAL IMMUNOMODULATORS Mekanisme kerja : Obat ini akan menghambat kalsineurin yang secara normal menginisiasi aktivasi selT. Dapat digunakan untuk jangka panjang dan pada seluruh bagian tubuh tanpa takut adanya efek samping.

  • TAR PREPARATIONSKrim tar dapat mengurangi gatal dan inflamasi kulit. Produk ini digunakan dalam bentuk kombinasi dengan kortikosteroid oral, sehingga kortikosteroid konsentrasi rendah dapat menjadi lebih efektif, dan biasanya setelah itu dilanjutkan dengan terapi menggunakan sinar UV. Biasanya pasien disarankan untuk menggunakannya sebelum tidur dan mencucinya setelah bangun tidur

  • TERAPI UNTUK KONDISI REFRACTORY Wet Dressing with Occlusion Menggunakan pakaian yang bertujuan untuk menghangatkan seperti jaket dapat menyebabkan gatal-gatal, umumnya di malam hari. Ultraviolet Light Terapi UV B dengan panjang gelombang pendek dapat bermanfaat untuk terapi DA recalcitrant kronik. Terapi UV A intensitas tinggi dapat digunakan dalam kondisi akut. Fotokemoterapi dengan metoksipsoralen oral diikuti dengan UV A direkomendasikan untuk pasien dengan DA yang telah meluas. ES : eritema dan pigmentasi hingga penuaan dini dan kanker

  • Systemic Immunosuppresants Pemberiannya dapat berhubungan dengan gangguan sel T dengan berhubungan dengan sel langerhans, eosinofil, sel mast, agent imunosupresant secara logis digunakan untuk treatment DA. ES dapat terjadi. Systemic Corticosteroids Kortikosteroid oral, seperti prednisone, diindikasikan sebagai obat DA kronik. ES untuk jangka panjang : hipertensi, keterlambatan pertumbuhan, dan kehilangan kesenangan.

  • Cyclosporine Siklosporin oral dapat digunakan sebagai terapi jangka pendek untuk berbagai jenis DA yang berbeda, dan biasanya digunakan dengan dosis 5mg/kg/hari, dan 3mg/kg/hari dapat digunakan pada anak. ES : nyeri perut, sakit kepala, toksisitas ginjal dan menyebabkan kanker untuk jangka panjang. Azathioprine Azatiotropin sebuah analog purin, penggunaanya susah dikontrol, dan regimen yang tidak begitu jelas sehingga dosis sulit untuk ditentukan. ES : mielosupresi, hepatotoksik, dan kerusakan lambung,

  • Antimetabolites Mycopphenolat mofetil (MMF), digunakan untuk mencegah gejala DA dengan penggunaan jangka pendek. Digunakan dengan hati-hati dan tidak dilanjutkan lagi jika tidak ada respon 4-8 minggu setelah terapi. Metotreksat, obat ini dapat digunakan untuk DA, efektivitasnya tampak jika digunakan 2,5mg/hari 4x seminggu. ES : hepatotoksik, toksisitas pulmonary, dan toksisitas GI.

  • Interferon-Interferon gamma dikenal sebagai inhibitor sel Th2juga dapat memperbaiki kondisis klinik penderitaDA. Pengontrolan penggunaan sangat diperlukansecara rutin sebelum dan setelah menggunakanobat ini untuk terapi DA.

  • EVALUASI HASIL TERAPITergantung kepada keparahan DA, beberapa pasien membutuhkan terapi meintenance berupa kortikosteroid topikal dengan dosis rendah, tapi penggunaannya ada yang menimbulkan efek samping.Pasien dengan usia lebih dari 16 tahun harus melakukan tes kulit, untuk mengetahui penyebab DA dan ini dilakukan selama terapi