desain interior douce france bakery & cafe
TRANSCRIPT
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
KODE MATA KULIAH : ISI 128
DESAIN INTERIOR
DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE
JLN. MOH. YAMIN NO 6 DENPASAR - BALI
Oleh
Nur Alyani Moeliono
NIM : 2006.05.027
Program Studi Desain Interior
Jurusan Desain
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
2011
ii
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
KODE MATA KULIAH : ISI 128
DESAIN INTERIOR
DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE
JLN. MOH. YAMIN NO 6 DENPASAR - BALI
Karya Tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Seni
pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Oleh
Nur Alyani Moeliono
NIM : 2006.05.027
Program Studi Desain Interior
Jurusan Desain
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
2011
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Pengantar Karya Tugas Akhir ini disusun oleh
Nama : Nur Alyani Moeliono
NIM : 2006.05.027
Program Studi : Desain Interior
Jurusan : Desain
DESAIN INTERIOR
DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE
JLN. MOH. YAMIN NO 6 DENPASAR - BALI
Telah diperiksa untuk diuji sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni pada
Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Denpasar, 22 Juni 2011
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M. Kes D.A Sri Suasmini, S.Sn, M.Erg
NIP. 196403241990031002 NIP. 132300931
iv
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAGA
Pengantar Karya Tugas Akhir ini disusun oleh
Nama : Nur Alyani Moeliono
NIM : 2006.05.027
Program Studi : Desain Interior
Jurusan : Desain
DESAIN INTERIOR
DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE
JLN. MOH. YAMIN NO 6 DENPASAR - BALI
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Sarjana Fakultas Seni Rupa
dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tanggal………………………...
dan dinyatakan sah.
Dewan Penguji
Nama Lengkap NIP Tanda Tangan
Ketua Sidang Prof. Dr. Drs. I Nym Artayasa , M. kes 1964032441990031002
Sekertaris D. A Sri Suasmini , S.Sn, M.Erg 132300931
Penguji Utama Drs. I Made Susila Patra, M.Erg 194810041981031001
Anggota Drs. A.A Gede Rai Remawa, M.Sn 196412311990031030
Anggota Drs. A. A. Gde Ardana 132006556
Mengesahkan Mengetahui
Denpasar,……………………… Ketua Jurusan…………………….....
Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia Denpasar Institut Seni Indonesia Denpasar
Dra. Ni Made Rinu, M. Si Prof. Dr. Drs. I Nym Artayasa, M. kes
NIP. 195702241986012002 NIP. 1964032441990031002
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan pengantar karya Tugas Akhir ini
dengan baik dan lancar walaupun masih banyak kekurangan yang perlu dikoreksi
dan diperbaiki.
Karya tugas akhir studio dengan judul “ Desain Interior Douce France
Bakery & Cafe“ merupakan persyaratan mata kuliah Tugas Akhir. Adapun tujuan
dari penulisan karya tugas akhir studio ini adalah untuk memenuhi persyaratan
akademik sebelum menempuh ujian akhir untuk mencapai gelar kesarjanaan
Strata Satu (SI) pada Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia
Denpasar.
Penulisan tugas akhir karya studio ini tidak lepas dari dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini diucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah membantu
terwujudnya tugas akhir studio ini antara lain :
1. Bapak Prof. Dr. Wayan Rai selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar.
2. Ibu Dra. Ni Made Rinu, M. Si, selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia Denpasar.
3. Bapak Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M. Kes, selaku ketua jurusan Desain
Institut Seni Indonesia Denpasar sekaligus menjadi Pembimbing 1 yang telah
membimbing selama proses pengerjaan tugas akhir ini berlangsung
4. Bapak Drs. Cok Gde Rai Padmanaba, M.Erg, selaku Ketua Program Studi
Desain Interior.
5. Bapak Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn, selaku pembimbing akademis yang
telah membimbing selama masa kuliah,
6. Ibu D.A Sri Suasmini, S.Sn, M.Erg selaku pembimbing II yang selalu
memberi masukan dan saran yang bermanfaat bagi penulis selama proses
pengerjaan tugas akhir.
7. Bapak Dharma selaku pemilik bangunan di Jalan Moh. Yamin No 6 yang
digunakan pada kasus.
vi
8. Alliance Francaise yang telah memberi data dan informasi untuk mendukung
laporan Tugas Akhir.
9. Bapak, Ibu dan kaka kiki selaku keluarga yang telah memberi dukungan
semangat, doa dan materil dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini.
10. Teman serta sahabat-sahabat yang telah memberi semangat dan dukunganya.
11. Perangkat yang penulis gunakan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Semua pihak yang turut membantu kelancaran proses penyusunan Tugas
Akhir yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Disadari bahwa tugas akhir karya studio ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu sangat diharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaannya.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih
Denpasar, 20 Juni 2011
Penulis
vii
ABSTRAK
Nur Alyani Moeliono
Desain Interior Douce France Bakery & Café
Jln. Moh. Yamin No.6 Denpasar -Bali
Persaingan bisnis kuliner di Bali cukup menjamur salah satunya adalah
bakery. Oleh karena itu bakery di era sekarang sudah berkembang pesat di Bali.
Perkembangan gaya hidup membuat bisnis bakery menciptakan image baru,
munculah gagasan pemakaian kata Café dibelakang nama sebuah bakery.
Menjadikan bakery bukan lagi sekedar sebagai tempat penjualan roti tetapi juga
digunakan sebagai tempat berkumpul dan bertemu rekan bisnis sambil menikmati
makanan dan minuman yang tersedia. untuk menarik perhatian para pengunjung
salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat suasana yang
menarik dan berkonsep. Kondisi inilah yang menjadi peluang bagi Douce France
Bakery & Cafe untuk melakukan ekspansi mencari pasar baru.
Douce France Bakery & Cafe adalah tempat yang menjual roti-roti dan
kue khas Perancis yang berkualitas. Salah satu menu yang menjadi unggulan
adalah Croissant, yaitu sejenis roti yang merupakan roti khas Perancis (France
bread). Roti croissant ini dulu disebut roti bangsawan karena hanya disajikan dan
dipakai perjamuan raja dan ratu perancis di istana Versailles. Roti ini memiliki
sejarah, rasa dan bentuk yang unik yang membuat lebih istimewa dari yang lain.
Disamping ingin menampilkan suatu atmosfer dan suasana yang baru bergaya
Neoklasik. Desain yang ditampilkan mengambil karakteristik serta sejarah dari
croissant dan istana Perancis yaitu Versailles dengan perjamuan perjamuan
makannya.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Croissant du Versailles terpilih
menjadi konsep yang diaplikasikan pada Desain Interior Douce france Bakery &
Café. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengangkat Douce France
Bakery & Cafe untuk dijadikan sebagai studi kasus perancangan tugas akhir
mahasiswa.
Kata kunci : Desain, Interior, Douce France Bakery & Cafe, Croissant du
Versailles.
viii
ABSTRACT
Nur Alyani Moeliono
Interior Design Douce France Bakery & Cafe
Moh. Yamin Street No.6 Denpasar-Bali
Competition culinary business in Bali is quite flourishing one of them is
the bakery. Therefore bakery in the present era is booming in Bali. The
development of lifestyle makes bakery business to create a new image, comes the
idea of using the word behind the name of a bakery Café. Making the bakery no
longer merely as a place selling bread but also used as a place to hang out and
meet business associates while enjoying food and beverages are available. to
attract the attention of the visitors one way that can be achieved is by creating an
attractive atmosphere and concept. This condition is an opportunity for Douce
France Bakery & Cafe to expand their search for new markets.
Douce France Bakery & Cafe is a place that sells breads and cakes France
qualified. One of the menu that is seeded is the Croissant, which is a kind of bread
which is a typical French bread (France bread). Croissant bread was once called
the aristocracy because only meal served and used French king and queen in the
palace of Versailles. This bread has a history, taste and a unique shape that makes
it more special than others. Besides the atmosphere and want to display a new
atmosphere Neoclassical style. Featured designs take on the characteristics and
history of croissants and French palace of Versailles to the banquet banquet meals.
Based on this consideration Croissant du Versailles was elected as a
concept applied to the Interior Design Douce France Bakery & Café. Based on
this background the authors raise Douce France Bakery & Café to serve as a case
study design of the final assigment of students.
Key words: Design, Interior, Douce France Bakery & Cafe, Croissant du
Versailles.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN DAN LEMBAGA ........................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
ABSTRACT ................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii
DAFTAR FOTO ....................................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ................................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Pengertian Judul ............................................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.4 Batasan Desain ................................................................................................. 4
1.5 Tujuan dan Manfaat ......................................................................................... 4
1.6 Metode.............................................................................................................. 5
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 5
1.6.2 Metode Analisa Data ............................................................................... 6
1.6.3 Metode Desain ........................................................................................ 6
1.6.4 Proses Desain .......................................................................................... 8
1.7 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Bakery ................................................................................. 10
2.1.1 Pengertian Bakery ................................................................................... 10
x
2.1.2 Fungsi dan Peranan Bakery ..................................................................... 10
2.1.3 Kegiatan Bakery ...................................................................................... 10
2.1.4 Sejarah Bakery ........................................................................................ 11
2.1.5 Faktor Pemuas Pelanggan ....................................................................... 13
2.2 Tinjauan Tentang Perancis ............................................................................... 17
2.3 Tinjauan Tentang Cafe ..................................................................................... 18
2.3.1 Pengertian Cafe ....................................................................................... 18
2.3.2 Sejarah Singkat Cafe ............................................................................... 19
2.3.3 Macam-macam tipe Café Perancis .......................................................... 19
2.3.4 Sistem pelayanan pada Café ................................................................... 21
2.3.5 Program Ruang Café Secara Umum ....................................................... 24
2.4 Tinjauan Umum Douce France Bakery & Cafe .............................................. 25
2.4.1 Sistem Organisasi Ruang ........................................................................ 25
2.4.2 Sonasi dan Tata Letak ............................................................................. 26
2.4.3 Sirkulasi .................................................................................................. 27
2.4.4 Elemen Pembentuk Ruang ...................................................................... 27
2.4.5 Elemen PelengkapPembentuk Ruang ..................................................... 31
2.4.6 Unsur Utilitas .......................................................................................... 33
2.4.7 Fasilitas ................................................................................................... 39
2.4.8 Kajian Teori Warna ................................................................................. 44
2.6 Tinjauan Data Parameter .................................................................................. 45
BAB III KONSEP DESAIN
3.1 Konsep Desain ................................................................................................. 49
3.1.1 Latar Belakang Konsep ........................................................................... 49
3.1.2 Konsep Umum ........................................................................................ 50
3.1.3 Pengertian Gaya Dalam Desain .............................................................. 52
3.1.4 Sejarah Singkat Arsitektur Neoklasik ..................................................... 52
3.1.5 Konsep Khusus ....................................................................................... 55
3.1.6 Kriteria Desain ........................................................................................ 62
xi
BAB IV DATA dan ANALISA
4.1 Data Fisik ......................................................................................................... 65
4.1.1 Denah Lokasi .......................................................................................... 65
4.1.2 Situasi Site ............................................................................................... 66
4.1.3 Potensi Site .............................................................................................. 66
4.1.4 Denah Awal ............................................................................................. 67
4.2 Data Non Fisik ................................................................................................. 69
4.2.1 Struktur Organisasi ................................................................................. 70
4.2.2 Pola Aktivitas Civitas Douce France & Bakery ..................................... 72
4.3 Analisis dan Visualisasi Desain ....................................................................... 74
4.3.1 Kebutuhan Ruang .................................................................................... 74
4.3.2 Tabulasi Ruang........................................................................................ 85
4.3.3 Analisis Program Ruang ......................................................................... 85
4.3.4 Hubungan Antar Ruang........................................................................... 87
4.3.5 Analisis Sonasi dan Sirkulasi .................................................................. 88
4.3.6 Analisis Elemen Pembentuk Ruang ........................................................ 92
4.3.7 Analisis Pelengkap Pembentuk Ruang.................................................... 98
4.3.8 Analisis Fasilitas ..................................................................................... 100
4.3.9 Analisis Utilitas ....................................................................................... 102
4.3.10 Visualisasi Ruang .................................................................................. 107
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 109
5.2 Saran ................................................................................................................. 109
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
GAMBAR KERJA
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kegiatan Toko Roti ................................................................... 11
Gambar 2.2 Perkembangan Roti ............................................................................... 12
Gambar 2.3 Toko Roti Pertama ................................................................................ 13
Gambar 2.4 Perkembangan Roti ............................................................................... 13
Gambar 2.5 Daerah Champ Elsyess .......................................................................... 18
Gambar 2.6 Café Procope ......................................................................................... 19
Gambar 2.7 Pelayanan Table Service ....................................................................... 21
Gambar 2.8 Pelayanan Counter Service.................................................................... 22
Gambar 2.9 Pelayanan carry out service ................................................................... 22
Gambar 2.10 Pelayanan Self service ......................................................................... 23
Gambar 2.11 Organisasi ruang Linier ....................................................................... 25
Gambar 2.12 Door Size and Frame ........................................................................... 32
Gambar 2.13 penempatan Jendela............................................................................. 32
Gambar 2.14 Rak Majemuk dan display ditengah .................................................... 41
Gambar 2.15 Rak Pada Dinding dan Ruangan ......................................................... 41
Gambar 2.16 Display Toko Roti ............................................................................... 41
Gambar 2.17 Etalase Bertingkat dan Peletakan Barang............................................ 41
Gambar 2.18 Jarak Bersih Meja Bujur Sangkar dan Persegi Panjang ...................... 42
Gambar 2.19 Jarak Bersih Meja Bundar ................................................................... 42
Gambar 2.20 Kursi Tanpa Sandaran Tangan ............................................................ 43
Gambar 2.21 Tempat Duduk Lounge ....................................................................... 43
Gambar 2.22 Penjualan Tipikal Berdiri .................................................................... 43
Gambar 2.23 Dimensi fasilitas Rest Room ............................................................... 44
Gambar 3.1 Konsep Ruang ....................................................................................... 55
Gambar 3.2 Bentuk Croissant dan Aplikasi Dalam Desain ...................................... 56
Gambar 3.3 Interior Versailles .................................................................................. 57
Gambar 3.4 Warna-Warna Neo Klasik ..................................................................... 58
Gambar 3.5 Parket ..................................................................................................... 58
xiii
Gambar 3.6 Granit ..................................................................................................... 58
Gambar 3.7 Marmer .................................................................................................. 58
Gambar 3.8 Entrance Versailles ................................................................................ 59
Gambar 3.9 Palimanan Stone .................................................................................... 59
Gambar 3.10 Dinding versailless .............................................................................. 59
Gambar 3.11 Wallpaper Bunga................................................................................. 59
Gambar 3.12 Wallpaper Bunga................................................................................. 59
Gambar 3.13 Ceiling Versailles ................................................................................ 59
Gambar 3.14 Ceiling at Chambo Versailles ............................................................. 59
Gambar 3.15 ceiling Chateau Versailles .................................................................. 59
Gambar 3.16 Macam-Macam Produk Gaya Louis XVI Perancis ............................. 60
Gambar 3.17 Pencahayaan Alami Pada pagi Hari .................................................... 61
Gambar 3.18 Pencahayaan Buatan Pada Malam Hari .............................................. 61
Gambar 3.19 Contoh Penghawaan Alami ................................................................. 61
Gambar 3.20 Contoh Penghawaan Buatan ............................................................... 61
Gambar 3.21 Tirai Besar Gaya Neo Klasik .............................................................. 61
Gambar 3.22 Soft Furnishing Dengan Motif Bunga ................................................. 61
Gambar 3.23 Lampu Chandelier ............................................................................... 62
Gambar 3.24 Tempat Lilin dan Peri .......................................................................... 62
Gambar 3.25 Lukisan ................................................................................................ 62
Gambar 3.26 Wall Lamp ........................................................................................... 62
Gambar 3.27 Cermin ................................................................................................. 62
Gambar 4.1 Peta Rencana Lokasi ............................................................................. 65
Gambar 4.2 Konsulat Jenderal .................................................................................. 66
Gambar 4.3 Rumah Penduduk .................................................................................. 66
Gambar 4.4 Jalan Puputan Renon ............................................................................. 66
Gambar 4.5 Atinatur and Travel ............................................................................... 66
Gambar 4.6 Denah Existing Lantai 1 ........................................................................ 68
Gambar 4.7 Denah Existing Lantai 2 ........................................................................ 68
Gambar 4.8 Tampak Depan ...................................................................................... 69
Gambar 4.9 Tampak Samping .................................................................................. 69
xiv
Gambar 4.10 Sonasi Lt. 1 .......................................................................................... 89
Gambar 4.11 Sonasi Lt.2 ........................................................................................... 89
Gambar 4.12 Sirkulasi Lt. 1 ...................................................................................... 90
Gambar 4.13 Sirkulasi Lt. 2 ...................................................................................... 91
Gambar 4.14 Denah Lantai 1 .................................................................................... 92
Gambar 4.15 Denah Lantai 2 .................................................................................... 94
Gambar 4.16 Dinding entrance ................................................................................. 97
Gambar 4.17Dinding Sitting arrea, Tea room, Bakery, kasir, privat room, cheess
room and library ....................................................................................................... 97
Gambar 4.18 Dinding Kitchen, office dan Rest Room .............................................. 97
Gambar 4.19 Plafon di Area Bakery ......................................................................... 98
Gambar 4.20 Pintu pada Main Entrance ................................................................... 98
Gambar 4.21 Desain Jendela ..................................................................................... 99
Gambar 4.22 Kolom Klasik ...................................................................................... 99
Gambar 4.23 Desain Kursi ........................................................................................ 100
Gambar 4.24 Desain Meja......................................................................................... 101
Gambar 4.25 Desain Display Bakery ........................................................................ 101
Gambar 4.26 Arah Sinar Matahari ............................................................................ 102
Gambar 4.27 Bakery Area ......................................................................................... 107
Gambar 4.28 Seating Area ........................................................................................ 107
Gambar 4.29 private room ........................................................................................ 107
Gambar 4.30 Tea room ............................................................................................. 108
Gambar 4.31 Seating room ....................................................................................... 108
Gambar 4.32 Chees room .......................................................................................... 108
xv
DAFTAR FOTO
Foto 2.1 Display Bakery ............................................................................................ 45
Foto 2.2 Material Lantai ............................................................................................ 46
Foto 2.3 Jenis Lampu ................................................................................................ 46
Foto 2.4 Café Area .................................................................................................... 46
Foto 2.5 Café Area .................................................................................................... 47
Foto 2.6 Café Area .................................................................................................... 47
Foto 2.7 Café Area .................................................................................................... 47
Foto 2.8 Café Area .................................................................................................... 48
Foto 2.9 Café Area .................................................................................................... 48
Foto 2.10 Neo Klasik Colour .................................................................................... 48
Foto 2.11 Dekorasi .................................................................................................... 48
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Uraian Metode Desain ............................................................................. 7
Bagan 1.2 Proses Desain ........................................................................................... 8
Bagan 2.3 Table Service ............................................................................................ 21
Bagan 2.4 Counter Service ........................................................................................ 22
Bagan 2.5 Carry Out Service .................................................................................... 23
Bagan 2.6.Self Service ............................................................................................... 23
Bagan 3.1 Bagan Pemilihan Konsep ......................................................................... 50
Bagan 3.2 Bagan Konsep .......................................................................................... 51
Bagan 4.1 Struktur Organisasi .................................................................................. 70
Bagan 4.2 Pola Aktivitas Karyawan ......................................................................... 72
Bagan 4.3 Pola Aktivitas Konsumen Take Away Service ......................................... 73
Bagan 4.4 Pola Aktivitas Konsumen Counter Service ............................................. 73
Bagan 4.5 Pola Aktivitas Konsumen Table Service.................................................. 73
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ketentuan AC dalam Satuan BTU ............................................................ 34
Tabel 2.2 Stándar Lux .............................................................................................. 36
Tabel 2.3 Stándar Lumen ......................................................................................... 36
Tabel 2.4 Pengaruh Warna ........................................................................................ 45
Tabel 4.1 Analisis Kebutuhan Ruang ....................................................................... 84
Tabel 4.2 Tabulasi Jenis Ruang ............................................................................... 85
Tabel 4.3 Analisis Program Ruang .......................................................................... 86
Tabel 4.4 Hubungan Antar Ruang ........................................................................... 87
Tabel 4.5 Deskripsi fungsi dan pendekatan ruang .................................................... 88
Tabel 4.6 Keterangan Ruang ..................................................................................... 92
Tabel 4.7 Jenis Lantai ............................................................................................... 86
Tabel 4.8 Analisa Pencahayaan................................................................................. 105
Tabel 4.9 Analisa Penghawaan ................................................................................. 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbedaan kebudayaan pada setiap wilayah menciptakan ciri khas yang
berbeda di setiap bangsa khususnya dalam hal makanan. Budaya makanan banyak
memperoleh perhatian karena ciri khas yang berbeda-beda dan fungsinya sebagai
kebutuhan pokok manusia. Di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang
juga memilki ciri khas budaya makan. Namun seiring dengan perkembangan
jaman, terjadi perubahan pola makan masyarakat sebagai akibat adaptasi gaya
hidup yang diadopsi dari budaya barat. Contohnya seperti adaptasi masyarakat
dalam hal mengkonsumsi roti. Bangsa Perancis hampir setiap hari mengkonsumsi
roti lambat laun budaya makan roti ini diadopsi oleh Indonesia sehingga roti tidak
hanya sebagai makanan ringan tetapi juga sebagai makanan pokok pengganti nasi.
(Sedioetama, 1996).
Seiring dengan kemajuan teknologi dan pesatnya perkembangan gaya
hidup masa kini. Roti disajikan dengan beraneka ragam rasa, bentuk dan warna
yang lebih variatif dengan penyajian yang lebih menarik. Sehingga banyak orang
lebih memilih roti sebagai makanan pokok maupun sebagai makanan selingan.
Melihat latar belakang kebutuhan dan keinginan tersebut membuat bidang usaha
bakery menjadi berkembang dan banyak diminati masyarakat. Usaha bakery yang
ada sekarang lebih variatif, mulai dari toko roti rumahan yang menjual roti dalam
skala kecil, bakery berlabel asing yang menjual roti, pastry dan lainnya dibuat
dan dijual dari luar negeri Sampai dengan exclusive bakery yang menjual roti/
cake tertentu sesuai dengan konsep bakery tersebut. Hal ini terjadi pula di Bali
yang menjadi daerah favorit tujuan wisata dunia. Sebagian besar masyarakat bali
bahkan masyarakat luar Bali memanfaatkan peluang dari sektor pariwisata. Salah
satu sarana pariwisata di Bali yang berpotensi dikembangkan adalah wisata
kuliner.
2
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Persaingan bisnis kuliner di Bali cukup menjamur salah satunya adalah
bakery. Oleh karena itu bakery di era sekarang sudah berkembang pesat di Bali.
Perkembangan gaya hidup membuat bisnis bakery menciptakan image baru,
munculah gagasan pemakaian kata Café dibelakang nama sebuah bakery.
Menjadikan bakery bukan lagi sekedar sebagai tempat penjualan roti tetapi juga
digunakan sebagai tempat berkumpul dan bertemu rekan bisnis sambil menikmati
makanan dan minuman yang tersedia. Untuk menarik perhatian para pengunjung
salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat suasana yang
menarik dan berkonsep. Kondisi inilah yang menjadi peluang bagi Douce France
Bakery & Cafe untuk melakukan ekspansi mencari pasar baru.
Douce France Bakery & Cafe terletak di Jl.Moh Yamin Denpasar. Lokasi
ini berada pada tempat yang strategis karena terletak di pusat kota Denpasar.
Terletak di persimpangan jalan sehingga memudahkan jangkauan dari seluruh
penjuru kota Denpasar. Lokasi ini merupakan bangunan kosong 2 lantai yang
dialih fungsikan dan belum dimanfaatkan. Alih fungsi denah tersebut
menimbulkan tuntutan ruang baru untuk mewadahi segala aktivitas sebuah bakery
& café.
Douce France Bakery & Cafe adalah tempat yang menjual roti-roti dan
kue khas Perancis yang berkualitas. Salah satu menu yang menjadi unggulan
adalah Croissant yaitu sejenis roti yang merupakan roti khas Perancis (France
bread). Roti croissant ini dulu disebut roti bangsawan karena hanya disajikan dan
dipakai perjamuan raja dan ratu Perancis di istana Versailles. Roti ini memiliki
sejarah, rasa dan bentuk yang unik yang membuat lebih istimewa dari yang lain.
Disamping ingin menampilkan suatu atmosfer dan suasana yang baru bergaya
Neoklasik. Desain yang ditampilkan mengambil karakteristik serta sejarah dari
croissant dan istana Perancis yaitu Versailles dengan perjamuan perjamuan
makannya. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka “Croissant du Versailles”
terpilih menjadi konsep yang diaplikasikan pada Desain Interior Douce france
Bakery & Café. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengangkat Douce
France Bakery & Cafe untuk dijadikan sebagai studi kasus perancangan tugas
akhir mahasiswa.
3
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
1.2 Pengertian Judul
Untuk menghindari salah penafsiran mengenai judul “ Desain Interior
Douce France Bakery & Cafe di Jalan Mohammad yamin no 6 Denpasar”, maka
penulis akan menjelaskan sebagai berikut :
a. Desain adalah suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis
perancangan dimana titik beratnya adalah melihat sesuatu persoalan tidak
secara terpisah atau tersendiri, melainkan sebagai sesuatu kesatuan dimana
satu masalah dengan lainnya kait-mengait (Suptandar, 2003:2).
b. Interior berasal dari bahasa inggris, yang berarti ”bagian dalam” sering
dihubungkan dengan bangunan menjadi “bagian dalam bangunan”.
Selanjutnya kata ini sering dihubungkan dengan karya seni menjadi “seni
menata atau merias bangunan”(Echols, 2009:327).
c. Douce merupakan sebuah merk dagang dan nama sebuah toko roti yang
mengambil nama dari bahasa Perancis.
d. France adalah Perancis pengucapan (Soemargono, 1999:165)
e. Bakery adalah tempat menjual roti, toko roti (Echols, 2009:98).
f. Cafe berasal dari bahasa inggris yang mempunyai makna sebuah tempat
minum dan makan-makanan ringan, dimana pengunjungnya dihibur dengan
musik. Cafe juga dapat diartikan sebuah restoran kecil yang menyediakan
makanan dan minuman.
(Departemen Pendidikan nasional, 2008:429).
g. Jalan Mohammad Yamin no 6 adalah nama salah satu kawasan di Bali.
Daerah ini termasuk wilayah kotamadya Denpasar
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian judul pengantar karya ini adalah
merancang bagian dalam ruang Douce sebuah toko roti khas Perancis dan
menyediakan tempat minum dan makanan ringan yang terletak di jalan
Mohammad Yamin No 6 Denpasar.
4
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam Desain Interior Douce
France Bakery & Cafe ini adalah :
a. Bagaimana mendesain interior Douce France Bakery & Cafe agar dapat
memenuhi seluruh kebutuhan aktivitas civitas dengan baik?
b. Bagaimana mendesain interior Douce France Bakery & Cafe yang mampu
membuat daya tarik pengunjung dan menciptakan ruang melalui konsep
Croissant du Versailles ?
1.4 Batasan Desain
Untuk menghindari luasnya permasalahan maka pembahasan pada desain
interior Douce France Bakery & Cafe hanya meliputi Entrance Area, Bakery
Area, Cashier Area, Seating Area and Outdoor Area. Dipilihnya ruangan ini
karena hampir semua aktivitas pengunjung ada diruang ini. Serta unsur-unsur
interior pada Douce France Bakery & Cafe, yang meliputi zoning, sirkulasi,
desain penataan, lantai, dinding, plafon, serta furnitur dan sarana dekorasi lainnya.
1.5 Tujuan dan Manfaat
1.5.1 Tujuan
a. Bagaimana mendesain interior Douce France Bakery & Cafe agar dapat
memenuhi seluruh kebutuhan aktivitas civitas dengan baik.
b. Bagaimana mendesain interior Douce France Bakery & Cafe yang mampu
membuat daya tarik pengunjung dan menciptakan ruang melalui konsep.
1.5.2 Manfaat
a. Dapat menciptakan calon desainer yang profesional dan siap pakai.
Mahasiswa dapat menemukan dan mendapatkan pemecahan terhadap
permasalahan yang ada pada proses perencanaan..
b. Bagi mahasiswa dapat menambah wawasan tentang pengetahuan desain
khususnya yang berhubungan dengan France Bakery & Cafe.
5
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
1.6 Metode
Berkaitan dengan laporan Tugas Akhir ini, penulis melakukan beberapa
teknik pengumpulan data. Agar, dapat menyajikan data yang lebih sistematis dan
mudah dimengerti. Metode tersebut meliputi :
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan secara langsung terhadap suatu
objek dengan menggunakan seluruh panca indera, baik menggunakan
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto,
2010:178). Dalam desain ini proses pengumpulan data dimulai dari
mengamati langsung lokasi studi kasus mengenai objek yang akan dibahas
dan mencatat secara sistematis hal-hal yang berhubungan dengan kasus
Douce France Bakery & Cafe tersebut. Dalam metode observasi, penulis
mengamati desain-desain Bakery dan Cafe yang sudah ada dan
menerjemahkan kembali dalam bentuk tulisan dan gambar sehingga dapat
dimengerti dan digunakan dalam mendesain Douce France Bakery &
Cafe.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004:186). Wawancara tersebut
dilakukan dengan Pengelola Bali bakery yang digunakan sebagai
parameter yaitu Bpk.Nyoman dan Pemilik Alliance Francaise yaitu Ibu
Audrey. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai
Pelayanan dan penyajian bakery.
c. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010:231), dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dokumentasi
pada studi ini berupa kumpulan foto dengan kamera dari kasus maupun
6
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
parameter yang diperoleh berupa foto-foto ataupun image dari buku atau
media lainnya tentang unsur - unsur pembentuk ruang dan interior Bakery
& Cafe.
d. Kepustakaan
Metode kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang
memanfaatkan buku atau literatur sebagai bahan referensi untuk
memperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat para ahli dengan
mendapatkan kesimpulan tersebut sebagai metode tersendiri (Ary,
2005:165). Untuk menunjang terciptanya sebuah desain Douce France
Bakery &Cafe, maka penulis mencari data-data literatur yang berkaitan
dengan bakery serta konsep yang diambil dari berbagai buku-buku dan
media lainnya.
1.6.2 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah Metode
deskrisptif kualitatif. Penelitian dilakukan dengan melakukan analisa dan
pengamatan terhadap kebutuhan konsumen. Mengetahui kebutuhan pengguna
ruang melalui perilaku yang dilakukan dalam sebuah Bakery & Cafe, dilakukan
berdasarkan prosedur pengamatan fenomena sosial. Sehingga, hasil penelitian
yang didapatkan tidak bersifat statistik dan tidak ada aturan absolut dalam
mengolah hasil pengamatan (data). Penilitian ini memfokuskan pada studi kasus
yang merupakan penelitian lebih rinci terhadap objek tertentu secara mendalam
dan menyeluruh.
1.6.3 Metode Desain
Metode yang digunakan pada desain interior Douce France Bakery &Café
dalam mengkaji permasalahan desain yaitu menggunakan metode Glass Box
dengan prinsip cara menganalisis desain secara sistematik. Metode desain yang
mengacu pada metode Glass Box dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Input
Di mana desainer mengumpulkan data studi kasus yang ada di lapangan
7
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
(data ruang, fasilitas, aktivitas dan civitas) sebagai input.
b. Data diklasifikasi dan dianalisis
Setelah data didapat kemudian data dianalisis berdasarkan data literatur
dan parameter.
c. Dibuat sintesis atau kesimpulan sementara
Data yang sudah dianalisis akan muncul kesimpulan sementara berupa
gagasan desain.
d. Evaluasi
Dengan munculnya gagasan desain, kemudian dievaluasi untuk
mewujudkan desain yang mampu menyelesaikan masalah yang ada
sebelumnya.
e. Output
Hasil proses berpikir sebelumnya akan timbul sebuah desain dan siap
untuk diwujudkan.
Metode ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Bagan 1.1 Uraian Metode Desain
Analisis
Sintesis
Evaluasi
Evaluasi
Input
Output
8
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
1.6.4 Proses Desain
Data lapangan yaitu data fisik dan data non fisik serta permasalahan yang
terdapat dalam studi kasus Douce France Bakery &Café mengacu pada literatur
(sumber dari pustaka) dan parameter berupa gambar foto sebagai pembanding
dengan desain lainnya. Pemilihan konsep disesuaikan dengan permasalahan studi
kasus dan parameter. Dari konsep kemudian dilanjutkan dengan analisis dan
sintesa menghasilkan gagasan ide, gambar pra desain dan alternatif desain. Hasil
akhir berupa wujud Desain seperti animasi atau maket dari studi kasus.
Bagan 1.2 Proses Desain
Douce France Bakery & Cafe
7
FEED BACK CONTROL
DESAIN
DATA LITERATUR
DATA PARAMETER
DATA LAPANGAN
(Fisik & Nonfisik)
IDENTIFIKASI MASALAH
ANALISIS
ALTERNATIF DESAIN
STUDI KASUS : DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE
SINTESIS
KONSEP
GAGASAN IDE
9
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Berdasarkan uraian diatas menggunakan metode Glass Box karena perancang
menggunakan aturan-aturan yang sudah ada dan menggunakannya di dalam
mendesain Douce France Bakery &Cafe.
1.7 Sistematika Penulisan
Pengantar Karya Tugas Akhir dengan kasus Douce France Bakery & Cafe
ini disusun dengan urutan sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Menguraikan tentang latar belakang pemilihan objek kasus Douce France Bakery
&Cafe, pengertian judul, penjabaran rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
dan sasaran penulisan, metode yang digunakan dalam penulisan pengantar karya,
serta sistematika penulisan.
Bab II. Tinjauan Pustaka
Menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan secara langsung dengan kasus
Douce France Bakery & Café , yaitu roti, bakery, cafe, serta mengenai Perancis
secara umum dan teori-teori desain interior yang digunakan dalam proses desain.
Bab III. Konsep Desain
Menguraikan konsep desain yang digunakan dalam desain interior Interior Douce
France Bakery & Café . Didahulukan dengan latar belakang pemilihan konsep,
aplikasi konsep secara langsung dalam desain serta kriteriadesain yang digunakan
dalam perancangan.
Bab IV. Data dan Analisa
Menguraikan tentang data kasus yang diambil, yaitu mengenai data non fisik serta
data fisik dari Douce France Bakery & Cafe. Kemudian dilakukan analisa
terhadap kebutuhan ruang, elemen pembentuk ruang, elemen pelengkap
pembentuk ruang, fasilitas, utiltas dan dekorasi.
Bab V. Penutup
Menjawab dan menyimpulkan permasalahan yang telah dirumuskan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Bakery
2.1.1 Pengertian Bakery
` Bakery berasal dari kata “ Baker is a person hose work or business is
baking bread, pastry, et cetera.” Artinya baker adalah orang yang bekerja untuk
membuat roti, pastry, dan yang lainnya. Sedangkan bakery adalah tempat dimana
produk roti, pastry dan lainnya dibuat dan dijual. (Neufeldt, 1995:34)
Menurut Calvin Andersen dalam situs Bakery Indonesia Magazine
menjelaskan bahwa Bakery merupakan bagian dari pastry yang bertanggung
jawab pada pembuatan bread, Danish, croissant dan produk yang lain dan
disajikan setelah dioven atau baking. Pada bakery setelah proses cooking masih
diperlukan penanganan lagi seperti memberi rasa dan tampilan sesuai dengan
keperluan. (Andersen, Desember 2010:Pages 2).
2.1.2 Fungsi dan Peranan Bakery
a. Membuat produk untuk breakfast, buffet, a la carte dan produk untuk
dijual.
b. Membuat produk yang dipesan khusus oleh tamu. (Neufeldt, 1995:36)
2.1.3 Kegiatan Bakery
Kegiatan bakery yaitu untuk memperkenalkan produk roti lalu dijual
beserta biasanya dilengkapi dengan kue-kue manis lainnya. Dalam hal ini terjadi
arus informasi dari satu pihak yang satu pada pihak lainnya, yaitu pihak
konsumen dan pihak produsen. Dengan demikian maka terjadilah transaksi
penjualan sesuai kebutuhan konsumen. Keterlibatan pada kejadian tersebut diatas
adalah adanya kegiatan pengelola bakery dan pengunjung.
Adapun pembagian ruang dan ruang usaha yang terdapat pada bakery.
Ruang penyimpanan untuk bahan-bahan dan bahan baku, ruang kebutuhan untuk
penyimpanan (rak/lemari), ruang untuk jalan, untuk gudang minimal 8-15m2.
11
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Pemisahan ruang kerja dilakukan pada toko roti dan kue. Toko roti memerlukan
suhu yang hangat dan lembab sedangkan kue memerlukan suhu yang dingin. Toko
roti mempunyai ruang sebagai berikut: ruang adonan, tempat penyiapan adonan,
tempat pembakaran, dan tempat roti-roti yang sudah siap. Diperlukan ruang
tersendiri untuk peralatan, untuk pemakaian, pengerjaan, gudang dan tempat
penyimpanan. (Neufert, 2002:59)
Berikut ini Skema kegiatan pada sebuah bakery :
2.1.4 Sejarah Bakery
Orang Perancis mengatakan bon comme le tain yang berarti bahwa
sesuatu yang baik disamakan dengan roti (as good as bread ). Orang arab
mengatakan bahwa roti adalah pemberian Allah. Bagi sebagian besar penduduk di
dunia, roti adalah makanan dan kehidupan. Roti adalah salah satu makanan tertua
di dunia. Sejarah roti yang panjang konon berawal dari Mesir dan Mesopotamia
pada tahun 2600 SM. Saat mereka menemukan cara lain untuk menikmati
gandum. Gandum yang awalnya dikonsumsi langsung ternyata dapat dilumat
bersama air sehingga membentuk pasta. Lalu menjadi adonan yang sudah basi
atau sour dough. Sour dough didapatkan dari adonan sisa kemarin yang tidak
dibuang tapi ikut digunakan dalam adonan hari ini., dengan mencampur adonan
sour dough menghasilkan roti yang lebih mengembang. Cara tersebut menjadi
titik awal pengembangan teknik membuat roti. Dari Mesir inilah sekitar tahun 100
SM bangsa Yunani mengambil teknologi pembuatan roti. Di Roma bahkan roti
Gambar 2.1 skema kegiatan toko roti
Sumber : Neufert, 2002 : 59
12
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
dan gandum lebih penting dari daging. Saat itu warna roti membedakan „kelas‟
dalam masyarakat. Semakin gelap warna roti yang dikonsumsi semakin rendah
status sosialnya. Hal ini dikarenakan tepung putih yang mahal. Karena roma seni
baking menjadi terkenal diseluruh Eropa termasuk Perancis.
(Yanuarthi 2008:2-7)
Perancis menjadikan roti sebagai makanan yang dianggap penting oleh
masyarakatnya. Awal mulanya adalah semenjak roti diperkenalkan di Perancis
oleh seorang putri keturunan Austria dan Perancis bernama marie antoinette pada
tahun 1755.Seorang ratu Perancis yang menikah dengan raja louis XVI Dia
memperkenalkan roti croissant yang sekarang menjadi terkenal di Perancis bahkan
seluruh dunia. Setiap pagi dia selalu membuat roti kegemarannya itu dan
memperkenalkannya kepada seluruh istana Versailles. Raja louis XVI menyebut
croissant sebagai makanan yang menyenangkan. Dulu roti croissant dinamakan
roti bangsawan karena hanya dikonsumsi di istana Versailles dan menjadi
makanan favorit raja dan ratu Perancis pada masa itu. Croissant merupakan roti
yang paling mempunyai sejarah panjang sebagai penghormatan atas croissant dan
warisan marie antoinette Perancis memperingati Le decret pain sebagai
penghargaan kepada marie antoinette sebagai sebagai pahlawan tanpa tanda jasa
untuk makanan perancis yaitu roti croissant. Croissant sering disebut roti yang
fantastis. (Halliday, 2010:56)
Auguste Zang seorang perwira arteri pertama kali membuka toko roti pada
tahun 1839 di Perancis dengan nama Boulangerie Vienoisse. Boulangerie yang
artinya toko roti dan Vienoisse sendiri artinya beruas-ruas. Ciri khas pada Toko
roti ini adalah toko roti yang tepat adalah di sebelah kiri dan salon de the’ yang
Gambar 2.2 Perkembangan Roti
Sumber buku roti zaman purba&masa kini, 2008
13
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
artinya tea room tempat menikmati teh di sebelah kanan Toko roti ini memiliki
keunggulan roti croissant nya yang membuat roti croissant ini semakin terkenal
dan populer di kalangan masyarakat Perancis dan seluruh dunia. (Chevallier,
2009:94)
Pada tahun 1872 seorang kebangsaan Perancis berhasil mengembangkan
ragi secara besar-besaran di pabrik. Sejak saat itu orang mulai meninggalkan cara
lama dalam pembuatan roti dan menggunakan cara baru dalam pengembangan
roti. Sampai sekarang pun ragi masih tetap digunakan dengan daya kembang yang
semakin lama semakin sempurna.perkembangan tersebut menjadi sebuah sistem
pengiriman, penjualan ke rumah-rumah, dikarenakan permintaan terus meningkat
berkembanglah toko-toko roti di pinggir jalan dengan kreasi produknya masing-
masing. (Chevallier, 2009:94)
2.1.5 Faktor Pemuas Pelanggan
Ada tiga kebutuhan pokok pelanggan yang harus dipuaskan dan
semestinya dapat digunakan sebagai pedoman pengukuran kepuasan pelanggan,
yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan praktis dan kebutuhan fungsional.
Gambar 2.3 toko roti pertama Boulangerie Viennoise
be
”boulangerie vienoisse”
Gambar 2.4 Perkembangan Roti
Sumber buku roti zaman purba&masa kini,
14
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
a. Kebutuhan fisik antara lain lay out toko, penataan barang sampai toilet
pelanggan.Setiap pelanggan yang akan masuk ke sebuah toko untuk
keperluan melihat-lihat, mencari barang yang akan dibeli atau keperluan
lain selalu mempertimbangkan lay out toko dan kelegaan menikmati
semua bagian toko. Harapan pemilik, membuat lay out yang optimal dapat
memberi eye catching (pandangan mata) positif, yang akhirnya akan
menimbulkan dampak hallo effect (kesan yang tidak mudah hilang) positif
bagi setiap pelanggan untuk langsung berbelanja. Setiap masuk ke bagian
dalam toko, tahap berikut yang dilakukan konsumen ialah melihat
penataan (display) barang-barang yang dijual. Display product atau visual
merchandising dapat mempengaruhi perilaku pelanggan. Pelanggan dapat
tertarik, melirik, melihat dengan seksama, dan berpikir-pikir sampai
akhirnya mengambil barang dari rak yang ada dan membawanya ke kasir.
Display product dapat dioptimalkan melalui gradasi warna, ukuran dan
kelengkapan dalam satu rak.
b. Kebutuhan praktis adalah hal-hal yang berhubungan dengan barang (harga,
kualitas dan manfaatnya)
c. Kebutuhan Fungsional adalah hal-hal yang dapat dipenuhi dari pelayanan
petugas front line (keramahan, kesigapan dan kepedulian). Petugas di
front line harus siap untuk ramah, hangat, cekatan, cepat tanggap, penuh
senyum, peduli dan rendah hati kepada setiap pelanggan. (Triyono,
2006:74).
menurut Triyono (2006:143), ada lima faktor yang perlu diperhatikan
secara seksama dan dapat menarik konsumen, yaitu:
a. Citra Toko (Store Image)
Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko
berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra
toko yang pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan
untuk loyal.
15
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
b. Kesan pertama adalah kesan yang paling lama bertahan dalam benak
pelanggan. Setiap sudut di dalam toko juga memerlukan sentuhan khusus
guna membangun citra toko. Dari setiap sudutlah kesan secara personal
dapat dibangun. Sudut yang dioptimalkan dengan presentasi yang
mengesankan akan semakin membuat pelanggan merasakan hal posittif
terhadap citra toko.
c. Aspek eksterior (signed, logo, nama toko, petunjuk, pesan logo/slogan
yang ditonjolkan) juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil,
kebersihan pintu masuk, keset (kalau ada), dan bagian depan toko juga
harus terus diupayakan.
d. Pajangan Depan (Window Display)
Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela samping (kiri dan
kanan) sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan.
Bahkan, banyak fakta menunjukkan bahwa pajangan di depan sangat
mempengaruhi perhatian pelanggan dan dapat mengundang mereka untuk
masuk ke toko.
e. Bagian Dalam Toko (Inside the Store)
Riset menunjukkan bahwa ketika pelanggan berjalan di toko, mereka
melihat dan mengamati hal-hal berikut:
1) Bagian depan saja
2) Melihat sejauh yang bisa dijangkau mata
3) Selalu dari kiri ke kanan
4) Sekedar menenangkan hati dan membebaskan kecurigaan
5) Sesuai garis horisontal dan berhenti di garis vertikal
6) Dari besar ke kecil, atas ke bawah dan dari terang ke gelap.
Pelanggan sangat sensitif terhadap space, mereka membutuhkan ruang
untuk privasi dalam rangka melihat-lihat. Apabila toko terlihat penuh dan
semrawut, pelanggan merasa tidak nyaman dan akan pergi. Jika toko terlihat sepi
dan kosong (kurang stok merchandise), pelanggan mungkin enggan masuk toko.
Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising (item barang lengkap,
16
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
keluasan, dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya), namun tidak
semrawut, cukup space untuk tempat konsumen melihat-lihat dan berkesan
mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli.
a. Gunakan Penerangan untuk Menciptakan Semangat Membeli Penerangan
atau lighting memainkan peranan yang sangat penting dalam hal visualisasi
merchandising. Penerangan bisa diartikan memperlihatkan. Ini untuk
menuntun pelanggan masuk ke seluruh bagian toko. Penerangan yang baik
sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan. Sebaliknya,
penerangan yang tidak ditata dan diperhatikan akan membuat toko tidak
menarik. Penerangan bahkan terbukti mampu manciptakan semangat membeli
pelanggan. Pelanggan yang semula tidak bersemangat membeli, dengan
lighting yang efektif, bisa tergerak hatinya untuk membeli. Penerangan juga
memiliki kualitas dan warna untuk memberikan gambaran terbaik bagi
merchandise toko. Bahkan, penerangan bisa dikatakan sebagai tenaga penjual
yang diam di dalam toko. Untuk menciptakan semangat membeli pelanggan,
dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang soft. Barang yang
ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar lebih
menarik pelanggan. Fakta membuktikan bahwa barang yang dipajang dan
diberi penerangan yang efektif selalu paling banyak dibeli oleh pelanggan.
Sekali lagi, penerangan sangat penting untuk dapat menarik dan menuntun
pelanggan, mengoptimalkan pajangan merchandise, membuat perhatian yang
fokus, menonjolkan aktivitas promosi, dan memperlihatkan lebih jauh tentang
isi toko kepada setiap pelanggan.
Dalam bukunya, Broudy (1986:55-58) mengatakan bahwa display yang
ada sebaiknya dapat menarik perhatian pengunjung yang datang ke tempat itu.
Peletakkan display juga harus memperhatikan jalur sirkulasi yang ada. Penataan
display sebaiknya di tempat terbuka atau dapat dibatasi dengan dinding partisi
yang tidak terlalu tinggi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menata
produk, yaitu:
a. Menganalisa karakteristik produk sebelum menatanya dalam rak display
b. Produk yang didisplay pada akhirnya menjadi pusat perhatian pengunjung
17
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
c. karena itu perhatikan dahulu lingkungan sekitarnya
d. Membuat alternatif display
e. Membuat tingkat display secara geometri
f. Sistem display dibuat sefleksibel mungkin untuk menghindari penataan
yang di luar jangkauan mata pengunjung.
2.2 Tinjauan Tentang Perancis
Perancis merupakan sebuah negara yang teritori yang terletak di Eropa
Barat. Ibu kota Perancis adalah Paris. Orang Perancis sering menyebut Perancis
Metropolitan sebagai L'Hexagone karena bentuk geometris teritorinya. Perancis
Metropolitan menempati wilayah seluas 547.030 km². wilayah negara terluas di
antara semua anggota Uni Eropa. Nama France berasal dari Francia Latin, yang
berarti tanah bangsa Frank atau Frankland. Secara Etimologi nama Frank berarti
bebas yang merujuk pada budak. Kata ini masih digunakan dalam bahasa Perancis
sebagai franc, juga digunakan sebagai penerjemahan Frank dan nama mata uang
lokal, hingga penggunaan euro pada tahun 2000-an. Tetapi, selain nama etnis
frank berasal dari kata frank, juga mungkin bahwa kata ini berasal dari nama etnis
frank, hubungannya adalah bahwa hanya frank, sebagai kelas yang berkuasa,
memiliki status warga merdeka. Hingga akhirnya nama ini diambil untuk seluruh
kerajaan sebagai kekuasaan sentral ditetapkan untuk seluruh kerajaan.
(Anonim, Wikipedia:2 april 2011)
Perancis dijuluki pusatnya dunia kuliner. Dimana sekelilingnya memiliki
penjualan yang fantastis dari bahan makanan di seluruh Perancis. Dimana hampir
sebagian besar reputasinya bersandar pada nama besar bakery, café dan
restaurant. Sebuah warisan dari jaman revolusi dimana para koki terdahulu harus
membuat sebuah racikan masakan baru untuk bertahan hidup. Warga paris sangat
perduli terhadap warisan resep makanan mereka terutama resep roti, sehingga
banyak sekali terdapat bakery dan cafe yang menyajikan sarapan, brunch, dan
makan siang. Salah satunya champ elsyess tempat ini sangat populer dikalangan
masyarakat dan turis dengan Outdoor Space bagi pengunjung, yang banyak ditiru
oleh café di seluruh dunia. (wilkins 1996:64)
18
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
2.3 Tinjauan Tentang Café
2.3.1 Pengertian Cafe
Kafe berasal dari bahasa Perancis café. Arti harafiahnya sebetulnya adalah
(minuman) kopi, tetapi kemudian menjadi tempat di mana seseorang bisa minum-
minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya. Di Indonesia, kafe berarti
semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik di mana seseorang bisa makan-
makanan ringan. Dengan ini kafe berbeda dengan warung.
Café adalah semacam restoran cukupan yang sifatnya tidak resmi dengan
pelayanan cepat, di mana para tamu mengumpulkan makananya di atas baki yang
diambil di atas counter dan kemudian membawanya ke meja makan.
(Marsum, 2000:8-11).
Café dikaitkan dengan kepariwisataan termasuk salah satu jenis restoran,
artinya usaha komersial yang ruang lingkup dan kegiatannya menyediakan
hidangan makanan dan minuman.( Peraturan pemerintah RI No. 34/PP/DPR
RI/1997, hal 2)
Café menurut Dictionary of English Language and Culture oleh Longman
adalah restaurant kecil yang melayani/ menjual makanan ringan dan minuman,
café biasanya digunakan oleh orang- orang untuk menghabiskan waktu/ istirahat
sejenak.
Café adalah tempat yang paling menyenangkan, dan yang mana satu
menemukan segala macam orang karakter yang berbeda.
(Broudy, E. 1986:43)
Gambar 2.5 Daerah Champ Elsyess
Bakery & Cafe persimpangan paling populer
di perancis
19
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
2.3.2 Sejarah Singkat Cafe
Café pertama kali didirikan di Constantinopel pada tahun 1950, kemudian
pada tahun 1672 seorang yang bernama Pascal menjual minuman kopi dalam
sebuah kedai pameran Saint-Germani, Paris. Dari situ ia memperkenalkan dan
meneruskan usahanya ke berbagai negara di Eropa. Eksistensi cafe terus
berkembang sehingga pengertian café menjadi berubah. Palais-Royal, Grands
Boulevard, Left Bank dan Bougant adalah cafe-cafe yang dibuat dalam nafas
modern mengikuti perkembangan jaman. (Cole, 1998:71).
Café selanjutnya berkembang di Eropa terutama di Paris. Cafe terletak di
penggir jalan biasanya berada di luar ruangan. Seiring perkembangan jaman, cafe
akhirnya memperhatikan interior dalam sistem pelayanannya.
Café dengan cepat menjadi bagian integral dari budaya Perancis dari
pemunculan pertamanya, berawal dari pembukaan Café Procope di tepi kiri tahun
1689 dan café Régence di Palais Royal setahun kemudian. Café di kebun
beberapa distrik menjadi populer pada abad ke-18, dan dapat dianggap sebagai
café teras pertama di Perancis, ini tidak akan terkenal hingga trotoar dan jalan
boulevard mulai muncul pada pertengahan abad ke-19. Café adalah perhentian
penting dalam perjalanan menuju atau dari kantor bagi banyak warga Perancis,
dan khususnya saat makan siang. (Porter, 2010:144).
2.3.3 Macam-macam tipe Cafe Perancis
Industri pelayanan makanan di Perancis terus berkembang dengan pesat
seiring kebutuhan serta tingkatan hidup masyarakatnya yang semakin meningkat.
Bermacam-macam jenis restoran dan cafe bermunculan dari yang paling
Gambar 2.6 Cafe Procope
Cafe tertua di perancis
20
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
sederhana sampai mewah. Kesemuanya dibedakan menurut jenis makanan yang
dijualnya atau cara pelayanannya.
a. Boulangerie pattiserie adalah menyediakan berbagai macam jenis roti dan
kue-kue manis.
b. Brassserie adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake
(kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan terbatas dan
tidak menjual minuman yang beralkohol.
c. Bistro Seringkali lebih kecil dari sebuah restoran dan sering kali
menggunakan papan kapur atau menu verbal. Banyak fitur masakan
daerah. hidangan terkenal dan menawarkan berbagai jenis minuman
beralkohol.
d. Bouchon Ditemukan di Lyon , mereka menghasilkan Lyonnaise masakan
tradisional, seperti sosis, pate bebek atau babi panggang. sangat
berorientasi pada daging. Ada sekitar dua puluh tradisional bouchons
bersertifikat resmi.
e. Salon de the adalah mirip dengan kafe di seluruh dunia. Seringkali disebut
Tearooms ini sering menawarkan pilihan kue dan tidak menawarkan
minuman beralkohol. Banyak menawarkan makanan ringan sederhana
seperti salad dan sandwich, teh, cokelat panas, dan chocolat à l'ancienne
(minuman cokelat populer) yang ditawarkan juga. tempat ini sering
bersebelahan dan menjadi satu dengan toko roti buka hanya sebelum
tengah hari untuk makan siang dan kemudian tutup sore hari.
f. Estaminet adalah restoran yang digunakan untuk menjadi tempat pusat
bagi petani, pekerja tambang, atau tekstil untuk bertemu dan
bersosialisasi. Bersamaan dengan minuman biasa (bir dan minuman
keras), orang bisa memesan masakan daerah dasar, serta bermain game
berbagai indoor. Estaminets ini hampir hilang, tetapi sekarang dianggap
sebagai bagian dari sejarah Nord-Pas-de-Calais, dan karena itu harus
dijaga dan dikembangkan. (Porter, 2010:25).
21
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
2.3.4 Sistem Pelayanan pada Café
Pelayanan harus mampu memberikan servis kepada konsumen dengan
baik sehingga konsumen merasa puas secara fisik dan psikologis yang berbeda
dengan cafe lain. Hal yang paling terpenting dalam pemberian kepuasan bagi para
tamu yaitu pelayanan. Adapun sistem yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut.
a. Table Service
Table Service adalah sistem pelayanan , dimana para tamu duduk di kursi
menghadap meja makan dan kemudian makanan maupun minuman
diantarkan, disajikan kepada para tamu tadi. Dalam hal ini yang
menyajikan makanan dan minuman adalah waiter/waitress.
b. Counter Service adalah suatu sistem pelayanan restoran bagi para tamu
yang datang langsung menuju ke counter. Apabila makanan dan minuman
yang dipesannya sudah siap maka akan disajikan kepada tamu tadi di atas
counter. Petugas yang menyajikan makanan dan minuman bisa waiter/
Bagan 2.3 Table Service
Gambar 2.7 pelayanan table service
Dapur Makanan dibawa ke
ruang makan Makanan disajikan
Sisa makanan
dirapikan
Sisa makanan
dibawa ke ruang
pembersihan
22
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
waitress atau langsung oleh juru masaknya. Pelayanan model ini lebih
praktis, hemat tenaga dan waktu. Counter di sini memiliki pengertian
meja panjang yang membatasi dua ruangan ruang dapur dengan ruangan
restoran.
c. Carry Out Service kadang-kadang juga disebut Take Out Service yaitu
pelayanan restoran kepada para tamu yang datang untuk membeli makanan
yang telah siap atau yang disiapkan terlebih dahulu, dibungkus dalam boks
atau kotak untuk dibawa pergi, jadi makanan dan minuman tidak dinikmati
Bagan 2.4 Counter Service
Gambar 2.8 pelayanan counter service
Gambar 2.9 pelayanan carry out service
Dapur Makanan
dinikmati di
ruang makan
Peralatan
dirapikan
Sisa makanan
dibawa ke
ruang
pembersih
Makanan
disajikan di
counter
Makanan
dibungkus
Makanan
dibawa
pulang
23
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
d. Self Service atau kadang-kadang disebut juga Buffet Service ialah suatu
sistem pelayanan restoran yang menghidangkan semua makanan secara
lengkap (dari hidangan pembuka, hidangan utama, hidangan penutup dan
sebagainya) telah ditata dan diatur dengan rapi di atas meja hidang atau
meja prasmanan. Para tamu secara bebas mengambil sendiri hidangannya
sesuai dengan selera maupun kesukaannya. Sedangkan untuk minuman
panas, seperti teh atau kopi, pada umumnya disajikan kepada para tamu
oleh petugas.
Dari keterangan di atas dapat dijelaskan urutan kegiatan makanan sebagai
berikut :
Bagan 2.5 carry out service
Makanan
dari dapur
Makanan
disajikan
pada
counter
Makanan
di ambil
dan
dinikmati
di meja
makan
Peralatan
makanan
dirapikan
Peralatan
dibawa ke
tempat
pembersih
an
Gambar 2.10 pelayanan self service
Bagan 2.5 Self service
Makanan
dimasak pada
dapur atau
meja konter
Makanan
dibungkus pada
konter
Makanan
dibawa pergi
24
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
2.3.5 Program Ruang Café Secara Umum
Menurut Fred Lawson, dalam bukunya yang berjudul Restaurant
Planning & Design, (1994:45) menjelaskan bahwa tata ruang restoran tentunya
dirancang dan dibangun dengan pertimbangan siklus kegiatan operasional dimulai
dari ruangan sebagai tempat melakukan kegiatan awal yakni penerimaan bahan
mentah kemudian diproses sampai dengan penyajiannya. Semua tahapan tersebut
memerlukan ruangan yang memadai. Oleh karena itu, persyaratan ruangan Café
dibedakan menjadi dua yaitu ;
a. Ruangan depan (Front Area), yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai
fungsi dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai
daerah pelayanan, seperti ruang makan, bar, cocktail lounge, ruang parker
tempat ibadah dan lain sebagainya. Persyaratan ruangan Cafe :
1) Luas area memenuhi standar
2) Penyekat antara Café dan dapur harus tahan terhadap api
3) Tersedianya pintu darurat dan tangga darurat
4) Selalu terpasang alat deteksi kebakaran
5) Pintu keluar masuk pelanggan dan pegawai harus terpisah
6) Cukup penerangan
7) Sirkulasi udara memadai dan tersedianya pengatur suhu udara
8) Bersih, rapi dan sanitasi (memenuhi syarat kesehatan)
9) Kualitas bahan bangunan memenuhi standar
10) Lay out ruangan yang tercipta mudah dirubah
11) Mudah untuk dibersihkan dan dirawat.
b. Ruangan Belakang (Back Area), yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai
fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, persiapan, pengolahan
produk makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktivitas kerja
bagi karyawan cafe dan sebagai daerah terlarang bagi pelanggan untuk
masuk ke dalamnya seperti dapur, gudang, tempat penumpukan sampah,
steaward area dan lain sebagainya. Sehingga syarat-syarat back area ;
1) Cukup Penerangan
2) Gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya
25
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
3) Lantai tidak licin dan dibuatkan selokan-selokan saluran pembuangan
air yang memadai dan lancar
4) Terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur
saluran air bersih lancar dan mencukupi
2.4 Tinjauan Umum Tentang Douce France Bakery & Café
2.4.1 Sistem organisasi Ruang
Ruang-ruang ini dapat berhubungan langsung satu dengan yang lain atau
dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. Bentuk organisasi
linier dengan sendirinya fleksibel dan cepat tanggap terhadap bermacam-macam
kondisi tapak. Bentuk ini bisa mengadaptasi adanya perubahan-perubahan
topografi, mengitari suatu daerah berair atau sekelompok pohon-pohon, atau
mengarahkan ruang-ruangnya supaya memperoleh sinar matahari dan
pemandangan. Bentuknya dapat lurus, bersegmen atau melengkung.
konfigurasinya bisa horizontal sepanjang tapaknya, atau diagonal menaiki suatu
kemiringan atau berdiri tegak sebagai sebuah menara (D.K.Ching, 1996:214-215 )
a. Sirkulasi Hubungan Jalan dengan Ruang Jalur dapat dikaitkan dengan
ruang-ruang yang dihubungkannya melalui beberapa cara, yaitu :
1) Melewati ruang
2) Konfigurasi jalurnya fleksibel
3) Integritas setiap ruang dipertahankan
4) Ruang-ruang perantara dapat dijadikan sebagai penghubung antara
jalur dengan ruang-ruangnya.
Gambar 2.11 Organisasi Ruang Linier
26
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
b. Konfigurasi Jalur linier memiliki jalan-jalan lurus dapat menjadi unsur
pengorganisir utama untuk satu sederet ruang-ruang. Disamping itu, jalan
dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain,
bercabang-cabang, atau membentuk putaran.
c. Bentuk Ruang Sirkulasi
Bentuk ruang sirkulasi beragam , disesuaikan dengan :
1) Definisi tiap batas-batasnya
2) Keterkaitan dengan bentuk ruang yang dihubungkannya
3) Kualitas skala, proporsi, pencahayaan, dan pemandangan
4) Pintu-pintu masuk
5) Perubahan atau perbedaan ketinggian dengan menggunakan tangga dan
ram.
Sebuah ruang sirkulasi dapat berbentuk tertutup dengan membentuk suatu
area publik atau koridor privat yang berhubungan dengan ruang-ruang yang
dihubungkannya melalui akses-akses masuk di dalam sebuah bidang dinding.
(D.K.Ching. 2000:91)
Cafe mempunyai ruang pokok yaitu ruang makan, disamping ruang-ruang
lain yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan antar ruang
tersebut mempunyai arti penting, sebab apabila setiap ruang yang ada tidak
tersusun menurut skala prioritas kebutuhan, maka pelaksanaan penyajian makanan
dan minuman akan terhambat. Hubungan ruang dalam cafe, seperti Bakery, ruang
makan akan berhubungan dengan dapur dan ruang kasir. Dimana ruang-ruang
tersebut mempunyai skala prioritas urutan kegiatan, efektivitas kerja,efektifitas
waktu, dan fasilitas yang akan digunakan dalam ruang tersebut. Pengaturan ruang
dalam bakery & cafe juga diusahakan agar dapat mengarahkan pengunjung
didalam melakukan aktifitasnya secara berurutan, mulai dari bagian penerimaan,
memilih, masuk dalam ruang makan dan minum hingga menuju pintu keluar.
2.4.2 Sonasi dan Tata Letak
Sonasi merupakan pengelompokan ruang atau pendaerahan ruang yang
27
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
dipengaruhi oleh hubungan atau pengorganisasian antar ruang. Untuk mendapat
komposisi ruang yang baik, diperlukan kesatuan bagian-bagian dalam ruang.
Kesatuan ini dapat diperoleh dengan pengaturan yang baik dan pandangan yang
serasi (Suptandar, 1994:236).
Lebih lanjutnya Suptandar membagi daerah-daerah dalam suatu bangunan
menjadi beberapa kelompok utama, yaitu :
a. Public Area
b. Private Area, yang masih bisa dibagi lagi menjadi Semi Private Area dan
Most Private Area.
c. Service Area
d. circulation Area
2.4.3 Sirkulasi
Dalam penataan fasilitas sebuah Bakery & Café juga tidak terlepas dari
unsur sirkulasi. sirkulasi merupakan ruang gerak atau jalur yang diatur untuk
menghubungkan, membimbing dan melintasi bagian-bagian tertentu didalam
bangunan atau ruangan untuk kelancaran bagian itu sendiri, yang berhubungan
dengan penghayatan obyek didalam ruang.
Dengan demikian pengertian dari sirkulasi, kaitannya dengan aktifitas
ruang adalah; pengarahan dan pembimbingan jalan atau tapak yang terjadi
didalam suatu ruang yang direncanakan. (Suptandar, 1982:57)
Didalam sebuah Café ada dua pokok pola sirkulasi yang saling
berhubungan , yaitu pola sirkulasi para staf dan pola sirkulasi pengunjung.
Mengenai sirkulasi staf, oleh fred Lawson diterangkan lalu lintas sirkulasi untuk
staf termasuk didalamnya untuk pelayanan meja, pelayanan bagian counter bila
digunakan dalam pelayanan umum (Lawson, 1994:171)
2.4.4 Elemen Pembentuk Ruang
a. Lantai
Lantai adalah elemen pembentuk interior yang tidak dapat dipisahkan dari
28
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
ruangan itu sendiri. Dari 3 elemen pembentuk interior, yaitu lantai, dinding,
dan plafond, lantai merupakan elemen yang mutlak harus ada. Lantai
merupakan bidang datar dan mempunyai dasar yang rata. Sebaiknya bahan
lantai dipilih berdasarkan pertimbangan baik fungsi maupun estetiknya
(D.K.Ching, 1996:180)
Berikut ini beberapa kriteria dalam memilih lantai pada restoran maupun cafe :
1) Tidak Licin
Sangat penting pada area sirkulasi (jalur pelayanan, tangga, entrance)
terutama pada waktu basah atau terkena tumpahan (air,lemak)
2) Tahan Lama
Tahan terhadap kerusakan karena terlalu sering dipakai berhubungan erat
dengan antisipasi terhadap umur lantai. Lantai yang permanen, walaupun
tahan lama tetap harus mempunyai sifat yang mudah untuk
dibersihkan/dikilapkan kembali di waktu mendatang.
3) Penampilan
Dalam hubungannya dengan fungsi ruang, tahan terhadap lalu lintas,
tahan terhadap kerusakan karena sering dipakai, tahan terhadap tumpahan
makanan,minuman, lemak, pewarna dan lekukan. Penting untuk menjaga
penampilan yang bersih dan rapi, diperlukan pembersihan rutin dan
pemenuhan akan pemeliharaan secara sebaik-baiknya.
4) Suara, kehangatan dan kenyamanan
Berhubungan dengan kehalusan dan kemampuan meredam suara dari
permukaan lantai dan dekorasi ruangan. (Lawson, 1994:127)
Beberapa bahan penutup lantai :
1) Karpet dan permadani : mencerminkan keindahan, kemewahan serta
menciptakan suasana yang hangat dan akrab. Dengan keuntungan dapat
memperlemah perambatan suara, sehingga karpet ini juga berfungsi
untuk meredam suara.
2) Terrazo : keuntungan dari penggunaan lantai terrazo adalah lebih
ekonomis dan indah.
29
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
3) Keramik : alasan pemilihan keramik karena mudah pemasangannya,
lahan lama, dan tahan terhadap suhu tertentu serta tahan terhadap
gesekan.
4) Floor hardener : lapisan penutup lantai cor-coran beton yang baik untuk
digunakan pada lantai yang tingkat abrasinya tinggi, serta tahan
tekanan.
b. Dinding
Dinding merupakan elemen arsitektur yang penting untuk setiap bangunan
baik sebagai unsur penyekat, pembagi ruang ataupun unsur dekoratif.
(D.K. Ching, 1996:183).
Dinding-dinding bangunan dari segi fisika bangunan mengemban beberapa
fungsi sebagai berikut :
1) Memikul beban diatasnya Sebagai pemikul, dinding harus kuat
bertahan terhadap tiga kekuatan pokok yaitu,
a) Tekanan vertikal dari beban atap
b) Tekanan horisontal, seperti tekanan mekanis dari fasilitas di dalam
ruangan.
c) Beban vertikal sering jauh melampaui ukuran tebal atau tipis
dinding, sehingga menimbulkan daya tekuk.
d) Bahaya tekuk biasanya diatasi dengan pemasangan pilar-pilar satu
batu diantara dinding-dinding yang kurang dari satu batu, atau
dengan dinding yang melintang
e) Untuk daerah-daerah yang kaya gempa bumi, seyogyanya kita
berusaha jangan memilih konstruksi dinding pemikul yang panjang
atau luas, jika tidak dibutuhkan sungguh-sungguh.
2) Fungsi penutup atau pembatas ruangan
Penutupan atau pembatasan itu menyangkut penglihatan visual
sehingga berkat dinding manusia dapat terlindung dari pandangan
orang lain yang tidak sepantasnya. Dinding biasanya menutupi
pandangan mata kesuatu ruangan, tetapi sebenarnya cara penutupan itu
30
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
sendiri harus berkebudayaan juga Sering cakup pandangan mata
disaring sedikit, dengan kerai, kisi-kisi tirai dan sebagainya.
3) Dinding juga berfungsi sebagai penutup ataupun pembatas ruang
pendengaran (audio).
4) Fungsi Keamanan
Keamanan tergantung dari unsur rumah yang paling lemah bukan
paling kuat. Kekuatan dinding hanyalah salah satu dari sekian banyak
mata rantai keamanan bangunan. (Mangunwijaya, 1981:340).
5) Warna dinding juga berpengaruh pada kesan ruang, warna-warna yang
mengkilat lebih banyak memantulkan sinar sebaliknya warna buram
kurang memantulkan sinar. Warna-warna yang terang memberikan
kesan ringan dan luas pada suatu ruang, sedangkan warna gelap
memberikan kesan berat dan sempit (Suptandar, 1982:46). Selain
warna, dinding juga merupakan bidang yang secara leluasa dapat dihias
sesuai dengan selera. Cara menghias dinding menurut Suptandar (1982:
30).
a) Membuat motif-motif dekorsi dengan digambar, dicat, dicetak,
diaplikasikan dan dilukis secara langsung didinding.
b) Dinding ditutup atau dilapisi dengan bahan yang ornamentik atau
dengan memasang hiasan-hiasan yang ditempel pada dinding
c. Plafond
Langit-langit yang tinggi cenderung menjadikan ruang terasa terbuka,
segar dan luas. Dapat juga memberi suasana agung atau resmi, khususnya
jika rupa dan bentuknya beraturan. Tidak sekedar menutup ruang tetapi
menjulang ke atas. Langit-langit yang rendah, sebaliknya, mempertegas
kualitas naungannya dan cenderung menciptakan suasana intim dan ramah.
(D.K.Ching, 1996:192-193)
Plafond atau langit-langit diperlukan untuk mencegah panas atap masuk
kedalam ruangan di bawahnya, baik secara radiasi maupun secara
konveksi. Atap yang panas akan memancarkan radiasi panas ketubuh kita,
31
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
sehingga menyebabkan tidak nyaman. Radiasi ini tidak dapat dicegah
dengan hembusan aliran udara, tapi dapat dicegah oleh langit-langit.
(Satwiko, 2004:22) . Tinggi rendahnya plafon akan mempengaruhi
kualitas ruangan, seperti halnya kesan dan suasana serta akustik ruang
(Suptandar, 1982:58).
Beberapa tipe yang dipergunakan untuk pelapis plafon dipilih dua hal
umum yaitu untuk perlindungan api dan penunjang akustik. Kesan-kesan
yang ditimbulkan oleh plafon menurut Suptandar (1982:67) sebagai
berikut ;
1) Ruang dengan langit-langit tinggi akan memberi kesan agung dan titik
penglihatan akan bergerak secara vertikal.
2) Ruang dengan langit-langit normal tidak lapang, tetapi tidak sempit.
Maka orang-orang di dalamnya akan didorong melakukan kegiatan:
duduk, bersantap dan kegiatan – kegiatan yang sifatnya teratur, terikat.
3) Ruang sempit langit-langit rendah dan intim. Maka orang-orang di
dalamnya akan didorong melakuakn kegiatan sebagai berikut : duduk,
bersantap, dan kegiatan-kegiatan yang sifatnya teratur, terikat.
2.4.5 Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang
a. Pintu Pintu dan jalan masuk memungkinkan akses fisik untuk kita sendiri,
perabot dan barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan dari satu
ruang ke ruang lain dalam bangunan. (D.K. Ching, 1996:220)
Penempatan pintu berpengaruh pada sistem sirkulasi yang dipergunakan,
pengarahan atau pembimbingan jalan. Bukaan pintu yang terletak pada
atau berdekatan dengan sudut-sudut, dapat membuat jalur-jalur melintas
disisi ruangan. Menempatkan bukaan pintu beberapa kaki dari sudut
memungkinkan perabot seperti unit penyimpanan ditempatkan menempel
di sepanjang dinding. Keberadaan pintu juga dapat mengendalikan jalan
keluar masuk cahaya, suara, udara, panas dan dingin (D.K. Ching,
1996:112).
Jalan masuk bisa dibuat lebar atau sempit. Itu tergantung dari kebijakan
32
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
yang dianut peritel. Kebijakan yang menganut “ingin menyenangkan dan
melayani” akan mengatur lebar jalan masuk yang membuat dua orang bisa
berjalan beriringan masuk sambil berpapasan dengan dua orang dari arah
berlawanan yang juga berjalan beriringan. Sebaliknya, jika kebijakannya
adalah “melakukan efisiensi”, lebar jalan akan diatur cukup untuk dua
orang berjalan berpapasan secara pas-pasan. Jalan masuk yang lebar
banyak dipakai oleh gerai kelas atas, sementara jalan masuk yang sempit,
banyak dipakai oleh gerai kelas menengah dan bawah.
b. Jendela
Jendela adalah salah satu bukaan ruang yang berfungsi sebagai
penghubung antara ruang dalam dan ruang luar baik secara visual maupun
sebagai sirkulasi udara dan cahaya pada ruang tersebut. (D.K. Ching,
1996:224). Susunan jendela yang kecil dan tinggi memberi kesan sesak
mengakibatkan perasaan seakan-akan tersekap dalam sel tahanan. Lain
halnya dengan jendela yang berukuran besar dan ditempatkan rendah akan
memberikan perasaan bebas. (Wilkening, 1989:43)
Gambar 2.12 Door Size & Frame
Sumber : Ernest and Peter Neufert,2003:185
Gambar 2.13 Penempatan Jendela
Sumber : Ernest and Peter Neufert
33
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Neufert (2003:117) menyarankan tentang bukaan jendela yaitu :
Jendela tinggi dapat memberi cahaya baik hingga ke dalam bagian dalam
ruangan. Jendela memanjang horizontal memberikan penyebaran cahaya
dengan baik ke arah samping terutama dekat jendela itu sendiri.
c. Tangga
Tangga dan lorong tangga merupakan sarana sirkulasi vertical antara
lantai-lantai dari suatu bangunan. Dua criteria fungsional terpenting dalam
pembuatan desain tangga adalah keselamatan dan kemudahan untuk
dinaiki atau dituruni. Tinggi dan lebar anak tangga harus sesuai dengan
gerak tubuh kita. Kemiringannya, jika curam dapat membuat proses naik
melelahkan secara fisik dan menakutkan secara psikologis dan dapat
menimbulkan bahaya pada saat menuruninya. Jika landai tangga harus
mempunyai injakan yang cukup lebar agar sesuai dengan lebar langkah
kita. (D.K.Ching 1996:228).
2.4.6 Unsur Utilitas
a. Penghawaan
Yang dimaksud dari penghawaan adalah suatu usaha pembaharuan udara
dalam ruang melalui penghawaan buatan maupun penghawaan alami
dengan pengaturan sebaik-baiknya dengan harapan untuk mencapai tujuan
kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Jumlah udara segar yang
dimaksudkan berguna untuk menurunkan kandungan uap air di dalam
udara, menghilangkan bau keringat, gas karbondioksida. Jumlah atau
kapasitas udara segar tersebut tergantung dari aktivitas, setiap tambahan
jumlah civitas, maka udara yang dimasukkan akan lebih besar (Suptandar,
, 1982:150).
Penghawaan juga terbagi menjadi 2, yaitu alami dan buatan, penghawaan
alami dapat memanfaatkan sistem cross ventilation. Sedangkan
penghawaan buatan dapat bersumber dari kipas atau AC.
34
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Perhitungan jumlah daya AC dalam satuan BTU :
KAPASITAS AC = PANJANG RUANGAN (P) X LEBAR RUANGAN
(L) X 500 BTU
Ketentuan:
DAYA AC/PK DAYA AC DALAM SATUAN BTU
1/5 5000
3/4 7500
1 9000
1 ½ 12000
2 16000
Adapun beberapa jenis AC menurut peletakkannya:
1) Mounted type: ditanam didalam dinding atau didalam plafon.
2) Ceiling type: ditanam di atas atau dipasang di langit-langit.
3) Custom floor type: diletakkan di atas lantai tanpa ada pemasangan
khusus.
4) Wall mounted type: ditanam didalam dinding.
5) Jenis AC sentral yaitu jenis AC yang memiliki pengontrolan dan
pengendalian yang dilakukan dari satu tempat saja.
(Suptandar, 1982 : 275)
Pada area dapur menggunakan exhaust (penyaring udara) untuk
menghindari asap yang berlebihan dan uap yang ada pada tempat
penyajian (Lawson, 1994:59)
b. Pencahayaan
Dalam penataan interior, dapat diciptakan berbagai suasana yang
dikehendaki melalui sistem pencahayaan lampu yang redup dan warna
lampu yang panas atau hangat yang akan memberikan suasana yang
Tabel 2.1. Ketentuan AC Dalam Satuan BTU
Sumber : Dokumentasi Mahasiswa
35
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
romantis. Pencahayaan yang digunakan terbagi atas dua bagian yaitu :
1) Pencahayaan Alami Karena sinar langsung matahari membawa serta
panas, maka cahaya yang dimanfaatkan untuk pencahayaan ruangan
adalah cahaya bola langit. Sinar langsung matahari hanya
diperkenankan masuk kedalam ruangan untuk keperluan tertentu atau
bila hendak dicapai efek tertentu. Oleh karena itu perlu diingat dua hal
penting yaitu:
a) Pembayangan untuk menjaga agar sinar langsung matahari tidak
masuk kedalam ruangan melalui bukaan. Teknik pembayangan
antara lain dengan memakai tritisan atau tirai.
b) Pengaturan letak dan dimensi bukaan untuk mengatur agar cahaya
bola langit dapat dimanfaatkan dengan baik.
c) Pemilihan warna dan tekstur permukaan dalam ruangan dan luar
untuk memperoleh pemantulan yang baik (agar pemerataan cahaya
efisien) tanpa menyilaukan mata.( Satwiko, 2004:80)
2) Pencahayaan buatan (artificial light) adalah segala bentuk cahaya
yang bersumber dari alat yang diciptakan oleh manusia, seperti : lampu
pijar, lilin, atau obor. Menghitung kebutuhan suatu ruang akan
pencahayaan buatan dihitung didasarkan pada luas ruang, luminan
(intensitas cahaya) serta iluminan (lux, arus cahaya yang datang pada
satu bidang). Diperlukan pedoman standar lux suatu ruang serta lumen
setiap jenis pencahayaan buatan untuk menentukan jumlah titik lampu.
Pencahayaan di daerah layanan makanan memerlukan cahaya yang
cukup khususnya sekitar meja kasir. Dalam layanan penyajian
memerlukan 400 lux, counter dan meja kasir memerlukan 600 lux.
( Lawson,1994:59).
Pencahayaan yang bagus juga perlu disediakan pada area-area
sirkulasi, dan terutama di atas anak tangga. Ada beberapa tingkat
penerangan berdasarkan kode penerangan, sebagai berikut :
a) Lobby memerlukan 400 lux.
36
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
b) Kantor memerlukan 300 lux.
c) Area cafe memerlukan 200 lux.
d) Anak tangga memerlukan 200 lux
Berikut adalah standar lux untuk bangunan dengan tinggi 3-5 m :
Serta berikut standar lumen pada lampu :
Toko dengan pencahayaan yang terang akan lebih sukses dan lebih
disukai konsumen dibandingkan toko dengan pencahayaan yang redup.
Tabel 2.2 Standar Lux
Tabel 2.3 Standar Lumen
37
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Pencahayaan di toko tidak hanya digunakan untuk menerangi produk yang
akan dijual tapi juga memainkan peran penting dalam tema, gaya, dan
desain toko.
1) Peran pencahayaan yang pertama pada toko untuk menarik perhatian
orang dengan memberikan efek pencahayaan yang dramatis,cahaya
yang berwarna dan luminair yang menarik.
2) Peran pencahayaan yang kedua pada toko adalah menerangi barang
yang dijual. Biasanya menggunakan lampu track atau menggunakan
jenis lampu pameran lainnya.
3) Peran pencahayaan penting yang ketiga pada toko adalah untuk
menyenangkan pengunjung dengan kesenangan.
4) Peran pencahayaan penting yang keempat pada toko adalah untuk
menerangi area kerja dari kegiatan petugas toko.
5) Peran pencahayaan penting yang kelima pada toko adalah mendukung
rasa bagi pembeli terhadap nilai dan harga barang yang dijual.
Beberapa cara untuk memberikan kesenangan bagi pengunjung :
1) Pencahayaan yang dramatis pada barang yang dijual, terutama pada
fitur yang dipamerkan.
2) Menggunakan luminair yang memiliki gaya yang dapat mendukung
tema arsitektur toko
3) Menggunakan teknik pencahayaan arsitektur seperti lampu cove dan
pencahayaan pada dinding untuk memunculkan atau mendukung
elemen desain interior atau desain arsitektur.
4) Menggunakan teknik pencahayaan yang sangat khusus seperti cahaya
optik fiber, cahaya yang bersifat theater, cahaya neon, dan cahaya yang
bergerak untuk memberi energi pada ruangan.
(Karlen. Benya, 2007:123)
Restoran / café adalah salah satu tempat dimana pencahayaan dapat
dipamerkan dan membuat pernyataan yang kuat. Dari luminair yang
38
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
menarik dan ornamental sampai warnadan efek cahaya khusus, restoran/
café menjadi tempat yang sempurna untuk menggunakan pencahayaan
sebagai media desain. Berikut ini pembahasan pencahayaan untuk restoran
atau café. Pada restoran/café bertema, kecenderungannya adalah
menggunakan banyak pencahayaan dekorasi bertema seperti lentera,
lampu gantung, chandelier. Restoran/café cepat saji tepat jika
menggunakan tingkat pencahayaan yang relative lebih tinggi dan merata,
sedangkan restoran mewah harus memilki pencahayaan yang berlapis dan
kontras antara tingkat pencahayaan pada area kerja dengan tingkat
pencahayaan ambient. (Karlen. Benya, 2007:106)
Kegiatan utama biasanya terdapat di meja yang diberi pencahayaan dengan
dua cara :
1) Oleh lampu meja pada tiap meja utama. Lampu dipasang pada meja
dan daya diberikan dari dinding. Lampu ini juga memberikan cahaya
pada ketinggian pandangan mata.
2) Oleh lampu sorot kecil bertegangan rendah pada meja lainnya.
c. Akustik
Akustik merupakan unsur penunjang dalam sebuah disain, karena akustik
memberi pengaruh luas dan dapat menimbulkan efek psikis dan emosional
bagi orang yang mendengarnya. Pengendalian akustik yang baik
membutuhkan penggunaan bahan dengan tingkat penyerapan yang tinggi
seperti pada lapisan permukaan lantai, dinding, plafon, luas ruang, fungsi
ruang, isi ruang, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak, karpet,
udara di dalam ruang dan pengaruh lingkungan sekitarnya, akustik yang
perlu diperhatikan dalam sebuah ruang untuk mampu meredam bunyi
bising yang ditimbulkan dengan persyaratan tingkat kebisingan 60 dB.
(Akustik Ling, 198:33).
Prosedur perancangan akustik ruangan
1) Mengenali fungsi utama ruangan
39
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
2) Mengenali lingkungan sekitar ruangan
3) Merancang detail (Satwiko, 2004:123)
2.4.7 Fasilitas
Dalam merancang fasilitas dan ilmu bentuk terdapat tiga prinsip ilmu yaitu :
a. Fungsi
1) Agar fungsi tercapai secara maksimal perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
2) norma tubuh manusia : ukuran fasilitas harus berdasarkan ukuran
tubuh manusia pemakai
3) norma penanganan : hal-hal peraktis yang berhubungan dengan
fasilitas saat dipakai, seperti tinggi laci dan sebagainya
4) norma benda : ukuran benda yang akan disimpan didalam fasilitas
5) norma industri : ukuran benda yang akan disimpan dan berhubungan
dengan perabot yang sudah mampunyai ukuran standar industri
6) Pemanfaatan ruang : ukuran-ukuran benda diperhatikan sehingga
ruang pakai benar-benar maksimal.
b. Konstruksi
Ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan konstruksi misalnya; sifat
bahan, ukuran bahan, peletakan bahan dan sebagainya yang berhubungan
dengan kekuatan, sebagai pendukung fungsi.
c. Proporsi
Dasar komposisi adalah sebagai berikut :
1) Garis : sebagai elemen dasar dari bidang. Untuk membentuk dan
mengkoreksi. Jenisnya adalah: garis vertikal, horisontal, diagonal,
patah dan lengkung
2) Sifat/reaksi garis, seperti : melebar, dingin, keras, lugas, tenang,
dinamis.
3) Susunan : yaitu teratur, tidak teratur, dan berbentuk
4) Irama; bentuk yang sama berulang-ulang tanpa irama. Monoton,
menimbulkan reaksi membosankan. Irama menghidupkan suatu
40
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
susunan melalui jarak, bentuk, arah, warna dan sebagainya.
5) Keseimbangan : untuk pemeriksaan akhir suatu komposisi, lebih baik
apabila ada keseimbangan (optis-lewat kesan pandang)
6) Warna : dasar reaksi warna adalah warna gelap dan warna terang
Warna gelap memiliki sifat : mempersempit, berat, menjauh, tidak
menonjol. Warna terang memiliki sifat : memperluas, ringan,
mendekat, menonjol. (Kristiani, 1995:14)
Berikut Dimensi standard fasilitas yang dibutuhkan dalam Interior Douce France
Bakery & Café.
a. Rak Pajang/ Display Bakery
Rak adalah komponen interior yang paling sering digunakan sebagai
wadah penyimpanan atau display barang-barang dagangan. Bukan saja
barang-barang tersebut harus dapat dijangkau secara antropometeri, namun
juga harus dapat dilihat dengan baik. Tinggi yang ditetapkan harus sesuai
dengan jangkauan genggaman vertikal serta tinggi mata.
Menurut Prabu wardono jenis sistem display pada toko dapat dibedakan
menjadi 3 jenis antara lain :
1) Display terbuka apakah barang dagangan itu dapat diraba, dibuka,
dicoba dan sebagainya. Untuk yang demikian pilihan sistem display
yang sesuai adalah display terbuka.
2) Display tertutup enclosed ada pula barang dagangan yang dapat dicoba
namun harus melalui pelayanan pramuniaga.untuk itu biasanya dipilih
display tertutup kaca. Salah satu pertimbangan pemilihan sistem
display yang demikian adalah faktor keamanan.
3) Wall system adalah sistem pajang pada dinding yaitu berupa rak/lemari
pajang yang dikembangkan pada bidang dinding atau masuk kedalam
dinding.
Bentuk display disesuaikan dengan bentuk, detail, dimensi dan berat
dari suatu barang dagangan yang akan dipajang. Bentuknya pun
disesuaikan apakah barang tersebut ditempatkan satu persatu pada rak
pajang, ditumpuk dan digantung.
41
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Gambar 2.14 rak majemuk dan display di tengah
Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 209
Gambar 2.15 rak pada dinding dan ruangan
Sumber : Ernst neufert. Arsitek data, 2002:39
Gambar 2.16 Display toko roti
Sumber : Ernst neufert. Arsitek data, 2002:38
Gambar 2.17 etalase bertingkat dan peletakan barang.
Sumber : Ernst neufert. Arsitek data, 2002:37
42
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
b. Seating Area
1) Meja
Terdapat bentuk-bentuk meja yang biasa digunakan dalam cafe
diantaranya bentuk persegi, bentuk bulat, bentuk elips dan bentuk
persegi panjang.
a) Bentuk Bujur sangkar dan persegi panjang
b) Bentuk Bulat
2) Kursi
Bentuk-bentuk kursi makan untuk sebuah cafe ada dua bentuk dasar
yang ditinjau dari sisinya, yakni kursi dengan sandaran tangan dan
kursi tanpa sandaran tangan dan tempat duduk bangket.
a) Kursi tanpa sandaran tangan
Gambar 2.18 jarak bersih meja bujur sangkar dan persegi panjang
Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003:142
Gambar 2.19 jarak bersih meja bundar
Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 143
43
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
b) Kursi dengan sandaran tangan
c. Cashier Area
Gambar 2.20 kursi tanpa sandaran tangan
Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 127
Gambar 2.21 Tempat duduk Lounge
Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 134-135
Gambar 2.22 penjualan tipikal berdiri
Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 203
44
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
d. Rest Room
2.4.8 Kajian Teori Warna
Dalam buku Unsur Warna dalam Perancangan Desain karangan Artini
Kusmiati dan Pamudji Suptandar disebutkan beberapa persepsi bila sebuah warna
ditangkap oleh penglihatan manusia yaitu :
a. Persepsi Visual
Dalam persepsi visual apabila terjadi kontras dan kejenuhan akan terjadi
glare yang sangat mengganggu.
b. Persepsi Thermal
Masing-masing warna mempunyai temperatur yang berbeda-beda dan
masing-masing warna tersebut mempunyai tingkat kemampuan merefleksi
warna yang berbeda-beda. Warna muda mempunyai kemampuan
merefleksi panas lebih besar, sedangkan warna tua mempunyai
kemampuan menyerap panas, sehingga panas yang diterima disimpan di
dalam benda yang berwarna tersebut.
Gambar 2.23Dimensi fasilitas rest room
Sumber : Ernest and Peter Neufert,2003:262
45
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
c. Persepsi Psikologi
Setiap warna menunjukkan gejala emosional yang berbeda. Warna-warna
hangat (hues) sering dihubungkan dengan api, matahari dan panas. Warna
ini mampu menaikkan emosional seseorang. Warna dingin (cool hues)
sering dihubungkan dengan es, bayang-bayang dan air.
2.5 Tinjauan Data Parameter
Data parameter yang digunakan sebagai pembanding pada desain diambil
dari hasil dokumentasi berupa foto-foto dan gambar-gambar dari beberapa bakery
& café yang sudah ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut :
Tabel 2.4 Pengaruh warna
Penggunaan material kayu pada
Display Bakery menampilkan
kesan clean dan hangat. Dan dapat
menarik daya beli bagi konsumen
Foto 2.1 Display Bakery
Sumber : La Boulangerie, Paris
46
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
v
Interior dengan sentuhan Classic,
seperti terlihat dari bentuk dan
warna merah maroon yang
mencolok pada kursi dan banquet.
Penggunaan material kayu untuk
menambah kesan kehangatan pada
sebuah Bakery
Foto 2.2 Material Lantai
Sumber : Grand Indonesia, Jakarta
Penggunaan Lampu Chandelier
memberikan kesan mewah dan
hangat.
Penggunaan pola lantai diagonal
yang mencirikan gaya Versailles
Foto 2.3 Jenis Lampu
Sumber : PAUL boulangerie, Paris
Foto 2.4 Café area
Sumber : Aux Lyonnais, Paris
Plafond berbentuk geometrik
dengan permainan motif ornament
pada gypsum bergaya neoklasik
Perancis.
47
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Penggunaan wall panel berbahan
gypsum pada dinding dengan
permainan ornamen khas Perancis.
Penggunaan motif flora pada
dinding akan memberikan
sentuhan tersendiri.
Foto 2.5 Café area
Sumber : Aux Lyonnais, Paris
Foto 2.6 Café area
Sumber : Alban Chambon, Paris
Penggunaan material kaca pada
dinding yang berhadapan dengan
area luar, dengan tujuan
menambah daya tarik pengunjung
untuk masuk ke area display
bakery dan café area
Akses sistem pencahayaan untuk
menambah kesan dramatis
Penggunaan bentuk dinamis demi
kenyamanan konsumen.
Foto 2.7 Café area
Sumber : Alban Chambon, Paris
Penataan fasilitas yang teratur
Sesuai dengan konsep Versailles
48
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Tata letak fasilitas dengan bentuk
linier memberikan sirkulasi yang
cukup lebar pada café area dan
jarak yang cukup .
Foto 2.8 Café area
Sumber : Bali Bakery, Bali
Penggunaan bentuk- bentuk
pengulangan dan geometric
merupakan ciri dari Neoklasik.
Foto 2.9 Café area
Sumber : Bali Bakery, Bali
Foto 2.10 Neoklasik Color
Sumber : www.interiordesign.net
Kombinasi warna –warna
Pastel/pucat seperti warna kuning
gading, biru muda, pink, kuning
mentega dan putih.dianggap
mampu mempresentasikan
konsep neo classic of versailles
Penggunaan wallpaper flora pada
salah satu dinding memberikan
vocal point pada salah satu
dinding.
jendela-jendela berukuran besar
untuk akses ventilasi udara,
sengaja dipilih agar pertukaran
udara dalam ruangan ini baik.
Dilengkapi dengan gorden-gorden
dengan gaya neo klasik.
Foto 2.11 Dekorasi
Sumber : Magnum cafe
49
BAB III
KONSEP DESAIN
3.1 Konsep Desain
Konsep berasal dari kata concept dalam bahasa inggris yang artinya adalah
pengertian, bagan, gambaran, atau konsepsi (Suparto, 1979:5). Tuntutan
kebutuhan manusia bukan hanya tuntutan terhadap selera yang berkaitan secara
emosional saja, yang hanya berpijak pada aspek estetika, akan tetapi juga rasional.
Dalam hal ini, faktor manusia menjadi tolak ukur sebuah desain (Marizar,
2003:3). Dikatakan bahwa pada setiap perancangan diawali dengan tahapan
konsep, yaitu skema berfikir atas sesuatu yang akan dikerjakan yang didukung
oleh analisa, survey, dan solusi terbaik untuk hasil terbaik. Pemilihan konsep yang
tepat dari segi latar belakang, kesesuaian dengan kasus, hingga pada
pengaplikasiannya akan memberikan jiwa di dalam desain tersebut. Sehingga
alam tahapan selanjutnya, seluruhnya mengacu pada konsep yang telah dipilih.
3.1.1 Latar Belakang Konsep
Sebuah bakery bukan lagi sekedar sebagai tempat penjualan roti tetapi
juga digunakan sebagai tempat berkumpul dan bertemu rekan bisnis sambil
menikmati makanan dan minuman yang tersedia. acara makan dan minum tidak
semata hanya pemuas rasa lapar dan dahaga saja. Mereka ingin sesuatu yang lain
daripada yang lain dalam hal menu, penyajian, suasana serta keunikan
pengalaman dalam acara makan dan minum. Untuk menarik perhatian para
pengunjung salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat menu
dan penyajian berbeda serta suasana yang menarik dan berkonsep. Desain yang
ditampilkan mengambil karakteristik serta sejarah dari roti croissant dan istana
Perancis yaitu Versailles dengan perjamuan makan dan minum nya. Berdasarkan
pertimbangan diatas maka dipilih Croissant du Versailles bergaya Neo Classic
sebagai konsep desain.
50
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Bagan 3.1 Bagan Pemilihan Konsep
Sumber : Dokumentasi Mahasiswa
3.1.2 Konsep Umum
Konsep sebuah desain adalah suatu jalan yang harus dilalui di dalam
urutan perencanaan. Konsep juga berfungsi untuk menghasilkan ekspresi dalam
Menginginkan
suasana menarik
dan pengalaman
unik pada acara
makan dan minum
Penjualan roti dan
kue khas Perancis
Corporate Identity
Café
Neo Classic
of
Versailles
France
Bakery
Douce France Bakery
& Cafe
Visi
Motto Tempat
berkumpul
Menginginkan
Menu roti dan
kue khas
Perancis
Misi
Konsep
“Croissant du Versailles”
Gaya
Neo Classic
Style dan budaya yang
terkenal pada jaman
Louis XVI dan ingin
mengangkat suasana pada
jaman tersebut
Croissant
Terkenal pertama kali
pada jaman Louis XIV
kemudian diteruskan oleh
Louis XVI sebagai
penerus tradisi sebagai
perjamuan makanan
favorit raja dan ratu.
51
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
wujud perencanaan (Suparto, 1979:5). Perencanaan tersebut diupayakan seoptimal
mungkin sesuai dengan tuntutan selera estetika manusia. Konsep yang digunakan
pada kasus ini adalah Croissant du versailles.
Croissant berasal dari ([kʁwasɑ] Pengucapan Bahasa Perancis ) yang
berarti bulan sabit. Kata du dalam bahasa Perancis yang berarti dari . sedangkan
Versailles diambil dari istana Perancis yang terkenal dengan perjamuan makan
dan minumnya serta kemunculan pertamanya roti croissant di Perancis pada masa
Louis XVI. Gaya neo classic yang adalah sebuah gaya desain yang
menggambarkan unsur budaya populer pada abad ke 18 di Perancis (Halliday,
2010:56). Ketertarikan untuk menciptakan interior bergaya zaman tertentu
memiliki sejarah panjang yang unik. Pendapat lainnya bahwa gaya ini untuk
menciptakan tampilan interior yang menarik dan ingin mengangkat suasana pada
jaman tersebut.
Bagan 3.2 Bagan Konsep
Sumber : Dokumentasi Mahasiswa
Croissant Du
Versailles
Neo Classic:
Style yang terkenal
pada jaman Louis
XVI
bentuk klasik yang
lebih modern dan
simple
bentuk geometris dan
Lengkung
Lebih banyak
memakai motif flora.
Warna Pastel
Versailles :
Budaya makan roti &
minum
Megah dan mewah
Bentuk simetris pada bangunan
Adanya keteraturan
Warna berani
Croissant :
Roti
bangsawan
Memiliki
bentuk
Bulan sabit
perulangan
Ringan
berongga
52
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Dapat disimpulkan bahwa konsep yang digunakan adalah konsep
memberikan suasana baru serta keunikan perjamuan dalam makan dan minum
bagi pengunjung dengan menggunakan gaya interior Neo classic. Konsep ini
menjadi jawaban atas permasalahan, yaitu menjadikan interior sebagai daya tarik
bagi pengunjung sesuai fungsi Bakery & Café sebagai tempat makan dan
berkumpul.
3.1.3 Pengertian Gaya dalam Desain
Gaya adalah suatu bentuk pemecahan desain sebagai ekspresi kepribadian
seseorang atau kelompokmmasyarakat tertentu yang dapat berkembang menjadi
bagian dari identitas budaya material secara umum pada suatu masa tertentu.
Dalam perkembangan desain, Gaya dipengaruhi perkembangan sosial, budaya,
dan ekonomi sehingaa ekspresi keprobadian yang tampak pada artefak budaya
pun berkembang sebagai akibat dari peradaban manusia. Penciptaan bentuk gaya
desain suatu gerakan terealisasi melalui proses sebagai berikut :
Bentuk gaya desain secara teknis dapat dikembangkan berdasaarkan gaya
desain yang pernah ada (historical approach). Gaya art and crafts terinspirasi dari
berbagai sumber sejarah gothic hingga bentuk-bentuk organic yang berasal dari
tradisi vernacular yang kuat dan pemikiran intelektual ciri-ciri gayanya yaitu :
perwujudan keasatuan alami antar bentuk (form), fungsi (function), dan dekorasi
(decoration).jadi produk harus cocok dengan kegunaannya, implementasi
bentuk/gayanya. Gaya sebagai ekspresi sesorang gaya dalam desain menunjukan
karakter, kepribadian, filosofi seorang desainer terhadap masalah desain yang
harus dipecahkan. Gaya sebagai tradisi budaya sebagai bagian dari perkembangan
budaya gaya menunjukan bagaimana sekelompok masyarakat bersikap dan
bereaksi terhadap lingkungan sehingga berkembang menjagi bagian dari
kepribadian atau identitas budaya mereka. (Wardono, 1996:58-59)
3.1.4 Sejarah Singkat Arsitektur Neoklasik
Pada abad XVI Neo-Klasikisme melanda seluruh Eropa. Neo-klasikisme
yang sering disebut kebangkitan klasik (classic revival). Bersamaan dengan
53
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Eklektisme yang kadang-kadang dijadikan satu kelompok aliran tersebut.
Eklektisme menggabungkan elemen-elemen yang dianggap terbaik dari masa
lampau dalam satu bangunan. Dapat dikatakan bahwa Eklektisme juga merupakan
bagian dari Neo-klasik dalam arti mengulang elemen-elemen lama. Namun neo
klasik bukan eklektisme karena mengulang satu bentuk lama, pada jaman berbeda.
Neo klasik selalu diikuti dengan predikat seperti neo-klasikisme yunani, neo-
klasikisme romawi , neo-klasikisme renaissance, dan seterusnya tergantung aliran
mana yang diulang dengan menggunakan bahan, material, sistem konstruksi, dan
fungsi bangunan juga berbeda. dimensi atau ukuran besaran yang berbeda.
Konsep semacam itu disebut aliran neo-klasikisme. Neoklasikisme dan eklektisme
merupakan akhir dari jaman klasik, dapat pula peralihan dari Klasik ke Modern.
Bahkan beberapa ahli sejarah mengkategorikan kedua aliran ini sebagai
modernisme. Dengan sudut pandang bahwa kaidah-kaidah baku dari arsitektur
klasik sudah tidak dipakai lagi. (Yulianto 2003:520)
Bangunan – bangunan hasil penerapan konsep neoklasikisme biasanya
secara tegas menerapkan kaidah-kaidah dari suatu bentuk arsitektur yang
diulangnya (gotik,yunani, romanesque dll). Namun masa berikutnya dekorasi
termasuk yang membuat bangunan menjadi ramai, dalam arsitektur neoklasik
mulai dikurangi, bahkan sering dihilangkan. Kolom-kolom seperti arsitektur
kolom balok yunani (order) kembali difungsikan secara struktural,setelah lama
sebelumnya sejak jaman romawi dijadikan dekorasi pada berbagai bangunan
bagiannya. Pada abad XIX idealisme neoklasik tersebut di atas mulai ditinggalkan
dan kembali dekorasi menjadi elemen penting di dalam memperindah bangunan,
gaya-gaya baik dalam bentuk bagian-bagian maupun komposisinya dari masa
sebelumnya. (Sumalyo, 2003:520).
Arsitektur Post Renaissance berlangsung dari abad XVI hingga XIX,
dimana mulai terjadi percampuran antara gaya-gaya klasik yang sudah ada
sebelumnya seperti : Yunani, Romawi, Romanesque, Gotik, Renaissance,
baroque dan rococo. Gejala ini menandai adanya perubahan besar dalam
arsitektur, yang tadinya selama berabad-abad didominasi gaya klasik murni.
54
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Percampuran terjadi selain karena perubahan dalam kebudayaan, pola pikir juga
karena telah lebih banyak pilihan bentuk sehingga masa ini sering disebut
sebagai jaman Neo Classic. (Sumalyo, 1996:3)
Neoclassicism muncul sebagai reaksi terhadap gaya Rococo dan berfokus
pada bentuk proporsional dan sederhana, tema virtual dan Romawi
kuno. neoklasik peduli pada harmoni kesempurnaan dan keseimbangan. bentuk
geometris dan kolom adalah fitur utama gaya neoklasik. Sharp warna yang
digunakan dalam kontras dengan warna pucat Rococo. Neoclassicism adalah
gerakan yang kuat dalam seni arsitektur dan visual. seni .
Neoclassicism berasal di Perancis pada akhir abad kedelapan belas dalam
menanggapi Baroque. gerakan Tujuannya adalah untuk mengembalikan cita-cita
seni Yunani dan Romawi kuno, Gerakan seni Neoclassicism muncul sebagai
akibat dari Pencerahan, sering disebut sebagai Age of Reason. Ciri-ciri dari
neoklasik Semuanya dalam struktur harus memiliki fungsi praktis dan memiliki
estetika. Daripada kurva berbelit-belit dan bentuk jelas dalam arsitektur Baroque,
arsitektur neoklasik kembali ke gaya geometri lebih mendasar dan kembali ke
arsitektur klasik. Simetri dan keseimbangan adalah karakteristik yang paling
dominan Neoclassicism, yang sesuai sebagai proporsi merupakan komponen
penting dalam arsitektur Yunani dan Romawi. Salah satu unsur yang dapat
diidentifikasi di banyak gedung-gedung neoklasik adalah penggunaan
kolom. Pada eksterior, kolom merupakan metode yang jelas dan efektif untuk
menjamin proporsi dalam bangunan. Lengkungan dan kolom telah menjadi
simbol klise masyarakat Yunani dan Romawi klasik dalam imajinasi
populer. Namun, gagasan ini telah diperkuat oleh keyakinan Neoclassicism
bahwa mereka merupakan bagian penting dalam kebangkitan gaya arsitektur
klasik. Kolom visual tetap memaksakan dan memberikan bangunan dengan dasar
yang simetris dan solid. Selain bentuk simetris dan kolom bertingkat tinggi,
pediments yang didukung oleh kolom.
Beberapa ciri gaya desain Neo Classic yang juga diterapkan pada interior
diantaranya adalah :
55
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
a. Motif geometris kearah lingkaran, oval dan kotak
b. Berbentuk klasik, namun simple tidak banyak detail
c. Pada furnitur bentuk lebih sederhana, ringan dan anggun.
d. Berbahan kayu
e. Warna-warna pastel dan penggabungan warna yunani dan romawi yaitu
Emas dan hitam
f. Penggunaan jendela-jendela besar.
g. Wallpaper dalam desain geometris dan wallpaper bunga sebagai elemen
dekoratif
h. Tirai panjang, ware teh perak, cina, lilin, layar, guci dan patung sebagai
aksesoris.
3.1.5 Konsep Khusus
Dari uraian filosofi konsep umum Croissant du Versailles di atas,
dilanjutkan ke dalam konsep khusus yang akan menjabarkan desain dengan lebih
detail.
a. Konsep Ruang
Gambar 3.1. konsep ruang
56
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Gambar istana Versailles diatas adalah bentuk denah Versailles yang baru
telah mengalami masa peralihan dari Renaissance-Rococo-Baroque. Bisa dilihat
dari bentuk ruang-ruang yang ada didalamnya. Bentuk Geometris yang didapat
dari renaissance sedangkan bentuk lingkaran dan oval didapat dari gaya baroque
(Yulianto 2003:452). Sehingga terlihat unsur geometris dan bentuk lingkaran ciri
khas dari neoklasik. Organisasi linier terbentuk oleh deretan ruang yang
ditempatkan pada satu garis. Ruang-ruang tersebut dapat sama/ serupa atau
berbeda ukuran dan bentuknya tetapi selalu berhubungan dengan garis atau ruang
yang menyatukannya. Organisasi Linier juga mampu menampilkan konsep
Croissant du Versailles yang secara visual tampak sebagai perulangan yang
mengekspresikan prosesi dan gerakan.
Untuk konfigurasi jalan menggunakan sirkulasi linier, yaitu jalur yang
lurus dapat menjadi pengatur utama bagi suatu rangkaian ruang. Jalur ini dapat
berbentuk kurvalinear atau terpotong-potong, bersimpangan dengan jalur lain,
bercabang, atau membentuk sebuah putaran. Untuk hubungan jalan dengan ruang
menggunakan penghubung Melewati Ruang yaitu :
1) Konfigurasi jalurnya fleksibel
2) Integritas setiap ruang dipertahankan
3) Ruang-ruang perantara dapat dijadikan sebagai penghubung antara
jalur dengan ruang-ruangnya.
Untuk bentuk Sirkulasi menggunakan bentuk sirkulasi Tertutup. Membentuk
suatu ruang publik atau koridor privat yang berhubungan dengan ruang-ruang
yang dihubungkannya melalui akses-akses masuk di dalam sebuah bidang
dinding.( D.K.Ching. 1996:91)
b. Konsep Bentuk
Gambar 3.2. Bentuk Croissant dan aplikasi dalam desain
57
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Bentuk yang akan diangkat menjadi konsep adalah bentuk sabit dari roti
croissant. Mengambil bentuk dari croissant yang berbentuk lengkung.
Mengaplikasikan dalam desain dan bentuk unsur-unsur dengan gaya lengkung
akan menghasilkan interior dengan gaya neo klasik. motif perulangan pada
croissant melambangkan keteraturan namun tetap dinamis.
c. Konsep Tata Letak Furniture
Pada istana versailles penataan fasilitas menerapkan keberaturan di
dalam setiap penataannya. Filosofi ini juga diterapkan ke dalam konsep
tata letak furniture pada desain yang menampilkan keberaturan.
d. Konsep Warna
Warna-warna yang mencirikan sebuah desain neo klasik akan
menampilkan gaya dekorasi yang anggun dan feminin. Namun jika
pemilihan warna neo klasik dalam interior tidak tepat, maka ruang akan
terkesan konservatif. Berikut contoh warna yang akan mengesankan gaya
neo klasik menurut (Amy 2007;113 ). Warna yang digunakan untuk
merealisasikan konsep istana Versailles dengan gaya Neoklasik.
Gambar 3.3. Interior Versailles
58
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
e. Konsep Material
1) Lantai
Material yang paling menonjol adalah penggunaan marmer, granit, dan
parket sebagai penutup lantai, bahkan penutup dinding. Dengan
menggunakan pola geometris diagonal dan Permukaan marmer dan Granit
dapat terlihat menarik meski tanpa dipoles sekalipun. Konsep material
lantai yang digunakan untuk menunjang konsep Croissant du versailles
dengan Gaya Neo Klasik adalah seperti dibawah ini:
2) Dinding
Material yang paling menonjol adalah penggunaan batu travertine pada
dinding luar dan sebagian dinding dalam. Namun untuk menunjukan
kearifan lokal maka pemakaian material batu travertine bisa diganti
dengan batu palimanan putih karena kesamaan warna dan tekstur.
Gambar 3.5 Parket
Gambar 3.4. Warna-warna Neo Classic
Gambar 3.6 Granit Gambar 3.7
Marmer
Butterscotch Gold
Rosy Coral
Pale Blue Golden yellow
Creamy Tan Neutral Tan Creamy
Rich rust
59
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Dinding menggunakan bahan seperti batu bata dengan pola permainan
motif wall panel pada gypsum berbentuk bingkai serta finishing Cat dan
Wallpaper bermotif Flora.
3) Plafond
Plafond sebagian besar menggunakan bahan gypsum sebagai penutup.
Dengan menggunakan pola dan bentuk geometris seperti kotak dan
lengkung.
Gambar 3.8. Entrance Versailles
Gambar 3.9. Palimanan stone
Foto 3.10.
dinding Versailles
Gambar 3.11.
Wallpaper Bunga
Gambar 3.12.
Wallpaper Bunga
Gambar 3.13. celling Versailles
Gambar 3.14. celling
at ChambonVersailles
Gambar 3.15. celling
Chateau Versailles
60
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
4) Tekstur
Tekstur yang ingin ditampilkan dalam desain adalah tekstur lembut soft
furnishing berkualitas sehingga nyaman bagi indera peraba, ukuran yang
sesuai dan menunjang bagi posisi tubuh.
f. Konsep Fasilitas
fasilitas pada Douce France Bakery & Cafe menampilkan gaya Neo
Classic, Bentuk-bentuk furniture akan diambil dari bentuk-bentuk furnitur
pada jaman Louis XVI, bentuk lengkung dan geometris dengan motif
flora. Ciri-cirinya adalah penekanan pada garis lurus dan sudut kanan,
keseriusan, desain logis, bergerak tajam jauh dari kurva Rococo.
g. Konsep Pencahayaan dan Penghawaan
Konsep pencahayaan yang diaplikasikan dalam desain Douce France
Bakery & Cafe adalah 60% pencahayaan alami dan 40% pencahyaan
buatan. Pertimbangan ini dilakukan karena posisi site yang menghadap ke
timur. Pencahayaan pada pagi hari dari arah timur dimada terbitnya
matahari adalah pencahayaan yang paling baik karena memiliki spectrum
cahaya yang lengkap dan memiliki daya panas dan kimiawi yang
diperlukan makhluk hidup. (Satwiko, 2003:81) Sedangkan untuk
Gambar 3.16. macam-macam perabot gaya Louis XVI Perancis
Endang boediono, Sejarah arsitektur. 1997: 218-233
61
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
pencahayaan buatan digunakan selain untuk penerangan juga untuk
psychological effect yaitu menghasilkan warm light pencahayaan yang
hangat
Penghawaan alami pada dapat teraplikasi pada area outdoor cafe. Namun
pengkhususan dilakukan pada area-area yang membutuhkan penghawaan
khusus dari reaksi negative terhadap udara luar contohnya pada area
bakery.
h. Konsep Dekorasi
Gambar 3.17. Pencahayaan Alami
pada pagi hari
Gambar 3.18. Pencahayaan Buatan
pada malam hari
Gambar 3.19. Contoh Penghawaan Alami
Gambar 3.20. Contoh Penghawaan Buatan
Gambar 3.21. Tirai Besar Gaya
Neo Klasik
Gambar 3.22. Soft Furnishing
dengan motif Bunga
62
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
i. Konsep Aksesoris
Aksesoris dengan gaya neoklasik sebagai berikut :
3.1.6 Kriteria Desain
Untuk mewujudkan desain Douce France Bakery & Cafe agar sesuai
dengan konsep desain, maka dalam kreteria perancangan dibagi menjadi dua yaitu
kriteria khusus dan kriteria umum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti
dibawah ini:
a. Kriteria Khusus
Memiliki daya tarik adalah kriteria khusus dalam mewujudkan desain
Bakery & café. Kualitas dan daya tarik pada desain dibutuhkan untuk mampu
bersaing dengan Bakery lainnya. Daya tarik didapat melalui pencapaian konsep
Croissant du Versailles bergaya Neo Classic sehingga mampu menyentuh pasar
dan meningkatkan nilai jual.
Gambar 3.23. Lampu Chandelier
Gambar 3.24. Tempat lilin & Peri
Gambar 3.25. Lukisan
Gambar 3.26. Wall Lamp
Gambar 3.27. Cermin
63
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
b. Kriteria Umum
1) Fungsional
Setiap elemen interior dalam Douce France Bakery & Cafe didesain sesuai
dengan kebutuhan dari pengguna ruang dan disesuaikan dengan aktivitas dalam
pelaksanaan persiapan pelayanan.
2) Ergonomis/ kenyamanan
Rasa aman dan nyaman dipertimbangkan dalam mendesain setiap elemen interior
di dalam Douce France Bakery & Cafe. Disesuaikan dengan aktivitas serta
antropometeri tubuh manusia sebagai pengguna desain.
3) Aman
Setiap perwujudan mampu memberikan keamanan pengunjung maupun
karyawannya baik yang berhubungan langsung dengan civitas maupun keamanan
gedung. Sistem keamanan dapat diterapkan melalui yaitu :
a) Kemanan pada pemilihan bahan dan konstruksi
b) CCTV, yaitu untuk mengawasi kemanan seluruh kegiatan dalam
bangunan.
c) Terhadap bahaya kebakaran, yaitu dengan adanya Fire Hydrant yang
diletakan di daerah strategis (koridor, tangga, daerah publik dan kantor)
dan alarm kebakaran, selain itu dilengkapi dengan tangga darurat.
4) Ekonomis Pengunjung dapat dengan cepat dan tepat dalam menggunakan
segala fasilitas didalam interior Douce France Bakery & Cafe. Mudah dalam
pencapaian sirkulasi dan tidak menggangu sirkulasi area lain.
5) Estetis
Aspek estetis atau keindahan dicapai sebagai daya tarik pengunjung untuk datang
ke Douce France Bakery & Cafe. Aspek visual adalah indra pertama yang akan
memberi kesan indah pada suatu desain.
6) Konektivitas antar ruang
Antar ruangan pada Douce France Bakery & Café adalah rangkaian aktivitas yang
akan dijalani oleh pengunjung. Oleh karena itu setiap ruang mudah dijangkau oleh
ruang lain dan terhubung secara optimal tanpa mengganggu sifat privasi dari
ruang tersebut.
64
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
7) Unity
Yaitu kesatuan atau keseragaman dalam berbagai bentuk, bidang, warna serta
material. Hal ini dimaksudkan agar desain mampu menimbulkan harmoni atau
keselarasan satu sama lain.
8) Balance
Yakni keseimbangan, dalam artian desain mampu memvisualisasikan
keseimbangan satu sama lain, dengan tidak terdapat perbedaan yang terlalu
kontras dalam desain, meskipun ada hal yang dominan dianggap sebagai aksen
terhadap ruang.
9) Proporsi
dihasilkan melalui pengulangan dari ukuran yang sama sehingga memudahkan
perbandingan proporsi yang harmonis. Selain itu dengan menggunakan jarak
kolom yang sama dan menghasilkan bentangan balok yang sama dengan tinggi
kolom yang sama.
10) Skala
usaha agar besarnya bangunan kelihatan sebagaimana adanya, menurut ukuran
sebenarnya yang biasa diaplikasikan pada bangunan komersial disebut skala
natural. Skala ini diperoleh dengan pemecahan masalah fungsional secara wajar.
Besarnya ukuran pintu, jendela, fasilitas dan unsur interior lainnya adalah menurut
fungsinya sehingga tampak wajar, sebagaimana adanya.
11) Irama
dipakai untuk menghilangkan kesan monoton dan menjemukan untuk
menciptakan gairah dan variasi. Pengulangan bentuk yang sama memberikan
irama walaupun ada perbedaan jarak.
65
BAB IV
DATA DAN ANALISA
4.1 Data Fisik
4.1.1 Denah Lokasi
Gambar 4.1. Peta Rencana Lokasi
Denah Lokasi
Foto Tampak Depan
U
66
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Rencana lokasi perancangan Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
terletak di Jl.Moh Yamin Denpasar. Lokasi ini berada pada tempat yang strategis
karena terletak di pusat kota Denpasar. Sehingga memudahkan jangkauan dari
seluruh penjuru kota Denpasar. Terletak di persimpangan jalan memudahkan
untuk dilihat dan sebuah strategi untuk menarik minat pengunjung. Lokasi ini
merupakan bangunan kosong 2 lantai yang dialih fungsikan dan belum
dimanfaatkan.
4.1.2 Situasi Site
Batas utara Batas timur
Batas Selatan Batas Barat
4.1.3 Potensi Site
a. Sinar matahari
Bangunan Perencanaan Douce France Bakery & Cafe ini menghadap ke
Selatan, dan langsung berbatasan dengan jalan raya. Sehingga sepanjang
10 meter tidak terdapat bangunan tinggi yang menghalangi masuknya sinar
Gambar 4.2. Consulat General Gambar 4.3. Rumah Penduduk
Gambar 4.4. Jalan Puputan Renon Gambar 4.5. Astina Tour & Travel
67
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
matahari pagi., dengan bukaan di bagian barat bangunan. Maka,
pencahayaan alami sangat optimal di pagi hari.
b. Curah Hujan
Mengingat daerah kita adalah daerah tropis, maka curah hujan cukup
normal, kekhawatiran bencana banjir dapat dikesampingkan.
c. Kelembaban
Limpahan sinar matahari yang masuk dalam kwantitas cukup kedalam
bangunan melalui bukaan pintu dan jendela, memungkinkan kapasitas uap
air/ kelembaban pada ruang terletak pada titik normal.
d. Angin
Melihat posisi site yang terletak melintang ke arah utara-selatan, maka
yang perlu diperhatikan adalah peletakan bukaan-bukaan untuk sirkulasi
udara, dimana udara yang bergerak pada umumnya di Indonesia adalah
dari arah tenggara menuju ke barat laut. (Mangunwijaya 1981:59)
e. Kebisingan
Meskipun bangunan ini berada di pinggir jalan raya Puputan yang padat
namun kebisingan bisa diatasi karena posisi bangunan yang menjorok
kedalam. Serta suara kepadatan jalan raya teredam oleh taman dan
pepohonan yang terdapat di sisi trotoar.
f. Suhu
Posisi site yang berada ditengah kota dengan aktivitas perkotaan yang
cukup tinggi, serta tingkat polusi jalan raya membuat suhu udara diluar
site cukup tinggi.
4.1.4 Denah Awal
Perancangan Douce France Bakery & Cafe memilih rencana lokasi di Jl.
Moh Yamin No 6. Lokasi ini merupakan bangunan kosong 2 lantai yang dialih
fungsikan dan belum dimanfaatkan. Adapun data fisik bangunan pada area
tersebut adalah sebagai berikut
Kondisi : - Bangunan dalam kondisi sudah jadi
- Beberapa plafon dan keramik lantai sudah terpasang
68
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
- Dinding dilapisi dengan cat dasar
Gambar 4.6. Denah Existing lantai 1
Gambar 4.7. Denah Existing lantai 2
69
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
4.2 Data Non Fisik
a. Kasus : Douce France Bakery & Cafe
b. Lingkup Usaha : Bakery & Cafe
c. Nama Pemilik : Mrs. Emilie Manon
d. Alamat : Jalan Moh. Yamin No 6, Denpasar.
e. Contact : [email protected]
f. Luas Bangunan : lantai 1 : 500 m
2 , lantai 1 : 500
m
2
g. Luas Tanah : 800 m2
h. Tahun berdiri bangunan : 2005 Pertama Berdiri Rumah pribadi, 2008
Ozigo bar & salon, 2010 Kosong.
i. Jam Operasional : 08.00-22.00
Gambar 4.8. Tampak Depan
Gambar 4.9. Tampak Samping
70
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
j. Mayoritas pengunjung : Wisatawan mancanegara dan domestik,
pegawai, pengusaha, pelajar.
k. Pangsa Pasar : Menengah ke atas
l. Daya Tampung : 50 orang
m. Jumlah karyawan : 26 orang
1 orang manager, 1 orang Asisstant ,
manager, 2 orang supervisor, 6 orang Chief,
2 orang cashier, 1 orang staf HRD, 7 orang
waiter assistant, 2 orang cook assistant, 3
orang store room assistant an 1 orang
engineering assistant.
4.2.1 Struktur Organisasi
Pemilik/Owner
Manager
Manager
assistant Spv Administrasi
Chief. Accounting Chief. HRD
cashier Assistant
Spv Operasional
Chief Waitress Chief Cook Chief Store room Chief Engineering
Assistant Assistant Assistant Assistant
Bagan 4.1. Struktur Organisasi Douce France Bakery & café
71
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Mengamati diagram diatas bahwa pada Douce France Bakery & Café
menerapkan struktur garis lurus, dimana setiap asistan bertanggung jawab atas
kepala bagian masing-masing. Dan kepala bagian mempertanggung jawabkan
pekerjaannya kepada pengawas masing-masing. Yang kemudian dilaporkan pada
manager. Sehingga tanggung jawab sepenuhnya ada di tangan manager. Setiap
pengawas hanya bertanggung jawab atas bagiannya masing-masing namun tetap
melakukan koordinasi pekerjaan terhadap pengawas lain.
Untuk tugas masing-masing jabatan adalah sebagai berikut :
a. Pemilik sebagai pemimpin tertinggi, bertanggung jawab menentukan
keputusan.
b. Manager sebagai pengambil kebijakan dan bertugas mengatur manajemen
Bakery & café.
c. Asistan membantu pekerjaan manager.
d. Spv. Administrasi mengawasi pekerjaan bagian accounting dan personalia.
e. Spv. Operasional membawahi dan mengawasi bagian waitress cook, store
room, engineering, dan merangkap sebagai purchasing yang bertugas
mengelola pembelian barang-barang untuk keperluan sehari-hari.
f. Chief Accounting mengatur pembukuan keuangan
g. Chief HRD mengatur bagian kepegawaian.
h. Chief waitres mengatur pekerjaan persiapan sebelum melayani tamu
seperti membersihkan ruangan, membersihkan alat makan, memeriksa
kekurangan bakery &café secara umum dan merapikan kembali bakery
&café setelah tutup.
i. Chief Cook mengatur penyiapan dan pengolahan makanan yang akan
disajikan atau dijual.
j. Chief store room mengatur penyediaan bahan makanan untuk diolah atau
bumbu-bumbu. Untuk bagian ini juga merangkap tugas stewarding yaitu
mensuplai alat-alat makan dan alat saji yang bersih setiap habis dipakai.
k. Chief engineering mengatur pekerjaan bila terdapat peralatan pada bakery
& café yang mengalami kerusakan teknis.
72
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
l. Cashier menerima pembayaran atau transaksi yang dilakukan pengunjung.
m. Assistant masing-masing assistan bertugas mengerjakan setiap tugas-tugas
dari masing-masing chief.
4.2.2 Pola Aktivitas Civitas Douce France Bakery & Cafe
a. Aktivitas Karyawan
Aktivitas Karyawan secara umum dapat diuraikann sebagai berikut :
a) mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam
proses pengolahan, penyajian, pelayanan serta aktifitas lain yang
berhubungan dengan makan dan minum.
b) Memberi informasi, melayani proses jual beli dan keperluan lainnya
yang dibutuhkan pengunjung.
c) Kegiatan biologis dan psikologis lainnya seperti buang air, cuci tangan,
istirahat dan sebagainya.
adapun rangkaian kegiatan karyawan sebagai berikut :
b. Aktivitas Konsumen
Aktivitas atau kegiatan pengunjung secara umum dapat diuraikan sebagai
berikut :
a) Meminta informasi dan memilih langsung hidangan roti dan kue
b) Memesan dan menyantap makanan
c) Ngobrol, minum dan memanfaatkan jasa waiter/waitress
d) Mendengarkan musik dan menikmati hiburan lain yang disuguhkan.
Entrance Ruang Karyawan
Dapur
Gudang
Rest Room
Bagan 4.2. Pola Aktivitas karyawan
73
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
e) Kegiatan biologis seperti cuci tangan dan buang air.
f) Meminta bon belanja, bayar, keluar.
adapun rangkaian 3 kegiatan konsumen sebagai berikut :
Entrance Bakery Area
Cashier
Entrance
Bagan 4.3. Pola Aktivitas konsumen take away service
Bakery Area
Area Café Lt 1
Area Café Lt 2
Game Area
Library Area
Rest Room
Bagan 4.4. Pola Aktivitas konsumen Counter Service
Entrance
Bakery Area
Bagan 4.5. Pola Aktivitas konsumen Table service
Area Café Lt 1 & 2
Rest Room
74
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
4.3 Analisis Dan Visualisasi Desain
4.3.1 Kebutuhan Ruang
JENIS &
SIFAT
RUANG
CIVITAS
AKTIVITAS
KEBUTUHAN
AKTIVITAS
PERKIRAAN
KEBUTUHAN RUANG
M2
Entrance
Bakery
Area
Konsumen
Karyawan
Kapasitas :
8 orang
Konsumen
Karyawan
Kapasitas :
20 orang
Keluar
masuk
Bakery &
café
Memilih
Roti dan
kue
Melayani
Konsumen
Menyiapka
n dan
membungk
us makanan
Space ruang
untuk berjalan
Melakukan
akses masuk
untuk menuju
ruang dalam
ataupun
sebaliknya
melakukan
akses keluar
menuju ruang
luar
Space
Ruang
Rak Display
Dinding
Rak Display
berada di
tengah
Almari
simpan
Pendingin
(Francis D.K. Ching:64)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) =
3 m x 2.5 m = 7.5 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
20 % =
7.5 m² x 0.2 = 1.5 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
7.5 m² + 1.5 m² = 9 m²
(Ernest Neufert.:37)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) =
4 x 5m = 20 m²
Sirkulasi = Besaran spasial x
30 %
20 m² x 0.3 = 6 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
= 20 m² + 6 m² = 26 m²
75
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Cashier
Area
Kitchen
Area
Konsumen
Karyawan
Kapasitas :
5 orang
Koki
Asisten
Koki
Membay
ar
Melakuk
an
transaksi
Meracik
Memasa
k bahan
makanan
Meracik
Memasa
k bahan
makanan
Meja kasir
(Ernest Neufert.:37)
Total spasial display yang
berada di tengah
1.80 x 5 = 9 m²
Sirkulasi = Besaran spasial x
20 %
9 m² x 0.2 = 1.8 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
= 9 m² + 1.8 m² =10.8 m²
Total 26 m² + 10.8 m²=
36.8 m²
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) =
3 m x 3 m = 9 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
20 % =
9 m² x 0.2 = 1.8 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
9 m² + 1.8 m² = 10.8 m²
(Panero,1979;160)
76
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Area Café
Lantai 1
Kapasitas :
6 orang
Konsumen
Karyawan
Kapasitas :
28 orang
Menyim
pan
bahan
makanan
Menyim
pan alat
masak
Duduk
Bercakap-
cakap
Menunggu
Melayani
konsumen
Membersih
kan meja
Kulkas
Meja racik
Rak simpan
Meja masak
Kompor
listrik dan
Oven 2bh
Zink/bak
cuci 2bh
Rak simpan
Meja saji 1
bh
(Panero,1979;162)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) =
4 m x 5 m = 20 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % =
20m² x 0.3 = 6 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
20 m² + 6 m² = 26 m²
(Panero,1979;148)
(Panero,1979;231)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) = 1,98 x 0,76 = 1,5 m²
1,5 x 14 = 21 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % =
21 x 30 %= 6,3 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
21 + 6,3 = 27,3 m²
77
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Kapasitas :
40 orang
Kapasitas :
40 orang
Kapasitas :
42 orang
Bangket
sofa
Meja makan
Kursi makan
2 seat
Meja
makan
Kursi makan
4 seat
(Panero,1979;142)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) = 2,13 x 2,13 = 4,53 m²
4,53 x 10 = 45.3 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
20 % =
45.3 m²x 30 %= 13.59 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=45.3 m²+ 13.59 m²19 =
58.89 m²
(Panero,1979;217)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) = 1,98 x 0,76 = 1,5 m²
1,5 x 10 = 22.5 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % =
22.5 m²x 0.3%= 6,75 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
22.5 m²
+ 6,75 m²= 29.25 m²
(Panero,1979;142)
78
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Area Café
Lantai 2
Kapasitas :
32 orang
Konsumen
Karyawan
Kapasitas :
28 orang
Duduk
Bercakap-
cakap
Menunggu
Melayani
konsumen
Membersih
kan meja
Meja
makan
bundar
Kursi makan
4 seat
Meja
makan
bundar
Kursi makan
6seat
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) = 2,28 x 1,98 = 4,5 m²
4,5 x 7 = 31,5 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % =
31,5 x 30 %= 9,45 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
31,5 + 9,45 = 40,95 m²
(Panero,1979;136)
(Panero,1979;134)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) =
2.5 m x 1.6 m = 4 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
20 % =
4 m² x 0.2 = 0.8 m²
Total spasial 20 seat :
8(4 m² + 0.8 m²) = 32.8 m²
(Panero,1979;148)
79
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Kapasitas :
56 orang
Tempat duduk
lounge 4 seat
Coffe table
Bangket
sofa
Meja makan
Kursi makan
2 seat
(Panero,1979;231)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) = 1,98 x 0,76 = 1,5 m²
1,5 x 14 = 21 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % =
21 x 30 %= 6,3 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
21 + 6,3 = 27,3 m²
(Panero,1979;142)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) = 2,13 x 2,13 = 4,53 m²
4,53 x 14 = 63,42 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
20 % =
63,42 x 30 %= 19 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
63,42 + 19 = 82,42 m²
(Panero,1979;217)
80
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Meja
makan
Kursi makan
4 seat
Meja
makan
bundar
Kursi makan
4 seat
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) = 1,98 x 0,76 = 1,5 m²
1,5 x 15 = 22.5 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % =
22.5 m²x 0.3%= 6,75 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
22.5 m²
+ 6,75 m²= 29.25 m²
(Panero,1979;142)
(Panero,1979;142)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) = 2,28 x 1,98 = 4,5 m²
4,5 x 7 = 31,5 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % =
31,5 x 30 %= 9,45 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
31,5 + 9,45 = 40,95 m²
(Panero,1979;136
81
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Library
room
Game
room
Konsumen
Kapasitas :
5 orang
Konsumen
Membaca
buku Membawa
buku
duduk
Bermain
catur
Meja
makan
bundar
Kursi makan
6seat
Tempat duduk
lounge 4 seat
Coffe table
(Panero,1979;134)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) 1.06 x 0.94 = 0.99 m²
0.99 m² x 50 =49.5 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % = 49.5 m²x 30 %=
14.85 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
49.5 m²+ 14.85= 64.35 m²
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) = 2(1.6m x 1 m) = 3.2
m²
3.2 m²x 5 = 16 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
20 % =
16 m² x 20 %= 3.2 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
16m²+ 3.2m² = 19.2 m²
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA) = 2(1m x 1.4 m) = 2.8
m²
2.8 m²x 6 = 16 .8m²
Sirkulasi : besaran spasial x
20 % =
16 .8m² x 20 %= 3.36 m²
82
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Office
Manager
Karyawan
Kapasitas :
4 orang
Mengurus
administras
i
Mengetik
Duduk
bercakap-
cakap
Menyimpan
arsip
Rak buku
Kursi
Meja catur
Meja kerja
Kursi
Rak arsip
Komputer
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
16m²+ 3.2m² = 20.16 m²
Administrasi :
(Panero,1979;176)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA)
3,75 x 1,52 = 5,7 m²
5,7 m² x 2 = 11.4 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % = 11.4 m²x 30 %= 3.42
m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
= 11.4 m²+ .42 m²
= 14.82 m²
Area Manager:
(Panero,1979;176)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA)
3,75 x 1,52 = 5,7 m²
5,7 m² x 2 =
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % = 5,7 x 30 %= 1,71 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
5,7 + 1,71 = 7,41 m²
Total : 22.23 m2
83
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Locker
Rest room
Karyawan
(pria) 14 orang
Karyawan
(wanita) 12
orang
Konsumen
Kapasitas :
6 orang
Karyawan
Kapasitas :
6 orang
\\
Menyimpan
barang
Mengganti
baju
Beristirahat
Locker
Tempat duduk
Closet
Tempat tissue
Tempat
sampah
Washtafel
Dry hand
cermin
(Panero:156)
Pria
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA)
1,06 x 9,14 = 9,6 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % = 9,6 x 30 %= 2,88 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
9,6 + 2,88 = 12,48 m²
Wanita
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA)
1,06 x 9,14 = 9,6 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % = 9,6 x 30 %= 2,88 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
9,6 + 2,88 = 12,48 m²
(Panero,1979;166)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA)
1.31 x 1.05 = 1.4 m²
1.4 m² x 6 = 8.4 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % = 8.4 m²x 30 %= 2.52
m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
8.4 m²+ . 2.52 m²= 10.92 m²
84
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Gudang
Karyawan
Kapasitas :
3 orang
Buang air
Mencuci
tangan
Bercermin
Menyimpan
bahan
makanan
Mengorder
bahan di
supplier
Memeriksa
persediaa
n barang
Rak Barang
Meja
Kursi
(Panero,1979;164)
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA)
1.82 x 1.05 = 1.93 m²
1.93 m² x 6 = 11.58 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % = 11.58 m²
x 30 %= 3.47 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
= 11.58 m² + 3.47 m²
= 15.05 m²
Total : 25.97 m2
Spasial aktivitas dan fasilitas
(SA)
1.93x 1.52 = 2.93 m²
2.93 m²x 3 =8.79 m²
Sirkulasi : besaran spasial x
30 % = 8.79 m²
x 30 %= 2.63m²
Total spasial : SA + Sirkulasi
=
8.79 m²² + 2.63m²
= 11.42 m²
Minimal jumlah besaran ruang adalah = 664.66 m2
Tabel 4.1 Analisis Kebutuhan Ruang
Sumber : Mahasiswa
85
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
4.3.2 Tabulasi Ruang
Adapun ruang-ruang pada interior yang dibutuhkan oleh Douce France Bakery
& Cafe adalah :
No Kebutuhan Ruang Sifat Ruang
01 Main entrance Publik
02 Bakery Area Publik
03 Cashier Area Publik
04 Area Café Lantai 1 Publik
05 Area Café Lantai 2 Publik
06 Library room Semi Privat
07 Game room Semi Privat
08 Music Room Publik
09 Kitchen privat
10 Kantor Privat
11 Toilet Karyawan Privat
12 Gudang Privat
13 Toilet Konsumen Semi privat
4.3.3 Analisis Program Ruang
Nama Ruang Program Ruang
Entrance Terletak di bagian depan bangunan, menjadi
jalur utama pengunjung dari area luar menuju
area dalam toko.
Bakery Area Terletak berdekatan dengan entrance yang
tujuannya supaya memudahkan konsumen untuk
langsung memilih roti dan kue yang akan
disantap maupun dibawa pulang
Cashier Area Terletak berdekatan dengan bakery area
memudahkan para karyawan untuk mengamati
para tamu yang meninggalkan restoran untuk
faktor keamanan. Mudah menjangkaunya bagi
konsumen
Kitchen Terletak berdekatan dengan Bakery area
Tabel 4.2 Tabulasi Jenis Ruang
Sumber : Mahasiswa
86
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
memudahkan dan lebih dekat untuk menaruh
makanan yang sudah siap dari dapur. Tidak
perlu jarak yang jauh untuk menyajikan
makanan di display.
Sitting Area lantai 1 Terletak berdekatan dengan display bakery
memudahkan konsumen apabila ingin membeli
lagi roti dan kue. Pada area lantai 1 ini dibagi
menjadi 2 yaitu indoor dan outdoor café.
Sitting Area lantai 2 Terletak di lantai 1 diperuntukkan para tamu
yang ingin berbincang sambil memesan
makanan dan minuman dan menikmati suasana
ruang yang ditampilkan. Pada area lantai 2 ini
dibagi menjadi 2 yaitu indoor dan outdoor café.
Library room Terletak berdekatan dengan area café lantai 1&2
Chess room Terletak berdekatan dengan area café lantai 1&2
Tea room Terletak berdekatan dengan area café lantai 1&2
Toilet Konsumen Toilet konsumen berdekatan dengan area café
Agar memudahkan konsumen.
Kantor Kantor diletakkan dibagian belakang bangunan
untuk menjaga konsentrasi para karyawan
Toilet Karyawan Toilet karyawan terletak ditengah koridor ruang
berdekatan dengan kantor karyawan dan kitchen
Gudang Terletak berdekatan dengan kitchen
memudahkan dalam pengambilan bahan
makanan, penyimpanan barang atau alat dapur.
Tabel 4.3 Analisis Program Ruang
Sumber : Mahasiswa
87
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
12. Toilet Karyawan
4.3.4 Hubungan Antar Ruang
Berikut adalah bagan yang menunjukkan hubungan kedekatan antar ruang pada
perancangan :
NO Ruang/Fasilitas Deskripsi Fungsi Pendekatan
1. Entrance Area peralihan
temperatur luar ruangan
menuju dalam ruangan.
Area transisi antara
eksterior dan sitting area.
2. Bakery Area Area display bakery Berdekatan dengan
kitchen dan sitting area
3. Cashier Area Pelaksanaan proses
pembayaran yang telah
disepakati
Mudah diakses dari
berbagai area
4. Kitchen Area Tempat proses
pembuatan roti
Berdekatan dengan area
bakery, tidak berada di
area terbuka.
5. Sitting area lantai 1 Ruang duduk serta
menikmati makanan
dan minuman di lantai
1.
Bersifat terbuka, mudah
terkoneksi dari entrance
6. Sitting area lantai 2 Ruang duduk serta Berdekatan dengan
8. Chess room
9. Tea room
10. Toilet Konsumen
11. Kantor
7. Library room
6. Sitting Area Lantai 2
5. Sitting Area Lantai1
4. Kitchen Area
3. Cashier area
2. Bakery Area
1. Enterance
Keterangan :
: Dekat
: Sedang
: Jauh
13. Gudang
Tabel 4.4 Hubungan Antar Ruang
Sumber : Mahasiswa
88
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
menikmati makanan
dan minuman di lantai 2
tangga utama.
7. Library room Area untuk membaca Berdekatan dengan
sitting area untuk
memudahkan jangkauan
saat mengambil buku dan
menikmati makanan.
8. Chess Room Ruang khusus untuk
bermain catur
Berdekatan dengan
9. Tea Room Ruang khusus penikmat
teh
Berdekatan dengan
sitting area lantai 1 dan
bakery.
10. Toilet Konsumen Fasilitas kamar kecil
bagi pengunjung.
Mudah dijangkau, namun
tidak berada pada posisi
yang menonjol
11. Kantor Ruang Kerja staf Berada pada area yang
mudah mengontrol area
lainnya.
12. Toilet Karyawan Fasilitas kamar kecil
bagi karyawan.
Mudah dijangkau, namun
tidak berada pada posisi
yang menonjol
13. Gudang Ruang penyimpanan
stock
Tertutup dan dekat
dengan kitchen.
4.3.5 Analisa Sonasi dan Sirkulasi
a. Sonasi.
Kriteria
Sonasi ruang mempertimbangkan jangkauan sirkulasi maupun jangkauan
ruang yang nyaman pada saat melakukan aktifitas, sehingga besaran
ruangan dapat termanfaatkan secara optimal. Sonasi memperhatikan
aktivitas yang terjadi serta kebutuhan ruang dan sirkulasi yang terjadi
hendaknya tidak mengganggu aktivitas lain yang sedang berlangsung.
Analisa Desain
Sonasi pada lantai 1 di kelompokkan berdasarkan aktivitas pengunjung
dan karyawan. Zona publik berada pada area yang berhubungan langsung
dengan pintu utama. Zona publik pada lantai 1 meliputi sitting area dan
Tabel 4.5 Deskripsi fungsi dan pendekatan ruang
Sumber : Mahasiswa
89
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
bakery area. Zona privat berada pada area yang berdekatan dengan
sirkulasi khusus karyawan. Zona ini meliputi dapur dan ruang karyawan.
Visualisasi Desain Lantai 1
Analisa Desain
Lantai 2 dibagi menjadi 3 sonasi. Yaitu, publik, semi publik dan privat.
Area privat meliputi kantor, service area dan rest room. Zona semi
public di khususkan bagi pengunjung yang membutuhkan privacy
khusus dalam VIP room. Zona Publik yang meliputi sitting area
berada di area yang paling mudah dijangkau saat menaiki lantai 2.
Visualisasi Desain Lantai 2
Entrance
Gambar 4.10 Sonasi Lt.1
Sumber : Mahasiswa
Gambar 4.11Sonasi Lt.1
Sumber : Mahasiswa
90
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
b. Sirkulasi Lantai 1
Visualisasi Desain
NO. AREA KETERANGAN 1. Main Entrance Berada pada sisi selatan bangunan.
Posisi bangunan yang berada di
persimpangan jalan, pada sisi barat dan
selatan memungkinkan pintu utama
berada pada sisi selatan. Sehingga
mudah terlihat dan dijangkau
pengunjung.
2. Side Entrance Side entrance berada pada sisi barat
bangunan. Area ini merupakan
penghubung sitting area dalam ruangan
dengan outdoor area.
3. Sitting Area Sitting area pada lantai satu dibuat
menyebar pada sisi utara dan selatan
bangunan.
4. Bakery Area Bakery area berada dekat dengan main
entrance dan kitchen. Sehingga
memudahkan karyawan untuk
menghidangkan roti. Pertimbangan
lainnya adalah, pengunjung yang ingin
Sirkulasi Pengunjung
Sirkulasi Karyawan
Gambar 4.12 Sirkulasi Lt. 1
Sumber : Mahasiswa
91
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
take away (membawa pulang roti)
tidak perlu memasuki ruangan terlalu
dalam.
5. Stairs Area Area tangga langsung terlihat dari
pintu utama. Tujuannya untuk
memberi kesan hangat dan
penyambutan.
6. Tea Room Ruangan khusus ini dibuat bagi
penikmat teh yang memerlukan
kenyaman khusus dalam suatu
ruangan.
7. Outdoor Area Outdoor area berada di sisi barat
bangunan. Pertimbangannya adalah
jalur jalan raya yang bisa melihat
langsung outdoor area tersebut.
8. Service Area Service area berada di sisi timur.
Meliputi dapur dan ruang karyawan.
Berada di area yang berdekatan dengan
bakery. Serta memiliki sirkulasi
khusus bagi karyawan.
Sirkulasi Lantai 2
Visualisasi Desain
Gambar 4.13 Sirkulasi Lt. 2
Sumber : Mahasiswa
Sirkulasi Pengunjung
Sirkulasi Karyawan
92
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
NO. AREA KETERANGAN 1. Stairs Area Pada lantai 2 terhubung langsung
dengan sitting area yang menyebar.
2. Library Area Berada pada sisi barat, terlihat
langsung saat menaiki tangga.
3. Sitting Area Sitting area pada lantai dua dibuat
menyebar pada sisi timur dan barat
bangunan.
4. Private Room Untuk tingkat privasi yang tinggi,
ruangan ini di posisikan pada sisi utara
bangunan.
5. Chess Room Chess room juga merupakan ruangan
yang memiliki ketenangan khusus
sehing diposisikan di area yang
memiliki tingkat aktivitas rendah.
6. Rest Room Dibuat tersembunyi namun tetap
mudah dijangkau dari segala sisi.
7. Service Area Berada di area yang berdekatan dengan
bakery. Serta memiliki sirkulasi
khusus bagi karyawan.
8. Kantor Area kantor terkoneksi langsung
dengan service area pada lantai satu.
Sehingga sirkulasi karyawan tidak
mengganggu pengunjung.
4.3.6 Analisa Elemen Pembentuk Ruang
a. Lantai 1
Gambar 4.14 denah lantai Lt. 1
Sumber : Mahasiswa
93
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
NO Area Jenis Lantai Keterangan
1. Entrance Marble Essenza
Tipe Alexandria
Dimensi: 60x60 cm
Polished
Entrance (pintu utama) adalah area yang menampilkan kesan sebuah
ruangan. Untuk itu kesan awal yang ingin ditampilkan dari area pintu
utama adalah clean.
2.
Sitting Area Parquete Bellini
Versailles Panels
Warna : antique oak
Finishing : textured
Kesan yang ingin ditimbulkan di sitting area adalah hangat. Untuk itu
parquete dipilih sebagai bahan utama, serta pemilihan pola diagonal
untuk menghindari kesan monoton pada lantai
3. Tea Room Tibetan Carpet
Madeline Weinrib
Mandala Champagne
Silk
Kesan yang ingin ditimbulkan di Tea Room adalah hangat. Untuk itu
Carpet dipilih sebagai bahan utama, serta pemilihan pola flora untuk
menghindari kesan monoton pada ruangan
4. Kitchen Area Ceramic Essenza Crono
Finishing Textured
Dimensi 20 x 20 cm
Pemilihan material lantai pada area dapur adalah lantai yang mudah
dibersihkan dan aman (tidak licin)
94
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
5. Rest Room Ceramic Essenza Crono
Finishing Textured
Dimensi 20 x 20 cm
Lantai yang bertekstur dipilih untuk menjaga kemananan pengunjung
saat menggunakan rest room.
6. Outdoor Area Wooden Deck
WPC
Finishing : White Wash
Area luar menggunkan Wooden Deck WPC, dengan finishing white
wash. Selain itu juga dilapisi coating anti lumut, mempertimbangkan
area luar rentan terhadap hujan dan paparan matahari secara langsung.
Lantai 2
Gambar 4.15 Denah Lantai Lt. 2
Sumber Mahasiswa
95
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
NO Area Jenis Lantai Keterangan
1. Library Area Marble Essenza
Tipe Alexandria
Dimensi: 60x60 cm
Polished
Entrance (pintu utama) adalah area yang menampilkan kesan sebuah
ruangan. Untuk itu kesan awal yang ingin ditampilkan dari area pintu
utama adalah clean.
2.
Sitting Area Parquete Bellini
Versailles Panels
Warna : antique oak
Finishing : textured
Marble Essenza
Tipe Alexandra
Dimensi: 60x60 cm
Polished
Kesan yang ingin ditimbulkan di sitting area adalah hangat. Untuk itu
parquete dipilih sebagai bahan utama, serta pemilihan pola diagonal
untuk menghindari kesan monoton pada lantai. Dimodifikasi dengan
marble alexandra untuk menampilkan kesan clean pada sudut-sudut
tertentu.
3. Private Room Tibetan Carpet
Madeline Weinrib
Mandala Champagne
Silk
Tingkat mobilitas yang rendah dan perlunya daya redam akustik ekstra
pada ruang ini memungkinkan untuk menggunakan material karpet
4. Chess Room Tibetan Carpet
Madeline Weinrib
Mandala Champagne
Silk
96
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Tingkat mobilitas yang rendah dan perlunya daya redam akustik ekstra
pada ruang ini memungkinkan untuk menggunakan material karpet
5. Kitchen Ceramic
Essenza Unicolor
Warna : snow white,
black beauty.
Finishing : polished
Dimensi : 40 x 40 cm
Tingkat mobilitas yang tinggi dan perlunya penggunaan material
ceramic dengan warna abu untuk daya kerja ekstra pada ruangan ini.
6. Office Ceramic Essenza
Salt and pepper
Warna : Carmel Blue
Finishing : Polished
Dimensi : 40 x 40
Tingkat mobilitas yang tinggi dan perlunya penggunaan material
ceramic dengan warna abu untuk daya kerja ekstra pada ruangan ini.
b. Dinding
Dinding pada area entrance menggunakan material alam yaitu paras yogya
agar mampu menciptakan suasana sesuai dengan konsep. Untuk
mencerminkan gaya neoklasik pada Sitting area, Tea Room, Bakery, Kasir,
Private Room, Chees Room, dan Library dinding menggunakan wall panel
Tabel 4.7 Jenis Lantai
Sumber : Mahasiswa
97
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
dengan material gypsum, finishing cat mowilex, warna peach (sorbet MM
5013) dan biru (azure BM 1007). Selain menggunakan wallpanel, dinding juga
menggunakan wallpaper dengan motif bunga. Sedangkan pada area kitchen,
office dan restroom mengunakan finishing cat tembok mowilex, warna cream
(cream BS 3040).
Gambar 4.16 Dinding Entrance
Bahan : Paras yogya
Gambar 4.17 Dinding Sitting area, Tea Room, Bakery, Kasir, Private Room, Chees
Room dan Library
Bahan : gypsum,
Finishing cat mowilex
Gambar 4.18 Dinding kitchen, office dan restroom
Bahan : pasangan batu bata
Finishing cat mowilex
98
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
a. Plafon
Desain plafon yang diaplikasikan menggunakan material gypsum dengan
finishing cat tembok, warna putih, cream dan biru. Terdapat ornament
berupa ukiran pada desain plafon untuk memperlihatkan gaya neo klasik.
Supaya tidak terjadi kemonotonan maka desain plafon dibuat dengan
permainan level.
4.3.7 Analisa Pelengkap Pembentuk Ruang
a. Pintu
Pintu main entrance didesain dengan
dua daun pintu, untuk mengantisipasi
pengunjung yang keluar dan masuk
secara bersamaan. Pada kedua sisi nya
dilengkapi jendela kaca yang
digunakan untuk mengamati area luar
dan dalam ruangan.
Gambar 4.19 Plafon di Area Bakery
Sumber Mahasiswa
Gambar 4.20 Pintu Pada Main Entrance
99
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
b. Jendela
Desain jendela menyerupai desain
jendela bangunan klasik eropa
lainnya, dimana terdapat bagian
lengkung pada atas serta tonjolan
yang berlapis pada bagian bawah
yang terlihat seperti tumpuan daun
jendela.
c. Kolom
Ciri khas neo klasik terlihat dari desain
kolomnya. Bagian atas kolom terdapat ukiran
bermotif flora, kolom ini akan menambah kesan
neo klasik pada interior Douce France Bakery
and Café.
Gambar 4.21 Desain Jendela
Gambar 4.22 kolom Klasik
100
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
4.3.8 Analisa Fasilitas
Kriteria :
Fasilitas harus fungsional, kuat, nyaman digunakan, ergonomis, serta tidak
menimbulkan cedera pada saat digunakan. Ukuran, bentuk dan tinggi serta
materialnya disesuaikan dengan tujuan penggunaan.
Analisis :
Fasilitas didesain berdasarkan fungsi dengan memperhatikan nilai estetika
dan ergonomi. Fasilitas tidak hanya bermanfaat bagi aktivitas namun dapat
menjadi unsur estetis ruangan. Oleh karena itu desain harus mewakili
konsep yang ingin ditampilkan karena merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari sebuah ruangan.
Visualisasi Desain :
fasilitas didesain sesuai dengan gaya neo klasik. Pada kaki kursi desainnya
lebih lurus sesuai dengan karakter gaya neo klasik. Menggunakan ukiran
bunga dengan aksen berwarna keemasan sebagai ornamen pada kursi.
Bahan menggunakan kayu mahogani dengan finishing white wash, untuk
kain penutup menggunakan kain bermotif flora sehingga memunculkan
gaya neo klasik tersebut.
Gambar 4.23 Desain Kursi
101
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Meja juga merupakan fasilitas utama yang menunjang interior bakery and cafe ini.
Meja didesain sesuai dengan gaya neo klasik. Bahan menggunakan kayu
mahogani dengan finishing white wash.
Gambar 4.24 Desain Meja
Gambar 4.25 Desain Display Bakery
102
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Display bakery
Desain pada display bakery menggunakan ukiran bunga dengan aksen berwarna
keemasan sebagai ornamen pada display bakery. Bahan menggunakan kayu
mahogani dengan finishing white wash dan menggunakan kaca tempered untuk
memberikan kesan elegan dan menjaga kebersihan dari roti yang ada di display.
4.3.9 Analisa Utilitas
a. Pencahayaan
Bangunan Douce France Bakery & Cafe ini menghadap ke timur. Area paling
timur adalah area Bakery dan seating area. Untuk efisiensi cahaya maka
optimalisasi pencahayaan alami pada pagi hari dilakukan dengan memberi celah
masuk cahaya yang optimal. Bangunan ini berlantai dua, dengan Balcony di sisi
timur. Hal ini menguntungkan masuknya cahaya matahari pada pagi hari. Untuk
itu diberi pembatas dinding dengan material kaca pada bagian timur. Pada sisi
selatan tetap diberi bukaan berupa satu buah jendela pada setiap ruang kantor
dilantai dua. Sedangkan pada sisi utara lantai dua menggunakan jendela – jendela
besar sebagai media penghantar cahaya matahari. Pengoptimalan cahaya di setiap
ruang dibantu dengan pencahayaan buatan yang dihitung kebutuhannya sesuai
yang ditentukan oleh fungsi ruang. Untuk itu jenis pencahayaan yang digunakan
dijelaskan pada tabel berikut sesuai dengan konsep pencahayaan yang diterapkan.
Gambar 4.26 Arah Sinar Matahari
103
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
No Area Konsep
Pencahayaan
Analisa
1. Entrance Ambient/terang Area ini merupakan area utama
sehingga cahaya pada area ini
harus mewakili konsep desain
secara umum. Pada area ini juga
menggunakan bantuan skylight
karena dinding pada sisi selatan
yang menggunakan pembatas
kaca.
2. Sitting area
Lantai
Hangat dan aksen
khusus pada sarana
dekoratif
Pada area ini menggunakan
pencahayaan dengan warna
cahaya agak kekuningan untuk
menampilkan kesan hangat pada
ruangan. Unsur dekoratif
diperlukan pada artwork yang
dipasang pada dinding
3. Tea Room Hangat Untuk menampilkan kesan hangat
digunakan lampu setengah
kuning.
4. Kitchen Ambient/ Terang Pada area ini memerlukan
ketelitian dalam bekerja karena
menyangkut hal-hal detail. Oleh
karena itu diperlukan
pencahayaan yang cukup terang
dengan menggunakan cahaya
yang tidak mengubah warna
ruangan.
5. Office Ambient/ Terang Menggunakan lampu yang
menghasilkan cahaya putih untuk
menampilkan kesan bersih.
104
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
6. Rest Room Ambient/ Terang Area ini harus cukup terang untuk
menghindari kecelakaan.
7. Bakery Ambient/ Terang
dan dekoratif
Pada area ini memajang roti-roti
sehingga diperlukan cahaya yang
tidak merubah warna asli roti.
Serta tetap diperlukan
pencahayaan yang bersifat
dekoratif pada bidang tertentu
seperti artwork.
8. Kasir Ambient/ Terang Area yang membutuhkan
kedetailan, sehingga
menggunakan cahayan yang
cukup terang untuk menghindari
kesalahan.
9. Outdoor
Area
Hangat dan
dekoratif
Diperlukan suasana hangat dalam
area ini, karena area outdoor
terlihat langsung dari sisi jalan
raya. Untuk itu dipilih cahaya
yang menghasilkan warna
kekuningan, serta spot light pada
art work dan sarana dekoratif
lainnya.
10. Private room Hangat dan
dekoratif
Tingkat privasi yang tinggi pada
ruangan membutuhkan kesan
hangat, untuk itu penggunaan
lampu dengan warna kekuningan
dipilih disamping lampu aksen
dekoratif.
11. Chess Room Ambient/terang DIperlukan ketelitian dalam
105
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
dan dekoratif. bermain catur untuk itu
dibutuhkan pencahayaan yang
terang, dan lampu aksen dekoratif
12. Library Ambient/terang Ruang ini membutuhkan cahaya
yang cukup terang untuk kegiatan
membaca.
13. Balcony Hangat dan
dekoratif
Area ini cukup terbuka sehingga
perlu menampilkan kesan hangat
agar terlihat dari luar ruangan.
b. Penghawaan
Area Utilitas
Penghawaan Akustik
Entrance Sirkulasi udara yang baik.
Pemanfaatan penghawaan
buatan diminimalisir
Kebisingan jalan raya tidak
memasuki dalam ruangan karena
diredam oleh tanaman-tanaman
pada teras.
Sitting area
Pengahwaan Buatan
Kebisingan teredam oleh
pemilihan material lantai yaitu
parquet.
Bakery
Pengahwaan Buatan untuk
menjaga suhu roti.
Penghawaan buatan untuk
menjaga kualitas produk
Tingkat redam tinggi, karena
banyak aktivitas lalu-lalang
Tea Room Penghawaan Buatan
Kebisingan dapat dihindari
karena posisi tea room yang lebih
di dalam.
Kitchen Penghawaan Buatan, AC
dan Exhoust Fan
Tingkat kebisingan yang tinggi
sehingga ruang dibuat tertutup
Tabel 4.8 Analisa Pencahayaan
Sumber : Mahasiswa
106
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
rapat untuk menghidari
terganggunya pengunjung.
Office Penghawaan Buatan
Tingkat kebisingan dan mobilitas
rendah.
Rest Room Exhoust Fan Ruangan jauh dari area yang
menuntut ketenangan.
Outdoor Area Penghawaan Alami Kebisingan tinggi, diredam oleh
tanaman-tanaman pada area
outdoor.
Private Room Penghawaan buatan Area ini membutuhkan tingkat
privasi tinggi. Untuk itu
kebisingan diredam dengan
pemilihan karpet sebagai material
lantai.
Chess Room Penghawaan buatan Pemilihan Karpet sebagai
peredam, karena ruangan ini
membutuhkan ketenangan .
Library Penghawaan buatan Menggunakan Material Parquete
sebagai peredam, karena area ini
membutuhkan ketenangan,
disamping itu juga karena
mobilitas yang tinggi pada area
ini
Balcony Penghawaaan Alami Berada pada sisi luar di lantai
dua, sehingga tingkat kebisingan
lebih bisa ditekan oleh tanaman
pada halaman lantai 1.
Tabel 4.9 Analisa Penghawaan
Sumber : Mahasiswa
107
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
4.3.10 Visualisasi Ruang
Gambar 4.27 Bakery Area
Sumber Mahasiswa
Gambar 4.28 Seating Area
Sumber Mahasiswa
Gambar 4.29 Private Room
Sumber Mahasiswa
108
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
Gambar 4.30 Tea Room
Sumber Mahasiswa
Gambar 4.32 Chees Room
Sumber Mahasiswa
Gambar 4.31 Seating Room
Sumber Mahasiswa
109
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Pengantar Karya Tugas Akhir
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Dengan penempatan ruang yang sesuai dengan urutan dan kebutuhan aktivitas
serta fasilitas penunjang pada interior Douce France Bakery & Cafe maka
dapat memenuhi seluruh kebutuhan aktivitas civitas di dalamnya. Penemparan
ruang pada lantai satu lebih kepada pelayanan cepat saji dan umum,
sedangkan lantai dua pelayananya lebih privat (table service) dan terdapat area
hiburan seperti library area dan chees room.
b. Dengan penempatan ruang yang sesuai dengan urutan dan kebutuhan aktivitas
Melalui konsep Croissant du Versailles, maka tercipta ruang yang memiliki
gaya neo klasik. Warna-warna soft pastel, bentuk lengkung dari roti croissant
dan gaya neo klasik dapat menyatu dengan baik dalam sebuah desain interior
Douce France bakery and cafe. Aplikasi bentuk, warna dan material neo
klasik yang cenderung memiliki kesan mewah akan membuat daya tarik bagi
pengunjung.
5.2 Saran
a. Dalam mendesain Douce France Bakery & Cafe yang merupakan ruang
public sebaiknya mengacu pada desain yang nyaman dan akrab agar para
pengunjung dapat disuguhkan kenyamanan baik dari segi interior maupun dari
segi kuliner.
b. Sebaiknya dalam desain interior Douce France Bakery & Cafe ini mampu
memenuhi kriteria-kriteria desain dan memenuhi persyaratan secara teknis
serta memperhatikan nilai-nilai estetika yang ingin dicapai berdasarkan
konsep desain. Memenuhi kriteria-kriteria desain dan memenuhi persyaratan
secara teknis serta memperhatikan nilai-nilai estetika yang ingin dicapai
berdasarkan konsep desain.
DAFTAR PUSTAKA
Admojo, Marsum widjojo, 1991. Restoran dan Segala Permasalahannya
Yogyakarta Andi
Amy, Wax. 2007. Color Schemes. Parkway : Creative Homeowner
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta
Ary Donald,et.al. 2005. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Broudy, E. 1986. Designing to Sell. New York: Mc.Graw-Hill
Ching, Francis DK. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga
_______________. 2000. Aritektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Jakarta :
Erlangga
Chevallier, Jim. 2009. Auguste zang and the French croissant, Australian
Scholarly Publishing Pty Limited
Cole, Robert. 1998. A travelers history of france, Interlinks Books
Departemen Pendidikan dan Kebudayan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : PN Balai Pustaka
Echols,John. 2009. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Inggris : Steven Library
Halliday,David. 2010. The bloody history of the croissant, Jakarta : penerbit
Australian Scholarly Publishing Pty Limited
Indra Santoso. 2003. Kiat Membuka Peluang Bisnis Bakery. Jakarta: Taramedi
dan Restu Agung
Karlen, mark, Benya James. 2007. Lighting Design Basics. Indiana University.
Press. Aurigemma
Kritiani, M.Gani. 1995. Teknik Mendesain Perabot yang Benar. Yogyakarta :
Kanisius
Lawson, Fred. 1994. Restaurant Planning and Design. Cambridge : Cambridge
University Press
Mangunwijaya, Y.B. 1981. Pasal-Pasal Pengantar Fisika Bangunan. Jakarta :
PT.Gramedia
Marizar, Eddy. 2003. Designing Furniture. Yogyakarta : Media Pressindo
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Neufeldt, Victoria. 1995. All about Business Bakery. New York : McGraw-Hill71
Neufert, Ernest. 2002. Architect Data. Great Britain : Crossby Lockwood & Son
Ltd
Panero, Julius. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang. Jakarta : Erlangga
Porter,Darwin. 2010. THE CAFES AND RESTAURANTS OF PARIS, University
of California
Satwiko, Prasasto, 2004. Fisika Bangunan 1. Yogyakarta : Andi
Sedioetama, 1996.Buku Konsumsi Pangan dan Kecukupan Gizi. PT.Gramedia
Soemargono. Farida. 2011. Kamus umum perancis– Indonesia. Jakarta : Gramedia
Pustaka Indonesia
Sufi S.Yahyono. 2000. Croissant. Jakarta : PT.Gramedia
Suhardjito. 2006. Buku Roti Zaman Purba & Masa Kini. Jakarta : Rineka Cipta
Sumalyo, Yulianto. 2003. Arsitektur Klasik Eropa. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
_______________. 1996. Aritektur Modern. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press
Suparto, Joko. 1979. Mengembangkan Konsep Perencanaan. Jakarta : Pustaka
Firdaus
Suptandar, Pamudji. 1982. Interior Design II. Jakarta : Erlangga
_______________. 1994.Merancang Ruang Interior. Jakarta : Erlangga
_______________. 1994.Perancangan Tata Ruang Dalam (Desain Interior).
Bandung : Universitas Trisakti
Triyono, Adi. 2007. pedoman pengukuran kepuasan pelanaggan, Jakarta : Aneka
Ilmu
Wardono, Prabu. 1996. Prinsip Desain Interior. Bandung : ITB
Wilkening, F. 1989. Cognitive Psychology. Newyork : McGraw-Hill71
Yanuarti, Mitha.2008. Roti dari zaman purba sampai masa kini, cetakan
pertama. Yogyakarta : Agro Media
Wilkins, John. 1996. Food in European Literature (European Studies Series),
Intellect Books
Website :
www.worldofbakery.com
didownload : 28 Maret 2011
www.wikipedia.com
didownload : 3 April 2011
Peraturan Pemerintah :
Peraturan pemerintah RI No. 34/PP/DPR RI/1997, hal 2, Tentang Café