perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengaruh kualitas .../pengaruh...memberikan efek terhadap...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
“PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP WORD OF MOUTH DAN
MINAT BELI KEMBALI DENGAN KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI
VARIABEL PEMEDIASI (Studi Pada Restoran Suka Sambal Foodcourt Solo Grand
Mall)”
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Manajemen
Minat Utama
Manajemen Pemasaran
Oleh:
Fransiskus Satrio Saputro
S4111009
MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
Fransiskus Satrio Saputro
S4111009
Kepuasan pelanggan akan menimbulkan minat pelanggan untuk membeli ulang dan
merekomendasikan suatu restoran atau produk kepada orang lain. Untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan, maka perusahaan harus memberikan pelayanan yang baik kepada
konsumennya. Kualitas pelayanan yang baik juga akan mendorong para pembeli atau
pelanggan untuk merekomendasikan kepada teman, saudara atau kepada keluargnya untuk
berbelanja pada toko atau perusahaan tersebut. Hal ini berarti kualitas pelayanan akan
memberikan efek terhadap perilaku Word of mouth (WOM) para pelanggannya. Penelitian
ini bertujuan untuk pengaruh kualitas layanan terhadap word of mouth dan minat beli dengan
kepuasan pelanggan sebagai variabel pemediasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen Suka Sambal Food court.
Sampling dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling yaitu konsumen
yang sudah melakukan pembelian lebih dari dua kali di Suka Sambal Food court. Penelitian
ini menggunakan teknik statistik Structural Equation Modeling.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut
Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan nasabah, berarti
hipotesis pertama terbukti. Kualitas pelayanan berpengaruh positif namun tidak signifikan
pada minat beli, berarti hipotesis kedua tidak terbukti. Kepuasan pelanggan berpengaruh
positif dan signifikan pada minat beli, berarti hipotesis ketiga terbukti. Kualitas pelayanan
berpengaruh negatif namun tidak signifikan pada word of mouth, berarti hipotesis keempat
tidak terbukti. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan pada word of mouth,
berarti hipotesis kelima terbukti. Kepuasan memediasi secara penuh hubungan antara kualitas
pelayanan dengan word of mouth dan minat beli.
Kata kunci: kualitas layanan, word of mouth, minat beli dan kepuasan pelanggan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Fransiskus Satrio Saputro
S4111009
Customer satisfaction will lead to interest of customers to repurchase and recommend
others to buy the products from its restaurant. To improve customer satisfaction, the company
should provide good services for their customers. Good quality services will also encourage
buyers or customers to recommend to their friends, relatives or to his family to shop at the
store or company. This means that the quality of services will have substantial impact on the
behavior of Word of mouth (WOM) customers. This study aimed to influence the service
quality on word of mouth and purchase intention with customer satisfaction as a variable
intervening.
The population in this study are all consumers of Suka Sambal food court. Sampling
in this study is using a purposive sampling is the consumers who purchase more than twice
times at Suka Sambal food court. This study is using statistical techniques Structural
Equation Modeling.
Based on the analysis and discussion, it can be concluded that service quality has a
positive and significant effects on its customer satisfaction, so the first hypothesis is accepted.
Service quality has a positive relationship but has no significant effect on the purchase
intention, so the second hypothesis was rejected. Customer satisfaction has positive effect and
significant on purchase intention, as the result the third hypothesis is accepted. Service
quality has a negative effect and not significant on word of mouth, so the fourth hypothesis
was rejected. Customer satisfaction has a positive and significant effect on word of mouth,
then the fifth hypothesis is accepted. Customer Satisfaction fully mediates the relationship
between service quality with word of mouth and purchase intention.
Key word: service quality, word of mouth, purchase intention dan customer satisfaction
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Solo dikenal dengan tempat wisata yang menarik, baik wisata
budaya maupun wisata kulinernya. Banyak sekali aneka kuliner yang menjadi
ciri khas kota Solo seperti nasi liwet, srabi Notosuman, gudeg ceker, dan lain
sebagainya. Perkembangan ekonomi kota Solo yang ditandai banyaknya pusat
belanja modern semakin menambah aneka kuliner di kota Solo. Kuliner
tersebut baik yang bersifat franchise asing, franchise lokal, kuliner lokal
maupun cabang dari restoran-restoran yang memiliki jaringan besar.
Semakin maraknya kuliner di kota Solo di dukung oleh tingkat
kebiasaan warga Solo yang suka kumpul atau nongkrong bersama keluarga
atau teman-temannya, sehingga terkenal dengan tingkat konsumtifnya. Selain
itu gaya hidup masyarakan modern juga semakin tertanam di hati warga Solo.
Masyarakat modern ditandai dengan aktivitas kerja yang tinggi serta adanya
kesempatan yang sama untuk dapat bekerja bagi setiap orang yang
mempunyai kompetensi tanpa diskriminasi. Aktivitas tersebut berdampak
pada semakin banyak wanita pekerja atau karir yang menghabiskan waktu di
luar rumah, sehingga kesulitan dalam menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah
tangga termasuk menyediakan makanan bagi keluarga. Kelompok keluarga
dengan ekonomi cukup, cenderung memilih makan di luar rumah dengan
memilih tempat restoran atau cafe atau membeli pengganti makanan pokok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
seperti roti atau jajanan lain, selain cita rasanya lebih enak juga banyak sekali
aneka menu yang ditawarkan, serta suasana yang menyenangkan.
Banyaknya tempat makan seperti restoran, Food court, rumah makan,
cafe dan lain sebagainya menimbulkan persaingan yang semakin ketata pada
pasar kuliner di Kota Solo. Oleh karena itu kepuasan menjadi ujung tombak
pada bisnis ini. Dewasa ini para pelanggan semakin sulit dipuaskan.
Pelanggan lebih cerdas, lebih sadar harga, lebih menuntut, kurang memaafkan,
dan didekati oleh banyak pesaing dengan tawaran yang sama atau yang lebih
baik (Kotler dan Keller, 2009: 191).
Kotler (2000: 251) menyatakan kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap
kinerja (hasil) sesuatu produk dengan harapannya. Kepuasan konsumen dari
suatu produk mendorong terciptanya suatu sikap yang positif terhadap merek
sehingga terjadi pembelian ulang, dan apabila kepuasan tersebut tetap
berlanjut maka pada akhirnya akan terbentuk loyalitas konsumen terhadap
merek. Kotler (2000:36), berpendapat bahwa konsumen yang puas lebih sukar
untuk mengubah pilihan beralih dari merek lain. Kepuasan tinggi atau
kesenangan menciptakan kelekatan emosional terhadap merek, bukan hanya
preferensi rasional. Hasilnya adalah loyalitas konsumen yang tinggi. Fandy
Tjiptono (1997: 24), menyatakan bahwa terciptanya kepuasaan pelanggan
dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya, terciptanya hubungan yang
harmonis antara perusahaan dengan pelanggan dan memberikan dasar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, serta
terbentuknya rekomendasi dari mulut ke mulut (Word of mouth).
Kepuasan pelanggan dipengaruh oleh banyak faktor, diantaranya adalah
kualitas layanan. Menurut Qin, Prybutok, Knipper dan Hosain (2009)
dimensi yang mempengaruhi kualitas pelayanan pada bisnis restoran adalah
tangible, assurance, empathy, responsibility dan responsiveness dan recovery.
Service Quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi
(perceived service) para pelanggan atas layanan yang nyata-nyata mereka
terima atau diperoleh dengan layanan yang sesungguhnya mereka harapkan
(expected service). Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai
dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan yang dipersepsikan adalah
kualitas yang baik. Jika pelayanan yang diterima melampaui harapan
pelanggan, maka kualitas pelayanan yang dipersepsikan sebagai kualitas yang
ideal. Sebaliknya jika pelayanan yang diterima lebih rendah daripada yang
diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.
Kualitas pelayanan yang baik juga akan mendorong para pembeli atau
pelanggan untuk merekomendasikan kepada teman, saudara atau kepada
keluargnya untuk berbelanja pada toko atau perusahaan tersebut. Hal ini
berarti kualitas pelayanan yang baik akan memberikan efek terhadap perilaku
Word of mouth (WOM) para pelanggannya (Rigopoulou, Chaniotakis,
Lymperopoulos & Siomkos, 2008) .
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Rigopoulou, Chaniotakis, Lymperopoulos & Siomkos (2008), perbedaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah obyek dan waktu penelitian.
Pada penelitian Rigopoulou, et al (2008) penelitian dilakukan pada toko
elektronik, sedangkan pada penelitian ini pada restoran.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan melihat pentingnya
kepuasan konsumen bagi perusahaan, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul: “PENGARUH KUALITAS LAYANAN
TERHADAP WORD OF MOUTH DAN MINAT BELI KEMBALI
DENGAN KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL
PEMEDIASI (Studi Pada Restoran Suka Sambal Foodcourt Solo Grand
Mall)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena tersebut dalam penelitian ini membahas tentang :
1. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh pada kepuasan pelanggan?
2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh pada minat beli kembali?
3. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh pada minat beli kembali?
4. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh pada Word of mouth?
5. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh pada Word of mouth?
6. Apakah kepuasan pelanggan memediasi pengaruh kualitas pelayanan
pada minat beli kembali?
7. Apakah kepuasan pelanggan memediasi pengaruh kualitas pelayanan
pada Word of mouth?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengaruh kualitas pelayanan pada kepuasan pelanggan.
2. Menganalisis pengaruh kualitas pelayanan pada minat beli kembali.
3. Menganalisis pengaruh kepuasan pelanggan pada minat beli kembali.
4. Menganalisis pengaruh kualitas pelayanan pada Word of mouth.
5. Menganalisis pengaruh kepuasan pelanggan pada Word of mouth.
6. Menganalisis pengaruh tidak langsung kualitas pelayanan pada minat beli
kembali yang dimediasi oleh kepuasan pelanggan.
7. Menganalisis pengaruh tidak langsung kualitas pelayanan pada Word of
mouth yang dimediasi oleh kepuasan pelanggan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang kuliner hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bersangkutan
dengan penyempurnaan kebijakan tentang pengaruh pelayanan
terhadap kepuasan konsumen, Word of mouth dan minat beli kembali.
2. Dapat menjadi pengembangan ilmu manajemen dan bahan referensi
untuk penelitian berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Kualitas Pelayanan
Salah satu konsep service quality adalah service quality (servqual)
is a measure of how the service level delivered matches customer
satisfaction. Delivering quality service means conforming to customer
expectactions a consistent basis (Parasuraman, et al, 1985 dalam
Purnomo, 2009).
Konsep servqual dikembangkan untuk memenuhi harapan-harapan
pelanggan akan kualitas jasa, sejauh mana pelayanan yang diberikan
mampu memenuhi harapan pelanggan. Parasuraman (1988)
mengembangkan servqual atas lima dimensi:
a. Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai
yang dijanjikan secara akurat.
b. Responsiveness, yaitu keinginan untuk membantu para pelanggan dan
memberikan pelayanan sebaik mungkin.
c. Assurance, yaitu pengetahuan dan kesopanan para pegawai serta
kemampuan mereka untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan
kepada perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
d. Empathy, yaitu perhatian yang tulus yang diberikan kepada para
pelanggan.
e. Tangibles, penekanan pada kualitas penampilan secara fisik, secara
kasat mata.
Banyak pakar dan organisasi yang mencoba mendefinisikan kualitas
berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Namun demikian beberapa
pandangan mengenai kualitas di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Kualitas meliputi usaha memenuhi harapan pelanggan
b. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang
dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang
berkualitas pada masa mendatang)
Berdasarkan beberapa persamaan elemen-elemen tersebut di atas,
Goetsch dan Davis (1994) dalam Kotler (2000) membuat definisi
mengenai kualitas yang cakupannya lebih luas, yaitu:
“ Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.”
Definisi kualitas menurut Kotler (2000) adalah keseluruhan ciri
serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada
kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang
tersirat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Menurut (Gronroos dalam Edvardsson, et al, (1994) yang dikutip
dalam Tjiptono, (1997) menyatakan ada 3 (tiga) kriteria pokok yang
digunakan pelanggan dalam menilai kualitas jasa yaitu (1). outcome-
related, (2). process related, dan (3). image-related. Dimana bahwa ke-3
(tiga) kriteria tersebut dapat dijabarkan menjadi 6 unsur yaitu :
a. Profesonalism and skills, kriteria yang pertama ini merupakan
outcome-related criteria, dimana pelanggan menyadari bahwa
penyedia jasa, karyawan, sistem operasional dan sumberdaya fisik,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah pelanggan secara profesional .
b. Attitude and Behaviour, kriteria ini adalah process-related criteria,
pelanggan merasa bahwa karyawan perusahaan menaruh perhatian
terhadap mereka dan membantu dalam memecahkan masalah secara
spontan dan senang hati.
c. Accessibility dan Flexibility, criteria ini termasuk dalam process-
related criteria, pelanggan merasa bahwa penyedia jasa, lokasi, jam
kerja, karyawan dan sistem operasionalnya, dirancang dan
dioperasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat melakukan
akses dengan mudah . selain itu dirancang dengan maksud agar dapat
bersifat fleksibel dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan
pelanggan.
d. Reliability and Trustworthiness, criteria ini juga termasuk process-
related criteria. pelanggan memahami apapun yang terjadi, mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
bisa mempercayakan segala sesuatunya kepada penyedia jasa beserta
karyawan dan sistemnya.
e. Recovery, kriteria ini termasuk dalam proses related criteria,
pelanggan memahami apapun yang terjadi, mereka bisa
mempercayakan segala sesuatunya kepada penyedia jasa akan segera
mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan mencari
pemecahan yang tepat.
f. Reputation and Credibility, kriteria ini merupakan image-related
criteria, pelanggan meyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapat
dipercaya dan memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan
pengorbanannya
2. Pengertian Kepuasan
Kotler (2005) mendefinisikan kepuasan adalah perasaan senang
atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja
(hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan.
Jika kinerja berada dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja
memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan,
pelanggan amat puas atau senang.
Kotler & Armstrong, (2009) berpendapat bahwa kepuasan
pelanggan adalah tingkatan dimana kinerja anggapan produk sesuai
dengan ekspektasi pembeli. Jika kinerja produk sesuai dengan ekspektasi,
pelanggan puas, jika kinerja melebihi ekpektasi, pelanggan sangat puas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Howard & Sheth dalam Tjiptono (2007) mengungkapkan bahwa kepuasan
pelanggan adalah situasi kognitif pembeli bekenaan dengan kesepadaan
atau ketidaksepadaan antara hasil yang didapatkan dibandingkan dengan
pengorbanan yang dilakukan.
Mowen dan Minor (2006) medefinisikan kepuasan konsumen
adalah sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukan konsumen atas barang
atau jasa setelah konsumen memperoleh dan menggunakanya. Oliver
dalam Husein Umar (2003) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
didefinisikan sebagai evaluasi purnabeli, di mana persepsi terhadap kinerja
alternative produk/jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan
sebelum pembelian. Kepuasan pelanggan adalah respons berupa perasaan
puas yang timbul karena pengalaman mengonsumsi suatu produk atau
layanan, atau sebagian kecil dari pengalaman itu (Buttle, 2007).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan
konsumen merupakan sikap, penilaian dan respon emotional yang
ditunjukkan oleh konsumen setelah proses pembelian / konsumsi yang
berasal dari perbandingan kesannya terhadap kinerja actual terhadap suatu
produk dan harapannya dan evaluasi terhadap pengalaman mengkonsumsi
suatu produk atau jasa.
Berdasarkan perspektif psikologi, terdapat dua model kepuasan
pelanggan yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1) Model Kognitif
Pada model ini, penilaian pelanggan didasarkan pada perbedaan
antara suatu kumpulan dari kombinasi atribut yang dipandang ideal
untuk individu dan persepsinya tentang kombinasi dari atribut yang
sebenarnya. Dengan kata lain, penilaian tersebut didasarkan pada
selisih atau perbedaan antara yang ideal dengan yang aktual. Jadi,
semakin kecil perbedaan tersebut maka besar kemungkinan pelanggan
yang bersangkutan mencapai kepuasan dan sebaliknya. Beberapa
model kognitif yang cukup sering dijumpai yaitu:
a) The Expectancy Disconfirmation Model
Berdasarkan model yang dikemukakan oleh Oliver ini, kepuasan
pelanggan ditentukan oleh dua variabel kognitif, yaitu harapan
prapembelian (prepurchase expectations) yaitu keyakinan kinerja
yang diantisipasi dari suatu produk atau jasa dan disconfirmation,
yang merupakan perbedaan antara harapan prapembelian dan
persepsi purnabeli (post purchase perception). Penilaian kepuasan /
ketidakpuasan berdasarkan model ini ada tiga jenis, yaitu positive
disconfirmation (bila kinerja melebihi yang diharapkan), simple
disconfirmation (bila keduanya sama), dan negative
disconfirmation (bila kinerja lebih buruk daripada yang
diharapkan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b) Equity Theory
Menurut teori ini, seseorang akan puas bila rasio hasil (outcome)
yang diperolehnya dibandingkan dengan input yang digunakan
dirasakan adil. Dengan kata lain kepuasan terjadi bila konsumen
merasakan bahwa rasio hasil terhadap inputnya proporsional
terhadap rasio yang sama (outcome dibanding input) yang
diperoleh orang lain (Oliver, 1999).
c) Attribution Theory
Teori ini menyatakan ada tiga dimensi (penyebab) yang
menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu hasil (outcome),
sehingga dapat ditentukan apakah suatu pembelian memuaskan
atau tidak memuaskan. Ketiga dimensi tersebut adalah stabilitas
atau variabilitas, locus of causality, dan controllability. Bila
konsumen merasa bahwa kegagalan suatu produk memenuhi
harapannya karena faktor yang bersifat stabil dan berkaitan dengan
pemasarnya, maka konsumen cenderung berkeyakinan bahwa di
masa yang akan dating dia tidak akan membeli produk tersebut dan
ditempat yang sama.
2) Model Afektif
Model afektif menyatakan bahwa penilaian pelanggan individual
terhadap suatu produk atau jasa tidak semata-mata berdasarkan
perhitungan rasional, namun juga berdasarkan kebutuhan subjektif,
aspirasi, dan pengalaman. Fokus model ini lebih dititik beratkan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
tingkat aspirasi, perilaku belajar, emosi, perasaan spesifik, suasana hati
dan lain-lain.
3. Word of Mouth
Interaksi dua pihak (contact personnel), pemberi dan pengguna
jasa, keduanya mempengaruhi outcome dari jasa tersebut. Pengguna jasa
memiliki preferensi dan persepsi sendiri dalam menilai performance dari
jasao perusahaan yang mereka konsumsi, dan hal yang lebih penting lagi
untuk diperhatikan oleh pemberi jasa adalah bahwa mereka biasanya akan
menceritakan pengalamannya atas jasa yang dikonsumsi, baik yang
sifatnya positif maupun negatif kepada pihak lain melalui kegiatan „Word-
of-mouth communication’ (Chew & Jochen, 2001).
Word-of-mouth communication, pada dasarnya adalah pesan
tentang produk atau jasa suatu perusahaan, ataupun tentang perusahaan itu
sendiri, dalam bentuk komentar tentang kinerja produk, keramahan,
kejujuran, kecepatan pelayanan dan hal lainnya yang dirasakan dan
dialami oleh seseorang yang disampaikan kepada orang lain. Pesan yang
disampaikan dapat berbentuk pesan yang sifatnya positif maupun negatif
bergantung pada apa yang dirasakan oleh sipemberi pesan tersebut atas
jasa yang ia konsumsi. Dalam penelitian ini kontstruk perilaku WOM
mengacu pada konsep Swan & Oliver (dalam Chew & Jochen, 2001),
yaitu: “the likelihood to generate word-of-mouth, the favorability of word
of mouth generated, and likelihood to make a purchase recommendation.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Perilaku WOM dapat dihubungkan dengan kepuasan dan
ketidakpuasan konsumen dengan pengalaman konsumsinya terdahulu.
Kepuasan konsumen oleh Kotler didefinisikan sebagai berikut:
”satisfaction is a person’s feeling of pleasure or disappointment
resulting from comparing a product’s perceived performance (or
outcome) in relation to his or her expectations. If the performance
fall short of expectations, the customer is dissatisfied. If the
performance matches the expectations, the customer is satisfied. If
the performance exceeds expectations, the customer is highly
satisfied or delighted”.
Kepuasan konsumen menurut Zeithaml akan dipenagruhi oleh
fitur spesifik dari produk atau jasa dan persepsi terhadap kualitas.
Kualitas jasa pada dasarnya menggambarkan sejauh mana jasa yang
dirasakan pelanggan dapat memenuhi harapan mereka. Kualitas
merupakan elemen dominan dalam evaluasi yang dilakukan pelanggan.
Dalam kasus dimana jasa yang ditawarkan adalah kombinasi dengan
produk fisik, kualitas jasa penting dalam menentukan kepuasan
pelanggan. Ada lima dimensi pokok kualitas jasa yang dinilai yaitu
(Zeithaml, 2000):
a) Reliability, ability to perform the promised service dependably and
accurately.
b) Responsiveness, willingness to help customers and to provide
prompt service.
c) Assurance, employees’ knowledge and courtesy and the ability of
the firm and its employees to inspire trust and confidence.
d) Empathy, the caring, individualized attention the firm provides its
customers.
e) Tangibles, appearance of physical facilities, equpment, personnel,
and communication materials.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Perilaku WOM juga dapat dipicu oleh insentif yang diberikan oleh
service provider kepada pelanggan, (Griffen, 1995; Misner, 1995; Ryan,
1996, dan Chew & Jochen, 2001). Insentif menurut Winardi (1995; 245),”
adalah suatu stimulans ekstra-organik, yang dikombinasi dengan satu
factor intraorganik atau lebih, guna menimbulkan aktivitas, dan
merupakan stimulans ekstra-organik yang ditujukan untuk mengarahkan
kelakuan tertentu atau untuk mempertahankan kelakuan tertentu. Lovelock
dan Zeithaml sependapat bahwa insentif dalam konteks pemasaran, juga
pemasaran jasa, termasuk kedalam promosi penjualan. Insentif merupakan
salah satu alat yang dapat digunakan sebagai motivator dalam mendorong
WOM positif dan mengurangi WOM negatif.
4. Minat Beli
Minat (intention) merupakan suatu kecenderungan untuk
melakukan tindakan terhadap obyek (Assael 1998). Minat terkait
dengan sikap dan perilaku. Minat dianggap sebagai suatu
“penangkap” atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang
mempengaruhi perilaku, minat juga mengindikasikan seberapa keras
seseorang mempunyai kemauan untuk mencoba. Minat menunjukkan
seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan
sesuatu dan minat berhubungan dengan perilaku.
Minat konsumen tumbuh karena suatu motif berdasarkan
atribut-atribut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
menggunakan suatu pelayanan jasa, berdasarkan hal tersebut maka analisa
mengenai bagaimana proses minat dari dalam diri konsumen sangat
penting dilakukan. Perilaku minat konsumen adalah hasil dari evaluasi
terhadap merek atau jasa. Tahapan terakhir dari proses tersebut adalah
pengambilan keputusan secara kompleks termasuk menggunakan merek
atau jasa yang diinginkan, mengevaluasi merek atau jasa tersebut pada
saat digunakan dan menyimpan informasi untuk digunakan pada masa
yang akan datang. (Assael 1998) lebih lanjut menjelaskan, bahwa pada
saat seorang konsumen melakukan evaluasi terhadap merek atau jasa,
konsumen cenderung akan menggunakan merek atau jasa yang
memberikan tingkat kepuasan tertinggi.
Seorang pelaku di dunia pemasaran akan berusaha keras untuk
mengukur minat dari konsumen, serta mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi minat tersebut. Minat konsumen merupakan perilaku
konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmennya untuk
melakukan tindakan pembelian atau kegiatan penggunaan suatu jasa.
Kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang dan jasa.Kebutuhan
Proses pengambilan keputusan Evaluasi terhadap merek / jasa
Intention to buy atau purchase intention Instrumen atau action
Pembelian Evaluasi pasca pembelian. Pembelian berkembang dari masa
ke masa dan mempengaruhi perilaku mereka, dalam istilah asing perilaku
konsumen sering disebut consumer behaviour, perilaku konsumen dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
didefinisikan sebagai kegiatan individu yang secara langsung terlibat
dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan
dan penentuan kegiatan tersebut (Swastha, 2000), perilaku konsumen
dalam mengambil keputusan, mempertimbangkan barang dan jasa apa
yang akan di beli, dimana, kapan, bagaimana, berapa jumlah dan
mengapa membeli produk tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijabarkan di
atas, inti masalah tentang penelitian ini mengacu pada minat
konsumen. minat yang cenderung kurang kepada proses komunikasi
di bidang pendidikan menyebabkan berkurangnya jumlah konsumen
yang akan menggunakan jasa tersebut. Permasalahan akan timbul jika
promosi yang dilakukan perusahaan sangatlah kurang sehingga
informasi tentang jasa yang di tawarkan tidak sampai ke konsumen
atau masalah identitas institusi yang kurang menarik dan tidak bisa
menunjukkan pembedaan dengan yang lain membuat konsumen
cenderung enggan menggunakan jasa tersebut.
Kesimpulan pembahasan tentang minat mengacu bahwa minat
dapat didefinisikan sebagai suatu sikap dari seorang konsumen yang
berupa kemauan untuk menggunakan atau mencoba suatu yang
ditawarkan oleh perusahaan, bisa berupa produk atau jasa. Bigne (2005),
Ekinci dan Hosany (2006), Alampay (2003), dan Rosen (1987)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
menjelaskan kecenderungan seseorang menunjukkan minat terhadap suatu
produk atau jasa dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri :
1) Kemauan untuk mencari informasi terhadap suatu produk atau jasa
Konsumen yang memiliki minat, memiliki suatu kecenderungan
untuk mencari informasi lebih detail tentang produk atau jasa
tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti bagaimana
spesifikasi produk atau jasa yang digunakan, sebelum menggunakan
produk atau jasa tersebut.
2) Kesediaan untuk membayar barang atau jasa
Konsumen yang memiliki minat terhadap suatu produk atau jasa dapat
dilihat dari bentuk pengorbanan yang dilakukan terhadap suatu
barang atau jasa, konsumen yang cenderung memiliki minat lebih
terhadap suatu barang atau jasa akan bersedia untuk membayar
barang atau jasa tersebut dengan tujuan konsumen yang berminat
tersebut dapat menggunakan barang atau jasa tersebut
3) Menceritakan hal yang positif
Konsumen yang memiliki minat besar terhadap suatu produk atau
jasa, jika di tanya konsumen lain, maka secara otomatis konsumen
tersebut akan mencitrakan hal yang positif terhadap konsumen lain,
karena konsumen yang memiliki suatu minat secara eksplisit
memiliki suatu keinginan dan kepercayaan terhadap suatu barang
atau jasa yang digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4) Kecenderungan untuk merekomendasikan
Konsumen yang memiliki minat yang besar terhadap suatu
barang, selain akan menceritakan hal yang positif, konsumen
tersebut juga akan merekomendasikan kepada orang lain untuk
juga menggunakan barang atau jasa tersebut, karena seorang yang
memiliki minat yang besar terhadap suatu barang akan cenderung
memiliki pemikiran yang positif terhadap barang atau jasa tersebut,
sehingga jika ditanya konsumen lain, maka konsumen tersebut
akan cenderung merekomendasikan kepada konsumen lain.
B. Penelitian terdahulu
Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian yang relevan dengan
penelitian di bawah ini.
Penelitian Rita Faullant, Kurt Matzler and Johann Fuller (2008) dengan
judul ”The impact of satisfaction and image on loyalty: the case of Alpine ski
resorts” menunjukkan bahwa kepuasan dan citra berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas. Kepuasan yang didukung dengan citra yang baik akan
sangat mempengaruhi loyalitas.
Penelitian yang dilakukan Aryotedjo (2005) dengan judul “Pengaruh
kualitas jasa, kepuasan dan komitmen pelanggan terhadap loyalitas konsumen
pada bisnis retail”, hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kualitas jasa
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan
berpengaruh signifikan terhadap komitmen pelanggan, dan kepuasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
pelanggan, kualitas jasa dan komitmen pelanggan berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas pelanggan.
Penelitian dilakukan oleh Lin, 2009, berjudul “The Influence of Corporate
Image, Relationship Marketing, and Trust on Purchase intention: The
Moderating Effects of Word-of-Mouth. Dari hasil penelitiannya diperoleh
kesimpulan bahwa citra perusahaan, hubungan pemasaran berpengaruh
signifikan terhadap kepercayaan, dan kepercayaan berpengaruh signifikan
terhadap purchase intention, dan intention memoderasi pengaruh kepercayaan
terhadap purchase intention.
Hasil penelitian Qin, Prybutok, Knipper dan Hosain (2009) dimensi yang
mempengaruhi kualitas pelayanan pada bisnis restoran adalah tangible,
assurance, empathy, responsibility dan responsiveness dan recovery.
Hasil penelitian Sergios Dimitriadis (2010) dengan judul ”Testing
perceived relational benefits as satisfaction and behavioral outcomes drivers”
hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kepuasan berpengaruh signifikan
terhadap Purchase intention dan intention to continue.
Hasil penelitian Irini D. Rigopoulou, Ioannis E. Chaniotakis, Constantine
Lymperopoulos, George I. Siomkos (2008) dengan judul “After-sales service
quality as an antecedent of customer satisfaction (The case of electronic
appliances) menyimpulkan bahwa pengiriman dan instalasi berpengaruh
signifikan terhadap kepuasna pelanggan, kepuasan pelanggan berpengaruh
signifikan terhadpa repurchase intention dan Purchase intention.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikembangkan kerangka model
penelitian sebagai berikut.
Sumber: Rigopoulou, Chaniotakis, Lymperopoulos, Siomkos (2008)
Kerangka pemikiran di atas menjelaskan pengaruh kualitas layanan
terhadap word mouth dan repurchase intention dengan kepuasan
pelanggan sebagai variabel mediasi. Kemudian menjelaskan pengaruh dari
kepuasan pelanggan terhadap word of mouth dan repurchase intention.
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen
Setting pelayanan menjelaskan bahwa pelanggan dapat dengan
mudah merasakan kualitas pelayanan dari staff/karyawan secara
langsung. Kemudian, karyawan berusaha untuk mengimplementasikan
orientasi pasar agar dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Hasil
H5
H4
H3
H2
H1 Kualitas
Layanan Kepuasan
Pelanggan
WOM
Minat Beli
Kembali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
penelitian Aryotedjo (2005), Sourelli (2006) dan Karsono (2005)
menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan yang berorientasi pasar
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas
pelanggan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan konsumen.
2. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Kembali
Hasil penelitian Taylor dan Baker (1994) menyatakan bahwa
variabel service quality perception diekspektasikan mempengaruhi
purchase intention dengan satisfaction sebagai factor moderasi.
Setyawati dan Murwati (2006) juga menyatakan kualitas layanan,
kepuasan pelanggan,interaksi antara kualitas layanan dan kepuasan
pelanggan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat
pembelian ulang konsumen. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2: Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat beli kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3. Pengaruh Kepuasan Terhadap Minat Beli Kembali
Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa barang atau
jasa yang dikonsumsi dapat diterima dan dinikmatinya dengan
pelayanan yang baik atau memuaskan (Assauri, 2003:28). Kepuasan
pelanggan dapat membentuk persepsi dan selanjutnya dapat
memposisikan produk perusahaan di mata pelanggannya. Hasil
penelitian Dimitriadis (2010) menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan
berpengaruh terhadap Word of mouth dan purchase intention.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H3: Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli
kembali
4. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Word of Mouth
Word-of-mouth communication, pada dasarnya adalah pesan
tentang produk atau jasa suatu perusahaan, ataupun tentang perusahaan
itu sendiri, dalam bentuk komentar tentang kinerja produk, keramahan,
kejujuran, kecepatan pelayanan dan hal lainnya yang dirasakan dan
dialami oleh seseorang yang disampaikan kepada orang lain. Pesan
yang disampaikan dapat berbentuk pesan yang sifatnya positif maupun
negatif bergantung pada apa yang dirasakan oleh sipemberi pesan
tersebut atas jasa yang ia konsumsi. Hasil penelitian Dimitriadis (2010)
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap Word of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
mouth dan repurchase intention. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Word of mouth.
5. Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Word of Mouth
Konsumen yang merasa puas akan menyampaikan hal-hal yang
positif kepada orang lain. Pesan tersebut akan mempengaruhi
konsumen atau orang lain untuk mencoba produk yang disampaikan
pembawa pesan tersebut. Hasil penelitian Dimitriadis (2010)
menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap Word
of mouth dan repurchase intention. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5 : Kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Word of mouth.
6. Pengaruh Kepuasan Terhadap Hubungan Antara Kualitas Pelayanan
Dengan Minat Beli Kembali
Kotler (2000: 251) menyatakan kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesannya terhadap kinerja (hasil) sesuatu produk dengan harapannya.
Kepuasan konsumen dari suatu produk mendorong terciptanya suatu
sikap yang positif terhadap merek sehingga terjadi pembelian ulang,
dan apabila kepuasan tersebut tetap berlanjut maka pada akhirnya akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
terbentuk loyalitas konsumen terhadap merek. Kotler (2000:36),
berpendapat bahwa konsumen yang puas lebih sukar untuk mengubah
pilihan beralih dari merek lain. Kepuasan tinggi atau kesenangan
menciptakan kelekatan emosional terhadap merek, bukan hanya
preferensi rasional. Hasilnya adalah loyalitas konsumen yang tinggi.
Fandy Tjiptono (1997: 24), menyatakan bahwa terciptanya kepuasaan
pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya,
terciptanya hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan
pelanggan dan memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang.
Hasil penelitian Rigopoulou, Chaniotakis, Lymperopoulos, Siomkos
(2008) menyimpulkan bahwa pengiriman dan instalasi berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan
berpengaruh signifikan terhadap repurchase intention. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H6 : Kepuasan pelanggan memediasi pengaruh kualitas layanan
terhadap minat beli kembali.
7. Pengaruh Kepuasan Terhadap Hubungan Antara Kualitas Pelayanan
Dengan Word of Mouth
Kepuasan konsumen dari suatu produk mendorong terciptanya
suatu sikap yang positif terhadap merek sehingga terjadi pembelian
ulang, dan apabila kepuasan tersebut tetap berlanjut maka pada
akhirnya akan terbentuk loyalitas konsumen terhadap merek. Kotler
(2000:36), berpendapat bahwa konsumen yang puas lebih sukar untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
mengubah pilihan beralih dari merek lain. Kepuasan tinggi atau
kesenangan menciptakan kelekatan emosional terhadap merek, bukan
hanya preferensi rasional. Hasilnya adalah loyalitas konsumen yang
tinggi. Fandy Tjiptono (1997: 24), menyatakan bahwa terciptanya
kepuasaan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat
diantaranya, terciptanya hubungan yang harmonis serta terbentuknya
rekomendasi dari mulut ke mulut (Word of mouth). Hasil penelitian
Rigopoulou, Chaniotakis, Lymperopoulos, Siomkos (2008)
menyimpulkan bahwa pengiriman dan instalasi berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan berpengaruh
signifikan terhadap Word of mouth. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H7 : Kepuasan pelanggan memediasi pengaruh kualitas layanan
terhadap Word of mouth.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei yaitu metode
pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
melalui kuesioner. Metode ini memerlukan adanya kontak antara peneliti
dengan subyek penelitian atau responden untuk memperoleh data yang
diperlukan. Tipe penelitian yang digunakan adalah kausal karena meneliti
hubungan antar variabel.
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan jumlah dari keseluruhan obyek yang
karakteristiknya hendak diduga. Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah semua konsumen Suka Sambal Food court.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data
sebenarnya yang karakteristiknya hendak diselidiki. Teknik penentuan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability
sampling, yaitu suatu metode pemilihan ukuran sampel dimana setiap
anggota populasi tidak mempunyai peluang yang sama untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Penelitian ini menggunakan model
persamaan struktural, dimana ukuran sampel telah memiliki kriteria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
untuk dapat diolah. Ferdinand (2002), memberikan pedoman ukuran
sampel yang dapat diambil, yaitu:
1) 100 – 200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation
2) Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya
5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi
3) Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh
variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5 –
10
4) Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih teknik
estimasi
Berdasarkan pedoman ukuran sampel menggunakan model
persamaan struktural dengan teknik Maximum Likehood
Estimation, maka peneliti mengambil responden sebagai sampel
adalah sebanyak 175 yang berasal dari jumlah indikator/pertanyaan
sebanyak 35 x 5 = 175.
3. Teknik Pengambilan Sampling
Sampling adalah cara yang digunakan dalam mengumpulkan sampel
penelitian. Sampling dalam penelitian ini dengan menggunakan
purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria,
kriteria dalam penelitian ini adalah konsumen yang sudah melakukan
pembelian lebih dari dua kali di Suka Sambal Food court. Karena
teknik analisis datanya dengan menggunakan SEM maka dalam
pengambilan sampel dengan menggunakan syarat minimal sejumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
175 responden, jumlah ini berasal dari jumlah pertanyaan sebanyak 35
x 5.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Kualitas pelayanan.
Kualitas pelayanan dalam penelitian merupakan kualitas pelayanan
yang dilakukan para karyawan restoran. Kualitas pelayanan merupakan
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan. Indikator kualitas pelayanan dalam penelitian ini meliputi:
tangibles, assurance, empathy, responsiveness, reliability, and
recovery (Qin, Prybutok, Knipper dan Hosain ; 2009).
a. Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai
yang dijanjikan secara akurat. Reliability diukur menggunakan
lima pertanyaan yaitu:
1) Pelayanan sesuai prosedur
2) Simpati dan menyenangkan
3) Keakuratan harga
4) Pelayanan sesuai skedul
5) Kemampuan mempertahankan kualitas pelayanan
b. Responsiveness, yaitu keinginan untuk membantu para pelanggan
dan memberikan pelayanan sebaik mungkin. Responsiveness
diukur menggunakan empat pertanyaan yaitu:
1) Kepastian waktu layanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2) Kemampuan memenuhi permintaan konsumen
3) Cepat dan tangkas dalam melayani
4) Keinginan untuk membantu konsumen
c. Assurance, yaitu pengetahuan dan kesopanan para pegawai serta
kemampuan mereka untuk menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan kepada perusahaan. Assurance diukur menggunakan
empat pertanyaan yaitu:
1) Kepercayaan pada pelayan
2) Rasa aman bertransaksi
3) Pengetahuan
4) Rasa bersahabat
d. Empathy, yaitu perhatian yang tulus yang diberikan kepada para
pelanggan. Empathy diukur menggunakan empat pertanyaan yaitu:
1) Kemudahan akses lokasi
2) Kemudahan jam operasi
3) Kelengkapan makanan
4) Kelengkapan makanan pendukung
e. Tangibles, penekanan pada kualitas penampilan secara fisik, secara
kasat mata. Tangibles diukur menggunakan empat pertanyaan
yaitu:
1) Tempat duduk yang tersedia
2) Kebersihan area
3) Kerapihan pakaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4) Kebersihan tangan dan rambut
f. Recovery, kemampuan dalam memperbaiki kesalahan yang telah
dilakukan. Recovery diukur menggunakan empat pertanyaan yaitu:
1) Kecepatan dalam meminta maaf
2) Menanggapi complain
3) Keahlian menangani complain
4) Kompensasi
2. Kepuasan Konsumen
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada dibawah
harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan,
pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas
atau senang. Indikator kepuasan konsumen dalam penelitian ini
meliputi: Rigopoulou, Chaniotakis, Lymperopoulos, Siomkos (2008)
a. Kepercayaan pelanggan
b. Kedekatan pelanggan
c. Kepuasan terhadap jaminan layanan
d. Kepuasan terhadap kualitas layanan keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3. Minat Beli Kembali
Keputusan memilih (Y) adalah keputusan konsumen yang
membawa konsekuensi terhadap komitmen dan kesepakatan antara
konsumen dengan perusahaan Dimitriadis (2010). Indikatornya adalah:
a. Kemungkinan konsumen akan membeli kembali
b. Keinginan untuk membeli di masa yang akan datang
c. Keputusan untuk membeli lagi produk perusahaan
4. Word of mouth
Word of mouth adalah usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk
membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan dan menjual
produk atau merek kita kepada pelanggan lainnya. Indikator Word of
mouth menurut Hennig-Thurau et al. (2004) meliputi:
a. Membicarakan hal-hal positif
b. Mempromosikan kepada orang lain
c. Merekomendasikan kepada orang lain
D. Data dan Sumber data
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder :
1. Data primer diperoleh langsung dari para responden yaitu para
konsumen Suka Sambal Food court. Untuk mendapatkan data primer,
digunakan metode penelitian survey, dengan cara menyebarkan daftar
pertanyaan dan kuesioner kepada para konsumen Suka Sambal Food
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
court. Metode pengumpulan data primer menggunakan beberapa cara
yaitu :
a. Kuesioner
Pengumpulan data dengan menggunakan penyebaran daftar
pertanyaan/kuesioner kepada konsumen Suka Sambal Food court
b. Wawancara
Mengadakan wawancara langsung dengan pihak manajemen atau
konsumen Suka Sambal Food court untuk memperoleh data yang
diinginkan.
c. Observasi
Pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung ke tempat
penelitian. Pengamatan langsung dilakukan untuk mendukung
kebenaran
2. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia, kemudian data
tersebut dikumpulkan untuk tujuan – tujuan tertentu, bukan untuk
memecahkan masalah khusus. Data sekunder dibutuhkan dalam
penelitian ini untuk mendukung data primer, misalnya profil
perusahaan.
E. Instrument Penelitian
Pengumpulan data untuk variabel kualitas layanan, kepuasan konsumen,
minat beli dan word of mouth dilakukan dengan alat bantu kuesioner.
Kuesioner yang diisi oleh responden dibuat dalam bentuk pertanyaan
tertutup, artinya dalam kuesioner sudah ditentukan alternative jawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
yang sekiranya cocok dengan keadaan yang dialaminya. Alternative
jawaban menggunakan skala likert (Sekaran, 29-33) yang dibuat menjadi
lima alternative jawaban untuk masing-masing variabel yaitu :
Sangat Setuju : SS : Skor = 5
Setuju : S : Skor = 4
Ragu-Ragu : RR : Skor = 3
Tidak setuju : TS : Skor = 2
Sangat Tidak setuju : STS : Skor = 1
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner (Ghozali ,2001). Uji validitas yang dilakukan
adalah CFA (Confirmatory Factor Analysis). Pengujian validitas
instrument penelitian yang berupa kuesioner dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Analisis Faktor Konfirmatori Pengukuran
tingkat validitas adalah mengukur validitas dari variabel manifes
terhadap variabel laten.
Variabel manifes adalah variabel yang dapat diobservasi
(diukur) secara langsung atau observable, sedangkan variabel laten
adalah variabel yang tidak dapat diobservasi atau unobservable,
tersusun dan diukur secara tidak langsung melalui variabel manifes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
atau variabel yang diamati. Tingkat validitas setiap variabel indikator
atau variabel manifes dalam mengukur variabel laten ditunjukkan oleh
besarnya loading (λ), pada analisis data yang standardized jika nilai
loading lebih besar dari 0,4 atau 0.5 maka variabel indikator dapat
dikatakan valid. Makin besar factor loading (λ) menunjukan indikasi
bahwa variabel manifes makin valid sebagai instrumen pengukur
variabel laten.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data .
Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan suatu instrumen
penelitian. Reliabel artinya dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Ungkapan yang menyatakan bahwa instrumen tersebut cukup baik
sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya (Arikunto ,
2006: 178). Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas yang dilakukan
untuk menentukan apakah satu indikator reliabel atau tidak dapat
dilihat dari composite reliability yaitu jika composite reliability
nilainya lebih besar dari 0,5 berarti bahwa indikator tersebut
dinyatakan reliabel. Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas
dilakukan dengan bantuan program SPSS 15.
Uji reliabilitas menunjukkan kemampuan sebuah ukuran untuk tetap
stabil atau tidak rentan terhadap perubahan situasi apapun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
(Kuntjoro,2004:154). Dalam uji reliabilitas ini digunakan teknik Alpha
Cronbach (Umar,2003:96):
2
2
11
t
b
k
kr
Keterangan :
r : reliabilitas instrumen
k : banyak butir pertanyaan
σt2 : varian total
Σσb2 : jumlah varian butir
Kriteria dalam uji reliabilitas yaitu, jika Kofisien Alpha kurang dari 0.60
menunjukkan tingkat reliabilitas rendah. Jika Koefisien Alpha lebih dari
0.60 atau semakin mendekati 1.00 berarti memiliki reliabilitas tinggi
(andal).
2. Uji Hipotesis
Model dalam penelitian ini adalah model hubungan berjenjang
yaitu berupa sistem persamaan struktural. Penelitian ini menggunakan
teknik statistik multivariate yang memungkinkan pengujian suatu
hubungan kausal berjenjang. Dalam model ini akan diketahui hubungan
secara berjenjang antar variabel. Dalam menganalisis jawaban yang
diperoleh dari responden digunakan SEM melalui model pengukuran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Structural Equation Modeling (SEM) adalah teknik statistik multivariate
yang memungkinkan pengujian suatu rangkaian hubungan kausalitas
antar variabel. Pola hubungan kausalitas antar variabel yang kompleks
tersebut dapat dibangun dari satu atau beberapa variabel eksogen atau
beberapa variabel endogen. Tiap-tiap variabel eksogen dan endogen
tersebut berupa varabel laten yang dibangun dari beberapa variabel
indikator atau variabel manifes. Melalui SEM seseorang dapat menjawab
pertanyaan penelitian yang bersifat kausalitas pada model struktural
maupun dimensional.
Sebelum model digunakan maka perlu dilakukan Goodness of Fit
Test. Sebelum dilakukan goodness of fit test maka untuk mendapatkan
model yang baik dan valid diperlukan beberapa asumsi. Pada prinsipnya
asumsi dalam SEM dapat dipilah menjadi dua, yaitu asumsi yang
berkaitan dengan model dan asumsi yang berkaitan dengan pendugaan
parameter dan pengujian hipotesis.
1) Asumsi asumsi yang berkaitan dengan dengan model di dalam SEM
adalah :
a) Semua hubungan berbentuk linear. Untuk memeriksanya dapat
dilakukan dengan membuat diagram pencar.
b) Model bersifat aditif, hal ini berkaitan dengan teori dan konsep
yang digunakan sebagai landasan pengembangan model hipotesis.
Jadi diupayakan secara konseptual dan teoritis tidak terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
hubungan yang bersifat multiplikatif atau rasional antar variabel
eksogen.
2) Asumsi - asumsi yang berkaitan dengan pendugaan parameter dan
pengujian hipotesis di dalam SEM adalah :
a) Antar unit pengamatan bersifat saling bebas . Hal ini dapat
ditempuh dengan salah satu teknik yaitu pengambilan sampelnya
dilakukan secara random.
b) Data yang akan dianalisis harus lengkap , tidak ada missing data.
c) Data tidak mengandung pencilan . pemeriksaan pencilan (Outlier)
dapat dilakukan dengan membandikan nilai standar deviasi. ( SD)
dengan mean (X). Bilamana SD lebih besar dibanding mean ( X)
maka merupakan indikasi adanya Outliers.
Model overall adalah model di dalam SEM yang melibatkan
model struktural dan model pengukuran secara terintegrasi. Model
dikatakan baik bilamana pengembangan model hipotetis secara teori dan
konsep didukung dengan data empirik. Uji goodness of fit test model
overall menggunakan uji Chi Square dengan tingkat toleransi 5%. Model
dikatakan fit jika memenuhi standar goodness of fit test yaitu sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel Goodness Of Fit Test Model
Goodness of fit Cut-off Keterangan
Chi Square Kecil dan tidak signifikan Model baik
RMSEA ≤ 0.08 Model baik
GFI ≥ 0.90 Model baik
AGFI ≥ 0.90 Model baik
Chi Square/ Df ≤ 2 Model baik
NFI > 0.90 Model baik
CFI > 0.90 Model baik
TLI > 0.90 Model baik
Sumber: (Ghozali, 2005)
Penyiapan data input untuk analisis SEM digunakan Sofware SPSS
Release 14.Proses perhitungan analisasi data dilakukan dengan Software
Amos 4. Sedangkan langkah-langkah dalam analisis SEM adalah :
1) Pengembangan model hipotetik yaitu merancang suatu model
penelitian yang akan diuji secara statistik. Sebelumnya
menggunakan model deskriptif yaitu model yang ditujukan untuk
mendeskripsikan suatu konsep yang disebut measurement model .
2) Mengkonstruksi diagram jalur yang menggambarkan pola
hubungan kausalitas antar variabel. Pemodelan yang
menggambarkan hubungan yang dihipotesiskan antar konstruk
menjelaskan suatu hubungan kausalitas termasuk didalamnya
hubungan kausalitas berjenjang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3) Mengkonversikan diagram jalur tersebut ke dalam model
struktural.
4) Evaluasi dan interpretasi hasil. Evaluasi model dilakukan dengan
melihat beberapa kriteria pengujian seperti nilai regression weight,
t statistic dan koefisien determinasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai deskripsi responden. Responden
dalam penelitian ini sebanyak 132 responden. Peyebaran kuesioner dilakukan
terhadap 175 pelanggan restoran Suka Sambal Food Court. Namun dari 175
kuesioner yang disebar hanya 145 yang teraplikasi dan dari 145 tersebut 13
kuesioner tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi kriteria atau tidak
terisi dengan lengkap, jadi hanya 132 responden yang digunakan dalam
penelitian ini. Karakteristik responden yang dijelaskan dalam penelitian ini
meliputi; umur, pendidikan dan jenis kelamin.
1. Usia
Gambaran usia responden dapat dilihat pada tabel IV.1 berikut ini:
Tabel IV.1
Deskripsi Usia Responden
No Keterangan Jumlah Persentase
1 15 – 25 tahun 46 34,8
2 26 – 35 tahun 52 39,4
3 36 – 45 tahun 20 15,2
4 46 – 55 tahun 14 10,6
Jumlah 132 100
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel IV.1 di atas diketahui jumlah terbesar
responden berusia antara 26-35 tahun sebanyak 39,4%, hal ini
menunjukkan bahwa konsumen restoran Suka Sambal Food Court di
dominasi oleh anak muda dan remaja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Pendidikan
Gambaran pendidikan responden dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel IV.2
Deskripsi Pendidikan Responden
No Keterangan Jumlah Persentase
1 SLTP 26 19,7
2 SLTA 47 35,6
3 Diploma 21 15,9
4 S1 38 28,8
Jumlah 132 100
Keterangan : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel IV.2 di atas diketahui bahwa jumlah
responden terbesar adalah berpendidikan SLTA yaitu 35,6%, hal ini
menunjukkan bahwa konsumen restoran Suka Sambal Food Court
berpendidikan SLTA dan sederajat. Responden dalam penelitian ini
yang sebagai besar anak sekolah baik pelajar maupun mahasiswa
memiliki minat yang tinggi untuk bermain dan belanja di Mall atau
supermarket, letak restoran Suka Sambal Food Court yang berada di
pusat perbelanjaan (Mall) merupakan keuntungan tersendiri bagi
restoran untuk menjaring konsumen pelajar dan mahasiswa di
restoran.
3. Jenis Kelamin
Gambaran jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel
IV.3. berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.3
Deskripsi Jenis Kelamin Responden
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Perempuan 82 62,1
2 Laki-laki 50 37,9
Jumlah 132 100
Keterangan: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel IV.3 di atas diketahui responden laki-laki
sebanyak 37,9%, dan responden perempuan sebanyak 62,1%. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen perempuan lebih banyak dibandingkan
konsumen pria atau dapat pula disimpulkan bahwa konsumen
perempuan lebih suka berbelanja atau makan dan minum di Mall
dibandingkan pria.
4. Deskripsi Jawaban Responden
Deskripsi jawaban responden terhadap empat variabel penelitian yaitu
kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, word of mouth dan minat beli di
uraikan di bawah ini.
a. Jawaban Variabel Kualitas pelayanan
Pertanyaan tentang kualitas pertanyaan ada 22 item. Dari 22 item
tersebut terdapat 7 item pertanyaan yang tidak valid, sehingga jumlah
pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 15
pertanyaan. Tabel IV.4 menunjukkan jawaban responden terhadap
variabel kualitas pelayanan dari 15 (lima belas) item pertanyaan yang
valid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.4
Deskripsi Jawaban Kualitas pelayanan
No PERNYATAAN
KUALITAS LAYANAN
JAWABAN (%)
SS S R TS STS
1. Tempat duduk yang tersedia mencukupi 23,5 34,8 38,6 3,0
-
2 Area untuk makan sudah bersih 22,7 36,4 35,6 4,5 0,8
4 Karyawan menjaga kebersihan tangan dan
rambutnya
22,0 32,6 42,4 3,0 -
5 Karyawan dengan cepat meminta maaf jika terjadi
kesalahan
13,6 40,9 36,4 9,1 -
6 Menanggi dengan baik complain dari pelanggan 17,4 40,2 31,8 9,8 0,8
7 Karyawan memiliki keahlian dan kemampuan
yang baik dalam menangani komplain
21,2 39,4 29,5 9,8 -
8 Karyawan memiliki wewenang untuk memberikan
kompensasi
15,9 31,8 22,0 25,8 4,5
9 Karyawan Memberikan layanan sesuai prosedur 42,4 34,8 17,4 3,8 1,5
10 Karyawan bersikap Simpati dan menyenangkan 19,7 51,5 22,0 6,8 -
11 Tarif atau harga yang dibebankan sudah akurat 6,1 31,1 33,3 25,0 4,5
15 Merasakan keamanan untuk transaksi keuangan 13,6 34,8 32,6 12,9 6,1
16 Para karyawan memiliki pengetahuan yang baik 28,8 42,4 24,2 3,0 1,5
17 Para karyawan sangat bersahabat 19,7 34,8 24,2 16,7 4,5
21 Para karyawan memiliki keinginan untuk membantu konsumen
8,3 22,0 42,4 18,9 8,3
22 Lokasi restoran mudah dijangkau 10,6 47,0 31,1 9,8 1,5
Rata-rata 19,0 37,0 30,8 10,8 3,4
Total 56,0 30,8 14,2
Sumber: data primer diolah, 2012
Pada tabel IV.4 diketahui bahwa distribusi frekuensi jawaban
responden menjawab setuju (56%) pada pernyataan kualitas pelayanan,
hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan di restoran Suka
Sambal Food Court secara umum dipersepsikan baik oleh konsumen.
Responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 30,8%, hal ini
menunjukkan bahwa masih banyak konsumen yang menyatakan
pelayanan di restoran Suka Sambal Food Court masih biasa saja,
sedangkan konsumen yang menjawab pelayanannya kurang baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebanyak 14,2%. Hal ini berarti restoran Suka Sambal Food Court
harus meningkatkan kualitas pelayanannya lagi.
b. Kepuasan pelanggan
Tabel IV.5 menunjukkan jawaban responden terhadap variabel
kepuasan pelanggan dari 4 (empat) item pertanyaan.
Tabel IV.5
Deskripsi Jawaban Kepuasan pelanggan
NO
.
PERNYATAAN
KEPUASAN PELANGGAN
JAWABAN
SS S R TS STS
1 Saya merasa rasa percaya diri saya meningkat
ketika menikmati makanan dan minuman di
restoran ini
37,9 39,4 18,9 3,8 -
2 Saya merasa puas dengan usaha pegawai restoran
ini dalam membina hubungan dengan pelanggan
6,1 20,5 53,8 14,4 5,3
3 Saya merasa puas terhadap jaminan layanan di
restoran ini
31,8 49,2 11,4 7,6
4 Saya merasa puas terhadap pelayanan restoran ini 15,2 52,3 22,0 7,6 3,0
Rata-rata 22,8 40,4 26,5 8,4 4,2
Total 63,2 26,5 12,6
Sumber: data primer diolah, 2012
Pada tabel IV.5 diketahui bahwa distribusi frekuensi jawaban
responden menjawab setuju (63,2%) pada pernyataan kepuasan
pelanggan, hal ini menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan di restoran
Suka Sambal Food Court secara umum dipersepsikan baik oleh
konsumen atau dengan kata lain konsumen restoran Suka Sambal Food
Court merasa puas dengan makanan dan pelayanan di restoran ini.
Konsumen yang menyatakan ragu-ragu atas kepuasannya sebesar
26,5% dan yang kurang puas sebesar 12,6%, hal ini berarti masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
banyak konsumen yang merasa kurang puas menikmati layanan di
restoran Suka Sambal Food Court ini.
c. Word of mouth
Tabel IV.6 menunjukkan jawaban responden terhadap variabel word of
mouth dari 3 (tiga) item pertanyaan.
Tabel IV.6
Deskripsi Jawaban Word of mouth
No PERNYATAAN
WORD OF MOUTH
JAWABAN
SS S R TS STS
1. Saya akan menceritakan restoran ini kepada
keluarga maupun orang lain berdasarkan
pengetahuan yang saya miliki tentang restoran ini
16,7 46,2 20,5 16,7 -
2. Saya akan membicarakan dengan rekan dan
teman-teman saya tentang kompetensi yang
dimiliki oleh para karyawan restoran ini
18,2 32,6 37,1 11,4 0,8
3. Saya akan merekomendasikan restoran ini
kepada keluarga atau orang lain berdasarkan
pengalaman saya makan di restoran ini
15,9 24,2 25,0 28,8 6,1
Rata-rata 16,9 34,3 27,5 19,0 3,5
Total 51,2 27,5 22,5
Sumber: data primer diolah, 2012
Pada tabel IV.6 diketahui bahwa distribusi frekuensi jawaban
responden menjawab setuju (51,2%) pada pernyataan word of mouth,
hal ini menunjukkan bahwa word of mouth di restoran Suka Sambal
Food Court secara umum dipersepsikan baik oleh konsumen atau
dengan kata lain responden memiliki keinginan untuk menyampaikan
hal-hal yang positif tentang restoran Suka Sambal Food Court kepada
orang lain. Konsumen yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 27,5%,
hal ini menunjukkan bahwa konsumen merasa ragu untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merekomendasikan atau menceritakan hal-hal yang positif tentang
restoran Suka Sambal Food Court ini. Sedangkan yang menjawab
tidak akan melakukan kegiatan word of mouth berkaitan dengan
restoran Suka Sambal Food Court ini sebanyak 22,5%, hal ini berarti
masih ada persepsi konsumen yang kurang baik tentang restoran Suka
Sambal Food Court ini yang membuat ketidakinginan konsumen untuk
merekomendasikan kepada orang lain.
d. Minat Beli Kembali
Tabel IV.7 menunjukkan jawaban responden terhadap variabel minat
beli kembali dari 3 (tiga) item pertanyaan.
Tabel IV.7
Deskripsi Jawaban Minat Beli Kembali
NO. PERNYATAAN
MINAT BELI
JAWABAN
SS S R TS STS
1 Saya akan sering membeli kembali makanan di
restoran ini
29,5 43,2 25,8 0,8 0,8
2 Saya memiliki keinginan untuk membeli lagi di
waktu yang akan datang
25,8 31,1 37,1 6,1 -
3 Saya pasti akan membeli kembali makanan di restoran ini
10,6 21,2 48,5 18,9 0,8
Rata-rata 22,0 31,8 37,1 8,6 0,8
Total 53,8 37,1 9,4
Sumber: data primer diolah, 2012
Pada tabel IV.7 diketahui bahwa distribusi frekuensi jawaban
responden menjawab setuju (53,8%) pada pernyataan minat beli, hal
ini menunjukkan bahwa minat beli di restoran Suka Sambal Food
Court secara umum dipersepsikan baik oleh konsumen atau dengan
kata lain responden memiliki keinginan untuk membeli kembali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
makanan dan minuman di restoran Suka Sambal Food Court di masa
yang akan datang. Responden yang menyatakan ragu-ragu sebanyak
37,1%, hal ini menunjukkan bahwa masih banyak konsumen yang
masih ragu-ragu untuk melakukan minat beli kembali di restoran Suka
Sambal Food Court ini. Sedangkan responden yang menyatakan tidak
berminat untuk membeli kembali sebanyak 9,4%, hal ini menunjukkan
bahwa masih banyak konsumen yang merasa ragu untuk membeli
kembali, hal ini harus menjadi perhatian bagi restoran Suka Sambal
Food Court untuk mengkaji faktor yang mempengaruhinya.
B. Analisis Data
1. Pengujian Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan teknik
Confirmatory Factor Analysis dengan bantuan software program SPSS
versi 14. Suatu instrumen dinyatakan valid jika mempunyai loading
factor diatas 0,5. Hasil pengujian validitas disajikan pada Tabel IV.8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.8
Hasil Uji Validitas
Component Kesimpulan
1 2 3 4
L1
L2
L4
L5
L6
L7
L8
L9
L10
L11
L15
L16
L17
L21
L22
P1
P2
P3
P4
B1
B2
B3
W1
W2
W3
0,700
0,527
0,779
0,578
0,742
0,835
0,679
0,803
0,737
0,793
0,763
0,764
0,724
0,688
0,704
0,855
0,879
0,835
0,901
0,955
0,934
0,959
0,936
0,911
0,917
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: data primer diolah, 2012
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai korelasi untuk variabel
kualitas pelayanan dari 25 item pertanyaan, yang mempunyai loading
factor diatas 0,5 dan terekstrak sempurna hanya ada 15 item
pertanyaan, berarti hanya 15 item pertanyaan yang valid yang dapat
digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan. Untuk pertanyaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kepuasan pelanggan dari 4 item pertanyaan semuanya valid karena
mempunyai loading factor diatas 0,5 dan terekstrak secara sempurna,.
Untuk pertanyaan tentang word of mouth dari 3 item pertanyaan,
semuanya terekstrak sempurna dan memiliki loading factor di atas 0,5,
hal ini berarti semua pertanyaan word of mouth valid dan dapat
digunakan untuk mengukur word of mouth. Untuk pertanyaan tentang
minat beli dari 3 item pertanyaan semuanya valid karena mempunyai
loading factor di atas 0,5.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Hasil pengujian dari suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
hasil pengujian menghasilkan Cronbach’s Alpha di atas 0,60, maka
instrumen tersebut reliabel. Hasil Uji reliabilitas dari masing-masing
varibel penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel IV.9
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
Status
Kualitas pelayanan
Kepuasan Pelanggan
Word of mouth
Minat beli kembali
0,932
0,901
0,964
0,943
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber : Hasil pengolahan data
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai
koefisien Cronbach’s Alpha untuk masing-masing variabel diatas 0,6,
hal ini berarti semua instrument yang digunakan untuk mengukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
variabel kualitas pelayanan, kepuasan pelangngan, word of mouth dan
minat beli adalah reliabel.
2. Hasil Analisis Data
Metode analisis penelitian ini menggunakan Structural Equation
Modelling atau SEM dengan software program Amos versi 5.0 untuk
menganalisis hubungan kausalitas dalam model struktural yang diusulkan.
Sebelum melakukan pengujian dengan pendekatan Structural Equation
Model ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi. Asumsi-asumsi SEM
tersebut meliputi asumsi kecukupan sampel, normalitas, dan outliers.
Berikutnya dilakukan pembahasan mengenai asumsi-asumsi SEM.
a. Asumsi Kecukupan Sampel
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Structural Equation Modelling teknik Maximum Likelihood Estimation
dimana jumlah sampel 100–200, jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 132 responden, berarti hal ini sudah memenuhi kecukupan
sampel.
b. Asumsi Normalitas
Nilai statistik untuk menguji normalitas disebut z value (Critical
Ratio atau CR) dari ukuran skewness dan kurtosis sebaran data. Bila
nilai CR lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa
distribusi data tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan
tingkat signifikansi 1% yaitu sebesar 2.58. Untuk normalitas
multivariate dilihat pada assessment of normality baris bawah kanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yaitu nilai critical ratio (c.r) kurtosis dibawah 7 (Ghozali dan Fuad,
2008). Hasil Uji asumsi normalitas dapat dilihat pada Tabel IV.10.
Tabel IV.10
Hasil Uji Normalitas
min max skew c.r. kurtosis c.r.
L21 1 5 -0.061 -0.284 -0.336 -0.787
L20 2 5 -0.226 -1.058 -0.603 -1.413
L17 1 5 -0.385 -1.806 -0.683 -1.602
L16 1 5 -0.667 -3.129 0.436 1.022
L15 1 5 -0.402 -1.884 -0.331 -0.777
L11 1 5 -0.088 -0.414 -0.651 -1.527
L10 2 5 -0.457 -2.143 -0.168 -0.395
L9 1 5 -0.987 -4.628 0.645 1.512
L8 1 5 -0.124 -0.583 -1.019 -2.391
L7 2 5 -0.211 -0.987 -0.766 -1.796
B3 1 5 0.369 1.729 -0.321 -0.752
B2 2 5 -0.014 -0.067 -1.025 -2.403
B1 1 5 -0.432 -2.027 0.034 0.08
W3 1 5 0.067 0.313 -1.028 -2.412
W2 1 5 -0.066 -0.309 -0.653 -1.53
W1 2 5 -0.372 -1.745 -0.774 -1.816
P4 1 5 -0.854 -4.006 0.738 1.731
P3 2 5 -0.827 -3.88 0.25 0.586
P2 1 5 -0.085 -0.398 0.394 0.924
P1 2 5 -0.599 -2.811 -0.435 -1.021
L1 2 5 0.102 0.479 -1.014 -2.377
L2 1 5 -0.175 -0.822 -0.447 -1.047
L4 2 5 0.215 1.007 -1.006 -2.36
L5 2 5 -0.054 -0.255 -0.575 -1.348
L6 1 5 -0.256 -1.203 -0.436 -1.022
Multivariate 13.212 2.066
Tabel IV.10 menjelaskan bahwa secara univariate data dalam
penelitian ini termasuk non normal yang ditunjukkan dengan nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
skewness > 2,58. Namun secara multivariate, data dalam penelitian ini
termasuk normal karena memiliki c.r kurtosis dibawah 7 yaitu sebesar
2,066.
c. Asumsi Outliers
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik
unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya
dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk variabel tunggal
maupun variabel kombinasi menurut Hair et al. (1998, dalam Ghozali,
2008). Dalam analisis multivariate adanya outlier dapat diuji dengan
statstik Chi Square (2) terhadap nilai mahalanobis distance squared
pada tingkat signifikansi 0,001 dengan degree of freedom sejumlah
konstruk yang digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2008).
Jumlah indikator variabel yang digunakan sebanyak 25 indikator
variabel. Dengan demikian, apabila terdapat nilai mahalanobis
distance yang lebih besar dari χ2
(25. 0,001) = 52,62 maka nilai
tersebut adalah outliers multivariate. Rangkuman Mahalanobis
distance dapat dilihat pada tabel IV.11 (selengkapnya di Lampiran).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.11
Hasil Uji Outliers
Observation number
Mahalanobis d-squared
p1
p2
30 49.709 0.002 0.263
10 45.25 0.008 0.277
42 42.506 0.016 0.348
99 41.143 0.022 0.336
132 40.82 0.024 0.211
22 40.465 0.026 0.133
129 39.372 0.034 0.161
-------- -------- -------- --------
60 20.613 0.714 0.336
117 20.575 0.716 0.286
19 20.486 0.721 0.261
67 20.47 0.722 0.207
30 49.709 0.002 0.263
Sumber : Hasil olahan data, 2012
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat data yang
mengandung outliers, hal ini ditunjukkan oleh nilai Mahalanobis d-
square di bawah 52,62.
d. Analisis Goodness of Fit
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, langkah pertama
adalah menilai kesesuaian goodness of fit. Hasil evaluasi nilai
goodness of fit dari model penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada
tabel IV.12 dibawah. Hasil uji goodness of fit pada model diperoleh
hasil sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.12
Hasil Pengujian Goodness-of-Fit Model Awal
Kriteria Cut-off Value Hasil Kesimpulan
chi square Diharapkan kecil 379,574 Kurang baik
probability ≥ 0,05 0,000
CMINDF < 2 1,406 Baik
AGFI ≥ 0,90 0,769 Cukup
GFI ≥ 0,90 0,808 Cukup
RMSEA < 0,08 0,056 Baik
TLI ≥ 0,90 0,906 Baik
CFI ≥ 0,90 0,916 Baik
NFI ≥ 0,90 0,763 Cukup
Sumber : Hasil olahan data, 2012.
Hasil pengukuran goodness of fit tersebut di atas
mengindikasikan bahwa model yang diajukan dalam penelitian ini
belum dapat diterima, terutama nilai Chi Square sebesar 379,574 yang
mempunyai probabilitas < 0,05, ini secara statistik artinya perbedaan
variasi datanya sangat signifikan. Oleh karena itu, diperlukan
modifikasi model untuk membentuk model alternatif yang mempunyai
goodness of fit yang lebih baik.
e. Modifikasi Model
Untuk mendapatkan kriteria model yang dapat diterima, peneliti
mengestimasi hubungan korelasi antar error term yang tidak
memerlukan justifikasi teoritis dan yang memiliki nilai modification
indices lebih besar. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan nilai
goodness of fit yang memenuhi syarat. Tabel IV.13 merupakan hasil
goodness of fit model yang telah dimodifikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.13
Hasil Pengujian Goodness-of-Fit Model Modifikasi
Kriteria Cut-off Value Hasil Kesimpulan
chi square Diharapkan kecil 295,426 Baik
probability ≥ 0,05 0,054
CMINDF < 2 1,145 Baik
AGFI ≥ 0,90 0,810 Cukup
GFI ≥ 0,90 0,849 Cukup
RMSEA < 0,08 0,033 Baik
TLI ≥ 0,90 0,967 Baik
CFI ≥ 0,90 0,971 Baik
NFI ≥ 0,90 0,816 Cukup
Sumber : Hasil olahan data, 2012.
Pada pengujian Chi-Square, setelah dilakukan modifikasi model
nilai x2 pada penelitian ini turun menjadi sebesar 295,426, dan nilai
probabilitasnya menjadi baik dengan probabilitas lebih besar dari
0,05 yaitu 0,054.
Terdapat berbagai jenis fit index yang digunakan untuk
mengukur derajad kesesuaian antara model yang dihipotesiskan
dengan data yang disajikan. Jenis-jenis fit index tersebut akan
dijelaskan pada bagian berikut ini.
Normed Chi-Square (CMIN/DF) adalah nilai yang diperoleh
dari pembagian nilai chi-square terhadap degree of freedom. Indeks
ini mengukur hubungan goodness-of-fit model dengan jumlah
koefisien-koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat
kesesuaian. Nilai CMIN/DF pada model ini adalah 1,145
menunjukkan bahwa model penelitian ini baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Goodness of Fit Index (GFI) mencerminkan tingkat kesesuaian
model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari
model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai GFI
berkisar antara 0–1, dimana 0 menunjukkan poor fit dan 1
menunjukkan perfect fit. Dengan tingkat penerimaan yang
direkomendasikan > 0,9 dapat disimpulkan bahwa model penelitian
ini memiliki tingkat kesesuaian yang kurang baik atau marginal
dengan nilai GFI sebesar 0,849.
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) adalah pengembangan
dari GFI yang disesuaikan dengan rasio degree of freedom dari model
yang diusulkan dan degree of freedom dari null model. Nilai AGFI
dalam model ini adalah 0,810 menunjukkan tingkat penerimaan yang
kurang baik atau marginal.
TLI adalah suatu incremental fit index yang membandingkan
sebuah model yang diuji dengan null model. Nilai TLI berkisar
antara 0 sampai dengan 1, dengan nilai TLI yang baik 0,90
menunjukan good fit. Sedangkan 0,08 TLI < 0,9 sering disebut
sebagai marginal fit (Ghozali, 2008). Hasil analisis diperoleh nilai
TLI sebesar 0,967, ini menunjukkan model ini memiliki kesesuaian
yang baik.
Comparative Fit Index (CFI) adalah indeks kesesuaian
incremental yang membandingkan model yang diuji dengan null
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
model. Besaran indeks ini dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang
mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian
yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks
ini relatif tidak sensitif dengan besarnya sampel dan kurang
dipengaruhi oleh kerumitan model. Dengan memperhatikan nilai
yang direkomendasikan yaitu > 0,9, maka nilai CFI sebesar 0,971
menunjukkan bahwa model ini memiliki kesesuaian yang baik.
The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
adalah ukuran yang digunakan untuk memperbaiki kecenderungan
statistik chi-square yang sensitif terhadap jumlah sampel yang besar.
Nilai penerimaan yang direkomendasikan < 0,08; nilai RMSEA
model sebesar 0,033 menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik.
Berdasarkan keseluruhan pengukuran goodness-of-fit model
penelitian setelah proses modifikasi tersebut di atas, mengindikasikan
bahwa model yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima
dengan baik.
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan alat uji SEM dengan Amos 4. Hasil
pengolahannya dapat dilihat pada Tabel IV.14.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.14
Hasil Regresi
Regression Weight Stand.
Estimate
Estimate S.E. C.R. P
KP <---- KL
PI <---- KL
WOM <---- KL
PI <---- KP
WOM <---- KP
0,911
0,442
-0,080
0,472
0,961
4,054
1,590
-0,319
0,382
0,864
1,879 1,085 1,061 0,186 0,245
2,158
1,465
-0,301
2,052
3,529
0,031
0,143
0,763
0,040
0,000
Sumber : Hasil olah data, 2012
Keterangan:
KL : Kualitas Pelayanan
KP : Kepuasan Pelanggan
WOM : Word of mouth
PI : Minat Beli
Berdasarkan hasil pengujuan SEM dapat disimpulkan hipotesis sebagai
berikut:
a. Hipotesis Pertama
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,911 dengan
C.R sebesar 2,158, dan probabilitas sebesar 0,031 < 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan konsumen, ini berarti hipotesis pertama
yang menyatakan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan
signifikan pada kepuasan konsumen, dapat diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Hipotesis Kedua
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,442 dengan
C.R sebesar 1,465, dan probabilitas sebesar 0,143 > 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif namun
tidak signifikan terhadap minat beli kembali, ini berarti hipotesis kedua
yang menyatakan Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan
signifikan pada minat beli kembali, ditolak.
c. Hipotesis Ketiga
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,472 dengan
C.R sebesar 2,052, dan probabilitas sebesar 0,040 < 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa kepuasan konsumen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli kembali, ini berarti hipotesis ketiga
yang menyatakan kepuasan konsumen berpengaruh positif dan
signifikan pada minat beli kembali, dapat diterima.
d. Hipotesis Keempat
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,080 dengan
C.R sebesar -0,301, dan probabilitas sebesar 0,763 > 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap word of mouth, ini berarti hipotesis keempat yang
menyatakan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
pada word of mouth, ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Hipotesis Kelima
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,961 dengan
C.R sebesar 3,529, dan probabilitas sebesar 0,000 < 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa kepuasan konsumen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap word of mouth, ini berarti hipotesis kelima yang
menyatakan kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan
pada word of mouth, diterima.
4. Analisis Mediasi
Analisis mediasi digunakan untuk mengetahui pengaruh kepuasan
pelanggan terhadap hubungan antara kualitas pelayanan dengan word of
mouth dan minat beli.
Tabel IV.15
Hasil Analisis Mediasi
Keterangan
Variabel
Variabel
KL KP
Pengaruh Total KP 0,911 0,000
PI 0,872 0,472
WOM 0,795 0,961
Pengaruh
Langsung
KP 0,911 0,000
PI 0,442 0,472
WOM -0,080 0,961
Pengaruh Tidak
Langsung
KP 0,000 0,000
PI 0,430 0,000
WOM 0,875 0,000
Sumber: hasil olah data 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Pengaruh mediasi kepuasan pelanggan terhadap hubungan kualitas
pelayanan dengan minat beli kembali
Pengaruh langsung kualitas pelayanan terhadap minat beli kembali
sebesar 0,442, sedangkan pengaruh tidak langsungnya sebesar 0,430,
berarti pengaruh langsung lebih besar dari pengaruh tidak langsung.
Hasil uji t menunjukkan bahwa kualitas pelayanan tidak berpengaruh
signifikan terhadap minat beli kembali, sedangkan kepuasan pelanggan
berpengaruh signifikan terhadap minat beli kembali. Hal ini
menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan memediasi hubungan
kualitas pelayanan dengan minat beli secara penuh (Fully Mediated).
Berarti hipotesis keenam yang menyatakan bahwa “Kepuasan
pelanggan memediasi pengaruh kualitas layanan terhadap minat beli
kembali”, diterima.
b. Pengaruh mediasi kepuasan pelanggan terhadap hubungan kualitas
pelayanan dengan word of mouth
Pengaruh langsung kualitas pelayanan terhadap word of mouth sebesar
-0,080, sedangkan pengaruh tidak langsungnya sebesar 0,875 berarti
pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh langsung.
Hasil uji t menunjukkan bahwa Kualitas pelayanan tidak berpengaruh
signifikan terhadap word of mouth, sedangkan kepuasan pelanggan
berpengaruh signifikan terhadap word of mouth, hal ini menunjukkan
bahwa kepuasan pelanggan memediasi hubungan kualitas pelayanan
dengan word of mouth secara penuh (Fully Mediated). Berarti hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ketujuh yang menyatakan bahwa “Kepuasan pelanggan memediasi
pengaruh kualitas layanan terhadap word of mouth”, diterima.
Berdasarkan hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa kepuasan
pelanggan merupakan variabel yang memediasi hubungan antara kualitas
pelayanan dan word of mouth dan minat beli secara penuh. Secara grafis
hasil SEM dapat digambarkan di bawah ini.
Gambar IV.1. Tampilan Output Model Struktural
C. Pembahasan
1. Pengaruh kualitas pelayanan pada kepuasan konsumen
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,911
dengan C.R sebesar 2,158, dan probabilitas sebesar 0,031 < 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan konsumen. Pengaruh positif menunjukkan bahwa
semakin baik pelayanan yang diberikan oleh restoran Suka Sambal Food
0,472
0,961
0,442
-0,080
0,911 Kualitas
Pelayanan
Kepuasan
Pelanggan
WOM
Minat beli kembali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Court akan semakin meningkatkan kepuasan pelanggannya. Kualitas
pelayanan dalam penelitian merupakan kualitas pelayanan yang dilakukan
para karyawan restoran. Kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pelanggan dapat
dengan mudah merasakan kualitas pelayanan dari staff/karyawan secara
langsung. Kemudian, karyawan berusaha untuk mengimplementasikan
orientasi pasar agar dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Aryotedjo
(2005), Sourelli (2006) dan Karsono (2005) menyimpulkan bahwa
kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.
2. Pengaruh Kualitas pelayanan Pada Minat beli kembali
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,442
dengan C.R sebesar 1,465, dan probabilitas sebesar 0,143 > 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap minat beli kembali. Pengaruh positif menunjukkan
bahwa semakin baik pelayanan yang diberikan akan semakin
meningkatkan minat beli pada makanan dan minuman di Restoran Suka
Sambal Food Court. Minat konsumen tumbuh karena suatu motif
berdasarkan atribut-atribut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya
dalam menggunakan suatu pelayanan jasa, berdasarkan hal tersebut maka
analisa mengenai bagaimana proses minat dari dalam diri konsumen
sangat penting dilakukan. Perilaku minat konsumen adalah hasil dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
evaluasi terhadap merek atau jasa. Tahapan terakhir dari proses tersebut
adalah pengambilan keputusan secara kompleks termasuk menggunakan
merek atau jasa yang diinginkan, mengevaluasi merek atau jasa tersebut
pada saat digunakan dan menyimpan informasi untuk digunakan pada
masa yang akan datang. Hal ini berarti minat beli konsumen dipengaruhi
oleh kualitas pelayanan yang dirasakannya. Hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan Baker (1994) dan
Setyawati dan Murwati (2006) yang menunjukkan bahwa kualitas
layanan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen.
3. Pengaruh Kepuasan Pelanggan Pada Minat Beli Kembali
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,472
dengan C.R sebesar 2,052, dan probabilitas sebesar 0,040 < 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa kepuasan konsumen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli. Pengaruh positif menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen akan semakin meningkatkan
minat beli konsumen di masa yang akan datang.
Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa barang atau
jasa yang dikonsumsi dapat diterima dan dinikmatinya dengan pelayanan
yang baik atau memuaskan (Assauri, 2003:28). Kepuasan pelanggan
dapat membentuk persepsi dan selanjutnya dapat memposisikan produk
perusahaan di mata pelanggannya. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Dimitriadis (2010) yang menunjukkan
bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap purchase intention.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Pengaruh Kualitas Pelayanan Pada Word of mouth
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,080
dengan C.R sebesar -0,301, dan probabilitas sebesar 0,763 > 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap word of mouth. Word-of-mouth communication, pada
dasarnya adalah pesan tentang produk atau jasa suatu perusahaan, ataupun
tentang perusahaan itu sendiri, dalam bentuk komentar tentang kinerja
produk, keramahan, kejujuran, kecepatan pelayanan dan hal lainnya yang
dirasakan dan dialami oleh seseorang yang disampaikan kepada orang lain.
Pesan yang disampaikan dapat berbentuk pesan yang sifatnya positif
maupun negatif bergantung pada apa yang dirasakan oleh sipemberi pesan
tersebut atas jasa yang ia konsumsi. Tidak signifikannya kualitas
pelayanan terhadap word mouth dapat disebabkan, kualitas pelayanan yang
diberikan oleh restoran tidak memberikan kepuasan kepada konsumen atau
pelayanan yang diberikan tidak ada sesuatu yang unik atau menjadi ciri
khas, sehingga tidak menimbulkan keinginan konsumen untuk
merekomendasikan kepada orang lain. Hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dimitriadis (2010) yang
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap
Word of mouth.
5. Pengaruh Kepuasan pelanggan Pada Word of mouth
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,961
dengan C.R sebesar 3,529, dan probabilitas sebesar 0,000 < 0,05, hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menunjukkan bahwa kepuasan konsumen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap word of mouth. Pengaruh positif menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan Restoran Suka Sambal Food
Court akan semakin meningkatkan word of mouth. Konsumen yang
merasa puas dengan pelayanan dan produk yang diberikan akan
menceritakan kepada orang lain tentang hal-hal yang positif pada restoran
tersebut. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Dimitriadis (2010) yang menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan
berpengaruh terhadap Word of mouth.
6. Pengaruh Kepuasan Terhadap Hubungan Antara Kualitas Pelayanan
Dengan Minat Beli Kembali
Pengaruh langsung kualitas pelayanan terhadap minat beli sebesar 0,442,
sedangkan pengaruh tidak langsungnya sebesar 0,430, berarti pengaruh
langsung lebih besar dari pengaruh tidak langsung. Hasil uji t
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat beli, sedangkan kepuasan pelanggan berpengaruh
signifikan terhadap minat beli. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan
pelanggan memediasi hubungan kualitas pelayanan dengan minat beli
secara penuh (Fully Mediated).
Kepuasan konsumen dari suatu produk mendorong terciptanya
suatu sikap yang positif terhadap merek sehingga terjadi pembelian ulang,
dan apabila kepuasan tersebut tetap berlanjut maka pada akhirnya akan
terbentuk loyalitas konsumen terhadap merek. Kotler (2000:36),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berpendapat bahwa konsumen yang puas lebih sukar untuk mengubah
pilihan beralih dari merek lain. Kepuasan tinggi atau kesenangan
menciptakan kelekatan emosional terhadap merek, bukan hanya preferensi
rasional. Hasilnya adalah loyalitas konsumen yang tinggi. Fandy Tjiptono
(1997: 24), menyatakan bahwa terciptanya kepuasaan pelanggan dapat
memberikan beberapa manfaat diantaranya, terciptanya hubungan yang
harmonis antara perusahaan dengan pelanggan dan memberikan dasar
yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan memediasi secara
penuh hubungan antara kualitas pelayanan dengan minat beli. Hasil ini
mendukung penelitian Rigopoulou, et al (2008) menyimpulkan bahwa
kepuasan pelanggan memediasi pengaruh kualitas pelayanan terhadap
repurchase intention.
7. Pengaruh Kepuasan Terhadap Hubungan Antara Kualitas Pelayanan
Dengan Word of Mouth
Pengaruh langsung kualitas pelayanan terhadap word of mouth
sebesar -0,080, sedangkan pengaruh tidak langsungnya sebesar 0,875
berarti pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh langsung. Hasil
uji t menunjukkan bahwa Kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan
terhadap word of mouth, sedangkan kepuasan pelanggan berpengaruh
signifikan terhadap word of mouth, hal ini menunjukkan bahwa kepuasan
pelanggan memediasi hubungan kualitas pelayanan dengan word of mouth
secara penuh (Fully Mediated).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kotler (2000:36), berpendapat bahwa konsumen yang puas lebih
sukar untuk mengubah pilihan beralih dari merek lain. Kepuasan tinggi
atau kesenangan menciptakan kelekatan emosional terhadap merek, bukan
hanya preferensi rasional. Hasilnya adalah loyalitas konsumen yang tinggi.
Fandy Tjiptono (1997: 24), menyatakan bahwa terciptanya kepuasaan
pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya, terciptanya
hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan pelanggan dan
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya
loyalitas pelanggan, serta terbentuknya rekomendasi dari mulut ke mulut
(Word of mouth). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan
pelanggan memediasi secara penuh hubungan antara kualitas pelayanan
word of mouth. Hasil ini mendukung penelitian Rigopoulou, et al (2008)
menyimpulkan bahwa kepuasan pelanggan memediasi pengaruh kualitas
pelayanan terhadap Word of mouth.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan nasabah,
berarti hipotesis pertama terbukti.
2. Kualitas pelayanan berpengaruh positif namun tidak signifikan pada minat
beli kembali, berarti hipotesis kedua tidak terbukti.
3. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan pada minat beli
kembali, berarti hipotesis ketiga terbukti.
4. Kualitas pelayanan berpengaruh negatif namun tidak signifikan pada word of
mouth, berarti hipotesis keempat tidak terbukti.
5. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan pada word of mouth,
berarti hipotesis kelima terbukti.
6. Kepuasan memediasi secara penuh hubungan antara kualitas pelayanan
dengan word of mouth dan minat beli kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling, sehingga lemah dalam hal generalisasi. Selain itu dengan purposive
sampling menemui kendala dalam hal menemukan jumlah sampel yang
diharapkan, karena keterbatasan pada kriteria yang telah ditentukan.
2. Penelitian ini dilakukan hanya pada restoran Suka Sambal Food Court saja,
sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisir untuk restoran lain.
C. Saran
Mengacu pada hasil penelitian di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
1. Restoran Suka Sambal Food Court
a. Pada aspek kualitas pelayanan perlu diperbaiki lagi terutama pada
keinginan karyawan untuk membantu konsumen, harga yang dibebankan
ke konsumen, kewenangan karyawan untuk memberikan kompensasi atau
penggantian makanan dan minuman yang tidak sesuai dengan pesanan
konsumen dan sikap karyawan pada konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Pada aspek kepuasan konsumen, yang diperlu diperbaiki adalah
kemampuan karyawan dalam membina hubungan dengan pelanggan dan
pelayanan restoran secara umum.
2. Penelitian ke depan
a. Untuk penelitian lain disarankan untuk memperluas obyek penelitian,
sehingga hasil penelitian ini dapat digeneralisasi
b. Pada penelitian lain disarankan untuk mengembangkan model penelitian
yang lebih baik lagi, misalnya dengan menambah variabel yang
mempengaruhi word of mouth dan minat beli kembali atau penggunaan
teknik pengambilan sampelnya.