dinamika interaksi sosial (studi kasus pada mahasiswa
TRANSCRIPT
DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Berasal Dari Bima Di Universitas
Muhammadiyah Makassar)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Sri Astuti
NIM: 105381104616
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI PENDIDIKAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sri Astuti
Stambuk : 105381104616
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi :Dinamika Interaksi Sosial (Studi Kasus Pada Mahasiswa Berasal
Dari Bima Di Universitas Muhammadiyah Makassar)
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya
saya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2019
Yang Membuat Pernyataan
SRI ASTUTI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sri Astuti
NIM : 105381104616
Program Studi : Pendidikan Sosiologi
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya akan
menyusunnya sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya akan melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi
ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian pada butir 1, 2 dan 3, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2019
Yang Membuat Perjanjian
SRI ASTUTI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jadilah seseorang yang pandai bersyukur atas kenikmatan
yang diberikan oleh Allah SWT , jangan pernah menyeluh
ketika engkau diberikan ujian yang begitu berat,
sesunggunya Allah akan bersama dengan orang-orang yang
sabar.
( Sri Astuti )
Kupersembahkan karya ini kepada:
Pertama-tama saya sujud syukur atas Allah swt, yang telah
memberikan kenikamatan yang tiadaduanya sehingga saya bisa
berada ditahap ini, dan juga dukungan kedua orang tuaku
dan kakak yang tak pernah lelah senantiasa mendoa.akan saya
sehingga saya bisa berada ditempat ini dan saya berterima
kasih terhadap teman-teman seperjuangan atas dukungan
didiberikan keapada saya
ABSTRAK
Sri Astuti. 2020. Dinamika Interaksi Sosial (Studi Kasus Mahasiswa Berasal
Dari Bima Di Universitas Muhammadiyah Makassar). Skripsi Program Studi
Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Nursalam sebagai pembimbing I dan
Indah Ainun Mutiara sebagai pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi sosial (studi
kasus mahasiswa berasal dari bima di Universitas Muhammadiyah Makassar).
Dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pola komunikasi
sosial (studi kasus mahasiswa berasal dari Bima di universitas Muhammadiyah
Makassar).
Jenis penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Model analisis yang digunakan adalah reduksi
data, penyajian data, dan menarik kesimpulan, sedangkan teknik keabsahan data
peneliti menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi
waktu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (i) Dinamika komunikasi interaksi
sosial studi kasus mahasiswa berasal dari Bima di universitas Muhammadiyah
Makassar dinamika komunikasi interaksi sosial terhadap budaya yang berbeda
itu cukup baik karena mereka masih menerima dan ramah terhadap mahasiswa
pendatang tapi terkadang mahasiswa Bima mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dikarenakan ada beberapa kata yang sulit di pahami oleh
mahasiswa itu sendiri. (ii) faktor pendukung yaitu (a) bahasa dimana dalam
komunikasi kita harus mengutamakan penggunaan bahasa indonesia yang baku.
(b) menghormati perbedaan budaya dimana kita sebagai mahasiswa pendatang
kita harus menghargai budaya yang mereka miliki dan kita harus ikut sertakan
ketika ada acara-acara tertentu. (c) sikap kekeluargaan dimana kita harus berbaur
dengan mahasiswa lain agar kita mengetahui antara satu dengan yang lain
sedangkan faktor penghambat yaitu (a) perbedaan bahasa dimana perbedaan
bahasa ini membuat mahasiswa mengalami kesulitan dalam berkomunikasi
karena masih ada mahasiswa menggunakan bahasa daerahnya. (b) pesan sulit di
pahami dimana mahasiswa itu sendiri
Kata Kunci: Dinamika, Sosial, Interaksi Sosial
ABSTRACT
Sri Astuti. 2020. Dynamics of Social Interaction (Case Study of Students
Coming from Bima at the University of Muhammadiyah Makassar). Thesis of
Sociology Education Study Program, Teacher Training and Education Faculty,
Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Nursalam as mentor I
and Indah Ainun Mutiara as mentor II.
This study aims to determine the patterns of social communication (a student
case study comes from Bima at Muhammadiyah University of Makassar). And
to find out the supporting and inhibiting factors of social communication
patterns (a student case study comes from Bima at the Muhammadiyah
University of Makassar).
This type of research is qualitative using a qualitative descriptive approach. To
collect data, researchers used observation, interview, and documentation
techniques. The analysis model used was data reduction, data presentation, and
drawing conclusions, while the data validity technique of the researchers used
source triangulation, technical triangulation, and time triangulation.
The results showed that, (i) the dynamics of social interaction
communication in case studies of students from Bima at the Muhammadiyah
University of Makassar was quite good because they still accepted and were
friendly with immigrant students but sometimes Bima students had difficulty
communicating. because there are some words that are difficult to understand by
the students themselves. (ii) supporting factors, namely (a) language in which in
communication we must prioritize the use of standard Indonesian. (b) respecting
cultural differences in which we as foreign students we must respect the culture
they have and we must participate when there are certain events. (c) a kinship
attitude where we have to mingle with other students so that we know each other
while the inhibiting factor is (a) language differences where these language
differences make students experience difficulty in communicating because there
are still students using their local language. (b) the message is difficult to
understand where the students themselves
Keywords: Dynamics, Social, Problem Interaction
KATA PENGANTAR
Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada
Allah Swt, yang karena-Nya kita hidup dan hanya kepada-Nya kita kembali.
Dari-Nya segala sumber kekuatan dan inspirasi terindah dalam menapaki jalan
hidup ini, Dialah yang memberikan begitu banyak nikmat khususnya kesehatan
dan kesempatan sehingga Skripsi yang berjudul "Dinamika Interaksi Sosial
(Studi Kasus Mahasiswa Berasal Dari Bima Universitas Muhammadiyah
Makassar)” dapat penulis selesaikan. Salawat dan taslim semoga tetap tercurah
kepada Nabi Muhammad Saw. yang merupakan Uswa tun Hasana atau suri
tauladan yang baik bagi umat manusia sampai akhir Zaman.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan
tetapi, berkat pertolongan dan petunjuk dari Allah Swt. dan bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya Skripsi ini dapat diselesaikan walaupun dalam wujud
yang sederhana. Oleh karena itu ucapan terima kasih dan penghargaan yang
teristimewa dengan segenap cinta dan hormat penulis haturkan kepada kedua
orang tua dan saudaraku Ayahanda terhormat Hasanuddin, Ibunda tercinta
Ramlah dan juga saudaraku yang saya sayangi Rusdin yang telah mencurahkan
segala kasih sayang dan cintanya serta doa restu yang tak henti-hentinya untuk
keberhasilan penulis. Semoga apa yang beliau berikan kepada penulis bernilai
kebaikan dan dapat menjadi penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Ucapan terimah kasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis
haturkan kepada bapak: Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak
Drs. H. Nurdin, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dan bapak Kaharuddin,S.Pd,.M.Pd,.Ph.D. sekertaris
program studi pendidikan ssosiologi FKIP Universitas Muhammadiyah
Makassar. Selanjutnya bapak Dr. H. Nursalam M.Si Dosen Pembimbing I, dan
ibu Indah Ainun Mutiara, S.Pd., M.Pd Selaku Dosen Pembimbing II. Bapak dan
Ibu dosen Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu atas bimbingan, arahan, dan jasa-jasa yang tak ternilai harganya kepada
penulis. Terkhusus kepada narasumber atas segala informasi dan kerjasamanya
yang baik selama penulis melaksanakan penelitian. Seluruh saudaraku yang
selalu memberikan semangat dan dorongan untuk bisa menyelesaikan studi ini.
Seluruh keluarga saya yang selalu memberikan motivasi untuk bisa
menyelesaikan studi ini. Dan teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan
Sosiologi angkatan 2016 terkhusus kelas B dan seperjuangan waktu bimbingan
skripsi saudari Rezky ayu purpesti, Andi Jusmawati dan siti rahma telah
bersama-sama menemaniku dikala saya terpuruk juga berjuang keras dan penuh
semangat dalam menjalani studi dalam suka dan duka. Kebersamaan ini akan
menjadi sebuah kenangan yang indah.
Hanya Allah Subhana Wata’ala yang dapat memberikan imbalan yang
setimpal. Semoga aktivitas kita senantiasa bernilai ibadah di sisi-Nya. Sebagai
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, Penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan karya ini.
Semoga saran dan kritik tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk lebih
tekun lagi belajar. Aamiin.
Wassalam 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Makassar, Januari 2021
Sri Astuti
105381104616
\
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING. ................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iii
SURAT PERJANJIAN. ................................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... v
ABSTRAK BAHASA INDONESIA. .............................................................. vi
ABSTRAK BAHASA INGGRIS. ................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI. ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL. ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR. ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUA
A. Latar belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
E. Defenisi Penelitian ............................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep dan Teori .............................................................................. 9
1. Konsep Dinamika ........................................................................ 9
2. Pengertian Sosial ......................................................................... 9
3. Interaksi Sosial ............................................................................ 10
B. Kajian Teori ...................................................................................... 13
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 16
D. Hasil Penelitian Relevan ................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 22
C. Fokus Penelitian ................................................................................... 23
D. Informan Penelitian .............................................................................. 24
E. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 25
F. Instrumen Penelitin .............................................................................. .26
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 26
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 27
I. Teknik Keabsahan Data ....................................................................... 28
BAB IV GAMBAR UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Lokasi Penelitian ..................................................................... 30
B. Letak Geografi ..................................................................................... 30
C. Pernyataan Visi dan Misi ..................................................................... 32
D. Sistem Akademik ................................................................................. 33
E. Program Studi....................................................................................... 34
F. Sumber Daya ........................................................................................ 37
G. Fasilitas Kampus .................................................................................. 37
H. Prosedur Penerimaan Mahasiswa Baru ................................................ 38
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 40
B. Pembahasan .......................................................................................... 62
BAB VI PENUTUPAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 70
B. Saran ..................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. 74
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 106
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Lokasi Penelitian 22
3.2 Tempat Penelitian 23
4.1 fasilitas kampus unismuh makassar 38
5.1 Interpretasi Teori 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 kerangka pikir 16
4.1 Dena Kampus Unismuh Makassar 31
4.2 Visi dan Misi Unismuh Makassar 33
4.3 Fakultas Unismuh Makassar 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia yang mempunyai kekayaan ragam bahasa, suku, budaya dan
agama, Dari letak geografis Indonesia yang membentang luas dari Sabang
sampai Marauke dengan semboyan bineka tunggal Ika, Maka Indonesia
memiliki budaya dan bahasa yang berbeda dengan adanya perbedaan budaya
itu maka akan mempengaruhi penggunaan bahasa yang digunakan sehingga
bahasa yang digunakan pun berbeda-beda. Indonesia pun memiliki lebih dari
tiga ratus kelompok etnik atau suku bangsa yang terbesar di berbagai pulau di
Indonesia dengan ciri budaya, bahasa dan kepercayaan yang sangat berbeda
dengan adanya keberagamaan tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah
satu negara multietnis terbesar di dunia. Perbedaan suku, agama, ras dan
budaya akan menjadi permasalahan bagi masyarakat yang berbeda
kebudayaan.
Sulawesi selatan memiliki banyak ragam suku yaitu bugis, Makassar
dan Toraja dengan menggunakan bahasa Makassar, bahasa Bugis, bahasa
Toraja dan bahasa Konjo, Sedangkan Bima merupakan salah satu wilayah
nusa tenggara barat yang berada pada bagian Timur Sumbawa. Dalam bahasa
daerah Bima (Ngahi Mbojo/Bahasa Mbojo) begitupun sebaliknya istilah Bima
digunakan untuk menyebut kata mbojo juga bisa digunakan sebagai istilah
suku asli Bima (suku mbojo) atau dou mbojo (Orang Bima).
2
Makassar dan Bima merupakan pertemuan etnik yang berbeda bahkan
dari kemampuan komunikasi memiliki perbedaan. Proses interaksi yang baik
dapat membuat mereka saling memahami sehingga tidak sedikit yang
menganggap bahwa berkomunikasi dengan budaya yang berbeda itu tidak
sulit. Akan tetapi setelah disadari pada saat berkomunikasi dengan etnis yang
berbeda tidaklah mudah.
Kebanyakan pendatang di Makassar adalah para mahasiswa yang ingin
menuntut ilmu di berbagai perguruan tinggi di Makassar salah satunya di
Universitas Muhammadiyah Makassar, mahasiswa di luar Makassar harus bisa
menyesuaikan diri atau melakukan tindakan adaptasi untuk menghadapi
masalah yang tertekan dengan melakukan proses penyesuaian diri terhadap
masyarakat dan budaya yang ada di tempat baru.
Komunikasi merupakan peran penting terhadap budaya perilaku
kehidupan sehari-hari dan manusia sangat di tuntut untuk berinteraksi dengan
manusia lainnya. berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda kebudayaan, itu pengalaman baru bagi mahasiswa di luar Makassar
yang sulit di hadapi baik secara langsung atau tidak langsung.
Interaksi terjadi ketika manusia mengalami kontak budaya dengan
orang lain yang mempunyai latar budaya yang berbeda yang menimbulkan
rasa ketidaknyamanan baik psikis maupun fisik karena kontak tersebut, maka
keadaan ini disebut gegar budaya atau culture shock didefinisikan sebagai
kegelisahan yang mengendap yang muncul kehilangan tanda-tanda atau
petunjuk-petunjuk dan lambang-lambang familiar dalam hubungan sosial.
3
Tanda-tanda atau petunjuk-petunjuk itu meliputi seribu satu cara yang menjadi
kebiasaan (bahasa, tradisi, atau norma) dari suatu daerah sementara kita
berasal dari daerah lain.
Seperti yang di alami oleh mahasiswa pendatang di Universitas
Muhammadiyah Makassar adalah salah satu contoh kasus Dengan latar
belakang budaya yang berbeda membuat mahasiswa yang berasal dari Bima
menjadi orang asing di lingkungan baru, dalam kondisi seperti ini maka terjadi
culture shock/Gegar budaya. Perbedaan budaya yang membuat mahasiswa
pendatang di Bima sulit untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang baru.
Dengan begitu terjadinya kegelisahan atau kecemasan yang timbul karena
hilangnya tanda-tanda atau simbol-simbol yang menjadi kebiasaan seseorang
berhubungan sosial/berinteraksi dengan orang lain. Perbedaan-perbedaan yang
ada seperti bahasa, adat istiadat, norma bahkan tingkah laku yang membuat
mahasiswa berasal dari Bima harus beradaptasi dengan budaya baru yang ada
di Makassar.
Manusia sangat di tuntut untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya
walaupun budayanya berbeda dan manusia diharuskan untuk saling
menghargai satu sama lain Oleh karena itu manusia harus mempelajari
komunikasi antara budaya agar lancar dalam berkomunikasi dengan manusia
lainnya yang memiliki kebudayaan yang berbeda.
Fenomena yang terjadi pada mahasiswa pendatang di universitas
muhammadiyah makassar Seperti mahasiswa Bima dan mahasiswaa Lokal
salah satu persoalannya yaitu dalam berkomunikasi, namun mahasiswa Lokal
4
ketika dalam berkomunikasi mereka masih ada yang menggunakan bahasa
daerahnya dan ada beberapa kata yang sulit untuk di pahami dari mahasiswa
bima dan akhirnya komunikasi tidak berjalan dengan lancar namun
mahasiswa bima cukup bebaur terhadap mahasiswa lain.
Maka dari itu saya akan mengangkat judul mengenai “Dinamika
interaksi Sosial (Studi Kasus Mahasiswa Berasal Dari Bima Di
Universitas Muhammadiyah Makassar) alasan saya mengambil judul ini
dikarnakan ada permasalahan di dalamnya mengenai dinamika interaksi antara
mahasiswa bima terhadap mahasiswa lokal seperti yang saya lihat saat-saat ini
bahwa mahasiswa lokal masih menggunakan bahasa daerahnya dan ada
beberapa kata yang sangat sulit di pahami oleh mahasiswa dari bima itu
sendiri.sehingga interaksi tersebut tidak berjalan dengan lancar karna ada
kendalanya dalam berkomunikasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana interaksi sosial pada mahasiswa bima diunismuh makassar
2. Apa saja faktor pendukung dan Penghambat dalam interaksi sosial pada
mahasiswa bima diunismuh makassar
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui interaksi sosial di unismuh makassar
5
2. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan penghambat interaksi
sosial diunismuh makassar
D. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian dilakukan untuk mendapatkan suatu manfaat.
Perumusan mengenai manfaat penelitian sering diperlukan dan hal itu
biasanya dikaitkan dengan masalah yang bersifat praktis. Hal ini dimaksudkan
agar penelitian dapat memberikan manfaat agar menumbuh kembangkan
komunikasi antara Makassar dan Bima agar memper erat budaya komunikasi
1. Manfaat Teoritis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tambahan mengenai pola
komunikasi mahasiswa perantau antar daerah bagaimana mencari
solusi yang tepat.
b. Sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan dalam mata kuliah
bidang sosiologi.
c. Sebagai referensi atau tinjauan untuk penelitian-penelitian selanjutnya
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini sebagai informasi agar mahasiswa tidak mudah
menyinggung bahasa orang lain dan mencegah perkelahian
6
b. Bagi Suku Bangsa
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi suku
bangsa tentang pola komunikasi mahasiswa perantau antar daerah
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini selain memberikan pengetahuan bagi peneliti
tentang pola komunikasi antar daerah juga dapat dijadikan referensi
bagi peneliti ke depannya
E. Definisi Operasional
1. Dinamika
Dalam buku Zulkarnain,(2013) dinamika adalah sesuatu hal yang
mempunyai tenaga/kekuatan, slalu bergerak, berkembang serta bisa
menyesuaikan diri terhadap keadaan tertentu.
Sedangkan menurut buku dari kartono,(2007) dinamika adalah suatu
bentuk perubahan, baik itu yang sifat besar-besaran atau kecil-kecilan,
maupun secara cepat atau lambat yang sifatnya nyata dan berhubungan
dengan suatu kondisi keadaan.
2. Pengertian Sosial
Dalam buku Soekanto (2013:12) sosial (social) pada ilmu-ilmu sosial
mempunyai arti yang berbeda dengan misalnya istilah “sosial” pada ilmu-ilmu
sosial menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat, sosialisme merupakan
suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum (atas alat-alat
produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi). Sementara itu, istilah sosial
7
pada departemen sosial menunjukkan pada kegiatan-kegiatan di lapangan
sosial. Artinya kegiatan-kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang
kesejahteraan, seperti misalnya tuna karya, tuna susila, orang jompo, yatim
piatu dan lain sebagainya, yang ruang lingkupnya adalah pekerjaan ataupun
kesejahteraan sosial.
Berarti yang dimaksud dengan sosial merupakan suatu hubungan
manusia dalam keadaan yang menghadirkan orang lain dalam kehidupan
masyarakat.
3. Interaksi Sosial
Dalam buku Bernard (2004 :33) Manusia merupakan makhluk sosial,
dimana manusia bergantung dan membutuhkan induvidu lain antara
makhluk lainnya. Dalam kehidupan masyarakat, manusia dituntut untuk
berinteraksi terdiri dari dua kata, yakni action (aksi) dan inter (antara).
Dalam bukunya Anwar (2013: 194) Interaksi sosail dapat diartikan
sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang
dimaksud dapat berupa hubungan antara induvidu yang satu dengan
induvidu yang lain, antara kelompok yang satu dengan kelompok yang
lain, maupun antara kelompok dengan induvidu.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep dan Teori
1. Konsep Dinamika
Dalam buku Zulkarnain,(2013) dinamika adalah sesuatu hal yang
mempunyai tenaga/kekuatan, slalu bergerak, berkembang serta bisa
menyesuaikan diri terhadap keadaan tertentu.
Sedangkan menurut buku dari kartono,(2007) dinamika adalah suatu
bentuk perubahan, baik itu yang sifat besar-besaran atau kecil-kecilan,
maupun secara cepat atau lambat yang sifatnya nyata dan berhubungan
dengan suatu kondisi keadaan.
Jadi disini peneliti mengimpulkan bahwa dinmika itu suatu
permasalahan yang terjadi pada manusia dalam berinteraksi agar
menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan baru dia tempati.
2. Pengertian Sosial
Dalam buku Soekanto (2013:12) sosial (social) pada ilmu-ilmu
sosial mempunyai arti yang berbeda dengan misalnya istilah “sosial” pada
ilmu-ilmu sosial menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat, sosialisme
merupakan suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum
(atas alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi). Sementara
itu, istilah sosial pada departemen sosial menunjukkan pada kegiatan-
kegiatan di lapangan sosial. Artinya kegiatan-kegiatan yang ditunjukkan
untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat
9
dalam bidang kesejahteraan, seperti misalnya tuna karya, tuna susila,
orang jompo, yatim piatu dan lain sebagainya, yang ruang lingkupnya
adalah pekerjaan ataupun kesejahteraan sosial.
Berarti yang dimaksud dengan sosial merupakan suatu hubungan
manusia dalam keadaan yang menghadirkan orang lain dalam kehidupan
masyarakat.
3. Interaksi Sosial
Dalam buku Bernard (2004 :33) Manusia merupakan makhluk sosial,
dimana manusia bergantung dan membutuhkan induvidu lain antara
makhluk lainnya. Dalam kehidupan masyarakat, manusia dituntut untuk
berinteraksi terdiri dari dua kata, yakni action (aksi) dan inter (antara).
Dalam bukunya Anwar (2013: 194) Interaksi sosial dapat diartikan
sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang
dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan
individu yang lain, antara kelompok yang satu dengan kelompok yang
lain, maupun antara kelompok dengan induvidu.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
Interaksi merupakan faktor utama yang terjadi aktivitas-aktivitas
sosial, maka terkadang hal tersebut didasarkan pada kepentingan-
kepentingan dari induvidu sebagai pelaku interaksi. Berikut
beberapa faktor mempengaruhi interaksi dalam buku Soekanto
(2009: 123) sebagai berikut :
10
1) Faktor imitasi memiliki peran penting dalam proses interaksi
sosial
2) Faktor sugesti yang dimaksud disini adalah pengaruh psikis
baik yang datang dari orang lain pada ummnya diterima
tanpa adanya kritikan.
3) Faktor Idenfikasi yaitu dalam psikologi hal tersebut dapat
berupa dorongan untuk menjadi sama, persis dengan
induvidu lain, baik secara betiniah dan lahiriah.
4) Faktor simpati yaitu perasaan tertarik induvidu satu
terhadap induvidu lain yang dasarkan pada bukan sikap
logis rasional tetapi berdasarkan perasaan.
b. Syarat- Syarat terjadi interaksi sosial
1. Kontak sosial
Interaksi sosial akan diawali dengan kontak sosial hal ini
sesuai dengan pendapat Harimanto Dan Winarno yang
menyatakan :kontak sosial merupakan awal terjadinya
interaksi sosial. Herimanto (2008:52)
2. Komunikasi
Komunikasi sangat penting dalam hubungan antar
manusia dan komunikasi juga merupakan faktor penentu
dalam pembentukan interaksi sosial. Tanpa komunikasi
interaksi sosial belum bisa terjadi. Dengan komunikasi
11
yang bagus seseorang akan dapat dengan mudah
menyampaikan maksudnya dalam berinteraksi.
Komunikasi merupakan pertukaran pesan baik verbal
maupun non verbal antara si pengirim dan penerima pesan
untuk mengubah tingkah laku. Muhammad (2000:95)
c. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan bahkan juga berbentuk perpentangan
atau pertikaian (conflict). Suatu pertikaian mungkin mendapatkan
suatu penyelesaian, dimana penyelesaian tersebut hanya akan dapat
diterima untuk sementara waktu, yang dimaksud akomondasi
(acomodation). Ada pula bentuk interaksi `yang menyangkut
dengan dua kebudayaan bercampur menjadi satu, dalam hal ini
dinamakan asimilasi (assmiliation).Saptono (2006:72)
1. Interksi sosial bersifat assosiatif
Interaksi sosial yang bersifat assosiatif dapat berbentuk
kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan alkulturasi
2. Interaksi sosial bersifat dissosiatif
Interaksi bersifat dessotiatif mengarah kepada bentuk
pertentangan atau konflik yang berwujud persaingan,
kontravensi, pertikaian dan permusuhan. Interaksi sosial
bersifat dissosiatif disebut pula proses oposisi. Konflik atau
pertentangan adalah suatu proses yang terjadi apabila
12
induvidu atau kelompok berusaha mencapai tujuan dengan
jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau
kekerasan. Nursalam dan Suardi (2016:72-79)
B. Kajian Teori
1. Teori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolik (symbolic interactionism) memfokuskan
perhatiannya pada cara-cara yang digunakan manusia untuk membantu
makna dan struktur masyarakat melalui percakapan. Interaksi simbolik
pada awalnya merupakan suatu gerakan pemikiran dalam ilmu sosiologi
yang dibangun oleh George Herbert Mead, dan karyanya kemudian
menjadi inti dari aliran pemikiran yang dinamakan Chicago School.
Interaksi simbolis mendasarkan gagasannya atas enam hal yaitu:
a. Manusia membuat keputusan dan bertindak pada situasi yang
dihadapkannya sesuai dengan pengertian subjektif nya
b. Kehidupan sosial merupakan proses interaksi, kehidupan sosial
bukanlah struktur atau bersifat struktur dan karena itu akan terus
berubah.
c. Manusia memahami pengalamannya melalui makna dari simbol yang
digunakan di lingkungan berdekatnya (primary group), dan bahasa
merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan sosial.
d. Manusia mendasarkan tindakannya atas interpretasi mereka, dengan
mempertimbangkan dan mendefinisikan objek-objek dan tindakan
yang relevan pada situasi saat itu.
13
e. Diri seseorang adalah objek signifikan dan sebagaimana objek sosial
lainnya diri didefinisikan melalui interaksi sosial dengan orang lain.
Marissan (2013:224)
Terdapat tiga konsep penting dalam teori yang dikemukakan mead
ini yaitu masyarakat, diri, dan pikiran. Ketiga konsep tersebut memiliki
aspek-aspek berbeda namun berasal dari proses umum yang sama yang
disebut “tindakan sosial” (sosial act), yaitu suatu unit tingkah laku lengkap
yang tidak dapat dianalisis ke dalam sub bagian tertentu. Tindakan dimulai
dengan dorongan hati (impulse) yang dilibatkan persepsi dan pemberian
makna, latihan mental, pertimbangan alternatif, hingga penyesalan.
Pada dasarnya teori interaksi simbolik berakar dan berfokus pada
hakikat manusia sebagai makhluk relasional. Setiap individu pasti terlibat
relasi dengan sesamanya. Tindakan mengherankan bila teori interaksi
simbolik segera mengedepankan bila dibandingkan dengan teori-teori
sosial lainnya. Rohim, (2016:87)
Bahwa mempelajari teori interaksi simbolis memberikan perhatian
pada cara-cara bagaimana manusia bersatu (konvergensi) dalam
menentukan makna. Pada bagian berikut ini akan melihat suatu teori
populer dalam ilmu komunikasi yang memusatkan perhatian pada suatu
cara penting bagaimana konvergensi bisa terjadi. Morissan, (2014)
Berarti yang di maksud dari penjelasan diatas mengenai interaksi
simbolik yaitu suatu hubungan yang terjadi pada antara manusia dalam
masyarakat dan hubungan masyarakat dengan induvidu.
14
2. Teori Adaptasi Interaksi
Teori adaptasi interaksi dikemukakan Jude Burgoon dalam
teorinya yang menjelaskan dalam penelitiannya menemukan bahwa
komunikator memiliki semacam “sinkronis interaksi” (interaction
synchrony) yaitu pola saling bergantian yang terkoordinasi. Menurut
Burgoon, jika menggunakan video kamera untuk merekam percakapan
kita dengan seorang teman, dan kemudian kita lihat hasil rekamannya
maka kita mungkin dapat melihat pola tersebut. Pada saat tertentu ketika
percakapan itu berlangsung, Anda dan teman bicara Anda cenderung
berperilaku sama yaitu adanya upaya untuk saling meniru atau menjauhi
lawan bicara (divergensi) dalam suatu pola yang disebut “pola
kompensasi”.
Menggunakan lensa teori adaptasi interaksi, mulai memperhatikan
bahwa perilaku Anda mempengaruhi dan dipengaruhi perilaku orang lain
yang menghasilkan pola-pola tertentu yang teratur. Perilaku awal dalam
interaksi terdiri atas kombinasi dari perilaku verbal dan nonverbal yang
mencerminkan posisi interaksi Anda, faktor lingkungan dimana interaksi
terjadi dan tingkat keahlian yang Anda miliki. Namun dalam kebanyakan
interaksi, perilaku akan berubah begitu pula perilaku lawan bicara Anda
yaitu kita dan lawan bicara mulai saling mempengaruhi (mutual influence).
Morissan, (2014:213).
15
Dari penjelasan diatas menyenai teori adaptasi interaksi penelitian
menyimpulkan menyenai teori adaptasi interaksi yaitu suatu interaksi yang
mempenyaruhi suatu pola komunikasi seseorang.
C. Kerangka Pikir
Pola komunikasi merupakan proses yang di rancang untuk yang
mewakili kenyataan keterpautannya unsur- unsur yang di cakup beserta
berlangsungnya, guna memudahkan pemikiran yang secara sistematik dan
logis). Dan komunikasi adalah salah satu bagian dari hubungan antar manusia
baik individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar. 2. 1 Kerangka Pikir
Universitas Muhammadiyah
Makassar
Dinamika interaksi sosial
Bagaimana komunikasi
social pada mahasiswa
bima unismuh makassar
Apa faktor yang pendukung dan
penghambat komunikasi
interaksi sosial
Hasil dan temuan
16
Dalam kerangka pikir ini peneliti akan mendiskripsikan sebuah
kerangka berpikir agar penelitian ini bisa berjalan dengan baik dan sesuai apa
yang peneliti inginkan. Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa dinamika
interaksi sosial (studi kasus mahasiswa berasal dari bima di universitas
muhammadiyah makassar) itu sangat mempengaruhi terhadap mahasiswa itu
sendiri. Dimana pola interaksi sosial ada perbedaan bahasa sehingga
mahasiswa lokal masih menggunakan bahasa daerahnya dan pada akhirnya
mahasiswa bima sulit memahaminya pada akhirnya interaksi tidak berjalan
dengan lancar dan juga apa faktor pendukung dan penghambat mahasiswa
berasal dari bima dalam berinteraksi terhdap mahasiswa daerah lain.
D. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian Relevan Pertama
Hasil penelitian Rum Amelia (2017) dengan judul skripsi “ Interaksi
Sosial Masyarakat Gorontalo Dan Masyarakat Kaidipang” penelitian
bertujuan untuk mengetahui proses interaksi sosial masyarakat gorontalo
dan masyarakat lokal kaidipang dan faktor yang mempengaruhi interaksi
sosial masyarakat gorontalo dan masyarakat lokal kaidipang. metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang
membahas tentang kajian fenomonologis dan diungkapkan secara
deskripstif analisis kritis dan penelitian ini bersifat naturalistic yang
memfokuskan pada pengumpulan informasi tentang keadaan atau realita
yang sedang berlangsung dengan menggambarkan sifat dari keadaan saat
penelitian dilakukan . penelitia yang terdahulu memiliki kesamaan dengan
17
yang saya ingin teliti yaitu sama-sama meneliti tentang interaksi sosial
namun perbedaan yang terkait dalam penelitian saya yaitu peneliti
menfokuskan pada bagaimana komunikasi interaksi sosial pada mahasiswa
bima diunismuh makassar dan apa faktor pendukung dan penghambat
dalam komunikasi interaksi sosial pada mahasiswa bima diunismuh
makassar tidak hanya itu pendekatan penelitian terdahulu menggunakan
pendekatan fenomonologis sedangkan penelitian yang saya lakukan
menggunakan pendekatan studi kasus.
2. Penelitian Relevan kedua
Hasil penelitian Syarifuddin 2019 dengan judul skripsi “Dampak
Interaksi Sosial Masyarakat Transmigran Sasak Di Manggelewa Dompu
NTB” Hasil Penelitian masyarakat lokal dan masyarakat transmigran sasak
memiliki pola interaksi yang setara, sehingga cenderung asosiatif. Hal ini
dapat dilihat dari hubungan sosial antara warga transmigran sasak dan
warga lokal dalam berbagai kegiatan sosial yang berlangsung walaupun
antara kedua kelompok masyarakat ini memiliki perbedaan latar belakang
sosial mencakup bahasa, kebiasaan maupun kesempatan politik mereka
tetap menjadi interaksi yang setara, Asimilasi dan alkuturasi ditunjukkan
dengan menyatunya kebiasaan kedua kelompok karena renta waktu yang
lama,keberadaan warga transmigran sasak di manggelewan dalam jangga
waktu lama itulah membuat kedua masyarakat saling menyesuaikan diri,
sebagaimana yang berlangsung pada acara perkawinan antara transmigran
sasak dengan warga lokal yang memiliki untuk menentukkan kebiasaan
18
baru. Kebiasaan yang terbentuk itu merupakan penyatuan dua atau lebih
kebudayaan yang saling berasimilasi. Persamaan penelitian terdahulu
sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif dan adapun perbedaan
penelitian terdahulu tentang dampak interaksi sosial masyarakat
transmigran sasak di manggelewa kabupaten dompu sedang terkait
dengan penenlitian yang saya ingin teliti dimana penelitian saya
menfokuskan pada bagaimana komunikasi interaksi sosial pada mahasiswa
bima diunismuh makassar dan apa faktor pendukung dan penghambat pada
mahasiswa bima diunismuh makassar.
3. Penelitian Relevan ketiga
Zulhadi (2012) dengan judul skripsi “Pola Interaksi Sosial Masyarakat
Pendatang Dengan Masayarakat Pribumi (Studi Sosiologi Komunikasi
Atas Etnik Lintang Di Kampung Tlajung Kabupaten Bogor)” Hasil
Penelitian proses sosial yang muncul sebagai akibat dari interaksi sosial
antar sesama etnik lintang, yaitu lebih bersifat asosiatif yang berbentuk
kerjasama, seperti gotong royong yang terjadi disektor keluarga dan
akomondasi, seperti adanya usaha untuk saling menghindari diri dari
konflik yang diakibatkan kesalapahaman dan proses sosial yang muncul
sebagai akibat dari interaksi sosial antara etnik lintang dengan pendatang
lain, yaitu bersifat berbentuk kerjasama, seperti gotong royong yang terjadi
disektor publik dan asimilasi seperti adanya sikap saling menghargai akan
kebudayaan masing-masing sedangkan disosiatifnya berbentuk persaingan
seperti persaingan mencari pekerjaan. Persamaan dalam penelitian
19
terdahulu dengan penelitian yang saya ingin teliti yaitu sama-sama
menggunakan metode pendekatan deskripstif dan juga sama-sama
meneliti tentang interaksi sosial meskipun demikian terdapat perbedaan
dengan penelitian saya yang ingin saya teliti disini saya memfokuskan
pada bagaimana komunikasi interaksi sosial pada mahasiswa bima
diunismuh makassar dan apa faktor pendukung dan penghambat dalam
komunikasi interaksi sosial pada mahasiswa bima disunismuh makassar
dan juga pendekatan penelitian yang digunakan juga berbeda dimana
pendekatan penelitian terdahulu menggunakan pendekatan Studi sosiologi
komunikasi sedangkan penelitian yang ingin saya teliti menggunakan
pendekatan Studi kasus.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan pendekatan penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan metode kualitatif deskriptif.
Menurut Sugiyono penelitian kualitatif adalah penelitian dimana penelitian
ditempatkan sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara penggabungan dan analisis data bersifat induktif. Sugiyono
(2010:9)
Menurut buku dari Poerwandari (2005) penelitian kualitatif
menghasilkan dan mengelola data yang sifat deskriptif, seperti transkripsi
wawancara dan observasi.
Kirk dan miller (dalam Meleong) mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai cara untuk melakukan pengamatan langsung pada
individu dan hubungan dengan orang-orang tersebut untuk mendapatkan
data yang digalinya. Meleong (2002:3)
Metode kualitatif sengaja digunakan oleh penelitian karena
penelitian ini menelaah fenomena dalam suasana yang berlangsung secara
ilmiah, bukan dalam kondisi yang terkendali atau laburatoris. Di samping
itu metode kualitatif dipilih karena penelitian akan mendapatkan data yang
utuh dari beberapa perilaku yang telah diamati dalam bentuk deskriptif.
2. Pendekatan penelitian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus (case study).
Studi kasus merupakan suatu tipe pendekatan dalam penelitian yang
21
penelaanya kepada satu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam
mendetail dan komprehensif.
Tujuan studi kasus yaitu untuk memberikan gambaran secara
mendetai tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang
khas dari kasus ataupun status dari induvidu yang kemudian akan
dijadikan suatu hal yang bersifat umum. (Sanapiah, 1992:2)
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi penelitian
Tabel. 3.1 Lokasi Penelitian
Rancangan Kriteria Pemilihan Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian Tempat penelitian di Jl. Sultan Alauddin
No.259, Kec. Rappocini, Kota
Makassar, Sulawesi Selatan. Peneliti
memilih tempat penelitian tersebut karna
berdasarkan dengan pertimbangan
antara lain pertimbangan biaya dalam
memperoleh data yang dibutuhkan,
karena lokasi penelitian dekat dengan
tempat tinggal peneliti.
Peristiwa/ persoalan (issu) Dalam berkomunikasi secara langsung
mahasiswa bima mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi di karnakan
mahasiswa makassar masih
menggunakan bahasa daerahmya dalam
berkomunikasi maka dari itu peneliti
tertarik untuk mengangkat judul
mengenai “Dinamika Interaksi sosial
22
(studi kasus pada mahasiswa berasal
dari bima di universitas muhammadiyah
makassar)”
2. Waktu penelitian
Waktu yang dibutuhkan oleh penelitian dalam melakukan penelitian
yaitu dilaksanakan sejak tanggal 22 september s/d 22 november 2020
dikeluarkan surat izin penelitian dalam kurung waktu kurang lebih 2
(bulan).
Tabel. 3.2 Waktu Penelitian
No
Jenis Kegiatan
Bulan
I
Bulan
II
Bulan
III
I II III IV I II III IV I II III IV
1 Pengusulan judul
2 Penyusunan proposal
3 Konsultasi pembimbing
4 Seminar proposal
5 Pengurusan izin penelitian
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap rumusan
penelitian yang sedang dilakukan, dan focus suatu penelitian memiliki dua
tujuan. Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi, jadi dalam hal ini
fokus akan membatasi bidang inquiry. Kedua, penetapan fokus ini berfungsi
untuk memenuhi kriteria inklusif eksklusi atau memasukkan mengeluarkan
suatu informasi baru diperoleh (Meleong, 2000: 62). Fokus penelitian ini
adalah bagaimana komunikasi interaksi sosial mahasiswa Bima di Universitas
Muhammadiyah Makassar dan apa saja faktor pendukung dan penghambat
23
dalam komunikasi interaksi sosial mahasiswa bima di universitas
muhammadiyah makassar.
D. Informan Penelitian.
Informan penelitian ditentukan oleh teknik purposive sampling yaitu
penentuan informasi tidak didasarkan pedoman atau berdasarkan perwakilan,
populasi, namun berdasarkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini
ada 8 informan dan 7 orang perempuan, 1 orang laki-laki, yaitu dengan
menentukan informan kunci yang kemudian akan dilanjutkan informan
lainnya dengan tujuan mengembangkan dan mencari informasi sebanyak-
banyaknya yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.
1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka mengetahui dan memiliki
berbagai informan pokok yang diperlukan dalam penelitian. Jadi peneliti
mengambil informan kunci yaitu mahasiswa berasal dari bima dan jumlah
informan kunci ada 4 orang. Alasan saya mengambil mahasiswa
universitas muhammadiyah makassar berasal dari bima karna mahasiswa
bima yang menjadi titik fokus dalam penelitian ini.
2. Informan utama yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam
intreraksi sosial yang diteliti. Hal ini ada beberapa mahasiswa yang berasal
daerah lain jumlah informan 3 orang dari universitas muhammadiyah
makassar yang berasal dari daerah lain. Alasan peneliti mengambil
mahasiswa daerah lain yaitu dikarnakan mahasiswa berasal dari daerah
lain itu yang terlibat dalan interaksi mahasiswa berasal dari bima.
24
3. Informan tambahan yaitu mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
Peneliti mengambil mahasiswa berasal dari bima yang pengurus organisasi
berjumlah 1 orang untuk menjadikan informan dan Alasan saya
mengambil informan ini yaitu dikarnakan sebagai pendukung untuk
peneliti.
E. Jenis dan Sumber Data
Sugiyono, (2010:15) dalam Rahmawati (2018:39) Data yang
digunakan dalam penelitian bersumber dari data primer serta data sekunder:
1. Data Primer
Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung pada suatu
objek. Untuk melengkapi data, maka melakukan wawancara secara
langsung dan mendalam dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang
telah disisipkan sebagai alat pengumpulan data. Dalam hal ini sumber
data utama (data primer) di peroleh langsung dari setiap informan yang
diwawancara secara langsung di lokasi penelitian
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data-data yang dapat di peroleh dari sumber
bacaan dan berbagai macam sumber lainnya terdiri dari surat-surat
pribadi, buku harian, hasil rapat perkumpulan, sampai dokumentasi-
dokumentasi resmi seperti kementerian-kementerian, hasil-hasil studi,
tesis, hasil survey, dan sebagainya.
25
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder untuk
memperkuat berbagai penemuan dan melengkapi informan yang telah
dikumpulkan melalui wawancara langsung dan wawancara tidak
langsung.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data atau informan untuk keperluan penelitian (Ahmadin,
2013:102). Dalam penelitian menggunakan key instrument atau penelitian
sendiri dan di bantu dengan alat sebagai berikut:
1. Perekam suara, merupakan suatu alat yang digunakan untuk merekam
suara secara analog dari informan penelitian pada saat pengambilan
informan.
2. Kamera, merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengabadikan atau
merekam sebuah kejadian atau gambar.
3. Lembar observasi, merupakan alat yang berfungsi sebagai lembaran daftar
kegiatan-kegiatan yang akan diamati.
G. Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langka yang paling utamadalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan
data. (Sugiyono, 2010:308)
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan data sebagai berikut:
26
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung. (Bungi, 2005:60)
2. Wawancara
Interview atau wawancara merupakan alat pengumpulan informasi
dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk
dijawab secara lisan juga. Ciri-ciri utama interview adalah kontak
langsung dengan tatap muka antara pencari informasidan sumber
informasi. (Nawawi hadari, 1996:165)
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal variabel
yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar, prasasti, notulen
rapat, agenda dan sebagainya. (Arikunto, 2002:206)
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang di peroleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori menyusun ke dalam pola serta
memilih yang penting serta akan di pelajari dan membuat kesimpulan
sehingga di pahami dengan mudah.
Rahmawati (2018:44) ada beberapa langka-langka yang dilakukan
pada teknik analisis data tersebut yaitu pengumpulan data, reduksi data,
display data dan verifikasi atau menarik kesimpulan.
27
1. Data Reduction (Reduksi data), semua data yang diperoleh di lapangan
akan ditulis dalam bentuk uraian secara lengkap dan banyak. Kemudian
data tersebut direduksi yaitu data dirangkum, membuat kategori, memilih
hal-hal yang pokok dan penting yang berkaitan dengan masalah. Data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dari
hasil wawancara dan observasi.
2. Data display (penyajian data) setelah melakukan reduksi data penelitian
selanjutnya melakukan tahap kedua yakni penyajian data dimana data dan
informan yang sudah diperoleh di lapangan dimasukkan dalam suatu
bentuk tabel
3. Conclusion drawing/verification (menarik kesimpulan atau verifikasi)
setelah penyajian data, penelitian kemudian menginterpretasikan atau
menyimpulkan data-data atau informasi yang telah di reduksi dan di
sajikan.
I. Teknik Keabsahan Data
Validasi sangat mendukung hasil akhir penelitian, oleh karena itu
diperlukan teknik untuk memeriksa pengabsahan data. Pengabsahan data
dalam penelitian diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi bermakna silang yakni mengadakan pengecekkan. Akan
kebenaran data yang akan dikumpulkan dari sumber data dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang lain selain pengecekkan pada
waktu yang berbeda.
28
Menurut wiliam dalam bukunya Sugiyono (2011:273) triangulasi
dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecakkan dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat
triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dengan
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Dalam hal ini untuk menguji kredibilitas data, maka pengumpulan
data pengujian data yang telah diperoleh dilakukan oleh
pemerintah dan lembaga sosial masyarakat yang dipimpin oleh
masyarakat yang menjadi objek.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas dilakukan dengan
cara mengecek daata kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering memepengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan
data yang lebih.
29
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Lokasi Penelitian
Universitas Muhammadiyah Makassar didirikan pada tanggal 19 juni 1963
sebagai dari uismuh Jakarta. Pendirian universitas Muhammadiyah Makassar
tersebut merupakan hasil rapat ke-21 organisasi Muhammadiyah sulawesi
selatan dan sulawesi tenggara yang dilaksanakan di Bantaeng. Terhitung
sejak 1 oktober 1965, universitas Muhammadiyah Makassar resmi dinyatakan
sebagai perguruan tinggi swasta terdaftar.
Pada awalnya, universitas Muhammadiyah Makassar hanya memiliki dua
fakultas yaitu fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dan fakultas tarbiah.
Seiring dengan perkembangan kedua fakultas ini, dibuka cabang di bagian
lain pulau sulawesi selatan yang masing-masing bersifat swasembada dan di
bawah pengelolaannya sendiri. Menyusul keberhasilan fakultas pendidikan,
maka didirikanlah fakultas-fakultas lain, antara lain fakultas lmu sosial dan
politik, fakultas ekonomi, fakultas teknik, fakultas pertanian, program studi
pascasarjana.
B. Letak Geografi
Universitas Muhammadiyah Makassar atau biasa disebut dengan uismuh
Makassar adalah salah satu perguruan tinggi yang ada di sulawesi selatan dan
universitas Muhammadiyah Makassar sendiri menjadi salah satu kampus yang
memiliki daya tarik tersendiri di masyarakat. Maka dari itu terbukti dengan
banyak peminat yang ingin mendaftarkan dirinya di kampus unismuh
30
Makassar baik dari sulawesi selatan maupun luar daerah khususnya kawasan
indonesia timur dan unismuh Makassar terkenal dengan mahasiswa terbanyak
yang ada di sulawesi selatan.
Universitas Muhammadiyah Makassar dulu memiliki tiga kampus di lokasi
berbeda. Bangunan utamanya terletak di selatan Makassar, dan dibangun
diatas tanah seluas 3,4 area (14.00 m2). Universitas memiliki lebih dari 14.000
mahasiswa yang mempelajari mata pelajaran. kampus I di jln. Sultan Alauddin
No 259 Makassar 90221. Fax (0411)860. Kampus II di jln Latjen A.
Mappaodang II No 17 Makassar 90221. Telp.0411-851914 dan fax 0411-
86558. Kampus III di jln. Ranggong Dg.romo No.21 Makassar 90112.
Telp(0411)318791). Tapi sekarang sudah disatukan secara keseluruhan di jln
sultan Alauddin di kampus I
Gambar. 4.1 Dena Kampus Unismuh Makassar
Sumber: Pengambilan gambar oleh peneliti melalui aplikasi Maps
31
C. Pernyataan Visi Dan Misi
a. Visi
Menjadi perguruan tinggi islam terkemuka, unggul, terpercaya dan
mandiri pada tahun 2024.
b. Misi
1. Menyelenggarakan proses pendidikan untuk meningkatkan
keimanan dan ketakwaan
2. Menyelenggarakan dan penyembangan proses pembelajaran yang
kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.
3. Menumbuh kembangkan dan menyebar luaskan penelitian yang
inovatif, unggul dan berdaya saing.
4. Menumbuh kembangkan kewirausahaan berbasis kemitraan dan
ukhuwah.
5. Meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan civitas akademik,
alumni dan masyarakat.
c. Tujuan
1. Menciptakan suasana kondusif, mewujudkan UNISMUH Makassar
sebagai kampus Islami.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (dosen & karyawan ).
3. Meningkatkan peran lembaga dalam upaya peningkatan kualitas
lulusan
4. Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan pemanfaatan sarana-
prasarana.
32
5. Meningkatkan pembinaan dan penegakan disiplin kerja dosen
dan karyawan
Gambar. 4.2 Visi Dan Misi Unismuh Makassar
Sumber: Pengambilan Gambar Oleh Peneliti Melalui Handphone
D. Sistem Akademik
Universitas Muhammadiyah Makassar menyelenggarakan pendidikan
tinggi, kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masayarakat berbasis
perilaku islami dengan menitip beratkan pada kemandirian mahasiswa dan
kewirausahaan. Ciri akademis di universitas tersebut adalah mata kuliah
Al-islam dan ke Muhammadiyah, dengan tujuan untuk mempersiapkan
seorang ulama.
Mata kuliah yang ditawarkan terdiri dari pendidikan akademik dan
pendidikan profesional. Gelar pertama dan kedua, sedangkan yang kedua
mencakup program diploma ( D1, D2, D3, D4 ).
33
Tahun ajaran yang dimulai awal september dan berakhir pada bulan juni
tahun berikutnya dan dibagi menjadi dua semester. Setiap semester
menyediakan 16 minggu aktif perkuliahan, seminar, simposium, diskusi,
workshop, praktikum dan kegiatan ilmiah lainnya.
Administrasi akademik menerapkan sistem kredit semester. Meski
kurikulum yang digunakan nasional, namun juga mencakup muatan lokal
yang ditetapkan rektor.
Evaluasi dan penilaian kemajuan pembelajaran dilakukan secara bersekala
melalui ujian tertulis, penugasan, dan observasi mengikuti ketentuan yang
berlaku.
E. Program Studi
Universitas Muhammadiyah Makassar menawarkan program studi
diberbagai fakultas:
Fakultas Agama Islam
1. Pendidikan Agama Islam
2. Pendidikan bahasa arab
3. Hukum keluarga (ahwal syakhshiyah)
4. Hukum ekonomi syari’ah (Mu’amalah)
5. Komunikasi dan pPenyiaran islam
6. Bimbingan konseling pendidikan agama islam
Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
1. Ilmu administrasi negara
2. Ilmu pemerintahan
34
3. Ilmu komunikasi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
1. Pendidikan guru sekolah dasar
2. Pendidikan bahasa inggris
3. Pendidikan bahasa dan sastra indonesia
4. Pendidikan matematika
5. Pendidikan seni rupa
6. Pendidikan fisika
7. Pendidikan sosiologi
8. Teknologi pendidikan
9. Pend. Pancasila & kewarganegaraan
10. Pendidikan biologi
11. Pendidikan guru anak usia dini
12. PPG Bahasa indonesia
13. PPG Bahasa Inggris
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
1. Akutansi
2. Menejemen
3. Ilmu ekonomi dan studi pembangunan
4. Ekonomi islam
5. Perpajakan (D3)
Fakultas Teknik
1. Teknik Elektro
35
2. Teknik Sipil
3. Arsitektur
4. Informatika
5. Perencanaan wilayah kota
Fakultas Pertanian
1. Agribisnis
2. Budidaya perikanan
3. Kehutanan
4. Agroteknologi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
1. Pendidikan dokter
2. Profesi dokter
3. Farmasi
4. Kebidanan (D3)
5. Keperawatan (D3)
Gambar. 4.3 Fakultas Unismuh Makassar
Sumber: Pengambilan Gambar Oleh Peneliti Melalui Handphone
36
F. Sumber Daya Universitas Muhammadiyah Makassar
Untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat serta
mewujudkan keter capaian visi dan misinya. Universitas Muhammadiyah
Makassar, senantiasa berupaya, selain untuk menciptakan kampus
bernuansa akademik yang Islami, juga berupaya mengembangkan
kepribadian dan keterampilan seluruh mahasiswa agar mereka selain
memiliki keunggulan akademik juga memiliki keunggulan teknologi yang
bernuansa keislaman yang sejati. Untuk tujuan ini universitas
Muhammadiyah Makassar benar-benar memperhatikan keprofesionalan
dan kualitas sumber daya manusianya selain ini universitas
Muhammadiyah Makassar memiliki dan memanfaatkan tenaga edukatif
yang berkualifikasi guru besar, doctor, dan magister yang tersebut di
semua fakultas. Demikian haknya dengan pelayanan administrasinya, baik
mahasiswa maupun untuk keperluan lain. Universitas Muhammadiyah
Makassar mengangkat dan menempatkan karyawan-karyawan yang
profesional, berdedikasi tinggi pada unit-unit pelayanan yang telah
ditentukan berdasarkan kebutuhan layanan keprofesionalan akademik.
G. Fasilitas kampus universitas Muhammadiyah Makassar
Selain fasilitas kampus yang dimiliki universitas Muhammadiyah
Makassar dalam memberikan pelayanan baik pelayanan administrasi
maupun pelayanan pengembangan keterampilan dan intelektual
mahasiswa juga disediakan sarana-sarana berupa:
37
H. Prosedur Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Seluruh rangkaian penerimaan mahasiswa baru terselesaikan dalam
pelayanan sehari penerimaan mahasiswa baru tahun 2019-2020 universitas
Muhammadiyah Makassar menerapkan system “one day service”.
Penerapan ini system ini selain untuk mendapatkan kualita lulusan detail
penerimaan system “ODS” ini juga bertujuan untuk menghindari praktik
perjajakan juga untuk efisiensi dan efektifitas dalam proses penerimaan
mahasiswa baru.
Tabel 4.1 Fasilitas Kampus unismuh makassar
FASILITAS KAMPUS UNISMUH MAKASSAR
a).Gedung dan ruangan belajar
yang permanen
m). Lapangan olahraga dan arena
panjat tebing
b).Gedung dan ruangan untuk
pelayanan administrasi
n). Perpustakaan
c). Laboratorium computer
d). Laboratorium MIPA p). Tempat ibadah
e). Laboratorium teknik q). Ruangan pusat kegiatan
mahasiswa
f). Laboratorium bahasa r). Studio gambar dan radio FM
g). Laboratorium microteaching s). Medical center
h). Laboratorium anatomi t). Apertemen mahasiswa
i). Laboratorium akuntasi u). Bank
38
j).Laboratorium dan hutan
pendidikan
v).kendaraan bisuntuk kegiatan
k). Laboratorium school w). Student mall (balai sedang)
l). Kebun percobaan “bissoloro” z). Koran kampus “Al Amin”
Dalam praktik ODS pelayanan penerimaan mahasiswa baru di unismuh
Makassar calon mahasiswa baru melakukan pendaftaran lewat online selanjutnya
mahasiswa baru membayar uang pendaftaran dibank mitra kemudian mahasiswa
baru konfirmasi pendaftaran ke panitia dengan memperlihatkan bukti pembayaran
dan hasil cetak pendaftaran setelah itu mahasiswa baru mendapatkan kartu tes
setelah difoto lalu mahasiswa baru dipersilahkan untuk memasuki ke ruangan tes
dan yang lulus akan melakukan registrasi tanda kelulusan.
Selanjutnya diarahkan untuk melakukan registrasi ulang, dipersilahkan
melakukan pembayaran uang pembangunan dan pembayaran semester pertama di
bank mitra. Dan terakhir mahasiswa baru melakukan registrasi dengan
memperlihatkan sertifikat kelulusan, slip pembayaran dibank, ijazah terakhir dan
KTP/KK dan calon mahasiswa baru telah diterima di kampus unismuh Makassar
tahun akademik 2019-2020.
39
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Dinamika Interaksi sosial (studi kasus mahasiswa berasal dari bima
di universitas muhammadiyah makassar)
Komunikasi merupakan keterampilan paling penting dalam hidup setiap
manusia pada dasarnya manusia yang paling bergantung sedangkan manusia
adalah mahluk sosial sehingga tidak bisa hidup secara mandiri dan pasti
membutuhkan orang lain untuk mengatasi kendala yang terjadi dalam
kehidupannya. Berdasarkan observasi dilapangan yang dilakukan oleh
peneliti bahwa setiap manusia yang berbeda kebudayaan pasti ada yang
namanya kendala dalam berkomunikasi.
a. Hal demikian dapat diperkuat oleh hasil wawancara yang telah
dilakukan bersama dengan saudari WI (22 tahun) selaku mahasiswa
bima:
“komunikasi saya dengan daerah lain cukup baik, dalam berperilaku
namun ketika dalam komunikasi dengan mahasiswa daerah lain, disini
saya masih menggunakan bahasa indonesia yang baku atau yang bisa
dipahami oleh mahasiswa daerah lain sehingga komunikasi dua belah
pihak ini berjalan dengan lancar” (Wawancara, 23 September 2020)
Hal demikian dapat diperkuat oleh hasil wawancara yang kedua kalinya yang
telah dilakukan bersama dengan saudari WI (22 tahun) selaku mahasiswa
bima:
“Komunikasi dengan mahasiswa daerah lain itu sangat baik, walaupun
ada kejanggalan beberapa kata ketika berkomunikasi namun apabila
40
berkomunikasi dengan daerah lain kita harus membiasakan diri
memakai bahasa indonesia yang baku, dalam pola interaksi agar
komunikasi dengan lawan bicara kita mudah untuk mengerti”
(Wawancara, 24 september 2020)
Hal demikian dapat diperkuat oleh hasil wawancara yang tiga kalinya yang
telah dilakukan bersama dengan saudari WI (22 tahun) selaku mahasiswa
bima:
“kalau menurut saya si, interaksi saya dan daerah lain cukup baik,
walaupun ada kendala sedikit dalam berkomunikasi dikarnakan
perbedaan bahasa, ketika berkomunikasi dengan daerah lain mereka
spontan mengeluarkan beberapa kata yang sangat sulit untuk dipahami
oleh saya sendiri, sehingga saya bertanya kembali kepada mereka apa
maksud dari kata terebut”(Wawancara, 25 September 2020)
Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu dalam bentuk
dokumentasi berupa skripsi dari Cahaya wizanalia dengan hasil pokok
pembahasan yang dituliskan menyatakan bahwa:
“sepengetahuan saya masyarakat etnik cina melakukan interaksi
dengan baik sebagai warga Aneuk Jamee, belum pernah terjadi
konflik yang disebabkan oleh SARA. Jikapun ada hanya disebabkan
oleh persoalan pribadi” (Dokumentasi, 18 Oktober 2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah diungkapkan oleh saudari RF (21
tahun) terkait dengan pola interaksi sosial:
“Menurut saya, interaksi dengan daerah lain itu sangat baik dalam
berkomunikasi terhadap saya dan mereka ramah kesemua orang
namun menjadi kendalanya disini saya masih kurang memahami
bahasa mereka ketika mereka memakai bahasa daerahnya kepada
sesama daerahnya“( Wawancara, 26 September 2020)
41
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah
diungkapkan oleh saudari RF bahwa :
“ interaksi saya dengan daerah lain berjalan dengan baik, walaupun
disini saya merasa canggung berkomunikasi kepada mereka
dikarnakan saya masih kurang tau bahasa daerah disini jadi kendala
bahasanya sehingga komunikasinya tidak berjalan dengan
lancar”(wawancara, 27 September 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara tiga yang telah
diungkapkan oleh saudari RF bahwa :
“kalau interaksi terhadap daerah lain kami mahasiswa bima cukup
baik dalam bertingkah laku terhadap semua daerah, karna kita sebagai
pendatang kita harus mampu berinteraksi dengan baik terhadap
mereka, walaupun saya berbeda kebudayaan atau berbeda bahasa
mereka masih ramah terhadap saya”(Wawancara,28 September 2020)
Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu dalam bentuk
dokumentasi berupa jurnal dari Hajiah dengan hasil pokok pembahasan yang
dituliskan menyatakan bahwa :
“saya merasa sangat nyaman selama mengikuti perkuliahan, meskipun
saya bukan orang aceh dan tidak berasal daerah aceh, tapi saya
mendapatkan perlakuan yang sama dengan mahasiswa lainnya yang
memang merupakan arga asli disini”(Dokumentasi, 18 Oktober 2020)
Berdasarkan hasil observasi Saudari HK (21 tahun) mengungkapkan :
“menurut saya ketika berinteraksi bersama mahasiswa daerah lain itu
cukup baik, ya walaupun ada kendala kata-kata sedikit sehingga saya
kurang memahami apa yang disampaikan hingga komunikasi tidak
lancar dan memiliki kendala didalam interaksi” (Wawancara, 29
September 2020)
42
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah
diungkapkan oleh saudari HK bahwa :
“ komunikasi saya di kampus unismuh Makassar baik-baik saja tapi waktu
pas mendaftar di unismuh makassar, belum bisa memahami bahasa
mereka dikarenakan mereka menggunakan bahasa yang tidak baku
contohnya memakai mi, kita , ki dll tetapi ketika saya sudah mengenal
mereka saya sedikit memahami apa yang mereka katakan “ (Wawancara,
30 September 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara ketiga yang telah
diungkapkan oleh saudari HK bahwa :
“ awal-awanya saya berinteraksi terhadap mahasiswa daerah lain dan
merasa memiliki kendala dalam berkomunikasi karna ada beberapa kata
yang sulit dipahami sehingga, takut dalam berinteraksi tapi ketika
menggenal mereka dan berinteraksi terus akhinya sedikit memahami apa
yang disampaikan”(Wawancara, 1 Oktober 2020)
Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu dalam bentuk
dokumentasi berupa skripsi dari Riswandi dengan hasil pokok pembahasan yang
dituliskan dan menyatakan bahwa :
“kadang kala kalau ada berkomunikasi dengan saya menggunakan
bahasa bugis saya hanya menjawabnya menggunakan bahasa indoensia
saya tidak terlalu mengerti berbahasa bugis”(Dokumentasi, 18 Oktober
2020)
b. Berdasarkan hasil wawancara yang diungkapkan oleh mahasiswa
daerah lain yaitu saudari RZ (23 tahun) :
“Didalam interaksi kami baik-baik saja mereka cukup ramah terhadap
mahasiswa daerah lain, disini mahasiswa bima sangat berbaur terhadap
mahasiswa daerah lain mereka tidak memilih-milih teman sehingga
mereka sangat mudah dalam beradaptasi dan ketika berkomunikasi
mereka memakai bahasa indonesia yang baku”(Wawancara, 02 Oktober
2020)
43
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah
diungkapkan oleh RZ (23 tahun) :
“berkomunikasi dengan mahasiswa Bima bisa dikatakan cukup baik
dalam berinteraksi, karena disini saya memiliki beberapa teman
mahasiswa orang Bima di kelas saya dan disini bisa dikatakan sangat
berbaur terdahadap mereka dan mereka juga sangat welcome terhadap
kita sebagai mahasiswa daerah lain “(Wawancara, 3 Oktober 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara ketiga yang telah
diungkapkan oleh RZ (23 tahun) bahwa :
“kalau menurut saya pola interaksi terhadap mahasiswa daerah lain
sangat baik dikarnakan mereka baik terhadap kita dan ramah dalam
berinteraksi dan walaupun mereka ketika berkomunikasi terhadap
kami mereka masih menggunakan bahasa daerahnya ketika bertemu
dengan sesama daerahnya dikampus unismuh makassar sehingga
komunikasi sedikit kesulitan dalam berinteraksi“(Wawancara, 4
September 2020)
Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu dalam bentuk
dokumentasi berupa skripsi dari Tomi rizki akbar dengan hasil pokok pembahasan
yang dituliskan dan menyatakan bahwa :
“selama ini cukup baik, kita membaur aja si kita sama mereka saling terbuka
juganya artinya ngak pernah adanya konflik antara kita dengan
mereka”(Dokumentasi, 18 Oktober 2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan HM (22 tahun) yang mengungkapkan
bahwa:
“komunikasi dengan mahasiswa bima itu baik, karna ketika kami
berinteraksi kita sama-sama menggunakan bahasa indonesia tapi terkadang
kalau kita bertemu sesama daerah kita slalu memakai bahasa daerah masing-
masing sehingga mereka sulit mengerti apa yangdibicarakan dan pola
interaksi itu tidak lancar”(Wawancara, 5 Oktober 2020)
44
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah diungkapkan
oleh HM (22 tahun) bahwa:
“menurut saya pribadi komunikasi dengan mahasiswa Bima berjalan
dengan baik ketika bertemu kita sama-sama menggunakan bahasa Indonesia
namun ada beberapa kendala ketika berkomunikasi mereka menggunakan
bahasa daerahnya ketika bertemu dengan sesama daerahnya sehingga sulit
dimengerti”(Wawancara, 6 Oktober 2020)
Berdasarkan hasil wawancara ketiga dengan HM (22 tahun) yang mengungkapkan
bahwa:
“interaksi dengan orang mahasiswa bima itu cukup baik dalam sikap dan
tingkah laku namun ketika berkomunikasi kami menggunakan bahasa
indonesia walaupun mereka menggunakan bahasa daerahnya ketika bertemu
sesama daerahnyan itu akan menjadi kendala dalam komunikasi dan
interaksi tersebut agak sedikit menjadi penghambat bagi“(Wawancara, 7
Oktober 2020)
Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu dalam bentuk
dokumentasi berupa jurnal Restiawan permana dari dengan hasil pokok
pembahasan yang dituliskan dan menyatakan bahwa :
“cukup baik tapi awalnya datang saya malu untuk berbicara (dengan
mahasiswa Lain palangka raya). Dan mereka ramah rasanya selama
saya disini tidak ada orang indonesia yang jahil dengan
saya”(Dokumentasi, 18 Oktober 2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti diatas terhadap
informan dan peneliti mengumpulkan bahwa dalam pola berinteraksi antara dua
beda budaya ini cukup baik dalam berkomunikasii namun ada beberapa kata yang
suli dipahami oleh keduanya karna ketika bertemu dengan sesama daerahnya
mereka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing sehingga pola interaksi
45
tidak berjalan dengan lancar karna memiliki kenda-kenda yaitu perbedaan bahasa
antara keduanya.
2. Faktor pendukung dan penghambat komunikasi interaksi sosial
Di dalam pola komunikasi terdapat suatu faktor yang menyebabkan suatu
permasalahan dalam berkomunikasi tersebut yaitu faktor pendukung dan
faktor penghambat :
a. Faktor pendukung
Proses komunikasi yang terjadi antara dua budaya yang
berbeda agar pola komunikasi berjalan dengan lancar.
1. Bahasa
Bahasa merupakan sarana utama dalam komunikasi. Gagasan,
pikiran, dan perasaan dapat diketahui maksudnya ketika
disampaikan lewat bahasa.
a) Berdasarkan observasi sebelumnya seperti yang diungkapkan
oleh mahasiswa Bima yaitu saudari RF (21 tahun) :
“kita sebagai warga indonesia pasti ada yang namanya
perbedaan budaya dan bahasa jadi kita harus menghargai
antara satu dengan yang kain perbedaan tersebut tidak boleh
kita mencela karna perbedaan bahasa”(Wawancara, 26
September 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah
diungkapkan oleh RF mengungkapkan :
“menurut saya disini faktor yang menjadi pendukung yaitu
bahasa Karna kita manusia itu harus hidup sosial dan harus
mampu memahami perbedaan dalam berbahasa jadi kita
tidak boleh mencela perbedaan bahasa karna setiap daerah
pasti ada yang namanya perbedaan budaya ”(Wawancara, 27
September.2020)
46
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara ketiga yang telah
diungkapkan oleh RF mengungkapkan :
“yang menjadi faktor pendukung itu bahasa, karna tanpa
bahasa kita tidak bisa berinteraksi dengan daerah lain
karna daerah lain memiliki perbedaan budaya dan bahasa
yang sangat tidak sama dengan kita jadi ketika berinteraksi
terhadap daerah lain di unismuh makassar kita harus
memakai bahasa persatuan yaitu bahasa
indonesia.“(Wawancara, 28 September 2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang ddiungkapkan oleh saudari WI
(22 tahun) bahwa:
“Dalam berinteraksi kita harus memakai bahasa indonesia
yang menjadi faktor pendukung dalam komunikasi agar
daerah lain komunikasi bisa memahami apa yang
disampaikan oleh penerima pesan sehingga komunikasi
berjalan dengan baik”(Wawancara, 23 September 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah
diungkapkan oleh saudari WI (22 tahun) bahwa :
“ menurut saya faktor pendukung ketika berkomunikasi
dengan daerah lain dan mereka bisa memahami ketika
orang yang diajak komunikasi itu tidak mengerti
dengan bahasa mereka jadi otomatis mereka harus
menggunakan bahasa indonesia ketika
berkomunikasi”(Wawancara, 24 September 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara ketiga yang telah
diungkapkan oleh WI mengungkapkan :
“yang menjadi pendukung dalam komunikasi dengan
daerah lain itu bahasa dimana bahasa harus bener-benar
jelas dan bisa di mengerti oleh lawan bicara sehingga
tidak ada yang namanya kesulitan dalam berinteraksi
dan komunikasi akan berjalan dengan baik
“(Wawancara, 25 September 2020)
47
b) Berdasrkan hasil wawancara yang diungkapkan oleh
mahasiswa daerah lain yaitu RZ (23 tahun) bahwa :
“yang menjadi faktor pendukung yaitu bahasa kita harus
memahami bahasa indonesia yang baku agar penerima pesan a
bisa mengerti apa yang diucapkan sehingga tidak ada lagi
yang namanya kendala- kendala berkomunikasi ”(Wawancara,
2 Oktober 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah
diungkapkan oleh RZ (23 tahun) :
“yang mendukung dalam berkomunikasi yaitu menurut saya
bahasa dimana mereka harus paham bahasa indonesia dan
sebaliknya saya juga harus bisa melafalkan bahasa indonesia
dengan baik dan saling memahami satu sama lain sehingga
tidak ada lagi yang namanya kendala dalam
bernahasa“(Wawancara, 3 Oktober 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara ketiga yang telah
diungkapkan oleh RZ mengungkapkan :
“Dalam komunikasi pasti ada yang namanya faktor pendukung
dimana kita harus menggunakan bahasaa indonesia yang baku
tidak ada kata-kata tambahan dalam berkomunikasi dikarnakan
mahasiswa di kampus unismuh makassar mempunyai
kebudayaan yang berbeda“(Wawancara, 4 Oktober 2020)
Peneliti mengimpulkan bahwa Dalam proses interaksi pasti ada
beberapa faktor pendukung dalam berinteraksi faktornya yaitu
bahasa dimana bahasa sangat diperlukan karna bahasa ini menjadi
persatuan mereka jadi ketika berkomunikasi dengan daerah lain
kita harus menggunakan bahasa indonesia yang baku agar pola
komunikasi berjalan dengan lancar, walaupun mereka terkadang
menggunakan bahasa masing-masing. perbedaan bahasa di
48
kalangan mahasiswa budaya yang berbeda dan perbedaan tersebut
menjadi sarana mereka untuk memahami antara satu dengan yang
lain.
1) Menghormati perbedaan budaya
Memahami budaya masyarakat lain merupakan salah satu hal yang
sangat penting dalam membangun komunikasi yang efektif.
Berdasrkan hasil wawancara sseperti yang diungkapkan oleh
mahasiswa Bima yaitu saudari WI (22 tahun) bahwa:
“ kita sebagai warga pendatang harus menghargai adat istiadat
mereka jangan mencela budaya mereka karna kita pasti
memiliki perbedaan budaya dan bahasa antara setiap daerah
saling menghormati antara satu dengan yang lain”(Wawancara,
23 September 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah
diungkapkan oleh WI (22 tahun) :
“saya harus menempatkan diri saya ketika mereka menyadakan
budaya dan menyadakan acara mereka dan kalaupun ada waktu
saya harus bisa menyapreasasikan budaya mereka namanya
juga kita sebagai pendatang kita harus terbiasa dengan budaya
mereka”(Wawancara, 24 September 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara ketiga yang telah
diungkapkan oleh WI mengungkapkan :
“menurut saya ketika kita berada didaerah lain kita harus
menghormati budaya dan kebiasaan yang dilakukan oleh
masyarakat tersebut sehingga kita diterima didalam kehidupan
masyarakat ketika ada acara-acara tertentu kita harus
menempatkan diri kita untuk pastisipasi
didalamnya“(Wawancara, 25 September 2020)
49
Berdasarkan hasil wawancara yang diungkapkan oleh mahasiswa
bima saudari NI (23 tahun) mengungkapkan bahwa :
“kita sebagai mahasiswa pendatang di daerah tersebut saling
menghargai perbedaan budaya maupun bahasa karna kita
sebagai pendatang di daerah ini harus mengetahui adat
istiadatnya mereka dan kita harus ramah terhadap, mereka
agar kita diterima didaerah ”(Wawancara, 8 Oktober 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah
diungkapkan oleh NI (23 tahun) bahwa :
“faktor pendukung dalam pola interaksi itu saya harus
menghargai dan menghormati budaya mereka, karena mereka
sangat baik dan ramah terhadap mahasiswa pendatang
sehingga ketika dapat berinteraksi dengan baik terhadap
mereka “(Wawancara, 9 Oktober 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara ketiga yang telah
diungkapkan oleh NI mengungkapkan :
“didalam pola interaksi pasti ada yang namanya faktor
pendukung dimana kita sebagai daerah pendatang kita harus
ramah terhadap mereka dan saling menghargai kebudayaan
atau tradisi mereka jangan agar orang menhargai
kebudayaan kita “(Wawancara, 10 Oktober 2020)
Berdasarkan hasil wawancara sebelumnya yang diungkapkan oleh RF
(21 tahun) bahwa :
“saling menghargai perbedaan budaya antara satu sama yang
lain dan menjaga silaturahmi terhadap daerah lain jangan ada
mencela kebudayaan dan bahasa orang lain, ketika ada tradisi
kita sebagai pendatang harus menghormati kebiasaan
mereka”(Wawancara, 26 September 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah
diungkapkan oleh RF (21 tahun) bahwa :
50
“ ketika kita berada didaerah orang lain kita harus menghormati
tradisi yang dilakukan daerah tersebut dan menghargai
budaya mereka dan bersikap ramah terhdap daerah tersebut
agar bisa menerima keberadaan tersebut sehingga ketika
berinteraksi bisa merjalan dengan baik“(Wawancara, 27
September 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara ketiga yang telah
diungkapkan oleh RF mengungkapkan :
“kalau menurut saya faktor pendukung itu ketika kita berada
di daerah yang berbeda dimana daerah itu tidak sama
kebudayaan kita dan namun kita harus meyusuaikan diri kita
terhadap kebudayaan yang berbeda, disini kita harus
menghargai kebudayaan atau tradisi mereka “(Wawancara,
28 September 2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang diungkapkan oleh mahasiswa
daerah lain yaitu saudari HM (22 tahun) :
“kita sebagai pendatang harus menghargai adat istiadat mereka
dan menghormati dangan sesuai kebudayaan yang mereka
miliki kita harus belajar menyusaikan diri kita terhadap tempat
yang baru karna sangat berbeda sekali dengan kebiasaan-
kebiasaan yang kita miliki ”(Wawancara, 5 Oktober 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah
diungkapkan oleh HM (22 tahun) bahwa :
“kalau menurut saya si, ketika berada dilingkungan yang baru
dan disini saya harus menempatkan diri untuk sesuaikan
dengan kebudayaan atau adat istiadat yang mereka miliki
dengan budaya dan bahasa yang berbeda dengan daerah kita
jadi disini kita saling menghargai dan menghormati
kebudayaan mereka “(Wawancara, 6 Oktober 2020)
51
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara ketiga yang telah
diungkapkan oleh HM mengungkapkan :
“ketika kita berada didaerah orang lain kita harus bersikap
ramah dan bisa berinteraksi terhadap mereka agar mereka
tidak cenderung terhadap kita sebagai mahasiswa
pendatang dan juga kita harus menghargai perbedaan
budaya karna setiap budaya pasti ada yang namanya
perbedaan bahasa atau adat istiadat masing-masing jadi
kita harus menghargai perebdaan tersebut(Wawancara, 7
Oktober 2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang diungkapkan oleh SA (22 tahun)
mengungkapkan bahwa :
“saya sebagai pendatang harus menghargai apa yang menjadi
kebudayaan atau kebiasaan mereka dan saling menghormati
adat istiadat mereka karna kita hidup didaerah orang lain harus
ramah dan bisa berinteraksi terhadap mereka agar mudah
diterima oleh masyarakat”(Observasi, 11 Oktober 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah
diungkapkan oleh saudari SA (22 tahun) :
“kalau menurut saya dengan cara menempatkan posisi dimana
kita saling menghargai budaya dan tidak mencela budaya
mereka karna kita sebagai pendatang harus bersikap baik dan
ramah terhadap mereka karena kita hidup didearah orang
lainkita harus menjaga sikap dan tingkah laku “(Wawancara,
12 Oktober 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara ketiga yang telah
diungkapkan oleh saudari SA (22 tahun) :
“Disini kita sebagai mahasiswa pendatang harus bersikap
ramah terhadap mereka dan kita juga harus saling
menghargai kebudayaan ditempat mereka jangan mencela
52
kebudayaannya dan kita harus berinteraksi sehigga kita dapat
diterima “(Wawancara, 13 Oktober 2020)
Kesimpulan dari penjelasan informan diatas bahwa Perbedaan
dua budaya ini menjadi keunikan tersendiri dan sebuah kekayaan
budaya dalam perbedaan budaya tersebut terjadilah akulturasi
budaya dan saling memperkenalkan budayanya masing-masing
bukan saling menutup diri.
2) Sikap kekeluargaan
Bagi mahasiswa Bima dan mahasiswa daerah lain sikap
kekeluargaan harus membaur dengan antara sesama manusia itu
perlu dalam berinteraksi.
Seperti hasil wawancara yang diungkapkan oleh mahasiswa Bima
yaitu saudari HK (21 tahun) :
“kalau menurut saya si, saya sangat berbaur dengan
mahasiswa berasal dari daerah lain namun jika kita tidak
berbaur dengan mahasiswa berasal dari daerah lain, maka
kita kesulitan dalam berinteraksi sehingga akhirnya tidak
tau apa-apa”(Wawancara, 29 September 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah
diungkapkan oleh saudari HK (21 tahun) :
“ kita sebagai pendatang kita harus berbaur terhadap mereka
karena ketika kita berbaur kita akan dimudahkan dalam
berinteraksi dan bisa mempunyai banyak teman bukan
hanya teman orang bisa saja, melainkan kita mempunyai
banyak teman disetiap daerah“(Wawancara, 30 September
2020)
53
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara ketiga yang telah
diungkapkan oleh saudari HK (21 tahun) :
“Disini saya sangat berbaur terhadap mereka maupun daerah
lain karna disini saya harus memiliki bayak teman dan juga
kita sebagai pendatang harus banyak berinteraksi terhadap
mahasiswa daerah manapun agar tidak mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi terhadap mahasiswa lain
“(Wawancara, 1 Oktober 2020)
Yang diungkapkan oleh mahasiswa daerah lain yaitu saudari RZ (23
tahun) bahwa:
“ jelas saya harus berbaur dengan mereka karena mereka
juga merupakan teman saya dan saya juga memiliki beberapa
teman saya daerah Bima sehingga saya harus berbaur dengan
mereka dan saya harus menghargai mereka sehingga pola
komunikasi akan berjalan dengan lancar “(Wawancara, 2
Oktober 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara kedua yang telah
diungkapkan oleh saudari RZ (22 tahun) :
“saya harus berbaur terhadap mahasiswa bima karena
mereka teman saya dan juga saya memiliki banyak teman
orang bima dikampus unismuh makassar dan harus
menghargai mereka pola interaksi berjalan dengan lancar
tanpa ada kendala apapun “(Wawancara, 3 Oktober 2020)
Hal demikian diperkuat oleh hasil dari wawancara ketiga yang telah
diungkapkan oleh saudari RZ (22 tahun) bahwa:
“Disini saya harus berbaur terhadap mahasiswa bima
karena kita sebagai daerah sini kita harus bersikap ramah
terhadap mereka dan dan saling menghargai antara satu
dengan yang lain walaupun kita berbeda kebudayaan tapi
kita harus menjaga silaturahmi antara sesama
manusia“(Wawancara, 4 Oktober 2020)
54
Peneliti menarik kesimpulan diatas bawah dari sikap
kekeluargaan antara budaya tersebut telah terjadinya integrasi
sosial dimana setiap anggota budaya mampu menciptakan
kesatuan dan menerima perbedaan sebagai suatu sikap kesamaan
dan tidak membeda-bedakan suatu dalam hal interaksi dan sikap
tersebut akan meminimalisir kesalahanan pahaman dan perbedaan
pendapat dan saling menghargai anatara satu dengan yang lain.
b. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam berkomunikasi antara dua budaya yang
berbeda dalam komunikasi antara budaya yang terjadi antara
mahasiswa Bima dan mahasiswa daerah lain terdapat faktor
penghambat dalam komunikasi tersebut yaitu :
1) Perbedaan bahasa
Perbedaan bahasa yang terjadi dalam proses komunikasi
tersebut tidak sampai menimbulkan konflik diantara dua daerah
ini , hanya saja terkadang salah dalam memahami maksud pesan
yang di sampaikan terhadap penerima pesan.
Seperti hasil wawancara yang diungkapkan oleh mahasiswa
Bima pengurus organisasi yaitu saudara SY (24 tahun) :
“ tentu ada Karna setiap masing-masing mahasiswa
daerah lain memiliki cara bahasa dan logat kadang kami
tidak mengerti dan tidak memahaminya apa yang
disampaikan oleh mereka tapi kami harus meghargai
walaupun itu menjadi kendala saat
berkomunikasi“(Wawancara, 14 Oktober 2020)
55
Seperti hasil wawancara kedua yang diungkapkan oleh
mahasiswa Bima pengurus organisasi yaitu saudara SY (24
tahun) :
“menurut saya perbedaan bahasa itu ada karna setiap
daerah pasti ada yang namanya perbedaan bahasa dan
logat masing-masing sehingga agak sulit untuk dimengerti
apa yang disampaikan tapi kenda tersebut tidak menjadi
masalah untuk saya, alaupun komunikasinya tidak terlalu
lancar“(Wawancara, 15 Oktober 2020)
Seperti hasil wawancara ketiga yang diungkapkan oleh
mahasiswa Bima pengurus organisasi yaitu saudara SY (24
tahun) :
“kalau perebedaan bahasa itu pasti ada dikarnakan
kita memiliki daerah begitu banyak di indonesia ini
maka dari itu setiap daerah pasti memiliki perbedaan
bahasa dan logat yang berbeda namun kita slalu
menghargai mereka “(Wawancaraa, 16 Oktober
2020)
Seperti hasil wawancara yang diungkapkan oleh saudari WI (22
tahun) mengungkapkan :
“ ya, pastinya menghambat Karna bahasa saya dan mereka
sangat berbeda dan ketika berkomunikasi ada kata-kata
yang sulit dipahami jadi perbedaan-perbedaan itu
menghambat komunikasi tidak berjalan dengan baik “(23
September 2020)
Seperti hasil wawancara kedua yang diungkapkan oleh saudari
WI (22 tahun) mengungkapkan :
“menurut saya perbedaan bahasa itu sangatlah
menghambat bagi saya dikarnakan mereka ketika
berkomunikasi terhadap saya masih menggunakan
56
beberapa kata yang sangat sulit di mengerti sehingga
disitu pola interaksi saya tidak berjalan dengan
lancar“(Wawancara, 24 September 2020)
Seperti hasil wawancara ketiga yang diungkapkan oleh saudari
WI (22 tahun) mengungkapkan :
“perbedaan bahasa itu sangat jadi penghambat dalam
berkomunikasi terhadap daerah lain karena mereka
menggunakan beberapa kata yang sulit dimengerti
sehingga disitu pola interaksi kurang berjalan dengan
baik“(Wawancara, 25 September 2020)
Hal demikian diperkuat hasil wawancara Yang diungkapkan oleh
mahasiswa lain daerah yaitu saudari HM (22 tahun) :
“ketika saya berkomunikasi dengan mahasiswa Bima
terkadang perbedaan bahasa saya sulit memahami apa yang
mereka katakan terkadang mereka tidak sengaja
mengeluarkan bahasa mereka ketika berkomunikasi
sehingga pola intraksi mengalami kesulitan“(Wawancara, 5
Oktober 2020)
Hal demikian diperkuat hasil wawancara kedua Yang diungkapkan
oleh mahasiswa lain daerah yaitu saudari HM (22 tahun) :
“ketika berkomunikasi dengan mahasiswa bima disini kami
mengalami perbedaan bahasa ketika mahasiswa bima tidak
sengaja mengeluarkan bahasa mereka hingga saya tidak
mengerti apa yang dibicarakan akhirnya komunikasi tidak
berjalan dengan lancar“(Wawancara, 6 Oktober 2020)
Hal demikian diperkuat hasil wawancara ketiga yang diungkapkan
oleh mahasiswa lain daerah yaitu saudari HM (22 tahun) :
“saya mengalami perbedaan bahasa ketika mahasiswa bima
spontan dalam mengeluarkan bahasa daerahnya hingga saya
sulit untuk memahami apa yang dibicarakan oleh
57
mahasiswa tersebut sehingga pola interaksi kurang berjalan
dengan baik“(Wawancara, 7 Oktober 2020)
Jadi peneliti menarik kesimpulan diatas informan bahwa pada
umumnya mereka menggunakan bahasa indonesia namun kadang
mereka dalam berkomunikasi masih menggunakan bahasa
daerahnya dan terkadang mereka tidak sengaja berkomunikasi
dengan bahasa daerahnya sendiri sehingga komunikasi tidak
berjalan dengan lancar, Di situlah yang menjadi kendala dalam
berkomunikasi.
2) Pesan sulit dipahami
Di dalam berkomunikasi pasti ada yang namanya miss
communication terhadap mahasiswa yang beda budaya sehingga
disitu penerima pesan menyalami kesulitan dalam komunikasi.
Seperti hasil wawancara yang diungkapkan oleh mahasiswa
Bima yaitu saudari RF (21 tahun) :
“ya si, pernah ketika saya berkomunikasi terhadap
daerah lain dan mereka bertemu dengan sama
daerahnya mereka menggunakan bahasa daerahnya
masing-masing sehingga komunikasi tersebut tidak
berjalan demgan baik dan memiliki kenda-
kenda“(Wawancara, 26 September 2020)
Hal demikian diperkuat hasil wawancara kedua Yang diungkapkan
oleh mahasiswa lain daerah yaitu saudari RF (21 tahun) :
“menurut saya sendiri pasti ada yang namanya kesulitan
berbahasa karna kita memiliki perbedaan budaya
masing-masing ketika berkomunikasi dengan daerah
58
lain saya mengalami kesulitan dalam berinteraksi
“(Wawancara, 27 September 2020)
Hal demikian diperkuat hasil wawancara ketiga Yang diungkapkan
oleh mahasiswa lain daerah yaitu saudari RF (21 tahun) :
“kalau saya sendiri, ya pasti ada yang namanya kesulitan
berkomunikasi karna ketika berkomunikasi pasti ada
perbedaan budaya dan bahasa sehingga interaksi tersebut
mengalami kesulitan dalam komunikasi terhadap daerah
lain sehingga komunikasi tidak lancar“(Wawancara, 28
September 2020)
Hasil diperkuat dengan wawancara yang diungkapkan WI (22 tahun)
mengungkapkan bahwa :
“pernah mengalami miss communication Karna ketika
berbaur sama daerahnya mereka memakai bahasa
daerahnya begitupun dengan saya kalau bertemu dengan
satu daerah saya pasti menggunakan bahasa daerah
masing-masing “(Wawancara, 23 September 2020)
Hal demikian diperkuat hasil wawancara kedua Yang diungkapkan
oleh mahasiswa lain daerah yaitu saudari WI (22 tahun) :
“Disini saya mengalami miss comunication antara
mahasiswa daerah lain namun kita sangat berbaur sama
daerah lain namun mereka masih menggunakan bahasa
daerahnya begitupun dengan saya masti menggunakan
bahasa daerahnya masing-masing“(Wawancara, 24
September 2020)
Hal demikian diperkuat hasil wawancara ketiga Yang diungkapkan
oleh mahasiswa lain daerah yaitu saudari WI (22 tahun) :
“saya sangat menyami kesulitan dalam berinteraksi
mahasiswa daerah lainnamun mereka masih menggunakan
bahasa daerahnya begitupun dengan saya ketika bertemu
dengan sesama daerah pasti saya menggunakan bahasa
59
daerah sehingga komunikasi tidak berjalan dengan
baik“(Wawancara, 25 September 2020)
Hal diperkuat oleh hasil wawancara yang diungkapkan NI (23
tahun) mengungkapkan :
“ya, pernah apa lagi pertama bertemu saya merasa
canggung untuk berkomunikasi apa lagi bahasanya
sangat berbeda dengan bahasa saya sehingga pola
berinteraksi tidak berjalan dengan lancar dan memiliki
beberapa kendala tersebut“(Wawancara, 8 Oktober
2020)
Hal diperkuat oleh hasil wawancara kedua yang diungkapkan NI
(23 tahun) mengungkapkan :
“jika saya berkomunikasi dengan mahasiswa daerah lain
saya merasa kurang percaya diri dikarnakan bahasa dan
bahasa saya itu sangat berbeda walaupun memakai
bahasa indonesia tapi ada kata-kata yang sebagai ciri
khasnya mereka sehingga saya sulit memahami
“(Wawancara, 9 Oktober 2020)
Hal diperkuat oleh hasil wawancara ketiga yang diungkapkan NI
(23 tahun) mengungkapkan :
“kalau saya sendiri ketika berkomunikasi dengan
mahasiswa daerah sini saya merasa percaya diri dalam
interaksi dikarnakan bahasa mereka berebda dengan
saya ya, walaupun mereka memakai bahasa indonesia
tapi ada kata-kata yang belum saya pahami
“(Wawancara, 10 Oktober 2020)
Hasil wawancara yang diungkapkan oleh mahasiswa daerah lain
yaitu saudari HM (22 tahun) :
60
“ya, ada beberapa kata-kata terkadang tidak saya
pahami dalam berkomunikasi mahasiswa Bima
sehingga disini agak kurang berjalan degan lancar
ketika berinteraksi ketika berkomunikasi mereka tidak
sadar kata-kata tersebut adalah bahasa
daerahnya“(Wawancara, 5 Oktober 2020)
Hasil wawancara kedua yang diungkapkan oleh mahasiswa
daerah lain yaitu saudari HM (22 tahun) :
“kalau menurut saya ketika berinteraksi ada beberapa kata
bahasa daerahnya yang tidak sengaja keluar dan disini
saya sulit di mengerti sehingga berinterksi tidak berjalan
dengan baik tapi disini saya menghargai mereka dan
saya tidak mempersalahkan mereka walaupun
komunikasi tidak berjalan dengan lancar“(Wawancara, 6
Oktober 2020)
Hasil wawancara ketiga yang diungkapkan oleh mahasiswa
daerah lain yaitu saudari HM (22 tahun) :
“dalam berinteraksi saya dengan mahasiswa bima disii
saya memeiliki kendala ketika berinteraksi dikarnakan
ketika mereka sedang berkomunikasi disitu mereka
spontan mengeluarkata bahasa bima sehingga saya sulit
memeahaminya“(Wawancara, 7 Oktober 2020)
Peneliti menarik kesimpulan yang dijelaskan oleh informan ketika
melakukan komunikasi seharusnya menggunakan bahasa indonesia
yang baku dan juga harus membiasakan diri untuk berkomunikasi
memakai bahasa Indonesia yang baku. walaupun kita bertemu
dengan sesama daerah kita harus menggunakan bahasa indonesia
agar pihak yang satu tidak ada yang namanya ketersinggungan
dalam berkomunikasi.
61
B. PEMBAHASAN
1. Dinamika interaksi sosial (Studi Kasus Mahasiswa Berasal dari Bima
Di Universitas Muhammadiyah Makassar)
Dinamika adalah sesuatu hal yang mempunyai tenaga/kekuatan, slalu
bergerak, berkembang serta bisa menyesuaikan diri terhadap keadaan
tertentu.
Interaksi terjadi ketika manusia mengalami kontak budaya dengan orang
lain yang mempunyai latar budaya yang berbeda yang menimbulkan rasa
ketidaknyamanan baik psikis maupun fisik karena kontak tersebut, maka
keadaan ini disebut gegar budaya atau culture shock didefinisikan sebagai
kegelisahan yang mengendap yang muncul kehilangan tanda-tanda atau
petunjuk-petunjuk dan lambang-lambang familiar dalam hubungan sosial.
Pola interaksi Sebagai makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari
membutuhkan hubungan dengan manusia yang lain. Hubungan tersebut
menjadi manusia tidak bisa lepas dari manusia lainnya dan tidak bisa
melakukan seorang diri. Kecenderungan manusia berhubungan tersebut
melahirkan komunikasi dengan manusia yang lainnya dan komunikasi terjadi
dikarnakan saling membutuhkan melalui sebuah interaksi.
Sementara itu, sebagaiaman teori interaksi simbolik yang dibangun oleh
George Heber meead Sedangkan teori yang kedua peneliti memilih teori
adaptasi interaksi yang dikemukakan oleh Jude Burgon dalam teorinya
menjelaskan dalam penelitiannya menemukan bahwa komunikator memiliki
semacam interaksi yaitu pola saling bergantian yang terkordinasi alasan
62
peneliti mengambil teori ini dikarnakan judul penenliti sangat mengarah ke
adaptasi interaksi.
sosial (social) pada ilmu-ilmu sosial mempunyai arti yang berbeda dengan
misalnya istilah “sosial” pada ilmu-ilmu sosial menunjuk pada objeknya,
yaitu masyarakat, sosialisme merupakan suatu ideologi yang berpokok pada
prinsip pemilikan umum (atas alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang
ekonomi). Sementara itu, istilah sosial pada departemen sosial menunjukkan
pada kegiatan-kegiatan di lapangan sosial. Artinya kegiatan-kegiatan yang
ditunjukkan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat dalam bidang kesejahteraan, seperti misalnya tuna karya, tuna
susila, orang jompo, yatim piatu dan lain sebagainya, yang ruang lingkupnya
adalah pekerjaan ataupun kesejahteraan social. Soekanto (2013:12)
Interaksi sosial merupakan sebagai hubungan-hubungan sosial yang
dinamis, hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara
induvidu yang satu dengan induvidu yang lain, antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain, maupun antara kelompok dengan induvidu.
Dalam bukunya Anwar (2013: 194)
Namun pola komunikasi mahasiswa bima dan daerah lain itu cukup baik
walaupun ada beberapa kata yang sulit untuk dimengerti sehingga
komunikasi tidak berjalan lancar dan mahasiswa bima sangat berbaur
begitupun mahasiswa daerah lain sangat berbaur terhadap mereka.
63
2. Faktor pendukung dan penghambat dinamika interaksi sosial (studi
kasus mahasiswa berasal dari bima di universitas muhammadiyah
makassar)
Komunikasi pada dasarnya suatu pertukaran gagasan atau ide secara
sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai proses penyampaian dan
penerimaan pesan atau ide dari suatu pihak-kepihak lain dengan tujuan
untuk mencapai kesamaan pandangan atas pesan yang dipertukarkan
tersebut. Keberhasilan banyak ditentukan oleh kemampuan komunikasi
memberi makna pada pesan yang diterimannya, semakin besar pula
kemungkinan komunikan memahami pesan tersebut karena kurang mampu
menafsirkan pesan tersebut.
Di dalam pola komunikasi terdapat suatu faktor yang menyebabkan suatu
permasalahan dalam berkomunikasi Yaitu :
a. Faktor pendukung
Proses komunikasi yang terjadi antara dua budaya yang
berbeda agar pola komunikasi berjalan dengan lancar.
1. Bahasa
Bahasa merupakan sarana utama dalam komunikasi. Gagasan,
pikiran, dan perasaan dapat diketahui maksudnya ketika disampaikan
lewat bahasa
2. Menghormati perbedaan budaya
Memahami budaya masyarakat lain merupakan salah satu hal yang
sangat penting dalam membangun komunikasi yang efektif
64
3. Sikap kekeluargaan
Bagi mahasiswa Bima dan mahasiswa daerah lain sikap
kekeluargaan harus membaur dengan antara sesama manusia itu perlu
dalam berkomunikasi.
b. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam berkomunikasi antara dua budaya yang
berbeda dalam komunikasi antara budaya yang terjadi antara mahasiswa
Bima dan mahasiswa daerah lain terdapat faktor penghambat dalam
komunikasi tersebut yaitu :
1. Perbedaan bahasa
Perbedaan bahasa yang terjadi dalam proses komunikasi tersebut
tidak sampai menimbulkan konflik diantara dua daerah ini , hanya
saja terkadang salah dalam memahami maksud pesan yang di
sampaikan.
2. Pesan sulit dipahami
Di dalam berkomunikasi pasti ada yang namanya miss
communication terhadap mahasiswa yang beda budaya sehingga
disitu menyalami kesulitan dalam komunikasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditetapkan teoei yang
berkaitan sebagai berikut :
a. Interaksi Simbolik
Melihat dari kondisi dilapangan peneliti memilih untuk
menggunakan Teori interaksi simbolik yang dibangun oleh
65
George Heber Meead. Teori ini dianggap relavan dalam
penelitian ini tentang dinamika interaksi sosial (studi kasus pada
mahasiswa berasal dari bima di universitas muhammadiyah
makassar ). Dikarnakan teori ini menfokuskan perhatiannya
pada cara-cara yang digunakan manusia untuk membantu makna
dan struktur masyarakat melalui percakapan Interaksi simbolik
pada awalnya merupakan suatu gerakan dan karyanya kemudian
menjadi inti dari aliran pemikiran yang dinamakan Chicago
School.
b. Teori Adaptasi Interaksi
Teori adaptasi interaksi dikemukakan Jude Burgon dalam
teorinya yang menjelaskan dalam penelitiannya menemukan
bahwa komunikator memiliki semacam “sinkronis interaksi”
(interaction synchrony) yaitu pola saling bergantian yang
terkoordinasi. teori ini mulai memperhatikan bahwa perilaku
anda mempengaruhi dan dipengaruhi perilaku orang lain yang
menghasilkan pola-pola tertentu yang teratur, perilaku awal
dalam interaksi terdiri atas kombinasi dari perilaku verbal dan
nonverbal yang mencerminkan dari posisi anda dan faktor
lingkungan dimana interaksi terjadi tingkat keahlian anda miliki.
peneliti melihat dari kondisi dilapangan bahwa bukan
mahasiswa bima saja yang mengalami kesulitan berkomunikasi
namun mahasiswa daerah lain juga mengalami kesulitan dalam
66
berkomunikasi dikarnakan ketika mereka bertemu dengan
sesama daerahnya mereka menggunakan bahasa masing-masing.
C. Nilai Kebaharuan.
Penelitian Sri Astuti (2020) Dengan judul “Dinamika Interaksi Sosial (Studi
Kasus Mahasiswa Berasal Dari Bima Di Universitas Muhammadiyah
Makassar)” Hasil penelitian menunjukkan bahawa dinamika komunikasi
interaksi sosial studi kasus mahasiswa berasal dari bima di universitas
muhammadiyah makassar interaksi sosial terhadap budaya yang berbeda itu
cukup baik karena mereka mereka masih menerima dan ramah terhadap
mahasiswa pendatang tapi terkadang mahasiswa bima mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi dikarnakan beberapa kata yang sulit dipahami oleh
mahasiswa itu sendiri.
67
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan judul Dinamika
interaksi sosial (studi kasus berasal dari Bima di universitas
Muhammadiyah Makassar) maka ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pola interaksi sosial studi kasus berasal dari Bima di universitas
Muhammadiyah Makassar pola komunikasinya terhadap budaya yang
berbeda itu cukup baik Karna mereka masih menerima kita dan ramah
terhadap mahasiswa pendatang tapi terkadang mahasiswa Bima
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dikarenakan ada beberapa
kata yang sulit di pahami oleh mahasiswa itu sendiri.
2. Faktor pendukung dan penghambat pola komunikasi sosial studi kasus
berasal dari Bima di universitas Muhammadiyah Makassar dan faktor
pendukungnya sebagai berikut :
a. bahasa dimana bahasa ini ketika kita melakukan komunikasi
antara beda budaya kita harus diutamakan menggunakan
bahasa indonesia yang baku agar orang yang diajak komunikasi
bisa memahami apa yang di sampaikan.
b. Menghormati perbedaan budaya ini dimana kita sebagai
mahasiswa pendatang kita harus menghargai budaya yang
68
mereka miliki dan kita harus ikut sertakan ketika ada acara-
acara tertentu.
c. Sikap kekeluargaan dimana kita harus berbaur dengan
mahasiswa lain agar kita mengetahui antara satu dengan yang
lain.
3. Faktor penghambat
1) Perbedaan bahasa dimana perbedaan bahasa ini membuat
mahasiswa mengalami kesulitan dalam berkomunikasi karena
masih ada mahasiswa menggunakan bahasa daerahnya.
2) Pesan Sulit dipahami dimana dalam berkomunikasi ada yang
namanya miss comunication sehingga pesan yang disampaikan
agak sulit di pahami oleh orang yang diajak komunikasi.
B. Saran Penelitian
Adapun saran dari penulis yang berkaitan dengan pola komunikasi sosial
Ketika dalam melakukan komunikasi diharapkan untuk menggunakan
bahasa indonesia yang baku agar komunikasi dengan daerah lain berjalan
dengan lancar dan tidak ada yang menggunakan bahasa daerah masing-
masing dikarenakan kita mempunyai budaya yang berbeda dan bahasa
yang berbeda setiap daerah.
69
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadin, (2013), Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogjakarta: Ar-Ruzz Media
Anwar Yesmir dan Adang, (2013), Sosiologi Untuk Universitas, Bandung: Refika
Aditama
Arikunto Suharismi, (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta
Bernard Raho, (2004), Sosiologi Sebuah Pengantar, Surabaya: Sylvia
Bungi Burhan, (2005), Analisis Data Penelitian Kuatitatif , Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Herimanto dan Winarno, (2008), Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, Jakarta: Bumi
Aksara
Johnson Paul Doyle, (1980), Teori Sosiologi Klasik Dan Modern, Jakarta:
Gremedia Pustaka
Kartono, (2007), Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogjakarta: Andi Offset
Muhammad Arni, (2000), Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara
Marissan, (2013), Teori Komunikasi Induvidu Hingga Massa, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
(2014), Teori Komunikasi Induvidu Hingga Massa, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Maleong, J,L, (2002), Metodoligi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Mordalina Yiska, (2015), Pola Komunikasi Lintas Budaya Mahasiswa Asing
Dengan Mahasiswa Lokal, Skripsi: Universitas Hasanuddin
Nawawi Hadari dan Nina Martina, (1996), Penelitian Terapan, Yogjakarta: Gaja
Mada University Press
Nursalam dan Suardi, (2016), Sosiologi Pengantar Masyarakat Indonesia,
Jagjarta: Penerbit Writing Revolution
Poewandari Kristi, (2005), Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku
Manusia, Jakarta: LPSP3 UI
70
Ram Amala, (2017), Interaksi Sosial Masyarakat Gorontalo Dan Masyarakat
Kidipang, Skripsi: Universitas Gorontalo
Rohim Syaiful, (2016), Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, Dan Aplikasi,
Jakarta: Renika Cipta
Sanapiah Faisal, (1992), Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: CV. Rajawali
Sap Setiadin M. Elly dan Korlip Usman, (2011), Pengantar Sosiologi pemahaman
fakta dan gejala permasalahan sosial teori aplikasi dan pemecahannya,
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup tono, (2006), Sosiologi, Phibeta,
Jakarta
Soekanto Soerjono, (2013), Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo
Soekanto Soerjono , (2009), Sosiologi, Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers
Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung:
Alfabeta
Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuatitatif, Jakarta: Afabeta
Suyanto Bagong D,J, (2007). Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, Jakarta:
Kencana
Syarifuddin, (2019), Dampak Interaksi Sosial Masyarakat Transmigran Sasak Di
Manggelewa Dompu NTB, Skripsi: Universitas Mataram
Zulhadi, (2012), Pola Interaksi Sosial Masyarakat Pendatang Dengan
Masyarakat Pribumi, Skripsi: Uin Sunan Gunung Djati Bandung
Zulkarnain,Wildan, (2013), Dinamika Kelompok, Jakarta: Bumi Aksara
71
DAFTAR LAMPIRAN
PEDOMAN OBSERVASI
PEDOMAN WAWANCARA
INSTRUMEN OSERVASI
INSTRUMEN WAWANCARA
INSTRUMEN DOKUMENTASI
TRANSKIP WAWANCARA
FOTO-FOTO
72
PEDOMAN OBSERVASI
Berdasarkan hasil observasi yang dilakuakan oleh peneliti. Peneliti
menemuka dilapangan bahwa yang terjadi pada mahasiswa pendatang di
universitas muhammadiyah makassar dengan latar belakang budaya yang berbeda
membuat mahasiswa yang berasal dari bima menjadi orang asing di lingkungan
baru. Dikarnakan perbedaan budaya yang membuat mahasiswa pendatang di bima
sulit untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang baru namun mahasiswa lain
masih menggunakan bahasa daerahnya dalam berkomunikasi sehingga mahasiswa
bima sulit untuk memahaminya.
73
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN MAHASISWA BIMA
1. Siapa Nama Anda ?
2. Berapa Usia Anda ?
3. Apa Jurusan Anda ?
4. Bagaimana Komunikasi Anda Terhadap Mahasiswa Lain Daerah Di
Kampus Unismuh Makassar ?
5. Apakah Anda Mengalami Kesulitan Saat Anda Memulai Komunikasi
Dengan Mahasiswa Berasal Dari Daerah Lain ?
6. Apalah Anda Berbaur Dengan Mahasiswa Daerah Lain Jika Berbaur Bisa
Anda Jelaskan ?
7. Apakah Perbedaan Bahasa Tersebut Menghambat Komunikasi Anda
Dengan Mahasiswa Lain Di Kampus Makassar ?
PEDOMAN WAWANCARA MAHASISWA DAERAH LAIN
1. Siapa Nama Anda ?
2. Apakah Anda Mengalami Kesulitan Saat Anda Melakukan Dan Memulai
Adaptasi Dengan Mahasiswa Bima Di Lingkungan Kampus unismuh
Makassar ?
3. Apakah Anda Berbaur Dengan Mahasiswa Bima Jika Berbaur Bisa Anda
Jelaskan ?
4. Apakah Anda Mengalami Miss Communication Saat Berinteraksi Dengan
Mahasiswa Bima ?
74
5. Bagaimana Anda Mengidentifikasi Diri Anda Dalam Budaya Yang
Berbeda Dengan Kelompok Ras Asal Anda Di Kampus unismuh Makassar
?
6. Apakah Ada Penghambat Pola Komunikasi Anda Dengan Mahasiswa
Bima Di kampus unismuh Makassar ?
7. Apakah Ada Faktor Pendukung Ketika Berkomunikasi Terhadap
Mahasiswa Bima ?
PEDOMAN WAWANCARA MAHAISWA BIMA YANG PENGURUS
ORGANISASI
1. Bagaimana Komunikasi Di Dalam Organisasi Anda Terhadap Mahasiswa
Daerah Lain ?
2. Apakah Ada Penghambat Ketika Berkomunikasi Pada Mahasiswa Lain ?
3. Mengapa Menurut Anda Menjadi Penghambat Dalam Proses Komunikasi
Dengan Mahasiswa Daerah Lain ?
4. Bagaimana Anda Mengatasi Kendala Pola Komunikasi Pada Mahasiswa
Daerah Lain ?
5. Apakah Selama Berinteraksi Anda Mempertahankan Logat Daerah Anda
Sendiri Dalam Berkomunikasi Dengan Mahasiswa Daerah Lain ?
75
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran Judul Lampiran Halaman
1 Pedoman Observasi 65
2 Pedoman wawancara 66
3 Instrumen Observasi 67
4 Inatrumen Wawancara 68
5 Intrumen Dokumentasi 69
6 Transkip wawancara 70
7 Photo-photo 71
76
INSTRUMEN OBSERVASI
Nama :Sri Astuti
Nim : 105381104616
Judul Skripsi : Pola Interaksi Sosial (Studi Kasus Mahasiswa Berasal Dari Bima
Universitas Muhammadiyah Makassar)
Rumusan
Masalah
Indikator Sub
Indikator
Item pengamatan Y T Keterangan
1. Bagaimana
komunikasi
interaksi
sosial pada
mahasiswa
bima
diunismuh
makassar
Adanya
perbedaan
bahasa
Perbedaan
logat
komunikasi terhadap mahasiswa lain
daerah di kampus unismuh Makassar
mengalami kesulitan saat melakukan
dan memulai komunikasi dengan
mahasiswa berasal dari daerah lain di
kampus unismuh Makassar
pernah mengalami miss communication
saat berkomunikasi dengan mahasiswa
berasal dari daerah lain di kampus
unismuh Makassar
perbedaan bahasa tersebut menghambat
komunikasi Anda dengan mahasiswa
daerah lain kampus unismuh Makassar
selama berinteraksi Anda
mempertahankan logat daerah Anda
sendiri dalam berkomunikasi dengan
mahasiswa daerah lain
Adanya
perbedaan
budaya
Perbedaan
tradisi
mengidentifikasi diri Anda dalam
budaya yang berbeda dengan kelompok
ras asal Anda di unismuh Makassar
77
3. 2. Apa saja
faktor
pendukung dan
Penghambat
dalam
komunikasi
interaksi sosial
pada
mahasiswa
bima
diunismuh
makassar
Bahasa
Pesan sulit
dipahami
Adanya
pendukung
Adanya
penghambat
ada faktor pendukung ketika
berkomunikasi dengan daerah lain
ada penghambat komunikasi Anda
dengan mahasiswa Bima di kampus
unismuh Makassar
78
INSTRUMEN WAWANCARA
Nama : Sri Astuti
Nim : 105381104616
Judul Skripsi : Pola Interaksi Sosial (Studi Kasus Mahasiswa Berasal Dari
Bima Di Universitas Muhammadiyah Makassar)
Rumusan Masalah Indikator Sub
Indikator
Pertanyaan
4. Bagaimana
komunikasi interaksi
sosial pada
mahasiswa bima
diunismuh makassar
Adanya
perbedaan
bahasa
Perbedaan
logat
1. Bagaimana
komunikasi anda
terhadap mahasiswa
lain daerah di
kampus unismuh
makassar
2. Apakah anda
mengalami
kesulitan saat anda
melakukan dan
memulai
komunikasi dengan
mahasiswa berasal
dari daerah lain di
kampus unismuh
makassar
3. Apakah anda pernah
mengalami miss
comunication saat
berkomunikasi
dengan mahasiswa
berasal dari daerah
lain di kampus
unismuh makassar
4. Apakah perbedaan
bahasa tersebut
menghambat
komunikasi anda
dengan mahasiswa
daerah lain kampus
unismuh Makassar
5. Apakah selama
berinteraksi Anda
mempertahankan
79
logat daerah Anda
sendiri dalam
berkomunikasi
dengan mahasiswa
daerah lain
Adanya
perbedaan
budaya
Perbedaan
tradisi
1. Bagaimana Anda
mengidentifikasi
diri Anda dalam
budaya yang
berbeda dengan
kelompok ras asal
Anda di unismuh
Makassar
2. Apa saja faktor
pendukung dan
Penghambat dalam
komunikasi interaksi
sosial pada
mahasiswa bima
diunismuh makassar
Bahasa
Adanya
pendukung
1. Apakah ada faktor
pendukung ketika
berkomunikasi
dengan daerah lain
Pesan
sulit
dipahami
Adanya
penghambat
1. Apakah ada
penghambat pola
komunikasi Anda
dengan mahasiswa
Bima di kampus
unismuh Makassar
80
INSTRUMEN DOKUMENTASI
Nama : Sri Astuti
Nim : 105381104616
Judul Skripsi : Pola Interaksi Sosial (Studi Kasus Mahasiswa Berasal Dari
Bima Di Universitas Muhammadiyah Makassar
Dokumen Keterangan
Sejarah Lokasi Penelitian
Letak Geografi
Visi Dan Misi
Sistem Akademik
Program Studi
Sumber Daya
Fasilitas
Prosedur Penerimaan Mahasiswa Baru
Surat
Foto
Gambar
81
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN MAHASISWA BIMA
MATERI WAWANCARA
Peneliti Siapa Nama Anda ?
Informan WI
Peneliti Berapa Umur Anda ?
Informan 22 tahun
Peneliti Apa Jurusan Anda ?
Informan Bahasa Indonesia
Peneliti
Bagaimana Komunikasi Anda Terhadap
Mahasiswa Lain Daerah Di Kampus
Unismuh Makassar ?
Informan
Komunikasi Saya Terhadap Mahasiswa
Berbeda Daerah Di Unismuh Makassar
Cukup Baik Karena Ketika Komunikasi
Saya Gunakan Bahasa Indonesia
Peneliti
Apa Anda Mengalami Kesulitan Saat
Memulai Komunikasi Dengan Mahasiswa
Daerah Lain Di Unismuh Makassar ?
Informan
Pasti Ada Kesulitan, Ketika Mereka
Bertemu Teman Sedaerah nya Pasti Mereka
Menggunakan Bahasa daerahnya
Peneliti Apakah Faktor Pendukung Ketika
Berkomunikasi Dengan Daerah Lain ?
Informan Faktor Pendukungnya Yaitu Bahasa
Peneliti
Apakah Anda Mengalami Miss
Communication Saat Berkomunikasi
Dengan Mahasiswa Berasal Dari Daerah
Lain Di Unismuh Makassar ?
Informan Saya Pernah Mengalami Miss
82
Communication Karena Ketika Mereka
Berbaur Dengan Teman Sedaerah nya Pasti
Mereka Menggunakan Bahasa Daerahnya
Peneliti Bagaimana Anda Mengidentifikasi Diri
Anda Dalam Budaya Yang Berbeda Dengan
Kelompok Ras Asal Anda Di Unismuh
Makassar ?
Informan
Saya Harus Bisa menempatkan diri saya
ketika mereka mengadakan budaya atau
acara mereka kalaupun ada waktu saya
harus bisa menyapreasasikan budaya
mereka dan kita sebagai pendatang kita
harus menghargai budaya mereka
Peneliti Apakah Anda Berbaur Dengan Mahasiswa
Daerah Lain Jika Berbaur Bisa Anda
Jelaskan ?
Informan Kita Yang Namanya Pendatang Kita Harus
Berbaur Dengan Mereka
Peneliti
Apakah Perbedaan Bahasa Tersebut
Menghambat Komunikasi Anda Dengan
Mahasiswa Lain Di Kampus unismuh
Makassar ?
Informan
Yang pastinya menghambat, karena bahasa
mereka dan saya itu berbeda jadi perbedaan
itu yang menjadi
penghambat komunikasi tidak berjalan
dengan baik.
83
MATERI WAWANCARA
Peneliti Siapa Nama Anda ?
Informan RF
Peneliti Berapa Umur Anda ?
Informan 22 tahun
Peneliti Apa Jurusan Anda ?
Informan Pgsd
Peneliti
Bagaimana Komunikasi Anda Terhadap
Mahasiswa Lain Daerah Di Kampus
Unismuh Makassar ?
Informan
Menurutnya cukup baik dalam
berkomunikasi
Peneliti
Apa Anda Mengalami Kesulitan Saat
Memulai Komunikasi Dengan Mahasiswa
Daerah Lain Di unismuh Makassar ?
Informan
Ya, kalau permasalahan pasti ada ketika
berkomunikasi kepada daerah lain
dikarnaan kendala bahasa
Peneliti Apakah Faktor Pendukung Ketika
Berkomunikasi Dengan Daerah Lain ?
Informan Karena didalam hidup sosial harus mampu
memahami perbedaan dalam berbahasa
Peneliti
Apakah Anda Mengalami Miss
Communication Saat Berkomunikasi
Dengan Mahasiswa Berasal Dari Daerah
Lain Di Unismuh Makassar ?
Informan Ketika berkomunikasi terhadap mahasiswa
daerah lain dan mereka bertemu sesama
daerahnya mereka akan menggunakan
84
bahasa daerahnnya sendiri sehingga saya
meresa tersinggungmaka akan terjadi miss
komunikasi
Peneliti Bagaimana Anda Mengidentifikasi Diri
Anda Dalam Budaya Yang Berbeda Dengan
Kelompok Ras Asal Anda Di Unismuh
Makassar ?
Informan
Ketika berada didaerah orang lain kita harus
mengghargai budaya mereka
Peneliti Apakah Anda Berbaur Dengan Mahasiswa
Daerah Lain Jika Berbaur Bisa Anda
Jelaskan ?
Informan Kalau saya sendiri sangat berbaur terhadap
setiap orang entah dari daerah lain
Peneliti
Apakah Perbedaan Bahasa Tersebut
Menghambat Komunikasi Anda Dengan
Mahasiswa Lain Di Kampus unismuh
Makassar ?
Informan
Menurut saya angat menghambat
dikarnakan mereka masih menggunakan
bahasa daerahnya dalam komunikasi
85
MATERI WAWANCARA
Peneliti Siapa Nama Anda ?
Informan NI
Peneliti Berapa Umur Anda ?
Informan 23 tahun
Peneliti Apa Jurusan Anda ?
Informan Tekpen
Peneliti
Bagaimana Komunikasi Anda Terhadap
Mahasiswa Lain Daerah Di Kampus
Unismuh Makassar ?
Informan
Menurut saya, komunikasi dari daerah lain
sedikit menjanggal karena mereka sering
kali menggunakan bahasanya sendiri
bahkan sayapun tidak mengerti dan slalu
bertanya-tanya dan mereka ketika
dipertanyakan malah mereka menertawakan
kalau beradaptasi cukup baik kepada
mereka dan mereka sangat menghargai
Peneliti
Apa Anda Mengalami Kesulitan Saat
Memulai Komunikasi Dengan Mahasiswa
Daerah Lain Di Unismuh Makassar ?
Informan
Ya, saya merasa kesulitan ketika
berkomunikasi karena ketika saya berbicara
menggunakan bahasa indonesiaa baku
kadang mereka kurang mengerti slalu
menertawakan bahasa yang saya gunakan
Peneliti Apakah Faktor Pendukung Ketika
Berkomunikasi Dengan Daerah Lain ?
Informan Lingkungan sangat bagus ketika berbaur
pada mereka
86
Peneliti
Apakah Anda Mengalami Miss
Communication Saat Berkomunikasi
Dengan Mahasiswa Berasal Dari Daerah
Lain Di unismuh Makassar ?
Informan Iya, apa lagi awal bertemu merasa canggung
untuk berkomunikasi apalagi bahasanya
berbeda
Peneliti Bagaimana Anda Mengidentifikasi Diri
Anda Dalam Budaya Yang Berbeda Dengan
Kelompok Ras Asal Anda Di unismuh
Makassar ?
Informan
Ketika saya berada dilingkungan mereka
saya harus menghargai budaya mereka
Peneliti Apakah Anda Berbaur Dengan Mahasiswa
Daerah Lain Jika Berbaur Bisa Anda
Jelaskan ?
Informan Iya berbaur karena mereka cukup ramah dan
baik hanya saja bahasanya kita tidak bisa
berkomunikasi dengan baik
Peneliti
Apakah Perbedaan Bahasa Tersebut
Menghambat Komunikasi Anda Dengan
Mahasiswa Lain Di Kampus unismuh
Makassar ?
Informan
Iya, karena bahasa itu sangat penting tanpa
adanya bahasa kita tidak bisa berkomunikasi
dengan baik
87
MATERI WAWANCARA
Peneliti Siapa Nama Anda ?
Informan HK
Peneliti Berapa Umur Anda ?
Informan 21 tahun
Peneliti Apa Jurusan Anda ?
Informan Matimatika
Peneliti
Bagaimana Komunikasi Anda Terhadap
Mahasiswa Lain Daerah Di Kampus
unismuh Makassar ?
Informan
Kalau menurut saya pola interaksi dengan
daerah lain cukup baik namun perbedaan
bahasa yang menjadi kendala
Peneliti
Apa Anda Mengalami Kesulitan Saat
Memulai Komunikasi Dengan Mahasiswa
Daerah Lain Di Unismuh Makassar ?
Informan
Kalau saya si sangat mengalami kesulitan
didalam logat sehingga saya cenderung
untuk berinteraksi terhadap daerah lain
Peneliti Apakah Faktor Pendukung Ketika
Berkomunikasi Dengan Daerah Lain ?
Informan Faktor pendukung dalam komunikasi karena
kita sebagai pendatang kita harus belajar
memahami beberapa kata-kata mereka
Peneliti
Apakah Anda Mengalami Miss
Communication Saat Berkomunikasi
Dengan Mahasiswa Berasal Dari Daerah
Lain Di Unismuh Makassar ?
Informan Saya sering sekali mengaami miss
comunication contohnya dalam bahasa
88
Peneliti Bagaimana Anda Mengidentifikasi Diri
Anda Dalam Budaya Yang Berbeda Dengan
Kelompok Ras Asal Anda Di unismuh
Makassar ?
Informan
Kalau menurut sebagai pendatang didaerah
lain saya harus menghargai kebudayaan
mereka dan tidak mencela kebudayan orang
lain
Peneliti Apakah Anda Berbaur Dengan Mahasiswa
Daerah Lain Jika Berbaur Bisa Anda
Jelaskan ?
Informan Kadang-kadang berbeaur dan kadang-
kadang tidak
Peneliti
Apakah Perbedaan Bahasa Tersebut
Menghambat Komunikasi Anda Dengan
Mahasiswa Lain Di Kampus unismuh
Makassar ?
Informan
Sangat menghambat sekali pola interaksi
dengan daerah lain
89
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN MAHASISWA BIMA YANG
PENGURUS ORGANISASI
MATERI WAWANCARA
Peneliti Siapa Nama Anda ?
Informan SY
Peneliti Berapa Umur Anda ?
Informan 23 tahun
Peneliti Apa Jurusan Anda ?
Informan PGSD
Peneliti
Bagaimana Komunikasi didalam organisasi
anda terhadap mahasiswa daerah lain?
Informan
Interaksi saya awalnya lebih susah
berinteraksi pada saat pertama datang
berkomunikasi saja susah apa lagi
berintraksi dengn orang lain
Peneliti
Apakah ada penghambat ketika
berkomunikasi kepada mahasiswa daerah
lain?
Informan
Ada, awal mula berkomunikasi dengan
orang lain sangat susah sekali dikarnakan
komunikasi pada daerah lain
membingungkan
Peneliti Mengapa menurut anda menjadi
penghambat dalam proses komunikasi
dengan mahasiswa daerah lain?
Informan Dikarnakan bawaan komunikasi didaerah
lain berbeda dengan bahasa saya
Bagaimana anda mengatasi kendala
komunikasi pada mahasiswa daerah lain?
90
Peneliti
Informan Dengan cara mendekati dengan pendekatan
kepada orang kita ingin berinteraksi baik
teman orang asing atau siapapun
Peneliti Apakah selama berinteraksi anda
mempertahankan logat daerah anda sendiri
dalam berkomunikasi dengan mahasiswa
daerah lain?
Informan
Sangat jelas mempertahankan karena kita
asal mula dari daerah masing-masing
91
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN MAHASISWA DAERAH LAIN
MATERI WAWANCARA
Peneliti Siapa Nama Anda ?
Informan HM
Peneliti Berapa Umur Anda ?
Informan 22 tahun
Peneliti Apa Jurusan Anda ?
Informan Fisika
Peneliti
Bagaimana Komunikasi Anda Terhadap
Mahasiswa Lain Daerah Di Kampus
unismuh Makassar ?
Informan
komunikasi berjalan dengan baik karena
kita sama-sama menggunakan bahasa
indonesia jika tidak ada kita pahami
Peneliti
Apa Anda Mengalami Kesulitan Saat
Memulai Komunikasi Dengan Mahasiswa
Daerah Lain Di Unismuh Makassar ?
Informan
Tidak ada permasalahan pada saat saya
beradaptasi terhadap mahasiswa bima
Peneliti Apakah anda berbaur dengan mahasiswa
bima jika berbaur bisa anda jelaskan?
Informan Iya, saya berbaur dengan mahasiswa bima
karena dilingkungan tempat tinggal saya
terdapat mahasiswa bima
Peneliti
Apakah Anda Mengalami Miss
Communication Saat Berkomunikasi
Dengan Mahasiswa Berasal Dari Daerah
92
Lain Di Unismuh Makassar ?
Informan Iya, ada berebepa kata-kata yang tidak saya
pahami saat beradaptasi dengan mahasiswa
lain
Peneliti Bagaimana Anda Mengidentifikasi Diri
Anda Dalam Budaya Yang Berbeda Dengan
Kelompok Ras Asal Anda Di unismuh
Makassar ?
Informan
Ketika saya berada di tempat orang lain
pasti saya menempatlan diri sesuai dengan
budaya mereka miliki
Peneliti Apakah ada penghambat pola komunikasi
anda dengan mahasiswa bima dikampus
unismuh makassar?
Informan Ketika saya berkomunikasi dengan
mahasiswa bima terkadang sulit memahami
apa yang mereka katakan
Peneliti
Apakah ada faktor pendukung ketika
berkounikasi terhadap mahasiswa bima?
Informan
Karena sayaa ingin mencari teman maka
dari itu saya berkomunikasi dengan mereka
dan juga ada beberapa keperluan sehingga
berkomunikasi dengan mereka
93
MATERI WAWANCARA
Peneliti Siapa Nama Anda ?
Informan SA
Peneliti Berapa Umur Anda ?
Informan 22 tahun
Peneliti Apa Jurusan Anda ?
Informan Biologi
Peneliti
Bagaimana Komunikasi Anda Terhadap
Mahasiswa Lain Daerah Di Kampus
unismuh Makassar ?
Informan
Tidak terlalu susah karena sudah sering
sma-sama mereka terus sudah terbiasa
dengan bahasa yang mereka gunakan
Peneliti
Apa Anda Mengalami Kesulitan Saat
Memulai Komunikasi Dengan Mahasiswa
Daerah Lain Di unismuh Makassar ?
Informan
Ada sedikit kesulitan, karena kadang bahasa
mereka ada yang tida dimengerti ada juga
bahasa mereka terbalik
Peneliti Apakah anda berbaur dengan mahasiswa
bima jika berbaur bisa anda jelaskan?
Informan Pernah berbaur, beberapa bulan yang slalu
orangnya baik, ramah, dan biasa cerita
tentang kebudayaan masing-masing
Peneliti
Apakah Anda Mengalami Miss
Communication Saat Berkomunikasi
Dengan Mahasiswa Berasal Dari Daerah
Lain Di unismuh Makassar ?
94
Informan Tidak memgalami
Peneliti Bagaimana Anda Mengidentifikasi Diri
Anda Dalam Budaya Yang Berbeda Dengan
Kelompok Ras Asal Anda Di Unismuh
Makassar ?
Informan
Saling menghargai budaya masing-masing
dan saling mengenal budaya masing-masing
Peneliti Apakah ada penghambat pola komunikasi
anda dengan mahasiswa bima dikampus
unismuh makassar?
Informan Tidak ada penghambat ketika dalam
berinteraksi dengan mahasiswa bima
Peneliti
Apakah ada faktor pendukung ketika
berkounikasi terhadap mahasiswa bima?
Informan
Dan tidak ada faktor pendukung ketika
berinteraksi dengan mereka
95
MATERI WAWANCARA
Peneliti Siapa Nama Anda ?
Informan RZ
Peneliti Berapa Umur Anda ?
Informan 23 tahun
Peneliti Apa Jurusan Anda ?
Informan Sosiologi
Peneliti
Bagaimana Komunikasi Anda Terhadap
Mahasiswa Lain Daerah Di Kampus
unismuh Makassar ?
Informan
Cukup baik, berbicara mengenai
komunikasi mahasiswa bima selama ini
berjalan lancar karena ketika berkomunikasi
mampu menyuasaikan siapa yang akan dia
temani berkomunikasi
Peneliti
Apa Anda Mengalami Kesulitan Saat
Memulai Komunikasi Dengan Mahasiswa
Daerah Lain Di Unismuh Makassar ?
Informan
Menurut saya tidak mengalami kesulitan
karena mahasiswa bima bisa menyuasaikan
dirinya siapa yang dia temanin komunikasi
Peneliti Apakah anda berbaur dengan mahasiswa
bima jika berbaur bisa anda jelaskan?
Informan Masalah berbaur ya berbaur sama mereka
Peneliti
Apakah Anda Mengalami Miss
Communication Saat Berkomunikasi
Dengan Mahasiswa Berasal Dari Daerah
Lain Di Unismuh Makassar ?
Informan Terkait mis comunication saya tidak
96
memiliki mis comunication karena rata-rata
welcom dengan mahasiswa lain
Peneliti Bagaimana Anda Mengidentifikasi Diri
Anda Dalam Budaya Yang Berbeda Dengan
Kelompok Ras Asal Anda Di unismuh
Makassar ?
Informan
Terkait dengan mendifikasi diri saya
mengetahu bahwa kampus unismuh itu
bukan satu budaya dan tergantung kita
sendiri mampu menghargai budaya orang
lain dan sebagainya
Peneliti Apakah ada penghambat pola komunikasi
anda dengan mahasiswa bima dikampus
unismuh makassar?
Informan Sejauh ini masih lancar saja meskipun
mahasiswa bima berkomunikasi mereka
masih ikut bahasa budaya mereka masing-
masing tetapi mereka mampu menjelaskan
ke kita bahwa bahasa mereka pergunakan
terkadang refleks atau spontan dalam
pengucapan
Peneliti
Apakah ada faktor pendukung ketika
berkounikasi terhadap mahasiswa bima?
Informan
Faktor pendukung itu mahasiswa bima itu
welcom terhadap ssemua orang ketika
berkomunikasi mereka dapat menggunakan
bahasa sesuai kaidah bahasa indonesia
97
DOKUMENTASI
1. Wawancara Dengan Mahasiswa Bima
Gambar. 1 Wawancara Dengan Informan WI, 23 September 2020
Sumber: Pengambilan gambar oleh taman peneliti melalui Hendphone
Gambar. 2. Wawancara Informan NI, 8 Oktober 2020
Sumber: Pengambilan gambar oleh taman peneliti melalui Hendphone
98
Gambar. 3 Wawancara Informan RF, 26 September 2020
Sumber: Pengambilan gambar oleh taman peneliti melalui Hendphone
Gambaran. 4 wawancarai Informan HK, 29 September 2020
Sumber: Pengambilan gambar oleh taman peneliti melalui Hendphone
99
2. Wawancarai Dengan Mahasiswa Daerah Lain
Gambaran. 5 Wawancara Informan HM, 5 Oktober 2020
Sumber: Pengambilan gambar oleh taman peneliti melalui Hendphone
Gambar. 6 Wawancarai Informan SA, 11 Oktober 2020
Sumber: Pengambilan gambar oleh taman peneliti melalui Hendphone
100
Gambar.7 Wawancara RZ
Sumber: Pengambilan gambar oleh taman peneliti melalui Hendphone
3. Wawancarai Dengan Mahasiswa Bima Pengurus Organisasi
Gambar.8 Wawancarai Informan mahasiswa bima Pengurus Organisasi SY, 4
Oktober 2020
Sumber: Pengambilan gambar oleh taman peneliti melalui Hendphon
101
4. Lokasi Penelitian
Gamabar. 9 Gedung FKIP Unismuh Makassar
Sumber: Pengambilan gambar oleh peneliti melalui Hendphone
Gambar. 10 Gedung Unismuh Makassar
Sumber: Pengambilan gambar oleh peneliti melalui Hendphone
102
Gambar. 11 Dari Skripsi
Sumber: pengambilan dari Handphone Peneliti
Gambar.12 Dari Jurnal
Sumber: Pengambilan dari Handphone
Gambar.13 Dari Skripsi
103
Sumber:Pengambilan dari Handphone peneliti
Gambar.15 Dari Skripsi
Sumber:Pengambilan dari Handphone
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
RIWAYAT HIDUP
SRI ASTUTI penulis dilahirkan di Bima pada tanggal
10 Juli 1997 di Desa Bugis Kacamatan Sape Kabupaten
Bima yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara
yang merupakan buah kasih sayang dari pasangan
Ayahanda Hasanuddin dan Ibunda Ramlah. Putri
Kedua/bungsu yang akrab dipanggi dengan Tuti telah
melalui beberapa jenjang pendidikan. Penulis menempuh pendidikan pertama
pada tahun 2004 di SDN Inpres Bajosarae Kabupaten Bima yang merupakan
daerah tempat penulis di besarkan, di sekolah tersebut penulis menimbah ilmu
selama enam tahun lalu selesai tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis
memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tingkat pertama di SMP Negeri 1
Sape dan selesai pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penlis melanjutkan
pendidikan disekolah Madrasah Aliyah Negeri Sape dan selesai 2016. Kemudian
pada tahun yang sama penulis berhasil lulus pada jurusan Pendidikan Sosiologi,
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
program Strata(S1 Kependidikan). Alhamdulilah Sekarang ini telah berhasil
menyusun skripsi dengan judul “Dinamika Interaksi Sosial (Studi Kasus
Mahasiswa Berasal Dari Bima Di Universitas Muhammadiyah Makassar”