dinsos provsu

30
SOSIALISASI KEPMENSOS NO. 146 / HUK / 2013 DAN IMPLEMENTASI PP No. 76 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN PP NO. 101 TAHUN 2012 TENTANG PBI JAMKES

Upload: mona-haafidzah-hsb

Post on 10-Jul-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

besaran jumlah masyarakat yang tidak mampu

TRANSCRIPT

Page 1: dinsos provsu

SOSIALISASI KEPMENSOS NO. 146 / HUK / 2013

DANIMPLEMENTASI PP No. 76 TAHUN

2016 TENTANG PERUBAHAN PP NO. 101 TAHUN 2012 TENTANG

PBI JAMKES

Page 2: dinsos provsu

I. Pendahuluan

Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan ditetapkan oleh Keputusan Menteri Sosial tentang Penetapan Kriteria dan Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu.

Fakir Miskin adalah : orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan / atau mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak

mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar

yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya. Kriteria : a. tidak mempunyai sumber mata pencaharian; dan/atau b. mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan atau keluarganya.

Page 3: dinsos provsu

Kategori fakir miskin dan orang tidak mampu

meliputi: a. fakir miskin dan orang tidak mampu yang teregister;dan b. fakir miskin dan orang tidak mampu yang belum teregister. Fakir Miskin Teregister : a. tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar; b. mempunyai pengeluaran sebagian besar digunakan untuk memenuhi konsumsi makanan pokok dengan sangat sederhana;

Page 4: dinsos provsu

c. tidak mampu atau mengalami kesulitan untuk berobat ke tenaga medis, kecuali Puskesmas atau yang disubsidi pemerintah; d. tidak mampu membeli pakaian satu kali dalam

satu tahun untuk setiap anggota rumah tangga; e. mempunyai kemampuan hanya menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan SMPf. mempunyai dinding rumah terbuat dari bambu/ kayu/tembok dengan kondisi tidak baik/kualitas

rendah, termasuk tembok yang sudah usang/ berlumut atau tembok tidak diplester;

g. kondisi lantai terbuat dari tanah atau kayu/semen/ keramik dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah;

Page 5: dinsos provsu

h. atap terbuat dari ijuk/rumbia atau genteng/ seng/asbes dengan kondisi tidak baik/ kualitas rendah; i. mempunyai penerangan bangunan tempat tinggal bukan dari listrik atau listrik tanpa meteran; j. luas lantai rumah kecil kurang dari 8 m 2 /orang; dan k. mempunyai sumber air minum berasal dari sumur atau mata air tak terlindung/air sungai/air hujan/lainnya.

Page 6: dinsos provsu

Fakir Miskin

Page 7: dinsos provsu

fakir miskin dan orang tidak mampu yang belum teregister terdapat di dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) maupun di luar Lembaga Kesejahteraan Sosial.

Yang termasuk dalam LKS tersebut adalah : 1. Panti asuhan 2. Rumah Singgah; 3. Rumah Perlindungan Sosial Anak; 4. Lembaga Perlindungan Sosial Anak; 5. Panti/balai rehabilitasi sosial; 6. Taman Anak Sejahtera/Tempat Penitipan Anak miskin; 7. Rumah Perlindungan dan Trauma Centre;

Page 8: dinsos provsu

Fakir miskin dan orang tidak mampu yang belum teregister antara lain : 1.gelandangan yaitu : Gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan yang tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai pencaharian dan tempat tinggal yang tetap serta mengembara di tempat umum. Kriteria : a. tanpa Kartu Tanda Penduduk (KTP); b. tanpa tempat tinggal yang pasti/tetap; c. tanpa penghasilan yang tetap; dan d. tanpa rencana hari depan anak-anaknya maupun dirinya.

Page 9: dinsos provsu

Gelandangan

Page 10: dinsos provsu

2.pengemis; yaitu : orang-orang yang mendapat penghasilan meminta-minta ditempat umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang lain. Kriteria : a. mata pencariannya tergantung pada belas kasihan orang lain; b. berpakaian kumuh dan compang camping; c. berada ditempat-tempat ramai/strategis; dan d. memperalat sesama untuk merangsang belas kasihan oranglain.

Page 11: dinsos provsu

3.perseorangan dari Komunitas Adat yaitu : Komunitas AdatTerpenciladalah kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial ekonomi, maupun politik. Kriteria : a. berbentuk komunitas relatif kecil, tertutup dan homogen; b. pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan; c. pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit dijangkau; d. pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi subsistem; e. peralatan dan teknologinya sederhana; f. ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat relatif tinggi; dan g. terbatasnya akses pelayanan sosial ekonomi dan politik.

Page 12: dinsos provsu

Komunitas Adat Terpencil

Page 13: dinsos provsu

d. perempuan rawan sosial ekonomi; yaitu : Perempuan rawan sosial ekonomi adalah seorang perempuan dewasa menikah, belum menikah atau janda dan tidak mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokoksehari-hari. Kriteria : a. perempuan berusia 18 (delapan belas) tahun sampai dengan 59 (lima puluh sembilan) tahun; b. istri yang ditinggal suami tanpa kejelasan; c. menjadi pencari nafkah utama keluarga; dan d. berpenghasilan kurang atau tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup layak.

Page 14: dinsos provsu

Perempuan Rawan Sosial Ekonomi

Page 15: dinsos provsu

e. Korban tindak kekerasan yaitu : . Korban tindak kekerasan adalah orang baik individu, keluarga, kelompok maupun kesatuan masyarakat tertentu yang mengalami tindak kekerasan, baik sebagai akibat perlakuan salah, eksploitasi, diskriminasi, bentuk-bentuk kekerasan lainnya ataupun dengan membiarkan orang berada dalam situasi berbahaya sehingga menyebabkan fungsi sosialnya terganggu. Kriteria : a. mengalami perlakuan salah; b. mengalami penelantaran; c. mengalami tindakan eksploitasi; d. mengalami perlakuan diskriminasi; dan e. dibiarkan dalam situasi berbahaya.

Page 16: dinsos provsu

Korban Tindak Kekerasan

Page 17: dinsos provsu

f. Pekerja migran bermasalah yaitu : pekerja migran internal dan lintas negara yang mengalami masalah sosial, baik dalam bentuk tindak kekerasan, penelantaran, mengalami musibah ( faktor alam dan sosial) maupun mengalami disharmoni sosial karena ketidakmampuan menyesuaikan diri di negara tempat bekerja sehingga mengakibatkan fungsi sosialnya terganggu. Kriteria : a. pekerja migran domestik; b. pekerja migran lintas negara; c. eks pekerja migran domestik dan lintas negara; d. eks pekerja migran domestik dan lintas negara yang sakit, cacat dan meninggal dunia; e. pekerja migran tidak berdokumen (undocument); f. pekerja migran miskin; g. mengalami masalah sosial dalam bentuk : 1) tindak kekerasan; 2) eksploitasi; 3) penelantaran; 4) pengusiran (deportasi); 5) ketidakmampuan menyesuaikan diri di tempat kerja baru (negara tempat bekerja ) sehingga mengakibatkan fungsi sosialnya terganggu; dan 6) mengalami traffiking.

Page 18: dinsos provsu

Pekerja Migran Bermasalah

Page 19: dinsos provsu

g. masyarakat miskin akibat bencana alam dan sosial pasca tanggap darurat sampai dengan 1 (satu) tahun setelah kejadian bencana h. perseorangan penerima manfaat Lembaga Kesejahteraan Sosial; i. penghuni Rumah Tahanan/Lembaga Pemasyarakatan; j. penderita Thalassaemia Mayor;dan k. penderita Kejadian Ikutan Paska Imunisasi

Page 20: dinsos provsu

Untuk keabsahan a.untuk gelandangan, pengemis, perseorangan

penerima manfaat Lembaga Kesejahteraan Sosial, perseorangan dari Komunitas Adat Terpencil, perempuan rawan sosial ekonomi, korban tindak kekerasan, dan pekerja migran bermasalah sosial dengan surat rekomendasi dari Kementerian Sosial, dinas/intansi sosial provinsi, dinas/intansi sosial kabupaten/kota, camat, kepala desa/lurah, dan/atau Lembaga

Page 21: dinsos provsu

b.penghuni Rumah Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan, dengan surat rekomendasi

dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan/Kepala Rumah Tahanan setempat;

c.penderita Thalassaemia Mayor, berdasarkan kartu penderita Thalassaemia

yang diterbitkan oleh Yayasan Thalassaemia Indonesia dan bagi penderita baru dengan menunjukan surat keterangan dari Ketua Yayasan Thalassaemia Indonesia cabang, direktur rumah sakit, dan/atau kepala Puskesmas dengan keterangan bahwa yang

bersangkutan menderita Thalassaemia Mayor

Page 22: dinsos provsu

d. penderita Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan menunjukan kartu identitas seperti KTP, kartu keluarga dan lain-lain; e. bagi keluarga peserta Program Keluarga Harapan (PKH), cukup dengan kartu PKH, sedangkan bagi anggota keluarga disamping membawa kartu PKH dilengkapi dengan

kartu keluarga atau keterangan dari pendamping

Page 23: dinsos provsu

f. Bagi penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), cukup

dengan Kartu Perlindungan Sosial; g. bagi perseorangan penerima program beras miskin menggunakan Kartu Perlindungan Sosial; dan h.masyarakat miskin akibat korban bencana alam dan sosial paska tanggap darurat berdasarkan daftar/keputusan yang ditetapkan oleh bupati/walikota.

Page 24: dinsos provsu

Adanya perubahan Penerima bantuan IuranJaminan Kesehatan tergantung dipenuhi atautidaknya kriteria yang sudah ditetapkan

Sampai saat ini kebijakan Verifikasi dan Validasi PBI dilakukan oleh Kemensos

langsung ditangani oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Sosial RI.

Page 25: dinsos provsu

IMPLEMENTASI PP No. 76 tahun 2016 tentangPerubahan PP No. 101 tahun 2012 tentang PBI Jaminan Kesehatan dalam Kepesertaan PBI tahun 2016.

1. Untuk meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan bagi peserta jaminan kesehatan, perlu dilakukan perubahan terhadap beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

Page 26: dinsos provsu

2. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan belum mengatur mengenai bayi yang baru lahir dari Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan 3. Perubahan data melalui penggantian Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, dan jangka waktu penetapan perubahan data Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

Page 27: dinsos provsu

Beberapa Perubahan yang telah diatur dalam PP No. 76 tahun 2015 :1. Data PBI Jaminan Kesehatan dapat dilakukan perubahan.2. Perubahan data di dilakukan dengan : a. penghapusan; b. penggantian; atau c. Penambahan3. Penghapusan sebagaimana dimaksud dilakukan apabila PBI Jaminan Kesehatan: a. Tidak lagi memenuhi kriteria sebagai Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu; b. Meninggal dunia; atau c. Terdaftar lebih dari 1 (satu) kali.

Page 28: dinsos provsu

4. Penghapusan untuk PBI Jaminan Kesehatan yang terdaftar lebih dari 1 (satu) kali untuk mendapatkan data tunggal. 5. Penggantian dilakukan dengan ketentuan : a. Terdapat Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu yang belum masuk dalam data PBI Jaminan Kesehatan; b. Terdapat penghapusan data PBI Jaminan Kesehatan; dan c. Belum melampaui jumlah nasional PBI Jaminan Kesehatan yaitu 92,4 juta jiwa untuk tahun 2016.

Page 29: dinsos provsu

6. Penambahan dilakukan apabila : Terdapat Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu yang belum masuk dalam data PBI Jaminan Kesehatan. Penggantian dan penambahan berasal dari Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu yaitu : a.. pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja dan belum bekerja setelah lebih dari 6 (enam) bulan; b. korban bencana pasca bencana c.. pekerja yang memasuki masa pensiun; d.. anggota keluarga dari pekerja yang meninggal dunia; e. bayi yang dilahirkan oleh bu kandung dari keluarga yang terdaftar sebagai PBI Jaminan Kesehatan f. tahanan/warga binaan pada rumah tahanan negara/ lembaga pemasyarakatan; dan/atau g. penyandang masalah kesejahteraan sosial

Page 30: dinsos provsu

7. Perubahan data PBI Jaminan

Kesehatan diverifikasi dan divalidasi oleh Menteri. 8. Verifikasi dan validasi dilakukan setiap saat 9. Menteri menetapkan perubahan data PBI Jaminan Kesehatan berdasarkan hasil verifikasi dan validasi

Saat ini Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi

Sumatera Utara sedang melakukan verifikasi

data melalui Tenaga Kesejahteraan Sosial

Kecamatan (TKSK)