diplomat 2 you can

Upload: auliawajeng

Post on 15-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

this file about diplomat if you aere taking lecture international relations you can download it and have fun

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDefinisi diplomat secara etimologis dan ensiklopedia memberikan arti kata diplomat secara hamper sama. Diplomat adalah seorang yang berkecimpung dalam urusan penyelenggaraan perhubungan resmi antara satu negara dengan negara lain untuk mencapai negaranya. Dengan kata lain, diplomat adalah komunikator yang melakukan perundingan untuk memenangkan kepentingan negara yang diwakilinya.Secara terminologis, diplomat berarti orang yang cerdas, bijak dan pandai bergaul untuk mengupayakan terwujudnya perdamaian dan memelihara persahabatan Internasional. Diplomat adalah ahli runding dalam penyelesaian suatu pertikaian antarbangsa. Dalam pengertian lain, diplomat adalah pejabat yang bekerja di departemen luar negeri. Mereka terdiri dari menteri luar negeri, duta besar dan pejabat diplomatic lainnya. Tugas utama seorang diplomat adalah memelihara dan meningkatan negaranya berhubungan dengan dunia internasional yang bersahabat, dan bukan sebaliknya.Diplomasi tidak bisa dipisahkan dari diplomat sebagi pelaku diplomasi. Seorang diplomat membawakan misi dan memperjuangkan kepentingan nasional negaranya di pentas peraturan Internasional. Diplomat adalah pelaku negosiasi yang mengupayakan peningkatan hubungan dan kerja sama bilateral, trilateral, dan multilateral dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, seorang diplomat harus mampu bekerja di semua bidang dinegara ia ditugaskan. Untuk mencapai keberhasilan diplomnya, ia harus benar-benar siap dengan berbagai kecakapan, termasuk kecakapan berbicara, menulis, dan menembak. Diplomat memainkan peran-peran dalam Diplomasi salah satunya sebagai komunikator yang melaksanakan perembukan dan perundingan demi kepentingan bangsa, khususnya diplomat Indonesia akan mengutamakan kepentingan bangsa Indonesia dalam meningkatkan citra, kerja sama, hubungan antar bangsa di mata dunia. Seperti apakah sosok diplomat yang dapat meningkatkan citra bangsa Indonesia di mata Internasional ?

1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang akan saya lakukan bila menjadi diplomat Indonesia demi meningkatkan citra Indonesia di mata dunia ?2. Bagaimana tindakan dasar yang harus dilakukan Indonesia sebelum mencapai tujuan meningkatkan citra tersebut ?3. Apa saja peran Diplomat dalam Diplomasi ?

BAB IIPEMBAHASAN

1.1 Meningkatkan Citra Indonesia Di Mata DuniaDiplomat memiliki peran penting bagi negaranya, khusunya Diplomat Indonesia yaitu ditugaskan untuk selalu menjaga citra Indonesia di mata Internasional sehingga dapat pula meningkatkannya dengan berbagai strategi dan rencana yang telah di tentukan dengan matang. Berikut yang dapat dilakukan diplomat dalam meningkatkan citra bangsa Indonesia di mata Internasional, memperkenalkan pariwisata, dan budaya. 1) PariwisataPertama yaitu pariwisata, berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan social dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azazi manusia, sebagaimana dinyatakan oleh John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa w here once travel was considered a privilege of the moneyed elite, now it is considered a basic human right. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk pula Indonesia. Dalam hubungan ini, berbagai negara termasuk Indonesia pun turut menikmati dampak dari peningkatan pariwisata dunia terutama pada periode 1990 1996. Badai krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997, merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi masyarakat pariwisata Indonesia untuk melakukan re-positioning sekaligus re-vitalization kegiatan pariwisata Indonesia. Disamping itu berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Perencanaan Nasional pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra Indonesia di dunia internasional. Penugasan ini makin rumit terutama setelah dihadapkan pada tantangan baru akibat terjadinya tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat. Menghadapi tantangan dan peluang ini, telah dilakukan pula perubahan peran Pemerintah dibidang kebudayaan dan pariwisata yang pada masa lalu berperan sebagai pelaksana pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya kepada tugas- tugas pemerintahan terutama sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh swasta dapat berkembang lebih pesat. Peran fasilitator disini dapat diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar para pelaku kegiatan kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien dan efektif. Selain itu sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism development.Dengan beragamnya tujuan pariwisata yang ada di Indonesia dari mulai sabang-maraoke, Indonesia sangat memiliki kesempatan yang lebih besar dari negara lain. Pemandangan dan kawasan yang sangat indah telah disuguhkan oleh Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat setempat harus saling bekerja sama dalam meningkatkan kepariwisataan di Indonesia dengan selalu menjaga dan memeliha. Selain itu tugas Diplomat pula yang paling utama dalam meningkatkan pariwisata di Indonesia yaitu dengan menjadi komunikator dengan negara-negara lain sehingga pariwisata Indonesia lebih dikenal dan menarik touris asing untuk terus berdatangan. Selain itu, promosi lewat media internet sangat berpengaruh dimana website-website pariwisata Indonesia dapat dilihat oleh dunia dan memberikan informasi-informasi.2) Kebudayaan Bangsa Indonesia yang sebelum membentuk dirinya sebagai satu bangsa dari negara kesatuan RI (dalam satu kesatuan wilayah dari Sabang sampai Merauke, satu kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial budaya, dan satu kesatuan pertahanan keamanan) telah hidup berabad-abad lamanya dalam kesatuan-kesatuan/ komunitas-komunitas yang lebih kecil di berbagai daerah dengan warisan budayanya yang beraneka ragam dan dengan pengalaman sejarahnya yang berbeda-beda pula.Di Indonesia budaya yang sangat beragam ini yang berasal dari beratus-ratus suku bangsa yang ada di seluruh Indonesia harus dikembangkan dan dilestarikan karena dapat menjadi jati diri bangsa Indonesia dan menjadi modal pembangunan masa depan bangsa Indonesia. Kenyataan ini merupakan sebuah potensi besar untuk menunjukkan jati diri dan identitas bangsa Indonesia di mata dunia. Akan tetapi, tidak bisa pula dipungkiri jika keragaman budaya tidak ditangani secara baik, dapat juga menjadi suatu tantangan karena pergesekan- pergesekan baik secara internal (konflik antar suku bangsa) dan eksternal, seperti lunturnya tradisi dan adat istiadat akibat budaya asing yang masuk ke Indonesia yang justru merusak. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pengembangan budaya bangsa harus dimaksimalkan karena budaya memiliki banyak fungsi seperti dapat merubah tantangan menjadi peluang, maksudnya adalah beragam dan banyaknya kebudayaan bangsa bila dimaksimalkan dapat memberikan keuntungan, selain sebagai identitas dan alat pemersatu bangsa, budaya juga dapat meningkatkan keuntungan devisa (dari wisatawan asing yang datang ke Indonesia), dan juga dapat memperbaiki citra Indonesia di mata dunia.Selain mengembangkan dan memaksimalkan beragam potensi budaya di Indonesia, kita juga harus memperkenalkan berbagai budaya yang ada di Indonesia melalui diplomasi kebudayaan. Hal ini sebagai upaya untuk mencapai kepentingan nasional yaitu dengan upaya-upaya memahami, menginformasikan, dan mempengaruhi masyarakat luar negeri dalam rangka mempromosikan kepentingan nasional dan memperluas dialog dengan relasi di luar negeri, dengan menggunakan prinsip-prinsip diplomasi.Diplomasi dapat diartikan sebagai seni atau praktek-praktek negosiasi untuk kepentingan suatu kelompok-kelompok tertentu atau kepentingan negara untuk berbagai hal, misalnya membangun citra yang baik tentang suatu negara dengan pendekatan yang lebih lembut, tanpa kekerasan, tidak melalui jalur senjata atau perang. Mekanisme diplomasi ini ada dua macam, yaitu: a) Diplomasi tradisional, yaitu diplomasi yang dilakukan antara pemerintah suatu negara dengan pemerintahan negara lain.b) diplomasi publik, yaitu diplomasi yang dilakukan antara pemerintah dengan masyarakat di suatu negara tertentu. Dalam perkembangannya diplomasi publik ini bahkan tidak hanya antara pemerintah dengan masyarakat, tetapi diplomasi yang dilakukan antara individu dengan individu di negara yang berbeda untuk tujuan atau kepentingan negara individu-individu tersebut. Diplomasi Kebudayaan dilakukan sebagai upaya untuk mencapai kepentingan bangsa dalam memahami, menginformasikan dan mempengaruhi (membangun citra) bangsa lain lewat kebudayaan. Sebenarnya tindakan yang paling efektif untuk merubah citra adalah dengan merubah realitas, namun diplomasi kebudayaan juga menjadi salah satu sarana yang efektif untuk mencapai kepentingan bangsa, agar bangsa lain dapat memahami, mendapat informasi dan dapat dipengaruhi untuk kepentingan-kepentingan berbagai hal dari bangsa kita. Dengan dilakukannya diplomasi kebudayaan, dapat meningkatkan apresiasi dan pemahaman untuk peningkatan citra positif, membangun saling pengertian dan memperbaiki citra bangsa.

1.2 Mengembangkan Potensi Dan Karakter Bangsa Selain pariwisata dan budaya yang dapat menjadi acuan untuk meningkatkan citra Indonesia dimata Internasional lebih afdol bila suatu bangsa dapat memiliki karakter dan potensinya. Pada hakekatnya pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memberikan keputusan baik- buruk, mempertahankan yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Sehubungan dengan hakekat tersebut, pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMA berfungsi sebagai a) Pengembangan potensiPengembangan potensi. Pendidikan budaya dan karakter bangsa berfungsi mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baikb) Perbaikan generasiPerbaikan generasi. Pendidikan budaya dan karakter bangsa memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur untuk menjadi bangsa yang bermartabatc) Penyaring budayaPenyaring budaya. Pendidikan budaya dan karakter bangsa menyaring budaya yang negatif dan menyerap budaya yang lebih sesuai dengan karakter bangsa, untuk meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Merujuk berbagai sumber, nilai-nilai luhur budaya dan karakter bangsa sangat kompleks namun pada dasarnya merupakan perpaduan dari pengembangan olah hati (spiritual and emotional development) , olah pikir (intellectual development), olah raga (physical and kinesthetic development), serta olah rasa dan karsa (affective and creativity development Menurut Lickona (2004) terdapat sepuluh kebajikan (virtues) yang membentuk karakter kuat seseorang, yaitu : (1) kebijaksanaan (wisdom); (2) keadilan (justice); (3) keteguhan (fortitude); (4) kontrol diri (self-control); (5) cinta dan kasih sayang (love); (6) perilaku positif (positive attitude); (7) kerja keras (hard work) dan kemampuan mengembangkan potensi (resourcefulness); (8) Integritas (integrity); (9) rasa terimakasih (gratitude); (10) kerendahan hati (humility). Tanggung Jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Keseluruhan nilai-nilai karakter yang disebutkan di atas tidak harus dikembangkan secara serentak. Sekolah dapat memilih dan menentukan prioritas nilai-nilai yang akan dikembangkan setelah melakukan analisis konteks sesuai dengan kondisi sumber daya yang terdapat di masing-masing sekolah, kebutuhan peserta didik yang dilayani, karakteristik mata pelajaran, bahan kajian, dan hakikat kompetensi setiap mata pelajaran.

1.3 Peran Diplomat Dalam DiplomasiPeran Diplomat salah satunya yaitu sebagai komunikator yang diberi tugas untuk melindungi, membela dan memperjuangkan tercapainya kepentingan nasional negaranya, seorang diplomat harus mampu menjalankan peran diplomatiknya dengan baik, dalam arti selealu memerhatikan faktor keberhasilan dalam diplomasi.Diplomat memiliki peran vital, ia tidak hanya harus mampu menyelesaikan masalah sekarang, tapi juga mengantisipasi masalah yang diperkirakan akan timbul dimasa mendatang. Ia menjadi wakil resmi negara dalam konferensi bilateral, trilateral dan multilateral. Untuk mencapai suatu persetujuan atau perjanjian, seorang diplomat berperan sebagai pengarah dalam komite perumus untuk merumuskan naskah persetujuan atau perjanjian. Ia dituntut untuk bekerja dengan hati-hati dan teliti dalam keseluruhan proses diplomasi untuk menghasilkan rekomendasi ke siding pleno dan rancangan final naskah perjanjian hingga penandatanganan perjanjian.Tugas diplomatik seorang diplomat cukup berat karena penuh kompleksitas. Berbagai kalkulasi dilibatkan dalam setiap upayanya untuk menggolkan sebuah naskah perjanjian, baik terkait dengan maslah ekonomi, politik, pertahanan keamanan, kebudayaan dan sebagainya. Di antara sekian tugas diplomatik, tugas yang cukup berat adalah melakukan negosiasi untuk menyelesaikan masalah bilateral sampai tercapai kesepakatan dan penandatanganan persetujuan atau perjanjian.Fungsi tugas dan peran diplomat dalam mewakili negaranya dinegara akreditasi meliputi peran sebagai negosiator dalam perundingan internasonal, memantau dan menyampaikan informasi kepada negaranya mengenai kecenderungan perkembangan dan kondisi berbagai hal yang terjadi di negara tempat ia bertugas. Dengan kata lain, peran diplomat pada pokoknya bertindak sebagai monitor, komunikator, dan negosiator.1) Diplomat sebagai MonitorYang dimaksud dengan monitor ialah yang berfungsi mengobservasi dan meneliti gejala gejala yang muncul yang bisa menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Sebagai monitor, diplomat bertugas mengobservasi dan meneliti gejala-gejala tersebut dinegara tempat ia bertugas. Gejala itu timbul akibat kegiatan komunikasi yang pernah dilancarkan, atau muncul tanpa diduga dan tidak diketahui seba-sebabnya. Dalam kegiatan komunikasi, sebagai monitor, tugas diplomat akan banyak berkaitan dengan opini public dan arus balik. Arus balik itu bisa positif, bisa negatif. Bila negatif, harus segera ditangani.Ditinjau dari prespektif komunikasi, tugas diplomat sebagai monitor tidak jauh berbeda dengan intelejen terbuka (overt intelligence) yang melakukan secara terang-terangan, misalnya :a) Membaca dan mempelajari berita-berita dalam surat kabar harian atau majalah berkala, dan mempelajari sajian analis dijurnal-jurnal.b) Mendengarkan, mencatat, dan mempelajari siaran radio luar dan dalam negeri, pemerintah maupun swasta, bahkan juga radio gelap. c) Membaca, mempelajari, dan mengikuti secara terus menerus pengumuman-pengumuman resmi pemerintah negara tempat ia bertugas dan negara lain.d) Membaca dari mempelajari dokumen-dokumen, statistic, dan sebagainya.e) Membaca dan mempelajari buku dan kesusastraan mengenai doal-doal tertentu.f) Melihat, memperlihatkan, mempelajari dengan tajam segala sesuatu yang dialami waktu mengadakan peninjauan di suatu tempat atau daerah.Diplomat perlu banyak membaca surat kabar karena pengaruhnya yang besar pada masyarakat. Surat kabar dijuluki dengan the fourth astate, yang memiliki power sebanding dengan ketiga astate lainnya, yakni lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. Power surat kabar terutama terletak pada editorialnya, lebih takut kepada empat surat kabar yang terbit di Paris pada zaman itu daripada 1.000 serdadu dengan sangkur terhunus.Diplomat perlu meneliti apa yang menjadi suatu sebab sebuah peristiwa, apakah akibat salah pengertian, atau adanya prasangka. Diplomat perlu meneliti siapa yang menulis sebuah laporan, kemana arah tulisannnya dan apa tujuannya. Jika yang menulis redaktur surat kabar, perlu diselidiki bagaimana sikap surat kabar itu terhadap negaranya. Ada kalanya tanggapan yang dibuat dalam surat kabar perlu dijawab segera, dan sering kali perlu dibiarkan saja karena hanya pancingan untuk memperoleh penjelasan lebih jauh. Suatu pesan politik yang disampaikan oleh diplomat bukan tidak mungkin mengakibatkan timbulnya reaksi publik, biasanya berupa komentar, opini atau editorial. Bila ini terjadi, perlu dikaji dengan seksama efek yang ditimbulkan, siapa saja atau kelompok mana yang terpengaruh. Perlu tidaknya sebuah counter balance secara halus, atau human approach yang simpatik tanpa harus menyinggung persoalan secara eksplisit, perlu dipertimbangkan. Di sini tampak betapa pentingnya langkah pembinaan komunikasi.Sebagi monitor, diplomat perlu mengenali berita menadalam (depth news) yang bersifat tendensius, dan editorial yang bersifat persuasive, yang mampu membentuk dan memobilisai opini public kea rah tententu. Sajain media massa adakalanya berupa pembocoran resmi (official leak) dan laporang yang disengaja dibuka ke public (planted story), yang dewasa ini banyak dipraktikkan oleh pemerintah bekerja sama dengan media internasional. Dengan cara official leak memalui pers, pemerintah menyalurkan pandangan-pandangan tentang suatu masalah karena tidak ingin menyampaikannya secara resmi, langsung kepada pihak yang bersangkutan. Dengan modus planted story, suatu berita sengaj ditanamkan dihalaman-halaman surat kabar untuk memancing tanggapan pihak yang dituju. Perilaku ini kerap dipraktika oleh negara-negara besar dan kuat dengan memanfaatkan pers korporatis yang sangan kemersial dalam menampilkan kerja jurnalistiknya.2) Diplomat sebagai KomunikatorSebagai komunikator politik Internasional (bergiat dalam kegiatan komunikasi internasional), seorang diplomat perlu senantiasa berhati-hati dalam menyampaikan pesan yang ditujukan kepada komunikan yang terdiri dari orang-orang asing yang secara psikologis, idieologis, dan kulturalistik jauh berbeda dengan dirinya. Berdasarkan hal-hal tersebut, metode komunikasi internasional sangat penting untuk dikuasainya.Dalam perspektif diplomatic, yang dimaksud dengan komunikator bukan saja information officer, melainkan lebih dari itu, persuader. Tugas information officer ialah menyampaikan informasi, baik berupa pesan politik atau bukan, kepada orang lain atau masyarakat agar mereka tahu. Sedangkan persuader berkomunikasi cesara persuasive, yaitu melakukan kegiatan psikologis untuk memengaruhi sikap dan opini public, serta perilaku seseorang atau orang banyak.Adakalanya informasi disampaikan dengan cara koersi, seperti penyuapan, pemerasan, boikot, sabotase, ancaman, tekanan, atau terror. Namum, memengaruhi orang agar bersikap atau berpendapat positif tidaklah tepat menggunakan cara koersi, tetapi lebih baik menggunakan cara persuasi, yakni melalui pembujukan dengan memerhatikan faktor psikologis.Di medan diplomasi, pemilihan metode komunikasi tergantung pada jenis pesan yang akan disampaikan kepada komunikan yang dituju, yakti :a) Komunikasi antarpersona (interpersonal communication)b) Komunikasi kelompok (group communication)c) Komunikasi massa (mass communication)Bila mitra dialognya relative banyak, komunikasi yang tepat digunakan adalah komunikasi kelompok kecil. Agar menimbulkan efek yang berhasil guna, komunikasi harus berjalan dua arah (two way communication). Bila komunikasi melibatkan massa, komunikasi ditempuh melalui media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, film, atau internet. Media massa bisa digunakan sebagai alat untuk memengaruhi atau mengubah opini publik. Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lainnya ialah media massa mampu menjangkau komunikan dalam jumlah sangat banyak di wilayah yang luas. Komunikasi antarpersona (face to face communication/interpersonal communication) bersifat dialogis, komunikator-komunikan saling bertatap muka, dan efeknya dapat diketahui seketika, lebih disukai untuk digunakan dalam diplomasi atau negosiasi.Dengan memahami tiga aspek komunikasi tersebut, diplomat akan terdorong untuk selalu menampilkan pesan-pesan yang empatik dan simpatik dalam membina komunikasi dan menjalin hubungan baik dengan mitranya. Tugas diplomat dalam berkomunikasi tidak hanya menyampaikan informasi tetapi juga menggali informasi, sesuai dengan kepentingan nasional negaranya. 3) Diplomat sebagai NegosiatorSelain bertindak sebagai monitor dan komunikator, diplomat juga bertindak sebagai negosiator. Sebagai negosiator, diplomat ditantang untuk mampu menundukkan lawan rundingnya. Demi keberhasilan menjadi negosiator, pada saat benegosiasi ia harus menunjukan performance yang mendukung kebasaran wibawanya. Kebesaran wibawa bisa dibangun dengan menunjukan kredibilitas di depan lawanya. Kredibilitas dapat meingkatkan gaya perubahan, sikap, pendapat, tindakan lawan.Negosiasi selalu berlangsung secara spiral, bak orang bermain pingpong. Posisi server dan receiver terjadi secara bergantian. Ketika menjadi server, ia harus bisa memberikan service dengan bola yang mampu mematikan pukulan balasan dari pihak lawan. Ketika lawan menjadi receiver, iapun harus mampu menangkis bola mamatikan dari lawan dengan pukulan, plintiran sedemikian cara sehingga lawan tidak mampu menangkisnya. Dengan kata lain, baik sebagai subjek maupun objek dalam negosiasi, ia harus aktif melakukan pembicaraan yang mampu memukau dan menundukkan lawan.Dalam peranannya sebagai negosiator, diplomat hendaknya memerhatikan paling sedikit dua hal tentang dirinya, yaitu :1. Kredibilitas, dalam suatu perundingan diplomat akan sukses apabila ia berhasil mendapat kepercayaan dari lawannya.2. Sasaran aktif, dalam medan perundingan maupun medan komunikasi lainnya, diplomat juga kerap menjadi sasaran. Pada posisi ini, diplomat hendaknya tidak menjadi sasaran aktif saja tetapi menjadi sasaran aktif pula.

BAB IIIPENUTUP

1.1 KesimpulanDiplomat memiliki peran penting bagi negaranya, khusunya Diplomat Indonesia yaitu ditugaskan untuk selalu menjaga citra Indonesia di mata Internasional sehingga dapat pula meningkatkannya dengan berbagai strategi dan rencana yang telah di tentukan dengan matang. Berikut yang dapat dilakukan diplomat dalam meningkatkan citra bangsa Indonesia di mata Internasional, memperkenalkan pariwisata, dan budaya. Dimana pariwisata Indonesia sangat beragam dan memiliki nilai yang sangat besar, sehingga dapat meningkatkan citra Indonesia di mata dunia. Kebudayaan merupakan peran penting yang kedua yang dapat dilakukan diplomat karena kebudayaan merupakan sebuah potensi besar untuk menunjukkan jati diri dan identitas bangsa Indonesia di mata dunia kemudian menginformasikan dan mempengaruhi (membangun citra) bangsa lain lewat kebudayaan itu sendiri. Selain Diplomat dapat mengantarkan sebuah peningkatan citra bangsa di mata internasional Diplomat juga memiliki peran-peran vital, ia tidak hanya harus mampu menyelesaikan masalah sekarang, tapi juga mengantisipasi masalah yang diperkirakan akan timbul dimasa mendatang. Ia menjadi wakil resmi negara dalam konferensi bilateral, trilateral dan multilateral.

1.2 RekomendasiPengaruh yang dihadapi dalam peran Diplomat meningkatkan citra Indonesia di mata Internasional yaitu memperkenalkan jati diri bangsa, memperlihatkan kelebihan bangsa dan dapat meningkatkan ekonomi setiap daerah yang memiliki tempat pariwisata maupun kebudayaan sehingga tercapainya masyarakat yang sejahtera. Diplomat menjadi pengaruh yang sangat menonjol dimana, mereka melakukan secara langsung pada negara-negara yang ia kunjungi sebagai wakil dari Indonesia dalam berkomunikasi sekaligus memperkenalkan kelebihan IndonesiaDAFTAR PUSTAKANofrilawati : 2013 (http://indovasi.or.id/content/meningkatkan-citra-bangsa-melalui-diplomasi-kebudayaan)Julianus p limbeng : 2010 ( http://xeanexiero.blogspot.com/2010/10/kebudayaan-dan-perannya-dalam-diplomasi.html?m=1)Soelhi, Mohammad. 2011. Simbioasa Rekatama Media : Bandung.Setyanto P Santosa : 2002 (http://kolom.pacific.net.id/ind/setyanto_p._santosa/artikel_setyanto_p._santosa/pengembangan__pariwisata__indonesia.html)

13