disentri
DESCRIPTION
disentiTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
Disentri
Disusun Oleh :
Muhamad Lutfi Rahmat
030.10.187
Pembimbing :
Dr. H. Didi Sukandi, SpA
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
PERIODE 29 JUNI– 5 SEPTEMBER 2015
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2015
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RS PENDIDIKAN : RSUD KARAWANG
STATUS PASIEN KASUS II
Nama Mahasiswa : Muhamad Lutfi R Pembimbing : dr. H. Didi Sukandi Sp.A
NIM : 030.10.87 Tanda tangan:
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A Jenis Kelamin : Laki laki
Umur : 1 tahun 3 bulan 28 hari Suku Bangsa : Sunda
Tempat / tanggal lahir : Karawang, 12 Maret 2014 Agama : Islam
Alamat : Kp Jatimulya Kecamatan Rengasdengklok, Kab. Karawang
Pendidikan : -
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan Ny. (ibu kandung pasien)
Lokasi : Ruang rawat inap Rawamerta RSUD Karawang
Tanggal / waktu : 8 Juli 2015
Tanggal masuk : 8 Juli 2015
Keluhan utama : Diare berdarah sejak 3 hari SMRS
Keluhan tambahan : Demam, kembung dan nafsu makan berkurang
A. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Orang tua pasien mengeluh pasien BAB mencret sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit. Dengan frekuensi 7 kali perhari. Konsistensi cair, tidak ada ampas,
berdarah dan berlendir. Ibu pasien mengeluhkan demam sejak 3 hari SMRS.
Demamnya dirasakan terus menerus sepanjang hari. Demam tinggi dengan perabaan
tangan.
Selain itu, ibu pasien juga mengeluhkan pasien perutnya kembung , mengalami
penurunan nafsu makan dan anak rewel.
Pasien belum pernah dibawa ke dokter sebelumnya untuk berobat. Keluhan diare
berdarah baru pertama kali dirasakan oleh pasien. Riwayat keluhan sama pada
keluarga dan tetangga disangkal. Pasien pernah dirawat dengan asma ringan.
1
B. RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi (-) Difteria (-) Penyakit jantung (-)
Cacingan (-) Diare (-) Penyakit ginjal (-)
DBD (-) Kejang (-) Penyakit paru (+)
Otitis (-) Morbili (-) TBC (-)
Parotitis (-) Operasi (-) Lain-lain (-)
Kesimpulan Riwayat Penyakit yang pernah diderita : Pasien memiliki riwayat
penyakit asma
C. RIWAYAT KEHAMILAN / KELAHIRAN
KEHAMILA
N
Morbiditas
kehamilan
Tidak ada
Perawatan antenatal Tidak diketahui
KELAHIRAN
Tempat persalinan RSUD Karawang
Penolong persalinan Dokter dan Bidan
Cara persalinanSC
Penyulit : -
Masa gestasi Cukup bulan
Keadaan bayi
Berat lahir : 2925 gr
Panjang lahir : 48 cm
Lingkar kepala : (tidak tahu)
Langsung menangis (+)
Kemerahan (+)
Nilai APGAR : 6/8
Kelainan bawaan : tidak ada
Kesimpulan riwayat kehamilan / kelahiran : Baik (Neonatus Cukup Bulan -
Sesuai Masa Kehamilan)
2
D. RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi I : Umur 8 bulan (Normal: 5-9 bulan)
Gangguan perkembangan mental : Tidak ada
Psikomotor
Tengkurap : Umur bulan (Normal: 3-4 bulan)
Duduk : Umur 8 bulan (Normal: 6-9 bulan)
Berdiri : Umur bulan (Normal: 9-12 bulan)
Berjalan : Umur 18 bulan (Normal: 13 bulan)
Bicara : Umur 10 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan : Baik (sesuai usia)
E. RIWAYAT MAKANAN
Umur
(bulan)ASI/PASI Buah / Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
0 – 2 ASI + PASI - - -
2 – 4 PASI - - -
4 – 6 PASI - - -
6 – 8 PASI + (Biskuit) + +
8 – 10 PASI + + +
10 -12 PASI + + +
Kesimpulan riwayat makanan : Sejak lahir pasien mendapatkan ASI eksklusif
F. RIWAYAT IMUNISASI
Jenis
vaksin
Usia pemberian vaksin
Bulan
lahir 1 2 3 4 5 6 9 12
Hepatitis
B
x x x
Polio x x x x
BCG x
3
DTP x x x
Hib x x x
PCV x x x
Rotavirus x x x
Influenza
Campak x
MMR
Tifoid
Hepatitis
A
Varisela
HPV
Kesimpulan riwayat imunisasi: Imunisasi dasar lengkap dan sesuai jadwal, belum
mendapatkan imunisasi booster.
G. RIWAYAT KELUARGA
a. Corak Reproduksi
No Tanggal lahir (umur)
Jenis kelamin Hidup Lahir
mati Abortus Mati (sebab)
Keterangan kesehatan
1. 12 Maret 2014 Laki laki (+) (-) (-) (-) Pasien
II. PEMERIKSAAN FISIK
4
Pemeriksaan di Bangsal ( 8 Ju l i 2015)
A. Status Generalis
Keadaan Umum
Kesan Sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Kesan Gizi : Baik
Keadaan lain :Anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dyspnoe (-),
edema (-)
Data Antropometri
Berat Badan sekarang : 8.3 kg
Berat Badan sebelum sakit : 8.3 kg
Tinggi Badan : cm
Tanda Vital
Nadi : 120 x / menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regular
Nafas : 36x / menit, tipe abdomino-torakal, inspirasi : ekspirasi = 1 : 3
Suhu : 36,5O C
KEPALA : Normocephalic, deformitas (-),
RAMBUT : Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, cukup tebal
WAJAH :Wajah simetris, tidak ada pembengkakan, ptekiae (-), luka atau jaringan
parut
MATA :Visus : tidak dinilai Ptosis : -/-
Sklera ikterik : -/- Lagofthalmus : -/-
Konjunctiva anemis : +/+ Cekung : -/-
Exophthalmus : -/- Kornea jernih : +/+
Strabismus : -/- Lensa jernih : +/+
Nistagmus : -/- Pupil : bulat, isokor
Refleks cahaya : langsung +/+ , tidak langsung +/+
TELINGA :
Bentuk : normotia Tuli : -/-
Nyeri tarik aurikula : -/- Nyeri tekan tragus : -/-
Liang telinga : lapang Membran timpani : sulit dinilai
Serumen : -/- Refleks cahaya : sulit dinilai
Cairan : -/-
5
HIDUNG :
Bentuk : simetris Napas cuping hidung : - / -
Sekret : -/- Deviasi septum : -
Mukosa hiperemis : -/-
BIBIR : Simetris saat diam, mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (+)
MULUT : Oral higiene baik, gigi caries (-), trismus (-), mukosa gusi dan pipi : merah
muda, hiperemis (-), ulkus (-), halitosis (-), lidah : normoglosia, ulkus (-), hiperemis (-)
massa (-)
TENGGOROKAN : Tonsil T1-T1 tidak hiperemis, kripta tidak melebar, detritus (-),
faring tidak hiperemis, ulkus (-) massa (-)
LEHER : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB,
tidak tampak deviasi trakea, tidak teraba pembesaran tiroid maupun KGB
THORAKS :
JANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis terlihat pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Perkusi : Batas kiri jantung : ICS V linea midklavikularis sinistra
Batas kanan jantung : ICS III – V linea sternalis dextra
Batas atas jantung : ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
PARU
Inspeksi : Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada
pernafasan yang tertinggal, pernafasan abdomino-torakal, pada sela iga
tidak terlihat adanya retraksi, pembesaran KGB aksila -/- , tidak
ditemukan efloresensi pada kulit dinding dada
Palpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri,
vocal fremitus sama kuat kanan dan kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru.
Batas paru – lambung : ICS VII linea axilarris anterior
Batas paru – hepar : ICS VI linea midklavikularis dextra
Auskultasi : Suara napas vesikuler, reguler, ronchi -/-, wheezing -/-
ABDOMEN :
Inspeksi : Perut kembung, tidak dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut
maupun benjolan, kulit keriput (-) gerakan peristaltik (-)
6
Palpasi : Datar, supel, NT (-) di region epigastrium, hepar: 1/3 di bawah arcus
costae kanan/ 1 cm di bawah proc. Xiphoideus, lien: Schuffner 0.
Perkusi : Hepar: 3 cm di bawah arcus costae kanan/ 1 cm di bawah
Proc. Xiphoideus, timpani pada seluruh lapang perut, shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus (+), frekuensi 10 x / menit
ANOGENITALIA :
(Tidak diperiksa)
KGB :
Preaurikuler : Tidak teraba membesar
Postaurikuler : Tidak teraba membesar
Submandibula : Tidak teraba membesar
Supraclavicula : Tidak teraba membesar
Axilla : Tidak teraba membesar
Inguinal : Tidak teraba membesar
ANGGOTA GERAK :
Ekstremitas : Akral hangat ++/++, sianosis (-)
Tangan Kanan Kiri
Tonus otot normotonus normotonus
Sendi aktif aktif
Refleks fisiologis (+) (+)
Refleks patologis (-) (-)
Lain-lain
Kaki Kanan Kiri
Tonus otot normotonus normotonus
Sendi aktif aktif
Refleks fisiologis (+) (+)
Refleks patologis (-) (-)
Lain-lain ptekiae (-) ptekiae (-)
KULIT : Warna sawo matang merata, pucat (-), tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit
baik, lembab, pengisian kapiler < 3 detik, petechie (-)
TULANG BELAKANG : Bentuk normal, tidak terdapat deviasi, benjolan (-), ruam (-)
TANDA RANGSANG MENINGEAL :
7
Kaku kuduk (-)
Brudzinski I (-) (-)
Brudzinski II (-) (-)
Laseq (-) (-)
Kerniq (-) (-)
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laboratorium (08-07-2015) – (Rawamerta) (15:30)
Hematologi Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 11.3 g/ dL* 11,5 – 15,5
Leukosit 6.18 ribu/μL 4,50 – 13,50
Trombosit 253 ribu/μL 150 – 440
Hematokrit 32.7%* 35,0 – 45,0
- Laboratorium Rawamerta (09-07-2015) (09:22)
Faeces Hasil Nilai Normal
Warna Coklat
Konsistensi Lembek
Darah - -
Lendir - -
Leukosit 0-1 -
Eritrosit 0-1 -
Telur cacing - -
Amoeba - -
- Laboratorium RAWA MERTA (11-07-2015) (09:54)
Hematologi Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 11.3 g/ dL* 11,5 – 15,5
Leukosit 7.51 ribu/μL 4,50 – 13,50
Trombosit 301 ribu/μL 150 – 440
Hematokrit 33.6%* 35,0 – 45,0
V. RESUME
8
Pasien anak laki laki usia 1 tahun 3 bulan dengan keluhan diare berdarah sejak 3
hari sebelum masuk rumah sakit. BAB denngan konsistensi cair berdarah ada lendir. Ibu
pasien mengeluhkan demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Demam
timbul secara mendadak, suhu tinggi, terjadi secara terus menerus, sepanjang hari. Ibu
pasien juga mengeluhkan adanya perut kembung, nafsu makan pasien berkurang dan
rewel.
Pada pemeriksaan didapatkan nadi 120x/menit, laju pernapasan 36x/menit, suhu
36,5oC. Pada pemeriksaan Laboratorium haematologi didapatkan hasil haemoglobin
menurun dan hematokrit menurun. Sedangkan pada laboratorium pemeriksaan tinja
didapatkan hasil dalam batas normal.
V. DIAGNOSIS KERJA
Disentri Basiler
VI. DIAGNOSIS BANDING
Disentri amoeba
VII. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Kultur Tinja dengan menggunakan biakan McConkey, Isoenzim analisis
- Serologi: ELISA , PCR
VII. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
1. Tirah baring
2. Perhatikan tanda dehidrasi
Medikamentosa
1. IVFD RL 50 tpm makro/ 4 jam 12 tetes
2. Inj Cefotaxime 3x200mg
3. Inj Ranitidin 2 x 8mg
4. Inj. Neuralges 3 x 80 mg
5. Lacto B 3 x1
6. Zinc
7. Metronidazole 120 mg
VIII. PROGNOSIS
Ad Vitam : ad bonam
Ad Sanationam : ad bonam
Ad Fungtionam : ad bonam
FOLLOW UP
9
Tgl S O A P
8/7/15
Perawatan
hari 1
BB : 8.3 kg
Diare
berdarah (+)
Demam (+)
Kembung
Makan
minum
(sulit)
KU : Tampak sakit
sedang
KS : Compos mentis
TV :
N=120x/m,
R=36x/m,
S = 37.50C
Kepala : normosefali
Mata : CA -/-, SI -/-
THT : dbn, sekret (-)
Bibir : sianosis (-)
kering (-)
Leher : KGB dbn
Tho : SN vesikuler,
rh -/-, wh -/-
BJ I-II reguler,
m (-), g (-)
Abd : supel, turgor
aik, BU (+)
4x/menit, NT(-),
H: tidak teraba
Ext : akral hangat +
+/++
CRT <2s
Disentri 1. IVFD RL 50
tpm makro/ 4 jam
12 tetes
2. Inj Cefotaxime
3x200mg
3. Inj Ranitidin 2 x
8mg
4. Inj. Neuralges 3 x
80 mg
5. Lacto B 3 x1
6. Zinc
7. Metronidazole 120
mg
- Cek Faeses
9/7/15
Perawatan
hari 2
BB : 8.3 kg
Diare
berdarah (-)
Demam (-)
Makan
minum
(mau)
KU : Tampak sakit
sedang
KS : Compos mentis
TV :
N=122x/m,
R=32x/m,
S = 36.50C
Kepala : normosefali
Disentri 1. IVFD RL 50
tpm makro/ 4 jam
12 tetes
2. Inj Cefotaxime
3x200mg
3. Inj Ranitidin 2 x
8mg
4. Inj. Neuralges 3 x
10
Mata : CA -/-, SI -/-
THT : dbn, sekret (-)
Bibir : sianosis (-)
kering (-)
Leher : KGB dbn
Tho : SN vesikuler,
rh -/-, wh -/-
BJ I-II reguler,
m (-), g (-)
Abd : supel, turgor
baik, BU (+)
4x/menit, NT(-),
H: tidak teraba
Ext : akral hangat +
+/++
CRT <2s
80 mg
5. Lacto B 3 x1
6. Zinc
7. Metronidazole 120
mg
10/7/15
Perawatan
hari 3
BB : 8.3 kg
Diare
berdarah (-)
Demam (-)
Makan
minum
(sulit)
KU : Tampak sakit
sedang
KS : Compos mentis
TV :
N=115x/m,
R=30x/m,
S = 36.50C
Kepala : normosefali
Mata : CA -/-, SI -/-
THT : dbn, sekret (-)
Bibir : sianosis (-)
kering (-)
Leher : KGB dbn
Tho : SN vesikuler,
rh -/-, wh -/-
BJ I-II reguler,
m (-), g (-)
Abd : supel, turgor
Disentri 1. IVFD RL 50
tpm makro/ 4 jam
12 tetes
2. Inj Cefotaxime
3x200mg
3. Inj Ranitidin 2 x
8mg
4. Inj. Neuralges 3 x
80 mg
5. Lacto B 3 x1
6. Zinc
7. Metronidazole 120
mg
Cek H2TL
11
baik, BU (+)
4x/menit, NT(-),
H: tidak teraba
Ext : akral hangat +
+/++
CRT <2s
11/7/15
Perawatan
hari 4
BB : 8.3 kg
Diare
berdarah (-)
Demam (-)
Makan
minum
(sulit)
KU : Tampak sakit
sedang
KS : Compos mentis
TV :
N=120x/m,
R=28x/m,
S = 360C
Kepala : normosefali
Mata : CA -/-, SI -/-
THT : dbn, sekret (-)
Bibir : sianosis (-)
kering (-)
Leher : KGB dbn
Tho : SN vesikuler,
rh -/-, wh -/-
BJ I-II reguler,
m (-), g (-)
Abd : supel, turgor
baik, BU (+)
4x/menit, NT(-),
H: tidak teraba
Ext : akral hangat +
+/++
CRT <2s
Disentri 1. IVFD RL 50
tpm makro/ 4 jam
12 tetes
2. Inj Cefotaxime
3x200mg
3. Inj Ranitidin 2 x
8mg
4. Inj. Neuralges 3 x
80 mg
5. Lacto B 3 x1
6. Zinc
7. Metronidazole 120
mg
Boleh Pulang
ANALISIS KASUS
12
Definisi
Disentri merupakan perdangan usus besar yang ditandai dengan adanya
peningkatan frekuensi BAB dan perubahan konsistensi BAB menjadi cair yang disertai
dengan darah atau lendir.
Pada pasien didapatkan gejala BAB mencret disertai dengan darah sejak 3 hari yang lalu
dengan peningkatan frekuensi hingga 7 kali perhari.
Etiologi dan Epidemiologi
Diare berdarah dapat disebabkan oleh kelompok penyebab diare,seperti oleh
infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi laktosa , alergi protein susu sapi. Tetapi
sebagian besar disentri disebabkan oleh infeksi. Penularannya secara fecal –oral kontak
dan orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Infeksi ini menyebar
melalui makanan dan air yang terkontaminasi dan biasanya terjadi pada daerah dengan
sanitasi dan higiene perorangan yang buruk.
Patogenesis
Faktor risiko yang menyebabkan beratnya disentri antara lain : gizi kurang,usia
sangat muda, tidak mendapat ASI, menderita campak dalam 6 bulan terakhir, mengalami
dehidrasi ,serta penyebab diare lainnya, misalnya Shigella, yaitu suatu bakteri yang
menghasilkantoksin dan atau resisten ganda terhadap antibiotik Pemberian spasmolitik
memperbesar kemungkinan terjadinya megakolon toksik. Pemberian antibiotik dimana
kuman penyebab telah resisten terhadap antibiotik tersebut akan memperberat manfestasi
klinis dan memperlambat sekresi kuman penyebab dalam feses penderita.
Shigella menghasilkan sekelompok eksotoksin yang dinamakan shigatoxin ( ST)
kelompok toksin ini mempunyai 3 efek : neurotoksik , sitotpksik dan enterotoksik.
Beberapa bakteri enterik lain menghasilkan toksin dengan efek yang sama, dinamakan
shiga like toxin ( sit),Toksin ini mempunyai dua unit yaitu unit fungsional,yang
menimbulkan kerusukan .dan unit pengikat yang menentukan afinitas toksin terhadap
reseptor tertentu. Perbedaan unit inilah yang menetapkan bentuk komplikasi yang
terjadi.Komplikasi yang muncul akibat toksin bersifat dose related.Dapat dimengerti
kalau kita berhadapan dengan infeksi yang lebih besar Shiga toxin ini dapat
menimbulkan kerusakan yang lebih berat kalau bekerja sama dengan Endotoxin :
Lipopoly sacharide (LPS) bakteri.
13
Paparan lebih awal terhadapLPS lebih mempercepat dan memperbesrat kerusakan dalam
arti kata lebih memperbesar kemungkinan munculnya Komplikasi.
Disamping itu Infeksi Shigella dysentery dan flexneri telah dibuktikan menurunkan
imunitas, antara laindisebabkan peningkatan aktifitas sel T suppresser dan penekakan
kemampuan phogositosis makrophag. Infeksi shigella menimbulkan kehilangan protein
melalui usus yang tercemin dengan munculnya hipo albuminemia dan hipo
transferinemia. Disentri, khususnya yang disertai gejala panas, juga disertai penurunan
nafsu makan. Rangkaian patogenensis ini akan mempermudah munculnya kurang energi
protein ( KEP ) dan infeksi sekunder.
Gambaran Klinis
Diare pada disentri umumnya diawali oleh diare cair, kemudian pada hari kedua
atau ketiga baru muncul darah, dengan maupun tanda lendir, sakit perut yang diikuti
munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah.Pada
saat tenesmus terjadi, pada kebanyakan penderita akan mengalami penurunan volume
diarenya dan mungkin feses hanya berupa darah dan lendir. Gejala Infeksi saluran napas
akut dapat menyertai disentri. Dissentri dapat menimbulkan dehidrasi,dari yang ringan
sampai dengan dehidrasi berat walaupun kejadiannya lebih jarang jika dibandingkan
dengan diare cair akut, Komplikasi disentri dapat terjadi lokal di saluran cema maupun
sistemik.
e) Komplikasi pada saluran cerna1) Perforasi2) Megakolon toksik
f) Komplikasi Sistematik1) Hipoglikemia2) Hiponatremia3) Sepsis4) Kejang dan Ensefalopati5) Sindrom Uremik Hemolitik6) Pneumonia7) Kurang Energi Protein ( KEP )
Indikasi Rawat TinggalDisentri dengan faktor risiko menjadi berat seperti yang telah disebut diatas
adalah merupakan indikasi rawat inap. Termasuk disini adalah anak dengan gangguan
gizi berat umur kurang dari satu tahun menderita campak pada enam bulan terakhir,
disentri disertai dehidrasi dan disentri yang datang sudah dengan komplikasi.
14
Tatalaksana Disetri
Secara umum disentri dikelola sama dengan kasus diare lain sesuai dengan acuan
tatalaksana diare akut.
Aspek khusus tatalaksana disentri adalah
?? Semua kasus disentri pada tahap awal diberi antibiotik: kotrimoksazol dengan dosis 5
– 8 mg/kg bb / hari ( dihitung dari berat trimetoprim ) atau Ampisilin dengan dosis 50
mg/kg BB/hari.
?? Penderita dipesan untuk kontrol kembali jika :
?? Tidak membaik atau bertambah berat pasda hari ketiga setelah pengobatan
?? Tidak sembuh pada hari kelima setelah pengobatan
?? Muncul tanda –tanda komplikasi yang mencakup panas tinggi kejang penurunan
kesadaran tidak mau makan kejang menjadi lemah
Pada kunjungan ulang enderita yang tidak membaik pada hari ketiga atau belum sembuh
pada hari kelima setelah pengobatan oleh Shigella / bakteri sejenis yang invasif.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Noerasid H, Suraatmadja S, Asnil PO. Gastroenteritis (Diare) Akut. Dalam: Suharyono, Boediarso A, Halimun EM, penyunting. Gastroenterologi Anak Praktis. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1994. h.51.
2. Ghishan FK. Chronic Diarrhea. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-16. Philadephia: WB.Saunders; 2001. h. 1171-9.
3. The John Hopkins and IFRC Public Health Guide for Emergencies. Didapat dari: URL: http://www.ifrc.org/ docs/pubs/health/chapter.
4. Dirjen PPM & PLP. Buku ajar diare. DepKes RI 1999; h.89-93.5. Dirjen PPM & PLP. Tatalaksana kasus diare bermasalah. Badan
Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia. Jakarta 19996. Diarrhoeal disease. Didapat dari: URL:
http://www.mcevoy.demon.co.uk/medicine.7. Lichnevski M. Shigella Dysentery and Shigella infections. Vol.2.
Issue 1, 1996, h. 102-4. Didapat dari: URL: http://www.emro.who.int/publications/emjh/0201/14.htm.
8. Ismail R. Diare bermasalah Shigellosis. Dalam: Kumpulan Makalah. Kongres Nasional II Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia. Bandung 3 – 5 Juli. h. 55-77.
9. Iwalokun BA, Gbenle GO, Smith SI, Ogunledun A, Akisinde KA, Omonigbehin EA. Epidemiology of Shigellosis in Lagos, Nigeria: Trends in antimicrobial resistance. J Health Popul Nutr 2001; 19:183-90.
16