dmm
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum (Depkes RI ,2007).Untuk mewujudkan tujuan tersebut ,maka dilakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang nyata termasuk pada pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan melalui pemberian asuhan keperawatan pada klien,individu,keluarga,kelompok dan masyarakat diberbagai tatanan pelayanan kesehatan bagi puskesmas atau rumah sakit untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang dapat menghambat hidup sehat.Salah satu penyakit yang dapat menghambat hidup sehat diantaranya penyakit diabetes mellitus dengan angka kejadian selalu meningkat dari tahun ketahun(Dinkes Provinsi Bengkulu,2007).
Banyak orang yang masih menganggap penyakit diabetes mellitus ini merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan.Padahal ,setiap orang dapat mengidap diabetes melitus ,baik tua maupun muda.Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes melitus yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit diabetes melitus yang lebih sering disebut kencing manis atau penyakit gula.Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang diabetes melitus terutama gejala-gejalanya .Sepintas penyakit ini tidak terlalu mencolok gejala maupun penderitanya,kalau tidak hati-hati (sehingga kadar gula jadi terlalu tinggi ,hiperglikemia, atau terlalu rendah ,hipoglikemia) akan menimbulkan komplikasi yang berat.Ancaman diabetes melitus terus membayangi kehidupan masyarakat .Sekitar 12-20% penduduk dunia diperkirakan mengidap penyakit ini dan setiap 1o detik didunia orang meninggal akibat komplikasi yang ditimbulkan (Jusnita Kristella T,2007)
Menurut data WHO ,didunia kini terdapat sekitar 120 juta penderita diabetes melitus dan diperkirakan akan naik menjadi 250 juta pada tahun 2025.Kenaikan ini antara lain karena usia harapan hidup semakin meningkat ,diet kurang sehat ,kegemukan serta gaya hidup modern.Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes melitus didunia.Pada tahun 2000 yang lalu saja ,terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes melitus.Namun pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang ,dimana baru 50% yang sadar mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 30% yang datang berobat teratur.(Jusnita Kristella T,2007).
Diabetes Melitus merupakan penyakit yang memiliki komplikasi (menyebabkan terjadinya oenyakit lain ) yang paling banyak .Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus ,sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah,saraf dan strukur internal lainnya Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan
pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran.Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang ,terutama yang menuju ke kulit dan saraf.Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk .Jika satu saraf mengalami kelainan fungsi (mononeuropati),maka sebuah lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi lemah.Jika saraf yang menuju ketangan ,tungkai dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum ),maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan .Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cidera karena penderita tidak dapat merasakan perubahan tekanan maupun suhu.Berkurangnya aliran darah kekulit juga bisa menyebabkan ulkus(borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat .Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus di amputasi (Jusnita Kristella T,2007).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelaian heterogen yang ditandai dengan
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia ( Smelter. 2001 : 1220 ).
Diabetes melitus adalah hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolic akibat
gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan
pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop
electron (ed. Mansjoer. 1999 : 580).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Semakin bertambah usia manusia maka semakin tambah kemungkinan terkena penyakit.
Semakin bertambah usia maka sel-sel manusia bertambah tua dan berkurang fungsi serta
anatominya. Dengan demikian akan semakin dekat dan mudah terkena penyakit. Penyakit yang
mungkin muncul adalah salah satunya diabetes melitus. Meskipun diabetes melitus mungkin juga
terjadi pada usia anak dan muda tergantung jenis DM yang menjangkit. Diabetes Melitus
penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun bisa dikendalikan. Untuk mengendalikan
penyakit Diabetes Melitus diperlukan pengetahuan dan kemauan dari pasien. Untuk itu pasien
memerlukan bantuan dalam menghadapi penyakit Diabetes Melitus dengan asuhan keperawatan
yang komprehensif.
1.2.RUMUSAN MASALAH
- Bagaimana Patofisiologi terjadinya DM
- Bagaimana Proses asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Melitus
1.3.TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Melitus
1.3.2 Tujuan Khusus
- Mengetahui pengertian DM
- Mengetahui patofisiologi DM yang dikaitkan dengan etiologi dan manifestasi klinis
- Mengetahui WOC
- Mengetahui Asuhan keperawatan Diabetes mielitus
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.Pengertian
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelaian heterogen yang ditandai dengan
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia ( Smelter. 2001 : 1220 ).
Diabetes melitus adalah hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolic akibat
gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan
pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop
electron (ed. Mansjoer. 1999 : 580).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing dan melitus dalam
bahasa latin yang berarti madu atau mel (Hartono, 1995). Penyakit ini merupakan penyakit
menahun yang timbul pada seseorang disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula atau
glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002). DM tipe II
adalah DM yang pengobatannya tidak tergantung pada insulin, umumnya penderita orang
dewasa dan biasanya gemuk serta mudah menjadi koma (Soesirah, 1990).
Diabetes melitus adalah sekelompok kelainan ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia.(Suzanne C, Smeltzer, 1997).
Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan menurunnya kadar gula
didalam sel yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan
tubuh.(Polaski,1996).
Dari beberapa definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa diabetes melitus adalah suatu
penyakit atau sindroma yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
hiperglikemia, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan
tubuh.
2.Klasifikasi
Menurut Smeltzer (2001) klasifikasi utama diabetes melitus adalah :
1) Tipe I : Diabetes Melitus tergantung insulin ( insulin dependent diabetes
mellitus/IDDM).
2) Tipe II : DM tidak tergantung insulin ( non-insulin dependent DM / NIDDM).
3) DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya.
4) DM Gestasional ( gestation diabetes mellitus / GDM )
Sedangkan menurut American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia (PERKENI) klasifikasi DM berdasarkan etiologi adalah :
a. DM tipe I ( EDDM/DMTI) disebabkan destruksi sel B pulau Langerjans
akibat proses autoimun/idiopatik yang menjurus ke defisiensi insulin
absolute.
b. DM tipe II (NIDDM/DMTTI) disebabkan oleh kegagalan relative sel B dan
resistensi insulin dan terjadi defisiensi relative insulin.
c. DM gestasional terjadi pada kehamilan
d. DM tipe lain :
Endokkrinopati, akromegali, sindrom ehusing, hipertiroldisme
Penyakit eksokrin pankreas : pancreatitis, tumor / pancreatomi,
pancreatopati fibrokalkulus
Karena obat / zat kimia : tiazid, dilatin, pentamidin, asam nikotinat
Infeksi : rubella congenital, sitomegalovirus
Penyebab imunologi : antibody anti insulin.
3. Etiologi
Dalam kemajuan – kemajuan yang telah dicapai di bidang patologi, bio kimia dan
imunologi kini diketahui bahwa diabetes melitus adalah suatu penyakit yang mempunyai etiologi
lebih dari satu ( etiologi yang berbeda-beda ), dimana faktor genetik dan faktor lingkungan
memegang peranan besar.
Etiologi diabetes melitus dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :
1) Faktor genetik
Bahwa faktor keturunan pada diabetes melitus ada, sudah lama diketahui tetapi
bagaimana terjadi transmisi-transmisi dari seseorang penderita ke anggota
keluarga lain belum diketahui secara pasti.
2) Faktor non genetic
Faktor non genetic yang menyebabkan diabetes melitus antara lain infeksi,
nutrisi, stress, obat-obatan , penyakit-penyakit endokrin ( hormonal ) dan
penyakit-penyakit penkreas.
4.Patofisiologi
Pankreas,yang disebut kelenjar ludah perut,adalah kelenjar penghasil insulin yang
terletak di belakang lambung. Didalamnya terdapat kumpulan sel yang terbentuk seperti pulau
pada peta,karena itu disebut pulau-pulau langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan
hormone insulin yang sangat berperan dalam mengatur kadar glokusa darah.
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat
membuka pintu masuknya glokusa kedalam sel,Untuk kemudian didalam sel glokusa tersebut
dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada,maka glokusa dalam darah tidak dapat
masuk kedalam sel dengan akibat kadar glokusa dalam darah meningkat.Keadaan inilah yang
terjadi pada diabetes Tipe I.
Pada keadaan diabetes melitus Tipe II,jumlah insulin bias normal,bahkan lebih
banyak,tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang.Reseptor insulin ini
dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel.Pada keadaan DM Tipe
II,Jumlah lubang kuncinya kurang,sehingga meskipun anak kuncinya(insulin)banyak,tetapi
karena lubang kuncinya(Reseptor)kurang,maka glokusa yang masuk kedalam sel
sedikit,sehingga sel kekurangan bahan bakar/glokusa dan kadar glokusa dalam darah meningkat.
Dengan demikian keadaan ini sama dengan DM Tipe I, Bedanya adalah pada DM Tipe II
disamping kadar Glokusa tinggi,kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada DM Tipe II juga bias
ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik sehingga gagal
membawa glokusa masuk kedalam sel.Disamping penyebab diatas,DM juga biasa terjadi akibat
gangguan transport glokusa di dalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk
metabolisme energi.
WOC DM
Penuaan, Keturunan, Gaya hidup, Diet, kehamilan, obesitas
Katabolisme protein Meningkat Sel β pancreas rusak/terganggu
As. Amino meningkat Produksi insulin
As.Laktat meningkat glukosa meningkat lipolisis meningkat
Glikoneogenesis meningkat hiperglikemia hiperosmolalitas As. Lemak bebas meningkat
Sel kelaparan glukosari koma As. Lemak teroksidasi
Hilang proteksi tubuh produksi energy metabolism diurotis osmosis kalori keluar Ketonimia
Respon produksi kelelahan poli uri rasa lapar ketonuri
darah lambat
kelelahan dehidrasi rasa haus poli pagi ketoasidosis
resiko infeksi syok polidipsi asidosis metabolisme
<volume cairan < pengetahuan Gg nutrisi
Dan elektrolit
5.Manifestasi Klinis
Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari
oleh penderita. Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah :
1) keluhan klasik
Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah
Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relative singkat harus
menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah hebat yang menyebabkan penurunan
prestasi di sekolah dan lapangan olah raga juga mencolok. Hal ini disebabkan
glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel
kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan
hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan
otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga
menjadi kurus.
Banyak kencing
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak
kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat
mengganggu penderita, terutama pada waktu malam hari.
Banyak minum
Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan yang
keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan. Dikiranya
sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk
menghilangkan rasa haus itu penderita minum banyak.
Banyak makan
Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisasikan menjadi
glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, penderita selalu
merasa lapar.
2) Keluhan lain
Gangguan saraf tepi/ kesemutan
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu
malam, sehingga mengganggu tidur.
Gangguan penglihatan
Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang
mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar ia
tetap dapat melihat dengan baik.
Gatal/bisul
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau daerah
lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Seringpula dikeluhkan
timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhya. Luka ini dapat timbul akibat
hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti.
Gangguan ereksi
Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak secara
terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan budaya
masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah seks, apalagi
menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang.
Keputihan
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan
dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.
6.Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis Diabetes Melitus
Tujuan utama pengobatan diabetes mellitus yaitu :
1) Mengembalikan konsentrasi glukosa darah menjadi senormal mungkin agar
penyandang DM merasa nyaman dan sehat.
2) Mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi
3) Mendidik penderita dalam pengetahuan dan motivasi agar dapat merawat sendiri
penyakitnya sehingga mampu mandiri.
Lima komponen pengobatan diabetes melitus yaitu :
1) Pengaturan makanan
Makan dianjurkan seimbang dengan komposisi energi dari karbohidrat 60-70%,
protein 10-15%, lemak 20-25%.
Prinsip perencanaan makanan:
- Tidak ada makanan yang dilarang, hanya dibatasi sesuai kebutuhan (tidak
berlebih).
- Menu sama dengan menu keluarga, gula dalam bumbu tidak dilarang.
- Teratur dalam jadwal, jumlah dan jenis makanan (3J)
- Prinsip pembagian porsi makanan sehari-hari
- Disesuaikan dengan kebiasaan makan dan diusahakan porsi tersebar
sepanjang hari.
Disarankan porsi terbagi (3 besar dan 3 kecil):
- Makan pagi –makan selingan pagi
- Makan siang –makan selingan siang
- Makan malam-makan selingan malam (hal ini untuk mencegah terjadinya
hipoglikemia terutama bagi yang menggunakan insulin kerja panjang)
Penderita sebaiknya mengonsumsi makanan dengan karbohidrat rendah dan
lambat menjadi gula. Perbanyak mengonsumsi buah dan sayuran terutama kubis,
kacang panjang, dan paprika untuk memperbaiki fungsi pankreas. Pengaturan
pola makan membutuhkan kedisiplinan. Sebaiknya konsultasikan dengan ahli
gizi mengenai pola makan yang tepat bagi penderita DM.
2) Exercise atau latihan
Latihan jasmani dianjurkan secara teratur yaitu 3-4 kali dalam seminggu selama
kurang lebih 30 menit. Menurut Haznam (1991) olahraga dianjurkan karena
bertambahnya kegiatan fisik menambah reseptor insulin dalam sel target.
Dengan demikian insulin dalam tubuh bekerja lebih efektif, sehingga lebih
sedikit obat anti diabetik (OAD) diperlukan, baik yang berupa insulin maupun
OHO (Obat Hipoglikemik Oral).
Prinsip utama latihan pada DM adalah CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval,
Progressive dan Endurance).
Continuous : Latihan berkesinambungan dan dilakukan terus menerus tanpa
henti misalnya jogging 30menit tanpa henti
Rhytmical : Latihan yang menggunakan otot secara berirama seperti
berenang,bersepeda.
Interval : Dilakukan secara selang-seling misalnya jogging diselingi jalan.
Progressive : Secara bertahap ditingkatkan dari aktivitas ringan hingga sedang
dengan target denyut jantung 75-85% maksimal (220-umur).
Endurance : Dimaksudkan yaitu yang sifatnya meningkatkan ketahanan seperti
cardio training.
3) Pemantauan Kadar Glukosa Darah
4) Pengobatan
Pada prinsipnya, pengendalian diabetes melitus melalui obat ada 2 yaitu :
a) Obat Anti Diabetes atau Obat Hipoglikemik Oral yang berfungsi untuk
merangsang kerja pankreas untuk mensekresikan insulin.
- Sulfonyluria
Sulfonylurea menstimulasi sel-sel beta dalam pankreas untuk memproduksi
lebih banyak insulin. Obat ini juga membantu sel-sel dalam tubuh menjadi
lebih baik dalam mengelola insulin. Beberapa jenis obat yang mengandung
sulfonylurea antara lain chlorpropamide (Diabinese), tolazamide (Tolinase),
acetohexamide, glipizide (Glucotrol), tolbutamide (Orinase), glimepiride
(Amaryl), glyburide (DiaBeta, Micronase), glibenclamide, dan gliclazide.
- Meglitinida
Meglitinida juga termasuk jenis obat diebetes yang bekerja dengan
menstimulasi sel-sel beta di pankreas untuk memproduksi insulin. Yang
termasuk golongan Meglitinides adalah repaglinida (Prandin), nateglinida
(Starlix), dan mitiglinida.
- Metformin ( Biguanida )
Metformin merupakan obat yang cara kerjanya terutama menurunkan
glukosa darah dengan menekan produksi glukosa yang diproduksi hati dan
mengurangi resistensi insulin. Metformin bisa digunakan sebagai
monoterapi atau dikombinsikan dengan sulfonylurea
- Thiazolidinedione
Thiazolidinedione (sering juga disebut TZDs atau glitazone) berfungsi
memperbaiki sensitivitas insulin dengan mengaktifkan gen-gen tertentu
yang terlibat dalam sintesa lemak dan metabolisme karbohidrat.
Thiazolidinedione tidak menyebabkan hipoglikemia jika digunakan sebagai
terapi tunggal, meskipun mereka seringkali diberikan secara kombinasi
dengan sulfonylurea, insulin, atau metformin.
- Alpha-glucosidase inhibitor
Alpha-glucosidase inhibitor termsuk di dalamnya acarbose (Precose,
Glucobay) dan miglitol (Glyset) memilki cara kerja mengurangi kadar
glukosa dengan menginterfensi penyerapan sari pati dalam usus. Acarbose
cenderung menurunkan kadar insulin setelah makan, yang merupakan
keuntungan khusus obat ini, karena kadar insulin yang tinggi setelah makan
berkaitan dengan pengingkatan risiko penyakit jantung.
b) Suntikan insulin. Pasien yang mendapat pengobatan insulin waktu makanannya
harus teratur dan disesuaikan dengan waktu pemberian insulinnya. Makanan
selingan diberikan untuk mencegah hipoglikemia ( Perkeni, 1998 ). Untuk
pasien yang tidak bisa mengontrol diabetes dengan diet atau pengobatan oral,
kombinasi insulin dan obat-obatan lain bisa sangat efektif. Insulin kadangkala
dijadikan pilihan sementara, misalnya selama kehamilan. Namun, pada psien
dengan diabetes melitus tipe 2 yang memburuk, maka penggantian insulin total
menjadi suatu kebutuhan. Ada beberapa bentuk insulin yang tersedia atau
tengah dalam penelitian.
- NPH yang merupakan insulin standar.
- Long-acting insulin (insulin glargine, ultralente insulin) yang menstimulasi
sekresi insulin alami. Para ahli banyak menganjurkan insulin jenis ini.
- Insulin lispro dan insulin aspart yang merupakan fast-acting insulins.
Diberikan sebelum makan, dan aksi pendeknya mengurangi risiko
hipoglikemia sesudahnya. Stud pada pasien diabetes melitus tipe 2, insulin
lispro bisa memperbaiki kualitas hidup dan risiko hipoglikemia
dibandingkan insulin reguler, meski dalam hal kontrol gula darah tidak ada
perbedaan.
- Investigative oral insulin kini tengah mendapat perhatian sebagai pengganti
insulin. Beberapa diberikan secara inhaler atau oral spray yang diserap di
cheek lining (Oralin). Pemberian secara oral kemungkinan bisa mengurangi
komplikasi jantung dibandingkan insulin injeksi. Namun studi pada tikus
melaporkan adanya masalah pada hati dan meningkatnya kadar trigliserida.
-
5) Pendidikan kesehatan
Informasi yang harus disampaikan yaitu meliputi pengertian DM, penyebab, tanda
dan gejala, akibat lanjut, pengobatan serta perawatan.
b. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada pasien diabetes melitus tipe I maupun tipe II, meliputi:
a. Glukosa darah : meningkat 200 – 1000 mg/dl atau lebih
b. Aseton plasma ( keton ) ; Positif secara mencolok
c. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
d. Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 Mosm/l
e. Elektrolit :
Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun
Kalium : Normal
Fosfor : Lebih sering menurun
f. Hemoglobin Glikosilat : kadar meningkat 2 – 4 kali dari normal yang mencerminkan
kontrol diabetes melitus yang kurang selama 4 bulan terakhir.
g. Gas Darah Arteri : Biasanya menunjukkan pH rendahdan penurunan pada HCO2
( Asidosis Metabolik ) dengan ko
h. mpensasi alkalosis respiratorik.
i. Trombosit darah : Hematokrit mungkin meningkat ( dehidrasi ) ; Leukositosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
j. Ureum / kreatinin : Mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi / penurunan fungsi
ginjal ).
k. Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut
sebagai penyebab dari DKA.
l. Insulin darah : Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada ( tipe I ) atau normal
sampai tinggi ( tipe II ), mengindikasikan infusiensi insulin, gangguan dalam
penggunaannya. Resistensi insulin dapat berkembang sekunder terhadap
pembentukkan antibodi ( autoantibodi ).
m. Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat meningkatkan
glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
n. Urin : gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
o. Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
pernapasan dan infeksi pada luka.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS
1.Pengkajian
Identitas Klien : nama,umur,jenis kelamin,alamat,pekerjaan,agama
Identitas Penanggung Jawab : nama,umur,jenis kelamin,alamat,pekerjaan,agama,hubungan dengan klien
2.Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Pasien datang ke ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.M.Yunus Bengkulu pada tanggal 14 November 2011 pukul 09.00 WIB dengan dibantu oleh suaminya, dengan keluhan sering kesemutan dengan waktu 5-10 menit saat ingin beraktifitas seperti berjalan, penglihatan kabur, sering kencing pada malam hari kurang lebih 5 kali dengan jumlah urin setiap kencing kurang lebih 80-120 CC, dengan warna urin agak keruh, nyeri diujung-ujung jari, mual muntah dan tidak nafsu makan, berat badan sebelum sakit 45 kg, saat sakit 39 kg, skala nyeri 3 ringan.
Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
1. Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin
jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan
klien untuk menanggulangi penyakitnya.
2.Aktivitas/ Istirahat :Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot
menurun.
Riwayat kesehtan keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu,dan yang mungkin ada
hubungannya dengan penyakit klien sekarang
3.Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan, diagnosa yang
sering muncul pada pasien dengan diabetes melitus menurut Doengoes 2000 adalah :
a) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan defisiensi
insulin, anoreksia.
b) Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan diuresis osmotik, poliuri,
intake inadekuat.
c) Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan defisiensi insulin
d) Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang
informasi.
4.Intervensi Keperawatan
No Diagnose Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1
2
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
Defisit volume cairan dan elektrolit b/d dieresis osmotic, poli uri, intake inadekuat
Tujuan :
-Nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
-mual berkurang,tidak ada muntah,nafsu makan meningkat,tidak ada poli pagi,konjungtiva ananemis,gula darah normal
Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi.
Dengan kritria hasil: turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab, tidak ada poli uri, TTV normal, kebutuhan cairan terpenuhi
-kaji intake makanan yang masuk
-timabang bb secara rutin
-monitor kadar gula darah
-Observasi tanda-tanda hiperglikemia
-libatkan keluarga dalam memotivasi klien untuk mau makan
-kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan pemeriksaan gula darah
- kaji status cairan
-Observasi TTV tiap 4 jam
-kaji adanya perubahan mental/sensori
-ukur intake/output
-ukur BB tiap hari
-pertahankan jumlah
-mengethaui keadekuatan nutrisi
-mengidentifikasi adanya penurunan BB
-mengetahui penurunan /peningkatan gula darah
-karena metabolism KH terjadi
-meningkatkan rasa keterlibatannya memberikan informasi kepada keluarga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
-anti emetic berfungsi menghilangkan rasa mual
-mengetahui kondisi cairan dalam tubuh dan memperkirakan kekurangan volume cairan total.
-hipopolemik dapat dimanisvestasikan dengan hipotesis
3 Perubahan persepsi sensori b/d defisiensi insulin Tujuan: persepsi
sensori baik.
Criteria hasil: KU baik, kesadaran CM, TTV normal, respon sensori baik
intake cairan sesuai dengan BB
-kaji TTV, kaji status mental
-kaji adanya kehilangan sensori kaki kesemutan.
-kaji lapang pandang klien
-bantu klien dengan ambulasi
-pantau nilai lab. Seperti HB, Ht, Gula darah kreatinin
dan takikardi.
-perubahan mental dapat berhubungan dengan glukosa yang tinggi rendah, elektrolit abnormal, asidosis, hipoksia.
-memberikan perkiraan kebutuhan cairan pengganti fungsi ginjal
-memberikan hasil pengkajin yang baik.
-mempertahankan hidrasi.
-sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal, seperti suhu yang meningkat dapat mempengaruhi mental.
-neuropati perifer, dapat menyebabkan rasa yang tidak nyaman yang berat kehilangan sensasi sentuhan.
-retinopati dapat menyebabkan gg penglihatan.
-meningkatkan keamanan klien terutama rasa keseimbangan
4 Kurang pengetahuan tentang proses penyakit b/d kurang informasi
Tujuan: pengetahuan klien bertambah.
Criteria hasil: klien dapat mengetahui sejauh mana informasi yang di dapat.
-kaji tingkat pendidikan
-berikan penkes tentang tentang pengertian, etiologi, manifestasin klinis.
-libatkan keluarga dalam perawatan klien.
-tanyakan hal yang belum dimengerti
-beri penguatan atas jawaban klien yang sesuai
dipengaruhi.
-ketidakseimbangan nilai labor, ini dapat menyebabkan menurunnya status mental.
-mengetahui sejauh mana informasi yang telah didapat klien.
-memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang DM
-keterlibatan keluarga dalam memotifasi klien
-mengevaluasi hasil penyuluhan
-meningkatkan harga diri.
ASUHAN KEPERAWATAN
DIABETES MELITUS
DIRUANG POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr.M.YUNUS BENGKULU
1.PENGKAJIAN
A.IDENTITAS
Nama : Ny.W
Umur : 48 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Gang Harapan Rt 07
Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur :52 tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Pekerjaan :Swasta
Alamat : Gang Harapan Rt 07
Hub.Dengan Pasien : Suami
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.M.Yunus Bengkulu pada tanggal 14 November 2011 pukul 09.00 WIB dengan dibantu oleh suaminya, dengan keluhan sering kesemutan dengan waktu 5-10 menit saat ingin beraktifitas seperti berjalan, penglihatan kabur, sering kencing pada malam hari kurang lebih 5 kali dengan jumlah urin setiap kencing kurang lebih 80-120 CC, dengan warna urin agak keruh, nyeri diujung-ujung jari, mual muntah dan tidak nafsu makan, berat badan sebelum sakit 45 kg, saat sakit 39 kg, skala nyeri 3 ringan.
C. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan belum pernah mengalami hal seperti ini dan belum pernah dirawat sebelumnya.
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan memang ada keluarga yang mengalami hal yang sama seperti klien.
2. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Kurang baik, dengan klien tampak lemas, sulit beaktifitas dan sulit unutuk melihat karena pengluhatannya kabur.
TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 24X/menit
RR : 22X/menit
Suhu : 36,5 0C
1. KepalaInspeksi : Bentuk simestris, tidak ada lesi, rambut kotor.Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
2. MataInspeksi : Ikterik, konjungtiva anemisPalpasi : nyeri tekan
3. HidungInspeksi :Simestris, ada cuping hidungPalpasi : Tidak ada nyeri tekan
4. MulutInspeksi : Simestris, gigi kuning, lidah kotorPalpasi : Tidak ada nyeri tekan
5. Telinga Inspeksi : simestris, kotor, tidak ada peradanganPapasi : tidak ada nyeri tekan
6. Leher Inspeksi : tidak ada pembesran pada vena jugolaris dan kelenjar limfePalpasi : tidak ada nyeri tekan
7. DadaInspeksi : simetris,pergerakan dada sama Perkusi : timpani Palpasi : tidak ada nyeri tekan Auskultasi : Sonor
8. AbdomenInspeksi : simetris,tidak ada bekas luka operasi perkusi : pekakPalpasi : tidak ada pembesaran hati auskultasi : bising usus ada
9. KulitInspeksi : kulit lembab,turgor tidak baikPalpasi : tidak ada nyeri tekan
10. Ekstremitas : terdapat kelemahan otot
3. Pemeriksaan Penunjang
No Hematologi Hasil pemeriksaan Nilai Normal
1
2
3
4
Hematokrit
HB
Leukosit
Trombosit
35%
12 gr/dl
13.200 mm3
260.000 sel/mm3
Laki-laki: 37%-47%
Perempuan : 40%-54%
Laki-laki : 13-18 gr/dl
Perempuan : 12-16 gr/dl
4000-10000 mm3
150.000-400.000 sel/mm3
No Kimia Darah Hasil Pemeriksaan Nilai normal
1
2
3
4
Ureum
Creatinin
Gula darah puasa
Gula darah pos prandial
31 mg/dl
1,3 mg/dl
134 mg/dl
184 mg/dl
20-40 mg/dl
0,5-1,2 mg/dl
70-110 mg/dl
120 mg/dl
Activity Daily Life (ADL)
No Kebiasaan Sehat Sakit
1
2
3
4
Nutrisi
a. Makan-Pola makan-jenis makanan-porsi makan
b. Minum-jenis minuman-jumlah minum
Eliminasi
a. BAB-frekuensi-konsistensi-warna-bau
b. BAK-frekuensi-warne-bau
Istirahat
-Gg.Tidur-Menggunakan bantal-lampu terang/gelap
Personal Hyegene
a. Mandi- Frekuensi- Pakai
sabun/sampo- Gosok gigi
Aktivitas
2-3 x sehari
Nasi,lauk pauk
1 porsi
Air putih
7-8 gelas sehari
1-2 x sehari
Padat
Kuning
Khas
3-4 x sehari
Kuning
Amoniak
Tidak
Ya
Terang
2-3 x sehari
Ya
2 x sehari
Nasi,lauk pauk
6 sendok
Air putih
8-12 gelas sehari
1-2 x sehari
Padat
Kuning
Khas
5-7 x sehari
Agak keruh
Khas
Ya
Ya
Terang
2 x sehari
Ya
5
Ya
mandiri
Ya
Dibantu oleh keluarga
4.Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1
2
Ds :
-klien mengatakan nafsu makan berkurang
-BB menurun 45Kg-39Kg
-sering mual dipagi hari
Do
-klien tampak lemah
-BB klien turun 6Kg
-klien tampak pucat
Ds
-klien mengatakan sering kencing pada malam hari lebih kurang 5 x
-klien mengatakan warna kencingnya agak keruh
-klien mengatakan kencingnya berbau khas
Do
-kulit klien tampak
Tidak nafsu makan
Banyak minum
Gg.nutrisi
Deficit Volume cairan dan elektrolit
3
4
lembab
-klien tampak gelisah
-jumlah kencing klien 80-120 cc
Ds
-klien mengatakan sering sakit/nyeri saat mau beraktivitas
-klien mengatakan nyeri diujung-ujung jari
-frekuensi nyeri kurang lebih 5 menit
Do
-klien tampak meringis
-klien tampak sulit beraktivitas
-klien tampak lemah
Ds
-klien mengatakan tidak tau tentang penyakit yang dideritanya
Do
-klien tampak bingung
Kesemutan/nyeri
Kurang informasi
Perubahan persepsi sensori
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit
5.Diagnosa Keperawatan
a.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
b.Defisit volume cairan dan elektrolit b/d diuresis osmotic poli uri,intake inadekuat
c.Perubahan persepsi sensori b/d defisiensi insulin
d.Kurang pengetahuan tentang proses penyakit b/d kurang informasi
6.Intervensi Keperawatan
No
Diagnose Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1
2
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
Defisit volume cairan dan elektrolit b/d dieresis osmotic,
Tujuan :
-Nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
-mual berkurang,tidak ada muntah,nafsu makan meningkat,tidak ada poli pagi,konjungtiva ananemis,gula darah normal
Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi.
-kaji intake makanan yang masuk
-timabang bb secara rutin
-monitor kadar gula darah
-Observasi tanda-tanda hiperglikemia
-libatkan keluarga dalam memotivasi klien untuk mau makan
-kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan pemeriksaan gula darah
- kaji status cairan
-Observasi TTV tiap 4 jam
-kaji adanya
-mengethaui keadekuatan nutrisi
-mengidentifikasi adanya penurunan BB
-mengetahui penurunan /peningkatan gula darah
-karena metabolism KH terjadi
-meningkatkan rasa keterlibatannya memberikan informasi kepada keluarga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
-anti emetic berfungsi menghilangkan rasa mual
-mengetahui kondisi cairan
3
poli uri, intake inadekuat
Perubahan persepsi sensori b/d defisiensi insulin
Dengan kritria hasil: turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab, tidak ada poli uri, TTV normal, kebutuhan cairan terpenuhi
Tujuan: persepsi sensori baik.
Criteria hasil: KU baik, kesadaran CM, TTV normal, respon sensori baik
perubahan mental/sensori
-ukur intake/output
-ukur BB tiap hari
-pertahankan jumlah intake cairan sesuai dengan BB
-kaji TTV, kaji status mental
-kaji adanya kehilangan sensori kaki kesemutan.
-kaji lapang pandang klien
-bantu klien dengan
dalam tubuh dan memperkirakan kekurangan volume cairan total.
-hipopolemik dapat dimanisvestasikan dengan hipotesis dan takikardi.
-perubahan mental dapat berhubungan dengan glukosa yang tinggi rendah, elektrolit abnormal, asidosis, hipoksia.
-memberikan perkiraan kebutuhan cairan pengganti fungsi ginjal
-memberikan hasil pengkajin yang baik.
-mempertahankan hidrasi.
-sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal, seperti suhu yang meningkat dapat mempengaruhi
4
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit b/d kurang informasi
Tujuan: pengetahuan klien bertambah.
Criteria hasil: klien dapat mengetahui sejauh mana informasi yang di dapat.
ambulasi
-pantau nilai lab. Seperti HB, Ht, Gula darah kreatinin
-kaji tingkat pendidikan
-berikan penkes tentang tentang pengertian, etiologi, manifestasin klinis.
-libatkan keluarga dalam perawatan klien.
-tanyakan hal yang belum dimengerti
-beri penguatan atas jawaban klien yang sesuai
mental.
-neuropati perifer, dapat menyebabkan rasa yang tidak nyaman yang berat kehilangan sensasi sentuhan.
-retinopati dapat menyebabkan gg penglihatan.
-meningkatkan keamanan klien terutama rasa keseimbangan dipengaruhi.
-ketidakseimbangan nilai labor, ini dapat menyebabkan menurunnya status mental.
-mengetahui sejauh mana informasi yang telah didapat klien.
-memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang DM
-keterlibatan keluarga dalam memotifasi klien
-mengevaluasi hasil
penyuluhan
-meningkatkan harga diri.
7.Implementasi
No No.Dx Implementasi Evaluasi
1
2
Dx 1
Dx 2
-mengkaji intake makanan yang masuk
-menimbang BB secara rutin
-memonitor kadar gula darah
-mengobservasi tanda-tanda hiperglikemia
-melibatkan keluarga dalam memotivasi klien untuk mau makan
-Berkolaborasi dalam pemberian antiemetic dan pemeriksaan gula darah
-mengkaji status cairan
Mengobservasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
-Mengkaji adanya perubahan mental/sensori
-Mengukur intake/out put
-mengukur BB tiap hari
-mempertahankan jumlah intake cairan sesuai dengan BB
S : Klien mengtakan kebutuhan nutrisinya sudah terpenuhi
O : klien tampak segar
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan kebutuhan cairannya sudah terpenuhi
O : Klien tampak tenang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3
4
Dx 3
Dx 4
-mengkaji TTV
-mengkaji adanya kehilangan sensori
-mengkaji lapang pandang klien
-membantu klien dalam ambulasi
-memantau nilai laboratorium seperti Hb,Ht,Gula darah dan Creatinin
-mengakji tingkat pendidikan
-memberikan penkes tentang pengertian,etiologi,manisfestasi klinis
-melibatkan keluarga dalam perawatan klien
-menanyakan hal yang belum dimengerti
-memberikan penguatan atas jawaban klien yang sesuai
S : Klien mengatakan tidak kesemutan lagi
O : aktivitas klien kembali normal
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan sudah mengerti
O : Klien tampak tenang
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.
2. Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.
3. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
4. Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT,karena berkat-Nyalah kita masih diberikan kesehatan
untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Diabetes Melitus ” tidak lupa pula kita curahkan
kepada nabi besar kita Muhammad SAW,yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam yang berilmu pengetahhuan seperti yang kita rasa kan saat ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing akademik Ns.Nengke
Puspita Sari S.Kep karena berkat imu yang diberikan kami dapat menyelesaikan tugas ini dan
teman-teman yang telah membantu untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan,tetapi kami sudah
berusaha semampu kami untuk menyelesaikan tugas ini.oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak untuk kelengkpan maklah ini .semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Bengkulu ……..2011
Penulis
Makalah
Diabetes Melitus
Di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.MYunus Bengkulu
DI SUSUN OLEH :
Helian Handi Handoyo
Hermantono
Kurnia lesmana
Ikhsan Hanafi Nasution
Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Tahun Akademik 2011/2012