dmm

47
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum (Depkes RI ,2007).Untuk mewujudkan tujuan tersebut ,maka dilakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang nyata termasuk pada pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan melalui pemberian asuhan keperawatan pada klien,individu,keluarga,kelompok dan masyarakat diberbagai tatanan pelayanan kesehatan bagi puskesmas atau rumah sakit untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang dapat menghambat hidup sehat.Salah satu penyakit yang dapat menghambat hidup sehat diantaranya penyakit diabetes mellitus dengan angka kejadian selalu meningkat dari tahun ketahun(Dinkes Provinsi Bengkulu,2007). Banyak orang yang masih menganggap penyakit diabetes mellitus ini merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan.Padahal ,setiap orang dapat mengidap diabetes melitus ,baik tua maupun muda.Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes melitus yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit diabetes melitus yang lebih sering disebut kencing manis atau penyakit gula.Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang diabetes melitus terutama gejala-gejalanya .Sepintas penyakit ini tidak terlalu mencolok gejala maupun penderitanya,kalau tidak hati-hati (sehingga kadar gula jadi terlalu tinggi ,hiperglikemia, atau terlalu rendah ,hipoglikemia) akan menimbulkan komplikasi yang berat.Ancaman diabetes melitus terus membayangi kehidupan

Upload: helian-handi-handoyojoyodiningrat

Post on 03-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: dmm

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum (Depkes RI ,2007).Untuk mewujudkan tujuan tersebut ,maka dilakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang nyata termasuk pada pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan melalui pemberian asuhan keperawatan pada klien,individu,keluarga,kelompok dan masyarakat diberbagai tatanan pelayanan kesehatan bagi puskesmas atau rumah sakit untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang dapat menghambat hidup sehat.Salah satu penyakit yang dapat menghambat hidup sehat diantaranya penyakit diabetes mellitus dengan angka kejadian selalu meningkat dari tahun ketahun(Dinkes Provinsi Bengkulu,2007).

Banyak orang yang masih menganggap penyakit diabetes mellitus ini merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan.Padahal ,setiap orang dapat mengidap diabetes melitus ,baik tua maupun muda.Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes melitus yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit diabetes melitus yang lebih sering disebut kencing manis atau penyakit gula.Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang diabetes melitus terutama gejala-gejalanya .Sepintas penyakit ini tidak terlalu mencolok gejala maupun penderitanya,kalau tidak hati-hati (sehingga kadar gula jadi terlalu tinggi ,hiperglikemia, atau terlalu rendah ,hipoglikemia) akan menimbulkan komplikasi yang berat.Ancaman diabetes melitus terus membayangi kehidupan masyarakat .Sekitar 12-20% penduduk dunia diperkirakan mengidap penyakit ini dan setiap 1o detik didunia orang meninggal akibat komplikasi yang ditimbulkan (Jusnita Kristella T,2007)

Menurut data WHO ,didunia kini terdapat sekitar 120 juta penderita diabetes melitus dan diperkirakan akan naik menjadi 250 juta pada tahun 2025.Kenaikan ini antara lain karena usia harapan hidup semakin meningkat ,diet kurang sehat ,kegemukan serta gaya hidup modern.Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes melitus didunia.Pada tahun 2000 yang lalu saja ,terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes melitus.Namun pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang ,dimana baru 50% yang sadar mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 30% yang datang berobat teratur.(Jusnita Kristella T,2007).

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang memiliki komplikasi (menyebabkan terjadinya oenyakit lain ) yang paling banyak .Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus ,sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah,saraf dan strukur internal lainnya Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan

Page 2: dmm

pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran.Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang ,terutama yang menuju ke kulit dan saraf.Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk .Jika satu saraf mengalami kelainan fungsi (mononeuropati),maka sebuah lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi lemah.Jika saraf yang menuju ketangan ,tungkai dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum ),maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan .Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cidera karena penderita tidak dapat merasakan perubahan tekanan maupun suhu.Berkurangnya aliran darah kekulit juga bisa menyebabkan ulkus(borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat .Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus di amputasi (Jusnita Kristella T,2007).

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.LATAR BELAKANG

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelaian heterogen yang ditandai dengan

kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia ( Smelter. 2001 : 1220 ).

Diabetes melitus adalah hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolic akibat

gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan

pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop

electron (ed. Mansjoer. 1999 : 580).

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).

Semakin bertambah usia manusia maka semakin tambah kemungkinan terkena penyakit.

Semakin bertambah usia maka sel-sel manusia bertambah tua dan berkurang fungsi serta

anatominya. Dengan demikian akan semakin dekat dan mudah terkena penyakit. Penyakit yang

mungkin muncul adalah salah satunya diabetes melitus. Meskipun diabetes melitus mungkin juga

terjadi pada usia anak dan muda tergantung jenis DM yang menjangkit. Diabetes Melitus

penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun bisa dikendalikan. Untuk mengendalikan

penyakit Diabetes Melitus diperlukan pengetahuan dan kemauan dari pasien. Untuk itu pasien

Page 3: dmm

memerlukan bantuan dalam menghadapi penyakit Diabetes Melitus dengan asuhan keperawatan

yang komprehensif.

1.2.RUMUSAN MASALAH

-          Bagaimana Patofisiologi terjadinya DM

-          Bagaimana Proses asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Melitus

 

 

1.3.TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Melitus

1.3.2 Tujuan Khusus

-  Mengetahui pengertian DM

- Mengetahui patofisiologi DM  yang dikaitkan dengan etiologi dan manifestasi klinis

- Mengetahui WOC

- Mengetahui Asuhan keperawatan Diabetes mielitus

Page 4: dmm

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1.Pengertian

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelaian heterogen yang ditandai dengan

kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia ( Smelter. 2001 : 1220 ).

Diabetes melitus adalah hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolic akibat

gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan

pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop

electron (ed. Mansjoer. 1999 : 580).

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang

disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan

insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing dan melitus dalam

bahasa latin yang berarti madu atau mel (Hartono, 1995). Penyakit ini merupakan penyakit

menahun yang timbul pada seseorang disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula atau

glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002). DM tipe II

adalah DM yang pengobatannya tidak tergantung pada insulin, umumnya penderita orang

dewasa dan biasanya gemuk serta mudah menjadi koma (Soesirah, 1990).

Page 5: dmm

Diabetes melitus adalah sekelompok kelainan ditandai oleh kenaikan kadar glukosa

dalam darah atau hiperglikemia.(Suzanne C, Smeltzer, 1997).

Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan menurunnya kadar gula

didalam sel yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan

tubuh.(Polaski,1996).

Dari beberapa definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa diabetes melitus adalah suatu

penyakit atau sindroma yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau

hiperglikemia, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan

tubuh.

2.Klasifikasi

Menurut Smeltzer (2001) klasifikasi utama diabetes melitus adalah :

1) Tipe I : Diabetes Melitus tergantung insulin ( insulin dependent diabetes

mellitus/IDDM).

2) Tipe II : DM tidak tergantung insulin ( non-insulin dependent DM / NIDDM).

3) DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya.

4) DM Gestasional ( gestation diabetes mellitus / GDM )

Sedangkan menurut American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran Perkumpulan

Endokrinologi Indonesia (PERKENI) klasifikasi DM berdasarkan etiologi adalah :

a. DM tipe I ( EDDM/DMTI) disebabkan destruksi sel B pulau Langerjans

akibat proses autoimun/idiopatik yang menjurus ke defisiensi insulin

absolute.

b. DM tipe II (NIDDM/DMTTI) disebabkan oleh kegagalan relative sel B dan

resistensi insulin dan terjadi defisiensi relative insulin.

c. DM gestasional terjadi pada kehamilan

d. DM tipe lain :

Endokkrinopati, akromegali, sindrom ehusing, hipertiroldisme

Penyakit eksokrin pankreas : pancreatitis, tumor / pancreatomi,

pancreatopati fibrokalkulus

Karena obat / zat kimia : tiazid, dilatin, pentamidin, asam nikotinat

Infeksi : rubella congenital, sitomegalovirus

Page 6: dmm

Penyebab imunologi : antibody anti insulin.

3. Etiologi

Dalam kemajuan – kemajuan yang telah dicapai di bidang patologi, bio kimia dan

imunologi kini diketahui bahwa diabetes melitus adalah suatu penyakit yang mempunyai etiologi

lebih dari satu ( etiologi yang berbeda-beda ), dimana faktor genetik dan faktor lingkungan

memegang peranan besar.

Etiologi diabetes melitus dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :

1) Faktor genetik

Bahwa faktor keturunan pada diabetes melitus ada, sudah lama diketahui tetapi

bagaimana terjadi transmisi-transmisi dari seseorang penderita ke anggota

keluarga lain belum diketahui secara pasti.

2) Faktor non genetic

Faktor non genetic yang menyebabkan diabetes melitus antara lain infeksi,

nutrisi, stress, obat-obatan , penyakit-penyakit endokrin ( hormonal ) dan

penyakit-penyakit penkreas.

4.Patofisiologi

Pankreas,yang disebut kelenjar ludah perut,adalah kelenjar penghasil insulin yang

terletak di belakang lambung. Didalamnya terdapat kumpulan sel yang terbentuk seperti pulau

pada peta,karena itu disebut pulau-pulau langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan

hormone insulin yang sangat berperan dalam mengatur kadar glokusa darah.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat

membuka pintu masuknya glokusa kedalam sel,Untuk kemudian didalam sel glokusa tersebut

dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada,maka glokusa dalam darah tidak dapat

masuk kedalam sel dengan akibat kadar glokusa dalam darah meningkat.Keadaan inilah yang

terjadi pada diabetes Tipe I.

Pada keadaan diabetes melitus Tipe II,jumlah insulin bias normal,bahkan lebih

banyak,tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang.Reseptor insulin ini

dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel.Pada keadaan DM Tipe

II,Jumlah lubang kuncinya kurang,sehingga meskipun anak kuncinya(insulin)banyak,tetapi

karena lubang kuncinya(Reseptor)kurang,maka glokusa yang masuk kedalam sel

sedikit,sehingga sel kekurangan bahan bakar/glokusa dan kadar glokusa dalam darah meningkat.

Page 7: dmm

Dengan demikian keadaan ini sama dengan DM Tipe I, Bedanya adalah pada DM Tipe II

disamping kadar Glokusa tinggi,kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada DM Tipe II juga bias

ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik sehingga gagal

membawa glokusa masuk kedalam sel.Disamping penyebab diatas,DM juga biasa terjadi akibat

gangguan transport glokusa di dalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk

metabolisme energi.

Page 8: dmm

WOC DM

Penuaan, Keturunan, Gaya hidup, Diet, kehamilan, obesitas

Katabolisme protein Meningkat Sel β pancreas rusak/terganggu

As. Amino meningkat Produksi insulin

As.Laktat meningkat glukosa meningkat lipolisis meningkat

Glikoneogenesis meningkat hiperglikemia hiperosmolalitas As. Lemak bebas meningkat

Sel kelaparan glukosari koma As. Lemak teroksidasi

Hilang proteksi tubuh produksi energy metabolism diurotis osmosis kalori keluar Ketonimia

Respon produksi kelelahan poli uri rasa lapar ketonuri

darah lambat

kelelahan dehidrasi rasa haus poli pagi ketoasidosis

resiko infeksi syok polidipsi asidosis metabolisme

<volume cairan < pengetahuan Gg nutrisi

Dan elektrolit

Page 9: dmm
Page 10: dmm

5.Manifestasi Klinis

Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari

oleh penderita. Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah :

1) keluhan klasik

Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah

Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relative singkat harus

menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah hebat yang menyebabkan penurunan

prestasi di sekolah dan lapangan olah raga juga mencolok. Hal ini disebabkan

glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel

kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan

hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan

otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga

menjadi kurus.

Banyak kencing

Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak

kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat

mengganggu penderita, terutama pada waktu malam hari.

Banyak minum

Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan yang

keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan. Dikiranya

sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk

menghilangkan rasa haus itu penderita minum banyak.

Banyak makan

Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisasikan menjadi

glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, penderita selalu

merasa lapar.

2) Keluhan lain

Gangguan saraf tepi/ kesemutan

Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu

malam, sehingga mengganggu tidur.

Gangguan penglihatan

Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang

mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar ia

tetap dapat melihat dengan baik.

Gatal/bisul

Page 11: dmm

Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau daerah

lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Seringpula dikeluhkan

timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhya. Luka ini dapat timbul akibat

hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti.

Gangguan ereksi

Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak secara

terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan budaya

masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah seks, apalagi

menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang.

Keputihan

Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan

dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.

6.Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Medis Diabetes Melitus

Tujuan utama pengobatan diabetes mellitus yaitu :

1) Mengembalikan konsentrasi glukosa darah menjadi senormal mungkin agar

penyandang DM merasa nyaman dan sehat.

2) Mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi

3) Mendidik penderita dalam pengetahuan dan motivasi agar dapat merawat sendiri

penyakitnya sehingga mampu mandiri.

Lima komponen pengobatan diabetes melitus yaitu :

1) Pengaturan makanan

Makan dianjurkan seimbang dengan komposisi energi dari karbohidrat 60-70%,

protein 10-15%, lemak 20-25%.

Prinsip perencanaan makanan:

- Tidak ada makanan yang dilarang, hanya dibatasi sesuai kebutuhan (tidak

berlebih).

- Menu sama dengan menu keluarga, gula dalam bumbu tidak dilarang.

- Teratur dalam jadwal, jumlah dan jenis makanan (3J)

- Prinsip pembagian porsi makanan sehari-hari

- Disesuaikan dengan kebiasaan makan dan diusahakan porsi tersebar

sepanjang hari.

Disarankan porsi terbagi (3 besar dan 3 kecil):

- Makan pagi –makan selingan pagi

Page 12: dmm

- Makan siang –makan selingan siang

- Makan malam-makan selingan malam (hal ini untuk mencegah terjadinya

hipoglikemia terutama bagi yang menggunakan insulin kerja panjang)

Penderita sebaiknya mengonsumsi makanan dengan karbohidrat rendah dan

lambat menjadi gula. Perbanyak mengonsumsi buah dan sayuran terutama kubis,

kacang panjang, dan paprika untuk memperbaiki fungsi pankreas. Pengaturan

pola makan membutuhkan kedisiplinan. Sebaiknya konsultasikan dengan ahli

gizi mengenai pola makan yang tepat bagi penderita DM.

2) Exercise atau latihan

Latihan jasmani dianjurkan secara teratur yaitu 3-4 kali dalam seminggu selama

kurang lebih 30 menit. Menurut Haznam (1991) olahraga dianjurkan karena

bertambahnya kegiatan fisik menambah reseptor insulin dalam sel target.

Dengan demikian insulin dalam tubuh bekerja lebih efektif, sehingga lebih

sedikit obat anti diabetik (OAD) diperlukan, baik yang berupa insulin maupun

OHO (Obat Hipoglikemik Oral).

Prinsip utama latihan pada DM adalah CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval,

Progressive dan Endurance).

Continuous : Latihan berkesinambungan dan dilakukan terus menerus tanpa

henti misalnya jogging 30menit tanpa henti

Rhytmical : Latihan yang menggunakan otot secara berirama seperti

berenang,bersepeda.

Interval : Dilakukan secara selang-seling misalnya jogging diselingi jalan.

Progressive : Secara bertahap ditingkatkan dari aktivitas ringan hingga sedang

dengan target denyut jantung 75-85% maksimal (220-umur).

Endurance : Dimaksudkan yaitu yang sifatnya meningkatkan ketahanan seperti

cardio training.

3) Pemantauan Kadar Glukosa Darah

4) Pengobatan

Pada prinsipnya, pengendalian diabetes melitus melalui obat ada 2 yaitu :

a) Obat Anti Diabetes atau Obat Hipoglikemik Oral yang berfungsi untuk

merangsang kerja pankreas untuk mensekresikan insulin.

- Sulfonyluria

Sulfonylurea menstimulasi sel-sel beta dalam pankreas untuk memproduksi

lebih banyak insulin. Obat ini juga membantu sel-sel dalam tubuh menjadi

Page 13: dmm

lebih baik dalam mengelola insulin. Beberapa jenis obat yang mengandung

sulfonylurea antara lain chlorpropamide (Diabinese), tolazamide (Tolinase),

acetohexamide, glipizide (Glucotrol), tolbutamide (Orinase), glimepiride

(Amaryl), glyburide (DiaBeta, Micronase), glibenclamide, dan gliclazide.

- Meglitinida

Meglitinida juga termasuk jenis obat diebetes yang bekerja dengan

menstimulasi sel-sel beta di pankreas untuk memproduksi insulin. Yang

termasuk golongan Meglitinides adalah repaglinida (Prandin), nateglinida

(Starlix), dan mitiglinida.

- Metformin ( Biguanida )

Metformin merupakan obat yang cara kerjanya terutama menurunkan

glukosa darah dengan menekan produksi glukosa yang diproduksi hati dan

mengurangi resistensi insulin. Metformin bisa digunakan sebagai

monoterapi atau dikombinsikan dengan sulfonylurea

- Thiazolidinedione

Thiazolidinedione (sering juga disebut TZDs atau glitazone) berfungsi

memperbaiki sensitivitas insulin dengan mengaktifkan gen-gen tertentu

yang terlibat dalam sintesa lemak dan metabolisme karbohidrat.

Thiazolidinedione tidak menyebabkan hipoglikemia jika digunakan sebagai

terapi tunggal, meskipun mereka seringkali diberikan secara kombinasi

dengan sulfonylurea, insulin, atau metformin.

- Alpha-glucosidase inhibitor

Alpha-glucosidase inhibitor termsuk di dalamnya acarbose (Precose,

Glucobay) dan miglitol (Glyset) memilki cara kerja mengurangi kadar

glukosa dengan menginterfensi penyerapan sari pati dalam usus. Acarbose

cenderung menurunkan kadar insulin setelah makan, yang merupakan

keuntungan khusus obat ini, karena kadar insulin yang tinggi setelah makan

berkaitan dengan pengingkatan risiko penyakit jantung.

b) Suntikan insulin. Pasien yang mendapat pengobatan insulin waktu makanannya

harus teratur dan disesuaikan dengan waktu pemberian insulinnya. Makanan

selingan diberikan untuk mencegah hipoglikemia ( Perkeni, 1998 ). Untuk

pasien yang tidak bisa mengontrol diabetes dengan diet atau pengobatan oral,

kombinasi insulin dan obat-obatan lain bisa sangat efektif. Insulin kadangkala

dijadikan pilihan sementara, misalnya selama kehamilan. Namun, pada psien

dengan diabetes melitus tipe 2 yang memburuk, maka penggantian insulin total

Page 14: dmm

menjadi suatu kebutuhan. Ada beberapa bentuk insulin yang tersedia atau

tengah dalam penelitian.

- NPH yang merupakan insulin standar.

- Long-acting insulin (insulin glargine, ultralente insulin) yang menstimulasi

sekresi insulin alami. Para ahli banyak menganjurkan insulin jenis ini.

- Insulin lispro dan insulin aspart yang merupakan fast-acting insulins.

Diberikan sebelum makan, dan aksi pendeknya mengurangi risiko

hipoglikemia sesudahnya. Stud pada pasien diabetes melitus tipe 2, insulin

lispro bisa memperbaiki kualitas hidup dan risiko hipoglikemia

dibandingkan insulin reguler, meski dalam hal kontrol gula darah tidak ada

perbedaan.

- Investigative oral insulin kini tengah mendapat perhatian sebagai pengganti

insulin. Beberapa diberikan secara inhaler atau oral spray yang diserap di

cheek lining (Oralin). Pemberian secara oral kemungkinan bisa mengurangi

komplikasi jantung dibandingkan insulin injeksi. Namun studi pada tikus

melaporkan adanya masalah pada hati dan meningkatnya kadar trigliserida.

-

5) Pendidikan kesehatan

Informasi yang harus disampaikan yaitu meliputi pengertian DM, penyebab, tanda

dan gejala, akibat lanjut, pengobatan serta perawatan.

b. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik pada pasien diabetes melitus tipe I maupun tipe II, meliputi:

a. Glukosa darah : meningkat 200 – 1000 mg/dl atau lebih

b. Aseton plasma ( keton ) ; Positif secara mencolok

c. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat

d. Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 Mosm/l

e. Elektrolit :

Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun

Kalium : Normal

Fosfor : Lebih sering menurun

f. Hemoglobin Glikosilat : kadar meningkat 2 – 4 kali dari normal yang mencerminkan

kontrol diabetes melitus yang kurang selama 4 bulan terakhir.

g. Gas Darah Arteri : Biasanya menunjukkan pH rendahdan penurunan pada HCO2

( Asidosis Metabolik ) dengan ko

h. mpensasi alkalosis respiratorik.

Page 15: dmm

i. Trombosit darah : Hematokrit mungkin meningkat ( dehidrasi ) ; Leukositosis,

hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.

j. Ureum / kreatinin : Mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi / penurunan fungsi

ginjal ).

k. Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut

sebagai penyebab dari DKA.

l. Insulin darah : Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada ( tipe I ) atau normal

sampai tinggi ( tipe II ), mengindikasikan infusiensi insulin, gangguan dalam

penggunaannya. Resistensi insulin dapat berkembang sekunder terhadap

pembentukkan antibodi ( autoantibodi ).

m. Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat meningkatkan

glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.

n. Urin : gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.

o. Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi

pernapasan dan infeksi pada luka.

Page 16: dmm

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

1.Pengkajian

Identitas Klien : nama,umur,jenis kelamin,alamat,pekerjaan,agama

Identitas Penanggung Jawab : nama,umur,jenis kelamin,alamat,pekerjaan,agama,hubungan dengan klien

2.Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama

Pasien datang ke ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.M.Yunus Bengkulu pada tanggal 14 November 2011 pukul 09.00 WIB dengan dibantu oleh suaminya, dengan keluhan sering kesemutan dengan waktu 5-10 menit saat ingin beraktifitas seperti berjalan, penglihatan kabur, sering kencing pada malam hari kurang lebih 5 kali dengan jumlah urin setiap kencing kurang lebih 80-120 CC, dengan warna urin agak keruh, nyeri diujung-ujung jari, mual muntah dan tidak nafsu makan, berat badan sebelum sakit 45 kg, saat sakit 39 kg, skala nyeri 3 ringan.

Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya

1. Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin

jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan

klien untuk menanggulangi penyakitnya.

2.Aktivitas/ Istirahat :Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot

menurun.

Riwayat kesehtan keluarga

Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu,dan yang mungkin ada

hubungannya dengan penyakit klien sekarang

3.Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan, diagnosa yang

sering muncul pada pasien dengan diabetes melitus menurut Doengoes 2000 adalah :

a) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan defisiensi

insulin, anoreksia.

b) Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan diuresis osmotik, poliuri,

intake inadekuat.

c) Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan defisiensi insulin

d) Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang

informasi.

Page 17: dmm

4.Intervensi Keperawatan

No Diagnose Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1

2

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia

Defisit volume cairan dan elektrolit b/d dieresis osmotic, poli uri, intake inadekuat

Tujuan :

-Nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil :

-mual berkurang,tidak ada muntah,nafsu makan meningkat,tidak ada poli pagi,konjungtiva ananemis,gula darah normal

Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi.

Dengan kritria hasil: turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab, tidak ada poli uri, TTV normal, kebutuhan cairan terpenuhi

-kaji intake makanan yang masuk

-timabang bb secara rutin

-monitor kadar gula darah

-Observasi tanda-tanda hiperglikemia

-libatkan keluarga dalam memotivasi klien untuk mau makan

-kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan pemeriksaan gula darah

- kaji status cairan

-Observasi TTV tiap 4 jam

-kaji adanya perubahan mental/sensori

-ukur intake/output

-ukur BB tiap hari

-pertahankan jumlah

-mengethaui keadekuatan nutrisi

-mengidentifikasi adanya penurunan BB

-mengetahui penurunan /peningkatan gula darah

-karena metabolism KH terjadi

-meningkatkan rasa keterlibatannya memberikan informasi kepada keluarga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

-anti emetic berfungsi menghilangkan rasa mual

-mengetahui kondisi cairan dalam tubuh dan memperkirakan kekurangan volume cairan total.

-hipopolemik dapat dimanisvestasikan dengan hipotesis

Page 18: dmm

3 Perubahan persepsi sensori b/d defisiensi insulin Tujuan: persepsi

sensori baik.

Criteria hasil: KU baik, kesadaran CM, TTV normal, respon sensori baik

intake cairan sesuai dengan BB

-kaji TTV, kaji status mental

-kaji adanya kehilangan sensori kaki kesemutan.

-kaji lapang pandang klien

-bantu klien dengan ambulasi

-pantau nilai lab. Seperti HB, Ht, Gula darah kreatinin

dan takikardi.

-perubahan mental dapat berhubungan dengan glukosa yang tinggi rendah, elektrolit abnormal, asidosis, hipoksia.

-memberikan perkiraan kebutuhan cairan pengganti fungsi ginjal

-memberikan hasil pengkajin yang baik.

-mempertahankan hidrasi.

-sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal, seperti suhu yang meningkat dapat mempengaruhi mental.

-neuropati perifer, dapat menyebabkan rasa yang tidak nyaman yang berat kehilangan sensasi sentuhan.

-retinopati dapat menyebabkan gg penglihatan.

-meningkatkan keamanan klien terutama rasa keseimbangan

Page 19: dmm

4 Kurang pengetahuan tentang proses penyakit b/d kurang informasi

Tujuan: pengetahuan klien bertambah.

Criteria hasil: klien dapat mengetahui sejauh mana informasi yang di dapat.

-kaji tingkat pendidikan

-berikan penkes tentang tentang pengertian, etiologi, manifestasin klinis.

-libatkan keluarga dalam perawatan klien.

-tanyakan hal yang belum dimengerti

-beri penguatan atas jawaban klien yang sesuai

dipengaruhi.

-ketidakseimbangan nilai labor, ini dapat menyebabkan menurunnya status mental.

-mengetahui sejauh mana informasi yang telah didapat klien.

-memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang DM

-keterlibatan keluarga dalam memotifasi klien

-mengevaluasi hasil penyuluhan

-meningkatkan harga diri.

Page 20: dmm

ASUHAN KEPERAWATAN

DIABETES MELITUS

DIRUANG POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr.M.YUNUS BENGKULU

1.PENGKAJIAN

A.IDENTITAS

Nama : Ny.W

Umur : 48 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Alamat : Gang Harapan Rt 07

Penanggung Jawab

Nama : Tn. A

Umur :52 tahun

Jenis kelamin :Laki-laki

Pekerjaan :Swasta

Alamat : Gang Harapan Rt 07

Hub.Dengan Pasien : Suami

B. Riwayat Kesehatan Sekarang

Page 21: dmm

Pasien datang ke ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.M.Yunus Bengkulu pada tanggal 14 November 2011 pukul 09.00 WIB dengan dibantu oleh suaminya, dengan keluhan sering kesemutan dengan waktu 5-10 menit saat ingin beraktifitas seperti berjalan, penglihatan kabur, sering kencing pada malam hari kurang lebih 5 kali dengan jumlah urin setiap kencing kurang lebih 80-120 CC, dengan warna urin agak keruh, nyeri diujung-ujung jari, mual muntah dan tidak nafsu makan, berat badan sebelum sakit 45 kg, saat sakit 39 kg, skala nyeri 3 ringan.

C. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan belum pernah mengalami hal seperti ini dan belum pernah dirawat sebelumnya.

D. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan memang ada keluarga yang mengalami hal yang sama seperti klien.

2. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Kurang baik, dengan klien tampak lemas, sulit beaktifitas dan sulit unutuk melihat karena pengluhatannya kabur.

TTV :

TD : 130/80 mmHg

Nadi : 24X/menit

RR : 22X/menit

Suhu : 36,5 0C

1. KepalaInspeksi : Bentuk simestris, tidak ada lesi, rambut kotor.Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

2. MataInspeksi : Ikterik, konjungtiva anemisPalpasi : nyeri tekan

3. HidungInspeksi :Simestris, ada cuping hidungPalpasi : Tidak ada nyeri tekan

4. MulutInspeksi : Simestris, gigi kuning, lidah kotorPalpasi : Tidak ada nyeri tekan

5. Telinga Inspeksi : simestris, kotor, tidak ada peradanganPapasi : tidak ada nyeri tekan

Page 22: dmm

6. Leher Inspeksi : tidak ada pembesran pada vena jugolaris dan kelenjar limfePalpasi : tidak ada nyeri tekan

7. DadaInspeksi : simetris,pergerakan dada sama Perkusi : timpani Palpasi : tidak ada nyeri tekan Auskultasi : Sonor

8. AbdomenInspeksi : simetris,tidak ada bekas luka operasi perkusi : pekakPalpasi : tidak ada pembesaran hati auskultasi : bising usus ada

9. KulitInspeksi : kulit lembab,turgor tidak baikPalpasi : tidak ada nyeri tekan

10. Ekstremitas : terdapat kelemahan otot

3. Pemeriksaan Penunjang

No Hematologi Hasil pemeriksaan Nilai Normal

1

2

3

4

Hematokrit

HB

Leukosit

Trombosit

35%

12 gr/dl

13.200 mm3

260.000 sel/mm3

Laki-laki: 37%-47%

Perempuan : 40%-54%

Laki-laki : 13-18 gr/dl

Perempuan : 12-16 gr/dl

4000-10000 mm3

150.000-400.000 sel/mm3

No Kimia Darah Hasil Pemeriksaan Nilai normal

1

2

3

4

Ureum

Creatinin

Gula darah puasa

Gula darah pos prandial

31 mg/dl

1,3 mg/dl

134 mg/dl

184 mg/dl

20-40 mg/dl

0,5-1,2 mg/dl

70-110 mg/dl

120 mg/dl

Activity Daily Life (ADL)

No Kebiasaan Sehat Sakit

Page 23: dmm

1

2

3

4

Nutrisi

a. Makan-Pola makan-jenis makanan-porsi makan

b. Minum-jenis minuman-jumlah minum

Eliminasi

a. BAB-frekuensi-konsistensi-warna-bau

b. BAK-frekuensi-warne-bau

Istirahat

-Gg.Tidur-Menggunakan bantal-lampu terang/gelap

Personal Hyegene

a. Mandi- Frekuensi- Pakai

sabun/sampo- Gosok gigi

Aktivitas

2-3 x sehari

Nasi,lauk pauk

1 porsi

Air putih

7-8 gelas sehari

1-2 x sehari

Padat

Kuning

Khas

3-4 x sehari

Kuning

Amoniak

Tidak

Ya

Terang

2-3 x sehari

Ya

2 x sehari

Nasi,lauk pauk

6 sendok

Air putih

8-12 gelas sehari

1-2 x sehari

Padat

Kuning

Khas

5-7 x sehari

Agak keruh

Khas

Ya

Ya

Terang

2 x sehari

Ya

Page 24: dmm

5

Ya

mandiri

Ya

Dibantu oleh keluarga

4.Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1

2

Ds :

-klien mengatakan nafsu makan berkurang

-BB menurun 45Kg-39Kg

-sering mual dipagi hari

Do

-klien tampak lemah

-BB klien turun 6Kg

-klien tampak pucat

Ds

-klien mengatakan sering kencing pada malam hari lebih kurang 5 x

-klien mengatakan warna kencingnya agak keruh

-klien mengatakan kencingnya berbau khas

Do

-kulit klien tampak

Tidak nafsu makan

Banyak minum

Gg.nutrisi

Deficit Volume cairan dan elektrolit

Page 25: dmm

3

4

lembab

-klien tampak gelisah

-jumlah kencing klien 80-120 cc

Ds

-klien mengatakan sering sakit/nyeri saat mau beraktivitas

-klien mengatakan nyeri diujung-ujung jari

-frekuensi nyeri kurang lebih 5 menit

Do

-klien tampak meringis

-klien tampak sulit beraktivitas

-klien tampak lemah

Ds

-klien mengatakan tidak tau tentang penyakit yang dideritanya

Do

-klien tampak bingung

Kesemutan/nyeri

Kurang informasi

Perubahan persepsi sensori

Kurang pengetahuan tentang proses penyakit

5.Diagnosa Keperawatan

a.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia

b.Defisit volume cairan dan elektrolit b/d diuresis osmotic poli uri,intake inadekuat

Page 26: dmm

c.Perubahan persepsi sensori b/d defisiensi insulin

d.Kurang pengetahuan tentang proses penyakit b/d kurang informasi

6.Intervensi Keperawatan

No

Diagnose Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1

2

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia

Defisit volume cairan dan elektrolit b/d dieresis osmotic,

Tujuan :

-Nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil :

-mual berkurang,tidak ada muntah,nafsu makan meningkat,tidak ada poli pagi,konjungtiva ananemis,gula darah normal

Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi.

-kaji intake makanan yang masuk

-timabang bb secara rutin

-monitor kadar gula darah

-Observasi tanda-tanda hiperglikemia

-libatkan keluarga dalam memotivasi klien untuk mau makan

-kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan pemeriksaan gula darah

- kaji status cairan

-Observasi TTV tiap 4 jam

-kaji adanya

-mengethaui keadekuatan nutrisi

-mengidentifikasi adanya penurunan BB

-mengetahui penurunan /peningkatan gula darah

-karena metabolism KH terjadi

-meningkatkan rasa keterlibatannya memberikan informasi kepada keluarga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

-anti emetic berfungsi menghilangkan rasa mual

-mengetahui kondisi cairan

Page 27: dmm

3

poli uri, intake inadekuat

Perubahan persepsi sensori b/d defisiensi insulin

Dengan kritria hasil: turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab, tidak ada poli uri, TTV normal, kebutuhan cairan terpenuhi

Tujuan: persepsi sensori baik.

Criteria hasil: KU baik, kesadaran CM, TTV normal, respon sensori baik

perubahan mental/sensori

-ukur intake/output

-ukur BB tiap hari

-pertahankan jumlah intake cairan sesuai dengan BB

-kaji TTV, kaji status mental

-kaji adanya kehilangan sensori kaki kesemutan.

-kaji lapang pandang klien

-bantu klien dengan

dalam tubuh dan memperkirakan kekurangan volume cairan total.

-hipopolemik dapat dimanisvestasikan dengan hipotesis dan takikardi.

-perubahan mental dapat berhubungan dengan glukosa yang tinggi rendah, elektrolit abnormal, asidosis, hipoksia.

-memberikan perkiraan kebutuhan cairan pengganti fungsi ginjal

-memberikan hasil pengkajin yang baik.

-mempertahankan hidrasi.

-sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal, seperti suhu yang meningkat dapat mempengaruhi

Page 28: dmm

4

Kurang pengetahuan tentang proses penyakit b/d kurang informasi

Tujuan: pengetahuan klien bertambah.

Criteria hasil: klien dapat mengetahui sejauh mana informasi yang di dapat.

ambulasi

-pantau nilai lab. Seperti HB, Ht, Gula darah kreatinin

-kaji tingkat pendidikan

-berikan penkes tentang tentang pengertian, etiologi, manifestasin klinis.

-libatkan keluarga dalam perawatan klien.

-tanyakan hal yang belum dimengerti

-beri penguatan atas jawaban klien yang sesuai

mental.

-neuropati perifer, dapat menyebabkan rasa yang tidak nyaman yang berat kehilangan sensasi sentuhan.

-retinopati dapat menyebabkan gg penglihatan.

-meningkatkan keamanan klien terutama rasa keseimbangan dipengaruhi.

-ketidakseimbangan nilai labor, ini dapat menyebabkan menurunnya status mental.

-mengetahui sejauh mana informasi yang telah didapat klien.

-memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang DM

-keterlibatan keluarga dalam memotifasi klien

-mengevaluasi hasil

Page 29: dmm

penyuluhan

-meningkatkan harga diri.

7.Implementasi

No No.Dx Implementasi Evaluasi

1

2

Dx 1

Dx 2

-mengkaji intake makanan yang masuk

-menimbang BB secara rutin

-memonitor kadar gula darah

-mengobservasi tanda-tanda hiperglikemia

-melibatkan keluarga dalam memotivasi klien untuk mau makan

-Berkolaborasi dalam pemberian antiemetic dan pemeriksaan gula darah

-mengkaji status cairan

Mengobservasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

-Mengkaji adanya perubahan mental/sensori

-Mengukur intake/out put

-mengukur BB tiap hari

-mempertahankan jumlah intake cairan sesuai dengan BB

S : Klien mengtakan kebutuhan nutrisinya sudah terpenuhi

O : klien tampak segar

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan kebutuhan cairannya sudah terpenuhi

O : Klien tampak tenang

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Page 30: dmm

3

4

Dx 3

Dx 4

-mengkaji TTV

-mengkaji adanya kehilangan sensori

-mengkaji lapang pandang klien

-membantu klien dalam ambulasi

-memantau nilai laboratorium seperti Hb,Ht,Gula darah dan Creatinin

-mengakji tingkat pendidikan

-memberikan penkes tentang pengertian,etiologi,manisfestasi klinis

-melibatkan keluarga dalam perawatan klien

-menanyakan hal yang belum dimengerti

-memberikan penguatan atas jawaban klien yang sesuai

S : Klien mengatakan tidak kesemutan lagi

O : aktivitas klien kembali normal

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan sudah mengerti

O : Klien tampak tenang

A : masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Page 31: dmm

DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.

2. Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.

3. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

4. Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

Page 32: dmm

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT,karena berkat-Nyalah kita masih diberikan kesehatan

untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Diabetes Melitus ” tidak lupa pula kita curahkan

kepada nabi besar kita Muhammad SAW,yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju

alam yang berilmu pengetahhuan seperti yang kita rasa kan saat ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing akademik Ns.Nengke

Puspita Sari S.Kep karena berkat imu yang diberikan kami dapat menyelesaikan tugas ini dan

teman-teman yang telah membantu untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan,tetapi kami sudah

berusaha semampu kami untuk menyelesaikan tugas ini.oleh karena itu kami mengharapkan

kritik dan saran dari semua pihak untuk kelengkpan maklah ini .semoga makalah ini dapat

bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Bengkulu ……..2011

Penulis

Page 33: dmm

Makalah

Diabetes Melitus

Di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.MYunus Bengkulu

DI SUSUN OLEH :

Helian Handi Handoyo

Hermantono

Kurnia lesmana

Ikhsan Hanafi Nasution

Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

Tahun Akademik 2011/2012