BAB 3
ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1. Gambaran Umum PT. RADIANCE
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan
PT. Radiance merupakan perusahaan modal swasta yang didirikan oleh Bapak
Asun pada tahun 1983. Pada awal tahun berdirinya, PT. Radiance melihat peluang untuk
bergerak dalam industri makanan ringan (snack) ekstrusi. Makanan ringan ekstruksi
pada awal tahun 1983 masih belum banyak diproduksi oleh industri pangan lain di
dalam negeri. Makanan ringan yang diproduksi terdiri dari berbagai rasa yaitu rasa
manis, rasa cokelat, dan rasa buah. Setahun kemudian PT. Radiance mencoba untuk
memproduksi kacang telur, akan tetapi produk kacang telur tidak memberi keuntungan
karena daya beli masyarakat saat itu masih rendah maka produksi kacang telur
dihentikan.
Pada tahun keempat, PT. Radiance memproduksi produk baru yaitu jelly.
Barulah pada tahun selanjutnya dilakukan perluasan area pabrik yang juga sebagai
modal untuk mendukung pengembangan jenis produk lain. Setelah perluasan area pabrik
PT. Radiance mengembangkan produk dengan mengeluarkan beberapa varian baru
dengan merek dagang “O-Ring”, “UFO”, “Karobe”, dan “Zorro”. Pada tahun 2006 PT.
Radiance kembali mengeluarkan satu merek dagang baru yaitu “Dhelco Meises” dan
“Dhelco Love” yang dihasilkan oleh departemen cokelat.
Setelah kurang lebih hampir 7 tahun dari peluncuran produk jelly PT. Radiance
melakukan terobosan pada tahun 1995 dengan memproduksi tiga jenis produk baru yaitu
66
snack noodle, wafer, dan cokelat. Pada tahun 1996 PT. Radiance juga memproduksi mi
instan. Mi instan digemari masyarakat karena murah, enak dan praktis. PT. Radiance
memulai pemasaran produk ke luar negeri pada tahun 1997. Negara negara tujuan
ekspor adalah Malaysia, Korea dan Arab Saudi. Produk yang diekspor ke negara negara
tersebut adalah snack, jelly, cokelat. Produk yang diekspor pada umumnya tergantung
pada pesanan yang diterima oleh pihak PT. Radiance. Produk Vegetable Noodle
diekspor ke Malaysia. Ekspor yang dilakukan ke Malaysia tidak berlangsung lama
karena adanya gejolak ekonomi pada negara negara Asia Tenggara. Pada tahun 2004
ekspor keluar negeri berhenti kecuali ke negara Korea yang masih mengimpor produk
snack.
Selain melakukan pemasaran keluar negeri PT. Radiance juga melakukan
kegiatan usahanya di wilayah nasional. Pemasaran produk di dalam negeri mencakup
wilayah Pulau Jawa ( Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Surabaya, Cirebon, dan Bogor),
Pulau Sumatera ( Pekanbaru, Palembang, Padang, dan Lampung), Pulau Kalimantan
(Pontianak dan Banjarmasin), Pulau Sulawesi (Makasar, Palu dan Manado), Pulau Irian
dan Pulau Bali. PT.Radiance memakai sistem pemasaran dengan memiliki perwakilan di
daerah daerah kemudian perwakilan akan mensuplai produk kepada distributor pada tiap
perwakilan daerah. Kemudian dari pihak distributor akan berhubungan langsung dengan
End Customer (pelanggan akhir).
Sekarang ini, PT. Radiance sudah mempunyai enam departemen produk, yaitu
departemen snack, departemen jelly, departemen wafer, departemen cokelat, departemen
mi dan departemen bumbu. PT. Radiance berusaha terus melakukan pengembangan di
67
bidang makanan yang banyak digemari masyarakat dan peningkatan kualitas mutu
produk agar dapat bersaing baik di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
3.1.2. Lokasi dan Tata Letak
PT. Radiance terletak di Jalan Menceng Raya No.39, Kelurahan Tegal Alur,
Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. PT. Radiance berada dekat dengan jalan raya
sehingga akses transportasi keluar masuk pabrik mudah dan efisien.
Akses masuk PT. Radiance hanya satu yaitu pintu depan yang dijaga oleh
satuan keamanan. Secara garis besar tata letak PT. Radiance adalah pos keamanan
terdapat di bagian paling depan, kemudian terdapat lahan parkir yang diikuti oleh
gedung kantor PT. Radiance. Dibalik gedung kantor secara berurutan terdapat gudang,
dan area produksi. Area produksi terbagi menjadi dua lantai. Pada bagian kanan dari
pabrik terdapat jalan sebagai akses masuk transportasi bahan baku dan akses keluar
produk jadi. Disamping gedung kantor terdapat fasilitas gedung musholla, kamar mandi,
dan pos kesehatan untuk staff dan karyawan.
Area produksi meises terdapat di divisi cokelat yang terletak di lantai satu.
Bangunan tempat produksi dibangun dengan konstruksi besi, tembok batu bata diplester,
lantai semen dicor dengan lampu penerangan yang cukup. Area produksi meises
memanjang ke belakang terdapat kantor kepala divisi dan area produksi yang terdiri dari
area mixing, area storage tank, area pencetakan meises dan area paining.
68
3.1.3. Visi dan Misi PT. Radiance
3.1.3.1. Visi Perusahaan
PT. Radiance bertekad untuk menjadi perusahaan yang bergerak dalam
industry makanan ringan dengan kualitas mutu yang terbaik dan menjadi partner bisnis
yang mampu memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggannya serta akan terus
melakukan perkembangan perkembangan terhadap produk perusahaan.
3.1.3.2. Misi Perusahaan
Perusahaan mencoba mencapai visi perusahaan dengan menetapkan misi yang
didefinisikan kedalam beberapa poin poin sebagai berikut :
a. Menciptakan produk yang bermutu dan layanan yang memuaskan.
b. Meningkatkan pengembangan produk secara terus menerus secara berkala.
c. Membangun hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan,
pelanggan dan pihak pemasok.
d. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat, produktif dan mendukung kinerja
karyawan.
e. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan membuka diri terhadap
kritikan dan masukan yang diberikan.
3.1.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah gambaran dari susunan dan hubungan antar tiap
bagian yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
69
operasional untuk mencapai tujuan. Berikut adalah struktur organisasi dari PT. Radiance
beserta tugas dan wewenang dari masing masing bagian:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Radiance
3.1.5. Ketenagakerjaan
PT. Radiance mempunyai karyawan tetap dan harian lepas. Total semua
karyawan sebanyak 708 orang, terdiri dari 379 karyawan tetap dan 401 karyawan harian
lepas. Karyawan tetap terdiri dari para pekerja di setiap divisi dan departemen. Jumlah
staf terdiri dari manajer, kepala bagian, dan supervisor. Hari kerja karyawan PT.
Radiance dari senin sampai sabtu atau selama 6 hari kerja. Jam kerja PT. Radiance dari
pukul 07.00 sampai pukul 23.00 terbagi menjadi dua shift kerja, masing masing shift
kerja terdiri dari delapan jam yang diselingi satu jam istirahat. Karyawan PT. Radiance
dibagi menjadi dua shift sedangkan staf hanya satu shift kerja.
70
Karyawan PT. Radiance mendapat fasilitas dan tunjangan yang berfungsi
sebagai pendukung kinerja pekerja, yaitu berupa pakaian seragam, asuransi tenaga kerja,
hari libur, dan cuti kerja. Seragam diberikan kepada karyawan tetap. Karyawan yang
bekerja dibagian produksi dilengkapi dengan topi dan sarung tangan.
Karyawan PT. Radiance mendapat asuransi tenaga kerja yang berfungsi untuk
melindungi karyawan. Asuransi tenaga kerja berupa Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga
Kerja) yang termasuk didalamnya tunjangan bila terjadi kecelakaan selama bekerja,
tunjangan hari tua, dan tunjangan kematian. Asuransi Jamsostek ini berasal dari gaji
karyawan sebesar 2% dan sisanya ditanggung oleh perusahaan.
3.1.6. Tugas dan Wewenang
Tugas dan wewenang dari masing masing bagian adalah sebagai berikut :
1) CEO
CEO merupakan pemimpin tertinggi pada PT. Radiance. CEO tidak bekerja
secara langsung dalam kegiatan operasional. CEO bertugas untuk memantau
secara keseluruhan kinerja perusahaan melalui laporan laporan manajer pada
tiap divisi. Berikut adalah tugas dan tanggung jawab CEO :
a. Menetapkan kebijakan, strategi dan tujuan perusahaan.
b. Berperan sebagai figure perusahaan di lingkungan luar.
c. Mengawasi kinerja dan menerima laporan penanggung jawaban dari
setiap divisi.
d. Membuat perbaikan yang permanen pada perusahaan seperti mengubah
struktur organisasi.
71
e. Menjalani hubungan baik dengan pelanggan maupun dengan pihak
pihak diluar organisasi.
f. Berhak melakukan pengambilan keputusan.
g. Mengontrol jalannya perusahaan.
h. Mempererat hubungan baik dengan pelanggan.
2) R&D Division
Divisi ini lebih sering disebut dengan tim R&D. Departemen penelitian dan
pengembangan bertugas membuat produk baru atau mengembangkan produk
produk yang sudah ada. Pentingnya pengembangan produk yang sudah ada
agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat bersaing di
pasaran. Pengembangan atau perbaruan produk dan produk baru yang
dikeluarkan akan mendukung pengembangan PT. Radiance.
3) Quality Control Division
Departemen ini juga lebih sering dikenal dengan sebutan tim pengawasan
mutu. Tim pengawasan mutu tersebar di setiap departemen produk dan gudang.
Laporan pengawasan mutu harian yang dilakukan diserahkan kepada bagian
pengawasan mutu pusat. Bagian pengawasan mutu pusat memeriksa laporan
terseut. Pengawasan mutu pusat dipimpin kepala pengawasan mutu.
72
4) Production Division
Divisi produksi bertanggung jawab atas kelangsungan dan kelancaran proses
produksi, mengurus sisa produksi, penjadwalan jumlah karyawan yang
dibutuhkan untuk pemenuhan target produksi. Divisi produksi membawahi
beberapa departemen. Pada tiap departemen akan dipimpin oleh kepala bagian
departemen yang bertanggung jawab kepada manajer produksi. Departemen
departemen yang dibawahi oleh divisi produksi diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Flavour Departement
Departemen ini bertanggung jawab dalam memproduksikan bumbu pada
setiap produk. Standar bumbu telah ditetapkan sebelumnya dan produksi
yang dilakukan haruslah memenuhi standar bumbu tersebut pada tiap
kemasannya.
b. Chocolate Departement
Departemen ini bertanggung jawab dalam memproduksikan makanan
ringan dengan jenis cokelat batang maupun cokelat meises. Pemenuhan
pesanan cokelat akan diberikan kepada divisi ini.
c. Wafer Departement
Departemen ini bertanggung jawab dalam memproduksikan makanan
ringan dengan jenis wafer. Pemenuhan pesanan wafer akan diberikan
kepada divisi ini.
73
d. Mie Departement
Departemen mie bertanggung jawab untuk memproduksi segala jenis
makanan berbentuk mie. Pada dulunya departemen ini tidak hanya
memproduksi makanan ringan berbentuk mie remas saja akan tetapi juga
memproduksi mie instan. Produksi mie instan akan dilakukan jika ada
pemesanan dalam jumlah yang besar.
e. Jelly Departement
Departemen ini bertanggung jawab untuk memproduksikan segala jenis
item jelly. Jelly merupakan salah satu produk yang menjadi andalan
dalam PT. Radiance.
f. Snack Departement
Departemen snack merupakan departemen dengan skala produksi yang
terbesar. Permintaan akan snack yang tinggi mengakibatkan departemen
ini harus mampu memproduksikan snack sesuai dengan permintaan
pasar. Selain itu snack merupakan item inti dari produk PT. Radiance.
g. Storage Departement
Departemen ini bertanggung jawab untuk menyimpan dan menjaga bahan
baku yang masuk dan mengatur produk hasil produksi sampai pada
produk tersebut dikeluarkan.
h. Technical Departement
Departemen ini bertugas atas perbaikan, perawatan mesin mesin produksi
serta pembuatan suku cadang mesin mesin produksi. Selain itu
74
departemen ini bertugas juga untuk memelihara peralatan dan
perlengkapan pabrik.
5) Purchasing Division
Departemen ini bertanggung jawab dalam melakukan pemesanan ulang
terhadap bahan baku. Jika stock di gudang telah berkurang sampai pada standar
safety stock maka bagian gudang akan melapor kepada divisi pengadaan ini
untuk melakukan order bahan baku ke pihak pemasok.
6) Accounting Division
Divisi akuntansi dipimpin oleh seorang manajer akuntansi. Divisi ini
bertanggung jawab untuk mengurus dan melaporkan keuangan PT. Radiance.
Departemen akuntansi mengurus segala arus uang masuk dan keluar dimana
laporan keuangan yang dibuat akan dilaporkan kepada Super Vice CEO.
7) HRD Division
Divisi Human Resource and Development bertanggung jawab atas pengadaan
serta pengembangan kualitas sumber daya manusia di PT. Radiance. Divisi ini
membawahi hubungan antar karyawan dan mengontrol perilaku serta kinerja
karyawan. Divisi ini nantinya akan dibagi menjadi tiga departemen, yang
diantaranya :
75
a. Humas (Hubungan Masyarakat)
Departemen ini bertugas untuk menjaga hubungan antar sesama
karyawan dan karyawan dengan lingkungan masyarakat.
b. Personalia
Terdiri dari badan umum dan satuan pengaman. Salah satunya adalah
unit keamanan dengan jabatan sebagai satpam.
c. Klinik
Departemen ini bertugas untuk mengobati karyawan yang mengalami
kecelakaan ataupun sakit ketika sedang bekerja di perusahaan.
Departemen klinik akan memberikan pertolongan pertama bagi karyawan
yang mengalami kecelakaan.
8) Marketing Division
Divisi pemasaran bertanggung jawab atas pengenalan dan pendistribusian
produk PT. Radiance kepada pelanggan dalam negeri maupun luar negeri.
Divisi pemasaran bertugas penuh dalam mengatur penerimaan pemesanan
produk. Selain itu divisi pemasaran diberikan kuasa untuk meminta
pengeluaran produk jadi dari gudang penyimpanan atau Storage Division.
Proses pengangkutan dan pengiriman produk ke tempat pelanggan pun diatur
oleh divisi ini. Divisi ini membawahi para sales. Para sales bertugas untuk
melakukan penawaran dan penyebaran produk ke pelanggan pelanggan yang
ada.
76
3.1.7. Produk Perusahaan
PT. Radiance menghasilkan berbagai macam produk makanan ringan. Produk
produk yang berbeda dihasilkan oleh beberapa departemen yang ada. Dimana
departemen bumbu merupakan pendukung bagia departemen produksi lainnya. Berikut
adalah gambaran produk perusahaan :
Tabel 3.1 Berbagai Jenis Produk PT. Radiance
Departemen Nama Produk
Snack Dhelco Stick Cokelat Dhelco Twin Cokelat Dhelco Lemon Stick Chakani Triple Stick
Yakini Top Stick Cokelat Millenium 2000 corn
Millenium 2000 Barbeque O-Ring
Yakini Net Yakini Potato Tubes
Yakini Sambal Udang Yakini Chicken Snack
Mie Met Mie Sedap Balado Oke Mie Kretz
Sukimi Meitamie
Meita Cokelat Chokipero
Choki Long Pasta Dhelco Meises
Dhelco Love Chocolate Peanut Dhelco Balls Warna
Jelly Super Jelly Drink Masina Jelly Ember Meita Jelly Puding Joribbo Big Cup
Wafer Dhelco Sweet Corn Waffer Goody Goody Chocolate Peanut
Doffer Cheese Waffer Cream
77
3.2. Analisis Proses Bisnis yang Sedang Berjalan
Proses bisnis PT. Radiance saat ini dilakukan dengan cara manual. Kegiatan bisnis
perusahaan pada umumnya berawal dari staf penjualan yang menelpon pelanggan untuk
menanyakan tentang pemesanan baru yang kiranya akan dipesan oleh pelanggan (no.1
gambar 3.2). Kegiatan ini dilakukan secara rutin oleh salah satu staf penjualan dalam
kurun waktu tertentu. Pada dasarnya jika pelanggan telah melakukan pemesanan ulang
maka staf penjualan tidak perlu untuk menelpon dan menawarkan barang kepada
palanggan.
Gambar 3.2 Poses Bisnis yang Sedang Berjalan pada PT. Radiance
78
Hambatan yang timbul dalam kegiatan ini adalah sering kali beberapa pelanggan
yang tidak melakukan order dapat terlupakan atau tidak ditelepon jika staf penjualan
memiliki job desk yang padat pada saat tersebut. Proses ini dapat diantisipasi
hambatannya dengan mengirimkan katalog secara berkala kepada pelanggan sehingga
pelanggan dapat mengetahui adanya produk baru. Dengan menerapkan sistem yang
terkomputerisasi pada permasalahan ini, maka perusahaan dapat memberikan informasi
baru melalui katalog yang dikirimkan, pelanggan juga dapat ditawarkan untuk
melakukan pemesanan ulang ketika pelanggan mengkonfirmasi status pembayaran yang
ada di halaman situs web perusahaan. Hal ini dimungkinkan dengan adanya rentang
waktu antara waktu pemesanan dengan waktu pembayaran yang pada umumnya sekitar
satu bulan penuh sehingga diprediksikan pelanggan akan melakukan pemesanan ulang
ketika pembayaran telah memasuki jatuh tempo dan penagihan telah dilakukan.
Jika pelanggan merespon tawaran staf penjual setelah mempertimbangkan jumlah
pesanan yang akan dilakukan maka pelanggan akan melakukan pemesanan via telepon
(no.2 pada gambar 3.2). Saat pesanan sudah dicatat di bagian penjualan maka staf
penjualan akan membuka laporan stock barang gabungan (no.3 pada gambar 3.2).
Laporan ini berfungsi untuk melihat apakah stock barang pesanan pelanggan masih
tersedia di gudang ataukah tidak. Jika stock barang sudah habis atau tidak mencukupi
maka staf penjualan akan mengeluarkan surat perintah kerja kepada bagian staf produksi
(no.4a pada gambar 3.2). Staf produksi akan memproduksi barang sesuai dengan surat
perintah kerja yang telah diberikan. Hal ini cenderung membutuhkan waktu yang cukup
lama. Pada proses ini jika proses pemesanan harus menunggu barang diproduksi,
79
pelanggan tidak menerima konfirmasi dari perusahaan sehingga sering terjadi keluhan
karena waktu pengiriman yang terlalu lama.
Jika barang digudang masih tersedia sesuai dengan pesanan atau jika staf produksi
telah memproduksi barang sesuai dengan surat perintah kerja maka staf penjualan akan
mengeluarkan surat pesanan pengiriman barang yang disampaikan kepada staf gudang
(no.4b pada gambar 3.2). Surat ini berfungsi untuk mengeluarkan barang dari gudang.
Staf gudang akan mengeluarkan barang beserta surat jalan kepada supir untuk dibawa ke
pelanggan atau ke ekspedisi (no.5 pada gambar 3.2).
Jika pelanggan yang ada berlokasi di daerah Jakarta maka barang akan langsung
dikirim ke pelanggan disertai dengan surat jalan (no.6a pada gambar 3.2). Setelah
barang diterima maka supir mengembalikan surat jalan yang disertai dengan tanda
tangan pelanggan sebagai bukti barang telah diterima oleh pelanggan (no.7a pada
gambar 3.2).
Sedangkan jika pelanggan berada diluar kota dan pengiriman yang dilakukan
harus menggunakan layanan jasa dari ekspedisi maka supir akan membawa barang
disertai dengan surat jalan kepada ekspedisi yang telah ditunjuk oleh pelanggan (no.6b
pada gambar 3.2). Setelah menerima barang, pihak ekspedisi akan menandatangani surat
jalan dan memberikan surat tanda terima sebagai bukti bahwa barang tidak rusak dan
barang yang diterima memiliki jumlah yang sesuai dengan surat jalan yang ada (no.7b
pada gambar 3.2). Barang kemudian akan dikirim oleh ekspedisi baik melalui darat
maupun melalui laut. Pelanggan kemudian akan menerima barang pesanannya melalui
ekspedisi yang telah ditentukan sesuai dengan keinginan pelanggan (no.8 pada gambar
3.2). Kerusakan pada proses ini sepenuhnya adalah tanggung jawab dari pihak ekspedisi.
80
Salah satu contoh kerusakan yang timbul dalam proses ini adalah seperti barang hancur.
Kerusakan yang timbul dalam proses pengiriman bukan merupakan tanggung jawab
perusahaan.
Supir akan mengembalikan surat jalan dan tanda terima kembali ke perusahaan
dan disampaikan kepada staf akuntansi (no.9 pada gambar 3.2). Staf akuntansi akan
memproses surat ini sesuai dengan ketentuan yang ada dan mengeluarkan faktur
penagihan berdasarkan perjanjian tenggang pembayaran yang telah disepakati oleh
perusahaan dan pelanggan. Ketika faktur penagihan telah jatuh tempo maka staf
akuntansi akan mengirim faktur penagihan beserta surat jalan bagi pelanggan yang
berada dikawasan Jakarta atau mengirim faktur tagihan dan tanda terima bagi pelanggan
yang menggunakan jasa ekspedisi melalui mesin fax (no.10 pada gambar 3.2). Sering
kali terjadi pelanggan melupakan tanggal jatuh tempo dari faktur mereka. Terkadang
pelanggan harus diingatkan kembali via telepon mengenai tanggal jatuh tempo
pembayaran faktur penagihan. Jika faktur dan tanda terima telah diterima maka
pelanggan akan melakukan pembayaran melalui transfer pada bank tertentu kepada
pihak perusahaan (no.11 pada gambar 3.2). Staf akuntansi akan melakukan pencatatan
sebagai bukti bahwa faktur telah dibayar. Pencatatan ini bertujuan sebagai dokumentasi
perusahaan jika ada terjadi permasalahan yang timbul dan berguna untuk membuat
laporan keuangan kepada CEO maupun laporan perpajakan. Proses ini akan
berkelanjutan secara terus menerus.
Dari proses bisnis yang ada maka dapat disimpulkan bahwa masalah yang
dihadapi diantaranya adalah :
81
1. Ketidakmampuan dalam melakukan follow up kepada semua pelanggan
berhubungan dengan masalah pemesanan ulang.
2. Pelanggan merasa tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai produk
perusahaan dengan hanya sekedar dijelaskan spesifikasinya melalui telepon.
3. Ketidakmampuan dalam memberikan informasi informasi yang penting bagi
seluruh pelanggan.
4. Perusahaan tidak memberikan konfirmasi mengenai status pemesanan
pelanggan yang pending.
5. Pelanggan merasa bahwa rekomendasi produk yang diberikan oleh
perusahaan sering kali tidak tepat sasaran atau tidak sesuai dengan keadaan
daerah distribusi pelanggan. .
6. Perusahaan tidak memberikan konfirmasi mengenai status pemesanan
pelanggan yang pending dikarenakan produk masih harus diproduksi.
3.3. Analisis Kompetitif : Model Lima Kekuatan Porter
Intensitas persaingan antar perusahaan yang sangat tinggi saat ini mengharuskan
perusahaan untuk mengenal kekuatan mereka dari berbagai segi. Dalam pengenalan
akan kemampuan perusahaan model lima kekuatan Porter sangat membantu untuk
mendefinisikan lima faktor persaingan dalam sebuah industri tertentu.
PT. Radiance adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri makanan
pada umumnya dan industri makanan ringan pada khususnya. Berikut adalah analisis
lima kekuatan Porter pada PT. Radiance :
82
Gambar 3.3 Model Lima Kekuatan Porter PT. Radiance
1. Persaingan antar perusahaan sejenis
Intensitas persaingan dalam industri makanan ringan sangatlah tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perusahaan yang bergerak dalam
industri ini. Tidak hanya perusahaan perusahaan yang berkecimpung dalam
industri ini, akan tetapi beberapa home industri pun turut serta dalam
meramaikan persaingan yang ada. Para pesaing utama di bidang industri ini
antara lain adalah :
83
• Sari Murni
PT. Sari Murni Abadi atau yang sering dikenal dengan sebutan Sari
Murni merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri makanan ringan dengan produk andalan berupa corn stick.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1992 dan mengalami
peningkatan pada tahun 2002 dengan produk corn stick ini. Pada
awalnya perusahaan ini menawarkan produknya di wilayah Bogor
saja, tetapi seiring berjalannya waktu penjualan produk tersebar ke
seluruh wilayah nasional. Banyaknya permintaan mengubah target
wilayah yang direncanakan pada awalnya. Produk produk andalan
perusahaan dikenal dengan merek dagang, Momogi Jagung Bakar,
Momogi Cokelat, Momogi Keju, Citoku, dan Yale Yale. Momogi
dikenal dengan tag line “Mow Mow Lagi” yang kemudian
diiklankan melalui beberapa stasiun TV tertentu. Paduan bumbu
yang kuat menjadi suatu keunggulan yang dirasakan oleh
masyarakat luas.
• Siantar Top
Siantar Top pada awalnya merupakan sebuah home industri yang
didirikan pada tahun 1972. Perusahaan ini berkembang dan menjadi
sebuah perusahaan dengan nama PT. Siantar Top, Tbk pada tahun
1987. Produk produk makanan ringan yang dikenal hampir diseluruh
wilayah nasional diantaranya adalah, Kentang Goreng 2000,
Twistball, Twistko, dan Soba Mie Sedap. Twistball merupakan salah
84
satu pelopor snack dengan harga murah dan memberikan nilai
tambah melalui hadiah yang dimasukan kedalam bungkus snack.
• Nabati
Nabati merupakan perusahaan yang baru saja didirikan belum lama
ini. Nabati dikenal dekat oleh rakyat karena kualitas rasanya dengan
harga yang lebih terjangkau. Produk nabati dikhususkan pada bahan
baku keju yang unik. Keunggulan racikan bumbu keju pada semua
jenis produk nabati membuat nabati terkenal hanya dalam waktu
yang singkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya banyak
pesanan yang masuk sampai pada pembatasan pemesanan untuk
produk produk nabati. Produk produk nabati sendiri diantaranya
adalah Ahh nabati, Richeese nabati, Rolls, Siip dan Pow.
• Lucky Karya Pratama
Perusahaan ini merupakan perusahaan yang memfokuskan penjualan
dan produksi pada produk makanan ringan seperti jelly, cokelat dan
snack. Perusahaan dikenal dengan kualitas produk jelly yang
dikelola oleh anak perusahaan. Merek dagang jelly yang ditawarkan
diantaranya seperti, Happy Time Jolly, Happy Jelly Fruit Net, Hi
Jelly, dan Happy Es Teller Drink. Selain produk jelly perusahaan
juga memproduksi produk cokelat dan snack yang dikenal dengan
merek dagang seperti, Happy Time Choco Cigar, Happy Time More
One, Volly’s, Choco Burger, dan Happy Time Choco Strawberry.
85
• Mulyatek Kreasi Andalan
Perusahaan yang terletak di daerah Kebun Jeruk, Jakarta Barat ini
merupakan perusahaan persero dengan nama PT. Mulyatek Kreasi
Andalan. Produk yang dijual ke pasar berupa permen dan cokelat.
Berikut adalah merek dagang cokelat yang diproduksi PT. Mulyatek
Kreasi Andalan, Be Be Choco Snack, Be Be Hanging Choco Snack,
Be Be Rainbow Choco Pasta Cup, dan Barbie Chew Candy.
Dengan adanya para pesaing yang telah lama berkecimpung pada
industri ini ditambah dengan beberapa home industri yang memproduksi
makanan ringan seperti home industri yang memproduksi krupuk kulit,
krupuk bawang, dan beberapa jajanan lain, mengindikasikan bahwa adanya
persaingan yang ketat diantara perusahaan yang ada dan juga home industri
pada industri makanan ringan ini. PT. Radiance sendiri memiliki posisi yang
cukup baik dalam industri makanan ringan khususnya pada segmen harga
menengah ke bawah.
2. Potensi masuknya pesaing baru
Secara keseluruhan industri makanan ringan ini cukup sulit dimasuki
oleh para pengusaha jika ingin melebarkan usahanya pada bidang ini.
Beberapa kendala utama dalam industri ini diantaranya, ijin dari dinas
kesehatan terhadap produk yang cenderung mahal, ijin pemasaran produk
yang berbelit belit serta ijin halal bagi setiap produk yang akan dipasarkan.
86
Ijin dari dinas kesehatan bagi produk yang memiliki label dagang diberikan
oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sesuai dengan PP No.69
tahun 1999 untuk member ijin kepada perusahaan mengedarkan produknya
dan melakukan pengawasan terhadap produk produk tersebut. Ijin halal
berhubungan dengan keputusan menteri kesehatan RI 82
MENKES/SK/I/1996 tentang keharusan pencantuman label “Halal” pada
setiap produk makanan. Meskipun dalam pengurusannya membutuhkan
waktu yang cukup lama, pembuatan ijin ini bukan merupakan masalah yang
besar untuk menghambat masuknya pesaing baru kedalam pasar. Selain
permasalahan perijinan, masalah pengalaman kerja dalam industri ini
memiliki pengaruh yang besar. Hal ini merupakan hambatan yang cukup
besar dikarenakan tidak mudah untuk menciptakan suatu produk dengan
merek dagang tertentu dengan kualitas yang baik dan dengan harga yang
bersaing seperti yang diinginkan oleh pasar. Dari hambatan yang ada maka
dapat disimpulkan bahwa pesaing baru cukup sulit untuk masuk kedalam
industri ini.
3. Potensi pengembangan produk pengganti
Potensi terciptanya barang substitusi pada industri ini sangat terbuka.
Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya barang substitusi yang muncul dipasar
yang dapat mengurangi pendapatan dari perusahaan yang bergerak di industri
ini. Beberapa produk yang dapat menggantikan produk industri ini
diantaranya seperti kentang goreng, donut, ice cream, yoghurt, bolu dan
87
berbagai krupuk tradisional. Produk produk ini secara perlahan menggantikan
makanan ringan seperti snack dan cokelat baik di kota besar dan kota kecil.
Untuk kota besar produk seperti kentang goreng, donut, ice cream dan
yoghurt merupakan makanan alternatif lain untuk disajikan selagi bersantai.
Hal ini mengancam eksistensi snack dan cokelat yang dikenal sebagai produk
yang disajikan selagi bersantai. Di kota kecil makanan khas seperti krupuk
tradisional dianggap sebagai produk alternatif untuk menggantikan snack
yang dianggap terlalu mahal. Dengan kata lain pengembangan terhadap
produk substitusi lainnya masih terbuka secara luas.
4. Daya tawar pemasok
Daya tawar pemasok pada industri ini masih dalam taraf minimum. Hal
ini dikarenakan pemasok yang menawarkan produk ke PT. Radiance, tidak
hanya satu perusahaan saja akan tetapi terdapat banyak supplier yang turut
andil dalam kegiatan bisnis PT. Radiance. Adapun pemasok bagi produk PT.
Radiance diantaranya adalah pemasok bahan dasar seperti tepung, jagung,
cokelat, bahan untuk bumbu, bahan untuk kemasan dan beberapa jenis elemen
lain. Banyaknya para pemasok yang menyediakan bahan produksi
mengakibatkan PT. Radiance memiliki kemampuan untuk memilih mana
yang terbaik dilihat dari segi kualitas maupun harga yang ditawarkan oleh
para pemasok tersebut. Hal ini mengakibatkan kekuatan tawar menawar
pemasok menjadi rendah.
88
5. Daya tawar pelanggan
Daya tawar pelanggan dianggap seimbang dikarenakan dari segi
perusahaan yang memproduksi barang sejenis sangat banyak dipasar. Hal ini
mengakibatkan pelanggan memiliki banyak pilihan dan memiliki kemampuan
untuk melakukan penawaran. Akan tetapi jika dilihat dari segi produk maka
PT. Radiance memiliki produk dengan kualitas yang baik dengan harga yang
bersaing. Hal ini mengakibatkan adanya ketergantungan pelanggan terhadap
produk produk yang ditawarkan oleh PT. Radiance. Keunggulan dan
kelemahan yang ada menyimpulkan adanya hubungan yang saling
membutuhkan antara pelanggan dan perusahaan, sehingga mengakibatkan
kekuatan tawar menawar pelanggan dianggap seimbang dengan perusahaan.
Jika dilihat dari analisis kompetitif industri yang ada maka dapat disimpulkan
bahwa PT. Radiance berada dalam industri yang cukup atraktif, hal ini dapat dilihat
dengan rendahnya kekuatan tawar menawar pemasok yang disebabkan adanya banyak
pilihan perusahaan yang bersaing untuk menawarkan bahan baku produksi bagi PT.
Radiance. Selain itu kekuatan tawar menawar pelanggan yang dapat dikatakan seimbang
karena adanya saling ketergantungan yang erat antara perusahaan dan pelanggan, serta
cukup sulitnya pesaing baru masuk sebagai sebuah ancaman bagi PT. Radiance
menempatkan posisi industri perusahaan semakin baik. Akan tetapi perusahaan perlu
untuk memperhatikan perkembangan produk substitusi yang ada saat ini. Produk
substitusi yang ada dapat mengakibatkan penurunan pemesanan terhadap produk
perusahaan. Perusahaan perlu untuk menciptakan keunikan pada produknya sehingga
89
mampu tetap mempertahankan atau mengembangkan pemesanan terhadap produk
mereka. Hal lain yang tidak kalah penting PT. Radiance diwajibkan untuk tetap
menampilkan keunggulannya sehingga mampu untuk bersaing dengan perusahaan
perusahaan yang ada di dalam industri, karena dari hasil analisis yang didapat
disimpulkan bahwa adanya persaingan yang ketat antara PT. Radiance dengan
perusahaan perusahaan lain dalam industri makanan ringan saat ini.
3.4. Analisis SWOT
3.4.1. Analisis Faktor Eksternal PT. Radiance
Analisis faktor eksternal pada PT. Radiance dilakukan dengan menggunakan
metode wawancara dengan pihak manajemen PT. Radiance dan analisis industri yang
telah dilakukan sebelumnya. Faktor eksternal dibagi menjadi dua bagian, yaitu peluang
(Opportunity) dan ancaman (Threat). Berikut adalah data yang diperoleh :
Tabel 3.2 Evaluasi Faktor Eksternal PT. Radiance
Opportunities
O1 Industri makanan ringan memiliki tingkat pendapatan yang cukup besar
O2 Adanya pertumbuhan pada industri makanan
O3 Potensi pasar yang masih luas
O4 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi
O5 Penggunaan Web sebagai portal jual beli dan pelayanan pelanggan
Threats
T1 Banyaknya pesaing dalam industri
T2 Adanya penggunaan IT pada perusahaan pesaing
T3 Terdapat banyak produk subtitusi
T4 Masuknya produk makanan impor
T5 Kenaikan harga gula yang merupakan bahan baku produksi
90
3.4.1.1. Peluang
1. Industri makanan ringan memiliki tingkat pendapatan yang cukup besar.
“Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 tidak mempengaruhi penjualan
industri makanan di pasar lokal, terutama jajanan anak anak seperti snack,
jelly, wafer, permen, dan lain lain yang dijual dengan harga Rp. 500”. Hal
ini membuktikan bahwa pangsa pasar industri makanan ringan sangat
menarik. Khusus untuk produk-produk biskuit, berbagai jenis snack, jelly
dan permen, diperkirakan memiliki pangsa pasar mencapai sekitar Rp. 6,6
Triliun. Pernyataan ini merupakan kutipan yang diambil dari artikel pada
website www.pinbis.com. Hal ini menjadi sebuah peluang tersendiri bagi
PT. Radiance untuk mengembangkan usahanya sehingga mampu mengambil
posisi dalam persaingan yang ada dan mencoba untuk memperoleh bagian
yang besar dari total Rp. 6,6 Triliun tersebut.
2. Adanya pertumbuhan pada industri makanan.
Industri makanan saat ini cenderung masih terus bertumbuh. Ditengah krisis
global yang terjadi, industri makanan masih mampu untuk terus
berkembang. Menurut Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman
Selutuh Indonesia (GAPMMI) pendapatan industri makanan dan minuman
di Indonesia pada tahun 2009 mencapai Rp. 420 Triliun. Selain itu ketua
umum GAPMMI, Thomas Dharmawan memperkirakan bahwa
“Pertumbuhan industri makanan mencapai 6 hingga 10 persen”. Tingkat
pertumbuhan industri makanan tergolong cukup tinggi dari tahun ke tahun.
91
Hal ini dapat dilihat dengan adanya data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) dimana pertumbuhan industri makanan dan minuman
mencapai 13,5% pada tahun 2004, 20,1% tahun 2005, 31% tahun 2006,
17,5% tahun 2007 dan 14,9% pada tahun 2008. Pernyataan ini merupakan
kutipan yang diambil dari artikel pada website www.pinbis.com.
3. Potensi pasar yang masih luas.
Indonesia menduduki posisi empat tertinggi di dunia untuk kategori jumlah
penduduk. Jumlah penduduk Indonesia bahkan mencapai 240,271,522 orang
menurut hasil penelitian pada bulan Juli 2009 ( sumber :
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html ).
Dimana diteliti lebih lanjut jumlah penduduk dengan usia 0 sampai 14 tahun
mencapai 28,1% dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia. Banyaknya
jumlah penduduk khususnya usia muda ini merupakan pasar yang sangat
baik bagi perusahaan. Karena seperti yang diketahui perusahaan
memproduksi jenis makanan ringan yang pada khususnya dikonsumsi oleh
kaum muda dengan umur 5 sampai 14 tahun. Jika perusahaan mampu untuk
menjangkau semua wilayah maka pendapatan pun diperkirakan akan
semakin meningkat.
92
4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.
Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat
ini, perusahaan dituntut untuk mengembangkan proses bisnis yang ada.
Teknologi informasi dianggap merupakan salah satu faktor penting bagi
perusahaan untuk melakukan hubungan yang lebih baik dengan para
pelanggannya. Kemajuan teknologi informasi yang dapat terlihat dan
dirasakan saat ini adalah dengan adanya penggunaan internet sebagai suatu
media pemasaran yang handal. Penggunaan internet dapat meningkatkan
proses bisnis perusahaan. Dengan menggunakan internet perusahaan diberi
kemampuan dalam melakukan promosi dengan cara yang lebih mudah.
Internet dapat menghilangkan hambatan waktu dan jangkauan wilayah bagi
perusahaan dalam memasarkan produk dan pelayanannya. Selain itu
informasi yang diberikan oleh perusahaan dapat di update dengan cepat
kepada para pelanggannya. Luasnya pasar internet yang dapat dijangkau
oleh perusaahaan dapat dilihat dengan adanya sebuah survey yang dilakukan
oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Dimana pada akhir
tahun 2007 jumlah pemakaian internet di Indonesia telah mencapai
25.000.000 pengguna dari total 237.512.355 penduduk Indonesia. Perkiraan
resmi dari APJII terhadap jumlah pelanggan dan pemakai internet selama ini
dan perkiraan sampai akhir tahun 2006 adalah sesuai dengan tabel berikut
ini:
93
Tabel 3.3
Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet (kumalatif)
* perkiraan s/d akhir 2007
Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2008)
Banyaknya para pengguna internet menunjukan bahwa pasar internet di
Indonesia masih sangat besar. Peluang untuk menarik perhatian pengguna
internet dapat dilakukan dengan melakukan promosi sebagai alat untuk
memperkenalkan produk kepada publik. Dengan kemajuan teknologi yang
ada, perusahaan dapat dengan mudah untuk membagi informasi mengenai
produk mereka kepada pelanggan maupun masyarakat luas. Selain itu hal ini
membuktikan bahwa masyarakat Indonesia telah membuka diri terhadap
kemajuan teknologi terutama dalam hal penggunaan internet.
94
5. Penggunaan Web sebagai portal jual beli dan pelayanan pelanggan.
Perkembangan jaman dan teknologi informasi saat ini membuka peluang
yang besar bagi setiap perusahaan untuk melakukan bisnis dengan
menggunakan jaringan internet. Hal ini sering dikenal dengan sebutan e-
Business. Banyak perusahaan melakukan kegiatan bisnisnya melalui
jaringan web dimana kegiatan yang ada dapat berupa hubungan antara
perusahaan dengan pemasok ataupun perusahaan dengan pelanggannya.
Hubungan perusahaan dengan pelanggan melalui jaringan internet dianggap
mampu meningkatkan peningkatan penjualan perusahaan. Perusahaan dapat
mengaplikasikan portal jual beli dan pelayanan yang lebih baik terhadap
pelanggan melalui jaringan internet yang ada. PT. Radiance dianggap
memiliki peluang yang besar untuk mengaplikasikan program ini karena
didukung oleh banyaknya pelanggan yang mampu untuk menggunakan
internet. Dari hasil wawancara yang ada dapat disimpulkan bahwa lebih dari
50% pelanggan PT. Radiance telah mampu untuk menggunakan internet.
Kesimpulan ini diambil oleh pihak manajemen PT. Radiance berdasarkan
pada data pelanggan yang berlokasi pada kota kota besar di Indonesia dan
adanya latar belakang pendidikan yang cukup tinggi (S1).
3.4.1.2. Ancaman
1. Banyaknya pesaing dalam industri.
Pada industri makanan ringan terdapat banyak perusahaan di dalamnya.
Banyaknya pesaing dalam industri ini merupakan suatu ancaman yang
95
sangat berarti bagi perusahaan. Adanya kesalahan atau konflik yang timbul
antara perusahaan dengan pelanggan dapat mengakibatkan pelanggan
berpindah ke perusahaan lainnya. Pesaing yang ada seperti Sari Murni,
Siantar Top, Nabati, Lucky Karya Pratama, Mulyatek Kreasi Andalan,
Home Industry dan perusahaan perusahaan lainnya. Tercatat dalam website
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI),
terdapat 303 perusahaan yang bergerak dalam industri makanan dan
minuman yang terdaftar dalam keanggotaan GAPMMI (sumber :
http://www.gapmmi.or.id/index-4.htm).
2. Adanya penggunaan IT pada perusahaan pesaing.
Para pesaing utama PT. Radiance telah menggunakan kemajuan teknologi
informasi untuk memperoleh keunggulan kompetitif di pasar. Hal ini
terbukti dengan adanya penggunaan jejaringan internet sebagai salah satu
kegiatan promosi mereka. Perusahaan perusahaan seperti Siantar Top,
Nabati, dan Sari Murni menyediakan website sebagai gerbang informasi
terhadap produk mereka serta digunakan sebagai portal untuk menerima
masukan dari para pelanggannya. Penggunaan website dapat memberi
keunggulan tersendiri bagi perusahaan dalam membina hubungan yang baik
dengan pelanggannya. Adanya penggunaan web tentu memberi nilai positif
bagi perusahaan pesaing dan menjadi penilaian negatif bagi perusahaan.
96
3. Terdapat banyak produk subtitusi.
Produk substitusi yang ada dipasar dapat berpengaruh dalam pendapatan
yang diperoleh oleh perusahaan. Kecenderungan masyarakat dalam memilih
produk substitusi mengakibatkan penurunan pemesanan terhadap produk
perusahaan. Produk substitusi yang ada di pasar seperti donut, ice cream,
kentang goreng, bolu dan krupuk tradisional. Produk substitusi merupakan
salah satu ancaman tersendiri bagi perusahaan. Semakin berkembangnya
jenis produk substitusi maka ditakutkan akan berpengaruh pada penjualan
yang dilakukan oleh perusahaan.
4. Masuknya produk makanan impor.
Dengan dibukanya pintu globalisasi maka makanan impor dapat dengan
mudah masuk kepasar Indonesia. Hal ini dianggap sebagai suatu ancaman
yang serius. Para pengusaha lokal merasa dengan masuknya makanan impor
dapat mengurangi penjualan mereka. Masuknya produk makanan impor
membuat masyarakat semakin memperoleh banyak pilihan dalam memenuhi
kebutuhan mereka. Karena banyaknya produk pilihan di pasar maka akan
berpengaruh pada pembagian pangsa pasar pada industri ini.
5. Kenaikan harga gula yang merupakan bahan baku produksi.
Gula sebagai salah satu bahan baku pokok dalam industri makanan dan
minuman memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap penentuan harga
produk. PT. Radiance merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
97
dalam industri makanan ringan menggunakan gula salah satu bahan baku
utama. Adanya kecenderungan kenaikan yang terjadi pada beberapa bulan
terakhir dapat mempengaruhi produksi perusahaan. Menurut salah satu situs
negara, “Kenaikan gula semakin tidak terkendali di sejumlah daerah dengan
kenaikan bisa mencapai hingga 50%” (Sumber :
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=39
83&Itemid=29). Dari data data yang disajikan, dapat disimpulkan bahwa
gula mengalami kenaikan harga dari bulan bulan sebelumnya. Kenaikan
yang terjadi ditakutkan akan menjadi ancaman tersendiri bagi perusahaan
dalam melakukan produksi, penentuan volume pada tiap bungkus dan
penentuan harga produk itu sendiri. Hal ini dikawatirkan akan
memperngaruhi jumlah penjualan nantinya. Kenaikan harga produk atau
pengurangan volume pada tiap bungkusan akan mengakibatkan distributor
tidak mampu untuk menjual produk perusahaan pada harga eceran yang
telah diperkirakan sebelumnya.
3.4.2. Analisis Faktor Internal PT. Radiance
Analisis faktor internal pada PT. Radiance dilakukan dengan menggunakan
metode wawancara dengan pihak manajemen PT. Radiance dan analisis industri yang
telah dilakukan sebelumnya. Faktor internal dibagi menjadi dua bagian, yaitu kekuatan
(Strength) dan kelemahan (Weakness). Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan
manajemen PT. Radiance :
98
Tabel 3.4 Evaluasi Faktor Internal PT. Radiance
Strength
S1 Kualitas poduk yang baik
S2 Diversifikasi produk
S3 Harga produk yang bersaing
S4 Adanya peralatan pabrik yang memadai
S5 Jangkauan pasar yang luas
Weakness
W1 Keterbatasan dalam memberikan informasi produk kepada pelanggan
W2 Keterbatasan jaringan distribusi mengakibatkan target harga eceran tidak terpenuhi.
W3 Keterbatasan dalam memenuhi jumlah pesanan pelanggan
W4 Keterbatasan dalam memenuhi keinginan pelanggan
W5 Kurangnya dana untuk melakukan promosi
3.4.2.1. Kekuatan
1. Kualitas produk yang baik.
PT. Radiance menawarkan produk makanan ringan dengan kualitas yang
baik. Pengukuran kualitas pada umumnya diukur melalui rasa makanan itu
sendiri dan daya tahannya. Makanan ringan hasil produksi yang ada telah
terbukti memiliki kualitas yang baik dikarenakan produk PT. Radiance telah
mampu menembus pasar internasional dengan melakukan ekspor ke
beberapa negara diantaranya, Korea, Malaysia, Arab Saudi dan beberapa
negara lainnya. Dengan adanya kegiatan ekspor ini maka dengan sendirinya
kualitas produk PT. Radiance telah memenuhi standar ekpsor dan dengan
kata lain kualitas produk telah terjamin.
99
2. Diversifikasi produk.
Kegiatan produksi yang dilakukan PT. Radiance tidak hanya bergerak pada
satu jenis makanan ringan tertentu saja. PT. Radiance telah menerapkan
diversifikasi terhadap produknya. Kegiatan produksi pada awalnya hanya
pada jenis snack kemudian berkembang menjadi cokelat, jelly, wafer dan
mie. Selain itu disetiap jenis produksinya PT. Radiance menawarkan
beraneka ragam merek dagang yang dapat menjadi pilihan bagi para
pelanggan. Pelanggan dapat dengan mudah memilih jenis snack dengan rasa
yang kiranya laku dipasaran ataupun pelanggan dapat memilih beraneka
ragam jelly dengan harga yang sesuai dengan keinginan pasar di daerah
setempat. Banyaknya ragam produk menjadi keunggulan tersendiri bagi
perusahaan.
3. Harga produk yang bersaing.
PT. Radiance tidak hanya sekedar memperhatikan kualitas produknya saja.
PT. Radiance melihat adanya kebutuhan pasar akan makanan ringan dengan
harga yang terjangkau. Dengan ketatnya persaingan di industri makanan
ringan maka PT. Radiance mencoba mengambil posisi pasar dengan
menetapkan harga sebagai salah satu keunggulan dalam persaingan. Hal ini
dapat dilihat dengan harga eceran yang ditawarkan oleh PT. Radiance. Pada
umumnya produk PT. Radiance memiliki kisaran harga eceran pada level
Rp. 500 sampai dengan Rp. 1000 per satuan produknya. Harga eceran ini
dimaksudkan bahwa pengecer terakhir akan menjual produk PT. Radiance di
100
pasar dengan harga tersebut. Harga produk yang mampu beradaptasi dengan
pasar memberi kekuatan tersendiri bagi perusahaan untuk tetap mampu
bersaing di dalam industri makanan ringan ini.
4. Adanya peralatan pabrik yang memadai.
Untuk saat ini PT. Radiance telah memiliki peralatan pabrik yang dianggap
mampu memenuhi pemesanan yang ada. Peralatan pabrik baik dari peralatan
untuk menggoreng snack, meracik bumbu, mencetak bungkusan dan
kegiatan produksi lainnya sampai saat ini telah memenuhi segala pemesanan
yang masuk. Dengan tersedianya peralatan pabrik yang memadai,
perusahaan yakin mampu memenuhi besarnya permintaan pelanggan
terhadap produk PT. Radiance. Perusahaan meyakini dengan terpenuhinya
permintaan pelanggan maka tingkat kepuasan pelanggan akan semakin baik
dan loyalitas pelanggan diharapkan akan semakin bertumbuh.
5. Jangkauan pasar yang luas.
PT. Radiance memiliki beberapa pelanggan yang bertindak sebagai
wholesaler. Wholesaler ini pada umumnya bertindak untuk memasarkan
produk PT. Radiance pada daerah tertentu. Produk produk PT. Radiance
tersebar luas baik di wilayah nasional maupun wilayah internasional. Di
wilayah nasional sendiri produk produk PT. Radiance telah menjangkau
wilayah Pulau Jawa ( Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Surabaya, Cirebon,
dan Bogor), Pulau Sumatera ( Pekanbaru, Palembang, Padang, dan
101
Lampung), Pulau Kalimantan (Pontianak dan Banjarmasin), Pulau Sulawesi
(Makasar, Palu dan Manado), Pulau Irian dan Pulau Bali. Sedangkan
jangkauan wilayah internasional meliputi Korea, Malaysia dan Arab Saudi.
Luasnya jangkauan produk PT. Radiance dianggap sebagai keunggulan bagi
perusahaan karena dengan besarnya jangkauan wilayah yang ada,
perusahaan berharap mempu untuk meningkatkan pendapatannya melalui
peningkatan pemesanan akan produk perusahaan.
3.4.2.2. Kelemahan
1. Keterbatasan dalam memberikan informasi produk kepada pelanggan.
Perusahaan dianggap masih belum mampu memberikan informasi yang
cukup bagi para pelanggan jika ada produk baru. Dengan jumlah pelanggan
yang cukup besar, sering kali beberapa pelanggan tidak mendapat informasi
dari perusahaan. Penyampaian informasi pada umumnya dilakukan melalui
jaringan telepon. Hal ini sering tidak mendapat perhatian dari pelanggan
karena pelanggan memiliki kesibukan khusus dan sebagian merasa kurang
nyaman berinteraksi melalui telepon. Penyampaian promosi biasa tidak
dilakukan secara berkala sehingga terkadang pelanggan merasa kesulitan
untuk mengambil tindakan terhadap produk PT. Radiance.
102
2. Keterbatasan jaringan distribusi mengakibatkan target harga eceran tidak
terpenuhi.
Perusahaan tidak melakukan kerjasama dengan jaringan distribusi tertentu,
seperti ekspedisi untuk muatan kapal laut ataupun muatan darat. Bagi para
distributor yang berada di luar pulau, untuk mengirim barang ke daerah
masing masing menggunakan ekspedisi yang telah ditentukan oleh
distributor bersangkutan. Harga pengiriman barang untuk daerah Indonesia
Timur cukup mahal sehingga berakibat pada melesetnya harga eceran pada
daerah daerah Indonesia Timur. Harga modal pada daerah Indonesia Timur
lebih mahal dibanding daerah lain diakibatkan adanya perbedaan biaya
pengiriman. Jika dibandingkan dengan perusahaan perusahaan pesaing yang
memiliki jaringan distribusi sendiri atau memiliki kerjasama khusus dengan
pihak pengiriman maka hal ini dianggap menjadi suatu kelemahan yang
cukup signifikan dan memiliki dampak pada penjualan bagi wilayah
Indonesia Timur.
3. Keterbatasan dalam memenuhi jumlah pesanan pelanggan.
Adanya jumlah pesanan yang beraneka ragam mengakibatkan perusahaan
tidak berani untuk melakukan penyimpanan bahan baku untuk satu merek
dagang tertentu. Perusahaan cenderung mengalami kesulitan produksi ketika
terjadi lonjakan pesanan yang besar terhadap satu merek dagang tertentu.
Hal ini sering berakibat ketika terjadi lonjakan pesanan yang dilakukan oleh
pelanggan maka perusahaan cenderung mengirim sebagian dari total
103
pesanan yang diminta oleh pelanggan. Sebagai contoh ketika pada umumnya
pelanggan Manado melakukan pesanan snack O’Ring sebesar 500 karton
dan kemudian pada periode tertentu terjadi lonjakan pemesanan menjadi
1000 karton maka pada umumnya perusahaan hanya mampu memenuhi
sekitar 700 karton saja. Permasalahan ini dianggap dapat mengecewakan
pelanggan.
4. Keterbatasan dalam memenuhi keinginan pelanggan.
Dalam hal tertentu pelanggan merasa spesifikasi produk perusahaan belum
tepat bagi pasar daerah setempat. Perbedaan ini dapat dilihat dari kombinasi
bumbu, kuantitas volume produk, besarnya bungkusan dan hadiah yang
ditawarkan oleh perusahaan pada tiap satuan produk. Bagi daerah pemasaran
tertentu kuantitas volume produk bukan merupakan hal yang penting
sehingga diharapkan produk lebih mengutamakan hadiah yang diberikan.
Sedangkan untuk daerah lain mungkin terjadi pendekatan yang berlawanan.
Perusahaan membuka diri jika ada pesanan khusus dari pelanggan terhadap
produk mereka. Pelanggan diberi kesempatan untuk mengatur faktor faktor
diatas. Akan tetapi dalam prakteknya di lapangan, proses untuk mengatur
komposisi produk sehingga sesuai dengan keinginan pelanggan
membutuhkan waktu yang lama. Pada umumnya permintaan ini akan
dilakukan jika pelanggan datang ke perusahaan dan memberi masukan
kepada manajer penjualan. Kemudian dilakukan berbagai pertimbangan dan
kesepakatan dengan pelanggan baik dari segi harga maupun kuantitas
104
pemesanan, dimana kegiatan ini memerlukan proses yang cukup panjang.
Sebagai catatan perusahaan tidak selalu mampu untuk melakukan
persetujuan semacam ini. Hal ini hanya dilakukan untuk produk tertentu dan
pelanggan tertentu saja. Karena persetujuan seperti ini sangat sulit untuk
mencapai suatu kesepakatan maka sering kali pelanggan merasa bahwa
komposisi produk yang ditawarkan perusahaan belum merupakan komposisi
yang terbaik dan pada dasarnya masih mampu untuk dikembangkan
sehingga mencapai komposisi yang diinginkan pada daerah pemasaran
tertentu.
5. Kurangnya dana untuk melakukan promosi.
Pelanggan utama PT. Radiance yang pada umumnya merupakan wholesaler
merasa bahwa produk yang ditawarkan oleh PT. Radiance kurang
diperkenalkan secara umum pada publik. Tidak adanya kegiatan promosi
melalui media masa seperti televisi, radio maupun pada jaringan internet
mengakibatkan kurangnya image yang baik pada produk perusahaan dalam
pandangan masyarakat luas. Hal ini terjadi karena hampir sebagian besar
pesaing telah melakukan promosi melalui media masa terutama televisi. Hal
ini tentu saja mengurangi daya saing produk PT. Radiance dibanding dengan
produk para pesaingnya. Perusahaan tidak memiliki budget khusus untuk
melakukan promosi pada media masa seperti pada televisi dan internet.
Pelanggan merasa iklan pada media masa seperti televisi akan meningkatkan
penjualan di pasar. Pengenalan produk perusahaan pada masyarakat umum
105
diperlukan agar masyarakat mengenal dengan baik adanya eksistensi
perusahaan di industri makanan ringan atau biasa disebut dengan
peningkatan Brand Awareness.
3.4.3. Matriks EFI dan EFE
Berikut ini merupakan matriks EFI dan EFE dari hasil analisis faktor eksternal
dan internal yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak Manajemen PT.
Radiance, kemudian diberikan pembobotan berdasarkan pada metode berpasangan
(pairwise) :
Tabel 3.5 Matriks Evaluasi Faktor Internal
Strengths Bobot IFE
Peringkat Nilai IFE
S1 Kualitas poduk yang baik 0.106 4 0.424 S2 Diversifikasi produk 0.022 3 0.066 S3 Harga produk yang bersaing 0.184 4 0.736 S4 Adanya peralatan pabrik yang
memadai 0.031 3 0.093
S5 Jangkauan pasar yang luas 0.212 4 0.848 Sub total 0.555 2.167
Weaknesses
W1 Keterbatasan dalam memberikan informasi produk kepada pelanggan
0.077 2 0.154
W2 Keterbatasan jaringan distribusi mengakibatkan target harga eceran tidak terpenuhi.
0.017 2 0.034
W3 Keterbatasan dalam memenuhi jumlah pesanan pelanggan
0.249 1 0.249
W4 Keterbatasan dalam memenuhi keinginan pelanggan
0.070 2 0.140
W5 Kurangnya dana untuk melakukan promosi
0.032 2 0.064
Subtotal 0.445 0.641
TOTAL 1.000 2.808 Sumber : Wawancara Manajer Pemasaran PT. Radiance (2009)
106
Keterangan : Peringkat 1 = Faktor sangat lemah Peringkat 2 = Faktor lemah
Peringkat 3 = Faktor kuat Peringkat 4 = Faktor sangat kuat
Tabel 3.6 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
Opportunities Bobot
EFE
Peringkat Nilai
EFE
O1 Industri makanan ringan memiliki tingkat pendapatan yang cukup besar
0.110 4 0.440
O2 Adanya pertumbuhan pada industri makanan
0.086 4 0.344
O3 Potensi pasar yang masih luas 0.165 3 0.495 O4 Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi 0.026 3 0.078
O5 Penggunaan Web sebagai portal jual beli dan pelayanan pelanggan
0.037 1 0.037
Subtotal 0.424 1.394 Threats
T1 Banyaknya pesaing dalam industri 0.182 4 0.728 T2 Adanya penggunaan IT pada
perusahaan pesaing 0.032 3 0.096
T3 Terdapat banyak produk subtitusi 0.296 4 1.184 T4 Masuknya produk makanan impor 0.044 3 0.132 T5 Kenaikan harga gula yang merupakan
bahan baku produksi 0.022 2 0.044
Subtotal 0.576 2.184
TOTAL 1.000 3.578 Sumber : Wawancara Manajer Pemasaran PT. Radiance (2009)
Keterangan : Peringkat 1 = Respons dibawah rata rata
Peringkat 2 = Respons rata rata Peringkat 3 = Respons diatas rata rata
Peringkat 4 = Respons sangat bagus
107
Berdasarkan hasil perhitungan evaluasi faktor internal (EFI) dan evaluasi faktor
eksternal (EFE), diperoleh total nilai EFI sebesar 2,808. Hal ini menunjukan bahwa PT.
Radiance memiliki posisi internal yang kuat (diatas 2,50). Nilai total EFE sebesar 3,578,
menunjukan bahwa PT. Radiance memiliki respons yang baik terhadap peluang dan
ancaman yang ada dalam industri saat ini (diatas 2,50).
Jika dilihat dari nilai bobot yang disajikan pada Tabel 3.5 maka dapat
disimpulkan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan secara
signifikan jika dilihat dari faktor internal adalah jangkauan pasar yang luas dengan
bobot 0,212 sebagai kekuatan dalam perusahaan dan keterbatasan dalam memenuhi
pesanan pelanggan dengan bobot 0,249 sebagai kelemahan dalam perusahaan.
Jika dilihat dari nilai bobot yang disajikan pada Tabel 3.6 maka dapat
disimpulkan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan secara
signifikan dengan lingkungan eksternal adalah potensi pasar yang masih luas dengan
bobot 0,165 sebagai peluang yang masih terbuka bagi perusahaan dan terdapat banyak
produk substitusi dengan bobot 0,296 sebagai ancaman bagi perusahaan.
3.4.4. Matriks Internal – Eksternal (Matriks IE)
Hasil analisis kondisi internal – eksternal yang diperoleh dengan nilai EFI
sebesar 2,808 dan nilai EFE sebesar 3,578 dapat dituangkan kedalam matriks IE.
Berikut merupakan matriks IE yang didapat dari analisis faktor internal dan eksternal :
108
Nilai IFE
Kuat Rata-Rata Lemah 3.0 - 4.0 2.0 - 2. 99 1.0 - 1.99 4 3 2 1
Nilai EFE
Tinggi 3
I II III 3.0 - 4.0
Sedang 2
IV V VI 2.0 - 2.99
Rendah VII VIII IX 1.0 - 1.99 1
Keterangan : sel I, II, IV = tumbuh dan membangun sel III, V, VII = menjaga dan mempertahankan sel VI, VIII, IX = panen atau divestasi Sumber : ( David, 2009, p344)
Gambar 3.4 Matriks Internal-Eksternal PT.Radiance
Berdasarkan matriks internal – eksternal (matriks IE) diatas dapat diketahui
bahwa PT. Radiance berada pada posisi II yaitu tumbuh dan membangun, serta berada
pada kondisi internal rata rata dan kondisi eksternal yang tinggi. Untuk itu, rekomendasi
yang diperoleh bagi PT. Radiance adalah melakukan strategi intensif (penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi
kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal).
3.4.5. Matriks SWOT
Berikut ini adalah matriks SWOT dari hasil analisis faktor internal dan faktor
eksternal :
109
Tabel 3.7 Matriks SWOT PT. Radiance Strength (S)
1. Diversifikasi produk. 2. Kualitas poduk yang baik. 3. Harga produk yang bersaing. 4. Adanya peralatan pabrik yang
memadai. 5. Jangkauan pasar yang luas.
Weaknesses (W)
1. Keterbatasan dalam memberikan informasi produk kepada pelanggan.
2. Keterbatasan jaringan distribusi mengakibatkan target harga eceran tidak terpenuhi.
3. Keterbatasan dalam memenuhi jumlah pesanan pelanggan.
4. Keterbatasan dalam memenuhi keinginan pelanggan.
5. Kurangnya dana untuk melakukan promosi.
Opportunities (O)
1. Industri makanan ringan
memiliki tingkat pendapatan yang cukup besar.
2. Adanya pertumbuhan pada industri makanan.
3. Potensi pasar yang masih luas.
4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.
5. Penggunaan Web sebagai portal jual beli dan pelayanan pelanggan.
Strategi SO 1. Meningkatkan target
penjualan sebesar 20% (S1, S2, S3, O1, O2, O3)
2. Meningkatkan jumlah produksi sebesar 20% (S4, S5, 01, O2, O3).
3. Merancang sistem yang terintegrasi diseluruh divisi fungsional perusahaan (S4, O4)
Strategi WO 1. Melakukan periklanan pada
media masa seperti televisi, radio, dan majalah (W1, W5, O3, O4).
2. Melakukan inovasi dengan membuat dan mengelola situs web berbasis eCRM (W1, W3, W5, O3, O4, O5).
3. Membuka cabang perusahaan di wilayah Indonesia Tengah (W2, W4, O2, O3)
Threats (T) 1. Banyaknya pesaing dalam
industri. 2. Adanya penggunaan IT pada
perusahaan pesaing. 3. Terdapat banyak produk
subtitusi. 4. Masuknya produk makanan
impor. 5. Kenaikan harga gula yang
merupakan bahan baku produksi.
Strategi ST 1. Menjaga kualitas produk dan
penekanan terhadap harga jual (S2, S3, T1, T3, T4).
2. Melakukan strategi penetapan harga yang baru dengan memperhitungkan alternatif bahan baku selain gula dengan tetap menjaga kualitas produksi (S2, S3, S4 , T3, T5)
3. Menerapkan sistem berbasis web yang menjangkau seluruh pasar dalam industry untuk memperoleh keunggulan kompetitif (S4, S5, T1, T2, T3).
Strategi WT 1. Membuka gerbang
informasi yang uptodate melalui sebuah situs web yang berbasis eCRM (W1, T1, T2, T3).
2. Melakukan periklanan pada media masa seperti televisi, radio, dan majalah (W1, W5, T1, T3).
3. Melakukan integrasi sistem yang baik pada setiap divisi fungsional dan juga dengan para pemasok (W3, T2, T3).
110
Analisis dari matriks SWOT diatas, banyak didominasi pilihan strategi
penetrasi pasar yaitu dengan cara memanfaatkan teknologi berbasis web untuk
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan promosi untuk meningkatkan brand
awareness kepada masyarakat umum. Strategi lainnya berupa pengembangan terhadap
produk baik yang sudah ada maupun produk dengan merek dagang baru, dan
pengembangan pasar dalam industri makanan ringan ini.
3.5. Permasalahan yang Dihadapi
Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Radiance saat ini :
1. Ketidakmampuan dalam melakukan follow up kepada semua pelanggan
berhubungan dengan masalah pemesanan ulang. Pemesanan ulang biasa
ditugaskan kepada bagian marketing. Jika bagian marketing memiliki job
desk yang cukup banyak maka tugas follow up ini akan terabaikan.
2. Pelanggan merasa tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai
produk perusahaan dengan hanya sekedar dijelaskan spesifikasinya melalui
telepon. Pelanggan menganggap bahwa penjelasan melalui telepon tidak
dapat menggambarkan kelebihan dari produk itu. Pelanggan bahkan merasa
bahwa tampilan produk pun disampaikan secara imaginative. Pelanggan
membutuhkan gambaran tentang produk lebih jelas lagi dengan spesifikasi
dan bentuk dan gambar pada bungkus yang spesifik.
3. Ketidakmampuan dalam memberikan informasi informasi yang penting bagi
seluruh pelanggan. Informasi yang penting seperti kegiatan khusus yang
dilakukan oleh perusahaan tidak dapat disampaikan kepada pelanggan secara
111
menyeluruh. Dalam prosesnya ada beberapa pelanggan yang terlupakan. Hal
ini menimbulkan kekecewaan kepada pelanggan yang tidak mendapatkan
informasi akibat kelalaian perusahaan.
4. Perusahaan tidak memberikan konfirmasi mengenai status pemesanan
pelanggan yang pending dikarenakan produk masih harus diproduksi. Ketika
produk yang dipesan pelanggan setelah dicek tidak terdapat stock yang
mencukupi, pelanggan sering tidak mendapat informasi dari pihak
perusahaan kalau barang yang dipesan tidak mencukupi. Pada umumnya
perusahaan hanya mengirim produk yang masih tersedia stocknya sesuai
dengan pesanan yang ada.
5. Pelanggan merasa bahwa rekomendasi produk yang diberikan oleh
perusahaan sering kali tidak tepat sasaran atau tidak sesuai dengan keadaan
daerah distribusi pelanggan.
6. Kurangnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Pengenalan
produk kepada masyarakat luas sangatlah minim. Pelanggan mengaharapkan
adanya penyampaian produk kepada masyarakat melalui media tertentu.
Dengan harapan masyarakat mengenal produk perusahaan.
3.6. Identifikasi Kebutuhan
Berdasarkan penjelasan permasalahan yang dihadapi, analisis sistem berjalan,
analisis lingkungan industri, analisis internal – eksternal dan analisis SWOT, maka
diperlukan usulan yang tepat untuk peningkatan kinerja bisnis PT. Radiance, yaitu :
112
1. Membangun sistem yang terintegrasi dan mampu menjembatani hubungan
antara perusahaan dengan pelanggan.
2. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan sebagai salah satu faktor yang
penting.
3. Membangun sistem yang mampu memudahkan proses transaksi yang ada.
4. Membangun sistem yang mampu mendukung kegiatan perusahaan dalam
melakukan promosi.
5. Memanfaatkan teknologi yang uptodate untuk memcahkan permasalahan
yang ada.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diusulkan aplikasi eCRM untuk
meningkatkan interaksi dan hubungan baik dengan pelanggan, serta memperoleh
pelanggan baru; yang mencakup pemasaran, penjualan dan layanan tanpa terbatas oleh
ruang dan waktu. Secara umum fasilitas yang aka nada dalam eCRM adalah sebagai
berikut :
1. Informasi yang uptodate bagi masyarakat umum dan pelanggan yang telah
menjadi distributor mengenai perusahaan, detail produk, produk terlaris, dan
promosi sebagai bagian yang ditawarkan oleh pihak PT. Radiance.
2. Pendaftaraan keanggotaan distributor secara online.
3. Menyediakan fasilitas belanja online sehingga memudahkan pelanggan untuk
melakukan berbagai macam transaksi.
4. Menyediakan fasilitas shopping cart untuk memudahkan transaksi secara
online.
113
5. Menyediakan fasilitas order status untuk menampilkan status pemesanan
pelanggan, dimana pelanggan dapat melihat pesanannya telah diproses atau di
pending.
6. Fasilitas layanan berupa mengingatkan tanggal jatuh tempo pembayaran,
follow up pemesanan ulang dan informasi proses pemesanan produk.
7. Memiliki fasilitas email notification dan customer service request sebagai
sarana interaksi antara perusahaan dengan pelanggan.
8. Memiliki fasilitas call me sebagai suatu layanan yang memudahkan pelanggan
jika ada masalah yang terjadi.
9. Fasilitas pendukung bagi admin untuk memproses transaksi dan
memperbaharui informasi dalam website.
10. Menyediakan halaman web khusus bagi masyarakat umum diluar pelanggan
sebagai salah satu sarana promosi, dengan menampilkan penjelasan yang
detail mengenai produk perusahaan.