7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sanitasi
2.1.1 Pengertian Sanitasi
Menurut Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta (2015),
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
lingkungan dari subjeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk keperluan
mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak dibuang sembarangan
(Depkes RI, 2004). Batasan pengertian sanitasi menurut WHO adalah
pengawasan penyediaan air minum masyarakat, pembuangan tinja dan air limbah,
pembuangan sampah, vektor penyakit, kondisi perumahan, penyediaan dan
penanganan makanan, kondisi atmosfer dan keselamatan lingkungan kerja.
Sedangkan menurut pengertian umum, sanitasi adalah pencegahan penyakit
dengan mengurangi atau mengendalikan faktor – faktor lingkungan fisik yang
berhubungan dengan rantai penularan penyakit. Pengertian lain dari sanitasi adalah
upaya pencegahan penyakit melalui pengendalian faktor lingkungan yang menjadi
mata rantai penularan penyakit. Sanitasi sering juga disebut dengan sanitasi
lingkungan dan kesehatan lingkungan, sebagai suatu usaha pengendalian semua
faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan dapat menimbulkan
hal-hal yang mengganggu perkembangan fisik, kesehatannya ataupun kelangsungan
hidupnya
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
8
Sedangkan menurut Azwar (2000:9-10), Sanitasi adalah usaha kesehatan
masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai factor
lingkungan yang memengaruhi atau mungkin memengaruhi derajat kesehatan
manusia. Jadi lebih mengutamakan usaha pencegahan terhadap berbagai faktor
lingkungan, sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit dapat dihindar.
Sedangkan pekerjaan lingkungan yang berkaitan dengan sanitasi ini, WHO
telah merekomendasikan ruang lingkup kesehatan lingkungan yang mencakup 17
upaya-upaya sebagai berikut :
1. Penyehatan/pengadaan air bersih
2. Pengendalian pencemaran air (water pollution control)
3. Pengelolaan air limbah (waste treatment)
4. Pengelolaan sampah/ limbah padat(solid waste management)
5. Pengendalian vektor penyakit (vector control)
6. Pengendalian hama terpadu
7. Pencegahan dan pengawasan pencemaran tanah oleh faktor lingkungan biologis
dan kimia, higienis dan sanitasi makanan(food hygien)
8. Pencegahan dan pengendalian pencemaran udara(control air pollution)
9. Pencegahan dan pengendalian pencemaran radiasi (radiation control)
10. Kesehatan kerja (occupational health)
11. Pengendalian kebisingan/ suara (noise control)
12. Perbaikan perumahan dan sistem pemukiman (housing and settlement)
13. Perencanaan perkotaan dan pembangunan wilayah(urban and region planning)
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
9
14. Pengembangan aspek kesehatan lingkungan pola ecosystem udara, laut, dan lalu
lintas darat
15. Pencegahan kecelakaan (accident prevention)
16. Pembinaan dan pengawasan lingkungan tempat-tempat rekreasi dan pariwisata,
sanitasi yang dikaitkan dengan epidemik, kedaruratan, bencana alam, migrasi
penduduk lainnya
17. Pengembangan sistem pengukuran dan standarisasi yang dibutuhkan untuk
memberikan jaminan informasi akan perlindungan lingkungan yang dapat
dinyatakan bebas dan segala resiko bagi kesehatan.
2.1.2 Manfaat dan Pentingnya Sanitasi
Manfaat dari aktivitas menjaga sanitasi di lingkungan kita, adalah (Sutomo,
dkk, 2013) :
1. Pencegahan terhadap penyakit menular
2. Pencegahan terhadap kecelakaan
3. Pencegahan terhadap timbulnya bau yang tidak sehat
4. Mencegah terjadinya pencemaran
5. Menurunkan frekuensi timbulnya penyakit
6. Lingkungan menjadi sehat bersih dan nyaman
2.2 Tempat-Tempat Umum
Tempat –tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak berkumpul
untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun secara terus menerus.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
10
Mengingat banyaknya orang-orang yang akan berkumpul dan akan melakukan
suatu kegiatan berarti akan meningkatkan juga hubungan/kontak antara orang yang
satu degan yang lain, berarti kemungkinan terjadinya penularan penyakit baik secara
langsung atau tidak langsung yaitu melalui perantara (berupa benda, alat-alat yang
dipergunakan untuk melakukan kegiatan) akan lebih meningkat.(Alia, 2012)
Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi
lingkungan antara lain tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara
komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat
layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi, tempat umum
yang semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional atau
swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan, atau tempat pangkas rambut, panti
pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek
wisata dan lain-lain (Santoso, 2015).
Untuk dapat menetapkan dan membedakan apakah sebuah tempat termasuk
golongan umum atau bukan, maka ditetetapkan batas-batas ketantuan yang disebut
“kriteria”. Kriteria tempat-tempat umum sebagai berikut (Santoso, 2015) :
1. Tempat tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum bukan masyarakat
khusus.
2. Ada tempat dan kegiatan permanen.
3. Di dalam tempat tersebut dilakukan kegiatan atau aktivitas yang dapat
menimbulkan terjadinya penularan penyakit, penyakit akibat kerja, dan
kecelakaan.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
11
4. Di dalam tempat tersebut terdapat fasilitas atau perlengkapan yang dapat
menimbulkan penyakit atau kecelakaan.
Apabila sebuah perusahaan telah memenuhi kriteria tersebut, maka dapat
digolongkan sebagai tempat umum/ public place. Setiap public place dikenakan
peraturan-peraturan yang berlaku untuk tempat umum, serta dikenakan sanksi hukum
yang berlaku bila tidak memenuhi persyaratan. Sansi hukum dapat berupa :
a. Peringatan-peringatan ( Reprimant)
b. Hukuman ( Penalty)
Umumnya peringatan yang ke III ( tiga) merupakan hukuman salam bentuk
larangan mengadakan operasional selanjutnya yang disertai pencabutan izin usaha.
Usaha pengawasan dan peningkatan sanitasi tempat-tempat umum di dalam
pelaksanaanya perlu mempertimbangkan beberapa aspek pendekatan agar program
yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. Aspek pendekatan yang dipergunakan
sehubungan dengan penyelenggaraan tersebut mencakup :
a. Aspek teknis
b. Aspek sosial ekonomi
c. Aspek administrasi manajemen.
2.3 Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan ialah sekelompok bangunan komersial dalam satu kesatuan
yang dibangun di atas suatu tapak yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki dan
dikelola sebagai satuan unit operasi, yang saling berhubungan dalam lokasi, ukuran
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
12
dan tipe-tipe toko pada areal perdagangan yang dilayani. Unit tersebut menyediakan
tempat parkir yang berhubungan dengan tipe dan ukuran toko.
Sedangkan menurut kamus tata ruang, pusat perbelanjaan adalah sejumlah
gedung pertokoan yang merupakan pusat penjualan berbagai jenis barang dagangan
atau sekelompok perusahaan perdagangan yang direncanakan, dibangun, dimiliki dan
dikelola sebagai suatu unit atau kesatuan bagi daerah perdaganganyang dilayaninya.
(Rahcmani, dkk, 2010).
2.3.1.Jenis-Jenis Pusat Perbelanjaan (Firmansyah,2008) :
2.3.1.1. Mal
Mal adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa
bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan-jalan
yang teratur sehingga berada diantara antar toko-toko kecil yang saling berhadapan.
Karena bentuk arsitektur bangunannya yang melebar luas, umumnya sebuah mal
memiliki tiga lantai. Jika di tinjau dari lokasi, mal sebenarnya diperuntukkan berada
didekat lokasi perumahan. Karena itulah bangunan melebar, karena dalam pada
umumnya lokasi yang dekat perumahan ini, harga tanah relatif lebih murah daripada
pembangunan sebuah plaza, yang berada di lokasi pusat kota.
Kehadiran sebuah Mal di tempat tertentu mempunyai daya tarik terhadap
konsumen atau pasar yang telah ditentukan. Sebuah Mal adalah bangunan umum atau
publik yang diperuntukkan bagi calon pembeli dengan pengudaran buatan yang
menciptakan suasana nyaman dan lingkungan yang kering serta memiliki berbagai
macam toko dengan luasan serta jenis benda dan layanan yang bisa diperjualbelikan.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
13
Menambah daya tarik dengan menyediakan berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan
rumah tangga, bisnis, pendidikan, makanan, bank, buku hingga asuransi.
2.3.1.2. Plaza
Plaza adalah sebuah kata dari bahasa Spanyol yang berhubungan dengan
“lapangan” yang menggambarkan tempat terbuka untuk umum (ruang publik) di
perkotaan, seperti misalnya lapangan atau alun-alun. Di Indonesia, Plaza atau Town
Square adalah pusat perbelanjaan yang secara arsitektur adalah bangunan yang
dirancang tinggi, memilki lebih dari tiga lantai. Sebuah plaza umumnya dibangun
dengan pilihan lokasi pusat kota, karena itulah bangunannya mengutamakan banyak
lantai ( tinggi), dengan tujuan untuk menghemat tempat. Contoh sebuah plaza adalah
Plaza Millennium.
Didalam sebuah plaza, penyewa besar (anchor tenant) terbatas dalam jumlah,
paling banyak dua. Plaza umumnya memilki atrium di lantai bawah. Atrium memilki
daya tarik tersendiri pada sebuah Plaza, selain sebagai meeting point utama, atrium
sering berfungsi sebagai ruang yang mewadahi kegiatan-kegiatan temporer seperti
kegiatan exhibition atau pameran dari berbagai penyelenggara.
2.3.2. Tujuan Pusat Perbelanjaan
Adapun tujuan pusat perbelanjaan adalah sebagai berikut ( Rahcmani,dkk,2010) :
1. Melayani masyarakat sebagai konsumen dengan baik dan menyediakan
barang dan jasa yang sebanding dengan kebutuhan konsumen.
2. Dari segi yang lebih luas pusat perbelanjaan bertujuan untuuk menghidupkan
kota dan lingkungan.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
14
2.3.3. Fungsi Pusat Perbelanjaan
Fungsi pusat perbelanjaan yaitu:
1. Sebagai tempat transaksi penjualan barang dan jasa serta penyebarannya, dan
lebih dari itu adalah sebagai tempat rekreasi
2. Sebagai titik fokus kehidupan sosial masyarakat sekitarnya
3. Sebagai tempat potensial untuk dikunjungi wisatawan domestik dan
mancanegara.
2.4 Sanitasi Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan merupakan salah satu tempat umum yang santai dan
kebersihannya harus diperhatikan .pusat perbelanjaan merupakan suatu tempat yang
banyak orang atau masyarakat umum datang untuk berbelanja dengan suatu bentuk
kegiatan pasar yang dikelola secar besar seperti department store atau Plaza. Berikut
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak pusat perbelanjaan.
1. Persyaratan Air Bersih
a. Harus memiliki persediaan air bersih yang memenuhi syarat dan mencukupi
kebutuhan
b. Sumber air harus dijaga dari pencemaran
c. Paling sedikit setiap 6 bulan diambil sampel untuk pemeriksaan di
laboratorium
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 907 tahun 2002 tentang
syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, air bersih harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
15
1. Fisik
Air yang akan dimanfaatkan sebaiknya tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak
berbau. Setiap air bersih harus memenuhi ketiga persyaratan fisik air bersih
tersebut.
2. Bakteriologis
Untuk menggunakan air bersih, air tersebut harus bebas dari kuman yang
dapat mengganggu kesehatan. Air bersih yang akan dimanfaatkan sebaiknya
berada jauh dari sumber pencemar yang mengandung banyak kuman penyakit
seperti sumber air berada jauh dari pembuangan kotoran manusia.
3. Kimia
Untuk menjaga kesehatan, sebaiknya air bersih juga harus bebas dari bahan
kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
4. Radioaktifitas
Dalam penggunaan air bersih kadar radioaktif yang diperbolehkan adalah
Gross alpha activity (0,1 Bq/L) dan Gross beta activity (1 Bq/L).
2. Persyaratan Pembuangan Sampah
a. Disetiap toko harus tersedia tempat atau wadah penampungan sampah
sementara yang tertutup, kedap air dan dengan jumlah yang cukup
b. Disetiap blok harus tersedia tempat pengumpulan sampah yang tertutup,
kedap air, dan mudah diangkut
c. Pengambilan atau pembuangan sampah harus dilakukan setiap hari agar
sampah tidak menumpuk
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
16
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hyigiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran mengatakan bahwa persyaratan tempat sampah adalah sebagai
berikut :
1. Sampah harus diangkut setiap 24 jam.
2. Di setiap tempat yang berpotensi menghasilkan sampah harus terdapat tempat
sampah.
3. Tempat sampah terbuat dari bahan yang kedap air, mudah dibersihkan, tahan
karat, dan mempunyai tutup.
Pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah sementaradisumbernya
baik individual maupun komunal. Jenis-jenis tempat sampah yangbiasa digunakan
untuk menampung sampah antara lain adalah :
a. Kantong plastik
b. Keranjang sampah
c. Tong/Drum sampah
d. Bak sampah
3. Persyaratan Pembuangan Kotoran Manusia
a. Harus tersedia jamban yang memenuhi syarat (1 jamban tipe leher angka
untuk 60 orang pria)
b. Harus tersedia peturasan yang memenuhi syarat (1 peturasan untuk 60
pengunjung pria )
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
17
c. Harus dipasang tanda yang jelas untuk membedakan antara jamban pria
dengan wanita
Sedangkan menurut Kementerian Kebudayaan Pariwisata, 2004. Toilet umum
meupakan fasilitas sanitasi yang mengakomodasikan kebutuhan membuang hajat
yang digunakan oleh masyarakat umum, tanpa membedakan usia maupun jenis
kelamin dari pengguna tersebut.
Persyaratan Ruang Toilet Umum (Prasetio, 2008) :
Persyaratan toilet umum meliputi besaran ruang, sirkulasi udara, pencahayaan,
kontruksi.
1. Besaran Ruang
Luas ruangan terdiri dari bidang-bidang datar yaitu: Lantai, adalah ukuran luas
yang ditentukan oleh gerakan dan kelengkapan secara horizontal. Dinding adalah
ukuran isi dan ketinggian ruang yang ditentukan oleh gerakan dan kelengkapan secara
vertikal. Sedangkan atap berada pada posisi ketinggian dinding dengan penentuan
besaran minimal yang dapat menutupi luasan ruang.
Besaran ruang untuk toilet Normal (Reguler) terbagi atas:
a. Ruang untuk buang air besar (WC)
Ukuran luas ditentukan oleh posisi buang air besar jika menggunakan kloset
duduk maupun kloset jongkok :
1) Lebar minimum 80 cm.
2) Ukuran panjang minimum 90 cm.
3) Ketinggian plafond minimum 220 cm.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
18
4) Secara teknis arsitektur diukur dari poros/as dinding, ukuran luas minimum
menjadi (P x L x T) 80 cm x 160 cm x 220 cm.
5) Ukuran yang disarankan adalah (P x Lx T) 90 cm x 160 cm x 240 cm.
b. Ruang untuk buang air kecil (Urinoir)
1) Lebar satuan untuk aktivitas buang air kecil berdiri untuk orang dewasa
minimum 70 cm dengan penyekat.
2) Ketinggian urinal minimum 40 cm.
3) Ukuran yang disarankan adalah
4) Lebar ruang urinal 80 cm.
5) Ketinggian urinal minimum 45 cm.
6) Urinal yang diperuntukan untuk anak-anak dapat digunakan jenis floor
standing atau dibuat langsung diatas lantai.
c. Ruang cuci tangan dan cuci muka (Wastafel)
Ukuran dan luas untuk ruang cuci tangan dan cuci muka, minimum adalah :
1) Lebar 80 cm.
2) Lebar bak cuci 50 cm.
3) Tinggi bak cuci 70 cm.
4) Jarak bak cuci dengan dinding 90 cm.
d. Ukuran yang disarankan adalah
1) Lebar 80 cm.
2) Lebar bak cuci 60 cm.
3) Tinggi bak cuci 80 cm.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
19
4) Jarak bak cuci denga dinding 120 cm.
2. Sirkulasi Udara
Kriteria sirkulasi udara yang memenuhi standar toilet umum antara lain:
a. Ruang toilet basah mempunyai kelembaban yang sangat tinggi (40-50%).
Pengendalian kelembapan dengan sirkulasi udara yang baik guna penyesuaian
dengan suhu luar. Dan dengan taraf pergantian udara yang baik yaitu
mencapai angka 15 air-change per-jam. (dengan suhu normal toilet 20-270
C
untuk toilet indoor).
b. Apabila posisi ruangan tidak memungkinkan untuk dibuat bukaan ventilasi,
exhaust fan dapat digunakan sebagai alternatif.
c. Akan jauh lebih baik apabila dipasang sebuah alat pengering lantai di bawah
wastafel untuk memaksimalkan usaha menjaga lantai tetap kering saat.
d. Meja untuk wastafel harus memiliki back-splash untuk mencegah tumpahan
air di dekat area wastafel.
3. Pencahayaan
Kriteria pencahayaan yang memenuhi standar toilet umum antara lain:
a. Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan.
b. Pencahayaan alami yang baik akan menghemat energi dan meningkatkan
penampilan positif sebuah toilet. pencahayaan yang buruk akan membuat
toilet nampak kusam, gelap, penuh dengan bayangan dan bahkan bisa
membuat tampak kotor.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
20
c. Iluminasi standar 100-200 lux. minimal 100 lux untuk penerangan generalnya.
4. Konstruksi Bangunan
Kontruksi bangunan toilet umum meliputi lantai, dinding, langit-langit, kloset
dan sanitary, pintu dan jendela ventilasi, dan lampu.
a. Lantai
1) Kemiringan minimum lantai 1% dari panjang atau lebar lantai.
2) Bahan finishing/pelapis lantai bisa terbuat dari ubin keramik, semen
plester/acian, atau batu alam yang tidak licin akan tetapi mudah
dibersihkan dan kuat, atau untuk alternatif bisa digunakan lantai vinyl.
(Penggunaan ubin terazzo tidak disarankan, rentan terhadap bahan kimia).
b. Dinding
1) Dinding berwarna terang sangat memudahkan kontrol kebersihan.
2) Ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis dinding gypsum tahan air atau
bata dengan lapisan tahan air.
3) Untuk alternatif bahan dinding yang lebih murah, bisa digunakan dinding
batako yang dilapisi cat tahan air.
c. Langit-langit
1) Langit-langit/plafond terbuat dari bahan lembaran-lembaran yang cukup
kaku dan rangka yang kuat, sehingga memudahkan perawatan dan tidak
mudah kotor. (bisa menggunakan kayu lapis / triplek min 3mm, calciboard,
anyaman bambu yang cukup rapat, dsb. Rangka langit-langit dapat
menggunakan kayu, bambu, ataupun besi pipa (metal hollow).
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
21
2) Apabila terdapat pipa diatas langit-langit, dibuat lubang untuk orang masuk
(man-hole) untuk memungkinkan akses yang lebih mudah untuk perawatan
dan perbaikan.
d. Kloset dan sanitari lainnya
1) Pastikan semua sanitari mempunyai bowl/leher angsa yang baik sebagai
penahan bau.
2) Sebaiknya semua saniter berwarna putih untuk memudahkan deteksi
kotoran, seperti kencing dan/ tinja.
3) Untuk toilet umum sebagai fasilitas terbatas, akan jauh lebih baik bila
setiap kloset dilengkapi dengan jet spray, washlet-eco (karena tidak semua
orang menggunakan ketas toilet) dan sistem dual flush (untuk menghemat
penggunaan air bersih).
e. Pintu dan jendela ventilasi
1) Daun pintu harus terbuat dari bahan yang tahan air, ringan dan mudah
dibersihkan.
2) Untuk tingkat penggunaan yang tinggi, seperti terminal bus atau pasar,
akan lebih baik apabila mempunyai akses masuk dengan sirkulasi
melingkar ”S” (akses lubang pintu tidak langsung mengarah pada ruang
toilet sirkulasi / keramaian secara langsung, ada ruang antara, agak
memutar) tanpa harus menggunakan daun pintu.
3) Ketinggian pintu dari lantai harus mempunyai ambang yang lebih tinggi
dari biasanya.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
22
4) Kusen pintu dan jendela ventilasi juga harus terbuat dari bahan yang tahan
air dan mudah dibersihkan.
5) Sebaiknya setiap pintu WC memiliki penutup pintu (door-closer) otomatis
dan bisa dikunci dari dalam.
6) Daun pintu terpasang disebelah kanan dan membuka kedalam (untuk
menghindari benturan dengan aktivitas diluar). Pintu yang membuka keluar
mungkin dibuat jika ada keterbatasan ruang dan tingkat pemakaian relative
rendah.
7) Untuk penyandang cacat, pintu menggunakan jenis pintu geser atau sesuai
dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Kep Men 468 / KPTS / 1998
Tentang persyaratan Teknis aksesbilitas pada bangunan umum dan
lingkungan.
8) Gantungan untuk pakaian dan tas dibuat pada posisi daun pintu.
f. Lampu
Lampu TL (flourescent) atau bohlam (incandescent) yang diposisikan secara
strategis dekat cermin, sehingga tidak menyilaukan, dan kesan yang
ditimbulkan lampu Incandescent jauh lebih baik dibandingkan dengan lampu
fluorescent.
4. Persyaratan Pembuangan Air Limbah
a. Pembuangan air limbah harus melalui saluran yang tertutup
b. Pembuangaan akhir harus ke septic tank atau kesaluran pembuangan air kotor
perkotaan
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
23
Persyaratan hygiene atau sanitasi makanan dan minuman yang terdapat di
kanti dan restoran
a. Makan dan minuman yang dijual harus selalu dalam kondisi bersih dan segar
b. Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup dan
jumlahnya mencukupi setiap saat
c. Kebersihan disekitar tempat berjualan harus dijaga setiap hari
d. Air yang digunakan harus memenuhi syarat baik mutu maupun jumlahnya
5. Lain-lain
a. Pencahayaan pada setiap jalan atau setiap arus lalu lintas antar gang dan blok
harus memenuhi persyaatan ( 10 fc)
b. Lantai harus selalu dalam keadaaan bersih
c. Harus tersedia alat perlengkapan P3K
d. Harus tersedia alat pemadam kebakaran
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hyigene Sanitasi Rumah Makan
dan Restoran, saluran pembuangan air limbah yang baik adalah sebagai berikut :
1.Dapat mengalirkan air limbah dengan lancar.
2.Terdapat saringan lemak (grease trap).
3.Saluran pembuangan harus kedap air.
4.Saluran pembuangan merupakan saluran yang tertutup.
Persyaratan kesehatan sarana pembuangan air limbah (SPAL) adalah sebagai berikut
(Depkes RI, n.d.) :
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
24
a. Tidak mencemari air tanah dan air.
b. Tidak menimbulkan sarang nyamuk dan jalan tikus.
c. Tidak menimbulkan kecelakaan.
d. Tidak menimbulkan bau dan gangguan pemandangan.
2.5 Kerangka Konsep
Sanitasi toilet :
1. Penyediaan air
bersih
2. Pembuangan
sampah
3. Pembuangan
kotoran manusia
4. Pembuangan air
limbah
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA