Download - Buku Ajar Ekologi Kawasan Tepian Air (2)
-
Ekologi Kawasan Tepian Air
1
PRAKATA
Dalam perkuliahan, mahasiswa program studi Pengembangan
Wilayah Kota akan dibekali dengan berbagai macam ilmu pengetahuan.
Namun pemberian pengetahuan dengan cara bertahap. Pada tahap
semester ke Empat diharapkan mahasiswa harus diberi pengetahuan dan
pemahaman mengaplikasikan tentang ekologi Kawasan tepian air agar
untuk bisa lanjut pada tahap selanjutnya.
Mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air, merupakan salah satu
mata kuliah inti yang wajib di ikuti oleh mahasiswa program studi
Pengembangan Wilayah Kota Jurusan Arsitektur di Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin. Dalam usaha memberikan mahasiswa
pemahaman Pengetahuan dan pengaplikasikannya dengan baik
dibutuhkan koordinasi dalam bentuk/ sistem yang sederhana.
Sistem pedoman dalam pelaksanaan perkuliahan merupakan salah
satu metode agar tujuan pembelajaran ini dapat tercapai dengan baik
yaitu mahasiswa mampu merencanakan pengembangan baik fisik
maupun non fisik suatu kawasan tepian air yang berbasis ekologi
(berkelanjutan) sesuai dengan standar- standar serta peraturan
pemerintah yang berlaku pada suatu kawasan.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air
2
PROFIL LULUSAN PRODI TEKNIK PENGEMBANGAN
WILAYAH DAN KOTA
Profil Lulusan:
1. Secara umum keluaran program studi program studi Pengembangan
Wilayah Kota diharapkan menjadi tenaga-tenaga profesional dibidang
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Kota yang ahli dalam
bidangnya masing-masing serta dapat bersaing di tingkat lokal, nasional
dan internasional.
2. Secara khusus keluaran program studi Pengembangan Wilayah Kota
mampu merencana pengembangan suatu kawasan ataupun wilayah
3. Dalam merencanakan pengembangan suatu kawasan ataupun wilayah
diharapkan mampu mengidentifikasi serta menganalisis dengan teori dan
standar- standar serta peraturan pemerintah setempat.
4. Lulusan program studi Pengembangan Wilayah Kota juga dapat menjadi
enterpreneur yang kreatif, dapat mengembangkan usaha serta mampu
bekerjasama dan berkoordinasi dengan tim yang ada di lapangan.
5. Lulusan program studi Pengembangan Wilayah Kota diharapkan dapat
menjadi leader dalam hal kepemimpinan, memiliki inisiatif untuk
menyelesaikan permasalahan di lokasi.
6. Lulusan program studi Pengembangan Wilayah Kota diharapkan mampu
berkomunikasi dengan benar secara nasional maupun internasional.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air
3
FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN
MATA KULIAH : EKOLOGI KAWASAN TEPIAN AIR
SKS : 3 (Tiga) SKS
SEMESTER : Empat / Genap
Deskripsi Singkat
Mata Kuliah : Merupakan salah satu mata kuliah institusional
wajib yang membahas tentang teori-teori ekologi
kawasan tepian air dan kaitannya dengan Undang-
undang serta peraturan pemerintah yang
menyangkut pengembangan kawasan tepian air.
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN DICAPAI OLEH PESERTA DIDIK:
1. Memberikan kemampuan dalam memahami ekologi kawasan
tepian air
2. Memberikan kemampuan mengemukakan teori-teori
Pengembangan perencanaan Kawasan Tepian air berbasis ekologi
3. Memberikan kemampuan mengemukakan standar dan Undang-
Undang serta Peraturan yang menyangkut Pengembangan
perencanaan Kawasan Tepian air
4. Memberikan kemampuan untuk menganalisis Kawasan tepian air
dengan teori-teori ekologi kawasan tepian air pada suatu kawasan
tepian air.
5. Memberikan kemampuan mengaplikasikan teori-teori ekologi
kawasan tepian air disesuaikan dengan Undang-undang, standar
atau peraturan pemerintah yang berlaku pada suatu kasus
kawasan tepian air tertentu.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air
4
Tabel 1. Matriks hubungan antara Rumusan Kompetensi dengan Elemen Kompetensi Sesuai SK Mendiknas No. 045/U/2002
KELOMPOK KOMPETENSI
RUMUSAN KOMPETENSI
ELEMEN KOMPETENSI
a b c d e
UTAMA
U1 Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif, & inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan
U2 Mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan menyintesis issu-issu & masalah-masalah arsitektural, serta mengeksplorasi alternatif-alternatif solusi dalam bentuk konsep-konsep yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam perancangan arsitektur dan pelaksanaan konstruksi
U3 Mampu menerapkan norma-norma ilmiah/sains, teknologi, & estetika arsitektural dalam konteks kehidupan sosial, ekonomi, & budaya masyarakat
U4 Menguasai ragam teori & pendekatan disain arsitektural era klasik, modern, pasca-modern, maupun mutakhir
U5 Mampu menerapkan metode & proses perancangan arsitektur, mencakup penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan pra-rancangan skematik dwimatra/2D & trimatra/3D
U6 Menguasai metode dan manajemen proyek yang dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan konstruksi bangunan
PENUNJANG
P1 Menjunjung tinggi nilai agama, moral, etika & tanggungjawab profesional
P2 Menguasai wawasan lingkungan kepulauan beriklim tropis lembab
P3 Menguasai wawasan filosofis kearifan lokal dalam perspektif global dan dalam konteks kekinian
P4 Menguasai ketrampilan teknik komunikasi grafis arsitektural menggunakan berbagai media presentasi (freehand-style dan/atau computerised-style) secara dwimatra/2D, trimatra/3D, maupun animasi audiovisual
P5 Mampu menerapkan kebijakan tata ruang serta berbagai peraturan bangunan dan lingkungan dalam konteks perencanaan kota
LAINNYA
L1 Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan secara multi-disiplin
L2 Memiliki daya saing dan kepercayaan diri dalam komunitas profesional lingkup nasional maupun internasional
L3 Memiliki sikap responsif & partisipatif terhadap dinamika perkembangan ilmu/sains, teknologi, dan seni yang mutakhir
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 5
ELEMEN KOMPETENSI:
a. Landasan kepribadian
b. Penguasaan ilmu dan keterampilan
c. Kemampuan berkarya
d. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai
e. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 6
GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP)
Nama / Kode Mata Kuliah : Ekologi Kawasan Tepian Air Semester/ SKS : Semester IV (Genap)/ 3 kredit
KOMPETENSI SASARAN: Kompetensi Utama
1. Mampu berolah pikir dan berolah rasa secara kreatif, imajinatif dan inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan. (U1)
2. Mampu menerapkan norma-norma ilmiah/sains, teknologi dan aturan pemerintah dalam peningkatan kualitas lingkungan abiotik dan biotik pada kawasan tepian air.(U3)
3. Mampu menerapkan metode dan proses perencanaan kawasan tepian air berbasis ekologi mencakup penelusuran masalah, analisis spasial serta perumusan konsep usulan perencanaan . (U5)
Kompetensi Penunjang
1. Menguasai wawasan lingkungan kepulauan, maritim yang beriklim tropis lembab. (P2) 2. Mampu menerapkan kebijakan tata ruang serta berbagai peraturan bangunan dan lingkungan dalam konteks
pengembangan kawasan tepian air.(P5)
Kompetensi Lainnya
1. Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan secara multi-disiplin. (L1) 2. Memiliki daya saing dan kepercayaan diri dalam komunitas professional lingkup nasional maupun
internasional.(L2)
SASARAN BELAJAR: 1. Mahasiswa dapat berpikir kritis dalam menyikapi issu, fenomena, perkembangan dan permasalahan yang
berkaitan dengan perencanaan pada Kawasan tepian air.
2. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian dan berperan serta dalam kegiatan perencanaan
pengembangan kawasan tepian air.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 7
MINGGU KE -
SASARAN PEMBELAJARAN (KOMPETENSI)
MATERI PEMBELAJARAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR)
BOBOT NILAI (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1
Mampu memahami tujuan dan manfaat mempelajari ekologi kawasan tepian air
Kontrak perkuliahan
Menjelaskan tujuan mempelajari ekologi kawasan tepian air
Ceramah interaktif
Kontribusi keaktifan dlm
diskusi kelas (softskills/physikomotorik)
Kedisiplinan (apektif)
5
2 s/d 5
Mampu mengetahui dan memahami Ekologi Kawasan Tepian Air
Pengertian Ekologi , Ekosistim dan Kawasan Tepian Air
Ekologi Kawasan Tepian Laut
Ekologi Kawasan Tepian Sungai
Ekologi Kawasan Tepian Danau
Ceramah interaktif Kajian pustaka
Pemahaman materi
(critical thinking/kognitif) Kesesuaian pustaka
(critical review/kognitif) Ketelitian dan kebenaran
perhitungan standar sarana dan prasarana kawasan tepian air
Kedisiplinan (afektif)
10
6-8
Mampu mengembangkan Ilmu Pengembangan Wilayah Kota dengan menerapkan ekologi kawasan tepian air pada kondisi lapangan
Perencanaan Pembangunan Daerah
Dalam Konteks Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
Wawasan Lingkungan dalam Pengembangan Maritim dan Kelautan
Peran Ekosistim dalam Mitigasi Bencana
Standar Standar, Peraturan Pemerintah Dan Teori Yang
Menyangkut Pengembangan,
Penataan Dan Perencanaan Kawasan Tepian Air
Ceramah interaktif Kajian pustaka
Pemahaman materi (critical
thinking/kognitif) Kontribusi keaktifan dlm
kelas (softskills/physikomotorik)
Kedisiplinan mhs (afektif) 10
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 8
9
10-11
12-15
Mampu memahami ekologi kawasan tepian air dalam Konteks Pengembangan Wilayah dan Kota
Mampu mengaplikasikan materi ekologi kawasan tepian air yang dipahami pada kasus dilapangan
Mampu mempresentasikan dan menggambarkan konsep Pengembangan Kawasan Tepian air sesuai Karakteristik Fisik dan Non fisik
Evaluasi tengah Semester Dan Pembagian Tugas Kelompok
Penggambaran karakteristik Lokasi Membaca Potensi, Permasalahan lingkungan abiotik dan biotik di lapangan Menganalisis Permasalahan dan pemecahannya serta membuat konsep Pengembangan Kawasan tepian Air
Penggambaran karakteristik Lokasi Membaca Potensi dan Permasalahan dilapangan Menganalisis Permasalahan dan membuat konsep Pengembangan Kawasan tepian Air
Survey Lapangan Asistensi & diskusi
kelompok(small group)
Presentasi & diskusi kelompok (small group)
Self Directed Learning
Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)
Kedisiplinan mhs (afektif)
Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)
Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok (softskills/physikomotorik) Kedisiplinan mhs (afektif)
Pemahaman materi (critical thinking/)
Teknik Pesentasi dan penyajian materi (keruntutannya,kebenaran, dan kelengkapan)
Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok (softskills)
Kedisiplinan mhs ( afektif)
20
10
10
16
Final Test / Evaluasi Akhir Semester
Pemahaman tentang Ekologi Kawasan Tepian Air dan aplikasi serta penguasaan terhadap hasil studi di lapangan
Self Directed Learning
Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)
Kedisiplinan (afektif)
35
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 9
FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN (Jenis Kegiatan dan Pembobotan)
Minggu
Ke
Jenis Kegiatan Pembelajaran
Topik Bahasan
Bentuk Tugas
Nilai Bobot
(%)
1 2 3 4 5 1
Perkuliahan
Kontrak perkuliahan
Tujuan mempelajari ekologi kawasan
tepian air
Pemahaman materi, Kajian pustaka, Membentuk tim kerja Kelompok
2 - 5
Perkuliahan Case Study, Self Directed Learning
Pengertian Ekologi , Ekosistim dan Kawasan Tepian Air
Ekologi Kawasan Tepian Laut
Ekologi Kawasan Tepian Sungai
Ekologi Kawasan Tepian Danau
Pemahaman materi, Kajian pustaka, Mendiskusikan lokasi survey
Kelompok
10%
6-8
Perkuliahan Case Study, Self Directed Learning
Perencanaan Pembangunan Daerah
Dalam Konteks Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
Wawasan Lingkungan dalam Pengembangan Maritim dan Kelautan
Peran Ekosistim dalam Mitigasi Bencana Standar Standar, Peraturan
Pemerintah Dan Teori Yang Menyangkut Pengembangan, Penataan
Dan Perencanaan Kawasan Tepian Air
Pemahaman materi, Kajian pustaka, Mengurus Surat Izin survey
Kelompok
10%
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 10
9
Evaluasi Tengah Semester (UTS)
Penilaian terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap
materi yang telah diberikan
Pemberian Tugas Kelompok
Essay
25%
10-11
Diskusi Kelas Small Group, Self Directed Learning
Hasil survey lapangan :
Identifikasi Kondisi Lapangan Masing-masing Kelompok (karakteristik , potensi dan permasalahan kawasan tepian air
masing-masing kelompok)
Presentasi hasil survey lapangan
tiap kelompok Kembali Survey lapangan Jika masih
memerlukan data.
10%
12 - 15
Diskusi Kelas Small Group, Self Directed Learning
Analisis dan konsep pengembangan , penataan serta perencanaan kawasan
tepian air masing-masing kelompok
Presentasi Analisis dan konsep pengembangan , penataan serta perencanaan kawasan tepian air
masing-masing kelompok
15%
16
Problem Based Learning
Penguasaan seluruh materi yang telah
diberikan
Evaluasi Akhir Semester
30%
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 11
FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN (Kompetensi Profesional)
Kemampuan Akhir Yang Diharapkan
(Kompetensi)
Waktu Minggu
Entry Skill
Bahan Kajian
Bentuk Kegiatan
Pembelajaran
Kriteria Penilaian
Bobot Nilai (%)
Standar
Kompetensi
1 2 3 4 5 6 7 8
Mampu mengemukakan
materi dan dapat membentuk tim kerja
dalam perkuliahan
1
Memahami materi tentang Ekologi Kawasan Tepian Air serta dapat
membuat tim kerja
Kontrak Perkuliahan,
Kajian Pustaka dan Kersama tim
Kerja
Perkuliahan, Role Play
Kesesuaian pustaka (critical review/kognitif)
Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (softskills/physikomotorik)
Kedisiplinan (apektif
Dapat mengetahui dan paham tentang Ekologi Kawasan
Tepian air
Mampu memahami dan mengetahui Jenis dan Karakteristik Kawasan
Tepian air
2 - 5
Mengetahui dan memahami Jenis dan Karakteristik Kawasan Tepian
air
Jenis dan Karakteristik
Kawasan Tepian air
Case Study, Self Directed
Learning
Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)
Ketelitian dan kebenaran perhitungan stndar permukiman
Kedisiplinan (apektif)
10%
Dapat mengetahui, terampil
menjelaskan Jenis dan Karakteristik
Kawasan Tepian air
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 12
Kemampuan Akhir Yang Diharapkan
(Kompetensi)
Waktu Minggu
Entry Skill
Bahan Kajian
Bentuk Kegiatan
Pembelaja ran
Kriteria Penilaian
Bobot Nilai (%)
Standar
Kompetensi
1 2 3 4 5 6 7 8
Mampu mengemukakan Teori Standar Standar, Peraturan Pemerintah Dan
yang Menyangkut
Pengembangan, Penataan Dan
Perencanaan sesuai jenis dan
karakteristik Kawasan Tepian Air
6-8
Mengetahui dan
memahami
Standar Standar, Peraturan
Pemerintah Dan Teori
Yang Menyangkut
Pengembangan
, Penataan Dan Perencanaan
Kawasan Tepian Air
Standar Standar, Peraturan
Pemerintah
Dan Teori Yang
Menyangkut Pengembang
an, Penataan
Dan Perencanaan
Kawasan Tepian Air
Small Group, Self Directed
Learning
Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)
Ketelitian dan kebenaran perhitungan stndar permukiman
Estetika (kebenaran, kerapihan, gambar)
Kedisiplinan (apektif)
10%
Dapat terampil menjelaskan
Standar Standar, Peraturan
Pemerintah Dan
Teori Yang Menyangkut
Pengembangan, Penataan Dan
Perencanaan Kawasan Tepian Air
Mampu menjelaskan
Ekologi, Jenis dan Karakteristik Kawasan Tepian air
serta Teori Yang
Menyangkut
Pengembangan, Penataan Dan
Perencanaan Kawasan Tepian Air
9
Mengetahui dan
memahami
Ekologi, Jenis dan Karakteristik
Kawasan Tepian
air serta Teori
Yang Menyangkut
Pengembangan, Penataan Dan
Perencanaan
Ekologi, Jenis dan Karakteristik Kawasan Tepian
air serta Standar
Standar, Peraturan
Pemerintah dan Teori Yang
Menyangkut Pengembangan,
Penataan Dan
Perencanaan Kawasan Tepian
Air
Small Group, Self Directed
Learning
Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)
Estetika (kebenaran, kerapihan, penjabaran yang sistimatis)
Kedisiplinan (apektif
25%
Dapat dengan sederhana dan
ringkas menjelaskan
Ekologi, Jenis dan Karakteristik
Kawasan Tepian air
serta Standar Standar, Peraturan
Pemerintah dan
Teori Yang Menyangkut
Pengembangan,
Penataan Dan Perencanaan
Kawasan Tepian Air
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 13
Kemampuan Akhir Yang Diharapkan
(Kompetensi)
Waktu Minggu
Entry Skill
Bahan Kajian
Bentuk Kegiatan
Pembelaja ran
Kriteria Penilaian
Bobot Nilai (%)
Standar
Kompetensi
1 2 3 4 5 6 7 8
Mampu menjelaskanHasil survey lapangan : Identifikasi Kondisi Lapangan Masing-masing Kelompok
10-11
Memahami dan
mengetahui Kondisi Lapangan
(karakteristik , potensi dan
permasalahan kawasan tepian
air)
Menggambarkan
Identifikasi Kondisi
Lapangan Masing-masing
Kelompok
Small Group, Self Directed
Learning
Pemahaman materi
(critical thinking/kognitif)
Ketelitian dan kebenaran identifikasi Karakteristik kawasan tepian air
Estetika (kebenaran, kerapihan, gambar)
Kedisiplinan (apektif)
10%
Dapat terampil
menjelaskan dan menggambarkan
karakteristik kawasan Tepian air
Analisis dan konsep
pengembangan , penataan serta
perencanaan kawasan tepian air masing-masing kelompok
12-15
Memahami dan mengetahui tata cara analisis dan
Konsep pengembangan Kawasan Tepian
Air
Menganalisis dan
penggambaran Konsep
pengembangan , penataan serta perencanaan
kawasan tepian air
Small Group, Self Directed
Learning
Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)
Ketelitian dan kebenaran menganalisis dan arahan Konsep
pengembangan , penataan serta perencanaan kawasan tepian air
Kedisiplinan (apektif)
15%
Dapat terampil menjelaskan Tata Cara analisis dan konsep arahan
pengembangan , penataan serta perencanaan
kawasan tepian air
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 14
Kemampuan Akhir Yang Diharapkan
(Kompetensi)
Waktu Minggu
Entry Skill
Bahan Kajian
Bentuk Kegiatan
Pembelaja ran
Kriteria Penilaian
Bobot Nilai (%)
Standar
Kompetensi
1 2 3 4 5 6 7 8
Mampu Menjelaskan seluruh materi yang
telah diberikan
16
Final Test /
Evaluasi Akhir Semester
Uji Kemampuan
Problem Based Learning, Self
Directed Learning
Pemahaman materi
(critical thinking/kognitif)
Estetika (kebenaran, kerapihan, gambar)
Kedisiplinan (apektif
30%
Dapat
mengaplikasikan materi Ekologi
Kawasan Tepian Air sesuai
Karakteristik Potensi dan
permesalahan Kawasan Tepian Air dilappangan dalam bentuk Evaluasi Akhir
Semester
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 15
BENTUK TUGAS
Mata Kuliah : Ekologi Kawasan Tepian Air / 229D5203
SKS : 3 (Tiga) SKS
Semester : 4 (Empat)/Genap
TUJUAN TUGAS :
1. Mampu menjelaskan Ekologi, Jenis dan Karakteristik Kawasan Tepian air serta
Teori Yang Menyangkut Pengembangan, Penataan Dan Perencanaan suatu
Kawasan Tepian Air
2. Mampu mengidentifikasi dengan menjelaskan dan menggambarkan Karakteristik
kawasan studi masing-masing Kelompok
3. Mampu menganalisis potensi dan permasalahan kawasan tepian air masing-
masing kelompok
4. Berdasarkan hasil analisis, mampu menyusun konsep Pengembangan, Penataan
Dan Perencanaan suatu Kawasan Tepian Air berbasis ekologi
1. URAIAN TUGAS :
a. Obyek garapan : Karakteristik dan analisis Kawasan tepian air
digambarkan secara deskriptif dan spasial
Sistem perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana
Kawasan tepian air sesuai standar, dan peraturan
Pemerintah setempat
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasannya;
- Memahami pengertian dan aturan pembangunan kawasan tepian air
- Memahami Ekologi, Jenis dan Karakteristik Kawasan Tepian air
serta Teori Yang Menyangkut Pengembangan, Penataan Dan
Perencanaan suatu Kawasan Tepian Air
- Terampil mengidentifikasi dengan menjelaskan dan menggambarkan
Karakteristik kawasan studi masing-masing Kelompok
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 16
- Terampil menganalisis potensi dan permasalahan kawasan tepian air
masing-masing kelompok
- Terampil menyusun konsep Pengembangan, Penataan Dan
Perencanaan suatu Kawasan Tepian Air berbasis ekologi
c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan;
- Mengerjakan identifikasi kawasan berdasarkan data spasial, Kuantitatif
dan deskriptif dalam bentuk potensi dan permasalahan kawasan .
- Menganalisis Kawasan dengan analisis spasial, Kuantitatif dan deskriptif
- Berdasarkan analisis mampu menghasilkan arahan konsep
pengembangan , penataan dan perencanaan kawasan tepian air berbasis
ekologi.
- Terampil menyajikan galam bentuk presentasi gambar tapak, zone dan
plooting site,
d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan
- mampu memahami Ekologi Kawasan Tepian air
- mampu menerapkan hasil perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana
permukiman kedlam bentuk desain
- mampu menjelaskan hasil desain dalam bentuk presentasi.
2. KRITERIA PENILAIAN ;
a. pemahaman materi Ekologi Kawasan Tepian air
b. Identifikasi Kawasan dengan penyajian data deskriptif dan spasial
c. Analisis terhadap karakteristik kawasan (potensi dan permasalahan)
d. Mengaplikasikan hasil analisis berupa keluaran konsep pengembangan
penataan dan perencanaan kawasan tepian air berbasis ekologi di paparkan
dalam bentuk presentasi
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 17
FORMAT RENCANA EVALUASI
Nama Mata Kuliah : Ekologi Kawasan Tepian Air
Kode/Nama Dosen : 1. Dr. Ir. Mimi Arifin, Msi
2. Prof. Dr. Slamet Trisutomo,MS
3. Wiwik Wahidah Osman ST. MT.
Evaluasi Kinerja Mahasiswa
No.
Stambuk
Nama Mahasiswa
Minggu 1- 15 Minggu 16
Pemahaman Materi (teori)
25%
Kemampuan Mengidentifikasi
Kondisi Lapangan dan
Analisis 25%
Pembuatan Konsep
Pengembangan dan
perencanaan 20%
Ujian Akhir Semester ( UAS) 30%
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 18
KONTRAK PEMBELAJARAN
Nama Mata Kuliah : Ekologi Kawasan Tepian Air
Kode MK : 229D5203
Pembelajar : 1. Dr. Ir. Mimi Arifin, Msi
2. Prof. Dr. Slamet Trisutomo,MS
3. Wiwik Wahidah Osman ST. MT.
Semester : IV (Empat)/Genap
Hari/Jam Pertemuan : Jumat/ 9.00-11.30
Tempat Pertemuan : Ruang 123 CR 50
1. MANFAAT MATA KULIAH
Pembelajaran Ekologi Kawasan Tepian Air merupakan salah satu
mata kuliah inti pada Prodi Pengembangan Wilayah Kota, Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, dimana mahasiswa
wajib mengambil mata kuliah ini pada semester 4 (Empat). Mata kuliah
Ekologi Kawasan Tepian Air memiliki materi tentang ekologi kawasan
tepian air, teori-teori Pengembangan perencanaan Kawasan Tepian air
berbasis ekologi, standar-standar dan Undang- Undang serta Peraturan
Pemerintah yang menyangkut Pengembangan perencanaan Kawasan
Tepian air
Di samping itu mata kuliah ini akan menjadi pedoman dalam mata
kuliah selanjutnya yakni mata kuliah Revitalisasi Kawasan Tepian Air,
Perencanaan berbasis mitigasi, Perencanaan Perumahan Permukiman
Pesisir, dan Perencanaan Ruang Publik Tepian Air.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 19
2. DESKRIPSI MATA KULIAH
Pengembangan kawasan tepi air di Indonesia merupakan pokok masalah
yang potensial ditangani secara lebih seksama, karena Indonesia memiliki
garis pantai terpanjang di dunia dan berdasarkan PP 47/97 (Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional) terdapat 516 kota di Indonesia dengan 216 kota
diantaranya merupakan kota tepian air yang berada di tepi laut (pantai),
sungai atau danau. Perlu disadari dengan potensi yang dimiliki
diharapkan manusia Indonesia mampu memikirkan pengembangan serta
perencanaan yang tepat pada kawasan tepian air.
Untuk kelangsungan suatu kawasan tepian air dengan karakteristik
tertentu, maka penanganan berbasis ekologi sangat diperlukan agar
diketahui bagi masyarakat Indonesia dipahami bahkan diharapkan
menjadi mindset setiap masyarakat penghuni, pengguna, pengembang
maupun perencana.
Pokok materi dalam mata kuliah Ekologi Kawasan Tepia air adalah :
mengembangkan dan merencanakan kawasan tepian air berbasis
ekologi, dengan terlebih dahulu melakukan Identifikasi karakteristik
ekologi suatu kawasan, seperti karakteristik fisik dan lingkungan, Flora
dan Fauna, Ekonomi sosial budaya dan kependudukan, Kondisi
Permukiman Masyarakat, Sarana dan Prasarana Lingkungan, sistim
Pengelolaan Kawasan jika ada dan Status Hukum (Legalitas). Selanjutnya
karakteristik tersebut dipaparkan dalam potensi dan permasalahan yang
ada, lalu menganalisisnya sesuai teori ekologi kawasan tepian air serta
standar-standar, Undang-undang atau peraturan pemerintah setempat.
Keluarannya berupa rekomendasi konsep pengembangan atau
perencanaan kawasan untuk perbaikan ke depan.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 20
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Mempelajari Mata Kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air:
1. Agar mahasiswa mengetahui memahami Ekologi kawasan
tepian air dan manfaatnya bagi kelangsungan hidup manusia.
2. Agar mahasiswa memiliki kemampuan mengemukakan teori-
teori Pengembangan perencanaan Kawasan Tepian air berbasis
ekologi
3. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi potensi dan masalah
pada suatu kawasan tepian air serta menganalisis dengan
mengaplikasikan teori-teori ekologi kawasan tepian air
disesuaikan dengan Undang-undang, standar atau peraturan
pemerintah yang berlaku pada kawasan tepian air tertentu.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 21
4. ORGANISASI MATERI
Ekologi Kawasan Tepian Air
Survey karakteristik Ekologi Kawasan Tepian Air Di Sulawesi Selatan
(Pengenalan lapangan)
Obsevasi:
lingkungan, Flora dan
Fauna, Ekonomi sosial
budaya, Permukiman ,
Sarana dan Prasarana
Lingkungan, sistim
Pengelolaan Kawasan
dan Status Hukum
(Karakter fisik ,non fisik
Kawasan)
Pembuatan Konsep Perencanaan Kawasan Tepian Air Berbasis Ekologis
untuk Perbaikan ke depan Saran untuk keberlangsungan sumberdaya
(Arahan lahan Konservasi dan Preservasi) Arahan jumlah Prasarana dan Sarana yang
dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang layak huni, berkarakter, produktif dan
berkelanjutan
Analis: Analisis spasial Analisis SWOT
Menganalisis dengan mempertimbangkan semua
karakteristik dengan segala potensi,
permasalahan, peluang dan kelemahan
(fisik dan non Fisik)
Pengenalan dan Pemahaman Ekologi Kawasan Tepian Air
(Teori , Standar serta UU
dan Peraturan.Pemerintah)
Gambar 1 ; Skema Organisasi Materi
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 22
5. STRATEGI PEMBELAJARAN
Pembelajaran Ekologi Kawasan Tepian Air merupakan mata kuliah
yang diawali dengan kuliah interaktif atau bentuk ceramah (Cooperatif
Learning) yang di laksanakan pada minggu I, II sampai dengan minggu
VIII. Selanjutnya agar mahasiswa termotivasi untuk mengetahui dan
memahami teori yang telah diberikan, maka dilakukan pengujian berupa
Mid tes pada minggu ke IX serta tugas mencari dan memiliki Standar-
standar PU, Undang-Undang serta Peraturan Pemerintah terbaru
mengenai Kawasan tepian air, Bangunan tepian air, juga Mengenai
Lingkungan Hidup.
Pada pertemuan minggu ke X sampai dengan ke XI adalah
pemberian tugas kelompok, lalu selanjutnya asistensi terhadap hasil
observasi lapangan mulai dari mendeskripsikan karakter fisik kawasan
seperti topografi, posisi , kondisi lahan parasarana dan sarana serta flora
dan fauna . Begitupun non fisik kawasan seperti sosial kependudukan ,
budaya serta ekonomi dan kelembagaan. Selanjutnya dianalisis potensi
dan permasalahan yang ada untuk perencanaan pengembangan ke
depan ke arah yang lebih baik dengan konsep berbasis ekologis.
(pembangunan berwawasan lingkungan) Pada minggu ke XII sampai XV
dilakukan presentasi perkelompok sambil menghidupkan diskusi kelas.
Segala masukan didiskusikan dan di buat laporan penyempurnaannya (
dikumpul) pada akhir perkuliahan yaitu pada saat final Test.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 23
6. MATERI BACAAN
1. Whitten J.Anthony,Mustafa M., Henderson G., Ekologi Sulawesi,
Diterjemahkan oleh Gembong Tjitrosoepomo, Fakultas Biologi
Universritas Gajah Mada, Gajah Mada University Press,1987.
2. McNaughton S.J., Larry L.Wolf, Ekologi Umum,Diterjemahkan oleh
Priggoseputro Dan Srigandono, Edisi kedua Gajah Mada University
Press,1998.
3. Purwanto, Hari, Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Perspektif
Antropologi, Pustaka Pelajar , Yogyakarta 2008.
4. Budiharsono,Sugeng , Teknik Analisis Pembangunan Wilayah
Pesisir Dan Lautan, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2001.
5. Panuju R. Iah, Saefulhakim, Rustiandi, Perencanaan Dan
Pengembangan Wilayah, Yayasan Pustaka Obor dan Crespent
Press, Jakarta 2011.
6. Satria Arif, Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir, Cidesindo
Press IPB, Bogor 2002.
7. Bengen Dietriech, Ragam Pemikiran Menuju Pembangunan Pesisir
dan Laut Berkelanjutan Berbasis Eko-Sosiosistem, Pusat
Pembelajaran Dan Pengembangan Pesisir dan Laut, Makassar 2004.
7. TUGAS
1. Mahasiswa membaca karakteristik lapangan (fisik dan non fisik),
melihat masalah dan potensi di lapangan berbasis ekologis serta
menyajikannya dalam bentuk deskriptif, peta dan gambar.
2. Mahasiswa mengerjakan analisis spasial dan kualntitatif dan kualitatif
sesuai kondisi lapangan misalnya perhitungan kebutuhan sarana dan
prasarana berdasarkan jumlah penduduk serta prediksinya mengikuti
standar pemerintah,Dinas PU dan Lingkungan Hidup
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 24
3. Mahasiswa mengaplikasikan sistem perhitungan KDB, KLB serta RTH
pada kawasan tepian air sesuai dengan standar / peraturan
Pemerintah, Dinas PU dan Dinas Lingkungan Hidup (sempadan
pantai/ kawasan konservasi dan preservasi serta kawasan yang harus
direhabilitasi).
4. Mahasiswa mampu membuat konsep Pengembangan Kawasan
Tepian Air berwawasan lingkungan .
5. Mahasiswa memahami sistem perencanaan pengembangan Kawasan
Tepian Air Berbasis Ekologi.
8. KRITERIA PENILAIAN
Kriteria penilaian pada mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air
tetap dinilai pada setiap pertemuan, akan tetapi nilai maksimum pada
mata kuliah ini adalah pada final test yakni sebesar 35% dimana
dinilai dari tugas besar yakni estetika (kebenaran, kelengkapan,
kerapihan gambar). Yang menjadi patokan penilaian setiap pertemuan
adalah :
1. Memahami materi perkuliahan Jenis dan karakteristik kawasan tepian
air 10%
2. Memahami dan mengetahui materi perkuliahan Ekologi kawasan
tepian air 25%
3. Memahami dan mengetahui standar, peraturan pemerintah tentang
pembangunan, penataan dan perencanaan kawasan tepian air
berbasis ekologi 10%
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 25
4. Mampu mengidentifikasi lokasi survey dan menyajikan dalam data
spasial, kuantitatif dan kualitatif. 10%
5. Mampu menganalisis berdasarkan hasil identifikasi lokasi survey dan
menyajikan dalam data spasial, kuantitatif dan kualitatif. 15%
6. Mengevaluasi penguasaan terhadap seluruh materi pembelajaran
dari minggu ke I sampai dengan minggu ke XV. 30%.
Nilai Angka Nilai Mutu Nilai Konversi
86 A 4,00
81 85 A- 3,75
76 80 B+ 3,50
71 75 B 3,00
66 70 B- 2,75
61 65 C+ 2,50
51 60 C 2,00
46 50 D 1,00
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 26
Kebenaran Isi Penulisan 30%
Kelengkapan Proses Penulisan 25%
Teknik Presentasi 15%
Teknik Analisis serta Norma dan Standar Penyajian 20%
Etika dan Kerapihan Penyajian Tugas 10%
Contoh Alat Ukur
Berikut akan dikemukakan salah satu alternatif (contoh) alat ukur yang
digunakan dalam menilai tugas gambar mahasiswa baik tugas kecil
maupun tugas besar sebagai berikut:
Prodi : Pengembangan Perencanaan Kota
Mata Kuliah : Ekologi Kawasan Tepian Air
Tugas : Tugas Kelompok Studi Kasus Kawasan Tepian Air
Jenis Tugas : Observasi Lapangan dan Konsep Pengembangan
Kawasan Berbasis Ekologi.
No Aspek yang dinilai Skor (0-4) Bobot Nilai
1 Kelengkapan proses penulisan 25%
2 Kebenaran isi 30%
3 Teknik presentase 15%
4 Teknik analisis serta norma dan
Standar penyajian
20%
5 Etika dan Kerapihan Tugas 10%
Total Nilai 100%
Keterangan:
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 27
Skor 0,00 1,00 = sangat kurang (E)
Skor 1,01 2,00 = kurang (D)
Skor 2,01 2,75 = cukup (C)
Skor 2,76 3,30 = baik (B)
Skor 3,31 4,00 = baik sekali (A)
Defenisi Operasional Tabel
1) Aspek yang dinilai:
Kelengkapan proses penulisan yaitu Kelengkapan mengikuti
proses penulisan mulai dari pemberian tugas, asistensi , presentasi
dan perbaikan.
Kebenaran isi, adalah kebenaran apa yang disajikan baik pada latar
belakang penulisan, kajian pustaka, metode, kondisi terbaru
lapangan, analisis dan kesimpulan serta saran .
Teknik presentase , yaitu nilai pada saat presentasi kelompok ,
pembagian tugas presentasi tiap anggota kelompok tertata dengan
baik, artikulasi jelas, teknik penyajian power point menarik,
terpenuhinya gambar-gambar yang secara visual dan teknik
penyajian peta benar, indah (estetik), dan komposisi tepat.
Teknik Analisis adalah terpenuhinya tata cara analisis yaitu
bagaimana data primer maupun sekunder yang diolah, dinilai
berdasarkan teori dan standar-standar Pemerintah, Sedang norma
dan standar penyajian, yaitu terpenuhinya tata cara penulisan,
penyajian gambar yang benar berdasarkan berbagai aturan
penggambaran peta menempatkan ukuran sesuai skala,
kelengkapan keterangan, dll.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 28
Etika dan kerapihan tugas, yaitu terpenuhinya perilaku mahasiswa
yang tidak melanggar aturan kejujuran, kedisiplinan dan
kemandirian. Di samping itu juga dilihat tingkat penyajian penulisan
dan gambar yang jelas dan rapih sehingga mudah dimengerti oleh
orang lain.
2) Skor dengan interval 0 s/d 4 dengan keterangan seperti di atas.
3) Bobot, bervariasi pada tiap aspek sesuai dengan tingkat kesulitan dan
telah ditentukan seperti terlihat pada tabel. Keseluruhan bobot
tersebut berjumlah 100%.
4) Nilai adalah hasil kali antara skor satuan dengan bobot satuan. Lima
dari nilai satuan tersebut, akan dijumlah menjadi total nilai, yang akan
disesuaikan kembali dengan nilai yang ada pada keterangan atau
dikonversi menjadi nilai E s/d A.
9. NORMA AKADEMIK
1. Masuk ke Kelas mahasiswa harus berpakaian rapih, pakai sepatu dan
bersikap sopan ( tidak ribut ).
2. Mahasiswa hadir tepat waktu di kelas dan pada saat pelajaran
berlangsung tidak diperkenankan mahasiswa masuk kelas (terlambat)
terkecuali jika ada alasan yang dapat diterima secara bersama oleh
anggota kelas.
3. Mahasiswa wajib membawa perlengkapan tulis berupa buku catatan
dan alat tulis.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 29
4. Peserta matakuliah wajib menyelesaikan matakuliah ini karena
merupakan matakuliah wajib pada prodi Pengembangan Wilayah Kota
(PWK) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
10. JADWAL PEMBELAJARAN
Minggu Topik Bahasan Metode Pembelajaran
Kriteria Penilaian
1 2 3 4 I
Penjelasan umum tentang program pembelajaran , Tujuan Pembelajaran, Kepustakaan, Pembentukan Kelompok, Pemilihan ketua kelompok dan ketua kelas
Role Play,
Pemahaman materi
(critical thinking/kognitif)
Kedisiplinan (afektif)
II - V
Mengetahui dan memahami Ekologi Kawasan Tepian Air
Self Directed Learning
Case Study ,
Pemahaman materi
(critical thinking/kognitif)
Kesesuaian pustaka (critical review/kognitif)
Kedisiplinan (afektif)
VI - VIII
Mampu mengembangkan Ilmu Pengembangan Wilayah Kota dengan menerapkan ekologi kawasan tepian air pada kondisi lapangan
Case Study, Self Directed
Learning
Pemahaman materi
(critical thinking/kognitif) Estetika (kebenaran,
kelengkapan, kerapihan gambar)
Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok (softskills/ physikomotorik)
Kedisiplinan mhs (afektif)
IX
Mampu memahami ekologi kawasan tepian air dalam Konteks Pengembangan Wilayah dan Kota
Mid Test
Pemahaman materi
(critical thinking/kognitif)
Kedisiplinan mhs (afektif)
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 30
X - XI
Mampu mengaplikasikan materi ekologi kawasan tepian air yang telah dipahami pada masing-masing kasus (kelompok) di lapangan
Case Study, , Self Directed
Learning
Pemahaman materi
dalam mengobservasi lapangan (critical thinking/kognitif)
Kontribusi keaktifan dlm survey lapangan (softskills/physikomotorik)
Kedisiplinan mhs (afektif)
XII - XV
Mampu mempresentasikan dan menggambarkan konsep Pengembangan Kawasan Tepian air berbasis Ekologis Sesuai Karakteristik Fisik dan Non fisik
Case Study, Self Directed
Learning
Pemahaman materi
(critical thinking/kognitif) Estetika (kebenaran,
kelengkapan, kerapihan penyajian )
Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok (softskills/physikomotorik)
Kedisiplinan mhs (afektif)
XVI
Ujian Akhir Semester (UAS)
Problem Based
Learning
Pemahaman materi
(critical thinking/kognitif) Estetika (kebenaran,
kelengkapan, kerapihan penyajian)
Kedisiplinan (afektif)
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 31
BAHAN AJAR
MATAKULIAH EKOLOGI KAWASAN
TEPIAN AIR
229D5203
Pengajar : Dr. Ir. Mimi Arifin, Msi
Prof. Dr. Slamet Trisutomo,MS
Wiwik Wahidah Osman ST. MT.
Semester : IV (Empat)/Genap
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 32
BAHAN AJAR
Mata Kuliah: Ekologi Kawasan Tepian Air
Tujuan Umum
Mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air merupakan mata kuliah
inti dan dapat di ikuti oleh mahasiswa pada semester ke empat (semester
genap). Tujuannya agar dalam menganalisis pengembangan dan
peruntukan suatu wilayah khususnya pembangunan kawasan tepian air,
pesisir dan laut harus berbasis ekologi.
Ekologi diharapkan menjadi mindset setiap orang baik
penghuni/pengguna atau pengembang/perencana kawasan tepian air
Indonesia. Oleh karena itu dalam menganalisis pengembangan kawasan
tepian air dibutuhkan pemahaman awal tentang pengertian ekologi,
pengertian kawasan tepian air, jenis dan karakteristik kawasan tepian air
serta standar-standar dan Undang-undang ataupun Peraturan Pemerintah
tentang penataan kawasan tepian air.
Selain itu juga mulai diperkenalkan tentang jenis Kawasan tepian
air dengan potensi dan permasalahannya secara umum, selanjutnya agar
lebih dipahami mahasiswa mempraktekkan dengan survey langsung pada
beberapa kasus kawasan tepian air yang berada di Provinsi Sulawesi
Selatan. Survey dilakukan secara berkelompok. Setelah memahami
potensi dan masalah setiap kasus dilanjutkan agar mahasiswa sudah
mulai mampu menganalisis kasus masing-masing kelompok secara
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 33
sederhana bagaimana pengembangan serta perencanaan kawasan tepian
air yang berbasis ekologi.
Materi Pertemuan Minggu I.
Memaparkan maksud dan tujuan umum serta khusus dari mata kuliah
Ekologi Kawasan Tepian Air.
Materi Pertemuan Minggu II- V.
Pengertian Ekologi secara Umum dan Kawasan Tepian Air
Ekologi Kawasan Tepian Laut
Ekologi Kawasan Tepian Danau dan Rawa
Ekologi Kawasan Tepian Sungai
Materi Pertemuan Minggu VI - VIII.
Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Konteks Pengelolaan
Wilayah Pesisir Terpadu
Wawasan Lingkungan dalam Pengembangan Maritim dan Kelautan
Peran Ekosistim dalam Mitigasi Bencana
Materi Pertemuan Minggu IX
Memotivasi mahasiswa untuk memahami materi kuliah yang telah
diberikan dengan melakukan Ujian Tengah Semester (UTS), dalam bentuk
esay dan tugas permahasiswa mencari standar-standar dan Undang-
undang ataupun Peraturan Pemerintah terbaru tentang penataan
kawasan tepian air.
Materi Pertemuan Minggu X-XI
Penjelasan Tugas survey secara berkelompok
Asistensi Hasil survey
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 34
Mampu mengaplikasikan materi ekologi kawasan tepian air yang
dipahami pada kasus dilapangan
Materi Pertemuan Minggu XII - XV.
Presentasi perkelompok
Mampu mempresentasikan dan menggambarkan konsep Pengembangan
Kawasan Tepian air sesuai Karakter kawasan survey masing-masing
kelompok
Mampu menanggapi dan berdiskusi secara etis antar kelompok.
Materi Pertemuan Minggu XVI
Ujian Akhir Semester (UAS)
Pemahaman tentang Ekologi Kawasan Tepian Air dan pengaplikasiannya
pada kasus perkelompok serta penguasaan tiap mahasiswa terhadap
hasil studi kelompok di lapangan
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 35
BAHAN AJAR
MATA KULIAH : EKOLOGI KAWASAN TEPIAN AIR
A. Pendahuluan :
Pengembangan kawasan tepi air di Indonesia merupakan pokok masalah
yang potensial ditangani secara lebih seksama, karena Indonesia memiliki
garis pantai terpanjang di dunia dan berdasarkan PP 47/97 (Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional) terdapat 516 kota di Indonesia dengan 216 kota
diantaranya merupakan kota tepian air yang berada di tepi laut (pantai),
sungai atau danau. Perlu disadari dengan potensi yang dimiliki
diharapkan manusia Indonesia mampu memikirkan pengembangan serta
perencanaan yang tepat pada kawasan tepian air.
Untuk kelangsungan suatu kawasan tepian air dengan karakteristik
tertentu, maka penanganan berbasis ekologi sangat diperlukan agar
diketahui bagi masyarakat Indonesia dipahami bahkan diharapkan
menjadi mindset setiap masyarakat penghuni, pengguna, pengembang
maupun perencana.
Pokok materi dalam mata kuliah Ekologi Kawasan Tepia air adalah
mengembangan dan merencanakan kawasan tepian air, dengan terlebih
dahulu melakukan tinjauan karakteristik ekologi kawasan tersebut seperti
karakteristik fisik dan lingkungan, Flora dan Fauna, Ekososbud,
Permukiman Masyarakat, Sarana dan Prasarana Lingkungan, sistim
Pengelolaan Kawasan jika ada dan Status Hukum (Legalitas). Selanjutnya
menganalisis dengan mempertimbangkan semua karakteristik tersebut
dengan potensi dan permasalahannya lalu membuat rekomendasi
konsep perencanaan untuk perbaikan ke depan. Dengan demikian hal
ini merupakan suatu yang amat penting diajarkan bagi mahasiswa
program studi Pengembangan dan Perencanaan Kota.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 36
Tujuan Mempelajari Mata Kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air:
4. Agar mahasiswa mengetahui memahami tentang manfaat bagi
masyarakat jika suatu lingkungan yang direncanakan dengan
mempertimbangkan kelangsungan sumberdayanya khususnya
pada kawasan tepian air.
5. Agar mahasiswa memiliki kemampuan dan sadar untuk
menghadirkan konsep ekologis dalam setiap pengembangan
dan perencanaan suatu kawasan khususnya kawasan tepian air
B. PENYAJIAN
Materi bahan ajar yang dibahas dalam buku ini mengacu pada
Kontrak Pembelajaran, Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)
mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air, yakni :
Isi Materi Pertemuan Minggu I.
Menjelaskan Pengertian ekologi secara umum dan secara khusus
tujuan dan manfaat ekologi kawasan tepian air
Isi Materi Pertemuan Minggu II- V.
Pengertian Ekologi secara Umum dan Kawasan Tepian Air
Ekologi Kawasan Tepian Laut
Ekologi Kawasan Tepian Danau dan Rawa
Ekologi Kawasan Tepian Sungai
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 37
Isi Materi Pertemuan Minggu VI - VIII
Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Konteks Pengelolaan
Wilayah Pesisir Terpadu
Wawasan Lingkungan dalam Pengembangan Maritim dan Kelautan
Peran Ekosistim dalam Mitigasi Bencana
Isi Materi Pertemuan Minggu IX
Ujian Tengah Semester (UTS), dalam bentuk Esay dan tugas perorangan
mencari standar-standar, Undang-undang atau Peraturan Pemerintah
tentang Kawasan Tepian Air.
Isi Materi Pertemuan Minggu X - XI
Pemberian Tugas Kelompok untuk survey pada Kawasan Tepian Air di
Provinsi Sulawesi Selatan dan Asistensi
Isi Materi Pertemuan Minggu XII - XV.
Presentasi Tugas Perkelompok dan diskusi kelas
Isi Materi Materi Pertemuan Minggu XVI
Ujian Akhir Semester (UAS) dalam bentuk Esay untuk menilai tingkat
pemahaman tiap mahasiswa tentang Ekologi Kawasan Tepian Air dan
penguasaan terhadap hasil studi di lapangan
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 38
Materi Pertemuan Minggu I
A. Kontrak perkuliahan
B. Menjelaskan tujuan mempelajari ekologi kawasan tepian air
Pendahuluan.
Menurut Dahuri dkk. (2001) komponen biofisik wilayah pesisir
dan laut Indonesia yang membentang sepanjang kurang lebih 81.000
km garis pantai dan menyebar pada sekitar 17.508 pulau dengan
sekitar 5,8 juta km2 wilayah perairan termasuk ZEEI, memiliki potensi
sumberdaya hayati yang melimpah dan beragam jenisnya dan
masing-masing sumberdaya tersebut memiliki nilai penting baik dari
sisi pasar domestic terlebih pasar internasional.
Dengan besarnya potensi alam perairan Indonesia dalam masa
perkembangannya sangat menarik para investor baik lokal maupun
asing untuk memanfaatkannya . Masalah akan muncul jika
pemanfaatan berlangsung tanpa melihat kepentingan generasi ke
depan (inter generation). Banyak pembangunan sektoral, regional,
swasta dan masyarakat mengambil tempati kawasan tepian air dan
laut, seperti budidaya perikanan, resort wisata, industri,
pertambangan, pelabuhan laut,dan reklamasi pantai untuk perluasan
kota. Alasan-alasan terkait dengan kurangnya prasarana umum di
wilayah tepian air, pesisir dan laut, lemahnya perencanaan spasial
yang berakhir pada tumpang tindih berbagai sektor di suatu kawasan,
dampak polusi serta kerusakan lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
yang merupakan visi dunia internasional kini juga merupakan visi
nasional. Visi pembangunan berkelanjutan tidak melarang aktivitas
pembangunan ekonomi, tetapi menganjurkannya dengan
persyaratan bahwa laju (tingkat) kegiatan pembangunan tidak
melampaui daya dukung (carrying capacity) lingkungan alam
Sudah saatnya, membentuk masyarakat dan pemikir/perencana
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 39
yang memiliki kesadaran kolektif dalam merealisasikan
pembangunan berkelanjutan, khususnya pembangunan kawasan
tepian air, pesisir dan laut berbasis ekologi.
Ekologi diharapkan menjadi mindset setiap orang baik
penghuni/pengguna atau perencana kawasan tepian air
Indonesia.Untuk itu mata kuliah ekologi Kawasan Tepian Air bagi
mahasiswa PWK diperlukan untuk mendukung harapan tersebut.
Tujuan Mempelajari Ekologi Kawasan Tepian Air
Mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air diwajibkan kepada mahasiwa
PWK dengan tujuan antara lain :
1. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami Ekologi kawasan
tepian air
2. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi Jenis dan karakteristik
kawasan tepian air
3. Memahami dan mengetahui standar, peraturan pemerintah tentang
pembangunan, penataan dan perencanaan kawasan tepian air
berbasis ekologi
4. Mampu mengidentifikasi dan menganalisis potensi dan
permasalahan kawasan tepian air pada lokasi survey dan
menyajikan dalam data spasial, kuantitatif dan kualitatif.
5. Berdasarkan hasil analisis, mahasiswa mampu membuat arahan
pengembangan, penataan dan perencanaan kawasan tepian air
yang berbasis ekologi
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 40
Materi Pertemuan Minggu II - V
A. Pengertian Ekologi , Ekosistim dan Kawasan Tepian Air
1. Pengertian Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organism dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunan oikos (habitat)
dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Haeckel (1834- 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotikdan biotik. Faktor
abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi,
sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas,
dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem
yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru
muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologimempunyai pengaruh
yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari
bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan
mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup
di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu
kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botaniyang
menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan
ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai
makanan manusia dan tingkat tropik.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 41
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke
makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor
yang menyebabkannya.
Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam
faktor-faktor yang menyebabkannya.
Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk
hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
2. Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang
saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan
terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari
sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-
sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan
beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga
memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini
didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya
mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan
suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk
kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 42
atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet
lain dalam tata surya.
a. Komponen Ekosistem
Secara umum, komponen ekosistem terbagi atas dua kelompok
yakni biotik dan juga abiotik. Komponen biotik sendiri merupakan
komponen berupa mahluk hidup. Sementara itu komponen abiotik
mencakup semua hal di luar mahluk hidup dalam sebuah satuan
ekosistem. Meski tak hidup, namun komponen abiotik ini sangat
mempengaruhi keberlangsungan hidup dari komponen biotik. Apa saja
komponen abiotik tersebut, antara lain:
1) Suhu.
2) Tanah dan Batu.
3) Air
4) Udara
5) Cahaya
6) Iklim
Sementara itu komponen biotik mencakup beberapa hal yang dapat
dikelompokkan berdasarkan fungsinya. Berdasarkan fungsi komponen
tersebut, maka ia akan dibagi menjadi dua komponen dasar yakni autotrof
dan juga komponen heterotrof. Pengertian keduanya adalah sebagai
berikut :
1) Autotrof tak lain adalah istilah yang menunjuk pada mahluk hidup
yang bisa membentuk sendiri makanannya sendiri.
2) Heterotrof sendiri adalah organisme konsumen yang tak bisa
membentuk makanannya sendiri sehingga ia mengambil kebutuhan
tersebut dari luar dirinya.
sementara itu jika dilihat dari susunan trofiknya, maka komponen
ekosistem biotik dibagi ke dalam 3 kelompok yakni:
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 43
1) Produsen. Secara sederhana diartikan sebagai penghasil makanan. Ia
adalah mahluk hidup atau organisme yang menghasilkan makanannya
sendiri. Organisme yang tercakup dalam kelompok ini adalah
tumbuhan yang memiliki klorofil. Dalam ekosistem darat, tumbuhan
sangat diperlukan sebagai sumber makanan mahluk hidup lainnya.
Sementara itu dalam ekosistem perairan, organisme dengan klorofil
adalah berbagai jenis alga juga fitoplankton.
2) Komponen ekosistem biotik selanjutnya adalah konsumen. Ia secara
sederhana diartikan sebagai pemakai. Kelompok ini mencakup semua
organisme yang tak bisa menghasilkan makanan bagi dirinya sendiri
sehingga ia harus mendapatkan makanan dari organisme lainnya
untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Konsumen ini
dibagi ke dalam 3 bagian yakni: konsumen tingkat pertama meliputi
semua organisme yang mengkonsumsi zat langsung dari tumbuhan
atau disebut herbivora. Konsumen tingkat kedia yakni semua mahluk
hidpu yang memperoleh makanan dengan memangsa herbivora tadi
atau disebut karnivora. Terakhir adalah konsumen tingkat ketiga yakni
mahluk hidup yang memangsa konsumen tingkat kedua.
3) Pengurai atau decomposer. Merupakan komponen ekosistem biotik
yang sangat berperan dalam hal menguraikan bahan-bahan organis
yang muasalnya dari mahluk hidup yang telah mati atau juga hasil
pembuangan sistem pencernaan mahluk hidpu. Organisme pengurai
ini cukup penting sebab ia menjaga stabilitas ekosistem dengan
mengurai zat-zat buangan tersebut sehingga diserap oleh tanah dan
menjadi unsur hara bagi perkembangan tumbuhan.
b. Interaksi dalam Ekosistem
Tentunya setelah mengetahui komponen dalam suatu ekosistem
kita bertanya-tanya bagaimana sesungguhnya hubangan antara makhluk
hdup yang tinggal menetap dalam suatu ekositem, nah begini nih sahabat
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 44
Setiap makhluk hidup akan berusaha untuk mempertahankan
populasinya, tentu dengan cara mencari makanan dan terus berkembang
biak, seperti yang kita ketahui ada makhluk hidup karnivora dan herbivora
hal ini akan menimbulkan hubungan erat yang biasa dinamakan rantai
makanan dan jaring jaring makanan.
1) Rantai makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan dengan
urutan dan arah tertentu. Pada peristiwa tersebut terjadi perpindahan
energi dari produsen ke konsumen, dan selanjutnya ke pengurai.
Konsumen tingkat pertama juga disebut konsumen primer, dan konsumen
tingkat ketiga disebut konsumen tersier. Tingkatan-tingkatan ini disebut
trofik. Konsumen puncak merupakan konsume terakhir dan bila mati akan
diuraikan oleh dekomposer. Contoh rantai makanan adalah sebagai
berikut:
Gambar 2 : Rantai Makanan
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 45
2) Jaring-jaring makanan
Dalam ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis
makanan saja, dan juga dapat dimakan oleh beberapa jenis pemangsa.
Oleh karena itu terjadi beberapa rantai makanan yang saling
berhubungan. Sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan ini
disebut dengan jaring-jaring makanan. Contoh jaring-jaring makanan
adalah sebagai berikut.
Gambar 3. Jaring - jaring makanan
c. Tipe-tipe Ekosistem
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten
darat, dan ekosistem buatan.
1) Akuatik (air)
Ekosistem air tawar.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 46
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,
penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam
tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya
tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Ekosistem air laut.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang
tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena
suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar
25 C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat
batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin
di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.
Ekosistem estuari.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau
rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya
akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput
rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain
berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Ekosistem pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan
terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di
ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
Ekosistem sungai.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air
sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 47
Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air.
Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem
sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular,
buaya, dan lumba-lumba.
Ekosistem terumbu karang.
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi
ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan
organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro
organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora
seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut,
dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat
pantai memiliki pasir putih.
Ekosistem laut dalam.
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan
ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat
bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
Ekosistem lamun.
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-
tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini
hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di
darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai
yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan
tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga,
berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem
internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara. Sebagai sumber daya
hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
2) Terestrial (darat)
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 48
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh
temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim
dan gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu
ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem
dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas
manusia.
Hutan hujan tropis.
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-
cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan
relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya
tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m,
cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk
tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu
iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup
mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu
sepanjang hari sekitar 25 C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya
antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
Sabana.
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan
40 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih
tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun
di Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana
antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
Padang rumput.
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah
tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang
lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 49
air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas
tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada
kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar,
serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
Gurun.
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang
rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah
(25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.
Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di
gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya
kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai
jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain
rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan
nokturnal lain.
Hutan gugur.
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki
empat musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun.
Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang
terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung
pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan
daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya
taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer,
pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali,
sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Tundra
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 50
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran
kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan
tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan
adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan
rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi
dengan keadaan yang dingin.
Karst (batu gamping /gua).
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah
Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang
hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif
terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi
yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-
pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan
keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
3) Ekosistim Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi
dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia,
dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah :
bendungan
hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
agroekosistem berupa sawah tadah hujan
sawah irigasi
perkebunan sawit
ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
ekosistem ruang angkasa.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 51
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi
yang banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar,
serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas.
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup
yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input
dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada
bumi.
3. Pengertian Kawasan Tepian Air
Secara umum, pengertian tepian air dapat diartikan sebagai suatu
proses dan hasil pembangunan yang memiliki kontak visual dengan air,
seperti : air laut, air sungai dan danau. Dalam kamus Oxford edisi 1987,
daerah tepianairterutama bagian kota yang menghadap laut, sungai atau
danau dan jenis perairan lainnya, oleh BreendamRigby, mendefinisikan
daerah tepianair sebagai thewateredgesinthecityandtowninallsize.
Mengenai prinsip perancangan sendiri (IsfaSastrawati, Prinsip
Perancangan Kawasan Tepian Air, 2003) merupakan dasar dasar
penataan kota atau kawasan yang memasukkan berbagai aspek
pertimbangan dan komponen penataan untuk mencapai suatu
perancangan kota atau kawasan yang baik. Bila dihubungkan dengan
pembangunan kota, kawasan Tepian Air adalah area yang dibatasi oleh
air dan komunitasnya yang dalam pengembangannya mampu
memasukkan nilai manusia, yaitu kebutuhan akan ruang publik dan nilai
alami. Dari pengertian di atas, maka dapat didefinisikan bahwa prinsip
perancangan kawasan tepianair merupakan dasar dasar penataan
kawasan yang memasukkan aspek yang perlu dipertimbangkan dan
komponen penataan di wilayah tepian air.
a. Kajian Umum Tentang Kawasan Tepian Air
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 52
Secara umum, pengertian tepian air dapat diartikan sebagai suatu
proses dan hasil pembangunan yang memiliki kontak visual dengan air,
seperti : air laut, air sungai dan danau. Dalam kamus Oxford edisi 1987,
daerah tepianair terutama bagian kota yang menghadap laut, sungai atau
danau dan jenis perairan lainnya, oleh Breendam Rigby, mendefinisikan
daerah tepianbair sebagai the water edges in the city and town in all
size.
Pengembangan kawasan tepian air dapat dirumuskan sebagai
pengelolaan kawasan tepianair dengan memberikan muatan kegiatan aktif
pada pertemuan tersebut. Muatan kegiatan bisa berupa aktifitas sungai
atau pantai yang memanfaatkan pemandangan perairan. Pengertian
pengembangan tepian air telah mencakup pengembangan kawasan yang
sama sekali jauh dari sumber air alami.
Mengenai prinsip perancangan sendiri (Isfa Sastrawati, Prinsip
Perancangan Kawasan Tepian Air, 2003) merupakan dasar dasar
penataan kota atau kawasan yang memasukkan berbagai aspek
pertimbangan dan komponen penataan untuk mencapai suatu
perancangan kota atau kawasan yang baik. Bila dihubungkan dengan
pembangunan kota, kawasan Tepian Air adalah area yang dibatasi oleh
air dan komunitasnya yang dalam pengembangannya mampu
memasukkan nilai manusia, yaitu kebutuhan akan ruang publik dan nilai
alami.
Dari pengertian di atas, maka dapat didefinisikan bahwa prinsip
perancangan kawasan tepianair merupakan dasar dasar penataan
kawasan yang memasukkan aspek yang perlu dipertimbangkan dan
komponen penataan di wilayah tepianair.
b. Kebijakan Pemerintah Mengenai Kawasan Tepian Air
Beberapa kebijakan yang berkaitan dengan penataan kawasan
Tepian Air adalah :
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 53
1) Garis sempadan pantai dan sungai.
Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu
dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai
serta mengamankan aliran sungai. Perlindungan terhadap kawasan pantai
berhutan bakau dilakukan untuk melestarikan hutan bakau sebagai
pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembang biaknya
berbagai biota laut disamping sebagai pelindung pantai dan pengikisan air
laut serta pelindung usaha budi daya dibelakangnya. Garis sempadan
pantai dan sungai termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer
ditetapkan dalam beberapa peraturan.
2) Akses (Dirjen Cipta Karya, 2000)
- Akses berupa jalur kendaraan berada diantara batas terluar dari
sempadan Tepian Air dengan areal terbangun.
- Jarak antara akses masuk menuju ruang publik atau Tepian Air dari
jalan raya sekunder atau tersier minimum 300 m.
- Jaringan jalan terbatas dari parkir kendaraan roda empat.
- Lebar minimum jalur pejalan di sepanjang Tepian Air adalah 3 m.
3) Peruntukan (Dirjen Cipta Karya, 2000)
- Peruntukan bangunan diprioritaskan atas jenjang pertimbangan :
penggunaan lahan yang bergantung dengan air (water related uses),
penggunaan lahan yang sama sekali tidak berhubungan dengan air
(independent unrelated to water uses).
- Kemiringan lahan untuk pengembangan area publik yaitu antara 0
15%. Sedangkan untuk kemiringan lahan lebih dari 15% perlu
penanganan khusus.
- Jarak antara satu areal terbangun bagi fasilitas umum dengan fasilitas
umum lainnya maksimum 2 km.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 54
4) Bangunan (Dirjen. Cipta Karya, 2000)
- Kepadatan bangunan di kawasan Tepian Air maksimum 25%.
- Tinggi bangunan ditetapkan maksimum 15 m dihitung dari permukaan
tanah rata rata pada areal terbangun.
- Orientasi bangunan harus menghadap ke Tepian Air dengan
mempertimbangkan posisi bangunan terhadap matahari dan arah
tiupan angin.
- Bentuk dan desain bangunan disesuaikan dengan kondisi dan bentuk
tepian air serta variable lainnya.
- Warna bangunan dibatasi pada warna warni alami.
- Tampak bangunan didominasi oleh permainan bidang transparan
seperti tampilan element eras, jendela dan pintu.
- Bangunan bangunan yang dapat dikembangkan pada areal
sempadan Tepian air berupa taman atau ruang rekreasi adalah
fasilitas areal bermain, tempat duduk dan sarana olahraga.
- Bangunan di areal sempadan tepian air hanya berupa tempat ibadah,
bangunan penjaga pantai, bangunan fasilitas umum (MCK), bangunan
tanpa dinding dengan luas maksimum 50 m/unit.
- Tidak dilakukan pemagaran pada areal terbangun, kecuali pemagaran
dengan tinggi maksimum 1 m dan menggunakan pagar transparan
atau dengan tanaman hidup.
B. Ekologi Kawasan Tepian Laut (Pesisir)
1. Ekosistem Pantai
Jika didefenisikan, maka ekosistem pantaitak lain adalah sebuah
kesatuan di alam dimana semua komponen baik itu abiotik maupun biotik
saling berinteraksi dan memungkinkan terjadinya aliran energi. Selain itu,
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 55
interkasi tersebut juga membentuk sebuah struktur biotik juga siklus materi
antara abiotik dan biotik. Sebagai sebuah ekosistem, unsur-unsur atau
komponen yang tercakup di dalam ekosistem pantai antara lain:
1. Komponen abiotik mencakup suhu, cahaya, iklim, bebatuan
sedimen, air dan lain-lain.
2. Komponen produsen seperti misalnya alga lat, lamun, bakau dan
masih banyak lagi lainnya.
3. Komponen Konsumen misalnya kerang, ikan, udang dan masih
banyak lagi lainnya.
4. Komponen pengurai atau decomposer misalnya virus, jamur dan
bakteri.
Ciri-ciri Ekosistem Pantai
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama ekosistem pantai yang
sehat dan baik, antara lain:
1. Garis pantai permanen terjaga dengan baik, yakni wilayah
laut yang berbatasan dengan daratan.
2. Terdapat kawasan ekosistem mangrove dengan jumlah ideal
30% dari jumlah total luas pesisir.
3. Terdapat pola usaha budidaya jenis air payau dengan
berpegang pada wawasan lingkungan yang baik.
4. Pencemaran pantai bisa dikendalikan secara baik dengan
metode alamiah atau dengan campur tangan manusia.
5. Pantai berperan sebagai rumah yang baik bagi mahluk hidup
dan bisa menjadi sumber penghidupan bagi manusia di sekitarnya.
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 56
Gambar 4 : Pantai Bira Kabupaten Bulukumba
Ekosistem pantai dikenal sebagai salah satu jenis ekosistem yang unik
sebab mencakup tiga unsur yakni tanah di daratan, air di lautan dan juga
udara. Pantai merupakan pertemuan antara ekosistem daratan dan juga
ekosistem akuatik. Ada beberapa satuan ekosistem yang tercakup di
dalam ekosistem pantai antara lain:
1. Ekosistem Terumbu Karang atau Corall Reef.
2. Ekosistem Hutan Bakau atau Mangrove.
3. Ekosistem Padang lamun atau Sea Grass.
4. Ekosistem Muara Suangai atau Estuari.
5. Ekosistem Pantai Berpasir atau Sandu Beach.
6. Ekosistem Pantai berbatu atau Rocky Beach.
Yang menjadi ekosistem paling utama di wilayan pesisir pantai adalah
ekosistem terumbu karang ,mangrove dan juga padang lamun.
Ekosistem pantai sangat dipengaruhi oleh siklus harian arus yang pasang
dan surut. Dengan demikina, flora dan fauna yang bisa bertahan di pantai
adalah mereka yang bisa beradaptasi dengan cara melekat ke substrat
keras agar tidak terhempas gelombang. Wilayah paling atas dari
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 57
ekosistem pantai adalah titik yang hanya terkena air pada saat pasang
naik tinggi. Area ini didiami beberapa jenis moluska, ganggang, kerang,
dan beberapa jenis burung pantai. Sementara itu, titik tengah pantai
terendam jika pasang tinggi juga pasang rendah. Tempat ini didiami
beberapa organisme semisal anemone laut, remis, siput, ganggang,
porifera dan masih banyak lagi lainnya. Sementara itu wilayah terdalam
dari ekosistem pantai dihuni oleh beragam jenis mahluk invertebrate juga
ikan dan berbagai jenis rumput laut.
2. Tipologi Pengembangan Kawasan Pesisir Pantai
Penanganan kawasan pantai dilakukan dengan pertimbangan
tipologi pantai. Pembagian tipe pantai kawasan perncanaan didasarkan
pada klasifikasi tipologi pantai yang disusun oleh PSDAL UNHAS dengan
Direktorat Bina Tata Perkotaan dan Pedesaan Departemen Pekerjaan
Umum, Tahun 1997, secara garis besar dapat diklasifikasikan ke dalam 5
(lima) jenis, yaitu:
a. Tipe A, pantai berupa teluk dan tanjung yang panjang dan
beberapa pulau terletak di mulut teluk, kemiringan dasar yang
curam ( > 0,1) dan terbentuk dari kerikil, daratan pantai yang
berbukit, tinggi ombak datang dibawah 1 meter, kecepatan arus di
bawah 1 meter/detik tipe pasang surut adalahh setengah harian,
periode ulang kejadian badai diatas satu tahun. Pantai tipe A
sangat potensial dikembangkan menjadi kawasan perdagangan,
jasa pelayanan, pergudangan, pelabuhan, industri, permukiman
dan resort/pariwisata.
b. Tipe B, pantai berupa teluk tanpa pulau terletak di mulut teluk,
kemiringan dasar yang landai (0,01 < s 0,1) dan terbentuk dari
pasir, memiliki lingkungan muara, tinggi ombak dating antara 1-2
meter, kecepatan arus antara 0,5-1 meter/detik, tipe pasut adalah
campuran dan periode ulang kejadian badai diatas 15 tahun. Pantai
tipe B cukup potensial dikembangkan menjadi kawasan
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 58
perdagangan dan prasarana penunjang pantai tipe A, namun perlu
dilakukan rekayasa khusus untuk meningkatkan aksesibilitas
terhadap pusat kota misalnya pembuatan dermaga, reklamasi
pantai dan sebagainya.
c. Tipe C, pantai berupa laguna, kemiringan dasar yang datar (s <
0,01) dan terbentuk dari lumpur, memiliki lingkungan rawa pantai,
tinggi ombak dating di bawah 1 meter, kecepatan arus dibawah 0,5
m/detik, tipe pasang surut adalah setengah harian, periode ulang
kejadian badai diatas 15 tahun. Pantai tipe C tidak potensial untuk
kegiatan binaan penduduk, perlu rekayasa khusus melalui
penguatan dan penilaian khusus untuk meningkatkan aksesibilitas
terhadap pusat kawasan kota misalnya pembuatan dermaga,
reklamasi pantai dan sabagainya.
d. Tipe D, pantai terbuka, kemiringan dasar yang landai (0,01
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 59
3. Potensi Wilayah Pesisir
Dalam suatu wilayah pesisir terdapat satu atau lebih dari sistem
lingkungan atau ekosistem yang dapat bersifat alamiah maupun buatan.
Ekosistem alami yang terdapat di kawasan pesisir antara lain terumbu
karang (coastal reefs), hutan bakau (mangrove), padang lamun (sea
grass), pantai berpasir (sandy beach). Ekosistem buatan yang antara lain
berupa tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata, industri,
agroindustri dan kawasan permukiman.
Potensi pembangunan yang terdapat di wilayah pesisir dan lautan secara
garis beras terdiri dari 3 (tiga) kelompok yaitu sumberdaya yang dapat
diperbaharui (renewable resources), sumberdaya yang tidak dapat
diperbaharui (non-renewable resources) dan jasa-jasa lingkungan
(environmental services).
Secara garis besar potensi-potensi pembangunan tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
a. Sumberdaya Dapat Diperbaharui
1) Hutan Mangrove
Hutan Mangrove merupakan ekosistem utama pendukung
kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan lautan. Selain mempunyai
fungsi ekologi sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat
pemijahan dan asuhan berbagai biota, penahan abrasi, amukan angin
topan dan tsunami, penyerap limbah dan pencegah intrusi air laut dan lain
sebagainya. Hutan mangrove juga mempunyai fungsi penting serta
penyedia kayu, daun-daunan sebagai bahan baku obat-obatan dan
sebagainya. Hampir 75% tumbuhan mangrove hidup diantara 35 derajat
lintang utara 35 derajar lintang selatan dan terbanyak terdapat di
kawasan Asian Tenggara.
2) Terumbu Karang
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 60
Ekosistem terumbu karang mempunyai produktivitas organic dan
keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dibandingkan ekosistem
lainnya. Disamping mempunyai fisik ekologi sebagai penyedia nutrient
bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, terumbu karang
juga menghasilkan berbagai produkyang mempunyai nilai ekonomis
penting seperti berbagai jenis ikan karang, alga, taripang dan kerang
mutiara. Beberapa tempat di Indonesia, karang batu (hard coral)
dipergunakan untuk berbagai kepentingan seperti konstruksi jalan dan
bagunan, bahan baku perhiasan dan industri pembuatan kapur. Dari
estetika terumbu karang menampilkan pemandangan indah yang tidak
dimiliki oleh ekosistem lainnya. Potensi lestari sumberdaya ikan dan
terumbu karang di perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 80.802
ton/km/tahun (Dirjen Perikanan, 1991) dengan luas total terumbu karang
50.000 km yang kuat menahan gaya gelombang laut.
3) Padang Lamun dan Rumput Laut
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan yang sudah sepenuhnya
menyesuaikan diri untuk hidup dibawah permukaan air laut. Lamun hidup
diperairan dangkal dan berpasir atau sering juga dijumpai pada ekosistem
terumbu karang. Lamun membentuk padang yang luas dan lebat di dasar
laut yang terjangkau cahaya matahari dengan tingkat penyinaran yang
memadai untuk pertumbuhan. Koessoebiono (1995) mengemukakan
bahwa padang lamun di lingkungan pesisir mempunyai fungsi utama
antara lain :
- Menstabilkan dasar laut dengan sistem perakaran yang silang;
- Merupakan habibat berbagai macam ikan kecil dan udang;
- Tempat hidup bagi ganggang dan zat renik lainnya;
- Padang lamun yang segar merupakan bahan makanan bagi
ikan duyung, penyu dan babi laut serta di Kepulauan Seribu
juga merupakan bahan makanan bagi penduduk setempat; dan
- Sebagai perangkap sedimentasi
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 61
4) Sumberdaya Perikanan Laut
Potensi sumber daya perikanan laut terdiri atas sumberdaya
perikanan pelagis besar, sumberdaya perikanan pelagis kecil,
sumberdaya perikanan demersal, udan, ikan karang dan cumi-cumi.
Potensi tersebut secara nasional 6,7 juta ton/tahun merupakan potensi
lestari dengan tingkat pemanfaatan mencapai 48% (Dirjen Perikanan,
1995).
b. Sumberdaya Tidak Dapat Dipengaruhi
Wilayah pesisir dan lautan memiliki juga sumberdaya tidak dapat
diperbaharui (non-renewable resource) yang meliputi seluruh mineral dan
geologi. Mineral terdiri dari tiga kelas yaitu kelas A yaitu mineral strategis
seperti minyak, gas dan batubara; kelas B yaitu mineral vital yaitu seperti
emas, timah, nike, bauksit, biji besi dan croumit; kelas C yang merupakan
mineral industri seperti bahan bangunan dan galian granit, kapur, tanah
liat, kaolin dan pasir
4. Kerusakan Lingkungan Wilayah Pesisir
Lingkungan (hidup) didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya ( UU 23/97, Pasal 1 Ayat 1,
dalam Sumadjito, 2007 ). Lingkungan dapat diartikan sebagai suatu
ekosistem yang terdiri atas komponen biotik dan abiotik yang saling
berinteraksi dan membentuk suatu kesatuan yang utuh (Dahuri dkk, 2004;
Asdak, 2004 ). Berdasarkan defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
lingkungan meliputi ekosistem dan sumber daya yang ada disuatu
wilayah.
Berdasarkan pengertian diatas, maka lingkungan wilayah pesisir sebagai
kesatuan segala sumber daya (abiotik) dan makhluk (biotic) yang terdapat
diwilayah pesisir. Ekosistem pesisir dapat dibagi menjadi dua, yaitu
-
Ekologi Kawasan Tepian Air 62
ekosistem alamiah dan buatan. Ekosistem alamiah wilayah pesisir antara
lain mangrove, terumbu karang, estuary, padang lamun, dan pantai.
Sedangkan ekosistem buatan antara lain berupa tambak, kawasan
permukiman, dan kawasan industri ( Dahuri dkk, 2004 ).