FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA MIKRO (STUDI
PADA NASABAH BMT AS-SALAM CIANJUR)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
HUSNU SULUKIAH SHAFRIYANI
NIM: 1113086000049
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2019 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Husnu Sulukiah shafriyani
2. Tempat Tanggal lahir : Cianjur, 26 Juli 1994
3. Alamat : Kp. Babakan Sirna Sari Rt/Rw 002/014
Desa Cipanas, Kec. Cipanas, Kab. Cianjur.
4. Telepon : 087714421459
5. Email : [email protected]
PENDIDIKAN
1. TK Nurul Fikri Tahun 1999 – 2000
2. MI Futuuhiyah Tahun 2000 – 2006
3. SMP Muhammadiyah Cipanas Tahun 2006 – 2009
4. SMA Muhammadiyah Cipanas Tahun 2009 – 2012
5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 – 2019
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Kamil Supandi
Tempat Tanggal Lahir : Cianjur, 16 April 1960
Pekerjaan Ayah : Swasta
2. Ibu : E. Sumiati
Tempat Tanggal Lahir : Cianjur, 7 Juli 1970
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Company Visit to Muamalat Institute, pada tanggal 2 April 2014.
2. Seminar Internasional Ekonomi Islam dengan tema “Building Strategic
Alliance in Islamic Economic, Finance and Business Policies” yang
diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia, pada tanggal
30 April 2015.
vi
3. Company Visit to Dana Reksa Sekuritas, pada tanggal 6 Desember 2015.
KEGIATAN-KEGIATAN
1. Quick Count PILKADA DKI Jakarta, 2017.
2. Pengawas TPS PILKADA Jawa Barat, 2018.
3. Volunteer Asian Para Games divisi Transportasi, 2018.
vii
ABSTRACT
The purposes of this research are to analyze some factors which affected the
increasing income of micro-business and to understand the income difference
before and after receive financing from BMT As-Salam. The data analysis method
that the writer used is descriptive analysis, Ancova test and a non-parametric test
Wilcoxon. The report of this study shows Syariah micro financing, characteristics
of profile respondent (education), and characteristics of business respondents (the
amount of financing) have an impact towards the increasing income of a micro
business. However, characteristic profile respondents (sex, age) and
characteristics of the business respondent (the type of business, years of business)
have no impact regarding the increasing income of a micro business, and there
are a business income differences before and after receiving the financing from
As-Salam BMT.
Keyword: BMT, Increasing Income of Micro-Business, Syariah Micro Finance
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatan pendapatan usaha mikro dan untuk mengetahui perbedaan
pendapatan usaha antara sebelum dan sesudah menerima pembiayaan dari BMT
As-Salam. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji
Ancova, dan uji Non Parametrik Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan
pembiayaan mikro syariah, karakteristik profil responden (pendidikan), dan
karakteristik usaha responden (besar pembiayaan) berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan usaha mikro. Sedangkan, karakteristik profil responden
(jenis kelamin, usia) dan karakteristik usaha responden (jenis usaha, lama usaha)
tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro, dan terdapat
perbedaan pendapatan usaha antara sebelum dan sesudah menerima pembiayaan
dari BMT As-Salam.
Kata Kunci: BMT, Peningkatan Pendapatan Usaha, Pembiayaan Mikro Syariah
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, kasih sayang serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro (Studi Pada Nasabah BMT As-Salam
Cianjur)”. Shalawat serta salam kepada junjungan baginda Rasulullah SAW,
keluarga, sahabat dan mudah-mudahan kita termasuk umat yang senantiasa
istiqamah dalam menjalankan syariat-Nya.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam
penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Mufraini, M.Si, Lc selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan arahan dan masukan terkait dengan
perkuliahan.
2. Bapak Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si selaku Ketua dan Ibu RR. Tini
Anggraeni, ST., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Nurul Ichsan, MA selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya, perhatian dan segala bimbingan serta arahannya
selama penulisan skripsi ini. Semoga bapak beserta keluarga selalu
diberikan limpahan keberkahan oleh Allah SWT.
4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan serta staff Akademik dan Perpustakaan, terima kasih
atas kesabaran dan kemudahan yang diberikan.
5. Seluruh pihak BMT As-Salam yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
x
6. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan,
bimbingan dan kasih sayang. Terima kasih atas segala pengorbanannya
selama perkuliahan, semoga saya bisa menjadi anak yang berbakti dan
menjadi anak kebanggaan juga bisa memberikan teladan kepada orang
lain.
7. Kakakku dan Adik-adikku tersayang terima kasih untuk dukungan dan
doanya.
8. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk
menyelesaikan studi mandiri ini, terima kasih kepada Isninda, Atik, Pristy,
Zulfa, Sarah, Nida.
9. Teruntuk Amalia, teman berdiskusi dalam membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini, yang selalu mendukung, memberikan semangat
serta doa.
10. Rona Roudhotul Jannah, teman seperjuangan yang telah menorehkan
banyak kisah, serta pengalaman yang berharga tentang arti dari
kebersamaan dan mencari ilmu bersama-sama selama kuliah.
11. Semua pihak yang telah membantu dan mendoakan penulis dalam
penyusunan tugas akhir ini yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu,
terima kasih banyak.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah mendoakan,
membantu, dan membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini.
Jakarta, 27 november 2018
Husnu Sulukiah Shafriyani
xi
DAFTAR ISI
DAFTAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 11
A. Landasan Teori ................................................................................ 11
1. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) ............................ 11
2. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ............................................... 13
3. Pembiayaan Mikro Syariah ....................................................... 19
4. Usaha Mikro .............................................................................. 21
B. Keterkaitan Antar Variabel ............................................................. 25
C. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 28
D. Kerangka Penelitian ........................................................................ 33
E. Hipotesis .......................................................................................... 34
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 36
xii
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 36
B. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 36
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 37
D. Metode Analisis Data ...................................................................... 38
E. Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 41
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................... 45
A. Gambaran Umum BMT As-Salam.................................................. 45
1. Sejarah Singkat BMT As-Salam ............................................... 45
2. Visi dan Misi BMT As-Salam................................................... 47
3. Struktur Organisasi BMT As-Salam ......................................... 48
4. Produk dan Jasa BMT As-Salam .............................................. 49
B. Hasil Analisis dan Pembahasan Penelitian ..................................... 55
1. Hasil Deskriptif Karakteristik Profil Responden ...................... 55
2. Hasil Deskriptf Karakteristik Usaha Responden....................... 58
3. Hasil Uji Ancova (Analysis of Covariance) .............................. 61
4. Hasil Uji Non Parametrik Wilcoxon ......................................... 65
C. Pembahasan ..................................................................................... 68
BAB V : PENUTUP .................................................................................. 71
A. Kesimpulan ..................................................................................... 71
B. Saran ................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 73
LAMPIRAN ............................................................................................... 79
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan Data Usaha Mikro Tahun 2012-
2017
3
2.1 Karakteristik Usaha Mikro 22
2.2 Penelitian Terdahulu 28
3.1 Varibel Bebas (Independent Variable) 42
4.1 Jenis Kelamin Responden 55
4.2 Usia Responden 56
4.3 Pendidikan Responden 57
4.4 Jenis Usaha Responden 58
4.5 Lama Usaha Responden 59
4.6 Besar Pembiayaan Responden 60
4.7 Hasil Uji Homogenitas 61
4.8 Hasil Uji Ancova 63
4.9 Hasil Uji Wilcoxon Descriptive Statistics 66
4.10 Hasil Uji Wilcoxon Ranks 66
4.11 Hasil Uji Wilcoxon Test Statistics 68
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Penelitian 33
xv
DAFTAR GRAFIK
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Pendapatan Usaha Sebelum Pembiayaan 4
1.2 Pendapatan Usaha Sesudah Pembiayaan 7
4.1 Jenis Kelamin Responden 55
4.2 Usia Responden 56
4.3 Pendidikan Responden 57
4.4 Jenis Usaha Responden 58
4.5 Lama Usaha Responden 59
4.6 Besar Pembiayaan Responden 60
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1. Hasil Deskriptif Karakteristik Profil Responden 78
2. Hasil Deskriptif Karakteristik Usaha Responden 79
3. Hasil Uji Homogenity of Regression 80
4. Kuesioner Penelitian 81
5. Tabulasi Data Responden 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah negara yang sedang berkembang (NSB), banyak sekali
permasalahan yang menjadi penghambat bagi perkembangan negara untuk
maju menuju tahap selanjutnya. Salah satu permasalahan yang menjadi
prioritas perhatian dari pemerintah adalah kemiskinan (Mariyanti, 2013).
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia,
jumlah penduduk miskin di Indonesia pada periode September 2016 – Maret
2017 mengalami peningkatan. Pada bulan September 2016 jumlah penduduk
miskin sebesar 27,76 juta orang. Kemudian pada bulan Maret 2017, jumlah
penduduk miskin naik sebesar 27,77 juta orang. Dari total 27,77 juta
penduduk miskin di Indonesia, sebanyak 17,10 juta orang berada di kawasan
pedesaan. Sedangkan sisanya sebesar 10,67 juta orang berada di kawasan
perkotaan.
Islam memandang kemiskinan merupakan satu hal yang mampu
membahayakan akidah, akhlak, kelogisan berpikir, keluarga dan juga
masyarakat. Islam pun menganggap sebagai musibah dan bencana yang harus
ditanggulangi. Jika kemiskinan ini sudah merajalela, ia akan menjadi
kemiskinan yang mansiyyan (mampu membuatnya lupa kepada Allah dan
juga kemanusiaannya) (Kasim dan Siswanto, 2016). Menurut Qadir (2001)
kemiskinan merupakan ancaman besar umat manusia. Nabi Muhammad SAW
2
menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada kekufuran. Karena itu tidak
sedikit manusia yang saling membunuh karena kemiskinan Dengan alasan ini,
pemerintah selalu mencari jalan keluar untuk menyelamatkan bangsa dari
kemiskinan. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah adalah dengan
memajukan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Usaha mikro kecil menengah (UMKM) khususnya usaha mikro, sudah
dijadikan pusat perhatian oleh pemerintah juga masyarakat terkait perannya
yang dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Diantara peranan penting tersebut adalah usaha mikro dapat dijadikan sebagai
alat dalam menyediakan lapangan kerja dan menciptakan usaha swasta
sehingga dapat meningkatkan pembangunan perekonomian.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik, pada tahun 2008 Indonesia mengalami
perkembangan positif di bidang pertumbuhan ekonomi, padahal ketika itu
sedang terjadi krisis ekonomi global. Tepatnya pada semester kedua tahun
tersebut sebesar 6,1%. Pertumbuhan yang terjadi di Indonesia pada masa itu
tidak bisa dipungkiri karena adanya peran dari sektor ekonomi mikro.
Pengaruh dari kinerja usaha mikro mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut dapat dilihat dari
banyaknya unit usaha, penyerapan tenaga kerja, serta kontribusinya terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) yang mengalami peningkatan pada tahun
2012-2017.
3
Tabel 1.1 Perkembangan Data Usaha Mikro Tahun 2012-2017
Tahun Unit Usaha Tenaga Kerja PDB atas Harga
Konstan 2000
2012 54.559.969 94.957.797 761.228,8
2013 55.856.176 99.859.517 790.825,6
2014 57.189.393 104.624.466 807.804,5
2015 58.521.987 110.807.864 848.985,0
2016 60.863.578 103.839.015 2.736.613,7
2017 62.106.900 107.232.992 2.856.607,8
Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menegah, diolah 2018.
Keberadaan usaha mikro yang mendominasi ini sebagai bukti bahwa
aktivitas usaha mikro memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Banyaknya jumlah usaha mikro yang ada memberikan pengaruh positif dalam
hal penyerapan tenaga kerja. Sektor usaha mikro mampu menyerap tenaga
kerja sebanyak 94.957.797 orang pada tahun 2012 yang kemudian terus
meningkat yaitu pada tahun 2013 sebanyak 99.859.517 orang, pada tahun
2014 sebanyak 104.624.466 orang, pada tahun 2015 sebanyak 110.807.864
orang, pada tahun 2016 sebanyak 103.839.015 orang dan hingga pada tahun
2017 sebanyak 107.232.992 orang. Kemudian kontribusi usaha mikro
terhadap PDB atas Harga Konstan 2000 pada tahun 2012 sebesar 761.228,8
milyar rupiah, pada 2013 sebesar 790.825,6 milyar rupiah, pada 2014 sebesar
807.804,5 milyar rupiah, pada 2015 sebesar 848.985,0 milyar, pada 2016
sebesar 2.736.613,7 milyar rupiah dan pada tahun 2017 sebesar 2.856.607,8
milyar rupiah.
Sebagian besar usaha mikro yang ada di Indonesia mengalami tantangan
pada sektor permodalan. Permasalahan utama tersebut memang suatu hal yang
4
sangat klasik dan mendasar yang biasanya dihadapi pelaku usaha mikro.
Permodalan merupakan tantangan bagi eksistensi usaha mikro untuk mampu
berkembang dan berjalan di tengah berbagai kendala lain yang ada. Menurut
Murwanti dan Sholahuddin (2013) dalam memulai sebuah usaha ada beberapa
permasalahan yang dihadapi pedagang kecil, diantaranya: kesulitan dalam
permodalan, kesulitan dalam aspek keterampilan, kurang berpendidikan, tidak
mempunyai administrasi yang baik, menggunakan manajemen keluarga,
kurang disiplin, dan kurangnya perencanaan.
Grafik 1.1 Pendapatan Usaha Sebelum Pembiayaan
Sumber: Hasil Kuesioner Nasabah BMT As-Salam
Berdasarkan Grafik 1.1 dapat dilihat bahwa pendapatan sebelum
menerima pembiayaan memiliki pendapatan usaha yang rata-rata hanya
sekitar Rp 200.000 – Rp 800.000. Pendapatan yang rendah ini membuat usaha
mikro sering digambarkan sebagai kelompok yang kemampuan
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Pendapatan Sebelum Pembiayaan
5
permodalannya lemah atau kekurangan modal. Hal ini membuktikan
banyaknya usaha mikro yang masih memerlukan modal untuk
mengembangkan usahanya.
Pembiayaan mikro syariah merupakan salah satu cara dalam mengatasi
kesulitan permodalan pada usaha mikro. Pembiayaan atau financing ialah
pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan (Hidayati dkk, 2014).
Menurut Gina dan Effendi (2014), pembiayaan mikro berkontribusi untuk
mengurangi sejumlah faktor yang menyebabkan kemiskinan, dimana
masyarakat miskin dapat memulai untuk menghasilkan pendapatan.
Pembiayaan dapat memutus visious cycle UMKM yang menyebabkan pelaku
usaha mikro berpendapatan rendah.
Pemberian pembiayaan pada pelaku usaha mikro yang dinilai tidak
bankable dapat meningkatkan usaha dan taraf hidupnya. Namun, tidak banyak
yang peduli dengan usaha mikro karena dinilai tidak bankable dan sulit untuk
mengembangkan usaha atau masih banyak menilai bahwa usaha mikro
merupakan usaha yang labil. Sehingga, lembaga keuangan formal seperti
perbankan sulit memberikan pembiayaan pada pelaku usaha mikro karena
dinilai berisiko dan jumlah pembiayaan yang tergolong kecil. Kurangnya
pendidikan pada pelaku usaha menyebabkan kurangnya kepercayaan lembaga
keuangan formal seperti bank untuk memberikan pembiayaan yang
6
dikhawatirkan pelaku usaha tersebut tidak dapat mengelola dana pinjaman
dengan baik, sehingga adanya kendala kredit macet (Gina dan Effendi, 2014).
Menurut Anggraeni dkk (2013) Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
merupakan salah satu lembaga keuangan mikro syariah yang dapat
mendukung permodalan UMKM. Hal tersebut mengingat layanan keuangan
mikro syariah BMT relatif dapat lebih mudah diakses sebagian besar UMKM
yang unbankable. Pembiayaan syariah memberikan kelebihan yang tidak
dimiliki oleh lembaga konvensional karena tidak adanya sistem bunga yang
dapat membebani UMKM (beban bunga yang terus bertambah).
BMT sebagai lembaga keuangan mikro syariah didirikan dengan beberapa
maksud dan tujuan, salah satunya dengan tujuan untuk memberikan solusi
alternatif pembiayaan kepada para pelaku usaha mikro yang terkendala dengan
permodalan. Kedudukan BMT sebagai penyedia layanan usaha mikro
dianggap sangat strategis karena prinsip yang dijalankannya berdasarkan
prinsip syariah. Prinsip yang sesuai dengan hukum Islam antara pihak
lembaga keuangan dengan pihak pelaku usaha dalam menjalankan
perekonomiannya. Hal tersebut menjadikan BMT memiliki dua fungsi utama,
yaitu menjalankan kegiatan pengembangan usaha yang produktif dalam
meningkatkan kualitas dan produktifitas dari ekonomi pelaku usaha mikro
untuk mendorong kegiatan investasi dan menyediakan layanan pembiayaan
serta menerima dan menyalurkan dana zakat, infak, sedekah (ZIS) sesuai
dengan peraturan amanah yang diemban.
7
Salah satu BMT yang telah terbukti memberikan kontribusi terhadap
ketahanan ekonomi masyarakat kecil yaitu BMT As-Salam. BMT As-Salam
sejak pertama berdiri bertujuan untuk menyejahterakan dan membantu
masyarakat ekonomi lemah supaya dapat tumbuh dan berkembang sehinggga
mampu membangun perekonomiannya secara sendiri dan survive dalam
menghadapi tantangan dan persaingan ekonomi.
BMT As-Salam berperan aktif dalam penyaluran pembiayaan kepada
pelaku usaha mikro yang mengalami kesulitan permodalan khusunya di
daerah Cianjur. Pembiayaan yang diterapkan BMT As-Salam salah satunya
dengan menggunakan pembiayaan murabahah, dimana mitra/mudharib
memberikan keuntungan berupa margin yang telah disepakati.
Grafik 1.2 Pendapatan Usaha Sesudah Pembiayaan
Sumber: Hasil Kuesioner Nasabah BMT As-Salam
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
4,500,000
5,000,000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Pendapatan Sesudah Pembiayaan
8
Grafik 1.2 diatas menunjukkan rata-rata pendapatan usaha sesudah
menerima pembiayaan meningkat menjadi Rp 500.000 – Rp 2.000.000.
Sehingga pembiayaan yang diberikan oleh BMT As-Salam memberikan
pengaruh positif bagi peningkatan pendapatan usaha nasabah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan melakukan penelitian
dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan
Pendapatan Usaha Mikro (Studi Pada Nasabah BMT As-Salam
Cianjur)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, salah satu masalah yang
mendasar bagi pelaku usaha mikro adalah permodalan. Kesulitan akses
permodalan sering didapati menyulitkan pelaku usaha mikro untuk
menjalankan bisnis dan peluangnya. Pembiayaan mikro syariah merupakan
salah satu cara dalam mengatasi kesulitan permodalan pada usaha mikro yang
mengalami keterbatasan akses permodalan pada lembaga keuangan formal
seperti perbankan. Dengan adanya pembiayaan yang diberikan BMT
diharapkan dapat memberi solusi dalam meningkatkan pendapatan pelaku
usaha mikro. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh pembiayaan mikro syariah terhadap peningkatan
pendapatan usaha mikro?
2. Bagaimana pengaruh karakteristik profil responden (jenis kelamin,
usia, pendidikan) terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro?
9
3. Bagaimana pengaruh karakteristik usaha responden (jenis usaha, lama
usaha, besar pembiayaan) terhadap peningkatan pendapatan usaha
mikro?
4. Apakah terdapat perbedaan pendapatan usaha antara sebelum dan
sesudah menerima pembiayaan dari BMT As-Salam?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk:
1. Menganalisis pengaruh pembiayaan mikro syariah terhadap
peningkatan pendapatan usaha mikro.
2. Menganalisis pengaruh karakteristik profil responden (jenis kelamin,
usia, pendidikan) terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro.
3. Menganalisis pengaruh karakteristik usaha responden (jenis usaha,
lama usaha, besar pembiayaan) terhadap peningkatan pendapatan
usaha mikro.
4. Menganalisis perbedaan pendapatan usaha antara sebelum dan sesudah
menerima pembiayaan dari BMT As-Salam.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperdalam ilmu,
wawasan serta pengalaman penulis dalam mengaplikasikan teori yang
10
sudah dipelajari diperguruan tinggi khususnya tentang pengaruh
pembiayaan mikro syariah terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro.
2. Bagi Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran
kinerja Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) serta dapat menjadi
bahan evaluasi yang sangat berguna untuk meningkatkan kinerja BMT As-
Salam.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan serta referensi bagi
mahasiswa yang nantinya akan melakukan penelitian pada bidang yang
sama di masa yang akan datang.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)
a. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang mempunyai kekayaan
dalam bentuk aset keuangan (financial asset). Kekayaan berupa aset
keuangan ini digunakan untuk menjalankan usaha dibidang jasa
keuangan, baik penyediaan dana untuk membiayai usaha produktif dan
kebutuhan konsumtif, maupun jasa keuangan bukan pembiayaan
(Nurhasanah, 2013).
Lembaga keuangan dikelompokkan menjadi: lembaga keuangan
bank (LKB) dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) seperti
asuransi, pegadaian dan lembaga pembiayaan (Nurhasanah, 2013).
b. Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga keuangan syariah (LKS) adalah badan usaha yang
bergerak dalam bidang jasa keuangan, baik sebagai penghimpun dana
masyarakat dalam bentuk simpanan, maupun sebagai penyedia dan
penyalur dana kepada masyarakat yang membutuhkan yang didasarkan
pada prinsip-prinsip Islam (Nurhasanah, 2013).
12
Menurut Damayanti dan Herianingrum (2014), tujuan berdirinya
lembaga keuangan syariah adalah:
1) Mengembangkan lembaga keuangan syariah (bank dan non
bank syariah) yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan,
serta mampu meningkatkan partisipasi masyarakat banyak
sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat dengan
cara memperluas ke daerah daerah terpencil.
2) Meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat Indonesia, sehingga dapat mengurangi kesenjangan
ekonomi yang akan melestarikan pembangunan nasional antara
lain:
a) Meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha.
b) Meningkatkan kesempatan kerja.
c) Meningkatkan penghasilan masyarakat banyak.
d) Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses
pembangunan, terutama dalam bidang ekonomi
pembangunan yang banyak dari masyarakat yang enggan
berhubungan dengan bank ataupun lembaga keuangan
lainnya.
e) Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir
secara ekonomi, perilaku bisnis dan meningkatkan kualitas
hidup mereka.
c. Lembaga Keuangan Mikro Syariah
13
Lembaga keuangan mikro Islam atau yang biasa dikenal sebagai
lembaga keuangan mikro syariah adalah lembaga keuangan yang
bekerja untuk menjembatani kebutuhan masyarakat menurut prinsip
dan konsep syariah dengan prinsip profit loss sharing sebagai metode
utama (Damayanti dan Herianingrum, 2014).
Menurut Sa’diyah (2014), Lembaga Keuangan Mikro Syariah
merupakan sebuah lembaga perekonomian mikro syari’ah yang
bergerak menghimpun dan menyalurkan pembiayaan kepada
masyarakat kecil, baik yang bersiafat sosial (nirlaba) seperti Zakat,
infak dan sedekah ataupun penyaluran dan pembiayaan modal usaha
yang bersifat laba dengan sistem bagi hasil.
Pada lembaga keuangan mikro Islam secara prinsip hampir sama
dengan LKM konvensional. Tetapi, ada beberapa kegiatan yang
berbeda dalam hal akad dan transaksinya, yaitu dengan prinsip syariah
dan tidak diperkenankan adanya bunga. LKM dengan prinsip syariah
dengan menggunakan sistem cost plus dan profit sharing dengan
kegiatan LKMS adalah: a) jual beli, b) titipan (wadi’ah), c)
mudharabah, d) musyarakah, e) zakat dan kegiatan lainnya
(Damayanti dan Herianingrum, 2014).
2. Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
a. Pengertian BMT
14
BMT adalah Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Maal wat
Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi
berdasarkan prinsip-rinsip syariah (Soemitra, 2009). Menurut
Rahmawati (2015), BMT merupakan lembaga keuangan mikro syariah
yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, bertujuan menumbuh
kembangkan bisnis usaha mikro dalam upaya membela kepentingan
kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari
tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem
ekonomi yang berintikan keadilan.
Menurut Damayanti dan Herianingrum (2014), dalam definisi
operasional PINBUK BMT adalah lembaga ekonomi rakyat kecil
beranggotakan satu orang atau badan hukum berdasarkan prinsip
syariah dan prinsip koperasi, yang diharapkan menjadi lembaga
pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan
prinsip syariah.
BMT adalah kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga
ekonomi rakyat yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif
dan investasi dengan sistem bagi hasil untuk meningkatkan kualitas
ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dalam upaya pengentasan
kemiskinan (Sa’diyah, 2014).
b. Visi dan Misi BMT
15
Menurut Soemitra (2009), Visi dan Misi BMT adalah sebagai
berikut:
Visi BMT, yaitu menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat
dan kuat, yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa
sehingga mampu berperan menjadi wakil pengabdi Allah
memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan umat manusia
pada umumnya.
Misi BMT, yaitu mewujudkan gerakan pembebasan anggota dan
masyarakat dari belenggu renternir, jerat kemiskinan dan ekonomi
ribawi, gerakan pemberdayaan meningkatkan kapasitas dalam kegiatan
ekonomi riil dan kelembagaanya menuju tatanan perekonomian yang
makmur dan maju dan gerakan keadilan membangun struktur
masyarakat madani yang adil dan berkemakmuran berkemajuan, serta
makmur maju berkeadilan berlandaskan syariah dan ridha Allah SWT.
c. Peran dan Fungsi BMT
Menurut Ismanto (2015), dalam rangka mencapai tujuannya, BMT
berfungsi dan berperan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisir, mendorong,
dan mengembangkan potensi serta kemampuan potensi
ekonomi anggota, kelompok anggota muamalat dan daerah
kerjanya.
16
2) Meningkatkan kualitas SDI (Sumber Daya Insani) anggota
menjadi lebih profesional dan Islami sehingga semakin utuh
dan tangguh dalam menghadapi persaingan global.
3) Menggalang dan memobilisir potensi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota.
4) Menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara
aghniya sebagai shohibul maal dengan dhuafa sebagai
mudharib, terutama untuk dana-dana sosial seperti zakat, infaq,
sedekah, wakaf dan hibah.
Sementara menurut Sa’diyah (2014), Peran dan Fungsi BMT
adalah sebagai berikut:
Peran BMT di masyarakat meliputi: a) motor penggerak ekonomi
dan social masyarakat banyak, b) ujung tombak pelaksanaan sistem
ekonomi syariah, c) penghubung antara kaum aghnia (kaya) dan kaum
dhu’afa (miskin), d) sarana pendidikan informal untuk mewujudkan
prinsip hidup yang barakah.
Fungsi BMT di masyarakat meliputi: a) meningkatkan kualitas
SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi lebih professional,
salaam, dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh dalam
berjuang dan berusaha menghadapi tantangan global, b) mengorganisir
dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat
dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan luar organisasi untuk
17
kepentingan rakyat banyak, c) mengembangkan kesempatan kerja, c)
mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-
produk anggota, d) memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-
lembaga ekonomi dan sosial rakyat banyak.
d. Ciri-Ciri BMT
Ciri-ciri utama BMT yaitu (Soemitra, 2009):
1) Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan
pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan
lingkungannya.
2) Bukan lembaga sosial tetapi dapat dimanfaatkan untuk
mengefektifkan penggunaan zakat, infak, dan sedekah bagi
kesejahteraan orang banyak.
3) Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat
disekitarnya.
4) Milik bersama masyarakat kecil dan bawah dari lingkungan
BMT itu sendiri, bukan milik orang seorang atau orang dari
luar masyarakat itu.
e. Kegiatan Usaha BMT
Dalam operasionalnya, BMT dapat menjalankan berbagai jenis
kegiatan usaha, baik yang berhubungan dengan keuangan maupun non
keuangan. Adapun jenis-jenis usaha BMT yang berhubungan dengan
keuangan dapat berupa (Soemitra, 2009):
18
1) Setelah mendapatkan modal awal berupa simpanan pokok
khusus, simpanan pokok dan simpanan wajib sebagai modal
dasar BMT, selanjutnya BMT memobilisasi dana dengan
mengembangkan simpanan sukarela (seperti tabungan umum)
dengan berasaskan akad mudharabah dari anggota berbentuk:
simpanan biasa, simpanan pendidikan, simpanan haji,
simpanan umrah, simpanan qurban, simpanan idul fitri,
simpanan walimah, simpanan akikah, simpanan perumahan
(pembangunan dan perbaikan), simpanan kunjungan wisata dan
simpanan mudharabah berjangka (seperti deposito 1, 3, 6, 12
bulan).
Dengan akad wadi’ah (titipan tidak berbagi hasil), diantaranya:
a) Simpanan yad al-amanah; titipan dana zakat, infak dan
sedekah untuk disampaikan kepada yang berhak.
b) Simpanan yad ad-damanah; giro yang sewaktu-waktu dapat
diambil oleh penyimpan.
2) Kegiatan pembiayaan/kredit usaha kecil bawah (mikro) dan
kecil, antara lain dapat berbentuk:
a) Pembiayaan mudharabah, yaitu pembiayaan total dengan
menggunakan mekanisme bagi hasil.
b) Pembiayaan musyarakah, yaitu pembiayaan bersama
dengan menggunakan mekanisme bagi hasil.
19
c) Pembiayaan murabahah, yaitu pemilikan suatu barang
tertentu yang dibayar pada saat jatuh tempo.
d) Pembiayaan bay’ bi saman ajil, yaitu pemilikan suatu
barang tertentu dengan mekanisme pembiayaan cicilan.
e) Pembiayaan qard al-hasan, yaitu pinjaman tanpa adanya
tambahan pengembalian kecuali sebatas biaya administrasi.
Selain kegiatan yang berhubungan dengan keuangan, BMT
dapat juga mengembangkan usaha dibidang sektor riil. Usaha
sektor riil BMT tidak boleh menyaingi usaha anggota tetapi justru
akan mendukung dan memperlancar pengorganisasian secara
bersama-sama keberhasilan usaha anggota dan kelompok anggota
berdasarkan jenis usaha yang sama (Soemitra, 2009).
3. Pembiayaan Mikro Syariah
Pembiayaan mikro adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan untuk
kelangsungan dari usaha mikro (Prayogi dan Siregar, 2017). Menurut
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah yang
dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa (Sholihat dkk, 2015):
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik
20
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan
istishna’
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.
e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multi jasa.
Pembiayaan menurut sifat penggunaannya dapat dibagi menjadi dua
hal yaitu (Huda dkk, 2016):
a. Pembiayaan usaha kecil (pembiayaan mikro syariah), yaitu
pembiayaan yang diberikan kepada para anggota yang berprofesi
sebagai pedagang atau pengusaha kecil, baik untuk
mengembangkan perputaran usaha maupun penyediaan prasarana
dan sarana usaha.
b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang diberikan kepada
anggota untuk kebutuhan konsumtif, seperti pembelian barang
elektronik, kendaraan dan rumah.
Menurut Yusuf dan Aziz (2009) tujuan pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan
kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan
tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang
bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang
kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-barang
21
dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun
ekspor.
4. Usaha Mikro
a. Pengertian Usaha Mikro
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 1 ayat (1)
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Adapun kriteria usaha
mikro dapat dilihat pada Pasal 6 ayat (1) disebutkan bahwa:
1) Usaha mikro memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).
Murwanti dan Sholahuddin (2013) mengatakan pedagang besar
sama dengan stockholder dan pedagang kecil sama dengan retailer.
Sehingga pedagang kecil (pengusaha mikro) didefinisikan sebagai
orang atau badan usaha yang menjual barang atau jasa langsung pada
konsumen akhir untuk memenuhi kebutuhannya.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003
tanggal 29 Januari 2013, usaha mikro usaha produktif milik keluarga
atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan
22
paling banyak Rp 100 000 000.00 per tahun. Usaha mikro dapat
mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp 50 000 000.00.
b. Karakteristik Usaha Mikro
Tambunan (2009) mengemukakan karakteristik utama usaha mikro
yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1 Karakteristik Usaha Mikro
No Aspek Usaha Mikro
1. Formalitas Beroperasi di sektor informal; usaha
tidak terdaftar; tidak/jarang bayar pajak.
2. Organisasi dan
manajemen
Dijalankan oleh pemilik; tidak
menerapkan pembagian tenaga kerja
internal, manajemen dan struktur
organisasi formal, sistem pembukuan
formal.
3. Sifat dan
kesempatan kerja
Kebanyakan menggunakan anggota-
anggota keluarga tidak dibayar.
4. Pola/sifat dari
proses produksi
Derajat mekanisasi sangat
rendah/umumnya manual; tingkat
teknologi sangat rendah.
5. Orientasi pasar Umumnya menjual ke pasar lokal untuk
kelompok berpendapatan rendah.
6. Profil ekonomi dan
sosial dari pemilik
usaha
Pendidikan rendah dan dari rumah tangga
miskin; motivasi utama adalah survival.
7. Sumber-sumber dari
bahan baku dan
modal
Kebanyakan pakai bahan baku lokal dan
uang sendiri.
8. Hubungan-
hubungan eksternal
Kebanyakan tidak punya akses ke
program-program pemerintah dan tidak
punya hubungan-hubungan bisnis dengan
usaha besar.
9. Wanita pengusaha
Rasio dari wanita terhadap pria sebagai
pengusaha sangat tinggi.
23
c. Permasalahan Usaha Mikro
Menurut Siarno (2015) permasalahan yang sering dihadapi oleh
usaha mikro meliputi:
1) Aspek Pemasaran
Pengusaha mikro tidak memiliki perencanaan dan strategi
pemasaran yang baik. Usahanya hanya dimulai dari coba-coba,
bahkan tidak sedikit yang karena terpaksa. Jangkauan
pemasarannya sangat terbatas, sehingga informasi produknya tidak
sampai kepada calon pembeli potensial. Mereka hampir tidak
memperhitungkan tentang calon pembeli dan tidak mengerti
bagaimana harus memasarkannya.
2) Aspek Manajemen
Pengusaha mikro biasanya tidak memiliki pengetahuan yang
baik tentang keluarga dan usaha. Bahkan karena banyak di antara
mereka yang memanfaatkan ruang keluarga untuk berproduksi.
Perencanaan usaha tidak dilakukan, sehingga tidak jelas arah dan
target usaha yang akan dijalankan dalam periode waktu tertentu.
3) Aspek Teknis
Berbagai aspek teknis yang masih sering menjadi problem
meliputi: cara berproduksi, sistem penjualan sampai pada tidaknya
badan hukum serta perizinan usaha yang lain.
24
4) Aspek Keuangan
Kendala yang sering mengemukakan setiap perbincangan usaha
kecil adalah lemahnya bidang keuangan. Pengusaha mikro hampir
tidak memiliki akses yang luas kepada sumber permodalan.
Kendala ini sesungguhnya dipengaruhi oleh tiga kendala diatas.
Kebutuhan akan permodalan tidak dapat dipenuhi oleh lembaga
keuangan modern, karena pengusaha kecil tidak dapat memenuhi
prosedur yang ditetapkan.
Permasalahan lain yang dihadapi oleh usaha mikro dan kecil
(UMK) dibidang pembiayaan antara lain (Rahmawati, 2013):
1) Masih rendahnya kredibilitas UMK dari sudut analisis
perbankan.
2) Persyaratan administrasi dan prosedur pengajuan usulan
pembiayaan yang rumit dan birokratis.
3) Adanya persyaratan kesediaan jaminan berupa agunan yang
sulit untuk dipenuhi oleh UMK.
4) Informasi yang kurang merata (asymetris) tentang layanan
perbankan dan lembaga keuangan yang dapat dimanfaatkan
oleh UMK.
5) Keterbatasan jangkauan pelayanan dari lembaga keuangan,
khususnya perbankan.
25
B. Keterkaitan Antar Variabel
1. Hubungan Antara Pembiayaan Mikro Syariah dengan Peningkatan
Pendapatan Usaha Mikro
Salah satu masalah yang mendasar bagi pelaku usaha mikro adalah
permodalan. Kesulitan akses permodalan sering didapati menyulitkan
pelaku usaha mikro untuk menjalankan bisnis dan peluangnya. Salah satu
penyelesaian tantangan ini yaitu dengan mengajukan pembiayaan mikro
syariah. Pembiayaan merupakan salah satu cara dalam mengatasi kesulitan
permodalan pada usaha mikro yang mengalami keterbatasan akses
permodalan pada lembaga keuangan formal seperti perbankan. Dengan
adanya pembiayaan tersebut, diharapkan dapat memberi solusi dalam
meningkatkan pendapatan pelaku usaha mikro.
Menurut Siarno (2015), pemberian pembiayaan yang diberikan oleh
BMT kepada pelaku usaha mikro dan kecil berpengaruh signifikan
terhadap perkembangan usaha UMK, terutama pada peningkatan omset
penjualan, modal dan keuntungan penjualan.
Menurut Anggraeni dkk (2013), Keuntungan usaha responden secara
total mengalami peningkatan sebesar 6,21 persen setelah memperoleh
pembiayaan mikro syariah BMT. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
pembiayaan mikro syariah BMT memberikan dampak positif terhadap
perkembangan usaha UMKM dilihat dari tingkat keuntungannya.
26
2. Hubungan Antara Karakteristik Profil Responden (Jenis Kelamin,
Usia, Pendidikan) dengan Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro
Menurut Kadim dkk (2017), Jenis kelamin dapat menunjukkan tingkat
produktivitas seseorang. Secara universal, tingkat produktivitas laki-laki
lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang dimiliki oleh perempuan seperti fisik yang kurang kuat, dalam
bekerja cenderung menggunakan perasaan atau faktor biologis seperti
harus cuti ketika melahirkan. Namun dalam keadaan tertentu terkadang
produktivitas perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki, misalnya
pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Dalam pekerjaan
yang membutuhkan proses produksi perempuan biasanya lebih teliti dan
sabar.
Menurut Rahayu (2016), usia seseorang dapat mempengaruhi tingkat
kemampuan yang dimiliki dalam melakukan aktivitas atau usaha.
Seseorang yang masih berusia muda lebih aktif dan lebih bersemangat
dalam menjalankan pekerjaannya dibandingkan seseorang yang memiliki
usia lebih tua yang kondisi fisik dan energinya semakin menurun,
sehingga grafik untuk menjalankan pekerjaannya pun akan semakin
menurun. Seseorang yang mempunyai usia muda cenderung menyukai
tantangan dan bersikap lebih aktif terhadap tantangan dari pada seseorang
yang mempunyai usia lebih tua yang cenderung pasif terhadap tantangan.
27
Menurut Nainggolan (2016), adanya hubungan antara tingkat
pendidikan dengan tingkat pendapatan dimana sumber daya manusia
mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui suatu proses pendidikan,
latihan dan pengembangan yang menjamin produktivitas kerja yang
semakin meningkat. Sehingga akhirnya menjamin pula pendapatan yang
cukup dan kesejahteraan hidupnya yang semakin meningkat. Artinya
secara teori bahwa semakin tinggi pendidikan seorang usahawan makin
tinggi juga penghasilan yang diperoleh.
3. Hubungan Antara Karakteristik Usaha Responden (Jenis Usaha, Lama
Usaha, Besar Pembiayaan) dengan Peningkatan Pendapatan Usaha
Mikro
Menurut Labara (2017), hubungan antara jenis usaha dengan
pendapatan bersih adalah semakin banyak barang dagangan yang
ditawarkan oleh pedagang maka semakin besar pula pendapatan yang
didapat oleh pedagang atau pedagang yang menjual kebutuhan pokok
seperti makanan, minuman dan jajanan pasar cenderung akan cepat laku
dan paling banyak dicari oleh konsumen sehingga mempengaruhi
pendapatan bersih yang didapati oleh pedagang itu sendiri.
Menurut Nainggolan (2016), lama usaha adalah lamanya seorang
pengusaha atau pedangan menjalankan usahanya. Lama pembukaan usaha
dapat mempengaruhi tingkat pendapatan karena lamanya seorang pelaku
usaha atau bisnis menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi
28
produktivitasnya atau keahliannya, sehingga dapat menambah efisiensi
dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan.
Selain itu, keterampilan berdagang makin bertambah dan semakin banyak
pula relasi bisnis maupun pelanggan yang berhasil dijaring. Semakin lama
menekuni bidang usaha perdagangan akan makin meningkatkan
pengetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen.
Menurut Septiana (2013), besarnya jumlah pembiayaan mikro syariah
BMT berpengaruh positif terhadap perkembangan keuntungan usaha
UMKM dengan koefisien parameter 1,996504 dan signifikansi pada taraf
nyata 5%. Keuntungan usaha responden rata-rata mengalami peningatan
sebesar 28% setelah memperoleh pembiayaan mikro syariah yaitu dari Rp
106,29 juta per tahun menjadi Rp 134,9 juta pertahun.
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Lukytawati
Anggraeni,
Herdiana
Puspitasari,
Salahuddin El
Ayubbi, dan
Ranti Wiliasih
Akses UMKM
Terhadap
Pembiayaan Mikro
Syariah dan
Dampaknya
Terhadap
Perkembangan
Berdasarkan analisis OLS,
faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai
perkembangan keuntungan
usaha UMKM adalah lama
pendidikan, lama usaha,
besarnya pembiayaan
29
(2013)
Usaha: Kasus BMT
Tadbiirul Ummah,
Kabupaten Bogor
syariah BMT dan besarnya
kredit konvensional.
Keuntungan usaha
responden secara total
mengalami peningkatan
sebesar 6,21 persen setelah
memperoleh pembiayaan
mikro syariah BMT yaitu
dari Rp 79,12 juta per
tahun menjadi Rp 84,03
juta rupiah per tahun. Hal
ini menunjukkan bahwa
adanya pembiayaan mikro
syariah BMT memberikan
dampak positif terhadap
perkembangan usaha
UMKM dilihat dari tingkat
keuntungannya.
2. Dhika
Nurfilaeli
(2014)
Persepsi Nasabah
Mengenai Pengaruh
Pembiayaan
Syariah Terhadap
Peningkatan
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
persepsi nasabah mengenai
pembiayaan syariah
mempunyai pengaruh yang
30
Pendapatan Usaha
Kecil Menengah
Pada BMT Mentari
signifikan terhadap
peningkatan pendapatan
UKM pada BMT Mentari
Bumi, tahun 2013.
Berdasarkan pada
pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji t hasil
perhitungan dari SPSS
diperoleh sig. 0,000 berada
dibawah sig. 0.05 dan hal
ini menunjukan penolakan
terhadap Ho : b = 0 yang
signifikan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
persepsi nasabah mengenai
pembiayaan syariah
berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan
UKM.
3. Budi Wahyono
(2017)
Analisis Faktor-
Faktor yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif
dan signifikan modal
31
Pedagang di Pasar
Bantul Kabupaten
Bantul
usaha, tingkat pendidikan,
lama usaha dan jam kerja
secara bersama-sama
terhadap pendapatan
pedagang pasar bantul di
kabupaten bantul. Dari
keempat variabel tersebut,
variabel yang paling
berpengaruh terhadap
pendapatan pedagang
pasar bantul adalah modal
usaha.
4. Si Islam Siarno
(2015)
Analisis
Perkembangan
Usaha Mikro dan
Kecil Setelah
Memperoleh
Pembiayaan dari
Baitul Mal Wat
Tamwil di Kota
Surakarta Tahun
2015
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
pemberian pembiayaan
yang diberikan oleh BMT
berpengaruh signifikan
terhadap perubahan nilai
keuntungan awal dan
keuntungan akhir pada
pelaku usaha mikro dan
kecil di kota Surakarta.
5. Risya Maulida Analisis Dampak Hasil penelitian
32
Septiana
(2013)
Pembiayaan Mikro
Syariah Terhadap
Perkembangan
Keuntungan
UMKM di
Kabupaten Bogor
menunjukkan bahwa
besarnya jumlah
pembiayaan mikro syariah
BMT berpengaruh positif
terhadap perkembangan
keuntungan usaha
UMKM. Keuntungan
usaha mengalami
peningatan sebesar 28%
dari keuntungan usaha
rata-rata Rp 106,29 juta
rupiah menjadi Rp 134,93
juta pertahun. Berdasarkan
analisis OLS, faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai
perkembangan keuntungan
usaha UMKM adalah lama
pendidikan, jumlah
pembiayaan mikro syariah
BMT, perubahan omset
dan total aset.
33
D. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah peningkatan pendapatan
usaha mikro dipengaruhi oleh variabel pembiayaan mikro syariah,
karakteristik profil responden (jenis kelamin, usia, pendidikan), dan
karakteristik usaha responden (jenis usaha, lama usaha, besar pembiayaan).
Pembiayaan mikro syariah, karakteristik profil responden, dan karakteristik
usaha responden adalah sebagai variabel independen dan peningkatan
pendapatan usaha mikro sebagai variabel dependen.
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Karakteristik Profil
Responden (X2)
(Jenis Kelamin,
Usia, Pendidikan)
Pembiayaan Mikro
Syariah (X1)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan
Usaha Mikro (Studi Pada Nasabah BMT As-Salam Cianjur)
Karakteristik Usaha
Responden (X3)
(Jenis Usaha, Lama
Usaha, Besar
Pembiayaan)
Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro (Y)
Metode Analisis Data:
1. Analisis Deskriptif
2. Uji Ancova
3. Uji Non Parametrik
Wilcoxon
Interpretasi
34
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2009). Hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. H0: Pembiayaan mikro syariah tidak berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan usaha mikro.
H1: Pembiayaan mikro syariah berpengaruh terhadap peningkatan
pendapatan usaha mikro.
2. H0: Karakteritik profil responden (jenis kelamin, usia, pendidikan)
tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro.
H1: Karakteritik profil responden (jenis kelamin, usia, pendidikan)
berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro.
3. H0: Karakteritik usaha responden (jenis usaha, lama usaha, besar
pembiayaan) tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan
usaha mikro.
H1: Karakteritik profil responden (jenis usaha, lama usaha, besar
pembiayaan) berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha
mikro.
4. H0: Tidak terdapat perbedaan antara pendapatan usaha sebelum
pembiayaan dengan pendapatan usaha sesudah pembiayaan dari BMT
As-Salam.
35
H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan usaha
sebelum pembiayaan dengan pendapatan usaha sesudah pembiayaan
dari BMT As-Salam.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2009).
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan pendapatan usaha mikro. Indikator peningkatan
pendapatan usaha mikro dalam penelitian ini adalah keuntungan usaha yang
diperoleh nasabah setelah menerima pembiayaan (modal). Penelitian ini
dilakukan dengan mengambil studi kasus pada usaha nasabah yang telah
memperoleh pembiayaan dari BMT As-Salam. Lokasi penelitian ini
dilaksanakan di BMT As-Salam Cianjur.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009).
37
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang memperoleh
pembiayaan dari BMT As-Salam.
Bagian dari populasi yang diambil untuk diteliti disebut sampel. Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2009). Menurut Arikunto (2008), apabila populasi
berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang digunakan adalah semuanya
sehingga penelitiannya merupakan penenelitian populasi. Sedangkan apabila
populasi penelitian berjumlah lebih dari 100 maka sampel dapat diambil
antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini perhitungan
sampel menggunakan 25% dari jumlah populasi. Karena jumlah populasi
melebihi 100 yaitu 160 nasabah. Berarti 160 × 25% = 40. Jadi sampel yang
digunakan sebanyak 40 nasabah yang memperoleh pembiayaan dari BMT As-
Salam.
C. Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari hasil penelitian langsung di BMT As-Salam Cianjur. Data ini
berupa data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil berdasarkan pengamatan
langsung terhadap obyek penelitian. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa data hasil kuesioner atau data yang diperoleh
langsung yang disebarkan kepada para nasabah pembiayaan BMT As-
38
Salam. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner terbuka, karena
peneliti ingin mendapatkan hasil yang tidak dibatasi sehingga responden
menjawab sesuai keadaan yang sebenarnya.
2. Data Sekunder
Data sekunder digunakan sebagai data tambahan dalam menunjang
analisis. Peneliti mengambil sumber penelitian dari buku untuk
melengkapi teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian yang
sedang peneliti lakukan. Data lain diperoleh melalui situs internet yang
bersangkutan dengan judul penelitian berupa jurnal, paper dan situs resmi
lainnya.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah alat untuk mengolah data hasil penelitian guna
memperoleh suatu kesimpulan setelah data penelitian terkumpul. Analisis data
dilakukan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang
telah dirumuskan pada bagian sebelumnya. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang menekankan pada pembahasan
data-data dan subjek penelitian dengan menyajikan data-data secara
sistemik dan tidak menyimpulkan hasil penelitian (Suliyono, 2010).
39
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif dilakukan untuk
mendeskripsikan gambaran umum BMT As-Salam yang meliputi sejarah
singkat, visi dan misi, struktur organisasi, dan produk dan jasa BMT As-
Salam serta mendeskripsikan karakterisitik profil nasabah yang meliputi
jenis kelamin, usia, pendidikan dan karakteristik usaha nasabah yaitu jenis
usaha, lama usaha dan besar pembiayaan.
2. Uji Ancova (Analysis of Covariance)
Anacova merupakan teknik analisis yang berguna untuk
meningkatkan presisi sebuah percobaan, karena di dalamnya dilakukan
pengaturan terhadap pengaruh peubah bebas lain yang tidak terkontrol.
Anacova digunakan jika peubah bebasnya mencakup peubah kuantitatif
dan kualitatif (Suliyono, 2010).
Jika dalam anova terdapat satu variabel bebas berskala non-metrik
(nominal atau ordinal) dengan satu variabel tergantung berskala metrik
(interval atau rasio), maka dalam ancova terdapat satu variabel bebas
berskala non-metrik (nominal atau ordinal) dan satu variabel bebas lainnya
(kovariat) berskala metrik (interval) dengan satu variabel tergantung
berskala metrik (interval). Variabel bebas lain yang disebut kovariat
adalah variabel bebas yang ikut mempengaruhi variabel tergantung tetapi
berasal dari luar eksperimen yang sedang dilakukan (Sarwono, 2014).
Menurut Kadir (2015), analisis kovarians memiliki empat tujuan,
yaitu:
40
a. Untuk pengontrolan dengan prosedur statistis atas suatu atau
beberapa variabel yang tidak terkontrol secara kondisional atau
luput dari kontrol eksperimental.
b. Untuk meningkatkan presisi atau kecermatan eksperimen dengan
mengurangi varians kesalahan (error variance).
c. Untuk memahami atau mengkritisi efektivitas dari perlakuan yang
diselidiki.
d. Untuk mempelajari perbedaan rerata-simpangan (adjusted means)
variabel (Y), antar kelompok yang dibentuk oleh faktor perlakuan.
e. Untuk mempelajari homogenitas dari serangkaian koefisien regresi
atau asumsi pengaruh linear X terhadap Y dalam semua kelompok
atau kategori.
3. Uji Non Parametrik Wilcoxon
Metode non parametrik merupakan metode pengujian hipotesis tentang
suatu populasi yang tidak memerlukan asumsi bahwa populasi terdistribusi
secara normal. Pada pengujian parametrik diperlukan asumsi bahwa
populasi penelitian terdistribusi secara normal, sedangkan untuk
menggunakan metode non parametrik ada dua asumsi dasar yang harus
dipenuhi, yaitu: (a) observasi sampel harus independen dan random, serta
(b) variabel bersifat kontinu (Sujarweni dan Endrayanto, 2012).
Uji non parametrik Wilcoxon adalah uji dua sampel yang saling
berpasangan atau berhubungan. Yang dimaksud berpasangan atau
berhubungan adalah subjek yang diukur sama, namun diberi dua macam
41
perlakuan (Kasim dan Siswanto, 2016). Dalam hal ini nasabah
pembiayaan BMT As-Salam mendapatkan dua perlakuan yang berbeda
yaitu pendapatan usaha sebelum memperoleh pembiayaan dan pendapatan
usaha sesudah memperoleh pembiayaan.
E. Operasional Variabel Penelitian
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau
obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau
satu obyek dengan obyek lain. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2009). Operasional variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009). Dalam
penelitian ini variabel terikat yang digunakan adalah peningkatan
pendapatan usaha mikro (Y) yaitu keuntungan usaha yang diperoleh
setelah menerima pembiayaan (modal).
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,
2009). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
42
Tabel 3.1 Varibel Bebas (Independent Variable)
Variabel Sub Variabel Indikator
Pembiayaan Mikro
Syariah
Pembiayaan Mikro
Syariah
Pemberian modal
usaha yang diterima
oleh nasabah BMT
As-Salam.
Karakteristik Profil
Responden
Jenis Kelamin Kategori berdasarkan
jenis kelamin
responden yaitu laki-
laki dan perempuan.
Usia Kategori bedasarkan
usia responden yang
terbagi menjadi 4
kategori yaitu usia <
20 tahun, 20-30
tahun, 31-50 tahun,
dan > 50 tahun
Pendidikan Kategori berdasarkan
pendidikan responden
yang terbagi menjadi
4 kategori yaitu SD,
SMP, SMA, dan
43
perguruan tinggi
Karakteristik Usaha
Responden
Jenis Usaha Kategori berdasarkan
jenis usaha responden
yang terbagi menjadi
3 kategori yaitu usaha
dagang, usaha
manufaktur, dan
usaha jasa
Lama Usaha
Kategori berdasarkan
lama responden
menjalankan
usahanya yang
terbagi menjadi 4
kategori yaitu < 1
tahun, 1-2 tahun, 3-5
tahun, dan > 5 tahun.
Besar Pembiayaan Kategori berdasarkan
jumlah pembiayaan
yang diterima oleh
responden yang
terbagi menjadi 4
kategori yaitu < Rp
1.000.000, Rp
44
1.000.000 – Rp
2.000.000, Rp
2.000.001 – Rp
3.000.000, dan > Rp
3.000.000.
45
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum BMT As-Salam
1. Sejarah Singkat BMT As-Salam
Yayasan Baitul Maal As-Salam, merupakan salah satu bagian dari As-
Salam Grup, khusus bergerak dalam bidang sosial melalui program charity
(amal) dan empowering (pemberdayaan) khusus bagi keluarga miskin.
Yayasan didirikan pada tahun 2012 yang diprakarsai oleh H. Nanang
Rahman, S.E Ketua BMT As-Salam. Alamat kegiatan yayasan ini
berlokasi di Jl. Raya Pacet No.09 Desa Cipendawa Kecamatan Pacet
Kabupaten Cianjur. Adapun Yayasan ini diketuai oleh Samsul Kohar.
Yayasan ini memiliki beberapa kegiatan, yaitu kegiatan perhimpunan
dan penyaluran zakat, infak, sedekah dan wakaf, penyelenggara travel
umroh, kelompok bimbingan haji dan umroh majelis talim dan kegiatan
sosial lainnya. Untuk melengkapi perizinan sebagai lembaga
penghimpunan ZISWAF, maka yayasan Baitul Maal As-Salam bernaung
dibawah Dompet Dhuafa, menjadi Lembaga Mitra Pengelola Zakat (MPZ)
DD Semenjak tahun 2012.
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) berawal dari koppontren Assafi’iyah,
yang didirikan oleh masyarakat yang ada di sekitar pondok pesantren
beserta ALM. KH. Muhtadin yaitu sesepuh pondok pesantren Assafi’iyah
yang berlokasi di Kp. Loji Pamoyanan Desa Cibeureum Kecamatan
46
Cugenang Kabupaten Cianjur pada tahun 1997. Sejak awal didirikan
koppontren ini bertujuan untuk menyejahterakan dan membantu umat
Islam yang berada di sekitar pondok serta ingin memberdayakan santri
yang sedang belajar mengaji juga ustadz/ustadzah.
Pada awal bulan Juli tahun 1997, koppontren ini dikukuhkan dengan
mendapat badan hukum dari Dinas Koperasi Kabupaten Cianjur dengan
nomor 523/BH/KWK-10/VII/1997. Setelah mendapatkan badan hukum
tersebut maka koppontren tercatat di Dinas Koperasi Kabupaten Cianjur.
Pada awal berdirinya, koppontren ini hanya bergerak dalam bidang usaha
pertanian dan peternakan, hal ini sesuai dengan keadaan wilayah sekitar
pondok pesantren.
Pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2006, terpilih
pengurus baru yang diketuai oleh Nanang Rahman dan merekomendasikan
perubahan Anggaran Dasar menjadi Koperasi Syariah dengan nama
Kopsyah As-Salam membuka kegiatan usaha yaitu dalam bidang Unit Jasa
Keuangan Syariah (UJKS) BMT dan Perdagangan Umum (Distributor
Yoghurt).
Alamat kantor utama, terletak di Kp. Loji Pamoyanan Rt. 05/05 Desa
Cibeureum Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Kemudian dalam
rangka meningkatkan pelayanan dan akses anggota yang mudah, maka
sejak awal tahun 2008 pusat kegiatan operasional dipindahkan di Jl.
Hanjawar Pacet Desa Cipendawa Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur,
47
Jawa Barat. Yang melatar belakangi didirikan BMT As-Salam ini adalah
pertama, sebagai upaya menghindarkan masyarakat dari praktek-praktek
rentenir yang berada di wilayah kecamatan Pacet Cipanas, Cugenang, dan
Sukaresmi. Kedua, sebagai salah satu bentuk riil dakwah jihad dalam
bidang ekonomi. Ketiga, sebagai salah satu alternatif pilihan masyarakat
untuk menjadi mitra finansial yang sesuai dengan syariat Islam. Hingga
saat ini sudah memiliki Badan Hukum Koperasi Syariah dengan
perubahan terakhir No. BH. 523 B/PAD/BH-KDK /IX.7/BID.KOP/2012
Tanggal: 14 September 2012.
2. Visi dan Misi BMT As-Salam
Visi :
Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah, yang profesional dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Misi:
a. Menjadi lembaga alternatif pilihan masyarakat dalam bermitra
dengan Lembaga Keuangan Syariah.
b. Memberikan pelayanan yang prima dan profesional kepada
anggota dan masyarakat.
c. Meningkatkan produktifitas dan kreatifitas masyarakat melalui
kegiatan pembinaan yang berkelanjutan.
d. Melakukan pengembangan SDM Islami melalui pelatihan dan
pembinaan yang berbasis syariah.
48
3. Struktur Organisasi BMT As-Salam
PENGAWAS MANAJEMEN
Ketua : Drs. Ari Prabowo
Anggota : Dedi Hidayat
PENGAWAS SYARIAH
Ketua : KH. Ade Syatibi Darwis
Anggota : Ust. Undang, S.H.I
PENGURUS
Ketua : Nanang Rahman, S.E
Sekretaris : Fahmi Saepul. B.R
Bendahara : Yaman Sazali, S.E
PENGELOLA
Direktur : Nanang Rahman, S.E
Manajer Manajer Operational dan PI : Yaman Sazali, S.E
Manajer Sektor Riil : Samsul Kohar
Manajer Cabang Pacet : Samsul Kohar
Manajer Cabang Sukaresmi : Dedi Hidayat
Manajer Cabang Cugenang : Samsul Anwar
Manajer Cabang Ciboha : Dede Somantri, S.E
Kepala Office Operational : Erna Rahmawati, S.E
Kepala Baitul Maal : Yusuf Kencana
49
4. Produk dan Jasa BMT As-Salam
a. Saham Syariah (SAHARA)
Saham syariah merupakan pilihan investasi dalam bentuk lembaran
saham yang ditunjukan bagi anda yang ingin berinvestasi secara halal,
murni sesuai syariah.
1) Calon Pemodal
a) Lembaga diwakili atas nama perorangan (salah satu
pengurus).
b) Umur dan latar belakang ekonomi tidak dibatasi.
2) Tata Cara Kepemilikan
a) Transaksi pendaftaran dan penyetoran simpoksus dilakukan
di kantor BMT As-Salam.
b) Penyetoran dapat dilakukan dengan cara tunai dan non
tunai.
3) Minimal Pembelian
a) Perorangan 2 lembar dengan nilai per lembar Rp 50.000,-.
b) Perwakilan lembaga minimal 10 lembar.
4) Peralihan Kepemilikan
a) Setiap transaksi peralihan kepemilikan simpoksus harus
didaftarkan di kantor BMT As-Salam.
5) Hak Pemilik Simpanan Pokok Khusus
a) Memantau perkembangan dan operasional manajemen
BMT As-Salam.
50
b) Memberi saran dan usul tertulis atau lisan.
c) Menerima SHU pada periode yang telah ditentukan.
d) Mengikuti rapat anggota tahunan (RAT).
e) Menjadi pengurus BMT As-Salam melalui mekanisme
musyawarah dalam rapat anggota tahunan (RAT).
6) Manfaat untuk Pemilik Simpoksus
a) Sebagai bentuk partisipasi dalam pemberdayaan ekonomi
syariah masyarakat.
b) Dapat memperoleh SHU dalam jumlah yang proporsional.
b. Deposito Murabahah
Deposito murabahah merupakan pilihan investasi dengan jangka
waktu 3, 6 dan 12 bulan yang ditunjukan bagi anda yang ingin
berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah. Dana anda akan
diinvestasikan secara optimal untuk membiayai berbagai macam
usaha produktif yang berguna bagi kepentingan umat.
Keuntungan:
1) Memperoleh bagi hasil yang sangat menarik setiap bulan.
2) Investasi disalurkan untuk pembiayaan usaha mikro yang
produktif dan halal.
3) Ikut serta dalam penerapan ekonomi syariah di kabupaten
Cianjur.
51
Fasilitas:
1) Jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan.
2) Dapat diperpanjang secara otomatis (automatic roll over) pada
saat jatuh tempo.
3) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan dari BMT As-
Salam.
Persyaratan:
1) Nasabah Perorangan
a) Jumlah deposito minimal Rp 1.000.000,-
b) Mengisi formulir pembukaan deposito.
c) Melampirkan copy indentitas diri.
2) Nasabah Perusahaan
a) Jumlah deposito minimal Rp 5.000.000,-
b) Mengisi formulir pembukaan deposito.
c) Melampirkan copy NPWP, TDP dan surat izin usaha
perdagangan (SIUP).
c. Tabungan Tassalam
Tabungan tassalam merupakan cara investasi murni sesuai syariah
yang memungkinkan anda melakukan penyetoran dan penarikan tunai
dengan sangat mudah. Penyetoran dan penarikan dapat diantar dan
dijemput.
52
Keuntungan dan Fasilitas:
1) Dana tabungan digulirkan untuk pembiayaan usaha mikro yang
halal.
2) Bagi hasil sangat menarik, otomatis ditambahkan di rekening
tabungan setiap bulan.
3) Besarnya setoran terjangkau, setoran dapat dijemput ke tempat
nasabah.
4) Fasilitas pembayaran zakat otomatis.
5) Fasilitas pembayaran infak otomatis.
6) Berkesempatan untuk mendapat pembiayaan usaha*)
*) Syarat dan ketentuan berlaku
Persyaratan:
1) Setoran awal Rp 25.000,-
2) Setoran lanjutan minimal Rp 5.000,-
3) Copy identitas diri.
4) Biaya administrasi pembukaan rekening Rp 5.000,- (satu kali
ketika pembukaan rekening)
d. Tabungan Pelajar (TALAR)
Tabungan pelajar adalah tabungan khusus untuk pelajar yang
bermanfaat untuk orang tua maupun pelajar dalam menghadapi biaya
sekolah dimasa yang akan datang.
53
Keuntungan dan Fasilitas:
1) Dana tabungan digulirkan untuk pembiayaan usaha mikro yang
halal.
2) Bagi hasil sangat menarik, otomatis ditambahkan di rekening
tabungan setiap bulan.
3) Besarnya setoran terjangkau, setoran dapat dijemput ke tempat
nasabah.
4) Fasilitas pembayaran zakat otomatis.
5) Fasilitas pembayaran infak otomatis.
6) Berkesempatan untuk mendapat pembiayaan usaha*)
*) Syarat dan ketentuan berlaku
Persyaratan:
1) Setoran awal Rp 25.000,-
2) Setoran lanjutan minimal Rp 5.000,-
3) Copy identitas diri.
4) Biaya administrasi pembukaan rekening Rp 5.000,- (satu kali
ketika pembukaan rekening)
e. Tabungan Hari Raya (TAHARA)
Tabungan hari raya merupakan cara investasi murni sesuai syariah
yang memungkinkan anda menyisihkan dana untuk persiapan
menghadapi ramadhan dan hari raya idul fitri, dengan setoran yang
terjangkau.
54
Keuntungan dan Fasilitas:
1) Dana tabungan terjamin aman.
2) Dana tabungan digulirkan untuk pembiayaan usaha mikro yang
halal.
3) Bagi hasil sangat menarik, otomatis ditambahkan di rekening
tabungan setiap bulan.
4) Besarnya setoran terjangkau, setoran dapat dijemput ke tempat
nasabah.
5) Fasilitas pembayaran zakat otomatis.
6) Fasilitas pembayaran infak otomatis.
7) Berkesempatan untuk mendapat pembiayaan usaha*)
*) Syarat dan ketentuan berlaku
Persyaratan:
1) Setoran awal Rp 25.000,-
2) Setoran lanjutan minimal Rp 5.000,-
3) Copy identitas diri.
4) Biaya administrasi pembukaan rekening Rp 5.000,- (satu kali
ketika pembukaan rekening).
5) Penarikan tabungan hanya bisa dilakukan menjelang hari raya
idul fitri.
55
B. Hasil Analisis dan Pembahasan Penelitian
1. Hasil Deskriptif Karakteristik Profil Responden
a. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 11 27,5
Perempuan 29 72,5
Total 40 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa mayoritas responden
nasabah BMT As-Salam berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
29 orang. Sedangkan, yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11
orang. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden nasabah
dari BMT As-Salam yang diambil sebagai sampel adalah perempuan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pie chart berikut:
Grafik 4.1 Jenis Kelamin Responden
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
56
b. Usia Responden
Tabel 4.2 Usia Reponden
Usia Jumlah Persentase (%)
< 20 tahun 0 0
20 – 30 tahun 6 15,0
31 – 50 tahun 25 62,5
> 50 tahun 9 22,5
Total 40 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa mayoritas responden
nasabah BMT As-Salam berumur 31 – 50 tahun, yaitu sebanyak 25
orang. Sedangkan, yang berumur 20 – 30 tahun sebanyak 6 orang,
yang berumur > 50 tahun sebanyak 9 orang dan responden yang
berumur < 20 tahun adalah 0 atau tidak ditemukan. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden nasabah dari BMT As-
Salam yang diambil sebagai sampel berumur 31 – 50 tahun. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada pie chart berikut:
Grafik 4.2 Usia Responden
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
57
c. Pendidikan Responden
Tabel 4.3 Pendidikan Responden
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD 30 75,0
SMP 6 15,0
SMA 4 10,0
Perguruan Tinggi 0 0
Total 40 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa mayoritas responden
nasabah BMT As-Salam berpendidikan SD yaitu sebanyak 30 orang.
Sedangkan, yang berpendidikan SMP sebanyak 6 orang, yang
berpendidikan SMA sebanyak 4 orang dan responden di tingkat
pendidikan terakhir yaitu perguruan tinggi adalah 0 atau tidak
ditemukan. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden
nasabah dari BMT As-Salam yang diambil sebagai sampel
berpendidikan SD. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pie chart
berikut:
Grafik 4.3 Pendidikan Responden
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
58
2. Hasil Deskriptif Karakteristik Usaha Responden
a. Jenis Usaha Responden
Tabel 4.4 Jenis Usaha Responden
Jenis Usaha Jumlah Persentase (%)
Dagang 30 75,0
Manufaktur 9 22,5
Jasa 1 2,5
Total 40 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa mayoritas responden
nasabah BMT As-Salam menjalankan jenis usaha dagang yaitu
sebanyak 30 orang. Sedangkan, yang menjalankan jenis usaha
manufaktur sebanyak 9 orang dan yang menjalankan jenis usaha jasa
sebanyak 1 orang. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
responden nasabah dari BMT As-Salam yang diambil sebagai sampel
yaitu yang menjalankan jenis usaha dagang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada pie chart berikut:
Grafik 4.4 Jenis Usaha Responden
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
59
b. Lama Usaha Responden
Tabel 4.5 Lama Usaha Responden
Lama Usaha Jumlah Persentase (%)
< 1 tahun 0 0
1 – 2 tahun 12 30,0
3 – 5 tahun 19 47,5
> 5 tahun 9 22,5
Total 40 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa mayoritas responden
nasabah BMT As-Salam sudah menjalankan usaha selama 3 – 5 tahun
yaitu sebanyak 19 orang. Sedangkan yang sudah menjalankan usaha
selama 1 – 2 tahun sebanyak 12 orang, yang sudah menjalankan usaha
selama > 5 tahun sebanyak 9 orang dan responden yang menjalankan
usaha < 1 tahun adalah 0 atau tidak ditemukan. Hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar responden nasabah dari BMT As-Salam yang
diambil sebagai sampel yaitu yang sudah menjalankan usaha selama 3
– 5 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pie chart berikut:
Grafik 4.5 Lama Usaha Responden
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
60
c. Besar Pembiayaan Responden
Tabel 4.6 Besar Pembiayaan Responden
Besar Pembiayaan Jumlah Persentase (%)
< Rp 1.000.000 11 27,5
Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 18 45,0
Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 9 22,5
> Rp 3.000.000 2 5,0
Total 40 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa sebagian besar
responden nasabah dari BMT As-Salam yang diambil sebagai sampel
menerima pembiayaan Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 yaitu sebanyak
18 orang. Sedangkan yang menerima pembiayaan < Rp 1.000.000
sebanyak 11 orang, yang menerima Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000
sebanyak 9 orang, dan yang menerima pembiayaan > Rp 3.000.000
sebanyak 2 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pie chart
berikut:
Grafik 4.6 Besar Pembiayaan Responden
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
61
4. Hasil Uji Ancova (Analysis of Covariance)
Sebelum dilakukan uji Ancova, maka dilakukan uji kesamaan varians
(homogenitas) dengan Levene Test. Signifikansi harus lebih dari 0,05 agar
varians yang sama dapat terpenuhi.
Hasil uji homogenitas varians pada penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: Pendapatan_Sesudah_Pembiayaan
F df1 df2 Sig.
1,276 30 9 ,367
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent
variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + Jenis_Kelamin + Usia + Pendidikan +
Jenis_Usaha + Lama_Usaha + Besar_Pembiayaan +
Modal_Sesudah_Pembiayaan
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
Berdasarkan tabel Levene Test diatas diketahui bahwa, nilai Sig 0,367
lebih besar daripada taraf signifikansi (α) = 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa varian antar kelompok adalah sama. Karena varian antar kelompok
adalah sama maka dapat diketahui bahwa kelompok yang uji adalah
homogen, sehingga Uji Ancova dapat dilakukan.
62
Analisis:
a. Jika p value (Sig. Corrected Model) < 0,05 maka H0 ditolak dan
H1 diterima; Sebaliknya
b. Jika p value (Sig. Corrected Model) > 0,05 maka H0 diterima dan
H1 ditolak.
Hipotesis:
a. H0: Pembiayaan mikro syariah tidak berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan usaha mikro.
H1: Pembiayaan mikro syariah berpengaruh terhadap peningkatan
pendapatan usaha mikro.
b. H0: Karakteritik profil responden (jenis kelamin, usia, pendidikan)
tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro.
H1: Karakteritik profil responden (jenis kelamin, usia, pendidikan)
berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro.
c. H0: Karakteritik usaha responden (jenis usaha, lama usaha, besar
pembiayaan) tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan
usaha mikro.
H1: Karakteritik profil responden (jenis usaha, lama usaha, besar
pembiayaan) berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha
mikro.
Hasil uji Analysis of Covariance pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
63
Tabel 4.8 Hasil Uji Ancova
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Pendapatan_Sesudah_Pembiayaan
Source
Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 26645707768908,996a 13 2049669828377,615 25,078 ,000
Intercept 2039856257,197 1 2039856257,197 ,025 ,876
Jenis_Kelamin 39473566438,294 1 39473566438,294 ,483 ,493
Usia 163207195479,512 2 81603597739,756 ,998 ,382
Pendidikan 1147743865353,835 2 573871932676,918 7,021 ,004
Jenis_Usaha 217766896028,293 2 108883448014,146 1,332 ,281
Lama_Usaha 62209410419,803 2 31104705209,901 ,381 ,687
Besar_Pembiayaan 1054551486578,149 3 351517162192,716 4,301 ,014
Modal_Sesudah_Pe
mbiayaan 1356276687944,991 1 1356276687944,991 16,594 ,000
Error 2125065006091,004 26 81733269465,039
Total 84686469000000,000 40
Corrected Total 28770772775000,000 39
a. R Squared = ,926 (Adjusted R Squared = ,889)
Sumber: Data Primer yag diolah 2018.
Berdasarkan tabel diatas, maka hasil uji Ancova pada penelitian ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Jenis kelamin memiliki nilai signifikan sebesar 0,493 > 0,05 yang
menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki pengaruh
terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro.
64
b. Usia memiliki nilai signifikan sebesar 0,382 > 0,05 yang
menunjukkan bahwa usia tidak memiliki pengaruh terhadap
peningkatan pendapatan usaha mikro.
c. Pendidikan memiliki nilai signifikan sebesar 0,004 < 0,05 yang
menunjukkan bahwa pendidikan memiliki pengaruh terhadap
peningkatan pendapatan usaha mikro.
d. Jenis usaha memiliki nilai signifikan sebesar 0,281 > 0,05 yang
menunjukkan bahwa jenis usaha tidak memiliki pengaruh terhadap
peningkatan pendapatan usaha mikro.
e. Lama usaha memiliki nilai signifikan sebesar 0,687 > 0,05 yang
menunjukkan bahwa lama usaha tidak memiliki pengaruh terhadap
peningkatan pendapatan usaha mikro.
f. Besar pembiayaan memiliki nilai signifikan sebesar 0,014 < 0,05
yang menunjukkan bahwa besar pembiayaan memiliki pengaruh
terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro.
g. Modal sesudah pembiayaan memiliki nilai signifikan sebesar 0,000
< 0,05 yang menunjukkan bahwa modal sesudah pembiayaan
memiliki pengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro.
Berdasarkan hasil diatas, dengan taraf signifkansi 5% dapat
disimpulkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh terhadap
peningkatan pendapatan usaha mikro adalah variabel pembiayaan
mikro syariah (modal sesudah pembiayaan) 0,000 < 0,05, variabel
65
karakteristik profil reponden (pendidikan) 0,004 < 0,05 dan variabel
karakteristik usaha responden (besar pembiayaan) 0,014 < 0,05.
3. Hasil Uji Non Parametrik Wilcoxon
Uji non parametrik wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil
pengamatan yang berpasangan dari dua data apakah berbeda atau tidak
(Siarno, 2015). Dalam hal ini perbedaan pendapatan usaha (keuntungan)
yang diperoleh nasabah sebelum dan sesudah menerima pembiayaan dari
BMT As-Salam.
Analisis:
a. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima. Sebaliknya;
b. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1
ditolak.
Hipotesis:
H0: Tidak terdapat perbedaan antara pendapatan usaha sebelum
menerima pembiayaan dengan pendapatan sesudah menerima
pembiayaan dari BMT As-Salam.
H1: Terdapat perbedaan antara pendapatan usaha sebelum menerima
pembiayaan dengan pendapatan sesudah menerima pembiayaan dari
BMT As-Salam.
66
Hasil uji Non Parametrik Wilcoxon pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Wilcoxon Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Pendapatan_Sebelum
_Pembiayaan 40 395850,00 287116,393 75000 1250000
Pendapatan_Sesudah_
Pembiayaan 40 1182325,00 858901,695 240000 4500000
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
Tabel descriptive statistics diatas menunjukkan nilai mean, std.
deviaton, minimun, dan maximum dari masing-masing data. Dapat dilihat
bahwa nilai minimum keuntungan awal sebesar 75.000 dan maximum
sebesar 1.250.000, sedangkan nilai minimum keuntungan akhir sebesar
240.000 dan maximum sebesar 4.500.000. nilai mean atau rata-rata nilai
keuntungan akhir sebesar 1.182.325 dimana lebih besar dari pada nilai
mean keuntungan awal yaitu sebesar 395.850.
Tabel 4.10 Hasil Uji Wilcoxon Ranks
Ranks
N
Mean
Rank Sum of Ranks
Pendapatan_Sesudah_
Pembiayaan -
Pendapatan_Sebelum_
Pembiayaan
Negative Ranks 0a ,00 ,00
Positive Ranks 40b 20,50 820,00
Ties 0c
Total 40
a. Pendapatan_Sesudah_Pembiayaan < Pendapatan_Sebelum_Pembiayaan
b. Pendapatan_Sesudah_Pembiayaan > Pendapatan_Sebelum_Pembiayaan
c. Pendapatan_Sesudah_Pembiayaan = Pendapatan_Sebelum_Pembiayaan
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
67
Tabel Ranks diatas menunjukkan nilai mean rank dan sum of ranks
dari kelompok negative ranks, positive ranks, dan ties.
a. Negative ranks atau selisih antara hasil pendapatan pada saat
sebelum dan sesudah menerima pembiayaan negatif adalah 0, baik
itu pada nilai N, mean rank, maupun sum of ranks. Nilai 0
menunjukkan bahwa tidak adanya penurunan atau pengurangan
dari nilai sebelum menerima pembiayaan ke nilai sesudah
menerima pembiayaan.
b. Positive ranks atau selisih antara hasil pendapatan pada saat
sebelum dan sesudah menerima pembiayaan positif. Dalam hasil
output rank diatas, terdapat 40 data positif (N) yang artinya ke 40
responden mengalami peningkatan pendapatan dari sebelum
menerima pembiayaan ke sesudah menerima pembiayaan. mean
rank atau rata-rata peningkatan tersebut adalah sebesar 20,50.
Sedangkan sum of ranks atau jumlah ranking positif adalah sebesar
820,00.
c. Ties adalah kesamaan nilai sebelum dan sesudah menerima
pembiayaan. Nilai ties pada penelitian ini adalah 0, sehingga dapat
dikatakan bahwa tidak ada nilai yang sama antara pendapatan
sebelum menerima pembiayaan dan sesudah menerima
pembiayaan.
68
Tabel 4.11 Hasil Uji Wilcoxon Test Statistics
Test Statisticsa
Pendapatan_Sesudah_
Pembiayaan -
Pendapatan_Sebelum_
Pembiayaan
Z -5,511b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Sumber: Data Primer yang diolah 2018.
Berdasarkan hasil ouput Test Statistics diatas, nilai Z yang didapat
sebesar -5,511 dengan p value (Asymp. Sig. 2-tailed) sebesar 0.000 < 0,05
sehingga keputusan hipotesis adalah menolak H0 dan menerima H1, yang
berarti terdapat perbedaan antara pendapatan usaha sebelum menerima
pembiayaan dengan pendapatan sesudah menerima pembiayaan dari BMT
As-Salam.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada sub bab
sebelumnya, didapatkan hasil bahwa:
Terdapat pengaruh pembiayaan mikro syariah terhadap peningkatan
pendapatan usaha mikro. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Anggraeni
dkk (2013) yang menyatakan bahwa keuntungan usaha responden secara total
mengalami peningkatan sebesar 6,21 persen setelah memperoleh pembiayaan
mikro syariah BMT. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pembiayaan mikro
69
syariah BMT memberikan dampak positif terhadap perkembangan usaha
UMKM dilihat dari tingkat keuntungannya.
Karakteristik profil responden (pendidikan) berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan usaha mikro. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Gina dan Effendi (2014) yang menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh
positif terhadap pendapatan rata-rata yang diperoleh pelaku usaha mikro
dengan nilai koefisien sebesar 0,346 pada taraf 5%. Sedangkan, untuk jenis
kelamin dan usia tidak berpegaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha
mikro. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mufarrohah dkk (2015) yang
menunjukkan jenis kelamin sebagai variabel dummy tidak berpengaruh
terhadap peningkatan pendapatan.
Karakteristik usaha responden (besar pembiayaan) berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan usaha mikro. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Septiana (2013) yang menyatakan besarnya jumlah pembiayaan mikro syariah
BMT berpengaruh positif terhadap perkembangan keuntungan usaha UMKM.
Keuntungan usaha responden rata-rata mengalami peningatan sebesar 28%
setelah memperoleh pembiayaan mikro syariah yaitu dari Rp 106,29 juta per
tahun menjadi Rp 134,9 juta pertahun. Sedangkan, untuk jenis usaha dan lama
usaha tidak berpegaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Quro’i (2015) yang menyatakan bahwa tidak
ada pengaruh secara parsial dari jenis usaha terhadap peningkatan pendapatan
nasabah di Koperasi BMT Nurul Jannah Petro Kimia Gresik dikarenakan
keseluruhan dari instrumen variabel jenis usaha memiliki thitung ≤ tabel. Sejalan
70
juga dengan hasil penelitian Wahyono (2017) yang menyatakan bahwa
variabel lama usaha secara parsial tidak berpengaruh terhadap pendapatan
pedagang pasar bantul.
Terdapat perbedaan antara pendapatan usaha sebelum menerima
pembiayaan dan pendapatan sesudah menerima pembiayaan dari BMT As-
Salam. Dengan nilai mean atau rata-rata nilai keuntungan akhir sebesar
1.182.325 dimana lebih besar dari pada nilai mean keuntungan awal yaitu
sebesar 395.850. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Maisaroh (2017) yang
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel
keuntungan penjualan sebelum dan setelah memperoleh pembiayaan.
Keuntungan usaha setelah memperoleh pembiayaan lebih baik dibanding
sebelumnya.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
peneliti dapat mengambil kesimpulan dari apa yang telah dirumuskan dalam
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pembiayaan mikro
syariah berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro.
Berdasarkan hasil uji Ancova, pada tabel Tests of Between-Subjects
Effects modal sesudah pembiayaan memiliki nilai signifikan sebesar
0,000 < 0,05 yang berarti pembiayaan mikro syariah berpengaruh
terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro.
2. Variabel karakteristik profil responden (pendidikan) diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,004 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha
mikro. Sedangkan, untuk jenis kelamin dan usia tidak berpengaruh
terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro atau nilai signifikansi >
0,05.
3. Variabel karakteristik usaha responden (besar pembiayaan) diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,014 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
besar pembiayaan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan
usaha mikro. Sedangkan, untuk jenis usaha dan lama usaha tidak
72
berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro atau nilai
signifikan > 0,05.
4. Terdapat perbedaan pendapatan usaha antara sebelum dan sesudah
menerima pembiayaan dari BMT As-Salam. Berdasarkan hasil uji Non
parametrik Wilcoxon, pada tabel Test Statistics nilai Z yang didapat
sebesar -5,511 dengan p value (Asymp. Sig. 2-tailed) sebesar 0.000 <
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
berarti antara pendapatan usaha sebelum dengan pendapatan usaha
sesudah menerima pembiayaan dari BMT As-Salam.
B. Saran
1. BMT As-Salam diharapkan dapat melakukan pendampingan atau
layanan konsultasi terhadap para nasabah mengenai usaha yang
mereka jalankan. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat meningkatkan
kinerja, baik untuk pihak BMT maupun nasabah.
2. Bagi penelitian selanjutnya dengan bahasan yang sama diharapkan
memasukkan variabel bebas lain yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro guna memperoleh hasil
penelitian yang lebih baik.
73
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Ayus Ahmad dan Abdul Aziz. 2009. “Manajemen Operasional Bank
Syariah”. Cirebon: STAIN Press, hal. 68.
Soemitra, Andri. 2009. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, Jakarta:
Kencana.
Huda, Nurul. dkk. 2016. “Baitul Mal Wa Tamwil”. Jakarta: Amzah.
Rahmawati, Yuke. 2013. “Lembaga Keuangan Mikro Syariah”. Jakarta: UIN
Jakarta Press.
Iskandar, Syamsu. 2013. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Jakarta: In
Media.
Tambunan, Tulus T.H. 2009. “UMKM di Indonesia”. Bogor: Ghalia Indonesia.
Qadir, Abdurrachman. 2001. “Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial)”.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.
Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung:
Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2008. “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik”.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suliyono, Joko. 2010. “6 Hari Jago SPSS 17”. Yogyakarta: Cakrawala.
Sarwono, Jonathan. 2014. “Riset Skripsi dan Tesis dengan SPSS 22”. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Sujarweni, V. Wiratna dan Poly Endrayanto. 2012. “Statistika untuk Penelitian”.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kadir. 2015. “Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan
Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
74
Mariyanti, Tatik. 2013 “Pengaruh Zakat dan Pembiayaan BMT dalam Penurunan
Kemiskinan”. Jurnal Ekonomi Islam Republika, Kamis 22 Agustus 2013.
Tunas, Aldesta Nurika Perwitasari. dkk. 2018. “Analisis Pengaruh Pembiayaan
Syariah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota
Depok”. Jurnal Al-Muzara’ah, Vol. 2, No. 1.
Kasim, M. Arif Budiman dan Izzuddin Edi Siswanto. “Analisis Efektivitas
Pendayagunaan Zakat Produktif Pada Program Pemberdayaan Masyarakat
di Wilayah Sukabumi (Studi Kasus: Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa)”.
Jurnal STEI SEBI, 2016.
Gina, Widya dan Jaenal Effendi. 2014. “Program Pembiayaan Lembaga
Keuangan Mikro Syariah (LKMS) dalam Peningkatan Kesejahteraan Pelaku
Usaha Mikro (Studi Kasus BMT Baitul Karim Bekasi)”. Jurnal Al-
Muzara’ah, Vol. 3, No. 1.
Nurhasanah, Neneng. 2013. “Pengawasan Islam dalam Operasional Lembaga
Keuangan Syariah”. MIMBAR, Vol. 29, No. 1 (Juni, 2013): 11 – 18.
Damayanti, Nurul Farida dan Sri Herianingrum. 2014. “Pengaruh Pembiayaan
Dana Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Teladan Terhadap Kinerja Usaha
Mikro di Pasar Semolowaru Surabaya”. JESTT Vol. 1 No. 3 Maret 2014.
Sa’diyah, Mahmudatus. 2014. “Pengembangan Produk-Produk Lembaga
Keuangan Mikro Syariah”. EQUILIBRIUM, Volume 2, No. 1, Juni 2014.
Ismanto, Kuat. 2015. “Pengelolaan Baitul Maal pada Baitul Maal Wa Tamwil
(BMT) di Kota Pekalongan”. Jurnal Penelitian, Vol. 12, No. 1, Mei 2015.
Hlm. 24-38.
Hidayati, Nadiah. dkk. 2014. “Faktor-faktor yang Memengaruhi Realisasi
Pembiayaan Mikro Syariah dan Dampaknya Terhadap Omzet Usaha
Nasabah: Studi Kasus KJKS BMT UGT Sidogiri Cabang Koja Jakarta”.
Jurnal Al-Muzara’ah, Vol. 2, No. 1.
75
Murwanti, Sri dan Muhammad Sholahuddin. 2013. “Peran Keuangan Lembaga
Mikro Syariah Untuk Usaha Mikro di Wonogiri”. Proceeding Seminar
Nasional dan Call For Papers Sancall 2013.
Anggraeni, Lukytawati. dkk. 2013. “Akses UMKM Terhadap Pembiayaan Mikro
Syariah dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Usaha : Kasus BMT
Tadbiirul Ummah, Kabupaten Bogor”. Jurnal al-Muzara’ah, Vol. I, No. 1,
2013.
Kadim, Dorce Novita. dkk. 2017. “Pengaruh Jumlah Produksi, Pengalaman Usaha
dan Jenis Kelamin Terhadap Pendapatan Usaha Tukang Jahit di Presiden
Shopping Center Kecamatan Wenang Kota Manado”. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi, Volume 17 No. 02 Tahun 2017.
Rahayu, Tri Andina. 2016. “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Kelancaran Pengembalian Pembiayaan Murabahah pada Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) di BMT Taruna Sejahtera”. Jurnal
Muqtasid, Volume 7 Nomor 1, Juni 2016.
Sholihat, Siskawati. dkk. 2015. “Analisis Efektivitas Pembiayaan Lembaga
Keuangan Mikro Syariah Terhadap Perkembangan Usaha Nasabah di Sektor
Rill (Usaha Mikro, Kecil dan Menegah)”. Al-Infaq: Jurnal Ekonomi Islam,
Vol. 6 No. 1, Maret 2015.
Nainggolan, Romauli. 2016. “Gender, Tingkat Pendidikan dan Lama Usaha
Sebagai Determinan Penghasilan UMKM Kota Surabaya”. KINERJA,
Volume 20, No.1, Th. 2016: Hal. 1-12.
Nurfilaeli, Dhika. 2014. “Persepsi Nasabah Mengenai Pengaruh Pembiayaan
Syariah Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Menengah Pada
BMT Mentari Bumi Kemangkon Purbalingga”. KOMPARTEMEN, Vol.
XII No.2, September 2014.
76
Wahyono, Budi. 2017. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang di Pasar Bantul Kabupaten Bantul”. Jurnal Pendidikan dan
Ekonomi, Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017.
Tanty, Heruna. dkk. 2013. “Metode Nonparametrik untuk Analisis Hubungan
Perilaku dan Pengetahuan Masyarakat Tentang Kode Plastik”. Jurnal Mat
Stat, Vol. 13 No. 2 Juli 2013: 97-104.
Mbogo, Michael Kuria dan Willy Muturi. 2014. “The Effect of MFI Credit on
Revenue of SMEs, a Survey of Small Medium Enterprises in Nakuru
Town”. International Journal of Science and Research (IJSR), Volume 3
Issue 6, June 2014.
Mufarrohah. dkk. 2015. “Analisis Faktor - Faktor yang Memengaruhi Peningkatan
Pendapatan Pada Usaha Mikro (Pedagang Kaki Lima di Alun-Alun Besuki
Kabupaten Situbondo)”. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015.
Prayogi, Muhammad Andi dan Lukman Hakim Siregar. 2017. “Pengaruh
Pembiayaan Mikro Syariah Terhadap Tingkat Perkembangan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM)”. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Vol.
17 No. 2, 2017.
Sofwatama, Habibi. dkk. 2017. “Keberhasilan Kinerja Usaha Lembaga Keuangan
Mikro Syariah Baitul Maal Wat Tamwil L-Risma (LKMS BMT L-RISMA)
di Provinsi Lampung”. JIIA, Volume 5 No. 1 Februari 2017.
Siarno, Si Islam. 2015. “Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah
Memperoleh Pembiayaan dari Baitul Mal Wat Tamwil di Kota Surakarta
Tahun 2015”. Tesis. Surakarta: Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Septiana, Risya Maulida. 2013. “Analisis Dampak Pembiayaan Mikro Syariah
Terhadap Perkembangan Keuntungan UMKM di Kabupaten Bogor”.
Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
77
Quro’i, Moh. Didanul. 2015. “Pengaruh Pembiayaan dan Jenis Usaha Terhadap
Peningkatan Pendapatan Nasabah Koperasi Baytul Mal Wat Tamwil (BMT)
Nurul Jannah Petrokimia Gresik”. Skripsi. Surabaya: Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel.
Undang-Undang Perbankan No. 21 Tahun 2008
Undang-Udang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008
http://www.depkop.go.id
www.bps.go.id
www.assalamcianjur.com
78
LAMPIRAN
1. Hasil Deskriptif Karakteristik Profil Responden
a. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 11 27,5 27,5 27,5
Perempuan 29 72,5 72,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
b. Usia Responden
Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 20 - 30 tahun 6 15,0 15,0 15,0
31 - 50 tahun 25 62,5 62,5 77,5
> 50 tahun 9 22,5 22,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
c. Pendidikan Responden
Pendidikan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 30 75,0 75,0 75,0
SMP 6 15,0 15,0 90,0
SMA 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
79
2. Hasil Deskriptif Karakteristik Usaha Responden
a. Jenis Usaha Responden
Jenis Usaha
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Dagang 30 75,0 75,0 75,0
Manufaktur 9 22,5 22,5 97,5
Jasa 1 2,5 2,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
b. Lama Usaha Responden
Lama Usaha
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 - 2 tahun 12 30,0 30,0 30,0
3 - 5 tahun 19 47,5 47,5 77,5
> 5 tahun 9 22,5 22,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
c. Besar Pembiayaan Responden
Besar Pembiayaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < Rp 1.000.000 11 27,5 27,5 27,5
Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000 18 45,0 45,0 72,5
Rp 2.000.001 - Rp 3.000.000 9 22,5 22,5 95,0
> Rp 3.000.000 2 5,0 5,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
80
3. Hasil Uji Homogenity of Regression
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Pendapatan_Sesudah_Pembiayaan
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 28472967400896,934
a 35 813513354311,341 10,927 ,015
Intercept 203175244848,930 1 203175244848,930 2,729 ,174
Jenis_Kelamin * Usia
* Pendidikan *
Jenis_Usaha *
Lama_Usaha *
Besar_Pembiayaan *
Modal_Sesudah_Pemb
iayaan
1827259631991,336 22 83057255999,606 1,116 ,517
Jenis_Kelamin ,000 0 . . .
Usia ,000 0 . . .
Pendidikan ,000 0 . . .
Jenis_Usaha ,000 0 . . .
Lama_Usaha 5466995834,427 1 5466995834,427 ,073 ,800
Besar_Pembiayaan ,000 0 . . .
Modal_Sesudah_Pemb
iayaan 581688539565,097 1 581688539565,097 7,813 ,049
Error 297805374103,066 4 74451343525,766
Total 84686469000000,000 40
Corrected Total 28770772775000,000 39
a. R Squared = ,990 (Adjusted R Squared = ,899)
81
4. Kuesioner Penelitian
No. Responden : ..........
KUESIONER PENELITIAN
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro
(Studi Pada Nasabah BMT As-Salam Cianjur)
Kuesioner ini digunakan dalam rangka pengambilan data untuk penyusunan
bahan penelitian skripsi oleh Husnu Sulukiah Shafriyani, mahasiswi Ekonomi
Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya sangat
mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner yang saya ajukan ini
sesuai kondisi yang ada. Setiap jawaban yang Bapak/Ibu berikan sangat berarti
dalam penelitin ini. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu saya ucapkan
terimakasih.
Karakterstik Profil Responden
1. Nama : ......................................................................
2. Alamat : ......................................................................
3. Jenis Kelamin :
a. Laki-Laki
b. Perempuan
82
4. Usia :
a. < 20 tahun c. 31 – 50 tahun
b. 20 – 30 tahun d. > 50 tahun
5. Pendidikan :
a. SD c. SMA
b. SMP d. Perguruan Tinggi
A. Karakteristik Usaha Responden
1. Jenis usaha apa yang Bapak/Ibu jalankan?
a. Dagang
b. Manufaktur
c. Jasa
2. Berapa lama Bapak/Ibu menjalankan usaha?
a. < 1 tahun
b. 1 – 2 tahun
c. 3 – 5 tahun
d. > 5 tahun
3. Berapa besar pembiayaan yang Bapak/Ibu terima dari BMT As-Salam?
a. < Rp 1.000.000
b. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000
c. Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000
d. > Rp 3.000.000
83
B. Pembiayaan Mikro Syariah
1. Berapa modal usaha yang digunakan Bapak/Ibu sebelum menerima
pembiayaan dari BMT As-Salam?
a. < Rp 500.000
b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000
c. Rp 1.000.001 – Rp 2.000.000
d. > Rp 2.000.000
2. Berapa modal usaha yang digunakan Bapak/Ibu sesudah menerima
pembiayaan dari BMT As-Salam?
a. < Rp 1.000.000
b. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000
c. Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000
d. > Rp 3.000.000
Modal Sebelum Modal Sesudah
3. Berapa pendapatan usaha Bapak/Ibu setiap bulannya sebelum
menerima pembiayaan dari BMT As-Salam?
a. < Rp 500.000
b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000
c. Rp 1.000.001 – 2.000.000
d. > Rp 2.000.000
84
4. Berapa pendapatan usaha Bapak/Ibu setiap bulannya sesudah
menerima pembiayaan dari BMT As-Salam?
a. < Rp 1.000.000
b. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000
c. Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000
d. > Rp 3.000.000
5. Apakah dengan adanya pembiayaan dari BMT As-Salam pendapatan
usaha Bapak/Ibu meningkat dibandingkan dengan sebelum Bapak/Ibu
menerima pembiayaan?
a. Ya
b. Tidak
Pendapatan Sebelum Pendapatan Sesudah
85
5. Tabulasi Data Responden
No Jenis
Kelamin Usia Pendidikan
Jenis
Usaha
Lama
Usaha
Besar
Pembiayaan
Pembiayaan (Rp) Pendapatan (Rp)
Modal
Sebelum Pembiayaan
Modal
Sesudah
Pendapatan
Sebelum
Pendapatan
Sesudah
1 2 3 1 1 4 1 500.000 950.000 1.450.000 150.000 450.000
2 1 3 3 2 4 4 2.500.000 5.000.000 7.500.000 850.000 3.450.000
3 2 3 1 1 3 2 600.000 1.500.000 2.100.000 275.000 1.950.000
4 2 4 1 1 4 2 900.000 1.600.000 2.500.000 250.000 865.000
5 1 4 1 1 3 2 500.000 1.500.000 2.000.000 115.000 575.000
6 1 3 1 1 3 1 500.000 950.000 1.450.000 125.000 345.000
7 2 4 1 1 2 2 1.000.000 1.500.000 2.500.000 650.000 1.250.000
8 2 2 1 1 2 2 1.500.000 1.500.000 3.000.000 535.000 1.210.000
9 1 3 1 1 4 3 1.500.000 2.900.000 4.500.000 750.000 1.650.000
10 1 4 1 1 3 2 1.500.000 2.000.000 3.500.000 650.000 1.750.000
11 2 4 1 1 2 1 300.000 950.000 1.250.000 125.000 675.000
12 2 3 1 1 3 1 400.000 950.000 1.350.000 150.000 400.000
13 2 3 2 1 3 2 500.000 1.000.000 1.500.000 215.000 715.000
14 2 3 3 2 4 4 5.000.000 7.000.000 12.000.000 1.250.000 4.500.000
15 2 2 3 1 3 1 200.000 700.000 1.200.000 125.000 785.000
86
16 1 2 1 1 4 2 1.000.000 2.000.000 3.000.000 550.000 1.675.000
17 2 3 1 1 3 1 150.000 600.000 750.000 75.000 385.000
18 1 3 3 1 4 3 1.500.000 2.500.000 4.000.000 650.000 1.550.000
19 1 3 1 1 2 2 500.000 1.500.000 2.000.000 235.000 950.000
20 2 2 1 1 3 2 750.000 2.000.000 2.750.000 375.000 1.400.000
21 1 2 1 1 3 2 750.000 1.200.000 1.950.000 450.000 1.350.000
22 2 3 1 1 2 2 1.500.000 1.500.000 3.000.000 675.000 1.900.000
23 2 3 2 1 2 2 1.000.000 1.000.000 2.000.000 300.000 700.000
24 2 2 1 1 2 1 400.000 750.000 1.150.000 120.000 345.000
25 2 3 2 1 3 2 400.000 2.000.000 2.400.000 120.000 720.000
26 2 3 1 1 2 1 950.000 750.000 1.700.000 315.000 680.000
27 2 4 1 1 3 1 500.000 900.000 1.400.000 200.000 560.000
28 2 3 1 1 3 1 600.000 750.000 1.350.000 210.000 513.000
29 2 3 2 1 2 2 1.000.000 1.000.000 2.000.000 250.000 600.000
30 2 3 1 1 2 1 500.000 750.000 1.250.000 150.000 475.000
31 2 4 1 2 3 3 3.000.000 2.500.000 5.500.000 660.000 1.925.000
32 1 4 1 2 2 3 2.000.000 2.500.000 4.500.000 320.000 1.400.000
33 2 3 1 2 3 3 2.500.000 2.500.000 5.000.000 1.125.000 2.450.000
34 1 4 1 2 3 3 900.000 2.500.000 3.400.000 315.000 1.190.000
35 2 3 1 3 4 2 1.000.000 2.000.000 3.000.000 700.000 1.000.000
87
36 2 3 2 1 4 2 700.000 1.000.000 1.700.000 220.000 540.000
37 2 3 2 1 3 2 600.000 1.000.000 1.600.000 90.000 240.000
38 2 3 1 2 2 3 1.200.000 2.500.000 3.700.000 420.000 1.295.000
39 2 3 1 2 3 3 1.500.000 2.500.000 4.000.000 450.000 1.200.000
40 2 3 1 2 3 3 2.300.000 2.500.000 4.800.000 644.000 1.680.000