Download - Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Pokok bahasan : PENDAHULUANPokok bahasan : PENDAHULUANSub Pokok Bahasan : Bentuk Tubuh IkanSub Pokok Bahasan : Bentuk Tubuh Ikan Rangka Ikan Rangka Ikan
Tujuan Instruksional Umum : selesai mengikuti Tujuan Instruksional Umum : selesai mengikuti perkuliahan ini perkuliahan ini mahasiswa/I dapat mahasiswa/I dapat memahami bentuk tubuh ikan memahami bentuk tubuh ikan dan sistem dan sistem rangka ikanrangka ikan
Tujuan instruksional Khusus : Selesai mempelajari bab ini Tujuan instruksional Khusus : Selesai mempelajari bab ini mahasiswa/I mampu mahasiswa/I mampu
(a) menjelaskan berbagai bentuk tubuh (a) menjelaskan berbagai bentuk tubuh ikanikan
(b) menguraikan sistem rangka ikan (b) menguraikan sistem rangka ikan yang meliputi yang meliputi rangka axial, rangka rangka axial, rangka visceral dan rangka visceral dan rangka appendicular appendicular
Fungsi Rangka:Fungsi Rangka: Menegakkan tubuhMenegakkan tubuh Menunjang/menyokong organ2 tubuhMenunjang/menyokong organ2 tubuh Pembentukan butir2 darah merahPembentukan butir2 darah merah Modifikasi tulang penyokong sirip mjd Modifikasi tulang penyokong sirip mjd
penyalur sperma (pd beberapa jenis ikan)penyalur sperma (pd beberapa jenis ikan)
Bentuk tubuh : interaksi antara sistem Bentuk tubuh : interaksi antara sistem rangka dgn sistem otot serta evolusi dlm rangka dgn sistem otot serta evolusi dlm adaptasi kedua sistem tsb thd adaptasi kedua sistem tsb thd lingkungannyalingkungannya
RANGKA DAN BENTUK TUBUH
Rangka penegak tubuh terdiri dari: Rangka penegak tubuh terdiri dari: 1. Tulang sejati (Osteichthyes) 1. Tulang sejati (Osteichthyes) 2. Tulang rawan (Elasmobranchii) 2. Tulang rawan (Elasmobranchii)
Rangka Ikan dapat dibedakan atas 3 bagian :Rangka Ikan dapat dibedakan atas 3 bagian :
1.1. Rangka Axial, meliputi: tulang tengkorak, Rangka Axial, meliputi: tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuktulang punggung, tulang rusuk
2.2. Rangka visceral (tlg lengkung insang dan Rangka visceral (tlg lengkung insang dan derivatnya)derivatnya)
3.3. Rangka apendicular (sirip dan pelekat2-nya)Rangka apendicular (sirip dan pelekat2-nya)
Bentuk Tubuh : Interaksi antara sistem rangka dan sistemotot serta Bentuk Tubuh : Interaksi antara sistem rangka dan sistemotot serta evolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut dengan lingkungannyaevolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut dengan lingkungannya
a.a. Torpedo/fusiform/streamline, terutama famili scombridaeTorpedo/fusiform/streamline, terutama famili scombridae
b.b. Compressed, terutama famili Cyprinidae, Lutjanidae, Compressed, terutama famili Cyprinidae, Lutjanidae, AnabantidaeAnabantidae
c.c. Depressed bilateral simetris, terutama famili Rajidae, Depressed bilateral simetris, terutama famili Rajidae, MyliobanthidaeMyliobanthidae
d.d. Dipressed non bilateral simetris, terutama ordo Dipressed non bilateral simetris, terutama ordo PeluronectiformesPeluronectiformes
e.e. Angulliform (ular), terutama ordo Apodes/SynbranchoideaAngulliform (ular), terutama ordo Apodes/Synbranchoidea
f.f. Sagitiform (panah), famili Esocidae, LipisostidaeSagitiform (panah), famili Esocidae, Lipisostidae
g.g. Filiform (benang), terutama famili NemichthydaeFiliform (benang), terutama famili Nemichthydae
h.h. Taeniform (pita), terutama famili Trachypteridae, Taeniform (pita), terutama famili Trachypteridae, TrichiuridaeTrichiuridae
i.i. Globiform (Bola0, terutama famili Tetraodontidae, Globiform (Bola0, terutama famili Tetraodontidae, DiodontidaeDiodontidae
j.j. Kepala picak dan badan pipih, terutama famili PangasidaeKepala picak dan badan pipih, terutama famili Pangasidae
k.k. Dan sebagainyaDan sebagainya
TengkorakTengkorakPerkembangan embrionik tengkorak ikan berasal dari 3 Perkembangan embrionik tengkorak ikan berasal dari 3 sumber:sumber:
1.1. Chondrocranium/neurocranium (pembukus otak yg Chondrocranium/neurocranium (pembukus otak yg awalnya berasal tulang rawan (elemen chondral) awalnya berasal tulang rawan (elemen chondral) pd teleostei akan diganti dgn tlg sejatipd teleostei akan diganti dgn tlg sejati
2.2. Dermocranium (tlg tengkorak yg asalnya dibuat dari Dermocranium (tlg tengkorak yg asalnya dibuat dari sisik yg berfusi dalam dermis/corium kulit), kemudian sisik yg berfusi dalam dermis/corium kulit), kemudian bersatu dgn chondrocranium sbg bagian dari tengkorak.bersatu dgn chondrocranium sbg bagian dari tengkorak.
3.3. Splanchcranium (tlg tengkorak yg berasal dari rangka Splanchcranium (tlg tengkorak yg berasal dari rangka visceral (tlg penyokong lengkung insang)visceral (tlg penyokong lengkung insang)
Pada waktu embrio, tengkorak dibentuk dari sepasang Pada waktu embrio, tengkorak dibentuk dari sepasang rawan parachordal rawan parachordal yg sejajar dgn ujung depan yg sejajar dgn ujung depan notochorda dan sepasang notochorda dan sepasang rawan trabeculae rawan trabeculae yg terletak yg terletak di bagian anterior rawan parachordal.di bagian anterior rawan parachordal.
Setiap rawan parachordal mengadakan perkembangan dan meluas pada tiap-tiap sisisnya ke bagian antaerior sampai ke kapsul otic membentuk “basal plate”.
Rawan trabeculae berkembang dan meluas dari kapsul otic sampai ke kapsul nasal membentuk “ethmoid plate” (Bond, 1979).
Rawan-rawan tersebut kemudian bersatu membentuk Chondrocranium yang menjadi pembungkus otak. Kapsul optic tetap bebas dari bagian tengkorak lainnya dan termasuk proses pembentukan mata (Adam & Eddy, 1951)
Chondrocranium Elasmobranchii seluruhnya terdiri dari massa tulang rawan. Pada chondrocranium ini mulai terlihat persatuan tulang lengkung insang ke-1 dan ke-2 dengan tengkorak.
Tulang lengkung insang yang 1, 1/2 –nya menjadi rahang atas (palatoquadrate/pterygoquadrate) dan ½ yang lain membentuk rahang bawah (rawan meckel). Kedua tulang tersebut disatukan oleh jaringan ikat dengan chondrocranium dan tulang bawahnya bersendi pada palatoquadrate.
Tulang lengkung insang ke-2, ½ -nya membentuk rawan hyomandibular dan ½-nya membtk rentetan tulang hyoid yg lemah (tdk berfungsi sbg tlg lengkung insang) yg terletak di belakang rahang.
Rawan hyomandibular ini yg berfungsi menunjang rahang.
Jadi kedua lengkung insang tsb merupakan tlg tambahan thd tengkorak dan membtk splanchnocranium.
Keping-keping tulang yg mengelilingi kapsul sensori berhubungan erat dengan osifikasi neurocranium. Tiap-tiap organ sensori dikelilingi rangkaian tulang untuk perlindungan shg organ tadi tetap bebas utk berkembang. Juga foramen2 untuk keluar masuknya saraf ke otak dan tulang2 utk lewat pembuluh darah tetap terbuka, tidak tertutup dan kemudian terosiifikasi.Bagian ujung posterior atau dinding chondrocranium memberikan perkembangan thd tulang2. Disekitar foramen magnum (lubang tempat saraf, pembuluh darah berhubungan dengan kotak otak) terdpt tulang occipital, spt basiooccipital (satu buah) terletak dibawah foramen magnum, supraoccipital yg terletak di atas foramen magnum dan exooccipital (dua buah) terletak di kanan kiri foramen magnum.
Bagian dasar atau lantai chondrocranium :- Basisphenoid berkembang tepat di depan basiooccipital- Presphenoid terletak di depan basisphenoid- Parasphenoid sebagai penutup tulang basisphenoid dan prespenoid jika dasar chondrocranium tidak tertutup semua spt pada Teleostei.
Mesethmoid merupakan tulang yg berkembang di ujung antarior chondrocranium. Foramen syaraf olfactory tdp pd tulang tsb. Pada byk Teleostei tdp tulang ectethmoid yg terletak di sisi mesethmoid.
Kapsul optik tidak menjadi bagian dari tengkorak. Kapsul ini membentuk keping tulang kecil dinamakan sclerotic.
Bagian dari mata pada sisi dinding chindrocranium memberikan perkembangan beberapa pasang tulang, yaitu orbitosphenoid dan pleurosphenoid (alisphenoid). Kedua tulang ini hanya tdp pada golongan ikan bertulang sejati.
Kapsul otic berkembang manjadi 5 pasang tulang, yaitu: prootic, epiotic, episthotic, pterotic dan sphenotic.
Bagian dari mata pada sisi dinding chondrocranium memberikan perkembangan beberapa pasang tulang, yaitu orbitosphenoid dan pleurosphenoid (alisphenoid). Kedua tulang ini hanya tdp pada golongan ikan bertulang sejati.
Lengkung insang pertama dan kedua bersama-sama dgn elemen dermal mjd bagian dari tengkorak. Sepasang tlg articular mrpkan osifikasi dari ujung rawan meckel. Sepasang tlg articular mrpkan osifikasi dari ujung2 posterior rawan palatoquadrate. Sepasang tlg hyomandibular pd Osteichthyes berasal dari osifikasi rawan hyomandibular, memanjang dari neurocranium sampai ke tlg quadrate. Di ujung bwh hyomandibular tdp tlg kecil disebut tlg sympletic berjml sepasang.
Tulang-tulang yg membentuk atap tengkorak,antara lain:- Sepasang tlg parietal terletak di di daerah atap tengkorak paing belakang di depan supraoccipital- Sepasang tlg frontal yg luas berkembang di depan tlg parietal- Sepasang tlg nasal yg bentuknya memanjang dan terletak diantara 2 lubang hidungSepasang tulang lacrimal terdapat pada bagian anterior sisi tengkorak. Pada sisi tengkorak di daerah telinga terdapat sepasang tulang squamosal.
Rahang atas terdiri dari tulang premaxilla, maxilla, jugal dan quadrotojugal.
Tulang2 pada langit-langit mulut terdiri dari: prevomer, endoptrygoid, ectopterygoid, palatine dan paraphenoid.
Rahang bawah terdiri dari dentary, splenial, angular dan articular
Pada gol.Osteichthyes tulang yang menjadi penutup insang terdiri dari: operculum, suboperculum, preoperculum dan interooperculum.
Dibawah tulang rahang terdapat branchiostegal dan urohyal yang merupakan tulang penyokong keping tutup insang.
Tulang Punggung dan Tulang Rusuk
InterdorsalBasidorsal
Interventralbasiventral
Notochorda
Secara embriologik, tulang punggung berkembang dari sclerotome yg terdapat di sekeliling motochorda dan batang syaraf.
Tiap-tiap pasang sclerotome berkembang manjdai 4 pasang rawan yang disebut arculia. Masing-masing tulang tersebut disebut arcuale.Dua pasang arcuale terletak di atas notochorda yaitu basidorsal dan interdorsal. Basidorsal kelak akan berkembang menjadi lengkung neural.
Dua pasang arcuale terletak di bawah notochorda yaitu basiventral dan interventral. Basiventral kelak akan berkembang menjadi lengkung hemal.
Ruas tulang punggung dibentuk oleh arculia yang mengadakan invasi mengelilingi notochorda.
Diagram Arculia
Lengkung Neural
Lengkung Hemal
Centrum rangkap
Gambar Vertebrae Batang Ekor Amia (Adam & Eddy, 1951)
Berdasarkan pembentukannya, terdapat 2 macam tulang punggung,yaitu:1.Monospondyly2.Diplospondyly
Tulang punggung di daerah badan berbeda dengan tulang punggung di daerah ekor.
Tlg punggung di daerah badan umumnya terdiri lengkung nerural dan sepasang rusuk kiri-kanan.
Tlg punggung di daerah ekor umumnya terdiri lengkung (cucuk) nerural dan lengkung (cucuk) hemal.
Rangka Visceral
Rangka visceral terdiri dari struktur tulang yg menyokong insang dan mengelilingi pharinx. Dua lengkung insang yang pertama menjadi bagian dari tulang2 tengkorak. Sedangkan 5 tlg lengkung insang lainnya berfungsi sebagai penyokong insang.
Pada ikan hiu, tlg lengkung insang terdiri dari beberapa potong rawan yg digabungkan dgn jeruji basal. Potongan dorsal (pharingobranchial) diikuti oleh epibranchial, ceratobranchial dan hypobranchial dengan basibrachial yg memanjang sepanjang dasar ventral. Rawan labial jika ada merupakan rawan insang tambahan.
Pada ikan teleostei, sebagian besar bagian lengkung insang terosifikasi dan beberapa kelompok ikan bermodifikasi terkait dgn kebiasaan makannya, mis.gigi pharinx pd ikan mas.
Bagian ujung rahang bawah walau terbumngkus dgn tulang dermal masih disebut rawan meckel. Ujung proximal rawan meckel terosifikasi menjadi tlg articular, yg menyatu secara bebas pada tlg quadrate. Hyomandiobular berasal dari lengkung insang ke-dua menghubungkan tlg quadrate dgn neurocranium.
Bagian bawah lengkung inssang ke-dua membentuk rentetan tlg hyoid yaitu basihyal, hypohyal, ceratohyal, epihyal dan interhyal. Interhyal menyatu dgn hyomandibular dan epihyal menyatu dgn operculum. Urohyal (entoglossal) yg merupakan modofikasi branchiostegal bersatun dgn basihyal.
Masing2 jerunji insang (branchial) terdiri dari beberapa tulang, yaitu: basibranchial, hypobranchial, ceratobranchial, epibranchial dan phariyngobranchial. Lengkung insang yng terakhir bermodifikasi menjadi bagian dari pharynx.
Rangka Apendicular
Sirip Punggung
Sirip Dada
Sirip Perut
Sirip Ekor
Urat Daging (Otot) dan Gerak Ikan3 Macam Urat daging pada ikan, yaitu:1.Urat daging bergaris2.Urat daging licin3.Urat daging jantung
2 tipe urat daging secara fungsional pada ikan, yaitu:1.Voluntary (dibwh rangsangan otak) urat daging bergaris2.Involuntary (tidak di bawah ranagsangan otak) urat daging licin dan jantungBerdasarkan penempelannya, urat daging dpt dibedakan mjd 2, yaitu:1.Urat daging yang menempel pada rangka urat daging bergaris2.Urat daging yang tdk menempel pada rangka urat daging licin dan urat daging jantungGerak ikan sebagai hasil kerja otot yang disebut gerak aktif
Urat Daging (Otot) Bergaris
Urat daging bergaris di seluruh tubuh ikan terdiri dari kumpulan blok urat daging. Tiap-tiap blok urat daging disebut myotome (atau pada waktu embrio dinamakan myomere) yg dilapisi oleh myoseptum.
Pola myotome pada ikan terdiri dari 2, yaitu:a.Cyclostomineb.PiscineBagian2 besar otot bergaris pd tubuh ikan:a.Otot acculomotor matab.Otot hypobranchial dasar pharynx, rahang, hyoid & lkg insangc.Otot branchiomeric muka, rahang & lkg insangd.Otot appendicular
Epaxial myotome
Hypaxial myotome
Supracarinalis
Supracarinalis
Infacarinalis
Vertical Septum
Body Cavity
Vertebrae
Red Lateral MuscleHorizontal Skeletogenous septum
Notochorda
Myotome
Urat-urat daging sirip tunggal berfungsi untuk menggerakan sirip 2 tersebut.
Otot-otot permukaan pada sirip punggung terdiri dari pasangan urat daging protraktor (penegang) dan retraktor (pengendur) serta urat daging inclinator lateral.
Otot-otot permukaan pada sirip anus (anal) terdiri dari pasangan urat daging erector (penegang) dan depresor (pengendur) serta urat daging inclinator lateral.
Otot-otot pada sirip ekor memiliki gumpalan urat daging lateralyg dihubungkan oleh daging pd bagian dasarnya. Urat daging yg berfungsi menggerakan terdiri dorsal flexor dan ventral flexor serta mengembangciutkan spt kipas (flexor, interfilamen dan jari-jari sirip).
Dorsal flexor
ventral flexor
Urat daging pada sirip berpasangan (sirip perut dan sirip dada) ada 2,yaitu:a.Abductor berfungsi untuk menegangkan b.Adductor berfungsi untuk mengendurkanc.Lembaran otot tipis diantara jari-jari sirip untuk melipat dan otot untuk menggerakan girdle
Urat Daging Licin
Urat daging licin diantaranya terdapat pada:a.Urat daging ususb.Urat daging pada arteric.Urat daging pada matad.Urat daging pd saluran ekskresi dan reproduksi
Urat Daging Jantung
Urat daging jantung berwarna merah tua yg berbeda dgn urat daging berdaging berkisar antara warna putih sampai merah jambu tergantung spesies ikannya. Kontraksi urat daging jantung bersifat involuntary.
Urat daging jantung (Myocardium) yang dilapisi pericardium (selaput luar) dan endocardium (selaput) dalam.
Organ Listrik
Organ listrik merupakan modifikasi sel-sel urat dagingPerkiraan ikan yg berorgan listrik sebanyak 250 jenis. Ikan laut yang berorgan listrik sebagian besar termasuk elasmobranchii, sementara ikan tawar berorgan listrik seluruhnya termasuk Teleostei.
2 golongan ikan berorgan listrik:a.Ikan berorgan listrik yg memiliki voltage tinggi
terutama ikan Electrophorus electricus, Torpedo nobiliana, Malapterurus electricus
b. Ikan berorgan listrik yg memiliki voltage rendah, ikan yng hidup di daerah dingin
a. Contoh Ikan Bentuk Torpedoa. Contoh Ikan Bentuk Torpedo
Lutjanus fulviflammaLutjanus fulviflamma
Lutjanus fluvifalmma Pristipomoides Pristipomoides multidens multidens
Contoh Ikan Tidak BersisikContoh Ikan Tidak Bersisik
Belodontichthys dinema (Bleeker, 1851) Hito taytayensis Herre, 1924 Hemisilurus mekongensis
Kryptopterus kryptopterus Kryptopterus cheveyi Kryptopterus limpok
Kryptopterus minor Kryptopterus parvanensis
Kryptopterus schilbeides Silurichthys indragiriensis
Compressed
Acanthorhodeus gracilis Acheilognathus macropterus Barbanymus altus Barbonymus schwanenfeldii
11 Pinna dorsalis primer (First dorsal Pinna dorsalis primer (First dorsal fin)fin)
22 Pinna dorsalis sekunder (second Pinna dorsalis sekunder (second dorsal fin)dorsal fin)
33 Pinna caudalis (caudal fin)Pinna caudalis (caudal fin)
44 Pinna analis (anal fin)Pinna analis (anal fin)
55 Pinna ventralis Pinna ventralis (ventral/abdominalis fin)(ventral/abdominalis fin)
66 Cloaca Cloaca
77 Linea lateralis (lateral line)Linea lateralis (lateral line)
88 Pinna pectoralis (pectoral fin)Pinna pectoralis (pectoral fin)
99 Porus branchialis (gill pore/gill Porus branchialis (gill pore/gill cleft)cleft)
1010 Spiracle Spiracle
1111 MouthMouth
1212 EyeEye
1313 Valvula nasalis (nostrill valve)Valvula nasalis (nostrill valve)
1414 Labial foldLabial fold
1515 Lorenzini’s ampullaLorenzini’s ampulla
1616 Porus nasalis (nasal pore)Porus nasalis (nasal pore)
1717 PterygopodiumPterygopodium
1818 Porus abdominalis (abdominal Porus abdominalis (abdominal pore)pore)
11 Truncus arteriosusTruncus arteriosus 2266
22 VentricleVentricle 2277
33 Atrium (auricle)Atrium (auricle) 2288
44 Vesica felaVesica fela 2299
55 Hepa (liver)Hepa (liver) 3300
66 3311
77 3322
88 3333
99 3344
1100
3355
1111
3366
1122
3377
1133
3388
1144
3399
1155
4400
1166
4411
1177
4422
1188
4433
1199
4444
2200
4455
2211
2222
2233
2244
2255
Budijono
Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas Riau
Pekanbaru
MATERI PENGAJARAN MATA KULIAH IKHTIOILOGI
ERATURAN PERUNDANG-UNDANGANPENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
1. UU NO. 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LH
2. UU NO. 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR
PASAL 5 AYAT (1), SETIAP ORANG MEMPUNYAI HAK YANG SAMA ATAS LH YANG BAIK DAN SEHAT
PASAL 14 AYAT (1), UNTUK MENJAMIN PELESTARIAN FUNGSI LH, SETIAP USAHA DAN/ATAU KEGIATAN DILARANG MELANGGAR BAKU MUTU…..
MEMBERIKAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIRKEPADA PEMERINTAH DESA (PASAL 17)
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR (A.L. PASAL 20 AYAT (2),PASAL 23 DAN PASAL 24)
3. PP NO.82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
4. KEPMEN LH (PELAKSANA PP NO.82 TAHUN 2001)
PP NO.82/2001TTG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
1. KEPMEN LH NO.37/2003 TTG METODE ANALISIS KUALITAS AIR PERMUKAAN DAN PENGAMBILAN CONTOH AIR PERMUKAAN
2. KEPMEN LH NO.110/2003 TTG PEDOMAN PENETAPAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR PADA SUMBER AIR
3. KEPMEN LH NO.111/2003 TTG PEDOMAN MENGENAI SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN SERTA PEDOMAN KAJIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR
4. KEPMEN LH NO.112/2003 TTG BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK
5. KEPMEN LH NO.113/2003 TTG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BATUBARA
6. KEPMEN LH NO.114/2003 TTG PEDOMAN PENGKAJIAN UNTUK MENETAPKAN KELAS AIR
7. KEPMEN LH NO.115/2003 TTG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR
8. KEPMEN LH NO.142/2003 TTG PERUBAHAN ATAS KEPMEN LH NO.111/2003 TTG PEDOMAN MENGENAI SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN SERTA PEDOMAN KAJIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR
PP NO.82 TAHUN 2001• PENGELOLAAN KUALITAS AIR (PKA): UNTUK MENJAMIN KUALITAS AIR SESUAI PERUNTUKANNYA
• PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR (PPA): UNTUK MENJAMIN KUALITAS AIR SESUAI BAKU MUTU AIR
UU NO.7 TAHUN 2004• PKA & PPA DITUJUKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN MEMULIHKAN KUALITAS AIR YG MASUK DAN YG ADA PADA SUMBER-SUMBER AIR
• PENGELOLAAN KUALITAS AIR : DILAKUKAN DENGAN MEMPERBAIKI KUALITAS AIR PADA SUMBER AIR DAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR
• PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR : DILAKUKAN DENGAN MENCEGAH MASUKNYA PENCEMARAN AIR PADA SUMBER AIR DAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR
TUJUAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
stream
stre
am
effluent
effluent
effluent
effluent
PengelolaanKualitas Air
PengendalianPencemaran Air><
Kelas Air• BMA• Status MA
KawasanAlir
anS
unga
i
KEBIJAKANPENGELOLAAN KUALITAS AIR
DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
PENGELOLAAN KUALITAS AIRDAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
PELAKSANAAN :
• TERPADU (PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI)
Pasal 2 PP No.82 Tahun 2001
• PENDEKATAN EKOSISTEM (SATU KESATUAN EKOSISTEM AIR)
Rencana pendayagunaan air Penetapan kelas air dan baku mutu air Pemantauan kualitas air Penghitungan daya tampung beban pencemaran Mekanisme perizinan dll
Inventarisasidan Identifikasi
Sumber Pencemar
PenghitunganDaya Tampung
Beban Pencemar
KlasifikasiMutu Air dan
Baku Mutu Air
PemantauanKualitas Air
StatusMutu Air
Pengelolaan Kualitas Air
Izin PemanfaatanLimbah
Izin PembuanganAir Limbah
Baku MutuAir Limbah
Pengendalian Pencemaran Air
Rencana PenanggulanganPencemaran AirKeadaan Darurat
Restribusi
KEBIJAKANPENGELOLAAN KUALITAS AIR DANPENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
PROKASIH2005
SUPERKASIH
PROPER
TATARUANG
KONSERVASIAIR
PenetapanTitik Pantau
Mutu AirSasaran
RencanaPendayagunaan
Air
Lintas Prop &/Batas Negara
Pemerintah PemerintahPropinsi
Kewenangan
KEWENANGANPENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Sumber Air
• penetapan kelas air dan baku mutu air
• penugasan PKA dr Pemr • penugasan PKA dr Pemr• penyusunan rencana pendayagunaan air
• pemantauan kualitas air
pengkajian kelas air pemantauan kualitas air
PemerintahKab/Kota
PKA
PPA
• penugasan PPA dr Pemr • penugasan PPA dr Pemr• penetapan daya tampung beban pencemaran• inventarisasi & identifikasi sumber pencemar• penetapan persyaratan air limbah utk aplikasi pd tanah
• penetapan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau sumber air
• penetapan baku mutu air limbah nasional
• penetapan baku mutu air limbah daerah
• penetapan restribuasi pembuangan air limbah• penerbitan izin pemanfaatan air limbah utk aplikasi tanah
Catatan : untuk semua Air atau sumber air
Catatan : untuk semua Air atau sumber air
penetapan syarat dan tatacara perizinan
• penerbitan izin pembuangan air limbah ke air/sumber air penetapan syarat dan tatacara perizinan
Lintas Kab/KotaDalam 1 Prop.
Pemerintah PemerintahPropinsi
Kewenangan
KEWENANGANPENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Sumber Air
PemerintahKab/Kota
• penetapan kelas air dan baku mutu air
• penyusunan rencana pendayagunaan air
• koordinasi pemantauan kualitas air
• pemantauan kualitas airKoordinasi PKA
• Penunjukan laboratorium
PPA• penetapan daya tampung beban pencemaran• inventarisasi & identifikasi sumber pencemar• penetapan persyaratan air limbah utk aplikasi pd tanah
• penetapan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau sumber air
• penetapan restribuasi pembuangan air limbah
• penetapan baku mutu air limbah nasional
• penetapan baku mutu air limbah daerah
• penerbitan izin pemanfaatan air limbah utk aplikasi tanah
Catatan : untuk semua Air atau sumber air
Catatan : untuk semua Air atau sumber air
penetapan syarat dan tatacara perizinan
• penerbitan izin pembuangan air limbah ke air/sumber air penetapan syarat dan tatacara perizinan
Pada WilayahKab/Kota
Pemerintah PemerintahPropinsi
Kewenangan
KEWENANGANPENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Sumber Air
PemerintahKab/Kota
• penetapan kelas air
• penyusunan rencana pendayagunaan air
• pemantauan kualitas air
PKA
PPA• penetapan daya tampung beban pencemaran• inventarisasi & identifikasi sumber pencemar• penetapan persyaratan air limbah utk aplikasi pd tanah• penetapan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau sumber air• penetapan restribuasi pembuangan air limbah
• penetapan baku mutu air limbah nasional
• penetapan baku mutu air limbah daerah
• penerbitan izin pemanfaatan air limbah utk aplikasi tanah
Catatan : untuk semua Air atau sumber air
Catatan : untuk semua Air atau sumber air
penetapan syarat dan tatacara perizinan
• penerbitan izin pembuangan air limbah ke air/sumber air penetapan syarat dan tatacara perizinan
Manfaat : • penentuan titik pantau (pemantauan)• penentuan daya tampung beban pencemaran• penetapan kelas air• penetapan baku mutu air• penetapan program PKA & PPA
• Inventarisasi/identifikasi sesuai kewenangan•Hasil inventarisasi/identifikasi oleh Pem.Prop
dan Pem.Kab/Kota diserahkan ke Menteri (LH)secara berkala sekurang-kurangnya satu tahun sekali (dalam rangka penyusunan Kebijakan NasionalPengendalian Pencemaran air)
IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR
ALUR INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR
SUMBERPENCEMAR
KUISIONER
PENDATAANDI LAPANGAN
BEBANPENCEMARAN
BODCODDOMinyakdll
DATA-BASE&
PETA
landuse
IndustriHotelRumah sakitdll
DomestikPeternakanPertanianPerikanandll
inventarisasi identifikasi
FORMULIR UNTUK IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR
REKAPITULASI BEBAN PENCEMAR
HASIL IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMARDITAMPILKAN DALAM BENTUK PETA
PENENTUAN TITIK PANTAUDI SUNGAI
PENENTUAN TITIK PANTAUUNTUK PEMANTAUAN KUALITAS AIR
DI DANAU/ WADUK/ SITU
TITIK PANTAU
CONTOH :WADUK CIRATA
PELAKSANAAN PEMANTAUAN KUALITAS AIR
1. SECARA BERKALA• FREKUENSI : MINIMAL 6 BULAN 1 KALI• WAKTU : BERSAMAAN
2. PARAMETER
3. METODE DAN LABORATORIUM (PENUNJUKAN OLEH GUBERNUR)
4. PELAPORAN HASIL PEMANTAUAN (= MENTERI)
KELAS 1
KELAS 4
KELAS 2
KELAS 3
AIRBAKU
MINUM
SAPRASREKREASI
AIR
BUD.IKAN
TAWAR
PETER-NAKAN
PERTA-NAMAN
√ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √
√
Kualitas AirSaat Ini
(pemantauan)
KriteriaMutu Air
(sesuai kelas)
dibandingkan
KriteriaMutu AirKelas…
Kelas …
BOD
COD
DO
TSS
E.Coli
Tot. Coli
dll
2
10
6
50
102
10³
-
3
25
4
50
103
5.103
-
6
50
3
400
2.103
104
-
12
100
0
400
2.103
104
-
I II III IV
KELAS
PARAMETER
KUALITASAIR
TITIK PANTAU …..(Sungai ………)
Mutu AirYang
Diinginkan
Tidak masuk kelas IV
KebutuhanMasyarakat
Akan Air
PENGKAJIAN KLASIFIKASI MUTU AIR
PENETAPAN BAKU MUTU AIR
KELAS AIR(1, 2, 3, 4)
KRITERIAMUTU AIR
BAKUMUTU AIR
• LEBIH KETAT• PENAMBAHAN
PARAMETER
Lampiran PP82/2001
TATALAKSANA PENETAPAN KELAS AIR DAN BAKU MUTU AIR
KAB. B
KAB. C
KOTA D
PROPINSI MENTERI
PERDA :KELAS AIRDAN BAKUMUTU AIR
Usulan Kelas dan BMA
Usulan Kelas dan BMA
Usulan Kelas dan BMA
PROPINSI
Usulan Kelas dan BMA
Usulan Kelasdan BMA
KEPRES :KELAS AIR
KEPMEN :BAKU MUTU AIR
SUNGAIWILAYAHKAB/KOTA
SUNGAILINTAS KAB/KOTADALAM PROPINSI
PERDA :KELAS AIR
KAB. A
SUNGAILINTAS PROPINSIATAULINTAS NEGARA
BAKUMUTU AIR
PemantauanKualitas
AirBaik
Cemar
UpayaPenanggulangandan Pemulihan
UpayaMempertahankandan Meningkatk.
Kualitas Air
Mutu Air Sasaran
STATUSMUTU AIR
MUTU AIR SASARAN
d
d
dd
d
d
d
d
d
d
d
d
dd
Kabupaten Bogor
Kota Bogor
Kabupaten Tangerang
Kota Tangerang
N
KELASII
KELASI
KELASII
KELASI
KELASIII
Muara Jaya
Jembatan Pancasan
Jembatan Jasmin
Sebelum IntakePDAM
Ciheuni
JembatanPasar Baru
KELAS I
UNTUKAIR MINUM
X TAHUN Y TAHUN
KELASI
KELASI
KELASII
Z TAHUN
KELASI
MUTU AIRSAAT INI
IV
III
II
III
II
CONTOH
PENGHITUNGAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN
MANFAAT :• pemberian izin lokasi• pengelolaan air & sumber air• penetapan rencana tata ruang• pemberian izin pembuangan air limbah• penetapan mutu air sasaran dan program kerjanya
• Penetapannya sesuai kewenangan• Ditetap berkala sekurang-kurangnya 5 tahun
sekali
CR =∑ Ci Qi
∑ Qi
∑ Mi
∑ Qi=
Metode Neraca Massa
Parameter DO
Q1 = 2,01DO1 = 5,7
Q2 = 0,59DO2 = 3,8
Q3 = 0.73DO3 = 3.4
X
(5,7 x 2,01) + (0,59 x 3,8) + (0,73 x 3,4)
2.01 + 0,59 + 0.73=C DO x
= 4,86 mg/l
BM x = 4 (DO)
IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
PENANGGUNGJAWAB USAHA
DAN ATAU KEGIATAN
BUPATI/WALIKOTA
KAJIANAMDAL/UKL-UPL
DITOLAK DIIZINKAN
KEGIATANPEMBUANGAN
AIR LIMBAH
PERSYARATANIZIN & BMAL
PENGAWASANPPLH
Perbaikan
- ReLokasi – daya tampung tak memadai
STRATEGIPENGELOLAAN KUALITAS AIR
DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
PENGEMBANGANKERJASAMA ANTAR DAERAH
1. RENCANA PEMANFAATAN AIR – PENETAPAN KELAS AIR
2. PEMANTAUAN KAULITAS AIR
3. PENETAPAN BAKU MUTU AIR
4. PENETAPAN DAYA TAMPUNG
5. PENETAPAN MEKANISME PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
PKA&PPA DILAKSANAKAN SECARA TERPADU :
PENGELOLAAN KUALITAS AIR
PER KAWASAN ALIRAN SUNGAI
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KUALITAS AIR(SIPKA)
SUMBER PENCEMAR1. INDUSTRI2. DOMESTIK3. PETERNAKAN4. HOTEL5. RUMAH SAKIT6. PERIKANAN7. PERTANIAN8. SEDIMENTASI
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
COMMAND AND CONTROL
VOLUNTARY COMPLIANCE
INFORMATION PROVISION
PENDEKATAN :
•INDUSTRI•HOTEL•PETERNAKAN
•INDUSTRI
•DOMESTIK•PETERNAKAN•PERIKANAN•PERTANIAN•SEDIMENTASI
PERKEMBANGAN HASIL PROPER TAHUN 2002 DAN 2004
010203040506070
2002 2004
TAHUN
PER
USA
HA
AN
(%
)
Hitam
Merah
Biru
Hijau
Emas
Grafik Konsentrasi BOD & COD Beberapa Industri Peserta SUPER di Jawa Barat
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
A B C D E F G H I J K L
Industri
Konse
ntr
asi B
OD
& C
OD
(m
g/l)
BOD Agust
BOD Nov
COD Agust
COD Nov
• PROP. JAWA BARAT, JAWA TIMUR, RIAU SERTA KOTA BATAM
SUPER KASIH