iktio-rangka+otot iktiologi

118

Click here to load reader

Upload: ica-sanjani

Post on 19-Jan-2016

168 views

Category:

Documents


43 download

TRANSCRIPT

Page 1: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Pokok bahasan : PENDAHULUANPokok bahasan : PENDAHULUANSub Pokok Bahasan : Bentuk Tubuh IkanSub Pokok Bahasan : Bentuk Tubuh Ikan Rangka Ikan Rangka Ikan

Tujuan Instruksional Umum : selesai mengikuti Tujuan Instruksional Umum : selesai mengikuti perkuliahan ini perkuliahan ini mahasiswa/I dapat mahasiswa/I dapat memahami bentuk tubuh ikan memahami bentuk tubuh ikan dan sistem dan sistem rangka ikanrangka ikan

Tujuan instruksional Khusus : Selesai mempelajari bab ini Tujuan instruksional Khusus : Selesai mempelajari bab ini mahasiswa/I mampu mahasiswa/I mampu

(a) menjelaskan berbagai bentuk tubuh (a) menjelaskan berbagai bentuk tubuh ikanikan

(b) menguraikan sistem rangka ikan (b) menguraikan sistem rangka ikan yang meliputi yang meliputi rangka axial, rangka rangka axial, rangka visceral dan rangka visceral dan rangka appendicular appendicular

Page 2: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Fungsi Rangka:Fungsi Rangka: Menegakkan tubuhMenegakkan tubuh Menunjang/menyokong organ2 tubuhMenunjang/menyokong organ2 tubuh Pembentukan butir2 darah merahPembentukan butir2 darah merah Modifikasi tulang penyokong sirip mjd Modifikasi tulang penyokong sirip mjd

penyalur sperma (pd beberapa jenis ikan)penyalur sperma (pd beberapa jenis ikan)

Bentuk tubuh : interaksi antara sistem Bentuk tubuh : interaksi antara sistem rangka dgn sistem otot serta evolusi dlm rangka dgn sistem otot serta evolusi dlm adaptasi kedua sistem tsb thd adaptasi kedua sistem tsb thd lingkungannyalingkungannya

RANGKA DAN BENTUK TUBUH

Page 3: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Rangka penegak tubuh terdiri dari: Rangka penegak tubuh terdiri dari: 1. Tulang sejati (Osteichthyes) 1. Tulang sejati (Osteichthyes) 2. Tulang rawan (Elasmobranchii) 2. Tulang rawan (Elasmobranchii)

Rangka Ikan dapat dibedakan atas 3 bagian :Rangka Ikan dapat dibedakan atas 3 bagian :

1.1. Rangka Axial, meliputi: tulang tengkorak, Rangka Axial, meliputi: tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuktulang punggung, tulang rusuk

2.2. Rangka visceral (tlg lengkung insang dan Rangka visceral (tlg lengkung insang dan derivatnya)derivatnya)

3.3. Rangka apendicular (sirip dan pelekat2-nya)Rangka apendicular (sirip dan pelekat2-nya)

Page 4: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Bentuk Tubuh : Interaksi antara sistem rangka dan sistemotot serta Bentuk Tubuh : Interaksi antara sistem rangka dan sistemotot serta evolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut dengan lingkungannyaevolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut dengan lingkungannya

a.a. Torpedo/fusiform/streamline, terutama famili scombridaeTorpedo/fusiform/streamline, terutama famili scombridae

b.b. Compressed, terutama famili Cyprinidae, Lutjanidae, Compressed, terutama famili Cyprinidae, Lutjanidae, AnabantidaeAnabantidae

c.c. Depressed bilateral simetris, terutama famili Rajidae, Depressed bilateral simetris, terutama famili Rajidae, MyliobanthidaeMyliobanthidae

d.d. Dipressed non bilateral simetris, terutama ordo Dipressed non bilateral simetris, terutama ordo PeluronectiformesPeluronectiformes

e.e. Angulliform (ular), terutama ordo Apodes/SynbranchoideaAngulliform (ular), terutama ordo Apodes/Synbranchoidea

f.f. Sagitiform (panah), famili Esocidae, LipisostidaeSagitiform (panah), famili Esocidae, Lipisostidae

g.g. Filiform (benang), terutama famili NemichthydaeFiliform (benang), terutama famili Nemichthydae

h.h. Taeniform (pita), terutama famili Trachypteridae, Taeniform (pita), terutama famili Trachypteridae, TrichiuridaeTrichiuridae

i.i. Globiform (Bola0, terutama famili Tetraodontidae, Globiform (Bola0, terutama famili Tetraodontidae, DiodontidaeDiodontidae

j.j. Kepala picak dan badan pipih, terutama famili PangasidaeKepala picak dan badan pipih, terutama famili Pangasidae

k.k. Dan sebagainyaDan sebagainya

Page 5: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

TengkorakTengkorakPerkembangan embrionik tengkorak ikan berasal dari 3 Perkembangan embrionik tengkorak ikan berasal dari 3 sumber:sumber:

1.1. Chondrocranium/neurocranium (pembukus otak yg Chondrocranium/neurocranium (pembukus otak yg awalnya berasal tulang rawan (elemen chondral) awalnya berasal tulang rawan (elemen chondral) pd teleostei akan diganti dgn tlg sejatipd teleostei akan diganti dgn tlg sejati

2.2. Dermocranium (tlg tengkorak yg asalnya dibuat dari Dermocranium (tlg tengkorak yg asalnya dibuat dari sisik yg berfusi dalam dermis/corium kulit), kemudian sisik yg berfusi dalam dermis/corium kulit), kemudian bersatu dgn chondrocranium sbg bagian dari tengkorak.bersatu dgn chondrocranium sbg bagian dari tengkorak.

3.3. Splanchcranium (tlg tengkorak yg berasal dari rangka Splanchcranium (tlg tengkorak yg berasal dari rangka visceral (tlg penyokong lengkung insang)visceral (tlg penyokong lengkung insang)

Page 6: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Pada waktu embrio, tengkorak dibentuk dari sepasang Pada waktu embrio, tengkorak dibentuk dari sepasang rawan parachordal rawan parachordal yg sejajar dgn ujung depan yg sejajar dgn ujung depan notochorda dan sepasang notochorda dan sepasang rawan trabeculae rawan trabeculae yg terletak yg terletak di bagian anterior rawan parachordal.di bagian anterior rawan parachordal.

Setiap rawan parachordal mengadakan perkembangan dan meluas pada tiap-tiap sisisnya ke bagian antaerior sampai ke kapsul otic membentuk “basal plate”.

Rawan trabeculae berkembang dan meluas dari kapsul otic sampai ke kapsul nasal membentuk “ethmoid plate” (Bond, 1979).

Rawan-rawan tersebut kemudian bersatu membentuk Chondrocranium yang menjadi pembungkus otak. Kapsul optic tetap bebas dari bagian tengkorak lainnya dan termasuk proses pembentukan mata (Adam & Eddy, 1951)

Page 7: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Chondrocranium Elasmobranchii seluruhnya terdiri dari massa tulang rawan. Pada chondrocranium ini mulai terlihat persatuan tulang lengkung insang ke-1 dan ke-2 dengan tengkorak.

Tulang lengkung insang yang 1, 1/2 –nya menjadi rahang atas (palatoquadrate/pterygoquadrate) dan ½ yang lain membentuk rahang bawah (rawan meckel). Kedua tulang tersebut disatukan oleh jaringan ikat dengan chondrocranium dan tulang bawahnya bersendi pada palatoquadrate.

Tulang lengkung insang ke-2, ½ -nya membentuk rawan hyomandibular dan ½-nya membtk rentetan tulang hyoid yg lemah (tdk berfungsi sbg tlg lengkung insang) yg terletak di belakang rahang.

Rawan hyomandibular ini yg berfungsi menunjang rahang.

Jadi kedua lengkung insang tsb merupakan tlg tambahan thd tengkorak dan membtk splanchnocranium.

Page 8: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Keping-keping tulang yg mengelilingi kapsul sensori berhubungan erat dengan osifikasi neurocranium. Tiap-tiap organ sensori dikelilingi rangkaian tulang untuk perlindungan shg organ tadi tetap bebas utk berkembang. Juga foramen2 untuk keluar masuknya saraf ke otak dan tulang2 utk lewat pembuluh darah tetap terbuka, tidak tertutup dan kemudian terosiifikasi.Bagian ujung posterior atau dinding chondrocranium memberikan perkembangan thd tulang2. Disekitar foramen magnum (lubang tempat saraf, pembuluh darah berhubungan dengan kotak otak) terdpt tulang occipital, spt basiooccipital (satu buah) terletak dibawah foramen magnum, supraoccipital yg terletak di atas foramen magnum dan exooccipital (dua buah) terletak di kanan kiri foramen magnum.

Page 9: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Bagian dasar atau lantai chondrocranium :- Basisphenoid berkembang tepat di depan basiooccipital- Presphenoid terletak di depan basisphenoid- Parasphenoid sebagai penutup tulang basisphenoid dan prespenoid jika dasar chondrocranium tidak tertutup semua spt pada Teleostei.

Mesethmoid merupakan tulang yg berkembang di ujung antarior chondrocranium. Foramen syaraf olfactory tdp pd tulang tsb. Pada byk Teleostei tdp tulang ectethmoid yg terletak di sisi mesethmoid.

Page 10: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Kapsul optik tidak menjadi bagian dari tengkorak. Kapsul ini membentuk keping tulang kecil dinamakan sclerotic.

Bagian dari mata pada sisi dinding chindrocranium memberikan perkembangan beberapa pasang tulang, yaitu orbitosphenoid dan pleurosphenoid (alisphenoid). Kedua tulang ini hanya tdp pada golongan ikan bertulang sejati.

Kapsul otic berkembang manjadi 5 pasang tulang, yaitu: prootic, epiotic, episthotic, pterotic dan sphenotic.

Bagian dari mata pada sisi dinding chondrocranium memberikan perkembangan beberapa pasang tulang, yaitu orbitosphenoid dan pleurosphenoid (alisphenoid). Kedua tulang ini hanya tdp pada golongan ikan bertulang sejati.

Lengkung insang pertama dan kedua bersama-sama dgn elemen dermal mjd bagian dari tengkorak. Sepasang tlg articular mrpkan osifikasi dari ujung rawan meckel. Sepasang tlg articular mrpkan osifikasi dari ujung2 posterior rawan palatoquadrate. Sepasang tlg hyomandibular pd Osteichthyes berasal dari osifikasi rawan hyomandibular, memanjang dari neurocranium sampai ke tlg quadrate. Di ujung bwh hyomandibular tdp tlg kecil disebut tlg sympletic berjml sepasang.

Page 11: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Tulang-tulang yg membentuk atap tengkorak,antara lain:- Sepasang tlg parietal terletak di di daerah atap tengkorak paing belakang di depan supraoccipital- Sepasang tlg frontal yg luas berkembang di depan tlg parietal- Sepasang tlg nasal yg bentuknya memanjang dan terletak diantara 2 lubang hidungSepasang tulang lacrimal terdapat pada bagian anterior sisi tengkorak. Pada sisi tengkorak di daerah telinga terdapat sepasang tulang squamosal.

Rahang atas terdiri dari tulang premaxilla, maxilla, jugal dan quadrotojugal.

Tulang2 pada langit-langit mulut terdiri dari: prevomer, endoptrygoid, ectopterygoid, palatine dan paraphenoid.

Rahang bawah terdiri dari dentary, splenial, angular dan articular

Pada gol.Osteichthyes tulang yang menjadi penutup insang terdiri dari: operculum, suboperculum, preoperculum dan interooperculum.

Dibawah tulang rahang terdapat branchiostegal dan urohyal yang merupakan tulang penyokong keping tutup insang.

Page 12: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Tulang Punggung dan Tulang Rusuk

InterdorsalBasidorsal

Interventralbasiventral

Notochorda

Secara embriologik, tulang punggung berkembang dari sclerotome yg terdapat di sekeliling motochorda dan batang syaraf.

Tiap-tiap pasang sclerotome berkembang manjdai 4 pasang rawan yang disebut arculia. Masing-masing tulang tersebut disebut arcuale.Dua pasang arcuale terletak di atas notochorda yaitu basidorsal dan interdorsal. Basidorsal kelak akan berkembang menjadi lengkung neural.

Dua pasang arcuale terletak di bawah notochorda yaitu basiventral dan interventral. Basiventral kelak akan berkembang menjadi lengkung hemal.

Ruas tulang punggung dibentuk oleh arculia yang mengadakan invasi mengelilingi notochorda.

Diagram Arculia

Page 13: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Lengkung Neural

Lengkung Hemal

Centrum rangkap

Gambar Vertebrae Batang Ekor Amia (Adam & Eddy, 1951)

Berdasarkan pembentukannya, terdapat 2 macam tulang punggung,yaitu:1.Monospondyly2.Diplospondyly

Tulang punggung di daerah badan berbeda dengan tulang punggung di daerah ekor.

Tlg punggung di daerah badan umumnya terdiri lengkung nerural dan sepasang rusuk kiri-kanan.

Tlg punggung di daerah ekor umumnya terdiri lengkung (cucuk) nerural dan lengkung (cucuk) hemal.

Page 14: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Rangka Visceral

Page 15: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Rangka visceral terdiri dari struktur tulang yg menyokong insang dan mengelilingi pharinx. Dua lengkung insang yang pertama menjadi bagian dari tulang2 tengkorak. Sedangkan 5 tlg lengkung insang lainnya berfungsi sebagai penyokong insang.

Pada ikan hiu, tlg lengkung insang terdiri dari beberapa potong rawan yg digabungkan dgn jeruji basal. Potongan dorsal (pharingobranchial) diikuti oleh epibranchial, ceratobranchial dan hypobranchial dengan basibrachial yg memanjang sepanjang dasar ventral. Rawan labial jika ada merupakan rawan insang tambahan.

Pada ikan teleostei, sebagian besar bagian lengkung insang terosifikasi dan beberapa kelompok ikan bermodifikasi terkait dgn kebiasaan makannya, mis.gigi pharinx pd ikan mas.

Bagian ujung rahang bawah walau terbumngkus dgn tulang dermal masih disebut rawan meckel. Ujung proximal rawan meckel terosifikasi menjadi tlg articular, yg menyatu secara bebas pada tlg quadrate. Hyomandiobular berasal dari lengkung insang ke-dua menghubungkan tlg quadrate dgn neurocranium.

Bagian bawah lengkung inssang ke-dua membentuk rentetan tlg hyoid yaitu basihyal, hypohyal, ceratohyal, epihyal dan interhyal. Interhyal menyatu dgn hyomandibular dan epihyal menyatu dgn operculum. Urohyal (entoglossal) yg merupakan modofikasi branchiostegal bersatun dgn basihyal.

Masing2 jerunji insang (branchial) terdiri dari beberapa tulang, yaitu: basibranchial, hypobranchial, ceratobranchial, epibranchial dan phariyngobranchial. Lengkung insang yng terakhir bermodifikasi menjadi bagian dari pharynx.

Page 16: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Rangka Apendicular

Sirip Punggung

Page 17: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Sirip Dada

Page 18: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Sirip Perut

Page 19: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Sirip Ekor

Page 20: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Urat Daging (Otot) dan Gerak Ikan3 Macam Urat daging pada ikan, yaitu:1.Urat daging bergaris2.Urat daging licin3.Urat daging jantung

2 tipe urat daging secara fungsional pada ikan, yaitu:1.Voluntary (dibwh rangsangan otak) urat daging bergaris2.Involuntary (tidak di bawah ranagsangan otak) urat daging licin dan jantungBerdasarkan penempelannya, urat daging dpt dibedakan mjd 2, yaitu:1.Urat daging yang menempel pada rangka urat daging bergaris2.Urat daging yang tdk menempel pada rangka urat daging licin dan urat daging jantungGerak ikan sebagai hasil kerja otot yang disebut gerak aktif

Page 21: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Urat Daging (Otot) Bergaris

Urat daging bergaris di seluruh tubuh ikan terdiri dari kumpulan blok urat daging. Tiap-tiap blok urat daging disebut myotome (atau pada waktu embrio dinamakan myomere) yg dilapisi oleh myoseptum.

Pola myotome pada ikan terdiri dari 2, yaitu:a.Cyclostomineb.PiscineBagian2 besar otot bergaris pd tubuh ikan:a.Otot acculomotor matab.Otot hypobranchial dasar pharynx, rahang, hyoid & lkg insangc.Otot branchiomeric muka, rahang & lkg insangd.Otot appendicular

Page 22: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Epaxial myotome

Hypaxial myotome

Supracarinalis

Supracarinalis

Infacarinalis

Vertical Septum

Body Cavity

Vertebrae

Red Lateral MuscleHorizontal Skeletogenous septum

Notochorda

Myotome

Page 23: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Urat-urat daging sirip tunggal berfungsi untuk menggerakan sirip 2 tersebut.

Otot-otot permukaan pada sirip punggung terdiri dari pasangan urat daging protraktor (penegang) dan retraktor (pengendur) serta urat daging inclinator lateral.

Otot-otot permukaan pada sirip anus (anal) terdiri dari pasangan urat daging erector (penegang) dan depresor (pengendur) serta urat daging inclinator lateral.

Page 24: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Otot-otot pada sirip ekor memiliki gumpalan urat daging lateralyg dihubungkan oleh daging pd bagian dasarnya. Urat daging yg berfungsi menggerakan terdiri dorsal flexor dan ventral flexor serta mengembangciutkan spt kipas (flexor, interfilamen dan jari-jari sirip).

Dorsal flexor

ventral flexor

Page 25: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 26: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Urat daging pada sirip berpasangan (sirip perut dan sirip dada) ada 2,yaitu:a.Abductor berfungsi untuk menegangkan b.Adductor berfungsi untuk mengendurkanc.Lembaran otot tipis diantara jari-jari sirip untuk melipat dan otot untuk menggerakan girdle

Page 27: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Urat Daging Licin

Urat daging licin diantaranya terdapat pada:a.Urat daging ususb.Urat daging pada arteric.Urat daging pada matad.Urat daging pd saluran ekskresi dan reproduksi

Page 28: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Urat Daging Jantung

Urat daging jantung berwarna merah tua yg berbeda dgn urat daging berdaging berkisar antara warna putih sampai merah jambu tergantung spesies ikannya. Kontraksi urat daging jantung bersifat involuntary.

Urat daging jantung (Myocardium) yang dilapisi pericardium (selaput luar) dan endocardium (selaput) dalam.

Page 29: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Organ Listrik

Organ listrik merupakan modifikasi sel-sel urat dagingPerkiraan ikan yg berorgan listrik sebanyak 250 jenis. Ikan laut yang berorgan listrik sebagian besar termasuk elasmobranchii, sementara ikan tawar berorgan listrik seluruhnya termasuk Teleostei.

2 golongan ikan berorgan listrik:a.Ikan berorgan listrik yg memiliki voltage tinggi

terutama ikan Electrophorus electricus, Torpedo nobiliana, Malapterurus electricus

b. Ikan berorgan listrik yg memiliki voltage rendah, ikan yng hidup di daerah dingin

Page 30: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 31: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 32: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 33: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 34: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 35: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 36: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 37: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 38: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 39: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 40: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

a. Contoh Ikan Bentuk Torpedoa. Contoh Ikan Bentuk Torpedo

Page 41: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Lutjanus fulviflammaLutjanus fulviflamma

Lutjanus fluvifalmma Pristipomoides Pristipomoides multidens multidens

Page 42: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 43: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Contoh Ikan Tidak BersisikContoh Ikan Tidak Bersisik

Belodontichthys  dinema  (Bleeker, 1851) Hito  taytayensis  Herre, 1924 Hemisilurus  mekongensis 

Kryptopterus kryptopterus  Kryptopterus cheveyi Kryptopterus limpok

Kryptopterus minor Kryptopterus parvanensis

Kryptopterus schilbeides Silurichthys indragiriensis

Page 44: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Compressed

Acanthorhodeus gracilis Acheilognathus macropterus Barbanymus altus Barbonymus schwanenfeldii

Page 45: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 46: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 47: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 48: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 49: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 50: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 51: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 52: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 53: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 54: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 55: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 56: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 57: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

11 Pinna dorsalis primer (First dorsal Pinna dorsalis primer (First dorsal fin)fin)

22 Pinna dorsalis sekunder (second Pinna dorsalis sekunder (second dorsal fin)dorsal fin)

33 Pinna caudalis (caudal fin)Pinna caudalis (caudal fin)

44 Pinna analis (anal fin)Pinna analis (anal fin)

55 Pinna ventralis Pinna ventralis (ventral/abdominalis fin)(ventral/abdominalis fin)

66 Cloaca Cloaca

77 Linea lateralis (lateral line)Linea lateralis (lateral line)

88 Pinna pectoralis (pectoral fin)Pinna pectoralis (pectoral fin)

99 Porus branchialis (gill pore/gill Porus branchialis (gill pore/gill cleft)cleft)

1010 Spiracle Spiracle

1111 MouthMouth

1212 EyeEye

1313 Valvula nasalis (nostrill valve)Valvula nasalis (nostrill valve)

1414 Labial foldLabial fold

1515 Lorenzini’s ampullaLorenzini’s ampulla

1616 Porus nasalis (nasal pore)Porus nasalis (nasal pore)

1717 PterygopodiumPterygopodium

1818 Porus abdominalis (abdominal Porus abdominalis (abdominal pore)pore)

Page 58: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

11 Truncus arteriosusTruncus arteriosus 2266

22 VentricleVentricle 2277

33 Atrium (auricle)Atrium (auricle) 2288

44 Vesica felaVesica fela 2299

55 Hepa (liver)Hepa (liver) 3300

66 3311

77 3322

88 3333

99 3344

1100

3355

1111

3366

1122

3377

1133

3388

1144

3399

1155

4400

1166

4411

1177

4422

1188

4433

1199

4444

2200

4455

2211

2222

2233

2244

2255

Page 59: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 60: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 61: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 62: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 63: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 64: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 65: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 66: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 67: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 68: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 69: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 70: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 71: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 72: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 73: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 74: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Budijono

Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas Riau

Pekanbaru

MATERI PENGAJARAN MATA KULIAH IKHTIOILOGI

Page 75: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

ERATURAN PERUNDANG-UNDANGANPENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

1. UU NO. 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LH

2. UU NO. 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR

PASAL 5 AYAT (1), SETIAP ORANG MEMPUNYAI HAK YANG SAMA ATAS LH YANG BAIK DAN SEHAT

PASAL 14 AYAT (1), UNTUK MENJAMIN PELESTARIAN FUNGSI LH, SETIAP USAHA DAN/ATAU KEGIATAN DILARANG MELANGGAR BAKU MUTU…..

MEMBERIKAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIRKEPADA PEMERINTAH DESA (PASAL 17)

PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR (A.L. PASAL 20 AYAT (2),PASAL 23 DAN PASAL 24)

3. PP NO.82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

4. KEPMEN LH (PELAKSANA PP NO.82 TAHUN 2001)

Page 76: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 77: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

PP NO.82/2001TTG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

1. KEPMEN LH NO.37/2003 TTG METODE ANALISIS KUALITAS AIR PERMUKAAN DAN PENGAMBILAN CONTOH AIR PERMUKAAN

2. KEPMEN LH NO.110/2003 TTG PEDOMAN PENETAPAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR PADA SUMBER AIR

3. KEPMEN LH NO.111/2003 TTG PEDOMAN MENGENAI SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN SERTA PEDOMAN KAJIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR

4. KEPMEN LH NO.112/2003 TTG BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK

5. KEPMEN LH NO.113/2003 TTG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BATUBARA

6. KEPMEN LH NO.114/2003 TTG PEDOMAN PENGKAJIAN UNTUK MENETAPKAN KELAS AIR

7. KEPMEN LH NO.115/2003 TTG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR

8. KEPMEN LH NO.142/2003 TTG PERUBAHAN ATAS KEPMEN LH NO.111/2003 TTG PEDOMAN MENGENAI SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN SERTA PEDOMAN KAJIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR

Page 78: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

PP NO.82 TAHUN 2001• PENGELOLAAN KUALITAS AIR (PKA): UNTUK MENJAMIN KUALITAS AIR SESUAI PERUNTUKANNYA

• PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR (PPA): UNTUK MENJAMIN KUALITAS AIR SESUAI BAKU MUTU AIR

UU NO.7 TAHUN 2004• PKA & PPA DITUJUKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN MEMULIHKAN KUALITAS AIR YG MASUK DAN YG ADA PADA SUMBER-SUMBER AIR

• PENGELOLAAN KUALITAS AIR : DILAKUKAN DENGAN MEMPERBAIKI KUALITAS AIR PADA SUMBER AIR DAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR

• PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR : DILAKUKAN DENGAN MENCEGAH MASUKNYA PENCEMARAN AIR PADA SUMBER AIR DAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR

TUJUAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Page 79: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

stream

stre

am

effluent

effluent

effluent

effluent

PengelolaanKualitas Air

PengendalianPencemaran Air><

Kelas Air• BMA• Status MA

KawasanAlir

anS

unga

i

Page 80: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

KEBIJAKANPENGELOLAAN KUALITAS AIR

DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Page 81: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

PENGELOLAAN KUALITAS AIRDAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PELAKSANAAN :

• TERPADU (PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI)

Pasal 2 PP No.82 Tahun 2001

• PENDEKATAN EKOSISTEM (SATU KESATUAN EKOSISTEM AIR)

Rencana pendayagunaan air Penetapan kelas air dan baku mutu air Pemantauan kualitas air Penghitungan daya tampung beban pencemaran Mekanisme perizinan dll

Page 82: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Inventarisasidan Identifikasi

Sumber Pencemar

PenghitunganDaya Tampung

Beban Pencemar

KlasifikasiMutu Air dan

Baku Mutu Air

PemantauanKualitas Air

StatusMutu Air

Pengelolaan Kualitas Air

Izin PemanfaatanLimbah

Izin PembuanganAir Limbah

Baku MutuAir Limbah

Pengendalian Pencemaran Air

Rencana PenanggulanganPencemaran AirKeadaan Darurat

Restribusi

KEBIJAKANPENGELOLAAN KUALITAS AIR DANPENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PROKASIH2005

SUPERKASIH

PROPER

TATARUANG

KONSERVASIAIR

PenetapanTitik Pantau

Mutu AirSasaran

RencanaPendayagunaan

Air

Page 83: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Lintas Prop &/Batas Negara

Pemerintah PemerintahPropinsi

Kewenangan

KEWENANGANPENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Sumber Air

• penetapan kelas air dan baku mutu air

• penugasan PKA dr Pemr • penugasan PKA dr Pemr• penyusunan rencana pendayagunaan air

• pemantauan kualitas air

pengkajian kelas air pemantauan kualitas air

PemerintahKab/Kota

PKA

PPA

• penugasan PPA dr Pemr • penugasan PPA dr Pemr• penetapan daya tampung beban pencemaran• inventarisasi & identifikasi sumber pencemar• penetapan persyaratan air limbah utk aplikasi pd tanah

• penetapan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau sumber air

• penetapan baku mutu air limbah nasional

• penetapan baku mutu air limbah daerah

• penetapan restribuasi pembuangan air limbah• penerbitan izin pemanfaatan air limbah utk aplikasi tanah

Catatan : untuk semua Air atau sumber air

Catatan : untuk semua Air atau sumber air

penetapan syarat dan tatacara perizinan

• penerbitan izin pembuangan air limbah ke air/sumber air penetapan syarat dan tatacara perizinan

Page 84: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Lintas Kab/KotaDalam 1 Prop.

Pemerintah PemerintahPropinsi

Kewenangan

KEWENANGANPENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Sumber Air

PemerintahKab/Kota

• penetapan kelas air dan baku mutu air

• penyusunan rencana pendayagunaan air

• koordinasi pemantauan kualitas air

• pemantauan kualitas airKoordinasi PKA

• Penunjukan laboratorium

PPA• penetapan daya tampung beban pencemaran• inventarisasi & identifikasi sumber pencemar• penetapan persyaratan air limbah utk aplikasi pd tanah

• penetapan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau sumber air

• penetapan restribuasi pembuangan air limbah

• penetapan baku mutu air limbah nasional

• penetapan baku mutu air limbah daerah

• penerbitan izin pemanfaatan air limbah utk aplikasi tanah

Catatan : untuk semua Air atau sumber air

Catatan : untuk semua Air atau sumber air

penetapan syarat dan tatacara perizinan

• penerbitan izin pembuangan air limbah ke air/sumber air penetapan syarat dan tatacara perizinan

Page 85: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Pada WilayahKab/Kota

Pemerintah PemerintahPropinsi

Kewenangan

KEWENANGANPENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Sumber Air

PemerintahKab/Kota

• penetapan kelas air

• penyusunan rencana pendayagunaan air

• pemantauan kualitas air

PKA

PPA• penetapan daya tampung beban pencemaran• inventarisasi & identifikasi sumber pencemar• penetapan persyaratan air limbah utk aplikasi pd tanah• penetapan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau sumber air• penetapan restribuasi pembuangan air limbah

• penetapan baku mutu air limbah nasional

• penetapan baku mutu air limbah daerah

• penerbitan izin pemanfaatan air limbah utk aplikasi tanah

Catatan : untuk semua Air atau sumber air

Catatan : untuk semua Air atau sumber air

penetapan syarat dan tatacara perizinan

• penerbitan izin pembuangan air limbah ke air/sumber air penetapan syarat dan tatacara perizinan

Page 86: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 87: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Manfaat : • penentuan titik pantau (pemantauan)• penentuan daya tampung beban pencemaran• penetapan kelas air• penetapan baku mutu air• penetapan program PKA & PPA

• Inventarisasi/identifikasi sesuai kewenangan•Hasil inventarisasi/identifikasi oleh Pem.Prop

dan Pem.Kab/Kota diserahkan ke Menteri (LH)secara berkala sekurang-kurangnya satu tahun sekali (dalam rangka penyusunan Kebijakan NasionalPengendalian Pencemaran air)

IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR

Page 88: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

ALUR INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR

SUMBERPENCEMAR

KUISIONER

PENDATAANDI LAPANGAN

BEBANPENCEMARAN

BODCODDOMinyakdll

DATA-BASE&

PETA

landuse

IndustriHotelRumah sakitdll

DomestikPeternakanPertanianPerikanandll

inventarisasi identifikasi

Page 89: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

FORMULIR UNTUK IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR

Page 90: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

REKAPITULASI BEBAN PENCEMAR

Page 91: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

HASIL IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMARDITAMPILKAN DALAM BENTUK PETA

Page 92: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 93: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

PENENTUAN TITIK PANTAUDI SUNGAI

Page 94: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

PENENTUAN TITIK PANTAUUNTUK PEMANTAUAN KUALITAS AIR

DI DANAU/ WADUK/ SITU

TITIK PANTAU

CONTOH :WADUK CIRATA

Page 95: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 96: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

PELAKSANAAN PEMANTAUAN KUALITAS AIR

1. SECARA BERKALA• FREKUENSI : MINIMAL 6 BULAN 1 KALI• WAKTU : BERSAMAAN

2. PARAMETER

3. METODE DAN LABORATORIUM (PENUNJUKAN OLEH GUBERNUR)

4. PELAPORAN HASIL PEMANTAUAN (= MENTERI)

Page 97: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 98: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

KELAS 1

KELAS 4

KELAS 2

KELAS 3

AIRBAKU

MINUM

SAPRASREKREASI

AIR

BUD.IKAN

TAWAR

PETER-NAKAN

PERTA-NAMAN

√ √ √ √ √

√ √ √ √

√ √ √

Page 99: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Kualitas AirSaat Ini

(pemantauan)

KriteriaMutu Air

(sesuai kelas)

dibandingkan

KriteriaMutu AirKelas…

Kelas …

BOD

COD

DO

TSS

E.Coli

Tot. Coli

dll

2

10

6

50

102

10³

-

3

25

4

50

103

5.103

-

6

50

3

400

2.103

104

-

12

100

0

400

2.103

104

-

I II III IV

KELAS

PARAMETER

KUALITASAIR

TITIK PANTAU …..(Sungai ………)

Mutu AirYang

Diinginkan

Tidak masuk kelas IV

KebutuhanMasyarakat

Akan Air

PENGKAJIAN KLASIFIKASI MUTU AIR

Page 100: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 101: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

PENETAPAN BAKU MUTU AIR

KELAS AIR(1, 2, 3, 4)

KRITERIAMUTU AIR

BAKUMUTU AIR

• LEBIH KETAT• PENAMBAHAN

PARAMETER

Lampiran PP82/2001

Page 102: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

TATALAKSANA PENETAPAN KELAS AIR DAN BAKU MUTU AIR

KAB. B

KAB. C

KOTA D

PROPINSI MENTERI

PERDA :KELAS AIRDAN BAKUMUTU AIR

Usulan Kelas dan BMA

Usulan Kelas dan BMA

Usulan Kelas dan BMA

PROPINSI

Usulan Kelas dan BMA

Usulan Kelasdan BMA

KEPRES :KELAS AIR

KEPMEN :BAKU MUTU AIR

SUNGAIWILAYAHKAB/KOTA

SUNGAILINTAS KAB/KOTADALAM PROPINSI

PERDA :KELAS AIR

KAB. A

SUNGAILINTAS PROPINSIATAULINTAS NEGARA

Page 103: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 104: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

BAKUMUTU AIR

PemantauanKualitas

AirBaik

Cemar

UpayaPenanggulangandan Pemulihan

UpayaMempertahankandan Meningkatk.

Kualitas Air

Mutu Air Sasaran

STATUSMUTU AIR

Page 105: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

MUTU AIR SASARAN

d

d

dd

d

d

d

d

d

d

d

d

dd

Kabupaten Bogor

Kota Bogor

Kabupaten Tangerang

Kota Tangerang

N

KELASII

KELASI

KELASII

KELASI

KELASIII

Muara Jaya

Jembatan Pancasan

Jembatan Jasmin

Sebelum IntakePDAM

Ciheuni

JembatanPasar Baru

KELAS I

UNTUKAIR MINUM

X TAHUN Y TAHUN

KELASI

KELASI

KELASII

Z TAHUN

KELASI

MUTU AIRSAAT INI

IV

III

II

III

II

CONTOH

Page 106: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 107: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

PENGHITUNGAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN

MANFAAT :• pemberian izin lokasi• pengelolaan air & sumber air• penetapan rencana tata ruang• pemberian izin pembuangan air limbah• penetapan mutu air sasaran dan program kerjanya

• Penetapannya sesuai kewenangan• Ditetap berkala sekurang-kurangnya 5 tahun

sekali

Page 108: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

CR =∑ Ci Qi

∑ Qi

∑ Mi

∑ Qi=

Metode Neraca Massa

Parameter DO

Q1 = 2,01DO1 = 5,7

Q2 = 0,59DO2 = 3,8

Q3 = 0.73DO3 = 3.4

X

(5,7 x 2,01) + (0,59 x 3,8) + (0,73 x 3,4)

2.01 + 0,59 + 0.73=C DO x

= 4,86 mg/l

BM x = 4 (DO)

Page 109: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi
Page 110: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

PENANGGUNGJAWAB USAHA

DAN ATAU KEGIATAN

BUPATI/WALIKOTA

KAJIANAMDAL/UKL-UPL

DITOLAK DIIZINKAN

KEGIATANPEMBUANGAN

AIR LIMBAH

PERSYARATANIZIN & BMAL

PENGAWASANPPLH

Perbaikan

- ReLokasi – daya tampung tak memadai

Page 111: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

STRATEGIPENGELOLAAN KUALITAS AIR

DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Page 112: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

PENGEMBANGANKERJASAMA ANTAR DAERAH

1. RENCANA PEMANFAATAN AIR – PENETAPAN KELAS AIR

2. PEMANTAUAN KAULITAS AIR

3. PENETAPAN BAKU MUTU AIR

4. PENETAPAN DAYA TAMPUNG

5. PENETAPAN MEKANISME PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

PKA&PPA DILAKSANAKAN SECARA TERPADU :

Page 113: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

PENGELOLAAN KUALITAS AIR

PER KAWASAN ALIRAN SUNGAI

Page 114: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KUALITAS AIR(SIPKA)

Page 115: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

SUMBER PENCEMAR1. INDUSTRI2. DOMESTIK3. PETERNAKAN4. HOTEL5. RUMAH SAKIT6. PERIKANAN7. PERTANIAN8. SEDIMENTASI

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

COMMAND AND CONTROL

VOLUNTARY COMPLIANCE

INFORMATION PROVISION

PENDEKATAN :

•INDUSTRI•HOTEL•PETERNAKAN

•INDUSTRI

•DOMESTIK•PETERNAKAN•PERIKANAN•PERTANIAN•SEDIMENTASI

Page 116: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

PERKEMBANGAN HASIL PROPER TAHUN 2002 DAN 2004

010203040506070

2002 2004

TAHUN

PER

USA

HA

AN

(%

)

Hitam

Merah

Biru

Hijau

Emas

Page 117: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi

Grafik Konsentrasi BOD & COD Beberapa Industri Peserta SUPER di Jawa Barat

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

A B C D E F G H I J K L

Industri

Konse

ntr

asi B

OD

& C

OD

(m

g/l)

BOD Agust

BOD Nov

COD Agust

COD Nov

• PROP. JAWA BARAT, JAWA TIMUR, RIAU SERTA KOTA BATAM

SUPER KASIH

Page 118: Iktio-Rangka+Otot Iktiologi