iktio 3 mulut n sungut_merly

25
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara kepulauan dan lautan yang memiliki potensi cukup besar dalam mengahasilkan ikan,baik ikan laut maupun ikan darat. Banyaknya daerah penangkapan ikan laut dan terdapatnya beberapa daerah petani ikan merupakan bukti potensi yang cukup besar. Propinsi Riau memiliki keanekaragaman sumberdaya perikanan yang cukup besar baik itu perikanan air tawar maupun air laut. Ikan air tawar sebagian diproduksi dari hasil tangkapan diperairan umum, yaitu sekitar 13.807 ton atau sekitar 97,01 % dari potensi keseluruhan sebesar 14.232 ton/tahun yang telah dimanfaatkan. Sementara produksi perikanan dari hasil budidaya baru mencapai 3,1 % dari potensi yang ada sebesar 36.835 Ha. (Dinas Perikanan Tingkat I Riau, 2001). Huet (1971) mengatakan pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor 1

Upload: alfian-arby

Post on 09-Aug-2015

83 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara kepulauan dan lautan yang memiliki

potensi cukup besar dalam mengahasilkan ikan,baik ikan laut maupun ikan darat.

Banyaknya daerah penangkapan ikan laut dan terdapatnya beberapa daerah petani

ikan merupakan bukti potensi yang cukup besar. Propinsi Riau memiliki

keanekaragaman sumberdaya perikanan yang cukup besar baik itu perikanan air

tawar maupun air laut. Ikan air tawar sebagian diproduksi dari hasil tangkapan

diperairan umum, yaitu sekitar 13.807 ton atau sekitar 97,01 % dari potensi

keseluruhan sebesar 14.232 ton/tahun yang telah dimanfaatkan. Sementara

produksi perikanan dari hasil budidaya baru mencapai 3,1 % dari potensi yang ada

sebesar 36.835 Ha. (Dinas Perikanan Tingkat I Riau, 2001).

Huet (1971) mengatakan pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor internal adalah keturunan, ketahanan tubuh terhadap

penyakit dan kemampuan untuk memanfaatkan makanan, sedangkan faktor

eksternal adalah kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan bagi ikan.

Ikan sebagai bahan pangan mempunyai nilai gizi yang tinggi, karena

mengandung mineral, vitamin, lemak tak jenuh dan protein yang tersusun dari

asam-asam amino essensial, yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan

kecerdasan. Selain itu merupakan daging yang mudah dicerna oleh manusia. Oleh

sebab itu ikan sangat baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas. Ikan

merupakan bahan pangan yang menguntungkan Baharuddin (1987).

1

Page 2: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

I.2. Tujuan Praktikum

Adapaun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi ikan

yang satu dengan ikan yang lainnya berdasarkan penampakan ciri dari luar tubuh

ikan seperti bentuk tubuh, bentuk mulut, ukuran mulut, ukuran bibir, keadaan

bibir, hubungan kedua bibir, bentuk bibir atas, bentuk ekor, warna tubuh, sirip

pada ikan, memiliki sungut atau tidak, bentuk moncong, posisi sudut mulut

dengan bola mata, klasifikasinya serta habitatnya.

1.3. Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai sarana untuk memberikan

informasi dasar mengenai mulut dan sungut yang terdapat pada berbagai jenis

ikan, serta dapat menjadi pendukung praktikum di masa yang akan datang.

2

Page 3: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Effendie (1974), perairan Indonesia meliputi dua pertiga dari

wilayah Nusantara, ini merupakan sebuah potensi sumberdaya hayati perikanan

yang dapat memenuhi harapan untuk mencukupi kebutuhan protein didalam

sususnan makanan kita. Disamping itu kandungan protein yang terdapat pada ikan

air tawar 15-24 % dan ikan air laut 9-26 %.

Saanin (1968) mengatakan bahwa untuk mengidentifikasi ikan harus

diperhatikan tanda-tanda, bentuk dan bagian dari tubuh ikan yaitu rumus sirip,

perbandingan panjang dengan tinggi, bentuk garis rusuk dan jumlah sisik yang

meliputi garis rusuk tersebut, bentuk sisik dan gigi beserta susunannya, tulang-

tulang insang. Oleh karena satu macam ikan berbeda besarnya disebabkan oleh

umur atau kadang-kadang oleh tempat hidupnya, maka tidak mungkin

memberikan ukuran, ukuran yang diberikan hanyalah perbandingan saja.

Trewavas dan Suyanto (1995) menyatakan ikan Nila termasuk Filum

Chordata, Subfilum Percomorphi, Sub Ordo Percudae, Famili Cichlidae, Genus

Oreochromis, Spesies Oreochromis niloticus.

Arsyad dan Hadirini (1983 ) mengemukakan bahwa mata pada ikan nila

kelihatan menonjol, garis lineal lateralis terputus-putus dan dilanjutkan dengan

garis yang terletak lebih kebawah.

Sanin, 1984 mengklasifikasikan ikan Tamban ke dalam Ordo

Malacopterygii, Famili Clupeidae, Genus Clupea dan Spesies Clupea loi.

3

Page 4: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

Suku ini umumnya berukuran kecil dan merupakan ikan –ikan migran.

Beberapa jenis hidup terbatas di sungai-sungai atau muara. Beberapa jenis

memiliki gigi tetapi kebanyakan memakan plankton. Pada perutnya terdapat

geligir yang berawal dari kepala sampai kesirip dubur. Sirip dada berpangkal

dekat profil perut dan sirip-sirip lainnya tidak berduri. Sirip ekor bercagak

kedalam, sirip punggung tunggal gurat sisi sangat pendek atau tidak ada

samasekali dan sisik profil perutnya bertaji (Kottelat, 1993).

Menurut Susanto (1992), ikan gurami masuk ke dalam kelas pisces, ordo

labyrinthici, sub ordo anabantidei, famili anabantidae, genus osphronemus,

spesies osphronemus gourany dan nama Indonesia “Gurami” sedangkan nama

lokal untuk daerah-daerah di Indonesia antara lain : guramy, gerameh, kalui dan

kali. Secara taksonomi ikan gurami diklasifikasikan ke dalam phylum chordata,

kelas pisces, sub kelas teleostei, ordo labyrinthici, sub ordo anabantoidei, famili

anabantidae, genus osphronemus dan spesies osphronemus goramy lac (Respati

dan Santoso, 1999).

Bentuk badan ikan Layur (Thrichiurus savala) panjang gepeng, ekornya

panjang seperti pecut, kulitnya tidak bersisik, warnanya memutih seperti perak,

sedikit kekuning-kuningan. Bentuk badan ikan Layur (Thrichiurus savala)

panjang gepeng, ekornya panjang seperti pecut, kulitnya tidak bersisik, warnanya

memutih seperti perak, sedikit kekuning-kuningan. Sirip punggung satu dimulai

dari belakang kepala terus sampai di ekor jumlah sirip lemah 140 buah, sirip

dubur terdiri dari sebaris duri-duri kecil yang mempunyai 11 jari-jari lemah. Sirip

perut tidak ada, rahang bawah lebih panjang dari pada rahang atas, kedua rahang

bergigi yang kuat dan tajam (Saanin, 1968).

4

Page 5: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

Susanto (2000) mengatakan ikan tawes ditinjau dari bentuk hidupnya, ikan

tawes termasuk penghuni sungai dengan arus deras. Tubuh langsing dan tinggi

memang disiapkan untuk menghadapi kondisi alam dan perairan dan berarus

deras. Meskipun asli ikan air tawar tetapi ikan tawes tahan pada air dengan kadar

garam 7 per mil.

Mudjiman (1984) mengatakan bahwa ikan tawes merupakan ikan

penggerogot yaitu ikan yang mengambil makanannya dengan jalan

menggerogotinya. Ikan ini juga termasuk ikan yang memakan tumbuh-tumbuhan.

Ikan tawes merupakan ikan herbivora, ikan tawes muda makanannya terdiri dari

plankton, lumut-lumutan dengan ganggang menempel. Ikan tawes dewasa

memakan pucuk tumbuh-tumbuhan air termasuk tumbuhan tingkat tinggi

(Asmawi 1983).

Ikan Kakap Merah yang mempunyai habitat di laut, mempunyai klasifikasi

sebagai berikut: Ordo: Peraformes, Famili: Lutianidae, Genus: lutianus, Spesies:

Lutianus argentimacularus.

Ikan Kakap Merah Di Indonesia jumlahnya cukup banyak yang terdiri dari

tiga suku yaitu: Centropormidae, Labotidae dan Lucanidae. Khusus untuk suku

Labotidae dan Lucatidae hanya terdapat diperairan dengan Salinitas tinggi

sedangkan suku Centropomidae dapat hidup diperaiaran laut, payau dan juga

tawar dan suku inilah yang sedang di budidayaka, baik dikerambah jaring maupun

ditambak.

Klasifikasi ikan Kakap Merah adalah sebagai berikut: Filum Chordata, Kelas

Pisces, Ordo Pecomorphi, Famili Lutjanudae, Genus Lutjanus, dan Spesies

Ltjanus argennimaculatus.

5

Page 6: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

Ikan kakap bentuk kepalanya lurus ke depan, punggungnya tinggi dan tebal,

ujung sirip ekornya mbundar, badan dan kepalnya tertutup oleh sisik yang kasar,

berwartna perak dan keabu-abuan, bagian punggungnya gelap dan putih di bagain

perut, bergigi dan tajam. Memiliki 7-8 jari-jari keras sirip punggung II terdapat 1

jari-jari keras dan 10-11 jari-jari lemah, 3 jari-jari keras dan 8 jari-jari lemah sirip

duburt , sirip dada terdapat 2 jari-jari keras melemah dan dan 15 jari-jarilemah,

dan sirip perut terdapat 1 jari-jari keras dan 5 jari-jari lemah serta memiliki sisik

pada garis rusuk 5-6 buah. Habitat ikan kakap di sekitar muara sungai dan

kadang-kadang masuk ke dalam sungai yang airnya tawar dan tambak. Kakap

tergolong ikan yang buas, memakan Plangton hewani, udang-uadangan, dan ikan-

ikan kecil lainnya, kadang-kadang ikan kakap berdiam di suatu tempat dan

menunggu mangsa lewat. (M. Ghufron, 1997).

6

Page 7: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa pukul 14.00 s.d 17.00 bertepatan

pada tanggal 13 Maret 2007. Praktikum dilakukan di Laboratorium Biologi

Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau jalan Bina

Widya Km.12,5 Panam, Pekanbaru.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan Nila

(Oreochromis niloticus), Ikan Tamban ( Clupea fimbriata ), Ikan Gurami (

Ospronemus goramy ), Ikan Layur ( Trichiurus savala ), Ikan Tawes ( Puntius

javanicus ), Ikan Kakap Merah ( Lutyanus argentiraculatus ).

Sedangkan alat yang dipergunakan dalam praktikum iktiologi mengenai

Mulut dan sungut kali ini adalah buku gambar, pena, pensil, penggaris ukuran 30

cm, penghapus, nampan, dan serbet.

3.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan secara

langsung terhadap objek yang akan dipraktikumkan. Semua hal yang menyangkut

dan berhubungan dengan ikan yang dibawa harus diperhatikan dan diamati.

3.4. Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikum ini adalah menggambar ikan-ikan yang

menjadi objek praktikum secara utuh,membuat klasifikasi dari ikan tersebut serta

7

Page 8: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

menentukan Klasifikasi ikan, bentuk tubuh ikan, bentuk kepala, letak/posisi

mulut, sungut, lubang hidung, mata , bentuk mulut, ukuran bibir, hubungan mulut

dengan bola mata.

8

Page 9: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama praktikum di laboratorium

maka dapat diklasifikasikan jenis ikan yang telah disediakan di laboratorium ikan

tersebut diantaranya sebagai berikut :

4.1.1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Ikan Nila termasuk Filum Chordata, Subfilum Percomorphi, Sub Ordo

Percudae, Famili Cichlidae, Genus Oreochromis, Spesies Oreochromis niloticus.

TL = 152 mm, SL = 124 mm, BdH = 51 mm, HdL = 46 mm.

Gambar 4. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Ciri-ciri morfologi dari ikan nila ini adalah matanya kelihatan menonjol,

bentuk mulutnya protactil, ukuran mulutnya sedang, bentuk bibir atas bergerigi,

garis lineal lateralis terputus-putus dan dilanjutkan dengan garis yang terletak

lebih kebawah. Ikan ini tergolong kedalam kelompok ikan yang tidak memiliki

sungut.

9

Page 10: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

4.1.2. Ikan Tamban ( Clupea fimbriata )

Ikan Tamban termasuk Ordo Malacopterygii, Famili Clupeida, Genus

Clupea, Spesies Clupea fimbriata. TL = 173 mm, FL = 163 mm,SL = 158 mm,

BdH = 41 mm, HdL = 34 mm.

Gambar 4. Ikan Tamban ( Clupea fimbriata )

Ciri-ciri morfologi dari ikan Tamban adalah bentuk mulutnya non

protactil, ukuran mulutnya sempit, ukuran bibir sempit, keadaan rahang bibir atas

yang berlipatan, bibir atas dan bibir bawah tidak bersambung, bentuk bibir atas

tidak bergerigi, moncong ikan pendek dan tumpul, tidak mempunyai sungut.

4.1.3. Ikan Gurami ( Ospronemus goramy )

Ikan Gurami termasuk Ordo Perciformes, Famili Anabantoidae, Genus

Ospronemus, Spesies Osphronemus goramy. TL = 220 mm, SL = 164 mm, BdH =

83 mm, HdL = 53 mm.

10

Page 11: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

Gambar 3. Ikan Gurami ( Ospronemus goramy )

Ciri-ciri morfologi dari ikan Gurami adalah bentuk mulutnya protactil,

ukuran mulutnya sedang, ukuran bibir tebal, keadaan rahang bibir atas yang

berlipatan, bibir atas dan bibir bawah bersambung, bentuk bibir atas bergerigi,

moncong ikan pendek dan tumpul, tidak mempunyai sungut, siripnya lengkap.

4.1.4. Ikan Layur ( Trichiurus savala )

Ikan Layur termasuk Ordo Percomophy, Famili Icombridae, Genus

Trichiurus, Spesies Trichiurus savala. TL = 750 mm, BdH = 75 mm, HdL = 110

mm.

Gambar 4. Ikan Layur ( Trichiurus savala )

Ciri-ciri morfologi dari ikan Layur adalah bentuk mulutnya non protactil,

ukuran mulutnya sedang, ukuran bibir tipis, keadaan rahang bibir atas tidak

berlipatan, bibir atas dan bibir bawah bersambung, bentuk bibir atas bergerigi,

moncong ikan panjang dan lancip, tidak mempunyai sungut, tidak memiliki sirip

perut dan sirip anus, di depan mulut terdapat tonjolan atau duri.

11

Page 12: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

4.1.5. Ikan Tawes ( Puntius javanicus )

Ikan Tawes termasuk Ordo Ostariophysi, Famili Cyprinidae, Genus

Puntius, Spesies Puntius javanicus. TL = 132 mm, FL = 99 mm, SL = 95 mm,

BdH = 48 mm, HdL = 25 mm.

Gambar 5. Ikan Tawes ( Puntius javanicus )

Ciri-ciri morfologi dari ikan Tawes adalah bentuk mulutnya protactil,

ukuran mulutnya sempit, ukuran bibir tipis dan bibir rahang atas bergerigi,

keadaan rahang bibir atas berlipatan, bibir atas dan bibir bawah bersambung,

moncong ikan pendek dan tumpul, mempunyai sungut pada bibir rahang atas dan

di sudut mulut bagian bawah, garis linealateralisnya sempurna.

4.1.6. Ikan Kakap Merah ( Lutyanus argentiraculatus )

Ikan Kakap Merah termasuk Ordo Percipames, Famili Lujyandiae, Genus

Lutyanus, Spesies Lutyanus argentiraculatus. TL = 270 mm, SL = 230 mm, HdL

= 70 mm, BdH = 90 mm.

12

Page 13: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

Gambar 6. Ikan Kakap Merah ( Lutyanus argentiraculatus )

Ciri-ciri morfologi dari ikan Kakap Merah adalah bentuk mulutnya

protactil, ukuran mulutnya lebar, ukuran bibir tebal dan bibir rahang atas

bergerigi, keadaan rahang bibir atas berlipatan, bibir atas dan bibir bawah

bersambung, moncong ikan pendek dan tumpul, tidak mempunyai sungut, garis

linealateralisnya sempurna, sirip ekor berlekuk tunggal, posisi sudut mulut dengan

bola mata tegak lurus di depan mata.

4.2 Pembahasan

Dari praktikum yang telah dilakukan terhadap ikan sebagai sampel, maka

didapatkan pembahasan sebagai berikut:

4.2.1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Ikan nila (Oreochromis niloticus) secara morfologis mempunyai bentuk

badan agak pipih ke samping dan mempunyai garis vertikal sebanyak 9-11 buah.

13

Page 14: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

Garis pada sirip ekor berwarna merah dengan jumlah 6-12 buah. Bentuk badan

ikan nila juga panjang dan ramping (pipih compressed), dan sisik berukuran besar,

matanya menonjol dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linnea lateralis)

terputus-putus di bagian tengah badan kemudian berlanjut tetapi letaknya lebih

kebawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik

pada gurat sisi jumlahnya 34 buah. Punggung ikan nila lebih tinggi daripada ikan

mujair

4.2.2. Ikan Tamban ( Clupea fimbriata )

Menurut (Kottelat et al,1993) suku ini umumnya berukuran kecil dan

merupakan ikan - ikan migran. Beberapa jenis hidup terbatas di sungai-sungai

atau muara. Beberapa jenis memiliki gigi tetapi kebanyakan memakan plankton.

Pada perutnya terdapat geligir yang berawal dari kepala sampai kesirip dubur.

Sirip dada berpangkal dekat profil perut dan sirip-sirip lainnya tidak berduri. Sirip

ekor bercagak kedalam, sirip punggung tunggal gurat sisi sangat pendek atau tidak

ada samasekali dan sisik profil perutnya bertaji.

Ikan Tamban memiliki bentuk tubuh agak memipih jikan dibandingkan

dengan ikan Terubuk. Panjang tubuh lebih dari 3 x tinggi badan, maksimum

hanya dapat mencapai 20 cm. sirip punggung letaknya di tengah-tengah antara

sirip ekor dengan moncong atau hidung, dimana letak dari sirip punggung tersebut

lebih dekat ke sirip ekor dari pada ke hidung. Gigi-gigi terdapat pada rahang-

rahang, langit-langit dan lidah. Hidupnya selalu bergerombol dan tidak jauh dari

pantai (Djuhanda, 1981).

14

Page 15: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

4.2.3. Ikan Gurami ( Ospronemus goramy )

Saanin (1984) mengklasifikasikan ikan gurami sebagai berikut: kelas

Pisces, sub kelas Teleostei, ordo Labirinthici, sub ordo Anabontoidea dan spesies

Osphronemus gouramy Lac.

Selanjutnya Sumantadinata (1980) mengatakan bahwa ikan ini labirin, dan

sebagai omnivor yang menyukai tumbuh-tumbuhan, berat badannya dapat

mencapai 6-8 kg perekor. Di perairan bebas ikan gurami berbiak sepanjang tahun.

Di daerah tropis, ikan ini dapat dipelihara dengan baik didaerah ketinggian

kurang dari 800 meter dari permukaan laut.

4.2.4. Ikan Layur ( Trichiurus savala )

Ciri-ciri ikan tersebut adalah: tergolong gnasthostomata, masuk dalam kelas

osteichthyes, tubuh bilateral simetris, bentuk tubuh pita/taeniform, kepala

berbentuk lancip, mulut sub terminal, mempunyai sirip punggung/ Dorsalis,

dada/Pectoral, dan habitatnya di air laut. Bentuk sirip ekor meruncing, tidak

mempunyai sirip perut, sirip dada terletak di bawah linnea lateralis persis di

bawah tutup insang

4.1.5. Ikan Tawes ( Puntius javanicus )

Susanto (2000) mengatakan ikan tawes ditinjau dari bentuk hidupnya, ikan

tawes termasuk penghuni sungai dengan arus deras. Tubuh langsing dan tinggi

memang disiapkan untuk menghadapi kondisi alam dan perairan dan berarus

deras. Meskipun asli ikan air tawar tetapi ikan tawes tahan pada air dengan kadar

garam 7 per mil.

15

Page 16: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

4.1.6. Ikan Kakap Merah ( Lutyanus argentiraculatus )

Ikan Kakap merah (Ltjanus argennimaculatus) memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:. Bentuk mulutnya protractile (mulutnya dapat disembulkan keluar)

ukuran mulut sedang, posisi sudut mulut dengan bola mata tegak lurus dengan sisi

depan bola mata, ukuran bibir tebal, keadaan bibir hanya bibir rahang rahang atas

yang berlipatan, bibir atas ikan bersambung dengan bibir bawahnya, bentuk bibir

atas tidak bergerigi, tidak bersungut. Moncong pendek dan tidak lancip. Ikan ini

tidak memiliki sungut. Bagian atas tubuh berwarna kehitam-hitaman dan bagian

bawah berwarna putih cerah. Habitat ikan ini hidup di air laut.

16

Page 17: Iktio 3 Mulut n Sungut_Merly

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ikan memiliki

banyak persamaan dan perbedaan antara satu dengan yang lainnya terutama

dilihat dari segi mulut, sirip, hidung, mata dan warna tubuh. Dapat disimpulkan

juga bahwa tubuh ikan memiliki bentuk tubuh yang berbeda antara ikan yang satu

dengan ikan yang lainnya

5.2. Saran

Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan sudah menguasai dan

memahami teori yang akan di praktikumkan atau cara untuk melakukan praktikum

tersebut. Dan dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya melakukan

pengamatan secara spesifik dan berhati-hati, agar tidak terjadi kesalahan dalam

pengidentifikasian dan dapat memperoleh hasil yang sebenarnya.

17