Download - Makalah Pendidikan Pancasila Fix
MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
“PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL”
Oleh:
INDANA FIKRIYAH (130910302026)
IKKE RETNOSARI (131810401001)
SITI FATIMAH (131810401036)
CLARISTA MUGISTIKA (131810401038)
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak
mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan
bernegara, sudah barang tentu perlu memiliki dasar negara dan ideologi
negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan
rapuh.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai
bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam
pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang
lebih bermartabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat
menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara,
menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap positif terhadap
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan yang diperoleh
dalam makalah ini juga dapat dijadikan bekal keterampilan menganalisis
dan bersikap kritis terhadap sikap para penyelenggara negara yang
menyimpang dari cita-cita dan tujuan negara.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
beberapa masalah yaitu:
1. Apa pengertian dan makna ideologi?
2. Apa saja fungsi dari ideologi?
3. Apa saja macam-macam ideologi?
4. Bagaimana peranan pancasila sebagai ideologi?
5. Bagaimanakah perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi lainnya?
1.3 Tujuan.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini
adalah:
1. Mengetahui pengertian dan makna ideologi.
2. Mengetahui apa saja fungsi dari ideologi.
3. Mengetahui apa saja macam-macam ideologi
4. Mengetahui peranan pancasila sebagai ideologi.
5. Mengetahui perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi lainnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian ideologi
Ideologi berasal dari kata Yunani. Ideologi berasal dari kata “Idein”
berarti Melihat atau“Idea” yang berarti Raut muka, Perawakan, Gagasan,
Buah pikiran dan “Logika” yang berarti Ajaran atau “Logos” yang berarti
Ilmu.
Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan atau buah pikiran
(AL Marsudi, 2001:57). Sedangkan pengertian Ideologi secara umum yaitu
suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat
sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang
kehidupan, seperti :
1. Bidang Politik, termasuk bidang hukum, pertahanan, dan keamanan
2. Bidang sosial
3. Bidang kebudayaan
4. Bidang keagamaan
Ada beberapa istilah ideologi menurut beberapa para ahli yaitu:
a. Destut De Traacy : Istilah ideologi pertama kali dikemukakan oleh destut
de Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat
membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
b. Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang
dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial
tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi.
c. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide
asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan
cita-cita hidup.
Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa
Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan
yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang
kehidupan manusia.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat
yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya.
Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan.
Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen
(keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran
ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk
melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap seseorang yang
meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus
ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan pribadi ataupun
masyarakat. Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat
menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang
atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka.
Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara yang
paling baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil,
dalam bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan,
membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya.
Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat
yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.
2.2 Fungsi Ideologi
Kompleks pengetahuan yang berupa ide-ide, pemikiran-pemikiran,
gagasan-gagasan, harapan serta cita-cita tersebut merupakan suatu nilai
yang dianggap benar dan memiliki derajad yang tertinggi dalam negara.
Hal ini merupakan suatu landasan bagi seluruh warga negara untuk
memahami alam serta menentukan sikap dasar untuk bertindak dalam
hidupnya. Pada hakikatnya ideologi adalah merupakan hasil refleksi
manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia
kehidupannya.Maka terdapat suatu yang bersifat dialektis antara ideologi
dengan masyarakat negara. Di suatu pihak membuat ideologi semakin
realistis dan dipihak lain mendorong masyarakat semakin mendekati
bentuk ideal. Ideologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa
maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya
(poespowardojo, 1991).
ideologi juga merupakan sumber semangat dalam berbagai
kehidupan negara. Ideologi akan menjadi realistis manakala terjadi
orientasi yang bersifat dinamis antara masyarakat bangsa dengan
ideologinya, karena dengan demikian ideologi akan bersifat terbuka dan
antisipatif bahkan bersifat reformatif dalam arti senantiasa mampu
mengadaptasi perubahan-perubahan sesuai dengan aspirasi bangsanya.
Namun jika perlakuan terhadap ideologi diletakkan sebagai nilai yang
sakral bahkan diletakkan sebagai alat legitimasi kekuasaan, makan dapat
dipastikan ideologi akan menjadi tertutup, kaku, beku, dogmatis dan
menguasai kehidupan bangsanya. Oleh karena itu agar benar-benar
ideologi mampu menampung aspirasi para pendukungnya untuk mencapai
tujuan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, maka ideologi
tersebut harus bersifat dinamis, terbuka, antisipatif yang senantiasa mampu
mengadaptasikan dirinya dengan perkembangan zaman.Inilah peranan
penting ideologi bagi bangsa dan negara agar bangsa dapat
mempertahankan eksistensinya.
A. Pancasila sebagai ideologi Nasional.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan
Negara indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan
hanya diciptakan oleh seorang sebagai mana yang terjadi pada
ideology ideologi lain di dunia. Namun terbentuknya pancasila
melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa
Indonesia.
Oleh karena itu agar kita memiliki pengetahuan yang lengkap
tentang proses terjadinya pancasila , maka secara ilmiah harus ditinjau
berdasrkan proses kausalitas. Maka secara kausalitas asal mula pancasila
dibagikan atas dua macam yaitu : asal mula yang langsung dan asal mula
yang tidak langsung. Adapun pengertian asal mula tersebut adalah sebagai
berikut:
Pengertian Asal Mula Pancasila
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologI bangsa dan negara
Indonesia bukan terbentuk secara mendadak, namun melalui proses yang
cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Secara kausalitas
Pancasila sebelum disyahkan menjadi dasar filsafat negara dan berasal dari
bangsa Indonesia sendiri, yang berupa adat istiadat, religius dan
kebudayaan. Kemudian para pendiri negara secara musyawarah, anatara
lain sidang BPUPKI pertama, Piagam Jakarta. Kemudian BPUPKI kedua,
setelah kemerdekaan sebelum sidang PPKI sebagai dasar filsafat negara
RI.Asal mula Pancasila dibedakan menjadi 2 macam, yaitu asal mula yang
langsung dan tidak langsung.
a) Asal Mula Langsung
Asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar
filsafat negara, yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang
Proklamasi kemerdekaan. Rincian asal mula langsung Pancasila
menurut notonagoro, yaitu :
Asal Mula Bahan (Kausa Materialis): Nilai-nilai yang
merupakan unsur-unsur Pancasila digali dari Bangsa
Indonesia yang berupa adat-istiadat, religius. Dengan
demikian pada bangsa Indonesia sendiri yang terdapat
dalam kepribadiandan pandangan hidup.
Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis): Bentuk Pancasila
dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Asal mulanya
adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta serta anggota
BPUPKI.
Asal Mula Karya (Kausa Efisien): Asal mula dengan
menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar
negara yang sah.
Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis), tujuannya : untuk
dijadikan sebagai dasar negara. Para anggota BPUPKI dan
Soekarno – Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya
Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI..
b) Asal Mula Tidak Langsung
Adalah asal mula yang terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan
sehari-hari bangsa Indonesia perincian asal mula tidak langsung :
1. Unsur-unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung
dirumuskan menjadi dasar filsafat negara. Nilai-nilainya yaitu
Ketuhanan, Kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
2. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara. Nilai-nilainya
yaitu adat istiadat, kebudayaan dan religius. Nilai-nilai tersebut
menjadi pedoman memecahkan problema.
3. Asal mula tidak langsung Pancasila pada hakikatnya merupakan
bangsa Indonesia sendiri (Kausa Materealis) atau sebagai asal
mula tidak langsung nilai-nilai Pancasila.
B.Pancasila sebagai ideologi terbuka
Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang
diyakini kebenarannya kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat,
inilah yang disebut dengan ideologi.Seperti yang dikatakan oleh Jorge
Larrain bahwa ideology as a set of beliefs yang berarti setiap individu
atau kelompok masyarakat memiliki suatu sistem kepercayaan mengenai
sesuatu yang dipandang bernilai dan yang menjadi kekuatan motivasional
bagi perilaku individu atau kelompok. Nilai-nilai itu dipandang sebagai
cita-cita dan menjadi landasan bagi cara pandang, cara berpikir dan cara
bertindak seseorang atau suatu bangsa dalam memecahkan setiap
persoalan yang dihadapinya.
Begitu pula dengan pancasila sebagai ideologi nasional yang
artinya Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang
diyakini kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dan
digunakan oleh bangsa Indonesia untuk menata/mengatur masyarakat
Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah
dan rakyat) indonesia secara keseluruhan, bukan milik perseorangan atau
golongan tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik bangsa
Indonesia secara keseluruhan.
Pancasila sebagai ideologi mencerminkan seperangkat nilai terpadu
dalam kehidupan politiknya bangsa Indonesia, yaitu sebagai tata nilai
yang dipergunakan sebagai acuan di dalam kehidupanberrnasyarakat,
berbangsa dan bernegara Semua gagasan-gagasan yang timbul dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ini di tata secara
sistematis menjadi satu kesatuan yang utuh.
Pancasila telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka, hal ini
dibuktikan dengan adanya sifat-sifat yang melekat pada Pancasila sendiri
maupun kekuatan yang terkandung di dalamnya. Mengenai pengertian
Pancasila sebagai ideologi terbuka, bukanlah berarti bahwa nilai dasarnya
dapat diubah atau diganti dengan nilai dasar yang lain, karena bila
dipahamkan secara demikian (sebagai pemahaman yang keliru), hal itu
sama artinya dengan meniadakan Pancasila atau meniadakan identitas/
jati diri bangsa Indonesia.
Maka di dalam pengertian Pancasila sebagai ideologi terbuka itu
mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar daripada Pancasila itu dapat
dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan
tuntutan perkembangan zaman.Pengembangan atas nilai-nilai pancasila
dilaksanakan secara kreatif dan dinamis dengan memperhatikan tingkat
kebutuhan serta perkembangan masyarakat Indonesia sendiri.
Abdul kadir Besar dalam tulisannya tentang :Pancasila Ideologi
Terbuka”,antara lain menyebutkan bahwa pada umumnya khalayak
memahami arti “terbuka”dari pernyataan “ideologi terbuka” sebagai
filsafat keterbukaan ideologi itusendiri. Oleh sebab itu, pernyataan
“Pancasila adalah ideologi terbuka”, banyakdipahami secara harfiah,
yaitu berbagai konsep dari ideologi lain, terutama dariideologi
liberalisme, seperti hak asasi manusia, pasar bebas, mayoritas
tunggal,dualisme pemerintahan, serta konsekuensi logis sistem oposisi
liberal, tanpapenalaran yang sistematis nilai-nilai itu dianggap dan
diberlakukan sebagai konsep yang inheren dalam ideologi Pancasila.
Selain itu Pancasila juga memiliki syarat sebagai ideologi terbuka,
yaitu:
Memiliki nilai dasar yang bersumber pada masyarakat atau realita
bangsa Indonesia seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan dan Keadilan, atau nilai-nilanya tidak dipaksakan dari
luar atau bukan pemberian negara.
Memiliki nilai instrumental untuk melaksanakan nilai dasar, seperti
UUD 45, UU, Peraturan-peraturan, Ketetapan MPR, DPR, dll.
Memiliki nilai praksis yang merupakan penjabaran nilai
instrumental. Nilai praksis terkandung dalam kenyataan sehari-hari
yaitu bagaimana cara kita melaksanakan nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, seperti toleransi, gotong-royong,
musyawarah, dll.
Dari beberapa syarat yang telah dikemukakan tadi dapat kita
ketahui bahwa Pancasila merupakan Ideologi yang mampu menyesuaikan
diri dengan perkembangan zaman tanpa pengubahan nilai dasarnya.Ini
bukan berarti bahwa nilai dasar Pancasila dapat diubah dengan nilai dasar
yang lain yang sama artinya dengan meniadakan Pancasila atau
meniadakan identitas / jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai
ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai nilai dasar Pancasila itu
dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia
dan tuntutan perkembangan zaman secara kreatif dengan memperhatikan
singkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia
sendiri.Pancasila menjadi sebuah ideologi yang tidak bersifat kaku dan
tertutup,namun bersifat reformatif,dinamis,dan terbuka.Hal ini
dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila bersifat actual,dinamis,antisipatif
dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman,ilmu
pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi
masyarakat.
Menurut Alfian, Pancasila telah memenuhi syarat sebagai
Ideologi Terbuka. Hal ini dibuktikan dari adanya sifat-sifat yang melekat
pada pancasila maupun kekuatan yang terkandung didalamnya, yaitu
adanya pemenuhan persyaratan kualitas Tiga dimensi :
1.Dimensi Realita.
Nilai-nilai dasar yang terkandung didalam ideologi tersebut secara
nyata hidup didalam serta bersumber dari budaya dan pengalaman
sejarah masyarakat dan bangsanya (menjadi jiwa bangsa).
2. Dimensi Idealisme.
Nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang
memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui
pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
3.Dimensi Fleksibilitas /dimensi pengembangan.
Ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan dan
merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang
relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau
mengingkari jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya .
2.3 Macam-macam Ideologi
Penyebaran ideologi secara keseluruhan dapat dikatakan sangat
banyak dan terkadang kita agak terhambat untuk benar – benar mengenal
secara detail ke semua ideologi.Dari semua ideologi yang ada biasanya
terdiri dari turunan – turunan sebuah ideologi besar yang biasanya
dimodifikasi oleh seorang tokoh.Hal itulah yang membuat banyak
ideologi. Akan tetapi rata – rata ideologi turunan tersebut lebih ke arah
kesempatan manusia untuk berdemokratisasi, sedangkan ideologi besar
akan selalu tetap kokoh di atas sebagai sebuah hal yang besar. Berikut ini
ideologi yang biasanya kita secara familiar mendengar seperti, Komunis,
Sosialis, Kapitalisme, dan lain – lain.
1.Ideologi Pancasila
Suatu ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri
khas serta karakteristik masing-masing sesuai dengan sifat dan ciri khas
bangsa itu sendiri. Ideologi pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara
indonesia lahir dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa indonesia yang
telah diyakini kebenarannya. Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara,
Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai
religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
membentuk negara. Dengan kata lain, unsur-unsur yang merupakan materi
Pancasila diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri. Sebagai
contoh, kebiasayaan gotong royong dan bermusyawarah adalah nilai-nilai luhur
budaya bangsa yang terdapat dalam Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi berarti
Pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia.
2. Sosialisme
Istilah Sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal
yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem
ekonomi, dan negara. Istilsh ini mulai di gunakan sejak awal abad ke- 19.
Dalam bahasa inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut
pengikut Robert Owen pada tahun 1827.Di Perancis, istilah ini mengacu
pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang di
populerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam I’Encyclopedia
Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering di gunakan dalam berbagai
konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua
sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakkan kaum buruh industri
dan buruh tani pada abad ke – 19 hingga awal abad ke – 20 berdasarkan
prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat dengan persamaan
hak dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat
banyak daripada hanya segelintir elite
Dalam kehidupan sehari-hari sosialisme digunakan dalam banyak
arti.Istilah sosialisme selain digunakan untuk menunjukkan sistem
ekonomi, juga digunakan untuk menunjukkan aliran filsafat ideolgi, cita-
cita, ajaran-ajaran atau gerkan.Sosialisme sebagai gerakan ekonomi
muncul sebagai perlawanan terhadap ketidakadilan yang timbul dari
sistem kapitalisme.
Bilamana melirik di dalam sejarahnya, sosialisme muncul ketika
feodalisme tersingkir, dan masyarakat merdeka kapitalis muncul di dunia,
maka muncullh suatu sistem penindasan dan eksploitasi terhadap golongan
pekerja. Maka dari itu sosialisme datang dengan harapan mewujudkan
negara kemakmuran dengan usaha bersama yang produktif dan membatasi
milik perseorangan.Inti paham dari sosialisme adalah suatu usaha untuk
mengatur masyarakat secara kolektif.Artinya semua individu harus
berusaha memperoleh layanan yang layak demi terciptanya suatu
kebahagiaan bersama.Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang
bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus
saling tolong-menolong.Ciri utama sosialisme adalah pemerataan sosial
dan penghapusan kemiskinan.Ciri ini merupakan salah satu faktor
pendorong berkembangnya sosialisme.Hal ini ditandai dengan
penentangan terhadap ketimpangan kelas-kelas sosial yang terjadi pada
negara feodal.
Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara
kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik
perseorangan. Inti paham sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur
masyarakat secara kolektif. Artinya semua individu harus berusaha
memperoleh layanan yang layak demi terciptanya suatu kebahagiaan
bersama .Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang bukan sekedar
untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling tolong-
menolong. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), Sosialisme
adalah ajaran atau paham kenegaraan yang berusaha supaya harta benda,
industri, dan perusahaan menjadi milik Negara
Menurut Sutan Sjahrir dalam Suara Sosialis ( 1956 ), Sosialisme
adalah suatu cara memperjuangkan kemerdekaan dan kedewasaan
manusia, yaitu bebas dari penindasan dan penghisapan, serta penghinaan
oleh manusia terhadap manusia. Sosialisme adalah sebuah masyarakat
dimana kaum pekerja sendiri yang menguasai alat-alat produksi dan
merencanakan ekonomi secara demokratik dan semua ini secara
internasional
Sosialisme juga diartikan sebagai bentuk perekonomian di mana
pemerintah paling kurang bertindak sebagai pihak dipercayai oleh seluruh
warga masyarakat, dan menasionalisasikan industri-industri besar lain lain
yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam bentuk yang paling
lengkapsosialisme negara, dan menghilangkan milik swasta (Blinton:
1981).
3.Liberalisme.
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan
filsafat, dan tradisi politik yang di dasarkan pada pemahaman bahwa
kebebasan adalah nilai politik yang utama.Secara umum, Liberalisme
mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan
berpikir bagi para individu.Paham Liberalisme menolak adanya
pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme
menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang
mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu
sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan
terhadap pemilikan individu.Oleh karna itu paham Liberalisme lebih lanjut
menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
Rukun Liberalisme
Yang utama adalah perorangan, berkebalikan dengan
khakikian komunitas. Liberalisme memiliki keyakinan
mendalam dan nilai-nilai perorangan, penekanan pada hak-
hak pribadi dihadapan hak-hak sosial. Dalam pandangan
leberalisme, hak-hak pribadi seseorang sekali-kali tidak
dapat di abaikan atau di jadikan tumbal hak-hk social.
Yang utama adalah kerelaan dan kesepakatan; apabila
pemerintah ingin memiliki legalitas maka legilitas tersebut
harus bedasarkan kerelaan masyarakat dan bedasarkan
kontrak sosial eperti yang dikemukakan Rousseau (1778).
Berangkat dari masalah ini, sebaik-baik pemeritahan
demokrasi. Lantaran dalam pemerintahan demokrasi yang
menjadi poros adalah kerelaan/keridhaan dan kontak sosial.
Bebas dalam memiliki hak memilih; asas dalam
mewujukan kebebasan sejati bedasarkan maktab ini adalah
bahwa setiap orang memiliki kemampun dan hak untuk
memilih atau dua atau beberapa opsi. Dan dia memeiliki
kebebasan penuh dalam memilih bedasarkan selera dan
keinginan sendiri.
Bersyarat dan beraturan; artinya kekusaan penguasa tidak
boleh tidak terbatas tanpa syarat dan batasan, tetapi
kekuasaannya harus terbatas dan harus edasarkan syarat-
syarat tertentu. Dengan kata lain, kekuasaan, domain
penguasa haru tercatat jelas dalam sebuah piagam (charter).
Atas alasan ini, pemerintahan penguasa harus terbatas dan
jalan untuk mewujudkan pemerintahan terbatas adlah
pemisah kekuasaan, eksekutif, yudikatif dan legislatif
sebuah konsep yang di ambil dari konsep Montesquieu
(1775) untuk pertama kalinya.
Kesamaan dalam memperoleh kesempatan dan fasilitas;
liberalisme sebagaimana yang telah diterangi sebelumnya,
memiliki hubungan erat dengan sistem perekonomian
kapitalis. Berangkat dari sini pada domain ekonomi seluruh
individu memiliki kesempatan yang sama dalam
mendapatkan kesmpatan dan fasilitas.
Keadilan sosial bedasarkan meritokrasi; ganjaran setiap
orang dalam memperoleh keuntungan ekonomi harus
bedasarkan potensi dan meritokrasinya. Bedasarkan
pandangan liberalisme, harus tercipta sebuah kondisi pada
sebuah komunitas sehingga bedasarkan potesi dan
kecakapan nnatural yang mereka miliki, mereka dapat
memperoleh keuntungan dan maslahat ekonomi yang ada.
Pada hakikatnya, liberalisme sekali-kali tidak akan
menerma keadilan sosial tanpa memandang kebebasan dan
hak-hak indivdu. Oleh karena itu sebagai orag
menggolongkan bahwa salah satu rukun prioritasnya
kebebasan individu atas keadilan sosial; artinya kebebasan
individu merupakan tujuan utama dan persamaan sosial
merupakan alat dan media untuk sampai pada kebebasan
individu. Dengan kata lain, dengan dalih menciptakan
keadilan dan persamaan, kebebasan-kebebasan dibatasi atau
dieliminir.
Toleran terhadapakidah dan pikiran orang lain; liberalisme
menyakini kebebasan tanpa kait dan syarat dalam ranah
pemikiran-pemikiran politik, keyakinan-keyakinan agama
dan pandangan-pandangan sosial. Mereka menyakini
bahwa hanya dengan bersikap bebas terhadap akidah setiap
orang yang dapat mengantar manusia menuju kemajuan dan
kesempurnaan. Dalam pandangan kaum Liberalis, tiada
satu hakikat (kebenaran) di alam semesta ini, namun
hakikat-hakikat dan keragamanlah yang ada.
Perbedaan pada ranah pribadi dan sosial; liberalisme
senantiasa menggambarkan adanya jarak dan pemisah
antara ranah persoalan pribadi (termasuk kehidupan sosial-
ekonomi) dan persoalan umum (termasuk kehidupan
politik).menurut puak Liberalisme pemerintah tidak
diperkenankan melakukan campur tangan dalam persoalan-
persoalan pribadi. Dan semakin sedikit intervensi
pemerintah dalam ranah eksklusif setiap orang, maka
performa pemerintah semakin baik.
Hak kepemilikan; Liberalisme memandang bahwa hak
kepemilikan merupakan media utama dalam menjaga dan
memelihara kebebasan politik. Seorang individu dengan
kepemilikan dapat menjaga otonomi individu dan
resistensinya terhadap kekuasaan pemerintah. David Hume
memandang bahwa kepemilikan merupakan asas dan basis
pranata-pranata demokrasi
4.Kapitalisme.
Kapitalisme atau kapital adalah suatu paham yang menyakini
bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan
sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat
melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama.Walaupun
demikian, kapitalisme sebenarnya tidak sebenarnya tidak memiliki definisi
universal yang bisa di terima secara luas. Beberapa ahli mendefiisikan
Kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku dieropa pada abad
ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan
komersial eropa dimasa sekelompok individu maupun kelompok dapat
bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun
melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal,
seperti tahan dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke
barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para Kapitalis
harus mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
Kapitalisme memiliki sejarah panjang, yaitu sejak ditemukannya
sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta.Di eropa, hal ini
dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme.Saat ini,
Kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang
menginginkan keuntungan belaka.Peleburan Kapitalisme dengan
Sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikn kapitalisme lebih lunak
daripada dua atau tiga abad yang lalu.
Kapitalisme adalah salah satu pola pandangan manusia dalam
segala kegiatan ekonominya.Perkembangannya tidak selalu bergerak
kearah positif seperti yang dibayangkan banyak orang, tetapi naik
turun.Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu bentuk penindasan
terhadap masyarakat kelas bawah adalah salah satu faktor yang
menyebabkan aliran ini banyak dikritik. Akan tetapi, bukan hanya kritik
saja yang mengancam kapitalisme, melainkan juga ideologi lain yang
ingin melenyapkan, seperti Komunisme.
2.4 Peran Pancasila sebagai ideologi bagi Bangsa Indonesia.
Setiap bangsa memerlukan nilai-nilai, norma-norma yang
diyakininya mampu berfungsi sebagai rujukan untuk memperjuangkan
cita-citanya. Setiap bangsa memerlukanpengetahuan tentang apa yang baik
dan apa yang buruk, serta apa yang benar dan apa yangsalah. Setiap
bangsa memerlukaan kepercayaan yang diperlukan dalam memotivasi
kebersamaan dalam menjamin kelangsungan hidupnya.Bagi bangsa
Indonesia,jawabannya adalah Pancasila, baik sebagai pandangan hidup
maupun sebagai dasar Negara telah terbukti memenuhi tuntutan kodrat
bagi kelangsungan hidup suatu bangsa.
Menurut juremi (2006) ideologi mempunyai peranan yang sangat
penting bagi bangsa indonesia yaitu sebagai berikut:
a. Mempunyai peran sebagai citra jati diri bangsa, dimana indonesia
sebagai kelompok sosial yang besar, mempunyai kebutuhan untuk
memiliki citra jati dirinya.
b. Mempunyai peran sebagai akan penemu keyakinan dan kebenaran
dalam perjuangan bersama.
c. Mempunyai peran sebagai penghubung antara satu generasi dengan
generasi lainnya, antar pendiri bangsa dan generasi penerus. Sehingga
generasi penrus akan terus melanjutkan perjuangan generasi
pendahulunya untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
d. Mempunyai peran sebagai hukum dasar, dalam artian sebagai pedoman
utama dalam pembuatan aturan perundang-undangan.
Pancasila mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga
stabilitas bangsa, karena pancasilamerupakan landasan bagi bangsa
indonesia untuk berpijak dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Pancasila berfungsi baik dalam menggambarkan tujuan NKRI
maupun dalam proses pencapaian tujuan NKRI. Hal ini berarti tujuan
negara yang dirumuskan sebagai “melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”,
mutlak harus sesuai dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila.Secara
historis fungsi dan peran Pancasila, mengalami tahapan-tahapan dan setiap
tahapan masing-masing mencerminkan lingkup permasalahan yang
berbeda, sehingga menuntut visi yang khas pula.
Menurut Tjarsono (2013: 885-886) fungsi pancasila berdasarkan tahapan
nya antara lain sebagai berikut:
a. Pancasila sebagai ideologi pemersatu
b. Pancasila sebagai ideologi pembangunan
c. Pancasila sebagai ideologi terbuka
Berdasarkan tahapan tersebut dapat disimpulkan bahwa pancasila
mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting bagi bangsa indonesia.
Pancasila sebagai ideologi bangsa menjadikan pijakan bagi bangsa
indonesia dalam mengambil tindakan serta merupakan filter terhadap
perubahan zaman, sehingga tetap menjaga nilai-nilai dasar yang ada pada
masyarakat indonesia.
2.5perbandingan Ideologi pancasila dengan ideologi lainnya
suatu ideologi Pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki khas
dan karakteristik masing masing sesuai sifat dan ciri khas suatu bangsa itu
sendiri. Namun bisa juga ideologi tersebut lahir dari luar dan dipaksakan
keberadaannya pada bangsa tersebut sehingga tidak mencerminkan
kepribadian dan karakteristik bangsa tersebut. Ideologi pancasila sebagai
ideologi yang dipakai oleh Indonesia berkembang melalui suatu proses
yang cukup panjang. Pada umumnya, secara kausalitas bersumber dari
nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia yakni dalam adat-istiadat, serta
dalam agama-agama bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa.
telah diyakini kebenarannya. kemudian diangkat sebagai dasar
filsafat Negara yang dijadikan ideologi bangsa Indonesia. Oleh karena itu
ideologi pancasila terdapat pada kehidupan bangsa dan terlekat pada
kelangsungan hidup bangsa dalam rangka bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Ideologi pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia
sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Oleh karena itu, ideologi
pancasila mengakui atas kebebasan dan kebenaran individu, namun dalam
kehidupan bersama juga harus mengakui hak dan kebebasan orang lain
sehingga tercipta hak-hak bermasyarakat.
Menurut pancasila, manusia mempunyai kodrat sebagai mahluk
pribadi dan sebagai mahluk Tuhan yang Maha Esa. Kodrat tersebut
diharapkan tercipta nilai-nilai ketuhanan yang akan selalu menjiwai
kehidupan manusia dalam hidup bernegara dan bermasyarakat. Kebebasan
manusia dalam rangka demokrasi tidak melampaui hakikat nilai-nilai
ketuhanan. Serta nilai-nilai ketuhanan terjelma dalam bentuk moral dalam
ekspresi kebebasan manusia.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sebagai ideologi terbuka, Pancasila senantiasa mampu berinteraksi
secara dinamis.Nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, namun
pelaksanaannya kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata
yang kita hadapi dalam setiap kurun waktu. Meskipun bersifat terbuka
ideologi Pancasila juga ada batasan dalam keterbukaan tersebut. Karena
terbuka disini berarti fleksibel yaitu bisa mengikuti perkembangan
zaman.Tetapi dalam kefleksibelan tersebut Pancasila juga memiliki
penyaring, yang berfungsi sebagai pemilah antara hal yang layak untuk
diikuti oleh bangsa Indonesia. Sehingga tidak semua pengaruh dari luar
bisa menyatu dengan Pancasila.
\
DAFTAR PUSTAKA
Ismaun,.1981.Pembahasan Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia. CV
Yulianti. Bandung.
Kaelan. 2010. PENDIDIKAN PANCASILA (Edisi kesembilan)..yogyakarta:
paradigma.
Khodi, Silvester.A dan Soejadi,R.1994.Filsafat Ideologi dan Wawasan Bangsa
Indonesia.Universitas Atmajaya.Yogyakarta.
Srijanti. 2008. Etika Berwarga Negara Edisi 2: Pendidikan Kewarganegaraan
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.