Download - SWOT Kebidanan
-
a. Pendirian Puskesmas
Streght (Kekuatan) a. Perijinan sudah sesuai
alur, dimulai dari
pemerintah Kemenkes
dan pemerintah Daerah,
pembiayaan dari
pemerintah (APBD)
b. Peralatan kesehatan: peralatan lengkap
Weaknes (Kelemahan)
a. Tidak ada dana dari sponsor
b. Lokasi puskesmas tetap belum selesai
direnovasi
c. Lokasi puskesmas sementara menempati ruko 2
lantai, sempit dan
panas, tempat parkir
sempit, terletak di
tepi jalan raya yang
lalu lintas ramai, atap
bocor.
d. Denah dan tata ruang yang kurang rapi dan
kurang sistematis
Opportunities (Peluang)
Pembaharuan denah an tata
ruang yang lebih layak dan
nyaman bagi pasien
Dengan pembaruan denah
dan tata ruang yang lebih
nyaman dan aman bagi
pasien dan tenaga kesehatan,
disertai dengan perijinan
yang telah di dapatkan dan
peralatan yang sudah lengkap
maka Puskesmas Singosari
akan mendapat cakupan yg
lebih banyak dan
menyeluruh.
Melakukan pembaruan denah dan
tata ruang yang lebih
nyaman dan aman
bagi pasien meskipun
masih menempati
puskesmas sementara
sementara puskesmas
yang asli masih
direnovasi.
Lebih rajin mencari dana sponsor untuk
menambah dan
memperbaiki fasilitas
yang sudah ada, serta
menambah fasilitas
yang belum ada dan
sedang dibutuhkan.
Threats (Ancaman)
a. Pendistribusian sarana&prasarana
dari dinas kesehatan
dapat terjadi
keterlambatan
b. Jumlah pasin berkurang karena
faktor lokasi
Dengan pembaruan denah
dan tata ruang yang lebih
nyaman dan aman bagi
pasien, penambahan
peralatan medis, serte
mempertimbangkan faktor
pemilihan lokasi puskesmas
untuk menarik minat pasien
yang diusulkan ke Dinkes.
lebih giat mencari dana
sponsor, untuk meningkatkan
sarana prasarana sementara
sampai puskesmas tetap
selesai direnovasi. Agar tetap
terjaga keamanan dan
kenyamanan pasien. Serta
menata ruang dan denah agar
lebih sistematis.
-
b. Penentuan Prioritas Masalah
Streght (Kekuatan) semua program dijalankan
Weaknes (Kelemahan)
kurangnya analisa dalam
menentukan prioritas
program. Program akan
ditindak lanjuti secara
mendalam jika ada KLB.
Opportunities (Peluang)
ada kesempatan untuk tiap
tim dari tiap program untuk
mengembangkan
keberlangsungan program
-Melakukan kerjasama setiap
tim untuk menjalankan setiap
program yang ada di
puskesmas
-Melakukan promosi kepada
masyarakat tentang program-
program yang ada di
Puskesmas Singosari
Melakukan observasi
mengenai program yang
harusnya lebih diutamakan
dan lebih dibutuhkan oleh
masyarakat sekitar
puskesmas.
Threats (Ancaman)
Kepala Puskesmas menjadi
tidak tahu secara pasti
masalah prioritas yang terjadi
pada masyarakat di
kecamatan Singosari.
Melakukan sosialisasi
program yang akan
dijalankan secara
menyeluruh baik ke atas
(kepala puskesmas) maupun
ke bawah (masyarakat).
Meningkatkan kesadaran
masyarakat akan program
yang dilakukan di
puskesmas. Serta
mengadakan pusat informasi
yang bisa di akses oleh
seluruh tenaga kesehatan
yang ada di puskesmas
hingga kepala puskesmas,
sehingga semua mengetahui
tentang program yang ada
dan memprioritaskan yang
lebih utama.
-
Analisis SWOT 6M+I
1. Man
Faktor Internal
Faktor Eksternal
(S) Strength
Cara Peningkatan SDM :
melanjutkan kuliah ke
jenjang yang lebih tinggi,
mengikuti pelatihan dari
dinkes dan browsing di
internet
(W) Weakness
Kurangnya khususnya SDM
laki-laki untuk tenaga non
medis (bila ada jaga malam
untuk keamanan PKM agak
kesulitan)
(O) Opportunities
Strategi SO:
- Strategi WO:
-
(T) Threats
Jam kerja berlebih bila ada
tanggung jawab tumpang
tindih
Strategi ST:
Dengan adanya upaya
peningkatan SDM maka
semua ancaman dapat
diminimalisir
Strategi WT:
Memanfaatkan tenaga laki-
laki untuk jaga malam
2. Money
Faktor Internal
Faktor Eksternal
(S) Strength
a. Pembagian keuangan
dan kesejahteraan baik
dan adil untuk jasa
prasarana dan sarana
b. Ada kas untuk kebutuhan
mendesak bila dana
pemerintah kurang
c. Dana pembangunan :
dana Pemda (dana pasti)
(W) Weakness
Biaya kesehatan belum
gratis untuk masyarakat
karena cakupan kabupaten
malang terlalu luas
(O) Opportunities
Cari sponsor untuk
penggalangan dana untuk
program-program tertentu
yang butuh biaya besar dan
dana dari pemerintah tidak
cukup
Strategi SO:
Penggunaan dana pemda
dan kas puskesmas dapat
diminimalkan dengan
adanya sponsor.
Strategi WO:
Dana yang didapatkan dari
sponsor dapat digunakan
untuk sedikit memotong
biaya kesehatan masyarakat.
(T) Threats Strategi ST:
- Strategi WT:
-
-
3. Material
Faktor Internal
Faktor Eksternal
(S) Strength
Sarana dan prasarana dari
Dinas Kesehatan Malang
(sesuai standar pelayanan)
(W) Weakness
Pembangunan bangunan
baru PKM tidak melebar
namun keatas, karena lahan
kurang luas
(O) Opportunities
Sudah terdapat bangunan
baru yang sedang direnovasi
Strategi SO:
Sarana dan prasarana yang
disediakan oleh dinkes
dapat dimaksimalkan untuk
membangun puskesmas
yang lebih baik
Strategi WO:
Pembangunan puskesmas
yang bersifat keatas dapat
dimaksimalkan dengan
tetap menyediakan fasilitas
yang mendukung
kelancaran pelayanan
meskipun lahan yang
digunakan tidak begitu
lebar.
(T) Threats
a. Keterlambatan alokasi dana penyediaan obat
saat kondisi emergensi
( dana dibebankan pada
pasien, pembelian
dengan persetujuan
pasien)
b. Keterlambatan alokasi dana sarana-prasarana
(tergantung dana dari
dinkes ada /tidaknya)
Strategi ST:
Selalu melakukan
koordinasi dengan dinkes
untuk penyediaan obat dan
dana yang belum diberikan
agar keterlambatan yang
ada tidak berlangsung lama
Strategi WT:
Meskipun bangunan
puskesmas yang baru
bersifat keatas, maka hal
tersebut tidak menghalangi
koordinasi yang ada antara
puskesmas dan dinkes
terkait obat dan dana.
-
4. Market
Faktor Internal
Faktor Eksternal
(S) Strength
a. Pelayanan dasar PKM
telah tercapai
b. Melaksanakan program
dasar (18 dari dinkes),
dan terdapat program
inovasi yaitu posyandu
remaja , kelas ibu hamil
dan kelas ibu-balita
(W) Weakness
Lokasi strategis (mudah
dijangkau masyarakat dari
berbagai kalangan) namun
tidak aman karena kondisi
lalu lintas di sekitar PKM
ramai karena jalan besar
antar kota
(O) Opportunities
Strategi SO:
- Strategi WO:
-
(T) Threats
Di sekitar lokasi PKM
terdapat pelayanan
kesehatan yang lebih
memadai
Strategi ST:
Pelayanan dasar dan 18
program dasar yang telah
terlaksana dapat menjadi
faktor penarik masyarakat
untuk tetap berkunjung ke
puskesmas yang biayanya
lebih murah daripada
pelayanan kesehatan yang
lain.
Strategi WT:
Lokasi yang strategis dapat
menjadi faktor penarik
masyarakat untuk datang ke
puskesmas namun tentu saja
perlu perbaikan dari segi
keamanan mislanya dengan
adanya satpam yang
bertugas membantu
pengunjung untuk
menyeberang jalan.
5. Methods
Faktor Internal
Faktor Eksternal
(S) Strength
Kerjasama dan koordinasi
tim baik
(W) Weakness
a. Tanggung jawab saling tumpang tindih, dan
ada yang merangkap
beberapa program
b. Bendahara harus melapor keuangan ke
bank tiap hari sehingga
tidak efisien dan efektif
(O) Opportunities
Strategi SO:
- Strategi WO:
-
(T) Threats Strategi ST:
-
Strategi WT:
-
-
6. Machine
Faktor Internal
Faktor Eksternal
(S) Strength
Alat diluar medis lengkap :
printer, laptop, kipas
angina, TV, Kulkasbiasa,
Kulkas penyimpanan
vaksin, jenset
(W) Weakness
(O) Opportunities
Strategi SO:
-
Strategi WO:
-
(T) Threats Strategi ST:
-
Strategi WT:
-
7. Information
Faktor Internal
Faktor Eksternal
(S) Strength
Promosi kesehatan
dilakukan oleh bagian
promosi kesehatan dengan
menggunakan penyuluhan,
leaflet, poster. Promosi juga
dilakukan oleh dinas
kesehatan
(W) Weakness
Media informasi kepada
masyarakat yang mobilitas
tinggi kurang mendukung :
tidak ada website PKM
Singosari
(O) Opportunities
Strategi SO:
-
Strategi WO:
-
(T) Threats Strategi ST:
-
Strategi WT:
-
-
d. Discharge Planning
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) :
a. DP sudah memenuhi tahap pemeriksaan untuk
pemulangan pasien
Kelemahan (W):
a. adanya beban kerja ganda
oleh tenaga kesehatan
yang harus mengurus
keuangan dan
administrasi pasien, tidak
ada feedback kondisi
pasien dari puskesmas
(kuesioner, telepon,
kunjungan rumah)
Peluang (O):
a. mengurangi jumlah
kekambuhan karena DP
telah dilakukan sesuai
tahapannya
Rencana Strategis (SO):
a. Mempertahankan proses yang sudah ada dengan
selalu memeriksa pasien
sesuai tahapan prosedur
sehingga dapat efektif dan
efisien dalam proses
pemulangan pasien.
b. Pengarsipan yang tertata rapi untuk data rekam
medis pasien yang telah
dipulangkan sehingga
dapat mudah mengetahui
jumlah pasien
kekambuhan dan dapat
dievaluasi penyebab
kekambuhan tersebut.
Rencana Strategis (WO):
a. Menambah jumlah SDM non-medis sehingga
pembagian tugas dapat
merata dengan baik dan
tidak ada beban kerja
ganda, serta SDM dapat
melakukan pekerjaan
sesuai dengan tugas yang
seharusnya.
b. Membuat suatu kuesioner sederhana sehingga
pasien tidak memerlukan
banyak waktu untuk
mengisinya dan
menyediakan kotak
kritik-saran.
Ancaman (T):
a. loss to follow up
Rencana Strategis (ST):
a. Memberikan KIE pada pasien sebelum
dipulangkan dan
memberitahukan pasien
untuk datang periksa
setidaknya 3 hari setelah
dipulangkan, serta
menggratiskan biaya
konsultasi pasca
penyembuhan.
Rencana Strategis (WT):
a. Melibatkan kader di setiap desa untuk
mebantu follow up atau
kunjungan rumah pasien
yang telah dipulangkan.
b. Memberikan reward kepada kader yang
melakukan tugasnya
sebaik mungkin dan
sudah memberikan
laporan secara rutin.
-
e. Pendokumentasian dan Pelaporan
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) :
a. Pendokumentasian langsung dicatat saat
tindakan dilakukan.
Pendokumentasian harus
selesai pada hari itu juga.
Penyimpanan
dokumentasi sesuai kode
Kelemahan (W):
a. Hanya beberapa data saja
yang dilaporkan ke
dinkes via email
Peluang (O):
a. Keterlambatan
penanganan lanjutan bisa
dicegah saat proses
timbang terima,
meminimalisir bias
memory
Rencana Strategis (SO):
a. Mempertahankan sistem pendokumentasian yang
telah berjalan dengan baik
dan meningkatkan
motivasi petugas jika ada
yang malas mencatat atau
yang menunda
pendokumentasian.
b. Meningkatkan kesigapan petugas dalam proses
penangananlanjutan
dalam timbang terima.
Rencana Strategis (WO):
-
Ancaman (T):
a. Tidak ada backup data,
rawan hilang
Rencana Strategis (ST):
a. Menyediakan SDM khusus untuk membackup
data ke dalam sebuah
program khusus di
komputer.
Rencana Strategis (WT):
a. Melaporkan semua data ke dinkes via email
secara bertahap dan rutin.
-
f. Penerimaan Pasien Baru
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) : a. Semua kasus ditangani
sesuai alur kerja
puskesmas
b. Menerima asuransi dan kartu GAKIN
Kelemahan (W) : a. Tumpang tindih
tanggung jawab dari
pelayanan di loket
sampai pulang
Peluang (O) :
a. Dapat melayani semua lapisan masyarakat
b. Semua tenaga medis bisa melakukan
penanganan
kegawatdaruratan
Rencana strategis (SO) :
a. Mempertahankan pelayanan puskesmas yang
selalu sesuai dengan alur
kerja puskesmas
b. meningkatkan cakupan layanan dengan bekerja
sama dengan berbagai
asuransi kesehatan dan
tidak membedakan proses
pelayanan pasien dengan
asuransi dan gakin maupun
pasien umum
c. Meningkatkan keterampilan petugas
dengan pelatihan rutin
penanganan
kegawatdaruratan
Rencana Strategis (WO) :
a. Meninjau kembali pembagian tugas dan
tanggung jawab tiap
petugas kesehatan
sesuai dengan porsi
dan kewenangannya
b. Menambah jumlah petugas non medis dan
membagi pada setiap
shif, sehingga petugas
kesehatan hanya fokus
pada tindakan
pelayanannya, dan
petugas administrasi
maupun loket juga
fokus pada tugas
mereka
Ancaman (T) :
a. Beban kerja bertambah b. Capek
Rencana strategis (ST) :
a. Menetapkan standar waktu minimum dalam
melakukan penanganan
dalam kondisi
kegawatdaruratan atau
tidak
b. Menjadwalkan piket harian sementara dengan
melibatkan seluruh staf
magang, asisten, maupun
perawat untuk membantu
mengambil alih
administrasi penerimaan
pasien baru diluar shif
kerja mereka
c. Memberikan reward pada petugas dengan beban
kerja yang lebih banyak
Rencana strategis (WT) :
a. Menambah jumlah petugas non medis dan
membagi pada setiap
shif, sehingga petugas
kesehatan hanya fokus
pada tindakan
pelayanannya, dan
petugas administrasi
maupun loket juga
fokus pada tugas
mereka
-
g. Sentralisasi Obat
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) :
a. Pengajuan permintaan obat dilakukan secara
rutin setiap bulan
b. Tidak ada keterlambatan dalam
distribusi obat,jika ada
dana internal
puskesmas, pembelian
obat dapat
menggunakan uang
kas terlebih dahulu
untuk persiapan jika
ada obat yang habis.
c. Pelaporan dan pencatatan regulasi
obat ke dinas
kesehatan
Kelemahan (W) :
a. Jumlah ketersediaan obat tidak selalu
lengkap, terkadang ada
beberapa obat yang
habis terlebih dahulu
b. Rak penyimpanan obat kurang
c. Penyimpanan obat belum ideal
d. Jumlah tenaga farmasi sedikit
e. Waktu pelayanan lama
Peluang (O) :
a. Pembelian obat oleh puskesmas untuk
meminimalisir
kekurangan obat
Rencana strategis (SO) :
a. Mempertahankan sentralisasi obat yang
sudah berjalan lancar
b. Meningkat sistem pencatatan dan
pelaporan distribusi
obat dengan
merekapitulasi secara
sistematis setiap
harinya dan
melaporkan secara
periodik ke dinas
kesehatan (satiap
bulan)
Rencana Strategis (WO) :
a. Merekapitulasi obat yang keluar secara
sistematis setiap
harinya, sehingga
dapat memprediksi
jumlah obat yang
mulai berkurang, dan
dapat segera di data
untuk diajukan ke
dinas kesehatan
b. Jika persediaan obat masih lengkap, dan
dana internal
puskesmas masih ada,
dapat dialokasikan
untuk pembelian rak
untuk obat
c. Melakukan penataan ulang terhadap ruang
sentralisasi obat
sehingga memenuhi
syarat ruang
penyimpanan obat
d. Menambahkan tenaga farmasi
e. Menetapkan standar waktu minimum dalam
melakukan pelayanan
obat
-
Ancaman (T) : a. Jika ada obat yang lebih
dahulu habis karena
adanya KLB penyakit
tertentu dan stok di dinas
kesehatan juga habis,
maka permintaan stok
obat segera tidak bisa
terpenuhi
Rencana strategis (ST) : a. Mengevaluasi KLB
yang pernah terjadi
dalam periode satu
tahun, dan
memperkirakan obat
dan tindakan apa yang
dibutuhkan, sehingga
dana internal untuk
KLB di periode
selanjutnya dapat
dipersiapkan
Rencana strategis (WT) : a. Melakukan evaluasi
terhadap KLB setiap
tahunnya, sehingga
dapat memprediksi
KLB yg akan muncul
dan stok obat dapat
disediakan tepat waktu
-
h. Timbang terima
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) :
a. SDM yang bekerja sesuai shift dapat
mengerjakan
pekerjannya dengan
penuh tanggungjawab
b. Pengaturan jam kerja dan pergantian sudah
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
Kelemahan (W):
a. Dokter hanya ada pada shift pagi
Peluang (O):
a. Harus ada dokter jaga pada setiap shift
b. Penambahan jumlah SDM medis
Rencana Strategis (SO):
a. Mengajukan pada dinkes untuk menambahkan
SDM petugas puskesmas
b. Memberikan reward pada petugas yang selalu
disiplin dan bertanggung
jawab di setiap tahunnya.
Rencana Strategis (WO):
a. Menilik kembali jadwal pembagian shift dan
membagi jadwal ulang
jika dirasa kekurangan
dokter jaga khususnya di
shift malam.
Ancaman (T):
a. Kegawatdaruratan yang terlambat ditangani
karena dokter hanya ada
pada shift pagi
b. Tenaga kesehatan yang tidak disiplin karena
pergantian shift tidak
saklek (tergantung
kasus)
Rencana Strategis (ST):
a. Menjadwalkan pelatihan kegawatdaruratan pada
seluruh tenaga medis agar
keseluruhan petugas lebih
tanggap dalam
menangani
kegawatdaruratan
b. Menetapkan sanksi pada petugas yang kurang
disiplin
Rencana Strategis (WT):
a. Menambahkan jadwal shift malam pada dokter
apabila penambahan SDM sudah ddisetujui
dinkes, sehingga jumlah
tenaga medis sudah
dirasa mencukupi
-
i. Monev
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) :
a. lokakarya mini tiap bulan, tiga bulanan dan enam
bulan. Rapat tiap minggu,
bahkan bisa sampai tiga
kali setiap minggunya.
Evaluasi dilakukan oleh
petugas dinas kesehatan
tiap bulan, 3 bulan, 6
bulan dan 1 tahun
Kelemahan (W):
a. tidak ada follow up hasil monitoring dan evaluasi,
tidak ada reward bagi
pegawai yang kinerjanya
baik
Peluang (O):
a. update ilmu pengetahuan lebih baik karena
lokakarya yang rutin
dilakukan
Rencana Strategis (SO):
a. Mempertahankan adanya lokakarya mini
b. Lebih meningkatkan update ilmu dan
membaginya pada
petugas lain Bisa dengan membuat mading
dan menempelkan
informasi baru yang
didapat agar seluruh
petugas dapat membaca
info tersebut.
Rencana Strategis (WO):
a. Mengadakan follow Up hasil monev, data
dibandingkan dengan
data monev sebelumnya.
b. Mencetuskan inovasi-inovasi baru dalam
menanggapi evaluasi
kerja sesuai dengan
perkembangan disiplin
ilmu yang didapat
Ancaman (T):
a. penurunan kinerja pegawai karena tidak ada
reward
Rencana Strategis (ST):
a. Memberikan reward setiap tahun pada petugas
yang rutin mengikuti
lokakarya agar lebih
termotivasi dalam
mengikuti lokakarya.
Rencana Strategis (WT):
a. Memberikan reward pada petugas yang dinilai
kinerjanya paling bagus
sesuai dengan hasil
monev di setiap
tahunnya.
-
Diagram Layang
Eksternal Strategic Factors Analysi Summary/EFAS sarana Prasarana
Faktor-faktor
Strategis
Eksternal
Bobot Rating
Skor
Pembobotan
(Bobot x
Rating)
Peluang
(Opportunities/O) :
0
1
0
Jumlah O 0
0
Ancaman
(Threats/T) :
1 -4 -4
Jumlah T 1
-4
T o t a l 1
-4
Eksternal Strategic Factors Analysi Summary/EFAS SDM
Faktor-faktor
Strategis Eksternal Bobot Rating
Skor
Pembobotan
(Bobot x
Rating)
Peluang
(Opportunities/O) :
0,4 2 0,8
Jumlah O 0,4
0,8
Ancaman
(Threats/T) :
1. Ancaman 1 2. Ancaman 2
0,6 -3 -1,8
Jumlah T 0,6
-1,8
T o t a l 1
-1
-
Internal Strategic Factors Analysi Summary / IFAS Sarana Prasaranan
Faktor-faktor Strategis
Internal Bobot Rating
Skor
Pembobotan
(Bobot x
Rating)
Kekuatan
(Stregths/S) :
1. Kekuatan 1 2. Kekuatan 2
0,3 2 0,6
Jumlah S 0,3
0,6
Kelemahan
(Weaknesses/W):
1. Kelemahan 1 2. Kelemahan 2
0,7 -4 -2,8
Jumlah W 0,7
--2,8
T o t a l 1
-2,2
Internal Strategic Factors Analysi Summary / IFAS SDM
Faktor-faktor Strategis
Internal Bobot Rating
Skor
Pembobotan
(Bobot x
Rating)
Kekuatan
(Stregths/S) :
0,4 2 0,8
Jumlah S 0,4
0,8
Kelemahan
(Weaknesses/W):
3. Kelemahan 1
0,6 -3 -1,8
Jumlah W 0,6
-3
T o t a l 1
-2,2
-
Prioritas Masalah
MASALAH SKOR ANALIS SWOT
PRIORITAS IFAS EFAS
Sarana
Prasarana -2,2 -4 1
SDM -3 -1 2
Keterangan :
Sarana prasarana :
SDM :
-
3.10 Skoring Prioritas
Aspek M S V C TOTAL
Luas lahan 6 7 3 7 882
Tata ruang 8 7 7 8 3136
Lokasi 9 8 3 5 1080
Ruang tunggu pasien 8 6 4 7 1344
Privacy klien 8 7 8 7 3136
Struktur bangunan 9 8 6 8 3456
Pemanfaatan prasarana ( tidak
menggunakan kipas angin yang
disediakan)
8 6 3 3 432
Aspek M S V C TOTAL
Beban kerja 8 6 5 4 960
Tenaga non medis kurang 6 5 7 5 1050
Kurangnya tenaga laki-laki 7 5 7 5 1225
Prioritas Masalah:
- Struktur bangunan
- Privacy klien
- Tata ruang
3.11 Rencana Strategi Operasional
1. Pendirian Puskesmas
Masalah:
e. Lokasi puskesmas tetap: belum selesai direnovasi
f. Lokasi puskesmas sementara: menempati ruko 2 lantai, sempit dan panas, tempat
parkir sempit, terletak di tepi jalan raya yang lalu lintas ramai, atap bocor.
g. Denah dan tata ruang yang kurang rapi dan kurang sistematis dijalankan.
c. Pendistribusian sarana dan prasarana dari dinas kesehatan dapat terjadi
keterlambatan
d. Jumlah pasien berkurang karena faktor lokasi
Penyelesaian:
Agresif ke dalam:
o mengatasi keluhan lahan puskesmas yang sempit dan panas dengan cara
mengganti bangku kayu di ruang tunggu dengan kursi minimalis, serta
-
menambah dan mengoptimalkan pengoperasian kipas angin (atau AC jika
memungkinkan)
o pembaharuan denah dan tata ruang puskesmas agar didapat denah dan tata ruang
yang lebih sistematis dan efisien
o memperbaiki atap sehingga tidak lagi ada yang bocor
o mempercepat renovasi puskesmas tetap sehingga dapat segera pindah dari
puskesmas sementara
Agresif ke luar:
o memastikan pencairan dana dari pemerintah daerah tidak macet sehingga
renovasi puskesmas tetap dapat segera terselesaikan
2. Metode 6M + I
Masalah:
a. Kurangnya SDM (khususnya laki-laki) untuk tenaga non medis (bila ada jaga
malam untuk keamanan Puskesmas agak kesulitan)
b. Media informasi kepada masyarakat yang mobilitas tinggi kurang mendukung:
tidak ada website Puskesmas Singosari
c. Tanggung jawab saling tumpang tindih, dan ada yang merangkap beberapa
program
d. Pembangunan bangunan baru Puskesmas tidak melebar namun ke atas, karena
lahan kurang luas
e. Lokasi strategis (mudah dijangkau masyarakat dari berbagai kalangan) namun
tidak aman karena kondisi lalu lintas di sekitar Puskesmas ramai karena jalan
besar antar kota
f. Bendahara harus melapor keuangan ke bank tiap hari sehingga tidak efisien dan
efektif
g. Biaya kesehatan belum gratis untuk masyarakat karena cakupan kabupaten malang
terlalu luas
h. Keterlambatan alokasi dana penyediaan obat saat kondisi emergensi (dana
dibebankan pada pasien, pembelian dengan persetujuan pasien)
i. Keterlambatan alokasi dana sarana-prasarana (tergantung dana dari dinkes
ada/tidaknya)
j. Jam kerja berlebih bila ada tanggung jawab tumpang tindih
k. Di sekitar lokasi Puskesmas terdapat pelayanan kesehatan yang lebih memadai
-
Penyelesaian:
Agresif ke dalam:
o Pembagian tugas kerja yang sesuai dengan kewenangan masing-masing
o Memaksimalkan tenaga kerja yang ada dengan pembagian tugas yang sesuai
dengan keahlian masing-masing
o Memastikan keamanan pasien dan petugas yang
o Mengadakan iuran untuk keuangan internal Puskesmas yang dapat dijadikan
dana cadangan jika ada keterlambatan dana dari pemerintah
o Memaksimalkan lahan dan bangunan yang ada dengan sebaik-baiknya sambil
menunggu renovasi puskesmas selesai
o Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi petugas kesehatan dan fasilitas,
sehingga Puskesmas tetap menjadi pilihan bagi masyarakat untuk berobat
dengan biaya terjangkau dan pelayanan yang optimal.
Agresif ke luar:
o Kepala Puskesmas mengajukan penambahan pegawai (tenaga nonmedis laki-
laki) ke Dinas Kesehatan setempat
o Mengajukan lokasi baru yang lebih strategis dan kondusif bagi penyelenggaraan
puskesmas kepada Dinas Kesehatan (jika memungkinkan)
o melakukan e-banking atau pelaporan online. Penyetoran tunai melalu mesin
(lebih efisien). Misalnya: kerjasama dengan bank untuk database online atau
pihak bank mendatangi puskesmas.
o Pengadaan dana sehat oleh masyarakat, misalnya: pemberian otonomi cakupan
kesehatan tiap kecamatan
o Memastikan pencairan dana dari pemerintah daerah tidak macet sehingga
penyediaan obat, saranda, dan prasarana dapat segera terselesaikan tanpa ada
penundaan
3. Penentuan Prioritas Masalah
Masalah:
a. kurangnya analisis dalam menentukan prioritas program. Program akan ditindak
lanjuti secara mendalam jika ada KLB.
b. Kepala Puskesmas menjadi tidak tahu secara pasti masalah prioritas yang terjadi
pada masyarakat di kecamatan Singosari.
-
Penyelesaian:
Agresif ke dalam: menggiatkan analisis penentuan prioritas masalah sehingga
fungsi promotif dan preventif puskesmas dapat lebih maksimal
Agresif ke luar: menggiatkan kerjasama dengan Badan Pusat Statistik, PWS-KIA,
BPM dll dalam mendapatkan laporan tentang kondisi kesehatan masyarakat di
wilayah kerja puskesmas. Laporan atau data tersebut berperan dalam perumusan
penentuan prioritas masalah.
4. Discharge Planning
Masalah:
a. Adanya beban kerja ganda oleh tenaga kesehatan yang harus mengurus keuangan
dan administrasi pasien
Penyelesaian:
Agresif ke dalam: Memaksimalkan tenaga kerja yang ada dengan pembagian
tugas yang sesuai dengan keahlian masing-masing
Agresif ke luar: Mengusulkan ke Dinkes untuk penambahan tenaga kerja
terutama pada bidang non-medis (administrasi)
b. Tidak ada feedback kondisi pasien dari puskesmas (kuesioner, telepon, kunjungan
rumah) dan loss to follow up
Penyelesaian:
Agresif ke dalam: Membagikan kuesioner bagi pasien yang akan pulang
terutama untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dan
melakukan kunjungan rumah jika memang diperlukan, misalnya kunjungan ibu
nifas dan bayi jika setelah melahirkan ibu tidak kembali ke puskesmas untuk
memeriksakan diri dan bayinya.
Agresif ke luar: menghimbau masyarakat untuk memeriksakan diri kembali
(melakukan kunjungan ulang sesuai KIE yang telah diberikan oleh nakes)
5. Pendokumentasian dan pelaporan
Masalah:
a. beberapa data pelaporan ke dinkes via email
Penyelesaian:
Agresif ke dalam: membuat sistem pelaporan yang efisien
-
Agresif ke luar: Memberikan usulan pada Dinkes agar seluruh data pelaporan
dapat dikirim via email sehingga pekerjaan nakes lebih efektif dan efisien
b. tidak ada backup data, rawan hilang
Penyelesaian:
Agresif ke dalam: Mengusahakan adanya salinan data sehingga apabila ada data
yang hilang masih ada data salinan
Agresif ke luar: Menjalin kerjasama dengan Dinkes agar pelaporan dapat
berbentuk soft file sehingga mudah disalin dan tak mudah hilang
6. Penerimaan pasien baru
Masalah:
a. Tumpang tindih tanggung jawab dari pelayanan di loket sampai pulang
b. Beban kerja bertambah, capek
Penyelesaian:
Agresif ke dalam: Pembagian tugas kerja yang sesuai dengan kewenangan masing-
masing
Agresif ke luar: Mengusulkan ke Dinkes untuk penambahan tenaga kerja terutama
bagian non-medis (administrasi)
7. Sentralisasi obat
Masalah:
a. jumlah ketersediaan obat tidak selalu lengkap tekadang ada beberapa obat yang
habis terlebih dahulu, rak penyimpanan obat kurang, penyimpanan obat belum
ideal
b. jumlah tenaga farmasi sedikit, waktu pelayanan lama
Penyelesaian:
Agresif ke dalam: Melakukan penambahan rak untuk penyimpanan obat
Agresif ke luar: Melakukan kerjasama dengan penyuplai obat (farmasi) untuk
ketersediaan obat, mengajukan penambahan tenaga farmasi ke dinkes.
8. Timbang terima
Masalah:
a. Dokter hanya ada pada shift pagi
-
b. Kegawatdaruratan yang terlambat ditangani karena dokter hanya ada pada shift
pagi
c. Tenaga kesehatan yang tidak disiplin karena pergantian shift tidak saklek
(tergantung kasus)
Penyelesaian:
Agresif ke dalam: pengajuan dokter jaga untuk shift malam, mengusahakan
jangkauan rumah dokter ke puskesmas dekat, mengajukan pengadaan alat absensi
sidik jari untuk pendisiplinan tenaga kesehatan.
Agresif ke luar: mengajukan diadakan pelatihan kegawatdaruratan ke dinkes.
9. Monitoring dan Evaluasi
Masalah:
a. tidak ada follow up hasil monitoring dan evaluasi, tidak ada reward bagi pegawai
yang kinerjanya baik
b. penurunan kinerja pegawai karena tidak ada reward
Penyelesaian:
Agresif ke dalam: membuat deadline feedback hasil monev, mengadakan
pelombaan pegawai berprestasi.
Agresif ke luar: menjalin kerjasama dengan dinkes untuk monitoring dan evaluasi
dari kinerja puskesmas