drp individu

68
ANALISIS DRUG RELATED PROBLEM (DRP) PADA PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS DAN HEPATITIS B DI PAVILIUN FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG Jln. Ahmad Yani No. 9 Tangerang Disusun Oleh : Syahrizal Ramadhani, S.Farm 1408020052 Yan Hafid Wiguna, S.Farm 1408020082 Rulfita Oka Azalia, S.Farm 1408020084 May Santi Guphita, S.Farm 1408020085 PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

Upload: syahrizal-ramadhani

Post on 10-Nov-2015

247 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

DRP individu

TRANSCRIPT

ANALISIS DRUG RELATED PROBLEM (DRP)PADA PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS DAN HEPATITIS BDI PAVILIUN FLAMBOYANRUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG

Jln. Ahmad Yani No. 9 Tangerang

Disusun Oleh :

Syahrizal Ramadhani, S.Farm1408020052Yan Hafid Wiguna, S.Farm

1408020082

Rulfita Oka Azalia, S.Farm

1408020084

May Santi Guphita, S.Farm 1408020085

PROGRAM PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2015

BAB IPRESENTASI KASUSA. Identifikasi PasienNama pasien: Encup SopiahUmur

: 60 tahunBerat Badan : 50 kgTinggi Badan : 165 cmJenis kelamin: Laki laki No.MR

: 00027957Tanggal MRS: 15 April 2015Pasien

: Non-PBIStatus

: MenikahKelas

: IIIAgama

: IslamAlamat

: Kp. Melayu Barat RT 003/004Di rawat

: Pav. FlamboyanB. Keluhan UtamaSesak nafas tiba-tiba 1hari, DOE (+), Ortopneu (+), PND (+), Nyeri dada (+), tidak menjalar, keringat dingin (+).C. Riwayat Penyakit SekarangRiwayat Narkoba singkat dan penyimpangan seksual.D. Riwayat Penyakit Terdahulu-

E. Riwayat Penyakit Keluarga-F. Riwayat Sosial-G. Riwayat Penggunaan Obat-

H. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum

Tampak sakit berat

Kesadaran

Compos mentis

GCS

E:4 M:6 V:5I. Pemeriksaan Fisik Tanggal

Keterangan16/04/

201516/04/

201520/04/

201520/04/ 201522/04/

201523/04/

2015

Pernapasan/FR (x/menit)202020202018

Nadi/FN

(x/menit)96968070100100

Suhu/T (C)38363636,536,536,5

TD (mmHg)110/70100/70100/80100/70110/80110/80

J. Kajian Status KlinikDiagnosis Kerja : Obstruksi Febris, HIV, hepatitis B.Diagnosis Banding : -K. PengkajianRencana Pemeriksaan : -

Rencana Pengobatan : 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

a. Hasil Pemeriksaan HematologiPemeriksaanNilai NormalHasil

8/04/

20159/04/ 2015

HemoglobinLk : 13,2-17,3 g/dLPr : 11,7-15,5 g/dL9,3*9

Leukosit3,8-10,6 Ribu/L18,550*22

Hematokrit Lk : 40-52 %Pr : 35-47 %29*28

Trombosit150-440 Ribu/L388275

LED0-20-60

b. Hasil Pemeriksaan Hematologi Umum Hitung Jenis

PemeriksaanNilai NormalHasil

8/04/20159/04/2015

Basofil200 beri 3x10 U

Lain-lain lanjut

14 April 2015SSesak (-) nyeri dada (-)

OKu sedang, Cm, Cor:S1s2 (n) M(-) P(-), Pulmo :Vesikuler

ACephalg Stemi Post late Onset

AHF

CKD

DM tipe II

AKI ia, CT Scan

PMobilisasi, dari IPD boleh rawat jalanLasix 1x1 tab

Plavix 1x75

Aspilet 1x80

Simvastatin 1x20

ISDN k/p

Bisoprolol 1,25x1

15 April 2015IPDSMakan lebih dari setengah porsi

O-TSS, CM, TD 90/60, N 90, s 36, P 18. ST generalis stage/AKDGH :-229

-192

-285

AStage A

PRD/KGDH/HariACC rawat jalan dari IPD

Novorapid 3x12 U

Edukasi penggunaan insulin/hari

23 April 2015SKeluhan berkurang

OTSS/CM (Compos Mentis)

ACefalgia ( TE atau ME TB

SIDA belum ARV

TB paru on OAT

Limfadenopati collis bilateral multiple

Hepatitis B

Peningkatan transaminase, suspect DILI

PDx/ SGOT/SGPT per 2 hari

Billirubin total/direk/indirek hari ini

Tunggu hasil CT scan kepala

Th/ Lesichol 3x300mg, lainnya lanjut

Mohon evaluasi OAT, saat ini pasien dengan peningkatan SGOT/SGPT curiga DILI ( apakah dapat switch regimen ke E/S/O?

23 April 2015S-

O-

A-

PAcc Rawat Jalan

Th/ pulang :

Sistenol 3x1

Curcuma 3x200mg

Lesichol 3x300mg

Cotrimoxazole 1x960mg

Ambroxol 3x1 CL

OMZ 1x20mg

29 April 2015S-

OTB ME

AHepatitis B, SIDA belum ARV, Tb Milier >< DIH

PCurcuma dinaikkan 3x2

Ethambutol 2x500

Ofloxacin 2x200

Pct 3x1 K/P

05 April 2015S-

OCompos Mentis

ATb Milier >< DIH, Hepatitis B

PCurcuma 3x2

HP

Ethambutol

Ofloxacin

M. Catatan Pemberian ObatNO.Nama Obat Oral Tgl

Dosis15 April 201516 April 201517 April 201518 April 201519 April 2015

1.Parasetamol3x500mg K/PT-

2.Curcuma3x1

3.Cotrimoxazole1x960mg-

4.Ambroxol3x30mg

5.Rifampisin1x450mg

6.Isoniazid1x300mg

7.Pyrazinamid2x500mg-

8.Ethambutol2x500mg-

9.Vitamin B61x1

10.Flunarizin1x10mg

NO.Nama Obat Inj.

1.Ceftriaxone1x2gram

2.Omeprazole1x40mg

3.Parasetamol3x1gram

4.Ketorolac2x30mg

5.Tramadol2x50mg

6.Ringer Laktat12 jam

NO.Nama Obat Oral Tgl

Dosis20 April 201521 April 201522 April 201523 April 201524 April 2015

1.Parasetamol3x500mg K/P

2.Curcuma3x1

3.Cotrimoxazole1x960mg

4.Ambroxol3x30mg

5.Rifampisin1x450mgT

6.Isoniazid1x300mgOATSTOP

7.Pyrazinamid2x500mg

8.Ethambutol2x500mg

9.Vitamin B61x1T

10.Flunarizin1x10mgT

NO.Nama Obat Inj.

1.Ceftriaxone1x2gram

2.Omeprazole1x40mg

3.Parasetamol3x1gram-T-STOP-

4.Ketorolac2x30mg------

5.Tramadol2x50mgK/P

6.Ringer Laktat 12 jam

Pct drip=pada saat shu tiggiN. Monografi ObatNama obatDosis lazimIndikasiKontraindikasiEfek sampingInteraksi Obat

Paracetamol Tablet500mg tiap 4 jam jika perlu, atau 1000mg tiap 6 jam jika perlu ;tidak melebihi 4g/hari

Analgesik dan antipiretik

Hipersensitifitas

Gangguan hatiHepatotoxic, urtikaria, kerusakan hati, nephrotoxic, leukopenia, pancytopeniaIsoniazid, clonazepam, diazepam, phenytoin, pirimidone rifampisin, warfarin

Curcuma TabUntuk anoreksia: 1-2 tab/hari. Untuk ikterus karena obstruksi awal:1-2 tab, untuk amenore 1-2 tablet/hariAnoreksia, ikterus, dan amenore---

Omeprazol Inj (40 mg)Sehari 1 x 20-40mg. Lama terapi : tukak usus 2-4 minggu. Tukak lambung dan refluks esofagitis yang erosif 4-8 minggu, sindoma zollinger-ellison: sehari 1 x 60 mg. maksimal 30 mg 120 mg (2).Pengobatan jangka pendek (4-8 minggu) tukak usus dan tukak lambung refluks esofagitis yang erosif. Pengobatan gejala yang diasosiasi oleh Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), Pengobatan jangka pendek terhadap diagnosa endoscopically esophagitis, Pengobatan jangka panjang sindroma zollinger- Ellison (2).Hipersensitif terhadap omeprazole, subtitusi benzimidazol (esomeprazole, lansoprazole, pantoprazole, rabeprazole) (2).Jarang, gangguan gastrointestinal, dosis besar dan penggunaan lama dapat menstimulasi pertumbuhan berlebihan bakteri saluran cerna, sakit kepala, ruam kulit, pusing, diare, nyeri perut, mual, muntah, konstipasi, nyeri punggung, infeksi saluran pernapasan atas, batuk (2).

Diazepam, warfarin, fenitoin, ketokonazol, fluconazole, ester amisilin, garam besi, erlotinib, mesalamine, nelfinavir, indinavir, benzodiazepine, cilostazol, slozapine, methotrexate, saquinavir, clopidogrel, itraconazole (2).

Ketorolac 30 mg/ml)Ketorolac trometamin Ampul 10 mg; 30 mg (1).Dewasa: Intravena: 30 mg single dose atau 30 mg setiap 6 jam sekali (Maksimum 120 mg/hari) (2).Terapi simtomatik jangka jangka pendek nyeri akut derajat sedang sampai berat (1).Hipersensitivitas trhadap ketorolac, aspirin, obat lain yang termasuk gol NSAID, pasien dengan riwayat penyakit tukak lambung, riwayat pendarahan pada saluran pencernaan, riwayat gagal ginjal, hemorargic (2).Sakit kepala, nyeri pada saluran pencernaan, dispepsia, mual, edema, hipertensi, pusing, pruritus, ruam kulit, diare, konstipasi, pendarahan saluran pencernaan, anemia, peningkatan risiko pendarahan, abnormalitas fungsi renal (2).Aspirin, probenecid, aminoglikosida, antikoagulan, antiplatelet, cyclosporine, metotrexate, antibiotik golongan quinolone, vancomycin, ACEI, ARB, -bloker, loop diuretik, diuretik thiazid

Tramadol (50 mg/ml)Dewasa: 100 mg iv secara lambat, atau dalam infus atau 100 mg IM atau subkutan, dapat ditingkatkan 50 mg tiap 30-60 menit (Maksimal 400 mg/hr) (1).Pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca operasi, nyeri karena tindakan diagnostik (1).Hipersensitivitas terhadap tramadol, opioid, intoksisitas dengan alkohol, analgesik, KI dengan riwayat asma bronkial, hypercapnia (2).Pusing, sakit kepala, pruritus, kostipasi, mual, muntah, dyspepsia, lemah, hipotensi, ansietas, dermatitis, vertigo (2).MAO inhibitor, Methotrimeprazine, SSRI, Trisiklik Antidepresan (TCA) (2).

CeftriaxoneCeftriaxone 1 g (1).

Dewasa: 1-2 gram setiap 12-24 jam secara iv, dapat dinaikkan sampai sehari 4 gram dengan interval 12 jam (1)(2).Terapi pada infeksi saluran pernafasan bawah, otitis media akut, infeksi kulit, infeksi pada tulang punggung dan sendi, infeksi saluran penceranaa, infeksi saluran kemih dan digunakan sebagai profilaksis setelah dilakukan operasi (2).Hipersensitif terhadap cefalosporin, dan penisilin, riwayat anafilaksis, pasien dengan gangguan fungsi ginjal, gangguan sintesa vit K, ibu menyusui, anak, bayi hiperbilirubinemia (1).

Ruam, diare, trombositosis, leukopenia, peningkatan SGOT/SGPT, peningkatan nilai BUN, nyeri abdominal, dermatitis, sakit kepala, neutropenia, dispepsia, anafilaksis, tromboflebitis (1)(2).Aminoglikosida, diuretik (1), antagonis

Vit K (2).

Pasien dengan koma hepatik atau risiko koma hepatik, gangguan ginjal berat atau azotemia, gagal jantung kongestif asidosis berat, metabolisme elektrolit yang abnormal, hiperkalemia, hiperfosfatemia, hipermagnesemi, hiperkalsemia (4).

Ruam kulit, nyeri dada, palpasi edema serebral, pulmuner dan perifer, hiperkalemia, asidosis, nyeri vaskuler, menggigil, demam, sakit kepala, mual, muntah (4).-

RL

(Ringer Lactat)Dosis disesuaikan dengan instruksi dari paramedis (1).Cairan fisiologis yang diberikan sebagai asupan air, elektrolit, kalori, dan nutrisi, Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik (1).Hiperkloremia, asidosis metabolik, hipoglikemia (1).Hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis laktat, hipoglikemia, lipoatrofi atau lipohipertrofi (1).Obat antidiabetik, ACEI,glukokortikoid (1).

Ambroxol 60-120mg/hariMukolitikHipersensitifitasGangguan gastrointestinal dan reaksi alergi

Vitamin B6Defisiensi vit b6 :2,5-10mg/hari

Mual pada kehamilan :75mg/hari

Seizures :tergantung tingkat keparahanDefisiensi vitamin B6, mual pada kehamilan, seizuresHipersensitifitasMenurunkan kadar asam folat, berkurangnya keseimbangan tubuh, parethesiasCisplatin, eritromisin, levodopa, amikasin. Cefadroxil, ceftizoxime, isoniazid, ofloxacin, phenytoin, streptomisin, sulfadiazin, trimetropin, tetrasiklin.

FlunarizineDewasa : 5-10mg/hari sebelum tidurProfilaksis migrain, vertigo dan vestibular disorder, profilaksis peripheral dan cerebrovaskular disorderWanita hamil, menyusui, gangguan intestinal atau urinary tract obstruction, prophyrias akutPusing, sakit kepala, depresi, gangguan gastrointestinal, insomnia, galaktorhoeaPhenytoin, carbamazepine, asam valproat

Paracetamol IVkg : 650mg IV tiap 4 jam atau 1000mg IV tiap 6 jam. Tidak melebihi 4gr/hariDemam dan nyeriHipersensitif, kerusakan hati Mual, muntah, sakit kepala, insomnia, edema, fatigue, hypokalemia, anemia, meningkatkan kadar transaminaseIsoniazid, clonazepam, diazepam, phenytoin, pirimidone rifampisin, warfarin

CotrimoxazolPneumocytis pneumonia : profilaksis :80-160mg/hari

Treatment : 15-20mg/kg/hari diberikan tiap 6 jam

Sepsis : 20mg/hariMeningitis, PCP, Sepsis, urinary tract infectionsHipersensitif, balita dibawah 2 bulan, kerusakan hati yang signifikan, ibu hamilAnoreksia, mual, muntah, vertigo, seizures, hyperkalemia, urticaria, Methotrexate, phenytoin, warfarin

IsoniazidaProfilaksis tb : dewasa 300mg 1x sehari, anak-anak 10mg/kg sampai 300mg 1x sehari, dalam kombinasi digunakan 5mg/kg/hari tidak lebih dari 300mg/hariTuberculosis infectionRiwayat hepatic injury karena INH; kerusakan hati, HipersensitifMual, muntah, nyeri perut, pusing, anemia, kejangParacetamol, antasida, as.valproat, karbamazepin, fenitoin, rifampisin, teofilin,

RifampisinAnak 10% dari berat badan dasar

Demam (terus menerus atau intermiten, temperatur oral >37,5oC) yang lebih dari satu bulan

Diare (terus menerus atau intermiten) yang lebih dari satu bulan

Limfadenopati meluas

Kulit :

PPE* dan kulit kering yang luas* merupakan dugaan kuat infeksi HIV. Beberapa kelainan seperti kutil genital (genital warts), folikulitis dan psoriasis sering terjadi pada ODHA tapi tidak selalu terkait dengan HIV

Infeksi :

Infeksi Jamur : Kandidiasis, Dermatitis seboroik, Kandidiasis vagina berulang.

Infeksi Viral : Herpes zoster, herpes genital, Moluskum kontagiosum, dan kondiloma.

Gangguan pernafasan : batuk lebih dari satu bulan, sesak nafas, tuberkulosis, Pneumonia berulang, dan sinisitis kronis atau berulang

Gejala neurologis : nyeri kepala, kejag demam, menurunnya fungsi kognitif

Sumber : WHO SEARO 2007C. Patofisiologi

HIV tergolong ke dalam kelompok virus yang dikenal sebagai retrovirus yang menunjukan bahwa virus tersebut membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan dalam deoksiribonukleat (DNA). Virion HIV (partikel virus yang lengkap dibungkus oleh selubung pelindung) mengandung RNA dalam inti berbentuk peluru yang terpancung di mana p24 merupakan komponen structural yang utama. Tombol (knob) yang menonjol lewat dinding virus terdiri atas protein gp120 yang terkait pada protein gp41. Bagian yang secara selektif berikatan dengan sel sel CD4 positif adalah gp120 dari HIV.Sel CD4 positif mencakup monosit, makropag dan limposit T4 helper (dinamakan sel sel CD4+ kalau dikaitkan dengan infeksi HIV ). Limposit T4 helper ini merupakan sel yang paling banyak diantara ketiga sel di atas. Sesudah terikat dengan membran sel T4 helper HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik ke dalam sel T4 helper, dengan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reverse transcriptase HIV akan melakukan pemrograman ulang materi genetic dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double stranded DNA (DNA utau ganda). DNA ini akan disatukan ke dalam nucleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian infeksi yang permanen.Siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel yang terinfeksi diaktifkan. Aktivitas sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitogen (TNF alfa atau interleukin I) atau produk gen virus seperti : CMV (cytomegalovirus), virus Epstein Barr, herpes simplek dan hepatitis. Sebagai akibatnya pada sel T4 yang terifeksi diaktifkan, replikasi serta pembentukan tunas HIV akan terjadi dan sel T4 dihancurkan. HIV yang baru ini kemudian dilepas ke dalam plasma darah dan menginfeksi CD4+ lainnya. Kalau fungsi limfosit T4 terganggu mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan sakit yang serius. Infeksi dan malignansi yang timbul sebagai akibat dari gangguan sistem imun dinamakan infeksi oportunistik (Brunner & Suddart, 2002). Infeksi monosit dan makrofag berlangsung secara persisten dan tidak mengakibatkan kematian sel yang bermakna, tetapi sel sel ini menjadi reservoir bagi HIV sehingga virus tersebut dapat tersembunyi dari sistem imun dan terangkut ke seluruh tubuh lewat sistem ini untuk menginfeksi pelbagai jaringan tubuh.D. Masa Inkubasi

Masa inkubasi HIV bervariasi, walaupun waktu dari penularan hingga berkembang atau terdeteksi antibodi biasanya 1 3 bulan. Namun waktu dari penularan HIV hingga terdiagnosa sebagai AIDS sekitar kurang dari 1 tahun hingga 15 tahun. Tanpa pengobatananti HIV yang efektif, sekitar 50% dari orang dewasa yang terinfeksi akan terkena AIDS dalam 10 tahun sesudah terinfeksi. Median masa inkubasi pada anak-anak yang terinfeksi lebih pendek dari orang dewasa (James Chin, 2009).E. Cara Penularan :

1. Horizontal melalui kontak seksual75 85% dari infeksi pada orang dewasa di perkirakan akibat kontak seksual yang tidak terlindungi : Antara laki-laki dan perempuan merupakan yang paling dominan dalam transmisi seksual di dunia. 1 per 100 kontak seksual peno-vaginal (dari 100 pasangan heteroseksual dengan laki-laki HIV (+) dan perempuan HIV (-), jika masing-masing pasangan melakukan 1 kali kontak seksual, akan terjadi 1 kasus penularan. Sedangkan untuk perempuan HIV (+) dan laki-laki HIV (-) risiko penularan 1 per 1000 kontak seksual peno-vaginal. (Korib, 2010). Antara laki-laki risiko penularannya adalah 1 per 20 kontak seksual anal yang tidak terlindungi. Lapisan mukosa rektum lebih tipis dari lapisan mukosa vagina, dan mengandung lebih banyak limfosit, makrofag dll sehinnga lebih mudah terinfeksi HIV. Pada seks anal karena lapisan lebih tipis, mukosa rektum lebih mudah robek dan mengeluarkan darah sehingga memudahkan kontak dengan virus HIV, risiko pasangan reseptif (yang berperan sebagai perempuan dalam kontak homoseksual) untuk terinfeksi HIV menjadi meningkat. Risiko terinfeksi pada pasangan insertif (yang berperan sebagai laki-laki) lebih rendah (Korib, 2010).2. Horizontal melalui substansi tubuh yang terinfeksi

Cara ini terjadi ketika substansi tubuh (misalnya cairan tubuh atau produk darah) yang terinfeksi kontak dengan membran mukosa dan kulit yang terluka atau masuk ke aliran darah pada pengguna obat bius, petugas kesehatan yang tertusuk alat, pengguna tato, dll (Korib, 2010).

3. Vertikal dari ibu ke anakHIV dapat menular dari ibu ke anak sebelum persalinan melalui plasenta, selama persalinan atau setelah persalinan melalui ASI (Korib, 2010).

F. Gejala Klinis

Infeksi HIV/AIDS biasanya dibagi dalam beberapa stadium yang umumnya didasarkan pada gejala klinis umum, nilai hitung jenis CD4+ dan tingkat replikasi virus. Ada beberapa klasifikasi stadium infeksi HIV/AIDS misalnya klasifikasi WHO dan CDC. Namun secara umum gambaran klinis dapat dibagi dalam 4 stadium yaitu :

1. Infeksi HIV primer akut

Stadium yang merupakan infeksi awal ini bercirikan terjadi viremia yang sangat tinggi (terdeteksi dari PCR atau kultur ), sangat infeksius dan berisiko menularkan virus HIV. Terjadi penurunan kadar limfosit CD4+ dalam 2 6 minggu setelah infeksi namun menjelang hilangnya gejala klinis. CD4+ naik sedikit, tetapi tidak pernah mencapai kadar normal. Dalam beberapa minggu terjadi seroconversion dengan munculnya antibodi di sirkulasi darah perifer.Dapat muncul gejala klinis tetapi tidak selalu sebab 50% asimtomatis selama 14-21 minggu yang disebut acute seroconversion syndrom yang gejalanya sering dikira gejala virus yang umum atau flu seperti demam, artragia (nyeri sendi), berkeringat malam, limfadenopati, faringitis, rash, myalgia, diare, sakit kepala, mual, muntah pada kasus yang jarang dapat terjadi berbagai gejala neorologis (Korib, 2010).Pada stadium ini kondisi penderita baik dan dapat melakukan aktivitas normal karena umumnya tanpa gejala (WHO, 2007).

2. Stadium infeksi HIV asimtomatis

Pada stadium ini disebut fase dini (early stage), gejala klinis umumnya asimtomatis yang berlangsung selama beberapa tahun (walau dapat mengalami) Persistent Generalized Lympadenopathy/ PGL atau penyakit kulit seperti seborrohoeic dermatitis, psoriasis, folliculitis, erupsi pertusi, atau kadang-kadang juga dapat mengalami lesi mulut seperti candidiasis, gingivitis nekrotik dll.

Setelah infeksi primer beban virus di plasma menurun sampai hampir tidak terdeteksi. CD4+ menurun perlahan secara bervariasi dengan rata-rata kecepatan 50-100 se/UL per tahun namun masih diatas 500 sel/mm3. HIV tidak laten sebagaimana duli diduga, tetapi bereplikasi di jaringan lymphoid (Korib, 2010).Pada stadium II penderita mengalami kehilangan berat berkurang dari 10% dan mulai timbul gejala infeksi namun penderita masih melakukan aktivitas normal (WHO, 2007).

3. Infeksi HIV simtomatik

Fase ini disebut juga intermediate stage. Pada fase simtomatik awal sering ditemukan demam, berkeringat malam, letih, sakit kepala, diare yang menyebabkan penurunan berat badan juga dapat ditemukan candidiasis oral, oral hairy leukopalkia, mulluscum contangiosum, seborrohoeic dermatitis dan varicella zoster. Pada fase simtomatik lanjut ditemukan satu atau beberapa penyakit yang penentu AIDS seperti : candidiasis paru atau osefagus, Ca servik, kaposi sarkoma, pneumocystis carini pneumonia (PCP), Mycobacterium avium complex (MAC), ecephalopathy, herpes simplek kronis, CMV, crypotosporidiosis, limfima (Korib, 2010).Pada stadium III, aktivitas penderita adalah berbaring di tempat tidur kurang dari 15 hari dalam satu bulan terakhir (WHO, 2007).

4. Fase AIDS

Kriteria stadium ini menurut definisi surveilens CDC adalah CD4+ kurang dari 200 sel, dan atau beberapa AIDS-defining illnes (pada stadium 3). Di negara berkembang AIDS-defining illnes yang paling dominan adalah mycobacterium tuberculosis (Korib, 2010). Pada stadium ini, aktivitas penderita hanya berbaring di tempat tidur, lebih dari 15 hari dalam 1 bulan terakhir (WHO, 2007).

Window Period (Periode Jendela)

Window period adalah dimana seseorang yang telah terinfeksi HIV namun untuk pemeriksaan serologi antibodi HIV masih menunjukkan hasil negatif, sementara virus sebenarnya telah ada dalam jumlah banyak. Orang yang telah terinfeksi ini sudah dapat menularkan kepada orang lain walaupun pemeriksaan antibodi HIV hasilnya negatif (Pusat Data dan Informasi Depkes RI, 2006). Ceftriaxon BAB IIIANALISA TERAPIA. Perhitungan Dosis1. ParacetamolDosis Literatur

Tablet: 500mg tiap 4 jam jika perlu, atau 1000mg tiap 6 jam jika perlu ;tidak melebihi 4g/hariKekuatan sediaan: Tiap tablet mengandung 500mg paracetamolDosis Pasien Tablet

: 500mg tiap 4 jam jika perlu, atau 1000mg tiap 6 jam jika perlu ;tidak melebihi 4g/hari

Dosis Resep

Tablet

:paracetamol tablet digunakan pada tanggal 15 april 1x sehari dan 16 april 2x sehari dan digunakan hanya jika ada keluhan, dan hal ini sesuai dengan literatur2. CurcumaDosis Literatur

Tablet: 440-2200mg/hariKekuatan sediaan: Tiap kapsul mengandung 200mg ekstrak curcumaDosis Pasien Tablet

:440-2200mg/hari

Dosis Resep

Tablet

:paracetamol digunakan 3x sehari atau 600mg/hari dan hal ini sesuai dengan literatur

3. OMEPRAZOL INJEKSI Dosis Literatur

Ampul (Injeksi): 40 mg/hari selama 4 8 minggu Kekuatan sediaan: Tiap ampul mengandung omeprazol 40 mg iv.Dosis Pasien

Ampul (Injeksi): 40 mg/hari selama 4 8 minggu Dosis Resep

Ampul (Injeksi): omeprazole injeksi digunakan 1x sehari 40mg hal ini sesuai dengan literatur4. CEFTRIAXONEDosis Literatur

Injeksi Intravena : 1-2 gram setiap 12-24 jam secara iv, dapat dinaikkan sampai sehari 4 gram dengan interval 12 jam (1)(2).Kekuatan sediaan: Tiap vial mengandung ceftriaxone 1 g.Dosis Pasien

Injeksi Intravena: Pasien laki laki dewasa, mendapatkan ceftriaxone 2 x 1 g. Tiap vial berisi 1 g ceftriaxone, maka pasien mendapatkan 2 vial ceftriaxone dalam sehari.

Dosis Resep

Injeksi Intravena: Ceftriaxone injeksi digunakan 1x sehari (2gr) dan hal ini sesuai dengan literature5. CotrimoxazolDosis Literatur

Kapsul: 15-20mg/kg/hari diberikan tiap 6 jam

Kekuatan sediaan:Tiap tablet mengandung trimetropim/sulfametoxazole 80/400mg dan 160/800mgDosis Pasien Kapsul

:15-20mg/kg/hari diberikan tiap 6 jam

Dosis Resep

Kapsul

:cotrimoxazole diberikan 1x sehari 960mg, hal ini sesuai dengan literature6. AmbroxolDosis Literatur

Kapsul: 60-120mg/hariKekuatan sediaan: Tiap tablet mengandung 30mg ambroxol

Dosis Pasien Tablet

:60-120mg/hari

Dosis Resep : Ambroxol diberikan 3x1 (30mg) dan hal ini sesuai dengan literatur

7. RifampisinDosis Literatur

Tablet: Anak