ekbang, teori rostow
TRANSCRIPT
PERSENTASI, TAHAP2 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN SUATU NEGARA BERDASARKAN TERI ROSTOW
1.JELASKAN MENGENAI TEORI ROSTOW TERSEBUT
2.FAKTOR2 APA SAJA YANG MEMPENGARUHI TAHAPAN2 TERSEBUT
3.BAGAIMANA PENGARUH TEORI ROSTOW TERHADAP INDONESIA
1. JELASKAN MENGENAI TEORI ROSTOW
TERSEBUT
Menurut Rostow, proses pembangunan ekonomi bisa dibedakan ke dalam 5 tahap yaitu
mesyarakat tradisional (the traditional society), prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for
take-off), tinggal landas (the take-off), menuju kedewasaan (the drive to maturity), dan masa
konsumsi tinggi (the age of higt mass-consumtion)
Dasar pembedaan tahap pembangunan ekonomi menjadi 5 tahap tersebut adalah karakteristik
perubahan keadaan ekonomi, social dan politik yang terjadi. Menurut Rostow, pembangunan ekonomi
atau proses transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan proses
yang multi-dimensional. Pembangunan ekonomi bukan hanya berarti perubahan struktur ekonomi
suatu Negara yang ditunjukkan oleh menurunnya peranan sector pertanian dan peningkatan peranan
sector industri saja.
Menurut Rostow, disamping perubahan seperti itu, pembangunan ekonomi berarti pula
sebagai suatu proses yang menyebabkan antara lain:
1. perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan social yang pada mulanya perorientasi
kepada suatu daerah menjadi perorientasi keluar
2. perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, yaitu dari
menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.
3. perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakukan incestasi yang tidak
produktif (menumpuk emas, membeli rumah, dan sebagainya) menjadi investasi yang
produktif.
4. perubahan sikap hidup dan adapt istiadat yang terjadi, merangsang pembangunan ekonomi
(misalnya penghargaan terhadap waktu, pernghargaan terhadap pertasi perorangan dan
sebagainya.)
tahapan-tahapan :
Kelima tahapan tersebut yaitu masyarakat tradisional, pra-kondisi untuk lepas landas, lepas landas,
menuju kedewasaan, dan zaman konsumsi massa tinggi. Kelima tahap pertumbuhan tersebut
berlangsung secara linear. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi pembangunan yaitu investasi,
konsumsi dan tren sosial dalam tingkatan masing-masing.
1. Tahapan Masyarakat Tradisional
Adalah masyarakat yang memiliki struktur yang berkembang terbatas pada fungsi-fungsi produksi.
Berbasis pada pengetahuan dan teknologi pre-newtonian yang percaya bahwa dunia eksternal hanya
tunduk pada hukum yang dapat dipelajari. Bahwa produktivitas manusia tergantung pada tersedianya
barang-barang produksi bukan pada kemampuan akal atau kecerdikan manusia.
Meskipun konsepsi tentang masyarakat tradisional selalu berubah, namun ada beberapa fakta sentral
tentang masyarakat tradisional. Pertama, tingkat kemampuan output per individu terbatas.
Keterbatasan itu disebabkan oleh tidak tersedianya teknologi modern untuk mengolah potensi yang
ada. Kalaupun tersedia, teknologi modern tersebut tidak diterapkan secara tepat dan sistematis.
Kedua, kondisi masyarakat cenderung kurang stabil. Misalnya luas daerah dan volume perdagangan
berfluktuasi seiring dengan tingkat pergolakan sosial politik. Berbagai kegiatan pertanian dan
manufaktur berkembang tetapi tingkat produktivitasnya terbatasi oleh tidak tersedianya pengetahuan
dan skill penguasaan teknologi modern.
Ketiga, memusatkan perhatian pada pengembangan sektor pertanian. Pemusatan tersebut berakar pada
produktivitas mereka yang terbatas. Corak masyarakat tradisional yang agraris ini memunculkan
struktur social yang bersifat hierarkis. Hubungan keluarga dan klan memaikan peranan besar dalam
organisasi sosial.
Keempat, corak kepemimpinan masih bersifat feodalistik. Pusat kekuatan politik umumnya dibawah
kendali para tuan tanah. Untuk mengontrol dan mengendalikan kekuasaan, mereka memiliki pegawai
atau antek-antek yang patuh.
2. Tahapan Pra-Kondisi untuk Lepas Landas
Setelah tahapan tradisional, selanjutnya masyarakat memasuki tahap pra kondisi untuk lepas landas,
atau masa transisi. Selama proses ini berlangsung masyarakat mengalami transformasi melalui
berbagai cara yang diperlukan masyarakat untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tahapan prakondisi lepas landas mulanya berkembang di Eropa Barat pada awal abad 18. Ketika itu
wawasan ilmu pengetahuan modern mulai digunakaan dalam fungsi-fungsi produksi baru di sektor
pertanian dan industri. Didukung dengan situasi yang dinamis akibat adanya ekspansi mendatar
pasaran dunia dan persaingan internasional. Namun apa yang terjadi pada masa abad pertengahan
turut andil dalam pembentukan prasyarat untuk lepas landas di Eropa Barat.
Inggris, sebagai salah satu negara di Eropa Barat, adalah negara pertama yang secara penuh telah
membangun prasyarat untuk lepas landas. Hal ini bisa terjadi karena Inggris memiliki beberapa
kelebihan antara lain keadaan geografis yang menguntungkan, sumber daya alam, peluang
perdagangan, struktur sosial dan politik yang lebih baik dibanding negara tetangganya.
Selain faktor internal, perubahan pada tahap kedua ini juga disebabkan oleh adanya pengaruh dari
luar, masyarakat yang lebih maju. Bentuk invasi atau penjajahan yang dilakukan bangsa Eropa
terhadap negara dunia ketiga, yang hampir semuanya masyarakat tradisional, telah memacu
keruntuhan tradisionalitas itu sendiri. Invasi-invasi bangsa Eropa juga memasukkan dan
menggerakkan nilai modernitas di masyarakat tradisional. Bukan saja karena modernitas menjanjikan
kemajuan ekonomi, tetapi justru dengan kemajuan ekonomilah beberapa tujuan lainnya bisa dicapai.
Pada tahap ini ditandai dengan diterimanya pendidikan sekuler yang mengajarkan tentang
perpindahan modal, khususnya melalui pendirian bank dan mata uang. Munculnya kalangan
wirausahawan dengan motode-metode produksi yang baru (en.wikipedia.org).
3 . Tahapan Lepas Landas
Masa lepas landas terjadi ketika pertumbuhan sektor menjadi suatu yang wajar dan masyarakat
digerakkan lebih banyak oleh proses ekonomi daripada tradisi. Pada level ini norma pertumbuhan
ekonomi terbangun dengan baik.
Di negara-negara kaya, terutama yang penduduk utamanya berasal dari Inggris seperti Amerika
Serikat, Kanada, stimulus utama menuju lepas landas adalah teknologi. dalam kasus umum, tahap
lepas landas tidak hanya menunggu terbentuknya modal eksploitasi sosial dan perkembangan
teknologi di sektor industri dan pertanian, tetapi juga menunggu kemunculan kekuasaan politik dari
suatu kelompok.
Selama tahap lepas landas, industri berkembang dengan pesat, banyak industri baru bermunculan.
Pada gilirannya merangsang kebutuhan atas layanan jasa yang mendukung para pekerja industri.
Pesatnya industri di masa ini memberikan peningkatan pendapatan para pekerja. Tabungan mereka
gunakan untuk terlibat dalam kegiatan sektor modern. Dari sini muncul kelas baru pengusaha.
Setelah tahap lepas landas, suatu negara membutuhkan waktu 50 – 100 tahun untuk mencapai tahap
kedewasaan.
4. Menuju Kedewasaan
Sekurangnya dibutuhkan waktu 40 tahun setelah lepas landas, level kedewasaan ekonomi suatu
negara dapat tercapai. Fokus perekonomian kini bergeser dari industri dan teknologi menuju proses
perluasan yang lebih baik dan secara teknologi seringkali lebih kompleks. Tahap kedewasaan merujuk
pada kebutuhan ekonomi untuk melakukan difersifikasi. Ini adalah tahapan di mana suatu
perekonomian menunjukkan kapasitas teknologi maupun manajerial untuk memproduksi bukan
segalanya, melainkan apa saja yang dikehendaki untuk diproduksi.
Difersifikasi ini pada akhirnya mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan standar hidup,
seperti misalnya masyarakat tidak perlu lagi mengorbankan kenyamanannya untuk menguatkan sektor
tertentu.
5. Zaman Konsumsi Massa Tinggi
Zaman konsumsi massa tinggi merupakan periode yang kini dialami oleh banyak warga Negara Barat
di mana konsumen cenderung pada barang konsumsi yang tahan lama. Pada tahap sebelumnya, terjadi
dua hal penting yaitu pendapatan riil per kapita naik pada titik dimana sebagian besar masyarakat
memiliki tingkat konsumsi yang melebihi kebutuhan dasar.
Sebagai kelanjutan dari tahap kedewasaan ekonomi, masyarakat tak lagi berhasrat besar melakukan
ekspansi ekonomi. Masyarakat cenderung menggunakan sumber daya yang bertambah untuk
kesejahteraan dan tunjangan sosial.
Setelah melewati zaman konsumsi tinggi, perilaku masyarakat bergeser pada perilaku menikmati
hasil-hasil pembangunan. Rostow menggunakan dinamika Buddenbrooks sebagai metafor untuk
menjelaskan perubahan sikap masyarakat. Masyarakat pasca-konsumsi layaknya cerita dalam
Buddenbrooks, novel karya Thomas Mann yang bercerita tentang sebuah keluarga tiga generasi.
Generasi pertama memiliki minat pada pengembangan ekonomi, generasi kedua fokus pada
penguatan sektor ekonomi dalam struktur sosial. Sementara generasi ketiga lebih condong pada
penggunaan uang dan kebutuhan prestise melalui dunia seni dan musik.
Teori Dinamika Produksi
Tahapan pembangunan tidak hanya deskriptif, tidak pula hanya suatu cara untuk menggeneralisir
beberapa pengamatan faktual tentang urutan pertumbuhan masyarakat. Tahapan pembangunan
memiliki logika tersendiri yang berkesinambungan. Tahapan tersebut mempunyai kerangka analitik
yang berakar pada teori dinamika produksi.
Teori klasik pembangunan dirumuskan berdasarkan asumsi dasar yang statis yang membatasi atau
hanya mengijinkan variabel yang paling relevan dengan proses pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana
upaya ahli ekonomi modern untuk menggabungkan teori produksi klasik dengan analisis pendapatan
Keynessian, mereka mengenalkan variabel dinamis seperti populasi, teknologi, kewirausahaan dan
lain lain. Tetapi mereka cenderung terlalu kaku dan umum sehingga model yang mereka tawarkan
tidak dapat menarik fenomena penting dari pertumbuhan, justru terlihat seperti ahli sejarah ekonomi.
Kita butuh sebuah teori produksi dinamis yang mengisolasi tidak hanya distribusi pendapatan antara
konsumsi, menabung dan investasi (dan keseimbangan produksi antara konsumer dan modal barang),
tetapi juga yang secara langsung memfokuskan pada komposisi investasi dan pembangunan dalam
sektor ekonomi tertentu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan2
tersebut :1. Masyarakat Tradisionala. Berdasarkan pertanianb. Ilmu pengetahuan masih belum banyak dikuasai.c. Dikuasai kepercayaan2 tentang kekuatan2 di luarmanusiad. Masyarakat cenderung bersifat statis, dalam artikemajuan berjalan sangat lambat.e. Produksi digunakan u/ konsumsi, tidak ada investasi
2. Prakondisi u/ Lepas Landasa. Campur tangan dari luar menggoncangkanmasy. Tradisional, sehingga muncul idepembaharuan. Mis: dibukanya armada AL AS diJepang.b. Usaha u/ meningkatkan tabungan masyarakatterjadi, dimana tabungan tsb dimanfaatkan u/sektor2 produktif yang menguntungkan. Mis:Pendidikan
3. Lepas Landasa. Tersingkirnya hambatan proses pertumbuhanekonomi.b. Tabungan dan investasi yg efektif meningkat
dari 5% - 10 %.c. Pertanian menjadi usaha komersial u/ mencarikeuntungan, tidak hanya u/ konsumsi.d. Industri baru berkembang pesat, dimanakeuntungan dari industri tsb ditanamkankembali ke pabrik baru.
4. Bergerak ke Kedewasaana. Teknologi diadopsi secara meluas.b. Pada tahap ini negara memantapkan posisinyadalam perekonomian global; barang yg tadinyaimpor diproduksi sendiri.c. Tabungan & investasi yg efektif meningkatantara 10% - 20%.
5. Konsumsi Massal yg Tinggia. Konsumsi tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok u/hidup tapi meningkat ke kebutuhan yg lebih tinggi.b. Perubahan orientasi produksi dari kebutuhan dasarmenjadi kebutuhan barang konsumsi tahan lama.c. Surplus ekonomi tidak lagi digunakan u/ investasi tetapidigunakan u/ kesejahteraan sosial.d. Pada tahap ini pembangunan sudah berkesinambungan.
3. bagaimana dengan indonesia
1.Penerapan teori modernisasi di Indonesia saat menjalin kerjasama dengan IMF ternyata membawa
dampak buruk bagi pembangunan ekonomi Indonesia yang disebabkan dominasi IMF terhadap
pengambilan kebijakan ekonomi Indonesia.
2.Dalam kerjasama Indonesia dengan IMF, teori depedensi menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi
krisis. Peluanasan utang bukan berarti Indonesia lepas dari keanggotaan IMF. Sehingga Indonesia
masih menerapkan teori modernisasi dengan mengikuti lembaga internasional, sekaligus menerapkan
teori dependensi dengan tidak tergantung lagi pada bantuan dari IMF.
3.Kedua teori yang diterapkan bersamaan di Indonesia melahirkan strategi pembangunan campuran.
KRITIK DAN SARAN
1.Para politisi yang duduk dalam pemerintah untuk mengambil kebijakan, sebaiknya
berkonsultasi atau berkomunikasi dengan para ekonom. Sehingga kebijakan tersebut bisa
meminimalisir efek buruk pada ekonomi Indonesia.
2.Walaupun Indonesia masih membuka tangan bagi bantuan asing, namun seharusnya lebih
selektif lagi. Indonesia bisa saja memanfaatkan bungan pinjaman dari negara lain yang cukup
rendah, seperti Malaysia yang besarnya 6-7 persen dan Jepang yang hanya 2 persen.
3.Indonesia harus waspada dan selektif dalam menjalin hubungan kerjasama.