ekologi lahan basah

Download ekologi lahan basah

If you can't read please download the document

Upload: eudaimoniyan

Post on 18-Jan-2016

43 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

sistem laut menjadi satu bagian penting dalam pembahasan terkait lahan basah

TRANSCRIPT

Muhammad Zainul Muttaqin/1508100063

Ekologi Lahan Basah

Mengapa sistem laut menjadi satu bagian penting dalam pembahasan terkait lahan basah.

Untuk mengetahui apakah sistem laut merupakan bagian dari lahan basah kita harus mengetahui pengertian lahan basah, laut dan batasan-batasan (ciri terminology) lahan basah. Menurut teori Ramsar Lahan basah adalah wilayah rawa, lahan gambut dan air, baik alami atau buatan, bersifat tetap atau sementara, berair ladung (stagnant, static), atau mengalir yang bersifat tawar, payau atau asin, mencakup wilayah air marin yang pada waktu surut tidak lebih daripada enam meter. Pada konfrensi Ramsar juga disepakati bahwa lahan basah dibagi menjadi 5 bagian, yaitu : Marine, Estuarine, Lacustrine, Riverine, Palustrine. Sedangkan menurut Mitsch and Gosselink (2007), mendefinisikan Lahan basah dikenal dengan terdapatnya air, baik dipermukaan maupun di zona perakaran, Lahan basah memiliki kondisi tanah khas yang berbeda dari daerah dataran tinggi yang berdekatan, Lahan basah mendukung biota seperti vegetasi yang teradaptasi terhadap kondisi basah (hydrophytes) dan tidak akan ditemukan biota yang tidak toleran terhadap kondisi basah/terendam. Dari beberapa devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa lahan basah memeiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Merupakan daerah perairan (untuk wilayah laut waktu surut tidak lebih dari 6 meter) Berupa perairan baik alami atau buatan, bersifat tetap atau sementara, berair ladung (stagnant, static), atau mengalir yang bersifat tawar, payau atau asin, mencakup wilayah air marin yang pada waktu surut tidak lebih daripada enam meterMemiliki kondisi tanah yang khusus (memiliki perbedaan struktur yang dengan daratan)Memiliki biota yang khusus (yang hanya toleran pada kondisi di wilayah tersebut dan tidak ditemukan di wilayah yang lain dan Lebih dari 50 % didominasi oleh spesien tamaman hydrophytic ) Keadaan basah selama musim pertumbuhan

Laut adalah suatu wilayah laut terbuka yang menutupi continental shelf. Wilayah laut maliputi perairan intertidal atau subtidal yang mempunyai kedalaman kurang dari 6m pada pasang surut terendah yang dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu; pantai berbatu (rocky shores), tebing pantai, terumbu karang, paparan berlumpur dan berbatu. Kawasan pantai adalah kawasan yang secara topografi merupakan dataran rendah dan dilihat secara morfologi berupa dataran pantai. Secara geologi, batuan penyusun dataran umumnya berupa endapan aluvial yang terdiri dari lempung, pasir dan kerikil hasil dari pengangkutan dan erosi batuan di bagian hulu sungai.

Air laut memiliki kadar garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram garam (terutama, namun tidak seluruhnya, garam dapur/NaCl). Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.

Vegetasi didaerah perairan laut terdiri dari mangrove, lamun dan terumbu karang, serta biota laut lainnya. Mangrove dalam ekologi tumbuhan digunakan untuk semak dan pohon yang tumbuh didaerah intertidal dan subtidal dangkal di rawa pasang tropika dan subtropika. Mangrove. Lamun didefinisikan sebagai satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati. Beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas.

Dari penjelasan tentang pengertian lahan basah, laut dan batasan-batasan (ciri terminology) lahan basah maka menurut pendapat saya dapat dismpulkan bahwa sistem laut merupakan bagian dari sistem lahan basah, hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri fisik air laut yang merupakan sistem perairan air asin yang mempunyai kadar garam kurang lebih dari 3.5 %. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Hal ini merupakan ciri khusus dari sistem laut yang berbeda dengan wilayah lain, selain itu sistem laut juga memiliki kondisi tanah yang khusus yang berbeda dengan daratan atau wilayah lain, Memiliki biota yang khusus yang hanya dapat tumbuh dan berkembang di wilayah sistem laut, yaitu mangrove, lamun, terumbu karang serta biota laut lain (meliputi ; mamalia, reptil, amphibia, aves, pisces, mollusca, crustaceae, echinodermata, dll). Selain itu, sebagai wilayah yang memiliki jumlah volume air terbesar laut memiliki peran penting dalam mengatur dan mengendalikan sistem perairan lahan basah (sungai, rawa, muara dan danau). Siklus terjadinya hujan (Hydrologi) menjelaskan bahwa air laut merupakan komponen utama dalam terbentuknya hujan, air laut yang menguap menjadi awan akan terbawah oleh angin dan akan mengeluarkan hujan ke sistem lahan basah rawa, danau, sungai dan muara. Sehingga memungkinkan terbentuknya lahan basah yang baru diwilayah lain, menambah volume dan merubah sifat fisikokimia (salinitas, derajat keasaman, suhu) air disuatu wilayah lahan basah. Hal ini merupakan alasan terpenting mengapa pada konferensi RAMSAR, laut dimasukkan ke dalam 5 sistem basar lahan basah (Haryani, 2005).