epid - intervensi gizi - bab 3

Upload: hedi-hardiyanti-adi

Post on 18-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

stunting

TRANSCRIPT

IKM

IKM

EPIDEMIOLOGIHasil survey WHO , DHS, MICS, UNICEF tahun 2007-2011 melibatkan 128 negara. Hasilnya : peringkat pertama dipegang oleh Afganistan, dengan persentase rata-rata 59% dan peringkat terakhir dipegang oleh Amerika Serikat dengan persentase rata-rata 3%. Indonesia sendiri berada ditengah-tengah dengan persentase 36%.

Dari Riskesdas 2013 : prevalensi stunting/pendek di Indonesia secara nasional tahun 2013 adalah 37,2 persen, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Prevalensi pendek sebesar 37,2 persen terdiri dari 18,0 persen sangat pendek dan 19,2 persen pendek.

Terdapat 20 provinsi diatas prevalensi nasional dengan urutan dari prevalensi tertinggi sampai terendah, yaitu:(1) Nusa Tenggara Timur, (2) Sulawesi Barat, (3) Nusa Tenggara Barat, (4) Papua Barat, (5) Kalimantan Selatan, (6) Lampung, (7) Sulawesi Tenggara, (8) Sumatera Utara, (9) Aceh, (10) Kalimantan Tengah, (11) Maluku Utara, (12) Sulawesi Tengah, (13) Sulawesi Selatan, (14) Maluku, (15) Papua, (16) Bengkulu, (17) Sumatera Barat, (18) Gorontalo, (19) Kalimantan Barat dan (20) Jambi.

Nusa Tenggara Timur adalah provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia (Riskesdas, 2013)

Intervensi Gizi pada StuntingSecara global, telah dicanangkan berbagai program untuk mencegah dan menurunkan prevalensi stunting, diantaranya adalah dengan menggunakan pendekatan aksi nutrisi essensial (The Essential Nutrition Actions/ENAs) yang dicanangkan WHO.

Program tersebut mencakup :Pemberian nutrisi sehat bagi wanitaPemberian ASI eksklusif pada bayi 0 6 bulanPemberian makanan tambahan yang sehat pada bayi usia 6 35 bulanMemberikan makanan pada balita yang sakit, dan setelah sakitMencegah defisiensi yodiumMencegah anemia defisiensi besiMencegah defisiensi vitamin A

BAB 3TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA GIZI DENGAN KEJADIAN STUNTING

Asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama masalah gizi yang kronis anak terhambat pertumbuhannya stunting

Ibu yang kurang gizi bayi dalam kandungan mengalami retardasi pertumbuhan intera uterin bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lebih lambat dari bayi yang dilahirkan normal sering gagal menyusul tingkat pertumbuhan yang seharusnya dia capai pada usianya setelah lahir stunting

Bayi BBLR gangguan saluran pencernaan kurang dapat menyerap lemak dan mencerna protein kurangnya cadangan zat gizi dalam tubuh pertumbuhan bayi terganggu bila berlanjut dengan pemberian makanan yang tidak mencukupi infeksi + perawatan kesehatan yang tidak memadai anak stunting

Anak yang mendapat makanan cukup tetapi karena sering sakit infeksi seperti diare terjadi penurunan utilisasi zat gizi sedangkan kebutuhan meningkat kurang gizi terhambat pertumbuhan stunting

anak yang makan tidak mencukupi kebutuhan daya tahan tubuhnya akan lemah mudah sakit / infeksi ditambah dengan kurangnya gizi pertumbuhan terhambat stuntinganak yang sakit kurang nafsu makan asupan makanannya rendah kurang gizi stunting