epistaksis

20
EPISTAKSIS EPISTAKSIS OLEH : OLEH : Dr. SARWASTUTI HENDRADEWI Dr. SARWASTUTI HENDRADEWI , Sp THT-KL, MSi , Sp THT-KL, MSi Med Med

Upload: jumaymaya

Post on 07-Dec-2014

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

FK UNISMA

TRANSCRIPT

Page 1: EpistaKsIs

EPISTAKSISEPISTAKSIS

OLEH :OLEH :

Dr. SARWASTUTI HENDRADEWIDr. SARWASTUTI HENDRADEWI, Sp THT-KL, MSi Med, Sp THT-KL, MSi Med

Page 2: EpistaKsIs

1.1. Epistaksis minor berulangEpistaksis minor berulang

2.2. Perdarahan anterior aktif-minorPerdarahan anterior aktif-minor

3.3. Perdarahan positif aktifPerdarahan positif aktif

4.4. Epistaksis karena trauma hidungEpistaksis karena trauma hidung

5.5. Epistaksis karena perdarahan spesifikEpistaksis karena perdarahan spesifik

6.6. Epistaksis pada penderita LeukemiaEpistaksis pada penderita Leukemia

Page 3: EpistaKsIs

Jika penderitanya tidak sampai syok Jika penderitanya tidak sampai syok periksa dengan posisi duduk keluarkan periksa dengan posisi duduk keluarkan jendalan darah, Chek: bleeding pointjendalan darah, Chek: bleeding point

Jika jendalan darah ada namun perdarahan Jika jendalan darah ada namun perdarahan tetap ada ukur tensitetap ada ukur tensi

Page 4: EpistaKsIs

PENANGANANPENANGANAN

Kalau ringan didepan mungkin karena pleksus Kalau ringan didepan mungkin karena pleksus kisselbach tekan cuping bila perdarahan kisselbach tekan cuping bila perdarahan tetap ada beri antikoagulan intra vena tetap ada beri antikoagulan intra vena masih gagalmasih gagal

pasang tampon di rongga hidung dari kasa steril pasang tampon di rongga hidung dari kasa steril dibuat jangan kering, beri betadin atau salep dibuat jangan kering, beri betadin atau salep maksudnya selain menghentikan perdarahan bisa juga maksudnya selain menghentikan perdarahan bisa juga tidak melukai mukosa, pertama kali pakai tampon tidak melukai mukosa, pertama kali pakai tampon anterior jika gagal diganti tampon posterior anterior jika gagal diganti tampon posterior menutup choana gagalmenutup choana gagal

ligasi, biasanya a. maksillarisligasi, biasanya a. maksillaris

Page 5: EpistaKsIs

Periksa laborat dengan chek HB jika kurang 10 Periksa laborat dengan chek HB jika kurang 10 transfusitransfusi

Tampon dilepas dalam 2 hari, kalau masih ada darah Tampon dilepas dalam 2 hari, kalau masih ada darah segar potong tampon untuk mengurangi tekanansegar potong tampon untuk mengurangi tekanan

Jangan lupa memberikan AB karena dengan tampon Jangan lupa memberikan AB karena dengan tampon kita menimbun sekret hidung, ditakutkan jika ada kita menimbun sekret hidung, ditakutkan jika ada kuman syok sindrom karena toksin dari kuman kuman syok sindrom karena toksin dari kuman tersebuttersebut

Tampon posterior bisa dilepas kira-kira 5 hari dan Tampon posterior bisa dilepas kira-kira 5 hari dan untuk memasang atau melepas dilakukan anestesi untuk memasang atau melepas dilakukan anestesi lokallokal

Page 6: EpistaKsIs

NEOPLASMANEOPLASMA1.1. Papiloma SquomosaPapiloma Squomosa2.2. Papiloma InversiPapiloma Inversi3.3. Plasmitoma extra medularisPlasmitoma extra medularis4.4. Displasia fibrosaDisplasia fibrosa5.5. Angiofibroma NasofaringAngiofibroma Nasofaring

LAIN-LAINLAIN-LAIN1.1. Perforasi SeptumPerforasi Septum2.2. Benda asingBenda asing3.3. RinolitRinolit4.4. RinofimaRinofima

Page 7: EpistaKsIs

RINITHIS NON ALERGI NON RINITHIS NON ALERGI NON INFEKSIINFEKSI

Rinitis merupakan suatu peradangan di rongga Rinitis merupakan suatu peradangan di rongga hidung yang disebabkan oleh berbagai macam hidung yang disebabkan oleh berbagai macam kelainankelainan

Keluhan dan gejalaKeluhan dan gejala

1.1. Sumbatan pada rongga hidungSumbatan pada rongga hidung

2.2. RhonoreaRhonorea

3.3. Post Nasal DripPost Nasal Drip

4.4. Rasa tertekan di sinus paranasalis (sefalgia)Rasa tertekan di sinus paranasalis (sefalgia)

Page 8: EpistaKsIs

KELAINAN YANG MENYEBABKAN RINITISKELAINAN YANG MENYEBABKAN RINITIS Kondisi Hormonal: kehamilan dan hipotiroidKondisi Hormonal: kehamilan dan hipotiroid Penyakit Autoimmun: Chung-Strauss, Sj “ogren”Penyakit Autoimmun: Chung-Strauss, Sj “ogren” Penyakit Granuloma: Sarkoidosis dan Wagener Penyakit Granuloma: Sarkoidosis dan Wagener

SyndromSyndrom Sumbatan pada rongga hidung: Tumor, kelainan Sumbatan pada rongga hidung: Tumor, kelainan

anatomi dan benda asinganatomi dan benda asing Pemakaian obat-obatan aspirin/NSAIDS: nasal Pemakaian obat-obatan aspirin/NSAIDS: nasal

dekongestan, bromocriptin, ophtalmica Beta Blocker, dekongestan, bromocriptin, ophtalmica Beta Blocker, Estrogen/Oral kontrasepsi, Anti HipertensiEstrogen/Oral kontrasepsi, Anti Hipertensi

Rinitis VasomotorRinitis Vasomotor OzenaOzena

Page 9: EpistaKsIs

RINITIS KARENA HORMONALRINITIS KARENA HORMONAL Keluhan dan gejalaKeluhan dan gejala

- Waktu Pubertas- Waktu Pubertas- Keham- Kehamiilanlan- Rinitis Honeymoon- Rinitis Honeymoon- Menstruasi- Menstruasi- Pemakaian kontrasepsi hormonal- Pemakaian kontrasepsi hormonal

Rinitis hilang setelah usia kehamilan 3 bulan Rinitis hilang setelah usia kehamilan 3 bulan (biasanya) atau baru berakhir setelah kelahiran. Perlu (biasanya) atau baru berakhir setelah kelahiran. Perlu diperhatikan adanya infeksi sekunderdiperhatikan adanya infeksi sekunder

Biasanya Biasanya dischargedischarge serous oleh karena infeksi serous oleh karena infeksi sekunder jadi purulentsekunder jadi purulent

Page 10: EpistaKsIs

Pengobatan Simptomatik:Pengobatan Simptomatik:- Dekongestan- Dekongestan- Mukolitik- Mukolitik- Anti Histamin- Anti Histamin

Pada Wanita HamilPada Wanita Hamil- Jangan beri kort- Jangan beri kortiikosteroidkosteroid- Jika ada infeksi sekunder diberi AB- Jika ada infeksi sekunder diberi AB

Hormon TiroidHormon Tiroid Mix edema: sumbatan pada rongga hidungMix edema: sumbatan pada rongga hidung Rhinorhoe akan menetap walau sudah dilakukan Rhinorhoe akan menetap walau sudah dilakukan

konkotomikonkotomi

Page 11: EpistaKsIs

PEMAKAIN KONTRASEPTIKPEMAKAIN KONTRASEPTIK(Toppozado 1984) Kontraseptik hormonal dengan kadar estrogen

yang tinggi Glandula hiperaktif yang meninggi Metaplasia squamosa Edema intra epital Proliferasi histiosit Peningkatan penimbunan jaringan ikat

Lama kelamaan menjadi Hiperaktif: Jika tidak bisa ditangani dengan medikamentosa dilakukan

konkotomi ( biasanya pada conca inferior atau medius karena suprema jarang terlihat)

Page 12: EpistaKsIs

RINITIS KARENA SUMBATAN PADA RONGGA RINITIS KARENA SUMBATAN PADA RONGGA HIDUNGHIDUNG

1.1. Tumor di rongga hidungTumor di rongga hidung Tumor JINAK:Tumor JINAK:

- Sumbatan dari ringan sampai barat- Sumbatan dari ringan sampai barat- Rinorea mukoid infeksi jadi mukopurulent- Rinorea mukoid infeksi jadi mukopurulent

Tumor GANAS diikutiTumor GANAS diikuti- foeter- foeter- epistaksis karena ulkus- epistaksis karena ulkus- def- deforormitas hidungmitas hidung- dapat disertai dengan rhinor- dapat disertai dengan rhinorhohoea serosangeus atau ea serosangeus atau mukopurulentmukopurulent

Proses kronik berjalan lebih dari 3 bulanProses kronik berjalan lebih dari 3 bulan

Page 13: EpistaKsIs

Kelaianan tumor bisa berasal dari hidungnya Kelaianan tumor bisa berasal dari hidungnya namun juga dari rongga sinus tidak dapat namun juga dari rongga sinus tidak dapat keluar menumpuk di sinus tumorkeluar menumpuk di sinus tumor

mendesak ke hidungmendesak ke hidung

Page 14: EpistaKsIs

2. KELAINAN ANTOMI2. KELAINAN ANTOMI

Deviasi SeptumDeviasi Septum

Anak umur 7 – 10 tahun tidak ada gejala dan Anak umur 7 – 10 tahun tidak ada gejala dan keluhankeluhan

Orang dewasa: karena rinorea yang kronisOrang dewasa: karena rinorea yang kronis

- sumbatan unilateral atau dapat bilateral- sumbatan unilateral atau dapat bilateral

- hipertropi kompensasi dari konka - hipertropi kompensasi dari konka

- pusing yang menetap = sefalgia karena - pusing yang menetap = sefalgia karena kontak septum dengan konka hipertropikontak septum dengan konka hipertropi

Page 15: EpistaKsIs

Dengan adanya deviasi septum, mukus dirongga Dengan adanya deviasi septum, mukus dirongga kanan dan kiri tidak sama perubahan kanan dan kiri tidak sama perubahan volume makin luas sehingga volume makin luas sehingga turbulensi makin hebat sumbatan sisi turbulensi makin hebat sumbatan sisi rongga yang lebih lebar sumbatan rongga yang lebih lebar sumbatan mengiritasi hipertropi konka rongga mengiritasi hipertropi konka rongga yang tadinya kecil menjadi lebih luas sedikit yang tadinya kecil menjadi lebih luas sedikit rongga yang tadinya lebar karena konka rongga yang tadinya lebar karena konka hipertropi menjadi sempit turbulensi hipertropi menjadi sempit turbulensi berubah begitu seterusnya menjadi berubah begitu seterusnya menjadi keduanya tersumbatkeduanya tersumbat

Page 16: EpistaKsIs

Jika sampai tahap sub akut / kronis selain Jika sampai tahap sub akut / kronis selain diberi antibiotik tambah spoeling (dicuci) diberi antibiotik tambah spoeling (dicuci) jadi disinus di pungsi dilakukan pencucian jadi disinus di pungsi dilakukan pencucian reversibel jika dicuci 3 – 5 kali reversibel jika dicuci 3 – 5 kali

bersihbersih Kalau irreversibel operatifKalau irreversibel operatif

1. Antrostomi baik intranasal maupun ekstranasal1. Antrostomi baik intranasal maupun ekstranasal

2. Windows pada meatus nasi inferior2. Windows pada meatus nasi inferior

3. FESS3. FESS

Page 17: EpistaKsIs

HIPERTROPI ADENOIDHIPERTROPI ADENOID

- Anak dibawah 10 tahun pertahanan tubuh di - Anak dibawah 10 tahun pertahanan tubuh di nasofaringnasofaring

- Terjadi gangguan aliran sekret, rhinorea, sumbatan - Terjadi gangguan aliran sekret, rhinorea, sumbatan hidung, batuk kronis, dengkur saat tidurhidung, batuk kronis, dengkur saat tidur

- Tx; Adenoidektomi- Tx; Adenoidektomi

PemeriksaanPemeriksaan

- Rinoskopi anterior: i phenomen/ falatal phenomen - Rinoskopi anterior: i phenomen/ falatal phenomen negatif, tidak ada gerakannegatif, tidak ada gerakan

- Rinoskopi posterior- Rinoskopi posterior

Page 18: EpistaKsIs

3. BENDA ASING3. BENDA ASING Pada anak anak: Pada anak anak:

- Rinorrea yang berbau pada satu sisi- Rinorrea yang berbau pada satu sisi

- Foeter unilateral- Foeter unilateral

- Rinolit- Rinolit Gejala khas: bau busuk pada satu sisiGejala khas: bau busuk pada satu sisi

Page 19: EpistaKsIs

TERIMA KASIHTERIMA KASIH

Page 20: EpistaKsIs