etiopatogenesis polip nasi
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Etiopatogenesis Polip Nasi
1/10
ETIOPATOGENESIS POLIP NASI
Abstrak
Polip nasi adalah massa lunak, berwarna merah muda atau putih mutiara yang biasanya
tersambung dengan mukosa nasal oleh tangkai yang lembek. Gambaran histologi dari polip
nasi menunjukkan perbedaan signifikan pada kasus tertentu. Dikarenakan banyaknya jenis
polip nasi, pemilihan dari terapi laringologikal yang tepat merupakan hal yang sulit.
Kesulitan dalam terapi dikarenakan oleh kurangnya konsensus diantara dokter sehubungan
dengan etiopatogenesis polip nasi. Etiopatogenesis polip nasi kemungkinan tidak homogen
dan pembentukan polip dipengaruhi oleh banyak mekanisme yang berdampingan.
Kata Kunci: Polip Nasi, Histologi, erapi
Pendahuluan
Polyposis nasal merupakan kondisi yang mana membawa dokter ke lebih banyak
pertanyaan daripada jawabannya. ampaknya, sekarang ini hal tersebut sudah seharusnya
tidak menjadi kendala dikarenakan oleh adanya fakta bahwa polyposis nasal mempengaruhi
masyarakat selama berabad!abad. Polyposis nasal disebutkan di "atatan Hippo"rates dari
abad ke # sebelum masehi. Kejadian polyposis nasal dikonfirmasi oleh prasasti di makam
$aja %abur yang mana lubang hidungnya sudah &dibebaskan' oleh penyembuh (esir
bernama Ni!)nkh %ekhmed.
*aringolog memperkirakan polyposis pada saat pemeriksaan rhinoskopi dengan skala
# derajat, yang diajukan pada tahun +- oleh ohansen/
-
7/23/2019 Etiopatogenesis Polip Nasi
2/10
Polip tidak teridentifikasi
PolyposisRingan (polip kecil yang
tidak mencapai tepi atas dari konka
nasi bawah)
PolyposisSedang (polip sedang yang
terlokalisasi diantara tepi atas dan tepi
bawah konka nasi bawah yang
mengarah ke gangguan signifikan
permiabilitas cavitas nasal)
PolyposisBerat (mengarah ke
sumbatan total dari jalan nafas, padabagian cavitas nasal tsb)
*aringolog membagi polip nasi
ke dalam beberapa tipe/
0nilateral
1ilateral
Polip tanpa tambahan gangguan kronik sistem respirasi
Polip tanpa tambahan asma dan intoleransi obat anti inflamasi non steroid
Polip dengan insufisiensi imun lokal atau general
Perlu disebutkan bahwa gambaran makroskopik semua tipe polip nasi hampir mirip.
Polip adalah massa lunak, berwarna merah muda atau putih mutiara, biasanya tersambung
dengan mukosa nasal oleh tangkai yang lembek 2Gambar + dan 34. 1agaimanapun juga,
gambaran histologi menunjukkan perbedaan signifikan, pada kasus tertentu 2Gambar -4. Hal
ini menunjukan bahwa polip nasi tertutup epitel respirasi yang ditempatkan pada membran
basal yang tebal. (ukosa polip nasi tipis. Pada koloid di dalam polip, kita akan mengamati
sangat sedikit pembuluh darah, kelenjar seromukosa dan infiltrasi seluler. Pada kebanyakan
polip nasi, tampak granulosit eosinofilik 2eosinofil4. Polip eusinofilik merupakan 56!67 dari
semua polip. Polip neutrofilik lebih jarang terjadi, dengan infiltrasi granulosit neutrofil.
-
7/23/2019 Etiopatogenesis Polip Nasi
3/10
Gambar +
Pandangan endoskopik dari polip di kaitas nasal
(NP).
Gambar 3
Polip yang sudah diambil dari kavitas nasal.
Gambar -
Gambaran histologi polip nasi.
Pemeriksaan histopatologi polip nasi menunjukkan banyak
perbedaan. Gambaran polip nasi terdiri dari oedem, glandular, dan
fibrosa 2disebut juga bentuk "ampuran4. 1entuk oedem merupakan
mayoritas dari polip nasi 286!967 dari semua kasus4. Pada tipe
jaringan ikat polip nasi, edema tampak bersamaan dengan
"ampuran kelenjar yang tertutup dengan mukosa yang tidak terpengaruh. 1entuk glandular
dari polip nasi menempati urutan selanjutnya, berdasarkan frekuensi kejadian 235!-674.
Polip nasi glandular terdiri dari jaringan ikat dengan oedem terletak pada bagian tengah,
tampak kista besar dan kelenjar. Polip nasi bentuk "ampuran memiliki inti yang terbuat dari
jaringan ikat fibrosa. Pada inti polip nasi "ampuran, sejumlah besar infiltrasi teramati
2monosit dan makrofag4. ipe tersebut hanya dikenali sebanyak +6!+-7 dari keseluruhan lesi
polip.
Dikarenakan keberagaman polip nasi, pilihan terapi yang tepat sangat sulit. Hanya
polip eusinofilik yang memberikan reaksi terhadap terapi topikal dengan gluokortikoid. Polip
neutrofilik biasanya membutuhkan inhalasi dengan antibiotik. %ayangnya, sehubungandengan perubahan tipe, terapi farmakologi hanya menunda pertumbuhan dari polip nasi.
-
7/23/2019 Etiopatogenesis Polip Nasi
4/10
Pembebasan jangka panjang dan lambatnya pertumbuhan kembali hanya dapat di"apai
dengan polipektomi ekstensif. Kesulitan dalam terapi polip nasi dikarenakan kurangnya
konsensus diantara dokter sehubungan dengan etiopatogenesis dari polip nasi.
Etiopatogenesis Polip Nasi
Para dokter menyetujui bahwa polip nasi merupakan konsekuensi dari rusaknya epitel
mukosa nasal. :edera epitel dapat dikarenakan infeksi bakteri atau ;irus begitu juga dengan
inhalasi yang diperlama dari substansi yang mengiritasi. (ukosa yang rusak selalu "enderung
untuk menyembuhkan "edera melalui migrasi epitel dari tepi kerusakan menuju bagian
dalamnya. Pada beberapa kasus, regenerasi epitel nasal tidak men"ukupi. Egenerasi epitel
nasal melepaskan sitokin, yang mana mengakti;asi sel inflamasi, yang mengarah ke
pembentukan polip nasi 2Gambar #4.
Gambar #
Patogenesis Polip Nasi
Poliposis sebagai penyakit
alergi
eori alergi mengenai
polip nasi sudah disampaikan
pada tahun +56an. Hal ini juga mun"ul di laporan tahun 36++. Pendukung dari teori alergi
menyatakan bahwa mukosa yang berasal dari polip pasien mereka menunjukkan "iri dari
inflamasi alergi. $%4 merupakan
penge"ualian. Pada )>$%, frekuensi kejadian polip nasi melebihi ?87. >imbriae fungal telahdiamati di sinus paranasal pasien sehat dan pasien dengan sinusitis. >ungaltersebut mungkin
-
7/23/2019 Etiopatogenesis Polip Nasi
5/10
masuk bersamaan dengan udara yang terhirup. 1anyak pengarang menyatakan bahwa reaksi
alergi pada fimbriae fungal terjadi hanya pada beberapa pasien. )ntigen fungal bertindak
mirip dengan super antigen dan menstimulasi limfosit untuk memprodksi sejumlah besar
sitokin, terutama interleukin 3 2=*!34. %itokin diproduksi oleh lmfosit yang menimbulkan
inflamasi eusinofilik. 1agaimanapun juga, tidak terdapat penjelasan untuk produksi
berlebihan dari sitokijn oleh limfosit setelah reaksi dengan antigen fungal. Harus di
sampaikan bahwa pada pasien dengan sinusitis kronik, reaksi untuk antigen fungal adalah =gE
bebas. >akta tersebut tadi menyangkal teori alergi dari pembentukan polip nasi.
Polip nasi sebagai tahap dari perkebangan !angka pan!ang dari rhinitis non alergik
dengan sindro eusino"ilik
Pada tahun +?6, mun"ul laporan yang menjelaskan mengenai rhinitis non alergi
dengan sindrom eusinofilik 2N)$E%4. - tahap dibedakan pada rhinitis non alergi. Pada tahap
pertama, eosinofil migrasi dari pembuluh darah ke muosa nasal. Pada tahap kedua, mereka
berakumulasi di mukosa yang mengarah ke pembentukan polip nasi pada tahap ketiga. itik
lemah dari teori N)$E% adalah fakta bahwa polip nasi hanya terdapat pada -6!#67 pasien
dengan N)$E%.
Polip nasi sebagai tahap perkebangan sinusitis kronis hiperplastik
1eberapa pengarang menyatakan bahwa pembentukan dari polip nasi terjadi selama
sinusitis kronik hiperplasti. %inusitis kronik hiperplasti disertai dengan eosinofilosis banyak
lokal dan perifer. eori sinusitis hiperplasti sudah dikonfirmasi oleh fakta bahwa di jaringan
polip, interleukin 8 2=l!84 teramati dapat melakukan migrasi eosinofil ke mukosa nasal dan
sinus. %ebagai tambahan, =*!8 bertanggung jawab untuk asma bronkial pada pasien dengan
snusitis kronik hiperplastik sebagaimana =*!8 mengarah ke akumulai eosinofil di jaringan
pumoner.
:ontoh penjelasan diatas, sehubungan dengan polip nasi dengan infiltrasi eosinofilik,
mengarah ke kesimpulan bahwa polip dengan neutrofil bukan merupakan dasar alergi dan
tidak berkembang dari inflamasi eosinofilik.
Kim et al mengusulkan bahwa etiopatogenesis dafi polip nasi eosinofilik mungkin
berbeda dari etiopatogenesis polip nasi non eosinofilik. (ereka melaporkan bahwa polip nasi
non eosinofilik memiliki membran basal yang lebih tipis daripada yang eosinofilik. Polip nasi
non eosinofilik mengandung lebih banyak limfosit dengan ekspresi reseptor kemokin ::$8
-
7/23/2019 Etiopatogenesis Polip Nasi
6/10
dan ::$- yang bertanggung jawab untu menurunkan jumlah eosinofil do darah tepi pasien
dengan polip nasi non eosinofilik yang dibandingkan dengan polip nasi eusinofilik.
Polip nasi sebagai tahap perkebangan perubahan in"laasi bioelektrik
ahun +#, 1ernstein mengajukan teori inflamasi bioelektrik dari pembentukan polip
nasi. Dia menyatakan bahwa perubahan inflamasi terjadi sebagai hasil dari turbulensi aliran
udara di daerah sekitar dinding lateral dari ka;itas nasi. =nflamasi mukosa yang berlebihan
oleh infeksi ;irus dan bakteri, yang mana sering mengganggu pasien alergi dan mereka yang
mengalami insufisiensi kronik sistem respirasi lain. =nflamasi berulang mengarah ke ulserasi
mukosa dan sebagai konsekuensinya, perubahan elektrik pada saluran membran klorida dan
sodium, berdasarkan teori. Perubahan elektrik pada saluran membran klorida dan sodium
mengganggu sekresi ion klorida ke dalam lumen ka;itas nasi dengan akti;asi simutan dari
sodium 2dan sebagai dampaknya, air4 peresapan kembali ke dalam mukosa sel. Perubahan
keutuhan saluran sodium dan klorida mengarah ke perubahan komposisi mukus 2menebal4
dan sebagai konsekuensinya, terdapat kesulitan dalam transportasi mukosilier. %ebagai
dampak dari gangguan saluran ion, bagian lain dari air masuk ke jaringan intersisial@ ! oedem
lalu terjadi, dan polip nasi akhirnya terbentuk. Pengarang lain kemudian menyatakan teori
bioelektrik, menerangkan bahwa epitel polip naso memeiliki kapasitas untuk melebarkan
penyerapan ion NaA dan kehilangan ion :l! dibandingkan dengan perubahan epitel konkanasi.
eori 1ernstein dan Bankaskas dikembangkan di artikel mereka lebih lanjut. (ereka
mengusulkan bahwa gangguan transport elektrolit pada epitel traktus respirasi bertanggung
jawab terhadap terjadinya polip nasi. 1ernstein dan Bankaskas menerangkan bahwa kelebihan
"airan dalam polip dikarenakan oleh gangguan fungsi protein :>$ 2:ysti" >ibrosis
ransmembrane $egulator4 yang mengatur akti;itas saluran sodium. Protein :>$ yang
terganggu diamati pada pasien dengan fibrosis kistik 2:>4 dimana polip nasi sering terjadi
2lebih dari 867 kasus4. >ibrosis kistik merupakan penyakit keturunan, gangguan autosomal
resesif yanng dibawa oleh kedua orang tua yang memiliki mutasi gen pengkode protein
:>$. Pembawa gen :>$ tidak menunjukkan gejala fibrosis kistik@ bagaimanapun juga,
terdapat sedikit laporan sehubungan dengan kejadian polip nasi pada pembawa gen :>$.
Pengaturan abnormal hidrasi jaringan oleh protein :>$ yang terganggu
berhubungan dengan peningkatan jumlah saluran sodium yang terbuka pada permukaan sel
epitel. Peningkatan pada permukaan sel epitel mengarah ke air yang melimpah, yang
-
7/23/2019 Etiopatogenesis Polip Nasi
7/10
menyebabkan oedem stroma polip nasi. *eih jauh lagi, major basi" protein 2(1P4 yang
dilepaskan eosinofil bertanggung jawab terhadap penyerapan kation sodium oleh stroma.
(1P menurunkan sekresi mukus dengan peningkatan simultan dari penyerapan sodium.
$etensi air di matriks ekstraseluler disebabkan oleh pompa NaA KA yang mana se"ara aktif
memompa NaA keluar dari sel dan KA ke dalam sel melawan gradien elektrokimiawi. =on
sodium merupakan kation ekstraseluler, yang mana mengikat air. )ksi pompa NaA KA yang
"a"at menahan NaA di dalam sel alih!alih di ruang interseluler. )khirnya, akumulasi N)A dan
air di matriks ekstraseluler mukosa polip nasi tidak dapat dijelaskan oleh insufisiensi akti;itas
pompa NaA KA.
Gangguan keseimbangan air dan mineral dapat dijelaskan oleh fakta bahwa
predisposisi untuk menyerap ion sodium dan klorida lebih berkembang pada epitel polip
daripada di epitel konka nasi yang tidak berubah. %ubstansi utama dalam ruang interseluler
yang bertanggung jawab untuk pengikatan air ialah proteoglikan 2protein dengan rantai
panjang kondroitin sulfat dan heparan sulfat yang erhubungan dengan rantai polipeptida4 dan
asam hialorunat. Proteoglikan dan asam hialorunat memiliki ruang anion pekat dari kelompok
sulfat dan sejumlah besar kelompok hidrofilik C
-
7/23/2019 Etiopatogenesis Polip Nasi
8/10
merupakan lesi inflamasi. Hasil dari :hojnowska et al mendukung teori inflamasi bakteri
sebagai pembentukan polip nasi.
%teinke et al per"aya bahwa eosinofil teramati di kebanyakan kasus polip nasi
yangberhubungan dengan akti;itas sitokin/ =*!3, =*!-, =*!#, =*!8, =*!+- dan :%> yang
dilepaskan oleh limfosit 3 yang terakti;asi. $ostkowska!Nadolska menerangkan bahwa hal
terpenting dalam akti;asi eosinofil adalah =*!# yang mmperkuat migrasi neutrofil ke daerah
inflamasi kronik, men"egah apoptosis dan meningkatkan proliferasi fibroblas dan
mediatornya. 1a"hert dan >an membuktikan bahwa interleukin 8 sangat penting dalam
migrasi, akti;asi dan inhibisi eosinofil di jaringan. Pendapat mereka berhubungan dengan
fakta bahwa granulosit eosinofilik memiliki reseptor spesifik untuk interleukin 8.
=nflamasi kronik mukosa nasal dengan polip mengarah ke gangguan respon imun.
Dapat diasumsikan bahwa polip nasi terbentuk dikarenakan gangguan mekanisme imunologi.
Hipotesis dari gangguan mekanisme imunologi diajukan oleh *ee et al yang menerangkan
bahwa ekspresi dari ++# gen pada polip nasi berbeda signifikan dengan jaringan sehat.
1eberapa gen tersebut memiliki ekspresi yang lebih tinggi. (ereka berhubungan dengan/
)poptosis
Diferensiasi sel
)dhesi seluler
$espon Protein imunologi
(odifikasi matriks ekstraseluler
%iklus sel pengatur faktor pertumbuhan
1erdasarkan *ee et al beberapa gen menunjukkan penurunan ekspresi pada polip nasi
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada polip nasi, gen dengan penurunan ekspresi
yang mengkode protein yang bertanggung jawab pada/
ransportasi
Komunikasi sel
Pengikatan kalsium
%intesis protein
%intesis sitoskeleton
(etler et al menerangkan bahwa inflamasi merupakan dasar pembentukan polip.
)kumulasi albumin di lapisan subepital 2dalam bentuk kista4. Dapat diasumsikan bahwa efek
tersebut diikuti oleh perubahan bioelektrik yang mengarah ke akumulasi lebih lanjut dari
"airan di matriks ekstraseluler.
-
7/23/2019 Etiopatogenesis Polip Nasi
9/10
%etelah analisis ekspresi dari sitokin #, +- dan + pada epitel polip nasi, $ostkowska!
Nadolska menyimpulkanm bahwa perubahan patologi pada polip berhubungan dengan
stroma daripada epitel. Pada mukosa nasl dengan polip, oedem sel tidak teramati yang
mengarah ke kesimpulan bahwa implikasi patogenesis yang berhubungan dengan oedem
dapat diabaikan.
Polip nasi sebagai proli"erasi neoplasa
Pada 366-, >rit mengajukan teori noplasma pada pembentukan polip nasi. Dasar dari
teori neoplasma merupakan temuan dari mammoglobin 2glikoprotein dengan berat molekul
+6 kD4 pada sel nepitel polip. (ammoglobin merupakan reseptor pengikat steorid yang
mengatur proses inflamasi. Keberadaan mammoglobin di epitel polip dapat dijelaskan senagi
pengaruh positif dari pemberian glukokortikoid lokal pada penundaan pertumbuhan
postoperatif dari polip nasi. Keberadaan mammoglobin di bebera aneoplasma 2kanker
payudara4 menjelaskan teori neoplasma dari pembentukan polip nasi. (ammoglobin diamati
di jaringan linfatik dari nodus limfe yang mana neoplasma bermetastasis.
Pada polip nasi, gen menentukan ekspresi dari glutation transferase yang juga
terdeteksi. Gen glutation transferase diasumsikan sebagai faktor risiko kanker buli!buli. Bang
juga didapatkan di neoplasma lain, seperti paru!paru, o;arium, dan prostat. eori neoplasma
polip nasi didukung oleh :astro yang melaporkan bahwa agen kemoterapi, (itomisin :,
diberikan setempat, memberikan hasil yang baik di terapi polip nasi.
%atu dari banyak faktor memper"epat perkembangan neoplasma sebagai radikal
bebas. )ntioksidan barier terdiri dari enim dan substrat, yang mana menghapus radikal
bebas.
-
7/23/2019 Etiopatogenesis Polip Nasi
10/10
menjelaskan tendensi akti;itas !gala"tosidase, !N!a"etylgala"tosaminidase, !mannosidase
and !N! a"etylgala"tosaminidase di kanker kolon menurun dibandingkan dengan jaringan
sehat. :hojnowska et al melaporkan penurunan signifikan dalam akti;itas beberapa lisosomal
eksoglikosidase pada konka hipertrofi. 1orym!Klu"yk et al melaporkan bahwa akti;itas
lisosoma eksoglikosidase pada jaringan kanker renal lebih rendah daripada di jaringan renal
yang sehat. 1agaimanapun juga, jaringan neoplasma dari/