evaluasi implementasi standard operating procedures (sop...
TRANSCRIPT
EVALUASI IMPLEMENTASI STANDARD
OPERATING PROCEDURES (SOP) PENERIMAAN
KAS PADA DIVISI PENDIDIKAN YAYASAN SION
Oleh :
SYLVIA HERLINA
NIM : 232010187
KERTAS KERJA
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
ii
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jl. Diponegoro 52 – 60
Tlp: (0298) 321212, 311881
Salatiga , 50711 - Indonesia
Fax. (0298) – 21433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sylvia Herlina
NIM : 232010187
Program Studi : Akuntansi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi:
Judul : Evaluasi Implementasi Standard Operating Procedures
(SOP) Penerimaan Kas pada Divisi Pendidikan Yayasan
Sion
Pembimbing : Gustin Tanggulungan, SE.,M.Ak.,Akt.
Tanggal diuji : 24 Januari 2014
adalah benar-benar karya saya.
Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian
kalimat atau simbol yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa
memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin
atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk
pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 8 Januari 2014
Yang memberi pernyataan,
Sylvia Herlina
iii
iv
MOTTO
Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada
orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di
tanah Mesir.
(Ulangan 10:19)
Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena
takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan.
(Amsal 16:6)
Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu,
sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan
engkau.
(Amsal 3:29)
Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan dan Ia akan
meninggikanmu.
(1 Petrus 1:10)
v
ABSTRACT
The evaluation of SOP implementation aims to evaluate the level of SOP
implementation, so that it can be used as input to perfect the SOP to be in line
with organizational changes. This research was conducted at the Sion Foundation
Education Division, with the focus of this research on Cash Receipts SOP for
Getasan Christian Middle School and Tarunatama Vocational High School
educational units. The research data includes primary and secondary data that is
retrieved through interviews, activity observations, and SOP documents. The data
is analyzed using an compliance auditing technique by identifying the degree of
deviance from each of the attributes. The conclusion of the degree of SOP
implementation is conducted at the attribute level, sub-procedure level, and Cash
Receipts SOP procedural level. Overall, the degree of compliance towards Cash
Receipts SOP of the Sion Foundation Education Division can be categorized at an
average degree of compliance with a 59.6 percent degree of compliance in the
middle school work unit and 62.25 percent degree of compliance in the vocational
high school work unit. The factors which are identified as causing a less than
maximum degree of compliance are SOP viewed as difficult, so that the related
parties do not fully understand their tasks. There are still double functions which
limit the related parties from conducting their duties maximally. Several
structural changes and terminology changes at Sion Foundation have resulted in
the need for SOP to be readjusted.
Keywords : SOP, evaluation, cash receipts, compliance audit
vi
SARIPATI
Evaluasi implementasi SOP bertujuan menilai tingkat pelaksanan SOP
sehingga diperoleh masukan untuk penyempurnaan SOP seiring dengan
perubahan lingkungan organisasi. Penelitian ini dilakukan pada Divisi Pendidikan
Yayasan Sion, dengan fokus penelitian SOP Penerimaan Kas pada unit
pendidikan SMP Kristen Getasan dan SMK Tarunatama. Data penelitian meliputi
data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara, observasi aktivitas,
dan studi dokumen SOP. Data dianalisis menggunakan teknik audit kepatuhan
dengan mengidentifikasi tingkat penyimpangan dari masing-masing atribut.
Kesimpulan tingkat implementasi SOP dilakukan pada tingkat atribut, tingkat sub
prosedur, dan tingkat prosedur SOP Penerimaan Kas. Secara keseluruhan tingkat
kepatuhan terhadap SOP Penerimaan Kas Divisi Pendidikan Yayasan Sion
dikategorikan pada tingkat kepatuhan sedang dengan persentase kepatuhan 59,6
persen pada unit kerja SMP dan 62,25 persen pada unit kerja SMK. Faktor yang
teridentifikasi sebagai penyebab tingkat kepatuhan belum maksimal adalah SOP
dipandang rumit sehingga pihak terkait kurang memahami tugasnya, masih
adanya rangkap fungsi yang membatasi pihak terkait untuk melaksanakan
tugasnya dengan maksimal. Beberapa perubahan struktur dan perubahan istilah di
Yayasan Sion menyebabkan SOP perlu untuk disesuaikan kembali.
Kata kunci : SOP, evaluasi, penerimaan kas, audit kepatuhan
vii
KATA PENGANTAR
Pelaksanaan kegiatan operasional suatu organisasi membutuhkan panduan
kerja yang terstruktur untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja. Panduan
itulah yang disebut dengan SOP. Agar SOP berfungsi secara maksimal, maka
SOP harus selalu dikembangkan seiring dengan perkembangan lingkungan
organisasi. Dalam pengembangan SOP diperlukan evaluasi secara berkala untuk
memberikan perbaikan dalam pelaksanaannya.
Dalam penulisan skripsi ini dilakukan penelitian mengenai Evaluasi
Implementasi Standard Operating Procedures (SOP) Penerimaan Kas Divisi
Pendidikan Yayasan Sion menggunakan teknik Audit Kepatuhan. Skripsi ini
merupakan karya penulis, sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai
gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Kristen Satya Wacana.
Penulis mengharapkan saran, kritik, dan koreksi yang membangun
terhadap kekurangan skripsi guna perbaikan penelitian serupa di kemudian hari.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Salatiga, Januari 2014
Penulis
viii
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kepada Tuhan, atas anugerahNya penulis dapat menyelesaikan
skripsi berjudul “Evaluasi Implementasi Standard Operating Procedures (SOP)
Penerimaan Kas pada Divisi Pendidikan Yayasan Sion” ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai kesulitan,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terkait
penulisan dan penyajian skripsi ini untuk kemajuan bersama.
Dalam mewujudkan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dan
dorongan moril maupun bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, PhD selaku Dekan Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
2. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana.
3. Ibu Gustin Tanggulungan, SE.,M.Ak.,Akt. selaku dosen pembimbing,
terima kasih banyak atas segala bimbingan, kesabaran, serta petunjuk
Beliau dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
4. Seluruh dosen UKSW yang telah membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan serta seluruh civitas akademika UKSW.
5. Seluruh keluarga besar penulis, papa, mama, dan kakak, yang telah
senantiasa memberikan dukungan baik moril dan materiil.
6. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan dukungan.
7. Pengurus Yayasan Sion, Bendahara Unit, dan Kepala Unit Kerja di
SMP Kristen Getasan dan SMK Tarunatama atas bantuan dan data-
data yang diberikan.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga segala
budi baik dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan
skripsi ini mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Salatiga, Januari 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................................................. v
SARIPATI .............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi
PENDAHULUAN...................................................................................... ............. 1
TELAAH LITERATUR .......................................................................................... 3
Standard Operating Prosedur (SOP) ............................................................... 3
Evaluasi Implementasi SOP ........................................................................... 4
Pendekatan Audit Kepatuhan dalam Evaluasi Implementasi SOP ................. 5
Sistem Penerimaan Kas ................................................................................. 8
METODE PENELITIAN ......................................................................................... 9
Jenis dan Sumber Data.................................................................................... 9
Langkah Pengumpulan dan Teknik Analisis Data.......................................... 9
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 13
Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................. 13
Hasil Analisis Data ....................................................................................... 14
PENUTUP .............................................................................................................. 23
Kesimpulan .................................................................................................. 23
Keterbatasan ................................................................................................. 24
Saran ............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 26
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... 28
LAMPIRAN ........................................................................................................... 29
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Analisis Kepatuhan Atribut SOP Anggaran .......................................... 15
Tabel 2 Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Penerimaan Kas
Melalui Bendahara Unit Kerja di SMP Kristen Getasan ....................... 18
Tabel 3 Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Penerimaan Kas
melalui Bendahara Unit Kerja di SMK Tarunatama ............................. 19
Tabel 4 Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Penerimaan Kas
Melalui Kas Besar di Yayasan Sion ...................................................... 21
Tabel 5 Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Konfirmasi Atas
Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Yayasan
Sion ........................................................................................................ 22
Tabel 6 Analisis Tingkat Kepatuhan Atribut SOP Penerimaan Kas .................. 23
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Panduan Wawancara......................................................................... 30
Lampiran 2 Form Observasi dan Form Studi Dokumen. ..................................... 36
Lampiran 3 Dokumen yang Digunakan ............................................................... 37
Lampiran 4 Tabel Statistik ................................................................................... 39
Lampiran 5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 40
Lampiran 6 Identifikasi Atribut, Penyimpangan, Populasi, Metode Pemilihan
Sampel, dan Jumlah Sampel ............................................................. 41
Lampiran 7 Rincian Objek yang Diteliti, Data Narasumber, dan Rincian
Dokumen ........................................................................................... 50
Lampiran 8 Struktur Organisasi Yayasan Sion Berdasarkan SOP dan
Perubahannya .................................................................................... 51
Lampiran 9 Struktur Organisasi SMP Kristen Getasan dan SMK Tarunatama . ..52
Lampiran 10 Identifikasi Atribut SOP Anggaran .................................................. 53
1
PENDAHULUAN
Suatu standar diperlukan sebagai pedoman dalam pekerjaan agar lebih
mudah, efektif, dan efisien. Setiap jenis organisasi, termasuk yayasan sebagai
organisasi nirlaba membutuhkan Standard Operating Procedures (SOP) untuk
acuan kerja bagi anggota yang terlibat di dalamnya. International Thinking
Training and Consultancy (2011) berpendapat SOP menjadi acuan dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai fungsi serta alat penilaian kinerja berdasarkan
indikator teknis, administrasif, dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur,
dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. SOP juga digunakan di
pemerintahan untuk mewujudkan reformasi birokrasi yang mampu menjalankan
tugas dan fungsi secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Dengan adanya
SOP, tugas dan fungsi dapat diselenggarakan dengan pasti, berbagai bentuk
penyimpangan dapat dihindari, dan jika terjadi penyimpangan dapat ditemukan
penyebabnya (PER-03/MENKO/POLHUKAM/ 7/2012).
SOP secara substansial membantu organisasi menjadi lebih produktif.
Dalam SOP terkandung komitmen jangka panjang untuk pengembangan
organisasi. Tidak selamanya sebuah SOP berlaku secara permanen, karena
perubahan lingkungan organisasi selalu membawa pengaruh pada SOP yang ada.
Oleh karena itu SOP perlu dievaluasi terus-menerus, agar prosedur-prosedur
dalam organisasi selalu merujuk pada akuntabilitas dan kinerja yang baik
(PER/21/M.PAN/11/2008).
Evaluasi SOP merupakan kegiatan rutin berkesinambungan yang harus
dilakukan. Pada dasarnya evaluasi SOP merupakan penilaian kesesuaian
pelaksanaan kegiatan, bukan kegiatan mencari kesalahan. Jika terdapat
penyimpangan segera dilakukan tindakan perbaikan, sehingga hasil yang dicapai
sesuai dengan rencana. Dengan demikian tumpang tindih dan kesalahan prosedur
dalam pelaksanaan tugas dapat dihindari, serta ada kejelasan tanggung jawab,
sehingga menghasilkan efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi dalam
mencapai tujuannya (PER-03/MENKO/POLHUKAM/7/2012).
Yayasan Sion yang berlokasi di Salatiga merupakan salah satu organisasi
nirlaba yang telah memiliki SOP dalam kegiatan operasinya. Pada Divisi
2
Pendidikan Yayasan Sion, SOP yang dirancang terdiri dari SOP Anggaran, SOP
Penerimaan Kas, SOP Pengeluaran Kas, SOP Aset Tetap, dan SOP Pelaporan
Keuangan. Proses evaluasi implementasi SOP Divisi Pendidikan Yayasan Sion
hanya dilakukan pada awal penerapan SOP. Terdapat beberapa kendala
implementasi yang teridentifikasi dalam kegiatan evaluasi tersebut, salah satunya
tidak dilaksanakan pemisahan fungsi. Hal ini disebabkan kurangnya karyawan,
sehingga yayasan merekrut karyawan untuk menangani pembukuan. Selanjutnya
Yayasan Sion belum melakukan evaluasi secara berkala dan menyeluruh terhadap
SOP yang diterapkan, sehingga pihak yayasan meragukan efektifitas implementasi
SOP. Penelitian Lakiu (2011) atas SOP Sinode GKJTU mengidentifikasi
penyebab tidak terimplementasinya SOP dengan baik disebabkan kurangnya
pemahaman pelaku karena minimnya sosialisasi, SOP dianggap rumit, serta
belum dilakukannya monitoring dan evaluasi terhadap SOP tersebut.
Masalah yang disoroti dalam penelitian ini adalah belum dilakukannya
evaluasi menyeluruh dan mendetail terhadap SOP Yayasan Sion sehingga tidak
diketahui apakah SOP tersebut telah diterapkan pada fungsi-fungsi dalam
organisasi. Dari masalah penelitian tersebut dirumuskan persoalan penelitian
demikian: Bagaimana tingkat kepatuhan implementasi SOP Penerimaan Kas
Divisi Pendidikan Yayasan Sion? Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian
bersama mengenai siklus kas, yang lebih berfokus pada SOP Penerimaan Kas
karena aktivitas penerimaan kas menjadi salah satu aktivitas kunci bagi
kelangsungan organisasi, namun rentan dimanipulasi oleh karyawan untuk
kepentingan pribadi ataupun oleh manajemen agar organisasi terlihat baik dan
menguntungkan (Munawir, 2005:2).
Penelitian ini bertujuan menilai tingkat kepatuhan pelaksanaan SOP
Penerimaan Kas Divisi Pendidikan Yayasan Sion. Diharapkan penelitian ini
memberi manfaat bagi Divisi Pendidikan Yayasan Sion dalam rangka perbaikan
SOP dan penerapannya sehingga aktivitas pelayanan dapat dijalankan secara
efektif dan efisien. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat sebagai referensi
terkait implementasi SOP dan pelaksanaan audit kepatuhan sebagai instrumen
dalam menilai implementasi SOP pada organisasi nirlaba.
3
TELAAH LITERATUR
Standard Operating Procedures (SOP)
Standard Operating Procedures (SOP) merupakan seperangkat petunjuk
tertulis mengenai dokumen kegiatan rutin atau berulang yang dikerjakan oleh
organisasi (The U.S. Environmental Protection Agency, 2007). Standard
Operating Procedures (SOP) juga merupakan panduan kerja yang terstruktur,
sebagai pengukur kinerja, serta menunjukkan apa yang harus dilakukan, kapan hal
tersebut dilakukan, dan siapa yang harus melakukannya (Darmono, 2007).
Manfaat SOP secara umum adalah mengoptimalkan kinerja organisasi,
sarana mengkomunikasikan pelaksanaan pekerjaan, acuan dalam melakukan
penilaian proses pekerjaan, sarana pelatihan bagi staf baru sehingga mengurangi
waktu yang terbuang untuk memberikan pengarahan, mengendalikan dan
mengantisipasi apabila terdapat perubahan sistem dalam organisasi, serta
digunakan sebagai sarana dokumentasi sistem informasi dan audit sistem
informasi (Darmono, 2007).
Ada tiga model SOP menurut Darmono (2007), yaitu SOP Teknis
(Technical SOP), yang disusun untuk berbagai kegiatan teknis. Model teknis
banyak digunakan di lingkungan industri dan laboratorium. Model selanjutnya
adalah SOP Administratif (Administrative SOP), digunakan untuk menyusun
berbagai macam kegiatan administratif, yang menggambarkan alur kerja dan
prosedur kerja di kantor. Model SOP yang selanjutnya adalah SOP Gabungan,
merupakan perpaduan dari SOP Teknis dan Administratif untuk menentukan
prosedur kerja yang sifatnya teknis dan administratif.
Siklus penyusunan SOP menurut Permenpan No. PER/21/M.PAN/11/2008
meliputi tahap persiapan penyusunan SOP, dimulai dengan membentuk tim,
memberikan pelatihan bagi anggota tim, dan sosialisasi SOP ke seluruh unit.
Tahap selanjutnya adalah penilaian kebutuhan SOP dan pengembangan SOP,
terdiri dari tahap pengumpulan informasi dan identifikasi alternatif, analisis dan
pemilihan alternatif, penulisan SOP, pengujian dan review SOP, hingga
pengesahan SOP. Tahap berikutnya adalah penerapan SOP serta monitoring dan
evaluasi.
4
PER/21/M.PAN/11/2008 tersebut menyebutkan kegunaan SOP bagi
organisasi adalah menciptakan proses kerja yang efektif dan efisien. SOP
memberikan informasi mengenai tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap
karyawan secara lengkap, sehingga menghindari tumpang tindih pekerjaan serta
mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan karyawan.
SOP juga memberi kejelasan ukuran standar kinerja, cara konkret bagi karyawan
untuk memperbaiki kinerja, serta membantu mengevaluasi usaha yang telah
dilakukan. Dengan demikian karyawan menjadi lebih mandiri dan tidak
tergantung pada intervensi manajemen, sehingga mengurangi keterlibatan
pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
Meskipun SOP merupakan bagian kecil dari kegiatan operasional
organisasi, namun SOP memiliki peran yang besar dalam menciptakan proses
kerja yang efisien dan efektif. Oleh karena itu, SOP menjadi instrumen yang
penting untuk mendorong organisasi dalam memperbaiki proses internal sehingga
terjadi peningkatkan kualitas kinerja.
Evaluasi Implementasi SOP
Evaluasi SOP adalah penilaian terhadap SOP yang telah dibuat, baik dari
segi penyusunan maupun penerapannya, guna memperoleh masukan untuk
penyempurnaan sehingga SOP selalu mutakhir, sesuai dengan kebutuhan, dan
proses penerapannya dapat berjalan dengan baik (PER-1236/K/SU/2011).
Tahapan evaluasi dalam siklus penyusunan SOP merupakan tahap analisis
sistematis terhadap serangkaian aktivitas yang dibakukan dalam bentuk SOP
untuk menentukan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi secara keseluruhan.
Evaluasi sebagai langkah tindak lanjut dari tahap monitoring, bertujuan
mengetahui kelemahan pelaksanaan SOP sehingga dilakukan penyempurnaan
SOP dan dimungkinkan terjadi perubahan SOP seiring dengan perubahan
lingkungan organisasi (PER/21/M.PAN/11/2008).
Metode yang pernah digunakan dalam proses evaluasi SOP, di antaranya
benchmarking dan teknik audit kepatuhan. Metode benchmarking digunakan
Asmara (2011) untuk evaluasi pelaksanaan Standard Operating Procedures
5
(SOP) pada usaha franchising (Alfamart Cilacap). Pada penelitian tersebut
pengumpulan data dilakukan dengan mensurvei 50 konsumen Alfamart. Diperoleh
kesimpulan Alfamart sudah menerapkan SOP dengan baik. Dengan menggunakan
metode benchmarking diperoleh hasil pelayanan Alfamart lebih baik dari
pembandingnya (Indomaret).
Teknik audit kepatuhan digunakan untuk menilai evaluasi SOP oleh
Kurniawan (2011) di unit pelayanan Puskesmas Mangunsari Salatiga dan Prasetya
(2012) di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga. Dalam penelitian Kurniawan dan
Prasetya data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil
penelitian Kurniawan (2011) menunjukkan bahwa evaluasi level atribut beberapa
prosedur yang tidak efektif banyak terjadi pada atribut yang bersifat pelayanan
servis kepada pasien, karena tidak adanya briefing karyawan mengenai
pentingnya SOP. Sementara dalam penelitian Prasetya (2012) diperoleh hasil
bahwa penerapan SOP dinyatakan efektif hanya pada prosedur pendaftaran pasien
rawat jalan lama, sedangkan efektivitas untuk prosedur lainnya hanya pada tingkat
cukup efektif.
Pendekatan Audit Kepatuhan dalam Evaluasi Implementasi SOP
Audit kepatuhan merupakan teknik audit untuk menilai kepatuhan suatu
entitas ekonomi terhadap prosedur yang ditetapkan oleh pihak yang memiliki
otoritas lebih tinggi (Noviyanti dan Utami, 2004:16). Mulyani dan Rufaedah
(2008:1.15) berpendapat audit kepatuhan merupakan teknik audit yang dilakukan
untuk menentukan apakah klien atau pihak yang diaudit telah mengikuti
serangkaian prosedur, norma, dan peraturan yang ditetapkan oleh pihak yang
berwenang. Prinsip ini menjabarkan bahwa audit kepatuhan memiliki tujuan
menentukan tingkat kesesuaian antara kegiatan entitas dengan kondisi, peraturan,
dan undang-undang tertentu.
Keunggulan penggunaan teknik audit kepatuhan dalam menilai
implementasi SOP adalah metode yang sistematis mengikuti teknik audit, adanya
langkah identifikasi penyimpangan SOP yang berguna untuk evaluasi SOP,
pendokumentasian bukti pengujian yang mendukung kesimpulan dan dapat
6
diverifikasi oleh pihak lain. Sementara kelemahan terletak pada penggunaan
judgement yang sangat subjektif. Kriteria-kriteria yang diterapkan dalam audit
kepatuhan dapat berasal dari sumber-sumber yang berbeda (Mulyadi, 1990:4),
misalnya berasal dari sumber pengendalian internal entitas dan SOP atas suatu
aktivitas.
Menurut Boynton et al (2002:448), terdapat tujuh langkah dalam teknik
audit kepatuhan (compliance audit). Langkah pertama menentukan tujuan audit.
Tujuan menyeluruh dari pengujian kepatuhan adalah mengevaluasi efektivitias
prosedur SOP. Secara umum tujuan auditor melakukan pengujian kepatuhan SOP
adalah menentukan keandalan rancangan prosedur yang ditetapkan dalam suatu
organisasi, sehingga dapat digunakan sebagai acuan kerja secara maksimal.
Langkah kedua adalah menentukan populasi dan unit sampling. Populasi meliputi
kelompok aktivitas yang akan diuji. Penentuan populasi disesuaikan dengan
tujuan auditor. Sementara unit sampling adalah elemen individual dalam populasi.
Unit sampling dapat berupa dokumen maupun item-item dalam dokumen.
Langkah ketiga menentukan atribut dan penyimpangan. Sebelum diuji setiap
prosedur diidentifikasi atribut dan kondisi simpangannya. Atribut adalah suatu
karakteristik dari prosedur, sedangkan penyimpangan merupakan kondisi tidak
dijalankannya prosedur (atribut) sesuai SOP.
Langkah keempat menetapkan metode pemilihan sampel. Ada dua metode
pemilihan sampel, yaitu sampling nonstatistik dan sampling statistik. Dalam
metode sampling nonstatistik digunakan professional judgement. Sampling
nonstatistik dipilih jika auditor menilai biaya menggunakan metode statistik lebih
besar dari manfaatnya dan diperlukan waktu lebih lama. Jika populasi besar lebih
tepat digunakan metode sampling statistik. Munawir (1995:304) membagi teknik
pengambilan sampel dengan metode statistik untuk attribute sampling menjadi
tiga. Pertama adalah fixed-sample-size attribute sampling. Teknik ini digunakan
pada penugasan audit pertama kali dan saat auditor memperkirakan akan
menjumpai beberapa penyimpangan. Teknik yang kedua adalah sequential
sampling. Dalam teknik ini auditor tidak perlu melakukan penaksiran tingkat
penyimpangan populasi. Teknik ini digunakan dalam pengujian populasi besar,
7
serta sebagai alternatif terhadap fixed-sample-size attribute sampling jika auditor
memperkirakan tidak ada atau sangat kecil penyimpangan populasi. Teknik ketiga
adalah discovery sampling. Teknik ini tepat digunakan saat tingkat penyimpangan
yang diharapkan mendekati nol dan ketika auditor sedang menguji suatu populasi
yang besar dengan proporsi risiko pengendalian yang sangat tinggi.
Langkah kelima menentukan ukuran sampel. Penentuan ukuran sampel
nonstatistik ditetapkan berdasarkan judgement. Pertimbangan auditor didasarkan
pada pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang diketahui tentang klien.
Sementara ukuran sampel statistik mempertimbangkan persentase risiko yang
dapat diterima atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu rendah (Acceptable
Risk of Assessing Control Risk (ARACR) too low), tingkat penyimpangan
populasi yang diharapkan (Expected Population Deviation Rate/EPR), dan tingkat
penyimpangan yang dapat ditoleransi (Tolerable Deviation Rate/TER)
berdasarkan tabel Statistical Sample Sizes for Tests of Controls. Guy et al
(2002:381) membagi kategori TER menjadi empat tingkat: rendah (2%-5%),
moderate (6%-10%), sedikit di bawah maksimum (11%-20%), dan maksimum
(tidak memerlukan pengujian).
Langkah keenam melaksanakan rencana sampling dengan memeriksa
atribut dari sampel yang dipilih dan menentukan tingkat penyimpangan prosedur.
Selanjutnya mengobservasi dan mendokumentasikan pelaksanaan atribut.
Langkah ketujuh mengevaluasi hasil sampel. Auditor merangkum dan
mengevaluasi hasil dengan menentukan tingkat penyimpangan sampel dan
maksimum tingkat penyimpangan populasi berdasarkan tabel Statistical Sampling
Results Evaluation Table for Tests of Controls. Selanjutnya mempertimbangkan
informasi kualitatif. Auditor mempertimbangkan karakteristik kualitas
penyimpangan, antara lain sifat dan penyebab penyimpangan serta kemungkinan
adanya hubungan antara penyimpangan tersebut. Tahap terakhir adalah menarik
kesimpulan secara menyeluruh mengenai implementasi SOP setelah
mempertimbangkan semua informasi kuantitatif dan kualitatif. Jika maksimum
tingkat penyimpangan populasi (Maximum Population Deviation Rate/MPR) ≤
8
tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi (TER), maka disimpulkan SOP
terimplementasi dengan baik.
Sistem Penerimaan Kas
Sistem penerimaan kas diartikan sebagai kesatuan yang melibatkan
bagian-bagian, formulir, catatan, dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk
menangani penerimaan kas (Sari, 2009). Penerimaan kas didefinisikan
penerimaan uang yang berasal dari penerimaan tunai, pelunasan piutang, atau
pinjaman (Baridwan, 2004:85). Prosedur penerimaan kas bertujuan memastikan
semua kas telah diterima, didepositkan, dicatat dengan sesuai, dan direkonsiliasi
(Bastian, 2007:112).
Sistem penerimaan kas harus diatur sebaik mungkin dengan didukung
pengendalian internal yang memadai sehingga meminimalkan kecurangan dan
penggelapan kas, serta menjamin diterimanya kas dari pelunasan piutang oleh
organisasi, bukan karyawan yang tidak berhak menerimanya (Sulistyowati, 2012).
Bagian-bagian terkait aktivitas penerimaan kas meliputi Bagian Kasir, Bagian
Keuangan, Bagian Akuntansi, Bagian Penagihan, serta Bagian Pemeriksa Intern.
Dokumen yang digunakan meliputi kuitansi, bukti penerimaan kas, salinan dari
bukti pembayaran, slip setoran bank, laporan bulanan penerimaan kas, surat
pemberitahuan, dan daftar surat pemberitahuan.
Pelaksanaan sistem penerimaan kas memerlukan prosedur untuk
menjelaskan urutan pekerjaan yang harus dilakukan. Penyusunan prosedur
penerimaan kas perlu mempertimbangkan pentingnya dan frekuensi masing-
masing transaksi. Baridwan (2004:85) mengungkapkan perlunya penerapan
prosedur penerimaan kas untuk menghindari tindakan manipulasi kas, mengatur
pemisahan fungsi penerimaan kas, setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan
disetor ke bank, serta harus selalu dibuat laporan kas.
Rencana aktivitas termasuk penerimaan kas pada organisasi sektor publik
terwujud dalam anggaran. Anggaran yayasan merupakan instrumen akuntabilitas
pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program yang dibiayai uang publik.
Selain itu, anggaran pada yayasan juga berisi estimasi mengenai apa yang akan
9
dilakukan di masa mendatang (Bastian, 2007:5). Penerimaan kas sektor publik
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari anggaran. Anggaran diinterpretasikan
sebagai paket perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi
dalam satu atau beberapa periode mendatang (Bastian, 2009:79). Tahap
penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan
tidak berorientasi pada kinerja akan menggagalkan perencanaan yang sudah
disusun (Mardiasmo, 2002:61). Oleh karena itu anggaran umumnya menjadi
bagian dari siklus akuntansi sektor publik.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian meliputi data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan Kepala Unit Kerja, Bendahara
Unit, Akuntan Yayasan, Direktur Pendidikan, Direktur Keuangan, serta Staf
Administrasi. Data primer juga diperoleh melalui observasi langsung ke Yayasan
Sion untuk memastikan aktivitas penerimaan kas dilaksanakan sejalan dengan
prosedur SOP Penerimaan Kas. Data primer tersebut berupa aktivitas
penganggaran, penerimaan pembayaran, otorisasi, dan aktivitas pembuatan
dokumen penerimaan kas. Panduan wawancara disajikan dalam lampiran 1,
sementara form observasi dan form studi dokumen disajikan pada lampiran 2.
Data sekunder berupa manual SOP Penerimaan Kas serta dokumen
penerimaan kas yang diperoleh dari pihak Manajemen Yayasan Sion. Dokumen
penerimaan kas meliputi Kuitansi, Nota Pembayaran (NP), dan Bukti Kas Masuk
(BKM). Dokumen penerimaan kas dapat dilihat pada lampiran 3.
Langkah Pengumpulan dan Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini langkah pengumpulan dan teknik analisis data yang
dilakukan meliputi:
• Pemahaman SOP Penerimaan Kas
Pemahaman prosedur SOP Penerimaan Kas dan pelaksanaannya pada
masing-masing bagian diperoleh melalui wawancara kepada Kepala Unit
10
Kerja (Kepala Sekolah), Bendahara Unit (Bendahara di masing-masing unit),
Akuntan Yayasan, Direktur Pendidikan (sekarang disebut Kepala Divisi
Pendidikan), Direktur Keuangan (sekarang disebut Kepala Divisi Administrasi
Keuangan dan Kemandirian), serta Staf Administrasi.
• Pengujian Implementasi SOP Penerimaan Kas dengan Audit Kepatuhan
Langkah pengujian kepatuhan terhadap SOP Penerimaan Kas
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah dalam teknik audit kepatuhan
sebagai berikut:
• Menentukan Tujuan Audit
Tujuan pengujian adalah menentukan tingkat kepatuhan pada masing-
masing atribut dalam SOP Penerimaan Kas.
• Menentukan Populasi dan Unit Sampling
Populasi yang diuji adalah aktivitas atau dokumen sebagaimana
diatur dalam sub-sub prosedur SOP Penerimaan Kas. Unit sampling
meliputi atribut aktivitas dan dokumen penerimaan kas yaitu Kuitansi,
Nota Penerimaan (NP), dan Bukti Kas Masuk (BKM).
• Menentukan Atribut dan Penyimpangannya
Atribut diturunkan dari setiap prosedur yang terkandung dalam
sub-sub prosedur SOP Penerimaan Kas. Sementara penyimpangan
didefinisikan sebagai kondisi dimana prosedur tidak dilaksanakan sesuai
dengan SOP.
• Menentukan Metode Pemilihan Sampel
Pemilihan sampel yang akan diuji dilakukan dengan metode
statistik dan nonstatistik. Sampling statistik digunakan pada atribut yang
terkait penggunaan dokumen penerimaan kas. Sementara sampling
nonstatistik digunakan pada populasi yang berkaitan dengan aktivitas-
aktivitas, seperti aktivitas penerimaan pembayaran, pemeriksaan daftar
kewajiban siswa, maupun aktivitas yang kejadiannya tidak dapat diamati
secara langsung dan datanya diperoleh melalui wawancara.
• Menentukan Ukuran Sampel
11
Untuk atribut yang diuji dengan metode nonstatistik, sampelnya
dipilih dengan judgement, besarnya didasarkan pada pertimbangan waktu
dan sifat kegiatan. Besarnya sampel untuk atribut yang diuji dengan
metode statistik menggunakan metode fixed-sample-attribute sampling.
Jumlah sampel untuk masing-masing atribut ditentukan berdasarkan
Expected Population Deviation Rate (EPR) dan Tolerable Deviation Rate
(TER) dalam tabel Statistical Sample Sizes for Tests of Controls dengan
ARACR sebesar 5 persen (Lampiran 4).
TER yang digunakan sebesar 6 persen dengan mempertimbangkan
jumlah sampel yang diambil. TER tersebut berada pada tingkat moderate
yang berkisar 6%-10%, dengan alasan jika memilih tingkat rendah (antara
2%-5%) jumlah sampel terlalu besar sehingga tidak efisien dari segi waktu
dan cost yang dikeluarkan, sebaliknya jika memilih tingkat di bawah
maksimum (11%-20%), maka sampel yang terpilih akan sangat sedikit
sehingga dapat menimbulkan keraguan karena pengujian dilakukan oleh
peneliti yang belum berpengalaman baik dalam melakukan audit maupun
dalam berhubungan dengan entitas yang baru pertama kali diuji.
Untuk menentukan nilai EPR diambil sampel percobaan sebanyak
50 sampel (62,5 persen) dari 80 sampel yang akan digunakan menurut
tabel statistik pada pengujian aktivitas pembuatan nota penerimaan kas.
Atas 50 sampel percobaan tidak ditemukan penyimpangan sehingga
besarnya EPR seharusnya 0 persen, tetapi peneliti menduga ada
penyimpangan dalam pelaksanaan SOP maka EPR dinaikkan satu tingkat
lebih tinggi menjadi 0,25 persen. Nilai EPR selanjutnya ditentukan sama
besar untuk semua atribut karena semua atribut dianggap memiliki tingkat
kepentingan yang sama.
Dengan EPR 0,25 persen dan TER 6 persen jumlah sampel yang
seharusnya diambil berdasarkan tabel statistik sebesar 78 sampel, namun
pada tabel evaluasi jumlah sampel yang tersedia 75 dan 80 sampel,
sehingga sampel yang diuji dibulatkan menjadi 80 sampel untuk semua
pengujian.
12
• Melaksanakan Rencana Sampling
Dari rencana sampling selanjutnya item-item sampel diuji untuk
menentukan sifat dan tingkat penyimpangan yang terjadi. Waktu
pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada lampiran 5. Data identifikasi
atribut, penyimpangan, populasi, metode pemilihan sampel, dan jumlah
sampel untuk masing-masing atribut dapat dilihat pada lampiran 6.
Sementara rincian objek yang diteliti dan data narasumber dapat dilihat
pada lampiran 7.
• Mengevaluasi Hasil Sampel
Langkah evaluasi meliputi:
• Evaluasi atribut menggunakan statistical sampling dilakukan
dengan membandingkan nilai MPR dengan TER. Nilai MPR
diperoleh dari tabel Statistical Sampling Results Evaluation Table
for Tests of Controls pada lampiran 4. Secara statistik SOP
dikatakan terimplementasi dengan baik jika MPR ≤ TER.
Sedangkan evaluasi atribut nonstatistical sampling dilakukan
dengan menggunakan judgement peneliti.
• Mempertimbangkan informasi kualitatif. Penentuan karakteristik
kualitas penyimpangan, antara lain sifat dan penyebab
penyimpangan dan kemungkinan adanya hubungan antara
penyimpangan tersebut.
• Penarikan kesimpulan mengenai implementasi SOP berdasarkan
informasi kuantitatif dan kualitatif. Penarikan kesimpulan tersebut
tidak berlaku untuk atribut yang tidak pernah terjadi, karena atribut
tersebut tidak dapat disimpulkan. Sehingga dalam menghitung
persentase tingkat kepatuhan, atribut yang tidak pernah terjadi
dieliminasi.
Kesimpulan mengenai implementasi SOP dilakukan untuk tiga tingkat
berikut ini:
a. Kesimpulan Tingkat Atribut
13
Kesimpulan didasarkan pada masing-masing atribut yang dinyatakan
dipatuhi atau tidak dipatuhi. Atribut yang dinilai secara statistik jika
memiliki nilai MPR ≤ TER dinyatakan dipatuhi. Sementara atribut yang
dinilai dengan judgement dinyatakan dipatuhi jika atribut dilakukan
sesuai SOP ataupun persentase penyimpangan pada aktivitas yang
diamati kurang dari 6% (TER yang digunakan pada penentuan sampel
statistik). Jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka atribut dinyatakan
tidak dipatuhi. Untuk atribut yang tidak pernah terjadi tidak dapat
ditarik kesimpulan karena pengujian tidak dapat dilakukan.
b. Kesimpulan Tingkat Sub Prosedur Penerimaan Kas
Kesimpulan pada tahap ini diperoleh dengan menghitung persentase
atribut yang dipatuhi dari masing-masing sub prosedur. Selanjutnya
dilihat persentase tersebut masuk dalam kategori tingkat kepatuhan
rendah, sedang, atau tinggi. Untuk menentukan batasan pengkategorian
dilakukan dengan rumus interval sebagai berikut:
L = 100% / 3
L = Lebar interval kategori
Kategori kepatuhan: 0% − 33,33% = Rendah
> 33,33% − 66,66% = Sedang
> 66,66% − 100% = Tinggi
c. Kesimpulan Tingkat Prosedur Penerimaan Kas
Merupakan kesimpulan menyeluruh terhadap prosedur penerimaan kas.
Dihitung persentase keseluruhan atribut yang dipatuhi, kemudian
hasilnya disimpulkan dengan pengkategorian kelas interval seperti
penarikan kesimpulan pada tingkat sub prosedur.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Yayasan Sion berdiri pada 10 November 1977 di Jalan Letjend Sukowati
No. 74, Kelurahan Kalicacing, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Yayasan ini
memiliki beberapa divisi, yaitu Divisi Administrasi Keuangan dan Kemandirian,
14
Divisi Pendidikan, serta Divisi Pemberdayaan Masyarakat. Pada 1 November
2011 Yayasan Sion memiliki SOP, yang terdiri dari SOP Anggaran, SOP
Penerimaan Kas, SOP Pengeluaran Kas, SOP Aset Tetap, dan SOP Pelaporan
Keuangan. Namun, pada 1 Maret 2013 ada surat ketetapan yang mengharuskan
bergantinya Team Management menjadi Direktur Tunggal, sehingga struktur
organisasi Yayasan Sion menurut SOP yang dianalisis mengalami perubahan
(dapat dilihat dalam lampiran 8). Dengan diterbitkannya surat ketetapan tersebut,
maka masing-masing divisi diberi kewenangan untuk mengatur keuangan secara
mandiri, tidak terpusat seperti yang diatur dalam SOP.
Penelitian ini difokuskan pada SMP Kristen Getasan dan SMK
Tarunatama yang berada dalam Divisi Pendidikan. Pemilihan itu dikarenakan
transaksi pada dua objek tersebut lebih kompleks, serta alasan praktis karena
lokasi kedua objek berdekatan. SMP Kristen Getasan didirikan tahun 1978,
sedangkan SMK Tarunatama pada tahun 2004. Sub prosedur dari SOP
Penerimaan Kas yang terjadi pada unit SMP dan SMK meliputi Sub Prosedur
Penerimaan Kas melalui Bendahara Unit Kerja dan Sub Prosedur Konfirmasi
atas Penerimaan Kas Unit Kerja melalui Rekening Bank Unit Kerja serta
melibatkan bagian Bendahara Unit Kerja dan Kepala Unit Kerja (Kepala Sekolah).
Sub prosedur dari SOP Penerimaan Kas yang terjadi di tingkat pengurus
Yayasan Sion meliputi Sub Prosedur Penerimaan Kas melalui Kas Besar dan Sub
Prosedur Konfirmasi atas Penerimaan Kas Unit Kerja melalui Rekening Bank
Yayasan, serta melibatkan bagian Staf Administrasi (Kasir) dan Direktur
Keuangan. Struktur organisasi SMP Kristen Getasan dan SMK Tarunatama dapat
dilihat pada lampiran 9.
Hasil Analisis Data dan Pembahasan
Evaluasi Implementasi SOP pada Tingkat Atribut dan Tingkat Sub Prosedur
1. SOP Anggaran Terkait Penerimaan Kas
Data dari kegiatan wawancara secara langsung kepada Direktur Keuangan
maupun via telepon kepada Kepala Unit Kerja dan Bendahara Unit, serta
15
analisis terhadap implementasi SOP Anggaran ditampilkan dalam tabel 1.
Identifikasi atribut SOP Anggaran secara rinci dapat dilihat pada lampiran 10.
Tabel 1
Analisis Kepatuhan Atribut SOP Anggaran
Sub
Prosedur
Kesimpulan Atribut Jumlah Atribut
Kesimpulan Dipatuhi Tidak
Dipatuhi
Tidak
Disimpulkan
Yang
Diuji
Dipatuhi
Sub Prosedur
Penyusunan
dan Penetapan
Anggaran
1,3,5,7,9,11,
13,16,17,
19-21, 23,
25,27,29,
31-33, 35,
37, 39-41,
43,45,47,
50,51, 53-55
2,4,6,8,
10,12,14,
18,22,24,
26,28,30
34,36,38,
42,44,46,
48,49,52,
56, 58
15,57 56
(2 atribut
tidak
disimpul-
kan)
32 57,14%
(tingkat
kepatuhan
sedang)
Sub Prosedur
Penyampaian
Anggaran
Ditetapkan
1-12 12 12 100%
(tingkat
kepatuhan
tinggi)
Sub Prosedur
Pengiriman
Proposal oleh
Yayasan dan
Tindak Lanjut
Jawaban
Proposal
Donasi
1-4,
6-8,
10-17
5,9 17 15 88,23%
(tingkat
kepatuhan
tinggi)
Sub Prosedur
Pengiriman
Proposal oleh
Unit Kerja dan
Tindak Lanjut
Jawaban
Proposal
Donasi
1-4, 7,9,10,
12-16
5,6,8,11 16 12 75%
(tingkat
kepatuhan
tinggi)
Sub Prosedur
Perubahan
Anggaran
6, 10 1-5,
7-9,
11-18
18 2 11,11%
(tingkat
kepatuhan
rendah)
SOP Anggaran 119 73 61,34%
(tingkat
kepatuhan
sedang)
Berdasarkan tabel 1 diketahui persentase kepatuhan SOP Anggaran
sebesar 61,34 persen, artinya tingkat kepatuhan SOP Anggaran berada pada
kategori sedang. SOP Anggaran memiliki lima sub prosedur. Pada Sub
Prosedur Penyampaian Anggaran Ditetapkan setiap atribut telah dilaksanakan
sesuai SOP sehingga persentase kepatuhan sub prosedur ini sebesar 100
16
persen. Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh Yayasan dan Tindak Lanjut
Jawaban Proposal Donasi memiliki persentase kepatuhan 88,23 persen,
dalam sub prosedur ini atribut yang tidak dilakukan terkait dengan
penandatanganan dokumen jawaban donatur oleh Ketua Yayasan. Aktivitas
penandatanganan tersebut dinilai penting sebagai mekanisme kontrol bahwa
setiap rencana aliran dana dari donatur telah diketahui oleh Ketua Yayasan.
Sementara Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh Unit Kerja dan Tindak
Lanjut Jawaban Proposal Donasi memiliki persentase kepatuhan sebesar 75
persen. Atribut yang tidak dilakukan sesuai SOP terkait penandatanganan pada
dokumen jawaban donatur. Penandatanganan tersebut berfungsi sebagai bukti
bahwa Kepala Unit telah mengetahui jawaban donatur. Oleh sebab itu, setiap
dokumen jawaban donatur sebaiknya diotorisasi oleh Ketua Yayasan maupun
Kepala Unit.
Sub prosedur selanjutnya mengenai Penyusunan dan Penetapan
Anggaran dengan persentase kepatuhan 57,14 persen. Dalam sub prosedur ini
atribut yang tidak dilakukan sesuai SOP terkait dengan pembuatan proposal
donasi yang seharusnya dibuat bersamaan dengan penyusunan RKA-S
(Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah), diharapkan setelah RKA-S disahkan,
proposal donasi siap untuk diajukan kepada donatur. Namun praktek yang
terjadi, pada saat penyusunan RKA-S belum disiapkan untuk proposal donasi
yang tercetak, karena bagi pihak unit maupun yayasan hal tersebut dianggap
tidak efektif dan efisien. Pengajuan proposal kepada donatur tetap di luar negeri
dilakukan pada pertengahan tahun, seandainya proposal sudah dibuat pada awal
tahun bersamaan dengan penyusunan rencana anggaran, maka jika terjadi
perubahan (revisi) anggaran, proposal tersebut perlu direvisi juga. Hal tersebut
mengakibatkan aktivitas yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien.
Untuk itu SOP perlu memasukkan prosedur pembuatan proposal di luar RKA-S,
sehingga proses pembuatan proposal menjadi lebih efisien.
Dua atribut tidak dapat dilakukan karena tidak pernah terjadi, berkaitan
dengan aktivitas mengarsipkan RKA-S yang ditolak. Dalam hal ini RKA-S
tidak pernah ditolak hanya mengalami beberapa revisi saja. Selanjutnya Sub
17
Prosedur Perubahan Anggaran dengan persentase kepatuhan 11,11 persen.
Atribut-atribut yang tidak dilakukan sesuai SOP berkaitan dengan pembuatan
Formulir Persetujuan Perubahan Anggaran (FPPA). Menurut SOP jika terjadi
perubahan anggaran di unit dalam periode anggaran, maka harus diajukan
FPPA sebagai dasar realisasi anggaran yang diketahui oleh semua pengurus
yayasan melalui rapat bersama. Jika unit SMP mengalami defisit anggaran
karena penerimaan SPP yang dianggarkan tidak terealisasi, akibat pembayaran
siswa yang menunggak hingga akhir semester (saat penerimaan rapor) maka
pada bulan dimana tidak ada realisasi SPP, seharusnya unit kerja mengajukan
FPPA. Namun dalam prakteknya FPPA tidak pernah dibuat, pengajuan dana
yang dilakukan oleh unit SMP hanya diketahui Staf Administrasi dan Kepala
Divisi Pendidikan. Dengan tidak dipatuhinya atribut ini, maka peningkatan
transparansi dan akuntabilitas yang menjadi tujuan SOP ini menjadi terkendala.
Oleh karena itu, hal ini harus menjadi perhatian bagi pihak terkait.
2. Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja
Berdasarkan data dari kegiatan wawancara, observasi, studi dokumen,
serta analisis terhadap implementasi atribut SOP pada Sub Prosedur
Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja maka secara ringkas dapat
disajikan seperti pada tabel 2 dan 3 di bawah ini. Identifikasi atribut SOP
Penerimaan Kas secara rinci dapat dilihat pada lampiran 6. Berdasarkan tabel
2 diketahui bahwa prosedur penerimaan kas yang terjadi di SMP Kristen
Getasan terdiri dari 19 atribut, namun hanya enam atribut saja yang dipatuhi,
sementara 11 atribut tidak dipatuhi, dan dua atribut lainnya tidak pernah
terjadi, sehingga total atribut yang diuji hanya 17 atribut. Oleh karena itu
kesimpulan tingkat kepatuhan Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui
Bendahara Unit Kerja di SMP Kristen Getasan dikategorikan sedang dengan
persentase 35,29 persen.
Atribut SOP yang perlu ditingkatkan kepatuhannya terkait dengan
pembuatan BKM yang tidak dilakukan oleh Bendahara Unit SMP karena
perangkapan fungsi sebagai Pengajar yang mengampu beberapa mata
18
pelajaran. Desain SOP menghendaki pemisahan fungsi Bendahara dan
Pembukuan, namun karena dana yang ada tidak memungkinkan untuk
menambah karyawan baru, maka fungsi Bendahara sekaligus melakukan
Pembukuan. Perangkapan fungsi menyebabkan beban kerja dan waktu untuk
melakukan kedua pekerjaan dianggap kurang oleh petugas terkait, untuk itu
perlu dipertimbangkan solusi mengenai pengurangan beban mengajar bagi
guru yang menjabat sebagai Bendahara Unit, dan juga teguran dari Staf
Administrasi kepada Bendahara Unit apabila tidak menyerahkan dokumen
BKM. Berbeda dengan SMP, Bendahara Unit SMK hanya menjalankan tugas
sebagai Bendahara, sehingga tugas dapat dijalankan dengan lebih baik.
Tabel 2
Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Penerimaan Kas
Melalui Bendahara Unit Kerja di SMP Kristen Getasan
Atribut Teknik
Pengujian
Sample
Used SDR MPR Keterangan Kesimpulan
1, 2, 3, 7, 8 Nonstatistik Atribut dilakukan sesuai SOP
atau
% penyimpangan ≤ TER
Dipatuhi
4 Statistik 80 0% 3,7% Nilai MPR ≤ TER Dipatuhi
5, 6 Tidak dapat dilakukan karena
tidak pernah terjadi
Tidak dapat
disimpulkan
Atribut SOP yang Perlu Ditingkatkan Kepatuhannya
13, 16, 17 Nonstatistik Tidak dilakukan Tidak
dipatuhi
9, 10, 14, 18,
19
Statistik Tidak dilakukan Tidak
dipatuhi
Atribut SOP yang Perlu Diubah
11, 12, 15 Nonstatistik Tidak dilakukan Tidak
dipatuhi
*EPR yang digunakan sebesar 0,25% dan TER sebesar 6%
Pada tabel 3 terdapat 19 atribut, sepuluh atribut dipatuhi, tujuh atribut
tidak dipatuhi, dan dua atribut tidak pernah terjadi, sehingga hanya 17 atribut
yang diuji. Dengan demikian persentase kepatuhan sebesar 58,82 persen,
disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui
Bendahara Unit Kerja di SMK Tarunatama termasuk dalam kategori sedang.
Dua atribut yang tidak pernah terjadi pada kedua unit (SMP dan SMK) terkait
aktivitas konfirmasi dan pembuatan BKM untuk penerimaan kas melalui
setoran bank. Hal ini disebabkan siswa tidak pernah melakukan pembayaran
melalui bank, karena nominal pembayaran hanya Rp 40.000,00 persiswa
19
setiap bulan dengan jumlah seluruh siswa 134 pada unit SMP dan 283 siswa
dengan tagihan sebesar Rp 130.000,00 persiswa tiap bulan pada unit SMK.
Tindakan menunggak pembayaran terjadi pada siswa di kedua unit pendidikan
tersebut. Sehingga dipandang tidak efisien untuk membuka pembayaran
melalui bank. Memang untuk saat ini atribut tersebut belum terjadi, namun
tidak menutup kemungkinan jika di kemudian hari unit kerja semakin
berkembang sehingga atribut ini memberikan solusi dalam pengamanan kas
jika penerimaan kas dalam jumlah besar.
Tabel 3
Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Penerimaan Kas
Melalui Bendahara Unit Kerja di SMK Tarunatama
Atribut Teknik
Pengujian
Sample
Used SDR MPR Keterangan Kesimpulan
1, 2, 3, 7, 8,
13, 14, 19
Nonstatistik Atribut dilakukan sesuai SOP
atau
% penyimpangan ≤ TER
Dipatuhi
4, 9 Statistik 80 0% 3,7% Nilai MPR ≤ TER Dipatuhi
5, 6 Tidak dapat dilakukan karena
tidak pernah terjadi
Tidak dapat
disimpulkan
Atribut SOP yang Perlu Ditingkatkan Kepatuhannya
16, 17 Nonstatistik Tidak dilakukan Tidak dipatuhi
10, 18 Statistik 80 3% 9,5% Dilakukan sesuai SOP, tetapi
terdapat penyimpangan
sehingga nilai MPR ≥ TER
Tidak dipatuhi
Atribut SOP yang Perlu Diubah
11, 12, 15 Nonstatistik Tidak dilakukan Tidak dipatuhi
*EPR yang digunakan sebesar 0,25% dan TER sebesar 6%
Sementara atribut SOP yang perlu ditingkatkan kepatuhannya terkait
dengan aktivitas otorisasi BKM, di mana ditemukan beberapa BKM yang
tidak diotorisasi oleh Kepala Unit. Hal tersebut menunjukkan kurangnya
kontrol dari Kepala Unit, sehingga Bendahara Unit tidak selalu meminta
otorisasi BKM. Untuk itu perlu adanya teguran dari Staf Administrasi yayasan
kepada Bendahara Unit jika menemukan BKM yang belum mendapat otorisasi
dari Kepala Unit.
Atribut SOP yang perlu diubah pada kedua unit (SMP Kristen Getasan
dan SMK Tarunatama) terkait dengan aktivitas penyerahan penerimaan kas
lewat setoran/transfer bank kepada Pembukuan Yayasan oleh Bendahara Unit.
Berdasarkan SOP setiap penerimaan kas harus disetor ke rekening yayasan
namun dalam prakteknya kas disimpan oleh Bendahara Unit untuk
20
pembayaran gaji guru pada akhir bulan. Selanjutnya saldo yang ada
diserahkan kepada Staf Administrasi yayasan secara tunai. Oleh karena
nominalnya kecil dan Bendahara harus datang ke yayasan untuk memberi
laporan pertanggungjawaban kepada Staf Administrasi sehingga dipandang
tidak efisien jika uang tersebut disetor ke bank dengan jarak 1 kilometer dari
unit kerja. Disarankan untuk memasukkan batasan besarnya kas yang wajib
disetor melalui bank jika dilakukan perubahan SOP.
3. Sub Prosedur Konfirmasi Atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui
Rekening Bank Unit Kerja
Sub prosedur ini didesain untuk penerimaan dana berupa cek atau
transfer bank dari donatur yang menyalurkan dana ke unit tanpa melalui
yayasan. Hanya satu donatur yang langsung menyalurkan dananya ke unit
yakni ke unit SMP Kristen Getasan sebesar Rp 5.000.000,00 perbulan. Dana
yang ditransfer sudah pasti jumlahnya, sehingga tidak pernah terjadi
ketidaksesuaian dana yang ditransfer ke rekening unit kerja. Oleh karena itu,
prosedur konfirmasi untuk penerimaan kas melalui rekening bank tidak pernah
terjadi sehingga pengujian tidak dapat dilakukan dan tingkat kepatuhan tidak
dapat disimpulkan pada sub prosedur ini.
4. Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Kas Besar
Berdasarkan data dari kegiatan wawancara, observasi, studi dokumen,
serta analisis yang dilakukan terhadap implementasi atribut SOP pada Sub
Prosedur Penerimaan Kas Melalui Kas Besar maka secara ringkas disajikan
seperti pada tabel 4. Dari 24 atribut yang ada terdapat sembilan atribut yang
dipatuhi, empat atribut tidak dipatuhi, dan 11 atribut tidak pernah terjadi,
sehingga pengujian hanya didasarkan pada 13 atribut. Kesimpulan tingkat
kepatuhan Sub Prosedur Penerimaan Kas melalui Kas Besar dikategorikan
sedang dengan persentase 69,23 persen. Atribut yang tidak pernah terjadi
terkait dengan aktivitas penerimaan cek dan setoran bank dari masing-masing
unit kerja maupun donatur. Donatur menyalurkan dana dengan transfer bank,
sedangkan masing-masing unit menyerahkan penerimaan kas secara langsung
21
ke yayasan tanpa setor ke bank, sehingga tidak ada penerimaan cek maupun
setoran bank.
Tabel 4
Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Penerimaan Kas
Melalui Kas Besar di Yayasan Sion
Atribut Teknik
Pengujian
Sample
Used SDR MPR Keterangan Kesimpulan
1, 2, 3,16, 18,
19, 24
Nonstatistik Prosedur dilakukan
sesuai SOP
Dipatuhi
4, 17 Statistik 80 0% 3,7% Nilai MPR ≤ TER Dipatuhi
5 – 14, 20 Tidak dapat dilakukan
karena tidak pernah
terjadi
Tidak dapat
disimpulkan
Atribut SOP yang Perlu Diubah
15, 23 Statistik 80 16% 18,9% Dilakukan sesuai SOP
tetapi ada beberapa
penyimpangan sehingga
nilai MPR ≥ TER
Tidak dipatuhi
21, 22 Nonstatistik Tidak dilakukan Tidak dipatuhi
*EPR yang digunakan sebesar 0,25% dan TER sebesar 6%
Dalam sub prosedur ini atribut SOP yang perlu diubah terkait otorisasi
dokumen BKM oleh Direktur Keuangan. Dengan adanya perubahan
lingkungan organisasi menyebabkan kontrol penerimaan kas yang semula
dipegang oleh Direktur Keuangan, kini digantikan oleh Direktur Pendidikan
(sekarang disebut Kepala Divisi Pendidikan). Pada dokumen BKM masih
tercantum Direktur Keuangan sebagai pengontrol penerimaan kas. Sehingga
perlu dipertimbangkan untuk mengubah formulir/dokumen yang tidak sesuai
lagi dengan lingkungan organisasi dan perlu dipertimbangkan untuk
mengubah SOP sesuai kondisi saat ini.
5. Sub Prosedur Konfirmasi Atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui
Rekening Bank Yayasan
Berdasarkan data dari kegiatan wawancara, observasi, studi dokumen, serta
analisis yang dilakukan terhadap implementasi atribut SOP pada Sub Prosedur
Konfirmasi Atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Yayasan
maka secara ringkas dapat disajikan seperti pada tabel 5 berikut ini :
22
Tabel 5
Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Konfirmasi
Atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Yayasan Sion
Atribut Teknik Pengujian Kesimpulan
2,7 Nonstatistik Dipatuhi
1,3-6,8,9 Tidak dilakukan karena tidak
pernah terjadi
Tidak dapat disimpulkan
Berdasarkan tabel 5, dari sembilan atribut hanya dua atribut yang
dipatuhi sementara tujuh atribut yang lain tidak pernah terjadi karena
penerimaan kas dari unit tidak dilakukan melalui bank, hanya penerimaan
dengan donatur, namun donatur tidak pernah memberikan cek, melainkan
langsung transfer bank dan jumlah dana yang ditransfer selama ini selalu
benar, sehingga tidak pernah dilakukan pembuatan memo kredit. Dengan
demikian tingkat kepatuhan Sub Prosedur Konfirmasi atas Penerimaan Kas
Unit Kerja Melalui Rekening Bank Yayasan dikategorikan tinggi dengan
persentase 100 persen.
Evaluasi Implementasi SOP pada Tingkat Prosedur Penerimaan Kas
Berikut ini adalah tabel yang menyajikan ringkasan analisis dari sub
prosedur dalam SOP Penerimaan Kas yang dapat diidentifikasi. Berdasarkan tabel
6, terdapat 151 atribut yang dapat diidentifikasi dari masing-masing unit kerja.
Diperoleh persentase kepatuhan sebesar 59,6 persen pada unit SMP dan sebesar
62,25 persen pada unit SMK. Dengan demikian disimpulkan tingkat kepatuhan
Prosedur SOP Penerimaan Kas berada dalam kategori sedang.
Penyebab tidak maksimalnya pelaksanaan SOP adalah pada prosedur
anggaran dianggap rumit oleh sebagian pihak, terbukti dari kurang pahamnya
pelaksana SOP mengenai penggunaan Formulir Persetujuan Perubahan Anggaran
(FPPA) untuk perubahan anggaran di masing-masing unit. Selain itu beberapa
prosedur SOP dianggap kurang efisien, sehingga pihak yayasan dan unit kerja
melakukan praktek yang dianggap lebih efisien, yaitu penyetoran penerimaan kas
tidak dilakukan melalui transfer bank oleh Bendahara Unit, melainkan langsung
diserahkan kepada Staf Administrasi yayasan pada saat memberikan laporan
23
pertanggungjawaban, serta adanya rangkap fungsi yang terjadi sehingga pihak
tersebut tidak dapat menjalankan tugasnya secara maksimal.
Tabel 6
Analisis Tingkat Kepatuhan Atribut SOP Penerimaan Kas
Sub Prosedur Total
Dipatuhi
Total Atribut
yang Diuji Kesimpulan
Sub Prosedur Penyusunan dan
Penetapan Anggaran
32 56 57,14% (kategori sedang)
Sub Prosedur Penyampaian Anggaran
Ditetapkan
12 12 100% (kategori tinggi)
Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh
Yayasan dan Tindak Lanjut Jawaban
Proposal Donasi
15 17 88,23% (kategori tinggi)
Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh
Unit Kerja dan Tindak Lanjut Jawaban
Proposal Donasi
12 16 75% (kategori tinggi)
Sub Prosedur Perubahan Anggaran 2 18 11,11% (kategori rendah)
Sub Prosedur Penerimaan Kas
Melalui Be ndahara Unit Kerja SMP
6 17 35,29% (kategori sedang)
Sub Prosedur Penerimaan Kas
Melalui Be ndahara Unit Kerja SMK
10 17 58,82% (kategori sedang)
Sub Prosedur Konfirmasi Atas
Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui
Rekening Bank Unit Kerja
Tidak pernah terjadi Tidak dapat disimpulkan
Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui
Kas Besar
9 13 69,23% (kategori tinggi)
Sub Prosedur Konfirmasi atas
Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui
Rekening Bank Yayasan
2 2 100% (kategori tinggi)
SOP
Penerimaan Kas
Unit SMP 90 151 59,6% (kategori sedang)
Unit SMK 94 151 62,25% (kategori sedang)
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan tingkat implementasi SOP dilakukan pada tingkat atribut,
tingkat sub prosedur, dan tingkat prosedur SOP Penerimaan Kas. Terdapat
sembilan sub prosedur SOP Penerimaan Kas, lima di antaranya berada pada
tingkat kepatuhan tinggi, yaitu Sub Prosedur Penyampaian Anggaran Ditetapkan,
Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh Yayasan dan Tindak Lanjut Jawaban
Proposal Donasi, Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh Unit Kerja dan Tindak
Lanjut Jawaban Proposal Donasi, Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Kas
24
Besar, dan Sub Prosedur Konfirmasi Atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui
Rekening Bank Yayasan.
Dua sub prosedur memiliki tingkat kepatuhan sedang yaitu Sub Prosedur
Penyusunan dan Penetapan Anggaran dan Sub Prosedur Penerimaan Kas
Melalui Bendahara Unit Kerja. Satu sub prosedur pada kategori kepatuhan rendah,
yaitu Sub Prosedur Perubahan Anggaran. Adapun Sub Prosedur Konfirmasi Atas
Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Unit Kerja tidak pernah
terjadi sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan.
Secara keseluruhan tingkat kepatuhan terhadap SOP Penerimaan Kas
Divisi Pendidikan Yayasan Sion dikategorikan pada tingkat kepatuhan sedang
dengan persentase kepatuhan 59,6 persen pada unit kerja SMP dan 62,25 persen
pada unit kerja SMK. Faktor yang teridentifikasi sebagai penyebab tingkat
kepatuhan belum maksimal adalah SOP dipandang rumit terutama dalam prosedur
perubahan anggaran, serta masih adanya rangkap fungsi yang membatasi pihak
terkait untuk melaksanakan tugasnya dengan maksimal, yaitu Bendahara Unit
SMP merangkap sebagai Staf Pengajar, dan Kepala Divisi Pendidikan yang
sekaligus menjabat sebagai Kepala Asrama. Rangkap fungsi tersebut
menyebabkan tidak dibuatnya BKM oleh Bendahara Unit SMP karena merasa
terlalu sibuk, serta tidak adanya teguran dari Staf Administrasi saat Bendahara
tidak menyerahkan BKM ke yayasan. Sedangkan rangkap fungsi oleh Kepala
Divisi Pendidikan menyebabkan beberapa dokumen BKM tidak diotorisasi.
Keterbatasan Penelitian
Yayasan Sion memiliki lima unit pendidikan terdiri dari dua SD, satu
SMP dan SMK, serta Asrama. Namun penelitian hanya dilakukan pada unit SMP
dan SMK, sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasi untuk semua
unit yang masing-masing memiliki karakteristik yang unik. Dalam penelitian
setiap atribut dipandang memiliki tingkat kepentingan sama sehingga nilai TER
dan EPR dianggap sama untuk semua atribut. Penentuan EPR hanya dilakukan
dengan satu kali pengambilan sampel percobaan.
25
Saran
Yayasan Sion Perlu Meningkatkan Kepatuhan untuk Atribut berikut ini:
1. Aktivitas otorisasi pada dokumen jawaban donatur, untuk meningkatkan
kontrol terkait aliran dana dari donatur.
2. Pengajuan perubahan anggaran dengan FPPA (Formulir Persetujuan
Perubahan Anggaran) untuk menciptakan transparansi bagi pihak yayasan
maupun unit kerja sehingga meningkatkan akuntabilitas.
3. Pembuatan dokumen BKM oleh Bendahara Unit SMP dan otorisasi
dokumen BKM pada unit SMK.
Yayasan Sion Perlu Mempertimbangkan untuk Memasukkan/Mengubah
Atribut berikut:
1. Prosedur pembuatan proposal di luar RKA-S.
2. Batasan besarnya kas yang wajib disetor melalui transfer bank untuk
keamanan kas.
3. Mengubah formulir/dokumen BKM yang tidak sesuai dengan lingkungan
organisasi.
Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian selanjutnya terkait SOP dapat diperluas ke unit SD maupun Asrama
sehingga dapat disimpulkan tingkat kepatuhan SOP Penerimaan Kas untuk
semua unit di bawah Divisi Pendidikan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, Patra Wisang. 2011. Evaluasi Pelaksanaan Standard Operating
Procedure (SOP) pada Usaha Franchising dengan Menggunakan Metode
Benchmarking. Skripsi Program S1 FTIUII (Tidak Dipublikasikan).
http://repository.uii.ac.id, 18 Oktober 2013.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. BPFE UGM, Yogyakarta.
Bastian, Indra. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Erlangga,
Jakarta.
Bastian, Indra. 2009. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. BPFE, Yogyakarta.
Boynton, William C, Raymond N. Johnson, and Walter G. Kell. 2002. Modern
Auditing. Edisi Ketujuh Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.
Darmono. 2007. Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP) untuk
Perpustakaan Perguruan Tinggi. http://mulok.library.um.ac.id, 18 Januari
2013.
Guy, Dan M, C. Wayne Alderman, and Alan J. Winters. 2002. Auditing. Edisi
Kelima Jilid Satu. Erlangga, Jakarta.
International Thinking Training and Consultancy (ITTC). 2011. Penyusunan
Standar Operasional Prosedur (SOP). http://www.ittc.co.id, 10 Januari
2013.
Kurniawan, Adi. 2011. Efektivitas Pelaksanaan SOP di Unit Pelayanan
Puskesmas Mangunsari Kota Salatiga dengan Teknik Audit
Kepatuhan. Skripsi Program S1 FEUKSW (Tidak Dipublikasikan).
Lakiu, Agustin Delima. 2011. Evaluasi Implementasi SOP Sistem Akuntansi
Aktiva Tetap Sinode GKJTU Salatiga. Laporan Pemagangan Program
S1 FEUKSW (Tidak Dipublikasikan).
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi, Yogyakarta.
Mulyadi. 1990. Pemeriksaan Akuntan. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Mulyani, Sri dan Rufaedah, Yanti. 2008. Auditing 1. Universitas Terbuka,
Jakarta.
Munawir H. S. 1995. Auditing Modern I. BPFE, Yogyakarta.
Munawir H. S. 2005. Auditing Modern II. BPFE, Yogyakarta.
Noviyanti, Suzy dan Utami, Intiyas. 2004. Dasar-Dasar Pengauditan. UKSW,
Salatiga.
27
Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: PER-
1236/K/SU/2011 tentang Pedoman Evaluasi Prosedur Baku Pelaksanaan
Kegiatan (Standard Operating Procedures) di Lingkungan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik
Indonesia Nomor: PER-03/MENKO/POLHUKAM/7/2012 tentang
Pedoman Evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keagamaan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.
Prasetya, Irawan. 2012. Efektivitas Pelaksanaan SOP di Unit Pelayanan Rumah
Sakit Umym Daerah Kota Salatiga dengan Teknik Audit Kepatuhan.
Skripsi Program S1 FEUKSW (Tidak Dipublikasikan).
Sari, Maria Ratna Puspita R. D. 2009. Analisis Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada GKE Sinar
Kasih Palangka Raya. Skripsi Program S1 FEUKSW (Tidak
Dipublikasikan).
SOP Divisi Pendidikan Yayasan Sion Sinode GKJTU Salatiga.
Sulistyowati, Dewi. 2012. Manajemen Kas pada Lembaga Pendidikan.
http://ebookbrowse.com, 5 April 2013.
The U.S. Environmental Protection Agency (EPA). 2007. Guidance for Preparing
Standard Operating Procedures (SOPs). http://www.epa.gov, 20 Januari
2013.
28
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Personal
Name : Sylvia Herlina
Address : Jl. Diponegoro 42, Salatiga, Jawa Tengah
Place, Date of Birth : Bojonegoro, 16 April 1992
Sex : Female
Religion : Christian
Phone : 085648773157
Email : [email protected]
Educational Background
2010 Satya Wacana Christian University, Salatiga
Majoring: Accounting
2007 Senior High School One Cepu, Blora
Organization Experience:
2012 Coordinator of fundraiser team “Pekan Ilmiah Mahasiswa 2012”
2012 Coordinator of event “Roadshow SEA Change 2012”
2011 Member of fundraiser team “The Easter Committee 2011”
Other Experience:
2013 Yety English Course, Salatiga
-Intermediate Speaking Class
-TOEFL Preparation
2013 Participant of “ESAI Competition”
2012 Participant of “Leadership Outbound Trainning”
2011 Participant of “National Seminar on Accounting”
29
LAMPIRAN
30
LAMPIRAN 1
Panduan Wawancara
Panduan Wawancara Prosedur Penerimaan Kas
31
32
Panduan Wawancara Prosedur Anggaran
33
34
35
36
LAMPIRAN 2
Form Observasi dan Form Studi Dokumen
Tabel 2.1 Form Observasi
Atribut Penyimpangan Jumlah
Sampel
Bendahara Unit
1. Menerima pemberitahuan pembayaran
tunai/lewat bank dari donatur/siswa
2. Melakukan pemeriksaan dan mencocokan
jumlah yang akan dibayarkan dengan daftar
kewajiban jika ada pembayaran untuk dana
pendidikan/ uang sekolah/ partisipasi orang tua
3. Menerima kas/cek/bukti setor bank
4. Menyerahkan NP (1) pada penyetor dana
sebagai bukti penerimaan kas
Tabel 2.2 Form Studi Dokumen Atribut Ya Tidak Keterangan
Bagian Bendahara Unit Kerja
Membuat NP
Membuat BKM berdasarkan NP
Otorisasi BKM dilampiri NP (2) oleh
Kepala Unit Kerja.
Mengarsip BKM(2) jika penerimaan
tunai
Bagian Kasir/Staf Administrasi
Membuat BKM
Otorisasi BKM dilampiri NP (2) oleh
Direktur Keuangan .
Mencatat penerimaan kas ke Buku Kas
Harian
37
LAMPIRAN 3
Dokumen yang Digunakan
Gambar 3.1. Kuitansi
Gambar 3.2. Nota Pembayaran
38
Gambar 3.3. Bukti Kas Masuk Yayasan Sion
Gambar 3.4. Bukti Kas Masuk Unit Kerja
Gambar 3.5. Buku Kas Harian
Divisi : Pendidikan
No. Rek No. APB RUPIAH
Dibuat oleh :Mengetahui : Dibukukan oleh :
JUMLAH
Tgl :______ / ______ / 20_______
Unit Kerja : SMK Tarunatama
BUKTI KAS MASUK
KETERANGAN
No. BKM :
No. BKM 02/I/07
Tanggal: 3 Januari 2007
Terima dari
Alamat
Sebesar
Terbilang
Untuk
Kode Akun Dibukukan Mengetahui
Tgl: 5 Januari 2007
4.A.1.2 (tidak perlu)
Bag. Pembukuan Kasir Bendahara Sekretaris
Penerima
€ 1.000
Seribu EuroDonatur Program Penanggulangan Bencana
GZB
Amen Street No 23
Germany
BUKTI KAS MASUK
SINODE GKJTU
Jl. Letjend. Sukowati 74 PO BOX 105
Salatiga
TANGGAL KETERANGAN No. APB Masuk Keluar Saldo
BUKU KAS HARIAN
39
LAMPIRAN 4
Tabel Statistik
40
LAMPIRAN 5
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
41
LAMPIRAN 6
Identifikasi Atribut, Penyimpangan, Populasi, Metode Pemilihan Sampel, dan Jumlah Sampel
Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja SMP Kristen Getasan
42
43
Sub Prosedur Konfirmasi atas Penerimaan Kas Unit Kerja Lewat Rekening Bank Unit Kerja SMP Kristen Getasan
44
Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja SMK Tarunatama
45
46
Sub Prosedur Konfirmasi atas Penerimaan Kas Unit Kerja Lewat Rekening Bank Unit Kerja SMK Tarunatama
47
Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Kas Besar di Yayasan Sion
48
49
Sub Prosedur Konfirmasi atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Yayasan
50
LAMPIRAN 7
Rincian Objek yang Diteliti, Data Narasumber, dan Rincian Dokumen
Tabel 7.1 Rincian Objek yang Diteliti dan Data Narasumber
Objek Penelitian
SMP Kristen
Getasan
SMK
Tarunatama Yayasan Sion
Jumlah Siswa
Siswa Kelas 1 40 95
Siswa Kelas 2 38 94
Siswa Kelas 3 56 94
Jumlah Seluruh Siswa 134 283
Uang SPP Rp 40.000,00 Rp 130.000,00
Nama Narasumber
Bendahara Unit Kerja
Ibu Marilyne
Wuryanti
Ibu
Nuryaningsih
Kepala Unit Kerja
Ibu Dwi Retno
Takariana Bapak Gunardi
Kasir/Staf Administrasi Ibu Sumini
Kepala Divisi Administrasi
Keuangan & Kemandirian Bapak Tulus
Akuntan/Pembukuan
Yayasan
Ibu Daniati (mulai bekerja Oktober
2011)
Kepala Divisi Pendidikan Ibu Hartiningsih
Tabel 7.2 Rincian Dokumen
Dokumen yang Digunakan Pengguna Dokumen Warna
Dokumen
Digunakan sebagai/ Diserahkan Kepada
Rangkap 1 Rangkap 2 Rangkap 3
Nota Pembayaran SMP Kristen Getasan
& SMK Tarunatama Putih
Siswa yang
Membayar
Hijau
Arsip
Bendahara
Unit
Pink Kasir/Staf
Administrasi
Bukti Kas Masuk (BKM) SMK Tarunatama Putih
Arsip
Bendahara
Unit
Pink Kasir/Staf
Administrasi
Kuitansi SMK Tarunatama Putih Pemberi Dana
Hijau
Arsip
Bendahara
Unit
Pink Kasir/Staf
Administrasi
Bukti Kas Masuk (BKM) Yayasan Sion Putih Akuntan
Hijau Bendahara
Unit
Pink
Arsip
Kasir/Staf
Administrasi
51
LAMPIRAN 8
Struktur Organisasi Yayasan Sion Berdasarkan SOP dan Perubahannya
Gambar 8.1
Struktur Organisasi Yayasan Sion Berdasarkan SOP
Gambar 8.2
Perubahan Struktur Organisasi Yayasan Sion
**Berdasarkan SK per 1 Maret 2013 Team Management diganti Direktur Tunggal, dulu
keuangan seluruh divisi termasuk keuangan divisi pendidikan dikelola secara terpusat oleh
Bagian Keuangan dan Administrasi. Dengan adanya SK tersebut, masing-masing divisi berhak
mengelola keuangan secara mandiri.
SMP KRISTEN
GETASAN
KEUANGAN &
ADMINISTRASI
SUPPORTING
UNIT
COMMUNITY
DEVELOPMENT
UNIT
PENDIDIKAN
SD KARMEL 2
SD KARMEL 1
SMK
TARUNATAMA
Asrama
Team Manajemen
Unit Kerja – Divisi Pendidikan
Pembina Yayasan
Pengurus Yayasan
Pengawas
52
LAMPIRAN 9
Struktur Organisasi SMP Kristen Getasan dan SMK Tarunatama
Gambar 9.1
Strusktur Organisasi SMK Tarunatama
Gambar 9.2
Strusktur Organisasi SMP Kristen Getasan
53
LAMPIRAN 10
Identifikasi Atribut SOP Anggaran
54
55
56
57