exsum paper singkat_mea

7
  Bergegas dengan Ce rda s Memenangi Persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

Upload: rachmat-basuki

Post on 04-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ekonomi, kerjasama ekonomi, ASEAN

TRANSCRIPT

Bergegas dengan Cerdas Memenangi Persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

CORE INDONESIASME Tower 6th FloorJl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 94Jakarta Selatan 12780 IndonesiaTelp.: +6221-79181108 Fax.: +6221-79180528Email: [email protected]

Bergegas dengan Cerdas Memenangi Persaingan MEA

CORE Indonesiaiv

Buku ini dipublikasikan pada acara Corporate Launching CORE Indonesia, pada tanggal 28 Oktober 2013 di Auditorium Museum Nasional Indonesia.

Bergegas dengan Cerdas Memenangi Persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

Executive SummaryI

ntegrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan dimulai pada tahun 2015. MEA akan membawa pada liberalisasi ekonomi yang semakin luas di ASEAN. Liberalisasi akan mencakup peredaran secara bebas tanpa hambatan baik barang, jasa, modal maupun tenaga kerja. Banyak pertanyaan seputar kesiapan Indonesia dalam implementasi MEA. Apakah Indonesia dapat mengambil manfaat dari peluang yang ada dan siap mengantisipati potensi dampak negatif yang ditimbulkan. Karena pengalaman menunjukkan paska berbagai liberalisasi ASEAN dalam AFTA, ASEAN dengan China, maupun kerjasama bilateral lainnya, Indonesia mengalami banyak kerugian. Seharusnya hal tersebut dapat menjadi pengalaman berharga bagi Indonesia dalam berbagai kesepakatan liberalisasi ekonomi, termasuk kesepakatan MEA. Pemerintah telah menyatakan Indonesia sangat siap menghadapi MEA dengan kesiapan 82 persen, yang berarti nomer tiga setelah Singapura dan Malaysia. Namun, kesiapan pemerintah berbeda dengan kesiapan sebagian besar kalangan usaha. Ternyata, kesiapan Indonesia tersebut baru sebatas check list, sejauh mana Indonesia telah menjalankan kesepakatan-kesepakatan MEA. Indonesia belum menyiapkan strategi komprehensif dan menjadikannya sebagai agenda bersama antara pemerintah (Pusat dan Daerah) dengan dunia usaha. Sosialisasi dilakukan tetapi baru sekadar apa itu MEA, bukan inilah strategi bersama menghadapi MEA. Dalam rangka peluncuran CORE (Center of Reform on Economics) Indonesia, disampaikan paparan dari salah satu hasil studi CORE, yakni kajian awal tentang kesiapan Indonesia dalam memenangi persaingan MEA. Implementasi MEA memang bukan liberalisasi ekonomi yang pertama di kawasan ASEAN. Setelah tahun 1993 ASEAN sepakat melakukan AFTA (Asean Free Trade Agreement), ASEAN juga membuat berbagai kesepakatan dengan negara lain seperti India, Jepang dan Korea. Indonesia pun banyak melakukan liberalisasi ekonomi secara bilateral misal dengan Jepang atau Australia dan New Zealand. Meskipun implementasi MEA sebenarnya implementasi liberalisasi ekonomi di tengah lingkungan ekonomi ASEAN dan ekonomi Indonesia yang sudah cukup liberal, namun CORE berkeyakinan bahwa persiapan dalam implementasi MEA tetap sangat penting bagi Indonesia untuk dijadikan momentum dalam menata ulang berbagai kesepakatan liberalisasi ekonomi yang telah dilakukan. Tujuannya, agar dalam setiap kesepakatan liberalisasi ekonomi, potensi manfaat yang diperoleh Indonesia maksimal dan potensi kerugian yang ditimbulkan dapat diminimalkan. Dari kajian awal ini CORE berkesimpulan paling tidak ada empat isu penting yang perlu kerja keras untuk segera diantisipasi: Pertama, implementasi MEA berpotensi menjadikan Indonesia sekadar pemasok energi dan bahan baku bagi industrialisasi di kawasan ASEAN. Salah satu yang harus dilakukan Indonesia adalah menyusun strategi industri, perdagangan dan investasi secara terintegrasi, paling tidak dalam konteks kerjasama MEA. Kedua, implementasi MEA akan semakin melebarkan defisit neraca perdagangan jasa seiring meningkatkan perdagangan barang. Indonesia harus segera mengimplementasikan rencana untuk membangun dan mendukung industri transportasi yang menjadi sumber defisit terbesar dan menetapkan strategi dan kebijakan baru sektor pariwisata, karena selama ini pariwisata telah menjadi penyumbang surplus dalam neraca perdagangan jasa.Ketiga, implementasi MEA akan membebaskan aliran tenaga kerja sehingga Indonesia harus mengantisipasi dengan menyiapkan strategi karena potensi membanjirnya TKA akan berdampak pada naiknya remitansi TKA yang saat ini pertumbuhannya relatif tinggi, sementara remitansi TKI cenderung stagnan.Keempat, implementasi MEA akan mendorong masuknya investasi ke Indonesia dari dalam dan luar ASEAN. Indonesia harus menyiapkan strategi dan kebijakan yang memberi insentif bagi partner ekonominya untuk ikut membangun industri hulu pengolah sumber daya alam. Tidak ada pilihan bagi Indonesia kecuali segera susun rencana strategi, sosialisasikan dan implementasikan bersama dengan pelaku usaha. Tidak banyak waktu tersisa, hanya tinggal setahun lagi! Kita harus bergegas dengan cerdas.

Museum Nasional, Senin 28 Oktober 2013.