faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

168
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BERBASIS KINERJA (STUDI EMPIRIS DI PEMERINTAH KABUPATEN KARO) TESIS Oleh BENAR BAIK SEMBIRING 077017033/Akt S E K O L A H P A S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Benar Baik Sembiring : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja (Studi Empiris Di Pemerintah Kabupaten Karo), 2009

Upload: trinhmien

Post on 15-Jan-2017

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BERBASIS KINERJA (STUDI EMPIRIS DI PEMERINTAH KABUPATEN KARO)

TESIS

Oleh

BENAR BAIK SEMBIRING 077017033/Akt

S

EK O L A

H

PA

SC A S A R JANA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

Benar Baik Sembiring : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Berbas is K ine r ja (S tud i Emp i r i s Di Pemerintah Kabupaten Karo), 2009

Page 2: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

122

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BERBASIS KINERJA (STUDI EMPIRIS DI PEMERINTAH KABUPATEN KARO)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

BENAR BAIK SEMBIRING 077017033/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

Page 3: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

123

Judul Tesis : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BERBASIS KINERJA (STUDI EMPIRIS DI PEMERINTAH KABUPATEN KARO)

Nama Mahasiswa : Benar Baik Sembiring

Nomor Pokok : 077017033

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak) Ketua Anggota Ketua Program Studi, Direktur (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,M.Sc) Tanggal lulus : 4 Agustus 2009

Page 4: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

124

Telah diuji pada

Tanggal : 4 Agustus 2009

PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak

Anggota : 1. Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak

2. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak

3. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak

4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

Page 5: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

125

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menguji secara empiris dan menganalisis apakah faktor komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan (reward) yang jelas dan hukuman/sanksi (punishment) yang tegas berpengaruh terhadap APBD berbasis kinerja.

Populasi pada penelitian ini adalah kepala satuan kerja perangkat daerah dan kepala bidang perencanaan satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karo yang berjumlah 70 orang, yang keseluruhannya dijadikan sampel. Untuk menguji hipotesis pengaruh komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan (reward) yang jelas dan hukuman/sanksi (punishment) yang tegas berpengaruh terhadap APBD berbasis kinerja secara simultan dan parsial digunakan uji F dan uji t.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan (reward) yang jelas dan hukuman/sanksi (punishment) yang tegas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap APBD berbasis kinerja. Secara parsial penyempurnaan sistem administrasi, penghargaan (reward) yang jelas dan hukuman/sanksi (punishment) yang tegas berpengaruh signifikan terhadap APBD berbasis kinerja, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap APBD berbasis kinerja adalah penyempurnaan sistem administrasi.

Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa 88,60 % variasi variabel dependen (APBD berbasis kinerja) dijelaskan oleh variabel independen (komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan (reward) yang jelas dan hukuman/sanksi (punishment)), dan sisanya sebesar 11,40 % dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. Kata Kunci : Komitmen dari seluruh komponen organisasi, Penyempurnaan sistem

administrasi, Sumber daya yang cukup, Penghargaan (reward) yang jelas, Hukuman/sanksi (punishment) yang tegas dan APBD berbasis kinerja.

Page 6: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

126

ABSTRACT

The objective of this research is to test empirically and analyse whether commitment factor of all organizational component, perfection of administration system, enough human resources, transparant reward and firm punishment have an effect on budgeting of regional revenue and expenditure based on performance.

The population of this research are the chiefs of work unit of regional public service and the chief of planning division of work unit of regional public service in Government of Karo Regency that amount to 70 person, where all of them become the sample. To test hypothesis of commitment influence, of all organization component, the perfection of administration system, sufficient human resources, transparant reward, and firm punishment have effect on budgeting of regional revenue and expenditure (APBD) based on performance simultaneously and partially used F test and t test.

The result of this research proves that the commitment of all organization component, the perfection of administration system, sufficient human resources, transparant reward, and firm punishment have an effect on significant budgeting of regional revenue and expenditure (APBD) based on performance simultaneously, but the one has the biggest influence to budgeting of regional revenue and expenditure (APBD) based on performance is the perfection of administration system.

The result of this research also proves that 88,60 % of variety of dependen variable (APBD based on performance) shown by independent variable (commitment of all organization component, the perfection of administration system, sufficient human resources, transparant reward, and firm punishment) and the rest that is 11,40 % shown by other variable exclusive of the variable used. Key Words : Commitment of all organization component, The perfection of

administration system, Sufficient human resources, Transparant reward, and Firm punishment.

Page 7: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

127

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini

dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja” sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan

studi pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Akuntansi pada Universitas Sumatera

Utara.

Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam

penyusunan tesis ini, oleh karena itu dengan setulus hati penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp. A (K), selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Studi

Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus

sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak membantu dan

mengarahkan, membimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam

penyusunan tesis ini.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing Kedua yang

telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar dan penuh kasih sayang

Page 8: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

128

untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada penulis

dalam penyusunan tesis ini.

5. Ibu Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak, Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, dan

Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah

banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini.

6. Bapak Drs. Daulat Daniel Sinulingga, selaku Bupati Karo yang telah mendukung

penulis untuk mengikuti studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara, dan memberikan izin untuk melakukan penelitian di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Karo

7. Bapak Dr. Drs. Sumbul Sembiring Depari, M.Sc, mantan Sekretaris Daerah

Kabupaten Karo (2001-2008) yang telah banyak memberikan dorongan dan

dukungan kepada penulis ketika meminta izin belajar untuk mengikuti studi di

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara pada tahun 2007.

8. Bapak Ir. Makmur Ginting, M.Sc, selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Karo yang

telah mendukung penulis untuk mengikuti studi di Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara, dan memberikan izin untuk melakukan penelitian di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Karo.

9. Bapak Drs. Kawar Sembiring, M.Si selaku Asisten Ekonomi dan Pembangunan

pada Sekretariat Daerah Kabupaten Karo yang telah mendukung penulis untuk

mengikuti studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan

memberikan izin untuk melakukan penelitian di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Karo.

Page 9: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

129

10. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda (Alm) Tampil Sembiring dan

Ibunda Jumpa beru Ginting, yang telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan

kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

Sekolah Pascasarjana ini.

11. Yang tersayang Kakak (Riahate Br. Sembiring dan Rasta Ginting), Abang (Sehat

Sembiring dan Sahdan Br. Ginting), Adik (Nerangi Sembiring, SE dan Intalina

Br. Ginting, S.Pd), Adik (Juliana Br. Sembiring, S.Pd dan Maruap Pardede, S.Pd),

Adik (Semanta Geraldi Sembiring, SE dan Ekaristi Br. Ginting, SE), Adik (Aman

J. Sembiring dan Agustina Br. Ginting) dan Adik (Elianor Sembiring, S.Pd) yang

telah memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini, serta seluruh Keponakan yang

tersayang, semoga dapat mengikuti sekolah seperti pamannya.

12. Kenangan buat istri penulis (Alm) Perdemun beru Purba dan yang tersayang

putra-putri penulis (Petra Theresia Jelita, Bernadetta Maria, Amelia Natasha

Febri, Niken Ayu Ulina, Bram Ricky Aginta dan Eikin Pehulisa) yang telah

memberikan dukungan dan menyemangati penulis sehingga dapat menyelesaikan

Sekolah Pascasarjana ini, semoga dapat mengikuti sekolah seperti papanya.

13. Rekan-rekan kerja penulis di Bagian Bina Program Sekretariat Daerah Kabupaten

Karo dan rekan-rekan di Bagian Hukum dan Ortala Sekretariat Daerah Kabupaten

Karo yang telah mendukung penulis dan bersedia memberikan waktunya untuk

membantu terlaksananya penelitian ini.

Page 10: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

130

14. Bapak/ibu para Kepala SKPD dan Kepala Bidang Perencanaan pada SKPD

dilingkungan Pemerintah Kabupaten Karo yang telah mendukung penulis dan

bersedia memberikan waktunya untuk pengisian kuesioner dalam penelitian ini.

15. Abangda Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, yang telah banyak meluangkan

waktu dan pikiran secara sabar dan tulus untuk mengarahkan, membimbing,

memberikan dorongan dan memberikan saran-saran kepada penulis dalam

penyusunan tesis ini.

16. Sahabat karib saya Iwan Pantas Siregar, SSTP, M.Si, auditor pada Inspektorat

Kabupaten Deli Serdang yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara

sabar dan tulus untuk memberikan dorongan, dan memberikan saran-saran kepada

penulis dalam penyusunan tesis ini.

17. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan saran-saran yang

berarti bagi penulis.

18. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

banyak membantu dan memberikan saran maupun perhatiannya sehingga

penulisan tesis ini terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh

penulis dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga sangat diperlukan masukan dan saran

yang sifatnya membangun. Namun demikian, besar harapan penulis terhadap tesis

yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 4 Agustus 2009

Penulis

Benar Baik Sembiring

Page 11: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

131

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Benar Baik Sembiring.

2. Tempat / Tanggal Lahir : Pematang Siantar / 27 Juni 1959.

3. Agama : Katolik.

4. Pekerjaan/Jabatan : Pegawai Negeri Sipil (saat ini menjabat Kepala

Bagian Penyusunan Program Setdakab. Karo)

5. Orang Tua

a. Ayah : (Alm) Tampil Sembiring.

b. Ibu : Jumpa beru Ginting.

6. Alamat : Jl. Lapangan Golf Komplek Perumahan Villa Batu

Asri No. D-5 Medan Tuntungan.

7. Nomor Handphone (Hp) : 081264144366

8. Pendidikan

a. SD : SD Negeri 102 Titirante Medan, Lulus Tahun 1972.

b. SMP : SMP Negeri 8 Medan, Lulus Tahun 1975.

c. SMA : SMEA Negeri 1 Medan, Lulus Tahun 1979.

d. Universitas : PAAP/FE USU Jur. Akuntansi Medan, Lulus Tahun

1983,

STAN Dep. Keuangan R.I,Jakarta, Lulus Tahun 1986

FE UMA Medan Jur. Akuntansi, Lulus Tahun 1997.

Page 12: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

132

9. Pekerjaan : - Sebagai Chief Accounting pada PT. Alam Multi Sari

Cabang Medan Tahun 1980 – 1983,

- Sebagai Auditor pada Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan (BPKP) sejak Agustus 1986 –

Januari 2005,

- Sebagai Kepala Bagian Keuangan pada Sekretariat

Daerah Kabupaten Karo sejak Februari 2005- April

2006,

- Sebagai Kepala Bagian Pengendalian Pembangunan

pada Sekretariat Daerah Kabupaten Karo (April

2006- April 2009),

- Sebagai Kepala Bagian Penyusunan Program pada

Sekretariat Daerah Kabupaten Karo (April 2009-

sekarang),

Page 13: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

133

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ....................................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 6

1.5 Originalitas Penelitian.............................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10

2.1 Landasan Teori......................................................................... 10

2.1.1 Pengertian Anggaran ................................................... 10

2.1.2 Anggaran Berbasis Kinerja .......................................... 22

2.1.3 Perencanaan Kinerja..................................................... 28

2.1.4 Target Kinerja .............................................................. 32

2.1.5 Standar Analisis Belanja .............................................. 33

2.1.6 Standar Biaya ............................................................... 35

2.2 Review Penelitian Terdahulu ................................................... 37

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ..................................... 41

3.1 Kerangka Konsep..................................................................... 41

Page 14: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

134

3.2 Hipotesis Penelitian.................................................................. 43

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN........................................................ 44

4.1 Disain Penelitian ..................................................................... 44

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 44

4.3 Populasi dan Sampel ................................................................ 45

4.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 46

4.5 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 47

4.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel....................... 48

4.7 Model dan Teknik Analisis Data.............................................. 52

4.7.1 Model Analisis Data .................................................... 52

4.7.2 Teknik Analisis Data ................................................... 53

4.7.2.1 Uji Kualitas Data ........................................... 54

4.7.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ................................ 55

4.7.2.3 Statistik Deskriptif .......................................... 58

4.7.2.4 Uji Hipotesis ................................................... 58

4.7.3 Analisis Koefisien Determinasi .................................. 60

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 61

5.1 Deskripsi Data ......................................................................... 61

5.1.1 Deskripsi Lokasi ......................................................... 61

5.1.2 Karakteristik Responden Penelitian ............................ 61

5.2 Analisis Data ........................................................................... 64

5.2.1 Uji Kualitas Data ......................................................... 64

5.2.1.1 Uji Validitas .................................................... 64

5.2.1.2 Uji Reliabilitas ................................................ 68

5.2.2 Uji Asumsi Klasik ....................................................... 69

5.2.2.1 Uji Normalitas Data ........................................ 69

5.2.2.2 Uji Multikolinieritas ........................................ 71

Page 15: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

135

5.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas .................................... 72

5.3 Deskriptif Variabel Penelitian ................................................. 73

5.3.1 Variabel Komitmen dari Seluruh Organisasi (X1) ....... 73

5.3.2 Variabel Penyempurnaan Sistem Administrasi (X2) ... 75

5.3.3 Variabel Sumber Daya yang Cukup (X3) .................... 77

5.3.4 Variabel Penghargaan (Reward) yang Jelas (X4) ........ 79

5.3.5 Variabel Sanksi Yang Tegas (X5) ................................ 80

5.3.6 Variabel APBD Berbasis Kinerja (Y) .......................... 81

5.4 Pengujian Hipotesis ................................................................. 83

5.4.1 Pengujian Hipotesis dengan Uji F ............................... 83

5.4.2 Pengujian Hipotesis dengan Uji t ................................ 84

5.5 Hasil Persamaan Regresi ......................................................... 86

5.6 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ....................................... 88

5.7 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 89

5.7.1 Pengaruh Komitmen dari Seluruh Komponen Organisasi Terhadap APBD Berbasis Kinerja ............ 91

5.7.2 Pengaruh Penyempurnaan Sistem Administrasi

Terhadap APBD Berbasis Kinerja .............................. 92 5.7.3 Pengaruh Sumber Daya yang Cukup Terhadap APBD

Berbasis Kinerja .......................................................... 92

5.7.4 Pengaruh Penghargaan (Reward) yang Jelas Terhadap APBD Berbasis Kinerja .............................................. 93

5.7.5 Pengaruh Sanksi Yang Tegas Terhadap APBD Berbasis Kinerja .......................................................... 93

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 95

6.1 Kesimpulan ............................................................................. 95

6.2 Keterbatasan Penelitian............................................................ 96

6.3 Saran ...................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 98

Page 16: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

136

DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman

2.1. Tinjauan atas Penelitian Terdahulu................................................... 39

4.2. Definisi Operasional Pengukuran Variabel....................................... 51

5.1. Pengumpulan Data ........................................................................... 61

5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 62

5.3. Karakteristik Respoden Berdasarkan Usia ....................................... 62

5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ................................ 62

5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menduduki Jabatan.... 63

5.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .......................... 63

5.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Kursus/Diklat/Bintek Tentang Anggaran ............................................................................ 64

5.8. Uji Validitas Variabel Penelitian ..................................................... 65

5.9. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian .................................................. 69

5.10. Uji Multikolinieritas.......................................................................... 71

5.11. Deskripsi Variabel Komitmen dari Seluruh Komponen Organisasi (X1) ................................................................................................... 73

5.12. Deskripsi Variabel Penyempurnaan Sistem Administrasi (X2) ....... 76 5.13. Deskripsi Variabel Sumber Daya yang Cukup (X3) ........................ 77 5.14. Deskripsi Variabel Penghargaan (Reward) Yang Jelas (X4) ........... 79 5.15. Deskripsi Variabel Sanksi Yang Tegas (X5)..................................... 80 5.16. Deskripsi Variabel APBD Berbasis Kinerja (Y) .............................. 81

Page 17: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

137

5.17. Hasil Uji F......................................................................................... 84 5.18. Nilai t Hitung ................................................................................... 85 5.19. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ...................................... 88

Page 18: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

138

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman

2.1. Keterkaitan antara Anggaran Berbasis Kinerja (ABK), Rencana Strategis dan Pengukuran Kinerja ...................................... 36

3.2. Kerangka Konseptual ........................................................................ 41

5.1. Grafik Uji Normalitas ...................................................................... 70

5.2. Grafik Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 72

Page 19: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

139

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ............................................................. 101

2 Data Hasil Penelitian (Angka) ............................................ .. 109

3 Hasil Analisis Deskriptif ....................................................... 121

4 Uji Validitas Dan Reliabilitas ................................................. 133

5 Hasil Analisis Regressi ........................................................... 141

6 Waktu Penelitian .................................................................. 146

Page 20: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

140

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Selama ini anggaran belanja pemerintah daerah dikelompokkan atas anggaran

belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan. Pengelompokan dalam anggaran

belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan yang semula bertujuan untuk

memberikan penekanan pada arti pentingnya pembangunan dalam pelaksanaannya

ternyata telah menimbulkan peluang terjadinya duplikasi, penumpukan, dan

penyimpangan anggaran.

Sementara itu, penuangan rencana pembangunan dalam suatu dokumen

perencanaan nasional lima tahunan yang ditetapkan dengan undang-undang dirasakan

tidak realistis dan semakin tidak sesuai dengan dinamika kebutuhan penyelenggaraan

pemerintahan dalam era globalisasi. Sebagaimana dalam Penjelasan Umum Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pada angka 6 yang

menyebutkan :

“….Masalah lain yang tidak kalah pentingnya dalam upaya memperbaiki proses penganggaran di sektor publik adalah penerapan anggaran berbasis prestasi kerja. Mengingat bahwa sistem anggaran berbasis prestasi kerja/hasil memerlukan kriteria pengendalian kinerja dan evaluasi serta untuk menghindari duplikasi dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga/perangkat daerah, perlu dilakukan penyatuan sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem penganggaran dengan memperkenalkan sistem penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga/perangkat daerah. Dengan penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga/perangkat daerah tersebut dapat terpenuhi sekaligus

Page 21: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

141

kebutuhan akan anggaran berbasis prestasi kerja dan pengukuran akuntabilitas kinerja kementerian/lembaga/perangkat daerah yang bersangkutan”.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah membuka peluang yang luas bagi daerah

untuk mengembangkan dan membangun daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan

prioritasnya masing-masing. Dengan berlakunya kedua undang-undang tersebut di

atas membawa konsekuensi bagi daerah dalam bentuk pertanggungjawaban atas

pengalokasian dana yang dimiliki dengan cara yang efisien dan efektif, khususnya

dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat.

Hal tersebut dapat dipenuhi dengan menyusun rencana kerja dan anggaran

satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD) seperti yang disebut dalam Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 19 (1) dan (2) yaitu,

pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai. Dengan membangun suatu

sistem penganggaran yang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran

tahunan akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang

diharapkan. Sistem penganggaran seperti ini disebut juga dengan anggaran berbasis

kinerja (ABK).

Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) merupakan metode penganggaran bagi

manajemen untuk mengaitkan setiap biaya yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan

dengan manfaat yang dihasilkan. Manfaat tersebut didiskripsikan pada seperangkat

tujuan dan dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit kerja. Seperti yang

Page 22: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

142

disebutkan dalam penelitian Suprasto (2006) bahwa “….Anggaran berbasis kinerja

juga mengisyaratkan penggunaan dana yang tersedia dengan seoptimal mungkin

untuk menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal bagi

masyarakat”.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hotman Atiek (2005) di

Lampung tentang melakukan penelitian tentang hubungan peranan Bappeda dalam

melaksanakan perencanaan sesuai anggaran berbasis kinerja dengan pemahaman

sumber daya manusia mengenai anggaran berbasis kinerja dan hubungan penerapan

anggaran berbasis kinerja dengan arah kebijakan umum pemerintah kabupaten. Hasil

penelitian Hotman Atiek menyebutkan terdapat hubungan antara sumber daya

manusia masih sedikit yang mengerti dan memahami anggaran berbasis kinerja

berpengaruh dalam pelaksanaan perencanaan dan terdapat penyimpangan program

yang dilaksanakan dari arah kebijakan umum dengan belum diterapkan anggaran

berbasis kinerja.

Demikian juga dengan penelitian Imam T. Raharto (2008) di Makasar dengan

judul : Anggaran Berbasis Kinerja ( Pelaksanaan, Masalah dan Solusi di Indonesia)

dengan hasil penelitian adanya hubungan antara keluaran dan hasil yang diharapkan

termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran/out put dengan penerapan

anggaran berbasis kinerja.

Pengelolaan keuangan daerah, dalam aspek operasionalnya tetap mengacu

kebijakan yang dikeluarkan oleh Departemen Dalam Negeri. Hal tersebut memang

telah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pasal 129 dan

Page 23: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

143

130 yang menyatakan bahwa pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan

daerah kepada pemerintah daerah dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.

Pembinaan tersebut meliputi pemberian pedoman, bimbingan, supervisi, konsultasi,

pendidikan, pelatihan, serta penelitian dan pengembangan.

Kegiatan perencanaan dan penganggaran yang melibatkan seluruh unsur

pelaksana yang ada di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), mulai dari penentuan

program dan kegiatan, klasifikasi belanja, penentuan standar biaya, penentuan

indikator kinerja dan target kinerja, sampai dengan jumlah anggaran yang harus

disediakan, memerlukan perhatian yang serius bagi pimpinan satuan kerja perangkat

daerah beserta pelaksana program dan kegiatan. Dokumen anggaran harus dapat

menyajikan informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran, serta korelasi antara besaran

anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang

dianggarkan.

Dalam buku Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja yang diterbitkan

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tahun 2005 dinyatakan :

tuntutan pentingnya pelaksanaan penyusunan anggaran berbasis kinerja, ternyata

membawa konsekuensi yang harus disiapkan beberapa faktor keberhasilan

implementasi penggunaan anggaran berbasis kinerja, yaitu :

1. Kepemimpinan dan komitmen dari seluruh komponen organisasi.

2. Fokus penyempurnaan administrasi secara terus menerus.

3. Sumber daya yang cukup untuk usaha penyempurnaan tersebut (uang, waktu dan

orang).

Page 24: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

144

4. Penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) yang jelas.

5. Keinginan yang kuat untuk berhasil.

Pemerintah Kabupaten Karo dalam menyusun APBD, belum sepenuhnya

berdasarkan penganggaran berbasis kinerja, hal ini tampak pada pengisian

pengukuran indikator kinerja pada RKA–SKPD dan DPA-SKPD belum

menggambarkan kaitan yang erat dengan proses pengelolaan pencapaian

(management for results). Juga belum ada standar analisis belanja, standar biaya,

standar pelayanan minimal, perencanaan kinerja dan target kinerja. Hal ini

disebabkan di pemerintah Kabupaten Karo belum menetapkan instrumen pengukuran

capaian kinerja keberhasilan suatu program dan kegiatan. Demikian juga sumber daya

yang cukup untuk peningkatan implementasi anggaran berbasis kinerja berupa adanya

upaya penyediaan sarana dan prasarana peningkatan kualitas implementasi anggaran

berbasis kinerja masih belum terselenggara secara berkelanjutan dalam upaya

perbaikan penganggaran berbasis kinerja.

Berdasarkan hasil penelitian awal, maka peneliti menggunakan faktor komitmen

dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya

yang cukup, penghargaan dan sanksi, sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi

penyusunan APBD yang berbasis kinerja (Studi Empiris di Pemerintah Kabupaten

Karo).

Page 25: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

145

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah faktor komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem

administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan dan sanksi sebagai faktor-faktor

yang mempengaruhi penyusunan APBD berbasis kinerja secara simultan dan parsial ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari

bukti empiris bahwa komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan

system administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan dan sanksi sebagai

faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan APBD yang berbasis kinerja secara

simultan dan parsial.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti khususnya tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi penerapan penganggaran berbasis kinerja dalam penyusunan

anggaran pendapatan dan belanja daerah,

Page 26: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

146

2. Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Satuan Kerja Pengelola Keuangan

Daerah, penelitian ini dapat sebagai bahan informasi tambahan, atau masukan dan

sebagai bahan pertimbangan pejabat pemerintah daerah baik eksekutif maupun

legislatif untuk melakukan penyempurnaan dan perbaikan penyusunan anggaran

untuk pencapaian visi dan misi Kepala Daerah yang terpilih, tentu dimulai dengan

hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman tentang indikator anggaran berbasis

kinerja yaitu indicator kinerja, capaian kinerja, standar analisis belanja dan

standar harga/satuan harga dan standar pelayanan minimal.

3. Bagi Akademisi, penelitian ini dapat memperkaya hasil penelitian dan referensi

bagi para akademisi sebagai sarana pengembangan bidang anggaran berbasis

kinerja, perencanaan program dan kegiatan.

4. Sebagai tambahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang

gambaran pengembangan penelitian selanjutnya.

1.5 Originalitas Penelitian

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi penerapan anggaran berbasis kinerja dalam penyusunan APBD yang

terinspirasi dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta perubahannya Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2008, dimana penyusunan APBD harus diawali

dengan penyusunan anggaran berbasis kinerja. Berdasarkan keterkaitan antara

Page 27: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

147

penyusunan APBD dengan pengganggaran berbasis kinerja, penulis tertarik

melakukan penelitian tentang keterkaitan tersebut di atas dengan judul “ Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Berbasis

Kinerja (Studi Empiris di Pemerintah Kabupaten Karo)“.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Imam T. Raharto

(2008) di Pemerintah Kota Makasar dengan judul : Anggaran Berbasis Kinerja (

Pelaksanaan, Masalah dan Solusi di Indonesia) dengan hasil penelitian adanya

hubungan dari unsur variabel independen yaitu antara keluaran dan hasil yang

diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran/out put dengan

penerapan anggaran berbasis kinerja. Variabel independen penelitian Imam T.

Raharto adalah keluaran dan hasil yang diharapkan serta efisiensi dalam pencapaian

hasil dari keluaran/out put merupakan bagian dari instrumen-instrumen pengukuran

keberhasilan anggaran berbasis kinerja.

Sumber variabel independen yang diambil oleh Imam T. Raharto (2008) adalah

Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, serta perubahannya Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 59 tahun 2008.

Pengembangan yang penulis lakukan adalah faktor-faktor mempengaruhi

(komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi,

sumber daya yang cukup, penghargaan (reward) dan hukuman/sanksi) dalam

Page 28: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

148

penyusunan APBD/anggaran berbasis kinerja dengan lokasi penelitian di pemerintah

Kabupaten Karo.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Imam T. Raharto pada variabel

independen yaitu komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan

sistem administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan (reward) dan

hukuman/sanksi dalam penyusunan APBD/anggaran berbasis kinerja yang

keseluruhan variabel ini menekankan komitmen dan perangkat sistem administrasi

berdasarkan sumber daya yang ada serta penghargaan dan sanksi untuk menyusun

dan mengimplementasikan secara konsisten dan berkelanjutan berbagai instrumen

pengukuran keberhasilan anggaran berbasis kinerja.

Sumber variable independen yang diambil dalam penelitian ini adalah buku

Pedoman Penyusunan APBD Berbasis Kinerja diterbitkan oleh Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan/BPKP (2005).

Persamaan penelitian ini dengan Imam T. Raharto adalah variable dependen

yaitu anggaran/APBD berbasis kinerja.

Page 29: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

149

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Anggaran

Selain definisi dalam undang-undang tersebut masih banyak pengertian

anggaran negara yang ada pada berbagai literatur, namun para ahli di bidang

anggaran sepakat memberikan pengertian umum sebagai berikut : “Anggaran Negara

merupakan rencana keuangan pemerintah dalam suatu waktu tertentu, biasanya dalam

satu tahun mendatang, yang satu pihak memuat jumlah pengeluaran setinggi-

tingginya untuk membiayai tugas-tugas negara di segala bidang, dan di lain pihak

memuat memuat jumlah penerimaan negara yang diperkirakan dapat menutup

pengeluaran tersebut dalam periode yang sama”. Dari definisi diatas dapat dijelaskan

pengertian lebih lanjut sebagai berikut :

1. Anggaran merupakan pernyataan mengenai pernyataan mengenai estimasi kinerja

pemerintah yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan

dalam ukuran finansial ( rupiah),

2. Penyusunan anggaran negara adalah suatu proses politik, penganggaran

merupakan proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran dengan

tahap yang sangat rumit dan mengandung nuansa politik yang sangat kental

karena memerlukan pembahasan dan engesahan dari wakil rakyat di parlemen

yang terdiri dari berbagai utusan partai politik.

Page 30: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

150

3. Berbeda dengan anggaran pada sektor swasta dimana anggaran merupakan bagian

dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, sebaliknya anggaran negara

justru harus dikonfirmasikan kepada publik untuk diberi masukan dan kritik.

4. Anggaran negara merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana

publik dan pelaksanaan progam-program yang dibiayai dengan uang publik.

Proses penganggaran dimulai ketika perencanaan strategik dan perumusan strategi

telah diselesaikan. Jadi anggaran negara merupakan artikulasi dari perumusan

strategi dan perencanaan strategik yang telah dibuat.

5. Tahap penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif

dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat mengagalkan perencanaan yang

sudah disusun.

Penganggaran memiliki tiga tujuan utama yang saling terkait yaitu stabilitas

fiskal makro, alokasi sumber daya sesuai prioritas, dan pemanfaatan anggaran secara

efektif dan efisien. Sebagai instrumen kebijakan ekonomi anggaran berfungsi untuk

mewujudkan pertumbuhan ekonomi, stabilitas ekonomi, dan pemerataan pendapatan.

Anggaran negara juga berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengawasan aktivitas

pemerintahan.

Anggaran berasal dari kata budget (Inggris), sebelumnya dari kata bougette

(Perancis) yang berarti sebuah tas kecil. Berdasarkan dari arti kata asalnya, anggaran

mencerminkan adanya unsur keterbatasan. Pada dasarnya anggaran perlu disusun

karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah, dalam hal ini dana.

Karena terbatasnya dana, maka diperlukan alokasi sesuai dengan prioritas dan dalam

Page 31: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

151

kurun waktu yang telah ditentukan. Anggaran Negara (state budget) menurut Jhon F.

Due (2000) dalam “Government Finance and Economic Analysis” adalah “A budget,

in the general sense of the term, is a financial plan for a specific period of time. A

government budget therefore, is a statement of proposed expenditures and expected

revenue for the coming period, together with data of actual expenditures and

revenues for current and past period .“

Menurut Wildavsky (1975), anggaran adalah : (a) catatan masa lalu, (b)

rencana masa depan, (c) mekanisme pengalokasian sumber daya, (d) metode untuk

pertumbuhan, (e) alat penyaluran pendapatan, (f) mekanisme untuk negosiasi, (g)

harapan-aspirasi-strategi organisasi, (h) satu bentuk kekuatan kontrol, dan (i) alat atau

jaringan komunikasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, anggaran negara/daerah meliputi :

1) rencana keuangan mendatang yang berisi pendapatan dan belanja;

2) gambaran strategi pemerintah dalam pengalokasian sumber daya untuk

pembangunan;

3) alat pengendalian;

4) instrumen politik; dan

5) disusun dalam periode tertentu.

Penganggaran (budgeting) merupakan aktivitas mengalokasikan sumber daya

keuangan yang terbatas untuk pembiayaan belanja negara yang cenderung tanpa

Page 32: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

152

batas. Dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 pasal 10 menerangkan tugas

Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) sebagai pejabat

pengelola APBD antara lain sebagai berikut :

a) menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD;

b) menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;

c) melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan

dengan peraturan;

d) melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;

e) menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD.

Sedangkan kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang

mempunyai tugas sebagai berikut :

a) menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

b) menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

c) melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

d) melaksanakan pemungutan pendapatan bukan pajak;

e) mengelola barang/kekayaan milik daerah pada satuan kerja perangkat

daerah yang dipimpinnya;

f) menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat

daerah yang dipimpinnya;

Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003, anggaran adalah alat

Page 33: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

153

akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan

ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas

perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan

bernegara.

Menurut Indra Bastian, fungsi anggaran meliputi:

1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja;

2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa

mendatang/pedoman bagi pemerintah dalam mengelola untuk satu periode di

masa yang akan datang;

3. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit

kerja dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan;

4. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja;

5. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien

dalam pencapaian visi organisasi;

6. Anggaran merupakan instrumen politik; dan

7. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.

Sementara itu, menurut UU 17/2003, anggaran adalah alat akuntabilitas,

manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran

berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta

pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Page 34: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

154

Anggaran disusun dengan berbagai sistem-sistem yang dipengaruhi oleh

pikiran-pikiran yang melandasi pendekatan tersebut. Adapun sistem-sistem dalam

penyusunan anggaran yang sering digunakan adalah:

a. Traditional Budgeting System

Traditional budgeting system adalah suatu cara menyusun anggaran yang

tidak didasarkan atas pemikiran dan analisa rangkaian kegiatan yang harus dilakukan

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penyusunannya lebih didasarkan pada

kebutuhan untuk belanja/pengeluaran. Dalam sistem ini, perhatian lebih banyak

ditekankan pada pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran secara akuntansi yang

meliputi pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran dan penyusunan

pembukuannya. Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas obyek-obyek

pengeluaran, sedangkan distribusi anggaran didasarkan atas jatah tiap-tiap

departemen/lembaga. Sistem pertanggungjawabannya hanya menggunakan kuitansi

pengeluaran saja, tanpa diperiksa dan diteliti apakah dana telah digunakan secara

efektif/efisien atau tidak.

Mula-mula pemerintah memberi jatah dana untuk tiap-tiap departemen/

lembaga dan departemen/lembaga tersebut menggunakan dan melaporkan

penggunaan dana tersebut sampai habis. Jadi tolok ukur keberhasilan anggaran

tersebut adalah pada hasil kerja, maksudnya jika anggaran tersebut seimbang

(balance) maka anggaran tersebut dapat dikatakan berhasil, tetapi jika anggaran

tersebut defisit atau surplus, berarti anggaran tersebut gagal. Hal ini menunjukkan

bahwa sistem anggaran tradisional lebih menekan pada segi pertanggungjawaban

Page 35: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

155

keuangan dari sudut akuntansinya saja tanpa diuji efisien tidaknya penggunaan dana

tersebut. Anggaran diartikan semata-mata sebagai alat dan sebagai dasar legitimasi

(pengabsahan) berapa besarnya pengeluaran negara dan berapa besarnya penerimaan

yang dibutuhkan untuk menutup pengeluaran tersebut.

b. Performance Budgeting System

Performance budgeting system berorientasi kepada pendayagunaan dana yang

tersedia untuk mencapai hasil yang optimal dari kegiatan yang dilaksanakan. Sistem

penyusunan anggaran ini selain berdasarkan apa yang dibelanjakan, juga didasarkan

kepada tujuan-tujuan atau rencana-rencana tertentu, dan untuk pelaksanaannya perlu

didukung oleh suatu anggaran biaya yang cukup dan biaya/dana yang dipakai tersebut

harus dijalankan secara efektif dan efisien. Sehingga dalam sistem anggaran

performance ini bukan semata-mata berorientasi kepada berapa jumlah yang

dikeluarkan, tetapi sudah dipikirkan terlebih dulu mengenai rencana kegiatan, apa

yang akan dicapai, proyek apa yang akan dikerjakan, dan bagaimana pengalokasian

biaya agar digunakan secara efektif dan efisien.

Dalam buku Pedoman Penyusunan APBD Berbasis Kinerja diterbitkan oleh

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2005) bahwa penganggaran

berbasis kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan

setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil

yang diharapkan termasuk efisisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut.

Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit kerja.

Page 36: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

156

Sedangkan bagaimana tujuan itu dicapai, dituangkan dalam program diikuti dengan

pembiayaan pada setiap tingkat pencapaian tujuan.

Sistem ini mulai menitikberatkan pada segi penatalaksanaan (management

control), sehingga dalam sistem ini efisiensi penggunaan dana dan hasil kerjanya

diperiksa. Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas kegiatan dan telah

ditetapkan suatu tolok ukur berupa standar biaya dan hasil kerjanya. Salah satu syarat

utama untuk penerapan sistem ini adalah digunakannya sistem akuntansi biaya

sebagai alat untuk menentukan biaya masing-masing program dan akuntansi biaya

sebagai alat untuk mengukur tingkat efisiensi pengeluaran dana. Tolok ukur

keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan atau

hasil anggaran itu dengan menggunakan dana secara efisien.

Buku Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja yang diterbitkan

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tahun 2005 menyatakan :

tuntutan pentingnya pelaksanaan penyusunan anggaran berbasis kinerja, ternyata

membawa konsekuensi yang harus disiapkan beberapa faktor keberhasilan

implementasi penggunaan anggaran berbasis kinerja, yaitu :

1. Kepemimpinan dan komitmen dari seluruh komponen organisasi.

2. Fokus penyempurnaan administrasi secara terus menerus.

3. Sumber daya yang cukup untuk usaha penyempurnaan tersebut (uang, waktu dan

orang).

4. Penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) yang jelas.

5. Keinginan yang kuat untuk berhasil.

Page 37: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

157

Menurut Wahono (2001), “ Kepemimpinan sebagai suatu proses dan perilaku

untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan

bersama yang dirancang untuk memberikan manfaaat individu dan organisasi”.

Komitmen dari seluruh komponen organisasi pemerintah daerah adalah kesepakatan

antara kepala satuan kerja perangkat daerah beserta seluruh komponen organisasi

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasinya untuk keberhasilan

melaksanakan visi, misi, tujuan, sasaran, sesuai dengan Renstra SKPD. Dan menurut

Siegel dan Marconi (1989), menyatakan bahwa partisipasi bawahan dalam

penyusunan anggaran mempunyai hubungan yang positif dengan pencapaian tujuan

organisasi.

Sedangkan penyempurnaan sistem administrasi merupakan penyiapan

instrumen pengukuran anggaran berbasis kinerja secara terus menerus. Sumber daya

yang cukup yaitu tersedianya upaya peningkatan implementasi anggaran berbasis

kinerja berupa adanya upaya penyediaan sarana dan prasarana peningkatan kualitas

implementasi anggaran berbasis kinerja.

Menurut Nugroho (2006), “Reward dan punishment merupakan dua bentuk

metode dalam memotivasi seseorang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan

prestasinya”, dalam hal implementasi anggaran berbasis kinerja ini perlu dijaga

konsistensi perencanaan dengan penganggaran dan pemberian reward dan

punishment yang jelas bagi satuan kerja perangkat daerah.

Page 38: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

158

c. Planning, Programming, Budgeting System (PPBS)

Perhatian dalam sistem PPBS ini banyak ditekankan pada penyusunan rencana

dan program. Rencana disusun sesuai dengan tujuan nasional yaitu untuk

kesejahteraan rakyat karena pemerintah bertanggungjawab dalam produksi dan

distribusi barang maupun jasa dan alokasi sumber-sumber ekonomi yang lain.

Pengukuran manfaat penggunaan dana, dilihat dari sudut pengaruhnya terhadap

lingkungan secara keseluruhan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka

panjang.

Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas tujuan-tujuan yang hendak

dicapai di masa yang akan datang. Mengenai proses penyusunan PPBS ini, melalui

beberapa tahap sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan yang hendak dicapai;

2. Mengkaji pengalaman-pengalaman di masa lalu;

3. Melihat prospek perkembangan yang akan datang;

4. Menyusun rencana yang bersifat umum mengenai apa yang akan dilaksanakan.

Setelah keempat tahap, di atas selesai disusun, barulah memasuki tahap

selanjutnya yang terdiri dari :

1. Menyusun program pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan

2. Berdasarkan program pelaksanaan ditentukan berapa jumlah dana yang

diperlukan untuk melaksanakan program-program tersebut.

Untuk menerapkan system ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara

lain 1) Untuk menerapkan sistem ini, dituntut kemampuan dalam menyusun rencana

Page 39: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

159

dan program secara terpadu; 2) dibutuhkan informasi yang lengkap, baik informasi

masa lalu maupun informasi masa yang akan datang yang relevan dengan kebutuhan

penyusunan rencana dan program tersebut; 3) Pengawasan mulai dilaksanakan

sebelum pelaksanaan sampai selesainya pelaksanaan rencana dan program.

Selain ketiga bentuk sistem penganggaran tersebut di atas, dikenal pula sistem

penganggaran yang dinamakan Zero Based Budgeting (ZBB). ZBB merupakan sistem

penganggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan tahun yang bersangkutan,

bukan pada apa yang telah dilakukan pada masa lalu. ZBB mensyaratkan adanya

evaluasi atas semua kegiatan atau pengeluaran dan semua kegiatan dimulai dari basis

nol, tidak ada level pengeluaran minimum tertentu.

Anggaran merupakan rencana keuangan yang secara sistematis menunjukkan

alokasi sumber daya manusia, material dan sumber daya lainnya. Berbagai variasi

dalam sistem penganggaran pemerintah dikembangkan untuk melayani berbagai

tujuan termasuk guna pengendalian keuangan, rencana manajemen, prioritas dari

penggunaan dana dan pertanggungjawaban kepada publik. Secara umum, prinsip-

prinsip penganggaran adalah sebagai berikut:

1. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran

APBD harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran,

hasil dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu progam dan kegiatan

yang dianggarkan. Anggota masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk

mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan

masyarakat terutama pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat.

Page 40: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

160

Masyarakat juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana

ataupun pelaksanaan anggaran tersebut.

2. Disiplin Anggaran

Penyusunan anggaran hendaknya dilakukan berlandaskan asas efisiensi, tepat

guna, tepat waktu pelaksanaan dan penggunaannya dapat dipertanggung-

jawabkan. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur

secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan

belanja yang dianggarkan pada setiap pos/pasal merupakan batas tertinggi

pengeluaran belanja. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya

kepastian tersedia penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan

melaksanakan progam dan kegiatan yang belum/tidak tersedia anggarannya.

3. Keadilan Anggaran

Pemerintah wajib mengalokasikan penggunaan anggaran secara adil agar dapat

dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam pemberian

pelayanan. Hal ini dikarenakan sumber daya yang digunakan dalam anggaran

berupa pendapatan negara pada hakekatnya diperoleh melalui peran serta seluruh

anggota masyarakat.

4. Efisiensi dan Efektifitas Anggaran

Dana yang tersedia harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar dapat menghasilkan

peningkatan dan kesejahteraan yang maksimal untuk kepentingan masyarakat.

Page 41: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

161

5. Disusun dengan pendekatan kinerja

APBN disusun dengan pendekatan kinerja, yaitu mengutamakan upaya

pencapaian hasil kerja (keluaran dan hasil) dari perencanaan atas alokasi biaya

atau masukan/input yang telah ditetapkan. Hasil kerja harus sepadan atau lebih

besar dari biaya atau masukan. Selain itu juga harus mampu menumbuhkan

profesionalisme kerja pada setiap unit kerja yang terkait.

2.1.2 Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran berbasis kinerja merupakan sistem penganggaran yang memberikan

fokus pada fungsi dan kegiatan pada suatu unit organisasi, dimana setiap kegiatan

yang ada tersebut harus dapat diukur kinerjanya. Definisi lain pada buku Modul

Overview Keuangan Negara oleh Departemen Keuangan (2008), anggaran berbasis

kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap

pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang

diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran tersbut. Capaian

hasil tersebut didiskripsikan pada seperangkat tujuan dan dituangkan dalam target

kinerja pada setiap unit kerja. Bagaimana cara agar tujuan itu dapat dicapai,

dituangkan dalam program diikuti dengan pembiayaan/pendanaan pada setiap tingkat

pencapaian tujuan. Program pada anggaran berbasis kinerja didefinisikan sebagai

keseluruhan aktivitas, baik aktivitas langsung maupun tidak langsung yang

mendukung program sekaligus melakukan estimasi biaya-biaya berkaitan dengan

pelaksanaan aktivitas tersebut. Aktivitas tersebut disusun sebagai cara untuk

Page 42: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

162

mencapai kinerja tahunan. Dengan kata lain, integrasi dari rencana kinerja tahunan

(Renja) yang merupakan rencana operasional dari Renstra dan anggaran tahunan

merupakan komponen dari anggaran berbasis kinerja

Elemen-elemen yang penting untuk diperhatikan dalam penganggaran

berbasis kinerja adalah: a) Tujuan yang disepakati dan ukuran pencapaiannya; b)

Pengumpulan informasi yang sistematis atas realisasi pencapaian kinerja dapat

diandalkan dan konsisten, sehingga dapat diperbandingkan antara biaya dengan

prestasinya. Selanjutnya implementasi tentang Anggaran Berbasis Kinerja, pada

kenyataannya adalah menyangkut dokumen anggaran, baik perencanaan maupun

pelaksanaan, seperti RKA-SKPD (Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat

Daerah), Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), dan DPA-SKPD (Dokumen

Pelaksanaan Anggaran - Satuan Kerja Perangkat Daerah).

Keluaran (output) kegiatan satuan kerja dan harga satuannya yang

dicantumkan dalam semua dokumen anggaran di atas, beberapa diantaranya ada yang

tidak termasuk dalam jenis keluaran yang dihasilkan satuan kerja dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, melainkan termasuk dalam jenis masukan

(input). Keluaran (output) kegiatan satuan kerja adalah sesuai dengan yang

direncanakan dan dimuat dalam dokumen Rencana kinerja tahunan satuan kerja

perangkat daerah (Renja SKPD) dalam rangka penyusunan Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Sedangkan harga satuannya adalah sesuai dengan yang tercantum dalam

Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK), yang nama lain mungkin sebagai Standar

Page 43: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

163

Biaya Khusus (SBK), akan tetapi ada HSPK dari beberapa SKPD yang belum

dicantumkan, dan yang tercantum dalam HSPK/SBK selama ini tidak seluruhnya

Harga Satuan Pokok "Kegiatan" dari SKPD, melainkan masih ada yang merupakan

harga satuan pokok "Pekerjaan". Pengertian "Kegiatan" berbeda dengan "Pekerjaan",

karena yang dimaksud dengan "Kegiatan" dalam sistem penganggaran adalah

merupakan serangkaian tindakan yang dilaksanakan satuan kerja sesuai tugas

pokoknya untuk menghasilkan keluaran yang ditentukan. Jadi dalam satu "Kegiatan"

akan terdapat beberapa tindakan dan tindakan inilah yang dapat dikatakan sebagai

"Pekerjaan". Untuk suatu kegiatan dituntut adanya keluaran (output) yang jelas dan

terukur sebagai akibat dari pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian yang seharusnya

tercantum dalam HSPK (Harga Satuan Pokok Kegiatan)/SBK adalah harga satuan

dari keluaran (output) yang dihasilkan.

Harga Satuan Pokok setiap kegiatan untuk semua satuan kerja dapat dihitung

dengan cara membuat Analisa Biaya Satuan Keluaran (output) kegiatan yang sudah

ditetapkan menurut tugas pokok dan fungsi satuan kerja, kemudian ditentukan

besarnya Biaya Per Satuan Keluaran (output) kegiatan, dengan memperhitungkan

semua input (masukan) yang diperlukan seperti : 1) Kebutuhan biaya untuk pegawai;

2) Kebutuhan biaya untuk sarana dan prasarana; 3) Kebutuhan biaya untuk pekerjaan-

pekerjaan non fisik (rapat, sosialisasi, seminar, dsb).

Biaya Per Satuan Keluaran (output) kegiatan beserta analisanya, diajukan

kepada Bagian Keuangan atau Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah untuk

dibahas bersama Bappeda atau institusi lainnya yang disebut Tim Anggaran

Page 44: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

164

Pemerintah Daerah/TAPD yang terlibat dalam penyusunan APBD. Biaya per satuan

keluaran (output) kegiatan yang sudah disahkan, selanjutnya dihimpun dalam HSPK

(Harga Satuan Pokok Kegiatan)/SBK. Dalam perencanaan dan pengalokasian

anggaran untuk satuan kerja perangkat daerah belum terlihat sepenuhnya, hanya

memperhitungkan keluaran (output) kegiatan satuan kerja, sehingga alokasi anggaran

untuk satuan kerja pada satu tahun anggaran masih dipengaruhi oleh hal-hal lain

selain jumlah keluaran (output) kegiatan yang direncanakan oleh satuan kerja yang

bersangkutan. Dengan demikian penerapan Anggaran Berbasis Kinerja dikatakan

masih belum sempurna.

Dengan dicantumkannya keluaran (output) kegiatan satuan kerja dan harga

satuannya pada dokumen anggaran, maka dapat berguna untuk hal-hal sebagai

berikut:

1. Sebagai dasar dalam menentukan alokasi pagu anggaran satuan kerja sejak dari

penyusunan RKA-SKPD, pembahasan RKA-SKPD hingga penetapan pagu

definitif satuan kerja, yaitu :

Alokasi Pagu Anggaran = Volume Keluaran Kegiatan X HSPK/SBK

Usulan pagu anggaran tersebut dirinci pada RKA-SKPD dengan tetap

mencantumkan target volume keluaran (output) kegiatan kemudian diajukan

kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) guna dibahas kembali sebelum

disusun draft Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD)

untuk disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dalam rangka

Page 45: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

165

penerapan Anggaran Berbasis Kinerja, maka pembahasan RKA-SKPD disini

difokuskan pada volume dan standar biaya keluaran (output) kegiatan setiap

satuan kerja.

2. Sebagai alat pengawasan pencairan dana dari satuan kerja yang bersangkutan

dalam pelaksanaan anggaran terutama dalam hal arus kas (cash flow), yaitu

setelah pagu anggaran definitif Satuan Kerja ditetapkan, selanjutnya volume

keluaran (output) kegiatan satuan kerja harus tercantum bersama pagu anggaran

pada RKA-SKPD, dan DPA-SKPD, untuk digunakan sebagai kontrol terhadap

realisasi anggaran sebagai berikut :

Jumlah Realisasi Anggaran Tidak Boleh Melampaui Jumlah Biaya

Keluaran (Output) Kegiatan Yang Telah Direalisasikan

Untuk satuan kerja yang baru dapat menghasilkan keluaran (output) pada akhir

tahun (antara lain sekolah-sekolah yang baru dapat menghasilkan keluaran berupa

siswa yang lulus pada akhir tahun) dikecualikan dari ketentuan di atas dan tetap

diatur dengan batas pengeluaran triwulanan.

3. Menambah keakuratan dalam mengukur tingkat kinerja satuan kerja melalui

sistem pelaporan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),

karena sebagai dasar penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah (LAKIP) tersebut, keluaran (output) kegiatan telah tertera secara jelas

target dan biaya yang harus dikeluarkan.

Page 46: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

166

Dalam menyusun pagu indikatif harus memperhatikan hal-hal mendasar

sebagai berikut :

1. Memperhatikan amanat otonomi daerah /perda,

2. Memfokuskan alokasi dana pada tugas pokok pemerintah pembangunan nasional

dilaksanakan melalui :

a. Kerangka regulasi, guna mendorong partisipasi masyarakat ( pemerintah -

bertugas menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan pembangunan yang

dilaksanakan oleh masyarakat).

b. Kerangka pelayanan dan investasi pemerintah (pemerintah sebagai penyedia

barang dan jasa)

3. Mengamankan kewajiban-kewajiban pemerintah, baik untuk keperluan internal

pemerintah (seperti gaji dan tunjangan) maupun kewajiban-kewajiban pada pihak

ketiga (misalnya penyediaan operasional pemerintah seperti pembayaran daya).

4. Mengutamakan alokasi pada kegiatan-kegiatan pokok yang diperlukan untuk

mewujudkan sasaran-sasaran dalam prioritas-prioritas pembangunan.

Lebih teknis lagi dalam menyusun persiapan pagu indikatif juga harus

memperhatikan optimalisasi kinerja anggaran yang meliputi :

1. Mengalokasikan pendanaan sesuai dengan kewenangan masing-masing fungsi

pemerintahan & mempertimbangkan alokasi pada dana perimbangan;

2. Mengalokasikan pendanaan sesuai dengan tupoksi Satuan Kerja Perangkat

Daerah;

3. Mempertimbangkan satuan biaya kegiatan.

Page 47: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

167

2.1.3 Perencanaan Kinerja

Perencanaan Kinerja adalah aktivitas analisis dan pengambilan keputusan ke

depan untuk menetapkan tingkat kinerja yang diinginkan di masa mendatang. Pada

prinsipnya perencanaan kinerja merupakan penetapan tingkat capaian kinerja yan

dinyatakan dengan ukuran kinerja dalam rangka mencapai sasaran atau target yang

telah ditetapkan. Perencanaan merupakan komponen kunci untuk lebih

mengefektifkan dan mengefisienkan Pemerintah Daerah. Sedangkan perencanaan

kinerja membantu pemerintah untuk mencapai tujuan yang sudah diidentifikasikan

dalam rencana stratejik, termasuk didalamnya pembuatan target kinerja dengan

menggunakan ukuran-ukuran kinerja.

Tingkat pelayanan yang diinginkan pada dasarnya merupakan indikator

kinerja yang diharapkan dapat dicapai oleh Pemerintah Daerah dalam melaksanakan

kewenangannya. Selanjutnya untuk penilaian kinerja dapat digunakan ukuran

penilaian didasarkan pada indikator sebagai berikut:

1. Masukan (Input)

Masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan

dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini merupakan tolok ukur

kinerja berdasarkan tingkat atau besaran sumber-sumber dana, sumber daya

manusia, material, waktu, teknologi, dan sebagainya yang digunakan untuk

melaksanakan program atau kegiatan. Dengan meninjau distribusi sumber daya,

suatu lembaga dapat menganalisis apakah alokasi sumber daya yang dimiliki telah

sesuai dengan rencana strategik yang telah ditetapkan. Tolok ukur ini dapat juga

Page 48: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

168

digunakan untuk perbandingan (benchmarking) dengan lembaga-lembaga lain

yang relevan. Contoh indikator masukan untuk kegiatan penyuluhan lingkungan

sehat untuk daerah pemukiman masyarakat kurang mampu adalah jumlah dana

yang dibutuhkan dan tenaga penyuluh kesehatan.

Walaupun tolok ukur masukan relatif mudah diukur serta telah digunakan

secara luas, namun seringkali dipergunakan secara kurang tepat sehingga dapat

menimbulkan hasil evaluasi yang rancu atau bahkan menyesatkan. Menurut buku

Pedoman Penyusunan APBD Berbasis Kinerja diterbitkan oleh Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2005), dalam menetapkan tolok ukur

masukan yang dapat menyesatkan: a) pengukuran sumber daya manusia tidak

menggambarkan intensitas keterlibatannya dalam pelaksanaan kegiatan; b)

pengukuran biaya tidak akurat karena banyak biaya-biaya yang dibebankan ke

suatu kegiatan tidak mempunyai kaitan yang kuat dengan pencapaian sasaran

kegiatan tersebut; c) banyaknya biaya-biaya masukan (input) seperti gaji bulanan

personalia pelaksana, biaya pendidikan dan pelatihan, dan biaya penggunaan

peralatan dan mesin seringkali tidak diperhitungkan sebagai biaya kegiatan.

2. Keluaran (output)

Keluaran adalah produk berupa barang atau jasa yang dihasilkan dari program

atau kegiatan sesuai dengan masukan yang digunakan. Indikator keluaran adalah

sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa

fisik dan/atau non fisik. Dengan membandingkan indikator keluaran instansi

dapat menganalisis sejauh mana kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana.

Page 49: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

169

Indikator keluaran hanya dapat menjadi landasan untuk menilai kemajuan suatu

kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan sasaran-sasaran kegiatan yang

terdefinisi dengan baik dan terukur. Oleh karenanya indikator keluaran harus

sesuai dengan lingkup dan sifat kegiatan instansi. Untuk kegiatan yang bersifat

penelitian berbagai indikator kinerja yang berkaitan dengan keluaran paten dan

publikasi ilmiah sering dipergunakan baik pada tingkat kegiatan maupun instansi.

Untuk kegiatan yang bersifat pelayanan teknis, indikator yang berkaitan dengan

produk, pelanggan, serta pendapatan yang diperoleh dari jasa tersebut mungkin

lebih tepat untuk digunakan.

Beberapa indikator keluaran juga bermanfaat untuk mengidentifikasikan

perkembangan instansi. Sebagai contoh besarnya pendapatan yang diperoleh

melalui pelayanan teknis, kontrak riset, besarnya retribusi yang diperoleh, serta

perbandingannya dengan keseluruhan anggaran instansi, menunjukkan

perkembangan kemampuan instansi memenuhi kebutuhan pasar, serta

mengindikasikan tingkat ketergantungan instansi yang bersangkutan pada APBD.

Dalam mempergunakan indikator keluaran, beberapa permasalahan berikut

perlu dipertimbangkan: a) Perhitungan keluaran seringkali cenderung belum

menentukan kualitas. Sebagai contoh jumlah layanan medik di Rumah Sakit

Umum mungkin belum memperhitungkan kualitas layanan yang diberikan; b)

Indikator keluaran sering kali tidak dapat menggambarkan semua keluaran

kegiatan, terutama yang bersifat intangible. Sebagai contoh, banyak hasil

Page 50: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

170

penelitian yang walaupun mengandung penemuan yang baru, namun karena

berbagai pertimbangan tertentu tidak dapat dipatenkan.

3. Hasil (Outcome)

Hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran

kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Indikator hasil adalah sesuatu

manfaat yang diharapkan diperoleh dari keluaran. Tolok ukur ini menggambarkan

hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan. Pada umumnya para pembuat kebijakan

paling tertarik pada tolok ukur hasil dibandingkan dengan tolok ukur lainnya.

Namun untuk mengukur indikator hasil, informasi yang diperlukan seringkali

tidak lengkap dan tidak mudah diperoleh. Oleh karenanya setiap instansi perlu

mengkaji berbagai pendekatan untuk mengukur hasil dari keluaran suatu

kegiatan.

Pengukuran indikator hasil seringkali rancu dengan pengukuran indikator

keluaran. Sebagai contoh penghitungan jumlah bibit unggul yang dihasilkan oleh

suatu kegiatan merupakan tolok ukur keluaran. Namun penghitungan besar

produksi per hektar yang dihasilkan oleh bibit-bibit unggul tersebut atau

penghitungan kenaikan pendapatan petani pengguna bibit unggul tersebut

merupakan tolok ukur hasil. Dari contoh tersebut, dapat pula dirasakan bahwa

penggunaan tolok ukur hasil seringkali tidak murah dan memerlukan waktu yang

tidak pendek, karena validitas dan reliabilitasnya tergantung pada skala

penerapannya. Contoh nyata yang membedakan antara indikator output dan

indikator outcome adalah pembangunan gedung sekolah dasar. Secara output

Page 51: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

171

gedung sekolah dasar tersebut telah seratus persen berhasil dibangun. Akan tetapi

belum tentu gedung tersebut diminati oleh masyarakat setempat.

Indikator outcome lebih utama dari pada sekedar output. Walaupun produk

telah dicapai dengan baik, belum tentu secara outcome kegiatan tersebut telah

dicapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil yang lebih tinggi

yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak. Dengan indikator

outcome, organisasi akan mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam

bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan

memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat banyak.

Pencapaian indikator kinerja outcome seringkali baru terlihat setelah melewati

kurun waktu lebih dari satu tahun, mengingat sifatnya yang bukan hanya sekedar

hasil, dan mungkin juga indikator outcome tidak dapat dinyatakan dalam ukuran

kuantitatif akan tetapi lebih bersifat kualitatif.

2.1.4. Target Kinerja

Setelah indikator kinerja ditentukan, mulailah disusun target kinerja untuk setiap

indikator kinerja yang telah ditentukan. Target kinerja adalah tingkat kinerja yang

diharapkan dicapai terhadap suatu indikator kinerja dalam satu tahun anggaran

tertentu dan jumlah pendanaan yang telah ditetapkan. Target kinerja harus

mempertimbangkan sumber daya yang ada dan juga kendala-kendala yang mungkin

timbul dalam pelaksanaannya. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam

menentukan target kinerja yang baik, seperti dapat dicapai, ekonomis, dapat

Page 52: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

172

diterapkan, konsisten, menyeluruh, dapat dimengerti, dapat diukur, stabil, dapat

diadaptasi, legitimasi, seimbang, dan fokus kepada pelanggan.

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam penetapan target kinerja antara lain: a)

Miliki dasar penetapan sebagai justifikasi penganggaran yang diprioritaskan pada

setiap fungsi/bidang pemerintahan; b) Memperhatikan tingkat pelayanan minimum

yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah terhadap suatu kegiatan tertentu; c)

Kelanjutan setiap program, tingkat inflasi, dan tingkat efisiensi menjadi bagian yang

penting dalam menentukan target kinerja; d) Ketersediaan sumber daya dalam

kegiatan tersebut: dana, sumber daya manusia, sarana, prasarana pengembangan

teknologi, dan lain sebagainya; f) Kendala yang mungkin dihadapi di masa depan.

Penetapan target kinerja kinerja harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a)

Spesifik, berarti unik yang menggambarkan obyek/subyek tertentu, tidak

berdwimakna atau diinterpretasikan lain; b) Dapat diukur, secara obyektif dapat

diukur baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif; c) Dapat dicapai (attainable).

Sesuai dengan usaha-usaha yang dilakukan pada kondisi yang diharapkan akan

dihadapi : a) Realistis; b) Kerangka waktu pencapaian (time frame) jelas; dan c)

Menggambarkan hasil atau kondisi perubahan yang ingin dicapai.

2.1.5. Standar Analisis Belanja

Standar Analisis Belanja (SAB) merupakan salah satu komponen yang harus

dikembangkan sebagai dasar pengukuran kinerja keuangan dalam penyusunan APBD

Page 53: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

173

dengan pendekatan kinerja. Menurut buku Pedoman Penyusunan APBD Berbasis

Kinerja diterbitkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2005),

Standar Analisis Belanja adalah standar untuk menganalisis anggaran belanja yang

digunakan dalam suatu program atau kegiatan untuk menghasilkan tingkat pelayanan

tertentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Standar Analisis Belanja digunakan untuk menilai kewajaran beban kerja dan

biaya setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh satuan kerja

perangkat daerah dalam satu tahun anggaran. Penilaian terhadap usulan anggaran

belanja dikaitkan dengan tingkat pelayanan yang akan dicapai melalui program atau

kegiatan. Usulan anggaran belanja yang tidak sesuai dengan Standar Analisis Belanja

akan ditolak atau direvisi sesuai standar yang ditetapkan. Rancangan anggaran

pendapatan dan belanja daerah (APBD) disusun berdasarkan hasil penilaian terhadap

anggaran belanja yang diusulkan satuan kerja perangkat daerah.

Dalam rangka menyiapkan rancangan APBD, Standar Analisis Belanja

merupakan standar atau pedoman yang bermanfaat untuk menilai kewajaran atas

beban kerja dan biaya terhadap suatu kegiatan yang direncanakan oleh setiap unit

kerja. Standar Analisis Belanja digunakan untuk menilai dan menentukan rencana

program, kegiatan dan anggaran belanja yang paling efektif dan upaya pencapaian

kinerja. Penilaian kewajaran berdasarkan Standar Analisis Belanja berkaitan dengan

kewajaran biaya suatu program atau kegiatan yang dinilai berdasarkan hubungan

antara rencana alokasi biaya dengan tingkat pencapaian kinerja program atau kegiatan

Page 54: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

174

yang bersangkutan. Disamping Standar Analisis Belanja sebagai dasar penilaian

usulan anggaran belanja dapat juga dilakukan berdasarkan kewajaran beban kerja

untuk menilai kesesuaian antara program atau kegiatan yang direncanakan oleh suatu

unit kerja dengan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang

bersangkutan.

Penerapan Standar Analisis Belanja pada dasarnya akan memberikan manfaat

antara lain: 1) mendorong setiap unit kerja untuk lebih selektif dalam merencanakan

program dan atau kegiatannya; 2) menghindari adanya belanja yang kurang efektif

dalam upaya pencapaian kinerja; 3) mengurangi tumpang tindih belanja dalam

kegiatan investasi dan non investasi.

2.1.6 Standar Biaya

Standar biaya adalah harga satuan unit biaya yang berlaku. Penerapan standar

biaya ini membantu penyusunan anggaran belanja suatu program atau kegiatan bagi

setiap satuan kerja perangkat daerah yang ada agar kebutuhan atas suatu kegiatan

yang sama tidak berbeda biayanya. Pengembangan standar biaya akan dilakukan dan

diperbaharui secara terus menerus sesuai dengan perubahan harga yang berlaku.

Sehingga penganggaran dengan pendekatan kinerja adalah secara keseluruhan proses

yang terjadi dalam organisasi pemerintah daerah/satuan kerja perangkat daerah harus

dapat diukur kinerjanya, mulai dari output, outcome/result dan impact.

Page 55: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

175

PENENTUAN VISI

PENDEFINISIAN MISI

PENENTUAN TUJUAN

PENENTUAN SASARAN

PENENTUAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM

STANDAR ANALISIS BELANJA

- Belanja Langsung - Belanja Tidak Langsung

RENJA Sasaran : Indikator dan Target Kebijakan Program Kegiatan Input, output, outcome, benefit, impact

Penganggaran Berbasis Kinerja

APBD Berbasis Kinerja

Gambar 2.1. Keterkaitan Antara Anggaran Berbasis Kinerja (ABK), Rencana

Strategis dan Pengukuran Kinerja

Page 56: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

176

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang Anggaran Berbasis Kinerja telah banyak dilakukan dan

apabila dibandingkan dengan penelitian ini akan mempunyai beberapa kesamaan

antara lain permasalahan yang akan dibahas mengenai penyusunan APBD, tata

pemerintahan yang baik dan penganggaran berbasis kinerja. Sitompul, Mhd.

Syahman (2003) di Sumatera Utara melakukan penelitian tentang hubungan antara

pengganggaran dengan good governance, hubungan akuntansi dengan good

governance dan hubungan penganggaran dan akuntansi dengan good governance.

Hasil penelitian Sitompul menyebutkan terdapat hubungan positif antara

penganggaran terutama menerapkan anggaran berbasis kinerja dengan good

governance, terdapat hubungan positif antara akuntansi dengan good governance dan

terdapat hubungan positif antara penganggaran dan akuntansi dengan good

governance.

Kartika, Wisdya Ratna, (2008) di Surakarta melakukan penelitian tentang

pengaruh partisipasi penyusunan anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja

manajerial dengan motivasi sebagai moderating variabel. Hasil penelitian Kartika

menyebutkan partisipasi dalam proses penyusunan APBD berbasis kinerja

berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan interaksi antara partisipasi penyusunan

anggaran dan motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial.

Raharto, Iman T. (2008) di Makasar melakukan penelitian tentang anggaran

berbasis kinerja dikaitkan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari kegiatan-

Page 57: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

177

kegiatan dan keterkaitan penerapan anggaran berbasis kinerja dengan celah

penyimpangan penggunaan anggaran yang rawan korupsi. Hasil penelitian Raharto

menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara keluaran dan hasil yang diharapkan

termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran/output dengan penerapan

anggaran berbasis kinerja, dan terdapat keterkaitan antara penerapan anggaran

berbasis kinerja dengan celah penyimpangan penggunaan anggaran yang rawan

korupsi.

Hotman Atiek (2005) di Lampung melakukan penelitian tentang hubungan

peranan Bappeda dalam melaksanakan perencanaan sesuai anggaran berbasis kinerja

dengan pemahaman sumber daya manusia mengenai anggaran berbasis kinerja dan

hubungan penerapan anggaran berbasis kinerja dengan arah kebijakan umum

pemerintah kabupaten. Hasil penelitian Hotman Atiek menyebutkan terdapat

hubungan antara sumber daya manusia masih sedikit yang mengerti dan memahami

anggaran berbasis kinerja berpengaruh dalam pelaksanaan perencanaan dan terdapat

penyimpangan program yang dilaksanakan dari arah kebijakan umum dengan belum

diterapkan anggaran berbasis kinerja.

Page 58: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

178

Tabel 2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti/ Tahun

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Sitompul (2003)

Peranan Penganggaran dan Akuntansi dalam Mewujudkan Good Governance pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

Variabel Independen : Pengangaran dan Akuntansi.

Variabel Dependen : Good Governance.

Terdapat hubungan positif antara penganggaran terutama menerapkan anggaran berbasis kinerja dengan good governance, terdapat hubungan positif antara akuntansi dengan good governance dan terdapat hubungan positif antara penganggaran dan akuntansi dengan good governance.

2. Kartika, Wisdya Ratna (2008)

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial dengan Motivasi sebagai Moderating Variable (study di Pemda eks Keresidenan Surakarta)

Variabel Independen : Partisipasi, Interaksi partisipasi, penyusunan APBD berbasis kinerja

Variabel Dependen : Kinerja Manajerial dan Motivasi

Terdapat hubungan partisipasi dalam proses penyusunan APBD berbasis kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial.

3.

Raharto, Iman T. (2008)

Anggaran Berbasis Kinerja (Pelaksanaan, Masalah dan Solusi di Indonesia.

Variabel Independen : Keluaran, Hasil Kegiatan dan Celah penyimpangan penggunaan anggaran. Variabel Dependen : APBD Berbasis Kinerja

Terdapat hubungan antara keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran/output dengan penerapan anggaran berbasis kinerja, dan terdapat keterkaitan antara penerapan anggaran berbasis kinerja dengan celah penyimpangan penggunaan anggaran yang rawan korupsi.

Page 59: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

179

Lanjutan Tabel 2.1.

No Nama

Peneliti/ Tahun

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

4

Hotman Atiek (2005)

Analisis Peranan Bappeda dalam Menyusun APBD berdasarkan Sistem Anggaran Berbasis Kinerja Menuju Kepemerintahan yang Baik di Kabupaten Tulang Bawang Lampung

Variabel Independen : Sumber daya manusia, anggaran berbasis kinerja dan arah kebijakan umum Variabel Dependen : Perencanaan APBD

Terdapat hubungan antara sumber daya manusia masih sedikit yang mengerti dan memahami anggaran berbasis kinerja berpengaruh dalam pelaksanaan perencanaan dan terdapat penyimpangan program yang dilaksanakan dari arah kebijakan umum dengan belum diterapkan anggaran berbasis kinerja.

Page 60: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

180

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori dan masalah penelitian, maka penulis

mengembangkan kerangka penelitian sebagai berikut :

Independen Variable Dependen Variable

Komitmen dari Seluruh

Komponen Organisasi (X1)

Penyempurnaan Sistem Administrasi (X2)

APBD Berbasis Kinerja (Y)

Sumber Daya yang cukup (X3)

Penghargaan (reward) (X4 )

Sanksi (Punishment) yang

Jelas (X5 )

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Dalam kerangka konsep perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel

independen dan variabel dependen. Menurut Lubis dan Syahputra (2008) kerangka

Page 61: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

181

konsep penelitian adalah gambaran ringkas, lugas dan bernas mengenai keterkaitan

satu konsep dengan konsep lainnya yang akan diteliti atau menggambarkan pengaruh

atau hubungan antara satu kejadian/fenomena dengan kejadian/fenomena lainnya.

Dengan demikian maka kerangka konsep penulis dalam penelitian ini adalah

APBD berbasis kinerja (sebagai variabel dependen) dipengaruhi oleh komitmen dari

seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang

cukup, penghargaan (reward) dan hukuman/sanksi (punishment) sebagai variabel

independen. Sebagaimana disebutkan pada Pedoman Penyusunan APBD Berbasis

Kinerja (Revisi) oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Mei 2005)

menyatakan “ elemen-elemen yang penting untuk diperhatikan dalam penganggaran

berbasis kinerja adalah :

a. Tujuan yang disepakati dan ukuran pencapaiannya,

b. Pengumpulan informasi yang sistematis atas realisasi pencapaian kinerja dapat

diandalkan dan konsisten; sehingga dapat diperbandingkan antara biaya dengan

prestasinya” .

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti akan melakukan penelitian tentang

faktor–faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah berbasis kinerja (Studi empiris pada Pemerintah Kabupaten Karo). Dimana

yang akan diteliti adalah pengaruh komitmen dari seluruh komponen organisasi,

penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan (reward)

Page 62: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

182

dan hukuman/sanksi (punishment) terhadap penyusunan anggaran pendapatan dan

belanja daerah di Kabupaten Karo.

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep yang telah dikemukakan,

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor komitmen dari seluruh komponen

organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup,

penghargaan (reward) dan hukuman/sanksi (punishment) sebagai faktor-faktor yang

mempengaruhi penyusunan APBD berbasis kinerja secara simultan dan parsial.

Page 63: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

183

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Disain Penelitian

Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kausal (causal), Umar (2008)

menyebutkan “desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel

mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat

eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh

peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung “.

Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris

dan menganalisis faktor komitmen dari seluruh komponen organisasi,

penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan (reward)

dan hukuman /sanksi (punishment) sebagai variabel independen terhadap penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berbasis kinerja di Kabupaten Karo

sebagai dependen variabel.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Karo Jl.

Letjend. Jamin Ginting No. 17 Kabanjahe dan di kantor Dinas/Badan/Sekretariat dan

Kantor Kecamatan. Sedangkan waktu penelitian direncanakan selama empat belas

Page 64: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

184

minggu terhitung mulai minggu kedua bulan Mei 2009 sampai dengan minggu ketiga

bulan Juni 2009 dengan jadwal terlampir.

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh satuan kerja perangkat daerah

Kabupaten Karo yang berjumlah 35 (tiga puluh lima) unit, dengan jumlah responden

sebanyak 70 (tujuh puluh) orang yang terdiri dari :

1. Dinas 32 Orang

2. Sekretariat 14 Orang

3. Badan 12 Orang

4. Kantor 12 Orang

Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani (2007) “jika

peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut

sensus, sensus digunakan jika elemen populasi relatif sedikit dan bersifat heterogen”.

Sehingga seluruh populasi, yaitu Kepala SKPD dan Kepala Bidang Perencanaan yang

secara struktural bertanggungjawab dan terlibat dalam penyusunan anggaran pada

satuan kerja perangkat daerah yang berjumlah 70 (tujuh puluh) orang dijadikan

sampel. Metode yang digunakan adalah metode survey, seperti yang disebutkan

Ikhsan dan Ghozali (2006) bahwa “metode survey merupakan pengumpulan data

primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli”

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 17 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD,

Page 65: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

185

Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 19 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, dan Peraturan Daerah

Kabupaten Karo Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Kantor Kecamatan, sejak April tahun 2009 telah disahkan perubahan/pemekaran

satuan kerja perangkat daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

2007 menjadi 42 (empat puluh dua) SKPD, namun pada saat penelitian ini belum

menyusun anggaran sebanyak 7 (tujuh) SKPD yang masih berada pada induk

SKPDnya.

4.4 Jenis dan Sumber Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan

kuesioner, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999) bahwa “kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya”.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, menurut Indriantoro dan

Supomo (1999) “data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara)”. Sumber data

dalam penelitian ini berasal dari responden yaitu kepala satuan kerja perangkat daerah

dan kepala bidang perencanaan pada satuan kerja perangkat daerah di Kabupaten

Karo.

Page 66: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

186

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang sendiri oleh

peneliti. Sebagaimana pendapat Sugiyono (1999) bahwa “peneliti-peneliti dalam

bidang sosial instrumen penelitian yang digunakan sering disusun sendiri termasuk

menguji validitas dan realibilitasnya”.

Sebelum kuesioner disebar ke responden terlebih dahulu dilakukan pratest (uji

coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan). Menurut Kuncoro (2003)

“....setelah instrumen disusun dalam bentuk draft maka pratest sebaiknya dilakukan

pada sejumlah responden yang sama dengan responden penelitian yang sebenarnya”.

Disain kuesioner dalam penelitian ini diambil dari Peraturan Pemerintah Nomor 08

Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,

Permendagri Nomor 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan

Penetapan Standar Pelayanan Minimal, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79

tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal,

dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003

tentang Perbaikan Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

4.5 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan

kuesioner, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999), kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Page 67: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

187

Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) dan Kepala Bidang Perencanaan

SKPD dilingkungan pemerintah Kabupaten Karo yang berjumlah 70 (tujuh puluh)

orang. Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua

tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh

Kepala SKPD dan Kepala Bidang Perencanaan SKPD di lingkungan pemerintah

Kabupaten Karo, kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut. Tahap yang

kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh Kepala SKPD dan Kepala

Bidang Perencanaan SKPD dilingkungan pemerintah Kabupaten Karo untuk

dilakukan pengolahan data.

4.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari

hubungan antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya. Menurut

Jogiyanto (2004) defenisi operasional adalah “....hasil dari pengoperasionalan konsep

(operationnalizing the concept) kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang

menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan dalam konsep”.

Sarwono (2006) mengatakan “....definisi operasional memungkinkan sebuah

konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan

penelitian dalam melakukan pengukuran”. Beberapa konsep dapat langsung dipecah

dan ditemukan elemen-elemen perilaku yang dapat diukur, tetapi banyak konsep yang

Page 68: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

188

tidak dapat langsung ditemukan elemen-elemen perilakunya, tetapi lewat beberapa

dimensi dulu.

Untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala

interval. Menurut Erlina dan Mulyani (2007) menyebutkan “skala interval adalah

skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang

diukur tetapi tidak menggunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan

angka absolut”. Apabila skalanya interval maka rata-rata hitung dipakai sebagai

ukuran nilai sentral dan prosedur-prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi

product moment, uji t, dan uji F dan lain-lain uji parametrik (Cooper dan Emory :

1995).

Penelitian ini menggunakan 5 (lima) variabel independen yaitu faktor

komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1), penyempurnaan sistem

administrasi (X2), sumber daya yang cukup (X3), penghargaan (reward) yang jelas

(X4), dan sanksi (punishment) yang tegas (X5), dan 1 (satu) variabel dependen yaitu

APBD berbasis kinerja (Y).

Faktor komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1), dalam penelitian

ini adalah komitmen/kesepakatan antara kepala satuan kerja perangkat daerah beserta

seluruh komponen organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

organisasinya untuk keberhasilan melaksanakan visi, misi, tujuan, sasaran, sesuai

dengan rencana stratejik (Renstra) SKPDnya dikaitkan dengan implementasi

pengganggaran berbasis kinerja. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan

menggunakan skala pengukuran interval.

Page 69: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

189

Faktor penyempurnaan sistem administrasi (X2), dalam penelitian ini adalah

penyiapan instrumen pengukuran anggaran berbasis kinerja berupa target kinerja,

pengukuran kinerja, analisis standar belanja, standar pelayanan minimal dan standar

biaya yang merupakan alat pengukuran implementasi anggaran berbasis kinerja.

Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran

interval.

Faktor sumber daya yang cukup (X3), dalam penelitian ini adalah upaya

meningkatkan implementasi anggaran berbasis kinerja yang telah atau akan

dilaksanakan, berupa ketersediaan dana dan waktu untuk memperdalam pengukuran

kinerja yang sudah ada, meng-up date pengukuran kinerja program dan kegiatan serta

serta meningkatkan pemahaman personil/sumber daya manusia tentang anggaran

berbasis kinerja. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan

skala pengukuran interval.

Faktor penghargaan (reward) yang jelas (X4), dalam penelitian ini adalah

penerapan penghargaan (reward) secara adil dan konsisten atas keberhasilan dalam

implementasi anggaran berbasis kinerja, berupa peningkatan karir, dan promosi

jabatan. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala

pengukuran interval.

Dan faktor yang mempengaruhi kelima adalah dan sanksi (punishment) yang

tegas (X5) yaitu hukuman (punishment) bagi satuan kerja yang belum

mengimplementasikan anggaran berbasis kinerja, berupa mutasi dari jabatan atau

hukuman disiplin. Dalam penelitian ini adalah upaya pencapaian tujuan satuan kerja

Page 70: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

190

secara utuh dan menyeluruh bagi satuan kerja perangkat daerah untuk mencapai visi

dan misi satuan kerja perangkat daerah/organisasinya. Pengukuran variabel dalam

penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval.

APBD Berbasis Kinerja (Y) dalam penelitian ini adalah tersusunnya anggaran

pendapatan dan belanja daerah yang berbasis kinerja dari suatu sistem anggaran yang

mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi

biaya, dan juga dapat menjamin hubungan yang lebih jelas antara tujuan, sasaran,

program, dan kegiatan satuan kerja perangkat daerah dan rencana kerja pemerintah

daerah. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala

pengukuran interval.

Tabel 4.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel Skala

Dependen Variabel

APBD Berbasis Kinerja (Y)

tersusunnya anggaran pendapatan dan belanja daerah yang berbasis kinerja dari suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya.

diukur berdasarkan : terjaminnya hubungan yang lebih jelas antara tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pada satuan kerja perangkat daerah dan rencana kerja pemerintah daerah. Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan peraturan lainnya.

ordinal

Independen Variabel

Komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1)

kesepakatan antara kepala satuan kerja perangkat daerah dengan seluruh komponen organisasi untuk keberhasilan melaksanakan visi, misi, tujuan, sasaran sesuai dengan Renstra SKPD.

diukur berdasarkan : adanya konsistensi penyusunan anggaran setiap program dan kegiatan, yang dikaitkan antara visi, misi, tujuan, sasaran serta strategi untuk mencapai keberhasilan tugas pokok dan fungsi.

Ordinal

Page 71: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

191

Lanjutan Tabel 4.2.

Penyempurnaan sistem administrasi (X2)

penyiapan instrumen pengukuran anggaran berbasis kinerja secara terus menerus.

diukur berdasarkan : adanya penyempurnaan instrumen pengukuran anggaran berbasis kinerja yang sudah ada.

Sumber daya yang cukup (X3)

Tersedianya upaya peningkatan implementasi anggaran berbasis kinerja

diukur berdasarkan : adanya upaya penyediaan sarana dan prasarana peningkatan kualitas implementasi anggaran berbasis kinerja.

ordinal

Penghargaan (reward) yang jelas (X4)

Penerapan reward secara adil dan konsisten atas keberhasilan dalam implementasi anggaran berbasis kinerja

diukur berdasarkan : adanya penghargaan berupa promosi jabatan atau peningkatan karir

ordinal

Hukuman atau sanksi (punishment) yang tegas (X5)

Penerapan hukuman (punishment) secara adil dan konsisten atas ketidak berhasilan dalam implementasi anggaran berbasis kinerja

diukur berdasarkan : adanya hukuman berupa mutasi dari jabatan atau hukuman disiplin

ordinal

4.7 Model dan Teknik Analisis Data

4.7.1 Model Analisis data

Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi

linier berganda (Multiple Linear Regression Analysis). Menurut Sugiyanto (2004)

“analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari

satu variabel independen terhadap variabel dependen”. Untuk keabsahan hasil analisis

regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen pengamatan, uji

normalitas data dan uji asumsi klasik. Pengolahan data menggunakan software SPSS.

Page 72: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

192

Model analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 = + +Y a bX bX bX bX bX e+ + + +

Keterangan :

Y = APBD Berbasis Kinerja

a = Konstansta

b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi

X1 = Komitmen dari seluruh komponen organisasi

X2 = Penyempurnaan sistem administrasi

X3 = Sumber daya yang cukup

X4 = Penghargaan (reward) yang jelas

X5 = Hukuman sanksi (punishment) yang tegas

E = Error term

4.7.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model

regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis

regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang

dimasukan kedalam serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistik

Page 73: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

193

yang terdiri dari uji kualitas data, uji asumsi klasik, statistik deskriptif, dan uji

statistik untuk pengujian hipotesis.

4.7.2.1 Uji Kualitas Data

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas

data yaitu realibilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan

instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian

tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang

dikumpulkan dari penggunaan instrumen.

Dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data digunakan antara lain :

1. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang

telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Menurut Umar (2008)

“uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan

kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan”. Validitas

dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan

kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda (Ghozali

dan Ikhsan, 2006). Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan program

SPSS, dan untuk uji validitas dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson

(Produk Momen Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation. Priyatno (2008)

mengemukakan “....kriteria pengujiannya dengan taraf signifikansi 5 % atau 0,05

yaitu Jika r hitung ≥ r tabel maka instrumen pertanyaan-pertanyaan kuesioner

Page 74: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

194

berkorelasi terhadap skor total (dinyatakan valid), dan jika r hitung < r tabel maka

instrumen pertanyaan-pertanyaan kuesioner tidak berkorelasi signifikan terhadap

skor total (dinyatakan tidak valid)”.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden

atas seluruh butir pertanyaan atau pertanyaan yang digunakan, untuk keperluan

pengujian tersebut. Pengujian reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah

instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali,

paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2008). Dalam melakukan uji

reliabilitas digunakan metode Alpha (Cronbach’s) dengan bantuan program

SPSS, menurut Priyatno (2008) menyebutkan “metode alpha sangat cocok

digunakan pada skor berbentuk skala”. Santosa (2005) mengatakan “....suatu

kuesioner dikatakan reliabel jika cronbach alpha lebih besar dari 0,6”.

4.7.2.2 Pengujian Asumsi Klasik

Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi

klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan

bermanfaat. Menurut Lubis et.al (2007) “…..dalam membuat uji asumsi klasik kita

harus menggunakan data yang akan digunakan dalam uji regresi”. Uji Asumsi klasik

meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data (Santosa :

2005). Tujuan digunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah populasi data

Page 75: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

195

berdistribusi normal atau tidak. Menurut Umar (2008) “ uji normalitas berguna

untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya

berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika data ternyata tidak

berdistribusi normal, analisis non parametrik termasuk model-model regresi dapat

digunakan”. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat

diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika

data meyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebagaimana dikemukakan oleh

Lubis et.al (2007) data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar

disekitar garis diagonal.

2. Uji Multikolinieritas

Erlina dan Mulyani (2007) menyebutkan “Multikolineritas adalah situasi adanya

korelasi variabel-variabel responden antara yang satu dengan yang lainnya”.

Selanjutnya Nugroho (2005) menyebutkan “uji multikolineritas diperlukan untuk

mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan

variabel independen lain dalam satu model”. Kemiripan antarvariabel independen

dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara

suatu model independen dengan variabel independen yang lain. Pada penelitian

ini untuk mendeteksi terhadap multikolineritas dengan melihat Variance Inflation

Factor (VIF) pada model regresi. Menurut Nugroho (2005) “Deteksi

multikolineritas pada suatu model dapat dilihat bila nilai Variance Inflation

Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka

Page 76: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

196

model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1/Tolerance, dan bila

VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah

Tolerance”.

3. Uji Heteroskedastisitas.

Nugroho (2005) mengemukakan bahwa “heteroskedastisitas menguji terjadinya

perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan

yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan

Studentized Residual nilai tersebut”. Tujuan digunakan uji heteroskedastisitas

adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik

heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua

pengamatan pada model regresi. Pada penelitian ini dilakukan uji

heteroskedastisitas dengan melihat pola grafik regresi. Menurut Priyatno (2008)

“....prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya

gejala heteroskedastisitas”. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang

berbeda disebut heterokedastisitas. Menurut Nugroho (2005) mengemukakan :

“....analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier tidak

terdapat heteroskedastisitas jika : titik-titik data menyebar diatas dan di bawah

atau di sekitar angka 0, titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di

bawah saja, penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, dan penyebaran titik-titik

data sebaiknya tidak berpola”.

Page 77: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

197

4.7.2.3 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses

transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan

diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data

dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk

memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama

dan data demografi responden. (Ghazali dan Ikhsan, 2006).

Dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-

rata, deviasi standar, jawaban minimum, dan jawaban maksimum dari jawaban yang

telah didapat melalui kuesioner.

4.7.2.4 Uji Hipotesis

Priyatno (2008) menyebutkan “ uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan

untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi

(dapat digeneralisasikan)”. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya

pengaruh dari varibel bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Jika

terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah populasi maka tidak

menutup kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan

antara menolak maupun menerima suatu hipotesis. Untuk menguji hipotesis

mengenai faktor komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem

administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan (reward), dan sanksi

(punishment) secara simultan dan parsial, berpengaruh signifikan terhadap terhadap

Page 78: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

198

APBD berbasis kinerja, digunakan pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F

dan secara parsial dengan uji t.

1. Uji F.

Priyatno (2008) menyebutkan “Uji simultan dengan uji F bertujuan untuk

mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen”. Dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini

menggunakan alpha 5% atau 0,05 maka hasil uji F dapat dihitung dengan bantuan

program SPSS pada tabel ANOVA. Hasil uji F menunjukan variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen, jika p-value (pada

kolom sig.) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan (sebesar 5 %).

2. Uji t.

Priyatno (2008) menyebutkan “uji t digunakan untuk mengetahui apakah

model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen”. Dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan

alpha 5% atau 0,05 maka hasil uji t dapat dihitung dengan bantuan program SPSS

dapat dilihat pada tabel t hitung (tabel Coefficients). Nilai dari uji t hitung dapat

dilihat dari p-value (pada kolom Sig.) pada masing-masing variabel independen, jika

p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan atau t hitung (pada

kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari two-tailed α = 5 % df=n-k-1, k

merupakan jumlah variabel independen), maka nilai variabel independen secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (dalam arti Ha diterima

Page 79: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

199

dan Ho ditolak, dengan kata lain, terdapat pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen). Rumus yang digunakan untuk uji statistik thitung :

, 1, 2,...,i

ihitung

b

bt iS

= = p

dimana:

b = koefisien regresi

Sb = kesalahan baku koefisien regresi

4.7.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Nugroho (2005) “koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel

dependen”. Dengan bantuan olahan program SPSS koefisien determinasi (R2) terletak

pada tabel model Summary dan tertulis R Square. Namun menurut Nugroho (2005)

menyebutkan “....untuk regresi linier berganda sebaiknya menggunakan R Square

yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square karena disesuaikan dengan

jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Square

dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai

dengan 1”.

Page 80: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

200

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Data

5.1.1 Deskripsi Lokasi

Penelitian dilakukan di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Karo

Jl. Letjend. Jamin Ginting No. 17 Kabanjahe dan di kantor Dinas/Badan/Sekretariat

dan Kantor Kecamatan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh satuan kerja

perangkat daerah Kabupaten Karo yang berjumlah 35 (tiga puluh lima) unit, dengan

jumlah sampel responden sebanyak 70 (tujuh puluh) orang. Dalam penelitian ini

peneliti menyebarkan kuesioner pada 70 pejabat dilingkungan Pemerintah Kabupaten

Karo. Seluruh kuesioner yang kembali, dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Tabel 5.1. Pengumpulan Data

Keterangan Jumlah Kuesioner yang dikirim berjumlah 70 eksemplar Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali Kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian

70 0 70 70

5.1.2 Karakteristik Responden Penelitian

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin (Tabel 5.2.) menunjukkan bahwa

yang paling banyak berjenis kelamin laki-laki 82,9% sedangkan jenis kelamin

perempuan sebanyak 17,1%.

Page 81: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

201

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persen Laki-Laki 58 82,9 Perempuan 12 17,1

Total 70 100,0 Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Hasil penelitian berdasarkan usia responden, paling banyak responden

mempunyai usia antara 43-49 tahun (68,6%), lalu usia lebih dari 49 tahun (24,3%)

dan yang paling sedikit usia antara 36-42 tahun (7,1%).

Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Responden Frekuensi Persen antara 36-42 tahun 5 7,1 antara 43-49 tahun 48 68,6

lebih 49 tahun 17 24,3 Total 70 100,0

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Hasil penelitian berdasarkan jabatan, responden yang mempunyai jabatan

sebagai kepala badan/dinas/SKPD sebanyak 58,6% dan kepala bidang perencanaan

sebanyak 41,4%.

Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Jenis Jabatan Frekuensi Persen Kepala Badan/Dinas/SKPD 41 58,6 Kepala Bidang Perencanaan 29 41,4

Total 70 100,0 Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Page 82: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

202

Hasil penelitian berdasarkan lama menduduki jabatan, responden menyatakan

paling banyak untuk 1-5 tahun (98,6%) sedangkan 6-10 tahun hanya (1,4%).

Tabel 5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menduduki Jabatan

Lama Menduduki Jabatan Frekuensi Persen 1-5 tahun 69 98,6 6-10 tahun 1 1,4

Total 70 100,0 Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Hasil penelitian berdasarkan pendidikan, responden menyatakan paling

banyak dengan tingkat pendidikan S1 (77,1%), diikuti dengan S2 (18,6%) dan

Diploma 3 (4,3%).

Tabel 5.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persen

D3 3 4,3 S1 54 77,1 S2 13 18,6

Total 70 100,0 Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Hasil penelitian berdasarkan kursus/diklat/bintek tentang anggaran, responden

menyatakan paling banyak jarang (31,4%), diikuti pernah (27,1%), sering (17,1%),

sangat sering (15,7%) dan paling sedikit tidak pernah sebanyak 8,6%.

Page 83: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

203

Tabel 5.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Kursus/Diklat/Bintek Tentang Anggaran

Mengikuti Bintek/Kursus dll Frekuensi Persen

tidak pernah 6 8,6 jarang 22 31,4 pernah 19 27,1 sering 12 17,1

sangat sering 11 15,7 Total 70 100,0

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

5.2 Analisis Data

5.2.1 Uji Kualitas Data

Sebelum daftar pertanyaan diberikan pada responden, daftar pertanyaan perlu

diuji coba terlebih dahulu. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan

pada 30 satuan kerja yang akan dijadikan respoden dalam penelitian ini.

5.2.1.1 Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai

validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika

angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung >

r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian

ini adalah N-2=30-2=28 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk

uji validitas pada penelitian adalah 0,361. Berdasarkan pengujian validitas

instrumen, nilai corrected item-total correlation bernilai positif dan di atas

nilai r tabel 0,361 yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid.

Page 84: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

204

Hasil uji validitas variabel APBD berbasis kinerja (Y), komitmen dari seluruh

komponen organisasi (X1), penyempurnaan sistem administrasi (X2), sumber

daya yang cukup (X3), penghargaan yang jelas (X4) dan sanksi yang tegas (X5)

adalah sebagai berikut:

Tabel 5.8. Uji Validitas Variabel Penelitian

Instrumen Variabel

Butir Instrumen r hitung r tabel Ket

APBD Berbasis

Kinerja (Y) a. Penyusunan anggaran SKPD berbasis kinerja

agar mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan serta tupoksi-nya.

b. Penyusunan anggaran SKPD berbasis kinerja dimulai dari Rencana Stratejik/Renstra dan Rencana Kinerja/Renja serta mengembangkan standar analisis belanja, standar pelayanan minimal dan standar harga yang spesifik pada SKPDnya.

c. Penyusunan anggaran SKPD berbasis kinerja menjadi perpaduan perencanaan kinerja yang mengaitkan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan.

d. Seluruh komponen organisasi dalam SKPD membuat suatu komitmen untuk mengembangkan penganggaran berbasis kinerja pada SKPDnya.

e. Pengembangan penganggaran berbasis kinerja dimaksud yaitu menyempurnakan standar analisis belanja, instrument kinerja lainnya dan standar biaya yang spesifik secara berkala, agar kinerja pengganggaran berbasis kinerja semakin baik.

f. Pengembangan pengganggaran berbasis kinerja yang semakin baik, termasuk adanya pemahaman yang sama bagi seluruh komponen organisasi tentang pengganggaran berbasis kinerja.

g. Pengembangan pengganggaran berbasis kinerja yang semakin baik, termasuk peningkatan kemampuan dan kompetensi seluruh komponen organisasi dalam memahami pengganggaran berbasis kinerja.

0,577

0,822

0,418

0,842

0,748

0,577

0,822

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Komitmen dari Seluruh

a. Pimpinan dan seluruh komponen SKPD, telah mampu menjabarkan tugas pokok dan fungsi

0,565

0,361

Valid

Page 85: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

205

Komponen Organisasi (X1)

instansinya. b. Satuan kerja perangkat daerah/SKPD, telah

memiliki dokumen perencanaan stratejik (Renstra) instansinya yang lebih operasional.

c. Penyusunan program dan kegiatan selama ini sudah mengakomodir tugas pokok dan fungsi SKPD

d. Pimpinan dan seluruh komponen SKPD, telah melibatkan seluruh bawahannya untuk menjabarkan tugas pokok dan fungsi instansinya.

e. Dalam penyusunan anggaran program dan kegiatan pimpinan dan seluruh komponen SKPD, telah memahami anggaran berbasis kinerja sebagai acuan.

f. Pimpinan dan seluruh komponen SKPD, telah mengimplementasikan secara konsekuen siklus manajemen (perencanaan, penganggaran, pengendalian/monitoring dan evaluasi).

g. Selama ini pimpinan SKPD, telah melibatkan semua bawahannya untuk berpartisipasi menyusun dalam anggaran instansinya.

h. Pada umumnya pimpinan SKPD, telah memberi kesempatan kepada bawahannya untuk memberikan informasi yang dimilikinya sehingga pimpinan dapat memilih keputusan yang terbaik untuk mencapai tujuan instansinya.

i. Dalam penyusunan anggaran, komponen organisasi pada SKPD telah berdasarkan program/kegiatan tahunan, namun belum melakukan evaluasi capaian organisasi sehingga hampir tidak ada hal yang baru setiap penyusunan anggaran.

j. Sudah ada komitmen tertulis antara pimpinan SKPD dengan seluruh komponen pada SKPDnya untuk mencapai tujuan organisasi (visi, misi, tujuan dan sasaran sesuai dengan tugas pokok dan fungsi).

k. Pimpinan dan seluruh komponen SKPD telah memiliki sistem target kinerja yang akan dicapai sesuai visi, misi dan tujuan SKPDnya

0,444

0,683

0,734

0,691

0,388

0,588

0,565

0,444

0,683

0,734

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Penyempurnaan Sistem

Administrasi (X2)

a. Dokumen perencanaan daerah (Rencana Kerja Pemerintah Daerah), Rencana stratejik, Rencana Kinerja (Renstra/Renja SKPD), pada umumnya hanya berada pada pimpinan SKPD dan beberapa staf penyusun anggaran kegiatan.

b. Seharusnya dokumen perencanaan daerah

0,804

0,810

0,361

0,361

Valid

Valid

Page 86: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

206

(Rencana Kerja Pemerintah Daerah), Rencana stratejik, Rencana Kinerja (Renstra/Renja SKPD) tersebut, telah dilengkapi dengan ukuran pencapaian kinerja program dan kegiatan.

c. Instrumen pengukuran kinerja seperti analisis standar belanja, standar pelayanan minimal dan standar harga/satuan harga telah dimiliki semua SKPD.

d. Standar analisis belanja dan standar harga yang spesifik pada masing-masing SKPD sudah dimutakhirkan/revisi setiap tahun.

e. Pelaporan dan pertanggungjawaban kinerja SKPD telah menggambarkan pengukuran secara kuantitatif, dan telah dikaitkan dengan analisis standar belanja, standar pelayanan minimal dan standar harga.

f. Agar pencapaian kinerja satuan kerja perangkat daerah bermanfaat, pengukuran kinerja yang kuantitatif dan terukur secara berkala disempurnakan.

0,630

0,433

0,700

0,718

0,361

0,361

0,361

0,361

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber Daya yang Cukup

(X3)

a. Penyusunan anggaran program dan kegiatan selama ini sudah berdasarkan telaahan sehingga mudah dilaksanakan.

b. Program dan kegiatan untuk memberhasilkan visi dan misi serta tujuan dan sasaran SKPD telah direvisi sesuai perkembangan tahunan.

c. Keberhasilan organisasi/SKPD, efisiensi dan optimalisasi sumber daya, evaluasi, dan pelaporan kinerja selama ini diukur dengan capaian realisasi anggaran.

d. Personil/sumber daya manusia pada SKPD sebaiknya setiap ada kesempatan diikutsertakan dalam pembelajaran/pelatihan tentang anggaran berbasis kinerja.

e. Guna meningkatkan kualitas kinerja SKPD, personil yang menangani penyusunan anggaran diberi kesempatan prioritas untuk mendalami anggaran berbasis kinerja.

f. Untuk meningkatkan kinerja SKPD, penyusunan anggaran program dan kegiatan agar mengacu kepada penganggaran berbasis kinerja.

g. Selama ini sudah ada evaluasi capaian kinerja SKPD yang dikaitkan dengan capaian visi dan misi, tujuan dan sasaran serta tupoksi SKPD nya.

h. Sebaiknya ada monitoring dan evaluasi terhadap satuan kerja perangkat daerah dalam melaksanakan tupoksinya dikaitkan

0,707

0,607

0,549

0,676

0,528

0,707

0,607

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Page 87: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

207

kesesuaian dengan visi dan misi SKPD. i. Agar lebih selektif dalam mengalokasikan

anggaran suatu program kegiatan, menentukan dasar alokasi anggarannya harus mempertimbangkan karakteristik indikator input setiap program/kegiatan.

0,707

0,607

0,361

0,361

Valid

Valid

Penghargaan (Reward) yang

Jelas (X4)

a. Untuk menjamin efektifitas capaian kinerja tupoksi SKPD perlu adanya penghargaan/reward kepada seluruh komponen organisasi terutama kepala SKPD dan personil penyusun anggaran.

b. Dengan adanya reward yang adil kepada satuan kerja perangkat daerah yang berhasil menjadi motivasi melaksanakan tujuan organisasinya.

c. Sehubungan dengan penghargaan dimaksud agar dijelaskan berupa promosi jabatan atau penghargaan lainnya bagi satuan kerja perangkat daerah yang berhasil mengembangkan anggaran berbasis kinerja.

0,533

0,658

0,608

0,361

0,361

0,361

Valid

Valid

Valid

Sanksi Yang Tegas (X5)

a. Dengan hukuman (punishment) yang adil dan tegas kepada satuan kerja perangkat daerah yang tidak berhasil menjadi motivasi melaksanakan tujuan organisasinya.

b. Sehubungan dengan hukuman yang tegas dimaksud agar dijelaskan berupa mutasi jabatan atau hukuman disiplin lainnya bagi satuan kerja perangkat daerah yang tidak berhasil mengembangkan anggaran berbasis kinerja.

c. Pimpinan satuan kerja perangkat daerah selaku penanggungjawab keberhasilan tujuan organisasinya, agar orang yang paling bertanggungjawab memberi motivasi kepada bawahannya.

0,469

0,495

0,528

0,361

0,361

0,361

Valid

Valid

Valid

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

5.2.1.2 Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut telah reliabel, maka

dilakukanlah pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer

program SPSS. Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya. Secara umum suatu instrumen dikatakan

Page 88: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

208

bagus jika memiliki koefisien Cronbach’s alpha > 0,6 (Supramono dan

Utami, 2004).

Tabel 5. 9. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian

Variabel Alpha Cronbach’s

Batas Reliabilitas

Keterangan

APBD yang Berbasis Kinerja (Y) Komitmen dari Seluruh Komponen Organisasi (X1) Penyempurnaan Sistem Administrasi (X2) Sumber Daya yang Cukup (X3) Penghargaan (Reward) yang Jelas (X4) Sanksi yang Tegas (X5)

0,888 0,863

0,869 0,885 0,760 0,774

0,6 0,6

0,6 0,6 0,6 0,6

Reliabel Reliabel

Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas

menunjukkan alpha cronbach’s lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan instrumen

tersebut reliabel.

5.2.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian

asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi

dalam model regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data agar lebih relevan

dalam menganalisis. Pengujian asumsi klasik ini meliputi:

5.2.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara

variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) keduanya memiliki

distribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dengan menggunakan normal p_plot

dan histogram. Data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar di

Page 89: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

209

sekitar garis diagonal dan untuk histogram dilihat dari puncak gambar yang tidak

condong kekiri maupun kekanan. Grafiknya sebagai berikut:

Regression Standardized Residual3210-1-2-3

Freq

uenc

y

15

10

5

0

Histogram

Dependent Variable: Apbd Berbasis Kinerja

Mean =4.36E-15�Std. Dev. =0.963�

N =70

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Apbd Berbasis Kinerja

Gambar 5.1. Grafik Uji Normalitas

Page 90: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

210

Dari gambar di atas dapat disimpulkan data terdistribusi dengan normal,

dimana data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal serta histogram yang tidak

condong kekiri dan kekanan sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal.

5.2.2.2 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel lain (independen)

saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah

persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen. Alat

ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkorelasi,

maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor (VIF). Dimana nilai

VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.

Tabel 5.10. Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF 1 (Constant) Kepemimpinan dan Komitmen ,686 1,458 Fokus Penyempurnaan Administrasi ,400 2,498 Sumber Daya yang Cukup ,794 1,259 Penghargaan dan Sanksi ,417 2,396 Keinginan yang Kuat untuk Berhasil ,356 2,812

Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)

Pada output bagian ini, terlihat bahwa dari kelima variabel independen dengan

nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Sehingga dapat

disimpulkan dalam model regresi ini tidak ada masalah multikolinieritas.

Page 91: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

211

5.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat gambar seperti berikut ini:

Regression Studentized Residual3210-1-2-3

Regr

essi

on S

tand

ardi

zed

Pred

icte

d Va

lue

3

2

1

0

-1

-2

Scatterplot

Dependent Variable: Apbd Berbasis Kinerja

Gambar 5.2. Grafik Uji Heteroskedastisitas

Dengan menggunakan metode grafik di atas dapat diambil keputusan dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 92: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

212

Dari grafik 5.2. di atas menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan

menandakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel penelitian, dengan

demikian asumsi dasar bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan

terpenuhi.

5.3 Deskriptif Variabel Penelitian

5.3.1 Variabel Komitmen dari Seluruh Organisasi (X1)

Dari data yang diperoleh untuk Variabel Komitmen dari Seluruh Organisasi

(X1) dapat dilihat pada tabel 5.11. berikut ini:

Tabel 5.11. Deskripsi Variabel Komitmen dari Seluruh Komponen Organisasi (X1)

Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Komitmen-1 4,26 4 0,716 0,513 Komitmen-2 4,31 4 0,468 0,219 Komitmen-3 4,16 4 0,367 0,134 Komitmen-4 4,30 4 0,521 0,271 Komitmen-5 4,24 4 0,494 0,245 Komitmen-6 4,20 4 0,528 0,278 Komitmen-7 4,23 4 0,423 0,179 Komitmen-8 4,26 4 0,716 0,513 Komitmen-9 4,31 4 0,468 0,219 Komitmen-10 4,16 4 0,367 0,134 Komitmen-11 4,30 4 0,521 0,271

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:

1. Pimpinan dan seluruh komponen SKPD, telah mampu menjabarkan tugas

pokok dan fungsi instansinya: jawaban responden rata-rata 4,26 dengan

standar deviasi 0,716 dan varians 0,513.

Page 93: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

213

2. Satuan kerja perangkat daerah/SKPD, telah memiliki dokumen perencanaan

stratejik (Renstra) instansinya yang lebih operasional: jawaban responden

rata-rata 4,31 dengan standar deviasi 0,468 dan varians 0,219.

3. Penyusunan program dan kegiatan selama ini sudah mengakomodir tugas

pokok dan fungsi SKPD: jawaban responden rata-rata 4,16 dengan standar

deviasi 0,367 dan varians 0,134.

4. Pimpinan dan seluruh komponen SKPD, telah melibatkan seluruh

bawahannya untuk menjabarkan tugas pokok dan fungsi instansinya: jawaban

responden rata-rata 4,30 dengan standar deviasi 0,521 dan varians 0,271.

5. Dalam penyusunan anggaran program dan kegiatan pimpinan dan seluruh

komponen SKPD, telah memahami anggaran berbasis kinerja sebagai acuan:

jawaban responden rata-rata 4,24 dengan standar deviasi 0,494 dan varians

0,245.

6. Pimpinan dan seluruh komponen SKPD, telah mengimplementasikan secara

konsekuen siklus manajemen (perencanaan, penganggaran, pengendalian/

monitoring dan evaluasi): jawaban responden rata-rata 4,20 dengan standar

deviasi 0,528 dan varians 0,278.

7. Selama ini pimpinan SKPD, telah melibatkan semua bawahannya untuk

berpartisipasi menyusun dalam anggaran instansinya: jawaban responden rata-

rata 4,23 dengan standar deviasi 0,423 dan varians 0,179.

8. Pada umumnya pimpinan SKPD, telah memberi kesempatan kepada

bawahannya untuk memberikan informasi yang dimilikinya sehingga

Page 94: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

214

pimpinan dapat memilih keputusan yang terbaik untuk mencapai tujuan

instansinya: jawaban responden rata-rata 4,26 dengan standar deviasi 0,716

dan varians 0,513.

9. Dalam penyusunan anggaran, komponen organisasi pada SKPD telah

berdasarkan program/kegiatan tahunan, namun belum melakukan evaluasi

capaian organisasi sehingga hampir tidak ada hal yang baru setiap penyusunan

anggaran: jawaban responden rata-rata 4,31 dengan standar deviasi 0,468 dan

varians 0,219.

10. Sudah ada komitmen tertulis antara pimpinan SKPD dengan seluruh

komponen pada SKPDnya untuk mencapai tujuan organisasi (visi, misi,

tujuan dan sasaran sesuai dengan tugas pokok dan fungsi): jawaban responden

rata-rata 4,16 dengan standar deviasi 0,367 dan varians 0,134.

11. Pimpinan dan seluruh komponen SKPD telah memiliki sistem target kinerja

yang akan dicapai sesuai visi, misi dan tujuan SKPDnya: jawaban responden

rata-rata 4,30 dengan standar deviasi 0,521 dan varians 0,271.

5.3.2 Variabel Penyempurnaan Sistem Administrasi (X2)

Dari data yang diperoleh untuk Variabel Penyempurnaan Sistem

Administrasi (X2) dapat dilihat pada tabel 5.12. berikut ini:

Page 95: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

215

Tabel 5.12. Deskripsi Variabel Penyempurnaan Sistem Administrasi (X2)

Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Penyempurnaan Administrasi-1 3,63 4 0,594 0,353 Penyempurnaan Administrasi-2 3,66 4 0,657 0,431 Penyempurnaan Administrasi-3 3,67 4 0,631 0,398 Penyempurnaan Administrasi-4 3,79 4 0,635 0,403 Penyempurnaan Administrasi-5 3,53 3 0,607 0,369 Penyempurnaan Administrasi-6 3,71 4 0,684 0,468

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:

1. Dokumen perencanaan daerah (Rencana Kerja Pemerintah Daerah), Rencana

stratejik, Rencana Kinerja (Renstra/Renja SKPD), pada umumnya hanya

berada pada pimpinan SKPD dan beberapa staf penyusun anggaran kegiatan:

jawaban responden rata-rata 3,63 dengan standar deviasi 0,594 dan varians

0,353.

2. Dokumen perencanaan daerah (Rencana Kerja Pemerintah Daerah), Rencana

stratejik, Rencana Kinerja (Renstra/Renja SKPD) tersebut, telah dilengkapi

dengan ukuran pencapaian kinerja program dan kegiatan: jawaban responden

rata-rata 3,66 dengan standar deviasi 0,657 dan varians 0,431.

3. Instrumen pengukuran kinerja seperti analisis standar belanja, standar

pelayanan minimal dan standar harga/satuan harga telah dimiliki semua

SKPD: jawaban responden rata-rata 3,67 dengan standar deviasi 0,631 dan

varians 0,398.

Page 96: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

216

4. Standar analisis belanja dan standar harga yang spesifik pada masing-masing

SKPD sudah dimutakhirkan/revisi setiap tahun: jawaban responden rata-rata

3,79 dengan standar deviasi 0,635 dan varians 0,403.

5. Pelaporan dan pertanggungjawaban kinerja SKPD telah menggambarkan

pengukuran secara kuantitatif, dan telah dikaitkan dengan analisis standar

belanja, standar pelayanan minimal dan standar harga: jawaban responden

rata-rata 3,53 dengan standar deviasi 0,607 dan varians 0,369.

6. Agar pencapaian kinerja satuan kerja perangkat daerah bermanfaat,

pengukuran kinerja yang kuantitatif dan terukur secara berkala

disempurnakan: jawaban responden rata-rata 3,71 dengan standar deviasi

0,684 dan varians 0,468.

5.3.3 Variabel Sumber Daya yang Cukup (X3)

Dari data yang diperoleh untuk Variabel Sumber Daya yang Cukup (X3) dapat

dilihat pada tabel 5.13. berikut ini:

Tabel 5.13. Deskripsi Variabel Sumber Daya (X3)

Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Sumber Daya yang Cukup-1 3,71 4 0,617 0,381 Sumber Daya yang Cukup-2 3,34 3 0,535 0,287 Sumber Daya yang Cukup-3 3,69 4 0,603 0,364 Sumber Daya yang Cukup-4 3,79 4 0,587 0,345 Sumber Daya yang Cukup-5 3,83 4 0,701 0,492 Sumber Daya yang Cukup-6 3,71 4 0,617 0,381 Sumber Daya yang Cukup-7 3,34 3 0,535 0,287 Sumber Daya yang Cukup-8 3,71 4 0,617 0,381 Sumber Daya yang Cukup-9 3,34 3 0,535 0,287

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Page 97: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

217

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:

1. Penyusunan anggaran program dan kegiatan selama ini sudah berdasarkan

telaahan sehingga mudah dilaksanakan: jawaban responden rata-rata 3,71

dengan standar deviasi 0,617 dan varians 0,381.

2. Program dan kegiatan untuk memberhasilkan visi dan misi serta tujuan dan

sasaran SKPD telah direvisi sesuai perkembangan tahunan: jawaban

responden rata-rata 3,34 dengan standar deviasi 0,535 dan varians 0,287.

3. Keberhasilan organisasi/SKPD, efisiensi dan optimalisasi sumber daya,

evaluasi, dan pelaporan kinerja selama ini diukur dengan capaian realisasi

anggaran: jawaban responden rata-rata 3,69 dengan standar deviasi 0,603 dan

varians 0,364.

4. Personil/sumber daya manusia pada SKPD sebaiknya setiap ada kesempatan

diikutsertakan dalam pembelajaran/pelatihan tentang anggaran berbasis

kinerja: jawaban responden rata-rata 3,79 dengan standar deviasi 0,587 dan

varians 0,345.

5. Guna meningkatkan kualitas kinerja SKPD, personil yang menangani

penyusunan anggaran diberi kesempatan prioritas untuk mendalami anggaran

berbasis kinerja: jawaban responden rata-rata 3,83 dengan standar deviasi

0,701 dan varians 0,492.

6. Untuk meningkatkan kinerja SKPD, penyusunan anggaran program dan

kegiatan agar mengacu kepada penganggaran berbasis kinerja: jawaban

responden rata-rata 3,71 dengan standar deviasi 0,617 dan varians 0,381.

Page 98: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

218

7. Selama ini sudah ada evaluasi capaian kinerja SKPD yang dikaitkan dengan

capaian visi dan misi, tujuan dan sasaran serta tupoksi SKPD nya: jawaban

responden rata-rata 3,34 dengan standar deviasi 0,535 dan varians 0,287.

8. Sebaiknya ada monitoring dan evaluasi terhadap satuan kerja perangkat

daerah dalam melaksanakan tupoksinya dikaitkan kesesuaian dengan visi dan

misi SKPD: jawaban responden rata-rata 3,71 dengan standar deviasi 0,617

dan varians 0,381.

9. Agar lebih selektif dalam mengalokasikan anggaran suatu program kegiatan,

menentukan dasar alokasi anggarannya harus mempertimbangkan

karakteristik indikator input setiap program/kegiatan: jawaban respoden rata-

rata 3,34 dengan standar deviasi 0,535 dan varians 0,287.

5.3.4 Variabel Penghargaan (Reward) yang Jelas (X4)

Dari data yang diperoleh untuk Variabel Penghargaan (Reward) yang

Jelas (X4) dapat dilihat pada tabel 5.14. berikut ini:

Tabel 5.14. Deskripsi Variabel Penghargaan (Reward) yang Jelas (X4)

Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Penghargaan-1 3,71 4 0,640 0,410 Penghargaan -2 3,77 4 0,663 0,440 Penghargaan -3 3,67 3 0,756 0,572

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:

1. Untuk menjamin efektifitas capaian kinerja tupoksi SKPD perlu adanya

penghargaan/reward kepada seluruh komponen organisasi terutama kepala

Page 99: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

219

SKPD dan personil penyusun anggaran: jawaban responden rata-rata 3,71

dengan standar deviasi 0,640 dan varians 0,410.

2. Dengan adanya reward yang adil kepada satuan kerja perangkat daerah yang

berhasil menjadi motivasi melaksanakan tujuan organisasinya: jawaban

responden rata-rata 3,77 dengan standar deviasi 0,663 dan varians 0,440.

3. Sehubungan dengan penghargaan dimaksud agar dijelaskan berupa promosi

jabatan atau penghargaan lainnya bagi satuan kerja perangkat daerah yang

berhasil mengembangkan anggaran berbasis kinerja: jawaban responden rata-

rata 3,67 dengan standar deviasi 0,756 dan varians 0,572.

5.3.5 Variabel Sanksi Yang Tegas (X5)

Dari data yang diperoleh untuk Variabel Sanksi Yang Tegas (X5) dapat dilihat

pada tabel 5.15. berikut ini:

Tabel 5.15. Deskripsi Variabel Sanksi Yang Tegas (X5)

Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Sanksi-1 4,04 4 0,266 0,071 Sanksi-2 4,40 4 0,522 0,272 Sanksi-3 3,80 4 0,499 0,249

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:

1. Dengan hukuman (punishment) yang adil dan tegas kepada satuan kerja

perangkat daerah yang tidak berhasil menjadi motivasi melaksanakan tujuan

organisasinya: jawaban responden rata-rata 4,04 dengan standar deviasi 0,266

dan varians 0,071.

Page 100: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

220

2. Sehubungan dengan hukuman yang tegas dimaksud agar dijelaskan berupa

mutasi jabatan atau hukuman disiplin lainnya bagi satuan kerja perangkat

daerah yang tidak berhasil mengembangkan anggaran berbasis kinerja:

jawaban responden rata-rata 4,40 dengan standar deviasi 0,552 dan varians

0,272.

3. Pimpinan satuan kerja perangkat daerah selaku penanggungjawab

keberhasilan tujuan organisasinya, agar orang yang paling bertanggungjawab

memberi motivasi kepada bawahannya: jawaban responden rata-rata 3,80

dengan standar deviasi 0,499 dan varians 0,249.

5.3.6 Variabel APBD Berbasis Kinerja (Y)

Dari data yang diperoleh untuk Variabel APBD Berbasis Kinerja (Y) dapat

dilihat pada tabel 5.16 berikut ini:

Tabel 5.16. Deskripsi Variabel APBD Berbasis Kinerja (Y)

Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Apbd Berbasis Kinerja-1 4,44 4 0,528 0,279 Apbd Berbasis Kinerja-2 3,79 4 0,535 0,287 Apbd Berbasis Kinerja-3 4,01 4 0,318 0,101 Apbd Berbasis Kinerja-4 3,90 4 0,593 0,352 Apbd Berbasis Kinerja-5 4,03 4 0,538 0,289 Apbd Berbasis Kinerja-6 4,44 4 0,528 0,279 Apbd Berbasis Kinerja-7 3,79 4 0,535 0,287

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Page 101: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

221

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:

1. Penyusunan anggaran SKPD berbasis kinerja agar mengacu pada visi, misi,

tujuan, sasaran, program dan kegiatan serta tupoksi-nya: jawaban responden

rata-rata 4,44 dengan standar deviasi 0,528 dan varians 0,279.

2. Penyusunan anggaran SKPD berbasis kinerja dimulai dari Rencana

Stratejik/Renstra dan Rencana Kinerja/Renja serta mengembangkan standar

analisis belanja, standar pelayanan minimal dan standar harga yang spesifik

pada SKPDnya: jawaban responden rata-rata 3,79 dengan standar deviasi

0,535 dan varians 0,287.

3. Penyusunan anggaran SKPD berbasis kinerja menjadi perpaduan perencanaan

kinerja yang mengaitkan antara dana yang tersedia dengan hasil yang

diharapkan: jawaban responden rata-rata 4,01 dengan standar deviasi 0,318

dan varians 0,101.

4. Seluruh komponen organisasi dalam SKPD membuat suatu komitmen untuk

mengembangkan penganggaran berbasis kinerja pada SKPDnya: jawaban

respoden rata-rata 3,90 dengan standar deviasi 0,593 dan varians 0,352.

5. Pengembangan penganggaran berbasis kinerja dimaksud yaitu

menyempurnakan standar analisis belanja, instrument kinerja lainnya dan

standar biaya yang spesifik secara berkala, agar kinerja pengganggaran

berbasis kinerja semakin baik: jawaban respoden rata-rata 4,03 dengan

standar deviasi 0,538 dan varians 0,289.

Page 102: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

222

6. Pengembangan pengganggaran berbasis kinerja yang semakin baik, termasuk

adanya pemahaman yang sama bagi seluruh komponen organisasi tentang

pengganggaran berbasis kinerja: jawaban respoden rata-rata 4,44 dengan

standar deviasi 0,528 dan varians 0,279.

7. Pengembangan pengganggaran berbasis kinerja yang semakin baik, termasuk

peningkatan kemampuan dan kompetensi seluruh komponen organisasi dalam

memahami pengganggaran berbasis kinerja: jawaban responden rata-rata 3,79

dengan standar deviasi 0,535 dan varians 0,287.

5.4 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis bahwa komitmen dari seluruh komponen organisasi,

penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya manusia yang cukup, penghargaan

yang jelas dan sanksi yang tegas berpengaruh terhadap APBD berbasis kinerja secara

simultan dengan uji F dan uji parsial dengan uji t.

5.4.1 Pengujian Hipotesis dengan Uji F

Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen

dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan signifikansi nilai

F pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5%. Jika nilai signifikansi uji F lebih

kecil dari 5% maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen terhadap

variabel dependen. Hasil pengujian uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel

5.17. di bawah ini:

Page 103: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

223

Tabel 5.17. Hasil Uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 10,564 5 2,113 108,341 ,000(a) Residual 1,248 64 ,020 Total 11,812 69

Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)

Pada hasil uji regresi dalam penelitian ini, diketahui nilai uji F sebesar

108,341 dengan signifikansi 0,000. Dimana disyaratkan nilai signifikansi F lebih

kecil dari 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel

independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) berpengaruh

terhadap APBD berbasis kinerja (Y). Hal tersebut berarti jika komitmen dari seluruh

komponen organisasi (X1), penyempurnaan sistem administrasi (X2), sumber daya

yang cukup (X3), penghargaan yang jelas (X4) serta sanksi yang tegas (X5) secara

bersama-sama mengalami kenaikan maka akan berdampak pada kenaikan APBD

berbasis kinerja (Y), sebaliknya jika komitmen dari seluruh komponen organisasi

(X1), penyempurnaan sistem administrasi (X2), sumber daya yang cukup (X3),

penghargaan yang jelas (X4) serta sanksi yang tegas (X5) secara bersama-sama

mengalami penurunan maka akan berdampak pada penurunan APBD berbasis kinerja

(Y).

5.4.2 Pengujian Hipotesis dengan Uji t

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, pembahasan akan dilanjutkan

dengan pengujian hipotesis, dengan memperhatikan nilai t hitung dari hasil regresi

tersebut untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap

Page 104: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

224

variabel dependen dengan tingkat kepercayaan 95% atau pada alpha 5%. Dengan

syarat apabila nilai variabel independen signifikan terhadap variabel dependen maka

terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan

apabila tidak signifikan maka tidak terdapat pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini uji t digunakan untuk menguji apakah

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak dengan mengetahui

apakah variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Adapun metode dalam penentuan t tabel menggunakan ketentuan tingkat

signifikan 5%, dengan df=n-k-1 (pada penelitian ini df=70-5-1=64), sehingga didapat

nilai t tabel sebesar 2,00 disajikan dalam tabel 5.18. sebagai berikut:

Tabel 5.18. Nilai t hitung

Variabel t hitung t tabel Signifikansi Keputusan Komitmen (X1) 0,938 2,00 ,352 Hipotesis Diterima Penyempurnaan SistemAdminstrasi (X2)

10,109

2,00 ,000

Hipotesis Ditolak

Sumber Daya yang Cukup (X3)

0,938 2,00 ,352 Hipotesis Diterima

Penghargaan yang Jelas (X4)

2,344 2,00 ,022 Hipotesis Ditolak

SanksiYang Tegas (X5) 3,453 2,00 ,001 Hipotesis Ditolak Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)

Dari tabel 5.18. di atas, diketahui nilai t hitung dari masing-masing variabel

independen. Dari nilai tersebut yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel.

Karena t hitung dalam penelitian untuk variabel Penyempurnaan Sistem Administrasi,

Penghargaan yang Jelas dan Sanksi yang tegas ini lebih besar dari t tabel, maka Ho

ditolak, dengan kata lain Penyempurnaan Sistem Administrasi, Penghargaan yang

Page 105: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

225

Jelas dan Sanksi yang tegas signifikan berpengaruh terhadap APBD berbasis kinerja,

sedangkan variabel Komitmen serta Sumber Daya yang Cukup tidak signifikan

berpengaruh terhadap APBD berbasis kinerja yang dapat dibuktikan dengan nilai t

hitung yang lebih kecil dari t tabel dan hipotesis diterima.

Selain itu pengujian hipotesis secara parsial juga dapat dianalisis dari nilai

signifikansi dimana nilai signifikansi berada dibawah 0,05 maka dapat dikatakan

bahwa secara parsial masing-masing variabel bebas berpengaruh signifikan pada

tingkat alpha 5%.

5.5 Hasil Persamaan Regresi

Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi maka

digunakan bentuk persamaan. Persamaan atau model tersebut berisi konstanta dan

koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah

dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan

bantuan program SPSS dilakukan pengolahan data sehingga didapat persamaan akhir

sebagai berikut:

1 2 3 4 50,045 0,060 0,533 0,043 0,102 0,311Y X X X X= + + + + + X

Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum sebesar 0,045 dapat

diartikan jika variabel bebas dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara rata-

rata variabel diluar model tetap akan meningkatkan APBD berbasis kinerja sebesar

0,045 satuan.

Page 106: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

226

Nilai besaran koefisien regresi 1β sebesar 0,060 pada penelitian ini dapat

diartikan bahwa variabel komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1)

berpengaruh positif terhadap APBD berbasis kinerja (Y). Hal ini menunjukkan bahwa

ketika komitmen dari seluruh komponen organisasi mengalami peningkatan sebesar

satu satuan, APBD berbasis kinerja juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,060

satuan.

Nilai besaran koefisien regresi 2β sebesar 0,533 pada penelitian ini dapat

diartikan bahwa variabel penyempurnaan sistem administrasi (X2) berpengaruh positif

terhadap APBD berbasis kinerja (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika

penyempurnaan sistem administrasi mengalami peningkatan sebesar satu satuan,

APBD berbasis kinerja juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,533 satuan.

Nilai besaran koefisien regresi 3β sebesar 0,043 pada penelitian ini dapat

diartikan bahwa variabel sumber daya yang cukup (X3) berpengaruh positif terhadap

APBD berbasis kinerja (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika sumber daya yang

cukup mengalami peningkatan sebesar satu satuan, APBD berbasis kinerja juga akan

mengalami peningkatan sebesar 0,043 satuan.

Nilai besaran koefisien regresi 4β sebesar 0,102 pada penelitian ini dapat

diartikan bahwa variabel penghargaan yang jelas (X4) berpengaruh positif terhadap

APBD berbasis kinerja (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika penghargaan yang

jelas mengalami peningkatan sebesar satu satuan, APBD berbasis kinerja juga akan

mengalami peningkatan sebesar 0,102 satuan.

Page 107: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

227

Nilai besaran koefisien regresi 5β sebesar 0,311 pada penelitian ini dapat

diartikan bahwa variabel sanksi yang tegas (X5) berpengaruh positif terhadap APBD

berbasis kinerja (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika sanksi yang tegas mengalami

peningkatan sebesar satu satuan, APBD berbasis kinerja juga akan mengalami

peningkatan sebesar 0,311 satuan.

5.6 Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Besarnya koefisien determinasi (R2) yang disesuaikan (adjusted) sebesar

0,886 ( 88,6%). Sehingga dapat dikatakan bahwa 88,6% variasi variabel dependen

yaitu APBD berbasis kinerja (Y) pada model dapat diterangkan oleh variabel bebas

yaitu variabel komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1), penyempurnaan

sistem administrasi (X2), sumber daya yang cukup (X3), penghargaan yang jelas (X4)

serta sanksi yang tegas (X5), sedangkan sisanya sebesar 11,4% dipengaruhi oleh

variabel lain di luar model. Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat pada

tabel 5.19. berikut ini:

Tabel 5.19. Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Model R R SquareAdjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,946(a) ,894 ,886 ,13965 1,805 Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)

Page 108: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

228

5.7 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada pengujian hipotesis berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan

bahwa penyempurnaan sistem administrasi, penghargaan yang jelas dan sanksi yang

tegas berpengaruh signifikan terhadap APBD berbasis kinerja baik secara simultan

maupun parsial telah terbukti (H0 ditolak), sedangkan komitmen dari seluruh

komponen organisasi serta sumber daya yang cukup tidak signifikan berpengaruh

terhadap APBD berbasis kinerja (H0 diterima). Dari hasil ini dapat dilihat bahwa

semakin baik penyempurnaan sistem administrasi, penghargaan yang jelas dan sanksi

yang tegas tentunya memberikan kontribusi yang baik terhadap peningkatan APBD

berbasis kinerja. Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat kami sajikan sebagai

berikut :

1. Faktor penyempurnaan sistem administrasi, penghargaan yang jelas dan

sanksi yang tegas dapat dikatakan sejalan dengan penelitian Imam T.

Raharto (2008) yaitu terdapat hubungan antara keluaran dan hasil yang

diharapkan dalam pencapaian hasil dengan peningkatan penerapan

anggaran berbasis kinerja. Konsistensi penyempurnaan sistem administrasi

secara berkelanjutan diharapkan tersedianya instrumen pengukuran

anggaran berbasis kinerja. Demikian juga adanya penghargaan yang jelas

dan hukuman/sanksi yang tegas merupakan pemicu keberhasilan

implementasi anggaran berbasis kinerja.

2. Faktor komitmen dan sumber daya yang cukup belum berpengaruh

terhadap peningkatan APBD berbasis kinerja, hal ini disebabkan belum

Page 109: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

229

ada komitmen dari seluruh komponen organisasi dan sumber daya yang

cukup/SDM yang memahami penganggaran berbasis kinerja, untuk itu

perlu dilakukan perubahan yaitu adanya komitmen dari seluruh komponen

organisasi untuk menyiapkan sumber daya (anggaran, kegiatan dan

sumber daya manusia) untuk memahami penganggaran berbasis kinerja,

3. Pemerintah Kabupaten Karo juga belum membuat aturan yang tegas dan

lengkap tentang implementasi anggaran berbasis kinerja serta belum

memberikan penghargaan atau sanksi kepada SKPD yang mematuhi

aturan dimaksud, dalam upaya peningkatan implementasi anggaran

berbasis kinerja secara terus menerus. Sebaiknya Pemerintah Kabupaten

Karo membuat aturan tentang implementasi anggaran berbasis kinerja

yaitu setiap SKPD menyusun instrumen pengukuran anggaran berbasis

kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD, dan

melaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan.

4. Penelitian ini dapat dinyatakan cukup memadai dimana 88,60 % variabel

dependen yaitu APBD Berbasis Kinerja (Y) dipengaruhi oleh variabel

independen (komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1),

penyempurnaan sistem administrasi (X2), sumber daya yang cukup (X3),

penghargaan yang jelas (X4) serta sanksi yang tegas (X5) ) dan sisanya

11,40% dipengaruhi variable lain diluar model. Faktor-faktor lain diluar

model yang mempengaruhi penelitian ini kemungkinan : belum adanya

motivasi untuk keberhasilan visi dan misi SKPD, gaya kepemimpinan

Page 110: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

230

para kepala SKPD yang belum siap menerima perubahan/paradigm baru

sistem penyusunan anggaran berbasis kinerja dan belum adanya peraturan

pemerintah daerah yang lebih operasional mengenai penerapan anggaran

berbasis kinerja walaupun Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri

Dalam Negeri telah ada menjadi acuan.

5.7.1 Pengaruh Komitmen dari Seluruh Komponen Organisasi Terhadap APBD Berbasis Kinerja

Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh komitmen dari seluruh

komponen organisasi terhadap APBD berbasis kinerja adalah positif dan tidak

signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi komitmen dari seluruh komponen

organisasi sebesar 0,060 dan tidak signifikan karena nilai t hitung < t tabel

( 0,938 > 2,00).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh komitmen dari seluruh

komponen organisasi adalah searah dengan APBD berbasis kinerja atau dengan kata

lain komitmen dari seluruh komponen organisasi yang baik/tinggi akan berpengaruh

terhadap APBD berbasis kinerja yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila

komitmen dari seluruh komponen organisasi rendah/buruk maka APBD berbasis

kinerja akan rendah/buruk. Pengaruh tidak signifikan menunjukkan bahwa komitmen

dari seluruh komponen organisasi kurang mempunyai peranan yang penting dalam

meningkatkan APBD berbasis kinerja.

Page 111: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

231

5.7.2 Pengaruh Penyempurnaan Sistem Administrasi Terhadap APBD Berbasis Kinerja

Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh penyempurnaan sistem

administrasi terhadap APBD berbasis kinerja adalah positif dan signifikan. Positif

terlihat dari koefisien regresi penyempurnaan sistem administrasi sebesar 0,533 dan

signifikan karena nilai t hitung > t tabel (10,109 > 2,00).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh penyempurnaan sistem

administrasi adalah searah dengan APBD berbasis kinerja atau dengan kata lain

penyempurnaan sistem administrasi yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap

APBD berbasis kinerja yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila penyempurnaan

sistem administrasi rendah/buruk maka APBD berbasis kinerja akan rendah/buruk.

Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa penyempurnaan sistem administrasi

mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan APBD berbasis kinerja.

5.7.3 Pengaruh Sumber Daya yang Cukup Terhadap APBD Berbasis Kinerja

Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh sumber daya yang cukup

terhadap APBD berbasis kinerja adalah positif dan tidak signifikan. Positif terlihat

dari koefisien regresi sumber daya yang cukup sebesar 0,043 dan tidak signifikan

karena nilai t hitung > t tabel (0,938 > 2,00).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh sumber daya yang cukup

adalah searah dengan APBD berbasis kinerja atau dengan kata lain sumber daya yang

cukup yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap APBD berbasis kinerja yang

Page 112: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

232

baik/tinggi, demikian sebaliknya bila sumber daya yang cukup rendah/buruk maka

APBD berbasis kinerja akan rendah/buruk. Pengaruh tidak signifikan menunjukkan

bahwa sumber daya yang cukup kurang mempunyai peranan yang penting dalam

meningkatkan APBD berbasis kinerja.

5.7.4 Pengaruh Penghargaan (Reward) yang Jelas Terhadap APBD Berbasis Kinerja

Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh penghargaan (reward) yang

jelas terhadap APBD berbasis kinerja adalah positif dan signifikan. Positif terlihat

dari koefisien regresi penghargaan (reward) yang jelas sebesar 0,102 dan signifikan

karena nilai t hitung > t tabel (2,344 > 2,00).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh penghargaan (reward) yang

jelas adalah searah dengan APBD berbasis kinerja atau dengan kata lain penghargaan

(reward) yang jelas dan baik/tinggi akan berpengaruh terhadap APBD berbasis

kinerja yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila penghargaan (reward) yang jelas

dan rendah/buruk maka APBD berbasis kinerja akan rendah/buruk. Pengaruh

signifikan menunjukkan bahwa penghargaan (reward) yang jelas mempunyai peranan

yang penting dalam meningkatkan APBD berbasis kinerja.

5.7.5 Pengaruh Sanksi Yang Tegas Terhadap APBD Berbasis Kinerja

Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh sanksi yang tegas terhadap

APBD berbasis kinerja adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien

Page 113: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

233

regresi sanksi yang tegas sebesar 0,311 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel

(3,453 > 2,00).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh sanksi yang tegas adalah

searah dengan APBD berbasis kinerja atau dengan kata lain sanksi yang tegas yang

baik/tinggi akan berpengaruh terhadap APBD berbasis kinerja yang baik/tinggi,

demikian sebaliknya bila sanksi yang tegas yang rendah/buruk maka APBD berbasis

kinerja akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa sanksi yang

tegas mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan APBD berbasis kinerja.

Dan variabel bebas yang memiliki pengaruh yang terbesar terhadap APBD

berbasis kinerja adalah variabel penyempurnaan sistem administrasi.

Page 114: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

234

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Secara simultan komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1),

penyempurnaan sistem administrasi (X2), sumber daya yang cukup (X3),

penghargaan yang jelas (X4) serta sanksi yang tegas (X5) berpengaruh

signifikan terhadap APBD berbasis kinerja (Y), hal ini sejalan dengan

penelitian sebelumnya bahwa terdapat hubungan antara keluaran dan

hasil yang diharapkan dalam pencapaian hasil dengan peningkatan

penerapan anggaran berbasis kinerja,

2. Secara parsial penyempurnaan sistem administrasi (X2), penghargaan

yang jelas (X4) serta sanksi yang tegas (X5) masing-masing berpengaruh

signifikan terhadap APBD berbasis kinerja (Y), sedangkan komitmen

dari seluruh komponen organisasi (X1) serta sumber daya yang cukup

(X3) tidak signifikan berpengaruh terhadap APBD berbasis kinerja.

Tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap APBD berbasis kinerja

adalah penyempurnaan sistem administrasi.

Page 115: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

235

3. Bahwa penelitian ini dapat dinyatakan cukup memadai dimana 88,60 %

variabel dependen yaitu APBD Berbasis Kinerja (Y) dipengaruhi oleh

variabel independen (komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1),

penyempurnaan sistem administrasi (X2), sumber daya yang cukup (X3),

penghargaan yang jelas (X4) serta sanksi yang tegas (X5) ) dan sisanya

11,40% dipengaruhi variable lain diluar model.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini disadari oleh peneliti terdapat keterbatasan baik dari materi

maupun waktu terutama jawaban kuesioner yang relatif subjektif, hal ini disebabkan :

1) karena jawaban responden berupa persepsi,

2) lokasi penelitian hanya 1 (satu) pemerintah daerah yaitu Kabupaten

Karo.

3) keterbatasan variabel independen yaitu hanya 5 (lima) yang

mempengaruhi variable independen sejumlah 88,60%.

4) Hanya meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan

anggaran berbasis kinerja dan belum mampu membuktikan

keberhasilan instrumen pengukuran anggaran berbasis kinerja yaitu

adanya indikator standar pelayanan minimal, analisa standar biaya,

pengukuran kinerja, target kinerja dan standar harga.

Page 116: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

236

6.3 Saran

Saran penelitian selanjutnya untuk penyempurnaan penerapan APBD Berbasis

Kinerja disampaikan beberapa saran yaitu :

1. Peneliti berikutnya agar mengambil data dari data sekunder (realisasi

capaian kinerja program dan kegiatan).

2. Peneliti berikutnya memperluas lokasi penelitian dibeberapa pemerintah

daerah lainnya.

3. Penelitian berikutnya untuk menambah variabel lain untuk

penyempurnaan penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja seperti :

a. Gaya kepemimpinan

b. Motivasi

c. Peraturan Daerah tentang penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja

4. Peneliti berikutnya untuk melanjutkan penelitian keberhasilan instrumen

pengukuran indikator anggaran berbasis kinerja yaitu adanya target

kinerja, pengukuran kinerja, standar pelayanan minimal, analisis standar

belanja, dan standar harga.

Page 117: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

237

DAFTAR PUSTAKA

Asmoko, Hindri, 2006, Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja terhadap Efektivitas Pengendalian, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol 2 No 2, Jokjakarta.

BPKP, 2000, Pengukuran Kinerja: Suatu Tinjauan Pada Instansi Pemerintah, Jakarta

BPKP, 2005, Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja (Revisi), Jakarta

Ditjen Perbendaharaan Departemen Keuangan R.I, 2008, Modul Pengelolaan Keuangan Negara, Jakarta

Erlina dan Mulyani, Sri, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, hal. 53, USU press, Medan

Indriantoro dan Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta.

Ikhsan, Arfan dan Ghozali, Imam, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi Dan Manajemen, PT. Madju Medan Cipta, Medan.

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, 2006, Manajemen Yang Berorientasi Peningkatan Kinerja Instansi Pemerintah, Jakarta

Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

Lubis, Ade Fatma, et.al, 2007, Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis, USU press, Medan.

Lubis, Ade Fatma dan Syahputra, Adi, 2008, Pedoman Penulisan Proposal Dan Tesis, Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU, Medan.

Lembaga Administrasi Negara, 2003, Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003, Jakarta

Lembaga Administrasi Negara, 2004, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, (Edisi Kedua) LAN RI, Jakarta

Mahmudi, 2005, Manajemen Kinerja Sektor Publik, Yokyakarta Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN

Page 118: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

238

Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Penerbit ANDI Yokyakarta

Mayangsari, 2003, Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, Serta Mekanisme Corporate Governance Integritas Laporan Keuangan, Simposium Nasional Akuntansi VI, IAI, Surabaya.

Mawardi, Gusti, 2002, Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Daerah

Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan Ditinjau Dari Proses Dan

Pengalokasian, Jogjakarta.

Milani, Ken, 1975, ”The Relationship of participation in Budget-Setting to Industrial Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study,” The Accounting Review, pp. 274-284

Munawar; Irianto, Gugus; Nurkhoilis, 2007, Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Perilaku, Sikap, dan Kinerja Aparat Pemerintah Daerah di Kabupaten Kupang, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, Vol. 08 No. 01, Jogjakarta.

Prihantono, Purwono, 2001, Pembangunan Daerah, Renstra dan Akuntabilitas (Pendekatan Public Sector Balanced Scorecard)

Suprasto, Bambang, H., 2006, Peluang dan Tantangan Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja, Buletin Studi Ekonomi, Vol 11 Nomor 3, Denpasar.

Sadjiarto, Arja, 2000, Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintahan, Jurnal Akuntansi & Keuangan Vo. 2 No. 2, Jokjakarta.

Suhartono, Ehrmann; Halim, Abdul, 2005, Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Pemerintah Daerah dengan Motivasi sebagai Variabel Pemoderasi, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, Vol. 06 No. 01, Jogjakarta.

Suhartono, Ehrmann; Solichin, Mochammad, 2007, Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah dengan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, Vol. 08 No. 01, Jogjakarta.

Sugiono, 2008, Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D, Edisi Revisi, Cetakan ke 16, Alfabeta, Bandung.

Santoso, Singgih, 2000, SPSS Statistik Parametrik, Elex Media Komputindo, Jakarta

Page 119: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

239

Sugiyanto, 2004, Analisis Statistika Sosial, Bayumedia Publishing, Malang Jawa Timur

Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung

Supramono dan Intiyas Utami, 2004, Desain Proposal Penelitian Akuntansi dan Keuangan, Andi, Yogyakarta.

Wahono, Romi Satria (2001), Pengantar Manajemen Organisasi, LIPI, Saitama University.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58, 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8, 2006, tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20, 2004, tentang Rencana Kerja Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Repiblik Indonesia Nomor 65, 2005, tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13, 2006, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6, 2007, tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59, 2007, tentang Perubahan atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79, 2007, tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17, 2003, tentang Keuangan Negara

Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 5, 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Karo.

Page 120: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

240

Lampiran 1

Daftar Kuesioner

FAKTOR-FAKTOR YANG MEANGGARAN PENDAPATAN DAN KINERJA (STUDY EMKARO)

MPENGARUHI PENYUSUNAN BELANJA DAERAH BERBASIS

PIRIS PADA PEMERINTAH KABUPATEN

Bapak/Ibu/Saudara responden yang terhormat, kuesioner ini dimaksudkan untuk

penulisan karya akhir penelitian (tesis) pada Magister Ilmu Akuntansi Pemerintahan Sekolah

Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk menilai faktor-faktor (SDM, komitmen,

penyempurnaan administrasi, sumber daya yang cukup dan reward serta punishment yang

mempengaruhi penyusunan APBD berbasis kinerja.

Dimohon untuk membaca pernyataan secara hati-hati dan memberikan jawaban

secara lengkap (tidak ada yang ditinggalkan);

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pilihan anda, yang penting adalah

memlilih jawaban yang paling sesuai dengan kondisi;

Semua tanggapan Bapak/Ibu/Saudara akan dirahasiakan;

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, telah berkenaan meluangkan waktu

untuk mengisi daftar pertanyaan ini.

Page 121: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

241

I. Demografi Responden Nama Responden : (Lk / Pr)

Nama Instansi :

Umur Responden :

Jabatan/Eselon : Kepala Badan/Dinas/SKPD ( II /

III )

Kabid Perencanaan ( III

/ IV )

Lama Menduduki Jabatan : 1 – 5 tahun

terakhir 6 – 10 tahun

11 – 15 tahun

16 – 20 tahun

21 – 25 tahun

Pendidikan Terakhir : SLTA/Sederajat

Diploma (D3)

Strata 1 (Sarjana)

Strata 2 (Master)

Strata 3 (Doktor)

Kursus/Diklat/Bintek di bidang tentang anggaran/penyusunan anggaran yang telah

Bapak/Ibu ikuti : Tidak Pernah

Jarang

Pernah

Sering

Page 122: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

242

Sangat Sering

II. Daftar Pertanyaan

Terimakasih Bapak/Ibu, telah berkenaan meluangkan waktu untuk mengisi

daftar pertanyaan ini, dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas

pernyataan-pernyataan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan TANDA

(X).

Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat

diberikan pada pilihan yang paling mendekati. Jawaban dituangkan dalam bentuk

skala berupa angka antara 1 s.d. 5, dimana semakin besar angka menunjukkan

semakin setuju responden terhadap materi pertanyaan/masalah terkait.

Skor jawaban adalah sebagai berikut :

Skor 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor 2 = Tidak Setuju (TS)

Skor 3 = Netral (N)

Skor 4 = Setuju (S)

Skor 5 = Sangat Setuju (SS)

Page 123: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

243

Sangat setuju <..…> Sangat tidak Setuju

5 4 3 2 1 1. Komitmen dari seluruh komponen organisasi

1. Pimpinan dan seluruh komponen SKPD, telah mampu

menjabarkan tugas pokok dan fungsi instansinya.

2. Satuan kerja perangkat daerah/SKPD, telah memiliki dokumen perencanaan stratejik (Renstra) instansinya yang lebih operasional.

3. Penyusunan program dan kegiatan selama ini sudah mengakomodir tugas pokok dan fungsi SKPD.

4. Pimpinan dan seluruh komponen SKPD, telah melibatkan seluruh bawahannya untuk menjabarkan tugas pokok dan fungsi instansinya.

5. Dalam penyusunan anggaran program dan kegiatan pimpinan dan seluruh komponen SKPD, telah memahami anggaran berbasis kinerja sebagai acuan.

6. Pimpinan dan seluruh komponen SKPD, telah mengimplementasikan secara konsekuen siklus manajemen (perencanaan, penganggaran, pengendalian/monitoring dan

Page 124: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

244

evaluasi).

7. Selama ini pimpinan SKPD, telah melibatkan semua bawahannya untuk berpartisipasi menyusun dalam anggaran instansinya.

8. Pada umumnya pimpinan SKPD, telah memberi kesempatan kepada bawahannya untuk memberikan informasi yang dimilikinya sehingga pimpinan dapat memilih keputusan yang terbaik untuk mencapai tujuan instansinya.

9. Dalam penyusunan anggaran, komponen organisasi pada SKPD telah berdasarkan program/kegiatan tahunan, namun belum melakukan evaluasi capaian organisasi sehingga hampir tidak ada hal yang baru setiap penyusunan anggaran.

Sangat setuju <…>Sangat tidak Setuju

5 4 3 2 1

10. Sudah ada komitmen tertulis antara pimpinan SKPD dengan seluruh komponen pada SKPDnya untuk mencapai tujuan organisasi (visi, misi, tujuan dan sasaran sesuai dengan tugas pokok dan fungsi).

11. Pimpinan dan seluruh komponen SKPD telah memiliki sistem target kinerja yang akan dicapai sesuai visi, misi dan tujuan SKPDnya.

2. Penyempurnaan system administrasi

1. Dokumen perencanaan daerah (Rencana Kerja Pemerintah Daerah), Rencana stratejik, Rencana Kinerja (Renstra/Renja SKPD), pada umumnya hanya berada pada pimpinan SKPD dan beberapa staf penyusun anggaran kegiatan.

2. Dokumen perencanaan daerah (Rencana Kerja Pemerintah Daerah), Rencana stratejik, Rencana Kinerja (Renstra/Renja

Page 125: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

245

SKPD) tersebut, telah dilengkapi dengan ukuran pencapaian kinerja program dan kegiatan.

3. Instrumen pengukuran kinerja seperti analisis standar belanja, standar pelayanan minimal dan standar harga/satuan harga telah dimiliki semua SKPD.

4. Standar analisis belanja dan standar harga yang spesifik pada masing-masing SKPD sudah dimutakhirkan/revisi setiap tahun.

5. Pelaporan dan pertanggungjawaban kinerja SKPD telah menggambarkan pengukuran secara kuantitatif, dan telah dikaitkan dengan analisis standar belanja, standar pelayanan minimal dan standar harga

6. Agar pencapaian kinerja satuan kerja perangkat daerah bermanfaat, pengukuran kinerja yang kuantitatif dan terukur secara berkala disempurnakan.

Sangat setuju <…>Sangat tidak

Setuju 5 4 3 2 1

3. Sumber daya yang cukup 1. Penyusunan anggaran program dan kegiatan selama ini sudah

berdasarkan telaahan sehingga mudah dilaksanakan.

2. Program dan kegiatan untuk memberhasilkan visi dan misi serta tujuan dan sasaran SKPD telah direvisi sesuai perkembangan tahunan.

3. Keberhasilan organisasi/SKPD, efisiensi dan optimalisasi sumber daya, evaluasi, dan pelaporan kinerja selama ini diukur dengan capaian realisasi anggaran.

4. Personil/sumber daya manusia pada SKPD sebaiknya setiap

Page 126: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

246

ada kesempatan diikutsertakan dalam pembelajaran/pelatihan tentang anggaran berbasis kinerja.

5. Guna meningkatkan kualitas kinerja SKPD, personil yang menangani penyusunan anggaran diberi kesempatan prioritas untuk mendalami anggaran berbasis kinerja.

6. Untuk meningkatkan kinerja SKPD, penyusunan anggaran program dan kegiatan agar mengacu kepada penganggaran berbasis kinerja.

7. Selama ini sudah ada evaluasi capaian kinerja SKPD yang dikaitkan dengan capaian visi dan misi, tujuan dan sasaran serta tupoksi SKPD nya.

8. Sebaiknya ada monitoring dan evaluasi terhadap satuan kerja perangkat daerah dalam melaksanakan tupoksinya dikaitkan kesesuaian dengan visi dan misi SKPD.

9. Agar lebih selektif dalam mengalokasikan anggaran suatu program kegiatan, menentukan dasar alokasi anggarannya harus mempertimbangkan karakteristik indikator input setiap program/kegiatan.

Sangat setuju <…>Sangat tidak

Setuju 5 4 3 2 1 4. Penghargaan (reward) yang jelas 1. Untuk menjamin efektifitas capaian kinerja tupoksi SKPD

perlu adanya penghargaan/reward kepada seluruh komponen organisasi terutama kepala SKPD dan personil penyusun anggaran.

2. Dengan adanya reward yang adil kepada satuan kerja perangkat daerah yang berhasil menjadi motivasi melaksanakan tujuan organisasinya.

Page 127: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

247

3. Sehubungan dengan penghargaan dimaksud agar dijelaskan

berupa promosi jabatan atau penghargaan lainnya bagi satuan kerja perangkat daerah yang berhasil mengembangkan anggaran berbasis kinerja.

5. Sanksi (punishment) yang tegas 1. Dengan hukuman (punishment) yang adil dan tegas kepada

satuan kerja perangkat daerah yang tidak berhasil menjadi motivasi melaksanakan tujuan organisasinya.

2. Sehubungan dengan hukuman yang tegas dimaksud agar dijelaskan berupa mutasi jabatan atau hukuman disiplin lainnya bagi satuan kerja perangkat daerah yang tidak berhasil mengembangkan anggaran berbasis kinerja.

3. Pimpinan satuan kerja perangkat daerah selaku penanggungjawab keberhasilan tujuan organisasinya, agar orang yang paling bertanggungjawab memberi motivasi kepada bawahannya.

6.APBD Berbasis Kinerja

1. Penyusunan anggaran SKPD berbasis kinerja agar mengacu

pada visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan serta tupoksi-nya

Sangat setuju <…>Sangat tidak

Setuju 5 4 3 2 1

2. Penyusunan anggaran SKPD berbasis kinerja dimulai dari

Rencana Stratejik/Renstra dan Rencana Kinerja/Renja serta mengembangkan standar analisis belanja, standar pelayanan minimal dan standar harga yang spesifik pada SKPDnya.

3. Penyusunan anggaran SKPD berbasis kinerja menjadi

Page 128: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

248

perpaduan perencanaan kinerja yang mengaitkan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan.

4. Seluruh komponen organisasi dalam SKPD membuat suatu

komitmen untuk mengembangkan penganggaran berbasis kinerja pada SKPDnya,

5. Pengembangan penganggaran berbasis kinerja dimaksud yaitu menyempurnakan standar analisis belanja, instrument kinerja lainnya dan standar biaya yang spesifik secara berkala, agar kinerja pengganggaran berbasis kinerja semakin baik,

6. Pengembangan pengganggaran berbasis kinerja yang semakin baik, termasuk adanya pemahaman yang sama bagi seluruh komponen organisasi tentang pengganggaran berbasis kinerja.

7. Pengembangan pengganggaran berbasis kinerja yang semakin baik, termasuk peningkatan kemampuan dan kompetensi seluruh komponen organisasi dalam memahami pengganggaran berbasis kinerja

Page 129: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

249

LAMPIRAN 2. DATA HASIL PENELITIAN (ANGKA) Komiten seluruh komponen organisasi

No k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 k8 k9 k10 k11 komitmen 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 3 4 5 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3.91 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4.18 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 7 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3.64 8 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4.55 9 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4.18 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5.00 11 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3.82 12 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4.73 13 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4.91 14 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4.91 15 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3.82 16 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4.45 17 2 5 4 4 4 4 4 2 5 4 4 3.82 18 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4.45 19 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4.18 20 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4.18 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 22 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4.18 23 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3.82 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 25 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4.36 26 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4.18 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 29 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4.36 30 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4.36

Page 130: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

250

31 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4.45 32 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4.45 33 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4.18 34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5.00 35 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4.36 36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5.00 37 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4.18 38 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3.82 39 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4.18 40 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4.55 41 3 4 4 5 5 4 5 3 4 4 5 4.18 42 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4.36 43 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3.82 44 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4.27 45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 46 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4.45 47 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4.18 48 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4.55 49 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4.55 50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 51 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4.36 52 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4.36 53 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4.55 54 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3.82 55 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4.36 56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 57 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4.73 58 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4.18 59 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4.27 60 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4.27 61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 62 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4.64 63 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4.18 64 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4.64 65 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4.36 66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00

Page 131: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

251

67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 68 4 5 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3.91 69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 70 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4.18

LANJUTAN LAMPIRAN 2. DATA HASIL PENELITIAN (ANGKA)

Penyempurnaan Sistem Administrasi No f1 f2 f3 f4 f5 f6 Penyempurnaan 1 4 4 5 4 4 3 4.00 2 3 4 3 4 3 3 3.33 3 4 4 4 4 4 4 4.00 4 4 4 4 4 4 4 4.00 5 3 4 3 4 3 3 3.33 6 4 4 4 4 4 4 4.00 7 3 3 3 3 3 3 3.00 8 3 3 3 3 3 3 3.00 9 4 4 4 4 4 4 4.00 10 3 3 3 3 3 3 3.00 11 4 5 4 5 4 5 4.50 12 4 4 4 4 4 4 4.00 13 4 4 4 3 4 4 3.83 14 3 3 3 4 3 3 3.17 15 3 3 3 3 3 3 3.00 16 3 4 3 4 3 3 3.33 17 4 4 4 4 4 4 4.00 18 3 3 4 3 3 4 3.33 19 4 4 4 3 4 4 3.83 20 4 4 4 4 4 4 4.00 21 3 3 3 4 3 3 3.17 22 4 5 4 5 3 5 4.33 23 4 4 4 3 4 4 3.83 24 3 4 3 4 3 3 3.33 25 4 5 4 5 4 5 4.50 26 3 3 3 4 3 3 3.17 27 3 3 3 3 3 3 3.00 28 3 4 5 3 3 5 3.83

Page 132: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

252

29 4 4 4 3 3 3 3.50 30 3 3 4 3 3 4 3.33 31 4 5 4 5 3 5 4.33 32 3 3 3 4 3 3 3.17 33 3 3 4 3 3 4 3.33 34 4 4 4 3 4 4 3.83 35 5 5 5 5 5 5 5.00 36 4 4 4 3 4 4 3.83 37 3 3 3 4 3 3 3.17 38 4 4 4 4 4 4 4.00 39 4 4 4 4 4 4 4.00 40 3 4 4 4 3 3 3.50 41 4 3 4 5 3 4 3.83 42 5 3 4 3 5 5 4.17 43 4 4 4 4 4 4 4.00 44 3 3 3 4 3 3 3.17 45 3 3 3 4 3 3 3.17 46 3 3 3 4 3 3 3.17 47 4 4 4 4 4 4 4.00 48 4 3 4 4 3 4 3.67 49 4 4 4 4 4 4 4.00 50 4 3 4 4 3 4 3.67 51 3 3 3 4 3 3 3.17 52 3 3 3 4 3 3 3.17 53 4 3 4 4 3 4 3.67 54 4 3 3 3 4 4 3.50 55 4 3 3 3 4 4 3.50 56 4 4 4 4 4 4 4.00 57 4 4 4 4 4 4 4.00 58 5 5 5 5 5 5 5.00 59 3 3 3 3 3 3 3.00 60 4 3 3 3 4 4 3.50 61 3 3 3 3 3 3 3.00 62 3 3 3 3 3 3 3.00 63 5 5 5 5 5 5 5.00 64 4 3 3 3 4 4 3.50

Page 133: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

253

65 3 3 3 4 3 3 3.17 66 4 4 5 4 4 3 4.00 67 3 4 3 4 3 3 3.33 68 4 4 4 4 4 4 4.00 69 4 4 4 4 4 4 4.00 70 3 4 3 4 3 3 3.33

LANJUTAN LAMPIRAN 2. DATA HASIL PENELITIAN (ANGKA)

Sumber Daya yang cukup

No s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 Sumber daya

yg cukup 1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4.20 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3.50 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3.50 4 5 3 4 4 4 5 3 5 3 4 4.00 5 5 3 3 4 4 5 3 5 3 3 3.80 6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.00 7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.00 8 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3.20 9 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3.50 10 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3.50 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 12 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3.50 13 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3.20 14 3 3 4 5 3 3 3 3 3 4 3.40 15 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3.50 16 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 3.80 17 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 3.80 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.00 22 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 3.80 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.00 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.00 25 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4.30 26 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 3.80

Page 134: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

254

27 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3.20 28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 29 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3.20 30 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4.00 31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.00 33 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 3.80 34 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3.20 35 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 3.80 36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.00 37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.00 38 5 5 3 5 4 5 5 5 5 3 4.50 39 3 3 4 4 5 3 3 3 3 4 3.50 40 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 3.80 41 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4.10 42 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3.20 43 3 3 4 4 5 3 3 3 3 4 3.50 44 5 5 3 4 4 5 5 5 5 3 4.40 45 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4.20 46 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4.20 47 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3.50 48 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3.50 49 5 3 4 4 4 5 3 5 3 4 4.00 50 5 3 3 4 4 5 3 5 3 3 3.80 51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.00 52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.00 53 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3.20 54 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3.50 55 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3.50 56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 57 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3.50 58 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3.20 59 3 3 4 5 3 3 3 3 3 4 3.40 60 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3.50 61 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 3.80 62 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 3.80

Page 135: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

255

63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.00 66 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.00 67 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 3.80 68 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4.20 69 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3.50 70 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3.50

LANJUTAN LAMPIRAN 2. DATA HASIL PENELITIAN (ANGKA)

Penghargaan (Reward) Yang Jelas No r1 r2 r3 penghargaan 1 4 4 4 4.00 2 4 3 3 3.33 3 3 4 4 3.67 4 4 4 4 4.00 5 4 4 4 4.00 6 3 3 3 3.00 7 3 3 3 3.00 8 4 3 3 3.33 9 4 4 4 4.00 10 3 4 4 3.67 11 4 4 4 4.00 12 3 4 4 3.67 13 4 3 3 3.33 14 4 5 3 4.00 15 3 4 4 3.67 16 4 4 5 4.33 17 4 4 5 4.33 18 4 4 4 4.00 19 4 4 4 4.00 20 5 5 5 5.00 21 3 3 3 3.00 22 4 4 5 4.33 23 3 3 3 3.00 24 3 3 3 3.00

Page 136: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

256

25 5 5 5 5.00 26 4 4 5 4.33 27 4 3 3 3.33 28 4 4 4 4.00 29 4 3 3 3.33 30 4 5 3 4.00 31 5 5 5 5.00 32 3 3 3 3.00 33 4 4 5 4.33 34 4 3 3 3.33 35 4 4 5 4.33 36 3 3 3 3.00 37 3 3 3 3.00 38 5 5 5 5.00 39 4 4 4 4.00 40 3 3 4 3.33 41 3 4 3 3.33 42 5 5 3 4.33 43 4 4 4 4.00 44 3 3 3 3.00 45 3 3 3 3.00 46 3 3 3 3.00 47 4 4 4 4.00 48 3 4 3 3.33 49 4 4 4 4.00 50 3 4 3 3.33 51 3 3 3 3.00 52 3 3 3 3.00 53 3 4 3 3.33 54 4 4 3 3.67 55 4 4 3 3.67 56 4 4 4 4.00 57 4 4 4 4.00 58 5 5 5 5.00 59 3 3 3 3.00 60 4 4 3 3.67

Page 137: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

257

61 3 3 3 3.00 62 3 3 3 3.00 63 5 5 5 5.00 64 4 4 3 3.67 65 3 3 3 3.00 66 4 4 4 4.00 67 4 3 3 3.33 68 3 4 4 3.67 69 4 4 4 4.00 70 4 4 4 4.00

LANJUTAN LAMPIRAN 2. DATA HASIL PENELITIAN (ANGKA) Hukuman/sanksi yang tegas

No i1 i2 i3 sanksi 1 4 4 4 4.00 2 4 4 4 4.00 3 4 5 5 4.67 4 4 4 4 4.00 5 4 5 4 4.33 6 4 4 4 4.00 7 4 4 3 3.67 8 4 5 3 4.00 9 4 4 4 4.00 10 4 5 4 4.33 11 4 5 4 4.33 12 4 5 4 4.33 13 4 5 4 4.33 14 4 5 4 4.33 15 4 4 3 3.67 16 4 5 4 4.33 17 4 5 4 4.33 18 4 4 4 4.00 19 4 4 4 4.00 20 4 4 4 4.00 21 4 3 3 3.33

Page 138: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

258

22 4 5 4 4.33 23 4 4 4 4.00 24 4 4 3 3.67 25 5 5 4 4.67 26 4 5 4 4.33 27 4 4 3 3.67 28 4 4 4 4.00 29 4 4 4 4.00 30 4 4 4 4.00 31 4 5 5 4.67 32 4 4 3 3.67 33 4 4 4 4.00 34 4 5 4 4.33 35 5 5 4 4.67 36 4 5 4 4.33 37 4 4 3 3.67 38 4 4 4 4.00 39 4 4 4 4.00 40 4 4 4 4.00 41 4 4 4 4.00 42 4 5 4 4.33 43 4 4 4 4.00 44 4 4 3 3.67 45 4 4 3 3.67 46 4 4 3 3.67 47 4 4 4 4.00 48 4 5 4 4.33 49 4 5 4 4.33 50 4 4 4 4.00 51 4 4 3 3.67 52 4 5 3 4.00 53 4 5 4 4.33 54 4 4 3 3.67 55 4 5 3 4.00 56 4 4 4 4.00 57 4 5 4 4.33

Page 139: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

259

58 5 5 4 4.67 59 4 4 3 3.67 60 4 4 4 4.00 61 3 4 4 3.67 62 4 4 4 4.00 63 5 5 4 4.67 64 4 5 4 4.33 65 4 4 3 3.67 66 4 4 4 4.00 67 4 4 4 4.00 68 4 5 5 4.67 69 4 4 4 4.00 70 4 5 4 4.33

LANJUTAN LAMPIRAN 2. DATA HASIL PENELITIAN (ANGKA) APBD Berbasis Kinerja

No a1 a2 a3 a4 a5 a6 a7 APBD 1 5 4 4 4 5 5 4 4.43 2 4 4 4 4 4 4 4 4.00 3 5 4 4 5 4 5 4 4.43 4 5 4 4 4 4 5 4 4.29 5 4 4 4 4 4 4 4 4.00 6 5 4 4 4 4 5 4 4.29 7 4 3 4 3 3 4 3 3.43 8 4 3 4 3 4 4 3 3.57 9 5 4 4 4 4 5 4 4.29 10 4 4 4 4 4 4 4 4.00 11 5 4 4 5 5 5 4 4.57 12 5 4 4 4 4 5 4 4.29 13 5 4 4 4 4 5 4 4.29 14 4 4 4 4 4 4 4 4.00 15 4 3 4 3 3 4 3 3.43 16 5 4 4 4 4 5 4 4.29 17 5 4 4 4 4 5 4 4.29 18 4 4 4 4 4 4 4 4.00 19 4 4 4 4 4 4 4 4.00

Page 140: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

260

20 5 4 4 4 5 5 4 4.43 21 5 3 3 3 3 5 3 3.57 22 5 4 4 5 5 5 4 4.57 23 4 4 4 4 4 4 4 4.00 24 4 3 4 3 4 4 3 3.57 25 5 5 5 5 5 5 5 5.00 26 4 4 4 4 4 4 4 4.00 27 4 3 4 3 3 4 3 3.43 28 4 4 4 4 4 4 4 4.00 29 4 4 4 4 4 4 4 4.00 30 4 4 4 4 4 4 4 4.00 31 5 4 4 5 5 5 4 4.57 32 4 4 3 4 4 4 4 3.86 33 3 4 4 4 4 3 4 3.71 34 5 4 4 4 4 5 4 4.29 35 5 5 5 5 5 5 5 5.00 36 4 4 4 4 4 4 4 4.00 37 4 3 4 3 3 4 3 3.43 38 5 4 4 4 5 5 4 4.43 39 5 4 4 4 4 5 4 4.29 40 5 4 4 4 4 5 4 4.29 41 5 4 4 4 4 5 4 4.29 42 5 4 4 4 4 5 4 4.29 43 5 4 4 4 4 5 4 4.29 44 4 3 4 3 4 4 3 3.57 45 4 3 4 3 3 4 3 3.43 46 4 3 4 3 4 4 3 3.57 47 5 4 4 4 4 5 4 4.29 48 4 4 4 4 4 4 4 4.00 49 5 4 4 4 4 5 4 4.29 50 4 4 4 4 4 4 4 4.00 51 4 3 4 3 4 4 3 3.57 52 4 3 4 3 4 4 3 3.57 53 4 4 4 4 4 4 4 4.00 54 4 3 4 3 4 4 3 3.57 55 4 3 4 3 4 4 3 3.57

Page 141: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

261

56 5 4 4 4 4 5 4 4.29 57 5 4 4 4 4 5 4 4.29 58 5 5 5 5 5 5 5 5.00 59 4 3 4 3 3 4 3 3.43 60 4 3 4 4 4 4 3 3.71 61 4 3 3 4 3 4 3 3.43 62 4 3 4 4 3 4 3 3.57 63 5 5 5 5 5 5 5 5.00 64 4 4 4 4 4 4 4 4.00 65 4 3 4 3 4 4 3 3.57 66 5 4 4 4 5 5 4 4.43 67 4 4 4 4 4 4 4 4.00 68 5 4 4 5 4 5 4 4.43 69 5 4 4 4 4 5 4 4.29 70 4 4 4 4 4 4 4 4.00

Page 142: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

262

LAMPIRAN 3. HASIL ANALISIS DESKRIPTIF

Frequencies

Statistics

70 70 70 70 70 70 700 0 0 0 0 0 0

4,26 4,31 4,16 4,30 4,24 4,20 4,23 44 4 4 4 4 4 4

,716 ,468 ,367 ,521 ,494 ,528 ,423 ,,513 ,219 ,134 ,271 ,245 ,278 ,179 ,

ValidMissing

N

MeanModeStd. DeviationVariance

Komitmen-1 Komitmen-2 Komitmen-3 Komitmen-4 Komitmen-5 Komitmen-6 Komitmen-7 Komitm

Page 143: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

263

Frequency Table Komitmen-1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tidak setuju 2 2,9 2,9 2,9cukup setuju 5 7,1 7,1 10,0setuju 36 51,4 51,4 61,4sangat setuju 27 38,6 38,6 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Komitmen-2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent setuju 48 68,6 68,6 68,6sangat setuju 22 31,4 31,4 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Komitmen-3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent setuju 59 84,3 84,3 84,3sangat setuju 11 15,7 15,7 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Komitmen-4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 2 2,9 2,9 2,9setuju 45 64,3 64,3 67,1sangat setuju 23 32,9 32,9 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Komitmen-5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 2 2,9 2,9 2,9setuju 49 70,0 70,0 72,9sangat setuju 19 27,1 27,1 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0

Page 144: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

264 Komitmen-6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 4 5,7 5,7 5,7setuju 48 68,6 68,6 74,3sangat setuju 18 25,7 25,7 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Komitmen-7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent setuju 54 77,1 77,1 77,1sangat setuju 16 22,9 22,9 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Komitmen-8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent tidak setuju 2 2,9 2,9 2,9cukup setuju 5 7,1 7,1 10,0setuju 36 51,4 51,4 61,4sangat setuju 27 38,6 38,6 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Komitmen-9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent setuju 48 68,6 68,6 68,6sangat setuju 22 31,4 31,4 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Komitmen-10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent setuju 59 84,3 84,3 84,3sangat setuju 11 15,7 15,7 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0

Page 145: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

265 Komitmen-11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 2 2,9 2,9 2,9setuju 45 64,3 64,3 67,1sangat setuju 23 32,9 32,9 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0

Frequencies

Statistics

Penyempurnaan Sistem

Administrasi-1

Penyempurnaan Sistem

Administrasi-2

Penyempurnaan Sistem

Administrasi-3

Penyempurnaan Sistem

Administrasi-4

Penyempurnaan Sistem

Administrasi-5

Penyempurnaan

Sistem Administrasi

-6 N Valid 70 70 70 70 70 70 Missing 0 0 0 0 0 0Mean 3,63 3,66 3,67 3,79 3,53 3,71Mode 4 4 4 4 3 4Std. Deviation ,594 ,657 ,631 ,635 ,607 ,684Variance ,353 ,431 ,398 ,403 ,369 ,468

Frequency Table Penyempurnaan Sistem Administrasi-1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 30 42,9 42,9 42,9setuju 36 51,4 51,4 94,3sangat setuju 4 5,7 5,7 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Penyempurnaan Sistem Administrasi-2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 31 44,3 44,3 44,3setuju 32 45,7 45,7 90,0sangat setuju 7 10,0 10,0 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0

Page 146: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

266 Penyempurnaan Sistem Administrasi-3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 29 41,4 41,4 41,4setuju 35 50,0 50,0 91,4sangat setuju 6 8,6 8,6 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Penyempurnaan Sistem Administrasi-4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 23 32,9 32,9 32,9setuju 39 55,7 55,7 88,6sangat setuju 8 11,4 11,4 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Penyempurnaan Sistem Administrasi-5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 37 52,9 52,9 52,9setuju 29 41,4 41,4 94,3sangat setuju 4 5,7 5,7 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Penyempurnaan Sistem Administrasi-6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 29 41,4 41,4 41,4setuju 32 45,7 45,7 87,1sangat setuju 9 12,9 12,9 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0

Frequencies

Page 147: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

267

Statistics

70 70 70 70 70 70 70 70 70 700 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3,71 3,34 3,69 3,79 3,83 3,71 3,34 3,71 3,34 3,694 3 4 4 4 4 3 4 3 4

,617 ,535 ,603 ,587 ,701 ,617 ,535 ,617 ,535 ,603,381 ,287 ,364 ,345 ,492 ,381 ,287 ,381 ,287 ,364

ValidMissing

N

MeanModeStd. DeviationVariance

Sumber Dayayang Cukup-1

Sumber Dayayang Cukup-2

Sumber Dayayang Cukup-3

Sumber Dayayang Cukup-4

Sumber Dayayang Cukup-5

Sumber Dayayang Cukup-6

Sumber Dayayang Cukup-7

Sumber Dayayang Cukup-8

Sumber Dayayang Cukup-9

SumberDaya yangCukup-10

Page 148: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Frequency Table Sumber Daya yang Cukup-1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 26 37,1 37,1 37,1 setuju 38 54,3 54,3 91,4 sangat setuju 6 8,6 8,6 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Sumber Daya yang Cukup-2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 48 68,6 68,6 68,6 setuju 20 28,6 28,6 97,1 sangat setuju 2 2,9 2,9 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Sumber Daya yang Cukup-3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 27 38,6 38,6 38,6 setuju 38 54,3 54,3 92,9 sangat setuju 5 7,1 7,1 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Sumber Daya yang Cukup-4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 21 30,0 30,0 30,0 setuju 43 61,4 61,4 91,4 sangat setuju 6 8,6 8,6 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Sumber Daya yang Cukup-5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 24 34,3 34,3 34,3 setuju 34 48,6 48,6 82,9 sangat setuju 12 17,1 17,1 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0

141

Page 149: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Sumber Daya yang Cukup-6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 26 37,1 37,1 37,1 setuju 38 54,3 54,3 91,4 sangat setuju 6 8,6 8,6 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Sumber Daya yang Cukup-7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 48 68,6 68,6 68,6 setuju 20 28,6 28,6 97,1 sangat setuju 2 2,9 2,9 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Sumber Daya yang Cukup-8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 26 37,1 37,1 37,1 setuju 38 54,3 54,3 91,4 sangat setuju 6 8,6 8,6 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Sumber Daya yang Cukup-9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 48 68,6 68,6 68,6 setuju 20 28,6 28,6 97,1 sangat setuju 2 2,9 2,9 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Sumber Daya yang Cukup-10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 27 38,6 38,6 38,6 setuju 38 54,3 54,3 92,9 sangat setuju 5 7,1 7,1 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0

Page 150: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Frequencies Statistics

Pengharga

an-1 Pengharga

an-2 Pengharga

an-3 Valid 70 70 70N Missing 0 0 0

Mean 3,71 3,77 3,67Mode 4 4 3Std. Deviation ,640 ,663 ,756Variance ,410 ,440 ,572

Frequency Table Penghargaan-1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 27 38,6 38,6 38,6 setuju 36 51,4 51,4 90,0 sangat setuju 7 10,0 10,0 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Penghargaan-2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 25 35,7 35,7 35,7 setuju 36 51,4 51,4 87,1 sangat setuju 9 12,9 12,9 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Penghargaan-3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 35 50,0 50,0 50,0 setuju 23 32,9 32,9 82,9 sangat setuju 12 17,1 17,1 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0

Page 151: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Frequencies Statistics Sanksi-1 Sanksi-2 Sanksi-3

Valid 70 70 70N Missing 0 0 0

Mean 4,04 4,40 3,80Mode 4 4 4Std. Deviation ,266 ,522 ,499Variance ,071 ,272 ,249

Frequency Table Sanksi-1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 1 1,4 1,4 1,4 setuju 65 92,9 92,9 94,3 sangat setuju 4 5,7 5,7 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Sanksi-2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 1 1,4 1,4 1,4 setuju 40 57,1 57,1 58,6 sangat setuju 29 41,4 41,4 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Sanksi-3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 17 24,3 24,3 24,3 setuju 50 71,4 71,4 95,7 sangat setuju 3 4,3 4,3 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0

Page 152: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Frequencies Statistics

Apbd Berbasis Kinerja-1

Apbd Berbasis Kinerja-2

Apbd Berbasis Kinerja-3

Apbd Berbasis Kinerja-4

Apbd Berbasis Kinerja-5

Apbd Berbasis Kinerja-6

ApbdBerbasKinerja

N Valid 70 70 70 70 70 70 Missing 0 0 0 0 0 0Mean 4,44 3,79 4,01 3,90 4,03 4,44 3Mode 4 4 4 4 4 4Std. Deviation ,528 ,535 ,318 ,593 ,538 ,528 ,5Variance ,279 ,287 ,101 ,352 ,289 ,279 ,2

Frequency Table Apbd Berbasis Kinerja-1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 1 1,4 1,4 1,4 setuju 37 52,9 52,9 54,3 sangat setuju 32 45,7 45,7 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Apbd Berbasis Kinerja-2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 19 27,1 27,1 27,1 setuju 47 67,1 67,1 94,3 sangat setuju 4 5,7 5,7 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Apbd Berbasis Kinerja-3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 3 4,3 4,3 4,3 setuju 63 90,0 90,0 94,3 sangat setuju 4 5,7 5,7 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0

Page 153: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Apbd Berbasis Kinerja-4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 16 22,9 22,9 22,9 setuju 45 64,3 64,3 87,1 sangat setuju 9 12,9 12,9 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Apbd Berbasis Kinerja-5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 9 12,9 12,9 12,9 setuju 50 71,4 71,4 84,3 sangat setuju 11 15,7 15,7 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Apbd Berbasis Kinerja-6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 1 1,4 1,4 1,4 setuju 37 52,9 52,9 54,3 sangat setuju 32 45,7 45,7 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0 Apbd Berbasis Kinerja-7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent cukup setuju 19 27,1 27,1 27,1 setuju 47 67,1 67,1 94,3 sangat setuju 4 5,7 5,7 100,0

Valid

Total 70 100,0 100,0

Page 154: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

LAMPIRAN 4. HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0 Excluded (a) 0 ,0 Total 30 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,863 11 Item Statistics Mean Std. Deviation N Komitmen-1 4,13 ,819 30Komitmen-2 4,33 ,479 30Komitmen-3 4,13 ,346 30Komitmen-4 4,23 ,504 30Komitmen-5 4,20 ,484 30Komitmen-6 4,13 ,507 30Komitmen-7 4,20 ,407 30Komitmen-8 4,13 ,819 30Komitmen-9 4,33 ,479 30Komitmen-10 4,13 ,346 30Komitmen-11 4,23 ,504 30

Page 155: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Komitmen-1 42,07 11,099 ,565 ,857 Komitmen-2 41,87 13,085 ,444 ,858 Komitmen-3 42,07 13,030 ,683 ,848 Komitmen-4 41,97 12,033 ,734 ,838 Komitmen-5 42,00 12,276 ,691 ,842 Komitmen-6 42,07 13,168 ,388 ,862 Komitmen-7 42,00 12,966 ,588 ,850 Komitmen-8 42,07 11,099 ,565 ,857 Komitmen-9 41,87 13,085 ,444 ,858 Komitmen-10 42,07 13,030 ,683 ,848 Komitmen-11 41,97 12,033 ,734 ,838

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 46,20 14,855 3,854 11

Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0 Excluded (a) 0 ,0 Total 30 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,869 6

Page 156: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Item Statistics Mean Std. Deviation N Penyempurnaan Sistem Administrasi-1 3,50 ,509 30

Penyempurnaan Sistem Administrasi-2 3,77 ,626 30

Penyempurnaan Sistem Administrasi-3 3,67 ,606 30

Penyempurnaan Sistem Administrasi-4 3,70 ,651 30

Penyempurnaan Sistem Administrasi-5 3,43 ,504 30

Penyempurnaan Sistem Administrasi-6 3,67 ,711 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Penyempurnaan Sistem Administrasi-1 18,23 5,771 ,804 ,829

Penyempurnaan Sistem Administrasi-2 17,97 5,275 ,810 ,821

Penyempurnaan Sistem Administrasi-3 18,07 5,789 ,630 ,854

Penyempurnaan Sistem Administrasi-4 18,03 6,171 ,433 ,890

Penyempurnaan Sistem Administrasi-5 18,30 6,010 ,700 ,845

Penyempurnaan Sistem Administrasi-6 18,07 5,168 ,718 ,840

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 21,73 7,995 2,828 6

Page 157: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0 Excluded (a) 0 ,0 Total 30 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,885 10 Item Statistics Mean Std. Deviation N Sumber Daya yang Cukup-1 3,70 ,596 30

Sumber Daya yang Cukup-2 3,30 ,466 30

Sumber Daya yang Cukup-3 3,70 ,596 30

Sumber Daya yang Cukup-4 3,77 ,626 30

Sumber Daya yang Cukup-5 3,73 ,691 30

Sumber Daya yang Cukup-6 3,70 ,596 30

Sumber Daya yang Cukup-7 3,30 ,466 30

Sumber Daya yang Cukup-8 3,70 ,596 30

Sumber Daya yang Cukup-9 3,30 ,466 30

Sumber Daya yang Cukup-10 3,70 ,596 30

Page 158: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Sumber Daya yang Cukup-1 32,20 12,855 ,707 ,867

Sumber Daya yang Cukup-2 32,60 13,903 ,607 ,876

Sumber Daya yang Cukup-3 32,20 13,476 ,549 ,879

Sumber Daya yang Cukup-4 32,13 12,809 ,676 ,870

Sumber Daya yang Cukup-5 32,17 13,109 ,528 ,883

Sumber Daya yang Cukup-6 32,20 12,855 ,707 ,867

Sumber Daya yang Cukup-7 32,60 13,903 ,607 ,876

Sumber Daya yang Cukup-8 32,20 12,855 ,707 ,867

Sumber Daya yang Cukup-9 32,60 13,903 ,607 ,876

Sumber Daya yang Cukup-10 32,20 13,476 ,549 ,879

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 35,90 16,231 4,029 10

Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0 Excluded (a) 0 ,0 Total 30 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Page 159: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Cronbach's Alpha N of Items

,760 3 Item Statistics Mean Std. Deviation N Penghargaan-1 3,77 ,568 30Penghargaan-2 3,80 ,664 30Penghargaan-3 3,80 ,761 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Penghargaan-1 7,60 1,628 ,533 ,746 Penghargaan-2 7,57 1,289 ,658 ,599 Penghargaan-3 7,57 1,151 ,608 ,671

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 11,37 2,723 1,650 3

Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0 Excluded (a) 0 ,0 Total 30 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,549 3 Item Statistics Mean Std. Deviation N

Page 160: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Sanksi-1 3,80 ,407 30Sanksi-2 4,03 ,320 30Sanksi-3 4,43 ,504 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Sanksi-1 8,47 ,464 ,348 ,465Sanksi-2 8,23 ,530 ,410 ,416Sanksi-3 7,83 ,351 ,366 ,472

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 12,27 ,823 ,907 3

Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0 Excluded (a) 0 ,0 Total 30 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,888 7 Item Statistics Mean Std. Deviation N Apbd Berbasis Kinerja-1 4,47 ,507 30Apbd Berbasis Kinerja-2 3,83 ,461 30Apbd Berbasis Kinerja-3 4,00 ,263 30Apbd Berbasis Kinerja-4 3,93 ,583 30Apbd Berbasis Kinerja-5 4,03 ,556 30Apbd Berbasis Kinerja-6 4,47 ,507 30

Page 161: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Apbd Berbasis Kinerja-7 3,83 ,461 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Apbd Berbasis Kinerja-1 24,10 5,334 ,577 ,885 Apbd Berbasis Kinerja-2 24,73 5,030 ,822 ,855 Apbd Berbasis Kinerja-3 24,57 6,323 ,418 ,898 Apbd Berbasis Kinerja-4 24,63 4,516 ,842 ,850 Apbd Berbasis Kinerja-5 24,53 4,809 ,748 ,863 Apbd Berbasis Kinerja-6 24,10 5,334 ,577 ,885 Apbd Berbasis Kinerja-7 24,73 5,030 ,822 ,855

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 28,57 6,944 2,635 7

LAMPIRAN 5. HASIL ANALISIS REGRESI

Page 162: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Regression Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Apbd Berbasis Kinerja 4,0571 ,41375 70Komitmen 4,2481 ,31829 70Penyempurnaan Sistem Administrasi 3,6643 ,50400 70

Sumber Daya yang Cukup 3,6157 ,41095 70

Penghargaan 3,7190 ,59692 70Sanksi 4,0810 ,31308 70

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 Sanksi, Sumber Daya yang Cukup, Komitmen, Penghargaan, Penyempurnaan Sistem Administrasi(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Apbd Berbasis Kinerja Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,946(a) ,894 ,886 ,13965 1,805 a Predictors: (Constant), Sanksi, Sumber Daya yang Cukup, Komitmen, Penghargaan, Penyempurnaan Sistem Administrasi b Dependent Variable: Apbd Berbasis Kinerja

Page 163: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Correlations

1,000 ,042 ,907 ,276 ,734 ,779,042 1,000 -,093 -,126 -,088 ,320

,907 -,093 1,000 ,202 ,661 ,665

,276 -,126 ,202 1,000 ,430 ,189

,734 -,088 ,661 ,430 1,000 ,606,779 ,320 ,665 ,189 ,606 1,000

. ,364 ,000 ,010 ,000 ,000,364 . ,221 ,149 ,235 ,003

,000 ,221 . ,047 ,000 ,000

,010 ,149 ,047 . ,000 ,059

,000 ,235 ,000 ,000 . ,000,000 ,003 ,000 ,059 ,000 .

70 70 70 70 70 7070 70 70 70 70 70

70 70 70 70 70 70

70 70 70 70 70 70

70 70 70 70 70 7070 70 70 70 70 70

Apbd Berbasis KinerjaKomitmenPenyempurnaanSistem AdministrasiSumber Daya yangCukupPenghargaanSanksiApbd Berbasis KinerjaKomitmenPenyempurnaanSistem AdministrasiSumber Daya yangCukupPenghargaanSanksiApbd Berbasis KinerjaKomitmenPenyempurnaanSistem AdministrasiSumber Daya yangCukupPenghargaanSanksi

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

ApbdBerbasisKinerja Komitmen

Penyempurnaan SistemAdministrasi

Sumber Dayayang Cukup Penghargaan Sanksi

Page 164: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Coefficientsa

,045 ,315 ,144 ,886 -,583 ,674,060 ,064 ,046 ,938 ,352 -,068 ,187 ,686 1,458

,533 ,053 ,649 10,109 ,000 ,428 ,638 ,400 2,498

,043 ,046 ,043 ,938 ,352 -,049 ,135 ,794 1,259

,102 ,044 ,147 2,344 ,022 ,015 ,189 ,417 2,396,311 ,090 ,235 3,453 ,001 ,131 ,491 ,356 2,812

(Constant)KomitmenPenyempurnaanSistem AdministrasiSumber Daya yangCukupPenghargaanSanksi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval for B

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Apbd Berbasis Kinerjaa.

Collinearity Diagnosticsa

5,957 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00,021 16,696 ,02 ,05 ,06 ,00 ,19 ,00,012 22,547 ,00 ,02 ,13 ,55 ,03 ,01,006 31,163 ,00 ,07 ,45 ,21 ,64 ,00,002 54,059 ,96 ,23 ,01 ,23 ,07 ,12,002 62,483 ,02 ,63 ,35 ,01 ,07 ,87

Dimension123456

Model1

EigenvalueCondition

Index (Constant) Komitmen

Penyempurnaan SistemAdministrasi

Sumber Dayayang Cukup Penghargaan Sanksi

Variance Proportions

Dependent Variable: Apbd Berbasis Kinerjaa.

Page 165: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Regression 10,564 5 2,113 108,341 ,000(a)Residual 1,248 64 ,020

1

Total 11,812 69 a Predictors: (Constant), Sanksi, Sumber Daya yang Cukup, Komitmen, Penghargaan, Penyempurnaan Sistem Administrasi b Dependent Variable: Apbd Berbasis Kinerja Residuals Statistics(a) Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 3,4377 5,0947 4,0571 ,39128 70Std. Predicted Value -1,583 2,652 ,000 1,000 70Standard Error of Predicted Value ,019 ,069 ,040 ,010 70

Adjusted Predicted Value 3,4258 5,1077 4,0563 ,39190 70Residual -,36956 ,35499 ,00000 ,13449 70Std. Residual -2,646 2,542 ,000 ,963 70Stud. Residual -2,674 2,604 ,003 ,999 70Deleted Residual -,37745 ,37263 ,00080 ,14493 70Stud. Deleted Residual -2,815 2,733 ,004 1,016 70Mahal. Distance ,263 15,765 4,929 3,111 70Cook's Distance ,000 ,062 ,013 ,017 70Centered Leverage Value ,004 ,228 ,071 ,045 70

a Dependent Variable: Apbd Berbasis Kinerja

Charts

Page 166: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Regression Standardized Residual3210-1-2-3

Freq

uenc

y

15

10

5

0

Histogram

Dependent Variable: Apbd Berbasis Kinerja

Mean =1.24E-15�Std. Dev. =0.963�

N =70

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Apbd Berbasis Kinerja

Page 167: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Regression Studentized Residual3210-1-2-3

Reg

ress

ion

Stan

dard

ized

Pre

dict

ed

Valu

e

3

2

1

0

-1

-2

Scatterplot

Dependent Variable: Apbd Berbasis Kinerja

Page 168: faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

LAMPIRAN 6. WAKTU PENELITIAN

April Mei Juni Juli Agustus

No Uraian Kegiatan I II III IV II III IV II III IV II III IV I

I

Penyusunan Proposal

Kolokium

Pengumpulan data

Pengolahan data

Penyusunan laporan penelitian

Seminar Hasil

Perbaikan seminar hasil

Ujian Tesis