fakultas keguruan dan ilmu pendidikan …/faktor-faktor-yang...faktor-faktor yang mempengaruhi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI
KELAS XI SMA NEGERI COLOMADU
KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
RYZA BAKTI KUSUMA
NIM. K7407130
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI
KELAS XI SMA NEGERI COLOMADU
KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh:
RYZA BAKTI KUSUMA
NIM. K7407130
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 30 Maret 2011
Pembimbing I
Drs. Wahyu Adi, M.Pd
NIP.19630520 198903 1 005
Pembimbing II
Drs. Ngadiman, M.Si
NIP.19500121 198603 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
Skripsi ini telah direvisi oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memnuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Sri Witurachmi, M.M
Sekretaris : Jaryanto, S.Pd, S.E, Msi
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Anggota II : Drs. Ngadiman, M.si
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRAK
Ryza Bakti Kusuma. K7407130. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI KELAS XI SMA
NEGERI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN
2010/2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Sebelas Maret Surakarta 30 Maret 2011.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI
SMA Negeri colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun ajaran 2010/2011.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripstif
kuantitatif dengan pertimbangan mampu menggambarkan keadaan pada objek
penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana
adanya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA N
Colomadu Kabupaten Karanganyar. Sampel yang digunakan sejumlah 25% dari total
populasi yang diambil dengan tekhnik simple random sampling melalui undian.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup. Teknik analisis data
menggunakan teknik analisis faktor eksploratori. Prosedur penelitian meliputi tahap:
(1) Perumusan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Analisis data, (4) Penyusunan
laporan.
Dalam penelitian ini terdapat 15 faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran akuntansi. Setelah dilakukan teknik analisis faktor, ke 15
faktor tersebut direduksi agar menjadi lebih sederhana namun mampu mewakili
keseluruhan faktor awal. Berdasarkan hasil dari reduksi menggunakan teknik analisis
faktor terdapat 4 faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran akuntansi, antara lain: (1) Lingkungan dan komunikasi, didalamnya
meliputi variabel harapan dan cita-cita masa depan, kegiatan yang menarik dalam
belajar, lingkungan belajar yang kondusif, komunikasi guru dengan siswa, Dukungan
keluarga, Tekanan sosial, (2) Kepuasan dan hukuman, didalamnya meliputi variabel
hasrat dan keinginan berhasil, keberhasilan dalam menyelesaikan tugas, kepuasan
intrinsik, hukuman, (3) Sikap guru dan Kepercayaan, didalamnya meliputi variabel
sikap guru dan kepercayaan, (4) Kebutuhan dan penghargaan, didalamnya meliputi
variabel dorongan dalam belajar, penghargaan dalam belajar dan kebutuhan dalam
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
MOTTO
Bahagialah dengan apa yang engkau peroleh,
menerima apa adanya pemberian Alloh.
Tinggalkanlah mimpi yang tidak sesuai dengan yang engkau usahakan dan diluar
kemampuan
( Dr. Aidh Al Qarni )
Jalan kebahagiaan ada di depanmu,
Carilah ia dalam lautan ilmu, amal shaleh dan akhlak yang mulia
Bersikaplah obyektif pada setiap hal
Niscaya kau akan bahagia
( penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
PESEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
Ku persembahkan sebuah karya dari hasil kerjaku untuk
jiwa yang merangkul ragaku dan untuk orang-orang yang
menghiasi jejak-jejak nafasku. Tak pernah aku berhenti
berucap syukur karena aku telah memiliki kalian. Skripsi
ini penulis persembahkan untuk:
Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan setiap
langkahku, tak mungkin ada kesuksesan yang ku raih
tanpa doanya.
Mbah Yem yang sangat tulus merawatku dari bayi
hingga detik ini, sungguh kau mencintaiku melebihi
siapapun.
Suamiku tercinta, terkasih dan tersayang. Terimakasih
telah menemani dan menyemangatiku, serta rela
mengorbankan hak-haknya agar terselesaikanya karya
ini.
Sahabatku Lusi mayangsari yang ada disisiku saat aku
benar-benar sendiri
Teman-teman prodi Ekonimi angkatan 2007
Almamater UNS
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik oleh penulis untuk
memenuhi sebagian persyaratan guna memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapat gelas Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas
segala bentuk bantuanya, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Akuntansi
Sekaligus sebagai Pembimbing I, yang telah dengan sabar membimbing dan
memotivasi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Drs. Ngadiman, M.Si., selaku pembimbing II yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan, arahan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. Sri Susilastuti, S.Pd., selaku guru pamong SMA N Colomadu kabupaten
Karanganyar, yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian.
6. Dra. Sri Witurachmi, MM, selaku ketua tim penguji skripsi yang telah berjasa
dalam membantu proses ujian.
7. Bpk Jaryanto, S.Pd, S.E, Msi yang telah menjadi sekretaris penguji skripsi
8. Bapak ibu yang dengan ikhlas dan tak pernah lelah berdoa mengiringi langkah
penulis, termasuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Mbah yem yang paling berjasa dalam merawat dan membesarkan penulis
10. Suami tercinta, yang menemani penulis dalam menghabiskan sisa hidup.
11. Sahabat-sahabatku Puu, Nyai dan Dora, terima kasih telah membersamaiku
dengan setia
12. Temanku Evi yang banyak membantu penulis dalam menyelesan Bab 4 dan 5
13. Sahabatku Dwi Ernawati yang selalu setia memberikan arahan, nasehat dan
meminjami buku.
14. Mbak Inunk, Jumpe, Marcu dan mbak Dian yang telah menjadi saudara di kost
yang baik dan setia menemani penulis dalam suka dan duka
15.
kuliah di Surakarta.
16. Teman-teman seperjuangan yang tak mungkin penulis sebutkan satu per satu
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Alloh SWT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, April 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ...........................................................................
.................................................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ...............................................................................
................................................................................................................. vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi masalah ...................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7
1. Hakikat Belajar ......................................................................... 7
a. Defini Belajar dan Arti Pentingnya dalam Pendidikan .... 7
b. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Motivasi belajar ........ 9
2. Motivasi .................................................................................... 10
a. Definisi Motivasi .............................................................. 10
b. Jenis Motivasi ................................................................... 11
c. Fungsi Motivasi ................................................................. 13
d. Kebutuhan dan Teori tentang Motivasi ............................. 14
3. Motivasi Belajar ....................................................................... 17
a. Pengertian Motivasi Belajar ................................................ 17
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar .......... 18
c. Ciri anak yang termotivasi................................................... 23
d. Peran dan Fungsi Motivasi Belajar ...................................... 24
e. Bentuk-bentuk pemberian motivasi di Sekolah ................... 26
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 30
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 32
D. Hipotesis ....................................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
1. Tempat Penelitian ..................................................................... 35
2. Waktu Penelitian ...................................................................... 35
B. Metode Penelitian ......................................................................... 36
C. Populasi dan sampel ...................................................................... 37
1. Populasi .................................................................................... 37
2. Sampel ...................................................................................... 37
3. Teknik sampling ....................................................................... 37
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 38
1. Variabel Bebas (X) ................................................................... 38
2. Variabel Terikat (Y) ................................................................. 38
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38
F. Teknik Analisis Data..................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 45
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ........................................................ 45
1. Sejarah SMA Negeri Colomadu ............................................... 45
2. Letak SMA Negeri Colomadu.................................................. 45
3. Visi, misi serta tujuan SMA Negeri Colomadu........................ 46
B. Deskripsi Data ............................................................................... 46
C. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................................... 47
1. KMO/ Kaiser Meyer Olkin ...................................................... 50
2. MSA/ Measure of Sampling Adequacy ................................... 50
D. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 51
1. Penentuan jumlah Faktor ......................................................... 51
2. Interpretasi Faktor ................................................................... 55
E. Pembahasan Hasil Analisi Data .................................................... 57
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................. 59
A. Simpulan ....................................................................................... 59
B. Implikasi ....................................................................................... 61
1. Implikasi Praktis ....................................................................... 61
2. Implikasi Teoritis ..................................................................... 61
C. Saran ............................................................................................. 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 63
LAMPIRAN ............................................................................................... 65
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hubungan antara tujuan, kegiatan dan motivasi ....................... 10
Gambar 2. Hierarki kebutuhan Maslow ...................................................... 16
Gambar 3. Keterkaitan antara motivasi dan perasaan mampu .................... 19
Gambar 4. Kerangka berpikir ...................................................................... 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
Gambar 5. Scree Plot untuk penentuan jumlah faktor ................................ 52
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi ................................... 36
Tabel 2. Deskripsi data Variabel Penelitian ................................................ 47
Tabel 3. Matrik Korelasi ............................................................................. 49
................................................................ 50
Table 5.Total Variance Explained............................................................... 51
Tabel 6. Rotated Component Matric ........................................................... 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
Table 7. Distribusi Factor Terbentuk .......................................................... 55
Table 8. Penamaan faktor baru.................................................................... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia diharapkan selalu melakukan perbaikan dalam hidupnya,
untuk melakukan perubahan hidup menuju ke arah yang lebih baik tidaklah mudah.
Perubahan itu melalui perjalanan yang panjang, berjenjang, dan berkesinambungan.
Jalur yang dapat ditempuh yakni dengan pendidikan. Melalui pendidikan, kemajuan
bangsa dapat tercipta karena pendidikan merupakan sarana untuk mencetak sumber
daya manusia yang berkualitas dan pada akhirnya mampu membawa bangsa untuk
bersaing di Era globalisasi. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses belajar
mengajar di kelas. Tujuan pendidikan dapat tercapai jika siswa melibatkan dirinya
secara aktif dalam kegiatan belajar baik fisik, mental maupun emosional.
Belajar memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan
sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah persaingan antar bangsa yang semakin
ketat, melalui proses belajar diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai. Syah
(2005: 94) menjelaskan bahwa belajar adalah kunci (key term ) yang paling vital
dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar maka tidak akan pernah ada
pendidikan. Menurut Skinner dalam Syah (2005: 90) belajar adalah suatu proses
adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Belajar
dalam pengertian secara psikologis merupakan suatu proses perubahan, yaitu
perubahan tingkah laku dari hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi
kebutuhan hidup (Slameto, 2010: 2).
Diantara semua komponen pembelajaran, siswa merupakan inti dan
komponen utama dari proses pembelajaran, sehingga keterlibatan siswa dalam
kegiatan belajar sangat penting dalam upaya pencapaian proses belajar yang baik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa, menurut Syah (2005: 132-
133) faktor-faktor ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yang pertama adalah
faktor internal, yang termasuk didalamnya adalah keadaan jasmani (aspek fisiologis)
dan rohani siswa (aspek psikologis), yang kedua adalah faktor eksternal meliputi
kondisi lingkungan disekitar siswa, misalnya kondisi sosial keluarga dan yang ketiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
adalah faktor pendekatan belajar yaitu berbagai upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Dari sinilah motivasi belajar menjadi penting, karena motivasi belajar merupakan
salah satu aspek yang mempengaruhi rohani atau psikologis siswa dalam belajar.
Telah lama diketahui bahwa motivasi merupakan pendorong bagi seseorang
atau individu dalam melakukan sesuatu, begitu pula perilaku belajar seseorang tidak
dapat terlepas dari adanya motivasi belajar dalam dirinya. Tanpa motivasi, siswa
tentu tidak akan mendapatkan proses belajar yang baik karena motivasi merupakan
langkah awal terjadinya pembelajaran yang baik. Motivasi belajar adalah segala
sesuatu yang dapat memotivasi siswa atau individu untuk belajar. Adanya motivasi
belajar akan membuat seseorang bersungguh-sungguh dalam mencurahkan segala
perhatian untuk mencapai tujuan belajar
Menurut Sardiman (2010: 89-91), ada dua jenis motivasi dalam belajar,
yaitu motivasi Ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-
motif yang aktif atau berfungsi tanpa perlu rangsangan dari luar. Misalnya siswa
yang senang membaca akan mencari buku-buku untuk dibaca meski tidak mendapat
dorongan dari siapapun. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif atau
berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Misalnya saja siswa rajin belajar
karena esok akan ada ujian dan ia ingin mendapatkan nilai yang bagus untuk bisa
dibanggakan, sehingga tujuan belajar bukan karena ingin mengetahui sesuatu namun
karena ingin mendapat pujian. Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa motivasi belajar itu ada yang bersifat instrinsik atau timbul dari dalam diri
siswa sendiri ada juga yang bersifat ekstrinsik atau muncul karena adanya imbalan
atau hadiah dari guru atau orang tua.
Proses pembelajaran selalu menuntut adanya motivasi dalam diri setiap
siswa. Keberadaan motivasi dalam proses pembelajaran merupakan faktor penting
yang akan mempengaruhi seluruh aspek-aspek belajar dan pembelajaran. Motivasi
belajar bukan hanya sekedar bagaimana siswa belajar, namun siswa yang telah
termotivasi dalam belajar akan menggunakan berbagai strategi agar dapat mencapai
prestasi yang berkualitas. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi berarti
memiliki dorongan untuk melakukan usaha lebih dalam memberbaiki belajarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat. Berbeda dengan siswa yang memiliki
motivasi belajar yang rendah, mereka hanya mengikuti kegiatan belajar mengajar
sewajarnya tanpa ada usaha lebih untuk meningkatkan prestasinya. Mengingat hasil
belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat, maka menjadi sangat penting
untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa agar semangat dalam proses belajar
mengajar.
Menurut pengamatan penulis selama melakukan Program pengalaman
lapangan di kelas XI IPS SMA Negeri Colomadu Karanganyar, proses pembelajaran
siswa kurang berjalan secara optimal atau mengalami banyak hambatan, mudah
sekali dijumpai siswa yang tidak mengerjakan tugas, membolos pada jam pelajaran
akuntansi dan bahkan tidur saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa kurang
memiliki antusiasme dalam proses belajar mengajar, sebagai contohnya tidak
satupun dari peserta didik di kelas tersebut yang memiliki buku teks. Situasi
pembelajaran kurang hidup karena siswa sangat pasif, tidak ada siswa yang
mengangkat tangan untuk bertanya ketika mengalami kesulitan dalam memahami
materi pelajaran, siswa lebih tertarik membicarakan hal diluar materi pelajaran
dengan temanya. Kondisi tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Wahyuni
(2009: 39):
siswa yang tidak tertarik atau tidak termotivasi untuk belajar biasanya
mereka menunjukkan tidak perhatian selama kegiatan belajar serta tidak
memiliki usaha yang sistematis dalam belajar, tidak melakukan monitoring
terhadap pemahaman dan penguasaan dari materi yang telah dipelajari, serta
kurang memiliki komitmen untuk mencapai tujuan belajar.
Kondisi seperti demikian perlu segera dicarikan solusi mengingat
pentingnya motivasi dalam belajar. Kurangnya motivasi akan menjadi penghambat
dalam kegiatan pembelajaran. Diharapakan melalui penelitian ini diketahui faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar mereka, dengan demikian akan
diperoleh cara yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil dari
penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi guru, murid dan semua pihak yang
berkepentingan agar mampu memperbaiki kondisi-kondisi yang dapat membuat
siswa termotivasi dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka penulis
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
AKUNTANSI KELAS XI SMA NEGERI COLOMADU KABUPATEN
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya motivasi belajar terlihat dari sikap siswa yang pasif dalam
proses belajar mengajar.
2. Siswa kurang tertarik dalam belajar sehingga sering didapati siswa yang
membolos pada jam pelajaran.
3. Siswa kurang antusias dalam belajar, hal ini dapat terlihat karena tidak
satupun dari mereka yang memiliki buku teks.
4. Suasana kelas tidak tenang, banyak siswa yang tidak memperhatikan saat
guru menjelaskan.
5. Banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas dari guru memperlihatkan
keinginan mereka untuk berhasil sangat rendah.
C. Pembatasan masalah
Dalam penelitian ini, penelitan memberikan batasan masalah agar masalah
yang diteliti dapat terfokus, dikaji dan dibahas secara mendalam. Penelitian ini hanya
membahas mengenai motivasi belajar. Secara lebih mendalam, penelitian ini akan
membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar tersebut.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
perumusan masalah penelitian yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran akuntansi kelas XI SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar tahun
ajaran 2010/2011 ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI SMA Negeri colomadu Kabupaten
Karanganyar Tahun ajaran 2010/2011
F. Manfaat penelitian.
1. Manfaat teoritis
Dari sudut pandang penulis sebagai calon guru, hasil penelitian ini dapat
memberikan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran akuntansi. Berdasarkan pengetahuan
tersebut, peneliti dapat mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang mampu
menumbuhkan motivasi belajar pada diri siswa serta mengatasi masalah-masalah
mengenai motivasi belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pendidik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pendidik di
dalam proses belajar mengajar agar pendidik dapat lebih memahami faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Dengan demikian
memudahkan dalam menangani siswanya yang mengalami masalah belajar
melalui pemberian motivasi secara tepat, dengan demikian hasil belajar dapat
dicapai secara optimal.
b. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan bagi siswa mengenai
pentingnya motivasi belajar dan faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
belajar mereka, dengan demikian mereka dapat memperbaiki cara belajar mereka
dan pada akhirnya membantu mereka mendapatkan hasil belajar yang optimal.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam
upaya peningkatan motivasi belajar siswa agar proses belajar mengajar berjalan
dengan lebih baik. Sehingga pada akhirnya sekolah dapat menghasilkan lulusan
dengan mutu yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Belajar
a. Definisi Belajar dan Arti Pentingnya dalam pendidikan
Belajar merupakan kunci yang paling vital dalam setiap usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar maka tidak akan pernah ada pendidikan.
Pemahaman yang benar mengenai pengertian belajar dengan segala aspek, bentuk
dan manifestasinya mutlak diperlukan bagi pendidik khususnya guru karena
dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan yang paling pokok
adalah belajar. Hal ini berarti berhasil tidaknya tujuan pendidikan sangat
bergantung dari proses belajar yang dialami siswa (Slameto, 2010: 1).
Syah
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan setiap
Hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan maupun
kegagalan pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa baik ketika mereka berada di sekolah maupun ketika mereka
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru, secara keseluruHan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam
in
Menurut Driscoll dalam Hamzah B. Uno (2009: 15) terdapat dua hal
yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu : (1) belajar merupakan suatu
perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang; (2) hasil belajar yang muncul
dari dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan
lingkungan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang
melakukan belajar maka hasilnya dapat terlihat dari kemampuanya melakukan
kegiatan yang baru sebagai hasil dari interaksi orang tersebut dengan
lingkunganya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Biggs dalam Syah (2005: 91-92) mendefinisikan belajar dalam tiga
rumusan yaitu : rumusan kuantitatif, rumusan institusional dan rumusan kualitatif.
Secara kuantitatif (dipandang dari sudut jumlah), belajar merupakan
kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan
fakta sebanyak-banyaknya. Sehingga dalam hal ini belajar dipandang dari
sudut seberapa banyak materi yang dikuasai siswa.
Secara institusional (tinjauan kelembagaan) , belajar dipandang sebagai
han terhadap penguasaan siswa atas
materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang
menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses
mengajar. Ukuranya semakin baik mutu guru maka akan semakin baik
pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk
skor.
Adapun pengertian belajar secara kualitatif ( tinjauan mutu ) ialah proses
memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara
menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam arti ini difokuskan
tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan
masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.
Good dan Brophy dalam Hamzah B. Uno (2009: 15) menjelaskan bahwa
belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam
memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil
dari pengalaman itu sendiri (belajar). Perubahan perilaku tersebut tampak dalam
pola-pola tanggapan baru terhadap lingkunganya yang berupa ketrampilan,
kebiasaan, sikap, kemampuan, pengetahuan, pemahaman, emosi, apresiasi, etika
dan hubungan sosial.
Dikutip dari Hamzah B. Uno (2009: 16) terdapat tiga ciri yang tampak
dari orang yang mempelajari suatu objek (pengetahuan) tertentu, yaitu:
1) Adanya objek (pengetahuan, sikap atau ketrampilan) yang menjadi
tujuan untuk dikuasai
2) Terjadinya proses, berupa interaksi antara seseorang dengan
lingkunganya atau sumber belajar (orang, media dan sebagainya), baik
melalui pengalaman langsung atau belajar berpartisipasi dengan berbuat
sesuatu.
3) Terjadinya perubahan perilaku baru sebagai akibat mempelajari suatu
objek (pengetahuan) tertentu.
Dari berbagai definisi diatas dapat diambil kesimpulan, secara umum
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif mantap sebagai
hasil dari perolehan pengalaman baru yang didapat dari interaksi terhadap suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
objek (pengetahuan) atau melalui suatu penguatan (reinforcement) dalam bentuk
pengalaman terhadap suatu objek yang ada di lingkungan belajar.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Syah ( 2005: 133-137) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
antara lain :
1. Faktor internal siswa yaitu kondisi jasmani dan rohani siswa yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri.
Faktor ini meliputi dua aspek antara lain :
a. Aspek pisiologis : kondisi jasmani siswa seperti kesehatan dan kebugaran
tubuh yang dapat mempengaruhi belajar siswa.
b. Aspek psikologis : kondisi rohani siswa dalam belajar, misalnya minat,
intelegensi, bakat, sikap dan motivasi.
2. Faktor eksternal siswa yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa yang
mempengaruhi belajar mereka.
Faktor ini ini terdiri dari dua macam yaitu :
a. Lingkungan sosial seperti guru, staf administrasi dan teman dikelas yang
memperngaruhi semangat belajar. Selain itu orang tua, tetangga dan para
teman di sekitar rumah juga termasuk lingkungan sosial dalam belajar.
b. Lingkungan non sosialyang meliputi gedung sekolah, tempat tinggal atau
rumah, cuaca, alat-alat belajar, waktu belajar dll.
3. Faktor pendekatan belajar yaitu upaya belajar yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan siswa dalam kegiatan belajarnya.
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa motivasi merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi belajar, sehingga kebaradaanya sangat penting bagi
tercapainya tujuan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Motivasi
a. Definisi Motivasi
Menurut Printinch & Schunk dalam Wahyuni (2009: 12) motivasi
berasal dari bahasa latin moveers yang berarti menggerakkan, kata motivasi
tersebut kemudian diartikan sebagai usaha menggerakkan. Atkinson dalam
Wahyuni (2009: 12) memberikan pengertian motivasi sebagai istilah yang
mengarah pada kecenderungan untuk menghasilkan satu atau lebih pengaruh.
Perilaku seseorang atau individu tidaklah berdiri sendiri, selalu ada hal yang
mendorong terjadinya perilaku tersebut menuju satu tujuan yang ingin dicapai.
Para ahli sering kali menjelaskan bahwa perilaku seseorang atau individu
dengan tiga pertanyaan yaitu : apa (what), bagaimana (how) dan mengapa (why).
Ketiga pertanyaan tersebut meliputi apa yang ingin dicapai individu atau apa
tujuanya, bagaimana cara individu mencapai tujuanya dan mengapa individu
melakukan kegiatan tersebut. Apa yang ingin dicapai setiap individu mungkin saja
sama, namun bagaimana cara mencapai dan mengapa individu ingin mencapainya
mungkin berbeda. Cara atau kegiatan yang dilakukan setiap individu mungkin
sama namun bisa saja tujuan dan faktor-faktor pendorongnya berbeda. Demikian
pula faktor-faktor yang mendorong perbuatan individu mungkin sama namun
cara pencapaian dan tujuanya bisa saja berbeda (Sukmadinata, 2009: 60). Adapun
hubungan antara motif dan tujuan tampak seperti gambar berikut ini.
Gambar 1 : Hubungan antara tujuan, kegiatan dan motivasi
sumber : Sukmadinata ( 2009: 61)
Sukmadinata (2009: 61) Kekuatan yang menjadi
pendorong kegiatan individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi
dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu tersebut
melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan in itu Sardiman (2010: 75)
TUJUAN KEGIATAN MOTIF
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
memberikan definisi alah serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu . Meskipun para ahli memiliki definisinya
masing-masing, namun Syamsudin (2007: 37) menjelaskan bahwa esensi motivasi
menuju maksud yang sama bahwa motivasi merupakan :
1) Suatu kekuatan (power) atau tenaga (force ) atau daya (energi )
2) Suatu keadaan yg kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk
bergerak kepada arah dan tujuan tertentu
Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2010: 73) motivasi yaitu
perubahan dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya dan
didahului dengan tanggapan dengan adanya tujuan. Dari pengertian Mc. Donald
tersebut, terdapat tiga elemen penting yaitu :
1 Motivasi mengawali perubahan energy pada diri seseorang, walaupun
motivasi muncul dari dalam diri manusia, penampakanya akan menyangkut
kegiatan fisik manusia.
2 Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau seseorang, dalam
hal ini motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan dan emosi yang dapat
menentukan tingkah laku manusia.
3 Motivasi dirangsang karena adanya tujuan. Jadi dalam hal ini motivasi
merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Motivasi memang muncul dari
dalam diri seseorang, namun kemunculanya didorong olehunsur lain, dalam
hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut masalah kebutuhan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan pengertian
motivasi adalah sebuah kondisi yang mengarahkan dan menjaga perilaku
seseorang menuju pada pencapaian tujuan tertentu.
b. Jenis motivasi
Menurut Hamzah B. Uno (2009: 4) dari sudut sumber yang
menimbulkanya, motif dibedakan menjadi dua macam yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1. Intrinsik yaitu: Motivasi yang berasal dari dalam individu dan tidak
memerlukan rangsangan dari luar karena dalam diri individu tersebut sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh: anak yang gemar
membaca buku, tanpa disuruh ia akan membaca buku. Jika dilihat dari tujuan
yang dilakukan (misalnya belajar), maka yang disebut sebagai motivasi
intrinsik ini adalah keinginan mencapai tujuan yang terkandung dalam
perbuatan belajar. Contohnya : anak yang melakukan belajar karena benar-
benar ingin mendapat pengetahuan.
2. Ekstrinsik yaitu: motivasi yang timbul atau aktif karena adanya rangsangan
dari luar. Sebagai contoh: seorang anak yang belajar karena ia sadar besok
menghadapi ujian dengan harapan mendapat nilai yang baik. Sehingga tujuan
belajar bukan untuk mendapatkan pengetahuan atau ilmu.
Sardiman (2010: 86) menjelaskan mengenai pembagian motivasi
berdasarkan dasar pembentukanya :
1. Motivasi bawaan sebagai motivasi yang ada tanpa dipelajari karena
merupakan bawaan sejak lahir. Misalnya dorongan untuk makan, minum,
beristirahat serta dorongan seksual dll. Motivasi seperti sering kali disebut
dengan motivasi yang diisyaratkan secara biologis.
2. Motivasi yang dipelajari merupakan motivasi yang timbul karena dipelajari
contohnya dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan
untuk mengajar sesuatu didalam masyarakat. Motivasi seperti sering kali
disebut dengan motivasi yang diisyaratkan secara sosial karena manusia
hidup dalam lingkungan sosial. Dalam hal ini Fradsen mengistilahkan dengan
affiliative needs, sebab melalui kemampuan berhubungan, kerjasama di
masyarakat dapat tercapai kepuasan diri.
Disamping itu Fradsen dalam Sardiman (2010: 87) masih menambahkan
motif-motif sebagai berikut:
a. Cognitive motives
Motif ini menunjukkan pada gejala intrinsik, yakni menyangkut
kepuasan individual yang berada di dalam diri manusia dan biasanya
berwujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti ini sangat
primer di sekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan
intelektual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b. Self-expression
Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting
kebutuhan individu itu tidak hanya sekedar tahu mengapa dan
bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu
kejadian. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk
aktualisasi diri.
c. Self-enchancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan
meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri
ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar
dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk
mencapai suatu prestasi.
c. Fungsi motivasi
Sardiman (2010: 85) menyatakan bahwa terdapat tiga fungsi motivasi
antara lain :
1. mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuanya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagis tujuan
tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan
harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak
akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca
komik karena tidak serasi dengan tujuan.
Menurut Fudyartanto dalam Wahyuni (2009: 14) secara umum motivasi
memiliki beberapa fungsi antara lain :
1) Motivasi mengarahkan dan mengatur tingkah laku manusia. Motivasi ini
sering diasosiasikan sebagai pembimbing, pengarah yang berorientasi pada
tujuan sehingga perbuatan yang dilakukan karena adanya motivasi akan
bergerak pada suatu arah yang spesifik.
2) Motivasi sebagai penyeleksi tingkah laku. Dengan adanya motivasi maka
individu akan menyeleksi tingkah lakunya agar mencapai tujuan yang telah
ditentukan oleh individu itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3) Motivasi memberikan energy dan menahan tingkah laku. Motivasi sebagai
pendorong dan peningkat tenaga sehingga terjadilah perbuatan yang tampak
pada diri individu. Energy psikis yang ada pada diri individu tergantung pada
besar kecilnya motivasi yang ia miliki. Jika motivasinya besar, maka energy
yang ia milikipun besar, begitupula sebaliknya.
Hamalik (2010: 161) memberikan penjelasan mengenai fungsi motivasi
antara lain :
1) Mendorong bagi timbulnya suatu perbuatan, tanpa motivasi maka tidak akan
timbul suatu perbuatan.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, yaitu mengarahkan perbuatan untuk
mencapai tujuan tertentu.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, ibarat mesin dalam mobil sehingga
besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.
d. Kebutuhan dan teori tentang motivasi
Motivasi akan selalu berkaitan dengan kebutuhan, hal ini karena
seseorang akan terdorong melakukan sesuatu jika ia merasakan adanya kebutuhan.
Kebutuhan ini timbul karena adanya ketidak seimbangan, ketidak serasian atau
adanya ketegangan yang menuntut suatu kepuasan. Jika pemuasanya sudah
terpenuhi atau sudah seimbang, maka tercapailah kebutuhan tersebut, namun jika
keadaan tidak seimbang atau adanya rasa tidak puas, maka diperlukan motivasi
yang tepat.
Hamalik (2010: 159) menjelaskan adanya keterkaitan yang erat antara
kebutuhan, motivasi dan perbuatan. Setiap perbuatan senantiasa tercipta berkat
adanya motivasi. Motivasi sendiri timbul karena adanya kebutuhan tertentu
sehingga perbuatan tadi terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Apabila tujuan
telah tercapai, maka seseorang akan merasa puas.
Kebutuhan yang telah terpenuhi atau terpuaskan, maka aktivitasnya akan
berkurang dan sesuai dengan dinamika kebutuhan manusia sehingga akan timbul
tuntutan kebutuhan yang baru. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan manusia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
bersifat dinamis atau berubah-ubah sesuai dengan sifat kehidupan manusia itu
sendiri.
Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh Nasution dalam Sardiman
(2010: 78-80) menjelaskan manusia hidup dengan berbagai kebutuhan antara
lain:
1) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas
Aktivitas yang dilakukan seorang anak mengandung kegembiraan baginya,
sesuai dengan konsep ini, jika orang tua memaksa anak untuk tinggal diam di
rumah maka akan bertentangan dengan hakikat anak. Jika dihubungkan dengan
suatu kegiatan belajar, maka belajar akan berhasil jika dilakukan dengan rasa
gembira (tanpa paksaan).
2) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
Harga diri seseorang dapat dinilai dari berhasil tidaknya ia memberikan
kebahagiaan pada orang lain, sehingga banyak orang yang dalam kehidupanya
memiliki motivasi untuk membuat bahagia orang lain. Hal ini akan
menciptakan kepuasan tersendiri jika ia mampu membahagiakan orang lain.
Misalnya saja seorang anak belajar akuntansi dengan tekun untuk
membahagiakan orang tuanya atau untuk memenuhi harapan orang tuanya
yang menginginkan anaknya menjadi seorang akuntan.
3) Kebutuhan untuk mencapai hasil
Pekerjaan atau kegiatan belajar akan berhasil dengan baik jika disertai dengan
pujian, hal ini akan mendorong kegiatan belajar akan berhasil dengan baik.
Begitu juga sebaliknya jika hasil pekerjaan atau hasil belajar seseorang tidak
dihiraukan orang lain maka hasilnya tidak akan baik. Seorang anak harus diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan sesuatu dengan optimal sehingaa
ada
4) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan sangat bergantung pada keadaan
dan sikap lingkungan, sehubungan dengan hal ini peran motivasi sangat
penting dalam upaya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang kondusif bagi
mereka dalam mengatasi hambatan dan memperoleh keunggulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Teori tentang motivasi awalnya lahir dan berkembang dari kalangan para
psikolog. Para ahli ilmu jiwa menjelaskan bahwa dalam motivasi terdapat suatu
hierarki atau tingkatan dalam motivasi, salah satunya adalah hierarki kebutuhan
Maslow, hierarki ini didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu seseorang telah
memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, maka ia akan begeser untuk
memenuhi tingkat yang lebih tinggi.
Hierarki kebutuhan menurut Maslow dalam Hamzah B. Uno (2009:41)
menggambarkan adnya lima tingkat kebutuhan seperti gambar berikut:
Gambar 3 : Hierarki kebutuhan Maslow
1. Kebutuhan fisiologis
Merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk tetap dapat hidup, misalnya
makan, minum, bernafas, istirahat dll.
2. Rasa aman
Ketika kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, maka perhatian dapat diarahkan
pada kebutuhan akan keselamatan. Kebutuhan akan keselamatan didalamnya
meliputi aman dari setiap jenis ancaman fisik, kehilangan serta merasa
terjamin.
3. Cinta kasih
Ketika seseorang telah memenuhi kebutuhan fisiologis dan rasa aman, maka
kebutuhan berikutnya adalah hubungan antar manusia. Dalam hal ini manusia
membutuhkan cinta kasih melalui hubungan antar pribadi yang mendalam
dan juga menjadi bagian dari kelompok sosial mengingat manusia adalah
makhluk sosial.
Aktualisasi diri
Penghargaan
Rasa aman
Cinta kasih
Kebutuhan fisiologis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
4. Penghargaan
Manusia memerlukan penghargaan dan pengakuan dari orang lain, dalam
kaitanya dengan pekerjaan, hal ini berarti seseorang memiliki pekerjaan yang
dapat diakui manfaatnya oleh orang lain, ini akan menciptakan harga diri dan
kehormatan di dunia luar.
5. Aktualisasi diri
Kebutuhan akan aktualisasi diri ditempatkan paling atas dalam hierarki
kebutuhan Maslow dan berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika
semua kebutuhan lain telah mampu dipenuhi oleh seseorang, maka ia ingin
mencapai potensinya secara penuh.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Elliot dalam Wahyuni (2009: 40) Motivasi dan belajar
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi dan keduanya sama pentingnya
bagi performansi siswa. Belajar akan menjadikan siswa menguasai pengetahuan
dan ketrampilan-ketrampilan yang baru, sedangkan motivasi memberikan
dorongan serta arah terhadap apa yang akan dipelajari siswa. Selain itu motivasi
juga mempengaruhi apa, kapan dan bagaimana siswa belajar.
Menurut Sardiman (2010: 73) dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Hamzah B. Uno (2009: 23) menjelaskan hakikat motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa unsur yang mendukung.
Pendapat lain mengenai pengertian motivasi belajar diungkapkan oleh Wahyuni
(2009: 38) sebagai
bermakna dan berharga sehingga mereka merasakan keuntungan dari aktifitas
belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
motivasi belajar merupakan daya penggerak yang berasal dari dalam maupun luar
diri seseorang untuk melakukan aktifitas belajar guna mencapai tujuan belajar.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Mengacu pada kesepakatan para ahli psikologi pendidikan secara umum,
Fisher dalam Wahyuni (2009: 5-6) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa dikategorikan dalam tiga sumber utama
motivasi dalam belajar, yaitu:
a. kepuasan intrinsik
Merupakan kepuasan yang akan dirasakan oleh seseorang ketika ia melakukan
kegiatan belajar. Hal ini dapat diketahui dari keinginan untuk mempelajari hal
yang baru. Seseorang yang memiliki kepuasan intrinsik akan selalu
membutuhkan pengetahuan baru melalui proses belajar. Perasaan butuh inilah
yang pada akhirnya menjadi motivasinya dalam belajar.
b. Penghargaan atau hadiah secara ekstrinsik
Pemberian hadiah atau penghargaan terhadap perilaku belajar seseorang telah
terbukti banyak pengaruh terhadap motivasi belajarnya. Hadiah atau
penghargaan yang diberikan bisa beruba pujian secara verbal dan juga hadiah
dalam bentuk nyata, sebagai contoh, guru memberikan hadiah kepada siswa
yang mendapat nilai ujian terbaik atau siswa yang berprestasi, selain itu guru
juga memuji stiap usaha siswa dalam belajar, misalnya menjawab pertanyaan
atau menyelesaikan tugas dengan baik. Hal ini selain untuk memotivasi, juga
untuk meningkatkan harga diri siswa.
c. Keberhasilan menyelesaikan tugas
Keberhasilan menyelesaikan tugas mampu mengubah pandangan seseorang
terhadap apa yang telah dilakukanya. Seseorang tentu akan puas jika mampu
melakukan sesuatu kegiatan atau tugas dengan baik. Bahkan ada pula
seseorang yang mengulang lagi kegiatan atau tugasnya dengan usaha yang
lebih besar lagi sehingga mampu memperoleh hasil yang lebih baik dari
sebelumnya. Perasaan mampu menyelesaikan sesuatu akan membuat seseorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mampu berkomitmen dengan dirinya sendiri untuk apa sesuatu dikerjakan dan
dikembangkanya. Hal semacam ini membuat mereka mempertahankan
motivasi agar tetap ada dalam dirinya.
Selanjutnya Breen dan Littlejhon dalam Wahyuni (2009: 8)
menggambarkan keterkaitan antara motivasi dan perasaan mampu dalam gambar
berikut :
Motivasi Ability
Gambar 2 : keterkaitan antara motivasi dan perasaan mampu
Dari gambar tersebut tampak adanya panah yang saling menghubungkan
antara motivasi dan kemampuan (Ability). Jika seseorang mampu melakukan
sesuatu, maka ia akan termotivasi untuk melakukan sesuatu, demikian pula jika
seseorang memiliki motivasi, maka ia akan memunculkan perasaan mampu dalam
dirinya untuk melakukan sesuatu.
Hamzah B. Uno (2009: 23) menjelaskan bahwa motivasi dapat timbul
karena:
1. Faktor intrinsik yang berupa :
a) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil
Sukses atau keberhasilan itu dimulai dari dalam diri individu sendiri,.
Sukses biasanya bermula dari getaran batin, kemudian berubah menjadi
keinginan dan membesar menjadi hasrat. Jadi, langkah kedua menuju sukses
adalah membangkitkan hasrat diri untuk meraih sukses.
b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Siswa yang merasa membutuhkan ilmu atau pengetahuan, ia akan dengan
sadar dan senang hati belajar, tanpa harus dipaksa atau dipengaruhi dari luar
dirinya. Sebagai contoh : anak yang suka dengan pelajaran akuntansi, ia
akan belajar agar pengetahuan atau ilmunya dalam bidang akuntansi
bertambah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
Harapan dan cita-cita dimasa depan membuat siswa mau belajar karena
mereka menganggap bahwa cita-cita merupakan tujuan mereka sementara
motivasi tidak dapat dipisahkan dengan tujuan. Sehingga adanya cita-cita
akan membangkitkan motivasi belajar siswa.
2. Faktor Ekstrinsik.
a) Adanya Penghargaan dalam belajar
Penghargaan ini tidak selalu berupa hadiah, bisa berupa pujian. Adanya
penghargaan dalam belajar ini akan membuat anak merasa bahwa usahanya
dihargai. Hal ini akan mampu mengdongkrak motivasi belajar mereka.
b) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Kegiatan yang menarik dalam belajar dapat diwujudkan guru melalui
penggunaan metode balajar yang tidak monoton. Memberikan kesempatan
siswa untuk berdiskusi dengan teman mereka, atau belajar tidak selalu harus
didalam kelas. Hal ini dimaksud agar anak tidak merasa bosan dengan
metode ceramah yang biasa dilakukan guru.
c) Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Lingkungan belajar yang kondusif dilakukan dengan cara menciptakan
hubungan baik antara guru dan murid, ruang belajar yang cukup fentilasi
dan tenang, hubungan yang harmonis antara anak dengan orang tua mereka.
Semua pihak baik di sekolah maupun dirumah harus mendukung terciptanya
lingkungan belajar yang kondusif agar motivasi anak dalam belajar menjadi
besar.
Pendapat Hamzah B. Uno tersebut diperkuat oleh Wahyuni (2009: 23)
yang menyebutkan adanya faktor intrinsik dan ekstrinsik yang mempengaruhi
belajar. Faktor intrinsik antara lain ;
1. Kebutuhan
adanya motivasi karena seseorang merasakan adanya kebutuhan akan
pencapaian suatu tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Dorongan
Kebutuhan yang ada pada seseorang akan menimbulkan dorongan untuk
melakukan tindakan atau perbuatan bagi tercapainya tujuan.
3. Minat
Minat akan timbul jika seseorang tertarik pada sesuatu, sehingga ia merasa
bahwa sesuatu yang akan dipelajarinya dirasakan bermakna untuknya.
4. Kepercayaan
Rasa percaya mampu melakukan sesuatu pada diri seseorang akan
menimbulkan motivasi pada dirinya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangakan faktor ekstrinsik antara lain:
1. Tekanan sosial
Terkadang seseorang termotivasi karena tidak ingin kalah dengan yang lain,
disinilah tekanan sosial berperan bagi timbulnya motivasi.
2. Hadiah
Hadiah merupakan salah satu faktor bagi tumbuhnya motivasi dalam diri
seseorang. Misalnya seorang siswa yang dijanjikan oleh gurunya akan
mendapat hadiah jika mampu meraih nilai atau prestasi terbaik, maka ia akan
berusaha belajar dengan tekun agar mendapat nilai terbaik.
3. Hukuman
Hukuman dapat juga membangkitkan motivasi, namun pemberian hukuman
diperbolehkan hanya pada batas-batas tertentu sehingga tidak menyakiti.
Breen dan Littlejhon dalam Wahyuni (2009: 5) menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain : (1) Komunikasi guru
dengan siswa; (2) Latar belakang keluarga; (3) Kelelahan fisik; (4) Peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam hidupnya; (5) Kesehatan; (6) Pengalaman pendidikan
sebelumnya dan (6) Kepribadian.
Menurut Wlodkowski dan Jaynes (2004), motivasi belajar dipengaruhi
beberapa faktor, antara lain :
a) Budaya
Setiap kelompok etnik mempunyai nilai-nilai tersendiri tentang
belajar. Ibu-ibu kebangsaan Jepang lebih menekankan usaha (effort)
daripada kemampuan (ability), dibandingkan dengan ibu-ibu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kebangsaan Amerika yang mengutamakan penampilan sekolah yang
baik. Sistem nilai yang dianut orang tua akan mempengaruhi
keterlibatan orang tua secara mendalam dalam upaya-upaya untuk
menanamkan energi si anak.
b) Keluarga
Faktor keluarga memberikan pengaruh penting terhadap motivasi
belajar seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Bloom
terhadap sejumlah professional muda (28 tahun sampai 35 tahun) yang
berhasil dalam karirnya dalam berbagai lapangan seperti pakar
matematika, neurology, pianis, maupun olah ragawan, menunjukan
ciri-ciri yang sama yaitu adanya keterlibatan orang tua mereka.
Mereka menunjukan adanya keterlibatan langsung orang tua dalam
belajar anak, mereka melihat dorongan orang tua merupakan hal yang
utama di dalam mengarahkan tujuan mereka.
c) Sekolah
Peran guru dalam memotivasi anak juga tidak diragukan. Dibawah ini
beberapa kualitas guru yang efektif dalam memotivasi anak, yaitu:
a. Guru selaku manajer yang baik.
b. Guru mengharapkan siswanya untuk menjadi murid yang sukses.
c. Guru memberikan bahan pelajaran yang sesuai dengan kapasitas
muridnya.
d. Guru memberikan umpan balik bagi muridnya.
e. Guru memberikan tes yang adil.
f. Guru menjelaskan kriteria perilaku penilaiannya.
g. Guru mau merangsang nalar anak.
h. Guru membantu anak untuk menyadari pertumbuhan kompetensi
dan penguasaan murid.
i. Guru mampu bersikap empati.
j. Guru menilai pengetahuan di atas nilai.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dalam penelitian ini dapat diambil
kesimpulan bahwa yang mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain :
1. Hasrat dan keinginan berhasil
2. Dorongan dalam belajar
3. Harapan dan cita-cita masa depan
4. Penghargaan dalam belajar
5. Kegiatan yang menarik dalam belajar
6. Lingkungan belajar yang kondusif
7. Komunikasi guru dengan siswa
8. Dukungan Keluarga
9. Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
10. Kepuasan intrinsik
11. Tekanan sosial
12. Hukuman
13. Latar belakang keluarga
14. Kebutuhan dalam belajar
15. Sikap guru
16. Kepercayaan
c. Ciri-ciri anak yang termotivasi
Sardiman (2001: 81) menjelaskan mengenai ciri-ciri adanya motivasi
dalam diri seseorang antara lain :
a. Tekun menghadapai tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. Untuk
orang dewasa (misalnya masalah pembangunan, agama, ekonomi,
keadilan, peberantasan korupsi, penentangan terhadapa setiap tindakan
criminal, amoran dan sebagainya).
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis,berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Selain itu, mengenai ciri siswa yang termotivasi dalam belajar, Wahyuni
(2009: 3 g termotivasi akan menunjukkan minatnya
untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar, merasakan keberhasilan diri,
mempunyai usaha-usaha untuk sukses, dan memiliki strategi-strategi kognitif
dalam menyelesaikan tugas-
Menurut Printich dan Schunk dalam Wahyuni (2009: 39) ciri-ciri siswa
yang termotivasi dalam belajar yang akan menunjukkan antusiasme terhadap
aktivitas-aktivitas dalam belajar, memberikan perhatian penuh dan melaksanakan
intruksi yang diberikan oleh guru, selalu melakukan evaluasi terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pemahamanya pada materi-materi yang telah diberikan guru kepadanya serta
memiliki komitmen yang tinggi dalam usaha mencapai tujuan belajar.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang
termotivasi dalam belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1 Aktif dalam kegiatan belajar
2 Memperhatikan penjelasan yang diberikan guru
3 Melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri atas pemahaman terhadap materi
tertentu
4 Tidak mudah putus asa dalam belajar dan mencapai tujuan belajar
5 Tekun menghadapi tugas.
d. Peran dan fungsi motivasi belajar
Menurut Hamzah Hamzah B. Uno (2009: 27-29) ada beberapa peranan
pentingnya motivasi dalam belajar, antara lain :
1. Menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang
anak yang belajar dihadapkan dalam suatu masalah yang memerlukan
pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat hal-hal yang pernah
dilaluinya.
2. Memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitanya dengan
kemaknaan belajar. Anak akan tertarik belajar sesuatu jika yang
dipelajari itu sedikitnya sudah diketahui atau dinikmati manfaatnya
bagi anak.
3. Menetukan ketekunan belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan
berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu tampak bahwa motivasi
belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya apabila
seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia
tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal
lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh
terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.
Fungsi motivasi belajar menurut Purwanto dalam Kasmilah (2010: 19-
20) antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1) Mendorong manusia untuk berbuat sesuatu
Motivasi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi
dalam hal ini merupakan motor penggerak dalam setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan seseorang
Motivasi menentukan kearah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuanya.
3) Menyeleksi perbuatan
Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan, yang
sesuai guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang
tidak bermafaat bagi tujuan tersebut. Sebagai contoh seorang siswa yang akan
menhadapi ujian tentunya ia akan rajin belajar dan tidak menghabiskan
waktunya untuk bermain atau melakukan pekerjaan lain yang tidak sesuai
dengan tujuan dari ujian tersebut.
Secara garis besar nilai-nilai motivasi dalam belajar dijelaskan oleh
Hamalik (2010: 161) antara lain :
1) Menentukan tingkat berhasil atau tidaknya perbuatan belajar murid sehingga
belajar tanpa adanya motivasi akan sulit untuk berhasil.
2) Proses belajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif dan minat yang ada pada
murid.
3) Pengajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinasi guru untuk
senantiasa mencari cara yang relevan guna membangkitkan dan memelihara
motivasi belajar siswa, sehingga pada akhirnya siswa memiliki self
motivation yang baik.
4) Berhasil tidaknya dalam membangkitkan dan menggunakan motivasi dalam
pengajaran erat hubunganya dengan disiplin kelas.
5) Penggunaan motivasi sangat esensial dalam proses belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
e. Bentuk-bentuk pemberian motivasi belajar di sekolah
Dalam kegiatan pembelajaran, keberadaan motivasi baik intrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan, karena dengan motivasi lah peserta didik
mampu mendapatkan hasil belajar yang optimal melalui pengembangan aktifitas
dan inisiatif dalam belajar sehingga dapat mengarahkan dan memelihara
ketekunan mereka dalam melakukan kegiatan belajar.
Menurut sardiman (2010: 92) ada beberapa cara untuk menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain :
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Angka-
angka yang baik dapat menjadi motivasi yang kuat. Tetapi ada pula siswa yang
belajar hanya sekedar untuk bisa naik kelas, hal ini menunjukkan bahwa
motivasi yang dimiliki oleh siswa tersebut kurang berbobot jika dibandingkan
dengan siswa yang menginginkan angka yang baik. Namun disisi lain guru
harus menyadari bahwa angka atau nilai bukanlah merupakan hasil belajar yang
sejati, hasil belajar yang bermakna, karena hasil belajar seperti itu lebih
menyentuh aspek kognitif. Bisa saja nilai itu bertentengan dengan efektif anak
didik. Untuk itu guru perlu memberikan angka yang menyentuh aspek efektif
dan keterampilan yang diperlihatkan anak didik dalam pergaulan atau
kehidupan sehari-hari. Penilaian harus juga diarahkan kepada aspek
kepribadian anak didik dengan cara mengamati kehidupan anak didik di
sekolah, tidak hanya semata-mata berpedoman pada hasil ulangan di kelas, baik
dalam bentuk formatif atau sumatif.
2. Hadiah
Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah
dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi, rangking satu, dua tau tiga
dari anak didik lainnya. Dalam pendidikan modern, dapat diambil contoh anak
didik yang berprestasi tinggi memperoleh predikat sebagai anak didik teladan
mendapat beasiswa Sebagai penghargaan atas prestasi mereka dalam belajar.
Beasiswa ini merupakan alat pemacu motivasi agar mereka dapat
mempertahankan dan meningkatkan motivasi belajar mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3. Saingan atau kompetisi
Persaiangan dalam dunia pendidikan, baik persaingan secara individu maupun
kelompok dapat memacu motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar mereka.
Persaingan ini mampu menimbulkan situasi lebih bergairah dalam belajar.
4. Ego-involvement
Salah satu cara memotivasi anak didik ialah dengan menumbuhkan kesadaran
kepada mereka agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
suatu tantangan sehingga mereka akan bekerja keras dengan mempertahankan
harga diri. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai
prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan
baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri.
5. Memberi Ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai motivasi, anak didik biasanya mempersiapkan
diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Oleh karena itu,
ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar
lebih giat belajar. Namun demikian, ulangan tidak selamanya dapat digunakan
sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan tak
terprogram, hanya akan membosankan anak didik karena bersifat rutinitas.
Oleh karena itu, ulangan akan menjadi alat motivasi bila dilakukan secara
akurat dengan teknik dan setrategi yang sestematis dan terencana.
6. Mengetahui hasil
Mengatahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Bagi anak didik
yang menyadari betapa besarnya sebuah nilai prestasi belajar akan
meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan prestasi belajar yang
melebihi prestasi belajar diketahui sebelumnya. Prestasi belajar yang rendah
menjadikan anak didik giat belajar untuk memperbaikinya. Sikap seperti itu
bisa terjadi bila anak didik merasa rugi mendapat prestasi belajar yang tidak
sesuai dengan harapan.
7. Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat
motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji
keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan sekolah. Pujian
diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan sama
sekali dengan hasil kerjaan anak didik. Pujian yang tepat akan dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar
anak didik serta membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan
dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.
Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan
edukatif, bukan karena dendam. Pedekatan edukatif dimaksud di sini sebagai
hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap perbuatan anak
didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu anak
didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran. Minimal mengurangi
frekuensi pelanggaran. Akan lebih baik bila anak didik berhenti melakukannya
dihari mendatang.
9. Hasrat untuk Belajar
Adanya hasrat untuk belajar berarti menunjukkan adanya kesengajaan atau
maksud untuk belajar. Dengan adanya hasrat untuk belajar, berarti dalam diri
anak didik terdapat motivasi untuk belajar sehingga barang tentu hasilnya akan
baik.
10. Minat
Minat merupakan kecendrungan yang menetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukkan anak didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya, tetapi
dapat juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan.
Anak didik yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminat itu dan sama sekali
tidak menghiraukan sesuatu yang lain. Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dapat mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan
minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan
cenderung mendukung aktivitas belajar berikutnya. Minat besar pengaruhnya
terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata
pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya
tarik baginya. Anak didik mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya.
Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan
kegairahan belajar anak didik dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itu,
guru perlu membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang diberikan
mudah anak didik pahami.
11. Tujuan yang diakui
Dengan memahami tujuan yang harus dicapai anak didik, ia akan termotivasi
sehingga bergairah untuk terus belajar. Hal ini tentu rumusan tujuan tersebut
harus diterima baik oleh anak didik.
Gage dan Berliner dalam Slameto (2010: 176-179) menjelaskan sejumlah
cara meningkatkan motivasi siswa antara lain :
1
guru setelah siswa melakukan sesuatu dalam kegiatan belajar merupakan
pembangkit motivasi siswa.
2 Menggunakan tes dalam nilai secara bijaksana, yaitu memberikan informasi
kepada siswa serta menilai penguasaan dan kemajuan siswa. Bukan untuk
menghukum dan membanding-bandingkan dengan siswa lain.
3 Membangkitkan rasa ingin tau siswa dengan melontarkan pertanyaan yang
merangsang siswa untuk bekerja atau mengeksplorasi diri untuk menjawab
pertanyaan.
4 Untuk tetap mendapat perhatian, sekali-kali guru dapat melakukan hal yang
tidak biasa, misalnya meminta siswa menyusun soal test, menceritakan
problem guru dan belajar dll.
5 Merangsang hasrat siswa dengan cara memberikan pada siswa sedikit contoh
hadiah yang akan mereka terima jika mereka berusaha untuk belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
6 Agar siswa lebih mudah memahami bahan pengajaran, guru menggunakan
materi-materi yang sudah dikenal siswa sebagai contoh.
7 Terapkan konsep-konsep yang unik dan luar biasa agar siswa lebih terlibat.
8 Minta pada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari
sebelumnya. Hal ini berguna untuk menguatkan belajar yang telah lalu dan
sekaligus menanamkan suatu pengharapan pada diri siswa bahwa apa yang
mereka pelajari sekarang juga berhubungan dengan pelajaran yang akan
datang.
9 Menggunakan simulasi dan permainan, hal ini dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa serta menyajikan gambaran yang jelas mengenai situasi
kehidupan sebenarnya dan melibatkan siswa secara langsung dalam proses
belajar.
10 Melibatkan pemimpin siswa dalam aktivitas yang berguna agar ditiru oleh
siswa lainya.
11 Memperkecil konsekwensi yang tidak menyenangkan dari keterlibatan siswa.
12 Pengajar harus memahami dan mengawasi suasana sosial di lingkungan
sekolah, karena sangat berpegaruh pada diri siswa.
13 Guru perlu memahami hubungan kekuasaan antara siswa dengan dirinya,
seseorang akan dapat mempengaruhi motivasi orang lain jika ia memiliki
kekuasaan sosial. ( French & Raven, 1959 )
B. Penelitian yang relevan
Ada beberapa hasil penelitian yang relevan atau sesuai dengan masalah yang
akian penulis teliti. Hasil Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain :
1. Lucas, et. al ( 2010 ) dalam penelitianya yang berjudul A study on the intrinsik
motivation factor in second language learning among selected freshmen
student menyimpulkan tiga faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik
pelajar tingkat awal dalam mempelajari bahasa asing, yaitu (1) Accomplishment
atau keinginan untuk berhasil dan mencapai tujuan; (2) knowledge atau
melakukan kegiatan dengan kesenangan yang untuk perkembangan pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dan ide-ide baru; (3) Stimulation atau perasaan dalam melaksanakan tugas
dengan menyenangkan. Dari ketiga faktor tersebut ternyata terdapat dua faktor
yang lebih dominan yaitu accomplishment dan knowledge.
2. Menurut Walker (2010) dalam penelitianya yang berjudul
personal, contextual and situational faktors on the facilitation of intrinsik
motivation : the casa of Chinese/Ca Hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa motivasi intrinsik dibentuk oleh minimal dua faktor yaitu :
yang pertama adalah (1)Autonomy atau munculnya sifat Autonomy ketika
seseorang dalam kondisi terdesak sehinga muncul ide-ide baru. Faktor yang
kedua adalah (2)Competence atau kemampuan dasar seseorang untuk
berkembang.
3. Pujadi ( 2007 ) dalam penelitianya yang berjudul -faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa : studi kasus pada Fakultas
menyimpulkan terdapat empat faktor-
faktor yang diduga mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa yaitu (1) Faktor
intrinsik atau yang berasal dari dalam diri mahasiswa; (2) Kualitas dosen; (3)
Bobot materi dan (4) Metode perkuliahan yang terbukti ke empat faktor tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa. Sedangkan
dua faktor lain yaitu suasana ruang kuliah dan fasilias perpustakaan ternyata tidak
signifikan.
Hasil dari ketiga penelitian diatas mendukung dalam tercapainya tujuan dari
penelitian ini yaitu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran akuntansi. Beberapa faktor yang penulis ajukan sesuai
dengan hasil penelitian diatas, antara lain Accomplishment sama dengan factor
kebutuhan dalam belajar, Stimulation sama dengan faktor keberhasilan dalam
menyelesaikan tugas, Autonomy sama dengan faktor tekanan sosial, dan yang
terakhir adalah faktor intrinsik yang sesuai dengan faktor kepuasan intrinsik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
C. Kerangka Berpikir
Menurut Uma dalam Sugiono (2010: 60) pengertian kerangka berfikir
baik akan dapat menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan
diteliti. Sehingga mampu menjelaskan hubungan antara variabel dependen dan
independen.
Didalam landasan teori telah dijelaskan bahwa motivasi belajar tidak hadir
dengan sendirinya namun ada hal yang mempengaruhi timbulnya motivasi. Setiap
ahli memiliki pendapatnya masing-masing, namun pada dasarnya pendapat antara
ahli satu dengan yang lain tidak berbeda jauh. Jika ditarik kesimpulan terdapat enam
belas variabel yang mempengaruhi timbulnya motivasi belajar siswa, antara lain :
Penghargaan dalam belajar, Harapan dan cita-cita masa depan, Dorongan dalam
belajar, Hasrat dan keinginan berhasil, Kegiatan yang menarik dalam belajar,
Lingkungan belajar yang kondusif, Komunikasi guru dengan siswa, Dukungan
Keluarga, Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas, Kepuasan intrinsik, Tekanan
sosial, Hukuman, Latar belakang keluarga, Kebutuhan dalam belajar, Sikap guru dan
Kepercayaan. Faktor-faktor tersebut kemudian direduksi menggunakan analisis
faktor sehingga tercipta faktor baru yang lebih sederhana namun mampu mewakili
keseluruhan faktor tersebut.
Agar lebih mudah dipahami, maka peneliti menggambarkan kerangka
berfikir dalam gambar berikut ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 4. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Menurut Sugiono (2010: 64) Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Hipotesis dikatakan sebagai jawaban sementara karena
jawaban ini diberikan baru berdasarkan Landasan teori dan kerangka berfikir, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang dihasilkan melalui pengumpulan data.
Menurut pendapat Hamzah (2009: 23), Wahyuni (2009:23) dan Fisher dalam
Wahyuni (2009:5-6), maka dalam penelitian ini, hipotesis yang penulis ajukan yaitu :
1. Hasrat dan keinginan
berhasil
2. Dorongan dalam belajar
3. Harapan dan cita-cita
masa depan
4. Penghargaan dalam
belajar
5. Kegiatan yang menarik
dalam belajar
6. Lingkungan belajar yang
kondusif
7. Komunikasi guru dengan
siswa
8. Dukungan Keluarga
9. Keberhasilan dalam
menyelesaikan tugas
10. Kepuasan intrinsik
11. Tekanan sosial
12. Hukuman
13. Latar belakang keluarga
14. Kebutuhan dalam belajar
15. Sikap guru
16. Kepercayaan
Motivasi
belajar
akuntansi
Reduksi Faktor
Baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran Akuntansi di kelas XI SMA Negeri Colomadu Karanganyar Tahun ajaran
2010/2011 antara lain : hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dalam belajar,
harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, kegiatan yang menarik
dalam belajar, lingkungan belajar yang kondusif, komunikasi guru dengan siswa,
dukungan keluarga, keberhasilan dalam menyelesaikan tugas, kepuasan intrinsik,
tekanan sosial, hukuman, latar belakang keluarga, kebutuhan dalam belajar, sikap
guru dan kepercayaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan sumber diperolehnya data yang dibutuhkan
dari masalah yang akan diteliti. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri
Colomadu Kabupaten Karanganyar, yaitu pada siswa kelas XI tahun pelajaran
2010/2011, dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Peneliti pernah melakukan Pengalaman praktek lapangan di sekolah tersebut,
sehingga mengetahui proses pembelajaran yang mengalami banyak kendala salah
satunya mengenai motivasi belajar.
2) Di SMA Negeri Colomadu kabupaten Karanganyar belum pernah dilakukan
penelitian yang bertema faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi
belajar siswa, sehingga diharapkan akan memberi masukan yang bermanfaat bagi
kemajuan proses belajar mengajar dan perkembangan sekolah.
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Desember 2010
sampai dengan bulan April 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan
sampai tahap penyelesaian dengan penyusunan laporan penelitian :
a. Tahap Persiapan
Meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, permohonan perijinan,
penyusunan instrument, dan pelaksanaan try out.
b. Tahap Pelaksanaan
Meliputi seluruh kegiatan yang berlangsung di tempat penelitian, yaitu
pengumpulan data dan penggolongan data.
c. Tahap Penyelesaian
Meliputi penyusunan dan penggandaan laporan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 1. Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi
Tahap
Waktu
Des
2010
Jan
2011
Febr
2011
Mar
2011
April
2011
a. Persiapan Penelitian
1 Pengajuan Judul
2 Penyusunan proposal
3 Perijinan
4 Menyusunan Instrument
5 Melaksanakan Try Out
b. Pelaksanaan Penelitian
1 Mengumpulkan Data
2 Menyusun Data
3 Mengolah Data
c. Penyusunan Laporan
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah tata cara bagaimana penelitian dilakukan. Peneliti
dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif untuk
mendiskripsikan masing-masing variabel agar lebih mudah dalam memahaminya,
maksudnya adalah data yang diperoleh dikuantitatifkan untuk mempermudah dalam
menggambarkan keadaan suatu subjek atau peristiwa yang bersifat sebagai data
kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,
perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72).
Penggunakan metode deskriptif kuantitatif ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa metode deskriptif kuantitatif mampu menggambarkan keadaan
objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya dan menggunakan data statistik untuk menjawab pertanyaan
penelitian dengan menggunakan analisis faktor, dalam hal ini adalah Exploratory
Factor Analysis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari obyek penelitian (Suharsimi
Arikunto, 2006;130). Sementara menurut Sugiyono (2010:80) populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan lalu ditarik
kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas XI IPS di SMA
N Colomadu yang terbagi menjadi empat kelas dengan jumlah total 160 murid.
2. Sampel
Jumlah populasi yang besar tidak memungkinkan peneliti untuk meneliti
keseluruhan dari populasi tersebut karena keterbatasan dana, tenaga serta waktu
penelitian, karena itulah diperlukan sampel. Menurut Sugiono (2010: 81) sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakterisktik yang dimiliki oleh populasi. Sampel
merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006 : 130).
Sampel yang di gunakan sejumlah 25% dari jumlah populasi sebesar 160 anak,
sehingga sampel yang diambil sejumlah 40 anak.
3. Teknik Sampling
Menurut Sugiono (2010: 81) Teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik simple
random sampling dimana peneliti mencampur semua subjek dalam populasi dan
memberi Hak yang sama untuk menjadi sampel, sehingga peneliti terlepas dari
perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subyek untuk dijadikan sampel,
cara pengambilan sampel seperti ini dilakukan secara acak karena populasi dalam
penelitian ini dianggap homogen (Arikunto, 2006: 134).
Teknik ini dilakukan dengan cara undian dimana setiap nama dan asal kelas
siswa ditulis pada kertas kecil kemudian kertas digulung. Secara acak diambil 40
gulungan kertas. nama siswa yang tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah
yang menjadi sampel penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
D. Variabel Penelitian
Kerlineger dalam Sugiono (2010: 38 variabel adalah
konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari . Variabel yang ada dalam
penelitian ini antara lain :
a) Variabel bebas (X)
Menurut Sugiono (2010:39) variabel bebas disebut jug variabel independen
yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah : (1) Hasrat dan keinginan berhasil, (2) Dorongan dalam belajar,
(3)Harapan dan cita-cita masa depan, (4) Penghargaan dalam belajar, (5)
Kegiatan yang menarik dalam belajar, (6) Lingkungan belajar yang kondusif, (7)
Komunikasi guru dengan siswa, (8) Dukungan Keluarga, (9) Keberhasilan
dalam menyelesaikan tugas, (10) Kepuasan intrinsik, (11) Tekanan sosial, (12)
Hukuman, (13) Latar belakang keluarga, (14) Kebutuhan dalam belajar, (15)
Sikap guru dan (16) Kepercayaan.
b) Variabel terikat ( Y )
Variabel terikat disebut juga variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel variabel bebas (Sugiono, 2010:
39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah : Motivasi belajar
Akuntansi .
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Angket atau
Kuesioner. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:
pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
Sugiono (2010: 142) mengartikan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Pada penelitian ini angket yang digunakan adalah angket berbentuk tertutup
dimana jawaban sudah disediakan untuk dipilih oleh responden. Langkah-langkah
yang ditempuh peneliti dalam membuat angket adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan
Dalam penelitian ini, angket disusun untuk memperoleh data mengenai Faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi di kelas XI SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar tahun
ajaran 2010/2011.
2) Merumuskan aspek-aspek yang akan diungkap
Untuk memperjelas data yang dibutuhkan dan mendukung hipotesis, maka
diperlukan spesifikasi variabel-variabelnya menjadi item pertanyaan dan pada
akhirnya diajukan kepada responden.
3) Menetapkan skor
Untuk menetapkan bobot penilaian, peneliti menggunakan skala Likert.
Sugiono (2010: 93-94) menjelaskan skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat serta persepsi dari seseorang atau sekelompok orang
Dengan skala Likert, variabel yang akan diukur terlebih dahulu dijabarkan
kedalam indikator, dari indikator inilah kemudian dibuat item-item pertanyaan.
Setiap item dalam skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif menjadi
sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain :
a. Sangat positif
b. Positif
c. Negative
d. Sangat negatif
atau bisa juga dengan lima alternatif jawaban misalnya :
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawabat tersebut dapat diberi
skor misalnya :
a) Sangat setuju/selalu diberi skor 4
b) Setuju/sering diberi skor 3
c) Tidak setuju/Hampir tidak pernah diberi skor 2
d) Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1
Mengenai jumlah alternatif jawaban dalam angket, Arikunto (2006:241)
berpendapat bahwa ada kelemahan jika peneliti menggunakan lima jumlah
alternative jawaban karena dikhawatirkan responden cenderung memilih
alternative jawaban yang ada ditengah misalnya netral, ragu-ragu atau kadang-
kadang. Hal ini disebabkan karena responden akan merasa aman, gampang dan
tidak perlu berfikir, sehingga dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala
Likert dengan empat alternatif jawaban yaitu :
Sangat setuju dengan skor 4
Setuju dengan skor 3
Tidak setuju pernah dengan skor 2
Sangat tidak setuju dengan skor 1
4) Mengadakan Try out atau uji coba
Uji coba terhadap angket dengan maksud untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas angket tersebut sebagai alat pengumpul data. Uji coba angket
dilakukan selain dikelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Tanjunganom Kabupaten
Nganjuk. Tingkat validitas dan reliabilitas dapat diuji dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
a) Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahiHa
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas angket dalam penelitian ini
adalah rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Formula dari rumus
Product Moment ini adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
rxy =koefisien korelasi
N = banyaknya subjek
X = nilai tiap butir item
Y = nilai keseluruhan butir item
Perhitungan rxy yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel
dengan taraf signifikansi 5%. Apabila rxy > rtabel berarti item angket valid dan
dapat diterima, sebaliknya jika rxy < rtabel maka item angket tidak valid dan
perlu diperbaiki.
b) Uji Reliabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:
pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan
yang digunakan untuk menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini adalah
rumus Alpha. Formula untuk rumus Alpha seperti yang dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto (2006: 197) adalah sebagai berikut :
2
1
2
11 11
b
k
kr
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b2 = jumlah varians butir
12 = varians total
Kriteria pengujian adalah jika Harga r11 > rtabel berarti angket tersebut
reliabel atau dapat dipercaya, dan sebaliknya jika Harga r11 < rtabel berarti
angket tersebut tidak reliabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih
dahulu dilakukan try out kepada 26 responden. Try out ini dimaksudkan untuk
mengetahui adanya item-item yang tidak memenuhi validitas dan reliabilitas.
Hasil dari uji validitas angket tentang motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran akuntansi dengan 48 butir pernyataan, semuanya valid
(lampiran 1) karena tidak ada butir pertanyaan yang nilainya di bawah rtabel
(0,388). Hasil perhitungan reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha sebesar
0,954 (lampiran 2). Karena harga reliabilitas lebih besar dari rtabel (0,388),
maka hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa angket sudah reliabel
untuk dijadikan alat penelitian. Menurut Sekaran dalam Duwi Priyatno (2008:
26) nilai reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,8 dapat
diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Sesuai dengan pendapat tersebut maka
reliabilitas angket dalam penelitian ini dapat dikatakan baik.
Dari hasil uji valiiditas dan reliabilitas di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa angket sudah layak digunakan sebagai alat pengumpul data
penelitian.
5) Penyebaran angket
Setelah angket teruji validitas dan reliabilitasnnya, maka angket tersebut bisa
disebar kepada responden. Kemudian dihimpun kembali untuk kemudian
dianalisis.
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data menggunakan Analisis Faktor.
Menurut Santoso (2002: 93) analisis faktor adalah teknik yang digunakan untuk
menemukan hubungan antara sejumlah variabel yang saling independen antara satu
dengan yang lain sehingga dapat dibuat satu atau beberapa variabel yang lebih
sedikit jumlahnya dari jumlah variabel awal. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya analisis faktor bertujuan untuk mereduksi
variabel menjadi faktor yang lebih sedikit jumlahnya. Riduwan dkk (2011: 143)
memberikan pengertian analisis faktor sebagai analisis yang berguna untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
mengetahui faktor mana yang lebih unggul atau dominan dari beberapa variabel yang
akan dipilih.
Menurut Santoso (2002: 95) proses dalam analisis faktor antara lain sebagai
berikut :
1) Menentukan variabel mana saja yang layak untuk dianalisis lebih lanjut, hal ini
dikarenakan tidak semua variabel layak untuk dianalisis lebih lanjut sehingga
harus disaring dulu. Penyaringan ini dilakukan dengan cara melihat KMO dan
Bartlett test. Uji ini dilakukan untuk mengukur tingkat kesalahan antara variabel
yang dijelaskan oleh korelasi antar variabel. Secara umum dapat dikatakan jika
nilai KMO tinggi (mendekati 1) maka mengindikasikan kalau analisis faktor dapat
digunakan untuk data dalam penelitian, namun jika nilainya < 0,5 maka hasil dari
analisis faktor tidak akan dapat digunakan.
2) Proses analisis dilanjutkan dengan menguji nilai MSA (measure of sampling
adequacy) yaitu pedoman untuk mengukur apakah suatu variabel memenuhi
syarat atau tidak sebagai syarat analisis faktor. Nilai MSA setiap variabel yang
diuji dapat dilihat pada tabel anti image matrix a
(arah diagonal
dari kanan atas ke kiri bawah). Angka MSA berkisar antara 0 sampai 1 dengan
kriteria:
a) MSA = 1, berarti variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh
variabel lain.
b) MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.
c) MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut
atau dikeluarkan.
Jika ada lebih dari satu variabel yang memiliki nilai MSA dibawah 0,5, maka
yang dikeluarkan adalah variabel dengan MSA terendah, kemudian pengujian
diulang lagi hingga tidak ada variabel dengan MSA dibawah 0,5.
3) Setelah dilakukan penyaringan hingga didapat variabel yang memenuhi syarat
untuk dianalisis, selanjutnya dilakukan proses inti dari analisis faktor yaiti
Factoring. Proses ini dimaksudkan untuk mengekstraksi sekumpulan variabel
sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Setelah satu atau lebih faktor terbentuk,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
ada kemungkinan sebuah variabel sulit untuk ditentukan akan ditentukan ke dalam
faktor yang mana, sehingga perlu dilakukan proses rotasi atau rotasion.
4) Langkah selanjutnya adalah pemberian nama atau identitas bagi faktor yang telah
terbentuk. Pemberian nama ini tergantung pada user atau peneliti.
Untuk membantu proses pengolahan data secara cepat dan tepat, maka
pengolahan datanya dilakukan melalui program SPSS ( Statistic Product and Service
Solution).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Sejarah SMA Negeri Colomadu
Deskripsi wilayah penelitian digunakan untuk menggambarkan atau
melukiskan keadaan objek atau subjek pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak sebagaimana adanya. Dalam hal ini adalah menggambarkan atau
melukiskan keadaan tempat penelitian yaitu SMA Negeri Colomadu.
Pada tahun pelajaran pertama 1991/1992 SMA Negeri Colomadu
menempati gedung SMA PGRI Colomadu di Desa Gawanan. Semester pertama
tahun pelajaran 1991/1992 SMA Negeri Colomadu dibawah naungan Kepala
Sekolah SMA Negeri Kebakkramat yaitu Bapak Winarno, BA. Baru kemudian pada
tanggal 23 Mei 1992 berdiri dengan nomor Pendirian Sekolah 0216/01/1992, Nomor
Statistik 301031312030 dan Nomor Induk Sekolah 30011.
Sejak awal berdiri hingga sekarang SMA Negeri Colomadu telah berulang
kali mengalami pergantian kepala sekolah, yaitu sebagai berikut :
1. Bpk Winarno, BA : Tahun 1991 1992
2. Bpk Drs Saraswoto : Tahun 1992 1999
3. Bpk Drs Wagiman, M.Pd : Tahun 1999 2007
4. Bpk Drs. Maryanto, MM : Tahun 2007 2010
5. Bpk Drs Sukarni, M.Hum : Tahun 2010 sampai sekarang
2. Letak SMA Negeri Colomadu
SMA Negeri Colomadu terletak di Desa Baturan, Kecamatan Colomadu,
Kabupaten Karanganyar dan didirikan diatas tanah seluas 8000 m2. Lokasi sekolah
dibatasi oleh
Sebelah utara : Persawahan penduduk
Sebelah selatan : Lapangan Baturan
Sebelah barat : Persawahan penduduk, Balai Desa Baturan dan TK
Sebelah timur : Jalan Desa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3. Visi dan Misi serta Tujuan SMA Negeri Colomadu
a. Visi Sekolah
Unggul dalam ilmu dan perbuatan
Dengan indicator sebagai berikut :
1) Unggul dalam pemberdayaan potensi
2) Unggul dalam budi pekerti luhur
3) Unggul dalam membentuk etos kerja yang profesional
b. Misi Sekolah
Berdasarkan pada visi sekolah, maka misi sekolah adalah sebagai berikut :
1) Memperluas pengetahuan, peningkatan ketrampilan siswa dan menghasilkan
lulusan yang siap melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
2) Mengantarkan peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam menghadapi millennium III
3) Menyediakan wahana bagi pembinaan dan peningkatan ketrampilan serta
pembinaan kegiatan ekstrakurikuler.
c. Tujuan Sekolah
1) Peroleh nilai Ujian Akhir Nasional meningkat.
2) Siswa yang diterima di Perguruan Tinggi meningkat.
3) Unggul dalam disiplin dan unggul dalam aktivitas keagamaan dan sosial.
B. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini, ada 16 faktor yang akan dianalisis. Faktor-faktor
tersebut adalah faktor yang mempengaruhi motivsai belajar belajar akuntansi bagi
siswa SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar. Faktor tersebut terdiri dari
variabel-variabel sebagai berikut: Hasrat dan keinginan, Dorongan dalam belajar,
Harapan dan cita-cita masa depan, Penghargaan dalam belajar, Kegiatan yang
menarik dalam belajar, Lingkungan belajar yang kondusif, Komunikasi guru dengan
siswa, Dukungan keluarga, Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas, Kepuasan
instrinsik, Tekanan sosial, Hukuman, Latar belakang keluarga, Kebutuhan dalam
belajar, Sikap guru, dan Kepercayaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Berdasarkan Hasil perhitungan dapat diketahui deskripsi data statistik
seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Deskripsi Data Variabel Penelitian
Variabel Mean Minimum Maksimum
Hasrat dan keinginan 9,95 7 12
Dorongan dalam belajar 8,8 5 11
Harapan dan cita-cita masa depan 10,15 8 12
Penghargaan dalam belajar 9,5 7 12
Kegiatan yang menarik dalam belajar 9,4 6 12
Lingkungan belajar yang kondusif 10 7 12
Komunikasi guru dengan siswa 9,675 7 12
Dukungan keluarga 9,475 6 12
Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas 9,675 6 12
Kepuasan instrinsik 10,15 7 12
Tekanan social 10,55 8 12
Hukuman 10,125 7 12
Latar belakang keluarga 9,5 7 12
Kebutuhan dalam belajar 9,75 8 12
Sikap guru 9,1 5 11
Kepercayaan 9,9 7 12
C. Pengujian persyaratan Analisis
Tahap awal dalam analisis faktor, peneliti menilai variabel mana saja yang
dianggap layak untuk diikut sertakan dalam analisis selanjutnya. Pengujian ini
dilakukan dengan memasukkan semua variabel yang ada yaitu sebanyak 16 variabel
kedalam matrik korelasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Hasil dari matrik korelasi ditemukan adanya variabel yang harus
dikeluarkan dari model, yaitu variabel 13 (latar belakang keluarga) karena memiliki
skor MSA kurang daro 0,5 yaitu sebesar 0,470 (lampiran 4). Sehingga dilakukan
analisis pengujian ulang tanpa mengikut sertakan variabel 13.
Hasil dari matrik korelasi yang kedua diketahui tidak ada nilai MSA yang
kurang dari 0,5. Matrik korelasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tab
el 3
. M
atri
k K
ore
lasi
An
ti-im
ag
e M
atr
ice
s
,422
,099
,031
-,041
-,187
,042
,039
-,126
-,022
-,031
-,025
-,136
,105
,123
,084
,099
,445
,166
-,139
-,032
-,067
-,059
-,024
,002
-,105
,017
-,058
-,022
-,043
,174
,031
,166
,328
-,008
-,014
-,108
-,090
-,080
,067
-,067
,045
-,060
-,057
-,066
,117
-,041
-,139
-,008
,516
-,047
-,108
,002
,051
,082
,102
-,046
-,024
-,125
-,073
-,098
-,187
-,032
-,014
-,047
,459
-,066
-,077
,105
-,007
-,010
-,015
,054
-,119
-,042
,026
,042
-,067
-,108
-,108
-,066
,234
-,050
-,061
-,079
-,023
-,004
,013
,101
,091
-,019
,039
-,059
-,090
,002
-,077
-,050
,293
,053
,016
,004
-,132
,039
,088
,033
-,017
-,126
-,024
-,080
,051
,105
-,061
,053
,337
-,067
-,012
-,118
,077
-,060
,040
-,071
-,022
,002
,067
,082
-,007
-,079
,016
-,067
,470
,016
-,053
-,137
-,046
-,051
,092
-,031
-,105
-,067
,102
-,010
-,023
,004
-,012
,016
,224
-,035
-,106
-,116
-,074
-,033
-,025
,017
,045
-,046
-,015
-,004
-,132
-,118
-,053
-,035
,242
,031
-,041
-,054
-,060
-,136
-,058
-,060
-,024
,054
,013
,039
,077
-,137
-,106
,031
,270
,044
-,022
-,118
,105
-,022
-,057
-,125
-,119
,101
,088
-,060
-,046
-,116
-,041
,044
,691
,084
,037
,123
-,043
-,066
-,073
-,042
,091
,033
,040
-,051
-,074
-,054
-,022
,084
,511
-,163
,084
,174
,117
-,098
,026
-,019
-,017
-,071
,092
-,033
-,060
-,118
,037
-,163
,473
,634
a,2
29
,082
-,089
-,424
,133
,112
-,334
-,048
-,101
-,079
-,404
,194
,264
,187
,229
,661
a,4
35
-,291
-,071
-,207
-,164
-,061
,005
-,331
,051
-,168
-,040
-,090
,380
,082
,435
,747
a-,
019
-,035
-,389
-,291
-,239
,170
-,249
,159
-,201
-,120
-,162
,296
-,089
-,291
-,019
,748
a-,
098
-,311
,005
,122
,166
,300
-,129
-,063
-,209
-,142
-,198
-,424
-,071
-,035
-,098
,813
a-,
201
-,210
,266
-,016
-,031
-,046
,152
-,212
-,086
,055
,133
-,207
-,389
-,311
-,201
,831
a-,
191
-,219
-,237
-,102
-,016
,053
,250
,262
-,058
,112
-,164
-,291
,005
-,210
-,191
,814
a,1
68
,044
,016
-,496
,137
,195
,086
-,046
-,334
-,061
-,239
,122
,266
-,219
,168
,774
a-,
169
-,043
-,412
,257
-,124
,097
-,177
-,048
,005
,170
,166
-,016
-,237
,044
-,169
,836
a,0
48
-,156
-,385
-,081
-,104
,195
-,101
-,331
-,249
,300
-,031
-,102
,016
-,043
,048
,829
a-,
150
-,431
-,294
-,220
-,101
-,079
,051
,159
-,129
-,046
-,016
-,496
-,412
-,156
-,150
,840
a,1
19
-,100
-,154
-,178
-,404
-,168
-,201
-,063
,152
,053
,137
,257
-,385
-,431
,119
,694
a,1
02
-,058
-,330
,194
-,040
-,120
-,209
-,212
,250
,195
-,124
-,081
-,294
-,100
,102
,603
a,1
42
,064
,264
-,090
-,162
-,142
-,086
,262
,086
,097
-,104
-,220
-,154
-,058
,142
,690
a-,
330
,187
,380
,296
-,198
,055
-,058
-,046
-,177
,195
-,101
-,178
-,330
,064
-,330
,562
a
V1
V2
V3
V4
V5
V6
V7
V8
V9
V10
V11
V12
V14
V15
V16
V1
V2
V3
V4
V5
V6
V7
V8
V9
V10
V11
V12
V14
V15
V16
Anti-im
age
Covariance
Anti-im
age
Corr
ela
tion
V1
V2
V3
V4
V5
V6
V7
V8
V9
V10
V11
V12
V14
V15
V16
Measure
s o
f S
am
pling A
dequacy(M
SA
)a.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Dari matrik korelasi di atas dapat diketahui bahwa variabel 13 sudah dikeluarkan dari
model dan sisanya tidak ada yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5.
1. KMO/ Kaiser-Meyer-Olkin
KMO adalah nilai yang digunakan untuk memutuskan kelayakan analisis
faktor. Nilai KMO yang tinggi mempunyai indikasi bahwa analisis faktor layak
digunakan, sebaliknya bila nilainya di bawah 0,5 maka analisis faktor tidak tepat
untuk dilakukan. Hasil analisis KMO dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. Hasil Uji KMO and Bartlett
KMO and Bartlett's Test
,762
293,093
105
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test of
Sphericity
Berdasarkan Hasil analisis di atas diperoleh nilai KMO sebesar 0,762.
Karena nilai KMO lebih besar dari 0,5 maka disimpulkan bahwa analisis faktor
dengan 15 variabel terpilih sudah layak untuk dilakukan.
2. MSA / Measure of Sampling Adequacy
MSA dapat dilihat pada Anti Image Matrices. Fokusnya adalah nilai-nilai
yang membentuk diagonal yang merupakan nilai MSA. Nilai ini juga mempunyai
pengertian yang sama dengan KMO, tetapi hanya setiap variabel / item saja. Variabel
yang mempunyai MSA kecil (< 0,5) harus dikeluarkan dari analisis.
Dari hasil analisis dengan 16 variabel diketahui ada nilai MSA yang kurang
dari 0,5, yaitu variabel 13 (latar belakang keluarga). Setelah dilakukan analisis ulang
dengan mengeluarkan variabel 13 tersebut didapat 15 variabel memiliki nilai MSA
lebih dari 0,5. Dengan demikian dalam penelitian ini ada 15 variabel yang telah
memenuhi syarat MSA dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
D. Pengujian Hipotesis
1. Penentuan Jumlah Faktor
Untuk menentukan jumlah faktor yang dapat mewakili data dapat dilihat
dari eigenvalue yang lebih besar dari 1. Berdasarkan hasil yang diperoleh, eigenvalue
yang memiliki nilai lebih dari 1 ada 4. Hal ini dapat dilihat pada output di bawah ini:
Tabel 5. Tabel Penentuan Jumlah Faktor
Total Variance Explained
5,785 38,567 38,567 5,785 38,567 38,567 3,744 24,960 24,960
1,842 12,277 50,844 1,842 12,277 50,844 2,693 17,954 42,914
1,529 10,191 61,035 1,529 10,191 61,035 1,968 13,117 56,032
1,147 7,648 68,683 1,147 7,648 68,683 1,898 12,651 68,683
,931 6,209 74,892
,764 5,090 79,982
,709 4,729 84,712
,542 3,610 88,322
,448 2,986 91,308
,391 2,608 93,916
,296 1,976 95,892
,179 1,194 97,085
,163 1,090 98,175
,140 ,932 99,107
,134 ,893 100,000
Component
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Total
% of
Variance
Cumulat
ive % Total
% of
Variance
Cumulat
ive % Total
% of
Variance
Cumulat
ive %
Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared
Loadings
Rotation Sums of Squared
Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Dari hasil analisis dapat dilihat harga eigenvalue yang memiliki harga lebih dari 1
adalah komponen 1 4. Hal ini berarti bahwa faktor yang terbentuk sebanyak 4
faktor dengan cummulative varians-nya lebih dari 60% (68,683).
Secara grafis, maka hasil di atas dapat dilihat pada Scree plot di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
151413121110987654321
Component Number
6
5
4
3
2
1
0
Eig
enva
lue
Scree Plot
Gambar 4. Scree Plot untuk Penentuan Jumlah Faktor
Setelah diketahui hasil pengelompokan faktor ada 4, kemudian dilakukan
peletakan variabel dalam faktor-faktor yang terkait. Hasil analisis untuk meletakkan
variabel ke dalam faktor-faktor yang terbentuk dapat dilihat pada output di bawah
ini:
Tabel 6. Peletakan Variabel ke dalam Faktor yang Terbentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Rotated Component Matrixa
,213 ,774 -,177 -,033
,216 ,080 ,079 ,812
,676 ,354 ,049 ,077
,497 -,197 ,230 ,515
,559 ,188 -,155 ,460
,820 ,214 ,013 ,283
,855 -,052 ,075 ,217
,663 ,476 ,084 -,108
,247 ,708 ,112 ,197
,320 ,642 ,379 ,384
,772 ,249 ,304 ,144
-,022 ,756 ,421 ,244
,067 ,228 -,004 ,523
,033 ,082 ,829 ,224
,168 ,088 ,852 -,160
V1
V2
V3
V4
V5
V6
V7
V8
V9
V10
V11
V12
V14
V15
V16
1 2 3 4
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Rotation converged in 7 iterations.a.
Dari tabel Rotated Component Matric di atas, dapat menunjukkan distribusi
variabel yang jelas dan nyata, distribusi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Variabel 1 termasuk kedalam faktor 2 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 2 yaitu sebesar 0,774
b. Variabel 2 termasuk kedalam faktor 4 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 4 yaitu sebesar 0,812.
c. Variabel 3 termasuk kedalam faktor 1 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 1 yaitu sebesar 0,676.
d. Variabel 4 termasuk kedalam faktor 4 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 4 yaitu sebesar 0,515.
e. Variabel 5 termasuk kedalam faktor 1 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 1 yaitu sebesar 0,559.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
f. Variabel 6 termasuk kedalam faktor 1 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 1 yaitu sebesar 0,820.
g. Variabel 7 termasuk kedalam faktor 1 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 1 yaitu sebesar 0,855.
h. Variabel 8 termasuk kedalam faktor 1 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 1 yaitu sebesar 0,663.
i. Variabel 9 termasuk kedalam faktor 2 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 4 yaitu sebesar 0,708.
j. Variabel 10 termasuk kedalam faktor 2 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 2 yaitu sebesar 0,642.
k. Variabel 11 termasuk kedalam faktor 1 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 1 yaitu sebesar 0,772.
l. Variabel 12 termasuk kedalam faktor 2 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 2 yaitu sebesar 0,756.
m. Variabel 14 termasuk kedalam faktor 4 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 4 yaitu sebesar 0,523.
n. Variabel 15 termasuk kedalam faktor 3 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 3 yaitu sebesar 0,829.
o. Variabel 16 termasuk kedalam faktor 3 karena faktor loading terbesar
terletak pada faktor 3 yaitu sebesar 0,852.
Distribusi faktor tersebut dapat digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 7 : Faktor yang Dihasilkan Setelah Pengolahan Analisis Faktor
Faktor Variabel Loading % of variance Cummulatif %
1 Var 3
Var 5
Var 6
Var 7
Var 8
Var 11
0,676
0,559
0,820
0,855
0,663
0,772
38,57 38,57
2 Var 1
Var 9
Var 10
Var 12
0,774
0,708
0,642
0,756
12,28 50,84
3 Var 15
Var 16
0,829
0,852
10,19 61,03
4 Var 2
Var 4
Var 14
0,812
0,515
0,523
7,65 68,68
2. Interpretasi Faktor
Untuk memperjelas hasil analisis faktor, maka perlu dilakukan interpretasi
faktor. Interpretasi faktor dimaksudkan untuk memberikan nama baru pada masing-
masing faktor yang terbentuk. Hal ini sesuai dengan tujuan analisis faktor untuk
menentukan faktor baru sesuai dengan hasil penelitian. Adapun hasil dari penamaan
faktor baru dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 8 : Penamaan Faktor Baru yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Variabel Loading % of
variance
Cummulatif
%
Penamaan
faktor baru
1. Harapan dan cita-cita
masa depan
0,676 38,57 38,57 Lingkungan
dan
komunikasi 2. Kegiatan yang menarik
dalam belajar
0,559
3. Lingkungan belajar yang
kondusif
0,82
4. Komunikasi guru
dengan siswa
0,855
5. Dukungan keluarga 0,663
6. Tekanan sosial 0,772
7. Hasrat dan keinginan
berhasil
0,774 12,28 50,84 Kepuasan
dan
hukuman 8. Keberhasilan dalam
menyelesaikan tugas
0,708
9. Kepuasan intrinsic 0,642
10. Hukuman 0,756
11. Sikap guru 0,829 10,19 61,03 Sikap guru
dan
Kepercayaan 12. Kepercayaan 0,852
13. Dorongan dalam belajar 0,812 7,65 68,68 Kebutuhan
dan
penghargaan 14. Penghargaan dalam
belajar
0,515
15. Kebutuhan dalam
belajar
0,523
Berdasar hasil analisis faktor, dari 15 variabel yang memenuhi syarat untuk
analisis lanjut mengelompok menjadi 4 faktor dengan nama baru. Nama baru
tersebut adalah : 1. Lingkungan dan komunikasi, 2. Kepuasan dan hukuman, 3.
Sikap guru dan Kepercayaan, 4. Kebutuhan dan penghargaan.
Dalam Hal ini hipotesis dinyatakan diterima dengan alasan semua variabel
yang mengelompok menjadi 4 faktor yang telah diajukan dalam hipotesis masuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
menjadi faktor baru atau diterima menjadi faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa. Lebih jauh lagi bahwa faktor pertama adalah faktor yang paling kuat
menentukan motivasi belajar akuntansi dengan eigenvalue 5,785. dan faktor yang
paling lemah adalah faktor ke empat dengan eigenvalue sebesar 1,147.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis di atas, maka dapat dijelaskan bahwa motivasi
belajar, khususnya pada mata pelajaran akuntansi, dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-faktor yang umum yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi
belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu motivasi internal dan motivasi
eksternal. Dari masing-masing jenis tersebut terdapat banyak faktor dan variabel di
dalamnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar akuntansi pada siswa kelas XI SMA Negeri Colomadu Karanganyar Tahun
ajaran 2010/2011, terdapat 15 variabel yang terkelompok ke dalam 4 faktor. Faktor
yang terbentuk dalam penelitian ini yaitu Lingkungan dan komunikasi, Kepuasan
dan hukuman, Sikap dan Kepercayaan serta Kebutuhan dan penghargaan.
Faktor lingkungan dan komunikasi mampu mempengaruhi motivasi belajar
siswa karena siswa adalah makhluk sosial sehingga berinteraksi dan berkomunikasi
dengan lingkunganya, sehingga apa yang terjadi pada lingkunganya akan
berpengaruh pada dirinya ( dalam hal ini motivasi belajar). Faktor lingkungan sangat
banyak ragamnya, baik lingkungan rumah, tempat tinggal, ataupun sekolah. Jika
seorang anak tinggal di lingkungan yang baik dan kondusif untuk belajar, didukung
dengan komunikasi dengan lingkungan yang baik, maka motivasi belajar akan
tumbuh dengan baik. Sebaliknya jika siswa tinggal di lingkungan yang tidak
kondisif, misalnya tempat tinggal yang tidak nyaman dan tidak kondusif untuk
belajar, di tambah lagi dengan komunikasi dengan lingkungan yang tidak baik, maka
motivasi belajar akan sulit tumbuh pada diri anak.
Hubungan guru dengan siswa sangat penting dalam proses belajar karena
keduanya merupakan komponen dalam pembelajaran. Seorang siswa yang memiliki
hubungan baik dengan guru, maka siswa akan memandang guru sebagai sesuatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
yang positif, yang perlu dianut, perlu ditiru dan perintahnya dilakukan. Sebaliknya
jika siswa memandang guru secara negatif, maka akan cenderung terjadi perlawanan.
Hubungan yang harmonis antara siswa dengan guru akan menciptakan proses
pembelajaran yang baik, karena itulah hubungan guru-siswa dapat mempengaruhi
motivasinya dalam belajar.
Kepuasan merupakan sesuatu yang dirasakan seseorang setelah melakukan
kegiatan tertentu yang ia senangi. Setelah tujuan dari perbuatan seseorang tercapai,
maka dirinya akan merasa puas, kepuasan ini dapat membuat perasaanya bahagia dan
bangga. Bagi siswa, melakukan kegiatan belajar juga berharap memiliki kepuasan
tertentu. Namun demikian, hal tersebut mungkin tidak disadari oleh siswa itu sendiri.
Seorang siswa akan merasa puas jika dapat memperoleh nilai yang tinggi. Sementara
itu, nilai yang tinggi tidak dapat diperoleh begitu saja tanpa belajar. Sedangkan
dalam belajar dibutuhkan motivasi yang kuat agar kegiatan belajar yang dilakukan
dapat menghasilkan nilai yang tinggi. Oleh karena itulah maka kepuasan juga
termasuk dalam faktor yang mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar akuntansi.
Sikap guru merupakan salah satu hal yang berpengaruh terhadap keberadaan
motivasi dalam diri siswa, sering kali siswa membenci mata pelajaran tertentu dan
malas untuk belajar karena sikap guru yang mereka anggap kurang menyenangkan
atau kurang ramah terhadap mereka. Sikap guru selain harus menyenangkan bagi
siswa juga harus mampu membangun kepercayaan dalam diri siswa bahwa ia
mampu, hal ini akan mendorong tumbuhnya motivasi dalam diri siswa, sebaliknya
siswa yang sudah tidak percaya bahwa dirinya mampu, maka motivasi tidak akan
tumbuh.
Kebutuhan tidak pernah terlepas dari motivasi, sebab seseorang akan
terdorong melakukan sesuatu jika merasa ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Begitu
juga dalam belajar, siswa yang merasa membutuhkan belajar maka ia akan
termotivasi untuk belajar. Siswa yang memiliki kebutuhan tertentu, maka ia akan
belajar sesuatu yang terkait dengan kebutuhan tersebut. Dalam melakukan kegiatan
belajarnya, ia akan melakukannya dengan sebaik-baiknya. Karena itulah maka
kebutuhan juga akan mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar akuntansi. Selain
itu penghargaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
motivasi dalam diri siswa. Baik penghargaan secara lisan maupun materi akan
membuat siswa senang karena merasa bahwa usaha belajarnya tidak sia-sia.
Penghargaan juga dapat dipandang siswa sebagai kebutuhan untuk menunjukkan
eksistensi dirinya. Siswa yang berprestasi dan memperoleh penghargaan akan merasa
bangga karena dirinya memperoleh pengakuan dari orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan di SMA Negeri Colomadu Kabupaten
Karanganyar ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa dikelas XI pada mata pelajaran akuntansi. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui:
1. Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, dimana masing-
masing faktor mengandung beberapa variabel yang terangkum dalam faktor
tersebut:
a. Lingkungan dan komunikasi, didalamnya meliputi variabel: (a) Harapan dan
cita-cita masa depan, (b) Kegiatan yang menarik dalam belajar, (c)
Lingkungan belajar yang kondusif, (d) komunikasi guru dengan siswa, (e)
Dukungan keluarga, dan (f) Tekanan Sosial.
b. Kepuasan dan hukuman, didalamnya meliputi variabel: (a) Hasrat dan
keinginan berhasil, (b) Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas, (c)
Kepuasan intrinsik, dan (d) Hukuman.
c. Sikap guru dan Kepercayaan, didalamnya meliputi variabel: (a) Sikap guru,
dan (b) Kepercayaan.
d. Kebutuhan dan penghargaan, didalamnya meliputi variabel: (a) Dorongan
dalam belajar, (b) Penghargaan dalam belajar, dan (c) Kebutuhan dalam
belajar.
2. Selama penelitian di SMA Negeri Colomadu Karanganyar, khususnya dalam
mata pelajaran akuntansi, terdapat beberapa kendala yang menghambat jalannya
proses pembelajaran. Kendala tersebut antara lain, lingkungan sekolah yang
kurang mendukung kegiatan belajar, tata tertib sekolah yang dirasa kurang
diterapkan dengan baik, sehingga tak sedikit siswa mengabaikannya, selain itu
guru kurang mampu memotivasi siswa, sehingga kegiatan belajar sangat pasif
dan kurang mampu meningkatkan gairah siswa dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasinya dapat dikaji baik secara
teoritis maupun praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian tersebut mendukung pendapat dari Hamzah
B.Uno (2009), yang mengemukakan bahwa motivasi belajar dapat timbul karena
faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan
belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, faktor-faktor tersebut kemudian direduksi
sehingga muncul faktor baru, seperti faktor harapan dan cita-cita serta lingkungan
yang belajar yang kondusif menjadi kesatuan faktor yang dinamakan dengan faktor
lingkungan dan komunikasi. Sedangkan dorongan dan kebutuhan belajar,
penghargaan termasuk dalam faktor baru yang diberi nama kebutuhan dan
penghargaan.
Pada umumnya, semua manusia merasa senang dan puas jika melakukan
segala sesuatu dengan baik, bahkan banyak pula yang akhirnya mengulang lagi
pekerjaan yang telah berhasil dengan baik dikerjakannya dengan usaha yang lebih
besar lagi, sehingga menghasilkan hasil yang lebih baik. Hal ini mendukung
pernyataan Wahyuni (2010) yang menyebutkan bahwa keberhasilan dalam
menyelesaikan tugas merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi. Dalam
penelitian, keberhasilan dalam menyelesaikan tugas terangkai menjadi kesatuan
faktor baru yang diberi nama kepuasan dan hukuman, dimana di dalamnya terdapat
variabel hukuman yang memperkuat faktor tersebut.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas bahwa motivasi
belajar pada mata pelajaran akuntansi di pengaruhi oleh faktor-faktor antara lain 1.
Lingkungan dan komunikasi, 2. Kepuasan dan hukuman, 3. Sikap guru dan
Kepercayaan, 4. Kebutuhan dan penghargaan. Dalam prakteknya guru Akuntansi di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar kurang mampu memotivasi siswa,
sehingga siswa kurang memiliki antusiasme dalam belajar pada mata pelajaran
akuntansi. Melalui hasil penelitian ini, dapat digunakan sebagai acuan dalam
pemberian motivasi pada siswa secara tepat.
C. Saran
1. Bagi guru:
Guru hendaknya menjadi motivator bagi siswa agar siswa mampu belajar
dengan lebih baik. Hal ini sesuai dengan peran guru, salah satunya adalah
sebagai motivator bagi siswanya. Usaha guru memunculkan motivasi belajar
siswa, dapat ditempuh dengan memperhatikan faktor-faktor yang sebelumnya
telah diungkapkan. Misalnya, memberikan penghargaan. Namun dalam hal ini,
penghargaan yang diberikan hendaknya bersifat intrinsik, yaitu perasaan puas
akan aktivitas yang dilakukannnya. Jika guru memberikan penghargaan yang
bersifat ekstrinsik, maka dalam diri siswa akan tertanam harapan mendapatkan
kompensasi hadiah dari tugas yang ia kerjakan, sehingga tujuan siswa dalam
belajar hanya semata-mata karena hadiah
2. Bagi siswa:
Melalui hasil penelitian ini siswa hendaknya memahami arti penting motivasi
dalam belajar. Jika siswa memahami arti penting motivasi dalam dirinya untuk
belajar, ia akan menjaga dan mempertahankan faktor-faktor yang sekiranya
dapat memotivasi dia dalam belajar.
3. Bagi sekolah:
Dalam hasil penelitian ini diketahui bahwa lingkungan belajar merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, sehingga sekolah
hendaknya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga motivasi
siswa dalam belajar dapat tumbuh. Sekolah dapat mengupayakan lingkungan
belajar siswa yang kondusif baik secara fisik misalnya ruang kelas dengan
fentilasi yang cukup, selain itu sekolah hendaknya mengupayakan lingkunagn
belajar non fisik yang kondusif misalnya pelayanan yang memadai dan baik
bagi siswa.