fiirdaus 1127040018 dasar-dasar budidaya tanaman

27
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta pembesaran hewan ternak. Secara sempit pertanian terkadang diartikan sebagai siklus pengolahan/pembudidayaan sumber daya alam oleh manusia, khususnya dalam bidang pengelolaan sumber daya/budidaya tanaman. Proses pembudidayaan jelas memerlukan beberapa factor pendukung agar prosesnya berlangsung secara normal dan baik, semakin baik proses budidayanya maka akan semakin maksimal dan berkualitas pula produk yang dihasilkan, begitupun sebaliknya, apabila proses pemeliharaan tidak dilakukan secara baik, maka kualitas dari tanaman akan juga ikut menurun, selain itu terdapat juga faktor teknis lainnya yang sangat berpengaruh terhadap laju produktivitas tanaman. Pengetahuan akan dasar-dasar budidaya tanaman begitu sangat penting, sebab hal tersebut merupakan suatu skill yang dibutuhkan dalam pengembangan industri atau instansi yang bergelut dibidang pertanian, agribisnis, maupun agrobisnis, sebab dengan adanya pengetahuan tersebut individu dapat mengetahui secara seksama petunjuk atau pedoman teknis dalam melakukan proses budidaya tanaman yang menunjang dalam 1

Upload: asapbiru

Post on 18-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

pertanian

TRANSCRIPT

Page 1: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia

untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk

mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk

dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta

pembesaran hewan ternak.

Secara sempit pertanian terkadang diartikan sebagai siklus pengolahan/pembudidayaan

sumber daya alam oleh manusia, khususnya dalam bidang pengelolaan sumber daya/budidaya

tanaman. Proses pembudidayaan jelas memerlukan beberapa factor pendukung agar

prosesnya berlangsung secara normal dan baik, semakin baik proses budidayanya maka akan

semakin maksimal dan berkualitas pula produk yang dihasilkan, begitupun sebaliknya,

apabila proses pemeliharaan tidak dilakukan secara baik, maka kualitas dari tanaman akan

juga ikut menurun, selain itu terdapat juga faktor teknis lainnya yang sangat berpengaruh

terhadap laju produktivitas tanaman.

Pengetahuan akan dasar-dasar budidaya tanaman begitu sangat penting, sebab hal

tersebut merupakan suatu skill yang dibutuhkan dalam pengembangan industri atau instansi

yang bergelut dibidang pertanian, agribisnis, maupun agrobisnis, sebab dengan adanya

pengetahuan tersebut individu dapat mengetahui secara seksama petunjuk atau pedoman

teknis dalam melakukan proses budidaya tanaman yang menunjang dalam pengembangan

proses budidaya tanaman, sehingga bahan baku (raw materials) yang diproduksinya memiliki

kualitas dan kuantitas yang lebih tinggi.

Kunjungan Lapang ( Field trip) merupakansaranauntukmembantumahasiswa

Pendidikan Teknologi Pertanian, dalammemahamidanmemberikangambaransecaranyata

tentang hal- hal mendasar yang menyangkut maslah pertanian. Selainitukunjungan Lapang

jugadapatmemberikanpembekalankepada

Mahasiswasecaralangsungmengenaikeadaansebenarnya semua sektor di bidang pertanian,

karenamahasiswapesertakunjungan lapang akandibimbingdandiberipenjelasanolehparapelaku

dan instansi-instansi yang berkaitan dengan bidang pertanian tersebut. 

Oleh sebab itu, individu yang profesinya memiliki disiplin ilmu dibidang pertanian,

khususnya dalam pengelolaan dasar budidaya tanaman sangatlah penting untuk mengetahui

akan teori maupun praktek dalam siklus budidaya tanaman, sebab hal itu merupakan faktor

1

Page 2: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

penentu atau pemberi peluang dalam peningkatan produksi dan kualitas dari tanaman yang

dibudidayakan.

B. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan

Tujuan dari kegiatan Field Trip ini adalah :

a. Untuk Mengetahui Bagaimana Kriteria Batang Bawah yang baik dalam melakukan

proses Okulasi Tanaman Jeruk ?

b. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Prosedur yang dilakukan agar bibit jagung dapat

berkecambah dengan baik ?

c. Untuk Mengetahui Bagaimana Persyaratan Iklim/Syarat Tumbuh dari Tanaman

Bawang ?

2. Kegunaan

Kegunaan dari kegiatan Field Tripmaupun Penulisan laporanini adalah :

a. Menambah Wawasan Penulis akan Teknis/Dasar-Dasar Budidaya Tanaman Hortikultura

dan jenis Tanaman Sereal.

b. Menjadi Acuan atau referensi bagi pembaca dalam pembuatan tugas atau laporan yang

sejenis atau memiliki keterkaitan dalam sumber pustakanya.

c. Dapat menjadi ajang bagi masyarakat untuk bertukar pikiran antara Warga dan

Mahasiswa sehingga dapat menyelesaiakan persoalan yang ada pada Masyarakat,

khususnya dalam hal budidaya tanaman bawang.

C. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah pada Laporan ini yaitu :

1. Bagaimana Kriteria Batang Bawah yang baik dalam melakukan proses Okulasi Tanaman

Jeruk ?

2. Bagaimanakah Prosedur yang dilakukan agar bibit jagung dapat berkecambah dengan

baik ?

3. Bagaimana Persyaratan Iklim/Syarat Tumbuh dari Tanaman Bawang ?

2

Page 3: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

BAB II. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan dari Field Trip ini dilakukan di :

1. UPTD Hortikultura

a. Hari/tanggal : Kamis, 14 November 2013

b. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Sulawesi-Selatan

c. Waktu : 09. 30 – 11.30 WITA

2. Balitsereal Maros

a. Hari/tanggal : Kamis, 14 November 2013

b. Alamat : Kab. Maros, Sulawesi-Selatan

c. Waktu : 14.00 - 16.00 WITA

3. Perkebunan Bawang Enrekang

a. Hari/tanggal : Jum’at, 15 November 2013

b. Alamat : Kec.Anggeraja, Kab. Enrekang, Sulawesi-Selatan

c. Waktu : 09. 00 – 10.30 WITA

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada Field Trip ini, yaitu :

a. Camera

b. Baju Laboratorium

c. Pulpen

d. Notebook

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada Field Trip ini, yaitu Objek Pengamatan Berupa :

a. Tanaman Jeruk dalam Fase Okulasi dan Penyambungan

b. Tanaman Jagung

c. Tanaman Sorgum

d. Tanaman Salak

3

Page 4: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

C. Prosedur Pelaksanaan

Prosedur Pelaksanaan dalam Field Trip ini yaitu :

1. Sebelum dilakukan Field Trip, Mahasiswa Dikumpulkan dalam suatu ruangan dan diberi

pengarahan mengenai latar belakang dan tujuan dilakukannya Field Trip.

2. Saat dilakukan Field Trip, Mahasiswa bersama-sama mengunjungi satu persatu lokasi

tujuan menggunakan Bus

3. Pada hari pertama, yaitu tanggal 14 November 2013, Mahasiswa mengunjungi lokasi

pertama yaitu di UPTD Hortikultura pada pukul 09.30 dan selesai pada pukul 11.30

WITA. Saat berada disana Mahasiswa langsung dikumpulkan di areal UPTD dan

mendapat arahan dari kepala UPTD mengenai tugas yang dilakukan UPTD, setelah itu

mahasiswa diinstruksikan untuk membagi dirinya menjadi 5 kelompok, dan masing-

masing kelompok berpencar dalam melakukan penerimaan materi di lapang oleh

instruktur yang sudah ditugaskan di lima titik tempat sambil melakukan proses

dokumentasi, setelah itu masing-masing Mahasiswa melakukan Rolling dari instruktur

satu ke instruktur yang lainnya secara berkelanjutan, setelah dilakukan proses Rolling

mahasiswa pamit kepada civitas UPTD dan melanjutkan kunjungan ke Lokasi kedua.

4. Setibanya di Lokasi kedua yaitu di Balitsereal Maros pukul 14.00 WITA, Mahasiswa

diarahkan memasuki suatu Aula dan mendapat pengarahan Seputar Balitsereal dan uraian

singkat mengenai jagung dan sorgum yang dibudidayakan, setelah itu mahasiswa

digiring ke luar aula menuju Lokasi pembudidayaan Jagung dan Sorgum sambil

memperlihatkan beberapa varietas yang dikembangkan, di lokasi pembudidayaan

mahasiswa diberikan pengarahan mengenai petunjuk teknis dalam pembudidayaan

tanaman Jagung dan Sorgum, setelah itu Mahasiswa pamit kepada civitas Balitsereal

Maros dan melanjutkan kunjungan ke lokasi ketiga.

5. Lokasi ketiga yaitu berada di Kab.Enrekang yang berada 270 KM dari kota Makassar,

Mahasiswa bergegas ke sana sekiranya pukul 16.00 WITA, dan tiba di Kab. Enrekang

Pukul 23.30 WITA. Keesokan harinya pukul 09.30, Mahasiswa melakukan kunjungan ke

areal Perkebunan Bawang, setibanya disana Mahasiswa dipandu dan mendapat

penjelasan dari salah satu penyuluh pertanian yang ada di Kab.Enrekang, disana

Mahasiswa saling bertukar informasi dan bertanya kepada penyuluh sembari melakukan

proses dokumentasi terhadap bawang-bawang yang dibudidayakan yang berada di areal

sekitar perkebunan, Setelah itu Mahasiswa pamit kepada Penyuluh.

4

Page 5: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. UPTD Hortikultura

Salah satu program dari UPTD Hortikultura yaitu melakukan proses perbanyakan

secara Vegetatif atau proses Perkembangbiakan Tanaman yang terjadi tanpa melalui proses

perkawinan, khususnya pada tanaman Jeruk yaitu dengan melakukan proses penyambungan

antara batang atas dan batang bawah dari tanaman jeruk sehingga menghasilkan individu

baru, Baik itu dengan Teknik Menempel/Okulasi maupun Menyambung.

Batang Bawah dan Batang Atas sangat menentukan terhadap keberhasilan proses

Perbanyakan Vegetatif, oleh karena itu ada terdapat kriteria tertentu dari kedua faktor

tersebut yang mesti dijadikan tolak ukur sebelum menggunakanannya.

Tanaman yang dijadikan sebagai batang bawah harus mempunyai ciri-ciri yaitu

Sistem perakaran harus cukup kuat, serta mampu beradaptasi pada keadaan tanah yang

kurang mendukung, Berkecepatan tumbuh sesuai dengan batang atas yang digunakan,

sehingga dapat hidup bersama secara ideal dan dalam waktu tertentu, Batang dan akar cukup

kuat sehingga mampu menahan batang atas terutama pada jenis tanaman berbuah lebat, dan

Tidak mengurangi kuantitas maupun kualitas buah pada tanaman yang berbentuk sebagai

hasil sambungan

Sedangkan untuk batang atas mesti memiliki sifat yaitu Berasal dari pohon yang

sehat, terutama bebas dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus, Berasal dari

pohon yang sifat-sifatnya sesuai dengan sifat yang diinginkan, Tidak mengurangi kualitas

batang bawah, pada tanaman yang terbentuk sebagai hasil sambungan.

Berikut ini uraian mengenai Teknik Okulasi dan Menyambung Tanaman Jeruk.

1. Okulasi Tanaman Jeruk

Okulasi diketahui secara umum yaitu teknik menyambung antara batang atas dan

batang bawah dengan sedemikian rupa, khususnya pada tanaman jeruk. Untuk mengetahui

secara mendalam hal tersebut, berikut ini merupakan uraian mengenai Okulasi pada tanaman

Jeruk

a. Pengertian

Okulasi sering juga disebut dengan menempel, Oculatie (Belanda) atau Budding

(Inggris). Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan jika

dibandingkan dengan stek dan cangkok. Kelebihannya adalah hasil okulasi mempunyai mutu

lebih baik dari pada induknya. Bisa dikatakan demikian karena okulasi dilakukan pada

tanaman yang mempunyai perakaran yang baik dan tahan terhadap serangan hama dan

5

Page 6: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi

mempunyai perakaran kurang baik. Tanaman yang mempunyai perakaran baik digunakan

sebagai batang bawah. Sedangkan tanaman yang mempunyai buah lezat diambil mata

tunasnya untuk ditempelkan pada batang bawah dikenal dengan sebutan batang atas

Untuk membuat bibit jeruk berupa okulasi atau sambungan (grafting) perlu

diperhatikan hal-hal berikut ini.

1) Mempunyai sendiri pohon induk untuk batang bawah dan atas, sehingga tidak dari

orang lain.

2) Mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang cara meng-okulasi dan

menyambung.

3) Mempunyai pengetahuan tentang berbagai macam hama dan penyakit serta tentang

cara penanggulangannya.

4) Cukup mempunyai alat-alat yang diperlukan, yaitu pisau tempel/pangkas, gunting

pangkas, gunting pangkas, dan alat-alat pertanian lainnya.

5) Cukup tersedianya pupuk kandang dan pupuk buatan.

6) Mempunyai pengetahuan tentang tanda-tanda dan menyeleksi semai (seedling) yang

baik (vegetatif) untuk batang bawah

b. Prosedur Okulasi

Sebelum Melakukan Okulasi, ada beberapa macam persiapan dan prosedur yang

mesti dilakukan, diantaranya sebagai berikut :

1) Persiapan Batang Bawah

Supaya okulasi berhasil dengan baik dicari tanaman yang kulitnya mudah dikupas

dari kayunya, yaitu tanaman yang masih aktif dalam pertumbuhannya sel-sel kambium

aktif dalam pembelahan diri dan akan segera membentuk jaringan baru bila kulit diambil

dari kayunya (Pracaya, 2009).

Bentuk irisan batang bawah bergantung pada cara okulasi yang kita pilih.

Misalnya kita melakukan irisan dengan benntuk huruf T. Irisan ini kita buat pada bagian

kulit yang halus. Kurang lebih pada batang 20 cm di ats permukaan tanah. Dalam

membuat irisan ini kita harus hati-hati, irisan tidak boleh terlalu dalam. Kedalaman yang

baik adalah setebal kulit batang. Jika irisan terlalu dalam dan melukai bagian kayunya

dapat mengakibatkan kegagalan okulasi (Wudianto, 2001).

6

Page 7: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

2) Pengambilan Mata Tunas

Untuk mata tunas harus diambil dari ranting pohon yang sudah terpilih dan

memenuhi beberapa persyaratan. Ranting yang diambil tidak menunjukkan gejala-gejala

menguning dan mutasi. Mengambil ranting itu jangan diwaktu siang hari, sebab keadaan

ranting waktu itu kurang baik (Joesoef, 1993).

Pengambilan mata tunas dapat dilakukan dengan 3 cara, dengan demikian dapat

diperoleh mata tempel yang sesuai dengan cara yang digunakan. Etiga macam bentuk

pengambilan mata tunas yaitu segi empat, sayatan, dan bulat. Bentuk segi empat

diperoleh dengan mengiris secara horizontal 1,5 cm di atas dan di bawah mata, kemudian

unung-ujung irisan kita hubungkan sehingga membentuk segi empat (Wudianto, 2001).

3) Penyisipan Mata Tunas

Langkah ini harus kita lakukan secara hati-hati. Pokok keberhasilan dari okulasi

adalah pada saat menyisipkan mata tunas. Mata tunas yang kita peroleh kita sisipkan di

bawah kulit batang pokok yang telah diiris. Atau bila menggunakan pisau haji ali bulatan

mata tunas ini kita tempelkan tepat pada irisan bulat yang telah kita buat sebelumnya.

Dalam penyisipan atau penempelan mata tunas jangan sampai ada kotoran yang

menempel pada kambium, karena dapat mengganggu menyatunya penempelan

(Wudianto, 2001).

Ranting mata tempel yang berbentuk bulat mempunyai mutu yang lebih baik

yang dibandingkan dengan yang bentuknya segitiga dan relatif masih pipih. Untuk

mencegah berkembangnya cendawan, perlu dilakukan beberapa perlakuan, yakni: setelah

ranting mata tempel diambil dari pohon induk, untuk menghindari penguapan yang

berlebihan, daun pada ranting mata tempel perlu dibuang. Selanjutnya, ranting mata

tempel perlu dibuang. Selanjutnya ranting mata tempel dicuci dengan air, kemudian

direndam dengan klorox 10% selama 1 menit. Selanjutnya dikeringanginkan dan

direndam dalam benomil 1% atau benlate selama 1 menit, kemudian dikeringanginkan

lagi (jangan lebih 15 menit).

4) Pengikatan Tempelan

Adapun pada bibit okulasi, potongan batang bagian bawah merupakan batang

hasil persemaian biji. Sementara batang bagian atas berasal dari ’mata tempel’ pohon

induk yang tumbuh menyamping. Pada tempat ’mata tempel’, kulitnya masih

menampakkan bekas tempelan yang nyata.

Dalam kondisi tertentu, bila memperoleh ranting mata tempel yang pangkalnya

berbentuk bulat tetapi bagian atas/pucuk masih berbentuk segi tiga, maka mate tempel

7

Page 8: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

yang terletak pada bagian bawah dapat ditempel dengan okulasi biasa. Sedangkan untuk

bagian tengah dan ujungnya dapat digunakan okulasi irisan dan okulasi T

Untuk mengikat tempelan kita bisa menggunakan pita plastik polivinil klorida.

Ukuran dari pita plastik yang digunakan umumnya panjang 20 cm, lebar 1,5 cm, dan

tebalnya 1 mm. Cara mengikat tempelan dari bawah ke atas atau sering disebut dengan

sistem genting. Yang perlu diperhatikan dalam pengikatan ini adalah bagian mata tempel

jangan diikat terlalu keras sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada mata tempelan.

Mata ini bisa saja tidak diikat, tetapi bahayanya bila kena hujan akan membusuk

(Wudianto, 2001).

5) Pembukaan Sayatan

Setelah kurang lebih dua minggu dari waktu pengikatan, kini tiba saatnya

melakukan pemeriksaan berhasil tidaknya pengokulasian. Ikatan kita buka, lau mata

tempelannya dilihat. Apabila warna mata tempelan itu telah menjadi hijau kemerahan

atau hitam, ini berarti pengokulasian kita tidak berhasil atau mata tempelannya tidak

berhasil. Tetapi jika mata tempelan masih kelihatan hijau segar dan sudah melekat

dengan batang pokok, ini pertanda bahwa okulasi kita berhasil (Wudianto, 2001).

Semua pekerjaan tersebut diatas harus dilakukan dalam waktu yang secepat-

cepatnya. Sebab jika tidak mata tempel dan batang bawah yang sudah dikelupas kulitnya

akan menjadi kering dan tempelan itu akan gagal pula/tidak jadi (Joesoef, 1993).

6) Pemotongan Batang Pokok

Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, selanjutnya adalah

memotong batang pokok. Pemotongan batang pokok ada tiga cara, kita tinggal memilih

dari ketiga cara tersebut.

a) Batang pokok langsung dipotong 1 cm diats mata tempelan, dengan bentuk

potongan miring ke belakang sehingga air hujan atau air siraman dapat jatuh

ke bawah dan tidak akan ”mangkal” pada tempelan mata.

b) Batang pokok dipotong 10 cm diatas mata tempelan. Dengan tujuan agar

apabila tunas telah tumbuh tinggi dapat dipergunakan untuk mengikat batang

agar dapat tumbuh tegak lurus. Apabila tunas telah tumbuh sampai 30 cm,

maka batang pokok ini akan kita potong dangan ketinggian 1 cm diats mata

tempelan.

c) Pada pemotongan ketiga tidak dilakukan sekaligus. Kedalaman pemotongn

cukup setengah dari diameter batang pokok, kemudian batang pokok

direbahkan.

8

Page 9: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

(Wudianto, 2001).

2. Teknik Penyambungan (Grafting)Tanaman Jeruk

Grafting diketahui secara umum merupakan salah satu dari sekian banyak teknik

perbanyakan Vegetatif, yaitu berupa teknik menyambung antara batang atas dan batang

bawah dengan sedemikian rupa, khususnya pada tanaman jeruk. Untuk mengetahui secara

mendalam hal tersebut, berikut ini merupakan uraian mengenai Okulasi pada tanaman Jeruk

a. Pengertian

Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan batang

bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga tercapai

persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.

Grafting ini bukanlah sekedar pekerjaan menyisipkan dan menggabungkan suatu

bagian tanaman, seperti cabang, tunas atau akar pada tanaman yang lain. Melainkan sudah

merupakan suatu seni yang sudah lama dikenal dan banyak variasinya. Sharock’s (1672)

dalam Wudianto (2002) menyatakan bahwa seni grafting ini telah digemari sejak dua abad

yang lalu, yaitu sekitar abad ke-15 dia menggambarkan betapa pelik dan banyaknya ragam

dari seni grafting ini.

b. Prosedur Penyambungan

1) Persiapkan semua alat dan bahan untuk  di sambung.

2) Entress atau batang atas, daunnya dibuang, disisakan pangkal tangkai daun sekitar 1

milimeter dari batang.

3) Potong batang bawah secara horisontal, lurus, dan usahakan pemotongan sekali

tebas langsung putus.

4) Buatlah sayatan berbentuk huruf V pada batang bawah dimulai dari tempat hasil

potongan horisontal.

5) Buat potongan huruf V terbalik untuk entrees atau batang atas, kemudian potong

bagian atasnya sehingga entress berukuran panjang 2-3 cm, dan terdapat beberapa

ruas.

6) Rekatkan batang atas pada batang bawah mengikuti alur huruf V. Pastikan bahwa

kedua potongan huruf V sebidang sehingga ketika direkatkan, tidak ada rongga.

7) Ikat bidang sambungan dengan plastik pengikat, dan ditutup dengan plastik penutup.

Sebaiknya  plastik transparan   

8) 2 (dua) minggu setelah penyambungan, buka plastik penutup. Sedangkan plastik

pengikat masih dibiarkan menempel. Plastik pengikat dapat dibuka setelah 3-4

bulan. Keberhasilan ditandai dengan munculnya tunas dari ruas batang atas, sekitar

9

Page 10: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

2-3 milimeter saat penyambungan telah 2 minggu. Selanjutnya tanaman yang sehat,

akan berbunga setelah 2-3 bulan dari saat penyambungan.

Balai Serealia Maros

1. Tanaman Jagung

Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan

manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai

sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga

merupakan bahan baku makanan ternak.

Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan

pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya

jumlah penduduk Indonesia. Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak

goreng, tepung maizena, ethanol, asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak.

a. Teknis Budidaya Tanaman Jagung

1) Benih

a) Selalu mempergunakan benih segar yang berkualitas dengan tingkat

b) berkecambahnya 85 %.

c) Gunakan varietas benih yang telah mengalami perbaikan clan diakui oleh

d) Pemerintah, belilah benih dari perusahaan benih.

e) Benih harus dari varietas yang cocok dengan kondisi setempat.

f) Jumlah benih yang dianjurkan untuk setiap ha adalah 25 kg.

g) Hindari terjadinya kecambah yang jelek, serangan serangga, penyakit,

h) burung dan hewan pengerat.

2) Jarak Tanam

a) Jarak antar bedengan 75 -80 cm

b) Jarak antar tanaman pada bedengan 20 -25 cm

c) Kerapatan yang dianjurkan 53.333 tanaman / ha.

3) Pelaksanaan Penanaman

a) Persiapan Lahan

(1) Pemberian pupuk alami dan kompos pada lahan

(2) Buat bedengan rendah dengan jarak antar bedeng 75 cm

b) Waktu tanam dan kedalaman tanam

(1) Waktu tanam pada saat musim hujan tiba

10

Page 11: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

(2) Masukan 1 benih pada tiap lubangKedalaman tanam tergantung pada jenis

tanah, kelembapan dan suhu. Pada kondisi penanaman yang baik kedalaman

ideal adalah 5 cm.Agar dapat berkecambah dengan baik, setelah benih

ditaburkan, benih ditekan -tekan dengan kaki. Benih dapat masuk lebih

dalam pada tanah berpasir dari padatanah berlempung

(3) Tentukan lubang untuk pupuk dasar dengan menggunakan cangkir pupuk

setelah benih ditaburkan. Pada kondisi suhu udara 24 -34 °C dan tanah

berkelembaban ideal, maka benih jagung akan dapat berkecambah 4 -5 hari

setelah ditaburkan.

b. Pemeliharaan

1) Pemupukan yang dianjurkan, untuk pupuk organic ( pupuk kandang/ kompos ) 20

ton / ha. Sedangkan untuk pupuk anorganik: Urea 300 kg /ha, TSP 100 kg / ha, KCI

50 kg / ha. Pupuk dasar diberikan sebelum tanam atau bersamaan tanam sejumlah 20

ton / ha pupuk organic, 100 kg/ha Urea, 100 kg TSP, daD 50 kg / ha KCl dengan

membuat larikan atau ditugalkan kemudian ditutup kembali dengan tanah dengan

jarak 10 cm dari garis tanam / lubang tanam. Pupuk susulan diberikan 3 minggu

setelah tanam berupa Urea 100 kg / ha, diteruskan pupuk susulan kedua pada tanaman

berumur 5 minggu sejumlah 100 kg Urea / ha.

2) Penyiangan pertama dilakukan segera setelah rumput / gulma mulai tumbuh dengan

cara pengerjaan tanah secara dangkal pada tanaman berumur 2 minggu. Penyiangan

kedua dilakukan setelah tanaman berumur 3-4 minggu sekaligus dilakukan

pembumbunan pada barisan tanaman jagung.

2. Tanaman Sorgum

Tanaman sorgum di Indonesia sebenarnya sudah sejak lama dikenal tetapi

pengembangannya tidak sebaik padi dan jagung, hal ini dikarenakan masih sedikitnya daerah

yang memanfaatkan tanaman sorgum sebagai bahan pangan. Tanaman ini mempunyai

prospek yang sangat baik untuk dikembangkan secara komersial di Indonesia, karena

didukung oleh kondisi agroekologis dan ketersediaan lahan yang cukup luas.

Sorgum juga sangat potensial untuk diangkat menjadi komoditas agroindustri karena

mempunyai beberapa keunggulan seperti dapat tumbuh di lahan kering dan sawah pada

musim kering/ kemarau, resiko kegagalan kecil dan pembiayaan (input) usahataninya relatif

rendah. Selain budidaya yang mudah, sorgum juga mempunyai manfaat yang sangat luas

11

Page 12: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

antara lain untuk pakan ternak, bahan baku industri makanan dan minuman, bahan baku

untuk media jamur merang (mushroom), industri alkohol, bahan baku etanol dan sebagainya.

a. Teknis Budidaya Sorgum

1) Persiapan Tanam

Meskipun budidaya sorgum secara umum sangat mudah dan sorgum lebih mudah

tumbuh dibanding tanaman lainnya, tetapi untuk mengoptimalkan hasil dan secara usaha

tani bisa lebih menguntungkan, maka diperlukan teknologi budidaya/ Pengeloaan

Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) yang tepat. Pada prinsipnya sorgum dapat

tumbuh pada semua jenis tanah, bahkan di tanah yang kurang subur atau minim pasokan

air, tanaman sorgum masih dapat tumbuh. Semua tanah yang sesuai untuk pertanaman

jagung, juga dapat digunakan untuk pertanamanan sorgum. Hal yang perlu perhatian

dalam persiapan adalah menentukan waktu tanam. Prinsipnya sorgum untuk diambil

bijinya, sebaiknya waktu panen bukan pada musim penghujan. Hal penting lain yang

harus diperhatikan dalam persiapan lahan tanam adalah :

a) Ketinggian tempat optimum untuk pertanaman sorgum kurang lebih 0–500

dpl. Semakin tinggi tempat pertanaman akan semakin memperlambat waktu

berbunga dari tanaman sorgum. Temperatur 25oC – 27oC adalah suhu terbaik

untuk perkecambahan biji sorgum, sedangkan untuk pertumbuhannya perlu suhu

sekitar 23oC – 30oC;

b) Hindari pemakaian tanah yang masam dengan kandungan Al, Fe maupun Mg

yang tinggi, seperti tanah podzolik merah kuning, karena sorgum tidak tahan

tanah masam. pH optimum tanah untuk pertumbuhannya sekitar 6.0 – 7.5.

c) Memperhatikan tekstur tanah. Untuk lahan beririgasi dengan kelembaban tinggi

biasanya tekstur tanahnya sedang sampai berat dan perlu dilakukan pencangkulan

pada baris-baris yang akan disgunakan sebagai lubang tanam. Tetapi untuk tanah

yang berstektur sedang sampai ringan, pengolahan lahan dapat dilakukan

seminimum mungkin tanpa mengurangi hasil. Secara umum hasil akan meningkat

sekitar 20% – 30% bila dilakukan pengolahan tanah sempurna untuk tanah yang

berstektur sedang sampai berat.

2) Penanaman

a) Pengairan

Sorgum tanaman yang tahan kering, sehingga pengairan bukan masalah yang

utama dalam pertanaman sorgum. Kebutuhan akan air yang paling banyak hanya

diperlukan pada awal-awal pertumbuhan (1 – 2 minggu setelah tanam).

Adapun periode kritis tanaman sorgum adalah pada masa perkecambahan, berbunga

dan waktu pengisian biji. Pada kondisi ketersediaan air sangat terbatas pada waktu

12

Page 13: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

tanam, guludan atau larikan-larikan untuk lubang tanam sebaiknya disiram terlebih

dahulu sebelum tanam sampai cukup basah (20 – 50 cm). Kondisi kelembaban tanah

di jaga terus sampai perkecambahan. Penyiraman dapat dilakukan selang 2 – 3 hari

sekali bila sama sekali tidak turun hujan pada awal pertumbuhan. Air dalam tanah

sampai kedalaman kurang lebih 2.5 cm, maksimum dapat memenuhi kebutuhan air

selama 3 – 4 hari bagi tanaman sorgum pada periode pembentukan biji.

b) Pengolahan tanah dan penanaman

(1) Bisa dilakukan minimum tillage dengan mongolah tanah pada barisan tanam

saja. Pengolahan tanah sebaiknya 1 – 2 minggu sebelum tanam.

(2) Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan jarak tanam adalah: i)

jenis/varietas sorgum yang akan ditanam; ii) ketersediaan air dan kesuburan

lahan; iii) tujuan pemanfaatan dari tanaman sorgum; iv) pola tanam.

Dari dua hasil penelitian jarak tanam pada sorgum, peningkatan populasi

tanaman per ha telah dapat meningkatkan hasil biji sorgum. Secara umum lubang

tanam sorgum dibuat pada jarak 70 cm x 20 cm dengan dua tanaman per lubang

tanam atau 70 cm x 10 cm dengan satu tanaman per lubang tanam. Hasil biji sorgum

telah meningkat 1.5 kali pada jarak tanam 70cm x 10cm. Untuk lahan beririgasi baik

jarak tanam dapat dibuat sekitar 50 cm x 30 cm. Untuk tanah yang kurang subur dan

tidak beririgasi, sebaiknya digunakan jarak tanam yang lebih lebar (75 cm x 25 cm)

atau populasi tanaman dikurangi per ha. Populasi optimum untuk jarak antar baris

tanam 70 cm dengan 1 – 2 tanaman/ lubang sekitar 142.857 – 285.714 tanaman/ ha.

(1) Kebutuhan biji per Ha  secara umum ditentukan oleh komponen: (i) luas

lahan yang akan ditanami, (ii) jarak tanam, (iii) jumlah biji per lubang tanam,

(iii) persen daya kecambah benih, (iV) persen benih yang tumbuh, dan (v)

bobot benih per 1000 biji (gram). Untuk tanah dengan kondisi air kurang,

sebaiknya ditanam lebih banyak biji per lubang tanamnya, untuk

menghindari biji yang tidak tumbuh karena lingkungan yang tidak optimal.

Umumnya perbedaan persentase perkecambahan di laboratorium dan

lapangan biasanya berkisar sekitar 30% – 50% pada kondisi viabilitas benih

sangat baik. Untuk jarak tanam 70cm x 20cm dengan ukuran biji sedang,

membutuhkan biji sekitar  ± 5 – 7 kg/Ha.

(2) Biji ditanam dengan cara ditugal dengan 3 – 4 biji per lubang tanamnya.

Setelah tanaman berumur 3 minggu bisa dilakukan penjarangan dengan

menyisakan 2 – 3  tanaman per lubang tanamnya.

13

Page 14: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

b. Pemeliharaan

1) Pemupukan. Meskipun sorgum dapat tumbuh pada lahan kurang subur, namun

tanaman sorgum sangat tanggap terhadap pemberian pupuk kandang dan pupuk

nitrogen. Respon terbesar kedua adalah pada pemumupukan fosfor dan yang ketiga

adalah pada pemupukan kalium. Dosis pemupukan tergantung dari tingkat

kesuburan lahan, namun demikian secara umum dosis yang dapat dipakai untuk

lahan irigasi adalah 100 – 180 kg Nitrogen, 45 – 70  kg P2O5 dan K2O. Pemerintah

menganjurkan penggunaan 200 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 50 kg KCl. Pupuk urea

diberikan dua kali yaitu 1/3 pada waktu tanam bersamaan dengan SP-36 dan KCl,

sisanya 2/3 pupuk Urea diberikan setelah tanaman berumur satu bulan. Pupuk

diberikan dengan cara dibuat larikan sejauh ± 7-15 cm sebelah kanan dan kiri dari

lubang tanam. Urea dan SP-36 dimasukkan dalam satu lubang, sedangkan KCl pada

lubang yang lainnya. Penambahan pupuk kandang sebanyak 5 ton/ha telah

meningkatkan hasil biji sorgum.

2) Penyiangan dan Pembumbunan. Penyiangan hanya perlu dilakukan pada awal

pertanaman saja dan setelah tanaman cukup besar, penyiangan bisa tidak dilakukan.

3) Pengendalian Hama dan Penyakit. Dilakukan terutama pada hama dan penyakit

penting pada sorgum. Hama penting yang kemungkinan dapat menyerang pada

pertanaman sorgum dan pengendaliannya adalah :

(1) Valanga sp. (belalang) yang menggerek daun,  dan hama Aphid yang menyerang

daun bendera saat pembentukan malai. Adapun pengendalian hama-hama ini

dilakukan dengan penyemprotan insektisida Curacron dengan konsentrasi 2

ml.L-1.

(2) Hama lainnya adalah burung yang menyerang malai yang sudah terbentuk biji.

Serangan hama ini berpengaruh besar terhadap pengurangan hasil tanaman

sorgum. Pengendalian hama burung dilakukan dengan cara menutup barisan

tanaman dengan kain saring yang dilekatkan pada bambu atau dengan cara

tradisional membuat orang-orangan.

B. Perkebunan Bawang Merah Enrekang

Bawang merah (Allium ascalonlcum) merupakan sayuran umbi yang cukup populer di

kalangan masyarakat, selain nilai ekonomisnya yang tinggi, bawang merah juga berfungsi

sebagai penyedap rasa dan dapat juga digunakan sebagai bahan obat tradisional atau bahan

baku farmasi lainnya. Tanaman bawang merah banyak dibudidayakan di daerah dataran

rendah yang beriklim kering dengan suhu agak panas dan cuaca cerah. Musim tanam

biasanya pada bulan April – Oktober.

14

Page 15: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

1. Teknis Budidaya Bawang Merah

a. Pra Tanam

1) Syarat Tumbuh

Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang

sampai liat. Jenistanah Alluvial, Glei Humus atau Latosol, pH 5.6 – 6.5, ketinggian 0-

400 mdpl, kelembaban 50-70 %, suhu 25-320C

2) Pengolahan Tanah

Pupuk kandang disebarkan di lahan dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2

Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)Dibuat bedengan dengan lebar 120 -180

cm.

Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm

dan kedalaman 50 cm. Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5

ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2

minggu.Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus

GLIO) dicampur 25-50 kg pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan

merata di atas bedengan. ‘

3) Pupuk Dasar

Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas

bedengan dan diaduk rata dengan tanah.Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK

(15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di bedengan. Siramkan

pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan

dengandosis ± 10 botol/1000 m2 dengan cara :

a) alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan

induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk

menyiram bedengan.

b) alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super

Nasa untuk menyiram 5-10 meter bedengan.

Biarkan selama 5 – 7 hari

4) Pemilihan Bibit

a) Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.

b) Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam

ikatan (umbi masih ada daunnya)

c) Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak

keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)

15

Page 16: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

b. Fase Tanam

1) Jarak Tanam

Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok Pada

Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron

2) Cara Tanam

Umbi bibit direndam dulu dalam larutan NASA + air ( dosis 1 tutup/lt air )

Taburkan GLIO secara merata pada umbi bibit yg telah direndam NASASimpan selama

2 hari sebelum tanam Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam

dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.

c. Pemeliharaan

1) Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik

untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama

ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang Dilakukan

pendangiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran

bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu

dirapikankembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar

saluran.

2) Pemupukan Pemeliharaan/Susulan

Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika

kelebihan Urea/ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, tapi

jika kurang, pertumbuhan tanaman terhambat dan daunnya menguning pucat.

Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan ujungdaun mengering dan umbinya kecil.

Pemupukan dilakukan 2 kali

16

Page 17: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

BAB IV. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Persyaratan Batang Bawah yang baik agar Okulasi berhasil dicari tanaman yang kulitnya

mudah dikupas dari kayunya, yaitu tanaman yang masih aktif dalam pertumbuhannya

sel-sel kambium aktif dalam pembelahan diri dan akan segera membentuk jaringan baru

bila kulit diambil dari kayunya.

2. Agar bibit jagung dapat berkecambah dengan baik dilakukan proses penekanan dengan

kaki pada benih setelah benih ditaburkan dan umumnya benih dapat masuk lebih dalam

pada tanah berpasir dari pada tanah berlempung

3. Syarat Iklim/Syarat Tumbuh Bawang merah yaitu pada dasarnya akan dapat tumbuh dan

memiliki produktivitas yang tinggi pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai

liat. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus atau Latosol, pH 5.6 – 6.5, ketinggian 0-400 mdpl,

kelembaban 50-70 %, suhu 25-320C.

17

Page 18: Fiirdaus 1127040018 Dasar-dasar Budidaya Tanaman

DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo Siagian.Ilmu Pertanian Unja dalam http://anakpintarunja.blogspot.com/

2012/06/okulasi-1.html (Diakses pada tanggal 30 November 2013, pukul 23:45 WITA).

Wudianto, R., 2001. Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi. Cet. XV. Penebar Swadaya,

Jakarta. Dalam http://kadutzatph.blogspot.com/2012/11/okulasi-jeruk.html

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul dalam http://anaszu.wordpress.

com/penelitian-sorgum/teknologi-bertanam-sorgum/ (Diakses pada tanggal 30

November 2013, pukul 23:52 WITA)

Pracaya, 2009 Dalam http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1156 (Diakses pada

tanggal 01 Desember 2013, pukul 08:32 WITA)

Joesoef, 1993 Dalam website http://bataviareload.wordpress.com/pertanian/ teknik-budidaya-

bawang-merah-yang-benar/ (Diakses pada tanggal 01 Desember 2013, pukul 09:43

WITA)

Anonim dalam http://tanamanpangan.deptan.go.id/doc_upload/Sorgum.pdf (Diakses pada

tanggal 01 Desember 2013, pukul 10:11 WITA)

18