file abc

20
pertumbuhan tumor, progresitas dan metastasis. 8 Galectin-3 juga berhubungan dengan peningkatan umur, nefropati diabetes, kondisi fibrosis seperti fibrosis hati, fibrosis ginjal, fibrosis paru idiopati dan pancreatitis kronik. Sekarang galectine-3 mendapat perhatian besar untuk kontribusinya dalam patofisiologi gagal jantung, sejak galectin-3 terlihat meningkatkan proliferasi fibroblas jantung, deposisi kolagen, dan disfungsi ventrikel. 9 II.2. Mekanisme Kerja Mekanisme galectin-3 dilepas ke ruang ekstraseluler tidak dimengerti secara baik. Lukyanov dan kawan melaporkan bahwa galectine-3 mempunyai kemampuan melintasi lapisan membran lemak. 10 Galectin-3 telah ditemukan berada dalam sitoplasma, inti sel dan ekstraseluler. Galectin-3 mempunyai efek yang berbeda berdasar keberadaannya. Galectin-3 sitoplasma mempunyai aktivitas anti-apoptosis. Galectin-3 intisel berhubungan dengan pertumbuhan sel, adhesi, migrasi, invasi, angiogenesis, fungsi imun, apoptosis dan endositosis. 9 1

Upload: ronaldi-roni

Post on 14-Jul-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

medis

TRANSCRIPT

Page 1: File ABC

pertumbuhan tumor, progresitas dan metastasis.8 Galectin-3 juga berhubungan

dengan peningkatan umur, nefropati diabetes, kondisi fibrosis seperti fibrosis hati,

fibrosis ginjal, fibrosis paru idiopati dan pancreatitis kronik. Sekarang galectine-3

mendapat perhatian besar untuk kontribusinya dalam patofisiologi gagal jantung,

sejak galectin-3 terlihat meningkatkan proliferasi fibroblas jantung, deposisi

kolagen, dan disfungsi ventrikel.9

II.2. Mekanisme Kerja

Mekanisme galectin-3 dilepas ke ruang ekstraseluler tidak dimengerti secara

baik. Lukyanov dan kawan melaporkan bahwa galectine-3 mempunyai

kemampuan melintasi lapisan membran lemak.10 Galectin-3 telah ditemukan

berada dalam sitoplasma, inti sel dan ekstraseluler. Galectin-3 mempunyai efek

yang berbeda berdasar keberadaannya. Galectin-3 sitoplasma mempunyai

aktivitas anti-apoptosis. Galectin-3 intisel berhubungan dengan pertumbuhan sel,

adhesi, migrasi, invasi, angiogenesis, fungsi imun, apoptosis dan endositosis. 9

II.3. Kegunaan klinis di bidang kardiovaskuler

II.3.1. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Pada tahun 2011, Falcone dan kawan meneliti untuk pertama kali tentang

hubungan antara kadar galectin-3 dengan kejadian koroner akut. Studi tersebut

melibatkan 125 pasien yang menderita PJK, yang secara angiografi dibuktikan.

1

Page 2: File ABC

Kadar galectin-3 lebih tinggi pada kelompok pasien dengan stenosis signifikan

yang melibatkan 3 pembuluh darah koroner [17,39 ng/mL (10,75-29,82)]

dibanding dengan kelompok stenosis satu atau dua pembuluh darah koroner [9,18

ng/mL (5,56-23,22)], walaupun data ini tidak mencapai signifikan secara statistik

(p=0,058). Kadar galectin-3 juga terbukti lebih tinggi pada kelompok PJK ‘tidak

stabil’ [27,75 ng/mL (19,27-39,09)] dibandingkan kelompok PJK ‘stabil’ [6,48

ng/mL (4,88-8,83)], p<0,01.5 Dari studi ini, dapat disimpulkan ada kemungkinan

galectin-3 mempengaruhi setiap fase dari perkembangan plak dan mempunyai

peranan dalam pertumbuhan yang progresif dari PJK.5 Dalam suatu studi, diduga

galectin-3 merupakan petanda ‘aktifasi makrofag’, hal ini disebabkan peningkatan

kadarnya dalam makrofag fagositik.11

II.4.6. Keganasan

Telah diketahui bahwa kadar galectin-3 dapat meningkat pada pasien dengan

keganasan. Ekspresi galectin-3 berhubungan dengan progresi tumor dan

metastasis. Karena itu, galectin-3 dapat dipakai sebagai petanda tumor.37

II.5. Alat tes yang dipakai

Kadar galectin-3 sering diukur dengan metode ELISA (Immunosorbent assay

manual assay), tes manual memerlukan laboratorium dan butuh waktu untuk

pengambilan sampel, penanganan, inkubasi dan tahap pencucian. Sekarang telah

dikembangkan beberapa tes otomatis lebih cepat mendapatkan hasilnya. Sejumlah

alat tes yang disetujui oleh FDA (the Food and Drug Administration) untuk

mengukur kadar galectin-3 adalah The ARCHITECT Galectin-3 assay dan BGM

2

Page 3: File ABC

Galectin-3 TM, alat tes ini digunakan untuk evaluasi klinis, sebagai bantuan untuk

menilai prognosis pasien gagal jantung kronik.38

BAB III

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

III.1. Kerangka Teori

3

Faktor Resiko PJK

Page 4: File ABC

Di dalam ruang lingkup penelitian SMC=Smooth Muscle Cell

Di luar ruang lingkup penelitian Ox-LDL=Oxidized Low Density

Berpengaruh Lipoprotein

berhubungan

Keterangan kerangka teori:

Galectin-3 merupakan zat yang dilepas oleh makrofag pada daerah inflamasi di

daerah plak aterosklerosis. Galectin-3 terbukti dalam penelitian sebagai

chemoattrachtant yang menyebabkan pengumpulan sel-sel makrofag lain untuk

berkumpul, menuju ke daerah plak aterosklerosis. Semakin banyak lesi yang ada,

diperkirakan proses inflamasipun semakin hebat. Penelitian ini secara umum

4

Galectin-3

PJK (ATEROSKLEROSIS)

Stenosis Pembuluh Darah Koroner

Ox-LDLMigrasi dan proliferasi SMC

Disfungsi endotel

MakrofagSitokin inflamasi

Foam cell

Derajat Keparahan Lesi

chemoattrachtant

Skor Modifikasi Gensini

Page 5: File ABC

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Galectin-3 dan derajat keparahan

lesi arteri koroner.

III.2. Kerangka Konsep

APS = Angina Pektoris Stabil

Keterangan kerangka konsep:

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui peran inflamasi pada

aterosklerosis pada pasien PJK. Petanda inflamasi yang diukur adalah galectin-3

melalui sampel darah dan derajat keparahan lesi diperiksa melalui pemeriksaan

angiografi koroner.

III.3. Variabel Penelitian

III.3.1. Variabel Tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah Skor Modifikasi Gensini

III.3.2. Variabel Bebas

Variabel tidak tergantung pada penelitian ini adalah Galectin-3

III.4. Hipotesis Penelitian

Kadar galectin-3 memiliki hubungan dengan derajat keparahan lesi arteri koroner

pada pasien angina pektoris stabil berdasarkan skor modifikasi Gensini.

5

Derajat keparahan lesi koroner

(Skor Modifikasi Gensini)

Pasien APS Galectin-3

Page 6: File ABC

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

IV.1. Rancangan Penelitian

Studi ini merupakan studi prospektif observasional analitik dengan metode

potong lintang.

6

Page 7: File ABC

IV.2. Tempat dan Waktu Penelitian

IV.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh

Darah RSUP Prof.Dr. R D Kandou Manado.

IV.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dimulai sejak lolos kaji etik dari panitia tetap etik

penelitian kedokteran/kesehatan RSUP Prof Dr. RD Kandou Manado

dan dilakukan sampai pencatatan dan analisa data semua

sampel selesai dilakukan.

IV.3. Populasi Penelitian

IV.3.1. Populasi Target

Populasi target adalah pasien dengan diagnosa angina pektoris stabil yang

melakukan prosedur angiografi koroner.

IV.3.2 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau adalah pasien dengan diagnosa angina pektoris stabil

yang melakukan prosedur angiografi koroner, dengan/tanpa prosedur

revaskularisasi di RSUP Prof Dr. RD Kandou Manado dengan indikasi nyeri dada

khas angina atau pemeriksaan non invasif yang menunjukkan kecurigaan penyakit

7

Page 8: File ABC

jantung koroner, termasuk pemeriksaan uji latih beban jantung yang dicurigai

positif iskemia, gangguan pergerakan dinding miokardium pada ekokardiografi

yang diduga diakibatkan proses iskemia atau kelainan elektrokardiografi (EKG)

yang menunjukkan kecurigaan adanya iskemia.

IV.3.3. Cara Pemilihan Sampel

Cara pemilihan sampel adalah secara consecutive sampling. Sampel

penelitian ini adalah bagian dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi.

a. Kriteria inklusi:

Pasien yang telah terdiagnosa APS dan menjalani angiografi koroner

Pasien bersedia ikut dalam penelitian dan menandatangani informed consent

b. Kriteria eksklusi :

Pasien yang pernah menjalani PCI (pemasangan stent)

Pasien yang pernah menjalani CABG

Pasien dengan stenosis <50%

Pasien dengan riwayat gangguan fungsi hati, peningkatan 2 kali dari nilai

normal

Pasien dengan eGFR<60mL/min/1,73m2

Pasien dengan obesitas (BMI > 30 kg/m2)

Pasien dengan riwayat penyakit inflamasi

Pasien dengan riwayat kanker

8

Page 9: File ABC

Pasien yang mendapat terapi steroid, obat anti inflamasi non steroid

IV.4. Estimasi Besar Sampel

Perkiraan besar sampel untuk mengetahui hubungan antara kadar galectin-3

dengan derajat keparahan lesi pembuluh darah koroner dihitung dengan

menggunakan rumus Hosmer-Lemeshowa:

Keterangan:

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

Z = derajat kepercayaan

p = nilai r dari penelitian terdahulu

q = 1 – p

d = limit dari error atau presisi absolut

dengan tingkat kesalahan 10%, maka dari rumus diatas didapatkan besar sampel

minimal sebesar 90 orang. Hasil perhitungan tersebut ditambahkan 10% untuk

menghindari dropout selama penelitian, sehingga besar sampel menjadi 99 orang

dan dibulatkan menjadi 100 orang.

IV.5. Definisi Operasional

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah Skor modifikasi Gensini

dari Jenkins.

Skor modifikasi Gensini dari Jenkins dinilai dengan membagi arteri

koronaria menjadi 8 segmen, yaitu: arteri koronaria utama kiri (left main),

9

Page 10: File ABC

arteri anterior desenden kiri hingga pada mulainya cabang diagonal kedua,

1/3 proksimal cabang septal mayor dari arteri anterior desenden kiri, 1/3

proksimal cabang diagonal pertama mayor dari arteri anterior desenden

kiri, arteri sirkumfleks kiri hingga mulainya cabang obtuse marginal

kedua, 1/3 proksimal cabang obtuse marginal pertama mayor, arteri

koronaria kanan hingga pada mulainya cabang arteri desenden posterior

dan 1/3 proksimal dari arteri desenden posterior (Gambar 1). Derajat

stenosis dinilai dengan memberikan skor sesuai dengan diameter stenosis,

di mana diameter stenosis <50% diberi skor 1, diameter stenosis 50-74%

diberi skor 2, diameter stenosis 75-99% diberi skor 3 dan diameter stenosis

100% diberi skor 4. Kemudian total skor dinilai dengan menjumlahkan

skor yang paling tinggi dari 8 segmen dengan total skor 32.39

10

Page 11: File ABC

Gambar 1. Segmen Arteri Koronaria Dalam Modifikasi Skor Gensini oleh Jenkins. LMC; Left Main Coronary, RCA; Right Coronary Artery, CFX; Circumflex, LAD; Left Anterior Descending, SEPT; Septal, PDA: Posterior Descending Artery. (Dikutip dari : Jenkins PJ, Harper RW, Nestel PJ. Severity of coronary atherosclerosis related to lipoprotein concentration. Br Med J 1978; 2:

388-391.)39

Lesi ringan, sedang dan berat dinilai berdasarkan skor modifikasi Gensini,

di mana pasien dengan skor 0 akan dimasukkan ke dalam kelompok

normal, pasien dengan skor 1-6 akan dimasukkan ke dalam kelompok

dengan lesi ringan, pasien dengan skor 7-13 akan dimasukkan ke dalam

kelompok dengan lesi sedang dan pasien dengan skor >13 akan

dimasukkan ke dalam kelompok dengan lesi berat.

Galectin-3 didefinisikan merupakan suatu protein dalam tubuh manusia

yang dikode oleh gen LGALS3 (Lectin, galactoside-binding, soluble,3)

yang berlokasi di kromosom 14, lokus q21-q22.

Kriteria objektif: Masih belum ada nilai cut-off yang direkomendasikan,

namun pada alat ini dicantumkan rentang kadar serum galectin-3 pada

sukarelawan sehat berkisar 2,40-15,7 ng/ml, dengan rata-rata 6,73 ng/ml.40

Cara Pemeriksaan: pengambilan darah antecubiti sebanyak 5 cc sebelum

tindakan angiografi koroner.

Hipertensi didefinisikan semua pasien yang mendapat terapi untuk tekanan

darah tinggi atau mempunyai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau

tekanan darah diastolik di atas ≥90 mmHg.

Kriteria Objektif : Berdasarkan Joint National Committee (JNC) VII tahun

2003 yaitu tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah

diastolik ≥90 mmHg.41

11

Page 12: File ABC

Cara pemeriksaan : Pengukuran tekanan darah setelah pasien beristirahat

di tempat tidur selama 15 menit dengan alat sphygmomanometer air raksa

merek Riester, dilakukan pada subjek dalam posisi tidur sejajar dengan

alat sphygmomanometer. Bunyi Korotkoff 1 dinilai sebagai tekanan darah

sistolik dan Korotkoff 5 sebagai tekanan darah diastolik.

Diabetes didefinisikan semua pasien yang mendapat terapi diabetes atau

gula darah puasa ≥126 mg/dL.

Kriteria Objektif : Berdasarkan kriteria World Health Organization

(WHO) tahun 2006 yaitu gula darah puasa ≥126 mg/dL.42

Cara Pemeriksaan : Pengukuran gula darah puasa dilakukan setelah pasien

puasa selama minimal 8 jam.

Pemeriksaan profil lipid dilakukan setelah pasien puasa minimal 8 jam.

Merokok didefinisikan sebagai semua pasien yang masih aktif merokok

atau pasien yang berhenti merokok kurang dari 1 tahun terakhir.

Kriteria merokok didasarkan pada Report of General Surgeon, US

Department of Health and Human Services tahun 2014 yang menyatakan

bahwa setelah seseorang berhenti merokok selama 1 tahun, maka akan

terjadi penurunan risiko kardiovaskular 50%.43

IV.6. Prosedur Penelitian

1. Menghubungi Ketua komite etik RS dalam rangka sosialisasi mengenai

diadakannya penelitian ini.

2. Melakukan anamnesis pada pasien yang dirujuk untuk tindakan angiografi

koroner pada laboratorium kateterisasi yang mencakup karakteristik klinis

12

Page 13: File ABC

yang meliputi usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi, diabetes melitus,

merokok, riwayat penyakit jantung pada keluarga dan riwayat pengobatan.

3. Melakukan pemeriksaan fisik pasien (tekanan darah, status generalis, berat

badan, tinggi badan).

4. Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah rutin, fungsi hati,

fungsi ginjal, kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), High Density

Lipoprotein (HDL), trigliserida dan gula darah puasa.

5. Pemeriksaan darah galectin-3, dalam 45 menit langsung dikirim ke

laboratorium PRODIA Manado.

6. Tindakan angiografi koroner dilakukan oleh dokter spesialis jantung dan

pembuluh darah konsultan intervensi.

7. Analisa hasil dari angiografi koroner dan melakukan penilaian skor

modifikasi Gensini dari Jenkins sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan

sebelumnya. Pasien dengan stenosis <50% tidak diikutsertakan dalam

penelitian.

8. Melakukan analisis data dengan program komputer SPSS.

9. Menyusun dan mempresentasikan laporan penelitian.

IV.7. Alat yang dipakai dan Cara Pemeriksaan

Alat yan

13

Page 14: File ABC

14