final prospro
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Final ProsPro
1/19
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI
KURSI
Kelompok 10
Robby Dwitama1206217300
Dosen :
Asisten:
Dr. Yudan Whulanza, S.T., M.Sc.
Dr. Ir. Gatot Prayogo, M.Eng.
Alexander Harvey Hutama
Co-Asisten:
Putra Natalegawa
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Depok
2014
-
8/10/2019 Final ProsPro
2/19
Page 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelancaran
yang diberikan oleh-Nya, sehingga penyelesaian laporan Pratikum Proses Produksi inidapat selesai sesuai dengan jadwal dan timeline yang sudah ditentukan sebelumnya.
Laporan akhir ini berisi seluruh pekerjaan dan proses yang dilakukan selama
pratikum. Selain itu, dilampirkan juga gambar isometri serta orthogonal benda yang
dibuat agar lebih informatif.
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila terdapat kesalahan pada
laporan ini harap dimaklumkan. Harapan dari penulis bahwa laporan ini dapat berguna
untuk orang lain.
Salam,
Robby Dwitama
Teknik Mesin UI 2012
1206217300
-
8/10/2019 Final ProsPro
3/19
Page 3
DAFTAR ISI
JUDUL..............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
BAB II PROSES PENGERJAAN........................................................................6
BAB III ANALISA...............................................................................................10
BAB IV PENUTUP...............................................................................................15
LAMPIRAN....................................................................................................................15
-
8/10/2019 Final ProsPro
4/19
Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pratikum proses produksi merupakan pratikum untuk mengenalkan kepada
mahasiswa suatu proses produksi untuk membuat suatu produk dari material yang
telah tersedia. Pratikum ini wajib diikuti oleh semua mahasiswa Departemen
Teknik Mesin Universitas Indonesia pada semester 4. Hal ini tidak lepas dari
majunya teknologi yang semakin modern. Dimana bisa kita lihat bahwa
perkembangan manufaktur semakin maju, seperti berkembangnya mesin mesin
manufaktur yang semakin efektif. Mesin mesin manufaktur itu seperti mesin
bubut, mesin freis, mesin las, bor dan yang lainnya.
Proses Manufaktur sendiri merupakan suatu rangkaian proses untuk
membuat suatu barang jadi dari material yang telah tersedia. Hal ini tidak lepas dari
kehidupan sehari hari ktia, dikarenakan semua produk di dunia ini dihasilkan
melalui proses manufaktur.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan membuat proses produksi
semakin mudah dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan dengan kemudahan dalam
pengerjaan berbagai proses manufaktur seperti cutting, milling, welding, drilling,
turning, dan seabgainya. Selain itu proses manufaktur juga harus memperhatikan
faktor lainya seperti material, prosesnya, dan hasil yang didapat. Faktor lainnya
yang harus diperhatikan adalah waktu pengerjaan dan biaya yang diperlukan.
Laboratium Departemen Teknik Mesin UI juga telah menggunakan alat-alat
produksi tersebut. Contohnya dalam praktikum proses produksi di mana praktikan
akan membuat suatu produk yang dalam pengerjaannya menggunakan alat- alat
yang tersedia di laboratorium DTM UI seperti mesin bubut, las, frais, dll. Dalam
praktikum kali ini praktikan akan membuaat kursi.
-
8/10/2019 Final ProsPro
5/19
Page 5
1.2 Pembatasan Masalah
Dalam praktikum ini, praktikan membuat kursi yang terdiri dari silinder
hollow dan batang hollow yang belum berbentuk suatu benda kerja (bahan
mentah). Praktikan memproses bahan tersebut hingga terbentuk suatu benda kerja
yang siap digunakan. Proses manufaktur yang dilaksanakan oleh praktikan untuk
membentuk benda kerja tersebut adalah proses cutting, turning, drilling, tapping,
welding, dan grinding.
1.3
Maksud dan Tujuan Praktikum
1.
Mengetahui pengoperasian mesin-mesin antara lain :
-
Mesin Bubut Harrison M. 300.
-
Mesin Las Listrik
- Mesin Bor Listrik
-
Peralatan Kerja Bangku- Mesin Grinding
2.
Mempelajari dasar-dasar membuat/merakit elemen-elemen dari sebuah
ragum sampai menjadi sebuah ragum yang utuh.
3.
Menumbuhkan sikap disiplin, tanggung jawab, kerja sama antar anggota
kelompok yang dapat menjadi bekal yang cukup di kemudian hari.
4.
Memahami dasardasar dari proses produksi dari sebuah produk mulai dari
pembentukan komponenkomponen sampai proses penyusunan komponen
komponen tersebut.
5.
Memahami kesalahan kesalahan yang mungkin terjadi saat menggunakanperalatan proses produksi yang dapat mengakibatkan cacat pada benda kerja.
-
8/10/2019 Final ProsPro
6/19
Page 6
BAB II
PROSES PENGERJAAN
2.1 Proses Detail Benda Kerja
Kursi merupakan produk yang dihasilkan pada pratikum kali ini. Kursi initerdiri dari silinder hollow dan batang hollow. Untuk melihat secara garis besar
proses benda kerja yang dilakukan oleh praktikan, berikut ini adalah alur proses
pembuatan penyangga kaki kursi yang dilakukan oleh praktikan :
Mulai
Silinder HollowSilinder Pejal
Pemotongan
Pengikiran
Pemotongan
Pengeboran
Pembubutan
Pemotongan
SelesaiWeldingbush dan assembly
Pengikiran
Tapping
Pengeboran
Batang Hollow
Pengeboran
Pemotongan
Grinding
-
8/10/2019 Final ProsPro
7/19
Page 7
Berikut ini adalah penjelasan proses di atas :
2.1.1 Proses Pemotongan Silinder Hollow dan Batang Hollow
Silinder hollow berdiameter luar 20 mm dan berdiameter dalam 17 mm dengan panjangawal sekitar 2000 mm dijepit oleh ragum (catok) pada meja kerja. Kemudian batang
tersebut dipotong secara manual dengan menggunakan gergaji besi sepanjang 500 mm
sebanyak 2 batang dan 1000 mm sebanyak 2 batang. Untuk batang persegi hollow juga
dipotong dari panjang 1000 mm menjadi 2 batang dengan panjang 390 mm dan 2
batang dengan panjang 450 mm. Pemotongan juga menggunakan gergaji besi secara
manual dengan dijepit ragum.
Proses Pemotongan
2.1.2 Proses Pemotongan Silinder Pejal
Batang pejal berdiameter 20 mm dengan panjang awal sekitar 600 mm dipotong dengan
gergaji mesin, dibuat 4 potongan dengan panjang sekitar 200 mm untuk proses
pembubutan. Pemotongan silinder pejal juga dilakukan setelah dilakukan proses drilling
dan bubut, untuk membagi dua buah silinder pejal yang telah di proses bubut dan
drilling dengan ukuran 20 mm, dimana 10 mm untuk bagian dengan diameter 20 mm
dan 5 mm untuk bagian dengan diameter 17 mm hasil dari pembubutan.
2.1.3
Proses Pembubutan
Batang pejal yang telah dipotong berukuran 200 mm diletakkan pada spindel yang
terdapat pada mesin bubut. Mesin bubut yang dipakai adalah Harrison M300. Proses
pembubutan secara memanjang dilakukan pada batang kerja sepanjang 10 mm.
Diameter yang diinginkan sebagai hasil dari proses pembubutan adalah sebesar 17 mm.
Pembubutan ini dilakukan dikedua sisi dari batang pejal yang telah dipotong, untuk
mengefisiensikan tenaga dan waktu yang ada. Setiap proses pemotongan dilakukan
secara bertahap dengan memajukan mata pahat secara bertahap sedikit demi sedikit.
Tiap tahap pemotongan berukuan kurang lebih 0,5 mm sehingga diperlukan 5-6 kali
proses pemotongan. Pada saat melakukan proses pemotongan, jalannya mata pahat ke
-
8/10/2019 Final ProsPro
8/19
Page 8
arah kiri (mendekati benda kerja/spindel) dapat dilakukan secara otomatis dengan
menekan tuas penggerak otomatis yang ada di mesin bubut tersebut. Fluida sangat
dibutuhkan dalam proses pembubutan. Hal ini dikarenakan agar mata pahat serta benda
kerja tidak terlalu panas dan mengurangi kemungkinan kerusakan pada mata pahat,
namun fluida yang ada pada mesin tidak keluar secara otomatis, sehingga dibutuhkanpenuangan secara manual.
Proses Pembubutan
2.1.4
Proses Drilling
Setelah silinder pejal selesai dipotong menjadi ukuran 200 mm, dilakukan proses
pengeboran (drilling). Proses pengeboran dilakukan oleh praktikan menggunakan mesin
bubut. Sebenarnya proses drilling ini bisa menggunakan mesin bor, namun praktikanmemilih untuk menggunakan mesin bubut dikarenakan mesin bubut lebih mudah untuk
menentukan sumbu pada silinder pejal dibandingkan dengan mesin bor. Mata live
center pada mesin bubut diganti dengan mata bor. Pengeboran dilakukan dengan
menggunakan mata bor 6 karena lubang hasil pengeboran akan dibuat ulir dalam
sebesar M6 dengan tapping. Pengeboran dilakukan hingga kedalaman 15 mm.
Pengeboran dilakukan dikedua sisi silinder pejal yang telah dipotong agar,
mengefisiensikan waktu dan tenaga. Setelah mata bor dipasang, landasan dimajukan
sampai ujung mata bor menyentuh permukaan benda. Mesin bubut dinyalakan dan mata
bor dimajukan sedikit demi sedikit dengan cara memutar tuas yang terdapat pada
landasan. Perlu ketelitian saat melakukan pengeboran. Mata bor tidak langsung
digerakkan maju terus menerus namun harus ditarik keluar kembali agar chip dapat
keluar dan tidak tersangkut serta menghindari patah pada mata bor. Proses Drilling juga
dilakukan pada silinder hollow dengan jarak 150 mm dari bawah dengan mata bor 6
mm untuk membuat lubang dan pada batang hollow untuk membuat lubang sebesar 20
mm dengan menggunakan mesin drilling.
-
8/10/2019 Final ProsPro
9/19
Page 9
Proses Drilling Batang Hollow
2.1.5 Proses Tapping
Bush dijepit pada ragum (catok). Proses tapping dilakukan dengan manual
menggunakan metode tap and dies. Proses tapping dilakukan 3 tahapan yaitu tahap
pertama bor untuk membuka jalan awal, tahap kedua memperbesar lubang dan tahap
ketiga finishing untuk dimensi yang lebih baik. Tap digunakan dari yang halus hingga
tajam. Tap diputar searah dengan jarum jam sejauh 180 derajat, namun dan harus
dibalikan 90 derajat berlawanan arah jarum jam, penggunaan tap harus hati-hati agar
mata tap dan alur ulir tidak rusak (patah). Dibutuhkan oli (lubricant) dalam proses
tapping untuk mempermudah pembuangan ampas besi dan juga mempermudah proses
pembentukan ulir agar tidak rusak akibat gesekan yang terjadi pada saat pengetapan.
Proses Tapping
2.1.6 Proses Pengelasan
Setelah semuanya selesai diproduksi maka proses pengelasan akan dilakukan. Pada
proses ini pengelasan dilakukan pada batang hollow 390 mm dan 450 mm. Untuk
menyambungkannya menjadi rangka, pengelasan dilakukan pada 8 tempat (bagian atas
dan bawah) dengan 3 titik di masing masing tempat. Selain itu proses pengelasan juga
dilakukan pada bush dan kaki kursi untuk menyambungkannya. Pada assembly kursi
juga dilakukan proses pengelasan dengan menyambungkan kaki kursi ke rangka kursi.
-
8/10/2019 Final ProsPro
10/19
Page10
Sedangkan penyangga kursi digunakan siinder pejal yang telah disediakan oleh
laboratorium.
Proses Welding
2.1.7 Proses Grinding
Tahap terakhir dari pembuatan kursi ini adalah digrinding untuk menghaluskan
permukaan yang telah dilas. Selesai dihaluskan maka kursi dapat digunakan..
2.2 Gambar Benda Kerja (CAD)
No Gambar Nama Keteranga
n
Jumlah
1 Rangka
Kursi
Batang
Hollow
dengan 4
batang
diwelding
1
2 Bush Dikerjakan
dengan
mesin
bubut dan
tapping
4
-
8/10/2019 Final ProsPro
11/19
Page11
3 Kaki Kursi Silinder
Hollow
dengan
panjang
500 dan1000 mm
2 500
mm
2 1000
mm
4 Penyangga
kursi
Silinder
Pejal
(Penutup)
4
-
8/10/2019 Final ProsPro
12/19
Page12
BAB III
ANALISA
3.1 Analisa Alat
Analisa Mesin Gerinda
Mesin gerinda yang digunakan adalah mesin gerinda pada laboratorium
Departemen Teknik Mesin. Mesin gerinda ini terdiri dari 2 tempat untuk
gerinda. Mesin Gerinda ini digunakan untuk menghaluskan permukaan kaki
kursi dan rangka kursi agar rata dan bisa diwelding. Setelah dilas permukaan
kaki kursi juga diratakan agar kelihatan rapi. Pada penggunaan mesin gerinda,
harus menggunakan 2 tangan dan kaca mata.
Analisa Kerja Bangku
1.
Gergaji konvensional
Gergaji konvensional digunakan dalam proses cutting. Penggunaan gergaji
ini harus menggunakan kedua tangan. Penekanan dilakukan saat maju kedepan
dan saat kebelakang tidak usah menggunakan penekanan.
2.
Alat kikir
Benda kerja yang dihasilkan dari proses produksi ini tentu tidak rata. Untuk
meratakan permukaan maka digunakanlah kikir. Kikir yang digunakan terdiri
dari kikir bulat dan kikir segitiga.3.
Catok
Catok berperan sebagai penyangga benda kerja baik saat sedang
digergaji, dikikir, dan di-tapping. Catok menjepit benda kerja agar tidak
bergerak, sehingga benda kerja dapat diproses dengan lebih sempurna.
Analisa Alat Tapping (Tap and Dies)
Pada pratikum ini, pembuatan ulir dalam digunakan alat manual
menggunakan metode tap and dies. Pada tapping kali ini digunakan ukuran M6
x 1. Mata tap digunakan secara bertahap dengan tiga mata tap yang berbedamulai dari yang paling tumpul hingga yang paling tajam. Arah tap dilakukan
searah dengan jarum jam agar menjadikan ulir juga searah jarum jam. Tap harus
dilakukan dengan pelan agar mata tap atau ulir yang terjadi menjadi rusak.
Selain itu, apabila terjadi kesulitan saat melukan tap, diperlukan oli untuk
melubrikasi bagian daslam benda kerja agar lebih mudah ditap. Alat tap yang
dipakai saat pratikum memiliki kekurangan dimana pengencangan sangat
minim, sehingga saat diputar seringkali terjadi loss pada pemutaran. Maka
proses tapping menjadi sangat lama dan tidak efisien.
-
8/10/2019 Final ProsPro
13/19
Page13
Analisa Mesin Bubut
Mesin bubut yang digunakan pada pratikum kali ini berjenis Harrison
M600. Mesin bubut berperan dalam mengurangi diameter besi pejal bentuk
silinder, serta melakukan bor pada silinder.Mesin bubut memiliki pengaturan yang cukup kompleks. Pengaturan
yang cukup penting dalam pengoperasian mesin bubut adalah kecepatan putar
spindle, dan arah makan (pahat). Pahat yang digunakan pada proses bubut harus
dipastikan sudah sejajar dengan pusat lingkaran pada spindle (center) agar mata
pahat tidak cepat rusak, dan kerja lebih efisien dengan sudut potong yang
maksimum. Kecepatan putar dan arah makan harus disesuaikan dengan material
yang akan diproses dengan mesin bubut. Saat proses bubut dilakukan, kecepatan
makan harus diatur secara perlahan dan tinggi pahat yang rendah. Hal ini
dilakukan agar umur pahat dapat lebih lama dan tidak cepat tumpul. Pada saat
pengoperasian juga seringkali timbul asap akibat perubahan temperature pada
daerah pahat. Maka dari itu diperlukan fluida untuk lubrikasi dan menurunkan
suhu. Pada pratikum kali ini, keran air pada sudah mesin bubut sudah tidak
berfungsi, maka pemberian air dilakukan secara manual.
Analisa Mesin Las
Pada pratikum kali ini, mesin las yang digunakan adalah las listrik
dengan jenis SMAW. Arus listrik yang dapat diatur sangat menentukan hasil las.
Pada pratikum kali ini, dipakai arus listrik sebesar 70 A. Arus yang digunakantidak boleh terlalu besar ataupun terlalu kecil. Apabila tidak sesuai, hall as juga
akan tidak sesuai. Selain arus, yang harus diperhatikan dari proses pengelasan
adalah electrode yang digunakan. Electrode harus berada pada ujung positif,
sedangkan ujung negative dijepit pada meja konduktor. Pada saat diproses
pengelasan, terdapat beberapa alat safety yang harus digunakan seperti helm
untuk menutupi muka dan mata, sepatu dan baju lab. Hal ini penting karena
menghindari percikan api yang timbul pada saat las, serta melindungi mata dari
cahaya yang sangat silau saat proses pengelasan. Pada pratikum kali ini,
dilakukan 4 kali las titik pada tiap sambungan.
Analisa Mesin Drilling.
Pada pratikum kali ini, mesin drilling yang digunakan ada 2 jenis. Satu
jenis merupakan mesin drilling dengan diameter 6 mm dan satu lagi dengan
diameter 20 mm. Yang harus diperhatikan dalam memproses mesin drilling ini
adalah bahwa benda harus terjepit dengan sempurna. Selain itu mata bor juga
harus tepat pada titik yang akan dibor. Agar tidak terjadi kesalahan maka drilling
harus dilakukan dengan sabar agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.
-
8/10/2019 Final ProsPro
14/19
Page14
3.2 Analisa Bahan
Bahan yang digunakan dalam pratikum kali ini adalah SS baik untuk silinder
hollow, maupun batang persegi hollow. Material ini memiliki tingkat keuletan
yang cukup baik, sehingga tepat digunakan sebagai material untuk membuatkursi.
3.3
Analisa Chip
Chip dalam Penggergajian
Saat pemotongan dilakukan, gergaji memasuki benda kerja, chips akan terangkat
dan menggulung mengikuti kait hingga keluar dari benda kerja. Pada proses ini
terjadi peningkatan temperature akibat dari gesekan yang terjadi.
Chip dalam Pembubutan
Pada saat proses bubut, chip terjadi akibat dari pergeseran mata pahat pada
daerah yang sempit. Pembentukan chip pada proses bubut ditentukan oleh sifat
bahan dan material yang digunakan. Bahan yang lunak akan membuat chip yang
panjang, meningkatkan temperature, serta berbentuk keriting. Sedangkan untuk
bahan yang lebih keras, maka chip yang terbentuk pendek. Temperatur dan
tekanan yang ditimbulkan pada daerah pahat sangat tinggi, sehingga memberikan
tekanan pada mata pahat dengan membentuk BUE (Build Up Edge). BUE dapat
mengakibatkan perubahan bentuk pada pahat, sehingga memperpendek umur
pahat. BUE dapat dikurangi dengan mengurangi tebal pemotongan,
memperlambat kecepatan potong, dan menggunakn fluida untuk lubrikasi.
3.3
Analisa Proses, Hasil, dan Waktu
Analisa Proses Pengerjaan
Proses Pembuatan Ulir (Tapping)
Proses pembuatan ulir harus dilakukan dengan hati hati dan sabar. Halini dikarenakan karena proses ini membutuhkan ketelitian agar tidak terjadi
kesalahan ulir yang digunakan. Tapping ini dilakukan dengan diameter terkecil
sampai diameter yang kita inginkan. Dilakukan dengan 2 tangan dan diputar
searah jarum jam. Apabila susah untuk memutarnya, maka dapat digunakan oli
untuk mempermudah pemutarannya
Proses Pembubutan
Hal yang penting dalam proses pembubutan yang sangat memprngaruhi hasil
yaitu kecepatan sudut spindle, kecepatan makan, pemilihan mata pahat,
ketebalan pemotongan, dan fluida untuk pelumasan. Sebelum memulai proses
-
8/10/2019 Final ProsPro
15/19
Page15
pembubutan, penting untuk dilakukan proses centrring, agar mata pahat sejajar
dengan sumbu besi pejal. Untuk memperoleh hasil bubut yang halus, maka
diperlukan kecepatan sudut spindle yang tinggi, kecepatan makan yang lambat.
Sebaliknya untuk memperoleh hasil bubut yang kasar, diperlukan kecepatan
spindle yang rendah, dan kecepatan makan yang tinggi. Pemilihan materialpahat dan ketebalan pahat sangat berpengaruh dari material yang akan dibubut.
Apabila material cukup keras, maka ketebalan bubut harus rendah dan material
pahat harus lebih keras daripada benda kerja yang akan dibubut. Fluida
pelumasan diperlukan karena terjadi perubahan temperature dan tekanan pada
daerah pahat. Selain itu, fluida pelumasan juga berfungsi dalam memperpanjang
umur pahat dan membuang sisa-sisa hasil bubut yang dapat mengganggu pahat
saat proses pembubutan.
Proses Pengelasan
Yang harus diperhatikan pada proses pengelasan adalah keselamatan. Kitaharus menggunakan alat pelindung diri. Pengelasan dilakukan pada 4 titik untuk
semua tempat. Pengelasan ini harus dilakukan dengan teliti agar tidak merusak
benda kerja atau kursi
Proses Pengikiran
Proses kikir merupakan proses untuk menghaluskan permukaan benda kerja.
Dalam hal ini kaki kursi dihaluska dengan menggunakan kikir, Yang harus
diperhatikan saat menggunakan kikir adalah jangan terlalu lama karena dapat
mengikis benda kerja
Proses Pemotongan (Cutting)
Semua benda pada pratikum ini melalui proses cutting. Baik silinder hollow
maupun batang hollow. Proses cutting ini menggunakan gergaji besi. Satu hal
yang harus diperhatikan adalah saat melakukan cutting maka harus
menggunakan sarung tangan untuk menjaga tangan dari gergaji besi yang
digunakan. Penekanan juga harus diperhatikan serta posisi cutting juga. Jangan
sampai terjadi kemiringan saat cutting.
Proses Pengeboran (Drilling)Proses pengeboran dilakukan dengan bantuan mesin bubut untuk membuat
bush. Tetapi dalam drilling silinder hollow maka tidak menggunakan mesin
bubut. Kita menggunakan mesin drilling dengan diameter 6 mm untuk silinder
hollow. Sedangkan untuk membuat lubang yang besar pada batang hollow maka
menggunakan mesin drilling satu lagi.
-
8/10/2019 Final ProsPro
16/19
Page16
3.4.2Analisa Hasil
Analisis Hasil Penggergajian
Hasil penggergajian yaitu menghasilkan batang hollow 390 mm 2 batang dan
450 mm 2 batang. Silinder hollow dengan panjang 500 mm 2 dan 1000 mm 2buah.
Analisis Hasil Pembubutan (Turning, Boring)
Hasil yang didapatkan dari proses bubut adalah diameter yang berkurang sebesar
3 mm, dan bor sedalam 20 mm. Proses pengurangan diameter dilakukan hingga
jarak 10 mm dari ujung besi pejal. Kecepatan makan diatur 1 mm / putaran.
Sehingga hasil yang didapat cukup halus dan merata. Namun dikarenakan
pengurangan diameter cukup tebal sebesar 3 mm, maka dilakukan beberapa kali
pembubutan untuk mendapat hasil yang lebih halus dan memperpanjang umur
pahat. Setelah dilakukan pembubutan, maka dilakukan pengeboran. Hasil
pengeboran didapatkan lubang dengan kedalaman 20 mm dengan diameter 6 mm.
Hasil yang didapatkan cukup center, karena bantuan mesin bubut yang presisi
dalam menentukan center bor.
Dalam pratikum, dihasilkan 2 buah silinder yang sudah dibubut kedua ujungnya,
serta dibor kedua ujungnya. Hampir semua hasil dapat dikatakan berhasil, hanya
sedikit kesalahan-kesalahan minor yang dapat dikompensasi melalui proses
pemotongan.
Hasil drilling pada silinder hollow dilakukan pada jarak 150 mm dari bawahuntuk menghasilkan lubang 6 mm. Sedangkan pada batang hollow dilakukan
drilling untuk membuat lubang 20 mm.
Analisis Hasil Pengelasan
Hasil pengelasan yang dilakukan kurang rapi, tetapi pengelasan yang dilakukan
pada 4 titik dapat membuat kursi menjadi dapat dioperasionalkan. Kursi yang
dihasilkan juga cukup kuat. Pengelasan yang kurang rapi maka akan dirapikan
dengan mesin gerinda. Proses pengelasan memang susah dibutuhkan skill dan
pengalaman dalam pengelasan.
Analisis Waktu Pengerjaan
Mulai pukul 08.30-15.00, 390 menit dibagi 4 kaki kursi, 4 bush, dan 1 rangka
kursi. Perkiraan setiap proses Untuk bush sebagai berikut
1. Turning diameter: 5 menit x 2 = 10 menit
2. Drilling : 5 menit x 2 = 10 menit
3. Tapping bush : 5 menit x 4 = 20 menit
4. Memotong silinder hollow : 10 menit x 2 = 10 menit
5. Mengelas: 5 menit x 2 buah = 10 menit
Total waktu yang diperlukan untuk membuat satu buah penyangga kursi sesuaiperhitungan membutuhkan waktu 60 menit.
-
8/10/2019 Final ProsPro
17/19
Page17
Sedangkan untuk membuat kaki kursi adalah sebagai berikut.
1. Memotong silinder hollow (D 20 mm) : 10 menit x 4 = 40 menit
2. Gerinda silinder hollow (D 20 mm ) : 5 menit x 4 = 20 menit
3. Driliing silinder hollow (D 6 mm ) : 4 x 3 menit = 12 menit
Total watku adalah 72 menit sedangkan untuk batang hollow adalah sebagaiberikut.
1. Memotong batang hollow : 10 menit x 4 = 40 menit
2.
Gerinda batang hollow : 5 menit x 4 = 20 menit
3.
Driling batang hollow : 5 menit x 4 = 20 menit
Sedangkan untuk proses assembly dan welding memakan waktu 40 menit.
-
8/10/2019 Final ProsPro
18/19
Page18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
-
Pengukuran dimensi benda harus sesuai, serta diberi pangjang lebih(allowance) untuk menghindari pengulangan apabila terjadi kesalahan.
- Pada proses pemotongan, diperlukan perhatian yang cermat dari arah
gergaji, mata gergaji, dan sudut akibat kesalahan (tidak lurus)
-
Pada proses pengikiran, arah yang dilakukan haruslah searah.
-
Pada proses pembubutan (pemakanan, penguliran), harus benar benar
teliti dan hati-hati dalam penggunaan mesin bubut. Baik dari penggunaan
mata pahatnya, pemasangan mata pahat (penguncian, letak mata pahat),
pengaturan posisi benda kerja, pemilihan ketebalan makan dari mata
pahat, pemakaian mata bor haruslah sesuai dengan aturannya. Selain itu,
center juga berperan sangat penting saat bubut.
- Pada proses pengelasan, besarnya arus, arah, dan jarak benda dari
elektroda ketika mengelas juga harus sesuai dengan keadaan dari benda
kerjanya. Hal ini dilakukan agar pengelasan pas.
- Penggunaan safety tool memiliki peran yang penting untuk menghindari
keselamatan dan kesehatan kerja pratikan
4.2 Saran
- Alat Tapping yang sudah longgar harap dapat diperbaiki agar waktu
yang digunakan untuk tapping menjadi lebih singkat.
- Mesin bubut yang tidak berfungsi dengan baik sangat menghambat
pekerjaan praktikan sehingga banyak membuang waktu.
- Penggunaan safety tools sebelum pratikum harus sudah maksimal, untuk
mencegah hal yang tidak diinginkan.
-
8/10/2019 Final ProsPro
19/19
LAMPIRAN