financial technology; maksimalisasi laba usaha pada usaha

110
i Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Studi pada Merchant Fintech Go-Pay di Wilayah Kota Makassar) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar Oleh: MUHAMMAD ALIF RIDWAN 90400115106 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

i

Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

(Studi pada Merchant Fintech Go-Pay di Wilayah Kota Makassar)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

pada Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

MUHAMMAD ALIF RIDWAN

90400115106

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020

Page 2: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Alif Ridwan

NIM : 90400115106

Tempat/ Tgl. Lahir : Majene, 25 Maret 1997

Jurusan/ Prodi : Akuntansi

Fakultas/ Program : Ekonomi dan Bisnis Islam

Alamat : Jl. Bontotangnga, pao pao. Perum. Al-ikhlas

Kab. Gowa

Judul : Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Studi pada

Merchant Fintech Go-Pay di Wilayah Kota Makassar)

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar

adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

duplikat, tiruan, atau dibuat orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan

gelar yang diperoleh batal demi hukum.

Gowa, 1 Maret 2021

Penyusun

MUHAMMAD ALIF RIDWAN

NIM. 90400115106

Page 3: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

ii

Page 4: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kesehatan, kekuatan, rahmat dan inayahnya serta ilmu pengetahuan yang ia

limpahkan. Atas perkenaanya juala sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

dan penulis tidak pula panjat Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada

Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat–nya penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Studi pada Merchant Fintech Go-Pay

di Wilayah Kota Makassar)”penulis hadirkan sebagai salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan studi SI dan memperole gelar serjana Akuntansi di Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukanlah hal yang mudah. Ada

banyak rintangan dan hambatan yang meyertainya. Hanya dengan semangat,

ketekunan dan kerja keraslah yang menjadi motivasi penulis dalam menyelesaikan

segala proses tersebut. Hal tersebut juga karena adanya berbagai bantuan baik moril

dan materil dari berbagai pihak yang telah membantu memudahkan langkah penulis

dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu perkenankanlah penulis

menghanturkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya terkhusus kepada

kedua orang tuaku tercinta Abd. Kadir Dg. Lurang dan Norma Dg. Ngintang tiada

Page 5: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

v

berputus-putus untuk berdo‟a agar diberikan kesuksesan dunia dan akhirat anak-

anaknya.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,

diantaranya:

1. Bapak Prof. Drs. Hamdan Juhannis, M. A., D selaku Rektor beserta Wakil

Rektor I, II, III dan IV Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas M.Ag selaku Dekan beserta Wakil Dekan

I, II dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar.

3. Bapak Memen Suwandi, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

4. Ibu Dr. Lince Bulutoding, SE., M.Si., Ak. selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

5. Bapak Prof. Dr. H. MUSLIMIN KARA, M.Ag., selaku dosen pembimbing I

sekaligus Penasehat Akademik (PA) yang senantiasa bersabar dalam

memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi bagi penulis dalam menyusun

dan meyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Saiful Muchlis, SE., M.Sa. Ak. CA., selaku pembimbing II yang

dengan penuh kesabaran membimbing, megarahkan dan memotivasi penulis.

7. Bapak Jamaluddin M., S.E., M.Si, selaku penguji I atas segala saran dan

kritik yang membangun untuk peneliti.

Page 6: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

vi

8. Bapak Memen Suwandi, SE., M.Si., selaku penguji II atas segala saran dan

koreksi yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

9. Segenap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar yang telah banyak memberikan bekal ilmu yang

bermanfaat selama penulis menjalani perkuliahan.

10. Seluruh staf akademik dan tata usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

11. Bapak Taqdir selaku pemilik usaha The Crepers, Ibu Sukma selaku manajer

rumah makan Mba Daeng dan Ibu Ica selaku pegawai King Thai Tea yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan

bersedia menjadi informan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Saudara kandung Rum Ridwan dan Nurul Ilma yang selalu menjadi motivasi

terbesar kedua setelah Kedua Orang tua kami agar kami selalu berusaha

berbakti dan membahagiakan kedua orang tua kami dan menjadi anak yang

sholeh.

13. Keluarga besar Bapak Ridwan Samin dan Keluarga Besar dari Ibu Hj.

Yusran

14. Saudara-saudariku, Budi Setiawan, Riswandi, Zulkifli, Hengki Ternando

Iksan Rajab, Nur Iksan, Andi Ikhwan, Asmar Prasetia, Muh Andal, St. Nur

Hikmah, Nita, Dadang, Faisal, Hilmi yang selalu ada dan selalu saling

melengkapi dalam menjalani hidup termasuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

vii

15. Keluarga besar Akuntansi C 2015 serta Saudara-saudari akuntansi 2015 yang

telah menjadi keluarga selama empat tahun dan sampai seumur hidup.

16. Keluarga besar FASCO 53 SMAN 1 MAJENE Angkatan 2015.

17. Keluarga besar KKN Desa Sapanang, KKN Kajang dan masyarakat Desa

Sapanang.

18. Keluarga futsal yang senantiasa memberikan waktu untuk bersilaturahmi

bersama untuk mengeluarkan keringat dan menghilangkan stres dalam

penyelesaian skripsi ini.

19. Keluarga besar Perum. Al Ikhlas yang telah menjadi keluarga selama 2 tahun

ini dan seterusnya.

20. Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimah kasih

banyak atas do‟a dan dukungannya selama ini. Semoga kita semua senantiasa

berada dalam limpahan rahmat-nya.

Gowa, 1 Maret 2021

Penyusun

MUHAMMAD ALIF RIDWAN

NIM. 90400115106

Page 8: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL.................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii

ABSTRAK ............................................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ........................................................ 8

D. Kajian Pustaka ............................................................................................. 9

E. Kebaruan (Novelty) Penelitian .................................................................... 12

F. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 13

G. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Theory of Reasoned Action (TRA)............................................................... 16

B. Technology Acceptance Model (TAM) ....................................................... 17

C. Financial Technology.................................................................................. 20

D. Go-Pay......................................................................................................... 21

Page 9: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

ix

E. Fintech dalam Perspektif Islam ................................................................... 22

F. Laba dalam Perspekttif Islam ...................................................................... 24

G. UMKM ........................................................................................................ 25

H. Transaksi pembayaran ................................................................................. 29

I. Inklusi Keuangan ........................................................................................ 30

J. Maksimalisasi Laba ..................................................................................... 31

K. Minat Penggunaan (Behavioral IntentionI) ................................................ 32

L. Fintech Sebagai Sarana Transaksi Pembayaran Elektronik ........................ 33

M. Penerapan Transaksi Pembayaran Menggunakan Fintech pada UMKM ... 34

N. Rerangka Pikir ............................................................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ......................................................................... 38

B. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 39

C. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 40

D. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 41

E. Instrumen Penelitian.................................................................................... 43

F. Metode Analisi Data ................................................................................... 44

G. Teknik Analisis Data ................................................................................... 44

H. Fintech sebagai Alat Analisis Data ............................................................. 48

I. Uji Keabsaan data ....................................................................................... 50

Page 10: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Fintech

1. Sejarah Fintech di Indonesia ................................................................. 53

2. Klasifikasi UMKM................................................................................ 54

a. Mikro ............................................................................................. 54

b. Kecil .............................................................................................. 54

c. Menengah ...................................................................................... 54

3. Letak dan Lokasi ................................................................................... 54

a. King Thai Tea ............................................................................... 54

b. The Crepers ................................................................................... 54

c. Mbak Daeng .................................................................................. 55

4. Motto ..................................................................................................... 55

a. King Thai Tea ............................................................................... 55

b. The Crepers .................................................................................. 55

c. Mbak Daeng .................................................................................. 55

5. Jam Operasional .................................................................................... 56

a. King Thai Tea ............................................................................... 56

b. The Crepers ................................................................................... 56

c. Mbak Daeng .................................................................................. 56

6. Kegiatan dan Fasilitas Usaha ................................................................ 56

a. King Thai Tea ............................................................................... 56

b. The Crepers ................................................................................... 56

Page 11: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

xi

c. Mbak daeng ................................................................................... 57

B. Pembahasan

1. Pandangan pengelola usaha terhadap Financial Technology (Go-Pay)

pada UMKM di Kota Makassar ............................................................ 64

2. Implementasi penerapan Financial Technology (Go-Pay)

dalam peningkatan laba pada UMKM di Kota Makassar .................... 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 74

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 75

C. Saran Penelitian ........................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 9

Tabel 1.2 Klasifikasi UMKM ................................................................................. 27

Tabel 1.3 Sebelum dan Sesudah penerapan Fintech ............................................... 71

Page 13: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Rerangka Fikir ..................................................................................... 37

Gambar 3.1 Model Analisis Data ............................................................................ 45

Gambar 3.2 Alat Analisi Data ................................................................................. 49

Gambar 3.3 Desain untuk Kepentingan Penelitian ................................................. 50

Page 14: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

xiv

ABSTRAK

Nama : Muhammad Alif Ridwan

Nim : 90400115079

Judul : Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pandangan Pengelola usaha terhadap

Financial Technology (Go-Pay) pada UMKM di kota Makassar. Selain itu penelitian

juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana perlunya penerapan Financial

Technology (Go-Pay) dalam peningkatan laba pada UMKM di Kota Makassar.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi lapangan dan dokumentasi.

Metode analisis data menggunakan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan. Uji keabsaan data penelitian menggunakan triangulasi sumber data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pandangan pengelola usaha mengenai

fintech bahwa ini sesuatu yang sangat penting dalam pengembangan usaha. Dimana

dengan penggunaan fintech dapat mempermudah sistem pembayaran. Konsumen

tidak perlu lagi membawa uang cash cukup dengan menggunakan fintech (Gopay)

dalam melakukan pembayaran dan ini sangat menguntungkan pelaku usaha ataupun

konsumen. Selain itu, penggguna fintech pada tiga pelaku usaha di kota Makassar

telah memberikan kenaikan laba berkisar 20-30%. Kenaikan laba tentu menjadi hal

yang sangat berpengaruh dalam perkembangan usaha. Kenaikan ini dapat terjadi

dikarenakan dengan penggunaan fintech ini mengatasi permasalahan yang sering

terjadi seperti terbatasnya ekses pasar, terbatas akses informasi mengenai sumberdaya

dan teknologi serta keinginan masyarakat yang ingin bertransaksi lebih cepat, mudah

dan nyaman.

Kata kunci:financial technology, UMKM, Go-Pay ,maksimalisasi laba.

Page 15: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman saat ini tak bisa dilepaskan dari kemajuan teknologi dan

internet, Teknologi dan internet memiliki kontribusi penting dalam mendukung

segala aktivitas kehidupan manusia. Penggunaan teknologi digital di Indonesia yang

begitu besar akan memberikan pengaruh bagi beberapa sektor, salah satunya adalah

sektor bisnis yang kemudian melahirkan perdagangan online atau e-commerce.

Dengan perkembangan perdagangan online atau e-commerce maka industri keuangan

Indonesia juga mengalami perkembangan, yaitu berupa hadirnya Financial

Technology (Sitompul, 2018). Maka, dengan hadirnya tekhnologi dan internet ke

sektor keuangan akan merubah industri keuangan menuju era digital dan kita harus

siap menghadapi perubahan itu sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Ar Ra‟d

ayat 11:1

فسهن ل يغيزها بقىم حتى يغيزوا ها بأ إى الل

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS Ra‟d : 11)

Financial Technologi (Fintech) dapat membuat pekerjaan jadi lebih cepat dan

mudah. Ini sesuai dengan keinginan masyarakat yang ingin bertransaksi lebih cepat,

mudah dan nyaman. Hal ini didukung oleh Pemerintah dengan adanya regulasi yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) nomor 18/40/PB/2016 perihal pelaksanaan

Page 16: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

2

pemrosesan transaksi pembayaran dengan sistem inovasi Fintech untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat sebagai pengguna di bidang jasa sistem pembayaran. Dalam

industri keuangan, teknologi mampu mendorong berkembangnya alat transaksi bagi

masyarakat. Perkembangan fintech banyak memunculkan inovasi aplikasi dalam

layanan keuangan, seperti alat pembayaran, alat pinjaman dan lain-lain yang mulai

terkenal pada masa digital ini (Sugiarti et al., 2019). Perkembangan Financial

Technology (fintech) makin pesat dan diprediksi penggunaan fintech akan semakin

tinggi di Indonesia.

The National Digital Research Centre (NDRC), Financial Technologi (fintech)

adalah suatu inovasi pada sektor finansial dengan sentuhan teknologi modern. Inovasi

finansial ini mendapat sentuhan teknologi modern. Financial Technology (fintech)

ialah penerapan dan penggunaan teknologi dalam meningkatkan pelayanan jasa

perbankan dan keuangan pada lazimnya digunakan pada korporasi yang di

kembangkan dengan menggunakan teknologi perangkat lunak, internet, interaksi, dan

komputerisasi terbaru (Rahadiyan dan Sari, 2019). Fintech telah memberikan warna

baru dalam dunia finansial. Financial technology (fintech) adalah tolak ukur

keberhasilan teknologi di bidang financial di era saat ini, yang dipergunakan dalam

peningkatan layanan jasa keuangan dengan teknologi dibidang keuangan ini

diharapkan mejadi solusi bagi pertumbuhan industri khusus yang penggunaan

elektronik (Indriyati dan Aisyah, 2019).

Fenomena yang terjadi saat ini Financial Technology (Fintech) muncul seiring

keinginan pemilik usaha dalam memaksimalkan laba dan permasalahan yang terjadi

Page 17: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

3

pada sektor UMKM seperti penjualan produk masih belum memenuhi target serta

pergeseran gaya hidup (lifestyle) yang sebelumnya tidak menggunakan teknologi

dalam aktivitas kesehariannya yang kemudian saat ini didominasi oleh pengguna

teknologi yang disebabkan keinginan aktivitas yang serba cepat. Penarapan teknologi

keuangan dapat memaksimalkan pelayanan perbankan kepada konsumen. Masalah

yang sering terjadi pada transaksi jual-beli serta pembayaran berupa tidak ada waktu

mencari barang yang diinginkan di tempat perbelanjaan, ke ATM/bank untuk

mentransfer dana, kemalasan konsumen dalam mengunjungi tempat dimana

pelayanan kurang menyenangkan. Teknologi keuangan menjadi solusi dalam

transaksi jual-beli mengakibatkan sistem pembayaran menjadi lebih efisien dan

ekonomis namun tetap efektif Burhanuddin dan Abdi, (2019).

Di era saat ini banyak masyarakat lebih memilih menggunakan Financial

Technology (fintech) disebabkan keinginan masyarakat dalam berkegiatan berjalan

lebih cepat, mudah, dan praktis tanpa ada halangan-halangan berupa aturan –aturan

yang ketat (Sugiarti et al., 2019). Luckandi (2018) melakukan riset tentang analisis

transaksi pembayaran menggunakan fintech pada UMKM di Indonesia menyatakan

bahwa kenyamanan, keamanan, kesesuaian transaksi kemudahan dalam bertransaksi

merupakan hal yang membantu pihak UMKM dalam menerapkan Financial

Technology (fintech) dan sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal menunjang yaitu

berupa kemudahan pencatatan, kemudahan proses transaksi serta meningkatkan

penjualan.

Page 18: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

4

Financial Technology (fintech) saat ini telah memiliki banyak fungsi yang

tidak hanya sebagai layanan transaksi keuangan online. Publikasi OJK 2017

berdasarkan berbagai sektor melaporkan bahwa saat ini Fintech di Indonesia masih

didominasi oleh pembayaran (42%), agregator (13%), pembiayaan (18%), perencana

keuangan untuk personal maupun perusahaan (8%), crowdfunding (8%) dan lainnya

(11%). Dari beberapa jenis fintech yang ada di Indonesia jenis pembayaran yang

paling sering digunakan dan menjadi peluang dalam pemanfaatannya. Sektor inilah

yang menjadi salah satu sektor dalam industri Fintech yang paling berkembang di

Indonesia. Sektor inilah yang kemudian paling diharapkan dapat mendorong

peningkatan jumlah masyarakat yang memiliki akses kepada layanan keuangan.

Di kota Makassar salah satu penyedia jasa layanan berbasis Financial

Technology adalah Gopay. Gopay ini ialah salah satu layanan mobile payment yang

ada pada aplikasi Go-Jek. Gopay dibuat untuk memberikan kemudahan dan

kenyamanan dalam proses transaksi yang dilakukan didalam aplikasi Go-Jek. GO-

JEK ialah aplikasi yang langsung dikelola oleh PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Go-

Jek merupakan perusahaan jasa yang bergerak dibidang transportasi darat telah

memanfaatkan sarana teknologi informasi di dalam memasarkan jasa yang dihasilkan

perusahaannnya. Sarana teknologi informasi tersebut digunakan perusahaan dalam

mendukung strategi guna memenangkan kompetisi di bidang usaha yang saat ini

dilakukan oleh perusahaan (Rasyid, 2017).

GO-JEK adalah perusahaan teknologi dengan misi sosial untuk meningkatkan

kesejahteraan dan mata pencaharian pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia.

Page 19: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

5

GO-JEK memperjuangkan 3 nilai penting: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial.

Memberikan dampak sosial positif melalui teknologi, meningkatkan pendapatan

pengemudi serta memastikan terpenuhi standar kehidupan yang lebih baik. GO-JEK

ingin berperan penting dalam kehidupan masyarakat dengan mengupayakan

memberikan banyak keuntungan kepada penggunanya (Septiyati dan Nurbaiti, 2019).

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran besar sebagai

upaya peningkatan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, pertumbuhan

ekonomi serta membuka lapangan kerja baru. Saat ini, jumlah UMKM di Indonesia

terus meningkat dan berkembang dengan bermacam –macam sektor. Dengan

peningkatan dan perkembangan dari UMKM diharapkan bisa meningkatkan Produk

Domestik Bruto (PDB) dan menyerap lebih banyak tenaga kerja baru untuk

mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Karena banyaknya UMKM yang

bermunculan membuat persaingan menjadi lebih ketat. Terlebih setelah diberlakukan

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang membuat para pelaku UMKM harus

menghasilkan inovasi –inovasi baru sehingga bisa memenuhi tuntutan pasar dan

membuat Indonesia sebagai market leader di negara sendiri maupun di ASEAN

(Sugiarti et al., 2019).

Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) memiliki kontribusi yang signifikan

dalam perekonomian indonesia. Kontribusi yang dimaksud ialah penyerapan tenaga

kerja Pada tahun 2005, UMKM di Indonesia mampu menyerap 77.678,498 ribu

orang atau sebesar 96,77% dari total tenaga kerja yang mampu diserap oleh usaha

skala kecil, menengah, dan besar (Sri Susilo, 2007). permasalahan yang sering di

Page 20: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

6

hadapi oleh UMKM ialah masih minimnya produktivitas. Hal tersebut terkait dengan:

(1) kurangnya kualitas SDM usaha skala mikro, serta (2) kurangnya pengetahuan

dalam berwirausaha skala mikro. Selain faktor tersebut, UMKM dihadapkan pada

faktor-faktor yang sering menjadi masalah dalam meningkatkan daya saing dan

kinerja UMKM. Faktor-faktor ini ialah: (1) kurangnya akses terhadap permodalan,

(2) kurangnya akses ke pasar, dan (3) kurangnya akses terhadap informasi terkait

sumber daya dan teknologi. Penggunaan aplikasi GO-JEK menjadi solusi atas

kendala seperti akses informasi sumber daya dan informasi (Sri Susilo, 2005).

Perkembangan yang begitu cepat dalam dunia teknologi informasi mengharuskan

para pemilik usaha agar dapat mempelajari dan menggunakannya dalam kegiatan

bisnis sebagai usaha dalam meningkatkan daya saing (Rasyid, 2017). Semakin

tingginya pemakai fintech di Indonesia penjadi peluang bagi para pelaku UMKM.

Pemanfaatan aplikasi fintech oleh pelaku UMKM mejadi menjadi keuntungan dalam

memaksimalkan laba. Maksimalisasi laba merupakan usaha yang dilakukan pelaku

usaha dalam memaksimalkan keuntungan. UMKM ini ialah faktor terbesar kekuatan

pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi (Bank Dunia, 2005). Fintech

diharapkan dapat menjadi pendorang terhadap akses keuangan (inklusi keuangan).

Dengan adanya inovasi ini dapat mempermudah UMKM untuk mendapatakan modal,

melakukan pembayaran, dan memperluas usaha mereka ke berbagai daerah.

Fintech dapat membantu UMKM dalam memasarkan produk anggota melalui e-

comerce, hal tersebut akan dapat meningkatkan penjualan lebih cepat tanpa adanya

biaya iklan. Produk-produk anggota dari UMKM produksi dapat dipasarkan melalui

Page 21: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

7

Fintech tesebut. Selain UMKM produksi, UMKM yang bergerak pada perdagangan

juga dapat menggunakan Fintech untuk memasarkan produknya. Hal tersebut akan

dapat meningkatkan penjualan dengan sangat pesat, dan akan meningkatkan

kesejahteraan anggota UMKM. Pelaku UMKM dapat dengan muda mendaftarkan

disalah-satu penyedia layanan online seperti GO-JEK maka akan listing dalam

tampilan layanan GO food. Para konsumen yang menggunakan aplikasi tersebut

dapat memesan dengan mudah dan cepat dan pembayaran dapat dilakukan dengan

penggunaan GO pay pada aplikasi GO-JEK.

Penerapan Fintech pada UMKM diharapkan mampu untuk menjadi solusi atas

fenomena saat ini yang mana permasalahan yang terjadi pada sektor UMKM seperti

penjualan produk masih belum memenuhi target serta masyarakat menginginkan hal

serba cepat, muda dan praktis. Harapan ini dapat tercapai mengingat Fintech

diciptakan untuk memudahkan proses tranksaksi sehingga penggunaan Fintech pada

UMKM dapat membantu dalam peningkatan laba. Olehnya itu, peneliti kemudian

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Financial Technology;

Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Studi

pada Merchant Fintech Go-Pay di Wilayah Kota Makassar)

Page 22: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas maka rumusan masalah sebagai

berikut

1. Bagaimana pandangan pengelola usaha terhadap Financial Technology

(Go-Pay) pada UMKM di Kota Makassar?

2. Bagaimana penarapan Financial Technology (Go-Pay) dalam peningkatan

laba pada UMKM di Kota Makassar?

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

Fokus penelitian ini adalah penerapan Fintech dalam memaksimalkan laba pada

UMKM. Fintech menjadi sebuah solusi atas permasahan yang ada seperti keinginan

masyarakan yang ingin bertransaksi lebih cepat, mudah dan nyaman. Penggunaan

Fintech oleh pelaku UMKM menjadi keuntungan dalam memaksimalkan laba.

Penelitian ini dilakukan pada Mercant Fintech di kota Makassar yang telah bekerja

sama pada layanan GO-JEK. Merchant Fintech telah ada di berbagai tempat di Kota

Makassar sehingga akan berdampak baik di tengah-tengah kota Makassar yang mana

akan lebih memudahkan dalam pemesanan. Adapun proses penelitian ini dilakukan

dengan wawancara secara mendalam terhadap pemilik UMKM yang telah

bekerjasama dengan GO-JEK di Kota Makassar.

Page 23: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

9

D. Kajian Pustaka

Acuan atau dasar yang menjadi pokok berupa temuan-temuan melalui berbagai

hasil dari penelitian sebelumnya merupakan suatu hal yang perlu dijadikan sebagai

bagian tersendiri. Melalui penelitian terdahulu yang sesuai dengan permasalahan

yang akan dibahas menjadi penguat maupun acuan kita dalam melakukan sebuah

penelitian. Penelitian terdahulu yang sesuai dengan permasalahan yaitu:

Tabel 1.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti,

Tahun

Judul

Penelitian

Metodologi Hasil penelitian

1. Sugiarti et

al.,

(2019)

Peran

Fintech

Dalam

Meningkatk

an Literasi

Keuangan

Pada Usaha

Mikro Kecil

Menengah

Di Malang

Metode penelitian

yang digunakan

yaitu kualitatif

dengan metode

teknik reduksi data

Transaksi penjualan lebih

banyak mendapatkan order

via aplikasi dari pada

pelanggan datang langsung

pada outlite. Para pelaku

UMKM juga lebih mudah

dalam melayani seperti

pencatatan, kepraktisan

serta penjualan meningkat.

2. Muzdalifa et

al.,

(2018)

Peran

Fintech

dalam

Meningkatk

an

Keuangan

Inklusif

pada

UMKM di

Indonesia

Metode penelitian

yang digunakan

yaitu metode

kualitatif

menyatakan bahwa

kehadiran sejumlah fintech

turut memberikan

kontribusi dalam

pengembangan UMKM.

Peran fintech tidak hanya

sebatas dalam pembiayaan

modal usaha tetapi ada

juga yang merambah ke

berbagai aspek seperti

layanan pembayaran

digital juga pengatur

keuangan.

Page 24: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

10

3 Tedy

Ardiansyah

(2019)

Model

Financial

Dan

Teknologi

(Fintech)

Membantu

Permasalah

an Modal

Wirausaha

UMKM Di

Indonesia

Metode penelitian

yang digunakan

yaitu metode

kualitatif

Bahwa kegiatan yang

menyangkut keuangan dan

teknologi memang sangat

dibutuhkan oleh UMKM

dengan situasi saat

sekarang ini

4 Burhanuddi

n dan Abdi

(2019)

Tingkat

Pemahaman

dan Minat

Masyarakat

dalam

Penggunaan

Fintech

Metode penelitian

yang digunakan

yaitu metode

kualitatif

Dengan adanya layanan

fintech akan membuat

layanan keuangan menjadi

lebih cepat dan mudah.

Selain itu, bisa dilakukan

dimana saja dan tidak

terbatasi lagi oleh ruang

dan waktu. Dengan

sosialisasi yang baik dan

perbaikan aturan yang

sesuai, akan memberikan

jalan yang lurus bagi

perkembangan Fintech

kedepannya.

5 Posmaria

Sianturi

(2017)

Peran

Ekonomi

Digital

Dalam

Mendorong

Pertumbuha

n Ekonomi

Nasional

Metode penelitian

yang digunakan

yaitu metode

kualitatif

Makin berkembangnya E-

Commerce dan potensinya

dalam mendorong

UMKM, menginisiasi

pemerintah RI untuk

menargetkan Indonesia

menjadi negara ekonomi

digital terbesar di Asia

Tenggara pada 2020

dengan target valuasi

bisnis senilai US$130

miliar.

6 Suci Yuli

Rahmini

(2017)

Perkembang

an Umkm

(Usaha

Mikro Kecil

Metode penelitian

yang digunakan

yaitu metode

kualitatif

Kurangnya kemampuan

manajerial dan minimnya

keterampilan pengoperasi

dalam mengorganisir dan

Page 25: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

11

Dan

Menengah)

Di

Indonesia

terbatasnya pemasaran

merupakan hal yang

mendasar selalu dihadapi

oleh semua UMKM dalam

merintis sebuah usaha

bisnis untuk dapat

berkembang

7 Paath,

David

Kristian

dan Ria

Manurung.

(2019)

Analisis

Persepsi

Pengguna

Layanan

Transaksi

Digital

Terhadap

Financial

Technology

(Fintech)

Dengan

Model E-

Money

(Studi

kasus:

layanan Go-

Pay

“Gojek” di

Purwokerto)

Metode penelitian

yang digunakan

yaitu metode

kuantitatif

pembayaran digital dengan

model FinTech E-Money

Go-Pay di kota

Purwokerto dapat diterima

masyarakat untuk

membantu dan

mempermudah kegiatan

keseharian terutama dalam

transaksi keuangan.

8 Waspada,

Ikaputera.

(2012)

Percepatan

Adopsi

Sistem

Transaksi

Teknologi

Informasi

Untuk

Meningkatk

an

Aksesibilita

s Layanan

Jasa

Perbankan.

Metode penelitian

yang digunakan

yaitu metode

kualitatif

Adopsi e-money pada

masyarakat pengguna dan

dunia usaha dapat

dilakukan dengan cara

memperluas daya jangkau

merchant, dan

pengembangan teknologi

e-money

9 Prajanto

Agung dan

Revolusi

Industri 4.0:

Metode penelitian

yang digunakan payment gateway sistem

pembiayaan keuangan

Page 26: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

12

Ririh Dian

Pratiwi

(2019)

Desain

Perkembang

an

Transaksi

dan Sistem

Akuntansi

Keuangan

yaitu metode

kualitatif mengarah pada munculnya

industri Fintech. Fintech

memberikan kecepatan

dalam pemberian

pembiayaan kepada

konsumen tanpa

mengharuskan untuk

bertatap muka langsung

10 Mulasiwi

Cut Misni

Mulasiwi

dan Karina

Odia

Julialevi

(2020)

Optimalisas

i Financial

Teknologi

(Fintech)

Terhadap

Peningkatan

Literasi Dan

Inklusi

Keuangan

Usaha

Menengah

Purwokerto

Metode penelitian

yang digunakan

yaitu metode

kuantitatif

layanan keuangan berbasis

fintech memiliki pengaruh

positif terhadap literasi

keuangan dan inklusi

keuangan usaha menengah

di Purwokerto. Selain itu,

dalam penelitian ini juga

dapat dibuktikan bahwa

layanan keuangan berbasis

fintech diperlukan

masyarakat untuk

memperluas wawasannya

terkait literasi keuangan

dan inklusi keuangan.

E. Kebaruan (Novelty) penelitian

Penelitian ini menawarkan Fintech sebagai salah satu terobosan dalam dunia

keuangan. Fintech ini adalah inovasi di bidang keuangan, dimana dengan

memberikan sentuhan teknologi modern di bidang keuangan, dengan menggunakan

fintech ini peneliti mencoba untuk menerapkan fintech pada UMKM dalam upaya

maksimalisasi laba. Penelitian ini menggunakan Theory of Reasoned Action (TRA)

dan Technology Acceptance Model (TAM) dalam menunjang penerapan fintech pada

Page 27: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

13

UMKM. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi yang bertujuan

menjelaskan fenomena yang terjadi dalam aktivitas usaha ditengah masyarakat.

Pendekatan ini digunakan karena hal ini memang dalam dunia usaha persaingan tidak

dapat dihindarkan sehingga pelaku usaha agar dapat berinovasi menuntut

perkembangan zaman. Temuan penelitian solusi kepada pelaku usaha dalam

menjalankan bisnisnya agar dapat terus bertahan dalam dunia persaingan bisnis harus

dapat terus berinovasi agar laba usaha dapat di pertahankan atau ditingkatkan. Fintech

menjadi solusi bagi pelaku usaha dalam upaya menghadapi persaingan bisnis dan

sekaligus peningkatan laba.

F. Tujuan Penelitian

1. Untuk meninjau pandangan pengelola usaha terhadap Financial Technology

pada UMKM di Kota Makassar

2. Untuk menelah penarapan Financial Technology dalam peningkatan laba

pada UMKM di Kota Makassar

G. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis:

Penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pelaku UMKM dalam

pencapaian laba. Untuk menganalisis perilaku pengguna teknologi informasi

digunakan dua model Theory of Reasoned Action (TRA) dan Technology

Acceptance Model (TAM). Teori ini dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen

Page 28: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

14

(1975). Teori ini digunakan untuk memahami dan memprediksi sikap dan perilaku

individu. TRA menyatakan bahwa penentu utama perilaku konsumen yang

sebenarnya adalah keinginan untuk berperilaku. Keinginan untuk perilaku ini

dipengaruhi oleh sikap perilaku (attitude towards behavior) dan norma subyektif

(subjective norms). Niat untuk melakukan suatu perilaku (behavioral intention)

dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: (1) sikap seseorang terhadap perilaku (attitude)

dan (2) norma subjektif (subjective norms). Sikap seseorang terhadap perilaku

(behavioral intention) merupakan perasaan positif atau negatif seseorang tentang

membeli atau menggunakan produk tertentu.

Sedangkan model Technology Acceptance Model (TAM) yang telah diegunakan

selama empat dekade terakhir (Leiva et al, 2017). Model TAM ini dikembangkan

dengan berdasarkan „Theory of Reasoned Action” (Ajzen & Fishbein, 1980).

Konsep TAM yang dikembangkan oleh Davis, menawarkan sebuah teori sebagai

landasan untuk mempelajari dan memahami perilaku pemakai dalam menerima

dan menggunakan sebuah sistem informasi. Perluasan konsep TAM diharapkan

akan membantu memprediksi sikap dan penerimaan seseorang terhadap teknologi

dan dapat memberikan informasi mendasar yang diperlukan mengenai faktor-

faktor yang menjadi pendorong sikap individu tersebut (Amalia, 2018). Metode

Technology Acceptance Model (TAM) digunakan dengan tujuan untuk membuat

prediksi tentang penerimaan dan penggunaan teknologi informasi sistem yang baru

serta kemampuan beradaptasi pengguna (Davis et. Al, 1989)

Page 29: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

15

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan dan pengetahuan bagi pihak pembaca terutama pelaku UMKM

mengenai Financial Technology sehingga masalah yang sering dihadapi seperti

tidak tercapainya laba dapat diatasi. Penggunaan Fintech tentu sangat bermanfaat

bagi para pelaku UMKM karena dapat memaksimalkan laba tersebut. Penelitian

ini juga diharapkan mampu memberikan pengaruh yang besar akan pemanfaatan

Fintech sehingga sektor UMKM yang mana sebagai salah satu pendorong ekonomi

terbesar di Indonesia dapat berjalan secara maksimal.

3. Manfaat Regulasi

Manfaat regulasi ini adalah bagaimana penerapan Fintech pada UMKM dapat

diterapkan secara maksimal. Hal ini terkait dengan adanya regulasi yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) nomor 18/40/PB/2016 perihal pelaksanaan

pemrosesan transaksi pembayaran dengan sistem inovasi Fintech untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat sebagai pengguna di bidang jasa sistem pembayaran.

Terkait regulasi ini dapat berjalan dengan baik jika para pelaku UMKM dapat

menerapkannya dalam metode pembayaran. Oleh karena itu Fintech ini harus

dirasakan manfaatnya oleh pelaku UMKM. Terkait itu Theory of Reasoned Action

(TRA) dan Technology Acceptance Model (TAM) dapat membantu penerapan

secara maksimal.

Page 30: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Theory of Reasoned Action (TRA)

Teori ini dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975). Teori ini digunakan

untuk memahami dan memprediksi sikap dan perilaku individu. TRA menyatakan

bahwa penentu utama perilaku konsumen yang sebenarnya adalah keinginan untuk

berperilaku. Keinginan untuk perilaku ini dipengaruhi oleh sikap perilaku (attitude

towards behavior) dan norma subyektif (subjective norms). Niat untuk melakukan

suatu perilaku (behavioral intention) dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: (1) sikap

seseorang terhadap perilaku (attitude) dan (2) norma subjektif (subjective norms).

Sikap seseorang terhadap perilaku (behavioral intention) merupakan perasaan positif

atau negatif seseorang tentang membeli atau menggunakan produk tertentu.

Terdapat dua faktor yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap

perilaku (attitude), yaitu: (1) keyakinan akan kemungkinan hasil yang terjadi dari

sebuah perilaku (behavioral beliefs) dan (2) evaluasi hasil tersebut (outcome

evaluation) (Ajzen, 2006). Sedangkan faktor yang digunakan untuk mengukur norma

subjektif (subjective norms) adalah: (1) intensitas keyakinan normatif yang

merupakan keyakinan terhadap ekspektasi normatif orang lain mengenai apakah kita

harus atau tidak harus melakukan suatu perilaku (normative beliefs) dan (2) motivasi

untuk menuruti ekspektasi tersebut (motivation to comply) (Solomon, 2018: 299).

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa seseorang akan memutuskan untuk

Page 31: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

17

melakukan suatu perilaku tertentu apabila ia memiliki pengalaman positif melakukan

perilaku tersebut di masa lalu dan perilaku tersebut didukung oleh orang-orang yang

ada di lingkungannya (Joan dan Sintinjak, 2019). Model TRA dapat di terapkan

karena keputusan yang di lakukan oleh individu untuk menerima suatu teknologi

sistem informasi merupakan tindakan sadar yang dapat di jelaskan dan diprediksi oleh

minat perilakunya.

B. Technology Acceptance Model (TAM)

Model ini awalnya diusulkan oleh Davis dan telah menjadi model yang paling

banyak digunakan untuk menjelaskan pengguna penerimaan teknologi baru. TAM

dikembangkan dari Theory of Reasoned Action (TRA) dan memberikan dasar untuk

melacak bagaimana pengaruh variabel eksternal keyakinan, sikap dan niat untuk

menggunakan teknologi baru. Model ini sudah digunakan untuk memprediksi

penerimaan TI baru dan telah terbukti andal dalam menjelaskan perilaku penerimaan

di beberapa bidang di Indonesia sistem informasi (Wu et al., 2011). Anarjia dan

Rante (2018) Model TAM menyebutkan bahwa pengguna sistem cenderung

menggunakan sistem apabila sistem mudah digunakan dan bermanfaat baginya. TAM

berteori bahwa niat seseorang untuk menggunakan sistem atau teknologi ditentukan

oleh dua faktor, yaitu persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) dan persepsi

kemudahan penggunaan (perceived ease of use).

1. Perceived Of Usefulness (Kemanfaatan)

Preceived of usefulness diartikan sebagai sebuah keyakinan pengguna

bahwa dengan menggunakan suatu sistem tertentu akan memberikan

Page 32: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

18

peningkatan terhadap performanya. (Davis, 1989) . Hal ini selaras dengan

definisi akata Useful yang artinya bermanfaat. Dalam beberapa kasus,

Perceived of usefulness juga diartikan sebagai keuntungan.

Menurut (Chin & Todd, 1995), bahwa kemanfaatan dapat

diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu;

1) Usefulness dengan estimasi satu faktor, antara lain;

Bermanfaat (Usefull)

Meningkatkan efektivitas (Enhancing Effectivity)

Membuat Pekerjaan lebih mudah (Make job easier)

Menambah Produktifitas (Increase Productivity)

Mengembangkan kinerja (improve job performance)

2) Usefulness dengan estimasi dua faktor, antara lain;

Kemanfaatan

Bermanfaat (Usefull)

Membuat Pekerjaan lebih mudah (Make job easier)

Menambah Produktifitas (Increase Productivity)

Efektifitas

Meningkantkan efektivitas (Enhancing Effectivity)

Mengembangkan kinerja (improve job performance)

2. Ease of Use (Kemudahan dalam Penggunaan)

Page 33: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

19

Definisi pertama adalah bahwa Ease of use berarti suatu ukuran

keyakinan pengguna teknologi tertentu bahwa penggunaan suatu sistem

tertentu akan memberinya keleluasaan untuk tidak mengelurkan usaha

lebih. Hal ini berdasar pada definisi kata “Ease” (kemudahaan) yang

berrarti kebebasan dari kesulitan atau usaha yang berlebih.

Dalam literatur lain dikatakan beberapa indikator dari suatu

teknologi sehingga dapat diakatan memiliki kemudahan, yakni antara

lain (Lee dan Wan, 2010);

Mudah terampil dalam menggunakan suatu tekologi informasi.

Teknologi informasi sangat mudah dipelajari.

Teknologi informasi sangan mudah dioperasikan

Konsep TAM yang dikembangkan oleh Davis, menawarkan sebuah teori sebagai

landasan untuk mempelajari dan memahami perilaku pemakai dalam menerima dan

menggunakan sebuah sistem informasi. Perluasan konsep TAM diharapkan akan

membantu memprediksi sikap dan penerimaan seseorang terhadap teknologi dan

dapat memberikan informasi mendasar yang diperlukan mengenai faktor-faktor yang

menjadi pendorong sikap individu tersebut (Amalia, 2018). Metode Technology

Acceptance Model (TAM) digunakan dengan tujuan untuk membuat prediksi tentang

penerimaan dan penggunaan teknologi informasi sistem yang baru serta kemampuan

beradaptasi pengguna (Davis et. Al, 1989).

Page 34: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

20

C. Financial Technology (Fintech)

Financial Technology atau yang diketahui dengan: “fintech” sebagai

singkatannya, adalah teknologi untuk membuat layanan keuangan lebih efisien.

Konsep fintech diharapkan dapat menyajikan proses transaksi keuangan yang lebih

praktis, aman, dan modern. Ada berbagai jenis yang dapat dikategorikan ke dalam

bidang financial technology, seperti proses pembayaran, transfer, penjualan dan

pembelian saham, proses meminjam uang dalam peer to peer dan lain-lain

(Wiradimaja dan Rikumahu, 2019). Financial Technology (Fintech) muncul seiring

perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini didominasi oleh pengguna teknologi

informasi tuntutan hidup yang serba cepat. Penggunaan fintech dapat memaksimalkan

pelayanan perbankan kepada konsumen. Permasalahan dalam transaksi jual-beli dan

pembayaran seperti tidak sempat mencari barang ke tempat perbelanjaan, ke

bank/ATM untuk mentransfer dana, keengganan pelanggan mengunjungi tempat

dimana pelayanan kurang menyenangkan. fintech membantu transaksi jual beli

sehingga sistem pembayaran menjadi lebih efisien dan ekonomis namun tetap efektif

Burhanuddin dan Abdi, (2019).

Fintech saat ini telah memiliki banyak fungsi yang tidak hanya sebagai

layanan transaksi keuangan online. Hasil riset Asosiasi Fintech Indonesia melaporkan

bahwa saat ini perusahaan Fintech di Indonesia masih didominasi oleh perusahaan

pembayaran (42%), agregator (13%), pembiayaan (18%), perencana keuangan untuk

personal maupun perusahaan (8%), crowdfunding (8%) dan lainnya (11%). beberapa

jenis fintech yang ada di Indonesia jenis pembayaran yang paling sering digunakan

Page 35: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

21

dan menjadi peluang dalam pemanfaatannya. pembayaran digital menjadi salah satu

sektor dalam industri FinTech yang paling berkembang di Indonesia. Sektor inilah

yang kemudian paling diharapkan dapat mendorong peningkatan jumlah masyarakat

yang memiliki akses kepada layanan keuangan.

D. Go-Pay

Go-Pay adalah salah satu Fintech jenis pembayaran dimana Go-Pay sebagai

sarana penyimpanan uang elektronik yang digunakan dalam proses pembayaran bagi

pengguna aplikasi Go-Jek seperti Go-Food, Go-Ride, Go-Box, GoSend, Go-Massage

dan lainnya yang ada dalam aplikasi tersebut, sehingga pengguna dari aplikasi Go-Jek

tidak perlu lagi menggunakan uang tunai ketika bertransaksi saat menggunakan

aplikasi Go-Jek (Haidari dan Tileng, 2018). GO-PAY adalah uang elektronik yang

diterbitkan oleh PT DAB yang terdaftar dan dimonitor oleh Bank Indonesia, yang

memiliki fungsi yang sama dengan uang tunai yang daat digunakan sebagai alat

pembayaran yang sah, yang nilainya sama dengan nilai uang tunai yang didepositkan

terlebih dahulu di dalam Akun GO-PAY.

PT DAB, adalah PT Dompet Anak Bangsa, sebuah perseroan terbatas yang

didirikan dan beroperasi secara sah berdasarkan hukum Republik Indonesia dan

berdomisili di DKI Jakarta, Indonesia yang memfasilitasi transaksi pembayaran

antara konsumen dan pelaku usaha.

Layanan GO PAY :

1. Top-Up : adalah layanan pengisian saldo Akun GO-PAY yang dapat

dilakukan melalui pengemudi GO-JEK, transfer melalui bank-bank tertentu

Page 36: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

22

di Indonesia atau melalui institusi atau platform lain yang dapat ditentukan

dari waktu ke waktu oleh PT DAB

2. Pembayaran : adalah pembayaran melalui GO-PAY untuk membayar

tagihan transaksi kepada pelaku usaha yang menawarkan layanannya dan

untuk membayar tagihan yang dapat dilakukan melalui GO-PAY dari waktu

ke waktu. Setiap Pembayaran akan secara otomatis mengurangi saldo GO-

PAY Anda dengan jumlah yang sama

3. Transfer Dana : adalah layanan yang tersedia di GO-PAY untuk

mengalihkan dana ke akun GO-PAY lainnya yang akan secara otomatis

mengurangi saldo yang tertera dalam Akun GO-PAY Anda dan menambah

saldo Akun GO-PAY pihak lain dengan jumlah yang sama.

4. Penarikan Tunai : adalah layanan yang tersedia di GO-PAY untuk menarik

dana yang terdapat dalam Akun GO-PAY melalui bank Anda yang telah

terdaftar yang akan secara otomatis mengurangi saldo GO-PAY Anda

dengan jumlah yang sama.

E. Fintech dalam Perspektif Islam

Berbagai negara berkembang mulai mengadopsi konsep financial technology ,

baik secara penuh ataupun sebagian, seperti di Tanzania. Terdapat penelitian yang

dilakukan oleh Sulayman di Tanzania. Menurut Sulayman (2015) Tanzania

merupakan negara yang mengalami perubahan pertumbuhan yang bisa dikatakan

secara mendadak dalam bidang industri keuangan islam selama beberapa waktu

terakhir. Namun sayangnya, kemajuan dalam bidang industri keuangan islam tidak

Page 37: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

23

diimbangi dengan kemajuan dalam hal fasilitas teknologi yang dapat menampung

perubahan tersebut. Bila kelemahan itu terus dibiarkan, maka akan membuat semakin

buruknya keadaan sosial ekonomi masyarakat. Lebih lanjut Sulayman menambahkan,

untuk mengimbangi peningkatan industri keuangan islam dan agar dapat bertahan,

maka perlu dilakukan beberapa langkah, yaitu: mempromosikan literasi keuangan

Islami, mengambil tindakan pada waktunya, mempertahankan nilai-nilai etika Islami,

memanfaatkan upaya pembangunan sosial-ekonomi di wilayah tersebut,

meningkatkan investasi ekonomi di tingkat makro.

Menurut Salman dan Nawaz (2018), memang terdapat celah dan perbedaan yang

luas antara sistem konvensional dan sistem syariah dalam berbagai bidang.

Masyarakat cenderung lebih mempercayakan keuangan mereka pada lembaga

keuangan dengan landasan syariah. Prinsip dasar dalam menjalankan transaksi

keuangan adalah sesuai dengan al-quran dan al-hadis. Pada dasarnya akad yang

terdapat pada fintech (muamalah) selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah

maka hal tersebut diperbolehkan (Al-ashlu fil muamalah al ibahah). Selain itu fintech

merujuk pada salah satu asas muamalah lainnya yaitu an-taradhin yang memilik arti

saling ridho diantara keduanya. Perlu diperhatikan dengan cermat pula unsur-unsur

syariah, sebagaimana yang disampaikan al-Ghazali dalam hifz ad-din, hifz-an-nafs,

hifz al-aql, hifz-annasl, dan hifzal-mal. Dengan adanya fintech ini adalah sebagai

upaya memudahkan setiap orang dalam bertransaksi dan investasi berdasarkan prinsip

syariah. Beberapa prinsip syariah ini mengatur bagaimana proses sampai dengan

tujuan akhir,dapat dilakukan dengan baik dan benar (Narastri dan Kafabih, 2020).

Page 38: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

24

Adapun ayat dalam al-Quran mengenai saling ridho dalam berdagang pada surah An-

Nisa (4): 29

يا أيها الذيي آهىا ل تأكلىا أهىالكن بيكن بالباطل إل

فسكن إى كن ول تقتلىا أ أى تكىى تجارة عي تزاض ه

كاى بكن رحيوا الل

Artinya: hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian memakan

(mengambil) harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa perdagangan yang

diambil atas sukarela di antara kalian QS. An-Nisa (4): 29

F. Laba dalam Perspektif Islam

Tujuan dalam perdagangan dalam arti sederhana adalah memperoleh laba atau

keuntungan, secara ilmu ekonomi murni asumsi yang sederhana menyatakan bahwa

sebuah industry dalam menjalankan produksinya adalah bertujuan untuk

memaksimalkan keuntungan (laba/profit) dengan cara dan sumber-sumber yang halal.

Demikian pula dengan transaksi bisnis dalam skala mikro, artinya seorang pengusaha

atau industry dapat memilih dan menentukan komposisi tenaga kerja, modal, barang-

barang pendukung proses produksi, dan penentuan jumlah output. Yang kesemua itu

akan dipengaruhi oleh harga tingkat upah, capital, maupun barang baku, dimana

keseluruhan kebutuhan input ini akan diselaraskan oleh besarnya pendapatan dari

perolehan output. Teori tersebut dapat diterima dalam konsep fiqh mu‟āmalah yang

memiliki kaidah baku dan bersifat fleksible. Baku dalam artian bersifat dogmatis

(mengandung perintah dan larangan), fleksible dalam artinya sesuatu dapat

dilaksanakan selama tidak ada bukti larangan dari al qur‟an maupun as sunnah.

Page 39: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

25

Kaidah ini pula memberikan persepsi bahwa segala ilmu ekonomi yang sudah

ada bukan berarti tidak sesuai dengan islam dan bukan pula berarti semuanya sesuai

dengan ketentuan islam. Sa‟id Abdul Adzim mengutip perkataan Ibnu Taimiyah,

“bahwa jual beli, hibah, sewa menyewa, dan tradisi lainnya yang dibutuhkan manusia

dalam hidupnya seperti makan, minum, pakaian, syariat islam datang dengan

membawa tuntunan yang baik untuk mengatur tradisi-tradisi ini. syariat

mengharamkan tradisi yang mengandung kerusakan dan mewajibkan tradisi yang

dibutuhkan serta mengandung kebaikan. Syariat juga membenci yang tidak patut, dan

menganjurkan yang mengandung mashlahat dalam segala jenis, kadar, dan

sifatnya”.6 Begitu pula tentang permasalahan laba atau keuntungan yang dihasilkan

dalam sebuah transaksi juall beli. Karena laba merupakan hasil dari sebuah proses,

maka butuh penelaahan mendalam untuk mengetahui hal-hal apa saja yang

mempengaruhi nilai sebuah laba dalam perspektif fikih muamalah. Sehingga laba

tersebut dapat diterima bukan hanya memiliki nilai materi yang nyata namun juga sah

secara prinsip syari‟at. Dan apa yang membedakan konsep laba tersebut di antara dua

sistem ekonomi yang ada, yaitu ekonomi islam (dalam arti fiqh mu‟āmalah) serta

ekonomi konvensional yang mendominasi ekonomi global saat ini (Fachrudin, 2015).

G. UMKM

UMKM atau yang biasa dikenal dengan usaha kecil menengah merupakan

sebuah istilah yang mengacu pada suatu jenis usaha yang didirikan oleh pribadi dan

memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (belum termasuk tanah

dan bangunan).

Page 40: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

26

Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, pengertian Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah

a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur

dalam undang-undang ini.

b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud

dalam undang-undang ini.

c. Yang dimaksud usaha kecil dan menengah adalah kegiatan usaha dengan

skala aktivitas yang tidak terlalu besar, manajaemen masih sangat sederhana,

modal yang tersedia terbatas, pasar yang dijangkau juga belum luas.

d. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Dunia usaha adalah usaha

mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar yang melakukan

kegiatan ekonomi di Makassar dan berdomisili di Makassar.

Page 41: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

27

e. Kata lain dari pelaku usaha adalah wirausahawan (entrepreneuship). Secara

sederhana, wirausahawan (entrepreneuship) dapat diartikan sebagai pengusaha

yang mampu meliat peluang dengan mencari dana serta sumber daya lain

yang diperlukan untuk menggarap peluang tersebut, berani menanggung risiko

yang berkaitan dengan pelaksanaan bisnis yang ditekuninya, serta

menjalankan usaha tersebut dengan rencana pertumbuhan dan ekspansi.

Tabel 1.2

No Usaha Kriteria Aset Kriteria Omset

1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta

2 Usaha Kecil > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta –2,5

Miliar

3 Usaha Menengah > 500 Juta –10

Miliar

> 2,5 Miliar –

50 Miliar

Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), merupakan salah satu kekuatan

pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi (Bank Dunia, 2005). Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini menjadi bagian yang sangat penting bagi

negara Indonesia karena 99,99% bentuk usaha di Indonesia adalah berupa UMKM

(Depkop, 2012). UMKM berkembang sangat cepat (Suci, 2017) dalam kurun waktu

belakangan ini. Berbagai bentuk UMKM tumbuh dengan sendirinya tanpa perlu

bimbingan dari suatu lembaga. Fasilitas serta ilmu untuk menjalakan UMKM dapat

Page 42: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

28

ditemukan pada berbagai sarana. Pemanfaatan teknologi menjadi tantangan tersendiri

bagi UMKM untuk dapat bertahan pada era saat ini. Fungsi utama dari pemanfaatan

teknologi adalah untuk dapat memudahkan setiap transaksi yang dilakukan.

Sayangnya di Indonesia, kemudahan ini kurang dimanfaatkan oleh pelaku bisnis serta

pelanggannya. Sebuah penelitian tentang permasalahan UMKM menyebutkan bahwa

permasalahan penggunaan serta pemanfaatan teknologi masih menjadi masalah utama

bagi UMKM (Maier, 2016).

Pemberdayaan UMKM di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan

membuat UMKM harus mampu mengadapai tantangan global, seperti meningkatkan

inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta

perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UMKM

itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian

membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat UMKM adalah

sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia

(Sudaryanto, 2011). Penggunaan informasi pada suatu usaha maka tingkat

keberhasilan UMKM juga akan semakin meningkat. Penggunaan informasi akuntansi

yang berupa informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, dan informasi

akuntansi keuangan dapat digunakan oleh pelaku usaha kecil menengah untuk

perencanaan usaha, mengontrol kegiatan usaha, mengambil keputusan dalam

pengelolaan usaha, serta untuk melakukan evaluasi, sehingga hal tersebut nantinya

dapat menunjang keberhasilan usaha. Dengan demikian informasi sangat berguna

bagi kelangsungan usaha (Sakri dkk, 2018).

Page 43: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

29

H. Transaksi Pembayaran

Transaksi adalah sebuah kegiatan yang menimbulkan perubahan terhadap suatu

nilai, yang dapat berupa uang maupun harta benda. Selain itu, transaksi adalah sebuah

penanda terjadinya proses pemindahan untuk sebuah barang atau jasa yang dapat

dipisahkan dari antarmuka teknologi (Williamson, 1985). Sebuah transaksi berhasil

dilakukan jika suatu nilai tersebut berpindah ke pihak lain dengan konsekuensi

mendapatkan bentuk nilai yang lainnya. Menurut Williamson, suatu transaksi pada

suatu teknologi belum dapat terjadi jika belum ada kesepakatan antara pihak yang

bersangkutan untuk menggunakan teknologi tersebut (Williamson, 1985). Artinya,

jika menggunakan teknologi untuk bertransaksi secara sepihak, maka transaksi

tersebut belum sah, dan dapat disangkal oleh pihak lain yang bersangkutan. Dalam

transaksi, terdapat sebuah administrasi transaksi. Administrasi transaksi adalah

metode pencatatan transaksi tersebut yang berguna sebagai bukti jika telah

melakukan transaksi. Berbagai macam bentuk transaksi telah beredar di masyarakat,

seperti perjanjian hutangpiutang, barter, kredit, tanda terima, serta transaksi yang

paling sering terjadi adalah transaksi tunai.

Sistem pembayaran merupakan komponen penting dalam perekonomian terutama

untuk menjamin terlaksananya transaksi pembayaran yang dilakukan masyarakat dan

dunia usaha. Menurut Pasal 1 huruf 6 Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang

Bank Indonesia, sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup seperangkat

aturan, lembaga, dan mekanisme, yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan

dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi

Page 44: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

30

(Pardede, 2019). Pembayaran adalah sebuah persetujuan antara dua pihak atau lebih

untuk menukarkan sebuah nilai dengan nilai yang lain, seperti pembayaran barang,

pembayaran pertukaran nilai mata uang, pembayaran hutang, pembayaran gaji, dan

lain-lain (“Payment - Wikipedia,” n.d.). Sebuah pembayaran memiliki kegiatan yang

bersifat transaksional, yaitu kedua belah pihak atau lebih saling setuju dengan

masing-masing nilai yang ditukarkan. Maka transaksi pembayaran adalah perjanjian

atau persetujuan kedua belah pihak atau lebih untuk menukarkan sebuah nilai dengan

nilai yang lain. Transaksi pembayaran ini dapat dicatat pada sebuah administrasi

transaksi pembayaran yang menjadi bukti bahwa transaksi pembayaran antara kedua

belah pihak atau lebih pernah terjadi. Sebuah transaksi pembayaran biasanya terdiri

dari tanggal, pihak yang berkaitan, serta jumlah pembayaran yang disetujui. Sebuah

administrasi transaksi pembayaran saat ini biasa disebut sebagai kuitansi atau invoice

I. Inklusi Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengartikan Inklusi Keuangan adalah segala

upaya yang bertujuan untuk meniadakan segala bentuk hambatan yang bersifat harga

maupun non-harga terhadap akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa

keuangan sehingga dapat memberikan manfaat yang signifikan terhadap peningkatan

taraf hidup masyarakat terutama untuk daerah dengan wilayah dan kondisi geografis

yang sulit dijangkau atau daerah perbatasan (Muzdalifah et al., 2018). Inklusi

keuangan menjadi perhatian pemerintah sebab peran inklusi keuangan Nasional dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi Nasional yang berkelanjutan, mengurangi

Page 45: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

31

kesenjangan (inequality), rigiditas low income trap, dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat (Sari dan Dwilita, 2018).

Salah satu cara untuk memperluas inklusi keuangan maupun meningkatkan

literasi keuangan secara cepat adalah dengan memanfaatkan digitalisasi perbankan

dan fintech (Sari dan Dwilita, 2018). Salah satu contoh dengan penerapan fintech

pada sebuah UMKM yaitu dengan melakukan pembayaran secara e-paymen (Go-

pay), maka dapat memberikan stimulus peningkatan inklusi keuangan. Perusahaan

teknologi keuangan (Fintech) mempunyai peluang makin berkembang di Indonesia

hal ini dikarenakan kemanfaatan fintech dalam kehidupan makin dirasa masyarakat

Indonesia.

J. Maksimalisasi Laba

Maksimalisasi laba adalah suatu upaya pelaku usaha dalam memaksimalkan

keuntungan yang dapat diperoleh dari usaha yang dijalani. Dalam sebuah usaha atau

bisnis yang di kelolah oleh seseorang, baik secara personal maupun kelompok, harus

mampu membuat perencanaan yang baik serta mampu memperhitungkan keuntungan

hingga kerugian yang mungkin di alami saat menjalankan usaha tersebut. Laba

merupakan sesuatu hal yang vital dalam dunia usaha, karena itu laba merupakan suatu

keharusan yang tidak bisa ditawar ada atau tidaknya esensinya harus dapat dimiliki

pelaku usaha, bahkan pelaku usaha harus menetapkan berbagai strategi bagaimana

dapat memaksimalkan laba, demikian juga untuk pelaku usaha yang berbasis pada

UMKM di Kota Makassar.

Page 46: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

32

Dunia bisnis saat ini, laba merupakan sesuatu hal yang vital dalam dunia usaha,

karena jika berada pada kondisi merugi pada satu periode saja akan berdampak buruk

pada periode selanjutnya. Pelaku usaha pun harus menutupi berbagai biaya yang

berpotensi menimbulkan kerugian agar dapat bertahan serta kembali memperoleh

keuntungan (Chairil et al., 2019). Sedemikian pentingnya laba dalam dunia usaha

keberadaanya seperti oksigen bagi makluk hidup, karena jika tidak menghirup udara

atau oksigen maka dapat mengakibatkan kematian. Demikian pula halnya pada bisnis

modern saat ini. Tujuan pelaku usaha tidak semata-mata mencari laba lagi karena laba

merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar. Ada atau tidaknya laba,

esensinya harus dapat dimiliki oleh pelaku usaha, bahkan dengan berbagai strategi

bagaimana perusahaan dapat memaksimalkannya.

K. Minat Penggunaan (Behavioral Intention)

Minat penggunaan (behavioral intention) sistem informasi adalah “niat perilaku

pengguna untuk menggunakan sistem informasi, sehingga menjadi kecenderungan

perilaku untuk tetap menggunakan sistem informasi perpustakaan tersebut Menurut

Fatmawati (2015). Jati (2012) mendefinisikan minat penggunaan (behavioral

intention) teknologi informasi sebagai tingkat keinginan atau niat seseorang untuk

menggunakan sebuah teknologi informasi secara terus menerus dengan asumsi bahwa

orang tersebut memiliki akses terhadap teknologi informasi. Ketika seseorang menilai

bahwa sesuatu akan memiliki manfaat, maka akan menjadi berminat, lalu hal tersebut

akan mendatangkan kepuasan. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yang

membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya.

Page 47: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

33

Berdasarkan teori TAM, minat penggunaan (behavioral intention) dipengaruhi

oleh persepsi kebermanfaatan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan

penggunaan (perceived ease of use). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

seseorang akan berminat untuk menggunakan sebuah teknologi apabila ia meyakini

bahwa teknologi tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dan teknologi tersebut juga

dapat digunakan dengan mudah atau dengan usaha yang minim (Joan dan Sintinjak,

2019).

L. Fintech Sebagai Sarana Transaksi Pembayaran Elektronik

Seiring berkembangnya teknologi, instrument/ alat pembayaran pun berkembang

dari sebelumnya tunai menjadi non-tunai. Salah satu alat pembayaran non-tunai yang

saat ini banyak digunakan oleh Masyarakat Indonesia adalah uang elektronik atau

yang biasa disebut dengan istilah e-money. Berbagai bentuk uang elektronik baik

chip based maupun server based telah digunakan untuk berbagai transaksi di

Indonesia, seperti pembayaran tol, pembelian tiket, bayar tagihan serta berbelanja

(Pardede, 2019).

E-money menurut Peraturan Bank Indonesia No.11/12/PBI/2009 tentang Uang

Elektronik (emoney) adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai

berikut: diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang

kepada penerbit, nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti

server atau chip, digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan

merupakan penerbit uang elektronik tersebut, dan nilai uang elektronik yang disetor

oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana

Page 48: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

34

dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan (Waspada,

2012). Penggunaan e-money lebih nyaman dibandingkan uang tunai, untuk transaksi

bernilai kecil, karena nasabah tidak perlu mempunyai sejumlah uang pas untuk

transaksi, kesalahan dalam menghitung dapat dikurangi (Waspada, 2012).

Pada dunia usaha, layanan fintech sebagai sarana transaksi pembayaran

elektronik sangat menunjang proses bisnis karena sifatnya transaksional. Sarana ini

dapat mempermudah transaksi pembayaran pada dunia usaha, karena dapat

mengurangi kesalahan serta dapat menanggulangi kecurangan. Fintech dapat

mempercepat proses transaksi, yang dapat berimbas ke segala hal. Misalnya pada

UMKM, dengan fintech maka proses transaksi akan menjadi cepat. Hal ini

mengakibatkan pelanggan merasa nyaman dalam bertransaksi karena tidak harus

menunggu lama.

M. Penerapan Transaksi Pembayaran Menggunakan Fintech pada UMKM

Penerapan fintech sebagai sarana transaksi pembayaran di UMKM dapat

membuka peluang bagi pengusaha untuk memperoleh keuntungan dalam

menggunakan fintech seperti yang sudah disebutkan di atas. Keuntungan tersebut

tidak hanya dari sudut pandang pengusaha saja, tetapi juga akan menguntungkan

konsumen. Hal paling mendasar bagi konsumen adalah kenyamanan bertransaksi.

Dengan menggunakan fintech, pengusaha dapat mengurangi kemungkinan terjadinya

antrian, kesalahan penghitungan transaksi, hingga kecurangan dalam bertransaksi.

Dengan berkurangnya hal tersebut, maka tentu dapat meningkatkan kenyamanan bagi

konsumen. Selain itu pemanfaatan fintech dapat menjadi media promosi bagi

Page 49: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

35

pengusaha dari pihak penyedia layanan fintech. Biasanya, penyedia layanan fintech

memberikan promosi khusus bagi penggunanya (dari sisi konsumen) dengan

potongan pembelian.

Penerapan fintech seperti Go-Pay merupakan salah satu layanan mobile payment

yang terdapat pada platform Go-Jek. dapat membantu memasarkan produk anggota

melalui Go-Food, hal tersebut akan dapat meningkatkan penjualan lebih cepat tanpa

adanya biaya iklan. Produk-produk anggota dari UMKM produksi dapat dipasarkan

melalui Fintech tesebut. Sarana ini dapat mempermudah transaksi pembayaran pada

dunia usaha, karena dapat mengurangi kesalahan serta dapat menanggulangi

kecurangan. Go-Pay dapat mempercepat proses transaksi, yang dapat berimbas ke

segala hal. Selain UMKM produksi, UMKM yang bergerak pada perdagangan juga

dapat menggunakan Fintech untuk memasarkan produknya. Hal tersebut akan dapat

meningkatkan penjualan dengan sangat pesat, dan akan meningkatkan kesejahteraan

anggota UMKM.

K. Rerangka Pikir

Melakukan suatu penelitian ada model pemikiran yang harus dikembangkan agar

nantinya penelitian yang kita lakukan dapat menghasilkan seusuatu yang mudah dan

cepat untuk dipahami. Banyak model pemikiran yang dapat digunakan disesuaikan

dengan judul yang diangakat “Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha

pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)”. Penelitian pada dasarnya

bertujuan untuk memaksilmalkan laba pada pelaku umkm dengan penggunaan

Page 50: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

36

Fintech. Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), merupakan salah satu kekuatan

pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi. Fintech menjadi sebuah solusi

atas permasahan yang ada seperti terbatasnya ekses pasar, terbatas akses informasi

mengenai sumberdaya dan teknologi serta keinginan masyarakan yang ingin

bertransaksi lebih cepat, mudah dan nyaman. Penelitian ini berusaha untuk

mengarahkan bagaimana pelaku UMKM dapat memanfaatkan Fintech dalam

menjalankan usahanya sehingga dapat mencapai target laba yang direncanakan secara

maksimal. Adapun rerangka pikir dari uraian tersebut adalah sebagai berikut:

Page 51: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

37

1.1 Gambar Rerangka Pikir

Financial Technologi

Theory of Reasoned Action (TRA) Technology Acceptance Model (TAM)

UMKM

Inklusi Keuangan

Maksimalisasi Laba

Page 52: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu

mendeskripsikan aspek-aspek yang berkaitan dengan objek penelitian secara

mendalam (Sugiyono, 2014). Jenis penelitian kualitatif akan cocok digunakan

untuk penelitian seperti hal-hal berikut yaitu: masalah penelitian belum jelas

(masih samar atau mungkin masih gelap), untuk memahami makna dibalik data

yang tampak, untuk memahami interaksi sosial, untuk memahami perasaan

orang lain, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan

untuk meneliti sejarah perkembangan (Nurul, 2016; Azmi dkk., 2018).

Penelitian kualitatif digambarkan sebagai penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain lain, secara holistik, dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Bungin,

2003:41).

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengetahui makna yang tersembunyi,

memahami interaksi sosial, mengembangkan teori, memastikan kebenaran data,

dan meneliti sejarah perkembangan (Atmadja, 2013). Alasan yang utama dari

pemilihan jenis penelitian kualitatif adalah kemauan dari diri sendiri untuk

Page 53: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

39

lebih memahami bagaimana meninjau penerapan Finacial Technology dalam

memaksimalkan laba pada UMKM di Kota Makassar perilaku menyimpang

aparatur dalam pengelolaan desa Beringin berdasarkan konsep budaya

mappacekke wanua melalui pendekatan fenomenologi dengan ditunjang Theory

of Reasoned Action (TRA) dan Technology Acceptance Model (TAM)

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu usaha kota Makassar Provinsi Sulawesi

Selatan yaitu pada Studi pada beberapa Merchant Fintench yang ada di Kota

Makassar. Penelitian ini sekiranya dilakukan selama kurang lebih 15 hari.

Estimasi waktu yang digunakan ini sudah termasuk interview, olah data

peneliti, dan penyusunan kesimpulan untuk kemudian disusun ke dalam hasil

penelitian.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi.

Pendekatan ini mendeskripsikan tentang pengalaman hidup beberapa orang tentang

sebuah konsep atau fenomena (Laily, 2013). Seperti yang diungkapkan oleh Kasali

(2008) bahwa fenomenologi adalah gagasan mengenai dunia kehidupan, pemahaman

bahwa realitas masing-masing individu itu berbeda, dan bahwa tindakan masing-

masing individu hanya dapat dipahami melalui pemahaman terhadap kehidupan

individu, sekaligus melalui perspektif mereka bersama. Dalam pendekatan

fenomenologi, pemaknaan-pemaknaan itu berlangsung dalam kesadaran individu

Page 54: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

40

sehingga mereka yang lebih sering mengalami dalam keseharian (everyday life) akan

memberi pemahaman yang lebih banyak. Dalam hal ini, pendekatan fenomenologi

diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang praktik Fintech pada UMKM

dalam memaksimalkan laba.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek yang

diperoleh melalui responden penelitian yang di-interview dan didokumentasikan.

Menurut Indriantoro dan Supomo (2013: 145) data subjek adalah jenis data

penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik seseorang atau

sekelompok yang menjadi subjek penelitian (responden).

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer merupakan data langsung yang diperoleh dari sumber

aslinya tanpa media perantara (Indriantoro dan Supomo, 2013: 142). Data primer

diperoleh secara langsung dari narasumber baik dengan melakukan wawancara

mendalam, observasi langsung, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada

pihak perusahaan dan masyarakat yang memenuhi kriteria sebagai informan dari

pengumpulan data tersebut. Informan yang dipilih oleh peneliti adalah mereka

yang dianggap memiliki pengetahuan lebih terkait perusahaan dan dapat

Page 55: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

41

memberikan data yang diperlukan untuk memahami penerapan

pertanggungjawaban pajak suatu perusahaan. Sedangkan data sekunder

merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan

dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2013: 148). Data

sekunder dapat diperoleh secara tidak langsung dengan menggunakan media

perantara seperti Jurnal-jurnal , buku-buku ataupun dokumen-dokumen yang

terkait.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk menganalisis dan menginterpretasikan suatu data dengan baik, diperlukan

data yang akurat dan sistematis agar hasil yang didapatkan dapat mendeskripsikan

kondisi suatu objek yang sedang diteliti dengan benar. Berangkat dari hal tersebut,

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,

wawancara, dokumentasi, studi pustaka, dan internet searching. Kelima metode

dipilih agar pengumpulan data dapat dilakukan secara maksimal.

1. Observasi

Sugiyono (2014:78), observasi atau yang disebut pengamatan meliputi kegiatan

pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dan lebih banyak menggunakan

salah satu dari pancaindra yaitu indra penglihatan. Observasi akan lebih efektif

jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah

laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Dalam hal ini peneliti

melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian dengan tujuan

Page 56: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

42

menganalisis perilaku aparatur pemerintah Desa Beringin, Kecamatan Ngapa,

Kabupaten Kolaka Utara.

2. Wawancara

Dokumentasi Sugiyono (2014:231) Wawancara digunakan sebagai tehnik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik

pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri

atau self – report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau

keyakinan pribadi. Metode wawancara yang digunakan adalah indepth

interview sehingga peneliti menggunakan daftar wawancara yang telah

dibuat.

3. Dokumentasi

Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa pada teknik ini, peneliti dimungkinkan

memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen

yang ada pada responen atau tempat. Proses mendokumentasikan data-data

penelitian merupakan sebuah langkah untuk memback-up informasi yang

telah didapatkan. Dokumentasi ini dapat berbentuk file foto, video, atau file

rekaman wawancara yang dapat diakses dari server atau database yang

dibuat sendiri atau terpublikasi di situs-situs yang kredibel. Selain itu,

catatan-catatan kecil saat wawancara yang dibuat oleh peneliti juga dapat

dikategorisasikan sebagai bentuk dokumentasi.

Page 57: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

43

4. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan sebuah proses di mana peneliti menghimpun

informasi-informasi penunjang dari berbagai sumber kredibel. Informasi-

informasi ini dapat diperoleh dari jurnal-jurnal penelitian, literatur singkat,

buku-buku, ataupun sumber-sumber lain yang dianggap relevan dengan

penelitian.

5. Internet Searching

Merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai

tambahan referensi yang bersumber dari internet guna melengkapi referensi

penulis serta digunakan untuk menemukan fakta atau teori berkaitan masalah

yang diteliti.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat

untuk memperoleh data, yang diperlukan peneliti sudah melakukan pengumpulan

informasi di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument

penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti mencari

informasi yang relevan dengan penelitian dari berbagai sumber seperti jurnal-jurnal

penelitian, artikel, buku, data dari internet, dan sumber referensi lainnya. Informasi

yang telah didapatkan kemudian diolah menjadi data penelitian. Selain itu, peneliti

juga harus menyediakan perlengkapan seperti alat tulis, recorder, dan hal-hal lain

yang kiranya dapat menunjang penelitian

Page 58: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

44

F. Metode Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memproses dan

menganalisis data yang telah dikumpulkan. Tujuan utama analisis data adalah

menyediakan infromasi untuk pemecahan masalah (Kuncoro, 2013: 197). Metode

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif.

Peneliti akan membangun kesimpulan penelitian dengan mengabstraksikan data-data

empiris yang dikumpulkan dari lapangan dan mencari pola-pola yang terdapat dalam

data-data tersebut. Peneliti sebagai insrumen utama dalam penelitian akan menjadi

pihak yang berkaitan langsung dengan tujuan penelitian ini. Adapun alat-alat

penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ialah sebagai berikut:

1. Handphone/ Laptop

2. Buku, Jurnal, Alat Tulis

3. Instrumen Pendukung lainnya

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian, termasuk

didalamnya alat-alat statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian. Adapun

teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman.

Miles dan Huberman menegaskan bahwa penelitian kualitatif terkumpul dari berbagai

teknik pengumpulan data yang berbeda-beda, seperti interview, observasi, kutipan,

dan sari dari dokumen, catatan-catatan melalui tape; terlihat lebih banyak lata-kata

Page 59: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

45

daripada angka-angka. Oleh karena itu, data tersebut harus diproses dan dianalisis

sebelum digunakan.

Proses analisis data yang dilakukan dengan menggunakan tiga kegiatan analisis.

Miles dan Huberman mengemukakan tiga kegiatan dalam analisis data. Pertama,

tahap reduksi data menunjuk kepada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan,

pemisahan dan pentransformasian data “mentah” yang terlihat dalam catatan tulisan

lapangan yang berlangsung selama kegiatan penelitian dilaksanakan. Kedua, data

display yaitu kegiatan dimana data yang berupa kumpulan informasi telah tersusun

dalam bentuk teks naratif dan kejadian atau peristiwa itu terjadi di masa lampau.

Ketiga, kesimpulan/verifikasi merupakan tahap akhir dalam analisis Miles dan

Huberman. Kesimpulan menuntut verifikasi pleh orang lain dalam bidang yang

diteliti, atau mungkin juga mengecek dengan data lain, namun perlu diingat bahwa

seandainya menambah data, berarti perlu dilakukan lagi reduksi data display data dan

penarikan kesimpulan berikutnya.

Pengumpulan Data

Reduksi Data Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan

Gambar 3.1 Model Analisis Data

Page 60: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

46

1. Reduksi Data

Mereduksi data, memilah, memusatkan, dan menyerdehanakan data yang baru

diperoleh dari penelitian yang masih mentah yang muncul dari catatan–catatan

tertulis di lapangan. Dalam reduksi data dapat dilakukan dengan jalan

memfokuskan perhatian dan pencarian materi penelitian dari berbagai literatur

yang digunakan sesuai dengan pokok permasalah yang telah diajukan pada

rumusan masalah dan data yang relevan atau sesuai dengan menganalisis secara

cermat, sedangkan yang kurang relevan atau kurang sesuai disisihkan.

2. Penyajian Data

Penyajian data perlu dilakukan dalam sebuah penelitian sebab, biasanya

informasi-informasi yang didapatkan peneliti bersifat naratif, sehingga

dibutuhkan penyederhanaan penyederhanaan namun tanpa mengurangi isi dari

data yang didapatkan. Penyajian data dilakukan guna memungkinkan terjadinya

penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini peneliti akan melakukan penyajian

data penerapan Fintech dengan penyajian disederhanakan atau dengan penyajian

informasi-informasi yang sederhana, namun tidak mengurangi isi dari informasi-

informasi yang didapatkan, maksudnya adalah tujuan atau makna yang ada pada

informasi tersebut tidak hilang ataupun dikurangi.

3. Penarikan Kesimpulan

Pengumpulan data dan analisa yang telah dilakukan, peneliti mencari makna

dari setiap gejala yang diperolehnya dalam proses penelitian, mencatat

Page 61: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

47

keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini, dan implikasi positif yang

diharapkan bisa diperoleh dari penelitian ini. Penentuan sampel dipilih secara

purposive-sampling, yaitu dengan menentukan salah satu usaha yang bergerak

dalam bidang makanan yang melakukan pembayaran pajak yang dimana usaha

tersebut memiliki dampak baik positif maupun negatif terhadap masyarakat

sekitar. Tujuan dari menganalisa data adalah untuk mengungkapkan data apa yang

perlu dicari,metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan informasi

baru,serta kesalahan apa yang perlu diperbaiki. Selain itu, analisa data

bertujuanuntuk mendeskripsikan data sehingga karakteristik data dapat dipahami.

Serta membuat suatu kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pendugaanatau

estimasi.

Adapun prosedur dari analisis data adalah sebagai berikut:

1. Tahap pengumpulan data melalui instrumen dari pengumpulan data.

2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data.

3. Tahap pengkodean, proses identifikasi dan klasifikasi dari tiap pertanyaan

yang terdapat didalam instrumen pengumpulan data.

4. Tahap pengujian data, yaitu menguji validitas dan reabilitas instrumen

pengumpulan data.

Page 62: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

48

5. Tahap penyajian data, dengan merangkai dan menjadikan satu kesatuan agar

dapat dirumuskan kesimpulan dengan melakukan tinjauan ulang kelapangan

untuk mendapatkan hasil yang valid.

H. Fintech sebagai Alat Analisis Data

Menurut The National Digital Research Centre (NDRC), Fintech merupakan

suatu inovasi pada sektor finansial dengan sentuhan teknologi modern. Inovasi

finansial ini mendapat sentuhan teknologi modern. Fintech merupakan implementasi

dan pemanfaatan teknologi untuk peningkatan layanan jasa perbankan dan keuangan

yang umumnya dilakukan oleh perusahaan rintisan (startup) dengan memanfaatkan

teknologi software, internet, komunikasi, dan komputasi terkini (Rahadiyan dan

Sari, 2019). Fintech telah memberikan warna baru dalam dunia finansial. Financial

technology merupakan salah satu pertanda berkembangnya teknologi pada masa kini,

yang dimanfaatkan untuk meningkatkan layanan jasa keuangan karena teknologi

finansial dirasa mampu memberikan solusi bagi bagi pertumbuhan industri berbasis

elektronik (Indriyati dan Aisyah, 2019).

FinTech dengan berbagai inovasi yang semakin bervariasi membuat perubahan

yang sangat besar terhadap industri keuangan di Indonesia dan perubahan secara

mikro ekonomi dapat dilihat di berbagai pelosok di seluruh nusantara. FinTech

memiliki kontribusi yang sangat besar untuk melaksanakan percepatan ruang lingkup

jangkauan layanan bidang keuangan. FinTech telah memproses transaksi keuangan

dengan lebih aman, modern, terkendali dan praktis. Hal ini didukung oleh Pemerintah

Page 63: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

49

dengan adanya regulasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) nomor

18/40/PB/2016 perihal pelaksanaan pemrosesan transaksi pembayaran dengan sistem

inovasi FinTech untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai pengguna baik di

bidang jasa sistem pembayaran maupun sektor industri, infrastruktur serta instrumen

lainnya (Paath dan Manurung, 2019).

Gambar 3.2 Alat Analisis Data

Epistimologi:

Wawancara

mendalam

Observasi/ survei

Telaah berdasarkan

pendekatan moral

Metodologi:

Uji

keabsaan

data

Triangulasi

Aksiologi:

Ditunjang

dengan

Penggunaan

Go-Pay

Fintech

Ontologi:

Belum maksimalnya laba

Terbatasnya akses

sumber daya informasi

dan teknologi

Keinginan dalam

bertranksi lebih cepat

Maksimasliasi Laba

Page 64: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

50

.

Instrumen analisis, yang menyatakan bahwa akuntansi ditujukan untuk

memudahkan manusia dalam proses transaksi. Fintech diharapkan dapat

memaksimalkan laba dalam praktek bisnis sehingga pelaku UMKM dapat

menjalankan usahanya secara maksimal. Nilai empiris dari praktik akuntansi terhadap

bisnis ditangkap secara rasional dan intuitif, kemudian dari praktek tersebut dianalisa

menggunakan Fintech dari penggunaan Go-pay dalam praktek akuntansi. Analisis ini

juga bertujuan untuk menggali esensi ilmu pengetahuan tentang akuntansi Teknologi.

I. Uji Keabsahan Data

Kualitas data dan ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian sangat penting khususnya dalam penelitian ilmu-ilmu sosial karena

Gambar 3.3 Desain untuk Kepentingan Penelitian

Alat analisis data

Penelitian ini menggunakan Fintech sebagai instrumen analisis

Hal-hal yang dianalisis

Praktik Maksimalisai laba secara rasional dan intuitif kemudian praktek tersebut

dianalisa menggunakan Fintech dari penggunaan Go-pay

Analisis ini juga bertujuan untuk menggali esensi ilmu pengetahuan tentang

bagaimana praktek akuntansi saat ini ketika kita menerapkan Fintech pada

UMKM

Penerapan Fintech

Praktik Akuntansi Teknologi

Page 65: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

51

pendekatan filosofis dan metodologis yang berbeda terhadap studi aktivitas manusia.

Keabsahan data penelitian kualitatif dilakukan dengan melalui empat uji, yaitu

credibility (validitas internal), transferbility (validitas eksternal), dependability

(reliabilitas), dan confirmability (objektivitas). Berdasarkan empat jenis uji yang telah

disebutkan, penelitian ini hanya menggunakan uji yang paling sesuai yaitu credibility

(validitas internal) dan dependability (reliabilitas).

Penelitian ini menggunakan berbagai sumber data, teori, dan metode sehingga

menghasilkan informasi yang akurat, maka prosedur yang dipilih oleh peneliti adalah

triangulation. Prosedur ini menggunakan berbagai pendekatan dalam melakukan

penelitian untuk memahami dan mencari jawaban atas pertanyaan dalam proses

penelitian. Analisis triangulasi melibatkan penggunaan satu atau lebih teknik analisis

untuk menganalisis seperangkat data yang sama untuk tunjuan validasi dan

memverifikasi hasil. Triangulation yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Triangulation metode. Pada metode ini dilakukan pembandingan informasi

atau data dengan cara yang berbeda. Pembandingan ini dilakukan pada

metode pengambilan data. Metode ini merupakan tipe paling umum yang

digunakan dalam penelitian sosial.

2. Triangulation sumber data. Proses menggali kebenaran informasi tertentu

melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui

wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat

(participant obcervation), dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatn

Page 66: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

52

resmi, catatan atau tulisan pribadi, serta gambar atau foto. Tentu masing-

masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda dan

selanjutnya akan memberikan pandangan (insight) yang berbeda pula

mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan ini akan melahirkan

keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.

3. Triangulation teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan

informasi atau thesist statement. Informasi selanjutnya dibandingkan dengan

perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas

temuan atau kesimpulan yang dihasilkan

Page 67: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Fintech

1. Sejarah Fintech di Indonesia

Fintech hadir di Indonesia sejak September 2015, yang mana telah hadir

Asosiasi Fintech Indonesia (AFI). AFI ini betujuan menyediakan partner bisnis

dalam membangun ekosistem Fintech Indonesia. Perkembangan fintech di

Indonesia begitu cepat, di mana semakin banyak orang memilih fintech sebagai

sarana dalam bertransaksi. Perkembangan yang diperlihatkan fintech di Indonesia

juga tak terlepas dari tantangan dalam pengembangannya di Industri financial

Indonesia. Tantangan ini ialah penyalahgunaan data pribadi pengguna layanan

dan resiko pencucian uang. Di Indonesia sendiri perkembangan fintech

khususnya pada sektor pembayaran merupakan yang tertinggi dibandingkan

sektor lainnya. Salah satu alat pembayaran yang sering dipakai adalah Gopay.

Gopay adalah salah satu fintech dimana sebagai sarana penyimpanan uang

elektronik sebagai media pembayaran bagi pengguna aplikasi Go-Jek seperti Go-

Food Go-Ride, Go-Box, GoSend, Go-Massage, dan berbagai layanan lainnya.

Gopay ini sendiri banyak digunakan sebagai media pembayaran bagi UMKM

yang ada di Kota Makassar khususnya usaha di bidang makanan dan minuman.

Gopay ini sendiri begitu membantu baik dari UMKM ataupun dari pihak pembeli

itu sendiri, yang mana dari pihak konsumen sangat menyukai sistem pembayaran

menggunakan Gopay karena mudah,praktis, dan cepat, sedangkan dari pihak

Page 68: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

54

UMKM sendiri selain dapat meningkatkan laba/penghasilan juga dapat

memudahkan dalam hal pencatatan.

2. Klasifikasi UMKM

a. Mikro

King Thai Tea memiliki omset 72.000.000/Tahun

b. Kecil

The Crepers memiliki omset 324.000.000/ Tahun

c. Menengah

Mbak Daeng memiliki omset 3.000.000.000/Tahun

3. Letak dan Lokasi

a. King Thai Tea

King Thai Tea berlokasi JL. Malengkeri No 67 Makassar, lokasi tersebut

cukup strategis karena dekat dari terminal Malengkeri dan kampus UNM

Parantambung. Disamping dari itu King Thai Tea terletak kurang lebih 2 km dari

perbatasan Gowa Makassar, bagi pengendara kendaraan bermotor, mobil atau

pejalan kaki yang melalui JL. Malengkeri dapat singgah dan membeli

minumannya.

b. The Crepers

The Crepers berlokasi di Jl. Aroepala No. 100 Makassar, tepatnya di

Aroepala Food City. The Crepers berjarak sekitar 3 km dari Jl. A. P. Pettarani

dan sekitar 4 km dari Mall Panakkukang Makassar. selain itu Aroepala Food ini

juga berada ditengah-tengah 2 kampus besar yaitu UIN Alauddin Makassar dan

Page 69: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

55

UNM, yang mana mahasiswa/mahasiswi dapat dengan mudah berkungjung di

tempat tersebut. Begitu pula yang bukan mahasiswa dapat berkungjung ke lokasi

tersebut karena sangat strategis dan muda di jangkau karena berada di tengah-

tengah kota. Di samping itu Aroepala Food memiliki fasilitas ruangan nongkrong

yang luas, lesehan, serta Mushollah.

c. Mbak Daeng

Mba Daeng berlokasi di Jl. Sultan Alauddin No. 85, Manuruki Makassar.

Mba Daeng berjarak cukup dekat dari Jl. A. P. Pettarani sekitar kurang dari 1 Km

dan sekitar 5 Km dari Jl. Jend. Sudirman Makassar. Mba Daeng ini juga cukup

dekat dari perbatasan Makassar dan Kabupaten Gowa sekitar 3 Km Lokasi

tersebut sangat strategis dan mudah dijangkau oleh pengunjung karena berada di

tengah-tengah kota. Mba Daeng memiliki fasilitas ruangan makan yang luas,

serta tempat Mushollah.

4. Motto

a. King Thai Tea

“ King Thai Tea memberikan kesegaran di setiap tegukannya”

b. The Crepers

“memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan serta tetap menjaga citarasa

produk dan kepuasan konsumen adalah kebahagiaan kami”

c. Mbak Daeng

“Menjadikan rumah makan yang terbaik baik online ataupun makan

ditempat”

Page 70: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

56

5. Jam Operasional

a. King Thai Tea

King Thai Tea buka tiap hari dan jam buka tersebut dimulai pukul 10.00

WITA sampai dengan jam 22.00 WITA.

b. The Crepers

The Crepess buka setiap hari dan jam buka tersebut dimulai pukul 09.00

WITA sampai dengan jam 24.00 WITA.

c. Mbak Daeng

Mba Daeng buka setiap hari dan jam buka tersebut dimulai pukul 08.00

WITA sampai dengan jam 23.30 WITA.

6. Kegiatan dan Fasilitas Usaha

a. King Thai Tea

King Thai Tea memiliki 3 cabang salah satunya berada di Jl. Malengkeri.

King Thai Tea memiliki berbagai varian rasa mulai dari rasa Thai Tea,

Green Tea, Cokelat dan harga pun berkisar 5.000 rb sampai 12.000 rb. King

Thai Tea hanya memiliki 2 tempat duduk bagi pembeli yang ingin langsung

menikmati minuman dari King Thai Tea. Meskipun sudah memiliki 3 outlet

King Thai Tea tetap mempertahankan standarisasi sehingga rasa antara

outlet tetap terjaga.

b. The Crepers

The Crepers merupakan salah satu usaha yang ada di Aroepala Food

tepatnya di Jl. Aroepala No. 100 Makassar. The Crepers adalah usaha di

Page 71: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

57

bidang makanan berupa martabak Pizza, martabak Pizza ini memiliki

beberapa varian rasa mulai super keju, super coklat, coklat keju, coklat

kacang dan semua rasa. Harga martabak Pizza beraneka ragam mulai dari

harga 25.000 rb sampai 35.000 rb. Makanan yang disajikan The Crepers ini

dijamin higenis karena pihak The Crepers mengutamakan kebersihan tempat

usahanya. Fasilitas yang tersedia di The Crepers Aroepala Food adalah

tempat parkir yang lumayan luas, Mushollah, toilet pria dan wanita dan

tempat lesehan.

c. Mbak Daeng

Mba Daeng merupakan salah satu usaha di bidang makanan dan minuman

yang berlokasi di Jl. Sultan Alauddin, Manuruki Makassar. Usaha warung

Mba Daeng ini memiliki berbagai macam menu. Menu ayam diantaranya

Ayam Goreng, Ayam Bakar, Ayam Palekko, menu Mie diantaranya Mie

Goreng Jakarta, Mie Goreng Seafood, Mie Goreng Spesial, Mie Kering,

Menu Nasi diantaranya Nasi Goreng Jakarta, Nasi Goreng Seafood, Nasi

Goreng Spesial dan Menu lainnya diantaranya Tahu Goreng Tepung, Tempe,

Tempe Goreng Tepung. Sedangkan Menu Minuman seperti Jus Jeruk, Jus

Markisa, Jus Melon, Jus Terong Belanda, Jus Apel, Jus Alpukat, Jus Buah

Naga, Jus sirsak dan Es The. Fasilitas yang tersedia di warung makan Mba

Daeng adalah tempat parkir yang lumayan luas, Mushollah, toilet pria dan

wanita,

Page 72: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

58

B. Pembahasan

1. Pandangan pengelola usaha terhadap Financial Technology pada UMKM di

Kota Makassar

a. Pandangan Narasumber terhadap Financial Technology (Go-Pay) pada

UMKM di Kota Makassar

Kehadiran Fintech Indonesia menjadi peluang tersendiri bagi pelaku

UMKM. Fenomena yang terjadi dimana pelaku usaha menginginkan peningkatan

laba/keuntungan serta permasalahan yang sering terjadi seperti tidak tercapainya

laba yang ditargetkan dan terbatasnya sumberdaya informasi dan teknologi serta

keinginan dalam bertransaksi lebih cepat. Penggunaan fintech diyakini menjadi

solusi atas fenomena dan permasalahan yang terjadi. Hal ini dikarenakan

Financial Technology (fintech) diciptakan untuk memudahkan pekerjaan

manusia dimana yang dulunya transaksi memakan waktu yang lama sekarang

dengan penggunaan fintech dapat berjalan dengan cepat, mudah dan praktis.

Di kota Makassar sendiri pelaku UMKM khususnya usaha yang bergerak di

bidang makanan dan minuman telah banyak yang menggunakan Gopay sebagai

metode pembayaran. Penggunaan Gopay ini diharuskan bekerja sama dengan

pihak Go-Jek terlebih dahulu. Penggunaan Gopay ini tentu sangat

menguntungkan pihak UMKM maupun konsumen itu sendiri, yang mana

fenomena yang terjadi UMKM menginginkan peningkatan laba atau keuntungan

serta permasalahan yang sering terjadi seperti tidak tercapainya laba yang

ditargetkan dan terbatasnya sumberdaya informasi dan teknologi serta keinginan

Page 73: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

59

dalam bertransaksi lebih cepat. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan pak

Taqdir selaku pemilik usaha The Crepers;

“ini merupakan langkah yang sangat membantu terkhusus dibidang

saya di bidang UMKM ini karena ini juga sekaligus sebagai sebuah

batu loncatan dimana sebenarnya sekarang itu orang secara tidak

langsung berfikir semua harus di per simple ada beberapa orang itu

bahkan malas membawa uang cash jadi dengan adanya sistem

pembayaran menggunakan aplikasi itu sangat membantu mereka kita

pun sangat terbantu dimana kalau itu kan tidak harus kita kumpulkan

tidak harus dibawah kemana-mana, itu langsung masuk ke rekening

kita jadi secara tidak langsung itu sangat membantu baik dari

customer ataupun dari kitanya sebagai pelaku usaha”

Berdasarkan pernyataan tersebut, pak Taqdir memberikan pandangan bahwa

teknologi dibidang keuangan ini sangat berperan penting terutama di bidang

UMKM. Penggunaan teknologi ini membuat transaksi jadi lebih mudah,nyaman

dan cepat. Penggunaan Gopay membuat pekerjaan jadi lebih simple, orang-

orang tidak perlu lagi membawa uang cash dalam melakukan transaksi dan bagi

pihak UMKM sendiri pun juga sangat terbantu dimana hasil dari transaksi

penjualan langsung masuk ke rekening pihak UMKM tidak lagi terkumpul

dalam satu tempat dan dibawah kemana-mana. Di era saat ini banyak

masyarakat lebih memilih menggunakan Financial Technology (fintech)

disebabkan keinginan masyarakat dalam berkegiatan berjalan lebih cepat,

mudah, dan praktis tanpa ada halangan-halangan berupa aturan –aturan yang

ketat (Sugiarti et al., 2019). Sejalan dengan apa yang dikatakan pak Taqdir, ibu

ica juga memiliki pandangan yang sama;

Page 74: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

60

“kalau saya terbantu sekali mi pak dengan penggunaan aplikasi,

sangat membantu saya dan para pelaku usaha dalam mengembangkan

usaha. dan penggunaan aplikasi ini sangat mudah dan simpel, saya

sebagai orang yang awam pun dapat dengan mudah menggunakan

aplikasi ini. Pembayaran dengan gopay sangat cepat pak, berbeda

dengan yang memakai uang tunai harus mengembalikan kembalian jika

uang yang dipakai membayar nominal tinggi dan itu memakan waktu

lagi apalagi jika tidak punya uang kecil untuk pengembalian saya harus

pergi lagi menukar di warung sebelah yang mana itu akan makan

waktu lagi dan penggunaan Gopay ini lebih aman beda dengan

penggunaan uang tunai yang rentan terjadi penipuan yang mana uang

yang digunakan pembeli bisa jadi uang palsu”

Berdasarkan pernyataan tersebut, Ibu Ica selaku pegawai King Thai Tea

memberikan pendapat bahwa penggunaan aplikasi Gopay sangat membantu

pengembangan usaha. Penggunaan Gopay sangat mempermudah terutama pada

pembayaran, dengan penggunaan Gopay masalah-masalah yang sering dihadapi

seperti pembayaran menggunakan uang tunai membutuhkan waktu lagi dan

pembayaran menggunakan Gopay ini lebih aman karena akan terhindar dari

pembayaran uang palsu yang sering terjadi di metode pembayaran tunai atau

cash. Sejalan dengan apa yang dikatakan pak Taqdir dan juga Ibu Ica, Ibu

Sukma selaku manajer di rumah makan Mbak Daeng juga memiliki pandangan

yang kurang lebih sama;

”penggunaan metode pembayaran Gopay ini sangat memudahkan bagi

customer ataupun bagi kami, dengan penggunaan Gopay para

pelanggan dapat langsung membayar makanan ataupun minuman yang

telah di pesan dan dari pihak kami pun tak lagi repot-repot mengambil

uang pelanggan karena dengan otomatis masuk ke pihak kami.”

Page 75: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

61

Berdasarkan pernyataan tersebut, Ibu Sukma selaku Manajer di Rumah

makan Mbak Daeng memberikan pendapat bahwa dengan menggunakan Go-

Food dan Gopay sebagai metode pembayaran akan menguntungkan baik

customer ataupun pihak Rumah makan Mba Daeng. Layanan yang diberikan

seperti pelanggan dapat memesan dimana saja dan dengan metode pembayaran

Gopay atau uang elektronik dapat langsung membayarnya dan pihak Rumah

makan Mbak Daeng pun juga sangat di mudahkan karena uang dari transaksi

pembelian pihak pelanggan dapat langsung masuk ke pihak Rumah makan Mbak

Daeng.

Dari pernyataan ketiga narasumber bahwa fintech ini telah memberikan

pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan dunia usaha, perkembangan

ini berupah transaksi yang semakin mudah,simpel dan praktis. Pembayaran tidak

lagi hanya menggunakan uang tunai dengan adanya fintech pembayaran

dilakukan dengan menggunakan uang elektronik (Gopay).

Penggunaa Financial Technology (fintech) tentu akan memunculkan keadaan

lingkungan atau budaya yang baru. Dimana keadaan ini muncul akibat dari

penggunaan fintech seperti yang dulunya pelanggan membayar menggunakan

uang cash sekarang beralih ke Gopay uang elektronik. Kemudian pencatatan

yang berbeda karena pembayaran menggunakan uang elektronik (gopay).

Pelanggan yang dulunya sering mampir makan maka dengan adanya Go-Food

dan Gopay sebagai sistem pebayaran maka pelanggan dapat memesan dimana

Page 76: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

62

pun baik itu dirumah,hotel,kampus,sekolah dan tempat-tempat lainnya. Hal ini

sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir selaku pemilik usaha The

Crepers;

“disini sangat terbantu sekali sejak penggunaan Go-Food dimana

sebelum penggunaan Go-Food di tempat kami hanya hari-hari

weekend saja yang rame pembeli nah sejak kami menggunakan Go-

Food hari-hari biasa pun pembeli tetap banyak sehingga pendapatan

kita tetap stabil”

Berdasarkan pernyataan tersebut, Pak Taqdir selaku pemilik usaha The

Crepers memberikan pendapat bahwa dengan penggunaan Go-Food dengan

sistem pembayaran Gopay membuat keadaan lingkungannya berbeda. Dimana

sebelum penggunaan Go-Food pengunjung atau pembeli hanya ramai pada

waktu weekend saja yang mana mengakibatkan pendapatan yang diterimah pak

Taqdir tidak stabil. Berbeda sejak penggunaan Go-Food pada usaha yang

dijalani Pak Taqdir pendapatan yang diterimah cenderung stabil. Hal ini

mungkin terjadi dikarenakan pengunjung atau pembeli The Crepers adalah

pekerja atau mahasiswa yang pada hari-hari biasa sibuk bekerja atau ke kampus

bagi mahasiswa sehingga mereka tidak ada waktu atau lelah telah bekerja

seharian sehingga mereka tidak dapat untuk pergi membeli, sehingga dengan

adanya Go-Food ini mereka tidak perlu lagi ke tempat usaha pak Taqdir untuk

membeli cukup dengan penggunaan aplikasi ini. Sejalan dengan apa yang

dikatakan Pak Taqdir, ibu Ica selaku pegawai King Thai Tea juga mengatakan

yang kurang lebih sama;

Page 77: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

63

“kalau dari lingkungannya ya itu pak penggunaan uang tunai

kemudian berubah ke gopay jadi orang-orang tidak perlu lagi

menggunakan uang tunai untuk membayar. dan pencatatan nya

sangat membantu karena sudah dengan otomatis tercatat di aplikasi”

Berdasarkan pernyataan Ibu Ica selaku pegawai King Thai Tea memberikan

pendapat bahwa pada penggunaan Gopay cukup mempengaruhi lingkungannya.

Seperti pada transaksi pembelian tidak hanya menggunakan uang tunai tapi

dengan pembayaran dengan Gopay. Sistem pebayaran Gopay sangat

memudahkannya karena setiap transaksi akan tercatat di aplikasi. Sejalan dengan

apa yang dikatakan pak Taqdir dan juga Ibu Ica, Ibu Sukma selaku manajer di

rumah makan Mbak Daeng juga memiliki pandangan yang kurang lebih sama;

“ Alhamdulillah kalau dari keadaannya tidak ada kesulitan karena

sejak penggunaan Gopay kami cukup mudah beradaptasi, aplikasi ini

cukup mudah dijalankan jadi mempelajarinya tidak butuh waktu yang

lama dan kami justru sangat terbantu karena memudahkan pekerjaan

kami seperti setiap order yang masuk akan tercatat di aplikasi

tersebut dan ini sangat memudahkan kami dari segi pencatatan. Ini

juga sangat membantu pelanggan kami yang mana jika mereka sibuk

karena pekerjaan, mereka bisa langsung order tanpa harus kesini

membeli”

Berdasarkan pernyaataan Ibu Sukma sebagai Manajer di rumah makan Mbak

Daeng memberikan pendapat bahwa dengan penggunaan Gopay keadaan

lingkungannya sangat baik. Pihak rumah makan Mba Daeng dengan cepat

beradaptasi dengan penggunaan Gopay. Dengan adanya Gopay lingkungan yang

dulunya pembeli hanya menggunakan uang tunai atau cash dalam setiap transaksi

saat ini penggunaan Gopay atau uang elektronik. Dengan penggunaan Go-Food

Page 78: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

64

dengan sistem pembayaran Gopay ini membantu dari segi pencatatan karena

setiap transaksi pembelian sudah tercatat dengan otomatis di aplikasi.

Financial Technology (fintech) telah memberikan pengaruh yang sangat

besar dikehidupan saat ini seperti ketiga informan yang menggeluti usaha bidang

makanan dan minuman. Para informan ini berpendapat dengan adanya financial

technology (Gopay) telah membantu perkembangan usahanya baik dari segi

penjualan,transaksi,pencatatan. Hal ini sesuai dengan tujuan Financial Technolgy

(fintech) ini di ciptakan yaitu untuk mempermudah pekerjaan manusia.

b. Analisis Konsep dan Teori

Fintech telah memberikan warna baru bagi kehidupan manusia. Keinginan

masyarakat dalam segala urusan harus dilakukan dengan cepat,mudah dan

nyaman menjadikan fintech sebagai pilihan dalam menunjang keinginan tersebut.

Pemanfaatan fintech telah dirasakan hampir kesemua elemen masyarakat. Salah

Satu yang merasakan dampak langsung dari penggunaan fintech adalah pelaku

usaha. Dalam penerapan fintech oleh pelaku usaha peneliti menggunakan dua

teori dalam menunjang penggunaan fintech yaitu Theory of Reasoned Action

(TRA) dan Technology Acceptance Model (TAM). Teori TRA ini sendiri diartikan

keinginan atau niat seseorang dalam berperilaku, dalam penggunaan fintech oleh

pelaku usaha telah ada niatan atau tujuan sebelumnya untuk menggunakan fintech

pada usahanya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan pak Taqdir selaku

pemilik usaha The Crepers;

Page 79: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

65

“tujuan kami menggunakan Gopay ini untuk memudahkan dan

meningkatkan penjualan dan juga ini akan meningkatkan brand kami,

berbeda dengan para penjual di pinggir jalan yang lain yang tidak

memakai Gopay image nya berbeda, dengan image yang berbeda

maka tinggkat kepercayaan customer meningkat”

Sejalan dengan apa yang dikatakan pak Taqdir, Ibu Ica selaku pegawai King

Thai Tea juga memiliki pandangan yang kurang lebih sama;

“kalau tujuannya memudahkan dalam proses penjualan atau pun

pembayaran, yang mana ini akan meningkatkan pendapatan”

Sejalan dengan apa yang dikatakan pak Taqdir dan Ibu Ica, pandangan yang

dikemukakan Ibu Sukma selaku manajer di rumah makan Mbak Daeng kurang

lebih sama yang menyatakan;

“tujuan kami menggunakan Gopay ini meningkatkan metode jual beli.

Pembeli tidak harus ke tempat kami untuk membeli makanan cukup

pada penggunaan aplikasi yang ada di hp dapat memesannya. Dan

tentu saja ini akan meningkatkan penjualan kami”

Dari jawaban 3 narasumber diatas bahwa penggunaa Fintech oleh pelaku

usaha yaitu untuk memudahkan penjualan, meningkatkan metode jual beli dan

meningkatkan brand. Hal ini menunjukkan bahwa telah ada niatan atau tujuan

sebelumnya untuk menggunakan fintech pada usahanya. Hal ini sesuai dengan

Theory of Reasoned Action (TRA) ). Teori ini menjelaskan Niat atau tujuan

seseorang untuk melakukan suatu perilaku (behavioral intention) dalam teori ini

juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: (1) sikap seseorang terhadap perilaku

(attitude) dan (2) norma subjektif (subjective norms). Sikap seseorang terhadap

perilaku (behavioral intention) merupakan perasaan positif atau negatif

seseorang tentang membeli atau menggunakan produk tertentu.

Page 80: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

66

Technology Acceptance Model (TAM) teori ini merupakan teori ke dua yang

peneliti masukkan untuk menunjang penggunaan fintech di kalangan pelaku

usaha. Teori TAM disini adalah bagaimana suatu penerimaan teknologi baru,

dalam penerimaan teknologi baru ini terdapat dua faktor yang mempengaruhi

yaitu: (1) kemanfaatan (perceived usefulness) dan (2) kemudahan penggunaan

(perceived ease of use). Kemanfaatan ini diartikan bahwa penggunaan suatu

teknologi ini akan memberikan manfaat atau peningkatan terhadap performanya.

Penggunaan teknologi fintech oleh pelaku usaha akan tetap diterapkan jika

dalam penggunaannya dirasa bermanfaat bagi usahanya. Bagaimana fintech

dapat membuat pekerjaan lebih mudah, meningkatkan efektivitas dan

produktifitas serta dapat mengembangkan kinerja. Hal ini sejalan dengan apa

yang dikatakan Pak Taqdir selaku pemilik usaha The Crepers;

“keuntungan yang kami dapatkan setelah menggunakan Gopay ini

banyak sih, memudahkan kami dalam penjualan baik dari

transaksinya atau pengelolaan keuangannya juga, apalagi saya agak

riskan bawa uang tunai kemana-mana, jadi kalau kita pakai Gopay

ini bisa masuk ke rekening kita bisa lebih aman”

Berdasarkan pernyataan pak Taqdir selaku pemilik usaha The Crepers, hal

senada juga diucapkan Ibu Ica pegawai King Thai Tea;

“kalau manfaatnya sangat bermanfaat pak, manfaatnya ya dari

penjualannya, dimudahkan menjual produk dan proses transaksinya

sangat mudah, tidak repot-repot lagi menghitung uang tunai karena

semua transaksi dengan Gopay sudah tercatat di aplikasi”

Page 81: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

67

Hal senada juga di ucapkan Ibu Sukma selaku manajer di rumah makan Mba

Daeng yang mengemukakan;

“manfaatnya sangat dirasa ya, bagamana transaksi keuangan jadi di

permudah dengan penggunaan Gopay ini dan juga sangat membantu

dalam pencatatan serta memilimalisir kekeliruan ataupun

kecurangan”

Dari jawaban tiga narasumber tadi yang memiliki kriteria usaha berbeda

menyatakan penggunaan teknologi fintech sangat bermanfaat bagi usaha mereka

segala transaksi dari penjualan di permudah dan pengelolaan keuangan menjadi

lebih aman, ini dikarenakan segala transaksi menggunakan fintech (Gopay)

langsung masuk ke rekening dan setiap transaksi sudah tercatat di aplikasi yang

mana memudahkan dalam pencatatan. Hal ini sesuai dengan faktor kemanfaatan

dalam teori Technology Acceptance Model (TAM), diartikan bahwa penggunaan

suatu teknologi ini akan memberikan manfaat atau peningkatan terhadap

performanya. Penggunaan teknologi fintech oleh pelaku usaha akan tetap

diterapkan jika dalam penggunaannya dirasa bermanfaat bagi usahanya.

Bagaimana fintech dapat membuat pekerjaan lebih mudah, meningkatkan

efektivitas dan produktifitas serta dapat mengembangkan kinerja.

Faktor selanjutnya dari teori Technology Acceptance Model (TAM) adalah

kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dikatakan bahwa penerimaan

suatu teknologi baru dapat diterima jika teknologi tersebut mudah digunakan.

Kemudahan suatu teknologi dilihat dari beberapa indikator seperti terampil

Page 82: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

68

dalam menggunakan teknolgi, teknologi sangat mudah dipelajari, teknologi ini

mudah di operasikan.

Faktor kemudahan dalam penggunaan teknologi ini sesuai dengan Financial

Technolog (fintech) yang mana diciptakan untuk memudahkan pekerjaan

manusia. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir selaku pemilik

usaha The Crepers;

“penggunaan aplikasi ini sangat mudah digunakan pak tampilan

menu dalam aplikasi mudah dimengerti orang baru belajar pun pasti

langsung bisa menggunakan aplikasi ini”

Sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir, Ibu Ica selaku pegawai King

Thai Tea memiliki pendapat yang kurang lebih sama;

“gampang sekali cara pakenya pak, meskipun butuh penyesuaian

karena tiba-tiba menggunakan aplikasi ini, kalau kendala nya sih

jaringan internet harus stabil pak”

Sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir dan Ibu Ica, Ibu Sukma selaku

manajer di rumah makan Mbak Daeng menyatakan hal yang senada;

“kalau segi pengoprasiannya tidak ada kesulitan malahan aplikasi ini

begitu mudah digunakan, pegawai disini juga cukup cepat mengerti

pengoprasiannya ini karena karena sebelumnya pegawai disini sudah

mengenal fintech jadi untuk penyesuaiannya tidak butuh waktu lama”

Dari jawaban tiga narasumber tadi yang memiliki kriteria usaha berbeda

menyatakan penggunaan teknologi fintech cukup mudah dilakukan.

Pengoperasian aplikasi begitu simpel karena tampilan menu mudah dipahami

selain itu hal lain yang membuat teknologi ini mudah digunakan karena para

pegawai sudah mengenal fintech sebelumnya jadi pengetahuan tentang fintech

Page 83: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

69

sudah ada hal ini juga yang membuat penyesuaian penggunaan aplikasi ini tidak

membutuhkan waktu yang lama.

Hal ini sesuai dengan faktor kemudahan penggunaan (perceived ease of use)

dalam teori Technology Acceptance Model (TAM), kemudahan penggunaan

(perceived ease of use) dikatakan bahwa penerimaan suatu teknologi baru dapat

diterima jika teknologi tersebut mudah digunakan. Kemudahan suatu teknologi

dilihat dari beberapa indikator seperti terampil dalam menggunakan teknolgi,

teknologi sangat mudah dipelajari, teknologi ini mudah di operasikan.

2. Penarapan Financial Technology (Go-Pay) dalam peningkatan laba pada

UMKM di Kota Makassar

Financial technology (fintech) adalah inovasi di bidang keuangan. Teknologi ini

diciptakan untuk meningkatkan layanan jasa keuangan. Teknologi keuangan menjadi

solusi dalam transaksi jual-beli mengakibatkan sistem pembayaran menjadi lebih

efisien dan ekonomis namun tetap efektif. Penarapan fintech pada UMKM di kota

Makassar menjadi keuntungan tersendiri. UMKM ini sendiri mempunyai peran besar

sebagai upaya peningkatan dalam pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi

serta membuka lapangan kerja baru. Karena banyaknya UMKM yang bermunculan

membuat persaingan menjadi lebih ketat, yang membuat para pelaku UMKM harus

menghasilkan inovasi –inovasi baru sehingga bisa memenuhi tuntutan pasar.

Penerapan fintech oleh pelaku UMKM di kota makasar ini juga menjadi solusi

agar tetap dapat bersaing dalam industri usaha ini. Fintech ini juga menjadi sebuah

solusi atas permasahan yang sering terjadi seperti tidak tercapainya laba yang

Page 84: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

70

diinginkan, hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti seperti terbatasnya

ekses pasar, terbatas akses informasi mengenai sumberdaya dan teknologi serta

keinginan masyarakan yang ingin bertransaksi lebih cepat, mudah dan nyaman.

Penerapan Fintech yang akan memudahkan dalam bertransaksi lebih cepat mudah

dan nyaman ini diyakini peneliti dapat meningkatkan laba atau keuntungan pada

usaha yang menerapkannya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir

selaku pemilik usaha The Crepers;

“semenjak menggunakan aplikasi ini penjualan kami meningkat lumayan

lah peningkatan sekitar 20-30%”

Sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir, Ibu Ica selaku pegawai King

Thai Tea memiliki pendapat yang kurang lebih sama;

“kalau pendapatan mengalami kenaikan tapi nggak terlalu besar sekitar

20%”

Sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir dan Ibu Ica, Ibu Sukma selaku

manajer di rumah makan Mbak Daeng juga memiliki pendapat yang kurang lebih

sama;

“mengalami peningkatan yang cukup tinggi, sebelum penggunaan

aplikasi ini omset per hari sekitar 6-7 juta setalah penggunaan sekitar 8-

9 juta per hari”

Dari jawaban tiga narasumber tadi yang memiliki kriteria usaha berbeda

menyatakan penggunaan teknologi fintech telah meningkatkan penjualan dan laba

mereka. Kenaikan laba ini berkisar 20-30% tentu ini sangat penting dalam

perkembangan usahanya. Fintech telah menjadi bagian yang penting dalam

pengembangan UMKM di kota Makassar, dimana dengan penggunaan fintech ini

Page 85: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

71

menyelesaikan permasalahan yang sering terjadi seperti tidak tercapainya laba yang

diinginkan, hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti terbatasnya ekses pasar,

terbatas akses informasi mengenai sumberdaya dan teknologi serta keinginan

masyarakan yang ingin bertransaksi lebih cepat, mudah dan nyaman.

Tabel 1.3

Sebelum dan Sesudah Penerapan Fintech

Nama usaha Sebelum penerapan

fintech

Sesudah penerapan

Fintech

Kenaikan

(Persen)

King Thai Tea 150.000/hari 200.000/hari 33,33%

The Crepers 750.000/hari 900.000/hari 20%

Mbak Daeng 6.000.000-

7.000.000/hari

8.000.000-

9.000.000/hari

28,5%

3. Harapan terhadap perkembangan fintech (Gopay) pada UMKM

Hadirnya fintech tentu membawa perubahan yang lebih baik, dengan penerapan

fintech pada UMKM diharapkan perkembangan usaha jadi lebih baik khususnya

kenaikan laba dan juga dapat memudahkan masyarakat pada setiap transaksi

pembayaran. Hal ini didukung oleh Pemerintah dengan adanya regulasi yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) nomor 18/40/PB/2016 perihal pelaksanaan

pemrosesan transaksi pembayaran dengan sistem inovasi Fintech untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat sebagai pengguna di bidang jasa sistem pembayaran.

Disamping itu para pelaku UMKM ini sendiri memiliki harapan terhadap

perkembangan fintech ini.

Pak Taqdir pemilik usaha The Crepers;

Page 86: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

72

“harapannya agar fintech ini makin berkembang lagi, sistem

keamanannya makin ditingkatkan dan untuk penyedia aplikasi agar

biaya atau potongan setiap transaksi dapat dikurangi”

Ibu Ica selaku pegawai King Thai Tea;

“harapannya semoga fintech makin bagus lagi dan kendala-kendala

seperti pendapatan saat transaksi lambat masuk dapat diatasi”

Ibu Sukma selaku manajer di rumah makan Mbak Daeng;

“harapannya sih kedepan semoga fintech ini makin berkembang yah dan

untuk masyarakat yang belum menggunakan fintech jangan takut untuk

menggunakannya, fintech ini sangat mudah dan aman digunakan”

Harapan yang telah disampaikan oleh ketiga narasumber dalam perkembangan

fintech kiranya dapat menjadi dorongan agar fintech dapat lebih berkembang dimasa

depan. Fintech hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan kemudahan

proses transaksi pembayaran, ini juga sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia (BI) nomor 18/40/PB/2016 perihal pelaksanaan pemrosesan

transaksi pembayaran dengan sistem inovasi Fintech untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat.

4. Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan dua uji, yaitu uji

kredibilitas (triangulasi sumber data) serta uji dependabilitas (konsistensi dan

ekuivalensi). Dari pengujian tersebut, beberapa hal ditemukan sebagai berikut:

a. Uji Kredibilitas

Terdapat kesamaan pendapat dari ketiga informan pengelola usaha

bahwa dengan penggunaan fintech ini dapat meningkatkan laba atau

Page 87: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

73

pendapatan. Hal ini dapat dilihat dari wawancara ketiga informan bahwa

sejak penggunaan fintech laba atau pendapatannya mengalami kenaikan

yang lumayan namun tidak siginifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa

data yang ditunjukkan sudah kredibel dan telah memenuhi syarat

kredibilitas suatu data.

b. Uji Dependabilitas

1. Metode konsistensi yang digunakan menunjukkan bahwa para

informan pada saat wawancara telah menunjukkan kesesuaian

antara pertanyaan yang diajukan dengan jawaban yang diberikan.

Hal ini menunjukka tingginya tingkat konsistensi terhadap tujuan

penelitian.

2. Kosistensi terhadap tujuan pertanyaan terkait penerapan fintech

dalam peningkatan laba usaha menurut peneliti telah sesuai

dengan yang diharapkan. Hal ini didasarkan pada temuan uji

kredibilitas yang menyatakan peningkatan laba selama penerapan

fintech. Dalam hal ini, penelitian disimpulkan konsisten dalam isu

yang diangkat dan terhadap novelty yang ditawarkan.

Page 88: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini terkait Maksimalisasi laba usaha pada UMKM dengan penerapan

Fintech dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pandangan pengelola usaha mengenai fintech bahwa ini sesuatu yang

sangat penting dalam pengembangan usaha. Dimana dengan penggunaan

fintech dapat mempermudah sistem pembayaran. Konsumen tidak perlu

lagi membawa uang cash cukup dengan menggunakan fintech (Gopay)

dalam melakukan pembayaran dan ini sangat menguntungkan pelaku

usaha ataupun konsumen.

2. Penggguna fintech pada tiga pelaku usaha di kota Makassar telah

memberikan kenaikan laba berkisar 20-30%. Kenaikan laba tentu menjadi

hal yang sangat berpengaruh dalam perkembangan usaha. Kenaikan ini

dapat terjadi dikarenakan dengan penggunaan fintech ini mengatasi

permasalahan yang sering terjadi seperti terbatasnya ekses pasar, terbatas

akses informasi mengenai sumberdaya dan teknologi serta keinginan

masyarakat yang ingin bertransaksi lebih cepat, mudah dan nyaman. Hal

ini sesuai tujuan diciptakannya fintech yang membuat transaksi lebih

aman, mudah ,dan praktis.

Page 89: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

75

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya mewancarai tiga informan pengelola usaha sehingga

hasil yang didapatkan belum maksimal.

2. Peneliti kesulitan mencari informan pada saat observasi khususnya pelaku

usaha menengah hal ini disebabkan kesibukan pemilik usaha.

3. Penelitian ini berlangsung singkat sehingga bisa dikatakan hasil yang

didapatkan kurang maksimal.

C. Saran Penelitian

Merujuk pada keterbatasan penelitian yang telah disebutkan, adapun saran

peneliti untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Penelitian yang akan datang selanjutnya menambah jumlah informan

sehingga hasil yang didapatkan maksimal.

2. Penelitian kualitatif merupakan penelitian mendalam sehinggah dibutuhkan

waktu yang relatif lama demi mendapatkan informasi dan data yang akurat.

Page 90: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

76

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Siti Nur Annisa. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Individu

Terhadap Financial Technology (Fintech) Syariah (Paytren) Sebagai Salah

Satu Alat Transaksi Pembayaran. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam,

9(2): 1-14.

Anarjia, Kevin dan Jones Z. Rante. 2018. Pengaruh Persepsi Manfaat Dan Persepsi

Kemudahan Penggunaan Terhadap Minat Menggunakan Layanan Uang

Elektronik Sakuku Pt. Bank Central Asia, Tbk Kcu Cikarang. Jurnal Sistem

Informasi. 1(2):1-8.

Ardiansyah, Tedy. 2019. Model Financial Dan Teknologi (Fintech) Membantu

Permasalahan Modal Wirausaha UMKM Di Indonesia. Majalah Ilmiah

Bijak, 16(2): 158-166.

Atmadja, A. T. 2013. Pergulatan Metodologi dan Penelitian Kualitatif dalam Ranah

Ilmu Akuntansi. Jurnal Akuntansi Profesi, 3(2): 122-141.

Azmi, Z., Abdillah Arif N. dan Wardayani. 2018. Memahami Penelitian Kualitatif

dalam Akuntansi. Akuntabilitas: Jurnal Ilmu Akuntansi, 11(1): 159-168.

Bungin, B. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif-Aktualisasi Metodologis ke Arah

Ragam Varian Kontemporer. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Burhanuddin, Chairul Iksan dan Muhammad Nur Abdi. 2019. Tingkat Pemahaman

dan Minat Masyarakat dalam Penggunaan Fintech. RISET & JURNAL

AKUNTANSI. 3(1): 21-27.

Chairil, H. M. Noor., Gartika Rahmasari., Ade Mubarok., Purwadhi dan Bambang

Sukajie. 2019. Upaya Stratejik Maksimalisasi Laba Untuk Perusahaan Yang

Berbasis Pada Produksi Makanan Camilan. JURNAL ABDIMAS BSI, 2(1):

154-165.

Chin, W. W., & Todd, P. A. 1995. On the use, usefulness and ease of use of structural

equation modeling in MIS research: A note of Caution. MIS Quarterly,

19(2): 237–246

Davis, F. D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User

Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13(3): 319.

Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R. (1989). User Acceptance of Computer

Technology: A Comparison of Two Theoretical Models. Management

Science, 35(8): 982–1003.

Page 91: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

77

Fachrudin, Fachri. 2015. Filosofi Laba Dalam Perspektif Fiqh Mu‟amalah Dan

Ekonomi Konvensional. JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL

ISLAM, 3(6): 275-292.

Fatmawati, Endang (2015), Technology Acceptance Model (TAM) untuk

Menganalisis Penerimaan terhadap Sistem Informasi Perpustakaan. Jurnal

Iqra, 9(1): 1-13.

Haidari, M. Balya dan Kartika Gianina Tileng. 2018. Analisa Faktor-Faktor

Berpengaruh pada Penggunaan Go-Pay. JUISI, 4(1): 10-15.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UGM.

Indriyati, Rada Nur dan Mimin Nur Aisyah. 2019. Determinan Minat Individu

Menggunakan Layanan Financial Technology Dengan Keran gka Innovation

Diffusion Theorydeterminan Minat Individu Menggunakan Layanan

Financial Technology Dengan Kerangka Innovation Diffusion Theory.

Jurnal Nominal, 8(2): 209-223.

Jati, Jamitko Nugroho., Laksito, Herry (2012), Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Minat Pemanfaatan dan Penggunaan Sistem E-Ticket (Studi

Empiris pada Biro Perjalanan di Kota Semarang), Diponegoro Journal of

Accounting, 1(2): 1-15.

Joan, Leoni dan Tony Sitinjak. 2019. Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan Dan

Persepsi Kemudahan Penggunaan Terhadap Minat Penggunaan Layanan

Pembayaran Digital Go-Pay. Jurnal Manajemen, 8(2): 27-39 .

Kasali, rhenald. 2008. Metode-metode riset kualitatif. Bandung: Mizan media utama

Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana

Meneliti dan Menulis Tesis?. Edisi 4. Jakarta: Erlangga.

Laily, Nujmatul. 2013. Praktik Akuntansi Pada Bisnis Retail: Sebuah Studi

Fenomenologi. MODERNISASI, 9(3): 161-168.

Lee, C., & Wan, G. 2010. Including Subjective Norm And Technology Trust In The

Technology Acceptance Model. ACM SIGMIS Database, 41(4), 40.

Luckandi, Diardo. 2019. Analisis Transaksi Pembayaran Menggunakan Fintech Pada

Umkm Di Indonesia: Pendekatan Adaptive Structuration Theory. Jurnal

Informatika dan Komputer (JIKO), 4(1): 1-14.

Page 92: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

78

Maier, E. 2016. Journal of Retailing and Consumer Services Supply and demand on

crowdlending platforms  : connecting small and medium-sized enterprise

borrowers and consumer investors. Journal of Retailing and Consumer

Services, 33(1): 143–153.

Manan, Yuliyanti M. 2019. Sistem Integrasi Proteksi & Manajemen Resiko Platform

Fintech peer to peer (P2P) Lending dan Payment Gateway untuk

Meningkatkan Akselerasi Pertumbuhan UMKM 3.0 Journal of Islamic

Economics, Finance, and Banking, 2(1): 73-87.

Mulasiwi, Cut Misni Mulasiwi dan Karina Odia Julialevi. 2020. Optimalisasi

Financial Teknologi (Fintech) Terhadap Peningkatan Literasi Dan Inklusi

Keuangan Usaha Menengah Purwokerto. Performance, 27(1): 12-20.

Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.

Prenamedia Group. Jakarta.

Muzdalifa, Irma., Inayah Aulia Rahma dan Bella Gita Novalia. 2018. Peran Fintech

Dalam Meningkatkan Keuangan Inklusif Pada Umkm Di Indonesia

(Pendekatan Keuangan Syariah). Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal

Ekonomi dan Perbankan Syariah, 3(1): 1-24.

Narastri, Maulidah dan Abdullah Kafabih. 2020. Financial Technology (Fintech) Di

Indonesia Ditinjau Dari Perspektif Islam. Indonesian Interdisciplinary

Journal of Sharia Economics (IIJSE), 2(2): 155-170.

Nurul, Farida R. 2016. Menggunakan Metode Etnogtafi dalam Penelitian Sosial.

Dimensi, 9(2): 87-92.

Paath, David Kristian dan Ria Manurung. 2019. Analisis Persepsi Pengguna Layanan

Transaksi Digital Terhadap Financial Technology (Fintech) Dengan Model

E-Money (Studi kasus: layanan Go-Pay “Gojek” di Purwokerto). Jurnal

HUMMANSI, 2(2): 38-45.

Pardede, Aprilda Rosita Fujianty. 2019. Legalitas Pembayaran Menggunakan Uang

Elektronik Asingwechat Pay Di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan

Pendidikan, 3(3): 209-222.

Prajanto, Agung dan Ririh Dian Pratiwi. 2019. Revolusi Industri 4.0: Desain

Perkembangan Transaksi dan Sistem Akuntansi Keuangan. Jurnal Ilmu

Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT, 10(1): 86-96.

Rahadiyan, Inda dan Alfhica Rezita Sari. 2019. Peluang Dan Tantangan

Implementasi Fintech Peer To Peer Lending Sebagai Salah Satu Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia. JURNAL

DEFENDONESIA, 4(1): 18-28.

Page 93: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

79

Rasyid, Harun Al. 2017. Pengaruh Kualitas Layanan Dan Pemanfaatan Teknologi

Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Go-Jek. Jurnal Ecodemica.

1(20): 210-223.

Sakri, Nurhidayah., Jamaluddin Majid dan Muh. Sapril Sardi Juardi. 2018.

MENGUNGKAP INFORMASI AKUNTANSI USAHA KECIL (SEBUAH

STUDI FENOMENOLOGI). Akuntansi Peradaban, 4(2): 75-100.

Sari, Pipit Buana dan Handriyani Dwilita. 2018. Prospek Financial Technology

(Fintech) Di Sumatera Utara Dilihat Dari Sisi Literasi Keuangan, Inklusi

Keuangan dan Kemiskinan. KAJIAN AKUNTANSI, 9(1): 9-18.

Septiyati, Lusi. 2019. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN

PENGGUNA TRANSAKSI DENGAN SISTEM PEMBAYARAN GO-

PAY. JURNAL HUKUM PARADIGMA, 2(1): 1-25.

Sianturi, Posmaria. 2017. Peran Ekonomi Digital Dalam Mendorong Pertumbuhan

Ekonomi Nasional. Jurnal Inspirasi Volume, 8(2): 51-55.

Sitompul, Meline Gerarita. 2018. Urgensi Legalitas Financial Technology (Fintech):

Peer To Peer (P2p) Lending Di Indonesia. JURNAL YURIDIS UNAJA, 1(2):

68-79.

Sri Susilo, Y. 2005. Strategi Survival Usaha Mikro Kecil (Studi Empiris Pedagang

Warung Angkringan di Yogyakarta). Telaah Bisnis, 6(2): 161 –178.

Sri Susilo, Y. 2007. Pertumbuhan Usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan

Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Eksekutif, 4(2): 306 –313.

Suci, Y. R. 2017. Perkembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di

Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, 6(1): 51–58.

Sudaryanto. 2011. The Need for ICT-Education for Manager or Agribusinessman to

Increasing Farm Income : Study of Factor Influences on Computer Adoption

in East Java Farm Agribusiness. International Journal of Education and

Development, JEDICT, 7(1): 6-67.

Sugiarti, Evy Nur., Nur Diana, dan M. Cholid Mawardi. 2019. Peran Fintech Dalam

Meningkatkan Literasi Keuangan Pada Usaha Mikro Kecil Menengah Di

Malang . E-JRA, 8(4): 90-104.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-21.

Bandung: Alfabeta

Sulayman, H. I. (2015). Growth and Sustaining of Islamic Finance Practice in the

Financial System of Tanzania: Challenges and Prospects. Procedia

Economics and Finance, 31(1): 361-366.

Page 94: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

80

Waspada, Ikaputera. 2012. Percepatan Adopsi Sistem Transaksi Teknologi Informasi

Untuk Meningkatkan Aksesibilitas Layanan Jasa Perbankan. Jurnal

Keuangan dan Perbankan, 16(1): 122-131.

Wiradimaja, Muhammad Fakhrisyad dan Brady Rikumahu. 2019. Pengaruh Faktor

Risiko Dan Faktor Kepercayaan Terhadap Adopsi Electronic Wallet

Menggunakan Model Tam (Studi Kasus: E-Wallet Ovo Di Kota Bandung).

e-Proceeding of Management, 6(2): 2457-2465.

Wu, I.L., Li, J.Y. dan Fu, C.Y. 2011. The Adoption Of Mobile Healthcare By

Hospital‟s Professionals: An Integrative Perspective. Decision Support

Systems, 51 (3): 587– 596.

Page 95: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 96: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

LAMPIRAN I

MANUSKRIP PENELITIAN

Page 97: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

MANUSKRIP PENELITIAN

Nama : Pak Taqdir

Nama usaha: The Crepers

1. Bagaimana anda menanggapi perkembangan Financial Technologi yang

sangat pesat saat ini?

Jawaban:

ini merupakan langkah yang sangat membantu terkhusus dibidang saya di

bidang UMKM ini karena ini juga sekaligus sebagai sebuah batu loncatan

dimana sebenarnya sekarang itu orang secara tidak langsung berfikir semua

harus di per simple ada beberapa orang itu bahkan malas membawa uang

cash jadi dengan adanya sistem pembayaran menggunakan aplikasi itu

sangat membantu mereka kita pun sangat terbantu dimana kalau itu kan tidak

harus kita kumpulkan tidak harus dibawah kemana-mana, itu langsung masuk

ke rekening kita jadi secara tidak langsung itu sangat membantu baik dari

customer ataupun dari kitanya sebagai pelaku usaha

2. Bagaimana keadaan lingkungan usaha anda setelah menerapkan teknologi

tersebut?

Jawaban:

disini sangat terbantu sekali sejak penggunaan Go-Food dimana sebelum

penggunaan Go-Food di tempat kami hanya hari-hari weekend saja yang

rame pembeli nah sejak kami menggunakan Go-Food hari-hari biasa pun

pembeli tetap banyak sehingga pendapatan kita tetap stabil

3. Apa tujuan anda menggunakan GO-FOOD dengan sistem pembyaran GO-

PAY?

Jawaban:

tujuan kami menggunakan Gopay ini untuk memudahkan dan meningkatkan

penjualan dan juga ini akan meningkatkan brand kami, berbeda dengan para

penjual di pinggir jalan yang lain yang tidak memakai Gopay image nya

berbeda, dengan image yang berbeda maka tinggkat kepercayaan customer

meningkat

4. Apa kelebihan/manfaat yang didapatkan setelah terintegrasi dengan GO-

FOOD dengan sistem pembyaran GO-PAY?

Jawaban:

Page 98: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

keuntungan yang kami dapatkan setelah menggunakan Gopay ini banyak sih,

memudahkan kami dalam penjualan baik dari transaksinya atau pengelolaan

keuangannya juga, apalagi saya agak riskan bawa uang tunai kemana-mana,

jadi kalau kita pakai Gopay ini bisa masuk ke rekening kita bisa lebih aman

5. Seperti kita tahu fintech ini diciptakan untuk memudahkan dalam

bertransaksi, bagaimana dengan usaha anda? Apakah ini memudahkan bapak

dalam menjalankan bisnis anda?

Jawaban?

penggunaan aplikasi ini sangat mudah digunakan pak tampilan menu dalam

aplikasi mudah dimengerti orang baru belajar pun pasti langsung bisa

menggunakan aplikasi ini

6. Bagaimana prospek laba sebelum dan setelah menerapkan GO-FOOD dengan

sistem pembayaran GO-PAY?

Jawaban:

semenjak menggunakan aplikasi ini penjualan kami meningkat lumayan lah

peningkatan sekitar 20-30%

7. Apa pesan dan harapan anda terkait dengan perkembangan fintech ke

depannya, utamanya terkait dengan usaha anda yang saat ini terintegrasi

dengan GO-FOOD?

Jawaban:

harapannya agar fintech ini makin berkembang lagi, sistem keamanannya

makin ditingkatkan dan untuk penyedia aplikasi agar biaya atau potongan

setiap transaksi dapat dikurangi

Page 99: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

MANUSKRIP PENELITIAN

Nama : Ibu ica

Nama usaha: King Thai Tea

1. Bagaimana anda menanggapi perkembangan Financial Technologi yang

sangat pesat saat ini?

Jawaban:

kalau saya terbantu sekali mi pak dengan penggunaan aplikasi, sangat

membantu saya dan para pelaku usaha dalam mengembangkan usaha. dan

penggunaan aplikasi ini sangat mudah dan simpel, saya sebagai orang yang

awam pun dapat dengan mudah menggunakan aplikasi ini. Pembayaran

dengan gopay sangat cepat pak, berbeda dengan yang memakai uang tunai

harus mengembalikan kembalian jika uang yang dipakai membayar nominal

tinggi dan itu memakan waktu lagi apalagi jika tidak punya uang kecil untuk

pengembalian saya harus pergi lagi menukar di warung sebelah yang mana

itu akan makan waktu lagi dan penggunaan Gopay ini lebih aman beda

dengan penggunaan uang tunai yang rentan terjadi penipuan yang mana

uang yang digunakan pembeli bisa jadi uang palsu

2. Bagaimana keadaan lingkungan usaha anda setelah menerapkan teknologi

tersebut?

Jawaban:

kalau dari lingkungannya ya itu pak penggunaan uang tunai kemudian

berubah ke gopay jadi orang-orang tidak perlu lagi menggunakan uang tunai

untuk membayar. dan pencatatan nya sangat membantu karena sudah dengan

otomatis tercatat di aplikasi

3. Apa tujuan anda menggunakan GO-FOOD dengan sistem pembyaran GO-

PAY?

Jawaban:

kalau tujuannya memudahkan dalam proses penjualan atau pun pembayaran,

yang mana ini akan meningkatkan pendapatan

4. Apa kelebihan/manfaat yang didapatkan setelah terintegrasi dengan GO-

FOOD dengan sistem pembyaran GO-PAY?

Jawaban:

kalau manfaatnya sangat bermanfaat pak, manfaatnya ya dari penjualannya,

dimudahkan menjual produk dan proses transaksinya sangat mudah, tidak

Page 100: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

repot-repot lagi menghitung uang tunai karena semua transaksi dengan

Gopay sudah tercatat di aplikasi

5. Seperti kita tahu fintech ini diciptakan untuk memudahkan dalam

bertransaksi, bagaimana dengan usaha anda? Apakah ini memudahkan bapak

dalam menjalankan bisnis anda?

Jawaban:

gampang sekali cara pakenya pak, meskipun butuh penyesuaian karena tiba-

tiba menggunakan aplikasi ini, kalau kendala nya sih jaringan internet harus

stabil pak

6. Bagaimana prospek laba sebelum dan setelah menerapkan GO-FOOD dengan

sistem pembayaran GO-PAY?

Jawaban:

kalau pendapatan mengalami kenaikan tapi nggak terlalu besar sekitar 20%

7. Apa pesan dan harapan anda terkait dengan perkembangan fintech ke

depannya, utamanya terkait dengan usaha anda yang saat ini terintegrasi

dengan GO-FOOD?

Jawaban:

harapannya semoga fintech makin bagus lagi dan kendala-kendala seperti

pendapatan saat transaksi lambat masuk dapat diatasi

Page 101: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

MANUSKRIP PENELITIAN

Nama : Ibu Sukma

Nama usaha: Mbak Daeng

1. Bagaimana anda menanggapi perkembangan Financial Technologi yang

sangat pesat saat ini?

Jawaban:

penggunaan metode pembayaran Gopay ini sangat memudahkan bagi

customer ataupun bagi kami, dengan penggunaan Gopay para pelanggan

dapat langsung membayar makanan ataupun minuman yang telah di pesan

dan dari pihak kami pun tak lagi repot-repot mengambil uang pelanggan

karena dengan otomatis masuk ke pihak kami

2. Bagaimana keadaan lingkungan usaha anda setelah menerapkan teknologi

tersebut?

Jawaban:

Alhamdulillah kalau dari keadaannya tidak ada kesulitan karena sejak

penggunaan Gopay kami cukup mudah beradaptasi, aplikasi ini cukup mudah

dijalankan jadi mempelajarinya tidak butuh waktu yang lama dan kami justru

sangat terbantu karena memudahkan pekerjaan kami seperti setiap order

yang masuk akan tercatat di aplikasi tersebut dan ini sangat memudahkan

kami dari segi pencatatan. Ini juga sangat membantu pelanggan kami yang

mana jika mereka sibuk karena pekerjaan, mereka bisa langsung order tanpa

harus kesini membeli

3. Apa tujuan anda menggunakan GO-FOOD dengan sistem pembyaran GO-

PAY?

Jawaban:

tujuan kami menggunakan Gopay ini meningkatkan metode jual beli. Pembeli

tidak harus ke tempat kami untuk membeli makanan cukup pada penggunaan

aplikasi yang ada di hp dapat memesannya. Dan tentu saja ini akan

meningkatkan penjualan kami

4. Apa kelebihan/manfaat yang didapatkan setelah terintegrasi dengan GO-

FOOD dengan sistem pembyaran GO-PAY?

Jawaban:

Page 102: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

manfaatnya sangat dirasa ya, bagamana transaksi keuangan jadi di

permudah dengan penggunaan Gopay ini dan juga sangat membantu dalam

pencatatan serta memilimalisir kekeliruan ataupun kecurangan

5. Seperti kita tahu fintech ini diciptakan untuk memudahkan dalam

bertransaksi, bagaimana dengan usaha anda? Apakah ini memudahkan bapak

dalam menjalankan bisnis anda?

Jawaban:

kalau segi pengoprasiannya tidak ada kesulitan malahan aplikasi ini begitu

mudah digunakan, pegawai disini juga cukup cepat mengerti

pengoprasiannya ini karena karena sebelumnya pegawai disini sudah

mengenal fintech jadi untuk penyesuaiannya tidak butuh waktu lama

6. Bagaimana prospek laba sebelum dan setelah menerapkan GO-FOOD dengan

sistem pembayaran GO-PAY?

Jawaban:

mengalami peningkatan yang cukup tinggi, sebelum penggunaan aplikasi ini

omset per hari sekitar 6-7 juta setalah penggunaan sekitar 8-9 juta per hari

7. Apa pesan dan harapan anda terkait dengan perkembangan fintech ke

depannya, utamanya terkait dengan usaha anda yang saat ini terintegrasi

dengan GO-FOOD?

Jawaban:

harapannya sih kedepan semoga fintech ini makin berkembang yah dan untuk

masyarakat yang belum menggunakan fintech jangan takut untuk

menggunakannya, fintech ini sangat mudah dan aman digunakan

Page 103: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

LAMPIRAN II

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 104: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha
Page 105: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha
Page 106: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

LAMPIRAN III

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 107: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

Foto 1. Proses wawancara bersama Ibu Sukma selaku manajer rumah makan Mbak

Daeng

Foto 2. Bersama Ibu Sukma dalam pengambilan foto depan rumah makan Mbak

Daeng

Page 108: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

Foto 3. Bersama Ibu Ica selaku pegawai King Thai Tea

Page 109: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

Foto 4. Bersama Pak Taqdir selaku pemilik usaha The Crepers di Aroepala Food

City

Page 110: Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha

RIWAYAT HIDUP

MUHAMMAD ALIF RIDWAN, dilahirkan di Majene

Kec. Banggae Timur Kab. Majene Provinsi Sulawesi Barat.

Penulis merupakan anak kedua, buah hati dari Ayahanda

Ridwan Samin dan Ibunda Hj. Yusran. Penulis memulai

pendidikan dasar di SDN 6 Majene pada tahun 2003 dan

tamat pada tahun 2009. Selanjutnya penulis melanjutkan

studinya pada jenjang sekolah menengah pertama di SMPN 3 Majene pada tahun

2009 dan selesai pada tahun 2012. Setamatnya pada sekolah menengah, penulis

menempuh pendidikan menengah atas di SMAN 1 Majene pada tahun 2012. Setelah

menyelesaikan pendidikan menengah atas pada tahun 2015, penulis melanjutkan

pendidikan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam jurusan akuntansi dan selesai pada tahun 2020.